inspirasi nasionalisme dalam film karya siswa madrasah · ‘paku merah putih’ yang mengusung...

60
1 MPA 9/374 / 2017 KH. Drs. K.Ng. Agus Sunyoto, M,Pd INSPIRASI NO. 9/374 / 2017 / TH. XXXXII Kritis Membaca Sejarah Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah

Upload: truonganh

Post on 22-Aug-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

1MPA 9/374 / 2017

KH. Drs. K.Ng. Agus Sunyoto, M,Pd

INSPIRASI

NO

. 9/3

74 /

2017

/ TH

. XX

XX

II

Kritis Membaca Sejarah

Nasionalisme dalam FilmKarya Siswa Madrasah

Page 2: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

2 MPA 9/374 / 2017

Kabid Pendma Kanwil Kemenag Prov. Jatim memberikan wejangan sebelum mengukuhan Pengurus MGMP Kimia MA Prov. Jatim

Periode 2017-2020.

Kakanwil bersama Menag RI beramatama denganPengasuh PP Mambaus Shoihin Gresik pada 21 Oktober 2017.

Menag memberikan penghargaan kepada wisudawati terbaikInstitut Keagamaan Abdullah Faqih Gresik pada 21 Oktober 2017.

Kabid Pendma Kanwil Kemenag Prov. Jatim mengukuhanPengurus MGMP Kimia MA Prov. Jatim Periode 2017-2020.

Kakanwil Kemenag Prov. Jatim mendampingi Menag RI dalam kunjungannya ke PP Mambaus Sholihin Gresik pada 21 Oktober 2017,

Selamat.dan Sukses atas Pengukuhan Pengurus MGMP Kimia MA Prov. Jatim Periode 2017-2020.

Page 3: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

3MPA 9/374 / 2017

MEDIA INFORMASI, KOMUNIKASI, DAN EDUKASI, KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA

PROVINSI JAWA TIMUR

MPA 9/374 / 2017

PENANGGUNG JAWAB:Drs. H. Syamsul Bahri, M. Pd.I

REDAKTUR:Drs. H. Moch Amin Mahfud, M. Pd.I

H. Ramin Abd. WahidH. Abd. Hadi AR

H. Athor SubrotoH. Hartoyo

H. Ahmad Husein ARMahsun Zain, S.Ag, M.Si

PENYUNTING/EDITOR:Choirul Mustofa

SupriantoM. Hisyam

Syahriel MohiSolmisah

DESAIN GRAFIS:Muhammad Munib

M. Tajuddin NurcholisNuris Setiahadi

M. Muflin

FOTOGRAFER: Isnawati

Bagus BudimanRizki Diani

KORESPONDEN:Berkedudukan di setiap Kankemenag

Kabupaten/Kota se-Jawa Timur.

ALAMAT REDAKSI:Jl. Raya Juanda No. 26 Sidoarjo,

Telp. 031 - 8680490, Fax. 031 - 8680490

e-mail: [email protected]

DITERBITKAN OLEH:Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Jawa Timur.

Setiap bulan Nopember tiba, Surabaya selalu menjadi perbincangan masyarakat Indonesia. Sebab di kota inilah, cikal-bakal Hari Pahlawan itu bermula. Tepatnya pada tanggal 10 Nopember 1945, telah terjadi

pertempuran yang sangat dahsyat antara rakyat pejuang kemerdekaan dengan tentara sekutu pimpinan Inggris.

Begitu dahsyatnya pertempuran tersebut, sampai-sampai seorang sejarahwan Inggris David Wehl menulis: “Bahwa pertempuran Surabaya merupakan neraka bagi Inggris. Sebab pertempurnan Inggris dalam menghadapi Arek-arek Suroboyo itu, merupakan perang paling dahsyat yang pernah dialami oleh tentara Inggris sepanjang sejarahnya.”

Untuk mengetahui langsung bagaimana sebenarnya situasi pada waktu pertempuran sengit itu terjadi, reporter kami bertandang ke rumah H. Hartoyik yang hingga kini masih menjabat sebagai Ketua LVRI Surabaya. Dengan penuh semangat dirinya bercerita mengenai kejadian 10 Nopember itu secara panjang-lebar. “Tekad para pejuang benar-benar sudah bulat untuk menghadapi ribuan tentara sekutu. Jadi.. resiko apapun yang akan timbul kami semua siap meskipun Surabaya harus menjadi lautan api,” tandas mantan Letnan Satu Infanteri AD ini berapi-api.

Pembaca budiman, kisah perjuangan yang diceritakan H. Hartoyik inilah, yang kami paparkan di awal-awal Lensa Utama edisi ini. Dari kisah perjuangan menarik itu, lantas kami rangkai dengan tanggapan dari beberapa narasumber yang memang sengaja kami mintai komentarnya. Disamping Dr. Fajar Budianto (Sekretaris Umum DHD ’45), juga ada Muhammad Ismail, S.Sos, MA (Dosen Fisip UIN Sunan Ampel Surabaya) dan seorang pakar sejarah Prof. Dr. H. Aminuddin Kasdi, M.S. “Dalam mengisi kemerdekaan RI tersebut, jangan sampai kita menjadi penonton di negerinya sendiri,” pesan Guru Besar Sejarah UNESA ini serius.

Pesan itu benar-benar diamini oleh siswa-siswi MAN 2 Probolinggo. Agar tak masuk dalam kategori ‘menjadi penonton di negeri sendiri’, mereka beramai-ramai menciptakan karya sinematografi yang membuat masyarakat Indonesia terhenyak. ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai film terfavorit karena telah ditonton oleh 14 ribu viewer. Liputannya bisa Anda simak di rubrik Inspirasi.

Hal itu sekaligus menandakan, bahwa karya-karya anak madrasah kini semakin diakui secara nasional. Kita berharap agar madrasah-madrasah lain turut berlomba demi mengisi ruang kemerdekaan. Ini seiring dengan seruan al-Qur’an agar sebagai Muslim kita senantiasa untuk berfastabiqul khairat; berlomba-lomba dalam menyuarakan kebaikan.

Teropong ------------------------------- 4Lensa Utama --------------------------- 5Lensa Khusus --------------------------- 17Agama ---------------------------------- 22Khotbah -------------------------------- 28Ta’aruf ---------------------------------- 30Bilik Santri ----------------------------- 32Refleksi --------------------------------- 34

Edukasi --------------------------------- 36Keluarga -------------------------------- 42Figur ------------------------------------ 43Selasar ----------------------------------- 44Syifa ------------------------------------ 46Annisa’ --------------------------------- 48Lintas Peristiwa ------------------------ 49Dunia Islam ---------------------------- 57

Page 4: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

4 MPA 9/374 / 2017

Perjuangan Arek-arek Suroboyo

Sebuah monumen menjadi saksi bisu perjuangan arek-arek Suroboyo. Tugu Pahlawan yang berdiri di kota Pahlawan. Sepuluh November Seribu Sembilan Ratus Empat Puluh

Lima, detik-detik menegangkan yang menentukan hidup matinya suatu bangsa. Dalam perjuangan yang heroik itu tidak bisa dilupakan nama besar Bung Tomo.

Gema takbir menggelorakan semangat perjuangan empat lima. Pekik Bung Tomo melalui siaran Radio Perjuangan membahana hingga ke relung hati para pemuda Indonesia. Dengan semangat bela tanah air, para pemuda terpanggil datang ke Surabaya. Anak-anak muda dari berbagai lapisan siap mengorbankan segala-galanya untuk merebut kembali setiap jengkal tanah yang diduduki oleh tentara Sekutu dan Belanda.

Kemenangan Sekutu dalam Perang Dunia Kedua mendorong pasukan pimpinan Inggris itu masuk ke Indonesia. Belanda membonceng didalamnya. Mereka ingin menguasai kembali wilayah jajahannya yang telah lepas. Ultimatum tentara Sekutu yang disebarkan melalui pesawat udara diabaikan oleh rakyat Indonesia. Arek-arek Suroboyo yang diikuti oleh para pemuda dari berbagai penjuru di tanah air menolak dan melawan tentara bule yang datang. Pimpinan Sekutu Jenderal Mallaby (Inggris) tewas mengenaskan di Jembatan Merah Surabaya.

Sekutu menambah pasukannya dan menyerang Surabaya dan sekitarnya. Bumi nusantara yang baru saja ditinggalkan Jepang karena kalah perang. Rakyat Indonesia yang baru saja memproklamasikan kemerdekaannya sudah jenuh, bosan dan tidak mau lagi dijajah oleh bangsa dan negara manapun. Arek-arek Suroboyo menunjukkan heroik dan keberaniannya melawan pasukan Sekutu dan Belanda. Sekalipun hanya dengan senjata bambu runcing, berani menghadapi senapan dan senjata modern lainnya. Dengan semboyang merdeka atau mati, arek-arek Suroboyo menyerang camp pusat tentara Sekutu itu berkumpul. Seorang pemuda yang tidak diketahui namanya hingga kini memanjat tiang bendera di depan hotel Oranye dan merobek kain bendera warna biru hingga tinggal sang ‘Dwi Warna’ merah dan putih saja.

Kemerdekaan Indonesia bukanlah hadiah atau pemberian dari Belanda atau Jepang. Melainkan hasil perjuangan seluruh rakyat Indonesia. Pada saat yang tepat, tanggal 17 Agustus 1945, pukul 10.00 WIB, Bung Karno dan Bung Hatta mewakili rakyat Indonesia, memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Maka ketika penjajah datang lagi untuk merenggut kemerdekaan yang sudah diperjuangkan maka tidak ada pilihan lain selain melawan.

Dalam situasi krisis dan genting, seperti yang terjadi ketika agresor masuk ke wilayah Indonesia merdeka, diperlukan pejuang yang berani bersuara lantang seperti Bung Tomo.

Sekalipun ia bukan anggota tentara, ia memiliki jiwa nasionalisme dan semangat juang yang tinggi. Bung Tomo hanyalah seorang pegawai kecil, penyiar radio (sekarang RRI Surabaya). Karena dorongan perjuangan untuk membela tanah air, ia manfaatkan sarana tempat bekerja itu untuk kepentingan bangsa dan negara.

Ketika Sekutu dan Belanda melancarkan serangan melalui udara dan darat di Surabaya, Bung Tomo melalui Radio Perjuangannya, tanpa ragu-ragu mengajak seluruh rakyat Indonesia melawan agresor itu. Gema takbir, pekik merdeka mengawali pidatonya yang berapi-api itu. Sedikitpun tidak gentar menerima ancaman dan ultimatum Sekutu, Belanda, dan bonekanya Gurkha.

Komandan Pasukan Sekutu Letnan Jenderal Christinom, yang membawahi wilayah Hindia Belanda mengirimkan tentaranya sebanyak 15.000 orag dengan peralatan sejumlah tank dan senapan. Pasukan Sekutu itu menyerang dari udara laut dan darat. Setelah Surabaya dikuasai pasukan Sekutu dan Belanda itu menyerang daerah-daerah sekitarnya, meliputi Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang. Ketika dimintai pertimbangan penerintah Republik Indonesia menyerahkan sepenuhnya kepada rakyat Surabaya dan sekitarnya.

Rakyat Jawa Timur dipimpin oleh Gubernur dan Panglima Daerah Militer memberikan kebebasan dan keleluasan kepada rakyat untuk melawan. Bung Tomo Barisan Perjuangan Rakyat Indonesia (BPRI) membangkitkan semangat dan memotivasi penduduk setempat agar membantu Tentara Rakyat Indonesia untuk melawan Sekutu pimpinan Inggris (AFNEI) dan pasukan Belanda (NICA). Bung Tomo mengajak semua elemen bangsa menyatukan tekad. Bung Tomo bersama penguasa di Jawa Timur dan Surabaya serta pemegang komando militer setempat menandatangani “Soempah Keboelatan Tedak” yang isinya mempertahankan kedaulatan Negara, Pemerintah dan bangsa Indonesia. “Merdeka atau Mati” menjadi semboyan pejuang Indonesia. Kebulatan tekad ini dimantapkan oleh Gubernur Suryo melalui siaran radio perjuangan bahwa seluruh rakyat di Surabaya dan sekitarnya bahkan seluruh Jawa Timur siap melawan serangan tentara Sekutu hingga titik darah penghabisan.

Bung Tomo melalui radio perjuangan menyatakan rakyat Surabaya dan sekitarnya cinta damai, tetapi bila ada penjajahan yang menjamah wilayah Indonesia, rakyat lebih cinta lagi terhadap kemerdekaan. Inilah gambaran semangat nasionalisme dan patriotik arek-arek Suroboyo. Gema takbir terus menggelegar menyertai pekik pidato perjuangan arek-arek Suroboyo. Tentara Sekutu dan Belanda yang menang dalam Perang Dunia Kedua itu akhirnya dapat dilumpuhkan oleh arek-arek Suroboyo yang sebagian besar bersenjatakan bambu runcing •Raw.

“Barang siapa berjihad di jalan Allah, sesungguhnya perjuangannya itu pahalanya untuk dirinya sendiri.”Q.S. Al-Ankabut (29) : 6

TEROPONG

Page 5: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

5MPA 9/374 / 2017

Predikat Surabaya sebagai Kota Pahlawan bukanlah sebutan yang berlebihan. Sebab di kota inilah,pernah terjadi pertempuran amat dahsyat bangsa ini melawan tentara sekutu pimpinan Inggris pada 10 Nopember 1945.

“Ada sebuah artikel yang ditulis sejarawan Inggris, David Wehl yang mengatakan bahwa pertempuran Surabayamerupakan neraka bagi Inggris,” tutur H. Hartoyik.

Semangat Juang 10 NopemberKemerdekaan Bisa Direbut dengan Persatuan

Mengutip artikel lawas David Wehl tersebut, Ketua LVRI Surabaya inipun melanjutkan, bahwa pertempurnan Inggris menghadapi Arek-arek Suroboyo merupakan

perang paling dahsyat yang pernah dialami tentara negara Ratu Elizabeth II tersebut. Ketika meletus pertempuan Padang-Pasir menghadapi pasukan Jerman di bawah pimpinan Jenderal Erwin Rommel, itupun masih kalah gawat dibanding ‘Pertempuran Surabaya’.

Hal ini dibuktikan, Divisi ke-23 Inggris yang mayoritas berasal dari India (Gurkha) menderita kekalahan dengan jumlah korban sangat besar. Mereka harus rela kehilangan tentara sebanyak 620 orang, 1.477 mengalami luka-luka dan 327 orang dinyatakan hilang. “Jumlah ini jauh lebih besar dari korban saat Inggris menghadapi Jepang di Burma selama 4 tahun,” tandas mantan Sekretaris Laskar Hizbullah pimpinan (alm). KH. Yusuf Hasyim ini.

Menurutnya, itulah bukti semangat juang yang menjiwai para pejuang kala itu meski persenjataan tak memadai. Para pejuang dari segala penjuru datang ke Surabaya. Mereka bertekad menghadapi tentara sekutu yang diboncengi Belanda demi keinginan menjajah Indonesia kembali. “Jadi, resiko apapun yang akan timbul, kita siap meskipun Surabaya harus menjadi lautan api,” tandas mantan Letnan Satu Infanteri AD ini berapi-api.

H. Hartoyik, adalah satu diantara pejuang ’45 yang masih hidup. Meski tubuhnya telah dimakan usia, tapi semangatnya masih menggelora. Terutama ketika bercerita tentang masa-masa perjuangan kemerdekaan. Betapa tidak, ketika masih berusia 16 tahun harus rela mengangkat senjata mengusir penjajah. Dirinya berjibaku menyabung nyawa bersama pejuang yang berumur dewasa maupun yang dari TNI.

Ketika dirinya masuk sebagai Lasykar Hizbullah di tahun 1944, Jepang masih menduduki Indonesia. Oleh karenanya, barisan kelasykaran dibentuk untuk membantu pertahanan Jepang. Sebab Jepang telah meninabobokkan bangsa kita, seakan-akan memberi sebuah kemerdekaan pada bangsa Indonesia. Akhirnya, pada tanggal 17 Agustus 1945 Jepang menyerah pada sekutu. Kesempatan itu diambil bangsa Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaan.

Ketika ada delegasi Belanda yang mengirim beberapa perwakilannya dan mengibarkan bendera Merah-Putih-Biru di gedung Natio dan hotel Yamato (sekarang hotel Majapahit), para Lasykarpun melakukan perlawanan. “Kejadian itulah yang merupakan awal pemicu dari pecahnya tragedi 10 Nopember,” ungkap Hartoyik dengan suara mantap.

Terjadinya peristiwa tersebut, sebe narnya bermula dari penyobekan ben dera di hotel Yamato. Ketika mene rima laporan pihak Belanda mengibarkan bendera di hotel tersebut, sebagai

Page 6: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

6 MPA 9/374 / 2017

Seorang pahlawan

bukanlah sekedar sosok

manusia yang mati secara

terhormat, tetapi dia adalah

tipe manusia yang berani

hidup secara jujur. Dia tidak

pernah goyah oleh situasi

dan tak akan runtuh oleh

sanjungan dan pujian.

H. Hartoyik

H. Hartoyik

Ketua LVRI Surabaya.

Ketua LVRI Surabaya.

pimpinan Residen Sudirman berang-kat menuju hotel Yamato untuk menegur pihak Belanda. Mendengar hal itu, para pejuang pemuda gethok-tular menginformasikan ke pelosok-pelosok daerah. Tak lama kemudian, semakin banyak pemuda-pemuda dari berbagai kelompok dan organisasi yang berbeda-beda tanpa dikomando berkumpul di depan hotel Yamato. Pada saat mata hari berada di ufuk Barat, jumlah mereka sudah mencapai ribuan. “Maka terja dilah insiden penyobekan bendera Belanda menjadi bendera Merah Putih,” ungkapnya.

Setelah kejadian itu sampai ke telinga pasukan Belanda, pada tanggal 25 Oktober Inggris datang dari arah pelabuhan Tanjung Perak dengan tujuh kapal perang. Ribuan orang turun dari kapal tersebut. Dibalik iring-iringan kapal Inggris dibawah pimpinan Jenderal Malaby itu, terdapat banyak kapal Belanda yang meyusul di belakang. Lantas Jenderal Malaby dan pasukannya menduduki gedung Natio. Sebagai markas besarnya ada di jalan Rajawali dekat Jembatan Merah.

Yang terjadi saat itu, adalah perundingan para pemuda dengan pihak Malaby untuk gencatan senjata. Nah, ketika pasukan sekutu yang dipimpin Malaby merapat ke gedung Grahadi untuk menemui ‘Arek-Arek Suroboyo’, Malaby meminta agar mereka meletakkan senjata. “Tentu saja permin-taan itu tak bisa dikabulkan. Sebab selama ini sudah terjadi tembak-menembak antara Lasykar Hizbullah-Sabillah dengan pihak Belanda meskipun masih ber sifat insidentil,” paparnya.

Lantas Jenderal Malaby bersama pimpinan pejuang Surabaya berangkat dari gedung Grahadi menuju Jembatan Merah. Setibanya di Jembatan Merah, bersama para pejuang Surabaya di situ ada beberapa tokoh masyarakat seperti Ruslan Abdulgani, Dr. Mustopo, H.R. Moehammad, Mayor Sungkono dan lain-nya. “Sebenarnya di sana mereka sedang membicarakan perdamaian,” jelasnya.

Di sekitar gedung Natio, ternyata banyak tentara sekutu. Meskipun me-reka tentara Inggris, sebenarnya ada-lah orang-orang India. Sejak siang hingga menjelang malam para tokoh pejuang belum keluar dari gedung Natio. Sementara posisi Jenderal Malaby dikepung di luar oleh pejuang-pejuang kita. Melihat hal itu, tentara Ghorkha ambil sikap dengan posisi siap menembak. Mereka mengarahkan moncong senjata ke arah para pejuang.

Merekapun berinisiatif memberikan tem bakan peringatan, dengan tujuan agar ‘Arek-Arek Suroboyo’ lari ketakutan. Harapannya, dengan begitu Jenderal Malaby bisa bebas dari kepungan.

Page 7: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

7MPA 9/374 / 2017

Rupanya pihak pejuang salah paham. Melihat mereka mengeluarkan tembakan malam itu, kitapun juga membalas dengan menembak mereka. Suasanapun menjadi kacau-balau. ”Lalu sebuah gera nat terlempar mengarah pada sebuah mobil. Dan ternyata mobil itu adalah mobil yang ditumpangi Malaby, sehingga Jenderal Inggris itu mati,” katanya bersemangat.

Sepeninggal matinya Jendral Malaby – yang hanya berselang lima hari sejak bersandar di dermaga Ujung, segera diganti seorang Jenderal baru. Akhirnya jenderal tersebut mengeluarkan ultima-tum melalui pamflet-pamflet yang disebar dari pesawat terbang. Isinya, agar para pejuang dan penduduk Surabaya menyerahkan senjata dengan tangan diangkat di belakang kepala. “Jika pada tanggal 9 Nopember 1945 tidak menghiraukan himbauan tersebut, maka Surabaya akan dibumihanguskan,” katanya menirukan isi pamflet.

Dari sanalah lantas muncul ‘Resolusi Jihad’, setelah 250 Kiai dari Jawa dan Madura berkumpul di Bubutan. Di waktu itu datang juga Bung Tomo untuk menemui para Kiai. Sebagai seorang jurnalis, dirinya akan berorasi memberikan semangat kepada seluruh bangsa khususnya ‘Arek-arek Suroboyo’. Para Kiai berpesan, kita menolak mentah-mentah tuntutan Inggris dan pihak sekutu. “Para Kiai juga memberi nasihat kepada Bung Tomo, agar sebelum dan sesudah berorasi harus menyebut asma Allah; Allahu Akbar!” tuturnya.

Semangat pantang menyerah dan ikhlas berkobran tersebut, tentu saja didasari oleh jiwa patriotisme dan nasionalisme demi mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yang ratusan tahun diimpikan. Bagi ayah tujuh anak ini, pahlawan adalah manusia yang tetap konsisten pada misi dan nurani kemanusiannya. “Seorang pahlawan bukanlah sekedar sosok manusia yang mati secara terhormat, tetapi dia adalah tipe manusia yang berani hidup secara jujur. Dia tidak pernah goyah oleh situasi dan tak akan runtuh oleh sanjungan dan pujian,” beber pejuang Kemerdekaan ini filosofis.

Namun, sebagai orang yang pernah hidup dan berjuang masa awal kemerdekaan, dirinyapun diliputi kegalauan. Sebabnya, semakian hari kian

banyak para pejuang yang meninggal. Yang sangat dikhawatirkannya, adalah makin hilangnya generasi pembebas dari panggung perjuangan mengisi kemerdekaan. “Di sinilah pentingnya mempersiapkan generasi penerus yang dalam darahnya mengalir jiwa patriotisme dan nasionalisme untuk menerima tanggungjawab membangun bangsa ini ke depan,” ujarnya.

Jadi, nilai-nilai luhur perjuangan generasi terdahulu harus ditangkap sebagai upaya kesinambungan semangat perjuangan bangsa yang ditampilkan secara kontekstual. “Inilah yang harus dilakukan generasi saat ini, agar jiwa patriotisme dan nasionalisme tidak kian luntur,” harapnya.

Menurut Dr. Fajar Budianto, kini Indonesia dihadapkan pada tantangan baru. Jika dahulu para pahlawan bangsa dibenturkan dengan perang fisik dan berparadigma merdeka atau mati, namun saat ini segenap lapisan masyarakat menghadapi tantangan proxy war. Ini adalah upaya untuk melemahkan titik yang dianggap rentan; seperti ideologi bangsa, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

Kini Indonesia dihadapkan

pada tantangan baru. Jika

dahulu para pahlawan

bangsa dibenturkan

dengan perang fisik dan

berparadigma merdeka

atau mati, namun saat ini

segenap lapisan masyarakat

menghadapi tantangan

proxy war. Ini adalah upaya

untuk melemahkan titik yang

dianggap rentan; seperti

ideologi bangsa, politik,

ekonomi, sosial budaya dan

pertahanan keamanan.

Dr. Fajar Budianto

Dr. Fajar Budianto

Sekretaris Umum DHD ’45.

Sekretaris Umum DHD ’45.

Oleh karena itulah, masyarakat dan para pemuda diharapkan mengetahui nilai-nilai sejarah dari bangsanya sendiri. “Kita harus mengetahui nilai-nilai luhur pendahulu bangsa, sehingga dapat menghargai dan menghormati, serta mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-hari,” tutur Sekretaris Umum DHD ’45 ini.

Di era milenial ini, tuturnya, kecer-dasan bukanlah sesuatu yang utama. Kecer dasan tentu harus dibarengi dengan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta berbudi pekerti yang luhur. Pria yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Narotama Surabaya ini

Page 8: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

8 MPA 9/374 / 2017

menambahkan, bahwa orang yang pintar itu banyak. Namun yang bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur itu yang sedikit.

Oleh karenanya, generasi muda diha-rapkan memiliki sifat peduli terhadap sesama dan lingkungannya, serta memiliki kepekaan terhadap sekitarnya. Disamping itu, mereka haruslah me-miliki sifat profesionalisme. Baik dalam berkarya dan bekerja, belajar, atau melakukan sesuatu dengan baik sesuai bidangnya masing-masing.

Profesionalisme, sambung pria kela hiran 1962 ini, juga berarti patuh terhadap ketentuan hukum yang berlaku. Dan era global tidaklah menjadi ancaman yang serius, selagi mereka bisa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melestarikan nilai-nilai kejuangan melalui berbagai sektor yang menguntungkan orang banyak.

Dengan momentum Hari Pahlawan, kata Fajar, akan mampu merefleksikan ingatan masyarakat dan khususnya bagi generasi muda. Mereka laiknya memahami, bahwa kemerdekaan bangsa bisa direbut dengan persatuan anak bangsa – meskipun melalui sebuah perjalanan yang cukup panjang. Nilai-nilai kejuangan itu semula dimunculkan pada tahun 1908, yang dipelopori oleh Budi Utomo.

Di dalam era semangat kebangkitan rakyat inilah, terkandung nilai kebersamaan, saling menghormati, semangat untuk berjuang, rasa nasio-nalis me yang tinggi, cinta bangsa dan Tanah Air, serta nilai-nilai lainnya. “Saat itulah timbul semacam kesadaran rakyat untuk bersatu dan berjuang merebut kemerdekaan,” tandasnya. “Namun karena era kebangkitan tersebut belum men capai titik klimaks, maka muncullah Sumpah Pemuda pada tahun 1928,” jelasnya menambahkan.

Dengan Sumpah Pemuda seluruh komponen bangsa yang berbeda bisa disatukan. Dari bentangan semangat Sumpah Pemuda inilah, lalu terjadilah

dengan anak-anak pada zaman dulu. Kalau dulu tinggal ngasih doktrin, mereka akan dengan sendirinya mengi-kuti doktrin tersebut. Namun di era kekinian, pendidikan anak mem-butuhkan upaya yang jauh lebih kreatif. Khu sunya dalam hal peningkatan semangat kepahlawanan.

Pria yang pernah menempuh pendidikan di Universitas Padjadjaran ini mengatakan, bahwa untuk mening-katkan semangat kepalawanan maupun rasa nasionalisme, itu bisa melalui musik – misalnya. Seperti lagu dari penyanyi legendaris Gombloh yang berjudul ‘gebyar-gebyar’. “Ketika mendengarkan lagu tersebut, semangat kepahlawanan, nilai kejuangan dan rasa nasionalisme akan semakin bertambah,” imbuhnya.

Kurangnya semangat kepahlawanan di masyarakat, sambungnya, bisa disebabkan oleh kemajuan di bidang teknologi komunikasi. Namun kemajuan pesat teknologi informsi, jika itu dipergunakan secara positif justru akan membantu akselerasi perkembangan bangsa. Di sisi lain, teknologi haruslah digandengkan dengan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. “Pesatnya kemajuan di bidang teknologi komu nikasi-informasi, sebenarnya bukan lah masalah. Hal itu haruslah dile takkan sebagai sebuah tantangan, sehingga dapat mensejajarkan bangsa kita dengan negara-negara lain.

•M. Tajuddin Nurcholis, Solmisa

titik kulminasi 17 Agustus 1945 yang dijadikan sebagai tanggal untuk mem -pro klamirkan kemerdekaan. “Jadi, nilai sejarah itu berantai; mulai dari kebangkitan, semangat untuk bersatu, hingga memproklamasikan kemer-dekaan,” terangnya.

Bagi Ketua Yayasan Perjuangan 45 ini, pengetahuan terhadap sejarah dapat dijadikan sebagai alasan kuat untuk memasukkan kurikulum sejarah di dunia pendidikan. Ini agar generasi milenial memahami akan sejarah perjalanan bangsanya. “Jangan sampai generasi mudah tak acuh terhadap negerinya sendiri lantaran tak paham dengan perjuangan bangsanya,” tukas-nya serius“. Ketidakpahaman inilah, yang membuat generasi muda tidak mempunyai kesadaran dan tanggung jawab untuk mengharumkan nama bangsa,” tandasnya.

Oleh karenanya Fajar berharap, agar pendidikan sejarah di sekolah maupun di Perguruan Tinggi jangan sampai dihapuskan. Sebab kalau itu sampai terjadi, ditakutkan siswa dan mahasiswa kita tak menmperoleh asupan pengetahuan kesejarahan. Apa lagi kini sudah jarang terjadi siswa dan maha siswa yang mengetahui sepak terjang para pahlawan. “Tak ada salahnya menge terapkan kembali nilai-nilai kepahlawanan dalam dunia pendidikan,” tegasnya.

Dirinya menyadari bahwa pendi-dikan anak milenial tak bisa disamakan

Page 9: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

9MPA 9/374 / 2017

Salah satu cara untuk menum-buhkan semangat kepahlawanan dan rasa nasionalisme, adalah

mem pelajari seja rah perjuangan bangsa. Sebab dari sejarah itulah, gene rasi kekinian akan menge tahui perjuangan dan keikhla san para pejuang dalam merebut kemerdekaan.

Dari lontar sejarah itulah, tutur Muhammad Ismail, S.Sos, MA, generasi saat ini akan memahami betapa beratnya para pejuang dalam mengusir para penjajah. Oleh karenanya, dalam mengisi kemer-dekaan haruslah bersungguh-sungguh demi mewujudkan cita-cita bangsa. “Generasi milenial harus mem-punyai kesadaran akan perjuangan para pahlawan. Dengan begitu akan tumbuh semangat berjuang baik untuk

Momentum Hari Pahlawan merupakan waktu yang paling tepat bagi generasi saat ini untuk mengkonstruksi ulangsemangat nilai-nilai kepahlawanan. Ini agar sebagai pewaris bangsa dapat lebih semangat dalam mengisi kemerdekaan.

Jangan Jadi Penonton di Negeri SendiriMomentum Hari Pahlawan

dari hal terkecil. Seperti memungut sampah dari tempat yang seharusnya bersih, mematikan lampu ketika sudah tak terpakai, hingga menawarkan bantuan terhadap teman yang sedang dilanda masalah. “Pribadi seperti itulah yang sukar ditemuai pada zaman ini,” tukasnya serius.

Sebagai seorang pemuda, tutur pria kelahiran Surabaya tahun 1980 ini, dituntut untuk dapat memandang jauh kedepan. Apa yang diberikan untuk kepentingan orang banyak, akan memberikan sumbangan pikiran bagi problema di masyarakat. Dulu para pejuang kemerdekaan telah mewariskan Tanah dan Air sehingga nyaman dijadikan sebagai tempat tinggal bersama. “Nah, tugas kita adalah untuk merawat dan mengisinya, serta

diri sendiri maupun kepentingan bangsa,” ujarnya.

Gugurnya para pahlawanan dalam perjuangan mengantarkan Indonesia ke pintu kemerdekaan, lanjut sosiolog UIN Sunan Ampel Surabaya ini, idealnya menjadi pemacu generasi era milenial untuk terus maju dan unjuk gigi menjadi pahlawan bagi bangsanya. Sebagai usaha dalam memulai hal tersebut, generasi muda harus meningkatkan kepekaannya terhadap lingkungan. Dengan demikian, mereka akan menjadi pribadi yang berkontribusi kepada orang lain.

Kepedulian terhadap lingkungan, diakui dosen Fisip UINSA ini memang tampak biasa-biasa saja. Namun sesungguhnya hal itu dapat melatih seseorang untuk berbuat baik bagi orang lain. Sikap semacam ini haruslah dilatih

Page 10: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

10 MPA 9/374 / 2017

dengan dewasa. “Jadi perlu adanya sikap inklusif atau sikap terbuka menerima perbedaan-perbedaan yang terdapat di dalam sebuah bangsa,” katanya.

Pemerintah selaku pemegang kekuasaan tentunya diharapkan dapat meredam segala ancaman baik dari luar maupun dari dalam. Meskipun pada kenyataannya, dalam menampung aspirasi masyarakat itu tidaklah semudah membalik telapak tangan. Namun jika pemerintah tak sanggup menampung aspirasi tertentu dan bahkan membe-nam kannya dalam-dalam, maka ma-sya rakat lainnya akan memandang bah wa masyarakat yang dipinggirkan aspirasinya itu adalah musuh negara.

Kalau pemerintah tidak berhati-hati dalam mengambil keputusan terhadap aspirasi golongan tertentu, maka akan terjadi stereotip dalam masyarakat. Dari sinilah yang nantinya menimbulkan perpecahan baru di tengah masyarakat. “Seha rusnya pemerintah merawat ormas yang ada. Jika ada yang keluar dari rel NKRI dan Pancasila, maka harus segera dilakukan pembinaan,” tegas nya. “Ini agar kedepan masyarakat Indo nesia dapat maju bersama, saling bahu membahu membangun bangsa sesuai dengan cita-cita para pahlawan,” tambahnya.

Apalagi kedepan nanti tantangan yang dihadapi bangsa ini akan semakin besar. Sebagai sebuah bangsa yang besar, kita tak boleh kehilangan jati diri. Untuk itulah, kita harus benar-benar meneladani para pejuang bangsa yang bisa memberikan manfaat bagi masyarakatnya. “Laiknya tanaman padi, dari strukturnya terdapat jerami, bekatul, gabah, dedak, hingga air tajin yang memiliki kandungan protein. Tanaman padi.. semakin berisi akan semakin merunduk,” paparnya.

Menurut Prof. Dr. H. Aminuddin Kasdi, M.S, perjuangan dalam mem-pertahankan kedaulatan bangsa dan negara, rasanya tak etis jika hanya diartikan secara fisik semata. Perjuangan saat ini erat kaitannya dengan meningkatkan kualitas diri yang berupa prestasi. “Setiap orang haruslah memiliki potensi dan prestasi, sehingga memiliki peran dan mampu mengaktualkan eksistensinya,” ujarnya.

Pasalnya, hidup pada zaman kekinian selalu dipagari oleh persaingan demi persaingan. Untuk itulah, dibutuhkanlah

Pemerintah selaku pemegang kekuasaan tentunya diharapkan dapat meredam segala ancaman baik dari luar maupun dari dalam. Meskipun pada kenyataannya, dalam menampung aspirasi masyarakat itu tidaklah semudah membalik telapak tangan. Namun jika pemerintah tak sanggup menampung aspirasi tertentu dan bahkan membe nam kannya dalam-dalam, maka ma sya rakat lainnya akan memandang bah wa masyarakat yang dipinggirkan aspirasinya itu adalah musuh negara.

Muhammad Ismail, S.Sos, MA

Dosen Fisip UIN Sunan Ampel Surabaya

menghiasinya dengan sesuatu yang berguna bagi keberlangsungan sebuah bangsa,” paparnya.

Lelaki yang pernah mengenyam pendidikan di UGM Yogyakarta ini, juga mengajak generasi muda untuk menyon-toh para pahlawan bangsa dalam mem-berikan sumbangsihnya untuk bangsa dan negara. Seperti KH. Hasyim Ashari yang bisa menggerakkan umat untuk berjuang melawan penjajah. Juga seperti KH. Ahmad Dahlan yang mem berikan sumbangsih pemikiran moderat. “Kita bisa mengambilnya sebagai ikhtibar. Bagai mana para pahlawan meng-kon struksi dan menjawab kebutu han masyarakatnya,” ulasnya.

Momentum Hari Pahlawan, tutur pria yang dikaruniai dua anak ini, juga diharapkan dapat menumbuhkan kesa-daran untuk merawat demokrasi di negeri ini. Meskipun dalam perjalanannya bangsa ini pernah jatuh bangun, namun pada hakikatnya itu merupakan sebuah proses pembelajaran. “Melalui proses pembelajaran semacam itu, kita harus dapat menjalankan demokrasi secara baik dan benar,” imbuhnya.

Muhammad Ismail, S.Sos, MA

Dosen Fisip UIN Sunan Ampel Surabaya.

Menurut pengurus Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) NU Jawa Timur ini, dalam merawat proses demokrasi selalu saja ada ancaman secara eskternal maupun internal. Ancaman yang berasal dari luar, terkait dengan ketahanan nasional yang berasal dari luar negeri. Sedangkan ancaman dari dalam, adalah segala sesuatu yang mengancam ketahanan nasional yang berasal dari dalam negeri.

Ancaman dari dalam ini bisa berupa kekerasan, konflik yang terkait dengan SARA, hingga terorisme. Ancaman dari dalam inilah yang justru sulit untuk ditaklukkan. Oleh karenanya, masyarakat Indonesia yang terhampar luas dari Sabang sampai Marauke haruslah menyikapi setiap persoalan di negari ini

Page 11: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

11MPA 9/374 / 2017

Dalam mem pertahankan

kedaulatan bangsa dan

negara, rasanya tak etis jika

hanya diartikan secara fisik

semata. Perjuangan saat

ini erat kaitannya dengan

meningkatkan kualitas diri

yang berupa prestasi. “Setiap

orang haruslah memiliki

potensi dan prestasi,

sehingga memiliki peran

dan mampu mengaktualkan

eksistensinya.

Prof. Dr. H. Aminuddin Kasdi, M.S

Guru Besar SejarahUniversitas Negeri Surabaya.

kelebihan atau kemampuan tertentu agar tetap bisa eksis. Dengan prestasi yang diraihnya seseorang akan sanggup bersaing dan berperanserta dalam pengambilan sebuah kebijakan. “Jika sudah memiliki kompetensi, prestasi dan relasi, hal itu bisa jadi modal dan bekal tersendiri baginya. Generasi semacam itulah, yang didambakan pada era milenial ini,” ulasnya.

Di dalam semangat meningkatkan kualitas diri, lanjutnya, ternyata di dalamnya terdapat semangat perubahan menuju kehidupan yang lebih baik. Bukankah tidak akan berubah keadaan sebuah negara jika masyarakat maupun legislatif, eksekutif dan yudikatifnya tidak mengubahnya sendiri? “Semangat inilah yang harus ditingkatkan dan diper tahankan oleh segenap lapisan

masyarakat di Indonesia,” tukasnya.Dulu ketika merebutkan kemer-

dekaan para pahlawanan berlomba-lomba berjuang mengorbankan harta benda hingga nyawa. Namun saat ini dengan kreativitas dan semangat bersaing, masyarakat diharapkan mam-pu mengantarkan lingkungannya lebih survival lagi. Baik untuk mengatasi berbagai kesulitan, memberikan solusi, serta membangkitkan perekonomian orang banyak.

Dalam rangka memajukan pereko-nomian umat, Guru Besar sejarah

Prof. Dr. H. Aminuddin Kasdi, M.S

Guru Besar Sejarah Universitas Negeri Surabaya

Page 12: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

12 MPA 9/374 / 2017

UNESA ini mengajak masyarakat dan khususnya orang Muslim untuk taat zakat dan meningkatkan sedekahnya. Ini agar kedepan kemajuan umat bisa tercapai. Sebab dengan berzakat dan bersedekah kita akan terlatih menjadi pribadi yang sensitif untuk membantu sesama. “Belajarlah untuk mengisi kotak amal di masjid, meski hanya lima ribu rupiah. Yang penting harus istiqamah,” katanya. “Inilah nanti yang dapat mendidik generasi muda peka terhadap sesama. Seperti kata pepatah.. kita bisa karena biasa,” katanya menambahkan.

Momentum peringatan Hari Pahla-wan, ujar pria yang pernah aktif di Majelis Dikdasmen Muhamamdiyah Jawa Timur ini, dapat dijadikan kesempatan bagi masyarakat untuk bersatu, bersama-sama memajukan bangsa, serta mengejar ketertinggalan yang kian jauh dari porosnya. “Berjuanglah sesuai bidang masing-masing, dengan meningkatkan etos dan profesionalisme kerja,” ucapnya penuh harap.

Sebagai mana Muhammadiyah yang memiliki rumah sakit yang dapat diper hi tungkan. Di bidang pendidi kan, banyak sudah sekolah yang didiri kannya. Begitupun dengan Panti Asuhan yang sudah menyebar di seluruh Indonesia. Juga Nahdlatul Ulama yang memiliki banyak perguruan tinggi, pondok pesantren yang menyebar di seluruh pelosok Nusantara, serta amal sosial-kema-syarakatan lainnya. Hingga kini keduanya masih terus berinovasi agar dapat memenuhi dan melayani

kebu tuhan masyarakatnya. “Dengan gerakan semacam inilah, peran bangsa Indonesia makin diperhitungkan di mata dunia,” ulasnya.

Untuk itulah, dirinya mengingatkan masyarakat agar tak menjadi pribadi yang wujuduhu ka adamihi (adanya sama seperti tidak keberadaannya). Ada di tengah masyarakat, di tengah organisasi, berada di dalam daftar pejabat, namun keberadaannya tidak memberikan pengaruh apapun bagi sekitarnya. “Makanya, masing-masing kita harus punya potensi. Dengan itulah kita dapat memberikan sumbangsih kepada orang lain,” tandasnya.

Pola berfikir kitapun juga harus lebih memandang jauh kedepan. Jangan sampai kita selalu beranggapan, bahwa beribadah itu hanya di masjid, berjuang itu hanya di politik, dan berbisnis itu hanya di pasar. “Ini merupakan pola pikir yang kaku dan akan menyempitkan langkah kita kedepan. Tak jarang orang seperti itu selalu menutup diri dan sulit untuk berkembang,” kritiknya.

Sikap kaku semacam itulah yang mengantarkan orang untuk menjadi penonton di negeri sendiri. Mereka sama sekali tak mempunyai peran dalam mengambil dan menentukan kebijakan. “Kekuasaan itu perlu dimi liki dan bukan untuk dihindari,” imbuh nya. “Ini agar kita dapat turutserta dalam pengambilan keputu-san atau pembanding dari sesuatu yang merugikan masyarakat,” jelasnya.

Ambil misal, kini bangsa kita sangat bergantung terhadap kebutuhan impor. Mulai dari baju yang mahal hingga

kancing baju yang sangat murah, semuanya diimpor. Padahal kita bisa membuatnya di dalam negeri dengan kualitas yang sama. Begitupun dengan garam, yang sesungguhnya di Madura melimpah-ruah. Namun kurangnya kemampuan untuk mengelola sumber daya tersebut, maka pada akhirnya terjadi krisis garam.

Pria yang menyelesaikan S3nya di UGM ini mengungkapkan, bahwa tan-tangan kedepan untuk masyarakat Indo nesia – khsususnya generasi muda – akan semakin kompleks. Mulai dari soal degradasi moral, narkoba, pergaulan bebas, hingga penyalah-gunaan media sosial. “Media sosial itu bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi menguntungkan, namun pada sisi lainnya justru merugikan pihak yang menggunakan,” keluhnya. “Oleh karena itulah, dalam momentum Hari Pahlawan seharusnya kita meningkatkan kembali rasa nasionalisme, semangat kepah-lawanan, serta semangat untuk bekerja dan berkarya,” ujarnya menambahkan.

Maka peran keluarga dalam menga-rahkan generasi muda, sangatlah dibutuhkan. Begitupun dengan ling-kungan masyarakat yang punya penga-ruh besar terhadap mereka. Peran peme rintahpun juga tak bisa diabaikan. Sebab pemerintahlah yang bertanggung jawab menjaga generasi muda, agar tetap memiliki semangat kepahlawanan. “Baik dengan memasukkan kembali materi sejarah ke kurikulum pendidikan, atau upaya lain yang bisa membantu generasi mudah dalam menghargai para pejuang,” pungkasnya. •Solmisah

Page 13: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

13MPA 9/374 / 2017

Hal ini sesuai memang sesuai dengan tema MTQ tahun ini yakni “Memperkokoh Harmoni Sosial dalam Wadah NKRI.” Menurutnya, tema ini memberi signal bahwa keberagaman yang memang tak bisa dipungkiri merupakan modal bagi terbentuknya persatuan dan kesatuan

bangsa. Perbedaan jangn justru menjadi pemecah belah ummat. “Seperti saat ini, keberagaman justru dijadikan amunisi oleh sebagian orang untuk memecah NKRI,” tandasnya.

Gubernur Jatim dua periode ini pun tak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap pemikiran para kiyai dan ulama yang senantiasa ingin menjaga NKRI dari gangguan apapun. “Jasa para kiyai, ulama, habaib, para wali yang telah berkompromi agar republik yang mayoritas Islam ini punya hubungan sosial yang beragam dan ditampung di dalam satu wadah, yakni NKRI. Untuk itu, mari kita bacakan Al Fatihah untuk seluruh pejuang islam, khususnya para kiyai yang telah wafat mendahului kita,” ajaknya kepada seluruh undangan dan peserta MTQ dan tamu undangan.

Selain itu, pria yang akrab disapa Pak Dhe Karwo itu mengajak kepada seluruh masyarakat Jawa Timur agar senantiasa menjaga nilai-nilai harmonisasi antar atau antara umat beragama satu dengan yang lain, melalui sikap saling toleransi. “Kita harus tahu semua bahwa para kyai dan ulama tidak hanya mengamalkan ukhuwah islamiyah, tapi juga ukhuwah wathoniyah (persaudaraan kebangsaan) dan ukhuwah basyariah (persaudaraan kemanusiaan). Pikiran yang sudah mendunia ini lahir salah satunya dari kyai dan ulama Jatim yakni Kyai Hasyim Asy’ari. Untuk itu, mari kita teladani nilai-nilai kebaikan dari beliau semua agar kita menjadi pribadi yang jauh lebih baik,” tegasnya.

Tak lupa, Pak Dhe Karwo pun mengucapkan selamat datang kepada seluruh kafilah MTQ dari semua daerah di Jawa Timur. “Selamat bertanding, dan mari kita tegakkan syiar Islam di Bumi Jawa ini. Semoga melalui kegiatan ini, kita semuanya dapat menyuburkan dakwah Islam melalui ayat suci Al Qur’an,” pintanya.

Selain itu dengan kemeriahan MTQ kali ini, dia menyakini bahwa pelaksanaan MTQ di Pasuruan ini dapat menginspirasi kabupaten dan kota lainnya untuk siap menjadi tuan rumah selanjutnya. Even sebesar ini, tentu memliki dampak positive bagi kota penyelengara. Salah satunya sisi ekonomi dengan hadirnya ribuan kafilah dariberbagai daerah. “Semoga dengan ini kabupaten Pasuruan bisa menjadi

Dengan menabuh rebana, H. Soekarwo membuka MTQ Jatim XXVII di Pasuruan pada 2 Oktober lalu. Di hadapan ribuan kafilahyang berasal dari seluruh Jatim. Gubernur Jatim itu minitipkan pesan syarat makna. “Melalui even ini, semoga mampu

mengukuhkan ukhuwah islamiyah, ukhuwah wataniyah, maupun ukhuwah basyariah di provinsi ini,” ujarnya.

Kafilah Gresik Sukses MerengkuhJuara Umum MTQ Jatim ke-27 di Pasuruan

LENSA KHUSUS

Page 14: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

14 MPA 9/374 / 2017

Sementara itu, diakhir penutupan evn dua tahunan ini, wajah sumringah tidak bisa dilepaskan dari utusan Kabupaten Gresik. Pasalnya, kafilah dari Kota Pudak itu sukses merengkuh Juara Umum MTQ Jatim ke-27 di Pasuruan. Kemenangan ini diperoleh setelah 6 (enam) cabang kejuaraan keluar sebagai juara I. Masing-masing cabang sebagai juara I yaitu Tilawah Tartil Al Qur’an putri atas nama Salwa A’idatussafanah, Qiro’at Al Qur’an Mujawwad Putera atas nama Ahmad Mubarok.

Golongan Tilawah cacat netra putera atas nama Imam Baihaqi, MHQ 10 juz putera atas nama Ikmal Ramadhan, Tafsir Al Qur’an Bahasa Indonesia Puteri atas nama Ummu Habibah. Serta golongan MKQ dekorasi putera atas nama Masrum Juweni Nurmansyah. (*)

lebih makmur dan sejahtera serta gliat ekonomi kerakyatannya mampu tegak berdiri,” ucapnya penuh penuh harap.

Adapun menurut data panitia MTQ Jatim ke-27, H. Syamsul Bahri, musabaqah yang digelar pada 2-8 Oktober ini diikuti sedikitnya 1.682 orang yang terdiri dari 1132 peserta dan selebihnya adalah tim official, pembina dan juri. Mereka ini akan bermusabaqah dalam tujuh cabang yaitu Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), Musabaqah Hifdzil Qur’an (MHQ), Musabaqah Khoththil Quran (MKQ), Musabaqah Fahmil Quran (MFQ), Musabaqah Syahril Quran (MSQ), Musabaqah Makalah Quran (MMQ), dan Tafsir. “Lomba nantinya berlangsung di 11 tempat. Mulai Pandaan, Prigen, dan Bangil,” terang Kakanwil Kemenag Prov. Jatim ini.

Di luar itu, malam pembukaan MTQ Jatim yang dilaksanakan di Taman Candra Wilwatikta tampak gebyar dan semarak dengan dihadiri ribuan orang. Selain dihadiri ribuan warga dan kafilah 38 Kabupaten Kota se JawaTimur, Pembukaan MTQ juga dihadiri tamu-tamu penting dari pemerintah kab/ko seluruh Jatim.

Selain Gubernur Jatim yang hadir, tampak pula Wakil Gubernur, Pangdam  V Brawijaya, Kapolda dan ketua MUI Jatim, dan para kyai dan ulama sepakat Jatim. Hadir pula Bupati dan Wabup Pasuruan, Kapolres Pasuruan, Kapolresta Pasuruan, dan Ketua DPRD Pasuruan. Serta turtu menyaksikan malam pembukaan musabaqah ini adalah Bupati, Walikota dan Kakankemenag se-Jatim.

LENSA KHUSUS

Page 15: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

15MPA 9/374 / 2017

LENSA KHUSUS

Munurut H. Mas’ud peserta ini merupakan perwakilan dari seluruh kab/ko se-Jatim yang tergabung dalam tujuh wilayah kerja (wilker). Dalam even yang sempat berubah nama menjadi MUFAKAT (Musabaqah Fahmi kutubit Turats)

ini mempertandingka berbagai macam lomba. Diantaranya adalah lomba membaca, menterjemahkan dan memahami kitab kuning. “Selain itu ada pula Lomba Debat Bahasa Arab, Lomba Debat Bahasa Inggris. Dan masing-masing cabang terdiri dari tiga tingkatan ula, wustho dan ulya. Dan masing-msing tingkat diikuti oleh peserta putra dan putri,” urai Kabid PD Pontren Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini.

Di samping itu ada cabang lomba baru dalam MQK ke 5 ini yakni Lomba Eksebisi. Eksebisi adalah pertunjukkan atraktif tentang nazham alfiyah ibnu Malik. Sebuah nadzam nahwu yang populer di pondok pesantren. Eksibisi diikuti oleh Tim (maksimal 5 orang) dari setiap kafilah dengan membawa alat musik sederhana (akustik) untuk penampilan dan disiapkan oleh masing-masing Tim. “Lomba eksebisi ini untuk mempopulerkan tradisi nadzam yang disampaikan dengan menggunakan perangkat musik sederhana sehingga lebih atraktif,” tandasnya.

Adapun secara umum Mas’ud mengungkapkan bahwa tujuan MQK ini sebagai sebagai ajang adu kemampuan santri ponpes dalam membaca memahami dan mengungpkan kandungan kitab kuning secara komprehensif. Di sisi lain, musabaqah ini juga seabgai wahana memotivasi dan meningkatkan kemampuan santri dalam melakukan kajian dan

Kanwil Kemenag Jatim menggelar Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) ke-5 di PP Amanatul Ummah pacet Mojokerto.Lomba yang dihelat pada 13-15 Oktober lalu itu diikuti oleh 545 orang santri terbaik yang berasal dari pesantren se-Jatim.

MQK tingkat Jatim ke-5Diikuti 545 Santri

Page 16: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

16 MPA 9/374 / 2017

pendalaman ilmu-ilmu agama islam bersumber dari kitab kuning sebagai bagian dari proses kaderisasi ulama dan tokoh masyarakat di masa depan. “Dan tak kalah penting adalah dengan even ini sebagai sarana silaturahim antar pondok pesantren,” tukas lelaki kelahiran Magetan 20 Pebruari 1960 ini.

Penyelenggaraan MQK ini penting karena langsung berkaitan dengan tradisi pengajaran kitab kuning yang telah lama ada dan hingga kini bertahan di pesantren. Pengajaran kitab kuning di pesantren adalah dalam rangka main tenance of islamic knowledge and conservation of islamic legacies. Yakni melestarikan warisan pengetahuan keislaman yang diperoleh secara turun temurun dari generasi salaf al-shalih.

Melalui tradisi pembacaan dan pengkajian kitab kuning di pesantren seperti itu, doktrin-doktrin dalam kitab kuning yang bersumber dan merujuk Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber utama, menjadi “ruh” dan jiwa yang menggerakkan dan mengarahkan kehi-dupan pesantren. Lebih dari itu, tradisi kitab kuning juga mendasari bangunan keilmuan yang dikembangkan pesantren. Melalui pewarisan seperti itulah seluruh

khazanah keilmuan yang dihasilkan oleh ulama diterima, dikaji, dan dijaga keasliannya.

Dengan meneguhkan bacaannya pada kitab-kitab kuning yang menjadi ruju kan dalam musabaqah ini akan melahirkan santri-santri yang santun, berfikir rasional, dan tidak melaku kan tindakan kekerasan dengan menga-tas namakan agama. Hal ini patut diketengahkan, sebab dunia pesantren saat ini mendapat sorotan yang cukup serius baik yang menyangkut terorisme dan gerakan transnasional yang tumbuh di tanah air belakangan ini.

Dalam upaya meningkatkan kembali perhatian dan kecintaan para santri untuk terus mempelajari kitab-kitab kuning sebagai sumber utama kajian ilmu-ilmu agama Islam, maka perlu diselenggarakan perlombaan membaca, menerjemahkan dan mema hami kitab-kitab kuning bagi para santri pondok pesantren, mela-lui kegiatan MQK antar pondok pesantren.

Tentu saja, musabaqah ini bukan hanya semata-mata mem perlombakan teknik-teknik membaca sebuah kitab kuning, tetapi juga kemampuan dalam memahami serta menyampaikan

kandungan teks kitab kuning yang dibacanya kepada publik.

MQK juga menjadi salah satu instrumen penguatan dan pengem-bangan kapasitas kelembagaan pendidi-kan pesantren sesuai dengan semangat Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 2015 tentang Hari Santri. MQK juga menjadi washilah untuk memperkuat empat (4) pilar penyangga kehidupan berbangsa dan bernegara di lingkungan Pondok pesantren.

Senada dengan itu, H. Syamsul Bahri saat membuka MQK tingat Jatim ke-5 ini mengungkapkan bahwa sejatinya tidak ada yang berbeda dengan pesantren dahulu dengan sekarang. Cuman, dulu pesantren tidak hanya sekedar mem beri-kan pendidikan agama kepada santri tetapi dibekali menghadapi kaum penjajah.

Menurut Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini, kini Pesantren tidak hanya mampu setara dengan pendidikan umum yang ada, tetapai pesantren mampu di atas mereka. Terbukti santri saat ini mampu ampil di ITB, UI, UGM bahkan di universitas bergengsi di dunia. “Para santri indonsia telah mampu menjadi mahasiswa-maha-siswa terbaik di kampus kaliber dunia,” ungkapnya bangga. •Pri/Sol

LENSA KHUSUS

Page 17: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

17MPA 9/374 / 2017

LENSA KHUSUS

Menurut Menag, Podok Pesantren mambaus Sholihin yang menaungi INKAFA berawal dari pengajian di Mushalla sederhana. “Sejarahnya bermula dari mushalla sederhana. Dan kini pesantren ini sudah

berkembang mendirikan perguruan tinggi keagamaan Islam. Kita mengenal istilah jami’ (masjid) dan jaami’ah (universitas),” ungkapnya.

Hal ini menjadi salah satu bukti kemampuan pesantren dalam merespon perkembangan zaman. Inilah cir pendidikan pesantren dengan kemampuannya memadukan berbagai macam metode pengajaran dan tradisi keilmuan hingga

Didampingi Kakanwil Kemenag Prov. Jatim, Menteri Agama RI secara khusus menghadiri Wisuda Institut Keagamaan Abdullah Faqih (INKAFA) Gresik pada 21 Obtober lalu. Dihadapan para wisudawan dan tamu

undangan yang hadir, Menag Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren seperti INKAFA “Semoga ini akan semakin menambahkan kekuatan kita dalam menggiatkan agar nilai-nilai keislaman

bisa dijaga dan dipelihara dalam menata kehidupan bersama di Indonesia,” ujar Menag penuh harap.

Menag Apresiasi Perguruan TinggiBerbasis Pesantren

Page 18: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

18 MPA 9/374 / 2017

originalitas dan modernitas. Keduanya berjalan berdampingan, tidak saling mengalahkan,” lanjutnya.

Pengembangan perguruan tinggi (PT) berbasis pesantren mendapat apresiasi Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin

Menag berharap, tradisi baik ini terus dijaga. Terlebih, para santri dan wisudawan akan menghadapi tantangan

perubahan yang tidak sederhana. “Perubahan luar biasa cepat. Kaum santri harus memiliki kemampuan menangkap perubahan ini. Kuasai media informasi dan komunikasi. Ini sesuatu yang tidak bisa dielakkan,” pesannya serius.

Dengan kemampuan itu, niscaya dunia pesantren mampu menjadi lokomotif perubahan. Sebab menurut Menag, wajah keberagamaan pesan-tren sangat mempengaruhi corak keberagamaan di Indonesia. “Pesan-tren seperti apa wajahnya, akan mem-pengaruhi wajah Indonesia secara kese-luruhan. Karena mayoritas pen duduk Indonesia adalah muslim. Dan, Islam di Indonesia dipengaruhi dunia pesantren,” tandasnya.

Dia juga menegaskan bahwa apa yang terjadi di pesantren mencerminkan apa itu Indonesia. Dan bagaimana wajah Indonesia sangat mempengaruhi Islam di dunia. Sebab muslim terbanyak ada di Indonesia. “Islam di Indonesia dikenal moderat. Hal ini tidak terlepas dari keberhasilan pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan dalam memadukan teks dan nalar dalam memahami Islam,” bebernya.

Selain itu, moderasi dalam me-ma hami Islam di Pesantren juga ter-bangun karena kehidupan para santri yang terbiasa dalam keragaman. Kele-bihan yang dimiliki santri adalah hidup bersama. Santri sudah terbiasa menghadapi keragaman. Temannya datang dari berbagai penjuru Tanah Air, bahkan luar negeri. Itu sudah menjadi modal utnuk membentuk karakter dalam menyikapi keragaman.

Sidang Senat Terbuka Program Wisuda Sarjana S1 INKAFA diikuti oleh seluruh Civitas Akademika kam pus. Sidang dipimpin oleh Rektor INKAFA, Drs. KH Abdus Salam, MM. Tampak hadir juga , Pengasuh Pesantren Mambaus Sholihin KH Masbukhin Faqih. Adapaun jumlah total wisudawan adalah 241 orang yang teridi dari 85 wisudawan putera dan 156 wisudawan putri. Mereka kuliah pada empat fakultas, yaitu: Tarbiyah, Syariah, Ushuluddin, dan Dakwah.

Pesantren Mambaus Sholihin saat ini tercatat memiliki lebih dari 5ribu santri. Pesantren ini menyelenggarakan pendidikan sejak dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), RA, MI, MTs, MA, dan Perguruan Tinggi. •Pri/Sol

terus berkembang sampai sekarang. Dan memang pesantren tidak hanya memadukan para santri dari berbagai wilayah yang ingin belajar. Pesantren juga mampu memadukan kekuatannya untuk berpegang pada pada teks Al Qur’an dan hadis dan penggunaan akal dalam memahami keilmuan sehingga bermuara pada moderasi Islam. “Tradisi pesantren di sini menggabungkan

LENSA KHUSUS

Page 19: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

19MPA 9/374 / 2017

Kanwil Kemenag Prov. Jatim patut berbangga karena mampu mengatarkan penyuluhnya menjadiJuara II Pemilihan Penyuluh Agama Islam Teladan Nasional tahun ini. Adalah Muhammad Muslim, S. Ag. M. Sy,

Penyuluh Agama Islam asal Jember yang mampu menyuguhkan prestasi gemilang ini. Sebab dia mampu bersaingdengan Penyuluh Agama Islam terbaik dari 34 Provinsi se-Indonesia.

Jatim Juara II PemilihanPenyuluh Teladan Tingkat Nasional

Keputusan ini berdasarkan Dewan Juri pada babak final digelar pada 25 September lalu. para penyuluh teldan tingkat nasional itu adalah Drs. H. Syarifuddin, M. Pd (Kalimantan Timur) meraih Juara I, disusul Muhammad Muslim, S. Ag. M. Sy (Jawa

Timur) dan Hj. Fitriyani Mubin (Sulawesi Selatan) yang meraih juara II dan III. Untuk juara harapan, juri menetapkan Mardianto, S. Ag, M. Pd.I (Kepulauan Riau) sebagai  Juara Harapan I, Hj. Mei Kosegeran, S. Th, S. Ag (Sulawesi Utara) sebagai Harapan II, dan  Hj. Dra. Nurhidaya (Kalimantan Utara) meraih Juara Harapan III. Setiap juara diberikan penghargaan uang dan laptop.

Sementara itu, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin saat membuka acara yang ebrsamaan dengan Bimbingan Teknis (Bimtek) SIMPENAIS Tingkat Nasional sekaligus Launching Aplikasi elektronik Penyuluh Agama Islam (e-PAI) menitipkan beberapa pesan kepada para penyuluh. “Peran Penyuluh Agama itu luar biasa. Ia harus memberikan informasi, edukasi, layanan konsultansi, dan juga harus terus up to date untuk memberi penyuluhan tentang berita terbaru, di tengah dunia yang berubah dengan cepat,” ucapnya.

Lantaran itulah, pentingbagi penyuluh untuk senantiasa terus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Salah satunya adalah kemampuan dalam menggali sumber-sumber informasi di era kemajuan teknologi yang terus berubah dengan cepat seperti saat ini.

Dalam kegiatan yang dihelat di Hotel Red Top Jakarta Pusat itu, Menag juga juga menyampaikan bahwa tipikal masyarakat saat ini adalah masyarakat yang kritis dan

LENSA KHUSUS

Page 20: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

20 MPA 9/374 / 2017

luh seperti akumulator atau accu. Di mana selaian dituntut mampu terus mengeluarkan tegangan listri (strum), dalam waktu bersamaan juga mem-butuhkan pengisian daya denga cara di-charge secara berkala. “Nah, Simpenais (e-PAI) yang diluncurkan hari ini dibuat sebagai alat charging tadi selain juga sebagai alat komunikasi. Kemam puan dan motivasi untuk ber kem bang, ini akan membantu kita,” jelasnya.

Sementara itu, sistem e-PAI ini diprioritaskan bagi penyuluh non PNS. Tapi ke depan aplikasi ini juga bisa dimanfaatkan bagi penyuluh PNS. Dengan ini nantinya semua penyuluh akan saling terkoneksi. Namun diakuinya, aplikasi e-PAI mungkin masih banyak kekurangan karenanya masukan sangat penting untuk peningkatan konten dan lainnya.

e-PAI sendiri merupakan aplikasi berbasis Android yang memiliki fungsi sebagai media untuk menyampaikan hasil kinerja Penyuluh Agama Islam Non PNS. Aplikasi memiliki tiga menu utama, yaitu. Pertama notifikasi yang berisi pesan-pesan, pemberitahuan, himbauan atau perintah dari Kementerian Agama RI yang dapat diterima secara cepat untuk ditindaklanjuti.

Kedua, rencana dan realisasi kegiatan. Melalui menu ini, penyuluh bisa menyampaikan laporan kegiatannya secara cepat dan aktual langsung dari ponsel Android. Adapaun yang dilaporkan adalah laporan kinerja berupa jenis, tempat, tanggal dan jumlah peserta kegiatan dan dibuktikan dengan dokumentasi kegiatan. Adapun menu ketiga yaitu materi penyuluh. Menu berisi kumpulan materi-materi penyuluhan yang dapat digunakan sebagai referensi dalam melakukan penyuluhan.

Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Muhammadiyah Amin menyatakan bahwa melalui e-PAI maka setiap laporan kinerja dapat dilaporkan online dan update dan terekap secara otomatis. Para penyuluh kini tidak lagi bersusah payah membawa tumpukan laporan untuk diserahkan kepada Kementerian Agama. “e-PAI didesain untuk merekam dan mencatat kinerja penyuluh agama. Selama ini, kegiatan penyuluhan didokumentasikan dalam bentuk hard copy dan sangat susah untuk diukur,” katanya. •pri

inovatif, termasuk dalam hal penerimaan terhadap arus informasi. Oleh karena itu menurutnya, tantangan penyuluh pada era yang disebut sebagai era milenial ini berbeda dengan tantangan di masa sebelumnya. “Dunia terus berubah dengan cepatnya. Ke depan, perubahan boleh jadi lebih cepat dari yang kita alami.” imbuhnya.

Dia pun menekankan agar setiap Penyuluh Agama Islam harus mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi informasi. Sebab kemajuan teknologi informasi akan berimplikasi

pada materi, pengetahuan, konten, dan informasi-informasi yang berkaitan dengan Islam. “Bahkan nilai-nilainya pun mengalami pergeseran,” tukasnya mengingatkan.

Lantaran itulah, Menag berpesan agar penyuluh memiliki kearifan untuk dapat menangkap esensi agama sesuai dengan konteks zamannya.  “Tak cukup itu, diperlukan juga kemampuan untuk menyampaikannya sesuai dengan konteks perkembangan zaman yang terus berubah,” tandasnya.

Menag pun mengibaratkan penyu-

LENSA KHUSUS

Page 21: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

21MPA 9/374 / 2017

Lantaran itulah, demi mewujudkan wanita Indonesia yang bebas kanker serviks dan kanker payu-

dara, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur menggelar deteksi dini kanker pada perempuan di Aula Al Ikhlas pada 30 Oktober lalu. Kegiatan yang diikuti oleh 42 anggota DWP ini bekerjasama dengan laboratorium klinik Cito dengan menggunakan kartu jaminan kesehatan - Kartu Indonesia Sehat (JKN KIS).

Adapun deteksi dini kanker tersebut berupa deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA (Inspeksi Visual Asetat). Sedangkan deteksi kanker payu dara menggunakan dengan metode SADA-NIS (Pemeriksaan Payudara Klinis).

DR. Lailatul Arofah, MH dalam sambutannya menyampaikan bahwa tes IVA SADANIS merupakan program nasional yang dicanangkan oleh Ibu negara Iriana Joko Widodo. Sebab menurut Ketua DWP Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini, kanker serviks adalah salah satu penyebab kematian tertinggi bagi wanita di Indonesia.

Data GLOBOCAN (Global Burden Cancer) yang dirilis oleh WHO/ICO Information Centre on HPV & Cervical Cancer tahun 2012 menyebutkan, 26 perempuan Indo-nesia setiap hari meninggal karena kanker serviks dan diprediksi terdapat 58 kasus baru setiap harinya. Kondisi ini menempatkan Indonesia di posisi teratas dengan kasus kanker serviks paling banyak di Asia Tenggara.

Sebagai salah satu elemn anak bangsa, DWP Kanwil Kemenag Prov.

Jatim merasa terapnggil mengurangi angka kematian tersebut. Salah satu langkah sayang dilakukan adalah dengan menggiatkan pemeriksaan IVA untuk pencegahan kanker serviks dan SADANIS untuk pencegahan kanker payudara,” terang istri Kakanwil Kemenag Prov. Jatim ini. “Kegiatan serupa juga dilakukan oleh DWP Kankemenag Kabupaten/Kota Se Jawa Timur,” ungkpanya.

Proses pemeriksaan IVA dan

SADANIS dilaksanakan di klinik Al Ikhlas seusai sosialisasi deteksi dini bebaskan kanker serviks dan payudara. Ada Sekitar 110 orang yang melakukan pemeriksaan dini dengan menunjukkan Kartu BPJS/JKN-KIS. Pemeriksaan IVA dikhususkan bagi wanita yang sudah menikah dan tidak dalam masa menstruasi. Apabila peserta sedang dalam masa menstruasi, ia tetap dapat mengikuti upaya promotif dan preventif berupa pemeriksaan SADANIS. (*)

Kanker serviks adalah salah satu penyebab kematian tertinggi bagi wanita di Indonesia. Data GLOBOCAN (Global Burden Cancer) yang dirilis oleh WHO/ICO Information Centre on HPV & Cervical Cancer tahun 2012 menyebutkan bahwa 26 perempuan Indonesia

setiap hari meninggal karena kanker serviks dan diprediksi terdapat 58 kasus baru setiap harinya. Kondisi ini menempatkan Indonesia di posisi teratas dengan kasus kanker serviks paling banyak di Asia Tenggara.

DWP Kanwil Kemenag Prov. JatimGelar Tes IVA SADANIS

LENSA KHUSUS

Page 22: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

22 MPA 9/374 / 2017

Dengan batasan seperti itu, maka Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nabi selain Nabi

Muhammad SAW, tidak dinamakan al-Qur’an. Demikian pula Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi membacanya tidak dinilai ibadah, seperti hadits Qudsi, itu bukan dinamakan al-Qur’an.

Bagi seorang mukmin, yang telah meyakini kebenaran Islam dengan hati dan lisannya, sama sekali tidaki sulit menerima penjelasan, kalau Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang ummi, seorang yang tidak pandai tulis baca. Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surat al-A’raf [7] : 158

Artinya: “... maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah kalian kepadanya, supaya kamu mendapat petunjuk”.

Memang sejak kecil sampai wafatnya, sekalipun Nabi Muhammad SAW tidak pernah belajar atau mendapatkan pelajaran membaca, apalagi menulis. Penjelasan seperti itu, bagi orang-orang yang beriman, sudah cukup sebagai dasar untuk meyakini bahwa al-Qur’an bukan karangan Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi bagi orang-orang yang belum terbuka mata hatinya untuk menerima iman dan Islam, hal tersebut sulit untuk menerimanya.

Al-Qur’an adalah mukjizat ter-besar yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Maka bagi orang-orang yang beriman, dengan seringnya membaca al-

Qur’an, semakin kokoh keimanannya, semakin tenang kehidupannya. Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surat al-Anfal [8]: ayat 2:

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”.

Namun bagi orang yang belum terbuka hatinya kepada iman dan Islam, sehebat apapun mukjizat al-Qur’an, tidak akan mampu membuat

Setiap muslim pasti yakin dengan seyakin-yakinnya, bahwa al-Qur’an adalah Kalamullah, dan merupakan mukjizatyang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW, membacanya adalah ibadah. Dan setiap muslim juga pasti yakin

dengan seyakin-yakinnya, bahwa al-Qur’an sama sekali bukan hasil karangan Nabi Muhammad SAW.

Al-Qur’an Bukan KaranganNabi Muhammad SAW

Oleh : H. Ahmad Hartoyo

Page 23: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

23MPA 9/374 / 2017

ia percaya. Banyak sekali ayat al-Qur’an yang membuktikannya sebagai mukjizat, dan semua ayat-ayat al-Qur’an tersebut ternyata terbukti kebenarannya dengan persaksian ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini.

Kita perhatikan firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat an-Nur [] ayat 45:

Artinya: “dan Allah telah mencip-takan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini mengakui bahwa tiap-tiap yang berjiwa, asalnya dari air dan tidak ada makhluk berjiwa apapun yang bisa hidup tanpa air. Dari mana Rasulullah SAW mengetahui ilmu pengetahuan yang begitu majunya, kalau tidak al-Qur’an itu benar-benar dari Allah SWT?

Tentang peredaran benda-benda angkasa, bertebaran ayat-ayat dalam al-Qur’an yang menjelaskan tentang hal itu. Seperti firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat Yasin []: 40

Artinya: “tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang, dan masing-masing beredar pada garis edarnya”

Sesuatu yang berputar menurut

ada mikroskop, dan harus sudah ada ilmu-ilmu dasar tentang fisiologi, embriologi, obstetri, dan lain-lain.

Namun tidak bagi al-Qur’an, ia menyebutkan mekanisme yang tepat dan menentukan tahapan-tahapan yang pasti dalam reproduksi, tanpa ada infor-masi yang keliru sedikitpun. Semua diterangkan dalam beberapa puluh ayat secara sederhana, mudah dipahami oleh semua orang, dan hebatnya, sangat sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi modern seperti pada saat ini! salah satunya kita perhatikan firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat Mukminun [23]: 14

Artinya: “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, pencipta yang paling baik”.

Kalau tidak dari Allah Yang Maha Kuasa menjadikan segala sesuatu, dari mana Nabi Muhammad SAW mengetahui segala urusan reproduksi manusia dengan tepat? Tidak berlebihan ketika Dr. Maurice Bucaille ahli bedah Perancis, pengarang buku “Bibel, Al-Qur’an dan Sains Modern” mengung-kapkan kekagumannya terhadap al-Qur’an, seperti ini katanya: “Bagai mana kita tidak terpukau atas perse suaian antara teks al-Qur’an dengan penge-tahuan ilmiah yang kita miliki saat ini”

Rasanya tidak akan ada habisnya jika kita membicarakan tentang i’jaz al-Qur’an. Tentu kesimpulan akhir yang kita dapatkan adalah “al-Qur’an bukan karangan Nabi Muhammad SAW, tetapi ‘Kalamullah’. Semakin kita baca, kita hayati dan kita amalkan ajaran-ajaran al-Qur’an, semakin mantap iman dan taqwa kita. Maka, itulah yang akan menyelamatkan kita dalam kehidupan di dunia dan akhirat. (*)

tabiatnya mestilah bulat. Barang bulat yang berputar, mestinya tidak bisa didiami, jadi bumi mestinya tidak bisa didiami. Akan tetapi Allah yang Maha Kuasa menentukan lain, bumi ternyata bisa didiami dengan mengadakan gu-nung-gunung sebagai penahan, dengan menjadikan di sekeliling bumi udara penekan (orbit), dan dengan menja di kan di dalam bumi tabiat penarik (gravitasi). Kita perhatikan firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat an-Naba [78] ayat 6-7.

Artinya: “Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai ham-paran? (6) dan gunung-gunung sebagai pasak? (7)”

Ahli geologi modern menggam-barkan bahwa lipatan tanah yang mengam bil tempat duduk di atas relief, yang dimensinya berbeda-beda sampai beberapa kilo meter atau bahkan berpuluh-puluh kilo meter, itu yang membuat bumi bisa stabil. Subhanallah, dari mana Baginda Nabi belajar gunanya gunung, kalau orang mengatakan al-Qur’an bukan dari Allah yang maha segala !

Tentang reproduksi manusia, faktanya sampai pada abad pertengahan, bahkan sampai periode yang tidak begitu lama dari masa sekarang, tepatnya menjelang abad XIX, masalah reproduksi manusia masih diselimuti kabut tebal mitos dan khayal. Hal tersebut memang wajar, karena untuk memahami soal reproduksi manusia begitu kompleks. Orang harus tahu ilmu anatomi, harus

Page 24: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

24 MPA 9/374 / 2017

Kunci UntukMendapatkan Kebaikan

Asbabun nuzul ayat ini dan dua ayat berikutnya, berkenaan dengan suatu saat ketika para sahabat berbincang santai, ada yang berkata: “Sekiranya kita mengetahui amal yang lebih dicintai Allah, tentulah kita akan mengerjakannya”,

maka turunlah ayat ini sebagai tuntunan amal yang diridhai Allah SWT.Dalam ayat-ayat tersebut Allah SWT mendorong umat Islam untuk melakukan amal

shalih dan jihad, dengan kalimat yang amat ‘menarik’ dan jauh dari kesan kekerasan.

Oleh : H. Ahmad Hartoyo

Allah SWT berfirman dalam surat as-shaff [61] ayat 10 :

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaanyang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?”

Page 25: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

25MPA 9/374 / 2017

Seperti dalam ayat yang kesepuluh “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?”

Memang, di antara kecenderungan manusia bila mendengar sesuatu yang menguntungkan, pasti akan tergerak hatinya. Misalnya, belanja dengan nominal tertentu akan mendapat potongan besar, membeli barang tertentu akan mendapat hadiah, dan sebagainya. Maka ditegaskan dalam ayat-ayat di atas, jika kita mahu memperhatikan dan melakukan perdagangan seperti yang dimaksudkan Allah itu, pasti kita akan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Pada saat turun ayat kesepuluh itu, para sahabat sama berkata: “Sekiranya kita mengetahui apa yang dimaksud dengan ‘tijarah’ itu, tentu akan kita amalkan. Kemudian turunlah ayat yang kesebelas (al-Qur’an surat as-shaff [61] ayat 11):

Artinya: “(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui (11);

Dalam ayat ini dijelaskan bentuk-bentuk perdagangan yang bisa memberikan keuntungan besar, adalah: pertama, dengan memperkokoh iman, kedua, membuktikan keimanan dengan mengerjakan amal shalih, dan ketiga, melakukan jihad fi sabilillah. Adapun yang pertama, yakni memperkokoh iman dengan pengertian seperti diungkapkan Ulama ahli hadits (Ash-Shiddieqy, 1975) sebagai berikut:

Artinya: “Memakrifati Allah dengan hati, mengiqrarkan dengan lidah, dan melaksanakan dengan anggota. Iman itu

akan bertambah kokoh dengan taat, dan menjadi berkurang karena kemaksiatan”

Kedua, membuktikan keimanan dengan melakukan amal shalih. Melakukan amal shalih semata-mata karena Allah SWT, lillahi ta’ala, tidak riya dan tidak ingin dipuji orang. Hal tersebut seperti tergambar dari pendapat para Ulama, bahwa iman adalah ‘perkataan’ dan ‘amalan’, seperti pernah dikatakan Ibnu Katsir, dengan mengutip hikayat dari Asy-Syafi’i, Ahmad Ibnu Hambal, Abu Ubaidah, dan kebanyakan ulama, bahwa :

Artinya: “Bahwasanya iman itu ialah ‘perkataan’ dan ‘amalan’, bertambah dan berkurang”

Ketiga, jihad fi sabilillah, dengan pengertian bersungguh-sungguh mela-ku kan kebajikan dalam mene gakkan agama Allah SWT. Ada dua macam jihad dalam al-Qur’an surat as-shaff [61] ayat 11, yakni berjihad dengan harta dan berjihad dengan jiwa raga. Jihad fi sabilillah, bersungguh-sungguh menegakkan agama Allah, bisa dengan harta, seperti misalnya membangun sekolah atau madrasah, mendirikan pondok pesantren, membangun rumah sakit, dan banyak lagi yang lainnya. Kesemua itu termasuk dalam kategori berjihad dengan harta.

Bahkan jika memang diperlukan berjihad dengan jiwa dan raga, seperti banyak terjadi pada masa Rasulullah SAW bersama para sahabat, maka seorang muslim sejati tidak merasa ragu-ragu untuk melaksanakannya. Bukankah dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia ini, kita menge-nal ‘Resolusi Jihad’?

Perhatikan kalimat-kalimat tegas dalam ‘Resolusi Jihad’ (penulisan kalimat sudah disesuaikan dengan ejaan sekarang) : “Berperang menolak dan melawan penjajah itu fardhu ain (yang harus dikerjakan oleh tiap-tiap orang Islam, laki-laki, perempuan, anak-anak, bersenjata atau tidak) bagi yang berada dalam jarak lingkaran 94 km dari tempat masuk dan kedudukan musuh. Bagi orang-orang yang berada di luar

jarak lingkaran tadi, kewajiban itu jadi fardhu kifayah (yang cukup kalau dikerjakan sebagian saja)”

Maka seruan dalam ‘Resolusi Jihad’ itu disambut dengan sukacita oleh kaum muslimin Indonesia, terutama yang tinggal di Surabaya dan sekitarnya. Sehingga kedatangan pasukan sekutu untuk menyerbu Surabaya dengan persenjataan perang modern dan lengkap, tidak membuat bangsa Indo-nesia merasa gentar, meskipun hanya bersenjata seadanya.

Di samping , jihad fi sabilillah dengan jiwa dan raga seperti dalam gambaran tersebut di atas, ada lagi bentuk jihad yang lain, yaitu jihadun nafs. Jihad melawan hawa nafsu, sebuah jihad yang menurut Rasulullah SAW adalah ‘jihad akbar’, jihad yang paling berat dan paling besar.

Kita mesti melakukan jihad dengan bersungguh-sungguh mentaati segala ajaran Islam, berjihad dengan mengendalikan diri agar tidak mela-kukan perbuatan maksiat, jihad dengan meninggalkan perilaku korup, jihad untuk melenyapkan iri hati, hasud dan dengki, jihad dengan bersungguh-sungguh mewujudkan akhlakul karimah di lingkungan kita masing-masing, dan banyak lagi yang lainnya.

Maka dengan mantapnya iman, kemudian kita realisasikan dengan amal shalih, serta kita sempurnakan dengan jihad fi sabilillah, pada akhirnya akan memberikan manfaat, maslahat bagi diri kita sendiri, bagi keluarga, harta benda, dan bagi masyarakat di sekitar kita. Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT surat as-shaff [61] ayat 13:

Artinya: ”Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan mema-sukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn, itulah keberuntungan yang besar”. (*)

Page 26: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

26 MPA 9/374 / 2017

Ujian PenderitaanYang Membawa Berkah

Ketika cucunda Hassan dan Hussein sakit, Rasulullah Saw beserta sejumlah shahabat mengunjunginya.Melihat kondisi kedua cucu kesayangannya itu, Rasulullah Saw tidak tega. Lalu beliau berpesan kepada Ali bin Abi Thalib

(Abul Hassan ayah kedua cucu itu) : ”Wahai Abul Hassan, alangkah baiknya kalau Anda ber-nadzar untuk kesembuhan anak Anda”.

Maka Ali, Fathimah (putri Rasulullah dan ibu kedua cucu itu), dan Fidhah (pembantu Bu Fathimah) bernadzar, dengan berpuasa selama tiga hari berturut-turut agar Allah Swt menyembuhkan Hassan dan Hussein dari penyakit yang

dideritanya.Untuk keperluan puasa itu, Ali perlu meminjam 3 sha’ gandum dari Syam’un Khaibari.

Pada hari pertama puasa, Fathimah memasak satu sha’ gandum dengan membuatnya menjadi roti. Kemudian dipotongnya menjadi 5 bagian untuk 5 orang anggota keluarga (Yaitu untuk Ali, Fathimah sendiri, Hassan dan Hussein, serta Fidhah).

Ketika siap dihidangkan saat berbuka puasa, datang seorang pengemis di depan rumah mereka : ”Assalaamu’alaikum Yaa Ahlal Bait Muhammad, saya seorang Muslim yang miskin, maka berilah saya makanan. Mudah-mudahan Allah Swt memberikan makanan kalian dari hidangan di sorga”. Maka mereka (keluarga Ali) mengutamakan pengemis itu. Sehingga malam itu, mereka tidur dengan tidak makan apa-apa, selain meneguk air saja.

CAHAYA HATI

Page 27: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

27MPA 9/374 / 2017

Pada puasa hari kedua, saat makanan siap dihidangkan untuk berbuka, datanglah seorang anak yatim di depan rumah. Dengan ucapan salam serta permintaan dan doa yang hampir sama (seperti tamu pada hari pertama), maka makanan buka puasa yang siap dihidangkan diberikannya kepada anak yatim itu. Untuk malam kedua puasa ini, mereka kembali tidur dengan tidak makan kecuali hanya dengan seteguk air.

Pada hari ketiga yang merupakan hari puasa nadzar yang terakhir, ketika makanan sudah siap dihidangkan, datanglah tamu ketiga seorang mantan tawanan. Dengan ucapan salam serta permintaan dan doa yang hampir sama (seperti tamu sebelumnya), maka makanan buka puasa yang siap dihidangkan itu, diberikannya kepada mantan tawanan itu. Untuk malam terakhir puasa nadzar inipun, mereka kembali tidur dengan tidak makan sesuatupun kecuali hanya meminum seteguk air. Sungguh cobaan yang berat dan luar biasa.

Setelah tiga hari, Ali membawa Hassan dan Hussein menemui Rasulullah Saw (Sang Kakek). Mereka menggigil seperti anak ayam karena saking laparnya. Lalu Rasulullah Saw berucap: ”Alangkah pedihnya aku menyaksikan penderitaan kalian”. Nabi Saw kemudian mengajak mereka kembali kerumah Ali. Beliau melihat Fathimah tengah berada di mihrabnya, perutnya melekat pada punggungnya, matanya cekung (pertanda Fathimah sedang bermunajah kepada Rabb-nya dalam kondisi amat kelaparan dan kurang tidur/istirahat).

Rasulullah Saw sangat sedih meli-hatnya. Pada saat itulah, Malaikat Jibril turun. Ia berkata : ”Ambillah, wahai Muhammad. Allah Swt menyam-paikan sa lam untuk ahli baitmu”. Kemudian Jibril mmbacakan Surah Ad-Dahr (QS.76 : 5 – 12) :

”Sungguh orang-orang yang berbuat kebajikan akan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. (yaitu) mata air (dalam surga) yang diminum oleh hamba-hamba Allah dan mereka dapat memancarkannya dengan sebaik-baiknya. Mereka memenuhi nadzar dan takut akan suatu hari yang adzabnya merata dimana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan

orang yang ditawan. (sambil berkata), ’Sesungguhnya kami memberikan makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak mengharapkan balasan dan terima kasih dari kamu. Sungguh, kami takut akan (adzab) Tuhan pada hari (ketika) orang-orang berwajah masam penuh kesulitan’. Maka Allah melindungi mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kece riaan dan kegembiraan. Dan Dia mem berikan balasan kepada mereka karena kesabarannya (berupa) surga dan (pakaian) sutera”. (HR. Ibnu Abbas dalam Kitab Hikayatus Shahabah dalam nukilan J. Rakhmat).

Penderitaan yang berat dan beruntun yang menimpa keluarga Ali dan Fathimah, mulai dari dua putranya yang sakit berhari-hari, makanan yang tidak tersedia, puasa nadzar tiga hari (sebaimana dipesankan Rasul Saw ayah dan mertuanya), terpaksa meminjam kepada tetangga makanan/gandum

untuk jatah buka puasa, tidak jadi menik mati makanan berbuka kecuali hanya sekedar minum air selama tiga hari karena pada saat yang sama datang tamu pengemis – anak yatim - mantan tawa nan yang meminta makanan/shadaqah sehingga jatah makanan berbuka diberikannya kepada mereka, kurang tidur/istirahat dan badannya menyusut, tetapi mereka sekeluarga tetap bersabar dan tawakkal, lebih taqarrub kepada Allah Swt lewat shalat, dzikir, shadaqah, munajah kehadirat Allah, dan kesemuanya hanya mengharapkan keridhaan Allah Swt.

Sehingga, dengan penderitaan yang berat dan beruntun serta luar biasa itu, Allah Swt telah merekam dan mengabadikan peristiwa itu kedalam Al-Quran (QS. Ad-Dahr / 76 khususnya ayat 1-12). Diatas itu semuanya, peristiwa itu telah mengundang berkah bagi keluarga itu dengan jaminan surga jannatun na’im yang penuh keceriaan dan kegembiraan . Wallaahu a’laam. •Ahar

CAHAYA HATI

Page 28: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

28 MPA 9/374 / 2017

Mengambil I’tibar Dari Ayat-Ayat Allah

Oleh : H. Ahmad Hartoyo

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, Marilah kita tidak bosan-bosan untuk bersyukur dan bersyukur kehadirat Allah SWT,

atas segala rahmat, nikmat dan karunia-Nya kepada kita. Sesungguhnya Allah SWT sedikitpun tidak pernah bosan untuk mencurahkan nikmat dan kasih sayang-Nya kepada kita. Rasa syukur, di samping kita ungkapkan dengan lisan, yang lebih utama adalah dengan meningkatkan amal shalih dan meningkatkan ibadah kepada-Nya.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,Dalam kesempatan yang baik ini saya berwasiat, wasiat ini saya tujukan kepada

diri sendiri, dan kepada seluruh jamaah jum’at yang berbahagia, yaitu marilah kita tingkatkan taqwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Dengan begitu, niscaya kita akan menjadi manusia yang berbahagia, fid diini wad dunya wal akhirah.

Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran 102 :

Page 29: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

29MPA 9/374 / 2017

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam“.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,Kejadian apa saja yang terjadi di muka bumi ini,

sesungguhnya termasuk ayat-ayat Allah SWT. Tanda-tanda akan kekuasaan dan kebesaran Allah. Itulah yang namanya ayat-ayat kauniyah. seorang muslim dituntut pandai-pandai mengambil pelajaran, mengambil i’tibar dari ayat-ayat Allah itu.

Mari kita perhatikan firman Allah SWT, dalam surat Ali Imran [3]: ayat 140

Artinya: “... dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada’. dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim“.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,Karena itu, dengan adanya kejadian-kejadian yang ada

di sekitar kita, marilah kita tetap berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Dengan pengertian, setelah iman itu kokoh kuat terpatri dalam lubuk hati kita, marilah kita buktikan dengan melakukan amal shalih. Kemudian jangan lupa untuk selalu istighfrar, memohon ampun kepada Allah SWT, atas segala kekhilafan dan dosa-dosa kita.

Cobaan yang diberikan Allah, kadang-kadang berupa sesuatu yang menyenangkan, namun sering kita merasakan cobaan itu ialah sesuatu yang tidak menyenangkan. Maka jika cobaan itu berupa sesuatu yang tidak menyenangkan, sikap yang paling bijaksana adalah tetap bersabar, bertawakal kepada-Nya. Tawakal bukan berarti menunggu saja tanpa berdoa dan berusaha, akan tetapi berusaha dengan sungguh-sungguh, seraya berdoa kepada-Nya dengan bersungguh-sungguh pula.

Mari kita perhatikan firman Allah SWT, dalam surat Ali Imran [3]: ayat 200

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung”.

Apabila cobaan itu berupa sesuatu yang menyenangkan, maka janganlah kita kemudian sombong, takabur, seperti si Karun yang menganggap semua kekayaannya karena kepandaiannya sendiri, sebagaimana digambarkan dalam al-Qur’an surat al-Qashas []: 78

Artinya: “Karun berkata: Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”.

Atau yang lebih berbahaya adalah menjadi orang yang lupa diri, naudzu billah. Kita diingatkan dengan firman Allah SWT, dalam surat al-An’am [6]: ayat 44.

Artinya: “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa”

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,Lalu bagaimana yang harus kita lakukan? Marilah kita

perhatikan tuntunan Allah SWT, bagaimana ketika kita menerima karunia-Nya. Dalam al-Qur’an surat an-Nashr []: ayat 3, Allah berfirman:

Artinya: “Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat”.

Dalam ayat ini Allah SWT memberikan tuntunan, apabila kita memperoleh suatu keberhasilan dalam hal apa saja, tetap bersyukur kepada Allah dengan bertasbih kepada-Nya, seraya memohon ampun atas segala dosa dan kekhilafan kita..

Page 30: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

30 MPA 9/374 / 2017

Meski bukan jebolan Fakultas Sejarah, namun puluhan buku sejarah telah dihasilkannya.Salah satu buku karyanya yang paling monumental adalah Atlas Walisongo. Sebuah buku yang mampu mengungkap

fakta kesejarahan para wali penyebar Islam di nusantara. Dialah KH. Drs. K.Ng. AgusSunyoto, M,Pd.

Kritis Membaca Sejarah

Diantara karya-karyanya yang sudah diterbitkan dalam bentuk buku adalah Sumo Bawuk (Jawa Pos, 1987), Sunan Ampel: Taktik dan Strategy Dakwah Islam di Jawa (LPLI Sunan Ampel, 1990), Penelitian Kualitatif dalam Ilmu Sosial dan Keagamaan (Kalimasahada, 1994) dan Banser Berjihad Melawan PKI (LKP GP Ansor Jatim, 1995). Selain itu ada pula buku Darul Arqam: Gerakan Mesianik Melayu (Kalimasahada, 1996), Wisata Sejarah Kabupaten Malang (Lingkaran Studi Kebudayaan, 1999) dan Pesona Wisata Sejarah Kabupaten Malang (Pemkab Malang, 2001).

KH. Drs. K.Ng. Agus Sunyoto, M,Pd

dunia kewartawanan sebagai pewarta di Jawa Pos pada pada medio 1986- 1989. Sebagai pribadi yang dinamis, dia tidak ingin tenag menikmati dalam satu bidang saja. waktu tiga tahun baginya sudah jah lebih cukup untuk mengasah insting sebagai seorang jurnalis.

Sejak, tahun 1990-an dirinya kemudia aktif sebagai aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat. Di sini, dia menapaki dunia baru sebagai peneliti sosial dan sejarah. Meski demikian dunia sastra dan kolumnis tidak ditinggalkannya. Sebab dari hasil penelitannya itu kemudian dituangkan dalam bentuk novel dan laporan ilmiah.

Sebelum menekuni kajian seja-rah, sejatinya lelaki kelahiran Surabaya 21 Agustus 1959 ini

menggeluti dunia seni rupa. Sebab sedari belia, dirinya sudah bercita-cita sebagai seniman. Tak heran jika seusai lulus dari SMAN IX Surabaya, dia berlabu di Jurusan Seni Rupa Fakultas Keguruan Sastra dan Seni IKIP Surabaya - kini Unesa.

Seiring dengan itu, jagat tulis menulis juga diarunginya ketika duduk di bangku SMA. Ceritanya bermula saat dirinya dihadiahi oleh sang Ayah sebuah mesin ketik ‘tua’. Dari sanalah dia mulai membiasakan menulis di atas tuts atau keyboard mesin ketik. Ketika itu yang sangat digandrunginya adalah cerpen.

Hasilnya, tahun 1983 dia berhasil menjadi Juara 2 dan 3 atas dua cerpen yang diikutsertakan dalam Pekan Seni FKSS IKIP Surabaya. Inilah yang makin memacu semanganya untuk terus istiqamah sebagai penulis. Ini begitu berarti sebab dalam sejarah, sebab dia berasal dari dari Jurusan Seni Rupa tapi mampu menjadi jawara penulisan cerpen.

Sukses menjadi juara cerpen di kampus, dia pun memendam keinginan untuk mengepakkan sayap lebih luas dalam bidang tulis menulis. Sebagai pembuktian dia pun mulai mengirimkan cerpen dan artikel ke Harian Umum Jawa Pos. Tulisan pertama yang berhasil dinikmati khalayak di harian terkemuka itu berjudul ‘Orang-orang Bawah Tanah’. Cerita bersambung ini bisa dinikmati selama 1985.

Dari seorang kolumnis – yang diawali tahun 1984 – dan cerpenis, dia menjajal

TA’ARUF

Page 31: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

31MPA 9/374 / 2017

Dan diantara karya fiksinya yang banyak dipublikasikan dalam bentuk cerita bersambung, antara lain di Jawa Pos adalah Anak-anak Tuhan (1985), Orang-orang Bawah Tanah (1985), Ki Ageng Badar Wonosobo (1986), Khatra (1987) dan Hizbul Khofi (1987). Karya lainnay adalah Khatraat (1987), Gembong Kertapati (1988), Vi Daevo Datom (1988), Angela (1989), Bait Al-Jauhar (1990) dan Angin Perubahan (1990).

Jejak karyanya pun bisa dilacak di Harian Sore Surabaya Post. Diantaranya adalah Sastra Hajendra Pangruwat Diyu (1989), Kabban Habbakuk (1990), Misteri di Snelius (1992), dan Kabut Kematian Nattayya (1994). Hasil goresan tulisannya yang lain adalah Daeng Sekara (1994-1995), Sang Sarjana (1996), dan Jimat (1997).

Tulisan-tulisan apiknya berjudul “Dajjal” juga menghiasi Harian Surya pada tahun 1993. Tak cukup itu, di Radar Kediri dia juga menulis seri “Babad Janggala-Panjalu”. Diataranya adalah Rahuwhana Tattwa (1), Ratu Niwatakawaca (2), Ajisaka dan Dewata Cahangkara (3) dan Titisan Darah Baruna (4). Dan di Harian Bangsa dia menulis karya brilian“Suluk Abdul Jalil (2002).

Kecemerlangan Agus Sunyoto di dunia tulis menulis khususnya dalam hal sejarah tak terbatahkan lagi. Hal imi dibuktikan dengan karnyanya yang berjudul “Atlas Walisongo” menjadi buku non fiksi terbaik 2014. Secara garis besar buku ini menceritakan tentnag penyebaran agama Islam di Nusantara yang tokoh-tokohnya nyata tidak seke-dar dongeng.

Sebelumnya, istilah Walisongo memang kadung dimengerti oleh seba-gian besar masyarakat Islam Indonesia hanya sebagai mitos. Itu setidaknya tercermin dari cerita-cerita yang berserakan di kalangan masyarakat yang hanya mengidentikan Walisongo dengan soal-soal karomah, keajaiban dan realita supranatural yang kadang tidak terjangkau otak manusia modern. Inilah yang kemudian menjadikan cerita perihal Walisongo dijadikan bahan ejekan oleh sebagian orang untuk merujuk sebuah kepercayaan agama yang berbau tahayul dan tidak rasional.

Di sisi lain, Agus Sunyoto terkaget-kaget usai membaca buku Ensiklopedia

Islam. Dalam buku yang diterbitkan oleh Ikhtiar Baru Van Houve tersebut, sama sekali tak ditemukan satu pun kata yang menyebut Walisongo. Ingatannya kemudian melayang kepada sebuah buku lain berjudul “Walisanga Tak Pernah Ada?” karya Sjamsudduha yang pernah dibacanya beberapa waktu sebelumnya. “Saya pikir adalah ahistoris, kalau ndak mau saya bilang naif saat kita membahas perkembangan Islam di Indonesia, sama sekali tidak menyebut nama Walisongo”, ujar ayah empat anak ini.

Namun baginya sekedar mengritik sebuah karya buku saja tidak cukup. Dia pun bertekad melakukan penelitian dan menggali sumber-seumber yang otentik. Dengan mengandalkan dana yang tidak besar dan didapat dari sumbangan sana sini, dia lantas memutuskan untuk membuat sebuah penelitian sejarah ilmiah terkait dengan Walisongo. “Saya cuma ingin meluruskan bahwa fakta sejarah justru membuktikan bahwa setelah 800 tahun penyebaran Islam di Nusantara mengalami kemandekan dan tidak bisa diterima secara luas. Justru di era Walisongo-lah Islamisasi bisa berjalan secara massif. Ini kan realitas sejarah yang membuktikan bahwa Islamisasi itu adalah hasil jerih payah Walisongo,” urainya.

Sejatinya sejak tahun 674 Masehi, Islam menginjakkan kaki di Jawa. Itu didasarkan pada berita yang disampaikan orang-orang Cina di era Dinasti Tang yang menyebut tentang kehadiran orang-orang Tazhi (Arab) di Kerajaan Kalinga yang dipimpin oleh Ratu Shima. Para pebisnis muslim ini pun mendakwahkan Islam. Tapi lantaran cara penyampaian mereka yang kurang memperhitungkan kondisi sosial budaya setempat, sehingga orang-orang Jawa kurang tertarik kepada Islam. Situasi tersebut berlangsung sampai 800 tahun lamanya.

Kemudian datanglah generasi Wali-songo. Merekalah yang mampu meme-cah kebuntuan tersebut. Sebab mereka sangat paham dengan kultur sosial yang berlaku di kalangan masyarakat Jawa. Inilah yang menjadikan dakwah Islam yang mereka sampaikan diterima secara baik.

Dalam berdakwah mereak tidak menggunakan cara yang kaku. Berbagai

medium digunakan diantaranya melalui wayang, dan kidung-kidung lokal yang dimodifikasi dengan subtansi Islam. “Inilah bukti metode dakwah mereka sangat fleksibel sehingga tanpa harus kehilangan subtansinya, orang merasa tertarik dengan Islam,” jelas Pengasuh Pesantren Global Tarbiyatul Arifin ini.

Menurutnya Belandalah yang mela-kukan distorsi sejarah para Wali songo. Sehingga yang kemudian me mun culkan pendapat bahwa kebera daan mereka hanya mitos belaka. Ini adalah buntut dari politik Belanda. Pasca Perang Diponegoro (1825-1830), Belanda sangat phobi kepada hal-hal yang berbau Islam dan tarekat. Karena itu, dimunculkanlah bahwa seolah-olah Islam adalah kekuatan yang tak jelas asal usulnya dengan menciptakan berbagai cerita-cerita mitos. “Jadi mitologisasi Walisongo itu jelas ulah Belanda,” tandasnya.

Selain itu, Penulis buku “Atlas Walisongo” ini juga mengingatkan untuk kritis dan berhati-hati dalam menjadikan Historiografi sebagai ruju-kan. Dia menegaskan pentingnya mem-bandingkan dengan sumber-sumber yang lebih terpercaya seperti prasasti, atau laporan yang dibuat oleh orang-orang pada masa itu. “Kita bandingkan supaya data itu bisa dipercaya sebagai sumber yang dijadikan landasan dalam penyusunan sejarah,” tegas Agus.

Historiografi yang oleh Agus Sunyoto digolongkan sebagai naskah-naskah kolonial memiliki beberapa ciri, antara lain adalah ditandai dengan adanya konflik dan transvaluasi kedudukan penyebar Islam. Dalam naskah kolonial tokoh-tokoh Walisongo, sebagai penye bar Islam digambarkan sebagai pengganggu, penghancur dan pengrusak pera daban masyarakat Indonesia. “Salah satu contohnay adalah babad Kediri di mana dengan ini Belanda ini mendis-kreditkan Walisongo,” lanjutnya.

Celakanya, selama bertahun-tahun banyak ilmuwan yang menggunakan naskah kolonial itu untuk menulis sejarah Indonesia. Tak heran kemduian yang dimunculkan adalah perlawanan orang-orang Jawa terhadap agama Islam. “Oleh sebab itu, kita harus hati-hati dan kritis membaca sejarah yang bersumber dari dokumen histrografi,” pungkas Ketua PP Lesbumi NU ini mengingatkan. •pri

TA’ARUF

Page 32: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

32 MPA 9/374 / 2017

Pondok pesantren yang berlokasi di desa Tawangsari, kecamatan Pujon, kabupaten Malang ini,

sengaja diberi nama Fatussalam yang merupakan gabungan dua nama pesantren. Yang satu berada di Demak Jawa Tengah, bernama Fathul Huda. Sedangkan yang berada di Kabupaten Madiun bernama Darussalam. “Kami menggabungkan kedua nama tersebut menjadi Fathussalam,” ujar Ali Khamdan, S.Pd.I, pengasuh pondok yang alumnus dari kedua ponpes tersebut.

Namun masyarakat sekitar lebih mengenalnya dengan sebutan “Bumi Maringi Peni”. Sebab nama itulah yang lebih dulu melekat padanya. Nama ini diambil dari nama istri Parni Hadi sang pemilik lahan. Dialah wartawan senior di Kantor Berita ANTARA, RRI dan koran Republika yang turut menggerakkan Dompet Dhu’afa.

Tempat yang sengaja ditanami pohon

3,3 hektar tersebut dihibahkannya untuk pondok pesantren. Namun pohon-pohon apel itu masih terus tumbuh hingga kini.

Untuk memelihara pohon apel yang berjumlah 600 pohon tersebut, pihak pesantren melibatkan masyarakat sekitar yang rata-rata adalah wali santri. Tangan-tangan cekatan itulah yang keseharian mengurus pohon apel.

Sedangkan para santri lebih dilibatkan pada sisi pemeliharaannya. Ini sekaligus sebagai media belajar untuk bagaimana memelihara pohon apel secara baik. “Memelihara pohon apel itu susah-susah gampang. Susah karena harus siap sedia setiap saat untuk memantau agar pohon apel tetap sehat. Dikatakan gampang karena tidak banyak yang dilakukan, hanya memerlukan ketelitian,” terang Ali Khamdan.

Ketelitian itu diperlukan sejak dari pemupukan, merontokkan daun, pem-

PP. Fathussalam Malang

Memberdayakan Wali SantriLewat Ekonomi Pesantren

Indah nian bertandang ke pondok pesantren Fatussalam. Pohon apel tumbuh dimana-mana mengelilingi areal pondok.Sejak dari gerbang pesantren, pohon-pohon itu sudah berjajar dengan rapinya. Bagai memasuki kawasan agrowisata

dimana setiap pengunjung dapat memetik buah apel langsung dari pohonnya.

Salah satu bagian gedung pondok pesantren yang dikelilingi pohon buah apel.

Ali Khamdan, S.Pd.IPengasuh PP Bersama isteri

apel inilah, yang semula digunakan sebagai tempat peristirahatan untuk sejenak mengusir rasa penat. Namun Sang Takdir keburu “memanggil” istri tercinta di tahun 2005. Maka tanah seluas

Page 33: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

33MPA 9/374 / 2017

berian obat-obatan, pengkompresan, mem bersihkan lahan sekitar pohon, juga menjaga pohon apel agar tidak terkena penyakit. “Tak boleh ada yang terabaikan sedi kitpun. Jika sampai terabaikan, akan mempengaruhi jumlah dan kualitas buah yang dihasilkan,” kata ayah dua anak ini memaparkan.

Lantaran pohon-pohon apel yang ada di areal pesantren sudah mulai menua, kini tengah dilakukan peremajaan kembali. Tunas-tunas pohon apel yang barupun ditanam dimana-mana. Ini untuk menjaga agar tingkat produksinya tidak menurun. “Untuk masalah penjualan, sudah ada pembeli yang siap datang saat buah apel siap petik,” tukasnya.

Ada seratus pohon apel yang sudah tak produktif diganti dengan pohon-pohon baru. Setiap tahunnya akan ditambah lagi seratus pohon apel baru. Dibutuhkan waktu 6 hingga 7 tahun agar pohon apel berbuah dengan sempurna dan produktif kembali. Meskipun demikian, pada setiap masa panen tiba masih ada keuntungan yang diterima. “Pada lazimnya satu pohon apel dalam keadaan baik akan menghasilkan 0,5 hingga 1 kwintal,” ulasnya.

Disamping tanaman apel, pihak pesantren juga menanam sayur-mayur seperti kol, kentang, bawang merah, terong, cabai, bunga dan lain-lain. Sayur

mayur tersebut biasanya ditanam secara bergantian dengan sistem tumpang sari untuk memelihara kesuburan tanah. “Mengenai penjualannya, tak ada masa-lah. Setiap musim panen tiba sudah ada yang memborongnya,” katanya bangga.

Selain itu, ada pula pertenakan kambing yang terletak di belakang pondok pesantren. Kambing-kambing bantuan dari Dompet Dhu’afa tersebut kini sudah beranak pinak. Melimpahnya rumput di sela-sela tanaman yang ada, membuat kambing-kambing itu begitu cepat pertumbuhannya. Kambing-kam-bing ini akan disebar ke masyarakat untuk dipelihara. Dengan begitu masyara kat juga akan memperoleh keuntungan.

Untuk mengurusi itu semua, dibutuhkan tenaga kerja yang siap pakai. Maka diberdayakanlah para wali santri. Ini sekaligus demi menambah penghasilan mereka. Apalagi kebanya kan wali santri taraf ekonominya tergolong kurang mampu. Tentu saja, para santri juga tetap dilibatkan. “Ini agar para santri memahami ilmu pertanian dan peternakan. Jadi tak hanya mengaji saja, namun juga terjun langsung ke lapangan,” ujar suami Siti Fatimah ini menekankan.

Sedangkan bagi para wali santri perempuan diberikan pelatihan men-jahit. Mereka belajar berkelompok setiap pekan, yang didampingi tenaga-

tenaga profesional. Dari mesin jahit hasil donasi Dompet Dhu’afa itulah, mereka menghasilkan karya-karya berupa tas-tas berbagai motif yang menghiasi ruangan pelatihan. “Untuk sementara memang belum diperjualbelikan secara luas,” ujarnya.

Jadi disamping anak-anaknya diberi pengetahuan keagamaan, orangtuanya diberikan pekerjaan. “Pemberdayaan wali murid ini penting sekali. Sebab masalah ekonomi merupakan hal yang harus ditangani lebih dulu,” ungkap alumnus STAI Ngawi ini memberikan alasan.

Untuk pengembangan ke depan, tuturnya, kini sudah berdiri kokoh bangunan dua lantai dengan 8 kelas. Ini direncanakan sebagai Sekolah Menengah Kejuruan cyber teknologi. Sekolah ini nantinya khusus memperkenalkan para santri pada dunia teknologi. Sekolah Tinggi Teknik Malang dan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai mitra, selalu men-dukung pengembangan pesantren ini.

Setidaknya, hal itu terlihat dari terse dianya studio radio untuk mela-kukan siaran. Meskipun kini janga-kaunnya masih sangatlah terbatas. “Selain itu, bangunan bekas peternakan sapi yang telah lama vakum, akan kami jadikan sebagai fasilitas asrama pemondokan santri yang representatif,” pungkasnya. •Syam

Buah apel yang telah dipanen ditimbanguntuk dijual kepada pembeli.

Para santri kecil seusai melaksanakan aktivitas mengaji.

Page 34: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

34 MPA 9/374 / 2017

Hari Pahlawan tak dapat dipisahkan dengan ‘pertempuran Surabaya’ 10 Nopember.Itulah perang pertama kali yang dialami bangsa Indonesia setelah memproklamirkan kemerdekaannya.

Banyak sekali korban berjatuhan, baik rakyat Indonesia maupun pasukan dari pihak Inggris.

Gurkha – sebutan pasukan Inggris yang mayoritas berasal dari India – yang meninggal dan

luka-luka, jumlahnya cukup besar; 620 orang meninggal dan 1.477 orang yang mengalami luka-luka. Sementara 327 orang lainnya dinyatakan hilang. Semen-tara dari pejuang Indonesia, sedikitnya 6.000 orang yang meninggal dan ribuan lainnya luka-luka.

Pertempuran di Surabaya tersebut, gaungnya menggema ke seluruh pelosok Nusantara. Sehingga perlawanan pe-juang rakyat bermunculan dimana-mana dengan satu tekad ‘Merdeka ataoe Mati’. Demi mempertahankan kemer-dekaan RI, mereka sanggup menyabung nyawa mengusir kaum kolonial yang datang kembali dan hendak menjajah bangsa Indonesia.

Satu peristiwa besar yang beritanya menggaung ke belahan dunia, adalah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby di Surabaya pada tanggal 30 Oktober 1945. Inilah yang membuat pihak Inggris sangat marah sekali, sehingga Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh – pengganti Mallaby – mengeluarkan “Ultimatum 10 Nopember”. Melalui ribuan selebaran pamflet, pihak Inggris meminta agar para pejuang kemerdekaan segera menyerahkan senjata dengan tangan diangkat di belakang kepala.

Situasi dan kondisi tersebut menjadi kian genting, karena ultimatum itu justru disambut dengan ‘Resolusi Jihad’ para Kiai. Melalui siaran RRI Bung Tomo menggelorakan semangat perlawanan Arek-arek Suroboyo dengan pekikan takbir; Allahu akbar! Maka darah dan

airmatapun tumpah dan mengaliri peristiwa 10 Nopember.

Kisah heroik Arek-arek Suroboyo dalam pertempuran itu, telah terukir pada catatan sejarah bangsa Indonesia yang tak mungkin terlupakan. Bahkan semangat juang kepahlawanan mereka sanggup menggerakkan bangsa-bangsa lain yang juga dalam keadaan tertindas oleh kaum penjajah. Pesan kuat yang terkandung dalam ‘pertempuran Sura-baya’, adalah semangat juang kepah lawa-nan dalam mempertahankan sebuah bangsa yang berdaulat agar bisa sejajar dengan bangsa-bangsa lain.

Lantas apa yang bisa dipetik oleh para generasi di era milenial dari lontar sejarah tersebut? Ada adagium yang mengatakan, bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa

Makna Nilai Kepahlawananbagi Generasi Milenial

REFLEKSI

Page 35: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

35MPA 9/374 / 2017

para pahlawannya. Itu sama artinya, bahwa bangsa yang tak menghormati jasa pahlawan adalah merupakan bangsa yang kerdil.

Sebagai generasi milenial yang selalu memandang jauh ke depan, hendaknya senantiasa pula dirinya meneladani semangat juang dan nilai-nilai kepahla-wanan. Bagi seorang pahlawan, dalam jiwanya selalu tertanam perasaan cinta terhadap Tanah Air. Demi Tanah dan Air di bumi pertiwi, dirinya rela berkorban apa saja dan bahkan nyawa sekalipun asal bangsanya tetap tegak berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain.

Orang yang dalam jiwanya tertanam perasaan cinta terhadap tanah airnya, maka akan selalu timbul dorongan dan panggilan jiwa untuk senantiasa mengab di dan merawat bangsanya. Sebab dirinya merasa bangga dengan eksis tensi bangsanya. Ini seiring dengan slogan ‘Aku Cinta Indonesia’.

Di sisi lain, dirinya juga bersenantiasa menjaga persatuan dan kesatuan bang-sanya. Sebab dengan kedua hal inilah, sikap kebersamaan dan gotong-royong akan terjalin dengan penuh tanggung jawab. Untuk menanamkan sikap semacam ini kepada generasi mile nial, salah satunya bisa ditempuh melalui penge nalan sejarah bangsanya sendiri.

Dengan mengetahui perjalanan keseja rahan bangsanya, mereka akan berjuang dan berusaha meneladani jiwa kepahlawan para pejuang terdahulu. Meski pun tentu saja perwujudan se-mangat juang kepahlawanan sekarang ini, jauh berbeda dengan perwujudan jiwa kepahlawanan di masa silam. Sebab kaum penjajah di era kekinian bukanlah mereka yang menjajah secara fisik, melain kan dengan bentuk penjajahan yang beraneka ragam.

Baik penjajahan di bidang teknologi komu ikasi dan infromasi, maupun dalam bidang politik, ekonomi dan sosial-budaya. Inilah tantang-tantangan baru di era kekinian, yang membutuhkan jiwa kepahlawanan generasi mileneal untuk menghadapi dan mengatasinya. Perlawa-nan dan perwujudan semagat juang generasi milenial ini, adalah bertujuan untuk mempertahankan harkat dan martabat bangsa Indonesia agar tetap berdaulat di tengah bangsa-bangsa lain.

Untuk dapat mengatasi beragam bentuk penjajahan di era kekinian, maka

generasi milenial haruslah bekerja keras untuk memompa potensi dan kreasi dirinya guna meraih berbagai prestasi. Dengan sederet prestasi itulah, sehingga bangsa-bangsa lain di belahan dunia akan menghargai dan mengagumi potensi dan kreasi bangsa Indonesia.

Kini anak-anak Indonesia telah banyak yang memiliki prestasi di kancah internasional. Bangsa-bangsa dari belahan duniapun berdecak kagum melihat prestasi mereka. Pahlawan-pahlawan bangsa yang tumbuh dari generasi milenial inilah, kelak yang akan mengisi kemerdekaan ini dengan berbagai kemajuan dan perkembangan.

Alhasil, pada era kapanpun figur kepahlawanan selalu dibutuhkan bagi

keberlangsungan sebuah bangsa. Dengan semangat juang dan jiwa kepahlawanan semacam itu, tentu perjalanan bangsa ini tidak akan melenceng dari rel-rel yang pernah dibuat oleh para pendahulu kita. Dan sebagai penerus estafet nilai-nilai juang kepahlawanan, maka generasi milenial harus sanggup berjuang dan berkarya hingga menorehkan ukiran dengan tinta emas.

Untuk itulah, sejak mulai belajar di bangku sekolah, anak-anak wajib dikenalkan dengan sosok para pahlawan beserta semangat juang dan nilai-nilai kepahlawanan. Salah satu milai tersebut, bahwa seorang pahlawan adalah orang yang senantiasa berjiwa besar. Dan orang yang berjiwa besar, yaitu orang-orang yang selalu jujur dalam dirinya. Dia sanggup mengoreksi dirinya sendiri atas segala khilaf dan salah, serta kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya.

Seorang pahlawan adalah orang yang bersikap berani; baik berani mengam bil keputusan dalam kondisi yeng menghimpit, ataupun berani menghadapi resiko akibat dari yang telah diputuskan itu. Tak ada kamus baginya untuk mundur dan berputus-asa dalam menghadapi segala tantangan dan berbagai halangan. Yang dia tahu, bahwa hidup ini selalu dikelilingi oleh resiko. Untuk itulah, dirinya berani memu-tuskan dan menerima resiko akibat dari yang telah diputuskannya.

Di sisi lain, seorang pahlawan meru-pakan orang yang gemar berkorban. Sebab dirinya yakin, bahwa pengor-banan selalu dibutuhkan bagi sebuah per juangan. Target apapun yang hendak dicanangkan, maka ia selalu mem -butuhkan pengorbanan demi pengor-banan. Dan kerelaan berkorban dengan sepenuh keikhlasan, adalah merupakan sebuah amal kebajikan yang sangat dimuliakan.

Dengan nilai-nilai kepahlawanan semacam ini, maka anak-anak generasi milenial akan senantiasa berpijak pada landasan jiwa kepahlawanan demi memajukan bangsanya. Maka dengan potensi, kreasi dan inovasi yang terus-menerus mereka ciptakan, bangsa ini akan semakin dikagumi oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Setidaknya, generasi milenial bisa menjadi pahlawan bagi dirinya sendiri dan orang-orang yang ada di sekitarnya. •CM/berbagai sumber

Orang yang dalam jiwanya

tertanam perasaan cinta

terhadap tanah airnya, maka

akan selalu timbul dorongan

dan panggilan jiwa untuk

senantiasa mengab di dan

merawat bangsanya. Sebab

dirinya merasa bangga

dengan eksis tensi bangsanya.

Ini seiring dengan slogan

‘Aku Cinta Indonesia’.

REFLEKSI

Page 36: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

36 MPA 9/374 / 2017

kiranya perlu diselenggarakan oleh madrasah demi keberlangsungan anak didiknya.Jika pada mapel-mapel lain lebih menonjolkan sisi kognisinya, maka

pendidikan musik lebih menekankan pada aspek afeksi – dan juga psikomotorik. Dengan penekanan pada aspek afeksi tersebut, peserta didik akan memperoleh pengalaman-pengalaman yang bersifat estetik. Pengalaman yang semacam ini perlu diperoleh anak-anak melalui madrasah yang menyediakan ruang bagi proses pembelajaran estetik.

Dengan mengekspresikan jiwanya melalui kegiatan musikal, seorang siswa dapat menuangkan seluruh kreativitasnya. Kreativitas yang tertuang lewat kegiatan musikal yang penuh ekspresif inilah, yang lambat-laun akan membetuk nilai-nilai estetik dalam jiwanya. Kreasi dan ekspresi adalah dua hal yang berbeda. Kalau kreasi berkenaan

Memetik Nilai Estetik Siswavia Musik

Padahal musik – yang merupakan salah satu cabang seni – dapat mem-berikan pengalaman estetik kepada

para siswa. Yang dimaksud este tika, tentu saja adalah merupakan sesuatu yang berhubungan dengan keinda han. Jadi, apapun yang berkenaan dengan kein dahan ia merupakan sesuatu yang estetik.

Sebagai peserta didik perlu mem-peroleh pengalaman tentang kein dahan. Itulah sebabnya mereka perlu mem-peroleh pendidikan tentang este tika. Melalui musik para siswa bisa mem-peroleh pengalaman estetik tersebut. Oleh karenanya, pendidikan estetika

Tak banyak madrasah yang mengajarkan musik. Sebab musik dianggap sebagai sesuatu yang “tak penting”dalam proses pendidikan. Bahkan seni – khususnya seni musik – masih diposisikan sebagai sesuatu yang marginal.

Di sisi lain, karena seni musik bukanlah merupakan “mapel” yang penting, sehingga berimbas pada rasa ketidakpedulian pihak madrasah, kurangnya tenaga pengajar musik, serta minimnya minat peserta didikdalam bermusik. Apalagi tak ada jaminan ‘karir masa depan’ bagi mereka yang piawai dalam bermusik.

Oleh :Nuriz Setia Hadi, S.Sn

Alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta,Fakultas musik klasik Jurusan guitar classic.

EDUKASI

Page 37: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

37MPA 9/374 / 2017

dari sisi bermusiknya, sementara ekspresi berhubungan dengan aspek penjiwaan terhadap irama musikalnya. Pihak madrasah hendaknya pula memberikan apresiasi terhadap siswa yang dengan serius mengekspresikan seni bermusiknya tersebut. Ini menjadi penting, karena dengan begitu eksis-tensinya merasa diakui, sehingga dirinya akan mengembangkan skill musik nya secara optimal.

