industri pengolahan karet

63
Industri pengolahan karet Lanjutan Bahan industri kimia

Upload: frengky-afrimirza

Post on 01-Jan-2016

553 views

Category:

Documents


91 download

DESCRIPTION

zczczcz

TRANSCRIPT

Page 1: Industri Pengolahan Karet

Industri pengolahan karet

Lanjutan Bahan industri kimia

Page 2: Industri Pengolahan Karet

DAFTAR PUSTAKA

1. Sutrisno, DR. 2005. Teknik Pasca Panen Tanaman Perkebunan

2. Pelatihan Peningkatan Kemampuan dan Keterampilan Penanganan Pasca Panen Karet. 2007. Pusat Peneltian Karet Balai Penelitian Sembawa

3. Purusowarso, Ir. 2007. Pegenalan Produk Primer Komoditi Karet

4. Direktorat Penanganan Pasca Panen,Ditjen. PPHP Departemen Pertanian. 2007. Pedoman Penanganan Pasca Panen Karet

Page 3: Industri Pengolahan Karet

KARETHavea brasiliensis L

• Penghasil lateks utama• Hasil olahan lateks: - Ribbed Smoked Sheets (RSS)

- “Crepe”- Lateks pekat

3

Page 4: Industri Pengolahan Karet

PROSPEK KARET DI PASAR DUNIA

• Karet Alam sebagai bahan baku industri barang jadi karet ban,sarung tangan karet, benang karet dll.

• Kedepan semakin cerah dg tumbuhnya ekonomi beberapa negara a.l China, Jepang, India, Korsel dan Malaysia

• IRSG meramal Th 2020 konsumsi karet dunia mencapai 10,945 juta ton dan produksi dunia mencapai 10,99 juta ton ada surplus 54 ribu ton.

• Indonesia diharapkan menjadi pemasok utama, karena Thailand dan Malaysia terbatas dg lahan

• Ingat !! China sudah dan akan investasi kebun karet di 3 negara Kamboja, Laos dan Vietnam seluas 3 jt ha (?)

Page 5: Industri Pengolahan Karet

5

Penyadapan getah karet

Kebun karet

Page 6: Industri Pengolahan Karet

6

PENGURUSAN GETAH MATANGTeknik Penorehan

Tujuan : Memotong saluran lateks secara bersistem dimana lateks dapat dikeluarkan

secara terancang.

Saluran lateks dalam batang getah

KedudukanSaluranlateks

CuramanTorehan

Salah

CuramanTorehan

Betul

Page 7: Industri Pengolahan Karet

7

Curam Alur Torehan

Alur torehan hendaklah dibuat dengan cara supaya mendapatkan pengeluaran hasil yang maksima dengan penggunaan kulit yang minima.

Curam torehannya ialah 30°.

Kulit pokok klon biasanya nipis sedikit, tetapi lateksnya banyak, curam yang lebih itu mempercepatkan lateksnya mengalir kedalam mangkok dan tidak melimpah kebatang.

PENGURUSAN GETAH MATANGTeknik Penorehan

Page 8: Industri Pengolahan Karet

8

Page 9: Industri Pengolahan Karet

9

Tinggi Alur Torehan

Alur torehan dibuat setinggi 150cm dari paras tanah. Batang pokok klon berbentuk kebak dan saluran lateksnya

berada dalam batang pokok, lebih kurang sama banyak dari atas kebawah. Yang demikian alur torehannya bolehlah dimulakan seberapa tinggi yang tercapai.

Ukurlilit Batang Pokok

Ukurlilit batang yang boleh dibuka tapak torehan ialah 45 cm, diukur mengikut ketinggian yang telah disyorkan iaitu 150cm dari aras tanah.

PENGURUSAN GETAH MATANGTeknik Penorehan

Page 10: Industri Pengolahan Karet

10

MASA MENOREH

Masa yang baik ialah bila pokok getah boleh dilihat tanpa bantuan cahaya lampu iaitu lebih kurang jam 6.30 pagi.

Tekanan tugor didapati masih kuat diwaktu itu melajukan pengaliran lateks.

