indikator hipertensi

6
INDIKATOR HIPERTENSI No. Nama Stress Makanan Asin Minya k jelan tah OR Rokok Alcohol Ya Tid ak Ya T Y T Y T Y T Y T 1 Pasikem 2 Kardem 3 Tarnuji 4 Saltini 5 Wiriamej a 6 Nasilem 7 Ritem 8 Mitem 9 Ratem 10 Winarto 11 Satiem 12 Kasitem 13 Sutini 14 Sartem 15 Warsiti Ѵ Ѵ Ѵ 16 Karlem Ѵ Ѵ Ѵ 17 Widem Ѵ Ѵ 18 Karlem Ѵ Ѵ 19 Citra Wireja Ѵ Ѵ 20 Sungeb Ѵ Ѵ Ѵ 21 Ratem Ѵ Ѵ 22 Sunarni V v 23 Turinem V V v v 24 Tasem V V v

Upload: iman-hendrianto

Post on 02-Aug-2015

105 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: INDIKATOR HIPERTENSI

INDIKATOR HIPERTENSI

No. Nama

StressMakanan

AsinMinyak jelantah

OR Rokok Alcohol

Ya Tidak YaT Y T Y T Y T Y

T

1 Pasikem √  √  √   √     √ √

2 Kardem √  √   √  √     √ √

3 Tarnuji √  √   √  √     √ √

4 Saltini √  √   √  √     √ √

5 Wiriameja √  √   √  √     √ √

6 Nasilem  √ √   √     √   √ √

7 Ritem √   √  √    √   √ √

8 Mitem √  √   √  √     √ √

9 Ratem √  √   √     √   √ √

10 Winarto  √ √   √   √ √   √

11 Satiem  √ √  √ √   √   √

12 Kasitem √  √   √   √ √   √

13 Sutini √  √  √     √   √ √

14 Sartem √   √   √     √   √ √   

15 Warsiti√

 √

 Ѵ Ѵ

 √

 Ѵ

16 Karlem√

 √

 Ѵ

   Ѵ

 √ Ѵ

17 Widem√

 √

 √  Ѵ

   √ Ѵ

18 Karlem√

   √  √Ѵ

 √

 Ѵ

19 Citra Wireja √ √

 √  Ѵ

   √ Ѵ

20 Sungeb √ √

 Ѵ Ѵ

 √

 Ѵ

21 Ratem √ √

 √  Ѵ

   √ Ѵ

22 Sunarni   √ √   V   √ √   v

23 Turinem   √  √   V   V v   v

24 Tasem √  √  √   V     V v

25 Darmo √   √  √   V     V v

26 Kusmini  √ V     V     V v

27 Saraji  √ V   V V   v   v

28 Kaswanto   √ √  √   V     V v

Page 2: INDIKATOR HIPERTENSI

Stress14%

Konsumsi Asin39%Jelantah

29%

Kurang Olahraga13% Alcohol

6%

indikator hipertensi

Berdasarkan data demografi penduduk desa Pegalongan yang dijadikan responden

dalam praktek lapangan kami, didapatkan bahwa lebih banyak responden penduduk

wanita dibandingkan penduduk pria. Hal ini dapat dikorelasikan dengan tingginya

penderita hipertensi yang juga merupakan penduduk wanita. Selain daripada faktor

jumlah penduduk yang didominasi oleh wanita, wanita juga memiliki beberapa faktor

resiko yang memang lebih sering terjadi pada wanita. Salah satu diantaranya adalah

obesitas yaitu kegemukan dan kadar lemak tubuh berlebihan terutama yang berada di

jaringan bawah kulit atau lemak yang menumpuk di jaringan perut yang biasa terjadi

pada wanita karena konsumsi makanan berlemak secara berlebihan dan kurangnya

olahraga atau aktivitas fisik lain. (Singh, Paramjit, 2011). Obesitas dapat dikorelasikan

dengan tinggi rendahnya resiko hipertensi karena berdasarkan data, sebagian besar

Page 3: INDIKATOR HIPERTENSI

penduduk desa Pegalongan jarang melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga, juga

konsumsi makanan yang digoreng dengan minyak. Kandungan lemak yang berlebih akan

menekan kapasitas ruang dari pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan pembuluh

darah, lemak juga dapat menyumbat pembuluh darah yang disebut dengan

Arterosklerosis dan berujung pada hipertensi.