Sebagai salah satu alat pendidikan estetika, seni musik berfungsi untuk menumbuhkan kreasi dan ekspresi siswa. Sedangkan apresiasi bisa men-jadi alat pengembangan bagi eksis-tensinya. Dari pengalaman estetik inilah, peserta didik akan memiliki kepe kaan. Dan dari kepekaan jiwa itulah, yang nantinya bisa berujud pada rasa memiliki madrasah, rasa kebersa-maan sesama teman, sikap kepedulian terhadap lingkungan madrasah dan lingkungan sosial-kemasyarakatan.

Tak hanya itu saja. Musik juga dapat merangsang emosi dan memo-tivasi siswa untuk giat belajar. Bagi para guru, musik bisa dipakek sebagai media pembelajaran, sehingga penya-jian mapel yang diampunya tak

lama, tempat untuk berlatih bersama-sama dan alat-alat musik yang harus disediakan dan sebagainya. Namun demikian, sebisa mungkin pihak madrasah tetap memprogramkan kegiatan seni ber musik – meskipun barangkali dengan peralatan yang kurang sempurna.

Dengan bermusik siswa-siswi madra sah secara langsung maupun tak langsung akan tertanami nilai-nilai positif. Sebab bagaimanapun juga, kegiatan musikal merupakan salah satu ruang bagi proses penana man nilai-nilai baik tersebut. Di sana lah mereka bisa berinteraksi dengan sesama teman atau orang-orang dalam jumlah besar pada saat mengekspresikan kemam-puan kreatifnya.

Prof. Dieter Mack, seorang pakar musik kelahiran Jerman, pernah mengatakan; bahwa musik  meiliki unsur-unsur yang paling kuat da-lam mempengaruhi manusia, se-hingga musik paling berperan da-lam konteks keagamaan, politik, maupun fungsi sosial. Oleh kare-nanya, di beberapa negara seni mu-sik menjadi bagian yang signifikan bagi dunia pendidikan – khususnya

Dengan mengekspresikan jiwanya

melalui kegiatan musikal, seorang

siswa dapat menuangkan seluruh

kreativitasnya. Kreativitas yang

tertuang lewat kegiatan musikal

yang penuh ekspresif inilah, yang

lambat-laun akan membetuk nilai-

nilai estetik dalam jiwanya.

terkesan verbalistik; hanya melalui lisan atau tulisan semata. Ha ini tentu akan berdampak positif bagi peserta didiknya.

Disamping merangsang emosi, musik juga merangsang pikiran, membangkitkan ingatan, serta memfokuskan daya konsentrasi. Sehingga dengan musik, antara logika pikiran dan logika emosional bisa diramu menjadi satu-kesatuan. Yang pasti, dengan musik suasana pembelajaran tidak monoton, tidak membosankan, memingiirkan rasa jenuh, dan berubah jadi lebih menyenangkan. Degan begitu suasana pembelajaran terasa lebih rileks, sehingga anak-anak lebih responsif dalam mengikuti materi pelajaran.

Dengan kata lain, peserta didik yang memperoleh pendidikan musikal, disamping dirinya memiliki kecerdasan kognitif juga sekaligus mempunyai kecerdasan emosional. Dan tentu saja mereka juga lebih kreatif dan inovatif. Bahkan dalam berbagai penelitian dinyatakan bahwa musik dapat memaksimalkan fungsi otak, sehingga kekuatan ingatan dan ketajaman analisisi dapat dimaksimalkan secara optimal.

Maka kiranya perlu sekali siswa-siswi madrasah diper-kenalkan dengan seni musik. Sebab seni musik dalam konteks pendidikan memiliki makna yang unik. Ketika anak-anak memainkan irama musikal, maka secara tak sadar mereka tengah “memetik” nilai-nilai estetik dalam jiwanya. Semakin gemar dan sering mereka memainkannya, tentu nilai-nilai estetik itu kian kental dalam dirinya.

Memang banyak hambatan ketika pihak madrasah hendak memprogramkan kegiatan bermusik. Seperti sarana prasarana yang dibu tuh kan, waktu pembelajaran yang memerlukan waktu

anak-anak yang masih duduk dibangku paling dasar.Oleh karenanya, kegiatan bermusik sangat positif bagi

anak-anak. Dengan menampung nilai-nilai estetik dalam jiwanya, anak akan dapat berkreasi dalam hal apa saja. Estetika tak saja berperan dalam dunia seni, namun ia juga menunjang kegiatan belajar siswa. Dengan jiwa yang disemai keindahan, mereka akan merasakan keindahan pula saat belajar ilmu pengetahuan yang lain.

Jiwa-jiwa yang demikian, senantiasa bersetumpu dengan ide-ide brilian. Sehingga ketika diajak belajar bersama dalam suatu kelompok belajar, dirinya merasa siap. Karena dia yakin, dengan bekal kreativitas yang dimiliki akan dapat ‘urun rembug’ ketika kelompok tersebut harus memecahkan soal pelajaran secara bersama-sama. Begitupun saat diajak bergabung dalam sebuah kegiatan, maka sama sekali tak terjadi sikap canggung yang itu sangat menghambat dalam bersosialisasi.

Sebab dengan perasaan estetik yang dipunyai, dirinya akan merasa enjoy-enjoy saja saat bersosialisasi dan berkomunikasi dalam suatu kegiatan bersama. Baik dengan rekan-rekan semadrasah, teman-teman di luar sekolah pada organisasi remaja, atau bersosialisasi di masyarakat pada umumnya. Dia yakin, bahwa dengan nilai-nilai estetik yang dibawanya, dirinya akan dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru sekalipun.

Meskipun fungsi seni musik mempunyai imbas positif pada bidang-bidang lainnya, namun kegiatan bermusik di madrasah hendaknya pula dapat menelorkan karya-karya musik sendiri. Ketika memainkan alat musik, maka hampir seluruh organ-

EDUKASI

Page 38: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

38 MPA 9/374 / 2017

organ tubuh dan syaraf-syaraf motorik akan bekerja secara optimal. Apalagi jika itu merupakan karya orisinal hasil renungan, kreativitas dan imajinasi yang dalam.

Untuk karya-karya yang semacam ini, tak hanya organ fisik saja yang bekerja, melainkan seluruh kreativitas, pemikiran dan perasaan, semuanya tertumpa menjadi satu. Ini demi mencapai hasil karya musik yang optimal dan maksimal. Pikiran untuk memfokuskan konsenrasi pada karya tersebut, perasaan untuk mendalami, serta kreativitas untuk megembangan orisi nalitas karya agar jauh lebih sempurna.

Pengembangan kemampuan untuk mengekspresikan karya orisinal tersebut, akan lebih baik jika dilengkapi pula dengan apresiasi dan evaluasi. Dengan begitu akan terpadu antara estetika, etika dan skill berketerampuilan musik untuk terus ber kembang. Kesadaran semacam inilah, yang membuat anak-anak dalam kegia tan bermusik akan melakukannya dengan segenap tanggung jawab, kese-riusan dan kesungguhan.

Dengan bekerjasama dalam mengga-rap karya-karya orisinal yang dilakukan dengan sepenuh hati semacam itu, kelak akan membentuk pribadi mereka menjadi sosok yang potensial, mandiri, demokratis dan toleran, disiplin, penuh

tanggung jawab, serta menyadari bahwa kebersamaan akan membuat sesuatu yang biasa menjadi luar biasa.

Alhasil, melalui pendidikan kesenian atau dengan kegiatan bermusik, peserta didik akan mampu menjadi figur yang sanggup memberikan teladan kepemim-pinan. Itu artinya, bahwa musik mem-punyai peranan yang besar dalam mengembangkan kepribadian seorang siswa. Baik pengembangan dalam hal kog-nisi, afeksi, maupun psikomotorik mereka.

Melihat uraian dan manfaat yang sebesar itu, maka kegiatan ber musik di madrasah hendaknya tak diselenggarakan dengan alakadarnya. Musik tak sekedar dijadikan alat sebagai perangsang stimulus agar anak-anak mau belajar tentang mapel yang ada. Kegiatan bermusik juga tak dijadikan sebagai obat penghilang perasaan bosan terhadap pelajaran yang kerapkali agak menjenuhkan.

Namun pendidikan estetik dan kreatif melalui kegiatan bermusik, hendaknya dilaksanakan dengan penuh seksama, sehingga hal itu memiliki nilaiguna yang fungsional bagi perkembanan kedirian anak agar mempunyai kepribadian yang mantab, berbudaya dan berperadaban, serta turut berperan serta bagi pem-bentukan jiwa peserta didik yang seutuhnya. (*)

Meskipun fungsi seni

musik mempunyai

imbas positif pada

bidang-bidang lainnya,

namun kegiatan

bermusik di madrasah

hendaknya pula dapat

menelorkan karya-karya

musik sendiri. Ketika

memainkan alat musik,

maka hampir seluruh

organ-organ tubuh dan

syaraf-syaraf motorik

akan bekerja secara

optimal. Apalagi jika

itu merupakan karya

orisinal hasil renungan,

kreativitas dan imajinasi

yang dalam.

EDUKASI

Page 39: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

39MPA 9/374 / 2017

Kemudian mereka diberi tugas untuk mengukur panjang tiang bendera dan sekaligus dengan bayang-bayang tiang bendera tersebut.

Ada kelompok yang meminta temannya untuk memanjat tiang tersebut sambil membawa seutas tali. Setelah turun dan menghitung panjangnya, lalu mengukur panjang bayangannya. Sebagian kelompok lagi menurunkan tiang tersebut dan mengukurnya, lantas menegakkan tiang itu kembali dan mengukur panjang bayangan. Sebagian kelompok, mereka mengukur bayangannya terlebih dahulu dan kemudian menurunkan tiang bendera tersebut dan mengukur panjangnya.

Meskipun hasilnya hampir sama, namun apa yang telah mereka kerjakan memiliki efek tersendiri bagi psikologi kelompok masing-masing. Ketika guru tersebut menyuruhnya untuk mengomentari dari yang dikerjakan, hasilnyapun tentu saja berbeda. Seorang siswa yang memanjatnya mengatakan; meskipun agak sedikit berat ketimbang belajar di dalam kelas, namun dirinya tetap bersemangat dan merasa senang. Sebagian lagi tampak gembira meskipun kepanasan karena bisa melepas kejenuhan di ruang kelas. Ada pula yang berkomentar; ternyata

Terlepas dari beragam istilah yang dipakai, bahwa alam raya merupakan sumber pem-

belajaran yang sangat kogkret. Banyak hal yang bisa diambil oleh peserta didik di alam raya, yang hal itu tak dapat mereka peroleh dalam proses pembelajaran dalam sebuah ruang yang dibatasi dinding-dinding.

Seorang guru matematika pernah mengajak siswa-siswinya di panas yang terik untuk melingkari sebuah tiang bendera yang terpancang di halaman sekolah. Lalu sang guru membagi anak-anak itu dalam beberapa kelompok.

Oleh :Solmisah

Mahasiswa S2 Program PascasarjanaUIN Sunan Ampel Surabaya.

Asyiknya Belajar di Alam TerkembangOutdoor Learning

Cara paling efektif untuk mengatasi kejenuhan peserta didik yang suntuk belajar di ruang kelas,adalah belajar di alam bebas. Belajar di luar kelas, ada yang mengistilahkan dengan pembelajaran out class,

outdoor study, outdoor learning, pembelajaran berlingkung, atau istilah-istilah lainnya.

EDUKASI

Page 40: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

40 MPA 9/374 / 2017

untuk melakukan tugas pengukuran yang sama caranya bisa berlainan. Dan dia memahami, ternyata setiap orang itu mempunyai wawasan yang tak sama dan bermacam-macam.

Intinya, bahwa outdoor learning sangatlah berlainan dengan belajar di ruang kelas yang sempit. Lebih-lebih jika hal itu diperluas hingga keluar dari batas pagar gerbang sekolah. Sebab alam raya adalah merupakan guru yang terkembang. Belajar di alam bebas disamping bisa menjadi penyekat kejenuhan belajar di dalam kelas, juga membuat siswa-siswi memahami teori buku-buku lewat kenyataan di alam nyata. Dan juga dapat meninggalkan kesan ingatan yang kuat dalam jiwa dari yang dipelajarinya tersebut.

Di sisi lain, dengan belajar secara langsung di lingkungan nyata para peserta

didik akan terlibat secara aktif dan sekaligus juga kreatif dan inovatif. Bagi siswa-siswi madrasah ibtidaiyah dan tsanawiyah, lingkungan alam bisa menjadi tempat bermain dan belajar sekaligus. Bagi peserta didik di tingkat Aliyah, melalui alam sebagai media pembelajaran mereka dapat melakukan riset dan analisis mendalam sehingga dapat melahirkan teori-teori dari yang dipraktekkanya secara langsung.

Apalagi belajar di lingkungan madrasah dan alam bebas, bisa dilakukan oleh para guru sesuai dengan mapel yang diampunya masing-masing – seperti yang dilakukan guru matematika di atas. Untuk mapel yang bersinggungan dengan ilmu alam, tentu banyak sekali yang bisa dilakukan. Dari sawah-ladang yang tak jauh dari madrasah, banyak hal yang bisa diambil sebagai bahan pelajaran. Semisal bagaimana proses

outdoor learning

sangatlah berlainan

dengan belajar di ruang

kelas yang sempit.

Lebih-lebih jika hal

itu diperluas hingga

keluar dari batas pagar

gerbang sekolah. Sebab

alam raya adalah

merupakan guru yang

terkembang. Belajar di

alam bebas disamping

bisa menjadi penyekat

kejenuhan belajar

di dalam kelas, juga

membuat siswa-siswi

memahami teori buku-

buku lewat kenyataan

di alam nyata. Dan juga

dapat meninggalkan

kesan ingatan yang kuat

dalam jiwa dari yang

dipelajarinya tersebut.

EDUKASI

Page 41: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

41MPA 9/374 / 2017

menanam padi dan beragam sayur-mayur agar meperoleh hasil yang bagus, bagaimana cara membuat pupuk organik, bagaimana menyetek berbagai tanaman dan seterusnya.

Bagi yang masih duduk di tingkat ibtidaiyah, mengajak mereka untuk memberi makan bermacam-macam binatang, tentu menjadi pengalaman tersendiri buat mereka. Seperti memberi makan biatang kambing, sapi, kerbau, kelinci, ikan di kolam dan sebagainya. Apalagi jika suatu waktu mengajak mereka ke kebun binatang. Dengan melihat dan memberi makan bermacam-macam binatang di sana, pengetahuan anak-anak tentang flora dan fauna menjadi semakin lengkap.

Bagi yang mengampu mapel IPS, juga bukan hal sulit untuk memanfaatkan alam sekitar. Bagi guru ekonomi misalnya, sang guru bisa mengajak siswa-siwinya untuk mengunjungi pasar yang tak jauh dari madrasah. Di sana mereka bisa belajar secara langsung tentang karakter bermacam-macam model penjual dan pembeli, serta bagaimana cara berkomunikasi antar keduanya.

Bagi guru-guru PAI, juga banyak hal yang bisa dilakukan dengan lingkungan yang mengitarinya. Di sekitar madrasah tentu banyak mushallah, langgar dan masjid, serta berbagai kegiatan yang diselenggarkaan majelis-majelis taklim. Guru PAI bisa bekerjasama dengan lembaga-lembaga tersebut. Sebab kegiatan bersama atau setidaknya melibatkan orang-orang dari lembaga keagaamaan semacam itu, akan menambah daya motivasi bagi anak-anak dalam memperdalam dan mengamalkan ajaran agama. Ketika ada orang yang meninggal dunia misalnya, para siswa bisa dilibatkan dalam proses ritual tersebut.

Alhasil, sesungguhnya banyak sekali kelebihan belajar di alam terbuka dan lingkungan yang mengitari madrasah. Baik itu diperuntukkan bagi mereka yang di Ibtidaiyah, Tsanawiyah, maupun Aliyah. Menarinya lagi, proses pembelajaran di tempat yang luas tersebut akan lebih inspiratif, fleksibel, kreatif, penuh inisiatif dan juga inovatif.

Barangkali itulah, yang membuat mereka lebih termotivasi, lebih rensponsif dan memacu semangat mereka untuk mempelajari matapelajaran yang tengah diberikan guru. Apalagi di alam terbuka biasanya dikitari dengan beragam tanaman dan aneka pepohonan yang rindang, sehingga terasa nyaman dan asri. Dengan kondisi alam belajar yang seperti itu, tentu siswa-siswi akan terasa rileks dan lebih santai, namun dengan dorongan semangat belajar yang tinggi.

Bagi guru, belajar di luar kelas juga menguntungkan baginya. Disamping mereka gampang untuk memperkenalkan alam lingkungan sekitar, juga dengan mudah menjelaskan teori yang ada di buku-buku dengan praktek secara langsung. Dengan kata lain, dengan belajar secara langsung secara nyata guru-guru lebih riil dalam menjelaskan materi yang diberikan kepada peserta didiknya.

Ambil misal guru yang hendak menjelaskan tentang air kepada peserta didik yang ada di kelas Ibtidaiyah. Denga mengajak siswa-siswinya ke area kolam yang tak jauh dari madrasah, mereka akan tahu dan memahami secara langsung ketika berada di sekitar kolam tersebut. Ketika diajak memberi makan beragam ikan yang ada di dalam kolam, dengan enteng

mereka langsung mengerjakan tugas tersebut. Anak-anak itu akan melakukan tugas laiknya bermain-main. Nah, di sela-sela “bermain” itulah, sang guru menjelaskan tentang jenis-jenis ikan dan tabiat hewan air.

Masih tentang tema air. Ajaklah juga mereka membersihkan kamar mandi madrasah, menyirami tanaman toga, taman gantung, atau green house yang ada di lingkungan madrasah. Jangan lupa pula, ketika usai melakukan berbagai tugas, ajaklah membersihkan angota tubuh yang kotor air yang mengalir. Pada saat yang demikian, sang guru dapat menjelaskan tentang pentingnya budaya antre – misalnya.

Model pembelajaran outdoor learning, sungguh sangat indah, meggembirakan, serta anak-anak akan dengan gampang menangkap apa yang disampaikan gurunya. Dan satu lagi, kesan dari kegiatan belajarar tersebut akan terkenang sampai mereka dewasa nanti. Dengan belajar yang laiknya bermain-main, nyatanya banyak sekali manfaat yang didapatkan oleh peserta didik. Mereka tampak lebih mandiri, kerjasama dan gotong-royong, berjiwa tanggung jawab, munculnya keberanian, tumbuhnya rasa cinta terhadap lingkungan, serta manfaat-manfaat lainnya.

Namun demikian, proses pembelajaran diluat kelas bukannya tanpa kelemahan. Ada beberapa kelemahan yang terjadi ketika peserta didik diajak belajar di luar kelas. Tentang waktu misalnya, pembelajaran di alam bebas cenderung membutuhkan waktu yang banyak. Setidaknya, proses pembelajaran yang demikian cenderng waktunya menjadi molor.

Pesrta didik bisa saja kurang terfokus, karena banyak daya tarik yang menyita perhatian mereka. Terpecahnya konsentrasi ini bisa pula menyulitkan guru dalam mengkoordinasikan. Belum lagi ketika mereka bertemu dengan siswa-siswi dari madrasah lain yang ketepatan sama-sama melakukan proses pembelajaran di alam bebas. Tentu ini juga bisa menyita perhatian tersendiri, karena antar mereka akan memperbincangkan pelajaran di madrasahnya masing-masing.

Namun demikian, kendala-kendala semacam itu masih bisa dicarikan solusinya. Artinya, proses pembelajaran di luar kelas sebaiknya tetap dilaksanakan dengan meminimalisir kelemahan-kelemahan tersebut. Dengan demikian, para siswa yang mengikuti proses pembelajaran bisa tetap terfokus pada materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Ada juga yang bilang, bahwa pembelajaran di luar kelas membutuhkan biaya yang cukup besar. Persepsi yang semacam ini perlu diluruskan. Sebab proses pembelajaran di luar kelas, sesungguhnya tak harus dengan biaya besar. Dengan memanfaatkan lingkungan sekitar madrasah, proses pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan.

Pembelajaran di luar kelas atau outdoor learning tidaklah sama dengan study tour. Antar keduanya tak bisa disamakan. Kalau kegiatan study tour memang selalu membutuhkan biaya pendanaan yang cukup besar. Tetapi untuk outdoor learning, biaya pendanaan bisa disesuaikan dengan mapel yang diajarkan. Outdoor learning bisa diselenggarakan dengan wisata atau tanpa berwisata. Tempat yang digunakannya juga bisa memakai lokasi yang jauh, atau dapat pula dengan menggunakan lingkungan madrasah dan sekitarnya. (*)

Page 42: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

42 MPA 9/374 / 2017

Karya ini sendiri bercerita tentang gemuruh nasionalisme di dada seorang siswa bernama Aldi

yang diperankan oleh Afrizal. Dia begitu antusias tiap mengikuti pelajaran Bidang Studi Sejarah di kelas. Hal ini ditunjukannya dengan selalu aktif bertanya perihal seluk beluk sejarah perjalanan Republik ini kepada gurunya.

Tapi sayang, kecintaanya terhadap ilmu sosial itu bertepuk sebelah tangan dengan keinginan orangtua yang ingin sang buah hati berkonsentrasi pada ilmu eksakta. Sebab bagi orangtuanya, kemampuan akademik bidang ilmu pasti lebih membanggakan ketimbang ilmu sosial. Perdebatan tak teralakkan hingga Aldi harus berpisah jalan dengan orangtuanya.

Diapun memilih meninggalkan rumah dan harus hidup di jalanan demi mempertahankan prinsipnya. Di jalanan dia bergabung dengan komuntas punk. Meski hidup bersama kelompok yang seringkali dicap tak memiliki aturan itu, jiwa nasionalismenya tak pernah lekang. Diapun tak lelah menebar virus cinta tanah air di ‘keluarga’ barunya ini.

Namun, perjuangannya harus ber-henti kala dia menghembuskan nafas terakhir lantaran insiden kecelakaan

yang menimpanya. Ini terjadi sesaat setelah kegeramannya kepada Simon – yang diperankan dengan apik oleh Maghriza Iskhak. Gara-garanya, sahabat karibnya itu memakai simbol Palu Arit di Jaketnya.

Sepeningal Aldi, Simon akhirnya teringat dengan bungkusan hitam yang pernah dititipkan Aldi kepadanya. Ternyata isinya adalah Bendera Merah Putih yang sudah memudar warnanya dan sedikit sobek di ujungnya. Dari sinilah, jiwa nasionalisme tergugah dan mulai memahami kemaranan sahabat karibnya Aldi. Dan diapun bertekad untuk terus menggelorakan semangat nasionalisme seperti Aldi.

Sementara itu dari sisi sinematografi dan jalilan cerita, memang film ini cukup menawan. Apalagi tema yang diusung sangat kekinian yaitu nasio-na lisme. “Melalui film ini kami ingin menyampaikan pesan bahwa nasiona-lisme harus dimiliki oleh siapa saja di negeri ini,” ujar Santi Dewi Prameswari. “Sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk merawat negeri ini dari beragam ancaman yang ada. Sebab NKRI adalah harga mati,” tandas Sutradara sekaligus Produser film ini.

Siswi Kelas 11 IPA 3 Mandapro ini lantas menceritakan ide awal pembuatan

film apik tersebut. Sebagai pelajar, dia cukup resah dengan maraknya ideo-logi-ideologi yang tidak sejalan dengan Pancasila. Salah satunya, adalah liberalis-me dan komunisme. Dia juga cukup ge-ram dengan ideologi ekstrem lain yang merongrong keutuhan NKRI. “Kita harus punya rasa nasionalisme yang tinggi untuk mencegah terjadinya teror sebab bisa mengancam NKRI,” tandasnya.

Inilah yang kemudian didiskusi-kannya bersama tim Sinematografi Mandapro untuk membingkai nasiona-lisme dalam karya film. Hal itu sejalan dengan tema festival yang dihelat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yaitu ‘Di Bawah Sang Merah Putih’. “Kita sepakat memberinya judul Paku Merah Putih,” jelasnya.

Bagi Drs. Muhammad Alfan Makmur, M.M, prestasi ini tentu sangat membanggakan. Apalagi karya siswanya mampu bersaing dengan 517 karya sineas dari seluruh Indonesia. “Untuk mendulang prestasi, yang dibutuhkan adalah action dan bukan sekedar planning. Dan saya senantiasa meyakinkan kepada para siswa, bahwa man jadda wajada. Siapa yang ber-sungguh-sungguh pasti menuai kesuk sesan,” tandas Kepala MAN 2 Probolinggo ini berbagi tips. •Suprianto

Nasionalisme dalam FilmKarya Siswa Madrasah

“Paku Merah Putih” berhasil menancap pada hati youtubers. Terbukti, film pendek besutan para siswa MAN 2 Probolingga initelah dilihat oleh 14 ribu lebih viewer. Tak ayal para dewan juri BNPT Film Festival 2017 menghadiahinya

sebagai Film terfavorit dan berhak atas hadiah sebesar 4 juta rupiah.

INSPIRASI

Page 43: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

43MPA 9/374 / 2017

Lu’luatul Ilma dan Siti Nurchasanah

Duo Srikandi PenemuAlat Pengering Ikan Otomatis

Awalnya kecewa, tapi akhirnya juara. Itulah yang dirasakan oleh adalah Lu’luatul Ilma dan Siti Nurchasanahsaat melakoni Kompetisi Robotik Madrasah 2017 di Indonesia Convention Exhibiton (ICE), Serpong.

Pasalnya ketika persentasi dan uji coba di depan juri, tiba-tiba robot temuan mereka tidak bisa bekerja

dengan sempurna. Saat diujikan, ternyata alatnya tidak bisa bekerja dengan sempurna. Wadah tidak bisa bergerak mengikuti cahaya. “Photodioda-nya rusak. Mungkin kebanting saat berada di bagasi pesawat. Kami benar-benar kecewa,” ungkap Lu’luatul Ilma.

Kegagalan itulah, yang membuat keduanya pesimistis bisa meraih titel juara. Mereka pun hanya bisa pasrah. Namun, takdir berkata lain. Ternyata, juri memberikan apresiasi atas robot yang mereka buat. Rasa kecewa yang semula menghantui perasaan mereka, mendadak berubah bahagia. Ini setelah nama kedua srikandi robotika asal MTsN Bangil ini disebut sebagai juara ketiga Kompetisi Robotik Madrasah katagori Discovery Robot.

Ini merupakan ganjaran atas pene-muan mereka bernama Smart Seafood Dryer (SSD) atau alat pengering ikan otomatis. Bentuknya sederhana berupaa kotak terbuka. Namun, di dalamnya terdapat beragam komponen yang saling berkaitan dengan fungsi yang berbeda. Ada sensor yang berfungsi untuk “memerintah” bernama “rain censore” yang bertugas melakukan penu tu pan bagian atap. Sensor ini didesain untuk peka terhadap air. Jadi, begitu ada cipratan air mengenai sensor, secara otomatis plastik menutup dengan sendirinya.

Selain itu, ada pula komponen ber-nama photodioda. Fungsinya, untuk mengikuti arah matahari. Ketika mata-hari berada di Timur, alas untuk mele-takkan ikan akan menghadap ke Timur. Begitupun ketika matahari berada di

Tengah ataupun Barat. “Jadi ikan akan men-dapatkan panas yang maksimal,” tandas Ilma – panggilan karib Lu’luatul Ilma.

Ini tentu penemuan yang luar biasa dan sangat dibutuhkan oleh masyarkat khu susnya warga pesisir. Memang saat ini masih berupa prototype sehingga bentuknya kecil. Sebab hanya beru-kuran 60 cm x 30 cm. “”Tapi ke depan bisa dikembangkan lebih besar, sehingga benar-benar berfungsi untuk menge ring kan ikan dalam jumlah banyak,” tuturnya.

Adapun ide pembuatan alat penge ring otomatis itu bermula dari keprihatinan keduanya kala meli hat nelayan yang sulit menjemur ikan di musim penghujan. Mereka membu-tuhkan waktu hingga berhari-hari agar ikan asin ataupun udang bisa benar-benar kering untuk siap dijual. “Mereka butuh waktu cepat supaya ikan-ikannya bisa segera dipasarkan,” kata Ilma yang diamini Siti Nurchasanah.

Rupanya tak mudah untuk mengapli-kasikan idenya tersebut. Berkali-kali, alat

yang dibuatnya harus diubah. Keduanya membutuhkan sekitar tiga mingguan untuk membuat alat pengering ikan ini. Jika dihitung, ada delapan kali perubahan dilakukan. Sampai akhirnya mereka menemukan desain dan komponen yang pas untuk mereka lombakan dan mendapatkan juara.

Najib Kusnanto, S.Ag.,M.Si. tidak bisa menyembunyikan rasa bangga atas prestasi kedua siswanya tersebut. Kepala MTs Negeri 1 Bangil ini pun mengung-kapkan bahwa prestasi bidang robotika ini merupakan bentuk keberhasilan penguatan pendidi kan karakter yang berbasis pada keseim bangan ilmu agama dan sains di lembaganya. “Kami terus mendorong, anak-anak berinovasi dan berkreativitas. Karena, dengan penemuan-penemuan ini, diharapkan bisa membuka daya tumbuh karakter anak-anak. Sehingga antara ilmu agama dengan keilmuan yang lain bisa padu seiring sejalan,” tandas Peraih Pengargaan Kepala Madrasah Berprestasi tingkat Jatim 2017 ini. (*)

SISWA PRESTASI

Page 44: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

44 MPA 9/374 / 2017

Orang-orang Yahudi Israil terus menggali tanah dibawah pon-dasi dan bangunan Masjid Al-

Aqsha, dengan dalih mencari warisan Solomon yaitu yang mereka sebut dengan kuil Sulaiman. Mereka meyakini barang keramat warisan Solomon itu berada di dalam tanah yang sekarang dibangun diatasnya Baitul Maqdis.

Suatu alasan yang mereka buat dengan tujuan sebenarnya ingin mero-bohkan Masjid Al-Aqsha. Masjid yang terdapat disebelahnya Kubah As-Sakhrah, tempat Nabi Muhammad saw menginjakkan kaki ketika akan naik kelangit melaksanakan Mi’raj. Masjid tersebut adalah tempat ibadah tertua kedua setelah Masjid Al-Haram di Mekah yang dibangun oleh Nabi Ya’cub as. 50 tahun setelahnya Nabi Ibrahim as membangun kembali Baitullah di Mekah atas perintah Allah.