Keadaan sel pokok masih segar dan cekap mengalirkan lateks. Hasil lebih 20% pada penorehan jam 6.00 pagi berbanding

penorehan yang dimulakan jam 2.00 petang. Dimana torehan biasa tidak dapat dilaksanakan kerana hujan dan

tapak torehannya basah, torehan lewat hendaklah jam 11.00 pagi.

PENGURUSAN GETAH MATANGTeknik Penorehan

Page 11: Industri Pengolahan Karet

11

PENGURUSAN GETAH MATANGTeknik Penorehan

• Torehan yang paling baik adalah sedalam 1 mm dari kulit gubal dan boleh menghasilkan lateks yang lebih banyak.

• Torehan yang terlalu dalam menghasilkan lateks yang cair hasil dari air dari kambium yang keluar.

• Jika menoreh terkena kulit gubal akan mengakibatkan kulit pemulihan berbinjol-binjol.

Page 12: Industri Pengolahan Karet

12

TEBALNYA TOREHAN

Ketebalan torehan tidak memberi kesan yang nyata kepada pengeluaran lateks kerana lateks yang keluar adalah sama banyak.

Hirisan yang tebal : . Memendekkan umur ekonomik pokok getah. . Pemulihan kulit tidak sempat untuk ditoreh semula.

Cukup sekadar membuang pam lateks yang menyumbat dihujung saluran-saluran iaitu anggaran 1 mm untuk torehan selang sehari

Bagi torehan selang 2 dan 3 hari memerlukan tebal sedikit kerana kulit dialur torehan telah beransur kering.

PENGURUSAN GETAH MATANGTeknik Penorehan

Page 13: Industri Pengolahan Karet

13

TIPS MENDAPATKAN HASIL LATEKS MAKSIMA

Gunakan pisau yang cukup tajam. Toreh seberapa pagi kerana sel-sel pokok segar diwaktu itu. Elak pencemaran sekerap dialur torehan dan pancuran. Bersihkan mangkuk lateks. Toreh dan tinggalkan 1 mm dari kambium. Pastikan lateks mengalir kedalam mangkuk. Pungut lateks bila ianya berhenti menitik. Bila mengutip lateks hendaklah disudip supaya habis dikutip kedalam

baldi. Gunakan pencegah beku dalam mangkuk waktu banyak hujan dan

kemarau. Jangan masukan getah beku, sekerap dan daun dalam baldi

mengutip.

PENGURUSAN GETAH MATANGTeknik Penorehan

Page 14: Industri Pengolahan Karet

14

Page 15: Industri Pengolahan Karet
Page 16: Industri Pengolahan Karet

16

TEKNIK PENOREHAN

GETAH MATANG

(PIHAK BERKUASA KEMAJUAN PEKEBUN KECIL PERUSAHAAN GETAH)

KEMENTERIAN KEMAJUAN LUAR BANDAR & WILAYAH

TEKNIK

PENOREHAN

GETAH MATANG

Page 17: Industri Pengolahan Karet

17

Latex

Polyisoprene (Natural rubber)

S8 400 K

Rubber

Page 18: Industri Pengolahan Karet

PENYADAPAN / PANEN

Produksi lateks dari tanaman karet ditentukan oleh keadaan tanah dan pertumbuhan tanaman, klon unggul, juga dipengaruhi oleh teknik dan manajemen penyadapan. Apabila ketiga kriteria tersebut dapat terpenuhi, maka diharapkan tanaman karet pada umur 5 - 6 tahun telah memenuhi kriteria matang sadap.

Kriteria matang sadap antara lain apabila keliling lilit batang pada ketinggian 130 cm dari permukaan tanah telah mencapai minimum 45 cm. Jika 60% dari populasi tanaman telah memenuhi kriteria tersebut, maka areal pertanaman sudah siap dipanen.

Page 19: Industri Pengolahan Karet

Tinggi bukaan sadapTinggi bukaan sadap, baik dengan sistem sadapan ke bawah (Down ward tapping system, DTS) maupun sistem sadap ke atas (Upward tapping system, UTS) adalah 130 cm diukur dari permukaan tanah.

Waktu bukaan sadapWaktu bukaan sadap adalah 2 kali setahun yaitu, pada (a) permulaan musim hujan (Juni) dan (b) permulaan masa intensifikasi sadapan (bulan Oktober). Oleh karena itu, tidak secara otomatis tanaman yang sudah matang sadap lalu langsung disadap, tetapi harus menunggu waktu tersebut di atas tiba.

