induksi maturogenesis dengan pulpotomi parsial

16
Studi Kasus Induksi Maturogenesis dengan Pulpotomi Parsial: 1 tahun Follow-Up Dalam kasus karies gigi permanen immature, pilihan perawatan masih menjadi kontroversial dalam kedokteran gigi anak. Perawatan saluran akar radikal biasanya menjadi solusi untuk gigi ini. Bahkan, pulpotomi parsial adalah perawatan vital untuk trauma pada gigi permanen immature; pulpektomi tidak perlu dilakukan pada karies gigi permanen immature dengan pulpitis reversibel. Tulisan ini menjelaskan pulpotomi parsial dari karies mempengaruhi gigi permanen immature dan follow-up selama 1 tahun. Seorang pasien laki-laki 11 tahun yang sehat dirujuk ke Gazi University Faculty of Dentistry Department of Pediatric Dentistry. Pasien memiliki gejala pulpitis reversibel pada gigi 45. Dalam pemeriksaan radiografi, apeks immature dan lesi karies dalam telah diamati dan dilakukan pulpotomi parsial dengan menggunakan kalsium hidroksida untuk mempertahankan vitalitas pulpa dan memungkinkan perkembangan lebih lanjut dari akar dentin dengan harapan akar akan mencapai kematangan penuh. Tindak lanjut secara klinis dan radiografi tidak hanya menunjukkan penutupan apeks pulpal vital ( apexogenesis ), tetapi juga perkembangan akar secara fisiologis (maturogenesis) setelah 1 tahun. Pulpotomi parsial

Upload: dewinomo

Post on 20-Oct-2015

140 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

radiologi

TRANSCRIPT

Page 1: Induksi Maturogenesis Dengan Pulpotomi Parsial

Studi Kasus

Induksi Maturogenesis dengan Pulpotomi Parsial: 1 tahun Follow-Up

Dalam kasus karies gigi permanen immature, pilihan perawatan masih menjadi

kontroversial dalam kedokteran gigi anak. Perawatan saluran akar radikal

biasanya menjadi solusi untuk gigi ini. Bahkan, pulpotomi parsial adalah

perawatan vital untuk trauma pada gigi permanen immature; pulpektomi tidak

perlu dilakukan pada karies gigi permanen immature dengan pulpitis reversibel.

Tulisan ini menjelaskan pulpotomi parsial dari karies mempengaruhi gigi

permanen immature dan follow-up selama 1 tahun. Seorang pasien laki-laki 11

tahun yang sehat dirujuk ke Gazi University Faculty of Dentistry Department of

Pediatric Dentistry. Pasien memiliki gejala pulpitis reversibel pada gigi 45. Dalam

pemeriksaan radiografi, apeks immature dan lesi karies dalam telah diamati dan

dilakukan pulpotomi parsial dengan menggunakan kalsium hidroksida untuk

mempertahankan vitalitas pulpa dan memungkinkan perkembangan lebih lanjut

dari akar dentin dengan harapan akar akan mencapai kematangan penuh. Tindak

lanjut secara klinis dan radiografi tidak hanya menunjukkan penutupan apeks

pulpal vital ( apexogenesis ), tetapi juga perkembangan akar secara fisiologis

(maturogenesis) setelah 1 tahun. Pulpotomi parsial adalah pengobatan opsional

karies gigi permanen immature untuk mengembalikan vitalitas dan perkembangan

akar fisiologis.

Pendahuluan

Perawatan karies gigi permanen dapat menghambat proses karies dan pulpa vital

bebas dari inflamasi. Tujuan dari terapi pulpa vital adalah untuk melindungi

vitalitas dan fungsi dari koronal atau sisa jaringan pulpa radikular. Jika karies

pada gigi tidak ditangani, pulpa akan menjadi nekrosis atau menyebabkan lesi

pada periradikular dan pasien akan merasa sakit, mengalami pembengkakan, dan

ketidaknyamanan lainnya. Perawatan yang menjadi pilihan tergantung pada

maturasi (kematangan) gigi. Pada gigi desidui tujuan utama perawatan adalah

memelihara fungsi, menghilangkan koronal pulpa yang terinfeksi atau

Page 2: Induksi Maturogenesis Dengan Pulpotomi Parsial

mempertahankan jaringan pulpa radikular. Pada gigi permanen, batas diperluas

dan biasanya diikuti dengan pulpektomi, obturasi sistem saluran akar.

