inovasi pemanfaatan aset pariwisata budaya kota yogyakarta ... · ii inovasi pemanfaatan aset...
TRANSCRIPT
INOVASI PEMANFAATAN ASET PARIWISATA BUDAYAKOTA YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR
Oleh:DEWI NURFITRIYANA
L2D 006 019
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG2010
ii
INOVASI PEMANFAATAN ASET PARIWISATA BUDAYAKOTA YOGYAKARTA
Tugas Akhir diajukan kepadaJurusan Perencanaan Wilayah dan KotaFakultas Teknik Universitas Diponegoro
Oleh:DEWI NURFITRIYANA
L2D 006 019
Diajukan padaSidang Ujian Sarjana
Tanggal
Dinyatakan Lulus/Tidak LulusSarjana Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
………………….. pembimbing ……….
………………….penguji 1 ………………
…………………penguji 2 …………………..
Mengetahui,
………………………………. ………………………
Ketua Panitia Sidang Ujian Sarjana Ketua Jurusan
iii
ABSTRAK
Kekayaan budaya yang melimpah merupakan potensi utama Kota Yogyakarta dalammengembangkan perekonomian wilayahnya. Selama sepuluh tahun terakhir Kota Yogyakarta telahmenerapkan berbagai inovasi dalam pemanfaatan kekayaan budaya tersebut, agar keberadaannya dapatbertahan di tengah arus globalisasi dan memberikan dampak positif bagi setiap stakeholder yang terlibatdidalamnya. Hal ini selaras dengan konsep kegiatan ekonomi kreatif yang termuat dalam konseppengembangan ekonomi lokal (PEL). Kota Yogyakarta adalah representasi wilayah yang mengembangkandirinya tanpa menggantungkan diri pada potensi alam yang lama kelamaan akan habis, melainkanmemanfaatkan kebudayaan, bakat, pengetahuan, dan keahlian yang dimiliki lokal untuk menciptakan suatuproduk yang unik namun tetap bernilai ekonomi tinggi melalui inovasi. Dukungan para stakeholder setempatterhadap upaya inovasi tersebut sangat tinggi, salah satu buktinya adalah tingginya minat wisatawan yangberwisata ke Kota Yogyakarta karena tertarik dengan kebudayaan lokal sejumlah 450.000 orang/tahun daritotal wisatawan yang datang sekitar 1000.000 orang/tahun (Kompas, 2009).
Berdasarkan fenomena tersebut, muncul pertanyaan “apa saja bentuk inovasi dalam pemanfaatanaset pariwisata budaya Kota Yogyakarta, bagaimana proses terjadinya dan apa manfaat yang ditimbulkaninovasi tersebut bagi para stakeholder yang terlibat didalamnya?”. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui ragam bentuk dan proses terjadinya inovasi pada pemanfaatan aset pariwisata budaya di KotaYogyakarta, untuk dianalisis manfaat yang ditimbulkan bagi para stakeholder yang terlibat didalamnya. Halini akan menjadi penghubung antara inovasi pemanfaatan aset pariwisata budaya dengan pengembanganekonomi lokal yang ada di Kota Yogyakarta.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan post positivistik, yangberupaya mengidentifikasi fenomena-fenomena unik di lapangan untuk dicari kesesuaiannya dalam teori-teori yang telah dikumpulkan sebelumnya sebagai bahan referensi. Teori-teori yang digunakan dalampenelitian ini berkaitan dengan inovasi, aset budaya, ekonomi kreatif, pengembangan ekonomi lokal, danpariwisata budaya. Proporsi masing-masing teori berimbang dan saling melengkapi satu sama lain.Penelitian ini tidak menggunakan hipotesa, dugaan berhenti sebatas pada pertanyaan penelitian yang akandijawab melalui beberapa tahap analisis sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan. Metode yangditerapkan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yang digunakan untuk mengidentifikasiperkembangan karakteristik kegiatan pariwisata budaya di Kota Yogyakarta. Tahap selanjutnya adalahmenganalisis ragam bentuk dan proses terjadinya inovasi dalam perubahan karakteristik tersebut, sekaligusmengidentifikasi peran para stakeholder dalam inovasi didalamnya. Hasil analisis kemudian akan ditelaahlebih lanjut untuk mengetahui manfaat inovasi bagi para stakeholder yang terkait didalamnya. Metode inidilakukan melalui observasi lapangan, review dokumen kebijakan pengembangan pariwisata KotaYogyakarta, dan wawancara tidak terstruktur pada para stakeholder kunci, seperti bagian pemasaran danbagian ODTW Disparbudkot Yogyakarta, Bina Program Dinas Kebudayaan DIY, komunitas seni budayaserta mayarakat umum.
Output penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tiga bentuk inovasi yang dilakukan dalampemanfaatan aset pariwisata budaya Kota Yogyakarta, yakni inovasi organisasi, inovasi produk, dan inovasipemasaran, tidak ada derajat kepentingan yang lebih tinggi antara satu bentuk inovasi dengan inovasilainnya. Ketiga inovasi ini telah memberikan manfaat bagi masing-masing stakeholder, baik secara sosial,ekonomi maupun keduanya. Pemerintah merupakan stakeholder yang memiliki peran cukup dominan dalaminovasi pada pemanfaatan aset pariwisata budaya tangible, sedangkan dalam aset pariwisata budaya yangbersifat intangible, Pemerintah memiliki peran yang cukup berimbang dengan masyarakat yang tergabungdalam komunitas dan pihak swasta seperti Media, Hotel, dan sejenisnya. Peran setiap stakeholder sangatpenting dalam rangka menumbuhkan keberlanjutan kebudayaan lokal untuk dimanfaatkan secara kreatifagar mampu memberikan konstribusi positif bagi pengembangan ekonomi Kota Yogyakarta sekaligusmenumbuhkan rasa cinta dan memiliki warga lokal maupun wisatawan untuk melestarikan kebudayaanlokal. Oleh karena itu penelitian ini dapat memberikan potret keberhasilan Kota Yogyakarta sebagai kotayang melakukan inovasi pada potensi lokal yang ia miliki agar dapat ikut mendorong pengembanganekonomi di wilayahnya.
Kata kunci : inovasi, manfaat, pariwisata budaya, pengembangan ekonomi lokal.
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.Alhamdulillah, segala puji hanya ditujukan bagi Allah SWT dan Rasul-Nya Muhammad
SAW, karena atas ridha-Nya Saya dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir yang berjudul“Inovasi Pemanfaatan Aset Pariwisata Budaya Kota Yogyakarta”. Dalam penyusunan TugasAkhir ini, Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut berperandakam penyusunan laporan ini, yaitu:
1. Khaliq ku si Maha Hebat ALLAH SWT yang telah memberi ridha-Nya atas penyusunanTA ini.
2. Bapak Ibu yang telah memberikan Saya kepercayaan dan kebebasan dalam memutuskanapa saja yang akan Saya jalani selama ini.
3. Adikku Hilmi yang solehnya minta ampun, Fika yang sama-sama sedang menempuh ujian,dan Kakak ku Astrid yang banyak menginspirasi Saya dengan pemikirannya selama ini.
4. Bapak Dr.rer.nat Imam Buchori, ST, selaku Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah dan KotaFakultas Teknik Universitas Diponegoro.
5. Bapak Ir. Mardwi Rahdriawan,MT, selaku dosen wali yang telah bersedia meluangkanwaktunya untuk mengawasi ‘perkembangan’ kami.
6. Ibu Ir. Artiningsih, MSi selaku dosen pembimbing tugas akhir yang telah memberikanarahan dan bimbingan dalam pelaksanaan penyusunan proposal sampai tugas akhir.
7. Bapak Widjanarko, ST.MT, Ibu Maya Damayanti, ST, MT dan Bapak Ir. Agung Sugiriselaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan arahan.