Page 20: Industri Pengolahan Karet

Kemiringan irisan sadapSecara umum, permulaan sadapan dimulai dengan sudut kemiringan irisan sadapan sebesar 400 dari garis horizontal. Pada sistem sadapan bawah, besar sudut irisan akan semakin mengecil hingga 300 bila mendekati "kaki gajah” (pertautan bekas okulasi). Pada sistem sadapan ke atas, sudut irisan akan semakin membesar.

Peralihan tanaman dari TMB ke TMKondisi pertumbuhan yang sehat dan baik, tanaman karet telah memenuhi kriteria matang sadap pada umur 5 – 6 tahun. Dengan mengacu pada patokan tersebut, berarti mulai pada umur 6 tahun tanaman karet menghasilkan atau TM.

Sistem sadapSistem sadap telah berkembang dengan mengkombinasikan intensitas sadap rendah disertai stimulasi Ethrel selama siklus penyadap. Untuk karet rakyat, mengingat kondisi sosial ekonomi petani, maka dianjurkan menggunakan sistem sadap konvensional seperti pada tabel 7.

Page 21: Industri Pengolahan Karet

Pengumpul lateks

.

Page 22: Industri Pengolahan Karet

POHON INDUSTRI

Pohon Karet

LateksBokar

Sheet(blaketRSS)

CrumbRubber

Alat kesehatan & Lab

Alat/perlengkapanKendaraan

Alat olahraga

PerlengkapanPakaian

PerlengkapanTeknik Industri

Perlengkapan Bayi

PerlengkapanRumah tangga

Barang-barang karetLainnya

Kayu

Biji Meubel

Tepung biji karet(protein)

Dot susu, balon karet

Karpet, lem perekat

Pelampung, alat KB

Air house, oil seal

Sepatu, sendal

Bola, pakaian selam

Ban, pedal, jok mobil

Karet pipet, selang

Campuran makanan

Page 23: Industri Pengolahan Karet

23

Karet (Rubber)

http://www.o2.org/ideas/cases/biopolymers.html

Nama lain: elastomer

Karet dapat direnggangkan dan dapat kembali seperti bentuk semula

• polyisoprene atau natural rubber (polimer alami) • polybutadiene • polyisobutylene • polyurethanes

Beberapa polimer yang termasuk dalam elastomer:

Polimer sintetik

Page 24: Industri Pengolahan Karet

Tabel 7. Bagan Penyadapan Tanaman Karet

Tanaman Umur Sistem Sadap

Jangka Waktu (tahun)

Bidang Sadap

Remaja 0 – 5 - - -

Teruna 6 – 7 8 – 10

s/2 d/2 67%s/2 d/2 100%

23

AA

Dewasa 11 – 1516 – 20

s/2 d/2 100%s/2 d/2 100%

44

BA

Setengah Tua

21 – 28 2 s/2 d/3 133%

8 B’ + AH

Tua 29 – 30 2 s/2 d/3 133%

4 A” + BHCat : Tanaman Karet diremajakan pd umur 31 tahun

Keterangan : A = Kulit Murni Bidang A B = Kulit Murni Bidang BA = Kulit Pulihan Pertama A

A’ = Kulit Pulihan Kedua AB’ = Kulit Pulihan Pertama B AH = Kulit Murni atas ABH = Kulit Murni atas B

Page 25: Industri Pengolahan Karet

A. Penentuan Matang Sadap1) Umur Tanaman : 5-6 tahun2) Lilit Batang

Lilit batang 45 cm atau lebih pada ketinggian 100cm dari pertautan okulasiPengukuran dilakukan mulai tanaman berumur 4 tahun, diulang setiap 6 bulan

3) Matang sadap kebunJumlah tanaman yang matang sadap pohon sudah mencapai 60% atau lebih

B. Persiapan Buka Sadap1) Penggambaran bidang sadap

Pada kebun matang sadap kebun hanya pada tanaman yang matang sadap pohon Tinggi bukaan sadap

- 130 cm diatas pertautan okulasi Arah dan sudut kemiringan irisan sadap

- Arah irisan sadap dari kiri atas ke kanan bawah memotong pembuluh lateks yang posisinya miring dari kanan atas ke kiri bawah