Faktor berbeda seperti trauma atau karies juga dapat mempengaruhi pertumbuhan

dan maturasi akar gigi permanen. Jika kerusakan sudah melibatkan pulpa gigi

permanen immature, perawatan menjadi berubah. Telah diputuskan bahwa

pulpektomi adalah pilihan perawatan terbaik untuk mencegah dan menyembuhkan

periodontitis apikal. Terbukti bahwa, perawatan saluran akar pada gigi vital

memperlihatkan hasil yang baik. Meskipun demikian, tingkat keberhasilan

perawatan endodontik tidak sebagus pada gigi vital, terutama pada gigi molar.

Oleh karena itu, mempertahankan pulpa vital menjadi tujuan utama pada

perawatan. Pada karies gigi permanen immature, disamping pulpektomi, terapi

pulpa vital menjadi prosedur alternatif karena kemampuan penyembuhan jaringan

pulpa yang tinggi pada pasien muda. Dengan prosedur ini, ketika dilakukan pada

gejala pulpa reversible, jaringan vital sisa dan deposisi dentin dan pertumbuhan

akar akan bertambah. Dan perawatan saluran akar menjadi tidak perlu dilakukan

lagi.

Secara keseluruhan keberhasilan dari terapi pulpa vital tergantung pada teknik

yang digunakan, status inflamatori pada gigi, tipe bahan yang digunakan, kriteria

keberhasilan, dan periode follow-up.

Seperti yang dijelaskan Cvek 1978, pulpotomi parsial adalah bentuk terapi pulpa

vital yang terdiri dari operasi pemotongan 2-3 mm dari jaringan koronal pulpa

yang rusak dan mengalami radang. Setelah pembuangan jaringan yang rusak,

dressing agent ditempatkan untuk stimulasi penyembuhan dan mempertahankan

vitalitas pulpa yang tersisa. Terapi ini menunjukkan hasil yang baik dalam

perawatan fraktur mahkota (95%) dan karies pada gigi immature posterior, gigi

permanen asymptomatic (91-93%).

Kalsium hidroksida, menjadi material pilihan untuk merangsang pembentukan

dentin setelah terkena karies pada gigi immature permanen selama beberapa

tahun. Cvek melaporkan bahwa pulpotomi parsial dan pulp capping dengan

menggunakan kalsium hidroksida pada gigi permanen immature mempunyai

Page 3: Induksi Maturogenesis Dengan Pulpotomi Parsial

tingkat keberhasilan 96%. Dengan aplikasi kalsium hidroksida, dentin bridge akan

terbentuk di atas jaringan sehat pulpa. Dengan tidak adanya dentin bridge, sisa

pulpa akan menjadi tidak terikat dan diikuti dengan degenerasi, atrofi (terhentinya

pertumbuhan) dan shrinkage dari dentin. Oleh karena itu, pembentukan dentin

bridge menjadi faktor pembawa dari luar untuk proteksi pulpa.

Tidak hanya kalsium hidroksida, tetapi juga mineral trioxide aggregate (MTA)

telah diusulkan sebagai material yang sesuai untuk terapi vital pulpa. Material ini

mempunyai sifat fisik yang bagus dan biokompatibel. Dan juga menjadi bahan

pengisi yang bagus dan mempunyai adaptasi marginal yang sangat bagus. Selain

itu, material ini juga tidak hanya menstimulasi apoptosis sel pulpa tetapi

menginduksi proliferasi dari sel ini.

Istilah maturogenesis telah digunakan secara berulang pada pertumbuhan

fisiologis akar yang tidak terbatas pada daerah apikal. Dengan cara ini, deposisi

berlanjut pada dentin akar yang menjadi resisten terhadap fraktur. Sebuah studi

kasus yang menunjukkan vitalitas dari gigi immature yang dirawat setelah

pengaplikasian CA(OH)2 pulpotomi parsial diikuti dengan pertumbuhan fisiologis

akar.

Studi kasus

Seorang anak laki-laki Turki berusia 11 tahun datang ke klinik gigi Gazi

Inuversity Faculty of Dentistry Department of Pediatric dengan keluhan sensitif

terhadap dingin dan manis. Tidak ada rasa sakit secara tiba-tiba yang dialaminya.

