infark

23
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Miokard infark merupakan salah satu gangguan jantung yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen jantung. Penyakit ini sebagian besar dapat terjadi pada orang yang yang mempunyai kebiasaan hidup yang buruk seperti merokok, kebiasaan mengkonsumsi lemak / pola diet yang buruk. Dengan makin bertambahnya penduduk dengan kebiasaan merokok dan makin bertambah banyak beredar makanan-makanan instant yang tidak terkontrol kadar lemaknya maka kemungkinan kenaikan penderita dengan gangguan jantung dalam hal ini miokard infark pun semakin bertambah. Dengan demikian penting bagi seorang perawat mengetahui lebih jauh tentang miokard infark agar dapat melaksanakan perannya sebagai pelaksanan perawatan, pendidik, role model, dan change agent. Dalam melaksanakan peran ini bertujuan untuk memperpanjang dan atau memperbaiki kualitas hidup penderita miokard infark maupun mencegah meningkatnya insiden penyakit ini. 1

Upload: irjan-junior

Post on 10-Jul-2016

216 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kesehatan

TRANSCRIPT

Page 1: INFARK

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Miokard infark merupakan salah satu gangguan jantung yang terjadi

akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen jantung.

Penyakit ini sebagian besar dapat terjadi pada orang yang yang mempunyai

kebiasaan hidup yang buruk seperti merokok, kebiasaan mengkonsumsi lemak

/ pola diet yang buruk.

Dengan makin bertambahnya penduduk dengan kebiasaan merokok

dan makin bertambah banyak beredar makanan-makanan instant yang tidak

terkontrol kadar lemaknya maka kemungkinan kenaikan penderita dengan

gangguan jantung dalam hal ini miokard infark pun semakin bertambah.

Dengan demikian penting bagi seorang perawat mengetahui lebih

jauh tentang miokard infark agar dapat melaksanakan perannya sebagai

pelaksanan perawatan, pendidik, role model, dan change agent. Dalam

melaksanakan peran ini bertujuan untuk memperpanjang dan atau

memperbaiki kualitas hidup penderita miokard infark maupun mencegah

meningkatnya insiden penyakit ini.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mengetahui tentang asuhan keperawatan klien dengan

miokard infark.

2. Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang :

a.Pengertian miokard infark

b. Etiologi miokard infark

c.Patofisiologi miokard infark

d. Manfestasi klinis miokard infark

1

Page 2: INFARK

e.Studi diagnostik miokard infark

f. Manajemen medik miokard infark

g. Asuhan keperawatan pasien dengan miokard infark yang meliputi :

1) Pengkajian

2) Diagnosa keperawatan

3) Perencanaan

4) Pelaksanaan

5) Evaluasi

2

Page 3: INFARK

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR

1. Pengertian

Miokard infark adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke

miokardium.

2. Etiologi

Factor resiko dari penyakit ini dikategorikan sebagai actor resiko yang

dapat diperbaiki dan factor resiko yag tidak dapat diperbaiki

Factor-faktor yang dapat diperbaiki (Modifiable Factor)

a. Peningkatan serum lipid

Peningkatan LDL menyebabkan meningkatnya resiko pembentukan

arteriosclerosis . Peningkatan LDL biasanya diikuti dengan penuruan

HDL. HDL mengandung lipoprotein yang mengangkut kolesterol,

dibawa kehati utuk dimetabolisme. Sedangkan LDL lebih banyak

kolesterol dan mempunyai afinitas terhadap dinding arteri

b. Hipertensi

Ketegangan yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan darah secara

konstan mengakibatkan keceptan perkembangan arterioskerosis.