8. Seluruh koordinator panitia Tugas Akhir yang telah memberikan bantuan dan bimbingan.9. Teman hidup paling menyenangkan Septian Riezki Aji atas waktu, inspirasi, dan
kesabarannya menemani Saya selama proses pembuatan TA ini.10. Manusia kembang api Yassindi, Puthing, Dhee, Dodi, Dewi Kusuma, Patrik, Avi
Ardhansyah atas berjodohnya waktu kita selama ini.11. Teman-teman yang tergabung dalam penelitian yang dibimbing Bu Arti, Indah, Bulan, Icha
(ayo Cha jangan ngoyo), Theo, dan Dita terima kasih untuk kebersamaan dankerjasamanya.
12. Teman-teman S1 Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Angkatan 2006, UniversitasDiponegoro yang menjadi teman seperjalanan selam empat tahun terakhir.
13. Seluruh dosen pengampu Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota yang telah memberikanbanyak bekal dan pengetahuan yang sangat berharga.
14. Instansi yang telah memberikan informasi dalam penelitian ini.15. Petugas TU dan perpustakaan yang telah memberikan kemudahan dalam administrasi dan
pencarian literatur.16. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan laporan ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.Penyusun menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
Tugas Akhir ini. Untuk itu, kami memohon maaf, kritik serta saran untuk memperbaiki penyusunanlaporan tugas akhir mendatang.
Semarang, Juni 2010
Penulis,
Dewi Nurfitriyana
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................................. ii
ABSTRAK ...................................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................................................ 3
1.3 Tujuan dan Sasaran ................................................................................................................. 4
1.3.1 Tujuan ........................................................................................................................... 4
1.3.2 Sasaran .......................................................................................................................... 4
1.4 Ruang Lingkup Penelitian........................................................................................................ 4
1.4.1 Ruang Lingkup Substansial ........................................................................................... 4
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah dan Lokasi Penelitian .............................................................4
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................................................. 6
1.6 Kerangka Pemikiran................................................................................................................. 6
1.7 Pendekatan dan Metode Penelitian .......................................................................................... 8
1.7.1 Data Penelitian................................................................................................................8
1.7.2 Proses Penelitian.............................................................................................................9
1.7.3 Obyek Penelitian ..........................................................................................................10
1.8 Kerangka Analisis Penelitian ..................................................................................................13
1.9 Sistematika Pembahasan.........................................................................................................13
BAB II RELEVANSI KEGIATAN PARIWISATA BUDAYA DAN INOVASI
DENGAN KEGIATAN EKONOMI KREATIF DALAM KONSEP
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
2.1 Perkembangan Konsep Pengembangan Ekonomi Lokal sebagai Perubahan Paradigma
Pengembangan Ekonomi Wilayah ........................................................................................ 16
vi
2.2 Relevansi Inovasi Pemanfaatan Kegiatan Pariwisata Budaya dengan Kegiatan Ekonomi
Kreatif ................................................................................................................................... 19
2.3 Ragam Jenis Aset kegiatan Pariwisata Budaya ..................................................................... 20
2.4 Pelaku dan Komponen Pendukung Kegiatan Pariwisata Budaya sebagai Instrumen
Pengembangan Ekonomi Lokal ............................................................................................. 22
2.5 Urgensi Inovasi dalam Kegiatan Pariwisata ......................................................................... 24
2.6 Peran Inovasi dalam Pemanfaatan Aset Pariwisata Budaya untuk mendukung
Pengembangan Ekonomi Lokal ............................................................................................ 26
2.7 Definisi Operasional ..............................................................................................................28
2.8 Perspektif Teoritik Penelitian................................................................................................. 29
2.9 Variabel Penelitian..................................................................................................................29
BAB III TINJAUAN UMUM POTENSI DAN PERKEMBANGAN PEMANFAATAN
ASET PARIWISATA BUDAYA KOTA YOGYAKARTA
3.1 Jaringan Pelaku Pariwisata Kota Yogyakarta ....................................................................... 33
3.2 Perkembangan Orientasi dan Motivasi Pasar Wisata Kota Yogyakarta (2005 - 2010) ........ 35
3.2.1 Perkembangan Kondisi Pelaku Kegiatan Pariwisata Budaya Kota Yogyakarta ......... 35
3.2.2 Tren dan Pasar Wisatawan Pariwisata Budaya Kota Yogyakarta ............................... 37
3.2.3 Kegiatan Inovasi dalam Pemanfaatan Aset Pariwisata Budaya di Kota Yogyakarta .. 41
3.3 Potensi Kraton Yogyakarta Hadiningrat Sebagai Obyek dan Daya Tarik Wisata Budaya
Kota Yogyakarta ................................................................................................................... 42
3.4 Potensi Istana Air Tamansari Sebagai Obyek dan Daya Tarik Wisata Budaya Kota ........... 44
3.5 Peran Masyarakat Kota Yogyakarta dalam Inovasi Pemanfaatan Aset Pariwisata Budaya
Kota Yogyakarta ................................................................................................................... 47
3.6 Peran Pemerintah dalam Inovasi Pemanfaatan Aset Pariwisata Budaya Kota Yogyakarta .. 48
3.7 Peran Swasta dalam Inovasi Pemanfaatan Aset Pariwisata Budaya Kota Yogyakarta ......... 49
BAB IV PROSES DAN MANFAAT DARI INOVASI PEMANFAATAN ASET
PARIWISATA BUDAYA BAGI STAKEHOLDERS
4.1 Perkembangan Cara Pemanfaatan Kraton Yogyakarta ......................................................... 50
4.2 Renovasi dan Penambahan Aset Bangunan sebagai Inovasi Produk pada Kraton
Yogyakarta ............................................................................................................................ 53
4.3 Pemugaran Bangunan sebagai Bentuk Inovasi Produk Wisata Budaya Tangible Istana Air
Tamansari .............................................................................................................................. 55
vii
4.4 Perluasan dan Penciptaan Pasar Baru dalam Pemanfaatan Kraton Yogyakarta dan Istana
Air Tamansari ....................................................................................................................... 57
4.5 Taman Budaya Yogyakarta sebagai Media Inovasi dalam Pemanfaatan Aset Intangible
Kota Yogyakarta ................................................................................................................... 66
4.5.1 Inovasi Produk Aset Pariwisata Budaya yang Bersifat Intangible di Kota
Yogyakarta .................................................................................................................. 66
4.5.2 Inovasi Pemasaran Aset Wisata Budaya yang Bersifat Intangible di Kota
Yogyakarta .................................................................................................................. 68
4.6 Manfaat Inovasi-Inovasi dalam Pemanfaatan Aset Pariwisata Budaya dalam Konteks
Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Yogyakarta..................................................................77
4.6.1 Manfaat Sosial yang diperoleh Masyarakat Kota Yogyakarta dari Inovasi
Pemanfaatan Aset Pariwisata Budaya di Kota Yogyakarta ........................................ 80
4.6.2 Manfaat Sosial Ekonomi Inovasi Pemanfaatan Aset wisata Budaya yang diperoleh
Pemerintah .................................................................................................................. 81
4.6.3 Manfaat yang diperoleh dari Swasta Inovasi Pemasaran Aset wisata Budaya ........... 83
4.7 Temuan Studi .........................................................................................................................84
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 87
5.2 Rekomendasi ......................................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................x
viii
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Data Penelitian............................................................................................................... 8
Tabel I.2 Tahap Pengumpulan Data.............................................................................................. 9
Tabel I.3 Kriteria Narasumber Penelitian ................................................................................... 11
Tabel I.4 Narasumber Penelitian................................................................................................. 12
Tabel I.5 Format Kartu Indeks .................................................................................................... 13
Tabel II.1 Tahap Perkembangan Konsep PEL ............................................................................. 17