Berdasarkan survey yang kami lakukan dalam praktek lapangan di desa Pegalongan

didapatkan juga hubungan antara hipertensi dan faktor resiko lain yang

mempengaruhinya. Faktor resiko yang berpengaruh terhadap penyakit hipertensi antara

lain yaitu kebiasaan tidak baik seperti merokok, kurangnya olahraga atau aktivitas fisik

lainnya, konsumsi makanan yang mengandung lemak berlebihan, serta terlalu sering

menggunakan minyak bekas atau jelantah dalam memasak makanan sehari-hari.

Dari berbagai faktor resiko yang sudah dijabarkan di atas, dapat diambil prosentase

dari faktor resiko penyebab hipertensi. Faktor resiko yang paling tinggi pengaruhnya

dalam menyebabkan penyakit hipertensi yaitu konsumsi makanan asin sebanyak 38% dari

keseluruhan responden. Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi terjadi melalui

peningkatan volume plama, curah jantung dan tekanan darah. Konsumsi garam yang

dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari yang setara dengan 110 mmol natrium atau 2400

mg/hari (Irza, 2009). Asupan natrium yang tinggi dapat menyebabkan tubuh meretensi

cairan sehingga meningkatkan volume darah. Sedangkan pada urutan kedua yang paling

berpengaruh adalah akibat dari konsumsi minyak jelantah sebanyak 28%. Pada urutan

ketiga, stress menempati faktor resiko pada warga di desa Pegalongan, stress dapat

diakibatkan oleh karena fungsi keluarga yang kurang maksimal, banyak anggota keluarga

yang selain bekerja sebagai petani, bekerja juga di luar kota, seperti misalnya Purwokerto

atau Cilacap, sehingga tidak sedikit keluarga yang tidak memiliki banyak waktu untuk

bersama. Hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf

simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf

parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas. Peningkatan

aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak

menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap

tinggi.

Page 4: INDIKATOR HIPERTENSI

Pada urutan keempat, kebiasaan masyarakat desa Pegalongan yang kurang

berolahraga turut berperan aktif dalam tingginya angka penderita hipertensi, sebanyak

13%, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, aktivitas fisik yang rendah dapat

menyebabkan penumpukan lemak di pembuluh darah sehingga darah dipaksa melalui

diameter pembuluh darah yang mengecil sementara volume darah yang harus melalui

pembuluh tersebut tetap konstan sehingga terjadilah kenaikan tekanan darah atau

hipertensi.

Terakhir, presentasi terkecil diduduki oleh kebiasaan mengkonsumsi alkohol pada

sebagian masyarakat desa Pegalongan, yakni sebanyak 6%. Alkohol bersifat

meningkatkan aktivitas saraf simpatis karena dapat merangsang sekresi Corticotropin

Releasing Hormone (CRH) yang berujung pada peningkatan tekanan darah.

Sebenarnya ada program di desa Pegalongan dimana para lansia diberikan beberapa

fasilitas kesehatan antara lain pemeriksaan kesehatan tiap bulan dan olahraga senam

bersama yang dilakukan setiap bulan pada minggu kedua. Namun sebagian besar

penduduk di desa Pegalongan yang dijadikan responden terutama yang berpendidikan

kurang tinggi, mereka kurang peduli dengan kesehatan sehingga tidak sedikit yang

mengatakan malas dalam mengikuti kegiatan senam tersebut. Hal ini mungkin

disebabkan oleh kurangnya pendidikan dan kesadaran akan pentingnya olahraga dalam

mencegah hipertensi selain beberapa faktor resiko yang lebih berpengaruh lainnya.

Irza, Syukraini. 2009. Analisis Faktor Resiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari Bungo

Tanjung, Sumatera Barat. Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara