infark
DESCRIPTION
kesehatanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Miokard infark merupakan salah satu gangguan jantung yang terjadi
akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen jantung.
Penyakit ini sebagian besar dapat terjadi pada orang yang yang mempunyai
kebiasaan hidup yang buruk seperti merokok, kebiasaan mengkonsumsi lemak
/ pola diet yang buruk.
Dengan makin bertambahnya penduduk dengan kebiasaan merokok
dan makin bertambah banyak beredar makanan-makanan instant yang tidak
terkontrol kadar lemaknya maka kemungkinan kenaikan penderita dengan
gangguan jantung dalam hal ini miokard infark pun semakin bertambah.
Dengan demikian penting bagi seorang perawat mengetahui lebih
jauh tentang miokard infark agar dapat melaksanakan perannya sebagai
pelaksanan perawatan, pendidik, role model, dan change agent. Dalam
melaksanakan peran ini bertujuan untuk memperpanjang dan atau
memperbaiki kualitas hidup penderita miokard infark maupun mencegah
meningkatnya insiden penyakit ini.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui tentang asuhan keperawatan klien dengan
miokard infark.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang :
a.Pengertian miokard infark
b. Etiologi miokard infark
c.Patofisiologi miokard infark
d. Manfestasi klinis miokard infark
1
e.Studi diagnostik miokard infark
f. Manajemen medik miokard infark
g. Asuhan keperawatan pasien dengan miokard infark yang meliputi :
1) Pengkajian
2) Diagnosa keperawatan
3) Perencanaan
4) Pelaksanaan
5) Evaluasi
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Miokard infark adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke
miokardium.
2. Etiologi
Factor resiko dari penyakit ini dikategorikan sebagai actor resiko yang
dapat diperbaiki dan factor resiko yag tidak dapat diperbaiki
Factor-faktor yang dapat diperbaiki (Modifiable Factor)
a. Peningkatan serum lipid
Peningkatan LDL menyebabkan meningkatnya resiko pembentukan
arteriosclerosis . Peningkatan LDL biasanya diikuti dengan penuruan
HDL. HDL mengandung lipoprotein yang mengangkut kolesterol,
dibawa kehati utuk dimetabolisme. Sedangkan LDL lebih banyak
kolesterol dan mempunyai afinitas terhadap dinding arteri
b. Hipertensi
Ketegangan yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan darah secara
konstan mengakibatkan keceptan perkembangan arterioskerosis.
Keteganagn ini mengakibatkan injuri diding pembuluh darah pada
lapisan endotel, mempermudah terjadinya penumpukan lemak,
sehingga menyebabkan penyempitan, penebalan dinding pembuluh
darah dan menurunnya daya gelembung dan elestisitas.
c. Merokok
Nikotin dalam tembakau menyebabkan pelepaan katekolamion
(epinefrin dan norefineprin), menyebabkan peningkatan HR, TD, dan
vasokontriksi. Perubahan ini meninglkatkan beban kerja jantung
sehingga membutuhkan konsumsi oksigen lebih banyak
3
Karbon monoksida yang terkandung dalam asap rokok mempengaruhi
pengangkutan oksigen oleh haemiglobin sehingga persediaan oksigen
miocardium menurun secara bermakna. Co juga menyebabkan injuri
pada lapisn endotel, mengentalkan darah, sel-sel pembeku darah saling
terikat dengan mudah, mempercepat terjadinya arteriosclerosis.
d. Obesitas
Pada orang gemuk dipikirkan terjadi peningkatan kadar LDL. Kejadian
Hipertensi pada orang gemuk tiga kali lebih besar dibandigkan dengn
orang yang berat badannya normal.
e. Pola perilaku dan stess
Orang yang berkepribadian tipe A yang selalu ingin menang sendiri,
ambisius, tidak sabar, suka bermusuhan, marah-marah, terburu-buru,
mempunyai kecenderungan menderita penyakit jantung dan pembuluh
darah.
Hasil penilitian menunjukkan, sikap- sikap tersebut diatas merangsang
pelepasan hormon yang akan menyebabkan peningkatan tekanan
darah, denyut jantung, pernafasan, ketegangan otot dan vasokiontriksi.
f. Gaya hidup yang menetap
Yang dimaksud dengan gaya hidup termasuk latihan fisik. Latihan
fisik yang dimaksud adalah latihan yang dilkukan paling kurang 3x
seminggu selama 30 menit. Diperkirakan bahwa aktivitas fisik
menigkatkan HDL dan meningkatkan Fibrolitik dengan demikian
mengurangi resiko terbentuknya bekuan.