Tabel II.2 Definisi Operasional .................................................................................................... 30
Tabel II.3 Sintesis Kajian Literatur dan Variabel Penelitian........................................................ 31
Tabel III.1 Tingkat Tanggungjawab Promosi Pemerintah............................................................. 49
Tabel III.2 Paket Wisata yang Ditawarkan .................................................................................... 50
Tabel IV.1 Kegiatan Promosi Pariwisata yang Dilakukan Pemerintah ......................................... 58
Tabel IV.2 Sintesa Kegiatan Inovasi dalam Pemanfaatan Aset Wisata Tangible (Kraton dan
Tamansari) 2000 – 2010 .............................................................................................. 60
Tabel IV.3 TBY sebagai Media Inovasi Produk dalam Pemanfaatan Aset Wisata Intangible...... 66
Tabel IV.4 Sintesa Inovasi dalam Pemanfaatan Aset Pariwisata Budaya Intangible 2000 –
2010 ............................................................................................................................. 70
Tabel IV.5 Manfaat Inovasi Pemanfaatan Aset Wisata Budaya Kota Yogyakarta dalam
Konteks Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Yogyakarta ........................................ 78
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Lokasi Penelitian ...................................................................................................... 5
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran ................................................................................................. 7
Gambar 1.3 Kerangka Analisis .................................................................................................. 15
Gambar 2.1 Faktor-faktor kekuatan lokal untuk mendorong pengembangan ekonomi lokal .... 18
Gambar 2.2 Definisi Budaya ...................................................................................................... 21
Gambar 2.3 Motivasi wisatawan melakukan wisata budaya...................................................... 22
Gambar 2.4 Kemitraan antar Stakeholder dalam PEL ............................................................... 23
Gambar 2.5 Konsep dan Pengertian Inovasi .............................................................................. 25
Gambar 2.6 Kaitan Pariwisata Budaya dengan Faktor Pendorong Inovasi................................ 27
Gambar 2.7 Tipologi Modal Sosial ............................................................................................ 29
Gambar 3.1 Bentuk Jaringan Pelaku Pariwisata Kota Yogyakarta ............................................ 35
Gambar 3.2 Kondisi Pelaku Kegiatan Pariwisata Budaya Kota Yogyakarta ............................. 37
Gambar 3.3 Perbandingan Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Kota
Yogyakarta dan DIY 2004 – 2008.......................................................................... 39
Gambar 3.4 Pertumbuhan Jumlah Wisatawan Nusantara ke Kraton 2008................................. 39
Gambar 3.5 Pertumbuhan Jumlah Wisatawan Nusantara ke Tamansari 2008........................... 39
Gambar 3.6 Perbandingan Perkembangan Jumlah Wisatawan ke Obyek Wisata Minat
Khusus Kota Yogyakarta........................................................................................ 40
Gambar 3.7 Perbandingan Perkembangan Jumlah Wisatawan ke Kota Yogyakarta dengan
Kraton dan Tamansari ............................................................................................ 40
Gambar 3.8 Segmen Wisatawan Kota Yogyakarta .................................................................... 41
x
Gambar 3.9 Street Carnival Sebagai Bentuk Inovasi Kegiatan Pariwisata Budaya di Kota
Yogyakarta ............................................................................................................. 43
Gambar 3.10 Bagian-bagian Kraton Yogyakarta Hadiningrat ..................................................... 44
Gambar 3.11 Aktifitas Kraton Yogyakarta Hadiningrat .............................................................. 44
Gambar 3.12 Bangunan Istana Air Tamansari ............................................................................. 45
Gambar 3.13 Siteplan Istana Air Tamansari ................................................................................ 46
Gambar 3.14 Kondisi Istana Air Tamansari................................................................................. 46
Gambar 4.1 Tonggak Inovasi di Kraton Yogyakarta ................................................................. 52
Gambar 4.2 Isi Museum Batik di Kraton Yogyakarta................................................................ 54
Gambar 4.3 Isi Museum HB IX di Kraton Yogyakarta...............................................................54
Gambar 4.4 Isi Museum Souvenir di Kraton Yogyakarta .......................................................... 55
Gambar 4.5 Pemugaran Bagian Bangunan Tamansari............................................................... 56
Gambar 4.6 Salah Satu Bagian Pulo Cemeti .............................................................................. 56
Gambar 4.7 Pembongkaran Bangunan dan Kirab Budaya sebagai salah satu Proses Relokasi
Pasar Burung Ngasem ........................................................................................... 57
Gambar 4.8 Leaflet Promosi Kraton dan Tamansari I.................................................................59
Gambar 4.9 Leaflet Promosi Kraton dan Tamansari II .............................................................. 59
Gambar 4.10 Contoh media website pariwisata Kota Yogyakarta ............................................... 59
Gambar 4.11 Peran Stakeholder dalam Inovasi Aset Tangible Pariwisata Budaya Kota
Yogyakarta ..............................................................................................................61
Gambar 4.12 Proses Inovasi Produk Aset Tangible Pariwisata Budaya Kota Yogyakarta.......... 62
Gambar 4.13 Proses Inovasi Pemasaran Aset Tangible Pariwisata Budaya Kota Yogyakarta .....63
Gambar 4.14 Proses Inovasi Organisasi Aset Tangible Pariwisata Budaya Kota Yogyakarta .... 64
Gambar 4.15 Perkembangan Inovasi Aset Tangible Pariwisata Budaya Kota Yogyakarta ..........65
xi
Gambar 4.16 Kegiatan Festival Budaya di TBY...........................................................................68
Gambar 4.17 Kegiatan Pameran Seni di TBY.............................................................................. 69
Gambar 4.18 Peran Stakeholder dalam Inovasi Aset Intangible Pariwisata Budaya Kota
Yogyakarta ..............................................................................................................71
Gambar 4.19 Proses Inovasi Produk Aset Intangible Pariwisata Budaya Kota Yogyakarta........ 72
Gambar 4.20 Proses Inovasi Pemasaran Aset Intangible Pariwisata Budaya Kota Yogyakarta...73
Gambar 4.21 Proses Inovasi Organisasi Aset Intangible Pariwisata Budaya Kota Yogyakarta .. 74
Gambar 4.22 Perkembangan Inovasi Aset Tangible Pariwisata Budaya Kota Yogyakarta ..........75
Gambar 4.23 Hubungan antar Stakeholder dan Inovasi Aset Pariwisata Budaya Kota
Yogyakarta ..............................................................................................................76
Gambar 4.24 Alur Inovasi Aset Pariwisata Budaya Kota Yogyakarta..........................................77
Gambar 4.25 Perkembangan Jumlah Kelompok Kesenian sebagai Salah Satu Indikator
Manfaat Inovasi Organisasi dalam Pemanfaatan Aset Pariwisata Budaya di Kota
Yogyakarta 2005-2009 .......................................................................................... 81
Gambar 4.26 Perkembangan Jumlah Biro Travel sebagai Salah Satu Indikator Manfaat
Inovasi Organisasi dalam Pemanfaatan Aset Pariwisata Budaya di Kota
Yogyakarta 2003-2007 .......................................................................................... 82
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pluralisme kebudayaan yang melekat erat dengan masyarakat Indonesia secara tidak
langsung berpengaruh pada proses pembangunan yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.
Beberapa wilayah di Indonesia memanfaatkan kebudayaan lokal melalui kegiatan pariwisata budaya
untuk mendorong pengembangan ekonomi wilayahnya. Secara kontekstual hal ini sangat sesuai dengan
konsep ekonomi kreatif yang ada dalam pengembangan ekonomi lokal, karena dalam konsep ini
pengembangan ekonomi wilayah berfokus pada penciptaan barang dan jasa dengan mengandalkan
keahlian, bakat, dan kreatifitas sebagai kekayaan intelektual yang dapat dijadikan modal pembangunan.
Kegiatan pariwisata budaya tidak hanya memanfaatkan aset budaya tangible berupa aset berwujud
fisik, melainkan juga aset budaya intangible seperti ritual, kesenian, tradisi, dan budaya yang sangat
mengandalkan bakat, keahlian, dan pengetahuan yang dimiliki oleh stakeholder untuk
mengembangkan wilayah (Nabeshima dan Yusuf, 2005).
Keahlian, bakat, dan pengetahuan diperlukan agar potensi budaya lokal yang termuat dalam
aset budaya tangible maupun intangible dapat terus dikreasi menjadi sebuah produk yang memiliki
nilai lebih dari segi ekonomi, tanpa mengurangi kearifan lokal yang ada didalamnya. Hal ini selaras
dengan konsep pengembangan ekonomi lokal yang menitikberatkan pada kebijakan ‘endogenous
development’, dimana melalui kebijakan ini potensi budaya yang ada dapat dikreasikan sedemikian
rupa dengan mendayagunakan potensi fisik, sumber daya manusia, dan kelembagaan setempat, agar
dapat mendorong peningkatan kapasitas daerah melalui pertumbuhan ekonomi daerah maupun
penciptaan lapangan kerja (Blakely, 1994:50).
