inspirasi demokrasi dari walesa - ramadhanpohan.net · me nuntaskan kasus hukum lebih dulu....
TRANSCRIPT
EDISI 04 / TAHUN I MEI 2010
RAMADHAN POHAN
INSPIRASI DEMOKRASI
DARI WALESADPR Gunakan Peraturan
Turunan untuk Implementasi UU KIP
Upaya Ramadhan Memulangkan
Jenazah TKI ke Tanah Air
RI is Heading to UN Permanent Member
PUJI syukur kepada Allah SWT, setelah
melalui perjuangan dengan melibatkan
seluruh sumber daya yang ada, akhirnya
buletin edisi keempat ini bisa hadir di
hadapan Anda. Bentuknya yang sederhana
semoga tidak mengurangi substansi dari
keinginan kami untuk mempersembahkan
sebuah kreatifi tas dalam rangka mendukung
kinerja anggota parlemen yang punya
keinginan kuat mengabdi pada masyarakat,
khususnya kepada para konstituen. Hadirnya
buletin ini hanyalah salah satu dari sekian
cara saya untuk mempertanggungjawabkan
amanah yang saya emban sebagai wakil
rakyat dari Dapil Jawa Timur (Jatim) VII.
Selain buletin, saya juga memiliki situs
internet pribadi, www.ramadhanpohan.
com, yang mendapatkan penghargaan MURI
sebagai “website anggota parlemen pertama
yang menceritakan kegiatan parlemen secara
harian”.
Seiring gencarnya perkembangan
teknologi dan informasi yang mempengaruhi
cara manusia berkomunikasi satu dengan
lainnya, saya memanfaatkan pula media
online seperti jejaring facebook dan twitter
untuk berkomunikasi dengan masyarakat
dari segala penjuru dunia.
Selain kedua media tersebut, sebagai
RAMADHANGARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 3/TAHUN I/MEI 2010
REDAKSI BULETIN GARASIRamadhan Pohan Veby Mega Astri Gautama, Imam Mahfudz
Irwan Supriadi Rambe Ronald Siahaan Mayke Sarasidya Irfan Riza, Setyo Utomo, Nunik, Suparno, Hadi Santoso, Suprayitno, Roni, Indah Larasati, Monika Barzyc
Solichin Ferry ArdiantoSyahrizal Fahmi : Agung
: Jl. Mampang XI No. 19 RT/RW. 07/04 Kel. Tegal Parang, Jakarta Selatan, Telp/Fax. (021) 575 5968, e-mail : [email protected]
Jl. Imam Bonjol No. 49 Kelurahan Brotonegaran, Kecamatan Ponorogo 63411, Telp-HP : 0813 5925 3999, Fax : (0352) 486 406 Jl Yos Sudarso No.34 Pacitan, Telp. (0357) 884916
Sigismond BPW NotodipuroAstri Gautama, Irfan Riza, Irwan Supriadi Rambe, Veby Mega Indah
Mayke Sarasidya Sukandar, Imam Mahfudz, Syahrizal Fahmi, Ronald Siahaan, Agung, Aksa Halatu
Hadi Santoso, Suprayitno, Roni (Ponorogo), Setyo Utomo (Ngawi), Suparno (Magetan), Wiwit Rowi (Pacitan), Nunik (Trenggalek)
Indah Larasati
Jalan Mampang XI No. 19 RT/RW. 07/04 Kelurahan Tegal Parang, Jakarta Selatan, Telp/Fax: (021) 575 5968, e-mail : [email protected]
bagian ikhtiar saya mengemban amanah
rakyat, saya rutin membuat laporan
pertanggungjawaban (LPJ) tahunan untuk
dilaporkan kepada konstituen di Dapil Jatim
VII tiap akhir tahun. Tentu dibanding dengan
buletin dan situs internet, LPJ tersebut lebih
sistematis dan komprehensif. Semuanya itu
saya lakukan demi terwujudnya cita-cita
saya menjadi wakil rakyat yang benar-benar
bisa menjadi penyambung lidah rakyat. Tak
ada yang lebih membanggakan selain jika
saya mampu memberikan pelayanan terbaik
kepada masyarakat luas demi kemajuan
bangsa ini di masa depan.
Akhirnya saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam proses pewujudan Buletin
GARASI edisi keempat ini. Semoga amal
baik anda semua akan menjadi investasi
karya di masa depan. Selamat menikmati
edisi keempat buletin ini dan tak lupa, saya
dengan rendah hati membuka diri untuk
semua kritik agar buletin ini bisa menjadi
lebih baik lagi di masa depan.
Wassalam,
ISIKOMISI I - KOMINFO
7
KOMISI I
DI PARLEMEN
-JALAN
DAPIL
18
24
19
22
9
& TIM
12
Komisi I Memilih 9 Anggota KPI Pusat
Agar Anggota DPR Jangan Hanya Jalan-Jalan Keluar Negeri
Menghilangkan Bayang-bayang Tawuran antar Pesilat Magetan
Simbol Ponorogoyang Bhineka
Pemerintah Kabupaten Ponorogo Janji Upayakan Asuransi TKI
Menlu Usulkan Indonesia Tingkatkan Diplomasi Papua
Spesialisasi Tenaga AhliDemi Memperdalam Visi
Ramadhan Pohan bersama Penerima Nobel 1983 asal
Polandia, Lech Walesa di kantornya, Gdansk,
Polandia, 9 April 2010.
FOTO: DOKUMENTASI KBRI POLANDIA
BULETIN BULANAN INI SALAH SATU REALISASI AKUNTABILITAS/PERTANGGUNGJAWABAN RAMADHAN POHAN SEBAGAI WAKIL RAKYAT ATAS AMANAH YANG DIBERIKAN KONSTITUEN DAN RAKYAT INDONESIA
DARI REDAKSITanpa mengurangi rasa hormat kami kepada semua
narasumber dan pembaca setia GARASI, kami menyatakan seluruh anggota redaksi kami tidak
menerima amplop apapun dari para narasumber untuk setiap wawancara yang kami lakukan. Kebijakan ini
kami berlakukan murni untuk menjaga profesionalitas dan kredibilitas redaksi GARASI. Jika Anda berniat
menyumbangkan dana untuk GARASI, maka dana itu akan kami teruskan bagi kepentingan para konstituen kami di Daerah Pemilihan Jatim VII. Terima kasih dan
selamat menikmati edisi keempat GARASI.
Redaksi GARASI
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010 3WARTA
JAKARTA - Digulir-
kannya Hak
Menyala kan Pendapat (HMP) oleh sejumlah
anggota dewan, belum menjadi perhatian
khusus Partai Demokrat. Anggota Fraksi
Partai Demokrat Ramadhan Pohan
menyatakan, dibandingkan proses angket,
tidak banyak fraksi yang menyampaikan
lampu hijau kepada anggotanya mendukung
tindak lanjut panitia angket Century itu.
“Baru ada lima anggota dewan,” kata
Pohan dalam diskusi di gedung DPR, Jakarta
kemarin (16/4). Lima anggota dewan yang
menandatangani berasal dari fraksi yang ber-
beda. Namun Pohan yakin bahwa itu bukan
merupakan representasi partai.Dasar keyakin-
an Pohan adalah data pernyataan sejumlah
fraksi di DPR. Fraksi PPP. telah me milih untuk
me nuntaskan kasus hukum lebih dulu. Demi-
kian halnya pernyataan Fraksi PAN dan
Demo krat. “Ketua Fraksi kami. Pak Anas
(Anas Urba ningrum) sudah menyatakan
memilih pem bentukan tim pengawas,” kata
dia. Se mentara PKS, kata Pohan, menyatakan
bahwa kaji an hak menyalakan pendapat
tidak relevan jika penuntasan kasus Century
di ranah hukum.
Pohan menilai, justru usulan,yang digulir-
kan sejumlah politisi itu sangat politis. Bah-
kan, Pohan menganggap bahwa usul hak itu
mengabaikan hasil Angket Kasus Bank
Century. “Usulan penggunaan hak menyata-
kan pendapat terlalu politis, karena membidik
Pak Boediono dan Bu Sri Mulyani, itu terlalu
berlebihan,” ungkapnya.Berlebihan karena
Badan Musyawarah (Bamus) DPR sudah
memutuskan untuk membentuk Tim Peng-
awas. “Jadi, pengawasan belum berjalan, tapi
kok sudah mau menggulirkan hak menyata-
kan pendapat,” ujarnya dengan nada
bertanya. Seharusnya, sebelum hak itu digulir -
kan, anggota dewan harusnya bersabar me-
nunggu kinerja tim pengawas sampai akhir.
Usulan penggunaan hak menyatakan
pendapat ini juga dinilai Pohan jauh
panggang dari api. Hal itu tidak sesuai
dengan rekomen dasi DPR yang
menyerahkannya penyelidikan nya ke aparat
hukum. “Jadi, penggunaan hak menyatakan
pendapat justru melawan dan menegaskan
hasil rekomendasi Paripurna DPR,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif
Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti
menilai, proses hak menyatakan pendapat
harus dilakukan. Justru, proses hak
menyatakan pendapat sesuai dengan
keinginan Presiden SBY untuk menuntaskan
kasus Century dengan terang benderang.
“Sekarang ini DPR baru menuntaskan 60
persen, 40 persennya belum,” kata Ray.
17 April 2010
Menyambut Hari
Buruh 1 Mei 2010, Ramadhan Pohan dari
Komisi I DPR mendukung organisasi-
organisasi pers memperjuangkan standar
upah layak bagi jurnalis. Menurut dia, upah
layak merupakan salah satu bekal jurnalis
meningkatkan profesionalitas dan kualitas
pers nasional.
“Pekerjaan jurnalis memang pekerjaan
profesional, yang baik buruknya dinilai dari
karya-karya mereka. Tapi bukan berarti per-
usahaan media dapat menaikturunkan upah
mereka sesuka hati. Jurnalis tetap harus di-
bayar sesuai standar upah layaknya profesi
intelek tual lainnya,” kata Ramadhan di
Jakarta, Jumat (30/4).
Dengan upah layak bagi jur nalis, Rama-
dhan berharap jurnalis Indo nesia dapat lebih
berkonsentrasi meningkat kan mutu profesi
sehingga keluhan-keluhan atas pemberitaan
pers yang tidak berkualitas menurun.
Dengan tingkat kesejahteraan yang
terjamin, Ramadhan Pohan mengharapkan
para jurnalis Indonesia baik di pusat maupun
di daerah dapat lebih mematuhi etika pers
dan hak publik mendapatkan informasi sesuai
UU Pers, UU Penyiaran No 32/2002 dan Pasal
28F UUD 45.
30 April 2010
Ramadhan Pohan Dukung Upah Layak Jurnalis
Ramadhan
Pohan mengunjungi
kamp penyiksaan Yahudi
pada Perang Dunia II di
Auschwitz-Birkenau,
Polandia, 10 April 2010.
Kamp ini merupakan
salah satu kamp
penyiksaan terbesar milik
Nazi di Eropa.
4 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010
DI GDANSK
GDANSK sebenarnya hanya sebuah kota kecil
pelabuhan di Polandia. Tapi dari kota kecil
inilah, bibit demokrasi muncul dan ber-
kembang saat negeri tersebut masih berada di
bawah pemerintahan komunis. Demokrasi
Polandia tumbuh lewat Pergerakan Solidaritas
atau Solidarnosc, yang salah satunya
pelopornya adalah Lech Walesa. Berawal dari
pergerakan para buruh pelabuhan di Gdansk,
semangat Solidarnosc berkembang ke seluruh
Eropa dan mengakibatkan runtuhnya Tembok
Berlin pada 1989.
“Kemiripan sejarah demokrasi Polandia
yang bermula dari pergerakan rakyat dengan
pergerakan reformasi di Indonesia inilah yang
membuat saya selalu merasa ada kesamaan
historis antara demokrasi Polandia dan
Indonesia yang tak bisa diacuhkan,” kata
Ramadhan Pohan.
Sama seperti rakyat Indonesia pada 1998
bergerak memenuhi jalan Gatot Subroto
hingga Semanggi di Jakarta demi menuntut
reformasi, pergerakan Solidarnosc juga
memenuhi jalan-jalan di Gdansk menuntut
kebebasan dari ketatnya kendali
pemerintahan komunis. Dari pergerakan
inilah demokrasi mulai tumbuh masing-
masing di Jakarta untuk rakyat Indonesia, dan
di Gdansk untuk rakyat Polandia.
Walesa menerima Ramadhan di
kantornya di Gdansk, yang terletak tepat di
sebelah gerbang historis kota itu, Gerbang
Hijau. Walesa yang dulunya seorang pekerja
pelabuhan ini, terlihat sebagai sosok yang
sederhana. Genggaman tangannya tetap erat
meski telah memasuki masa pensiun.
Sekalipun kerap disebut sebagai legenda
hidup demokrasi Polandia, mantan presiden
berdiskusi bersama legenda demokrasi Polandia Lech Walesa di kantor Walesa di Gdansk, Polandia, 9 April 2010.
Sebagai seorang Demokrat, Ramadhan Pohan terus mendukung dan
menghargai setiap upaya melahirkan dan mengembangkan demokrasi.
Maka saat dia berkunjung ke Gdansk, Polandia, 9 April 2010,
Ramadhan pun menemui legenda demokrasi negeri Polska tersebut,
Lech Walesa.
FOTO
-FO
TO:
DO
KU
MEN
TASI
KBRI PO
LAN
DIA
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010 5Republik Polandia ini dengan rendah hati
selalu menampik emblem tersebut.
“Saya sangat terkejut mengetahui opini
masyarakat Indonesia akan saya, yang sangat
hangat dan menyanjung. Saya terus terang
tidak pernah mengharapkan sanjungan
seperti itu dari sebuah negara yang sangat
jauh jaraknya (dari Polandia),” kata dia.
Walesa yang merasa terharu melihat
tanggapan rakyat Indonesia, berniat
mengunjungi Jakarta Mei ini.
Walesa menyatakan tak melihat
peranannya dalam perubahan sejarah
Polandia dan jatuhnya Tembok Berlin sebagai
sesuatu yang sangat penting. Walesa justru
menilai putusan Pemimpin Uni Soviet saat itu,
Mikhail Gorbachev untuk merenovasi
komunisme sebagai sebuah perubahan yang
jauh lebih besar.
“Tapi Gorbachev tidak tahu bahwa
komunisme mustahil untuk direnovasi dan
saya sering berterimakasih dan mengirim
ucapan selamat bagi Gorbachev untuk semua
kegagalan dan kesalahan dia,” kata Walesa,
bercanda.
Menurut dia, kegagalan dan kejatuhan
komunisme di zaman Gorbachev inilah yang
mendorong suksesnya pergerakan demokrasi
di Polandia. Jika tidak, Walesa berpendapat
situasi di dunia akan jauh berbeda, termasuk
di Indonesia. Pasalnya, bukan tak mungkin
perang dingin akan terus berlanjut hingga
sekarang.
Diskusi Ramadhan dan Walesa berlanjut
ke isu ekonomi masing-masing negara. Sama
seperti Indonesia, Polandia juga termasuk
negara yang berhasil lolos dari krisis ekonomi.
Negeri Polska ini masih mampu mencatat
pertumbuhan ekonomi 1,7 persen pada
2009. Sementara pertumbuhan ekonomi
Indonesia tahun ini diprediksi mencapai 4,5
persen dan Walesa memandang Indonesia
memegang peranan penting sebagai anggota
G20. Sama seperti Polandia yang sangat
berperan di Eropa Timur, Walesa juga
menganggap Indonesia memegang peranan
pemimpin di Asia Tenggara. Persamaan
ekonomi ini menurut dia menjanjikan
kerjasama potensial antara kedua negara.
Dalam diskusi tersebut, Ramadhan
memaparkan tiga program penting yang
dibutuhkan Indonesia. Pertama, tunjangan
langsung tunai bagi rakyat miskin. Kedua,
dukungan terhadap industri kecil dan
menengah, dan ketiga, dukungan terhadap
berkembangnya investasi.
“Tiga hal ini yang menjadi perhatian
pemerintah Indonesia, agar kami bisa
mengiringi pertumbuhan demokrasi bersama-
sama dengan pertumbuhan ekonomi,” kata
Ramadhan.
Walesa menunjukkan website pribadinya kepada Ramadhan Pohan, di Gdansk, Polandia, 9 April 2010.
DI GDANSK
Baik Walesa maupun Ramadhan sama-
sama mendukung upaya pemerintah
Indonesia dan Polandia menuntaskan
kemiskinan di negara masing-masing.
Memiliki latar belakang keluarga dari kelas
pekerja, rupanya membuat diskusi Ramadhan
dan Walesa bertambah ‘nyambung’.
Ketika mengetahui sekitar 60 persen
perusahaan di Indonesia adalah milik negara,
Walesa sempat mengusulkan privatisasi.
Namun tentu saja, dengan tetap diimbangi
program-program pemerintah yang
digelontorkan untuk memihak rakyat miskin.
Menurut Walesa, mengurangi jumlah
perusahaan negara dan mendukung
program-program bagi rakyat miskin
tersebut, perlahan akan mendorong rakyat
Indonesia mandiri berkerja dan mencari
nafkah sendiri. Usulan ini didasari
pengalamannya sendiri ketika menjadi
presiden Republik Polandia.
Tak terasa, pertemuan satu setengah jam
itu berakhir juga. Walesa dan Ramadhan
berpisah dengan harapan, mereka bisa
menyambung kembali diskusi demokrasi
Jakarta-Gdansk dalam kunjungan Walesa ke
Indonesia Mei ini.
menyempatkan diri melihat panser modern produk termutakhir Polandia di Wice, sebelum
melanjutkan perjalanannya menuju Gdansk dari Warsawa, Polandia untuk menemui Lech Walesa, 9 April 2010.
6 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010
RAMADHAN
lahir di Pematang
Siantar, Sumatera Utara, 6 Desember 1966.
Selama kuliah dia sudah menulis kolom dan
artikel opini di berbagai media. Inilah yang
menuntun Ramadhan ke dunia jurnalisme.
Tahun 1990 atau dua tahun sebelum lulus
Strata I dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia (FISIP UI), dia bergabung
dengan harian Jawa Pos sebagai reporter di
Jakarta.
Karier di Jakarta Ramadhan jalani selama
tiga tahun sebelum ditugaskan ke Bulgaria pada
1993 sebagai koresponden di sana. Kemudian
dia ditugaskan di Turki pada 1996-1998.
Karena tidak ngepos hanya di satu negara,
tentu berbagai penugasan menuntut
Ramadhan bergerak dari satu negara ke negara
lain.
Intensifikasi liputan luar negeri berakhir di
Amerika Serikat saat Ramadhan ditugasi
menjadi Representatif Jawa Pos di USA hingga
Desember 2004. Bekal menjadi representatif di
Amerika Serikat cukup banyak. Selain meliput
Pilpres tahun 2000 dan 2004, sebagai
perwakilan Jawa Pos di USA (2000-Desember
2004), Ramadhan juga ditugaskan meliput dan
mencatat peristiwa-peristiwa penting lainnya,
di antaranya adalah:
Laporan kunjungan dan pertemuan • Pemerintah Indonesia (Presiden dan
Menteri), anggota parlemen (DPR),
cendekiawan, dan tokoh organisasi
terkemuka dengan mitra Amerika.
Meliput acara dan mewawancarai Xanana • Gusmao dan Ramos Horta di Kantor Pusat
PBB, New York (1998).
Meliput dan mewawancarai Wakil Utama • Direktur Pelaksana International Monetary
Fund (IMF) Stanley Fischer saat rapat
pertemuan IMF dan the World Bank.
Menghadiri pertemuan Presiden • Abdurrahman Wahid dengan Presiden Bill
Clinton (November 1999) serta pertemuan
Presiden Megawati Soekarnoputri dengan
Presiden George Walker Bush (September
2001) di Oval Office, White House.
Meliput pertemuan anggota parlemen • (DPR-RI) Taufik Kiemas dengan politisi,
Senator, Anggota Kongres, serta pejabat
Amerika (April-Mei 2001).
Meliput pertemuan Jusuf Kalla dengan • pejabat Pemerintah Amerika (2003).
Meliput pertemuan Susilo Bambang • Yudhoyono dengan pejabat penting
Pemerintah Amerika (Mei 2003).
Meliput politik lokal dan politik luar ne geri • Amerika dengan menghadiri ra pat serta
aca ra politik di Gedung DPR Ame rika, De-
par temen Luar Negeri (State Depart ment),
Gedung Putih (White House), dan lain-lain.
Aktif melakukan kontak dan wawancara • dengan LSM-LSM politik seperti Amnesty
International, East Timor Action Network,
organisasi untuk hubungan Muslim-
Amerika, CAIR.
Satu-satunya wartawan Indonesia peliput • tetap di Gedung Putih, DPR- AS (Kongres),
dan Senat (1998–2004).
Satu-satunya wartawan surat kabar dari • Asia Tenggara yang diundang berbuka
puasa bersama di Gedung Putih, dijamu
Presiden George W Bush (2001–2004).
Satu-satunya wartawan Indonesia yang • diundang khusus untuk menghadiri
Pelantikan Presiden Bush tahun 2001.
Melakukan serangkaian wawancara • dengan para politisi dan pejabat Amerika,
Paul Wolfowitz, dan lain-lain.
Diundang memberikan ceramah politik • kepada para calon diplomat Amerika di
Virginia.
Meliput • event-event Islam lokal maupun
internasional Amerika, seperti Islamic
Society in North America (ISNA).
Wartawan Indonesia pertama yang menulis • Barack Obama ketika Konvensi Partai
Demokrat di Boston, Juli 2004.
Setelah 4 tahun melakukan tugas jur nalis-
me di Amerika Serikat, Ramadhan menerus kan
pendidikan ke jenjang Strata 2 di American
FOTO
: D
OK
UM
EN
TASI K
ELU
AR
GA
University (AU) Washington DC antara Agustus
2002 hingga Mei 2004.
Tahun itu pula dia pulang ke Indonesia,
ber gabung dengan The Blora Institute (The Blo-
ra Center) di Jakarta pada Desember 2004,
serta menjabat Direktur Opini Publik & Studi
Partai Politik.
Profesi dan posisi pun mulai berwarna-
warni. Tahun 2005 Ramadhan mulai me-
rambah dunia politik praktis dan menjadi Ketua
Bidang Pusat Informasi, BAPPILU DPP Partai
Demokrat. Lalu pada tahun 2006 menjadi
Redaktur Pelaksana website kepresidenan,
www.presidensby.info.
Pada tahun 2006 pula, Ramadhan diserahi
tanggung jawab menjadi Pemimpin Redaksi
koran harian nasional Jurnal Nasional, Ja-
karta. Dunia kewartawanan berjalan, begitu
pu la karier politik dan organisasi. Pada 2008
hingga kini, dia menjadi Penasihat Forum Har-
moni Nusantara (FORSAS), Jakarta. Di organ-
isasi kewartawanan, Ramadhan menjadi Direk-
tur Program Hubungan & Kerja Sama Luar Ne-
geri, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)
Pusat, Jakarta, sejak 2008.
Pada 2009, Ramadhan terpilih menjadi
anggota DPR RI (2009-2014) dari Daerah
Pemilihan Jatim VII yang meliputi Ponorogo,
Magetan, Ngawi, Pacitan, dan Trenggalek.
Ramadhan ikhlas berbakti untuk negeri dengan
dunia yang dia pilih. Mudah-mudahan semua
itu memberi manfaat untuk Indonesia yang
lebih baik kelak.
Ramadhan Pohan bersama keluarga berlibur ke Yogyakarta.
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010 7KOMISI I - KOMINFO
Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia (DPR RI), Rabu malam (28/4)
memilih 9 anggota Komisi Penyiaran Pusat
dan 3 orang cadangannya. Para anggota
baru ini setelah dilaporkan ke rapat paripurna
DPR RI, diajukan ke Presiden RI untuk segera
diangkat.
Sembilan anggota KPI Pusat yang baru
tersebut dipilih melalui pemungutan suara
di Komisi I, setelah sebelumnya 31 calon
anggota KPI Pusat menjalani uji kepatutan
dan kelayakan dari 26-28 April 2010.
Anggota yang mendapatkan suara
terbanyak adalah Mochamad Rianto
(incumbent) dan Ezki Tri Rezeki Widianti,
masing-masing dengan 42 suara. Selanjutnya
suara terbanyak disusul oleh Dadang Rahmat
Hidayat 36 suara, Azimah 31 suara, Nina
Mutmainah 30 suara, Idy Muzayyad 25 suara,
Iswandi Syahputra 25 suara, Judhariksawan
23 suara dan Yazirwan Uyun (incumbent) 22
suara.
Untuk 3 orang cadangan anggota KPI
Pusat adalah Inke Maris dengan 16 suara,
Bunga C. Kejora 16 suara dan Rommy Fibri
dengan 15 suara. Ketiga cadangan ini akan
menggantikan para anggota KPI Pusat
sewaktu-waktu jika ada yang mengundurkan
diri, meninggal atau karena alasan lain tak
bisa menjalankan tugas.
Ramadhan Pohan dari Komisi I menyata-
kan puas atas hasil pemilihan para anggota
KPI Pusat ini, yang menurutnya berjalan se-
cara demokratis. Latar belakang para anggota
juga cukup beragam, mulai dari aktivis
organisasi pers, organisasi massa, akademisi,
praktisi hukum hingga aktivis daerah.
“Saya berharap kesembilan anggota
KPI Pusat ini dapat mengemban amanah
rakyat dengan sebaik-baiknya, sehingga
im plementasi demokratisasi penyiaran Indo-
nesia sesuai UU Penyiaran benar-benar bisa
terwujud,” kata Ramadhan.
Kemkominfo merupakan unsur
pelaksana eksekutif atas isu-isu
komunikasi dan informatika,
yang dipimpin Menteri Kominfo
dan bertanggungjawab pada Presiden
Republik Indonesia (RI).
Pra 1998, Kemkominfo bernama
Departemen Penerangan dan menjadi alat
pemerintah Orde Baru untuk mengontrol
media dan alur komunikasi di Indonesia.
Namun pasca reformasi, secara bertahap
Kementrian ini turut beradaptasi dengan
posisi barunya.
Secara resmi Kemkominfo kini bertugas
membantu Presiden RI merumuskan
kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan,
dan kebijakan teknis di bidang komunikasi
dan informatika yang meliputi pos,
telekomunikasi, penyiaran, teknologi
informasi dan komunikasi, layanan
multimedia dan diseminasi informasi.
KPI merupakan
lembaga independen
setingkat lembaga
negara yang lahir atas amanat Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2002. KPI terdiri
atas KPI Pusat dan KPI Daerah (tingkat
provinsi). Anggota KPI Pusat (9 orang) dipilih
oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan KPI
Daerah (7 orang) dipilih oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah. Selain itu,
anggaran program kerja KPI Pusat dibiayai
oleh APBN (Anggaran Pendapatan Belanja
Negara) dan KPI Daerah dibiayai oleh APBD
(Anggaran Pendapatan Belanja Daerah).
Dalam pelaksanaan tugasnya, KPI dibantu
oleh sekretariat tingkat eselon II yang stafnya
terdiri dari staf pegawai negeri sipil serta staf
profesional non PNS. KPI merupakan wujud
peran serta masyarakat berfungsi mewadahi
aspirasi serta mewakili kepentingan
masyarakat akan penyiaran harus
mengembangkan program-program kerja
hingga akhir kerja dengan selalu memper-
hatikan tujuan yang diamanatkan Undang-
Undang Nomor 32 tahun 2002 Pasal 3.
KI merupakan lembaga independen setingkat
lembaga negara, yang dibentuk sebagai
lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan
Undang-Undang Keterbukaan Infornasi Publik
(UU KIP) dan peraturan pelaksanaannya,
menetapkan petunjuk teknis standar layanan
informasi publik dan menyelesaikan sengketa
informasi publik melalui mediasi dan/atau
ajudikasi nonlitigasi. Mediasi adalah
penyelesaian sengketa informasi publik antara
para pihak melalui bantuan mediator Komisi
Informasi. Sedang kan ajudikasi nonlitigasi
adalah proses penye lesaian sengketa
informasi publik antara para pihak yang
diputus oleh Komisi Informasi.
Pembentukan KI diawali dengan
penetapan keanggotaan Komisi Informasi Pu-
sat (KI Pusat) dengan Keputusan Presiden No
48/P tahun 2009 tertanggal 2 Juni 2009 se-
telah dilakukan uji kelayakan dan kepatutan
ter hadap para calon oleh DPR RI. KI Pusat ber-
anggotakan 7 komisioner, dengan dua orang
dari unsur Pemerintah dan lima dari un sur
masyarakat (media massa, kampus, dan LSM).
Menurut UU Pers No. 40 tahun 1999, Dewan
Pers adalah lembaga independen
yang dibentuk sebagai bagian
dari upaya mengembangkan
kemerdekaan pers dan
meningkatkan kehidupan pers
nasional (Ayat 1). Dengan demikian, Dewan
Pers mengemban amanat atas dipatuhinya
kode etik pers dan penggunaan standar
jurnalistik profesional.
Fungsi-fungsi Dewan Pers (Ayat 2) adalah
melindungi kemerdekaan pers dari campur
tangan pihak lain, melakukan pengkajian
untuk pengembangan kehidupan pers,
menetapkan dan mengawasi pelaksanaan
Kode Etik Jurnalistik, memberikan
pertimbangan dan mengupayakan
penyelesaian pengaduan masyarakat atas
kasus-kasus yang berhubungan dengan
pemberitaan pers; (penjelasan: Pertimbangan
yang dikeluarkan Dewan Pers berkaitan
dengan Hak Jawab, Hak Koreksi dan dugaan
pelanggaran terhadap Kode Etik Jurnalistik),
mengembangkan komunikasi antara pers,
masyarakat, dan pemerintah, memfasilitasi
organisasi-organisasi pers dalam menyusun
peraturan-peraturan di bidang pers dan
meningkatkan kualitas profesi kewartawanan,
mendata perusahaan pers.
Dewan pers independen, yang lahir dalam
semangat reformasi, bersifat mandiri dan
tidak ada lagi unsur pemerintah dalam
keanggotaannya. Dengan dukungan
masyarakat pers Indonesia, otoritas Dewan
Pers semata-mata terletak pada kemauan
perusahaan dan redaksi media pers untuk
menghargai pandangan Dewan Pers serta
secara sukarela mematuhi kode etik jurnalistik
dan mengakui kesalahan, segaja atau tidak,
secara terbuka.
Komisi I Memilih 9 Anggota KPI Pusat
SUASANA pemilihan suara Komisi I DPR RI untuk
anggota Komisi Penyiaran Indonesia Pusat, 28 April 2010.
