integrasi sistem peternakan terpadu dengan pertanian polikultur di kabupaten banyumas

Upload: rezaei-khaedar

Post on 07-Jul-2015

1.055 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

INTEGRASI SISTEM PETERNAKAN TERPADU DENGAN PERTANIAN POLIKULTUR DI KABUPATEN BANYUMAS

RIZAKHAEDAR D14080271

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Banyumas memiliki luas wilayah sekitar 1.327,60 km2 atau setara dengan 132.759,56 ha, dengan keadaan wilayah antara daratan & pegunungan dengan struktur pegunungan terdiri dari sebagian lembah Sungai Serayu untuk tanah pertanian, sebagian dataran tinggi untuk pemukiman & pekarangan, dan seba-gian pegunungan untuk perkebunan dan hutan tropis terletak dilereng Gunung Slamet sebelah selatan. Keadaan geografis dan topografi dari Kabupaten Banyumas tersebut

menyebabkan Kabupaten Banyumas memiliki banyak potensi dalam pengembangan model peternakan terpadu. Sistem peternakan terpadu ini adalah konsep untuk penggunaan yang berkelanjutan dari sumberdaya alam terbarukan akan difasilitasi ketika pakan ditanam, hewan diberi pakan dan kotoran didaur ulang pada lahan dalam cara yang dapat mengurangi penggunaan input impor termasuk energi. Apabila pertanian dikembangkan secara sendiri-sendiri maka sisa tanaman, atau kotoran dari ternak merupakan limbah yang dapat menimbulkan masalah dan penanganannya memerlukan biaya tinggi sehingga akan meningkatkan biaya produksi usaha pertanian. Oleh karena itu peternakan terpadu merupakan pilar utama kebangkitan bangsa Indonesia karena akan mampu menyediakan pangan yang aktual bagi bangsa ini secara berkelanjutan. Serta dengan pengaplikasian peternakan terpadu dapat pula digunakan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat Kabupaten Banyumas.

Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memberikan gambaran tentang model peternakan terpadu yang dapat diaplikasikan di daerah, sesuai dengan kemampuan, potensi serta daya dukung daerah itu sendiri.

PEMBAHASAN Wilayah Kabupaten Banyumas terletak di sebelah Barat Daya & merupakan bagian dari Propinsi Jawa Tengah. Terletak di antara garis Bujur Timur 108 " 39` 17`` sampai 109" 27` 15`` & di antara garis Lintang Selatan 7" 15` 05`` sampai 7" 37` 10`` yang berarti berada di belahan selatan garis khatulistiwa. Batas-batas Kabupaten Banyumas adalah : 1. Sebelah Utara: Gunung Slamet, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang. 2. Sebelah Selatan: Kabupaten Cilacap 3. Sebelah Barat: Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes 4. Sebelah Timur: Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara Luas wilayah Kabupaten Banyumas sekitar 1.327,60 km2 atau setara dengan 132.759,56 ha, dengan keadaan wilayah antara daratan & pegunungan dengan struktur pegunungan terdiri dari sebagian lembah Sungai Serayu untuk tanah pertanian, sebagian dataran tinggi untuk pemukiman & pekarangan, dan seba-gian pegunungan untuk perkebunan dan hutan tropis terletak dilereng Gunung Slamet sebelah selatan. Bumi & kekayaan Kabupaten Banyumas masih tergolong potensial karena terdapat pegunungan Slamet dengan ketinggian puncak dari permukaan air laut sekitar 3.400M & masih aktif. Keadaan cuaca & iklim di Kabupaten Banyumas karena tergolong di belahan selatan khatulistiwa masih memiliki iklim tropis basah. Demikian Juga karena terletak di antara lereng pegunungan jauh dari permukaan pantai/lautan maka pengaruh angin laut tidak begitu tampak, namun dengan adanya dataran rendah yang seimbang dengan pantai selatan angin hampir nampak bersimpangan antara pegunungan dengan lembah dengan tekanan rata-rata antara 1.001 mbs, dengan suhu udara berkisar antara 21,4 derajat C - 30,9 derajat C. Peternakan terpadu pada hakekatnya merupakan sebuah sistem pertanian yang mampu menjaga keseimbangan ekosistem di dalamnya sehingga aliran nutrisi (unsur hara) dan energi terjadi secara seimbang. Keseimbangan inilah yang akan menghasilkan produktivitas yang tinggi dan keberlanjutan produksi yang terjaga secara efektif dan efisien. Produksi dalam peternakan terpadu pada hakekatnya adalah memanfaatkan

seluruh potensi energi sehingga dapat dipanen secara seimbang. Agar proses pemanfaatan tersebut dapat terjadi secara efektif dan efisien, maka sebaiknya produksi pertanian terpadu berada dalam suatu kawasan. Pada kawasan ini sebaiknya ada sektor produksi tanaman, peternakan maupun perikanan. Berangkat dari pemikiran tentang konsep peternakan terpadu tersebutlah maka pengembangan peternakan terpadu di daerah Kabupaten Banyumas sangatlah menjanjikan, karena didukung dengan daya dukung keadaan alam kabupaten Banyumas yang mempunyai tanah yang subur, kemudahan dalam menemukan sumber air, serta memiliki curah hujan yang mendukung untuk diadakanya sistem peternaka terpadu. Kabupaten Banyumas masih tergolong potensial karena terdapat pegunungan Slamet dengan ketinggian puncak dari permukaan air laut sekitar 3.400M & masih aktif. Keadaan cuaca & iklim di Kabupaten Banyumas karena tergolong di belahan selatan khatulistiwa masih memiliki iklim tropis basah. Melihat potensi-potensi tersebut maka salah satu model peternakan terpadu yang cocok diaplikasikan di Kabupaten Banyumas salah satunya adalah integrasi peternakan dengan sistem pertanian polikultur. Sistem peternakan terpadu dengan integrasi pertanian polikultur adalah suatu usaha peternakna terpadu yang mencoba mengintegrasikan peternakan dengan tanaman pertanian seperti padi, tanaman buah-buahan (pisang), dan tanaman sayur-mayur, serta padi. Secara sederhana konsep peternakan terpadu ini digambarkan dalam gambar berikut ini:

Sistem peternakan terpadu dengan integrasi sistem pertanian polikultur di atas merupakan usaha untuk meningkatkan hasil produksi pangan. Hewan ternak seperti

ayam pedaging, sapi pedaging, diintegrasikan dengan tanaman pangan seperti pisang, sayur-mayur, padi serta perikanan. Hasil samping ternak, kotoran digunakan sebagai pupuk sehingga petani tidak perlu membeli pupuk lagi. Mengurangi ketergantungan kepada input eksternal yang ditentukan pasar dan subsidi pemerintah Limbah pertanian dapat dimanfaatkan dengan mengolahnya menjadi biomassa. Hemat energi dan hemat biaya Terdapat keseimbangan biologis, musuh ada kawan sehingga serangan hama tidak begitu banyak. Pertanian terpadu ikan, ternak dan tanaman telah membantu memperbaiki pasokan pupuk dan pakan, plus nilai pasar yang lebih tinggi dari ikan karena pakan dan atau pangan telah meningkatkan pendapatan secara substansial. Secara teknis, tambahan penting dari siklus unsur hara kedua dari limbah ikan ini telah memberikan manfaat kepada meningkatnya proses integrasi, dan telah memperbaiki kehidupan banyak petani kecil secara nyata