Hal ini berkembang seiring dengan adanya perubahan trend dalam pengembangan ekonomi
wilayah dari sistem produksi masal ke arah non masal yang membuat konsumen menjadi semakin
selektif dalam memilih produk untuk dikonsumsi, termasuk aset budaya sebagai sebuah produk.
Keunikan aset budaya sebagai sebuh produk dan konstribusinya terhadap pelestarian lingkungan
menjadi perhatian utama wisatawan sebagai konsumen saat ini, dan hal ini bermanfaat pada tingkat
kreatifitas yang dimiliki produsen dalam memanfaatkan potensi aset budaya yang ada agar tidak hanya
menjadi alat pendorong daya saing wilayah, tetapi juga dapat mempertahankan karakteristik aslinya
2
baik yang tercermin dalam kehidupan masyarakat maupun aset-aset budaya setempat. Oleh karena itu
pemanfaatan aset-aset budaya lokal guna pengembangan ekonomi wilayah memiliki kedudukan yang
sangat penting saat ini (Scott, 2003: 19).
Agar pemanfaatan aset budaya dalam kegiatan pariwisata budaya dapat membuat aset budaya
menjadi lebih menarik, maka diperlukan proses kreatif diantara para pelakunya, misalnya dengan
meningkatkan pengemasan atraksi budaya lokal melalui festival, dan sejenisnya. Upaya tersebut
termasuk dalam inovasi yang dapat menjadikan kunjungan wisatawan terhadap aset tersebut menjadi
lebih menarik dan menghasilkan manfaat yang lebih besar, sehingga kegiatan ini tidak hanya mampu
menghasilkan pendapatan ekonomi melalui kunjungan wisatawan, tetapi juga dapat mempertahankan
kearifan lokal melalui inovasi yang diterapkan dalam pemanfaatan aset-aset budayanya.
Keberhasilan sebuah wilayah memanfaatkan aset budayanya sebagai pendorong pertumbuhan
ekonomi wilayah sangat tergantung dengan proses kreatif yang dilakukan SDM terkait. Selain itu,
kemitraan sinergis antara masyarakat, pemerintah dan pihak swasta dapat membantu fasilitias proses-
proses kreatif antar SDM terkait. Hal ini diperlukan agar aset kebudayaan lokal tidak hanya mampu
memberikan konstribusi positif bagi pengembangan ekonomi wilayah setempat , namun juga memberi
manfaat bagi setiap stakeholder yang terlibat langsung dalam kegiatan ini.
Salah satu wilayah yang gencar menerapkan inovasi dalam memanfaatkan aset pariwisata
budaya adalah Kota Yogyakarta. Dalam peta kepariwisataan nasional Kota Yogyakarta sangat
berpotensi menjadi daerah tujuan utama wisatawan. Penilaian tersebut didasarkan pada beberapa faktor
seperti keanekaragaman aset pariwisata budaya Kota Yogyakarta yang kondisinya relatif baik dari segi
fisik maupun non fisik, kesiapan sarana penunjang wisata seperti akomodasi, dan transportasi, dan
keberadaan sumber daya manusia yang berkualitas dan heterogen, sehingga tingkat keterbukaan
masyarakat terhadap perbedaan budaya cukup tinggi. Hal ini dapat menumbuhkan apresiasi dan
tenggang rasa antar penduduk maupun wisatawan, sehingga daya tarik Kota Yogyakarta sebagai Kota
Pariwisata Berbasis Budaya akan semakin meningkat, karena mampu menciptakan kondisi yang stabil
diantara heterogenitas budaya yang ada (Bappeda Kota Yogyakarta: 2007).
Beberapa contoh aset budaya Kota Yogyakarta yang bersifat tangible adalah Kraton
Yogyakarta Hadinigrat, dan Istana Air Tamansari. Apabila ditinjau secara historis kultural kedua aset
budaya tersebut memiliki potensi yang sangat kuat dibanding aset budaya tangible lainnya. Kraton
merupakan ikon kebudayaan Yogyakarta yang berperan sebagai cermin kehidupan masyarakat
Yogyakarta selama berabad-abad, dan Tamansari merupakan bagian penting dari Kraton yang
berfungsi sebagai kantor pemerintahan, sekaligus peristirahatan Sri Sultan dan keluarganya.
Keberadaan Kraton dan Tamansari yang sudah berdiri lebih dari dua abad, tidak hanya secara konsisten
3
mempertahankan kebudayaan jawa dalam berbagai ritual seni budaya, melainkan juga mampu
menstimulir pertumbuhan kelompok-kelompok kesenian yang turut berperan dalam pelestarian budaya
lokal.
Selain aset budaya tangible, aset budaya intangible yang terdapat di Kota Yogyakarta
biasanya berbentuk upacara atau atraksi seni budaya, seperti Tumplak Wajik, Labuhan, Grebegan,
Pameran Karya Seni, Gelar Budaya, dan sejenisnya. Keberadaan aset-aset budaya tersebut, terus
dimanfaatkan melalui berbagai upaya inovasi yang dilakukan berlandaskan kemitraan yang sinergis
antar stakeholder, agar aset-aset tersebut dapat terus bermanfaat bagi setiap stakeholder yang terkait
dengan pembangunan Kota Yogyakarta, karena pengembangan ekonomi lokal tidak hanya bertujuan
menghasilkan peningkatan pendapatan daerah, tapi lebih pada bagaimana memberikan manfaat bagi
SDM lokal yang terkait dalam kegiatan pengembangan ekonomi lokal tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Selama sepuluh tahun terakhir, Kota Yogyakarta memang telah melakukan upaya inovasi
dalam pemanfaatan aset budaya yang dimilikinya. Contohnya dengan menggelar acara-acara seni
budaya seperti Gelar Budaya, dan Bienalle Yogyakarta yang menampilkan berbagai atraksi budaya
dengan memanfaatkan beberapa aset budaya tangible seperti Kraton Yogyakarta Hadiningrat, Taman
Budaya dan sejenisnya. Upaya inovasi tersebut masih dapat ditingkatkan lagi dari segi kualitas,
kuantitas, variasi, maupun tingkat atraksinya, agar pemanfaatan aset pariwisata budaya Kota
Yogyakarta dapat memberikan manfaat positif yang lebih luas bagi setiap stakeholder yang terlibat
langsung didalamnya.
Pada dasarnya inovasi dalam pemanfaatan aset pariwisata budaya di Kota Yogyakarta,
bertujuan agar kekayaan budaya memiliki kemasan yang lebih modern namun tetap selaras dengan
kebudayaan Jawa. Tujuannya adalah perluasan segmentasi pasar wisatawan dan meningkatkan
kesadaran masyarakat lokal untuk mempertahankan kebudayaannya. Selain itu, melalui inovasi
diharapkan stakeholder yang terlibat langsung dalam pemanfaatan aset budaya dapat memperoleh
manfaat positif dalam peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi mereka.
Berdasarkan deskripsi di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa Kota Yogyakarta telah
melakukan inovasi dalam pemanfaatan aset pariwisata budayanya. Alangkah lebih baik, apabila proses,
ragam bentuk dan manfaat yang ditimbulkan inovasi dapat diidentifikasi dan dianalisis, agar dapat
dianalisis sejauh mana peran masing-masing stakeholder yang terkait dan bagaimana manfaat yang
mereka peroleh dari inovasi tersebut? Hal ini mendorong dilakukannya penelitian mengenai inovasi
pemanfaatan aset pariwisata budaya di Kota Yogyakarta yang diarahkan untuk menjawab pertanyaan
4
“apa saja bentuk inovasi dalam pemanfaatan aset pariwisata budaya Kota Yogyakarta, bagaimana
proses terjadinya dan apa manfaat yang ditimbulkan inovasi tersebut bagi para stakeholder yang
terlibat didalamnya?”.