8 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010
KOMISI I
diharapkan dapat mencegah terjadinya
kesalahpahaman akan apa yang sebenarnya
terjadi di Pulau Cenderawasih tersebut.
“Dengan membahasnya secara terbuka,
saya harapkan pemerintah Indonesia
bisa mencari solusi yang terbaik bagi
masyarakat Papua karena mereka adalah
Duta Besar, Ujung Tombak Diplomasi Indonesia
Komisi I Setujui Tunjangan Khusus TNI Rp 152,9 Miliar
PADA 3-5 Mei 2010, Komisi I memberikan pertimbangan terhadap 23
nama calon duta besar yang akan ditempatkan di perwakilan-
perwakilan Indonesia di luar negeri. Pos-pos yang akan diisi antara lain
perwakilan di Warsawa, Washington, Paris, Tokyo, Brasilia, dan di
beberapa negara Afrika.
Ramadhan Pohan dari Komisi I DPR RI mengatakan seorang calon
duta besar adalah ujung tombak diplomasi Indonesia, sehingga harus
mempunyai wawasan tidak hanya mengenai hubungan bilateral
Indonesia dengan negara akreditasi namun juga mengenai substansi
hubungan antar kedua negara tersebut. Jika dua syarat utama itu
terpenuhi maka kendala bahasa bukan merupakan prioritas utama.
Dino Patti Djalal, calon duta besar yang akan ditempatkan di KBRI
Washington dalam makalah Visi dan Misinya mengatakan yang perlu
ditingkatkan adalah pelaksanaan dan pengembangan kemitraan
komprehensif Indonesia-Amerika. Sedangkan Darmansjah Djumala,
calon duta besar untuk Republik Polandia, mengatakan bahwa
Polandia merupakan akses Indonesia ke kawasan Eropa Timur,
sehingga pengembangan dan peningkatan hubungan bilateral kedua
negara sangatlah penting.
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI),
Selasa (4/5) menyetujui tunjangan khusus untuk anggota Tentara
Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di pulau-pulau terluar dan
pulau-pulau kecil. Tunjangan khusus sebesar Rp 152,9 miliar ini
dimasukkan ke dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Perubahan (RAPBN-P) 2010.
Ramadhan Pohan dari Komisi I mendukung pemberian tunjangan
khusus tersebut. Menurut dia, sudah saatnya kesejahteraan para
anggota TNI, terutama mereka yang bertugas di pulau-pulau
terdepan Indonesia, lebih ditingkatkan.
“Mereka adalah garda depan Indonesia, yang bertugas
menjaga keamanan negara ini dari semua bentuk gangguan. Jadi
sewajarnyalah jika pemerintah memperhatikan kesejahteraan
mereka,” kata Ramadhan.
Selain tunjangan khusus tersebut, pemerintah pusat juga akan
membahas tunjangan kerja untuk TNI dan Pegawai Negeri Sipil
Kementrian Pertahanan. Diperkirakan Juni tahun ini tunjangan
tersebut bisa disepakati dan akan cair 3-4 bulan lagi.
saudara sebangsa dan setanahair kita,” kata
Ramadhan.
Diplomasi Papua ini menurut Ramadhan
bisa dimulai dengan menjalin forum dialog
bersama dengan Kaukus-Kaukus Papua di
luar negeri.
Marty Natalegawa bercakap-cakap dengan Ramadhan Pohan dan Paula Sinjal dari Komisi I
Dewan Perwakilan Rakyat usai Rapat Kerja Menlu, 29 April 2010.
Luar Negeri (Menlu) Marty
Natalegawa mengusulkan pada Komisi
I Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia (DPR RI) agar Indonesia
meningkatkan diplomasi mengenai isu
Papua di tingkat internasional. Usulan ini
disampaikan Natalegawa dalam Rapat Kerja
Kementrian Luar Negeri (Kemlu) dengan
Komisi I di Jakarta, Kamis (29/4)
“Diplomasi ke arah timur Indonesia
sangat penting, untuk mencegah
melebarnya masalah Papua ke tingkat
internasional,” kata Natalegawa.
Menurut dia, selama ini masyarakat
internasional terlanjur melihat isu-isu Papua
sebagai akibat kurangnya wewenang
pemerintah Indonesia atau lack of
government. Karena itu, Natalegawa
menghimbau agar Indonesia secara terbuka
membahasnya di dunia internasional.
Papua sebenarnya bukan lagi isu baru
di dunia diplomasi internasional. Sejak era
Soekarno, isu Papua telah lama menyedot
perhatian parlemen negara-negara asing.
Parlemen Belanda dan Amerika misalnya,
bahkan memiliki Kaukus Papua.
Ramadhan Pohan dari Komisi I
menyatakan setuju dengan usulan Menlu
ini. Menurut Ramadhan, membahas isu
Papua secara terbuka di dunia internasional
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010 9KOMISI I
SEBAGAI upaya implementasi Undang-
Undang Keterbukaan Informasi Publik ( UU
KIP), Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia (DPR RI), Kamis (29/4)
menyepakati rancangan akhir Peraturan DPR
RI tentang Tata Cara Pengelolaan dan
Pelayanan Informasi Publik di Sekretariat
Jenderal (Setjen) DPR RI. Peraturan DPR RI
tersebut berlaku bersamaan dengan
implementasi UU KIP awal Mei ini.
Peraturan DPR RI tentang KIP tersebut
mengatur hak dan kewajiban publik sebagai
pemohon akses informasi dan DPR RI sebagai
pihak penyedia akses informasi, sebagaimana
yang ditetapkan UU KIP. Publik pemohon
informasi berhak mendapatkan informasi
setelah mengajukan alasan dan tujuan
mendapatkan informasi itu ke Setjen DPR RI.
Sebaliknya, publik pemohon juga wajib
menggunakan informasi itu sesuai alasan dan
tujuan yang diajukannya itu.
Jenis-jenis informasi publik yang bisa
diakses antara lain informasi organisasi DPR,
kinerja DPR, program kerja DPR dan
DPR Gunakan Peraturan Turunan Untuk Implementasi UU KIP
mengaku lalai mengawasi konten televisi
berlangganan. Anggota KPI Yazirwan
Uyun menyatakan, peninjauan lapangan
KPI ke daerah-daerah di seluruh Indonesia
menemukan adanya lebih dari 1000
televisi berlanggan ilegal atau tak berizin
siaran. Televisi-televisi ini memasang harga
murah bagi pelanggannya antara Rp 10
ribu-20 ribu perbulan. Tapi tanpa adanya
pengawasan, televisi-televisi tersebut kerap
kali memasukkan konten porno ke dalam
siaran mereka. Televisi berlanggan ilegal ini
terutama ditemui di Kalimantan, Sumatera
dan Sulawesi, serta beberapa di pelosok
Jawa.
“Biasanya mereka melakukan itu karena
di pelosok terutama di daerah-daerah per-
batasan banyak blank spot (pada kanal
siaran-Red) sehingga masyarakat sekitar
tidak bisa mendapatkan siaran televisi
Indonesia, malah mendapat siaran televisi
asing,” kata Uyun.
Ramadhan Pohan dari Komisi I meminta
para anggota KPI periode 2010-2013 yang
baru terpilih, menjadikan kelalaian KPI
periode 2007-2010 ini sebagai pelajaran dan
berupaya untuk tidak mengulangnya lagi
dalam kepengurusan KPI mendatang.
penggunaan anggaran DPR. Semua informasi
ini akan dibagi dua kategori. Pertama,
informasi yang wajib diberikan ke publik
secara berkala minimal 6 bulan sekali.
Kedua,informasi yang dikecualikan.
Informasi yang dikecualikan adalah
informasi yang jika dibuka dapat
membahayakan negara seperti rahasia negara
serta informasi yang berkaitan dengan hak-
hak pribadi menurut UU KIP, rahasia jabatan,
informasi yang diminta belum dikuasai atau
didokumentasikan dan informasi hasil rapat-
rapat DPR RI yang bersifat tertutup sesuai
ketentuan UU No.27 tahun 2009 tentang
Majelis Permusyawaratan Rakyat, DPR,
Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
Ramadhan Pohan dari Komisi I DPR RI
meminta publik ikut aktif mencermati dan
memberikan masukan atas kriteria informasi
yang dikecualikan menurut Peraturan DPR RI
itu. “Jangan sampai pasal-pasal ini menjadi
pasal karet yang bisa jadi dalih untuk tidak
membuka akses informasi ke publik,” kata
KPI Akui Lalai Awasi Siaran Televisi
aduan, komedi dengan 353 aduan, Talk
Show sebanyak 342 aduan, variety show
188 aduan, dan klip musik 167 aduan. Selain
itu, tayangan kartun juga mendapat 167
aduan, infotainment mendapat 164 dan
tayangan berita 163 aduan. Sisa aduan lain
berupa aduan masyarakat yang tidak dapat
digolongkan seperti keluhan mengenai ide
cerita dan plagiat.
Menanggapi aduan-aduan masyarakat
ini, KPI telah mengirimkan teguran pada
stasiun televisi yang bersangkutan. Namun
teguran tersebut tak diikuti sanksi tegas
berupa skorsing. Selain itu, KPI juga
tidak pernah melakukan konferensi pers
membahas teguran-teguran yang mereka
kirim ke berbagai stasiun televisi tersebut.
Dalam rapat pertanggungjawaban
tersebut, KPI Periode 2007-2010 juga
Penyiaran Indonesia (KPI) dalam
Rapat Laporan Pertanggungjawaban Akhir
Masa Jabatan Periode 2007-2010 di Komisi
I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI), Senin
(19/4), mengaku telah lalai mengawasi
penyelenggaraan siaran televisi.
“Kalau kami lalai memang iya, tapi
kami tidak pernah melakukannya dengan
sengaja, tapi karena kami takut terhadap
industri karena dari awal kami telah di-
judicialreview-kan,” kata Anggota KPI
Periode 2007-2010 Fetty Fajriati Miftach.
Fetty mengacu pada tuntutan judicial
review kelompok pengusaha televisi nasional
terhadap pasal-pasal yang mengatur
wewenang KPI dalam UU No 32 Tahun 2002
tentang penyiaran nasional. Judicial review
ini telah diajukan ke Makamah Konstitusi
sejak 2003.
Meski demikian tetap saja jumlah aduan
masyarakat ke KPI Pusat meningkat tajam.
Pada 2008 jumlah aduan masyarakat hanya
3953 aduan, namun pada 2009 jumlah
aduan meningkat lebih dari 100 persen
menjadi 8089 aduan.
Genre siaran yang paling banyak
dikeluhkan adalah sinetron/ Film Televisi
sebanyak 2276 aduan, reality show
sebanyak 1113 aduan, iklan dengan 553
Ramadhan.
Secara keseluruhan Ramadhan menyata-
kan cukup puas dengan peraturan DPR RI
tersebut. Namun dia menyayangkan di-
hapusnya pasal 2 ayat a yang menjadikan in-
for masi yang berkaitan dengan kegiatan
anggota-anggota DPR RI sebagai pejabat ne-
gara, sebagai salah satu jenis informasi publik.
“UU KIP merupakan hasil inisiatif DPR RI.
Jadi seharusnya anggota DPR RI sebagai wakil
rakyat juga diwajibkan membuka informasi
tentang kegiatan-kegiatannya sebagai
pejabat negara, sebagai bentuk pertanggung-
jawaban, transparasi dan akuntabilitas
seorang wakil rakyat,” kata Ramadhan.
Pasal 2 ayat a ini akhirnya dihapuskan dari
Peraturan DPR RI setelah rapat Komisi I
menilai pasal tersebut berpotensi menjadi
pasal karet karena batasan kegiatan seorang
anggota DPR sebagai pejabat negara adalah
kabur. Seorang anggota DPR dianggap
menjadi pejabat negara selama 24 jam dan 7
hari seminggu tanpa ada putusnya.
Kalau kami lalai memang iya, tapi kami tidak pernah melakukannya dengan sengaja.
Fetty Miftach
10 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010
Juni 2009
bagai mimpi buruk bagi
pasangan Sukono-Sumirah,
warga Desa Dinden
Kabupaten Ngawi, Jawa
Timur. Mereka mendadak
menerima kabar bahwa anak
sulung mereka, Nurul
Wijayanti, telah meninggal di
Malaysia. Konon kabarnya,
Nurul yang bekerja sebagai
Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) mengakhiri hidup
dengan cara
menggantung diri.
Dari potongan-potongan
ucapan sang ayah, Sukono, yang
sedang berduka, tak berlebihan
jika GARASI menyimpulkan Nurul
hanyalah seorang gadis desa
lugu yang memiliki mimpi besar
ingin membantu orang tua. Dia
nekat berangkat kerja ke negeri jiran meski
pendidikannya yang rendah hanya mampu
menawarkan daya tawar yang rendah pula.
Nurul pasrah terus bekerja meski kerap
mendapat perlakuan semena-mena dari sang
majikan.
Sikap pasrah Nurul tak lepas dari fakta
dialah yang menyokong ekonomi keluarga
mereka di Desa Dinden. Dia memilih tak
melanjutkan pendidikannya ke Sekolah
Menengah Atas, demi mencari uang
membiayai adik-adiknya. Setahun tamat dari
SMP Negeri 1 Kwadungan, Ngawi, dia
memilih mendaftarkan diri menjadi TKI di
Malaysia melalui PT Mutiara Putra Utama
(MPU), Jakarta.
Tapi ternyata Nurul tetap seorang
manusia biasa. Tekanan pekerjaan rupanya
sudah mencapai titik nadir, hingga gadis ini
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di negeri orang masih
menjadi masalah besar luar negeri kita. Salah satu kisah nyata terjadi
saat Ramadhan Pohan harus berjuang membawa pulang ke tanah air
jenazah Nurul Wijayanti, TKI asal Ngawi yang kabarnya bunuh diri di
negeri Jiran, Malaysia.
Pohan menyatakan belasungkawa kepada keluarga Nurul Wijayanti.
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010 11ditemukan tewas tergantung.
“Nurul itu berarti sekali bagi keluarga
kami, tulang punggung ekonomi keluarga
kami. Saya dan bapaknya sampai sekarang
masih belum bisa menerima kenyataan Nurul
sudah tidak ada,” kata Sumirah, sang Ibu
sambil terisak.
Sumirah berkisah, keluarga mereka
sebenarnya telah lama mencemaskan kondisi
Nurul di Malaysia. Apalagi sejak pertengahan
2008, mereka sama sekali tak bisa
berkomunikasi lagi dengan Nurul.
“Dia memang sempat mengeluhkan
kondisi di tempat kerjanya. Nurul juga bilang
geraknya banyak dibatasi, termasuk kalau
mau menghubungi keluarga sekali pun,” kata
Sumirah.
Selain sulit bekomunikasi, selama 1 tahun
7 bulan bekerja di Malaysia, baru sekali Nurul
berhasil mengirimkan gaji hasil kerja di
Malaysia itu kepada kedua orang tuanya di
Ngawi. Jumlahnya hanya Rp 6 juta saja.
Menurut Sumirah, Nurul mengeluh agen
TKI yang memberangkatkannya ke Malaysia
telah memotong gajinya itu. Kesepakatan
awal mereka, pemotongan gaji hanya berlaku
selama 3 bulan pertama. Tapi hingga gadis ini
ditemukan tak bernyawa, gaji Nurul tetap
saja tak pernah utuh.