Riwayat kesehatan dari pasien juga tidak ada. Pada pemeriksaan klinis terlihat

karies oklusal-distal yang besar pada gigi premolar dua kanan bawah (gigi 45)

tanpa tanda-tanda pembengkakan pada ekstraoral atau intraoral (gambar 1).

Didapat hasil tes perkusi dan palpasi negatif dan mobilitas masih dalam batas

normal. Tes vitalitas pulpa menggunakan tes elektrik pulpa menunjukkan respon

positif. Sebagai tambahan, respon dari gigi yang berdekatan adalah positif dan

dalam batas normal pada tes elektrik pulpa. Pada pemeriksaan radiografi terlihat

batas yang tertutup antara karies dan tanduk pulpa dan akar belum berkembang

Page 4: Induksi Maturogenesis Dengan Pulpotomi Parsial

dengan bagian apeks yang terbuka lebar dan tidak ada tanda-tanda patologi

periradikular(gambar 2).

Sebagai hasil perkiraan secara klinis dan radiografi, status pulpa pada gigi 45

masih vital dengan pulpitis reversible dengan karies. Rencana perawatan termasuk

pembuangan lesi karies dan evaluasi klinis pada pulpa yang terbuka. Terapi vital

pulpa termasuk didalamnya pulpotomi parsial dengan kalsium hidroksida telah

direncanakan dan informed consent telah diperoleh dari ayah pasien.

Setelah anastesi lokal, gigi dibersihkan dengan pumis dan diisolasi dengan rubber

dam. Pembuangan karies menggunakan diamond round bur high-speed 801-016

ML dengan irigasi yang banyak dan dilanjutkan dengan round bur baja dan

pembukaan tanduk pulpa dengan perdarahan menengah. Kavitas dibersihkan

dengan saline dan cotton pellet yang steril dibasahi dengan saline yang digunakan

untuk menekan pulpa yang tebuka selama 5 menit. Setelah homeostasis

terjangkau, kalsium hidroksida ditempatkan dengan hati-hati pada pulpa yang

tebuka. GIC digunakan sebagai basis material dan gigi direstorasi dengan

amalgam (gambar 3).

Pasien dijadwalkan untuk kontrol 1 bulan kemudian untuk melihat perkembangan

pertumbuhan akar dan memeriksan adanya tanda-tanda atau gejala lainnya. Orang

tua diinformasikan untuk menghubungi klinik dental jika pasien mengalami sakit

dan ketidaknyamanan lainnya.

Pada kontrol 1 bulan kemudian, pemeriksaan klinis menunjukkan restorasi utuh

dan tidak adanya tanda atau gejala abnormal. Pasien tidak mengalami sakit atau

ketidaknyamanan lainnya. Gigi menunjukkan hasil positif pada tes elektrik pulpa

Page 5: Induksi Maturogenesis Dengan Pulpotomi Parsial

dan pemeriksaan radiografi menunjukkan pertumbuhan akar berlanjut dan

maturasi pada akar (gambar 4).

Pada bulan ke 3 dan 6, tidak ada tanda abnormal yang ditemukan, dan

pemeriksaan klinis tidak menunjukkan perubahan bentuk dari kunjungan

sebelumnya. Pulpa menunjukkan respon positif dengan tes elektrik pulpa.

Maturasi akar diamati mengalami progres yang signifikan ketika dibandingkan

dengan radiografi sebelumnya (gambar 5 dan 6).

Pasien dilihat 12 bulan kemudian setelah perawatan awal, dan dilaporkan tidak

ada gejala. Dilakukan tes pulpa ulang, dan gigi memberikan respon normal

terhadap tes. Radiografi periapikal menunjukkan pertumbuhan akar berlanjut dan

penutupan apikal (gambar 7). Maturasi akar (maturogenesis) tampak normal

dengan tidak adanya tanda-tanda resorbsi akar ataupun kalsifikasi akar.