1.3 Tujuan dan Sasaran
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kronologi perkembangan inovasi pada
pemanfaatan aset pariwisata budaya di Kota Yogyakarta, dan manfaat yang ditimbulkan bagi para
stakeholder yang terlibat didalamnya.
1.3.2 Sasaran
Adapun sasaran yang dilakukan guna mencapai tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi perkembangan kondisi pariwisata budaya di Kota Yogyakarta.
2. Menganalisis ragam bentuk dan proses terjadinya inovasi dalam pemanfaatan aset pariwisata
budaya di Kota Yogyakarta.
3. Menganalisis manfaat yang ditimbulkan dari inovasi tersebut bagi para stakeholder yang
terlibat didalamnya.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
1.4.1 Ruang Lingkup Substansial
Penelitian ini membatasi substansi yang dibahas berdasarkan perkembangan kegiatan
pariwisata budaya di Kota Yogyakarta, selama kurang lebih sepuluh tahun terakhir. Setelah identifikasi
perkembangan tersebut diperoleh, maka dapat diketahui kronologis perubahan-perubahan yang terjadi
didalamnya, seperti identifikasi stakeholder yang berperan didalamnya, perubahan peran stakeholder,
perkembangan ragam bentuk inovasi yang diterapkan dalam pemanfaatan aset pariwisata budaya yang
bersifat tangible maupun intangible, dan sejenisnya. Dengan demikian, ragam bentuk inovasi yang
telah diterapkan dalam pemanfaatan aset pariwisata budaya selama ini, dapat diidentifikasi dan
dianalisis bagaimana proses terjadinya, dan selanjutnya dianalisis kembali manfaat yang ditimbulkan
inovasi tersebut bagi para stakeholder.
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah dan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini terdapat di Kota Yogyakarta, dengan justifikasi bahwa Kota Yogyakarta
merupakan salah satu wilayah yang secara aktif mendorong kegiatan pariwisata budayanya sebagai
5
penggerak perekonomian lokal. Hal ini terlihat dari kebijakan pemerintah setempat yang mendukung
pengembangan kegiatan pariwisata budaya di Kota Yogyakarta, dan adanya kemudahan akses serta
akomodasi bagi para wisatawan untuk menjangkau lokasi aset pariwisata budaya yang ada, sehingga
pemilihan lokasi penelitian berada di Kota Yogyakarta (CIFOR, 2004: 4).
Sumber: Bappeda Kota Yogyakarta, 2008
GAMBAR 1.1LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini secara spesifik membatasi objek penelitian menjadi Kraton Yogyakarta
Hadinigrat, dan Istana Air Tamansari. Keberadaan Kraton Yogyakarta Hadiningrat dinilai memiliki
potensi paling kuat apabila ditinjau dari sisi historis kulturalnya. Kraton telah berdiri lebih dari dua
abad, hal ini membuat Kraton memiliki peran kuat sebagai saksi sekaligus bukti dokumentasi
kebudayaan dan sejarah kehidupan masyarakat Yogyakarta. Selain itu, Kraton tidak hanya berfungsi
sebagai aset budaya yang berwujud fisik, melainkan juga dapat menghidupkan berbagai ritual, adat
istiadat, dan kesenian tradisional baik di dalam maupun di luar lingkungan Kraton. Istana Air
Tamansari juga memiliki peran yang sangat kuat dibanding aset budaya lain, karena selain mampu
menarik kunjungan wisatawan dalam jumlah yang cukup tinggi, Istana Air Tamansari juga merupakan
bagian penting Kraton Yogyakarta, yang berfungsi sebagai kantor pemerintahan, dan tempat
Lokasi penelitian: KratonYogyakarta hadiningrat,Istana Air Tamansari
6
peristirahatan Sri Sultan beserta keluarga yang mewakili percampuran budaya di masa lampu, melalui
bentuk bangunannya yang diwarnai budaya Portugis dan Jawa.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki kaitan erat dengan ilmu perencanaan wilayah dan kota, khususnya
yang terkait dengan pengembangan wilayah. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif bagi pengembangan ilmu perencanaan wilayah dan kota. Adapun
manfaat yang diharapkan secara teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bertambahnya ilmu pengetahuan mengenai pengembangan ekonomi lokal melalui
pemanfaatan kegiatan pariwisata budaya sebagai salah satu pendorongnya.
Meningkatnya pemahaman para stakeholder mengenai pentingnya kreatifitas dan proses
inovasi dalam pemanfaatan aset pariwisata budaya.
Meningkatnya pemahaman para stakeholder mengenai pentingnya kemitraan antar stakeholder
yang terkait dalam pengembangan kegiatan pariwisata budaya, agar kegiatan pariwisata
budaya dapat terus berkontribusi positif terhadap kondisi sosial masyarakat lokal.
Secara praktis manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah,
meningkatnya kapasitas pelaku kegiatan pariwisata budaya, baik itu terkait dengan transfer ilmu
pengetahuan maupun peningkatan keterampilan dalam mengelola dan memasarkan aset pariwisata
budaya di Kota Yogyakarta melalui berbagai kegiatan inovasi. Peningkatan kapasitas ini diharapkan
tidak hanya datang dari masyarakat atau pelaku langsung kegiatan pariwisata budaya, melainkan juga
datang dari kelembagaan yang mendukung kegiatan tersebut.
1.6 Kerangka Pemikiran
Penelitian ini berangkat dari adanya fakta mengenai melimpahnya kekayaan budaya yang
dimiliki Kota Yogyakarta. Potensi tersebut dimanfaatkan melalui kegiatan pariwisata budaya yang
diharapkan dapat tetap melestarikan kearifan lokal Kota Yogyakarta tanpa mengurangi manfaatnya
bagi stakeholder terkait. Hubungan antara bentuk dan faktor pendorong terjadinya inovasi pemanfaatan
dalam kegiatan pariwisata budaya di Kota Yogyakarta dengan pengembangan ekonomi lokal dapat
dilihat dari kerangka pemikiran pada Gambar 1.3.
7
Sumber: Analisis penyusun, 2010
GAMBAR 1.2KERANGKA PEMIKIRAN
Kraton dan Tamansari merupakan aset budayatangible yang memiliki potensi paling kuat apabiladitinjau dari jumlah kunjungan wisatawan selama
sepuluh terakhir, dan segi historis kulturalnya
LATARBELAKANG
PERUMUSANMASALAH
PERTANYAANPENELITIAN
TUJUAN
OUTPUT
Kekayaan budaya merupakan aset nyata yang dapat dimanfaatkan secarakreatif untuk mendorong pengembangan ekonomi sebuah wilayah., dan
pemanfaatan kekayaan budaya termuat dalam kegiatan pariwisatabudaya.
Kegiatan pariwisata budayamerupakan salah satu
penggerak perkembanganekonomi Kota Yogyakarta
Kota Yogyakarta memiliki banyakaset budaya (tangible maupun
intangible) yang dikelola melaluikegiatan pariwisata budaya
Proses dan ragam bentuk inovasi yang dilakukan dalam pemanfaatan aset pariwisatabudaya (Kraton, Tamansari, dan aset budaya intangible) yang ada di Kota Yogyakartaselama sepuluh tahun terakhir perlu diketahui agar dapat dianalisis sejauh mana peran
masing-masing stakeholder yang terkait dan bagaimana manfaat yang mereka peroleh dariinovasi tersebut?
“Apa saja bentuk inovasi yang telah dilakukan pada pemanfaatan aset-aset budayaKota Yogyakarta, bagaimana proses terjadinya dan apa manfaat yang ditimbulkan
inovasi tersebut bagi stakeholder terkait, khususnya masyarakat lokal?”
Untuk mengetahui kronologi perkembangan inovasi pada pemanfaatanaset pariwisata budaya di Kota Yogyakarta, dan manfaat yang
ditimbulkan bagi para stakeholder yang terlibat didalamnya
Menganalisis ragam bentuk dan prosesterjadinya inovasi dalam pemanfaatan aset
pariwisata budaya di Kota Yogyakarta.