“Sekali-kali kita jangan pernah bermain-
main dengan nasib TKI di negeri orang.
Mereka itu pahlawan devisa kita yang layak
mendapatkan perlindungan warga negara,”
kata Ramadhan.
Nasi telah menjadi bubur. Nurul sudah
terbujur tak bernyawa. Tapi paling tidak,
Ramadhan bisa membantu mengupayakan
kepulangan jenazah gadis ini ke tanah air.
Langkah pertama ditempuh dengan
menghubungi Sukono dan Sumirah di Desa
Dinden. Keinginan keduanya tak banyak.
Mereka hanya berharap jenazah Nurul
dipulangkan ke Indonesia untuk kemudian
dimakamkan di desa kelahirannya, di Dinden,
Ngawi.
Tim GARASI RAMADHAN POHAN lantas
menemui Kepala Desa Dinden Sutrisno. Dari
sana, Tim GARASI menggali informasi
keberangkatan Nurul ke Malaysia serta kabar
wafatnya gadis ini di negeri jiran itu.
Dari sang kepala desa, diketahui Nurul
berangkat ke Malaysia menggunakan jasa PT
MPU yang berkantor pusat di Jakarta. Agen
TKI ini memang telah mendatangi Kepala
Desa Dinden dan kedua orang tua Nurul
untuk mengurus administrasi pemulangan
jenazah gadis itu. Namun tampaknya,
kerumitan birokrasi bilateral antar negara
masih sulit terurai.
Perjuangan memulangkan jenazah Nurul
berlanjut dengan mendatangi Kantor Dinas
Hanya 4 hari kemudian, akhirnya jenazah
Nurul bisa tiba di kampung halamannya.
Kedua orang tua Nurul pun mendapatkan
penuh hak-hak Nurul saat almarhum bekerja
sebagai TKI di Malaysia. Selain itu, Sukono
dan Sumirah juga mendapatkan santunan
dari KBRI Malaysia. Cita-cita Nurul
membantu orang tua akhirnya tercapai.
November 2009, Ramadhan Pohan
menyempatkan diri berkunjung langsung ke
rumah Sukono-Sumirah. Kedatangan
Ramadhan disambut isak tangis Sumirah.
Empat bulan sudah tubuh Nurul bersemayam
damai di tanah kelahirannya di Desa Dinden,
Ngawi.
Nurul Wijayanti di Desa Dinden, Ngawi, Jawa Timur.
IBU NURUL, Sumirah menyambut kedatangan Ramadhan Pohan ke rumah mereka di Desa Dinden, Ngawi.
Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial
(Disnakertransos) Kabupaten Ngawi.
Tindakan ini diambil sekedar memastikan
proses pemulangan jenazah Nurul ke tanah
air terus dilakukan oleh PT MPU.
Hasil akhir, PT MPU menghubungi
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)
Kuala Lumpur, Malaysia untuk mengurus
proses pemulangan jenazah Nurul.
Mendengar kabar itu, Ramadhan secara pri-
badi segera menghubungi Direktur Per-
lindungan Hukum dan Warga Negara Indo-
nesia Teguh Wardoyo di Kementrian Luar
Negeri. Pada Ramadhan, Teguh berjanji mem-
bantu proses pemulangan jenazah Nurul.
12 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010
& TIM
setiap anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR
RI) hanya mendapat ‘jatah’ satu orang tenaga
ahli dan satu orang sekretaris pribadi dari
negara. Sang sekretaris berfungsi mengatur
administrasi dan agenda anggota DPR RI
tersebut, sementara tenaga ahli bertugas
menyiapkan semua bahan dan makalah
berkaitan isu komisi di mana sang anggota
ditempatkan, sehingga tugas politik dan
tugas parlementer mereka bisa berjalan
lancar.
Tapi sebuah komisi di DPR RI bukan
hanya mengurus satu isu saja. Untuk
Ramadhan Pohan yang ditempatkan di
Komisi I misalnya, memerlukan tenaga ahli
yang menguasai tiga isu sekaligus yaitu
pertahanan keamanan, luar negeri serta
informatika dan komunikasi.
“Rasanya tidak mungkin tiga isu berbeda
ini bisa dikuasai secara mendalam sekaligus
oleh satu orang saja,” kata Ramadhan.
Padahal spesialiasi tenaga ahli sangat
penting agar fungsi Ramadhan sebagai
seorang wakil rakyat dapat berjalan dengan
maksimal. Karena itulah, Ramadhan
memberanikan diri meminta izin Ketua DPR RI
Marzuki Alie, agar diperbolehkan
memperkerjakan tiga tenaga ahli lagi. Jadi
secara total, Ramadhan Pohan memiliki satu
tenaga ahli yang digaji negara, sementara
tiga lainnya digaji dari kocek pribadi anak
Pematang Siantar ini.
Masing-masing tenaga ahli dipilih
berdasarkan spesifikasi isu Komisi I. Tim
GARASI RAMADHAN POHAN kini memiliki
masing-masing satu tenaga ahli untuk isu
pertahanan keamanan, luar negeri dan
informatika dan komunikasi yang
ditempatkan di Jakarta. Sementara seorang
tenaga ahli lagi yang memiliki spesialisasi ilmu
pembangunan, ditempatkan di daerah
pemilihan (dapil) untuk menjadi konsultan ahli
Tim GARASI RAMADHAN POHAN yang
menampung setiap aspirasi rakyat di sana.
Harapannya, spesialisasi seperti ini akan
membuat analisa masalah tim GARASI
RAMADHAN POHAN semakin tajam.
Tentu saja, para tenaga ahli tak akan bisa
berfungsi maksimal tanpa adanya tim
pendukung yang solid. Sekitar 12 orang tim
pendukung sengaja ditempatkan di Jakarta
untuk membantu berjalannya tugas
keparlemenan dan menyalurkan aspirasi para
konstituen ke Jakarta. Sedangkan 10 orang
lagi, disebar menurut kebutuhan di empat
kabupaten yang termasuk Dapil Jatim VII
(Daerah Pemilihan Jawa Timur VII). Dengan
susunan tim seperti inilah, Tim GARASI
RAMADHAN POHAN terus berusaha
mempersembahkan hasil kerja mereka yang
terbaik bagi rakyat Indonesia.
di depan rumah masa kecil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Pacitan, Jawa Timur, 21 Maret 2010
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010 13
Ramadhan Pohan menjadi
salah satu pembicara
diskusi ‘Menakar
Ketangguhan Hak Menyatakan
Pendapat’ yang diselenggarakan
di Ruang Pers Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia
(DPR RI). Diskusi yang juga
menghadirkan pembicara Direktur
Eksekutif Lingkar Madani untuk
Indonesia Ray Rangkuti ini
membahas usulan 5 anggota DPR
RI atas Hak Menyatakan Pendapat
dalam kasus kebijakan pemerintah
mengatasi krisis Bank Century.
Ramadhan Pohan menjadi
salah satu pembicara
diskusi berseri yang
diadakan oleh Inmetch
bekerjasama dengan SBY Fans
Club di Mario's Place Cafe, Plaza
Menteng Huis. Diskusi untuk
menyambut pemilihan Ketum
Partai Demokrat ini bertajuk
"Partai Demokrat: Antara Partai
Modern & Citra SBY". Ramadhan
menjadi pembicara bersama
Saan Mustopa dari kubu Anas
Urbaningrum dan pengamat
politik M Qodari.
14 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010
APRIL
SENIN SELASA RABU
SENIN SELASA RABU
4 5 6 7
Rapat Paripurna DPR RI di Ruang Rapat Paripurna DPR.
Agenda: Pidato Pembukaan Masa Persidangan III Tahun Sidang 2009-2010.
Rapat Internal Komisi I di Ruang Rapat Komisi I.
Agenda: Membicarakan rencana kegiatan Komisi I DPR RI dalam Masa
Sidang III Tahun Sidang 2009-2010.
Audiensi Komisi I DPR RI dengan Prof. Gareth Evans (Co-Chair of The
International Commission for Nuclear Non-Proliferation and Disarmament atau
ICNND dan Mantan Menteri Luar Negeri Australia) di Ruang Rapat Komisi I.
Rapat Internal Komisi I di Ruang Rapat. Komisi I. Agenda :
Membicarakan struktur APBN Mitra Kerja Komisi I DPR RI Tahun 2010.
SENIN SELASA RABU
11 12 13 14
Rapat Dengar Pendapat Komisi I dengan Sekjen dan Dirjen SKDI
Kementerian Komunikasi dan Informasi di Ruang Rapat Komisi I Agenda:
Masukan Sekjen dan Dirjen SKDI Kementerian Kominfo terhadap rancangan
peraturan DPR ttg KIP di DPR RI
Rapat Dengar Pendapat Komisi I dengan Sekjen Kementerian
Pertahanan di Ruang Rapat Komisi I.
Rapat Dengar Pendapat Komisi I dengan Sekjen Kemeterian Luar
Negeri di RR Komisi I. Agenda : Pembahasan Perubahan RKAK/L dan
perubahan APBN Kementerian Luar Negeri Tahun Anggaran 2010
Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
ke-20. Agenda : Penyampaian ikhtisar hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa
Keuangan Semester II 2009 dan Pengesahan Pansus RUU Protokol
Rapat Dengar Pendapat Komisi I dengan Sekjen Kementerian
Kominfo di Ruang Rapat Komisi I. Agenda: Pembahasan Perubahan RKAK/L
berupa perubahan APBN Kemkominfo Tahun Anggaran 2010
Rapat Dengar Pendapat Komisi I dengan Dirut LPP TVRI di Ruang
Rapat Komisi I. Agenda: Pembahasan Perubahan RKAK/L berupa perubahan
APBN LPP TVRI TA 2010
Rapat Dengar Pendapat Komisi I dengan Dirut LPP RRI di Ruang
Rapat Komisi I. Agenda: Pembahasan Perubahan RKAK/L dan perubahan
APBN LPP RRI Tahun Anggaran 2010
Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI dengan Komisi Informasi
Pusat (KIP) di Ruang Rapat Komisi I. Agenda: Masukan terhadap rancangan
peraturan KIP sebagai kesiapan melaksanakan UU No 14 Tahun 2008
tentang KIP
Rapat Internal Panja Aset Tanah-Rumdis TNI Komisi I DPR RI di RR
Komisi I. Agenda: Menyusun jadwal dan program kegiatan panja aset tanah
Komisi I
Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI dengan Kepala Lemsaneg
di Ruang Rapat Komisi I. Agenda: Pembahasan perubahan RKAK/L berupa
perubahan APBN Lemsaneg Tahun Anggaran 2010
Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI dengan Gubernur Lemhanas.
Agenda: Pembahasan anggaran
SENIN SELASA RABU
18 19 20 21
Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Ketua Komisi Penyiaran
Indonesia di Ruang Rapat Komisi I
Rapat Dengar Pendapat dengan Ketua Komisi Informasi Pusat di Ruang
Rapat Komisi I. Agenda: Membahas Peraturan KIP tentang standar layanan
informasi publik.
Rapat Internal Komisi I di Ruang Rapat Komisi I. Agenda: Mekanisme
pertimbangan Calon Dubes Indonesia di negara-negara sahabat dan calon
Anggota KPI 2010-2013 serta Laporan Kunker Komisi I
Rapat Internal Panja LPP TVRI di Ruang Rapat Komisi I. Agenda:
Evaluasi Kegiatan Panja LPP TVRI
Pembicara Diskusi 'Menuju Kongres Partai Demokrat' yang diadakan
Inmetch bekerjasama dengan SBY Fans Club Di Mario's Place Cafe, Plaza
Menteng Huis. Tema: Partai Demokrat; Antara Partai Modern dan Citra SBY
Rapat Dengar Pendapat Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia (DPR RI) mengenai Rancangan Peraturan DPR RI tentang
Keterbukaan Informasi Publik (KIP) di Ruang Rapat Komisi I.
Agenda: Menelaah Rancangan Peraturan DPR RI tentang KIP
SENIN SELASA RABU
25 26 27 28
Rapat Internal Komisi I di Ruang Rapat Komisi I. Agenda: Pengesahan
mekanisme pemilihan dan penetapan Calon Angota Komisi Penyiaran
Indonesia periode 2010-2013 sebanyak 9 orang.
Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Anggota KPI Pusat Sesi I : Fetty
Fadjriati Miftach, Amar Ahmad, Mochamad Royanto, Yazirwan Uyun
Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Anggota KPI Pusat Sesi II : Abdullah
Alamudi, Anita Rahman, Azimah S.Sos, Bahrul Alam
Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Anggota KPI Pusat Sesi III :
Bunga C Kejora, Christiana Chelsia, Dadang Rahmat Hidayat, Ezki Tri Rezeki
Widianti, SH
Pelantikan Pengurus Grup Diskusi Nasional Kosgoro 2010-2015 di
Wisma Mas Isman, Jl. Teuku Cik Ditiro 34 Jakarta Pusat
Rapat Paripurna DPR RI Masa Persidangan III Tahun Sidang 2009-
2010 di Ruang Rapat Paripurna DPR RI. Agenda : 1. Laporan Komisi XI
tentang Hasil KAP Calon Pemeriksa dan Pertanggungjawaban Keuangan
BPK Tahun Anggaran 2009 dan pengambilan keputusan. 2. Pengumuman
Pembetukan Tim dan nama-nama Anggota TIm Pengawas Tindak Lanjut
Rekomendasi Panitia Angket DPR RI ttg Pengusutan Kasus Bank Century.
Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Anggota KPI Pusat Sesi IV : Fajar
Arifi anto, Gatot Sriyono, Hari Wiryawan, Henny Saptatia DN
Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Anggota KPI Pusat Sesi V : Idy
Muzayyad, Inke Maris, Iskandar Siahaan
Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Anggota KPI Pusat : Iswandi
Syahputra, Judhariksawan, M. Sofyan Pulungan, Nina Mutmainah
Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Anggota KPI Pusat Sesi VII : Nunuk
Parwati, Renaldi Zein, Rommy Fibri Hariyanto, Sabam Leo Batubara
Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Anggota KPI Pusat Sesi VIII :
Samsul Muarif, Sayid Fadhil, Susanto, Yasmin Muntaz
Rapat Internal Komisi I di Ruang Rapat Komisi I. Agenda : Penetapan
Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia 2010-2013
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010 15APRIL
SABTU
1 2 3
RESES RESES RESES
SABTU
8 9 10
Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I dengan Sekretariat Jenderal (Sekjend) DPR RI di Ruang Rapat
Komisi I. Agenda : Penyampaian dan Penjelasan Peraturan DPR RI tentang KIP di DPR RI.
Pleno Fraksi. Agenda : Membicarakan hal-hal terkait internal Fraksi Demokrat
SABTU
15 16 17
Rapat Internal Komisi I di Ruang Rapat Komisi I. Agenda : Membahas APBN-P Mitra Kerja Komisi I DPR RI Rapat Internal Poksi I di Ruang 925. Agenda : Pembahasan Panja TVRI, Panja Aset Tanah/Rumah Dinas,
Tes Uji dan Kelayakan Calon Duta Besar dan Anggota KPI Pusat.
Pleno Fraksi di Ruang KK II.
Pembicara Diskusi "Menakar Ketangguhan Usulan Hak Menyatakan Pendapat" di Press Room DPR
SABTU
22 23 24
Rapat BKSAP dalam rangka
persiapan Delegasi DPR RI
ke The Sixth Asia-Europe Parliamentary
Partnership Meeting (ASEP VI)
29 Mei-2 Juni 2010 di Brussel - Belgia
di Ruang Rapat BKSAP
Gedung Nusantara III Lantai. 4.
