infeksi traktus urinarius
TRANSCRIPT
Infeksi Traktus Urinarius
1. Definisi
Infeksi adalah masuknya kuman atau bibit penyakit ke dalam tubuh. Infeksi traktus
urinarius adalah infeksi dimana pada urin yang diperiksa ditemukan mikroorganisme
dalam jumlah lebih dari normal
2. Epidemiologi
nfeksi traktus urinarius akut sangat sering terjadi, paling sedikit melibatkan 15 % dari
semua wanita pada suatu waktu dalam hidupnya. Beberapa penyelidikan menunjukkan
bahwa 20 % dari wanita – wanita dewasa hingga usia lanjut, setiap tahun mengalami
disuria(nyeri waktu berkemih ). Pria jarang terkena infeksi simtomatis sampai sesudah
umur 45 tahun kecuali jika terdapat kelainan urologis. ( Basuki B Purnomo, 2007 )
3. Etiologi
Berbagai mikroorganisme dapat menginfeksi saluran kemih tetapi yang paling sering
adalah basil gram negatif. Eschericia coli menyebabkan kira – kira 90% infeksi akut
pada penderita tanpa kelainan urologis dan kalkuli selain itu bakteri lain misalnya
Proteus, Klebsiella,Enterobacter, Serratia, dan Pseudomonas bertanggung jawab atas
sebagian kecil infeksi tanpa komplikasi. ( Basuki B Purnomo, 2007)
Penyebab lain infeksi traktus urinarius bisa karena terlalu lama menahan kencing,
kurang minum, penggunaan toilet umum yang tidak bersih, kebiasaan cebok yang salah
dan katerisasi.
4. Patogenitas
Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urin bebas dari mikroorganisme atau
steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme masuk ke dalam saluran
kemih dan berbiak di dalam media urin. Mikroorganisme memasuki saluran kemih
melalui cara :
a. Ascending, yaitu kolonisasi kuman di sekitar uretra.
b. Hematogen, yaitu masuknya kuman melalui uretra ke buli – buli.
c. Limfogen, yaitu penempelan kuman dinding buli – buli.
d. Kuman penyebab infeksi traktus urinarius pada umumnya adalah kuman yang berasal
dari flora normal usus dan hidup secara komersal di dalam introitus vagina, prepusium
penis, kulit perineum dan daerah sekitar anus. (Basuki B Purnomo, 2007 )
Langsung dari organ sekitarnya yang sebelumnya telah terinfeksi, yaitu masuknya
kuman melalui ureter ke ginjal.
5. Macam – macam Infeksi Traktus Urinarius
1. Glomerulonefritis Akut
Glomerulonefritis akut adalah peradangan glomerulus secara mendadak. Peradangan
akut glomerulus terjadi akibat peradangan komplek antigen dan antibodi di kapiler –
kapiler glomerulus. Komplek biasanya terbentuk 7 – 10 hari setelah infeksi faring atau
kulit oleh Streptococcus (glomerulonefritis pascastreptococcus ) tetapi dapat timbul
setelah infeksi lain. ( Corwin, Elizabeth J, 2000 ) 2. Glomerulonefritis Kronik
Glomerulonefritis kronik adalah peradangan yang lama dari sel – sel glomerulus.
Kelainan ini dapat terjadi akibat glomerulonefritis akut yang tidak membaik atau timbul
secara spontan. Glomerulonefritis kronik sering timbul beberapa tahun setelah cidera
dan peradangan glomerulus sub klinis yang disertai oleh hematuria (darah dalam urin)
dan proteinuria ( protein dalam urin ) ringan, yang sering menjadi penyebab adalah
diabetes mellitus dan hipertensi kronik. Hasil akhir dari peradangan adalah
pembentukan jaringan parut dan menurunnya fungsi glomerulus. Pada pengidap
diabetes yang mengalami hipertensi ringan memiliki prognosis fungsi ginjal jangka
panjang yang kurang baik. ( Corwin, Elizabeth, J. 2000 )
3. Pielonefritis Akut
Pielonefritis akut adalah infeksi pada ginjal yang biasanya terjadi akibat infeksi
kandung kemih, dapat terjadi di satu atau ke dua ginjal. Gejala – gejala umumnya
timbul secara cepat dalam beberapa jam atau hari dan mencakup demam yang sering
103 F atau lebih, menggigil kedinginan, nyeri pinggang dan disuria. ( Corwin,
Elizabeth, J. 2000 )
4. Pielonefritis Kronik
Pielonefritis kronik adalah infeksi pada ginjal itu sendiri, dapat terjadi akibat infeksi
berulang, dan biasanya dijumpai pada penderita batu. Gejala–gejala umum seperti
demam, menggigil, nyeri pinggang, dan disuria. Atau memperlihatkan gambaran mirip
dengan pielonefritis akut, tetapi juga menimbulkan hipertensi dan gagal ginjal.