Menganalisis manfaat yang ditimbulkandari inovasi tersebut bagi para stakeholder
yang terlibat didalamnya
Inovasi Pemanfaatan Aset Pariwisata Budaya Kota Yogyakarta
Mengidentifikasi perkembangankondisi pariwisata budaya
eksisting di Kota Yogyakarta.
Selama sepuluh tahun terakhir KotaYogyakarta telah melakukan inovasidalam pemanfaatan aset budayanya.
Kota Yogyakarta memiliki berragamkegiatan seni budaya (upacara adat,
pameran, ritual, seni tradisi,dll).
PROSES
Kronologis perkembangan kondisipariwisata budaya di Kota
Yogyakarta.
Manfaat sosial, ekonomi, maupun sosialekonomi yang diperoleh para stakeholder yang
terlibat dalam inovasi pemanfaatan asetpariwisata budaya di Kota Yogyakarta.
Perkembangan ragam bentuk danproses terjadinya inovasi dalam
pemanfaatan aset pariwisata budayaKota Yogyakarta
8
1.7 Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kronologi perkembangan inovasi pada
pemanfaatan aset pariwisata budaya di Kota Yogyakarta, dan manfaat yang ditimbulkan bagi para
stakeholder yang terlibat didalamnya. Sehingga pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini
berparadigma positivistik yang berupaya memverifikasi teori-teori dengan fenomena di lapangan.
Penelitian ini berangkat dari teori-teori pengembangan ekonomi lokal, pariwisata budaya, dan inovasi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yang mengharuskan
peneliti untuk melakukan observasi langsung terkait proses berlangsungnya kegiatan pariwisata budaya
di Kota Yogyakarta, bentuk-bentuk inovasi yang terjadi didalamnya, dan proses terjadinya inovasi itu
sendiri. Setelah itu, dapat dikaji bagaimana manfaat yang ditimbulkan bagi stakeholder terkait,
khususnya masyarakat lokal. Oleh karena itu, data yang diperoleh akan bersifat kualitatif yang terkait
dengan penelitian ini seperti ragam bentuk kegiatan inovasi yang dilakukan, pemanfaatan ilmu dan
teknologi dalam kegiatan inovasi tersebut, tahapan terjadinya inovasi, manfaat yang ditimbulkan, dan
lain-lain. Hasil analisis ini akan menjadi dasar bagi akan digunakan dalam mencapai tujuan penelitian
ini.
1.7.1 Data Penelitian
Data penelitian merupakan salah satu elemen penting dan harus ada dalam setiap penelitian.
Data-data yang digunakan dalam penelitian yang dapat dilihat pada Tabel I.3 adalah:
TABEL I.1DATA PENELITIAN
No. SASARAN TAHUN JENISDATA TEKNIK PENGUMPULAN SUMBER
1.Mengidentifikasi kondisipariwisata budayaeksisting di KotaYogyakarta.
2000 - 2010 Data Primer Wawancara mendalam Observasi lapangan Telaah dokumen
Hasil wawancara dengannarasumber terpilih.
RIPPDA sepuluh tahunterakhir.
Dokumentasi kegiatanpariwisata budaya daripaguyuban / organisasi senibudaya.
Arsip leaflet, spanduk,brosur, dsb.
RENSTRA
2.
Menganalisis ragambentuk dan tahapanterjadinya inovasi dalampemanfaatan asetpariwisata budaya diKota Yogyakarta.
2000 - 2010Data Primerdan datasekunder.
Wawancara mendalam Telaah dokumen Observasi lapangan
9
No. SASARAN TAHUN JENISDATA TEKNIK PENGUMPULAN SUMBER
3.
Menganalisis manfaatinovasi dalampemanfaatan asetpariwisata budayaterhadap kondisi sosialmasyarakat KotaYogyakarta.
Terbaru
DataSekunder,wawancara
Telaah dokumen Wawancara mendalam.
RIPPDA Hasil wawancara dengan
narasumber terpilih.
Sumber : Analisis Penyusun, 2009
1.7.2 Proses Penelitian
Proses penelitian merupakan rancangan kegiatan penelitian yang akan digunakan sebagai
acuan penelitian dari pengumpulan hingga pengolahan data. Untuk memudahkan kerja penyusun dalam
penelitian, maka proses penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:
TABEL I.2TAHAP PENGUMPULAN DATA
Tahapan Kegiatan Rincian Teknik Pengumpulan data
Pra-survei
Studi literatur untukmengetahui danmendalami teori yangakan digunakan danmenjadi dasar dalampenelitian ini.
Literatur seputar inovasi, kegiatan pariwisatabudaya, dan pengembangan ekonomi lokal.Baik itu mengenai ragam jenis aset, pelaku,kontribusi, dan lain-lain.
a. Telaah dokumen: Teknik ini dilakukan untukmemperoleh data-data sekunder yang berbentukdokumen. Hal ini dilakukan dengan caramembaca sumber-sumber informasi baik melaluibuku, Koran, jurnal, internet, makalah, artikel, dll.
Survey pendahuluan,dilakukan untukmendapatkan informasiawal di lapanganmengenai kegiatanpariwisata budaya diKota Yogyakarta.
Sehingga peneliti dapat mengenali karakteristikobjek penelitian, sekaligus memperolehinforman kunci bagi survey yangsesungguhnya.
Observasi lapangan dilakukan dengan terjunsecara langsung untuk mengamati fakta yangterjadi di lapangan. Dalam hal ini peneliti hanyaberperan sebagai pengamat. Teknik observasidipilih karena melalui observasi ini diperolehgambaran umum mengenai kegiatan pariwisatabudaya termasuk inovasi yang terjadi didalamnya.
Menyusun proposalpenelitian
Hal ini dilakukan untuk mempermudahpelaksanaan survey lapangan. -
Mempersiapkankelengkapan danperangkat survey.
Adapun persiapan yang dilakukan antara lainmenyiapkan: perangkat survey (formwawancara, form observasi, list kebutuhandata, dan catatan lapangan), kamera digital,recorder, dan lain-lain.
-
Survey
Pengumpulan dataprimer, dalam penelitianini dilakukan untukmendapatkan data-datayang lebih ditekankanpada sifatnya yang nonfisik berupapendeskripsian wilayah
Adapun objek yang diamati antara lainpemanfaatan, pelaku, dan manfaat sosialekonomi kegiatan pariwisata budaya terhadapmasyarakat lokal.
Observasi lapangan: pengamatan lapangan kaliini dilakukan lebih detail untuk memverifikasi danmemperkuat fakta yang ada. Dengan memperolehgambaran riil kegiatan pariwisata budaya diwilayah studi maka membuktikan keakuratan faktadan fenomena yang diangkat.
Wawancara yang dilakukan ke dinas/instansipemerintah (sebagai pihak regulator dan
Wawancara mendalam (depth interview):merupakan teknik yang paling dominan digunakan
10
Tahapan Kegiatan Rincian Teknik Pengumpulan datastudi yang berkaitandengan permasalahansehingga dapatmenambah informasiterkait dengan penguatanisu/permasalahan yangada di wilayah studi.
pengontrol dalam kegiatan pariwisata budayadi Kota Yogyakarta) dan kepada masyarakatserta organisasi non pemerintah yangmendukung inovasi dalam pemanfaatan asetpariwisata budaya.
dalam pengumpulan data. Hal tersebutdikarenakan data-data yang dibutuhkan bersifatkualitatif dan cenderung membutuhkan prosespenggalian informasi yang mendalam dariberbagai narasumber. Wawancara baru dapatdikatakan mencukupi dan dihentikanpelaksanaannya apabila informasi yang diperolehdinilai sudah cukup untuk melakukan analisis danmencapai tujuan penelitian.
Teknik pengumpulandata sekundermerupakan teknik untukmendapatkan databerupa literatur, teori,kebijakan, mengenaiinovasi, kegiatanpariwisata budaya,pengembangan ekonomilokal dan manfaatkegiatan ini bagimasyarakat lokal.
Survei literatur survei yang bersumber pada jurnal, buku, maupunmakalah yang berkaitan dengan kegiatan inovasidalam pemanfaatan aset-aset pariwisata budayauntuk memperoleh data dan gambaran mengenaitema objek penelitian yang dilakukan.