Agenda : Persiapan Teknis
dan Substansi
Audiensi Komisi I DPR RI dgn perwakilan young government dari Singapura di Ruang Rapat Komisi I.
Welcome Reception for 29th Singapore Foundation Course at The Singapore House, Jl. Diponegoro
No.14 Menteng Jakarta Pusat.
SABTU
29 30
Raker dengan Menteri Luar Negeri
di Ruang Rapat Komisi I.
Agenda : Membicarakan masalah-masalah
aktual terkait tugas dan wewenang
Menteri Luar Negeri.
Rapat BKSAP dalam rangka persiapan
Delegasi DPR RI ke The Sixth Asia-Europe
Parliamentary Partnership Meeting(ASEP VI)
yang akan dilaksanakan tgl 29 Mei-2 Juni 2010
di Brussel-Belgia di Ruang Rapat BKSAP
Gedung Nusantara 3 Lantai 4.
Agenda: Diskusi dengan instansi terkait
(Kemenlu, Bappenas, Kemenkeu,
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian,
dan Kementerian Perdagangan)
RDP dengan Sekretariat Jenderal DPR RI
di Ruang Rapat Komisi I.
Agenda : Pembahasan Peraturan DPR RI
tentang KIP di DPR RI
Rapat Internal Poksi I di Ruang 925 DPR RI
Rapat Pleno Fraksi di Ruang Rapat II.
Ramadhan Pohan
bercengkerama dengan
para birokrat Polandia
dan staf KBRI Polandia
dalam pesta perpisahan
duta besar Indonesia
untuk Polandia, Hazairin
Pohan, 10 April 2010.
Ramadhan Pohan
menyempatkan diri
bernyanyi diiringi grup
musik Kapal Induk USS
Blue Ridge, 12 April
2010.
Peneliti Australia Ross
Tapsell mewawancarai
Ramadhan Pohan di
kantornya, untuk riset
media di Indonesia, 16
April 2010.
Pohan bersama Edhie Baskoro mendampingi Andi Malarangeng
mengunjungi Kantor Jawa Pos di Surabaya, 17 April 2010.
Pohan bersama Andi Malarangeng dan tim di Metro TV, 13 April 2010.
Pohan mendampingi Andi Malarangeng mengunjungi Manado Post, 14
April 2010.
Ramadhan Pohan bersama Anas Urbaningrum dan Saad
Mustopa bercengkerama sebelum menghadiri Rapat Paripurna Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), 5 April 2010.
mengunjungi kantor Ramadhan Pohan di Gedung DPR RI,12
April 2010.
Pohan menerima kunjungan Calon Bupati Ponorogo Suprianto (Kiri
baris kedua) di Kantor Ramadhan di DPR RI, 7 Mei 2010.
FOTO-FOTO: RONALD SIAHAAN, DOKUMENTASI KBRI POLANDIA
Menjalin Silaturahmi
17
18 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010
DI PARLEMEN
- BADAN KERJASAMA ANTAR PARLEMEN (BKSAP)
seorang wakil rakyat berarti
harus mampu mempertanggungjawabkan
pekerjaannya mereka pada rakyat. Termasuk
saat mereka bertugas keluar negeri. Untuk
itulah, Okky Asokawati bergabung sebagai
anggota BKSAP. Tugas Okky di sana,
membekali para anggota DPR RI yang hendak
keluar negeri agar kunjungan kerja mereka
jangan sampai jadi ajang jalan-jalan belaka.
Menurut Okky, tugas para anggota DPR
yang menghadiri pertemuan antar parlemen
di dunia tersebut sebenarnya sederhana.
Mereka berkumpul bersama para anggota
parlemen dari seluruh dunia, membahas
isu-isu yang sedang ‘panas-panasnya’ di
dunia internasional. Masing-masing negara
biasanya membawa anggota DPR mereka
yang menjadi pembicara dalam pertemuan
tersebut. Dari presentasi masing-masing
negara inilah, para anggota parlemen
menyinergikannya untuk kemudian
mendapatkan resolusi bersama.
“Tapi, seberapa jauh resolusi itu
akan diaplikasikan ke negara-negara
pesertanya, nah, menurut saya itu yang perlu
dipertimbangkan lagi lebih jauh. Karena
SEPAK terjang seorang wakil rakyat di
Senayan kerap kali menunjukkan apa latar
belakang mereka. Adjeng Ratna Suminar
dari Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia (DPR RI) misalnya,
menerima jabatan sebagai Ketua Tim
Pengarah Bencana Alam DPR RI gara-gara
kenangan masa kecilnya.
“Saya selalu teringat masa kecil di
Majalaya, saat melihat seorang kakek
panik melihat cucunya jatuh di Jembatan
Citarum,” kata Adjeng.
Adjeng sebenarnya terlahir sebagai
anak mantan wedhana yang termasuk
kalangan menengah ke atas di Jawa
Barat. Tapi Adjeng justru lebih banyak
menghabiskan masa kecilnya di sebuah
kampung terpencil di Majalaya, Jawa
Barat. Di kampung inilah Adjeng kecil
– KETUA TIM PENGARAH BENCANA ALAM DPR RI
Gara-gara Melihat Bocah Jatuh di Jembatan Citarummembelenggu orang-orang di kampungnya
itu kerap membuat mereka benar-benar
tak mampu berbuat apapun saat tertimpa
bencana.
Kini setelah duduk di Senayan,
Adjeng justru melihat bagaimana uang
penanggulangan bencana sering tersendat
birokrasi. Dana sosial baru bisa dicairkan
setelah melewati bermacam birokrasi.
Harapan Adjeng, tugasnya di Badan
Pengawas Penanggulangan Bencana DPR
RI ini dapat mengawasi jalur ‘potong
kompas’ penyaluran dana bencana lewat
Badan Penanggulangan Bencana Nasional.
Badan yang punya anggarannya sendiri
ini memiliki badan-badan turunan serupa
di tingkat daerah, sehingga mereka bisa
segera mengucurkan dana kapan saja
dibutuhkan.
suatu hari menyaksikan seorang bocah
terpeleset dan jatuh ke Sungai Citarum.“Dari
situ saya bercita-cita, ah, kalau sudah besar
dan bisa cari uang sendiri, nanti saya mau
bangun jembatan biar tidak ada yang
jatuh lagi,” kata Adjeng. Kemiskinan yang
jangan sampai ketika kita ikut dalam suatu
sidang (antar parlemen di dunia) kemudian
(saat pulang) hilang begitu saja,” kata Okky.
Okky sendiri telah dua kali menghadiri
pertemuan serupa. Pertemuan pertama
mengenai perubahan iklim di Palau. Kedua
kalinya, pertemuan membahas Economic
Partnership Agreement (EPA) di Bandung.
Kedua isu ini tak sesuai dengan tugas Okky di
Komisi IX, tentang kesehatan, transmigrasi,
tenaga kerja dan Badan Pengawas Obat
dan Makanan. Pasalnya, BKSAP masih
menggunakan asas keadilan dalam
penugasan kunjungan kerja keluar negeri,
agar semua anggota secara merata mendapat
giliran bertugas.
Karena itu, Okky menghargai jika
akhirnya ada anggota DPR RI yang menolak
kunjungan kerja ke sebuah negara karena
merasa isunya ‘tidak nyambung’. Salah satu-
nya Ramadhan Pohan, yang beberapa ka li
menolak undangan BKSAP karena merasa ti-
dak menguasai isu yang akan dibahas.
Sementara waktu ini, mau tak mau Okky
berimprovisasi lewat BKSAP. Caranya dengan
membekali para anggota DPR RI selengkap
mungkin sebelum mereka pergi bertugas.
Para anggota juga dipertemukan dengan
kementrian-kementrian yang bersangkutan
dengan isu rapat mereka nanti.
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010 19-JALAN
Meski Kabupaten Ponorogo terkenal sebagai
salah satu basis Nahdlatul Ulama (NU), kultur
dan kepercayaan masyarakat Ponorogo tetap
bhineka. Salah satunya disimbolkan lewat wisata
religi andalan mereka, Goa Maria Fatima Sendang
Waluyojatiningsih.
. Udara bersih dan segar berhias indahnya panorama
alam yang masih perawan tampak menyelimuti Goa Maria
Fatima Sendang Waluyojatiningsih. Wisata religi umat Katolik ini
terletak di Desa Klepu, Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo, Jawa
Timur. Cukup terpencil. Desa Klepu terletak 30 kilometer di timur Kota
Ponorogo dan jalan menuju ke Goa Maria ini sebagian masih berupa
jalan makadam yang kurang baik dan sempit.
Para peziarah yang datang menggunakan bus atau kendaraan
besar harus berganti dengan kendaraan kecil di Ponorogo atau di
Pulung. Arah menuju Goa Maria ini terletak dari Madiun ke selatan
menuju Ponorogo. Kemudian dari sana, para peziarah masih harus
menuju ke arah Pulung di timur dan balik ke arah Sooko lewat jalan
beraspal sempit. Dari Sooko, pertarungan menuju Goa Maria masih
juga belum selesai. Para peziarah masih harus masuk lagi melalui jalan
makadam yang sebagian rusak. Kendaraan bergardan rendah dan
sejenisnya harus ekstra hati-hati.
Memang jika dibandingkan dengan wisata religi serupa di Goa
Puhsarang, Goa Maria di Ponorogo yang kerap disebut dengan
sendang ini terletak di area yang lebih kecil. Tetapi kesejukan udaranya
sungguh nyaman. Keindahan pemandangan di lokasi ini
mengagumkan. Kiri kanan jalan nampak dipenuhi tanaman cengkeh
yang rimbun dan pepohonan lain yang menjulang tinggi. Di atas goa
terhampar hutan pinus lebat menghijau. Kehadiran kita di sana seperti
terpatuk oleh kerimbunan hutan dan perkebunan yang subur itu. Kita
tertelan oleh kebesaran alam di negeri tercinta ini. Sesekali terdengar
kicauan burung liar yang melayang bebas dan damai, menyeret alunan
doa khusuk menembus angkasa raya.
Adi Suwito, salah seorang pengelola Gereja dan Goa Maria di Desa
Klepu, berkisah wisata religi ini berawal dari sebuah sumber mata air
atau yang biasa disebut belik dalam Bahasa Jawa. Belik ini dibuat oleh
keluarga Tamiran yang tinggal di Pondok, Klepu.
Semuanya bermula dari kebiasaanUmat Katolik di Desa Klepu
berdoa bersama dari rumah ke rumah secara bergantian. Ketika doa
bersama diadakan di rumah Tamiran, orang yang datang pasti
berhenti sejenak dan menengok ke arah belik. Menurut penduduk
setempat, konon tempat ini dianggap angker dan sakral. Ketika hal ini
diketahui oleh Mbah Selan, seorang tokoh di lingkungan Pondok, dia
pun mengambil prakarsa mengajak teman-temannya yang sudah tua
untuk berdoa dan mengadakan tirakatan setiap Malam Jumat pukul
24.00 di belik tadi.
Lambat laun, hal ini menimbulkan gagasan masyarakat setempat
untuk mengubah belik menjadi tempat ziarah dan berdoa seperti Goa
Maria di Sendangsono, Jawa Tengah. Usulan ini diajukan kepada
Pastor Paroki Ponorogo A Haryopranoto Pr, yang kemudian mengubah
resmi nama belik tadi menjadi sendang dan menempatkan patung
Bunda Maria di situ. Kebetulan, Keuskupan Surabaya sedang mencari
lokasi tempat ziarah sebagaimana di Sendangsono. Goa Maria ini pun
diresmikan oleh Uskup Surabaya Mgr Dibjakarjna Pr dengan nama
“Sendang Waluyojatiningsih”.
Untuk mengembangkan tempat ziarah ini, Gereja Katolik
membentuk panitia pengelola yang diambil dari masyarakat lokal
khususnya umat Katolik setempat. Kini Goa Maria di Ponorogo ini
telah diperbaiki dengan menambah fasilitas kamar mandi dan jamban.
Kini juga sudah dibangun aula untuk rekoleksi dan menginap sekitar
100 orang.
Bahkan peminat yang berkunjung bukan hanya dari komunitas
Katolik saja. Melambangkan kebhinekaan Indonesia, tidak jarang para
wisatawan non Katolik juga menikmati suasana indahnya wisata
rohani di Desa Klepu ini.
WISATA GOA MARIA
PATUNG Perawan Maria di Goa Maria Fatimah Sendang Waluyojatiningsih, Desa Klepu,
Ponorogo.
SENDANG di Goa
Maria Fatimah
Waluyojatiningsih.
20 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010
DAPIL
di Daerah Pemilihan Jawa Timur (Dapil Jatim) VII telah
memercayai Ramadhan Pohan untuk duduk sebagai wakil rakyat di
Senayan. Lima kabupaten di Dapil Jatim VII yang terus menjadi
pantauan Ramadhan Pohan ini biasa kami sebut sebagai Pawitan
Golek, yang merupakan akronim dari Pacitan, Ngawi, Magetan,
Ponorogo, dan Trenggalek. Berikut sekilas pandang lima kabupaten
yang memberikan amanahnya kepada Ramadhan Pohan:
Pawitan GolekKabupaten Ngawi terletak di bagian barat Provinsi Jawa Timur
yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Luas
wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.298,58 km persegi dengan
sekitar 40 persen berupa lahan sawah.
Wilayah Kabupaten Ngawi berupa dataran tinggi dan tanah datar.
Empat kecamatan terletak pada dataran tinggi, yaitu Kecamatan Sine, Ngrambe,
Jogorogo, serta Kendal di kaki Gunung Lawu.
Jumlah penduduk Kabupaten Ngawi pada akhir tahun 2006 adalah 873.489 jiwa,
terdiri dari 426.615 penduduk laki-laki dan 446.874 perempuan, dengan rasio jenis
kelamin 95. Artinya, pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat 95 laki-laki.
Pertanian masih merupakan sektor andalan Kabupaten Ngawi. Dari 129.598
hektare luas wilayah Kabupaten Ngawi, 72 persen berupa lahan sawah, hutan, serta
ta nah perkebunan. Sektor ini menyerap sekitar 76 persen dari total tenaga kerja yang
ada.
Dari lima subsektor pertanian (tanaman pangan, perkebunan, peternakan,
kehutanan, dan perikanan), subsektor tanaman pangan –khususnya komoditi padi–
merupakan penyumbang terbesar terhadap total nilai produksi pertanian. Namun sejak
2004 sektor industri, terutama industri rumah tangga dan kelistrikan, mulai meningkat.
PACITAN
Pacitan merupakan salah satu dari 38 Kabupaten di Provinsi
Jawa Timur yang terletak di bagian selatan barat daya. Sebagian
besar berupa perbukitan, yaitu lebih kurang 85 persen gunung-
gunung kecil dan menyebar di seluruh wilayah, serta jurang terjal
dalam deretan Pegunungan Seribu yang membujur sepanjang
Selatan Pulau Jawa. Sedangkan selebihnya merupakan dataran rendah.
Berdasarkan sensus tahun 2006, jumlah penduduk Pacitan mencapai 555.262
jiwa dengan rasio perbandingan setiap 100 perempuan terdapat 96 laki-laki.
Pertanian terdiri dari padi sawah, padi ladang , jagung, dan kedelai. Perindustrian
terdiri dari batu akik, terasi, anyaman rotan, batik tulis, keramik gerabah, serta mainan
anak. Sedangkan potensi investasi berupa perikanan dan pertambangan.