Kuil Sulaiman diyakini oleh orang Yahudi sebagai peninggalan Solomon yang diwariskan kepada kaum Bani Israil. Ketika tanah tempat tinggal mereka diduduki oleh Raja Titus dari Romawi (70 M). Negeri mereka dihancurkan, penduduknya diusir atau dibunuh, kuil peninggalan Solomon juga dihancurkan.

Sejak peristiwa itu bangsa Yahudi Israil berdiaspora hidup nomaden ke

berbagai negara di dunia. Mereka menjai people without land. Ini berlangsung lama, beratus-ratus tahun. Bukan hanya hidup mereka terlunta-lunta juga mental mereka hancur bersamaan dengan hancur dan leburnya barang keramat yang mereka warisi, Kuil Sulaiman. Karena Kuil Sulaiman ini merupakan warisan kebanggaan dan roh mereka agar tetap eksis. Itulah keyakinan mereka.

Orang-orang Yahudi yang terusir dan berdiaspora ini disebutkan dalam al-Qur’an sebagai kaum yang terkutuk. Adzab ini mereka terima karena kedur-hakaan mereka kepada Tuhan dan Nabi-Nya. Mereka berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya sambil mempertahankan hidupnya. Penderitaan paling berat ketika pemusnahan masal besar-besaran oleh diktator Jerman Hitler terhadap orang-orang Yahudi.

Dengan berpura-pura menjadi pengi kut Nasrani, sebagian dari orang-orang Yahudi itu diangkat sebagai Ksatria Templer (Knight of Templar) yang bertugas men jaga Yerusalem dan melindungi orang-orang Nasrani yang berziarah kesana. Tugas ini mereka man-faatkan untuk mencari dan mengum-pulkan keka yaan dengan me mungut mereka yang berziarah.

Kelompok Ksatria Templar ini mengembangkan organisasinya dengan mem bentuk Freemason, organisasi rahasia yang digunakan untuk mengem-bangkan ajaran sihir dan taktik tipu daya. Anggotanya bukan hanya orang-orang Yahudi, tapi siapapun dari agama apapun dan bangsa manapun walaupun non-Yahudi. Organisasi rahasia ini diper-siapkan untuk menyongsong datangnya Dajjal yang mereka sebut dengan Lucifer. Ditulis dalam salah satu media yang terbit di Timur Tengah bahwa dalam rangka menyongsong kehadiran Lucifer (Dajjal), orang-orang Yahudi Isfahan melengkapi dirinya dengan senjata tradisional dan berlatih perang model lama. Simbol dan lambang mereka adalah piramida dan diatasnya “all seeing eye”, mata satu.

Kelompok Ksatria Templar ini pula yang dulu mendorong raja Perancis dan Paus untuk menggerakkan pengikutnya melawan kaum muslimin dan menyulut Perang Salib. Peperangan terjadi, kelompok Ksatria Templer ini yang menjadi inti pasukan salib.

Setelah perang usai, orang-orang Yahudi yang tergabung dalam Kesatria Templar banyak mengambil pelajaran dari ilmu pengetahuan milik kaum muslimin. Terutama tentang pengaturan (tata kelola) keuangan. Orang-orang

“Pasti akan kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orangyang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik”

Q.S. Al-Maidah (5) : 82

Kuil Sulaiman

SELASAR

Page 45: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

45MPA 9/374 / 2017

Yahudi tertarik, mengapa kaum musli-min tetap mempertahankam emas (dirham) sebagai mata uangnya. Ilmu pengetahuan tentang finansial dari kaum muslimin ini diambil alih orang-orang Yahudi untuk dikembangkan.

Namun ada satu hal yang tidak dijalankan oleh kaum muslimin tetapi digunakan oleh orang-orang Yahudi, sistem ribawi. Mata uang dirubah dari emas menjadi uang kertas, tapi orang-orang Yahudi itu tetap menjadikan emas untuk memperkuat pundi-pundi mereka. Mereka tetap berpendapat, emas adalah The Real Values. Dengan caranya yang licik orang-orang Yahudi ini berhasil menghancurkan keuangan negara-negara besar, memiliki bank-bank besar bertaraf internasional yang tidak tertan dingi dan menguasai keuangan dunia hingga kini. Jika mereka tetap menjadikan emas untuk memperkuat pundi-pundi mereka, keluar mereka ciptakan uang kertas sebagai alat permainan untuk menipu dunia.

Orang-orang Yahudi tidak mau lagi menggunakan Taurat sebagai kitab sucinya. Mereka ciptakan kitab suci baru Talmud, yang mereka sebut bersumber dari Kuil Sulaiman, pada warisan itu tidak diketemukan hingga sekarang. Kitab baru inilah yang dijadikan landasan dalam menyusun konsep-konsep untuk

Karena mental mereka telah hancur bersama-sama dengan hilangnya Kuil Sulaiman, maka mereka membuat ikon baru untuk membangkitkan jiwa mereka yang hampir mati. Ikon itu adalah zion. Ikon ini diambil dari nama bukit tempat mereka melakukan ritual ‘Aliyah, semacam manasik haji bagi umat Islam. ‘Aliyah, artinya pergi ke tempat yang tinggi.

Dari ikon ini diciptakan istilah Zionisme, suatu gerakan orang-orang Yahudi untuk merubah nasib dari people without land menjadi bangsa yang punya negara. Cita-cita itu mereka cetuskan pada tahun 1897 oleh pimpinan mereka Theodor Heral.

Perjuangan mereka itu berhasil diwujudkan pada tanggal 14 Mei 1948 dengan memproklamasikan lahirnya Negara Israil yang berada di wilayah Palestina. Negara Israil Raya ini terus ber kembang dan diperluas hingga meli puti semua wilayah yang pernah didu dukinya termasuk Madinah. Angan-angan mereka tidak akan terwujud sebab orang-orang beriman yang dipimpin oleh Imam Mahdi akan menang, dan pimpinan mereka Lucifer atau Dajjal akan dibunuh oleh Nabi Isa al Masih menjelang datangnya hari kiamat nanti •Raw

Orang-orang Yahudi yang terusir dan berdiaspora ini

disebutkan dalam al-Qur’an sebagai kaum yang terkutuk.

Adzab ini mereka terima karena kedurhakaan mereka kepada Tuhan dan Nabi-Nya. Mereka berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya

sambil mempertahankan hidupnya. Penderitaan paling

berat ketika pemusnahan masal besar-besaran oleh

diktator Jerman Hitler terhadap orang-orang Yahudi.

membangun dunia besar, new orde. Dengan alasan Tuhan tidak memberikan seluruh wahyu kepada Moses (baca Musa), maka mereka menusun kitab baru Talmud yang bersumber dari ucapan dan cerita nenek moyangnya dari mulut ke mulut.

SELASAR

Page 46: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

46 MPA 9/374 / 2017

WAWASAN KLINIKUntuk menjaga produktivitas kerja,

sebagai karyawan ataupun wiraswasta, diperlukan tubuh yang sehat. Secara umum untuk ini diperlukan gizi yang baik di samping aktivitas dan istirahat yang benar. Makanan dan minuman harus mencukupi untuk pemenuhan sumber energy (terutama dari zat tepung dalam nasi, jagung, ubi, dan semacamnya; serta minyak dalam lemak, mentega), bahan pembangun (terutama protein dalam daging, ikan, telur, kedelai), maupun bahan pengatur (vitamin, mineral, air). Beban kerja tidak boleh berlebihan (kerja berat hanya boleh dalam waktu sebentar, kerja ringan boleh sepanjang hari), istirahat pun harus benar; beban kerja yang berlebihan akan menimbulkan kerusakan organ tubuh, jika pemulihan tak sempurna akan menim bulkan sakit. Istirahat harus benar-benar memulihkan kondisi tubuh ke keadaan yang baik seperti sebelum kerja; tidak benarlah jika beristirahat digantikan dengan sekedar mengkonsumsi obat penghilang nyeri ataupun bahkan narkoba. Di samping itu upaya menghadapi penyakit karena kuman (infeksi) haruslah juga dilakukan.

Salah satu usaha lain yang dapat dilakukan untuk menghadapi kemung-kinan serangan kuman adalah dengan melakukan imunisasi; tindakan ini pada hakikatnya adalah membangkitkan keke-balan tubuh terhadap penyakit. Upaya ini dilakukan dengan mengenalkan sistem kekebalan ke sejumlah penyebab penya-kit tertentu, misalnya penyakit yang membahayakan, yang mudah menye-bar, yang pengobatannya sulit ataupun sangat mahal, yang banyak merugikan karena melemahkan tubuh. Upaya ini misalnya dilakukan dengan memberikan vaksinasi, yaitu merangsang tubuh dengan memberikan antigen (bahan perangsang) yang khas, yang tubuh lalu “mengenali” penyebab penyakit yang dikenalkan itu.

Jika orang belum pernah menda-patkan imu nisasi sebelumnya, maka imunisasi meru pakan awalan pemberian

Pengasuh :dr. H Rasyid M Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.

Untuk menjaga produktivitas kerja diperlukan tubuh yang sehat.Salah satu yang dapat dilakukan adalah melakukan imunisasi, membangkitkan kekebalan tubuh terhadap penyakit.

Imunisasi orang dewasa?

kekebalan; jika dulu pernah mendapat imunisasi, maka “imuni sasi” setelah dewasa itu merupakan upaya penguatan (booster) lagi kekebalan yang pernah dimiliki sebelumnya, yaitu ketika mendapat imunisasi sewaktu masih anak-anak ataupun remaja. Dari segi kese ha-tan masyarakat diharapkan imuni sasi ini punya peran yang tidak kecil karena meru-pakan upaya yang lebih baik karena dunia mengarah ke realisasi ”upaya pencega-han lebih baik ketimbang pengobatan” (Prevention is better than cure).

Kajian-kajian di perusahaan seba-gian besar menunjukkan bahwa “cost effectiveness” pemberian vaksinasi pada pekerja lebih hemat beaya, teruama jika dikaitkan dengan jumlah yang absen (tidak masuk), beaya pegobatan. Karya-wan yang sehat-sehat itu juga melin-dungi konsumen, mitra kerja, maupun masyarakat umum dari peluang tertulari oleh karyawannya yang berpenyakit.

Walaupun “boleh saja” melakukan imu ni sasi pada semua orang, namun karena imunisasi ulang kadang-kadang juga tidak dikehendaki karena ada kemungkinan munculnya efek samping, maka kemudian dipertimbangkan agar orang-orang tertentu saja yang dianggap mutlak perlu imunisasi; apalagi beaya imunisasi orang dewasa ini kadang-kadang tidak murah.

Beberapa jenis pekerjaan tertentu meng haruskan pekerja berhadapan dengan risiko tertulari penyakit akibat kon tak langsung ataupun tidak langsung dengan klien, penderita, atau orang yang sakit. Risiko penularan infeksi ini dapat dicegah dengan upaya imunisasi. Sejum-lah kelompok orang memang sangat dianjur kan untuk menjalani imunisasi, terutama yang pekerjaannya memang menjadikannya mudah mengalami penularan penyakit; misalnya petugas kese hatan, petugas layanan publik, pejabat yang harus sering bepergian, mereka yang menangani hewan, karyawan di daerah kotor atau berdebu, pelayan restoran ataupun penyedia makanan.

Penularan penyakit itu dapat terjadi

misalnya karena terkena darah ataupun cairan tubuh orang yang sakit, misalnya petugas pertolongan pertama (P3K), perawat kecantikan, penata rambut, pembuat tattoo, orang yang menangani jenazah. Polisi, tentara, petugas dinas kebakaran, petugas rumah tahanan juga termasuk yang rawan tertulari penyakit karena tugasnya tidak boleh pilih-pilih siapa yang harus dihadapi.

Petugas layanan kesehatan sangat rentan terhadap risiko tertulari penyakit secara kontak langsung ataupun tidak; penularan dapat lewat udara yang dibatukkan, kulit yang luka biasa ataupun bernanah, cairan tubuh, darah, ataupun media lainnya. Oleh karena itulah mereka seharusnya mendapat cukup imunisasi , paling tidak meliputi influenza, Hepatitis B, Td (Tetanus-Difteri) ataupun Tdap (Tetanus, Diphteri, Acellular Pertusis), MMR (mumps, measles, rubella; gondong, campak), Me-ningo coccal, Polio, Varicella.

Dalam menjalankan pekerjaannya, petugas layanan publik harus berhadapan dengan banyak orang setiap saat; ini memberi peluang besar terjadinya penularan penyakit yang terbawa udara. Mereka itu meliputi pegawai kantoran, perbankan, guru, pedagang, dan sebagainya. Oleh karena itu mereka perlu “perlindungan” yang berupa imunisasi; mereka ini perlu imunisasi influenza, cacar air, maupun difteri.

Pejabat yang sering bepergian pasti berpeluang besar bertemu dengan berbagai macam orang dengan kondisi kesehatan yang tidak selalu sama baiknya. Oleh karena itu mereka ini selain menjaga kesehatan secara umum perlu juga “mempersenjatai diri” dengan imunisasi sama dengan petugas publik, namun mungkin perlu tambahan yang lebih khusus, yaitu yang terkait dengan daerah atau negara yang dikunjunginya, misalnya Japanese encephalitis (JE, radang otak, di Jepang), rabies (anjing gila), yellow fever (demam kuning, di Afrika), Tbc (di banyak kawasan, termasuk Indonesia).

Page 47: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

47MPA 9/374 / 2017

Japanese encephalitis ini semula penyakit hewan (zoonosis) yang ditularkan oleh nyamuk yang cukup banyak menghuni Asia Tenggara dan Asia Pasifik; dengan mobilitas yang tinggi oleh kemu-dahan transportasi, penyakit ini mudah menyebar, padahal ini termasuk penyakit yang mematikan (penderitanya yang meninggal sekitar 25%).

Tipes. Juru masak, pramusaji, dan pekerja industri makanan harus bebas dari penyakit yang menular lewat makanan; oleh karena itu mereka harus patuh menjalani imunisasi tipes (Typhoid abdominalis) dan Hepatitis A. Di literatur lama disebutkan adanya asrama yang penghuninya ternyata banyak mengidap tipes; penelusuran akhirnya menemukan “sumber” penyakitnya yaitu pelayan dapur yang mengidap tipes yang mena hun (chronic), kumannya sudah “ngendon” di kandung empedunya.

Penyakit tipes sebenarnya dapat dihindari dengan menjaga kebersihan agar kuman tipes tidak masuk tubuh kita lewat jari, terbawa makanan-minuman yang dihinggapi lalat; termasuk lewat alat makan-minum tercemar yang digunakan. Namun karena upaya itu tidak selalu mudah, terutama jika makan di luaran, maka imunisasi merupakan cara terbaik yang harus kita tempuh; dengan imunisasi ini tubuh kita akan kebal terhadap serangan kuman yang masuk.

Influenza. Belum semua penyakit telah dapat dibuatkkan antigennya, walaupun penyakitnya itu termamsuk sangat berbahaya semisal HIV/AIDS. Influenza di negara yang punya empat musim penyakit ini korbannya lebih besar keimbang kecelakaan lalu lintas. Influenza disebabkan oleh virus; virus ini sangatlah menular, dan dapat ditularkan kepada orang lain melalui percikan atau pemukaaan benda yang tercemar semisal lembar uang kertas, gagang pintu, saklar lampu dan benda-benda alat rumah tangga lainnya. Flu dapat “memulai” munculnya penyakit lain, yaitu karena flu melemahkan tubuh secara umum. Flu mudah menyerang siapapn, sehingga WHO menganjurkan vaksinasi flu pada orang-orang yang rentan terhadap flu ini. Mereka itu meliputi anak-anak usia 6-23 bulan, orang lanjut usia yang umurnya lebih dari 65 tahun, petugas kesehatan dan penjaga anak, pengasuh bayi, peng-huni panti ataupun asrama, pengidap penyakit menahun (asma, kencing manis, jantungan) dan wanita hamil.

Karena virus flu termasuk yang mudah mengalami mutasi (perubahan), sehingga macam virus flu menjadi kian banyak; ini berarti vaksin flu harus disesuaikan

dengan macam flu yang mengancam. Secara umum virus flu dikelompokkan menjadi influenza A dan B; yang terkenal adalah A/H1N1, A/H3N2, B Yamagata, dan B Victoria. Oleh karena itulah dari waktu ke waktu selalu dilakukan pengujian atas keamanan dan immunogenisitas (kamampuan menimbulkan kekebalan) atas vaksin yang dipasarkan; imunisasi flu dianjurkan untuk dilakukan setiap tahun untuk perlindungan sepanjang tahun. Saat ini vaksin flu yang digunakan ada yang Trivalent (untuk tiga kelompok virus flu), ada juga yang Quadrivalent (untuk empat kelompok virus flu); yang Quadrivallent dianggap lebih baik.

Hepatitis B merupakan penyakit yang cukup banyak dijumpai di Indonesia; sekitar 10% penduduk Indonesia sudah mengidapnya, padahal penyakitnya ini selain melemahkan tubuh juga sangat berpeluang untuk berkembang menjadi kangker hati yang mengerikan karena nyeri yang ditimbulkannya beberapa lama sebelum penderita meninggal. Seseorang dapat terjangkiti penyakit ini dari transfusi darah, penggunaan jarum suntik secara bergantian, pembuatan tatoo, tindik, penggunaan pisau cukur ataupun gunting kuku bergantian, hubungan kelamin, penularan dari ibu ke anak di saat persalinan. Data menggambarkan bahwa penyakit ini 100 kali lebih menular ketimbang HIV/AIDS; bersyukurlah bahwa imunisasi untuk pencegahan hepatitis B sudah dapat dilakukan.

PENCEGAHAN

Dari macam kegiatannya dan macam penyakit yang mengancamnya, maka cara pencegahan penyakit pada petugas dapat berbeda; prioritas imunisasi yang dianjurkan dapat berbeda. Petugas layanan publik dianggap memadai dengan hanya menjalani imunisasi terhadap influenza, varicella (cacar air), Tdap (Tetanus, Diphteri, acellular Pertusis), namun petugas kesehatan harus menjalani imunisasi tambahannya, yaitu Hepatitis B, MMR, Td, Meningokokal, dan Polio. Sudah sekitar 25 macam penyakit yang telah dapat dibuatkan antigennya untuk vaksinasi, yaitu yang telah dikenali apanya yang dapat memicu kenaikan kekebalan tubuh yang divaksinasi dengannya. Namun sampai saat ini belum ditemukan antigen untuk imunisasi terhadap HIV/AIDS.

Risiko penularan infeksi dapat dikurangi dengan upaya imunisasi; karena imunisasi merupakan upaya membangkitkan kekebalan tubuh terhadap penyakit. Kekebalan ini ada yang cellular (berupa sel darah putih),

ada yang humoral (berupa protein khas yang “terlarut” beredar tercampur dalam darah). Upaya ini misalnya dilakukan dengan memberikan vaksinasi, yaitu merangsang tubuh dengan memberikan antigen (bahan perangsang) yang khas, yang tubuh lalu “mengenali” penyebab suatu penyakit itu. Bahan antigen ini dapat berupa bagian dari kuman termaksud, kuman yang dimatikan, kuman yang dilemahkan, ataupun bahan “mirip kuman” yang dibuat secara khusus; ini disebut imunisasi aktif. Ada kalanya karena mendesak (darurat) imunisasi harus dilakukan secara pasif, yaitu orang yang sudah terlanjur sakit itu diberi antibody (zat kebal) yang diperoleh dari darah orang ataupun hewan (biasanya kuda) yang sudah kebal terhadap suatu penyakit. Imunisasi pasif yang cukup terkenal adalah ATS (anti tetanus serum), ADS (anti difteri serum), SABU (serum anti bisa ular), serta SAR (serum anti rabies, penyakit anjing gila).

Walaupun tujuan imunisasi adalah untuk melindungi orang dari terkena penyakit, namun karena imunisasi ada kalanya sudah terjadi secara alami (baca: tidak disengaja) yaitu jika orang terpapar ke kuman yang sudah terlemahkan oleh sinar matahari ataupun oleh bahan kimia yang ada disekitarnya; maka untuk imunisasi terhadap penyakit tertentu dikehendaki adanya pemeriksaan terlebih dahulu derajat kekebalan yang telah dimiliki oleh seseorang.

Untuk mempertahankan kadar keke-balan tubuh ini maka ada imunisasi yang dilakukan “cukup” sekali seumur idup, ada yang harus diulang setelah sepuluh tahun, ada juga yang setelah 2-3 tahun. Ada imunisasi yang cukup dengan sekali pemberian, ada pula yang pada awalnya itu harus diberikan 2-3 kali dengan selang waktu sekitar satu bulan. Itu semua tergantung pada macam imunisasinya untuk penyakit apa.

PENUTUPWalaupun imunisasi nyatanya dite-

rapkan pada individu, namun secara menyeluruh hasilnya bukanlah hanya pada mereka yang menjalani imunisasi. Selain melindungi masing-masing orang dari sejumlah penyakit yang mengancamnya, imunisasi juga menjaga produktivitas karena tubuhnya terjaga sehat karena terlindungi dari sejumlah penyakit oleh kekebalan tubuhnya itu. Orang yang telah menjalani immunisasi berarti dia akan tidak mudah sakit; dia menyelamatkan orang lain karena tidak menjadi penyebar penyakit buat orang lain.

Semoga uraian di atas bermanfaat.

Page 48: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

48 MPA 9/374 / 2017

Apabila mendapati anak pera-saannya sangat sensitif, tak stabil, suka marah, emosi yang meluap-

luap atau semacamnya, hal itu bermula pada saat sang ibunda mengandungnya. Ibu hamil yang dilanda banyak masalah sehingga membuat emosinya kurang stabil, hal tersebut bisa menjadikan janin yang dikandung turutserta merasakan ketidakstabilan itu.

Pola asuh saat anak masih balita, juga sangat berpengaruh pada pertumbuhan psikologis anak. Orangtua yang cende-rung diktator dan mengatur segalanya apa yang harus dikerjakan oleh anak, maka ketika besar dirinya akan menjadi pribadi yang introvet, penakut dan cenderung diliputi rasa cemas yang berlebihan.

Begitupun sebaliknya, orangtua yang membiarkan anaknya berbuat apa saja dan boleh meminta apa saja, juga akan membuat anak tersebut tumbuh dan berkembang dengan perilaku yang sangat manja. Bukannya tak boleh me man-jakan anak lantaran cinta-kasih orangtua memang harus tertumpa padanya.

Namun demikian, meluapkan pera-saan sayang kepada anak, tentulah ada batas-batas kepatutan. Dengan memenuhi apa saja yang diminta anak – tanpa mempertimbangkan kalau yang diminta itu justru akan membahayakan anak, adalah merupakan tindakan yang kurang bijak. Anak hendaknya diajari untuk meminta apa yang dibutuhkan dan bukan apa saja yang diinginkan.

Jangan sampai kemudahan yang diberikan kepada anak, justru berakibat menjadikan dirinya sebagai anak yang manja. Sebab kalau sampai itu terjadi, kelak sang anak akan tumbuh menjadi pribadi yang sangat sulit untuk diatur dan dikendalikan. Nasihat-nasihat orangtua yang baik demi peraihan masa depan-nya, dengan begitu saja akan diacuh kan dan tak dihiraukan sama sekali.

Oleh karenanya, dalam mendidik anak hendaknya kita menghadapinya se-cara wajar dan lumrah-lumrah saja. Jadi, tak perlu memberikan perhatian dan kasih sayang secara berlebihan yang men jurus pada pemanjaan diri anak itu sendiri.

Di sisi lain, sekali-kali jangan pernah memberikan contoh yang tak baik kepada anak – semisal bertengkar antar suami-istri didepan anaknya. Apalagi jika orangtua bersikap kasar seperti menghardik dan menempelengnya yang disertai rasa amarah. Sebab meskipun anak diam dan tak memberikan respon apapun, tetapi sesungguhnya dalam dirinya berkecamuk berbagai perasaan yang diendapkan. Keresahan jiwa yang disimpan inilah, yang lambat-laun akan turut membentuk pribadi sang anak. Sebagai akibatnya, kelak dia akan berbuat sesuatu yang buruk dan itu sangat mengejutkan orangtuanya.

Maka didiklah anak-anak dengan cinta-kasih, penuh perhatian, dan senan tiasa membangun kedekatan dan kehanga tan bersama mereka. Dengan begitu kelak dirinya akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi-pri badi yang kerap membanggakan dan mem-buat orangtuanya tersenyum gembira.

•CM/berbagai sumber

Kasih Sayang yang Membuat Anak Manja

Jika anak Anda manja, jangan pernah menyalahkan si anak. Sebab kemanjaan itu, sesungguhnya orangtualahyang membentuknya – secara sadar ataupun tak disadari. Banyak hal yang menjadi penyebab

kenapa anak menjadi manja dan itu dikarenakan faktor pendidikan orangtuanya.

KELUARGA

Page 49: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

49MPA 9/374 / 2017

BANYUWANGI – Mutasi dan rotasi di setiap instansi adalah hal yang biasa. Begitu kata H. Slamet selaku Kakankemenag

JOMBANG – MTsN Tambakberas Kabupaten Jombang menjuarai olimpiade Internasional Mathematics Contests Singapore

Dua siswa MTsN Tambakberas (tengah bawah) bersama Kepala Madrasah dan dewan guruseusai menjuarai olimpiadi internasional yang diselenggarakan di Singapura.

Mutasi di Kemenag Kab. Banyuwangi, H. Slamet: Jabatan Tidak Ada Yang Abadi

Siswi MTsN Tambakberas Juarai Olimpiade Internasional di Singapura

Kabupaten  Banyuwangi usai melantik pejabat Kemenag, (22/9). Dirinya mengatakan, tidak ada jabatan yang abadi. Oleh karenanya, sudah menjadi keharusan seorang pejabat untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi umat dan bangsa selama pejabat tersebut menjabat.

Dalam kesempatan itu, H. Slamet juga mengundang petugas haji baik dari TPHI maupun TPIHI yang telah melaksanakan tugas negara dalam mendampingi sekaligus membimbing jamaah haji Banyuwangi ke tanah suci Makkah hingga kembali ke tanah air. Pelayanan yang diberikan oleh petugas telah memenuhi keinginan jama’ah haji Kabupaten Banyuwangi. “Jamaah puas atas pelayanan seluruh petugas haji Banyuwangi,” ujarnya.

Nama-nama pejabat yang diroling dalam kesempatan ini adalah Zaenal Abidin jabatan baru sebagai Kasi Pendidikan Madrasah menggantikan Suciningsih yang dilantik menjadi Kasubag TU. Sementara itu, Moh. Jali dari Kasi Bimas Islam menduduki posisi baru sebagai Kepala Seksi PHU menggantikan Muklis yang dimutasi sebagai Kepala Seksi Bimas Islam. •Yasin

(IMCS), (5/8). Olimpiade ini diikuti 1.178 peserta yang berasal dari 11 negara. Bersama 127 pelajar asal Indonesia, dua siswi MTsN Tambakberas memperoleh medali perak dan juara hara-pan. Kedua siswa tersebut adalah Ardhya Nitya Hardiyanti dan Zuhairi Sabrina Zakiyah.

Dalam sambutannya saat menerima kedatangan dua siswi yang berprestasi tersebut, Kepala MTsN Tambakberas Muhammad Syu’aeb berterimakasih kepada para Kiai dan Bu Nyai Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum serta para guru di MTsN Tambakberas. Atas prestasi dua siswa ini, dirinya memberikan beasiswa sebagai penghargaan atas kemampuan dua siswa terbaik. “Kita juga ingin siswa yang lain meneladani dengan lebih giat lagi belajar dan tekun,” harapnya.

Dengan diraihnya kejuaraan ini, dirinya berencana akan selalu aktif membina siswa-siswinya untuk berprestasi yang lebih membanggakan. “Level internasional sudah kita raih. Prestasi selanjutnya, kami akan berusaha membawa nama baik Madrasah setara bahkan melebihi lembaga pendidikan lain di Internasional. •Tts

GRESIK – Dengan rasa takut dan malu-malu, 25 DWP Kemenag Gresik mengikuti pemeriksaan IVA di Puskesmas Alon-alon Gresik, (4/10). Pemeriksaan dilakukan dengan mengoleskan asam asetat (cuka dapur encer konsetrasi 3-5%) pada leher rahim. Setelah ditunggu kurang lebih satu menit akan terlihat bercak putih bila terdapat perubahan pada sel (dysplasia).

Dalam pertemuan di Kankemenag Kab. Gresik, Ketua DWP Ny. Hj. Munawaroh Supandi memberikan arahan akan pentingnya pencegahan kanker serviks dan pentingnya pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) ini.

Puskesmas Alon-alon yang diwakili oleh ibu Mila bagian pemeriksaaan memberikan sosialisasi terkait Deteksi Dini Kanker Rahim dan Payudara dengan metode IVA. Menurutnya, di antara faktor penyebab tejadinya kanker payudara adalah merokok, mendapatkan haid pertama pada umur kurang dari 12 tahun, manopause dan lain-lain. Sedangkan terjadinya kanker leher rahim disebabkan karena melakukan hubungan seks usia muda, berganti-ganti pasangan dan

sebagainya. “Wanita yang sudah menikah atau sudah melakukan hubungan seks perlu melakukan deteksi dini, paling tidak 5 tahun sekali,” ujarnya. •Fudlla

Dharma Wanita Persatuan Kemenag Kab. Gresik Ikuti Pemeriksaan IVA

Empat pejabat Kankemenag Kabupaten Banyuwangi yang mutasi dan rotasi dari beberapa posisike posisi yang baru dilantik oleh H. Slamet di aula kantor setempat.

Para ibu-ibu anggota DWP Kemenag Kab. Gresik sedang mengantri untuk mengikuti pemeriksaanguna pencegahan kanker serviks dengan metode pemeriksaan IVA.

LINTAS PERISTIWA

Page 50: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

50 MPA 9/374 / 2017

LAMONGAN – Pembinaan Peningkatan Kualitas SDM KUA se-Kabupaten Lamongan dilangsungkan di aula Kankemenag Kabupaten

PONOROGO – MAN 2 Ponorogo kembali menorehkan prestasi. Kali ini di bidang olahraga, yaitu Taekwondo. Di ajang Kejurprov

Kakanwil Prov. Jatim Berikan Pembinaan Peningkatan Kualitas SDM KUA

MAN 2 Ponorogo Borong Medali Kejurprov Taekwondo Jawa Timur

Lamongan, (27/9). Acara dihadiri oleh Kakanwil Kemenag Jatim, H. Syamsul Bahri. Dalam paparannya, beliau berharap adanya saling menghargai dan menghormati antar sesama pejabat. Bukannya saling menyalahkan dan menjatuhkan. “Pejabat seharusnya tidak menjegal apabila ada bawahan yang punya potensi,” ujar beliau.