Survei institusional, merupakan survei yangdilakukan ke instansi terkait denganperaturan/kebijakan (review kebijakan) yangberhubungan dengan pengembangan kegiatanpariwisata budaya, pemanfaatan aset-asetbudaya, dan sejenisnya yang bisa menambahatau menguatkan informasi terkait inovasidalam pemanfaatan aset-aset pariwisatabudaya, meliputi: Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota
Yogyakarta, Dinas Pariwisata Provinsi DIY Dinas Kebudayaan Provinsi DIY Badan Perencanaan Daerah Kota
Yogyakarta Pihak Pengelola objek wisata budaya, Komunitas / organisasi yang terlibat dalam
kegiatan seni budaya di Kota Yogyakarta.
Teknik pengambilan sampel dilakukan untukmemudahkan perolehan data primer baik melaluiobservasi atau wawancara. Tujuannya supayapemilihan objek penelitian tepat sasaranTeknik pengambilan sampel yang digunakanadalah purposive sampling, teknik ini merupakanpengambilan sampel sumber data/objek penelitidengan pertimbangan tertentu, tidakmengutamakan jumlah responden melainkanmengutamakan untuk bertanya pada orang-orangyang dianggap relevan sebagai responden.
Pasca-survei
Pengumpulan datasekunder denganmelakukan surveiliteratur dan surveiinstitusional.
Dalam tahap ini dilakukan pengolahan data-data yang telah didapat dengan caramendeskripsikan dan menganalisisnya dalambentuk tabulasi dan grafik. Jenis analisis yangdigunakan akan disesuaikan dengan variabelpenelitian atau tujuan dari pertanyaan. Teknikanalisis yang digunakan adalah teknik analisisdeskriptif.
Analisis deskriptif kualitatif
Sumber:Analisis Penyusun, 2010
1.7.3 Obyek Penelitian
Obyek penelitian berupa dokumen peraturan/kebijakan, kondisi lapangan dan stakeholder
(masyarakat pelaku kegiatan pariwisata budaya, pemerintah selaku pemangku kebijakan, dan
organisasi non pemerintahan). Adapun klasifikasi narasumber yang akan dijadikan objek penelitian
adalah sebagai berikut:
11
TABEL I.3KRITERIA NARASUMBER PENELITIAN
Narasumber Kriteria Justifikasi
Stakeholderformal
Bagian pemasaran danpromosi DisparbudkotYogyakarta
Mengetahui secara jelas strategi pemasaran, danperkembangan kegiatan pemasaran yang dilakukan pada keg.Parbud di Kota Yogyakarta
Merupakan salah satu stakeholder yang berperan vital dalammemasarkan objek wisata budaya Kota Yogyakarta.
Bagian bina program DinasKebudayaan Yogyakarta
Merupakan salah satu fasilitator program-program pemasaranobjek pariwisata budaya Kota Yogyakarta.
Merupakan fasilitator pelestarian berbagai kegiatan seni tradisiYogyakarta.
Bagian pemasaran DinasPariwisata Yogyakarta
Salah satu stakeholder yang berpengaruh dalampengembangan pariwisata di Kota Yogyakarta.
Merupakan mitra langsung Disparbudkot dalam mengelolaberbagai kegiatan pemasaran pariwisata di Kota Yogyakarta.
Bagian dokumentasi daninformasi TBY
Pihak yang secara langsung dan aktif mendokumentasikanberbagai upaya rekonstruksi seni tradisi Yogyakarta.
Pihak yang mengetahui secara langsung kegiatan-kegiatan senibudaya yang berlangsung di Kota Yogyakarta khususnya yangdilangsungkan di TBY.
Bagian pemugaran Tamansari(BP3S Yogyakarta)
Pihak penyelenggara pemugaran Istana Tamansari, agarkembali ke bentuk semula seperti dulu.
Stakeholderinformal
Kelompok seni budaya Pelaku langsung kegiatan seni budaya yang secara tidaklangsung menjadi ODTW Kota Yogyakarta.
Indonesia visual art archive(NGO)
Lembaga nirlaba yang bekerja sama dengan beberapafoundation luar negeri guna mendokumentasikan arsip seni KotaYogyakarta.
Pengelola objek wisata budayaKraton Yogyakarta
Pelaku langsung yang mengetahui sejarah, dan perkembanganpemanfaatan Kraton.
Pengelola objek wisata budayaIstana Tamansari
Pelaku langsung yang mengetahui sejarah, dan perkembanganpemanfaatan Kraton.
Masyarakat umum Dapat mengetahui gambaran secara umum, manfaat positif dariinovasi yang dilakukan dalam pemanfaatan objek wisatabudaya.
Orang asli Kota Yogyakarta yang sudah kurang lebih dari 10tahun tinggal di Kota Yogyakarta.
Sumber:Analisis Penyusun, 2010
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampling dilakukan secara purposif, dimana sampel
yang dipilih memiliki karakteristik khusus yaitu para pelaku yang mengetahui secara jelas mengenai
seluk beluk kegiatan dan perkembangan pemasaran objek pariwisata budaya. Dalam penelitian ini
jumlah sampel tidak dibatasi, wawancara akan berhenti pada saat narasumber sudah tidak lagi
memberikan informasi baru atau cenderung mengulang-ngulang informasi yang sama dengan
narasumber sebelumnya. Berikut adalah daftar narasumber penelitian:
12
TABEL I.4NARASUMBER PENELITIAN
Kriteria Narasumber RespondenKodifikasi Nama Keterangan
Stakeholder formal SF-1 Bu Ruri Bagian pemasaran dan promosi Disparbudkot YogyakartaSF-2 Pak Sahli Bagian bina program Dinas Kebudayaan YogyakartaSF-3 Bu Puthu Bagian pemasaran Dinas Pariwisata Yogyakarta SF-4 SF-5
Pak Rudi Bu Dhani
Bagian dokumentasi dan informasi TBY
SF-6 Bu Tuti Bagian pemugaran Tamansari (BP3S Yogyakarta)Stakeholder informal SI-1 Pak Murjito Pemimpin Kelompok karawitan Mangun Muda (Kec.
Kraton)SI-2 Mbak Farah
WardhaniDirektur eksekutif IVAA
SI-3 Bu Is Lokal guide Kraton yang diberi dawuh untuk menemanipengunjung yang hendak membuat karya tulis
SI-4 Pak Slamet Pengelola Tamansari sudah 35 tahun di Tamansari M-1 M-2 M-3
Mbak Catur Mbak Nissa Fanda
Ikut serta dalam pelaksanaan beberapa event senibudaya Mahasiswa ISI Mahasiswa UNY
Sumber:Analisis Penyusun, 2010
Sebelum melakukan tahapan analisis, perlu dilakukan verifikasi terhadap data-data dan
informasi yang diperoleh melalui survei. Verifikasi data ini dapat dilakukan sepanjang dan setelah
proses penelitian, mengingat teknik pengumpulan data yang dominan digunakan adalah wawancara.
Adapun tahapan verifikasi data tersebut meliputi:
a. Klasifikasi data berdasarkan cara memperolehnya dengan memberikan kode bagi masing-
masing data, misalnya W: hasil wawancara, O: hasil observasi, L: literatur, dan I: institusional.
Pengelompokan data dilakukan agar proses analisis dapat dilakukan dengan lebih mudah
setelah mengetahui keterkalian satu data dengan lainnya.
b. Klasifikasi data berdasarkan jenis informasi yang diperoleh dan sumber data. Untuk
memudahkan proses kategorisasi data, digunakan kartu informasi yang memuat beberapa kode
seperti a.../b.../c.../d...
a: jenis informasi, b: teknik perolehan data, c: narasumber, d: kode narasumber, e:urutan
wawancara
Misalnya untuk kode IO-I : inovasi organisasi yang dilakukan secara internal, W: peroleh data
melalui wawancara DPB: berarti Dinas Pariwisata dan Budaya sebagai narasumber SF-1:
sebagai kode stakeholder formal ke-1 dan 12: sebagi urutan wawancara.