- Sudut kemiringan irisan sadap 30o – 40o terhadap bidang datar (untuk bidang sadap bawah) dan 45o (untuk bidang sadap atas). Panjang irisan

- ½ S (irisan miring sepanjang ½ spiral) Letak bidang sadap

- Pada arah Timur-Barat (pada jarak antar tanaman yang pendek), sama dengan arah pergerakan penyadapan)

PENYADAPAN

Page 26: Industri Pengolahan Karet

26

Penyadapan getah karet

Kebun karet

Page 27: Industri Pengolahan Karet

27

Latex Polyisoprene (Natural rubber)

S8 400 K

Rubber

Page 28: Industri Pengolahan Karet
Page 29: Industri Pengolahan Karet

PENANGANAN LATEKS KEBUN1. Hal penting Hindari Prakoagulasi

2. Prakoagulasi dipengaruhi oleh :Aktivitas mikroorganismeAktivitas enzimIklim (mis : hujan, suhu tinggi)Budidaya/keadaan tanaman (tan. muda, tua/sakit)Jenis klonPengangkutan (suhu tinggi dan goncangan)Kontaminasi kotoran dari luar (mis : logam atau garam)

3. Cara menghindari prakoagulasiAlat-alat sadap dan alat angkut harus senantiasa bersih dan tahan karatLateks harus segera diangkut ketempat pengolahan tanpa banyak goncanganLateks tidak boleh terkena sinar matahari langsungDapat digunakan anti koagulan : Amonia (NH₃) atau Natrium Sulfit (Na₂SO₃)

Page 30: Industri Pengolahan Karet

Masalah Panen & Pengolahan

• Umumnya bermutu rendah• Kadar air tinggi (>20%)• Koagulan bervariasi : asam semut, sulfat, cuka, tawas, pupuk

TSP, air perasan gadung / nenas.• Terkontaminasi : tanah, lumpur, pasir, tatal, serat kayu /

plastik• Jenis/ukuran beragam: serpihan / mangkok (1-8 cm) sampai

bentuk balok 50x50cm, tebal 20-30 cm

Page 31: Industri Pengolahan Karet

31

Pemerintah mulai mengintroduksi dan mendorong tumbuhnya industri karet remah (crumb rubber) yang merupakan jenis karet spesifik secara teknis (technically specified rubber)

Jenis produk karet remah Indonesia disebut Standard Indonesian Rubber (SIR). Jenis mutu SIR :

(1) karet kualitas tinggi (high grades) SIR 3 L, SIR 3CV dan SIR 3WF yang dibuat dari bahan olah lateks di perkebunan besar (2) mutu rendah (low grades) SIR 10 dan SIR 20 yang dibuat dari bahan olah karet yang membeku secara alami yang umumnya dihasilkan dari perkebunan rakyat

Pusat-pusat pengolahan karet remah yang menggunakan bahan olah karet rakyat dibangun dengan kapasitas yang besar dan umumnya berada di sekitar kota besar (ibu kota

provinsi atau kabupaten)

A

Page 32: Industri Pengolahan Karet

32

Page 33: Industri Pengolahan Karet

.• . Bau busuk menyengat terjadi juga karena

pertumbuhan bakteri pembusuk yang melakukan biodegradasi protein di dalam bokar menjadi amonia dan sulfida. Kedua hal tersebut terjadi karena bahan pembeku lateks yang digunakan saat ini tidak dapat mencegah pertumbuhan bakteri. Kemudian bau busuk tersebut di bawa terus sampai kepabrik karet remah dan di pabrik yang menjadi sumber bau busuk tersebut adalah berasal dari tempat penyimpanan bokar, kamar gantung angin (pre drying room), dan mesin pengering (dryer).

. :

Page 34: Industri Pengolahan Karet

• Masalah bau busuk yang mencemari udara di sekitar pabrik karet remah ini sampai saat ini sangat sulit diatasi walaupun semua pabrik sudah menggunakan scrubber (cerobong asap), padahal disekeliling pabrik sudah menjadi kawasan perumahan. Pada akhirnya bau busuk ini menimbulkan keluhan-keluhan masyarakat disekeliling pabrik atau bahkan yang jauh dari pabrik (bau terbawa oleh angin). Sedangkan masalah nilai plastisitas (Po dan PRI) yang rendah dapat diatasi oleh pabrik karet remah dengan proses penggantungan angin selama 7-14 hari, walaupun hal ini akan menyebabkan waktu pengolahan meningkat karena terhentinya perputaran modal dalam jumlah besar selam waktu tersebut.