Secara geografi s, di sebelah utara Kabupaten
Magetan berbatasan dengan Kabupaten Ngawi, di
sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Jawa
Tengah, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Madiun, serta di selatan berbatasan dengan Kabupaten
Ponorogo. Luas wilayah Kabupaten Magetan adalah 688,85 km persegi.
Secara administratif, Kabupaten Ngawi terbagi menjadi 16
kecamatan serta 235 desa/kelurahan. Kabupaten ini memiliki jumlah
penduduk sekitar 615.254 jiwa.
Kabupaten Magetan pada tahun 2006 memiliki beberapa komoditi
unggulan di sektor perkebunan. Komoditi yang dihasilkan per tahun,
antara lain, berupa kelapa sebesar 1.912 ton, jambu mete sebesar 270
ton, serta kopi arabika sebesar 97 ton.
Dilihat dari segi ekonomi, total nilai PDRB yang dicapai Kabupaten
Magetan pada tahun 2006 sebesar 1.275.239,40 (dalam juta rupiah)
dengan konstribusi terbesar berasal dari pertanian, sektor industri
pengolahan, serta dari sektor konstruksi.
Dilihat dari keadaan geografi snya, Kabupaten
Ponorogo dibagi menjadi 2 sub-areal, yaitu areal
dataran tinggi yang meliputi Kecamatan Ngrayun,
Sooko, Pulung, Ngebel, serta Pudak. Sedangkan
sisanya merupakan daerah dataran rendah.
Dengan luas wilayah 1.371,78 km persegi, jarak Ibu
Kota Ponorogo dengan Ibu Kota Provinsi Jawa Timur (Surabaya) lebih
kurang 200 km arah timur laut dan sekitar 800 km ke arah barat menuju
Ibu Kota Negara (Jakarta).
Berdasarkan sensus tahun 2006, jumlah penduduk Ponorogo sekitar
919.392 jiwa yang terdiri dari 452.231 laki-laki dan 467.161 perempuan
dengan tingkat sebaran 646 jiwa per 1 km persegi. Mereka tinggal di 21
kecamatan yang berada di kabupaten ini.
Kabupaten Ponorogo merupakan wilayah dengan lahan pertanian
yang luas. Pertanian juga merupakan sektor yang memberikan kontribusi
besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Ponorogo. Sebagian besar penduduk Kabupaten Ponorogo juga berusaha
sebagai petani.
Kabupaten Trenggalek sebagian besar terdiri dari tanah pegunungan
dengan luas meliputi 2/3 bagian luas wilayah. Sedangkan sisa-nya (1/3
bagian) merupakan tanah dataran rendah. Ketinggian tanahnya di antara 0
hingga 690 meter diatas permukaan laut. Dengan luas wilayah 126.140
hektare, Kabupaten Trenggalek terbagi menjadi 14 kecamatan dan 157 desa/
kelurahan.
Hanya sekitar 4 kecamatan yang mayoritas desanya berupa dataran, yaitu Kecamatan
Trenggalek, Kecamatan Pogalan, Kecamatan Tugu, serta Kecamatan Durenan. Sedangkan desa-
desa di 10 kecamatan lainnya mayoritas di pegunungan.
Empat kecamatan memiliki luas wilayah kurang dari 50 km persegi: Kecamatan Gandusari,
Durenan, Suruh, dan Pogalan. Tiga kecamatan seluas antara 50-100 km persegi adalah
Kecamatan Trenggalek, Tugu, serta Karangan. Tujuh kecamatan lainnya mempunyai luas di atas
100 km persegi.
Jumlah penduduk pada 2007 ditaksir mencapai 687.477 jiwa yang terdiri dari 50,17 persen
perempuan dan 49,83 persen laki-laki dengan kepadatan penduduk 545 jiwa per km persegi.
Dengan luar areal sawah 11.806 hektare, perkebunan 3.825 hektare, dan tanah kering
46.894 hektare, sektor pertanian masih menjadi ujung tombak perekonomian Kabupaten
Trenggalek. Pada 2007, produk padi sawah/ladang mencapai 131.701 ton, 75.654 ton jagung,
serta 438.242 ton ubi kayu.
Sedangkan perikanan menghasilkan 22.589,1 ton ikan dari sekitar 5.039 nelayan. Sektor
industri dan pariwisata juga terus dikembangkan di Trenggalek, yang pada 2007 mencatat tingkat
pertumbuhan ekonomi 5,45 persen dengan sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar bagi
PDRB hingga 34,71 persen.
TRENGGALEK
Sum
ber
: paci
tan.g
o.id
, ngaw
ikab.g
o.id
, re
gio
nalin
vest
ment.
com
, ponoro
go.g
o.id
, tr
enggale
kkab.g
o.id
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010 21ASPIRASI
KABUPATEN Trenggalek memiliki potensi
besar untuk mengembangkan
peternakannya. Tapi sayangnya, hingga kini
peternakan Trenggalek masih belum mampu
berkembang, baik dari segi kuantitas ternak
maupun dari segi daya tembus pasar.
Hasil studi banding Tim GARASI
RAMADHAN POHAN ke Pujon, Malang,
Lembah Hijau Solo dan Purwokerto
menemukan bahwa secara geografis
Kecamatan Bendungan di Trenggalek
sebenarnya sangat mirip dengan daerah-
daerah yang terkenal dengan peternakan
sapi mereka yang maju itu. Kecamatan
Bendungan sangat layak dijadikan sentra
pembibitan sapi.
Kebetulan, Pemerintah Kabupaten
Trenggalek memiliki lahan seluas 229
hektare di Kecamatan Bendungan yang bisa
dijadikan sebagai lahan pembibitan sapi. Di
sana akan cukup tersedia lahan untuk
menampung limbah kotoran ternak. Limbah
kotoran ini dapat dipakai sebagai bahan
pupuk organik, yang secara tidak langsung
juga akan membantu kehidupan petani
sekitar.
Sampai sekarang, peternakan masih
belum diperhitungkan sebagai potensi
Trenggalek. Situs internet Pemerintah
Kabupaten Trenggalek mencatat tanaman
pertanian sebagai potensi andalan daerah
mereka. Sementara untuk ternak, baru ikan
laut, ikan hias, dan sarang burung walet
yang diakui sebagai produk unggulan
kabupaten ini.
Hal ini disayangkan, karena pembibitan
ternak sapi akan menguntungkan dua
potensi Trenggalek lainnya, yaitu pertanian
yang bisa mendapatkan limbah organik sapi
dan produk unggulan penganan khas
Trenggalek yang bisa diperkaya dengan
penganan berbahan susu dan daging sapi.
Apalagi Trenggalek memang sedang giat
untuk pengembangan penganan khas
mereka. Saat ini Kelurahan Surodakan
Kecamatan Trenggalek sudah membentuk
Koperasi Simpan Pinjam dan Binaan khusus
yang bertujuan agar jajanan khas Trenggalek
mampu menembus pasaran luar daerah.
Pembinaan jajanan khas Trenggalek ini
menurut rencana tidak hanya akan
dikembangkan di wilayah pedesaan saja, tapi
juga di wilayah perkotaan.
Sebagai informasi, populasi sapi perah di
Kabupaten Trenggalek hingga akhir
Desember 2009 mencapai 6.668 ekor
dengan produksi susu rata-rata 30 ribu liter
per hari atau 10 juta liter per tahun.
Sedangkan untuk Kecamatan Pule, jumlah
sapi perah terdiri dari 548 ekor dengan
produksi susu per hari sekitar 2500 liter atau
89 ribu liter per tahun.
RA
TNA
RO
OM
.FIL
ES.W
ORD
PRES
S
di Trenggalek, Jawa Timur menunjukkan kondisi yang memprihatikan. Trenggalek sebenarnya menyimpan potensi peternakan sapi yang sampai sekarang belum
terkembangkan.
22 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010
DAPIL
empat lagi belum diketahui sebab
kematiannya. Lima orang yang meninggal
akibat kecelakaan kerja terdiri dari satu orang
di Taiwan, dua orang di Malaysia, satu orang
di Hongkong dan satu orang di Singapura.
Jumlah kematian TKI asal Ponorogo ini tidak
terlihat menurun. Hingga April 2010 telah
ada satu TKI yang meninggal di luar negeri.
Meski demikian, jumlah TKI asal
Ponorogo terus bertambah setiap tahunnya.
Pada 2007 tercatat 1064 warga Ponorogo
menjadi TKI dan pada 2008 jumlah ini
kembali meningkat menjadi 1488 orang. Baru
pada 2009 jumlah TKI asal Ponorogo
menyusut menjadi 1268 orang.
Meski demikian, Suprayitno mengakui janji
perlindungan asuransi TKI ini mungkin akan
memakan waktu sebelum bisa benar-benar te-
realisasi. Bagaimanapun juga, perlindungan
TKI bukan hanya masalah lokal tapi juga
masalah nasional Indonesia.
pupuk di Pacitan belum juga tuntas teratasi dan
semakin meresahkan para petani setempat. Kelangkaan pupuk
tersebut menyebabkan para petani kesulitan memulai musim tanam,
terutama karena pasokan pupuk yang ada harganya sangat tinggi.
Untuk kisaran harga pupuk normal yang tadinya Rp 60 ribu per
karung, bisa melangit menjadi Rp 80 ribu per karungnya.
“Untuk mengatasi kelangkaan ini, kami sudah berusaha meng-
hubungi Bupati Pacitan dan dinas terkait,” kata Wiwit Rowi, Staf Peng-
hubung Tim GARASI RAMADHAN POHAN di Pacitan, Selasa (4/5).
Menurut Wiwit, kelangkaan pupuk di Pacitan ini sudah
disampaikan pula ke Menteri Pertanian. Pasalnya kelangkaan pupuk
bukan lagi kasus baru di tempat kelahiran Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono itu. Pada 2008, pasokan pupuk Pacitan hanya berkisar 11
ribu ton. Sewajarnya sebuah kabupaten seperti Pacitan sekurangnya
mendapat pasokan pupuk sebesar 12 ribu ton pertahun.
Secara nasional Induk Koperasi Unit Desa (INKUD) berjanji akan
membatu pendistribusian pupuk kepada para petani ini melalui pro-
gram Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Selain itu INKUD juga
akan berusaha mengatur manajemen pupuk yang lebih baik untuk
meng atasi kelangkaan yang terjadi sekarang, agar antrian panjang para
petani di Koperasi Unit Desa (KUD) tak lagi terjadi. Sampai se karang
masih belum jelas apa penyebab kelangkaan pupuk tersebut. Ru mor
yang berkembang di kalangan para petani menyatakan ke langka an
pupuk diakibatkan permainan distributor setempat.
Pupuk Langka di PacitanPedagang Pasar Pojok Ngawi Butuh Bantuan Modal
angka kecelakaan kerja Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri membuat
Pemerintah Kabupaten Ponorogo berjanji
mengusulkan asuransi bagi para TKI asal Kota
Reog tersebut.
Janji ini disampaikan Dinas Tenaga kerja,
Perusahaan Jawatan Tenaga Kerja Indonesia,
DPRD dan Bupati Ponorogo yang ditemui Tim
GARASI RAMADHAN POHAN.
“Mereka berjanji memberikan
perlindungan bagi para TKI termasuk
mengusulkan adanya asuransi bagi mereka,”
kata Staf Penghubung GARASI di Ponorogo
Suprayitno, Selasa (4/5).
Suprayitno menyatakan aspirasi rakyat
Ponorogo ini juga disampaikan ke Menteri
Tenaga Kerja, Badan Penempatan dan
Perlindungan TKI, PJTKI dan Dewan Per-
wakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).
Sebagai salah satu daerah pengirim
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) terbesar di
Indonesia, Pemerintah Kabupaten Ponorogo
diharapkan lebih mampu melindungi para
warga mereka yang bekerja di luar negeri.
Selama 2009, terhitung 9 TKI asal Ponorogo
meninggal di luar negeri. Lima orang
meninggal akibat kecelakaan kerja sementara
Selama 2009, terhitung 9 TKI asal Ponorogo meninggal di luar negeri. Lima orang meninggal akibat kecelakaan kerja sementara empat lagi belum diketahui sebab kematiannya.
PARA pedagang Pasar Desa Pojok, Ngawi berniat mengembangkan
usaha mereka dengan meminta Ramadhan Pohan dari Dewan
Perwakilan Republik Indonesia (DPR RI) memfasilitasi akses
permodalan. Modal itu menurut rencana akan digunakan untuk
mengembangkan Koperasi Pasar Pojok.
Staf Penghubung Tim GARASI RAMADHAN POHAN di Ngawi
Setyo Utomo, Selasa (4/5) menyatakan telah menghubungi Pemerintah
Kabupaten Ngawi dan Dinas Per industrian, Perdagangan dan Koperasi
Ngawi untuk menyampaikan aspirasi tersebut.
“Sampai sekarang kami masih terus menindaklanjuti tanggapan
dari Pemerintah Kabupaten Ngawi dan dinas-dinas terkait itu,” kata
Setyo.
Sementara menunggu tanggapan dari Pemerintah Ngawi, Tim
GARASI juga meng upayakan bantuan pelatihan teknik dan budi daya
jamur bagi para pemuda di Desa Pojok. Pilihan ini diambil karena
jumlah kebutuh an jamur di pasar-pasar Ngawi terus meningkat.
“Tapi untuk itu semua, para pemuda ini tetap masih memerlukan
pendalaman teknik dan juga pendampingan untuk membuat proposal
penambahan modal ke dinas koperasi UMKM (Usaha Menengah Kecil
Mikro), INDAG (Dinas Industri dan Per dagangan) dan Kementrian
Negara Pemuda dan Olahraga,” kata Setyo.
KH
ABA
RJO
SS.F
ILES
.WO
RD
PRES
S
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010 23DAPIL
DESA Ngrancang, Kecamatan Mantingan,
Kabupaten Ngawi. Thoha Amrulloh al-
Qowiyyu namanya. Dia lahir pada 14 Agustus
2007 di Batam. Bocah berumur 2 tahun 7
bulan biasanya sedang senang-senangnya
menikmati hari dengan bermain, namun tidak
dengan Thoha. Anak dari pasangan Sugeng
Dwi Wahono dan Tugiyanti ini sejak bayi
menderita hydrochephalus.
Hydrocephalus adalah suatu kondisi
medis, di mana penderitanya memiliki
akumulasi cairan yang abnormal di rongga
otak. Akumulasi cairan ini menyebabkan
cedera pada otak sehingga dapat
mempengaruhi sikap dan cara kerja otak.
Ketidakmampuan untuk belajar termasuk
kehilangan memori jangka pendek adalah hal
yang biasa bagi penderita hydrocephalus.
Thoha lahir prematur pada usia kandung-
an 6,5 bulan dan lahir dengan berat hanya
1,2 kg. Kelebihan cairan pada rongga otak
Tho ha terdeteksi dini, dan pada umur 3 bu lan,
Thoha menjalani operasi pertamanya. Na mun
keadaan tidak membaik sehingga Tho ha
harus menjalani operasi kembali pada umur 5
dan 6 bulan. Ketiga operasi ini di laku kan di
Batam. Kemudian pada umur 15 bu lan, Thoha
melakukan operasi di Solo, un tuk me masang
selang kecil di rongga otaknya yang akan
mengalirkan cairan dari otak ke pe rut nya
sehingga dapat dikeluarkan melalui anus.