Keteganagn ini mengakibatkan injuri diding pembuluh darah pada

lapisan endotel, mempermudah terjadinya penumpukan lemak,

sehingga menyebabkan penyempitan, penebalan dinding pembuluh

darah dan menurunnya daya gelembung dan elestisitas.

c. Merokok

Nikotin dalam tembakau menyebabkan pelepaan katekolamion

(epinefrin dan norefineprin), menyebabkan peningkatan HR, TD, dan

vasokontriksi. Perubahan ini meninglkatkan beban kerja jantung

sehingga membutuhkan konsumsi oksigen lebih banyak

3

Page 4: INFARK

Karbon monoksida yang terkandung dalam asap rokok mempengaruhi

pengangkutan oksigen oleh haemiglobin sehingga persediaan oksigen

miocardium menurun secara bermakna. Co juga menyebabkan injuri

pada lapisn endotel, mengentalkan darah, sel-sel pembeku darah saling

terikat dengan mudah, mempercepat terjadinya arteriosclerosis.

d. Obesitas

Pada orang gemuk dipikirkan terjadi peningkatan kadar LDL. Kejadian

Hipertensi pada orang gemuk tiga kali lebih besar dibandigkan dengn

orang yang berat badannya normal.

e. Pola perilaku dan stess

Orang yang berkepribadian tipe A yang selalu ingin menang sendiri,

ambisius, tidak sabar, suka bermusuhan, marah-marah, terburu-buru,

mempunyai kecenderungan menderita penyakit jantung dan pembuluh

darah.

Hasil penilitian menunjukkan, sikap- sikap tersebut diatas merangsang

pelepasan hormon yang akan menyebabkan peningkatan tekanan

darah, denyut jantung, pernafasan, ketegangan otot dan vasokiontriksi.

f. Gaya hidup yang menetap

Yang dimaksud dengan gaya hidup termasuk latihan fisik. Latihan

fisik yang dimaksud adalah latihan yang dilkukan paling kurang 3x

seminggu selama 30 menit. Diperkirakan bahwa aktivitas fisik

menigkatkan HDL dan meningkatkan Fibrolitik dengan demikian

mengurangi resiko terbentuknya bekuan.

Factor-faktor yang tidak dapat diperbiki (Unmodifiable Factor)

a. Usia, gender dan Ras

Lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan, pada usia 60 tahun

atau lebih. Kejadian pada usia kurang dari 30 tahun biasanya

disebabkan oleh Hiperlipidemia, hipertensi dan merokok.

4

Page 5: INFARK

b. Riwayat keluarga dan keturunan

Walaupun hubungan hubungan dengan factor keturunan tidak jelas

namun factor ini memegang peranan penting.

c. Diabetes Melitus

Tidak terjadinya toleransi pada glukosa merupakan factor resiko yang

kuat terjadinya CAD khususnya pada wanita.

Miokard infark biasanya disebabkan oleh trombosis arteri koroner,

arteriosclerosis dan oklusi sirkulasi koroner.

3. Patofisiologi

Modifiable Faktor Unmodifiable Faktor

Oklusi sirkulasi koroner arteriosklerosis thrombus

Penurunan suplai darah ke mokard

Penurunan suplai oksigen ke miokard

Iskemi miokard

Tidak seimbang antara suplai oksigen ke miokard dan tuntutan kebutuhan

Nyeri Penurunan kontraksi jantung

Penurunan cardiac out put

Penurunan suplai oksigen ke jaringan

5

Page 6: INFARK

4. Manifestasi klinik

Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, rasa nyeri yang

tajam dan berat bisa menyebaar ke bahu dan lengan biasanya lengan kiri.

Nyeri sering disertai dengan napas pendek, pucat, berkeringat dingin,

pusing dan kepala ringan, mual disertai muntah.

Demam jarang melebihi 38OC biasanya terjadi dalam 24 jam pertama dan

menghilang dalam waktu beberapa hari.

5. Studi diagnostik

Elektrokardiogram

Untuk memberikan informasi mengenai elektrofisiologi jantung, lokasi

dan ukuran relative infark dapat ditentukan dengan EKG.

Laboratorium

Leukosit dan laju endap darah, sedikit meningkat hal ini

merupakan reaksi terhadap nekrosis jaringan.