Factor-faktor yang tidak dapat diperbiki (Unmodifiable Factor)
a. Usia, gender dan Ras
Lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan, pada usia 60 tahun
atau lebih. Kejadian pada usia kurang dari 30 tahun biasanya
disebabkan oleh Hiperlipidemia, hipertensi dan merokok.
4
b. Riwayat keluarga dan keturunan
Walaupun hubungan hubungan dengan factor keturunan tidak jelas
namun factor ini memegang peranan penting.
c. Diabetes Melitus
Tidak terjadinya toleransi pada glukosa merupakan factor resiko yang
kuat terjadinya CAD khususnya pada wanita.
Miokard infark biasanya disebabkan oleh trombosis arteri koroner,
arteriosclerosis dan oklusi sirkulasi koroner.
3. Patofisiologi
Modifiable Faktor Unmodifiable Faktor
Oklusi sirkulasi koroner arteriosklerosis thrombus
Penurunan suplai darah ke mokard
Penurunan suplai oksigen ke miokard
Iskemi miokard
Tidak seimbang antara suplai oksigen ke miokard dan tuntutan kebutuhan
Nyeri Penurunan kontraksi jantung
Penurunan cardiac out put
Penurunan suplai oksigen ke jaringan
5
4. Manifestasi klinik
Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, rasa nyeri yang
tajam dan berat bisa menyebaar ke bahu dan lengan biasanya lengan kiri.
Nyeri sering disertai dengan napas pendek, pucat, berkeringat dingin,
pusing dan kepala ringan, mual disertai muntah.
Demam jarang melebihi 38OC biasanya terjadi dalam 24 jam pertama dan
menghilang dalam waktu beberapa hari.
5. Studi diagnostik
Elektrokardiogram
Untuk memberikan informasi mengenai elektrofisiologi jantung, lokasi
dan ukuran relative infark dapat ditentukan dengan EKG.
Laboratorium
Leukosit dan laju endap darah, sedikit meningkat hal ini
merupakan reaksi terhadap nekrosis jaringan.
Serum kreatinin fostokinase ( EK ), meningkat dalam 6 jam setelah
infark mencapai puncaknya dalam 18 – 24 jam dan kembali normal
setelah 72 jam.
CK – MB adalah indeks yamg paling khas untuk mendiagnosa
infark miocard acut.
Lactat dehidrogenase dan isogutimnya ( LDH )
Apabila prosentase LDH, lebih tinggi dari LDH2 maka keadaan ini
menunjukkan adanya miocard infark.
6. Manajemen medik
a. Manajemen Umum
Perawatan pada coronary care unit ( CCU ) pada
pasien dengan nyeri dada acut
Elektroardiogram : untuk mendeteksi perluasan
konduksi dari miocard dan perluasan infark.
6
Oksigen therapy : bila Pa O2 menurun.
Diet : 1500 kalori, rendah lemak, rendah garam.
Aktivitas fisik : Bed Rest untuk 24 jam pertama,
hari kedua latihan duduk dikursi, hari ketiga latihan berjalan
dengan bantuan sampai dengan hari ke empat, hari ke lima pasien
boleh berjalan sendiri
b. Therapi famakologi
Vasodilator untuk mengurangi nyeri jantung : sub lingual nitroglliserin,
isosorbid dinitrat.
Calsium antagonis : nipedipin, (procaran), verapamil, diltiazem.
Antiplatelets : aspirin (acetylsalicid acid, ASA)
7. Komplikasi
a. Edema paru akut
Fungsi jantung yang sudah tidak adekuat mengakibaatkan peningkatan
tekanan akhir diastolic ventrikel kiri dan peningakatan tekanan vena
pulmonal. Hal ini mengakibatkan meningkatnya tekanan hidrostatik
sehingga cairan merembes keluar.
b. Gagal jantung
Miokard infark menyebabkan menurun nya kontraktilitas jantung.
c. Syok kardiogenik
Disebabkan oleh kerusakan miokard yang luas, biasanya lebih dari 40
% dinding ventrikel terkena infark. Gambaran klinisnya adalah acral
dingin, berkeringat dingin, gelisah, keadaan memburuk sampai tekanan
darah tidak terukur.
d. Ruptur jantung
Ruptur dinding ventrikel adalah 10 % dan semua penyebab kematian
pada miokard infark, terutama pada penderita yang sudah tua dan
hipertensi.