Biaya yang telah dikeluarkan oleh
keluarga ini adalah sekitar 50 juta, yang
didapat dengan susah payah. Sedangkan
Thoha diharuskan untuk melakukan operasi
penggantian selang setiap 5 tahun. Satu
selang harganya 1 juta, dan apabila ditambah
dengan biaya operasi biayanya sekitar 5-7
jutaan. Bapak Sugeng bekerja sebagai
pedagang yang merantau ke Sulawesi,
sedangkan Ibu Tugiyanti tinggal di rumah
untuk mengurus Thoha.
Saat ini, Thoha belum bisa berjalan dan
gerakan motoriknya pun kurang. Walaupun
begitu, mata Thoha menggambarkan kilatan
lucu khas bocah berumur 2 tahun. Apabila
diajak bercanda dan ngobrol, Thoha ikut
tersenyum dan berkeinginan untuk ikut
bermain. Apabila tergerak untuk membantu
Thoha dan keluarganya, silakan kirimkan
bantuan Anda ke no rekening Bank BRI
321301010517532 atas nama Safitri.
dipangku ibunya. Penyakit yang dideritanya menyebakan pergerakan Thoha terbatas dan dia hanya bisa bergerak
saat orang lain menyangga kepalanya.
Masyarakat Magetan mengeluhkan
kenaikan tarif dasar Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kabupaten Magetan yang
mulai diberlakukan April 2010. Kenaikan tarif
dasar air ini berkisar 30 persen dari tarif se-
mula yang sebesar Rp 1035 per meter kubik.
Keluhan masyarakat tersebut sampaikan
puluhan Lembaga Swadaya Masyarakat
dalam dialog bersama Direktur Utama PDAM
Magetan Sofyan. Menurut Sofyan rencana
kenaikan ini sebenarnya sudah digodok sejak
2005 dan akan diberlakukan sejak 2007.
“Tapi rencana itu kami tunda karena ma-
sih mempertimbangkan para pelanggan dan
baru diberlakukan April 2010,” kata Sofyan.
Menurut Sofyan, PDAM selama ini selalu
merugi. Untuk menutup biaya produksi
seharusnya para pelanggan dikenai tarif air
sebesar Rp 1568 per meter kubik. Tapi
sebagai kompromi, kenaikan tarif air akan
dilakukan secara bertahap. Untuk pemakaian
di bawah 10 meter kubik akan dinaikkan
menjadi Rp 1300 permeter kubik. Sementara
untuk pemakaian air di atas 10 meter kubik
akan dikenakan biaya progresif sebesar Rp
2750 per meter kubik.
Atas desakan LSM-LSM yang hadir,
Sofyan berjanji akan mengalokasikan
kenaikan tarif tersebut untuk perbaikan
pelayanan PDAM ke masyarakat. Selain itu
Sofyan juga berjanji akan terus
menyosialisasikan kenaikan tarif ini. Selain itu,
sekalipun ada kenaikan tarif namun PDAM
akan tetap menyubsidi kran-kran umum.
Subsidi ini akan berasal dari pembayaran para
pelanggan yang mengonsumsi air di atas 10
meter kubik.
“Air merupakan kebutuhan pokok
masyarakat berapa pun kenaikan tarif
masyarakat tetap saja membutuhkan dan
mengejarnya namun PDAM sendiri harus
mengimbanginya dengan pelayanan yang
baik,” kata Wagimun dari LSM Komunitas
Isor Asem.
Menurut Wagimun, sangat penting bagi
PDAM untuk terus menyosialisasikan
kenaikan tarif air ini. Dengan demikian,
PDAM bisa meluruskan keluh-kesah
masyarakat akan kenaikan tarif ini, sehingga
tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.
“Keresahan yang sering terjadi di
masyarakat adalah: setelah tarif air, tarif
apalagi yang naik?” kata Wagimun.
Masyarakat Magetan-PDAM Bahas Tarif Air
24 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010
Pesilat Putra Terbaik Nasional 2009.
Dengan rentetan prestasi tersebut, tak
heran jika anak didik Boy dan Kyai Agus kerap
menjadi tempat studi banding padepokan-
padepokan silat lainnya. Alih-alih tawuran
pamer ilmu, mereka menjalin hubungan
lewat latihan bersama. Tak hanya dari sekitar
Kota Ponorogo, mereka juga kerap menerima
studi banding pendekar silat dari Surabaya,
Bojonegoro, Trenggalek, Nganjuk, Indramayu
bahkan Ambon.
Dengan prestasi di genggaman dan misi
padepokan yang mulai menunjukkan
hasilnya, Boy dan Kyai Agus kini hanya
memiliki harapan sederhana. Mereka hanya
ingin memiliki sebuah kamera tangan atau
handycam.
“Supaya kami bisa merekam latihan para
pesilat, sebagai pembanding ilmu diperlukan
masukan-masukan gerak silat dari pesilat-
pesilat lain, sehingga bisa dipelajari atau
menyempurnakan yang sudah ada,” kata
Boy.
Sedangkan untuk pemerintah daerah
maupun pusat, keduanya berharap para
pesilat yang berprestasi ini kelak
mendapatkan beasiswa pelajar.
KYAI AGUS SUTRISNO DAN BOY SUTRISNO
ANAK-ANAK muda terkenal memiliki energi
yang tinggi. Sayangnya, mereka kerapkali
menyalahgunakan energi itu untuk berkelahi
satu sama lain. Untuk menghindari semua
itulah, Padepokan Silat Tanpa Bayangan hadir
dan memulai prestasi mereka di Magetan.
Sesuai namanya, sejak berdiri pada 2003,
padepokan silat ini punya misi menghilangkan
‘bayang-bayang’ tawuran antar pesilat.
Bukan rahasia lagi jika para pendekar silat di
Jawa Timur kerap terlibat perkelahian satu
sama lain. Tujuannya hanya demi membela
nama padepokan masing-masing. Sekalipun
itu sering berarti, perkelahian sampai ke
tindak kriminal pembunuhan.
“Para pesilat ini memiliki banyak energi
yang harus dimanfaatkan dan disalurkan
secara positif, agar jangan hanya digunakan
untuk saling berkelahi antar pesilat saja,” kata
Manajer Operasional Padepokan Silat Tanpa
Bayangan Boy Sutrisno.
Atas misi tersebut, Boy bersama Kyai
Agus Sutrisno mendirikan Padepokan Silat
Tanpa Bayangan dengan sarana seadanya.
Latihan hingga sekarang masih
diselenggarakan di rumah pribadi Kyai Agus,
yang juga menjabat sebagai manajer spiritual
padepokan. Sementara untuk dana
operasional padepokan, Kyai Agus dan Boy
harus rela merogoh kocek pribadi.
Meski demikian, padepokan ini tak
kekurangan pesilat tangguh. Saat ini mereka
memiliki 40 pesilat yang aktif mengikuti
berbagai lomba di Yogyakarta. Para pesilat ini
rata-rata pelajar yang berusia 10-16 tahun.
Hanya dengan sarana matras dan
pelindung badan, mereka berlatih 3 kali
seminggu di pekarangan rumah Kyai Agus.
Boy sengaja melatih para pesilat ini habis-
habisan, demi mengalihkan energi muda
mereka ke hal yang lebih positif. Sementara
untuk meredam emosi muda yang mudah
‘terbakar’, Kyai Agus kerap memberi siraman
rohani. Jerih payah ini pun lambat laun
menuai hasil.
Berbagai prestasi juara tingkat
kabupaten, propinsi hingga nasional telah
diraih Padepokan Silat Tanpa Bayangan.
Prestasi teranyar dicapai pesilat andalan
padepokan ini, Joko Edi Prasetyo. Awal Maret
2009 Joko berhasil memenangi Juara I Kelas
G Putra di Final Sirkuit Nasional Pencak Silat
2009. Selain itu, Joko juga menyabet gelar
Boy Sutrisno dan Kyai Agus Sutrisno.
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010 25
Sektor
Keamanan (RSK)
di Indonesia. Perlu
diketahui bahwa
regulasi intelijen negara baru
diatur Kepres No. 103 Tahun
2001 tentang Perubahan atas
Kedudukan, Tugas, Kewenangan,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Lembaga Non-departemen (Pasal 34 tentang
pelaksanaan tugas pemerintahan di bidang
intelijen oleh BIN) dan Inpres No. 5 Tahun
2001 tentang koordinasi seluruh fungsi
intelijen oleh BIN (Jemadu, 2007: 5-6).
Bila kita lihat agenda RSK di Indonesia,
kita melihat kemajuan signifi kan dalam proses
reformasi terhadap aktor-aktor keamanan,
semisal TNI dan Polri. Kemajuan reformasi
kedua institusi keamanan tersebut dapat
dilihat dari lahirnya UU No. 2 Tahun 2002
tentang Polri, UU No. 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, dan UU No. 34 Tahun
2004 tentang TNI. Sementara, sektor intelijen
belum diatur pada tingkat perundang-
undang. Padahal, badan-badan keamanan
negara, termasuk intelijen harus diatur
dengan undang-undang. Tujuannya adalah
untuk mencegah aktor-aktor keamanan,
termasuk badan intelijen untuk
menyalahgunakan kewenangan dan kapasitas
yang dimilikinya. Dengan demikian, sektor
intelijen di Indonesia belum memiliki payung
Perwakilan Rakyat secara resmi
mengajukan Rancangan Undang-Undang
(RUU) Intelijen sebagai salah satu agenda
Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2010.
RUU ini merupakan inisiatif dari DPR.
Masuknya RUU Intelijen ini dalam daftar
prolegnas 2010 patut diapresiasi. Pasalnya,
sampai saat ini negara kita belum memiliki
undang-undang intelijen.
Padahal, bidang intelijen merupakan salah
satu bagian penting dalam proses Reformasi
menegaskan.
Untuk itulah, RUU
Intelijen nantinya
perlu merumuskan
batasan hukum sektor
intelijen tanpa harus mengibiri
fungsi intelijen untuk
melindungi Demokrasi, Hak
Asasi Manusia dan Negara.
Disinilah letak pentingnya
kebijakan pengendalian dan
pengawasan terhadap sektor intelijen.
Pertama, kendali dan pengawasan
internal yang dilakukan di tingkat badan
intelijen itu sendiri. Mekanisme pengendalian
internal ini untuk memastikan bahwa
kebijakan pemerintah dijalankan secara
efi sien, profesional dan berdasarkan hukum.
Kedua, pengendalian dan pengawasan yang
dilakukan oleh eksekutif. Fokus pengawasan
bidang eksekutif adalah pada penugasan dan
pembuatan prioritas badan intelijen tersebut,
dan pencegahan penyalahgunaan kekuasaan.
Irwan Supriadi [email protected]
hukum yang solid dan komprehensif sebagai
perwujudan dari prinsip rule of law (Aleksius
Jemadu, 2007: 5).
Intelijen adalah bidang yang erat
berkaitan dengan penyediaan informasi
mengenai berbagai masalah keamanan
nasional. Hal inilah yang kemudian membuat
pembahasan mengenai eksistensi badan
intelijen dalam sistem negara demokratis
seperti paradoksal. Di satu sisi, operasi yang
dilakukan oleh badan intelijen bersifat
rahasia. Sementara di sisi lainnya, sistem
demokrasi menuntut transparansi dan
akuntablitas. Kedua hal tersebut ibarat saling
Ketiga, pengawasan yang dilakukan oleh
parlemen (DPR). Pengawasan yang dilakukan
oleh DPR bukan hanya terkait anggaran, tapi
juga mengenai kebijakan umum dan legalitas
badan intelijen tersebut. Untuk membantu
tugas DPR, perlu dibentuk komite pengawas
sektor intelijen oleh DPR yang terdiri dari para
pakar bidang intelijen. Keempat, yang tak
kalah pentingnya adalah pengawasan yang
dilakukan oleh publik (Born dan Leigh, 2007:
47). Keterlibatan publik ini antara lain melalui
pengawasan oleh elemen-elemen civil society,
seperti Lembaga Swadaya Masyarakat,
Media, dan Universitas. Dengan demikian,
eksistensi badan intelijen tetap efektif tanpa
menegasikan prinsip-prinsip demokrasi,
seperti transparansi, akuntabilitas, dan hak
asasi manusia.
26 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010
PEMBACA
Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatu
Yth. Bapak Ramadhan Pohan,
Kami memohon dukungan dan bantuan Bapak sebagai anggota
Komisi I DPR RI (Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia), untuk
mohon untuk kebijakan pengusuran
rumah kumuh, yang di pinggir rel kereta atau
di tanah pemerintah, harus hati-hati, agar ja-
ngan sampai mengecewakan masyarakat.
Penggusuran pun harus ada solusi yang tepat,
misalnya fasilitas rumah susun untuk tempat
tinggal masyarakat yang tidak punya tempat
tinggal.
Tentang anggota DPR (Dewan Perwakilan
Rakyat), banyak anggota DPR yang hanya
omong doang akan tetapi mereka tidak bisa
Ingin Pemerintah Lebih Bijak Menggusur Rumah-Rumah Kumuh
Berminat menyampaikan surat pembaca
untuk redaksi GARASI atau untuk ditujukan langsung
kepada Ramadhan Pohan, silakan kirim ke alamat redaksi
yang tertera di halaman 2 atau via surat elektronik (e-mail) ke
[email protected]. Bisa pula menuliskannya di ‘’Gardu
Aspirasi’’ di www.ramadhanpohan.com. Redaksi berhak
mengedit surat-surat yang masuk tanpa
mengurangi maknanya.
membantu masyarakat secara umum dan
tidak ada bukti yang nyata dikerjakan karena
masyarakat membutuhkan bukti yang nyata
dan riil. Perlu ditingkatkan kemampuan, dan
visi dan misi yang jelas dan bisa mengayomi
masyarakat, karena amanat rakyat harus
dijalankan, jangan hanya omong doang.
Terima kasih.
Ramadhan menjawab:
Terima kasih untuk kritik membangun
Anda, Uci. Kami di DPR RI akan terus ber usaha
memperbaiki kinerja kami dalam me ngemban
amanah rakyat dengan sebaik-baik nya. Paling
tidak, saya dan Tim GARASI RAMADHAN
POHAN terus berusaha menampung aspirasi
para konstituen kami di Da pil (Daerah Pe milih-
an) dan aspirasi dari rakyat Indonesia.
Tolong terus membantu kami
melaksanakannya lewat saran atau kritik
Anda.
memberikan informasi mengenai hasil RDP (Rapat Dengar Pendapat)
Komisi I dengan Pejabat Kemhan (Kementrian Pertahanan) & Mabes
(Markas Besar) TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada Kamis, 22 April
2010.
Dan selanjutnya kami juga mengharapkan dukungan semua
anggota Komisi I untuk membantu perjuangan kami semua, para
penghuni rumah negara di lingkungan Kemhan/TNI yang telah
bergabung dalam FKPPN (Forum Koordinasi Penghuni Perumahan
Negara). Terima kasih atas seluruh dukungan dan bantuan Bapak.
Wassalam wr. wb.
Ramadhan menjawab:
Assalmualaikum,
Terima kasih atas kepercayaan Bapak Bambang dan teman-teman.
Saya akan berusaha semampunya untuk menyalurkan informasi yang
diperlukan publik, sesuai batasan yang ditetapkan Undang-Undang
Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang mulai berlaku 1 Mei 2010.
