injeksi im

10
SAP PRAKTEK MATA KULIAH : Ketrampilan Dasar Praktik Klinik NAMA KETERAMPILAN : Injeksi Intra Muskuler SEMESTER : I SKS : 3 SKS DOSEN : Yuni Kusmiyati SST WAKTU : 30 menit TIU :Setelah menyelesaikan perkuliahan ini di harapkan mahasiswa mampu mempraktikkan injeksi intramuskular TIK :Setelah menyelesaikan pertemuan ini mahasiswa mampu melakukan mempraktikkan injeksi Intra Muskuler : 1. Menyiapkan alat dan obat sesuai prinsip 5 benar 2. Menyiapkan pasien 3. Menjaga privasi 4. Memilih tempat penyuntikan 5. Melakukan tindakan desinfeksi 6. Melakukan injeksi intramuskuler 7. Mendekontaminasikan alat REFERENSI : 1. Yuni Kusmiyati SST, 2007, Ketrampilan Dasar Praktik Klinik, Jakarta 1

Upload: maithia-rahmi

Post on 27-Sep-2015

16 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

injeksi

TRANSCRIPT

SAP PRAKTEK

MATA KULIAH

: Ketrampilan Dasar Praktik Klinik

NAMA KETERAMPILAN: Injeksi Intra MuskulerSEMESTER

: ISKS

: 3 SKS

DOSEN

: Yuni Kusmiyati SSTWAKTU

: 30 menitTIU :Setelah menyelesaikan perkuliahan ini di harapkan mahasiswa mampu mempraktikkan injeksi intramuskular

TIK:Setelah menyelesaikan pertemuan ini mahasiswa mampu melakukan mempraktikkan injeksi Intra Muskuler : 1. Menyiapkan alat dan obat sesuai prinsip 5 benar

2. Menyiapkan pasien

3. Menjaga privasi

4. Memilih tempat penyuntikan

5. Melakukan tindakan desinfeksi

6. Melakukan injeksi intramuskuler

7. Mendekontaminasikan alatREFERENSI :

1. Yuni Kusmiyati SST, 2007, Ketrampilan Dasar Praktik Klinik, Jakarta : Fitramaya2. A.Aziz Alimul H, S.Kep Ns, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

1. Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat2. Obat yang telah disiapkan dalam vial

3. Spuit dan jarum sesuai ukuran : dewasa 2,5 3,75 cm dan anak anak 1,25 cm 2,5 cm

4. Kapas alcohol

5. Cairan pelarut

6. Baki obat

7. Bak injeksi

8. Bengkok

9. Wastafel

10. Waskom berisi larutan klorin

11. Perlak/alas

12. Kom

13. Sarung tangan non sterilDasar Teori

Pemberian obat intramuskuler dilakukan dengan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan adalah pada daerah paha ( vastus lateralis ), Ventrogluteal ( dengan posisi berbaring ), dorsogluteal ( posisi tengkurap ), atau lengan atas ( deltoid ). Tujuan pemberian obat ini adalah agar absorpsi obat lebih cepat. Petunjuk Kerja

1. Baca dan pelajari terlebih dahulu lembaran kerja yang tersedia

2. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan

3. Ikutilah petunjuk dan instruksi

4. Kerjakan semua langkah secara urut dan hati hati 5. Tanyakan pada instruktur bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti

Keselamatan Kerja1. Patuhi prosedur pekerjaan2. Perhatikan keadaan umum klien pada saat penyuntikan dan setelah penyuntikan

3. Pastikan 5 benar pada prosedur pengobatan

( benar ordernya, benar obat, benar cara pemberian,benar pasien, benar waktu pemberian )

4. Perhatikan kondisi alat sebelum bekerja untuk menilai kelayakan penggunaan5. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh petugas

6. Penyuntikan pada pemberian imunisasi. Desinfeksi tidak memakai kapas alcohol tapi memakai kapas air matang ( DTT )

7. Dekontaminasi spuit setelah dipakai dengan mengisi klrin 0,5 % untuk mencegah kontaminasi petugas.Persiapana. Pendahuluan Melakukan apersepsi dengan mahasiswa tentang injeksi intramuskuler

Menjelaskan tujuan pembelajaran

b. Penyajian Melakukan Praktik injeksi intramuskulerc. Penutup Memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk bertanya tentang materi pertemuan yang telah dipraktikkan Membuat kesimpulan bersama tentang materi yang telah dibahas pada pertemuan ini

Langkah-Langkah TindakanNo KEGIATANKEY POINT

1.Cuci tangan Pencegahan infeksi

2.Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien

Setiap tindakan harus dikomunikasikankepada pasien( Inform consent )

3.Mendekatkan alat

Tempatkan alat secara ergonomis

4.Memakai sarung tangan

Pencegahan infeksi

5.Membebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan

Memilih tempat yang akan diinjeksi

6.Melakukan desinfeksi dengan kapas DTT tempat yang akan diinjeksi

Pencegahan infeksi

7.Tegangkan dengan tangan kiri yang atau daerah yang akan diinjeksi

Mempercepat absorpsi

8.Lakukan penusukan dengan posisi lubang jarum tegak lurus 90.

Pada daerah paha, ventrogluteal, dorsogluteal, atau deltoid

Lakukan aspirasi

Catat reaksi, jumlah dosis, dan waktu pemberian

10.Cuci tangan Pencegahan infeksi

Re Demonstrsi

Mahasiswa melakukan demonstrasi dengan benar

Evaluasi

Dosen mengobservasi mahasiswa dengan menggunakan daftar tilik

Daftar Tilik

INJEKSI INTRA MUSKULER Beri nilai untuk setiap langkah yang telah dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

1:Apabila langka klinik tidak dilaksanakan

2:Apabila langkah klinik telah dilaksanakan tetapi salah

3:Apabila langkah klinik telah dilaksanakan dengan baik dan benar

4:Apabila langkah klinik telah dilaksanakan dengan baik dan benar serta dikerjakan dengan sistematis

KEGIATANNilai

I. SIKAP DAN PERILAKU

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri

2. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan

3. Memposisikan pasien dengan baik

4. Tanggap terhadap reaksi pasien

5. Sabar dan teliti

Skor

II. CONTENT/ ISI

Oksitosin

1. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua (pastikan hamil tunggal)

2. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik

3. Dalam waktu 1 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10 unit secara IM di 1/3 paha kanan atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntik oksitoksin)

Penegangan tali pusat terkendali

4. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva.

5. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.

6. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan septic bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus septic atas dan belakang (dorso-kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya septicn uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 40 detik, menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai.

Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk melakukan rangsangan septic susu.

Mengeluarkan plasenta

7. Lakukan peneganangan dan dorongan dorso septic hingga plasenta terlepas minta ibu meneran sambil penolong menarik rali pusat denagn arah sejajar lantau dan kemudian septic atas, mengikuti prpos jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial). Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva.

Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit:

a. Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM

b. Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan menggunakan teknik septic jika perlu.

c. Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

d. Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.

e. Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi.

8. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut dan perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.

Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forsep disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal.

Masase Uterus

9. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

Menilai Perdarahan

10. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.

Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai .

11. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan penjaitan.

Skor

III. TEKNIK

1. Berkomunikasi dengan pendekatan yang tepat sesuai dengan kondisi klien

2. Bekerja dengan pencegahan infeksi

3. Bekerja dengan hati-hati dan cermat

4. Menghargai privasi atau budaya klien

5. Bekerja secara sistematis

Skor

Total

Yogyakarta , .............

Evaluator

(

)

Nilai = Nilai yang didapat x 100 %

Jumlah aspek yang dinilai

5