Pembahasan

Akhir-akhir ini, terapi vital pulpa dan regenerasi dari pulpa yang terinfeksi

menjadi prosedur perawatan alternatif untuk gigi permanen immature. Tujuan

utama terapi vital pulpa adalah untuk melindungi kerusakan reversible pulpa dan

Page 6: Induksi Maturogenesis Dengan Pulpotomi Parsial

menaikkan reformasi vitalitas. Oleh sebab itu, sebagai lanjutan deposisi dentin,

resisten dan pematangan akar akan menahan fraktur. Zilberman dkk, melaporkan

bahwa 14-15 karies dalam gigi permanen immature menunjukkan respon vital

pulpa pada 12-99 bulan diikuti dengan pulpotomi sebagian. Mass dan Zilberman

menemukan keberhasilan mencapai 91.4% setelah minimum 12 bulan,

dilakukannya pulpotomi parsial pada perawatan karies gigi molar permanen

immature.

Ketika memutuskan pilihan perawatan pada gigi, pertimbangan utama bergantung

pada tingkat infeksi dan inflamasi pada pulpa, daripada ukuran atau lamanya

pulpa terbuka. Dalam kontradiksi pada traumatik, karies dapat dengan jelas

memodifikasi struktur dentin-pulpa. Modifikasi ini bergantung pada tingkat

penyakit dan maturitas dari pulpa. Oleh karena itu, perhatian penting harus tertuju

pada pemilihan kasus dan rencana perawatan untuk memperoleh hasil yang lebih

baik.

Walaupun banyak bahan baru yang diperkenalkan ke pasaran, Ca(OH)2 masih

menjadi material yang diterima dengan baik untuk stimulasi pembentukan dentin

setelah karies pada gigi permanen immature. Dalam literatur, banyak studi

melaporkan bahwa pulpotomi parsial pada karies gigi permanen immature dengan

kalsium hidroksida memiliki tingkat keberhasilan sebesar 93. Material ini mudah

didapat dan mudah dimanipulasi. Caliskan melaporkan 26 gigi molar permanen

vital dengan karies mencapai pulpa dan secara radiografi periapikal dilibatkan

dengan pulpotomi full koronal, dengan kalsium hidroksida ditempatkan secara

langsung pada jaringan radikular pulpa segera setelah perdarahan terhenti. Pada

24 gigi menunjukkan resolusi periapikal secara radiografi dan pembentukan

dentine bridge setelah 16-72 bulan. Dengan adanya perubahan periapikal secara

radiografi yang disertai dengan pulpitis reversible, lebih baik dibandingkan respon

langsung pada pulpa yang terinfeksi.

Evaluasi secara klinis dan radiografi pada 1, 3, 6, dan 12 bulan menunjukkan

vitalitas pulpa terjaga. Zaman sekarang, tes vitalitas masih menjadi dasar

neurological, dan ini masih kontradiksi pada gigi immature. Secara radiografi

Page 7: Induksi Maturogenesis Dengan Pulpotomi Parsial

adanya patologi periapikal pada gigi immature juga masih diragukan dengan

adanya gambaran radiolusen pada akar.

Faktanya bahwa keberhasilan secara histologi tidak dapat dievaluasi, keberhasilan

secara klinis dapat diperkirakan dengan tidak adanya tanda-tanda klinis atau

radiografi dari kerusakan dan pertumbuhan dentin akar dan penutupan apeks.

Pasien harus dipanggil kembali dan dilakukan perawatan ulang secara berulang

untuk melawan kerusakan yang tidak terlihat gejalanya.

Pilihan perawatan yang optimal adalah mempertahankan vitalitas dari pulpa yang

terbuka dibandingkan menggantinya dengan material filling akar. Bagaimanapun,

teknik, tipe dari material yang digunakan, status inflamasi dari gigi dapat berbeda

dan menjadi tantangan tersendiri bagi dokter gigi.

Keterangan dalam literatur dan kasus ini, untuk karies gigi permanen immature,

pulpotomi parsial adalah pilihan perawatan untuk mempertahankan vitalitas dan

pertumbuhan akar secara fisiologis. Cara ini, sama bagusnya dengan pulpa vital,

tidak hanya menutup apeks (apexogenesis) tetapi juga pertumbuhan akar secara

fisiologis (maturogenesis).

Page 8: Induksi Maturogenesis Dengan Pulpotomi Parsial

Rangkuman

Perawatan karies yang menjadi pilihan tergantung pada maturasi (kematangan)

gigi. Pada gigi desidui tujuan utama perawatan adalah memelihara fungsi,

menghilangkan koronal pulpa yang terinfeksi atau mempertahankan jaringan

pulpa radikular. Pada gigi permanen, batas diperluas dan biasanya diikuti dengan

pulpektomi, obturasi sistem saluran akar.