Serum kreatinin fostokinase ( EK ), meningkat dalam 6 jam setelah

infark mencapai puncaknya dalam 18 – 24 jam dan kembali normal

setelah 72 jam.

CK – MB adalah indeks yamg paling khas untuk mendiagnosa

infark miocard acut.

Lactat dehidrogenase dan isogutimnya ( LDH )

Apabila prosentase LDH, lebih tinggi dari LDH2 maka keadaan ini

menunjukkan adanya miocard infark.

6. Manajemen medik

a. Manajemen Umum

Perawatan pada coronary care unit ( CCU ) pada

pasien dengan nyeri dada acut

Elektroardiogram : untuk mendeteksi perluasan

konduksi dari miocard dan perluasan infark.

6

Page 7: INFARK

Oksigen therapy : bila Pa O2 menurun.

Diet : 1500 kalori, rendah lemak, rendah garam.

Aktivitas fisik : Bed Rest untuk 24 jam pertama,

hari kedua latihan duduk dikursi, hari ketiga latihan berjalan

dengan bantuan sampai dengan hari ke empat, hari ke lima pasien

boleh berjalan sendiri

b. Therapi famakologi

Vasodilator untuk mengurangi nyeri jantung : sub lingual nitroglliserin,

isosorbid dinitrat.

Calsium antagonis : nipedipin, (procaran), verapamil, diltiazem.

Antiplatelets : aspirin (acetylsalicid acid, ASA)

7. Komplikasi

a. Edema paru akut

Fungsi jantung yang sudah tidak adekuat mengakibaatkan peningkatan

tekanan akhir diastolic ventrikel kiri dan peningakatan tekanan vena

pulmonal. Hal ini mengakibatkan meningkatnya tekanan hidrostatik

sehingga cairan merembes keluar.

b. Gagal jantung

Miokard infark menyebabkan menurun nya kontraktilitas jantung.

c. Syok kardiogenik

Disebabkan oleh kerusakan miokard yang luas, biasanya lebih dari 40

% dinding ventrikel terkena infark. Gambaran klinisnya adalah acral

dingin, berkeringat dingin, gelisah, keadaan memburuk sampai tekanan

darah tidak terukur.

d. Ruptur jantung

Ruptur dinding ventrikel adalah 10 % dan semua penyebab kematian

pada miokard infark, terutama pada penderita yang sudah tua dan

hipertensi.

7

Page 8: INFARK

B. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a) Riwayat pasien

Ada tidaknya nyeri dada adalah satu-satunya temuan terpenting

pada pasien dengan miokard infark.

b) Tingkat kesadaran

Orientasi terhadap tempat, waktu dan orang, respon sensorik dan

motorik serta verbal, perubahan terhadap tingkat kesadaran

menunjukkan bahwa jantung tidak mampu memompa darah yang

cukup oksigen untuk otak.

c) Nyeri dada

Ada tidaknya nyeri dada adalah satu-satunya temuan penting pada

pasien dengan miokard infark.

d) Frekuensi dan irama jantung

Disritmia menunjukkan bahwa jantung tidak cukup mendapatkan

oksigen.

e) Bunyi jantung

Kaji adanya bunyi jantung yang abnormal

f) Mur-mur jantung

Mur-mur terjadi akibat turbulensi aliran darah.

g) Tekanan darah

Tekanan darah diukur untuk menentukan respon terhadap nyeri.

h) Denyut nadi perifer

Perbedaan denyut nadi perifer dengan frekuensi jantung

menegaskan adanya disritmia.

i) Warna kulit dan suhu

Kaji tanda cianosis pada kuku, mukosa mulut, dan cuping telinga.

Adanya diuresis, kulit dingin dan lembab menunjukkan tanda-

tanda syok kardiogenik.

