influence of the monsun on sst

3
Pengaruh dari angin monsun terhadap variasi suhu permukaan laut. Angin monsun asia memiliki pengaruh yang besar terhadap variasi suhu permukaan laut (SST). Pada bulan agustus ketika angin monsun timur berhembus, area yang berada di lintang 5 o bagian selatan mengalami penurunan suhu, dengan suhu terendah berada di zona upwelling di selatan Pulau Jawa sampai Landas Arafura. Air bersuhu rendah akan naik lalu dibawa menuju bagian timur Laut Jawa kemudian mebelok ke arah barat laut dan mengalir ke Laut Cina Selatan melalui Selat Karimata. Untuk mengimbangi arus di permukaan laut, air bersuhu rendah akan ditarik dari bawah laut yang rupanya berpengaruh terhadap pendinginan di bagian selatan Pulau Jawa dan Laut Flores (wyrtki,1961). Di Selat Makasar, dimana parameter coriolis mendekati nol (0) , air permukaan mengalir ke arah utara akibat arah angin menuju utara. Pengaruh dari arus permukaan mengalami penurunan akibat peningkatan arus bawah laut dari Samudera Pasifik (Susanto dan Gordon, 2005) dan hasilnya suhu permukaan laut (SST) di Selat Makasar berada diatas 29 o C selama musim ini. Hembusan angin monsun membelokan arah lapisan permukaan Laut Jawa ke timur dan membawa air bersuhu rendah dari Laut Cina selatan (wyrtki,1961). Pada

Upload: naufan-opan-indra

Post on 20-Jan-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Influence of the Monsun on SST

Pengaruh dari angin monsun terhadap variasi suhu permukaan laut.

Angin monsun asia memiliki pengaruh yang besar terhadap variasi suhu

permukaan laut (SST). Pada bulan agustus ketika angin monsun timur berhembus,

area yang berada di lintang 5o bagian selatan mengalami penurunan suhu, dengan

suhu terendah berada di zona upwelling di selatan Pulau Jawa sampai Landas

Arafura. Air bersuhu rendah akan naik lalu dibawa menuju bagian timur Laut

Jawa kemudian mebelok ke arah barat laut dan mengalir ke Laut Cina Selatan

melalui Selat Karimata. Untuk mengimbangi arus di permukaan laut, air bersuhu

rendah akan ditarik dari bawah laut yang rupanya berpengaruh terhadap

pendinginan di bagian selatan Pulau Jawa dan Laut Flores (wyrtki,1961). Di Selat

Makasar, dimana parameter coriolis mendekati nol (0) , air permukaan mengalir

ke arah utara akibat arah angin menuju utara. Pengaruh dari arus permukaan

mengalami penurunan akibat peningkatan arus bawah laut dari Samudera Pasifik

(Susanto dan Gordon, 2005) dan hasilnya suhu permukaan laut (SST) di Selat

Makasar berada diatas 29oC selama musim ini.

Hembusan angin monsun membelokan arah lapisan permukaan Laut Jawa

ke timur dan membawa air bersuhu rendah dari Laut Cina selatan (wyrtki,1961).

Pada perairan laut di dalam Indonesia, suhu permukaan laut (SST) lebih rendah di

wilayah barat dari Laut Jawa ketika terjadi peningkatan flux panas permukaan

sehingga membuat suhu permukaan laut (SST) lebih tinggi dari 28oC di daerah

lainnya di Indonesia. Arus Selatan Jawa (Quadfasel and Cresswell, 1992; Bray et

al., 1996) menghangatkan daerah di selatan Pulau Jawa pada musim ini.

Intinya:

Arus monsun (monsoon current) adalah arus laut akibat  dorongan angin

musim (monsun). Arus monsun yang melintasi laut-laut  Indonesia kemudian

disebut Arus Monsun Indonesia dan disingkat menjadi ARMONDO. Arus

Monsun Indonesia adalah periodik  dengan periode musiman seperti halnya

monsun. Arah ARMONDO dipengaruhi oleh monsun Australia-Asia.

ARMONDO merupakan perubahan arus monsun yang lebih dibangkitkan oleh

Page 2: Influence of the Monsun on SST

sistem Northwest Moonson dan Southeast Moonson yang melewati Selat Karimata

dan Laut Jawa ini yang berinteraksi dengan perubahan arus dan temperatur

permukaan sangat berpotensi untuk perubahan cuaca di daerah Jawa, Sumatra dan

Kalimantan. Pada musim barat, pola arus permukaan perairan Indonesia

memperlihatkan arus bergerak dari Laut Cina Selatan  melewati Laut Natuna dan

Selat Karimata menuju Laut Jawa. Di Laut Jawa, arus kemudian bergerak ke Laut

Flores hingga mencapai Laut Banda. Sedangkan pada saat Muson Tenggara

(Southeast Moonson) , arah arus sepenuhnya berbalik arah menuju ke barat yang

akhirnya akan menuju ke Laut Cina Selatan. Dangkalnya perairan di kawasan

barat , misalnya Laut Natuna dan Laut Jawa, menyebabkan pula Armondo

biasanya terlihat sampai ke dasar perairan.

Salah satu proses oseanografi penting di kawasan jeluk Indonesia yang

perlu dibicarakan adalah fenomena upwelling yang kejadiannya berkaitan pula

dengan monsun Australia. Pada Monsun Barat, banyak masas air yang diangkut

ARMONDO dari Laut Jawa ke Laut Banda hingga terjadi surplus di Laut Banda.

Untuk menimbalinya (Compensate) surplus tersebut terjadilah downwelling di

Laut Banda yang diikuti oleh arus mendatar pada kejelukan 1000m ke arah

Samudera Hindia. Pada Monsun Timur, ARMONDO banyak mengangkut air ke

Laut Jawa dari Laut Banda dan sekitarnya hingga terjadilah defisit masa air Laut

Jawa. Untuk menimbalinya terjadilah upwelling yang mengakibatkan menurunnya

suhu di perairan Laut Jawa