Page 35: Industri Pengolahan Karet

• Jadi fungsi dari Deorub K adalah mencegah pertumbuhan bakteri (karena adanya fenol) sehingga tidak terjadi bau busuk. Karena bakteri ridak berkembang akibatnya adalah tidak terjadi kerusakan antioksidan dalam bentuk protein (asam-asam amino) sehingga nilai Po dan PRI tetap tinggi. Dengan nilai Po dan PRI tinggi tidak diperlukan penggantungan angin (pre-drying ) akibatnya proses pengolahan lebih cepat dan biaya pengolahan menjadi lebih murah. Kemudian dengan tidak terjadinya dekomposisi protein menjadi amonia dan sulfida maka terjadi pengurangan jumlah limbah cair dalam bentuk NH3-N.

Page 36: Industri Pengolahan Karet

Reaksi pembentukan karet

Page 37: Industri Pengolahan Karet

37

SPESIFIKASI PERSYARATAN MUTU BAHAN OLAH KARET (BOKAR), SNI 06-2047-1998

No Jenis Uji Satuan

Persyaratan

Lateks Kebun

Sit Slab Lump

1 Karet kering (K) (min)-Mutu I-Mutu II

%%

2820

--

--

--

2 Ketebalan (T) (maks)-Mutu I-Mutu II-Mutu III

mmmmmm

---

3510

50100150

50100150

3 Kebersihan (B) - Tidak terddap

at kotoran

Tidak terdap

at kotora

n

Tidak terdapat kotoran

Tidak terdapat kotoran

4 Koagulan - - Asam semut

Asam semut/ alamiah

Alamiah

Page 38: Industri Pengolahan Karet

38

SKEMA STANDAR INDONESIAN RUBBER (SIR) 1988Surat Keputusan Menteri Perdagangan No. 184/Kp/VI/88 Tanggal 25 Juni 1988

SKEMA

SIR 3CV SIR 3L

SIR 3WF SIR 5 SIR 10 SIR 20

Lateks KoagulumLateks Tipis

Koagulum

lapangan

Koagulum Lapangan

Spesifikasi

o Kadar kotoran, % maks (b/b) 0.03 0.03 0.03 0.05 0.10 0.20

o Kadar abu, % maks (b/b) 0.50 .0.50 0.50 0.50 0.75 1.00

o Kadar zat menguap, % maks (b/b) 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80

o Nitrogen, (%) maks (b/b) 0.60 0.60 0.60 0.60 0.60 0.60

o Plastisitas awal (Po), min 30 30 30 30 30 30

o Plastisity Retention Indeks (PRI), min 60 75 75 70 60 50

o Uji kemantapan viskositas/ASHT (satuan Wallace maks.) 8 - - - - -

o Viskositas Money ML(1 + 4’) 100oC) *) - - - - -

o Warna (lovibond) - 6.0 - - - -

o Cure **) **) **) - - -

Warna lambang Hijau Hijau Hijau

Hijau bergaris coklat Coklat Merah

Warna pembungkus plastikTrasnsp

aran Transparan

Transparan

Transparan

Transparan Transparan

Warna pita plastik JinggaTransparan

Putih susu Putih susu

Putih susu Putih susu

Tebal plastik pembungkus (mm)0,03 0,01

0,03 0,01

0,03 0,01

0,03 0,01

0,03 0,01 0,03 0,01

Titik leleh plastik pembungkus bandela,maks 108oC 108oC 108oC 108oC 108oC 108oC

Page 39: Industri Pengolahan Karet

BERBAGAI PRODUK PRIMER KARET

• Hasil sadapan: Lateks cair : kwalitas prima, K3 + 30%

Cup-lump : bekuan lateks dlm mangkokLump tanah: tumpahan lateks diatas tanah, kadar kotoran + 75 %Screp : bekuan lateks pada bidang sadap