7
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a) Riwayat pasien
Ada tidaknya nyeri dada adalah satu-satunya temuan terpenting
pada pasien dengan miokard infark.
b) Tingkat kesadaran
Orientasi terhadap tempat, waktu dan orang, respon sensorik dan
motorik serta verbal, perubahan terhadap tingkat kesadaran
menunjukkan bahwa jantung tidak mampu memompa darah yang
cukup oksigen untuk otak.
c) Nyeri dada
Ada tidaknya nyeri dada adalah satu-satunya temuan penting pada
pasien dengan miokard infark.
d) Frekuensi dan irama jantung
Disritmia menunjukkan bahwa jantung tidak cukup mendapatkan
oksigen.
e) Bunyi jantung
Kaji adanya bunyi jantung yang abnormal
f) Mur-mur jantung
Mur-mur terjadi akibat turbulensi aliran darah.
g) Tekanan darah
Tekanan darah diukur untuk menentukan respon terhadap nyeri.
h) Denyut nadi perifer
Perbedaan denyut nadi perifer dengan frekuensi jantung
menegaskan adanya disritmia.
i) Warna kulit dan suhu
Kaji tanda cianosis pada kuku, mukosa mulut, dan cuping telinga.
Adanya diuresis, kulit dingin dan lembab menunjukkan tanda-
tanda syok kardiogenik.
8
j) Paru
Kaji adanya batuk dan napas pendek serta bunyi krekels
( melalui air) menunjukkan tanda adanya gagal jantung.
k) Fungsi gastrointestinal
Mual dan muntah dapat terjadi pada akut miokard infark
l) Status volume dan cairan
Waspada terhadap oliguria, suatu tanda awal syok kardiogenik
2. Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen miokard dan kebutuhan.
b) Penurunan cardiac output berhubungan dengan penurunan
kontraktilitas jantung.
c) Cemas berhubungan dengan takut akan kematian.
d) Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
peningkatan tekanan kapiler pulmonal.
e) Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan
penurunan cardiac out put.
f) Aktifitas intolerance berhubungan dengan penurunan perfusi
jaaringan.
3. Rencana Keperawatan
a) Nyeri berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen miokard dan kebutuhan
Goal : nyeri dada hilang atau berkurang selama perawatan.
Kriteria : Ekspresi wajah tenang, TD dalam batas normal, tidak
meringis kesakitan.
9
Intervensi:
1) Kaji keluhan nyeri klien, meliputi lokasi, warna,penyebab dan
factor yang mempengaruhi.
R/ sebagai data dasar untuk terapi dan kebersihasilan terapi
2) Atur posisi pasien sesuai toleransi yang memberikan
kenyamanan
R/ mengurangi beban kerja jantung
3) Lakukan EKG selama nyeri, sesuai yang diresepkan
R/ berguna untuk menentukan perluasan infark
4) Kolaborasi pemberian oksigen
R/ meningkatkan suplai O2 kejantung.
5) Kolaborasiterapi obat (Vasodilatator dan analgetik)
R/ mengurangi nyeri.
b) Penurunan cardiac output berhubungan dengan penurunan
kontraktilitas jantung.
Goal: Klien akan meningkatkan CO selama perawatan
Kriteria : TD normal, nadi teratur, irama jantung teratur, kulit tidak
pucat, dingin lembab, cyanosis, dan diaferosis
Intervensi:
1) Kaji tanda dan penurunan CO
R/: Sebagai data dasar untuk menentukan therapy dan
keberhasilan therapi
2) Batasi aktivitas klien
R/: mengurangi beban kerja jantung
3) Kolaborasi pemberian O2
R/: meningkatkan suplai oksigen ke jantung
4) Monitor dan catat kualitas dan penurunan nadi
10
R/: mendeteksi bertambah atau berkurangnya CO (ritme
arterial yang terlalu cepat/ lambat merupakan tanda
berkurangnya CO)
5) Hindarkan klien dari vasava maneuver (batuk, mengejan)
R/: tindakan ini meningkatkan respon parasimpatis,
menyebabkan blok pada nodus AV dan menurunkan denyut
ventrikel
c) Cemas berhubungan dengan takut akan kematian.
Goal : klien akan menurunkan keemasannya selama perawatan
Kriteria : ekspresi wajah tenang, tidak gelisah
Intervensi:
1) Kaji tanda dan ekspresi verbal dari kecemasan
R/: tingkat keemasan sampai panic menstimulasi respon
simpatik dengan melepakan katekolamin, hal ini menyebabkan
penurunan kebutuhan oksigen miocard
2) Kaji kebutuhan bimbingan spiritual dan rujuk ke
pembimbing spiritual
R/: konseling agama akan membantu mengurangi keemasan
dan rasa takut
3) Biarkan klien mengekspresikan perasaannya
R/: kecemasan yang tidak dapat di ekspresikan dapat
meningkatkan konsumsi oksigen jantung
4) Dengarkan semua keluhan klien
R/: menimbulkan rasa percaya diri klien
d) Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
peningkatan tekanan kapiler pulmonal.