Beliau juga menyampaikan bahwa seorang pejabat harus bersikap sabar dan tawakkal dengan berbagai macam pekerjaan. “Kalau berangkat ke kantor diusahakan dalam kondisi tenang dan nyamam. Yang terbiasa sarapan, ya sarapan dulu kasihan sang istri sudah menyiapkan masakan,” candanya.

Kakankemenag Kabupaten Lamongan yang hadir merasa sangat senang atas kedatangan Kakanwil Kemenag Prov. Jatim. “Saya monitoring ke KUA yang berada di pantura. Pegawai disana bertanya, kapan Kakanwil ke Lamongan. Hal tersebut menyatakan bahwa pegawai di Kemenag Lamongan sangat senang dan rindu atas kedatangan Kakanwil,” ucapnya.

Dalam sambutan terakhirnya, beliau berkeinginan suatu saat nanti kedatangan Menag ke Kankemenag Kab. Lamongan. •Hms

Taekwondo Jatim   Tahun 2017, delegasi MAN 2 Ponorogo berhasil memperoleh juara di kelas kejuaraan masing masing yang diadakan di GOR Joyoboyo Kediri selama 3 hari, (6/10).

Sebelas siswa yang dikirim berhasil membawa pulang piala. Ini adalah hasil yang membanggakan. Mengingat ajang kejuaraan ini diikuti kurang lebih 1.500 peserta, dan dikelompokkan berdasarkan  prakadet, kadet, junior, senior serta berat dan tinggi badan.

Atas prestasi yang diraihnya ini, atlet senior taekwondo MAN 2 Ponorogo berpesan agar para atlet tetap semangat dalam meraih prestasi setinggi-tingginya. “Tetaplah giat dan fokus dalam latihan. Semoga ke depannya, taekwondo MAN 2 Ponorgo semakin maju dan lebih berprestasi lagi. Dream,  Fight, Win,” ujar M. Nizam selaku kaka Senior

Sementara itu, Mahardika selaku atlet peraih Juara 1 Gyorugi Putra Junior Under 43 kg menyampaikan kegembiraannya atas prestasi yang telah diraihnya. “Saya berterimakasih kepada pelatih, pembina dan kakak senior serta pihak terkait yang telah membimbing kami,” ujarnya. Hms

KAB. PASURUAN – Diawali dengan pembacaan sambutan Gubernur Jatim, Bupati Pasuruan HM. Irsyad Yusuf secara resmi memberangkatkan peserta Pawai Taaruf Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Provinsi Jawa Timur, (20/2). Acara dimulai dari RM. Ikan Bakar Cianjur (IBC) berakhir di Taman Candra Wilwatikta.

Asisten Bupati selaku panitia pelaksana diawal pembacaan laporannya mengatakan bahwa kegiatan ini untuk mensyiarkan gelaran dua tahunan ini. Selain itu, pawai juga dalam rangka mengenalkan pada masyarakat akan adanya giat lomba MTQ tingkat Provinsi yang Kabupaten Pasuruan bertindak selaku tuan rumah. Bupati Irsyad dalam sambutannya berpesan agar seluruh komponen yang terlibat dalam MTQ turut serta menjaga dan mensukseskannya. Baik secara prosedural, aturan dan obyektifitasnya dalam menjalankan tugasnya. “Semua demi suksesnya syiar Qur’an khususnya di Kabupaten Pasuruan,” katanya.

Pada acara ini hadir juga Sekda, Kabag Kesra, Kapolres dan Kapolresta Pasuruan, Ketua DPRD, Kakankemenag Kab. Pasuruan, segenap pejabat Pemprov Jatim, jajaran pimpinan daerah 38

Kabupaten /Kota, dan segenap Kakankemenag Kabupaten/Kota se Jawa Timur. •Emen

Bupati Pasuruan Berangkatkan Peserta Pawai Taaruf MTQ Tingkat Jatim

Kakanwil Provinsi Jatim H. Syamsul Bahri tengah memberikan pembinaan kepada ASNKankemenag Kab. Lamongan seraya berpesan agar ASN bekerja dengan tenang dan nyaman.

Salah satu peserta pawai ta’aruf MTQ Tingkat Jawa Timur dengan maskot MTQ-nya tengahmelintasi panggung kehormatan menyemarakkan MTQ yang berlangsung di Kabupaten Pasuruan.

Sebelas siswa-siswi dari MAN 2 Ponorogo memborong medali di Kejuaraan tingkat Provinsicabang taekwondo. Mereka memperoleh medali di kelas kejuaraan masing-masing.

LINTAS PERISTIWA

Page 51: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

51MPA 9/374 / 2017

KAB. KEDIRI – Parade Shalawat MAN 3 Kediri (eks MAN Kandangan) memeriahkan santunan anak yatim dan pengajian, (30/9).

KOTA PASURUAN – Bertempat di aula Kankemenag Kota Pasuruan, Ketua DWP Kemenag Kota Pasuruan memberikan bantuan kepada anak

Para anak yatim terlihat sumringah seusai mendapatkan santunandari Ketua DWP Kankemenag Kota Pasuruan. Kegiatan inipun sekaligus ajang untuk ta’aruf.

Parade Shalawat MAN 3 Meriahkan Santunan Anak Yatim dan Pengajian

Ketua Dharma Wanita Kankemenag Kota Pasuruan Beri Santunan Anak Yatim

Parade ini menampilkan hadrah Albanjari, Kontemporer dan Habsy dalam rangkaian kegiatan tengah semester dan peringatan tahun baru 1439 Hijriah. Warga madrasah menyambutnya dengan antusias, terutama siswa-siswi yang bershalawat sambil mengibarkan panji-panji kelompok shalawat mereka.

Melihat antusiasme tersebut, Kepala Madrasah Slamet Hari-yanto dalam sambutannya merasa terharu dan berterima kasih kepada keluarga besar madrasah yang turut menyukseskannya. “Kalau semeriah ini,  milad MAN 3 Kediri Maret nanti, kita datangkan Habib Syeikh,” janjinya.

Sebanyak 44 anak yatim dari 2 panti asuhan Desa Kasreman dan Kandangan pada kesempatan ini mendapatkan santunan berupa bingkisan dan uang. Ucapan terimakasih pun disampaikan Hj. Mutmainah Sholihin, selaku Pimpinan Panti Asuhan  Budi Mulia Desa Kandangan. Selain santunan, kegiatan juga diisi dengan pengajian oleh Ust. Abdul Muin yang dalam tausiyahnya menyampaikan hikmah Muharram. Selain itu, beliau lebih banyak menekankan pentingnya thalabul ilmi dan etikanya. •Ok

yatim, (19/10). Pemberian bantuan ini sekaligus ta’aruf Ketua DWP yang didampingi Kakankemenag Kota Pasuruan dengan anggotanya. Dalam sambutannya, Ketua Dharmawanita sangat berterima kasih kepada ibu dharmawanita yang hadir karena baru kali pertama ini bisa bertemu. Ini dikarenakan dirinya merupakan orang baru di Kemenag Kota Pasuruan yang sebelumnya menetap di Jombang.

Sedangkan Kakankemenag Kota Pasurun Taufiqurrohman me rasa bangga dan bahagia karena bisa bertemua dengan Dharmawanita sehingga semakin mengenal. Dirinya mengajak untuk selalu meningkatkan tali persaudaraan, keakraban, saling membantu dan saling menyadari bila ada kekurangan. “Karena Ketua Dharmawanita ini adalah adik panjenengan sehingga perlu bimbingan dan arahan,” tuturnya

Kakankemenag Kota Pasuruan berharap agar dharmawanita juga ikut membantu suami-suaminya dalam melaksanakan tugas. Karena istri adalah pendamping suami yang selalu memberi motivasi dan semangat dalam melaksanakan tugas sehingga suami tidak kendor dalam melaksanakan tugas. •Mdk 

SIDOARJO – Haji sebagai rukun iman yang kelima diperkenalkan sejak dini kepada murid-murid RA dengan menjalankan latihan manasik haji. Mulai dari mabit di muzdalifah, melempar jumroh, thowaf dan sai. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh dua ribu murid RA se-Kabupaten Sidoarjo di Masjid Agung Surabaya, (4/10).

Pelopor acara Yuhayyik melaporkan bahwa kegiatan ini yang dihadiri oleh Plt Kakankemenag Kab. Sidoarjo Moh. Arwani dan Kasi Penmad Abdur Rahman ini diikuti oleh dua ribu siswa RA, 400 guru pen-damping serta 4 pembimbing manasik haji dari Kementerian Agama. Pelaksanaan manasik haji ini bertujuan memberikan pembelajaran sejak dini tentang manasik haji agar nantinya bisa mengerti akan syarat dan rukun haji.

Moh Arwani selaku Plt. Kakankemenag Kab. Sidoarjo saat memberikan sambutan menyampaikan bahwa dengan mengenalkan tata cara pelaksaan haji kepada anak anak akan melatih kesabaran dan membudayakan kebiasaan antri. Hal ini merupakan cermin dari nilai luhur dalam membentuk karakter dan akhlak anak-anak usia dini. “Ke-

giatan untuk melatih kedisiplinan mengikuti tata tertib, bertanggung jawab mandiri dan toleran,” terangnya. •Im2

Dua Ribu Murid RA Se-Kabupaten Sidoarjo Lakukan Manasik Haji

Para siswa MAN 3 Kediri ikut menyemarakkan parade sholawatan denganberbagai bendera kelompok sholawat mereka saat acara santunan anak yatim dan pengajian.

Bertempat di Masjid Agung Surabaya, ribuan murid Raudlatul Athfal se Kabupaten Sidoarjotengah mengikuti manasik haji guna merasakan bagaimana kelak jika berhaji sebenarnya.

LINTAS PERISTIWA

Page 52: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

52 MPA 9/374 / 2017

LINTAS PERISTIWA

KEPALA KANKEMENAG NGAWIAMBIL SUMPAH 56 ASN

NGAWI – Bertempat di gedung pertemuan Al-Falah Kankemenag Ngawi, Kakankemenag Kab. Ngawi H. Zaenal Arifin mengambil sumpah 56 orang ASN Kankemenag Kab. Ngawi yang beberapa waktu telah menerima SK PNS, (28/9). Pada kesempatan tersebut H. Zaenal Arifin menekankan pentingnya disiplin pegawai yang menjadi modal utama mewu jud kan pelayanan prima. “Kedisiplinan pegawai menjadi prioritas utama bagi kita. Maka terkait kedisiplinan pegawai akan kami pantau secara intens,” paparnya.

Beliau juga mengajak kepada ASN yang baru untuk menciptakan kondisi yang kondusif, sehingga suasana nyaman akan selalu tercipta sehingga bisa menumbuhkan semangat pegawai dalam menyelesaikan tugas-tugas sesuai tupoksi masing-masing. “Marilah kita ciptakan kondusifitas di Kankemenag dan kita ciptakan Kankemenag ini selangkah lebih maju,” himbaunya.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh seluruh pejabat Kankemenag, diantaranya para Kasi, Kepala KUA, Kepala Madrasah Negeri, Pengawas Madrasah dan Pengawas Pendidikan Agama Islam. Pada acara ini, Kasi Bimas Islam H. Suroto didapuk sebagai rohaniawan, sedangkan Kasubbag TU H. Moh Wahib dan Kasi Pendma H. Yasmani bertugas sebagai saksi. •Prie

RAMAIKAN TAHUN BARU ISLAMMAN 1 MOJOKERTO MENGADAKAN

PAWAI SYIAR ISLAMKAB. MOJOKERTO – Dalam rangka

memperingati tahun baru Islam 1 Muharam 1439 H, MAN 1 Mojokerto mengadakan kegiatan pawai ta’aruf yang diikuti oleh seluruh siswa, bapak/ibu dewan guru dan pegawai, (29/9). Untuk menyemarakkan pawai syiar Islam, panitia menyarankan semua peserta siswa, guru, dan pegawai menge nakan kostum dakwah Islam.

Dalam kata sambutan pembukaan kegia-tan, Budi Prayitno selaku kepala Madra sah menyampaikan bahwasanya mem peringati tahun baru Hijriyah jangan hanya meriah digebyar fisiknya saja. Tetapi harus meresapi dan menerapkan makna perjuangan Islam yang terkandung di dalamnya. Islam menjadi maju dan berpengaruh besar pada pembangunan dunia di antaranya karena nilai-nilai yang diajarkan dalam peristiwa hijrahnya Nabi.

Iring-iringan pawai kemudian diberang-katkan dengan diawali alunan sholawat. Sepanjang jalan pawai disambut oleh masyarakat, meskipun rute yang ditempuh cukup jauh sepanjang 5 km. Namun para peserta sangat gembnira sehingga tidak merasa lelah. Sesampai finish, diadakan peragaan fashion show recycle custom serta penampilan pensi dari siswa siswi, diakhir mengumumkan pemenang lomba. •Bung

KAKANKEMENAG KAB. GRESIKSERAHKAN SK INPASSING

GRESIK – Bertempat di aula bawah Kankemenag Kab. Gresik, diadakan penyerahan SK inpassing dan pembinaaan guru non PNS tingkat RA, MI, MTs, dan MA se-Kab.Gresik, (5/10). Penyerahan tersebut dilakukan Kakankemenag Kab. Gresik Supandi didampingi Kasi PendMa Moh. Nasim. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur dan sekaligus ta’aruf dengan Kankemenag Kab. Gresik yang baru bulan Agustus lalu dilantik. Guru non PNS yang sehari sebelumnya telah menerima SK Inpassing secara bergiliran sesuai daerahnya, berjumlah 518 orang.

Kakankemenag Kab. Gresik Supandi dalam pembinaannya mengatakan bahwa guru haruslah mengadakan refleksi dalam menjalankan profesinya. Dalam mengajar, seorang guru juga perlu memberikan wadah kepada anak sehingga anak tersebut dapat belajar sesuai dengan bakat, minat dan kebutuhannya. “Guru yang berhasil dalam hidupnya adalah guru yang mencintai profesi dan anak didiknya sebagai ibadah,” ungkapnya.

Seusai pembinaan dari Kakankemenag Kab. Gresik, dilanjutkan dengan sambutan Kasi PendMa Nasim yang memberikan ucapan selamat dan rasa syukur kepada Allah SWT atas diserah terimakan SK inpassing bagi guru Non PNS tersebut. •Tri

PEMBINAAN PENGAWAS, GURU DANPEGAWAI MADRASAH KAB. JOMBANGJOMBANG – Seksi Pendma Kankemenag

kab. Jombang gelar kegiatan Pembinaan Pengawas, guru dan pegawai Madrasah se-Kab Jombang yang dilaksanakan di aula al-Hikmah Kankemenag Kab. Jombang, (22/9). Sebanyak 450 peserta dari unsur Pengawas, Kepala Madrasah dan guru madrasah di lingkungan Kankemenag Kab. Jombang hadiri kegiatan ini. Kasi Pendma Kankemenag Kab. Jombang oleh H. Amak Burhanuddin menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan meningkatkan mutu kualitas pengawas, kepala madrasah dan guru madrasah di lingkungan Kanke menag Kab. Jombang.

Sedangkan Kabid Pendma Kanwil Prov. Jatim oleh H. Leksono yang juga hadir pada acara ini mengapresiasi dan berterima kasih kepada semua yang hadir karena Satker Madrasah di Jombang adalah terbanyak di Jatim dan menjadi perkembangan Madrasah yang terbanyak di Indonesia. Ini menunjukkan minat masyarakat terhadap madrasah mengalami kenaikan yang luar biasa.

Direktur Kurikulum, Sarana, Kelem-bagaan dan Kesiswaan Kemenag RI H. A. Umar dalam point penting pembinaannya mengajak agar mulai guru, pengawas, Pendma, Kakankemenag Kab, Kabid Pendm, Kakanwil hingga Kementerian Agama Pusat, harus bergerak semuanya. •Tts

DINKES GELAR SOSIALISASI DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DAN PAYUDARA

NGANJUK - Dalam rangka upaya pe-nanggu langan kanker serviks dan payudara, Kankemenag Kabupaten Nganjuk bekerja sama dengan Dinkes Kabupaten Nganjuk mengadakan sosialisasi deteksi dini kanker serviks dan payudara bersama dr. Ilham Pra-mudanani Kepala UPTD Puskesmas Nganjuk, (4/10). Kegiatan berlangsung di aula lantai dua dihadiri 80 peserta pengurus dan anggota DWP Kankemenag, Satker dan KUA.

Saat membuka acara, Kasubbag TU Kan-kemenag Kab. Nganjuk H. Muksin berharap agrar kegiatan ini dapat menambah penge-tahuan dan wawasan tentang kesehatan yang berhubungan dengan kanker serviks dan payudara. “Jangan malu menanyakan kepada nara sumber mumpung ada di hadapan kita semua,” ujar Muksin dihadapan para peserta. Kepala UPTD Puskesmas Nganjuk dr. Ilham Pramudani mengatakan bahwa kanker serviks sebenarnya dapat dicegah dan dikenali sedini mungkin. Namun kebanyakan wanita merasa malu untuk melakukan pemeriksaan. Sehingga kebanyakan perempuan baru berobat setelah diketahui stadium lanjut sehingga pengobatannya sangat sulit dilakukan.

Untuk pemeriksaan, dibimbing oleh Yeni Kusumati, sst,keb dengan menggunakan media patung sebagai peraga. •Nur

FORKAT NGAWI ADAKAN PEMBINAANKAB. NGAWI – Forum Komunikasi Kepala

Urusan Tata Usaha Madrasah (Forkat) Kabupaten Ngawi adakan pembinaan, (9/10). Turut hadir Kasubbag TU Kankemenag Kab. Ngawi H. Moh. Wahib dengan didampingi oleh Yusuf Masruri sebagai nara Sumber. 

Pada kesempatan tersebut, H. Moh. Wahib menyampaikan pentingnya koordinasi. Menurut beliau sebesar apapun masalah yang dihadapi oleh lembaga ketika masih ada saling pengertian dan mau saling berkoordinasi, maka segala sesuatu akan bisa diselesaikan. 

H. Moh Wahid menambahkan bahwa forum seperti ini sangat diperlukan untuk menyempurnakan visi misi Kemenag dan juga dalam rangka untuk saling mengisi antara satu dengan yang lain. “Semua dilakukan dalam koridor untuk mendukung kebijakan-kebijakan dan program yang ada baik di tingkat satker maupun di tingkat Kementerian Agama secara umum,” paparnya.

Selain itu beliau juga menekankan akan pentinya tertib administrasi, sebab admi-nistrasi merupakan dapur untuk mengolah segala sesuatu untuk menjalankan roda organisasi dalam sebuah lembaga.

Kegiatan yang bertempat di RM. Hj. Maimun Ngawi tersebut diikuti 10 orang Kepala TU Madrasah Tsanawiyah dan 4 orang Kepala TU Madrasah Aliyah. •Prie

Page 53: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

53MPA 9/374 / 2017

SUMENEP – Sebanyak 23 PNS Kemenag Kab. Sumenep disumpah oleh Kakankemenag Kab. Sumenep di halaman depan kantor setem-

NGANJUK – Memperingati tahun baru hijriyah, Pengurus Daerah IGRA Kabupaten Nganjuk menggelar doa bersama dan santunan anak

Kakankemenag Kab. Nganjuk H. Barozi bersama ibu seusai memberikan santunankepada anak yatim piatu guna menyemarakkan peringatan tahun baru hijriyah 1439 H.

Kankemenag Kabupaten Sumenep Gelar Pengambilan Sumpah dan Janji PNS

PD IGRA Kab. Nganjuk Gelar Doa Bersama dan Santunan Anak Yatim

pat, (17/10). Acara ini disaksikan seluruh pejabat, para kasi, kepala KUA, kepala satker, seluruh pengawas tingkat dasar maupun tingkat lanjutan serta seluruh ASN yang ada dilingkungan Kemena Sumenep.

Dalam pembinaannya, Kakankemenag Kab. Sumenep menyam-paikan bahwa pengambilan sumpah atau janji pegawai ini dimaksudkan agar para PNS mempunyai kesetiaan dan ketaatan terhadap Pancasila dan UUD 1945, negara dan pemerintah serta bermental baik, bersih, jujur dan berdayaguna dan penuh tanggung jawab. “ASN yang baru dilantik ini benar-benar menjadi ASN yang sesuai dengan sumpah atau janji yang diucapkan,” ujarnya

Usai pengucapan janji dilanjutkan penandatanganan sumpah atau janji PNS oleh Kakankemenag Kab. Sumenep serta disaksikan Kasubbag TU dan saksi lainnya.

Perlu diketahui, selayaknya sebelum menjadi PNS, mereka dituntut mengucapkan sumpah pegawai atau janji PNS. Karena hal ini sesuai dengan UU No. 5 tahun 2014 tentang setiap calon PNS pada saat diangkat menjadi PNS wajib mengucapkan sumpah atau janji tersebut. •Zarkasy

yatim, (27/9). Kegiatan yang berlangsung di halaman Kankemenag Kab. Nganjuk ini dihadiri Kakankemenag didampingi Kasubag TU, Kasi PHU, Kasii PD Pontren dan Binsyar, 800 guru RA/BA/TA se-Kabupaten Nganjuk dan 50 Anak yatim.

Ketua IGRA Kabupaten Nganjuk Siti Aminah mengatakan bahwa kegiatan yang rutin diadakan oleh PD IGRA Kabupaten Nganjuk ini bertujuan memupuk kepedulian terhadap sesama dan turut serta mengembangkan potensi seluruh guru RA.

H. Barozi selaku Kakankemenag Kab. Nganjuk mengapresiasi pengurus IGRA yang mengemas kegiatan untuk menyambut tahun baru hijriyah. Dirinya berharap, tahun baru hijriyah menjadi momentum perpindahan dari yang tidak baik menjadi baik, dan dari yang sudah baik menjadi lebih baik. “Dan yang tak kalah penting, tahun baru hijriyah ini untuk saling berbagi di antara kita,” tambahnya.

Kegiatan diisi istigosah dipimpin oleh H. Farid Wajdi Penyelenggara Syariah, santunan 50 anak yatim dan ditutup dengan doa dipandu oleh H. Muksin Kasubag TU Kankemenag Kab. Nganjuk. •Nur

KOTA BLITAR – H. Solekan Kasubbag TU Kankemenag Kota Blitar menghadiri acara Peringatan 1 Muharram di MI Perwanida (MIDA) Kota Blitar, (23/9). Kegiatan tahunan yang diikuti semua siswa MIDA ini dilaksanakan di halaman madrasah. Kegiatan dimulai setelah sholat Dhuha berjama’ah yang diawali pentas grup sholawat anak-anak MIDA, sambutan-sambutan, penampilan grup sholawat dari PP Nurul Ulum dan acara utama yaitu santunan anak yatim.

Dalam kegiatan utama tersebut, kata Nurul Khotimah selaku Humas MIDA, sebanyak 80 anak yatim menerima santunan. Anak-anak ini terdiri dari siswa dan tetangga MI Perwanida. Sedangkan dana yang ditasyarufkan berasal dari keluarga besar MI Perwanida baik dari para siswa, orang tua, dan ustadz/ustadzah MIDA yang digalang selama 3 hari terkumpul sebesar Rp. 35.617.500,-.

Sementara itu H. Solekan mengatakan, apa yang dilakukan oleh MI Perwanida ini sangat luar biasa. MIDA telah menerjemahkan nilai 1 Muharram dengan kegiatan yang sangat positif. “Kemenag tentu mengapresiasinya, dan semoga nilai-nilai hijrah dalam

peringatan 1 Muharram ini terus membekas dan membawa kebaikan untuk kita semua,” ujarnya. •Moza

Kasubbag TU Hadiri Peringatan 1 Muharram 1439 H di MI Perwanida

Bertempat di halaman depan Kankemenag Kabupaten Sumenep, sebanyak 23 PNS disumpaholeh Kakankemenag Kab. Sumenep. ASN diharapkan memenuhi janji yang diucapkan.

Sebagian anak yatim dari siswa dan sekitar tetangga MI Perwanida, mendapatkan santunanyang berasal dari penggalangan selama 3 hari dari keluarga besar MI Perwanida.

LINTAS PERISTIWA

Page 54: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

54 MPA 9/374 / 2017

LINTAS PERISTIWA

KAKANKEMENAG KAB. KEDIRI KUKUHKAN PNS KAB. KEDIRI – Bertempat di aula

Kankemenag Kab. Kediri, Kakankemenag Kab. Kediri H. Suryat mengukuhkan dan mengambil sumpah 40 PNS di lingkungan Kankemenag Kab. Kediri, (2/10). Acara ini dihadiri Kasubbag. TU, Kasi dan penye lengga-ra, serta Pengawas Dasar dan Menengah di lingkup Kankemenag. Kab. Kediri.

Kakankemenag Kab. Kediri H. Suryat dalam sambutannya memberi selamat kepada para PNS yang baru dikukuhkan, serta memuji  usaha keras dengan penuh kesabaran dalam penantian waktu  yang lama untuk menjadi PNS. “Selamat kepada bapak ibu yang penuh kesabaran dan kerja selama berpuluh-puluh tahun. Apabila kerja keras, pelayanan dan penantian kita lakukan dengan penuh kesabaran dan berpasrah diri pada Alloh, maka kita akan mendapatkan hasil yang setimpal,” ujarnya.

Beliau juga   mengingat kembali  bah wa sebagai  anggota ASN harus selalu menge-depankan pelayanan kepada masyarakat, menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa, menjaga dan mengawal keutuhan NKRI, serta selalu berpedoman pada 5 budaya kerja Kemenag. Perlu diketahui bahwa PNS yang diku kuhan dan diambil sumpah ini merupakan kelompok kategori 2 (K2) yang telah mengabdi selama belasan tahun. •Umar

IGRA-KKMI KRAKSAAN GELAR JALAN SANTAI DAN SANTUNAN ANAK YATIM

KAB. PROBOLINGGO – Pengurus Ikatan Guru Raudlatul Athfal (IGRA) dan Kelom pok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Keca matan Kraksaan menggelar jalan santai bersho lawat dan santunan anak yatim piatu, (27/9).

Kakankemenag Kab. Probolinggo, H. Santoso, S.Ag, M.Pd. membuka kegiatan yang mengambil start di area BLK menuju area XL Park dengan jarak sekitar 3 km. Selain mengapresiasi jalannya kegiatan, beliau juga mengajak para pengawas, pengurus IGRA-KKMI terus berinovasi mengawal jalannya pembentukan generasi bangsa sejak dini. “Pembangunan karakter bangsa dalam berbagai aspeknya amat menunjang tumbuhnya sumber daya manusia yang siap pakai” ulas Santoso.

H. Santoso menambahkan, dengan mengingat sejarah tahun baru Islam, semangat juang akan terus bergelora. Dengan menjadikannya sebagai uswah dalam kehidupan, maka kelak anak-anak didik akan mengikutinya. “Semoga melalui kegiatan ini, kita mampu menumbuhkan rasa ukhuwah islamiyah dalam membentuk generasi muslim berbudi luhur dan memiliki kepekaan sosial,” tuturnya. Sebanyak 97 anak anak yatim piatu dari siswa-siswi RA dan MI di kecamatan tersebut mendapatkan santunan dalam acara ini. •Ansori

DWP SUB UNIT MTSN 4 SIDOARJOSANTUNI ANAK YATIM

SIDOARJO – Sabtu (30/9), Dharma Wanita Persatuan Sub Unit MTsN 4 Sidoarjo menyelenggarakan santunan anak yatim di musholla al-Hikmah MTsN 4 Sidoarjo. Seluruh anggota Darma Wanita hadir beserta 120 anak yatim, termasuk anak yatim yang berasal dari sepuluh desa sekitar MTsN 4 Sidoarjo. 

H. Achmad Saifullah selaku Pembina DWP Sub Unit MTsN 4 Sidoarjo berkesempatan menyampaikan sedikit tentang keistimewaan hari ‘Asyura. Menurutnya, hari ‘Asyura yang merupakan hari istimewa bagi anak yatim sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits. Namun, untuk menyantuni anak yatim tidak harus menunggu saat bulan Muharam tiba. “Berbuat baik untuk menyantuni anak yatim seyogyanya dapat kita lakukan kapan saja,” ujarnya. Dalam kesempatan yang sama, Hj. Laili Qodriyah Saifullah selaku Ketua DWP merasa senang dan bahagia, karena bisa berkumpul dengan anak-anak yatim yang bukan hanya berasal dari keluarga besar MTsN 4 Sidoarjo tapi juga anak yatim dari sepuluh desa di sekitar madrasah. Baginya, bahagia itu sederhana tapi tidak semua orang bisa melakukannya. “Semoga apa yang kita lakukan ini mampu memberikan sedikit kebahagiaan kepada anak-anak yatim,” ungkapnya. •Im2

KAKANKEMENAG BUKA BIMBINGAN PERKAWINAN BAGI CALON PENGANTIN

ANGKATAN PERTAMATULUNGAGUNG – Dalam rangka mem-

per siapkan Calon Pengantin (Catin) mema-suki mahligai rumah tangga, Kankemenag Kab. Tulungagung melalui Seksi Bimas Islam menyelenggarakan Bimbingan Perkawinan (Binwin) Pra Nikah angkatan pertama selama dua hari di gedung PAC NU Kecamatan Ngunut, (18/10). Kakankemenag Kab. Tulungagung Nuril Huda dalam sambutannya saat membuka acara menyatakan bahwa program bagi calon pengantin ini adalah wujud nyata kesungguhan Kemenag memastikan pem bangunan bangsa melalui keharmonisan perkawinan. Nuril berharap catin mempunyai cukup bekal mengarungi kehidupan rumah tangga sehingga langgeng, sakinah mawadah wa rohmah.

Senada dengan itu, Kasi Bimas Islam Abdul Cholik melaporkan bahwa maksud kegiatan ini adalah memberikan pemahaman pra nikah kepada catin. Sehingga mereka semakin memahami dan mengetahui kehidupan rumah tangga, mengantarkan catin mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah warahmah serta mengurangi angka perselisihan, perceraian, dan kekerasan dalam rumah tangga.