13
TABEL I.5FORMAT KARTU INDEKS
No. Kartu Kode InformasiIO-I/W/DPB/SF-1/12 Untuk pemasaran kami bekerjasama dengan bagian ODTW, untuk
membuat pamflet, dan media promosi dalam bentuk cetak lainnya.Sumber: Analisis Penyusun, 2009
c. Reduksi data untuk mengurangi data-data yang tidak sesuai dengan tujuan penelitian
d. Penyajian data yang dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:
Deskriptif: data hasil wawancara dan pengamatan langsung selanjutnya direkap dan
dideskripsikan dalam bentuk uraian.
Tabulasi dan diagram: data-data yang telah terkumpul dari survei institusional disajikan
dalam bentuk tabel dan diagram.
Gambar dan bagan: untuk menguatkan informasi hasil observasi lapangan atau
menjelaskan suatu alur proses, maka data yang terkumpul ditampilkan melalui gambar,
serta bagan.
e. Verifikasi data: untuk menguji keakuratan data yang diperoleh dengan triangulasi data yang
dilakukan saat proses pengumpulan data dengan mengcrosscheck data-data yang diperoleh
baik antar narasumber, maupun antar teknik analisis. Kemudian hasilnya dilihat kesesuaiannya
dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Hasil pengolahan data-data kemudian
diasistensikan pada Dosen Pembimbing untuk mendapat arahan.
1.8 Kerangka Analisis Penelitian
Kerangka analisis penelitian merupakan kerangka yang menggambarkan tahapan penelitian
yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kerangka analisis ini disusun
untuk dapat lebih mempermudah pemahaman tentang penelitian yang dilakukan, seperti yang tampak
pada Gambar 1.4 di halaman 15.
1.9 Sistematika Pembahasan
Laporan ini terdiri dari beberapa bagian yang secara sistematis meliputi pembahasan seperti
berikut:
BAB I PENDAHULUAN:
Melalui bab ini, diperoleh gambaran awal mengenai pentingnya penelitian ini untuk
dilakukan karena didalamnya membahas latar belakang penelitian, perumusan masalah,
14
tujuan sasaran yang ingin dicapai, ruang lingkup penelitian, pendekatan dan metode
penelitian yang digunakan. Untuk mempermudah pemahaman pembaca, semua hal tersebut
dijabarkan melalui kerangka pemikiran dan kerangka analisis.
BAB II INOVASI PEMANFAATAN ASET PARIWISATA BUDAYA SEBAGAI KEGIATAN
PENDUKUNG PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
Melalui bab ini dapat dipahami relevansi antara kegiatan pariwisata budaya dan inovasi
dengan kegiatan ekonomi kreatif yang termuat dalam konsep pengembangan ekonomi lokal.
Bagian ini secara umum berfungsi sebagai referensi teori-teori yang berkaitan dengan PEL,
kegiatan pariwisata budaya, inovasi, dan sejenisnya.
BAB III TINJAUAN POTENSI DAN KENDALA INOVASI PEMANFAATAN ASET
KEGIATAN PARIWISATA BUDAYA KOTA YOGYAKARTA
Bab ini bermanfaat dalam memberikan tinjauan umum potensi inovasi pemanfaatan aset
pariwisata budaya di Kota Yogyakarta, dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan kegiatan pariwisata budaya Kota Yogyakarta. Hal ini dilihat dari sisi historis,
pengalaman empiris, maupun kebijakan pemerintah daerah setempat.
BAB IV PROSES DAN MANFAAT INOVASI PEMANFAATAN ASET PARIWISATA
BUDAYA BAGI STAKEHOLDERS
Bab ini merupakan pembahasan yang mengkaji berbagai analisis untuk mencapai tujuan
penelitian. Analisis dimulai dengan membahas perkembangan cara mengorganisasikan
pemanfaatan dan pengolahan aset budaya, perluasan dan penciptaan pasar baru, hingga
sampai pada perumusan peran dan manfaat sosial yang diperoleh stakeholder terkait dan
kaitan hasil penelitian dengan pengembangan ekonomi lokal.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini merupakan penutup yang berisi tentang temuan studi, kesimpulan dan rekomendasi
dari hasil penelitian.
15
Sumber: Analisis penyusun, 2010
GAMBAR 1.3KERANGKA ANALISIS
INPUT OUTPUTPROSES
(ANALISIS KUALITATIF DESKRIPTIF )
Data primer maupun sekunder yang memuatinformasi mengenai manfaat kegiatan initerhadap perkembangan masyarakat lokal,baik secara ekonomi maupun sosial.
Persepsi masyarakat lokal mengenaipeningkatan manfaat sosial dari inovasipemanfaatan aset pariwisata budaya yangselama ini terjadi bagi kehidupan mereka.
untuk menganalisis pemanfaatan ilmu dan teknologiyang mempengaruhi inovasi pemasaran, denganmelihat seberapa jauh pengaruh ilmu dan teknologitersebut terdapat dalam bentuk/jenis inovasipemasaran yang telah dilakukan.
Untuk melihat kaitan antara bentuk inovasi pemasaranyang dilakukan dengan kebijakan pemerintah, danperan stakeholder yang berkepentingan dalamkegiatan ini.Contoh: bagaimana peran pemerintah dalammembentuk jaringan pemasaran pariwisata budaya diKota Yogyakarta? Apa jar. Tersebut terbentuk secarainformal atau formal?
Mengidentifikasiperkembangan kondisipariwisata budaya diKota Yogyakarta.
SASARAN
Menganalisis manfaatyang ditimbulkan dariinovasi tersebut bagipara stakeholder yangterlibat didalamnya
Menganalisisragam bentuk danproses terjadinyainovasi dalampemanfaatan asetpariwisata budayadi KotaYogyakarta.
Identifikasi karakteristik (pelaku,kebijakan, dll) pemanfaatankegiatan pariwisata KotaYogyakarta selama 10 tahunterakhir.
Perkembangan kegiatan inovasipemasaran yang terjadi dalampemanfaatan aset pariwisata budayadi Kota Yogyakarta
Pemanfaatan ilmu dan teknologidalam mengelola kegiatanpariwisata budaya yang dialamioleh masyarakat KotaYogyakarta.
Kaitan motivasi wisatawan denganproduk wisata budaya yang dituju
Kebijakan Pemerintah KotaYogyakarta dalam pengembangankegiatan pariwisata budaya.
Peran stakeholder dalammemasarkan aset pariwisata budaya.
Untuk melihat kondisi eksisting dan menelahaanperubahan apa saja yang telah terjadi selama 10tahun terakhir dalam pemanfaatan keg.parbud, apaadaperubahan peran? Pelaku? Dll.
Befungsi sebagai cross check mengenai efektifitasragam bentuk inovasi pemasaran yang telah dilakukandengan sumber informasi yang diperoleh wisatawandalam kunjungan wisata itu sendiri.
Berfungsi untuk menguatkan potret manfaatkegiatan pariwisata budaya terhadap peningkatankesejahteraan sosial ekonomi warga lokal. Hal inidilakukan dengan mencari tahu persepsimasyarakat lokal, dan divalidasi denganmengintrepetasi hasil sampling dengan data-datahasil survei primer maupun sekunder lainnya.
Identifikasi kondisi eksisting danperkembangan pemanfaatankeg.parbud Kota Yogyakarta selamasekitar 10 tahun terakhir.
Kajian tentang apa yang melatar belakangiproses kemunculan inovasi pemasaransebagai upaya nyata mempertahankandan menambah daya tarik kegiatanpariwisata budaya di Kota Yogyakarta.
Variasi bentuk inovasi pemasaran dalampemanfaatan aset pariwisata budaya.
Pemilahan peran stakeholder dalammelakukan inovasi pemasaran yang terjadiuntuk selanjutnya menganalisis sejauhmana peran inovasi pemasaran tersebutdalam mempengaruhi minat wisatawanyang melakukan kunjungan ke objekpenelitian.
Persepsi masyarakat lokal manfaat sosialyang mereka rasakan dari kegiatan ini.Dengan adanya potensi yang begitu besardari kegiatan pariwisata budaya, dapatdilihat apakah masyarakat lokalmemperoleh manfaat positif secara sosial.