( Corwin, Elizabeth, J. 2000 )
5. Sistitis
Sistitis adalah infeksi kandung kemih, merupakan tempat tersering untuk infeksi. Gejala
yang timbul yaitu disuria ( nyeri waktu berkemih ). Peningkatan frekuensi berkemih,
perasaan ingin berkemih, adanya sel – sel darah putih dalam urin, nyeri punggung
6. Gagal ginjal.
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami
penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal
penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia
tubuh seperti sodium dan kalium di dalam darah atau produksi urin. Gagal ginjal yang
terjadi secara mendadak adalah gagal ginjal akut. Gagal ginjal yang berkaitan dengan
menurunnya fungsi ginjal secara progresif irreversible disebut gagal ginjal kronik,
biasanya timbul beberapa tahun setelah penyakit atau kerusakan ginjal.
(Corwin, Elizabeth, J . 2000)
6. Pemeriksaan Makroskopis dan Mikroskopis Urin
Untuk mengetahui adanya infeksi traktus urinarius, maka dilakukan pemeriksaan
makroskopis dan mikroskopis urin.
1. Pemeriksaan Makroskopis Urin
Pemeriksaan makroskopis adalah pemeriksaan yang dilakukan langsung dengan mata
tanpa penambahan reagen atau zat kimia tertentu. Pemeriksaan makroskopis ini meliputi
pemeriksaan volume, warna, kejernihan, bau. Untuk pemeriksaan derajat keasaman ( pH
a. Volume Urin Mengukur volume urin bermanfaat untuk ikut menentukan adanya
gangguan faal ginjal , kelainan dalam kesetimbangan cairan badan dan berguna untuk
menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif dan semi kuantitatif urin. Volume urin
dewasa normal daerah tropis untuk urin 24 jam berkisar antara 750 ml dan 1250 ml.
Faktor yang mempengaruhi jumlah urin adalah : suhu, iklim, jenis dan jumlah makanan,
pekerjaan jasmani, banyaknya keringat yang dikeluarkan, umur dan luas permukaan
badan. (Gandasoebrata, 2006 )
b. Warna Urin.
Warna urin yang dikeluarkan tergantung dari konsentrasi dan sifat bahan yang larut
dalam urin. Warna urin dapat berubah oleh karena : obat – obatan, makanan, serta
penyakit yang diderita. Warna urin normal: Putih jernih, kuning muda atau kuning.
Warna urin berhubungan dengan derasnya diuresis ( banyak kencing ), lebih besar
diuresis lebih condong putih jernih. Warna kuning urin normal disebabkan antara lain
oleh urocrom dan urobilin. Pada keadaan dehidrasi atau demam, warna urin lebih
kuning dan pekat dari biasa ginjal normal. ( Gandasoebrata, 2006 )
Adanya infeksi traktus uranius urin akan berwarna putih seperti susu yang disebabkan
oleh bakteri, lemak dan adanya silinder. Warna urin patologis lain adalah :
1) Warna kuning coklat ( seperti teh ) penyebabnya adalah bilirubin.
2) Warna merah coklat penyebabnya hemoglobinuria dan porpyrin.
3) Warna merah dengan kabut coklat penyebabnya darah dengan pigmen– pigmen
darah.
4) Warna coklat hitam penyebabnya melanin dan warna hitam disebabkan oleh
pengaruh obat - obatan. (Kee, Joyce LeFever,1997)
c. Kekeruhan
Urin yang baru dikemihkan biasanya jernih. Kekeruhan yang timbul bila urin didiamkan
beberapa jam disebabkan oleh berkembangnya kuman Kekeruhan ringan bisa
disebabkan oleh nubecula. Pada infeksi traktus urinarius, urin akan keruh sejak) dan
berat jenis dilakukan dengan tes
dikemihkan yang disebabkan lendir, sel – sel epitel dan lekosit lama – lama mengendap.