Pulpektomi adalah pilihan perawatan terbaik untuk mencegah dan menyembuhkan

periodontitis apikal. Terbukti bahwa, perawatan saluran akar pada gigi vital

memperlihatkan hasil yang baik. Oleh karena itu, mempertahankan pulpa vital

menjadi tujuan utama pada perawatan.

Pada karies gigi permanen immature, disamping pulpektomi, terapi pulpa vital

menjadi prosedur alternatif karena kemampuan penyembuhan jaringan pulpa yang

tinggi pada pasien muda. Dengan prosedur ini, ketika dilakukan pada gejala pulpa

reversible, jaringan vital sisa dan deposisi dentin dan pertumbuhan akar akan

bertambah. Dan perawatan saluran akar menjadi tidak perlu dilakukan lagi.

Secara keseluruhan keberhasilan dari terapi pulpa vital tergantung pada teknik

yang digunakan, status inflamatori pada gigi, tipe bahan yang digunakan, kriteria

keberhasilan, dan periode follow-up.

Pulpotomi parsial adalah bentuk terapi pulpa vital yang terdiri dari operasi

pemotongan 2-3 mm dari jaringan koronal pulpa yang rusak dan mengalami

radang. Setelah pembuangan jaringan yang rusak, dressing agent ditempatkan

untuk stimulasi penyembuhan dan mempertahankan vitalitas pulpa yang tersisa.

Terapi ini menunjukkan hasil yang baik dalam perawatan fraktur mahkota (95%)

dan karies pada gigi immature posterior, gigi permanen asymptomatic (91-93%).

Kalsium hidroksida, menjadi material pilihan untuk merangsang pembentukan

dentin setelah terkena karies pada gigi immature permanen selama beberapa

tahun. Dengan aplikasi kalsium hidroksida, dentin bridge akan terbentuk di atas

jaringan sehat pulpa. Dengan tidak adanya dentin bridge, sisa pulpa akan menjadi

tidak terikat dan diikuti dengan degenerasi, atrofi (terhentinya pertumbuhan) dan

Page 9: Induksi Maturogenesis Dengan Pulpotomi Parsial

shrinkage dari dentin. Oleh karena itu, pembentukan dentin bridge menjadi faktor

pembawa dari luar untuk proteksi pulpa.

Istilah maturogenesis telah digunakan secara berulang pada pertumbuhan

fisiologis akar yang tidak terbatas pada daerah apikal. Dengan cara ini, deposisi

berlanjut pada dentin akar yang menjadi resisten terhadap fraktur. Sebuah studi

kasus yang menunjukkan vitalitas dari gigi immature yang dirawat setelah

pengaplikasian CA(OH)2 pulpotomi parsial diikuti dengan pertumbuhan fisiologis

akar.

Dalam literatur, banyak studi melaporkan bahwa pulpotomi parsial pada karies

gigi permanen immature dengan kalsium hidroksida memiliki tingkat keberhasilan

sebesar 93. Material ini mudah didapat dan mudah dimanipulasi.

Faktanya bahwa keberhasilan secara histologi tidak dapat dievaluasi, keberhasilan

secara klinis dapat diperkirakan dengan tidak adanya tanda-tanda klinis atau

radiografi dari kerusakan dan pertumbuhan dentin akar dan penutupan apeks.

Pilihan perawatan yang optimal adalah mempertahankan vitalitas dari pulpa yang

terbuka dibandingkan menggantinya dengan material filling akar.

Keterangan dalam literatur dan kasus ini, untuk karies gigi permanen immature,

pulpotomi parsial adalah pilihan perawatan untuk mempertahankan vitalitas dan

pertumbuhan akar secara fisiologis. Cara ini, sama bagusnya dengan pulpa vital,

tidak hanya menutup apeks (apexogenesis) tetapi juga pertumbuhan akar secara

fisiologis (maturogenesis).

Page 10: Induksi Maturogenesis Dengan Pulpotomi Parsial

TERJEMAHAN JURNAL RKG-3

Induction of Maturogenesis by Partial Pulpotomi: 1 year follow-up

Oleh :

Dewi Kurniasih (04121004040)

Dosen Pembimbing : drg. Shanty Chairani, M. Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014