Kami di Komisi I DPR RI berusaha sekuat tenaga untuk
mengupayakan kesejahteraan yang lebih layak bagi seluruh prajurit
TNI yang telah berbakti bagi negeri ini. Salah satunya, Juni nanti
pemerintah akan segera merealisasikan remunerasi atau tunjangan
untuk 12 kementerian/lembaga. Kementerian Pertahanan, TNI dan
Polri (Kepolisian Republik Indonesia) termasuk di dalamnya.
Dengan akan direalisasikannya program tersebut, berarti seluruh
prajurit TNI dan Polri di seluruh Indonesia akan menerima tunjangan
kinerja mereka sekitar 3-4 bulan ke depan. Saya harap di kemudian
hari kesejahteraan para prajurit TNI akan terus meningkat
sebagaimana layaknya.
Wassalam,
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010 27RAKYAT
ITU semua tidak bisa lepas dari pribadi
masing-masing dan juga karena sistem
pendidikan. Selama ini, kan sistem
pendidikan kita terlalu umum. Selama ini
yang ada dalam pikiran orang tua kita,
kalau mempelajari semuanya itu baik.
Padahal tidak juga. Setelah lulus, akhirnya
kita masih harus memperkaya diri lagi
dengan kursus-kursus agar siap masuk
dunia kerja. Tanpa kursus-kursus itu
mungkin kita tidak akan kompeten di
dunia kerja. Misalnya saya di dunia hukum,
setelah lulus, masih harus kursus perdata,
kursus notaris, kursus macam-macam
untuk spesifi kasinya.
Jadi wajar kalau tenaga kerja kita
sering kalah dengan tenaga kerja asing,
karena pendidikan kita terlalu umum.
Berbeda dengan negara lain, yang anak-
anaknya dari kecil sudah dijuruskan sesuai
seharusnya
pemerintah Indonesia
itu lebih mendorong
lagi lah, program-
program yang bisa
membantu tenaga
kerja kita ini. Sepertinya
kejadian di Batam itu
(kerusuhan akibat
tenaga kerja Indonesia
dibayar lebih murah
daripada tenaga kerja
asing) itu memang tidak
adil ke orang-orang kita.
Jadi seharusnya pemerintah
bakat dan potensi mereka. Anak-anak kita
di sini justru dipaksa memelajari
semuanya. Juga, masih ada pemikiran
bahwa anak yang pintar itu anak yang
cepat selesai sekolahnya. Padahal tidak
juga. Di dunia kerja yang dibutuhkan itu
lebih banyak EQ (Emotional Intelligence)
daripada IQ (Intelligent Quotient), dan EQ
itu bisa diasah lewat berorganisasi atau
bersosialisasi semasa kuliah atau sekolah.
Notaris & PPAT (Pejabat Pembuat
Akta Tanah)
kita itu lebih memihak lagi ke
rakyat kecil, yang susah cari kerja.
Saya punya dua anak
perempuan, dua-duanya cuma
lulusan SMP (Sekolah Me ne ngah
Pertama), jadi susah cari kerja.
Yang pertama nggak kerja,
(Sangaji tertawa) karena begitu
lulus langsung kawin. Yang
satunya juga kerja jadi SPG
(Sales Promotion Girl)
seadanya.
Penjual Sate Padang
KEJADIAN
di Batam itu
yah? Memang
saya dengar
tentang itu.
Tapi ya gimana,
orang kita
nggak salah.
Seperti di dekat
sini (di Senayan, Jakarta Selatan), ada
agen TKI (Tenaga Kerja Indonesia) buat
ngirim-ngirim orang ke Malaysia.
Orang-orang yang ke sana diberi
training sebelum berangkat. Tapi
kasihan juga sih, training capek-capek
ke sananya cuma jadi pembantu.
Kalau ditanya saya mau nggak jadi
TKI? Nggak ah, takut! Banyak yang mati
disiksa di sana. Mending kayak begini
(tidak bekerja) daripada jadi TKI
Lulusan Sekolah Menengah
Ekonomi Atas (SMEA)
“Lebih baik nggak kerja daripada jadi TKI”
“Sistem pendidikan kita, kan terlalu umum”
“Pemerintah Indonesia perbanyak lagi program-program tenaga kerja, dong”
Para pelajar Indonesia kerap kali membuktikan ketangguhan mereka di dunia internasional, lewat berbagai olimpiade sains.
Tapi ironisnya, para tenaga kerja Indonesia justru sering kalah bersaing dengan tenaga kerja dari negara lainnya, baik dari segi kompentensi
atau dari segi upah. Berbagai bencana pun terjadi, seperti kerusuhan di Tanjung Uncang, Batam atau tingginya angka penyiksaan TKI di negeri orang. Bagaimana rakyat
melihat fenomena ini dan menurut mereka apa yang seharusnya dilakukan pemerintah
untuk menyelesaikan masalah ini?
INTI masalahnya
adalah
bagaimana kita
menghargai diri
sendiri. Masih
amat jarang kita
bernegosiasi gaji
dengan employer
kita. Kalau dibilang orang Indonesia
agak inferior, mungkin iya. Tapi itu
karena minimnya upaya untuk
membangkitkan rasa percaya diri
bangsa melalui pembangunan karakter
bangsa selama ini.
Tenaga Ahli Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)
“Orang Indonesia Juga Harus Berani Nego Gaji”
28 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010
TEAM
Specialized expert staffs to deepen Ramadhan’s vision
affairs and communication. And one expert
is specialized in development studies to help
Ramadhan Pohan’s team to absorb people’s
aspiration in his electoral area.
Of course, the experts will not mean
anything if they do not have solid supporting
staffs. Ramadhan has 12 staffs in Jakarta to
help his parliamentary tasks and to ease
people’s aspirations that might come from
his electoral area to Jakarta. The other 10
staffs are based in electoral area of Dapil
Jatim VII to directly absorb people’s
aspiration by consulting with the expert staff
there.
With this team, Ramadhan hopes to be
able to give the best for the people and for
his nation, Indonesia.
communication.
“Seems impossible to have this different
issues being mastered at once only by one
person,” said Ramadhan.
And indeed specialized expert staff is
necessary to allow Ramadhan deal with his
parliamentary tasks more smoothly and to
present his best for the people. Therefore
Ramadhan asked DPR Chief Marzuki Alie, to
allow him hire three more expert staffs
instead of one. Knowing how limited the
national budget was, Ramadhan was willing
to pay the extra staffs from his own pocket.
Each expert are carefully selected and
picked according to Commission I
specialization. Ramadhan Pohan’s team now
has each an expert for defense, foreign
Nation budget only allows parliament
members in Indonesia to have two
staffs each, to help their
parliamentary tasks. One is her or his
personal assistant and the other one is the
expert staff. The assistant will responsible for
all parliament members’ agenda and the
expert staff will responsible to prepare what
he or she need to deepen the parliamentary
issue.
Unfortunately the reality says different
facts. A commission in House of
Representatives of DPR does not conclude
one issue each only. For Ramadhan Pohan
from Commission I of DPR for example,
needs expert who master three issues at one
time such as defense, foreign affairs and
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010 29
visited Polish Former President Lech Walesa in his office in Gdansk, Poland, 9 April 2010. Ramadhan
gave silver souvenir he brought from Indonesia.
IN GDANSK
As a Democrat, Ramadhan Pohan
continuously supports and
appreciates every effort to build
democracy around the world. And in 9th
April 2010, he flight to Gdansk, Poland
to meet Polka’s democracy legend, Lech
Walesa himself
Gdansk might be seen only as a small
dockyard town in Poland. But from this small
town only, seed of democracy was born
and bloom around Poland to Europe. Polish
democracy was build through Solidarity
Movement of Solidarnosc, which Lech
Walesa as one of their pioneer. Started as
dockyard worker’s movement, Solidarnosc’s
spirit grew to all Europe and led to the fall of
Berlin Wall in 1989.
“The similarity between Polish democracy
history which started from people movement
with Indonesian 1998 reformation movement
has moved me to always feel a bound
between Polish democracy and Indonesian’s,
that can not be ignored,” Ramadhan said.
Walesa accepted Ramadhan in his
Gdansk’s office, right at the historical gate
of the town, The Green Gate. Walesa was a
simple dockyard worker and it stayed with
him. Although people tend to see him as a
living legend, this former president of Poland
Republic tried to ignored it humbly.
“I am very warmly surprised to know
how Indonesian people think about me,
which warmly very flattering opinion. I never
expected this kind of opinion from a country
that lies thousand miles from Poland,”
Walesa said. He was flattered and planned
to visit Jakarta in May 2010.
Though, Walesa stated he saw his
position in Polish historical change and
the fall of Berlin Wall not as something
big or important. He judged instead
Mikhail Gorbachev’s decision to renovate
communism was the bigger change of that
era.
“But Gorbachev didn’t know that is
impossible to renovate, and I often thank and
congratulate Gorbachev for his failures and
mistakes,” Walesa threw a joke.
He thinks the failures and the falls of
communism in Gorbachev era was lead
Polish democracy movement to success. If
Gorbachev did not did that, Walesa said, the
freedom movement in Poland or around the
world might be different.
Ramadhan and Walesa discussion led to
economy issues. Like Indonesia, Poland was
one of few countries that survived global
crisis. Poland recorded 1,7 percent growth
last year and Indonesia is facing 4,5 percent
growth this year. For Walesa, Indonesia as
member of G20 and the leader nation in
South East Asia was an important country.
He thinks there are lot economic potential
cooperation can be build between two
countries.
In the meeting, Ramadhan pledged
three important economy programes that
Indonesia needs. First is direct cash support
for the poorest, second is support on minor
to middle industries to grow and the last is
support for big investments in Indonesia.
Walesa dan Ramadan agreed to back up
Indonesian and Polish government efforts
to ease poverty in each country. After
knowing 60 percent Indonesian companies
are owned by government, Walesa urged for
privatization that combine with pro people
programes. Walesa think this way will urged
Indonesians to learn how to stand on their
feet and earn their own money without
clingy to the government.
The one half hour meeting was coming
to the end. Walesa and Ramadhan were
saying farewell with hope, they will continue
the discussion in Jakarta. Just to bridge
democracy from Gdansk to Jakarta.
30 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010
CORNER
An article in Jakarta Post, Thursday, 8
April 2010 caught my eyes one
morning, “RI has big chance to
become next UNSC (United Nation Secretary
General) permanent member”. It said
Indonesia has the possibility to become the
Security Council permanent member.
Indonesia is third largest democratic country
and the largest Muslim population and it is
only normal to assume that this is the right
moment for Indonesia to be part of the
Security Council and to stamp its existence in
the global community. I embraced the article
with skepticism, is Indonesia ready for it?
United Nations Security Council is
considered the most powerful UN Body that
main responsibility is to maintain
international peace and security with it five
permanent members and ten non-
permanent members that serve a two-year
term. The five permanent members hold
veto power, and considered as super power
countries.
The Council is now undergoing a
reformation. There are five focuses on the
reformation, and one of them is membership
category. Kofi Annan in his speech in 21
March 2005 stated that he had a plan to
expand the Council’s membership into 24
members to create “A Larger Freedom”.
There were two options that he proposed;
one, the Council will add one new
permanent member and three non-
permanent members, or two, the Council
will create eight new seats that will serve for
four years, and 1 non-permanent member.
The complete description of reformation of
Security Council was discussed in
Millenium+5 Summit in September 2005.
Back to Indonesia. The country is the
third largest democratic country and also the
largest Muslim population country.
Indonesia is the member of G-20 with Gross
Domestic Product US$ 539,377 Million in
2009, and rank 18th in the world. Indonesia
has been UN member states since 28
September 1950. Many see Indonesia as the
child of UN, since UN, which established in
the same year with Indonesia’s Proclamation
of Independence, had stood behind
Indonesia and support it to be a sovereign,
free, and independent country.
For its people, it may seem that
Indonesia’s role in the international
community is not significant. But Indonesia
does have an important role in bridging and
help solve problems between countries,
especially between Muslim countries and the
West, for the sake of supporting international
efforts for peace and conflict resolution. For
example, Indonesia was invited to attend the
London Conference on Afghanistan in 28
January 2010. Also Indonesia offered to
mediate the nuclear dispute between Iran
and USA in 2006. Those examples mark
Indonesia’s concern on international peace
and security. This position strengthened by
Marty Natalegawa, as permanent
representative of Republic of Indonesia for
the UN in his statement in Security Council
session. He said Indonesia urging all states,
especially nuclear-weapon state, to
demonstrate their commitment to achieving
a world free from nuclear weapons.
So, is Indonesia ready to be the newest
addition to Security Council’s permanent
member? Of course, but despite its role in
the global community, Indonesia still has
much homework to do in its domestic
arena. There are still many corruption cases
to be solved, defense sector to be improved,
good governance principles to be
implemented. As long as Indonesia could
share the same focus for its internal and
foreign affairs, Indonesia should be ready to
be a permanent member of the UNSC.
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 4/TAHUN I/MEI 2010 31 LEISURE
Ponorogo. Clean air and fresh virgin
nature around Cave of Maria
Fatima Sendang Waluyojatiningsih. This
Catholic religious place is located in Klepu
Village, Sooko area in Ponorogo, East Java.
Klepu Village was about 30 kilometers East
from Ponorogo town and the entry road
through this cave might be challenging. It
was a hard stone road and a narrow one.
The pilgrims who are coming with buses
or big cars may be forced to change their
vehicles with the smaller one in Ponorogo or
in Pulung. The way to the cave lays through
Madiun to the South of Ponorogo. And then,
the pilgrims still need to turn their way to
East of Pulung and directly head to Sooko.
From there, the struggle has not ended yet.
Pilgrims need to way their in through narrow
stone road that partly ruined.
If you compared this religious place
with similar place in Puhsarang, Cave of
Maria Fatima that commonly nicknamed as
Sendang is laid in alienated location. But all
the trouble in the road will be paid as soon
as you reach the scene. Nature view was
amazing and the fresh air was worth taking.
Each side of the road was filled with clove
plants harmoniously paired with big pines
trees.
My presence there was swallowed by
the green of the forest and the fertile plants.
Birds were singing at the top of the trees,
giving the pilgrims the right sensation to build
their pray.
Adi Suwito, the cave keeper said the
religious place was build from a simple well,
or like the local used to call it as Belik. The
Belik was made by the Tamirans who live in
the area.
It all started with Catholic ritual in
Klepu to pray together from each houses in
turn. When it times for the Tamirans, every
persons who came there always stopped
and prayed in front of the Belik. When the
village elder, Mbah Selan knew about this, he
decided to pray there every Friday midnight
as the Javanese local used to do it in the past.
Later, the Catholics in Klepu decided
to turn the Belik into religious cave of
Virgin Mary, just like the one they had in
Sendangsono, Central Java. The idea was
proposed to Ponorogo priest A Haryopranoto
Pr, who later built the Belik and called it
Sendang by putting a big Virgin Mary statue.
Now the Sendang is visited not only by
Catholics. Symbolized Indonesian diversity,
lots of non Catholic tourists come there just
to feel the lovely scene of nature in Klepu
Village.
Ponorogo may known as one
of Nahdlatul Ulama (NU) base
area, but its people’s culture and
believes are diverse. The diversity
is symbolized through their
famous religious tourism place,
Cave of Maria Fatima Sendang
Waluyojatiningsih.
Ramadhan Pohan dari Komisi I DPR RI dan Jaya Suprana dari Yayasan MURI dalam acara
penyerahan Sertifi kat MURI di Jakarta, 25 November 2009.
APRESIASI,Sumber Spirit Kami