Goal : tidak terjadi ganguan pertukaran gas selama perawatan
Kriteria : tidak ada tanda-tanda gangguan pertukaran gas seperti
sesak nafas, cianosis, PaO2 dan PaCo2 normal
11
Intervensi :
1) Kaji adanya bunyi nafas krekel
R/: merupakan indikasi kongesti jantung akibat peningkatan
tekanan kapiler pulmonal
2) Kaji adanya bunyi jantung tambahan
R/: berguna untuk mendeteksi gagal jantung kiri
3) Anjurkan klien untuk mematuhi diet yang sudah ditentukan
R/: diet rendah garam dapat mengurangi volume eksra seluler
sehingga mengurangi preload, afterload dan konsumsi oksigen
jantung
4) Batasi aktifitas klien
R/: mengurangi pemakaian oksigen karena aktifitas
e) Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan
penurunan cardiac out put.
Goal : tidak terjadi gangguan perfusi jaringan selama perawatan
Kriteria : tidak terdapat tanda-tanda penurunan perfusi jaringan
seperti cianosis, hipotensi, kelelahan, oliguri
Intervensi :
1) Monitor TTV dan kulit klien
R/: deteksi dini tanda-tanda gangguan perfusi jaringan
2) Monitor dan catat I/O
R/: oliguri mengindikasikn penurunan perfusi ke ginjal
3) Anjurkan klien beristirahat
R/: istirahat mengurangi konsumsi oksigen miocard
f) Aktifitas intolerance berhubungan dengan penurunan perfusi
jaaringan.
Goal : klien akan meningkatkan aktifitasnya secara bertahap
selama perawatan
12
Kriteria : semua kebutuhan dasar klien terpenuhi
Intervensi :
1) Anjurkan klien bedrest total pada hari I, latihan duduk di
kursi padam hari II, latihan berjalan dengan bantuan pada hari
III dan IV
R/ : mengurangi pemakaian oksigen mioard sampai beberapa
hari akan meningkatkan sirkulasi dan suplai darh kedaerah-
daerah yang kurang perfusi
2) Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya
R/ : memenuhi semua kebutuhan dasar klien
4. Implementasi
Malaksanakan semua perencanaan sesuai dengan kondisi klien
5. Evaluasi
a. Nyeri dada hilang atau berkurang
b. Cardiac Output meningkat
c. Kecemasan hilang atau berkurang
d. Tidak terjadi gangguan pertukaran gas
e. Tidak terjadi gangguan perfusi jaringan
f. Aktifitas toleransi
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Miocard infark merupakan nekrosis miocard akibat gangguan aliran
darah ke myocardium. Gqangguan aliran darah ini menyebabkan suplai
oksigen ke myocardium menurun sehingga terjadilah penurunan Cardiac
output yang tentu saja akan menyebabkan berbagai masalah keperawatan.
Penurunan aliran darah miocard ini disebabkan oleh oklusi sirkulasi
koroner, arterioskerosis dan thrombus. Hal ini dapat dicegah dengan pola
hidup sehat dengan cara tidak merokok, alcohol, konsumsi lemak yang
berlebihan.
Dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang timbul pada
penderita Miocard Infark perlu ada kerjasama antara perawat, klien dan
keluarga.
B. SARAN
1) Untuk institusi agar menyediakan buku-buku dan literatur-literatur yang
lengkap tentang asuhan keperawatan klien dengan Gangguan sistem
Cardiovaskuler
2) Untuk mahasiswa agar benar-benar belajar tentang Asuhan keperawatan
pada klien dengan Miocard Infark agar pada aplikasi dilapangan tidak
terjadi kesalahan yang merugikan pasien.
14
DAFTAR PUSTAKA
Brunner,sudarth.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi
8.EGC.Jakarta
Canibio. 1990. Cardiovaskuler Disorders. Toronto. Mosby year book
Carpenito L.J. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 6. EGC. Jakarta
Enggram B. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta
Rilantono L.I. dkk.2002. Buku Ajar Cardiologi. FKUI. Jakarta
Mansjoer A dkk.2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Media Aesculapius
Mi ja K. Dkk. 2000. Diagnosa Keperawatan .Edisi 5. Jakarta
15
16