Page 40: Industri Pengolahan Karet

PENGAWASAN MUTU

• Alat pengawasan:1.SNI 06-2047-20022.SK.Memperindag No.616/19993.UU N0.18 Th 2004 Ps 31 dan Ps 50

• Penetapan Pengawas1.Penunjukan Instansi Pengawas daerah2.Mekanisme pengawasan

Page 41: Industri Pengolahan Karet

LUMP Lump : 1. Mangkok 2. Bambu Lump mangkuk adalah : Lateks kebun yang dibiarkan membeku secara alamiah dalam

mangkuk Dalam musim penghujan, untuk mempercepat proses pembekuan lateks ditambahkan

asam format/semut atau asap cair kedalam mangkuk Keuntungan :

Curahan tenaga kerja relatif lebih sedikit Tidak ada resiko prakoagulasi Penanganan mudah dan praktis

Kerugian : Masih ada kemungkinan terjadi manipulasi berat yang dilakukan dengan jalan

menambahkan bahan-bahan non karet Teknik pengukuran KKK yang akurat tidak mudah, karena tingkat kebersihan dan

pemeraman lump mangkuk yang beraneka ragam Terjadi penurunan mutu terutama nilai PRI dan laju vulkanisasi akibat

penyimpanan yang tidak memenuhi syarat Tidak dapat dihasilkan karet remah dengan mutu prima

Page 42: Industri Pengolahan Karet

SIT1. SIT ANGIN (Unsmoked Sheet/USS)

Sit Angin adalah lembaran karet hasil bekuan lateks yang digiling dan

dikeringanginkan, sehingga memiliki KKK 90-95%

Keuntungan dengan membuat sit angin :

1) Dapat diolah menjadi RSS 3, RSS 4 atau SIR 5

2) Memiliki KKK yang tinggi dan mutunya lebih konsisten

3) Biaya pengangkutan dan pengolahan di pabrik lebih efisien

Kendala dalam pembuatan Sit

1) Diperlukan investasi untuk pembelian peralatan pengolahan, asam

format/semut atau asap cair dan tempat pengeringan

2) Diperlukan disiplin petani yang tinggi

3) Diperlukan curahan tenaga kerja yang relatif lebih tinggi

4) Perlu tersedia air yang cukup untuk pengolahan

Page 43: Industri Pengolahan Karet

43

Industri Pengolahan Karet Alam di Pekanbaru

Page 44: Industri Pengolahan Karet
Page 45: Industri Pengolahan Karet

PENYARINGAN LATEKS

PENGENCERAN

PEMBEKUAN

PEMERAMAN

PENGGILINGAN

PENCUCIAN

PENIRISAN

PENGERINGAN

TAHAPAN PENGOLAHAN

SIT ANGIN

Page 46: Industri Pengolahan Karet

2. SIT ASAP (RIBBED SMOKED SHEET/RSS)

Proses pengolahan sama dengan sit angin

Bedanya pada proses pengeringan dilakukan pengasapan pada suhu yang bertahap antara 40 – 60 C selama 4 hari

Pengaturan suhu pengasapan

• Hari pertama suhu 40o – 45o C, dan ventilasi ruang asap lebar

• Hari kedua suhu 45o – 50o C, dan ventilasi ruang asap sedang

• Hari ketiga suhu 50o – 55o C, dan ventilasi ruang asap tertutup

• Hari keempat suhu 55o –60o C

Keuntungan dengan membuat RSS

• RSS dapat langsung diekspor atau sebagai bahan baku industri bahan jadi karet

• Mutu produk seragam dan konsisten

• Harga lebih tinggi dibanding dengan jenis bokar yang lain

Kendala dalam pengolahan RSS

• Perlu biaya investasi yang tinggi untuk peralatan pengolahan dan pembuatan kamar asap

• Biaya pengolahan lebih tinggi yang meliputi tenaga kerja, asam format/semut atau Deorub, air dan kayu bakar.

• Diperlukan disiplin yang tinggi dari petani

Page 47: Industri Pengolahan Karet

JENIS - JENIS KARET DAN MANFAATNYA

Perbedaan Karet Alam dengan Karet Sintetis

• Karet alam, jumlah produksinya dan konsumsinya

jauh dibawah karet sintetis atau karet buatan pabrik. • Karet Alam sebenarnya belum dapat digantikan oleh

karet sintetis.• Keunggulan karet alam sulit ditandingi oleh karet

sintetis.

