influence of the monsun on sst
TRANSCRIPT
![Page 1: Influence of the Monsun on SST](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082407/55cf9823550346d03395cdbc/html5/thumbnails/1.jpg)
Pengaruh dari angin monsun terhadap variasi suhu permukaan laut.
Angin monsun asia memiliki pengaruh yang besar terhadap variasi suhu
permukaan laut (SST). Pada bulan agustus ketika angin monsun timur berhembus,
area yang berada di lintang 5o bagian selatan mengalami penurunan suhu, dengan
suhu terendah berada di zona upwelling di selatan Pulau Jawa sampai Landas
Arafura. Air bersuhu rendah akan naik lalu dibawa menuju bagian timur Laut
Jawa kemudian mebelok ke arah barat laut dan mengalir ke Laut Cina Selatan
melalui Selat Karimata. Untuk mengimbangi arus di permukaan laut, air bersuhu
rendah akan ditarik dari bawah laut yang rupanya berpengaruh terhadap
pendinginan di bagian selatan Pulau Jawa dan Laut Flores (wyrtki,1961). Di Selat
Makasar, dimana parameter coriolis mendekati nol (0) , air permukaan mengalir
ke arah utara akibat arah angin menuju utara. Pengaruh dari arus permukaan
mengalami penurunan akibat peningkatan arus bawah laut dari Samudera Pasifik
(Susanto dan Gordon, 2005) dan hasilnya suhu permukaan laut (SST) di Selat
Makasar berada diatas 29oC selama musim ini.
Hembusan angin monsun membelokan arah lapisan permukaan Laut Jawa
ke timur dan membawa air bersuhu rendah dari Laut Cina selatan (wyrtki,1961).
Pada perairan laut di dalam Indonesia, suhu permukaan laut (SST) lebih rendah di
wilayah barat dari Laut Jawa ketika terjadi peningkatan flux panas permukaan
sehingga membuat suhu permukaan laut (SST) lebih tinggi dari 28oC di daerah
lainnya di Indonesia. Arus Selatan Jawa (Quadfasel and Cresswell, 1992; Bray et
al., 1996) menghangatkan daerah di selatan Pulau Jawa pada musim ini.
Intinya:
Arus monsun (monsoon current) adalah arus laut akibat dorongan angin
musim (monsun). Arus monsun yang melintasi laut-laut Indonesia kemudian
disebut Arus Monsun Indonesia dan disingkat menjadi ARMONDO. Arus
Monsun Indonesia adalah periodik dengan periode musiman seperti halnya
monsun. Arah ARMONDO dipengaruhi oleh monsun Australia-Asia.
ARMONDO merupakan perubahan arus monsun yang lebih dibangkitkan oleh
![Page 2: Influence of the Monsun on SST](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082407/55cf9823550346d03395cdbc/html5/thumbnails/2.jpg)
sistem Northwest Moonson dan Southeast Moonson yang melewati Selat Karimata
dan Laut Jawa ini yang berinteraksi dengan perubahan arus dan temperatur
permukaan sangat berpotensi untuk perubahan cuaca di daerah Jawa, Sumatra dan
Kalimantan. Pada musim barat, pola arus permukaan perairan Indonesia
memperlihatkan arus bergerak dari Laut Cina Selatan melewati Laut Natuna dan
Selat Karimata menuju Laut Jawa. Di Laut Jawa, arus kemudian bergerak ke Laut
Flores hingga mencapai Laut Banda. Sedangkan pada saat Muson Tenggara
(Southeast Moonson) , arah arus sepenuhnya berbalik arah menuju ke barat yang
akhirnya akan menuju ke Laut Cina Selatan. Dangkalnya perairan di kawasan
barat , misalnya Laut Natuna dan Laut Jawa, menyebabkan pula Armondo
biasanya terlihat sampai ke dasar perairan.
Salah satu proses oseanografi penting di kawasan jeluk Indonesia yang
perlu dibicarakan adalah fenomena upwelling yang kejadiannya berkaitan pula
dengan monsun Australia. Pada Monsun Barat, banyak masas air yang diangkut
ARMONDO dari Laut Jawa ke Laut Banda hingga terjadi surplus di Laut Banda.
Untuk menimbalinya (Compensate) surplus tersebut terjadilah downwelling di
Laut Banda yang diikuti oleh arus mendatar pada kejelukan 1000m ke arah
Samudera Hindia. Pada Monsun Timur, ARMONDO banyak mengangkut air ke
Laut Jawa dari Laut Banda dan sekitarnya hingga terjadilah defisit masa air Laut
Jawa. Untuk menimbalinya terjadilah upwelling yang mengakibatkan menurunnya
suhu di perairan Laut Jawa