8

Page 9: INFARK

j) Paru

Kaji adanya batuk dan napas pendek serta bunyi krekels

( melalui air) menunjukkan tanda adanya gagal jantung.

k) Fungsi gastrointestinal

Mual dan muntah dapat terjadi pada akut miokard infark

l) Status volume dan cairan

Waspada terhadap oliguria, suatu tanda awal syok kardiogenik

2. Diagnosa Keperawatan

a) Nyeri berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai

oksigen miokard dan kebutuhan.

b) Penurunan cardiac output berhubungan dengan penurunan

kontraktilitas jantung.

c) Cemas berhubungan dengan takut akan kematian.

d) Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan

peningkatan tekanan kapiler pulmonal.

e) Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan

penurunan cardiac out put.

f) Aktifitas intolerance berhubungan dengan penurunan perfusi

jaaringan.

3. Rencana Keperawatan

a) Nyeri berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai

oksigen miokard dan kebutuhan

Goal : nyeri dada hilang atau berkurang selama perawatan.

Kriteria : Ekspresi wajah tenang, TD dalam batas normal, tidak

meringis kesakitan.

9

Page 10: INFARK

Intervensi:

1) Kaji keluhan nyeri klien, meliputi lokasi, warna,penyebab dan

factor yang mempengaruhi.

R/ sebagai data dasar untuk terapi dan kebersihasilan terapi

2) Atur posisi pasien sesuai toleransi yang memberikan

kenyamanan

R/ mengurangi beban kerja jantung

3) Lakukan EKG selama nyeri, sesuai yang diresepkan

R/ berguna untuk menentukan perluasan infark

4) Kolaborasi pemberian oksigen

R/ meningkatkan suplai O2 kejantung.

5) Kolaborasiterapi obat (Vasodilatator dan analgetik)

R/ mengurangi nyeri.

b) Penurunan cardiac output berhubungan dengan penurunan

kontraktilitas jantung.

Goal: Klien akan meningkatkan CO selama perawatan

Kriteria : TD normal, nadi teratur, irama jantung teratur, kulit tidak

pucat, dingin lembab, cyanosis, dan diaferosis

Intervensi:

1) Kaji tanda dan penurunan CO

R/: Sebagai data dasar untuk menentukan therapy dan

keberhasilan therapi

2) Batasi aktivitas klien

R/: mengurangi beban kerja jantung

3) Kolaborasi pemberian O2

R/: meningkatkan suplai oksigen ke jantung

4) Monitor dan catat kualitas dan penurunan nadi

10

Page 11: INFARK

R/: mendeteksi bertambah atau berkurangnya CO (ritme

arterial yang terlalu cepat/ lambat merupakan tanda

berkurangnya CO)

5) Hindarkan klien dari vasava maneuver (batuk, mengejan)

R/: tindakan ini meningkatkan respon parasimpatis,

menyebabkan blok pada nodus AV dan menurunkan denyut

ventrikel

c) Cemas berhubungan dengan takut akan kematian.

Goal : klien akan menurunkan keemasannya selama perawatan

Kriteria : ekspresi wajah tenang, tidak gelisah

Intervensi:

1) Kaji tanda dan ekspresi verbal dari kecemasan

R/: tingkat keemasan sampai panic menstimulasi respon

simpatik dengan melepakan katekolamin, hal ini menyebabkan

penurunan kebutuhan oksigen miocard

2) Kaji kebutuhan bimbingan spiritual dan rujuk ke

pembimbing spiritual

R/: konseling agama akan membantu mengurangi keemasan

dan rasa takut

3) Biarkan klien mengekspresikan perasaannya

R/: kecemasan yang tidak dapat di ekspresikan dapat

meningkatkan konsumsi oksigen jantung

4) Dengarkan semua keluhan klien

R/: menimbulkan rasa percaya diri klien

d) Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan

peningkatan tekanan kapiler pulmonal.