( Gandasoebrata, 2006 )
d. Bau Urin
Biasanya spesifik. Normal baunya tidak keras. Bau khusus pada urin dapat disebabkan
oleh makanan misalnya : jengkol, pete, durian dan yang disebabkan obat – obatan,
misalnya : mentol, terpentin. Pada karsinoma saluran kemih, urin akan berbau amoniak
karena adanya kuman yang menguraikan ureum dalam urin. ( Gandasoebrata, 2006 )
e. Derajat keasaman Urin ( pH ).
Derajat keasaman urin harus diukur pada urin baru, pH urin dewasa normal adalah 4,6 –
7,5. pH urin 24 jam biasanya asam, hal ini disebabkan karena zat – zat sisa metabolisme
badan yang 17
f. Berat Jenis Urin. ( BJ Urin )
Berat jenis urin yaitu mengukur jumlah larutan yang larut dalam urin. Pengukuran BJ
ini untuk mengetahui daya konsentrasi dan data dilusi ginjal. Normal berat jenis
berbanding terbalik dengan jumlah urin.
Berat jenis urin erat hubungannya dengan diuresis, makin rendah diuresis makin tinggi
berat jenisnya dan sebaliknya. Normal berat jenis adalah 1003 – 1030. Tingginya berat
jenis memberikan kesan tentang pekatnya urin, jadi bertalian dengan faal pemekat
ginjal.(Gandasoebrata, 2006)
2. Pemeriksaan Mikroskopis Urin
Pada pemeriksaan ini digunakan urin yang baru dikemihkan untuk menghindari
perubahan morfologi unsur sedimen.
Syarat – syarat pemeriksaan sedimen adalah :
a. Sebaiknya dipakai urin baru, bila tidak bisa maka sebaiknya disimpan pada kulkas
maksimal 1 jam atau disimpan dengan diberi pengawet.
b. Sebaiknya digunakan urin pagi karena urin pagi lebih kental dan bahan – bahan yang
terbentuk belum rusak atau lisis.
c. Botol penampung harus bersih dan dihindari dari kontaminasi. ( Gandasoebrata, 2006
Yang dapat ditemukan pada pemeriksaan mikroskopis adalah :
a. Eritrosit. Normal jumlah eritrosit adalah 0 – 1 / LPB. Pada keadaan normal eritrosit
bisa berasal dari seluruh traktus urogenitalis. Kadang – kadang perdarahan saluran
kemih bagian bawah menimbulkan bekuan darah dalam urin. Bentuk eritrosit normal
adalah cakram bikonkaf, diameter 7 , warna hijau pucat dan jernih. (Gandasoebrata,
2006 )
b. Lekosit. Normal jumlah lekosit adalah 4 – 5 / LPB. Lekosit dapat berasal dari
seluruh traktus urogenitalis. Lekosit dalam urin umumnya berupa segmen, dalam urin
asam lekosit atau pus biasanya mengerut, pada urin lindi lekosit akan mengembang dan
cenderung mengelompok. Lekosit umumnya lebih besar dari eritrosit dan lebih kecil
dari sel epitel. (Gandasoebrata,2006)
c. Torak , silinder. Tempat pembentukan silinder adalah tubuli ginjal. Dan adanya
silinder dalam jumlah yang banyak dalam urin menandakan adanya kelainan pada
ginjal. ( Gandasoebrata, 2006 )
d. Sel Epitel. Bentuk sel epitel saluran kemih berbeda – beda dari bagian atas sampai
bawah. Adanya sel epitel berasal dari traktus urogenetalis bagian atas menunjukkan
adanya pelepasan abnormal dari sel epitel tersebut. (Gandasoebrata, 2006 )
e. Kristal. Adanya kristal dalam urin kurang bermanfaat untuk klinik, kecuali apabila
ditemukan kristal cystin atau sulfa.
a. Dalam urin asam ; asam urat, natrium urat dan jarang sekali calsium sulfat. Kristal
asam urat biasanya berwarna kuning.
b. Dalam urin asam atau yang netral atau yang agak lindi ; calsium oksalat, dan kadang
– kadang asam hipurat.
c. Dalam urin lindi atau kadang – kadang dalam netral ; ammonium – magnesium fosfat
( triplefosfat ) dan jarang – jarang calsium fosfat.
d. Dalam urin lindi ; calsium carbonat dan calsium fosfat.( Gandasoebrata, 2006 )