Page 48: Industri Pengolahan Karet

Kelebihan Karet Alam dibanding Karet Sintetis, adalah :

• Memiliki daya elastisitas atau daya lenting sempurna.

• Memiliki plastisitas baik, sehingga mudah diolah.• Mempunyai daya aus tinggi • Tidak mudah panas (low heat build up) • Memiliki daya tahan tinggi terhadap keretakan

(groove cracking resistance)

Page 49: Industri Pengolahan Karet

Kelebihan Karet Sintetis :

• Tahan terhadap berbagai zat kimia.• Harga cenderung bisa dipertahankan

supaya tetap stabil.• Pengiriman dalam jumlah tertentu tidak

mengalami kesulitan.

Page 50: Industri Pengolahan Karet

Produksi karet alam dan karet sintetis adalah 1 : 2. Jumlah produksi karet alam lebih rendah hanya

setengah dari produksi karet sintetis. Jumlah produksi dan konsumsi karet sintetis hampir sama. Jumlah

pemaiakan karet alam tidak bisa ditingkatkan tanpa menurunkan jumlah permintaan karet sintetis.

Dunia industri tetap memerlukan kedua jenis karet, alam dan sintesis. Kedua karet ini memiliki pasar

tersendiri, tidak saling mematikan atau bersaing penuh, keduanya saling melengkapi atau komplementer.

Page 51: Industri Pengolahan Karet

JENIS KARET ALAM

• Bahan Olah Karet (lateks kebun, sheet angiu, slab tipis dan lump segar)

• Karet konvensional (Ribbed smoked sheet, white crepes, plae crepes, estate brown crepe, compo crepe, thin brown crepe remills, thick blanket crepe ambers, flat bark crepe, pure smoke blanket crepe dan off crepe).

• Lateks pekat • Karet bongkok atau block rubber • Karet spesifikasi teknis atau crumb rubber • Karet siap olah atau tyre rubber• Karet reklini atau reclained rubber

Page 52: Industri Pengolahan Karet

52

Polimer Karet AlamKaret alam : makromolekul poliisopren (C5H8)n yang bergabung secara ikatan kepala ke ekor (head to tail).

Rantai poliisopren membentuk konfigurasi “cis” dengan susunan ruang teratur sehingga memiliki rumus kimia 1,4-cis poliisopren

CH3CH3CH3

….CH2 CH2 – CH2 CH2 - CH2 CH2....

C = CH C = CH C = CH

Konfigurasi cis Hidrokarbon Karet Alam

Page 53: Industri Pengolahan Karet

53

Polyisoprene - Natural Rubber

Poliisoprena atau karet alami: salah satu polimer alami yang paling terkenal

Bahan ini dapat dimanfaatkan untuk membuat sepatu boot tahan air, ban, peluru/bola, bola basket, dll.

Page 54: Industri Pengolahan Karet

54

Komposisi Karet AlamBahan Persentase (%)

Hidrokarbon karet 93.7Lemak 2.4Glikolopid, fosfolipid 1.0Protein 2.2Karbohidrat 0.4Bahan organik 0.2Lain-lain 0.1

Page 55: Industri Pengolahan Karet

55

Keunggulan dan Kelemahan Karet Alam

Keunggulan: • Daya elastisitas/daya lenting sempurna• Daya plastisitas baik• Tidak mudah panas• Daya aus tinggi• Daya tahan tinggi terhadap keretakan akibat

benturan berulang-ulang

Kelemahan:Tidak tahan panas, ozon, minyak dan pelarut hidrokarbon lainnya.

Page 56: Industri Pengolahan Karet

56

Industri Pengolahan Karet Alam di Pekanbaru

Page 57: Industri Pengolahan Karet

57

Page 58: Industri Pengolahan Karet

58

Bokar di lokasi pabrik karet Banjarmasin

Page 59: Industri Pengolahan Karet
Page 60: Industri Pengolahan Karet
Page 61: Industri Pengolahan Karet
Page 62: Industri Pengolahan Karet
Page 63: Industri Pengolahan Karet

Video0015.3gp