Sebanyak 30 pasang hadir dengan bimbingan narasumber dari Kankemenag Kab. Tulungagung, Dinas Kesehatan serta tokoh masyarakat. •Ern

KAKANKEMENAG SAMPANG TEGASKAN SOSIALISASI PRODUK HALAL PENTING SAMPANG – Kehalalan produk meru-

pakan hal penting bagi setiap muslim. Namun, tidak semua muslim mengetahui bagai mana cirinya. Guna menumbuhkan kesadaran produk halal, MUI Sampang menggelar pembinaan dan sosialisasi produk halal di aula Kankemenag setempat, (11/10)

Hadir dalam kegiatan ini, Bupati, Kakankemenag, Ketua MUI Sampang serta puluhan peserta yang berasal dari pengurus MUI Sampang, penyuluh agama, pedagang serta lainnya. Bupati Sampang Fadhilah Budiono mengatakan bahwa produk halal penting dalam memberikan asupan energi dan gizi. Guna mewujudkan produk halal, diperlukan pembinaan kepada pelaku usaha. “Mari kita satukan niat dan tingkatkan pemahaman untuk menyediakan produk halal,” katanya.

Senada dengan itu, Kakankemenag Kab. Sampang H. Juhedi menyambut baik kegiatan ini. Ia menilai, ini merupakan kegiatan yang selama ini terabaikan. Padahal penting untuk umat muslim.

Sementara itu, Ketua MUI Sampang KH Bukhori Maksum menjelaskan bahwa kegiatan ini diperuntukkan bagi pengusaha makanan dan masyarakat selaku konsumen. “Halal tidaknya sebuah makanan, akan berpengaruh terhadap sikap, mental yang mengkonsumsi,” ujarnya. •Fr

USAI IKUTI PAWAI SYIAR ISLAM, MTSN 1 SALURKAN SANTUNAN BAGI YATIM PIATU

KAB. PASURUAN – “Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau, serta agak merenggangkan keduanya”. Ungkapan yang disampaikan oleh Rasulullah SAW tersebut dikutip oleh Kepala Madrasah MTsN 1 Pasuruan Najib Kusnanto saat sambutan pemberian santunan anak yatim piatu.

Ungkapan tersebut disampaikan Kepala Madrasah dalam rangka memperingati 1 Muharram 1439 H. MTsN 1 Pasuruan mengadakan santunan anak yatim piatu dengan tema “Tahun Baru Islam 1438 H, Kita Canangkan Santunan Anak Yatim, Dengan Sedekah Rejeki Berkah”. Menurut Najib, memberikan santunan kepada anak yatim piatu memiliki manfaat yang sangat luar biasa. “Salah satunya kita akan mendapatkan keridhoan dari Allah SWT yang sangat luar biasa. Kita juga dapat menambahkan kecintaan kita terhadap Rasulullah SAW serta mengurangi beban anak yatim piatu,” pungkas Najib.

Kegiatan santunan ini diselenggarakan usai mengikuti pawai syiar Islam yang bertempat di musholla madrasah, (29/9). Sebanyak 100 siswa/i yang mendapat santunan dari madrasah. •Emen

Page 55: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

55MPA 9/374 / 2017

LINTAS PERISTIWA

BERBAGAI KEGIATAN LOMBA MEWARNAI PERINGATAN TAHUN BARU 1439 HIJRIYAH

MAGETAN – MTsN Karangmojo 1 Magetan melaksanakan kegiatan peringatan tahun baru hijriyah 1439 H, (7/10). Pada tahun ini diadakan berbagai macam lomba seperti pidato keagamaan, kaligrafi, azan, qiro’ah, hafalan Al-Qur’an, dan membuat poster dengan tema tahun baru hijriyah.

Dalam lomba tersebut selain lomba poster, pesertanya diikuti oleh wakil tiap-tiap kelas. Sedangkan untuk lomba poster diikuti oleh 217 siswa.

Kepala MTsN Karangmojo 1 Magetan, Nurhadi, mengungkapkan bahwa tujuan diadakannya lomba ini adala untuk mencari bibit siswa yang berprestasi yang nanti akan dilombakan ke tingkat yang lebih tinggi.

Sedangkan ketua penyelenggara kegiatan yaitu Darwati menyampaikan bahwa kegiatan ini rutin digelar tiap tahunnya, hanya wujud kegiatanya yang berbeda-beda. Untuk tahun ini, dimeriahkan dengan berbagai macam lomba. Beberapa siswa mengungkapkan sangat senang karena dengan kegiatan lomba ini mereka dapat menunjukan kemampuan dan ketrampilanya sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing. Para siswa berharap agar di tahun yang akan datang kegiatan peringatan tahun baru hijriyah akan lebih semarak dan meriah lagi. •Nuhary

SISWA MAN 2 KOTA MADIUNSANTUNI ANAK YATIM

KOTA MADIUN – “Kita ingin meringankan beban dan membagi kebahagian bersama dengan saudara-saudara terdekat kita. Ketika di madrasah, siswa kita adalah saudara dekat kita. Bagi siswa, teman siswa adalah saudara dekat siswa-siswa kita,” kata Muhammad Romadlon, Waka Humas MAN 2 Kota Madiun dalam kegiatan santunan anak yatim, (29/9). Kegiatan ini dilaksanakan secara sederhana di ruang kepala madrasah, dengan beberapa siswa dipanggil secara bertahap.

Kegiatan santunan ini merupakan salah satu kegiatan dalam rangka memperingati Tahun Baru Hijriyah 1439 H dengan menyantuni 87 siswa MAN 2 Kota Madiun yang sudah yatim dan atau piatu.

Kepala MAN 2 Kota Madiun Ary Siswanto menanggapi positif kegiatan ini seraya menyampaikan bahwa kegiatan ini menunjukkan adanya kepedulian sekaligus menjadi pemicu munculnya kepedulian yang semakin besar. “Semoga menjadi iklim dan warna budaya di MAN 2 Kota Madiun,” harap Ary Siswanto. Saat akan menyampaikan santunan kepada anak yatim siswa MAN 2 Kota Madiun, Ary Siswanto selalu memberikan motivasi dan membesarkan hati bahwa mereka adalah manusia pilihan yang mampu mengarungi kehidupan sebagai seorang yang yatim piatu. •Lon

KOORDINASI PENYERAPAN PIPHADIRKAN NARSUM DARI KANWIL

NGANJUK – Bertempat di aula dasar Kanke menag Kab. Nganjuk, PD Pontren melak sanakan koordinasi penyerapan Program Indonesia Pintar (PIP) yang dibuka oleh Kasi PD Pontren H. Imam Mujaib mewa-kili Kakankemenag Kab. Nganjuk, (4/10).

Hadir dalam kegiatan ini, Kabid Pontren Prov. Jatim Mas’ud, M.Pd.I, Kasi PD Pontren Kankemenag Kab. Nganjuk dan 40 peserta perwakilan ponpes di lingkungan Kabupaten Nganjuk yang menerima PIP.

H. Imam Mujaib Kasi PD. Pontren Kanke-menag Kab. Nganjuk menjelaskan bahwa pontren salafiyah masuk pengem bangan pendidikan bersama pemerintah. Maka dari itu, program PIP harus tepat sasaran dan tepat guna. “Pengelola pontren harus menginvertarisir santri yang tidak mampu dengan mengajukan program PIP melalui PD. Pontren Kemenag Kab. Nganjuk,” katanya.

Sementara Kabid Pontren Kanwil Kemenag Prov, Mas’ud, M.Pd.I menyam paikan bahwa PIP yang diterima oleh pontren harus diimbangi dengan data yang jujur, aktual, valid, lengkap, tepat waktu dan berkualitas. “Seluruh ponpes yang menda patkan program ini agar segera menertibkan administrasi. Karena sebentar lagi akan ada aplikasi baru yang dilakukan secara online,” ujarnya. •Nur

TINGKATKAN TENAGA KEPENDIDIKAN KKM WILKER BARAT ADAKAN WORKSHOP

SITUBONDO – Kelompok Kerja Madrasah (KKM) Wilayah Kerja (Wilker) Barat Kankemenag Kabupaten Situbondo mengadakan Workshop Peningkatan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (4/10).

Kegiatan yang diikuti oleh perwakilan dari 30 lembaga MTs dan MA di Wilker barat ini dibuka oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubbag TU) Kankemenag Kab. Situbondo yang bertempat di aula MAN 1 Situbondo.

Dalam sambutannya, Kasubbag TU Kankemenag Kab. Situbondo H. Adi Ariyanto menyampaikan bahwa tujuan dari pelaksanaan workshop ini adalah untuk lebih meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan. Hal ini dibutuh-kan dalam memberikan pelayanan di bidang pendidikan, sehingga dapat menciptakan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional.  “Kegiatan ini merupakan upaya peningkatan kompetensi guru dalam menyiapkan diri untuk pembelajaran Tahun Pelajaran  2018/2019,” ujar bapak empat anak ini menegaskan.

Pada kesempatan ini, hadir sebagai narasumber adalah Abdul Aziz Eko Indrawanto selaku Pengawas Sekolah Madya SLTP/SLTA/MTs/MA pada Kan-kemenag Kab. Situbondo yang mengulas tentang bagaimana meningkatkan kualitas PTK di madrasah. •Queen

WORKSHOP PENGUATANPENDIDIKAN KARAKTER

TUBAN – Dalam upaya  meningkatkan kualitas pendidikan, MIN 1 Tuban menye-lenggarakan Workshop Penilaian Kurikulum 2013 dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), (30/9). Kegiatan ini bertempat di gedung MIN 1 Tuban dan dihadiri Kasi Pendma Kankemenag Kab. Tuban, PPAI Kec. Tuban serta diikuti seluruh dewan guru dan staf TU MIN 1 Tuban.

Kasi Pendma Kankemenag, H. Abdul Karim menyampaikan bahwa PPK merupakan program pemerintah untuk menghidupkan kembali nilai-nilai luhur bangsa agar teraktua-lisasikan dan terlestarikan dalam kehidupan sehari-hari. “Salah satu contoh kegiatan di madrasah adalah pembiasaan membaca Al-Qur’an sebelum dimulainya pelajaran, sholat Dluha serta lainnya,” ujarnya. Sementara itu kepala MIN 1 Tuban Hj. Afiyah dalam laporannya menegaskan bahwa workshop ini bertujuan mensosialisasikan sistem aplikasi penilaian K-13 dan membiasakan peserta didik agar menerapkan karakter positif seperti mempunyai sikap peduli dan disiplin.

Workshop diisi materi tentang dasar-dasar hukum pendidikan karakter oleh PPAI Kec. Tuban Muhlasin. Sedangkan penilaian Kurikulum 2013 disampaikan oleh bagian tehnis aplikasi penilaian K-13 MIN 1 Tuban, Mochamad Romli. •Mal

KASUBBAG TU MELEPAS KAFILAH MUSABAQOH QIROATUL KUTUB

KOTA PASURUAN – Kabag TU Kanke-menag Kota Pasuruan melepas Kafilah Musa baqoh Qiroatul Kutub (MQK) Tingkat 1 Jatim menuju PPS Amanatul Ummah Pacet Kabupaten Mojokerto, (13/10). Kasi PD. Pontren, seluruh Kasi dan penyelanggara dan seluruh karyawan/wati hadir di halaman tengah Kankemenag Kota Pasuruan.

Kasubag TU Kankemenag Kota Pasuruan melepas Kafilah sekaligus mengajak yang hadir agar ajang MQK diniatkan untuk mencari ilmu dan menambah ilmu pengetahuan. Di samping kompetisi,  ajang in paling tidak sebagai ajang silaturromi antar pondok pesantren se-Jatim. Ajang ini juga ajang evaluasi akan kekurangan ilmu yang dimiliki sehingga terus menerus belajarnya. “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi seorang muslim yaitu mulai lahir sampai meninggal dunia,” tuturnya.

Kasubag TU berharap agar kontingen Kota Pasuruan sebagai wakil Wilker Malang dapat melaksanakan semaksimal mungkin sehingga kafilah Kota Pasuruan mampu membawa nama harum Kota Pasuruan. “Kami mengharap do’a dari bapak dan ibu yang hadir,  agar kafilah MQK Kota Pasuruan diberi keselamatan dan kelancaran sehingga memperoleh juara di tingkat Jatim,” tandas Kasubbag TU. •Mdk

Page 56: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

56 MPA 9/374 / 2017

LINTAS PERISTIWA

DR. H. AS BAHTIAR HADIRISOSIALISASI APLIKASI RAPORT-EMIS

KAB. PROBOLINGGO – Upaya untuk terus mengikuti laju perkembangan dunia modern dalam bidang pendidikan serta untuk optimalisasi data madrasah di lingkungan Kankemenag Kab. Probolinggo, Seksi Pendma melaksanakan Sosialisasi Aplikasi Raport Education Management Information System (EMIS), (24/9). Acara yang bertempat di aula MTsN 2 Probolinggo ini diikuti seluruh operator madrasah dan KKM MI, MTs, MA.

Kasi Pendma Kemenag Kab. Probolinggo H. M. Sa’dun menyampaikan bahwa sosia-lisasi ini sudah sesuai dengan POS UN dan POS USBN Tahun Pelajaran 2016/2017 dan telah dirilisnya aplikasi raport madrasah oleh EMIS Kemenag RI.

Sebagai penyaji Ary Sugianto (Operator EMIS Kanwil Kemenag Jatim) bersama Kasi Sarpras sekaligus Plt. Kasi Kelembagaan Kanwil Kemenag Provinsi Jatim Dr. H. Ahmad Sruji Bahtiar. Dalam penyajian materinya menyatakan bahwa operator madrasah merupakan bagian terpenting dalam sistem pendataan pendidikan di mana saat ini sudah terintegrasi dalam EMIS tersebut. “Jadi operator madrasah dapat memaksimalkan aplikasi ini dengan memasukkan data raport siswa dalam aplikasi tersebut sesuai prosedur yang ada,” jelasnya. •Ansori

SANTUNAN ANAK YATIM DAN PELATIHAN DECOUPAGE BERSAMA BUTIK RANIAHKAB. PROBOLINGGO – Kegiatan

rutin bulanan anggota DWP Kankemenag Kabupaten Probolinggo selalu bervariasi. Banyak hal yang telah dilakukan dalam kegiatan tersebut. Adakalanya pelatihan MC, pelatihan merakit bunga, penyuluhan kesehatan ibu, pengajian umum, juga lomba agustusan. Dan yang terbaru, memberikan santunan kepada yatim piatu dalam momen tahun baru Islam, (4/10).

Puluhan yatim piatu mendapat santunan yang diserahkan simbolis oleh Hj. Muzayanah Santoso selaku Ketua DWP Kemenag Kab. Probolinggo. Beliau mengatakan bahwa santunan ini adalah kegiatan rutin yang dilakukan oleh semua instansi bahkan sudah dilakukan DWP sebelumnya. “Yang baik kita lanjutkan, kita tata lalu kita budayakan agar senantiasa berjalan baik,” jelasnya.

Dirinya berharap agar bantuan ini memberikan kebahagiaan kepada mereka yang sudah tidak memiliki orang tua. Sebenarnya, anggota DWP adalah ibu dan orang tua mereka yang berkewajiban menyantuni mereka.

Selanjutnya acara dilanjutkan dengan pelatihan Decoupage Pengelola Butik Raniah Hj. Lita Eka Budiyanti, istri Drs. H. Atok Illah, M.Pd yang saat ini menjabat sebagai Kakankemenag Kabupaten Situbondo. •Ansori

SOSALISASI PROGRAM BANTUAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH

DAN GURU SWASTASUMENEP – Kamis (19/10), bertempat

di aula al-Ikhlas Kankemenag Kab. Sumenep digelar sosialisasi Bantuan Penye-lenggaraan Pendidikan Diniyah dan Guru Swasta (BPPDGS). Hadir dalam acara ini Kakankemenag dan Kasi PD Pontren, perwakilan BPRS, para pengawas tingkat dasar dan perwakilan KKM Kecamatan.

Pada acara ini Kasi PD Pontren M. Yasin melaporkan beberapa kendala penghambat pencairan. Salah satunya ketidak akuratan data. Oleh karenanya, baik Madin maupun MI diharap selalu menyetor data emis setiap semesternya. Persyaratan seperti surat keterangan terdaftar, ijin operasional, legalitas hukum dan rekening lembaga harus juga dilengkapi. “Jika lengkap dan memadai, barulah akan cair dengan lancar,” terangnya.

Sedangkan Kakankemeng Kab. Sume-nep Moh. Bakri berharap dengan adanya bantuan ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, membantu siswa memperoleh layanan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi juga dapat meningkatkan kesejah-teraan pengajarnya. Sosialisasi selanjutnya diisi oleh Hariyanto sebagai Kasi Penyeleng-garaan Dinas Pendidikan Sumenep serta sosialisasi proses pembuatan rekening baru dari Bank BPRS. •Zarkasy

H. MOCH. AMIN MAHFUD: KANWIL TERBUKA UNTUK PERMASALAHAN ASN KEMENAGKOTA BLITAR – Kankemenag Kota Blitar

menyelenggarakan Pembinaan Kepegawaian dan Hukum menghadirkan Kabag TU Kanwil Kemenag Prov Jatim H. Moch. Amin Mahfud, (14/9). Kegiatan yang dilaksanakan di aula MAN Kota Blitar ini diikuti ASN Kemenag, pegawai Kemenag dan KUA serta guru se-Kota Blitar. Dalam materinya H. Moch. Amin Mahfud mengatakan bahwa pelan namun pasti prestasi Kemenag terus meningkat. Kinerja Kemenag tidak kalah dengan Kemen-terian lain. “Hal itu ditunjukkan dengan perolehan penilaian dengan predikat Baik pada Kementerian Agama,” ujarnya.

Pencapaian itu, lanjutnya, tentu saja bukan hasil karya Kemenag Pusat saja. Melainkan hasil kerja sama, kerja keras ASN Kemenag. Kemenag tidak bisa memperoleh nilai baik apabila ada satu saja satker yang bermasalah. Karena ketidakberesan itu akan mengganggu opini laporan keuangan. “Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur berterimakasih atas kerjasama dan kerja keras bapak ibu sekalian,” ujarnya.

Pada akhir materinya, Moch. Amin Mahfud menghimbau agar semua ASN Kemenag bisa menjadi Public Relation Kementerian Agama. Semuanya harus mampu menjaga agar Kemenag selalu terlihat baik. •Moza

JAMAAH HAJI ASAL KAB. LUMAJANGTAHUN 2017 BERKURANG

LUMAJANG – Jamaah haji asal Kabupaten Lumajang tiba di Lumajang, (25/9). Kedatangan kloter 54 dan 55 jamaah haji ini dilaksanakan dua gelombang. Kloter 54 pukul 09.00 WIB, sedangkan kloter 55 pada pukul 10.00 WIB. Dengan bus besar yang dikawal dari Surabaya, para jama’ah haji tiba di Stadion Semeru Lumajang sebagai pusat penjemputannya.

Menurut Kasi PHU Kankemenag Kab. Lumajang H.Ach. Syaiho, S.Ag.MA, kedatangan jamaah haji Lumajang berkurang karena ada yang meninggal dan ada yang masih menjalani perawatan kesehatan di tanah suci. Yang semula berangkat berjumlah 711 jamaah, pulang berjumlah 709 jama’ah.

Pada kloter 54 yang awalnya berjumlah 444. Ada perubahan karena 1 jama’ah wafat di Mina, 1 tanazul ke kloter 2, dan menerima 2 mutasi dari kloter 66 bernama. sedangkan yang masih di Madinah ada 2 jama’ah haji. Sehingga kloter 54 yang pulang hingga ke Kabupaten Lumajang berjumlah 442 jamaah.

Sedangkan untuk kloter 55 yang awalnya berjumlah 267. Pada pemulangannya berjum-lah 262 jama’ah. Berkurangnya ini dikarenakan adanya 2 jama’ah yang wafat di tanah suci serta 3 jama’ah lainnya yang masih menjalani perawatan kesehatan di Madinah. •Azizah

MAN 1 KOTA MALANGGELAR PAMERAN KOMIK

KOTA MALANG  – MAN 1 Kota Malang gelar pameran komik hasil workshop yang diselenggarakan Kelas Pendidikan dan Pemikiran Politik (KP3) dengan pemateri Komikus Nasional yakni Aji Prasetyo, (29/9). Pameran ini berlangsung selama tiga hari hingga 30 September 2017 di MAN 1 Kota Malang. Sebanyak 12 siswa-siswi MAN 1 Kota Malang yang telah mengikuti workshop tersebut menyemarakkan pameran. Ajang ini juga dijadikan wahan apresiasi oleh seluruh warga madrasah, dewan guru, karyawan, dan siswa yang lain.

Aji Prasetyo sebagai instruktur dan motivator workshop menyebut bahwa komik bukan hanya sekedar coretan pensil dalam media kertas biasa saja. Namun, komik bisa menjadi media untuk menyampaikan pesan yang sangat efektif. Pameran ini bertujuan untuk apresiasi atas kerja keras pemikiran siswa-siswi MAN 1 Kota Malang dalam pembuatan komik.

Pameran komik ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan penunjang bagi murid lain untuk lebih bersemangat dalam berkarya, serta sebagai sarana apresiasi. Dengan melihat pameran seni rupa akan muncul berbagai tanggapan, kritik, penilaian, sarana penghargaan, dan rangsangan seseorang untuk berkreasi dalam berkarya dan berolah seni. •Hms

Page 57: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

57MPA 9/374 / 2017

Hal tersebut di atas seakan men-dukung penelitian ilmiah dari Univercity of Maryland School

of Medicine ditemukan fakta bahwa perempuan adalah makhluk yang sangat verbal. Rata-rata perempuan berbicara sebanyak 20.000 kata/hari sedangkan pria hanya 7000 kata/harinya.

Bisa jadi itu pula yang menyebabkan jumlah penghuni neraka lebih banyak perempuan dari pada pria. Hal itu disebabkan karena tak pandainya wanita dalam menjaga lisannya. Saat kebutuhan berbicaranya begitu tinggi, maka wanita butuh proses penyaluran yang tepat. Jika tidak, maka proses itu akan berefek buruk.

Menulis merupakan sarana yang pas untuk menyalurkan dorongan bicara wanita. Kenapa harus menulis? Karena menulis member kita jeda waktu saat ingin mengungkapkan apa yang ada di dalam hati dan pikiran kita. Berbeda dengan berbicara yang membuat kata seolah meletus begitu saja tanpa ada filter terlebih dulu. Kita harus memilih kosa kata yang dikeluarkan, juga untuk disimpan. Karena, tidak semua kata tepat kita obral begitu saja.

Banyak sekali manfaat menulis yang bisa kita dapatkan. Menulis Diary diyakini dapat membuat umur panjang. Dengan menulis, bisa menghilangkan kecemasan dan menyerap informasi lebih cepat. Menulis juga merupakan sarana melepaskan kemarahan dan stress negative. Pernahkah kita menduga bahwa menulis ternyata juga bisa meningkatkan system ketahanan tubuh. Kita akan mampu berpikir positif, lebih kreatif dan mampu berpikir sistematik juga dengan menulis. Bahkan menulis merupakan salah satu cara kita menyeruak muncul semangat untuk membaca yang luar biasa membara. Sebab hanya dengan

membaca dan menulislah, Kartini bisa menjadi seperti apa adanya dia saat itu. Membaca adalah jendela kita melihat dunia, dan menulis adalah alat kita ‘menguasai’ dunia.

Saat ini banyak sekali komunitas-komunitas menulis di Indonesia, yang ternyata anggotanya kebanyakan adalah wanita. Bermula dari aktivitas di dunia maya maka lahirnya komunitas ibu-ibu doyan nulis (IIDN). Kemudian lahirlah buku-buku hasil tulisan anggotanya. Juga muncul ibu-ibu yang suka menulis di blog yang kemudian melahirkan komunitas Emak Blogger. Dan yang juga menggembirakan adalah organisasi Forum Lingkar Pena (FLP) yang anggotanya tidak hanya wanita yang tersebar di seluruh Indonesia juga di luar negeri seperti Mesir, Hongkong, dll yang melahirkan penulis-penulis muda (banyak juga yang wanita). Anggota FLP yang menjadi TKW di Hongkong bahkan juga banyak yang telah menerbitkan buku. Para TKW ini banyak menulis

tentang suka duka bekerja di negeri orang. Sangat mengagumkan.

Banyak yang masih bingung dari mana mengawali kegiatan menulis? Salah satu langkah awal adalah dengan menulis diary. Tuliskan apa saja baik pengalaman hidup sehari-hari yang menarik untuk diceritakan, pengalaman yang sangat menjengkelkan, ataupun impian dan cita-cita kita. Ada buku harian yang kemudian dibuat buku yang bisa laris di pasaran. Membuat artikel untuk majalah masih sangat banyak peluang untuk diambil.

Bahkan catatan perjalanan kita mengunjungi suatu tempat yang menarik baik di dalam maupun di luar negeri juga bisa kita jadikan bahan tulisan. Tulisan fiksi seperti cerita anak, cerpen, maupun novel banyak pula yang merupakan karya wanita. Membuat resensi untuk buku yang baru terbit juga bisa dijadikan alternative tulisan. Semua tulisan di atas tentu saja akan mendatangkan uang bila ditekuni bahkan menulis bisa dijadikan profesi. Jadi, kenapa wanita belum juga menulis?

Ragam Manfaat Menulis bagi WanitaOleh : Nihla Farida

Julukan cerewet biasanya disandang oleh wanita. Lebih parah lagi kata “biang gossip” juga sering diberikan pada wanita. ini disebabkan dalam setiap kegiatan berkumpulnya wanita baik itu berupa arisan, pengajian atau sekedar berkumpul

menunggu tukang sayur lewat, tidak pernah lepas dari kegiatan ngobrol. Selama ngobrol itu positif tentu sajatidak menjadi masalah. Namun bagaimana dengan keadaan yang sering terjadi?

AN NISA’

Page 58: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

58 MPA 9/374 / 2017

DUNIA ISLAM

Seiring dengan kenaikan populasi pemeluk Islam itu, jumlah masjid di Meksiko kini juga bertambah.

Seperti yang terdapat di Tijuana misal-nya, sebuah kota yang terletak di perbatasan Meksiko dan Amerika Serikat (AS). Sekarang sudah ada 2 buah masjid daripada sebelumnya yang hanya ada sebuah masjid.

Bangunan majid baru yang sudah berusia 4 tahun itu, tidak sekadar dija-dikan tempat beribadah oleh kaum Muslimin setempat. Tetapi juga berfungsi sebagai sarana bertemunya ragam komu nitas sosial warga bangsa. Menurut informasi yang dihimpun oleh media asal Turki, World Bulletin, ada sekitar 200 Muslim yang rutin melaksanakan ibadah di masjid baru itu. Mereka berasal dari berbagi warga negara, seperti Costa rica, negara-negara Karibia, Amerika, India, dan Meksiko sendiri.

Dalam satu wawancara dengan lem baga penyiaran milik Universitas San Diego Amerika Serikat, seorang muallaf bernama Amirr Carr, mengaku mera sakan kedamaian dalam Islam. Sampai saat itu, dia rutin mengikuti shalat berjamaah di salah satu masjid di Tijuana. Padahal, sebelumnya pria itu sempat menjalani hidup sebagai anggota geng narkoba. ”Dulu saya adalah seorang kurir narkoba yang banyak menghabiskan waktu di jalanan. Namun, Islam akhirnya benar-benar mengubah hidup saya”, kata Carr.

Anggota komunitas Muslim Tijuana lainnya, Samuel Cortes, mengungkapkan hal serupa. Lelaki asal Los Angeles AS itu, sebelumnya juga menjalani profesi yang sama dengan Carr. Ia bahkan dideportasi dari AS, lantaran kejahatan

yang penah dilakukannya saat masih aktif terlibat dalam geng narkoba. Tetapi keluarga Cortes kini masih menetap di Los Angeles. “Setelah masuk Islam, saya merasakan perubahan yang besar dalam hidup saya. Jika terus berada dalam geng , bisa jadi sekarang ini saya sudah menjadi pembunuh atau malah terbunuh”, ujarnya.

Meksiko selama ini dikenal sebagai negara yang didominasi oleh penganut Katholik Roma. Kendati demikian, pro sen tase pemeluk Katholik di sana telah mengalami penyusutan dalam deka de terakhir ini. Dari dulunya berjum lah sekitar 96 persen pada 1970-an, kini hanya menjadi sekitar 82,7 persen.

Sementara pada saat yang bersamaan, jumlah pemeluk Islam di Meksiko selalu meningkat tiap tahunnya. Menurut data statistik Pew Research Center, Jumlah Muslim di negeri itu bertambah sekitar 15. 000 jiwa hanya dalam kurun waktu tiga tahun. Pada 2010, populasi Muslim di Meksiko sebanyak 111.000 jiwa. Namun, pada 2013 jumlahnya naik menjadi 126.000 jiwa.

Sebuah artikel yang diterbitkan oleh University of Wisconsin – Madison, menye butkan, sekitar setengah dari Muslim di Meksiko saat ini adalah kaum muallaf. Fakta tersebut semakin memper-kuat bukti bahwa Islam kini semakin diterima dikalangan penduduk Meksiko.

•islam digest rep./180817, •Ahar

Islam Semakin Diterimadi Meksiko?

Jumlah penduduk yang masuk Islam di Meksiko dilaporkan mengalami peningkatan pesat selama beberapa tahun terakhir ini.Berdasarkan data statistik yang dihimpun oleh Pew Research Center pada 2013, terdapat sekitar 126.000 orang Muslim di negeri sambrero itu.

Page 59: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

59MPA 9/374 / 2017

Kakanwil Melantik Dewan Juri MQK tingkat Jatim ke-5di PP Amanatul Ummah pada 13 Oktober 2017.

Kegembiraan Kakanwil bersama Jajarannya sertaKH Asep Saifuddin Chalim seusai membuka MQK ke 5 tingkat Jatim.

Suasana Pembukaan MQK tingkat Jatim ke-5 di PP Amanatul Ummah Pacet Mojokerto pada 13 Oktober 2017.

Kakanwil Membacakan Teks Pelantikan Dewan Juri MQKtingkat Jatim ke-5 di PP Amanatul Ummah pada 13 Oktober 2017.

Seni Banjari turut memeriahkan Pembukaan MQKtingkat Jatim ke-5.

Page 60: INSPIRASI Nasionalisme dalam Film Karya Siswa Madrasah · ‘Paku Merah Putih’ yang mengusung nilai-nilai nasionalisme ini, dinyatakan dewan juri BNPT Film Festival 2017 sebagai

60 MPA 9/374 / 2017

KAKANWIL KEMENAG PROVINSI JAWA TIMUR

H. SYAMSUL BAHRI

SEGENAP KARYAWAN DAN DHARMA WANITA PERSATUANKANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR

S e l a m a t H a r i

10 NOVEMBER 2017

“PERKOKOH PERSATUANUNTUK MEMBANGUN NEGERI”