Goal : tidak terjadi ganguan pertukaran gas selama perawatan

Kriteria : tidak ada tanda-tanda gangguan pertukaran gas seperti

sesak nafas, cianosis, PaO2 dan PaCo2 normal

11

Page 12: INFARK

Intervensi :

1) Kaji adanya bunyi nafas krekel

R/: merupakan indikasi kongesti jantung akibat peningkatan

tekanan kapiler pulmonal

2) Kaji adanya bunyi jantung tambahan

R/: berguna untuk mendeteksi gagal jantung kiri

3) Anjurkan klien untuk mematuhi diet yang sudah ditentukan

R/: diet rendah garam dapat mengurangi volume eksra seluler

sehingga mengurangi preload, afterload dan konsumsi oksigen

jantung

4) Batasi aktifitas klien

R/: mengurangi pemakaian oksigen karena aktifitas

e) Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan

penurunan cardiac out put.

Goal : tidak terjadi gangguan perfusi jaringan selama perawatan

Kriteria : tidak terdapat tanda-tanda penurunan perfusi jaringan

seperti cianosis, hipotensi, kelelahan, oliguri

Intervensi :

1) Monitor TTV dan kulit klien

R/: deteksi dini tanda-tanda gangguan perfusi jaringan

2) Monitor dan catat I/O

R/: oliguri mengindikasikn penurunan perfusi ke ginjal

3) Anjurkan klien beristirahat

R/: istirahat mengurangi konsumsi oksigen miocard

f) Aktifitas intolerance berhubungan dengan penurunan perfusi

jaaringan.

Goal : klien akan meningkatkan aktifitasnya secara bertahap

selama perawatan

12

Page 13: INFARK

Kriteria : semua kebutuhan dasar klien terpenuhi

Intervensi :

1) Anjurkan klien bedrest total pada hari I, latihan duduk di

kursi padam hari II, latihan berjalan dengan bantuan pada hari

III dan IV

R/ : mengurangi pemakaian oksigen mioard sampai beberapa

hari akan meningkatkan sirkulasi dan suplai darh kedaerah-

daerah yang kurang perfusi

2) Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya

R/ : memenuhi semua kebutuhan dasar klien

4. Implementasi

Malaksanakan semua perencanaan sesuai dengan kondisi klien

5. Evaluasi

a. Nyeri dada hilang atau berkurang

b. Cardiac Output meningkat

c. Kecemasan hilang atau berkurang

d. Tidak terjadi gangguan pertukaran gas

e. Tidak terjadi gangguan perfusi jaringan

f. Aktifitas toleransi

13

Page 14: INFARK

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Miocard infark merupakan nekrosis miocard akibat gangguan aliran

darah ke myocardium. Gqangguan aliran darah ini menyebabkan suplai

oksigen ke myocardium menurun sehingga terjadilah penurunan Cardiac

output yang tentu saja akan menyebabkan berbagai masalah keperawatan.

Penurunan aliran darah miocard ini disebabkan oleh oklusi sirkulasi

koroner, arterioskerosis dan thrombus. Hal ini dapat dicegah dengan pola

hidup sehat dengan cara tidak merokok, alcohol, konsumsi lemak yang

berlebihan.

Dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang timbul pada

penderita Miocard Infark perlu ada kerjasama antara perawat, klien dan

keluarga.

B. SARAN

1) Untuk institusi agar menyediakan buku-buku dan literatur-literatur yang

lengkap tentang asuhan keperawatan klien dengan Gangguan sistem

Cardiovaskuler

2) Untuk mahasiswa agar benar-benar belajar tentang Asuhan keperawatan

pada klien dengan Miocard Infark agar pada aplikasi dilapangan tidak

terjadi kesalahan yang merugikan pasien.

14

Page 15: INFARK

DAFTAR PUSTAKA

Brunner,sudarth.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi

8.EGC.Jakarta

Canibio. 1990. Cardiovaskuler Disorders. Toronto. Mosby year book

Carpenito L.J. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 6. EGC. Jakarta

Enggram B. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta

Rilantono L.I. dkk.2002. Buku Ajar Cardiologi. FKUI. Jakarta

Mansjoer A dkk.2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Media Aesculapius

Mi ja K. Dkk. 2000. Diagnosa Keperawatan .Edisi 5. Jakarta

15

Page 16: INFARK

16