intellectual capital pada perusahaan...
TRANSCRIPT
i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN
INTELLECTUAL CAPITAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL
ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN
2010 - 2014
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Soraya Faradina
NIM: 1111082000003
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015
ii
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN
INTELLECTUAL CAPITAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL
ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN
2010 - 2014
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Soraya Faradina
NIM: 1111082000003
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, MM Ismawati Haribowo, SE., M.Si
NIP. 19490602 197803 1 001 NIDN. 2009098001
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Jumat, 12 Maret 2015 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswi:
1. Nama : Soraya Faradina
2. NIM : 1111082000003
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan
Intellectual Capital pada Perusahaan Property dan
Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2010-2014.
Setelah mencermati dan memperlihatkan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswi tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ketahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 Maret 2015
1. Dr. Dharmajaya, MA
NIDN. 0212037301
Penguji I
2. Putriesty Mandasari, S.P., M.Si
NIP. 19840608 201101 2 010
Penguji II
3. Reskino, SE., M.Si., Ak. CA
NIP. 19740928 200801 2 004
Penguji III
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 25 Agustus 2015 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Soraya Faradina
2. NIM : 1111082000003
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan
Intellectual Capital pada Perusahaan Property dan
Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2010-2014”
Setelah mencermati dan memperlihatkan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 Agustus 2015
1. Dr. Desmadi Saharudin, LC., MA
NIP. 19720711 200501 1 007
2. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA
NIP. 19760924 200604 2 002
3. Dr. Rini, SE., Ak., M.Si.
NIP. 19760315 200501 2 002
4. Dr. Yahya Hamja, MM
NIP. 19490602 197803 1 001
5. Ismawati Haribowo, SE, M.Si
NIDN. 2009098001
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Soraya Faradina
No. Induk Mahasiswa : 1111082000003
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
memalui pembukuan yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk
dikenai sanksi berdasarkan peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Soraya Faradina
2. Tempat, Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 29 Maret 1993
3. Agama : Islam
4. Alamat : Jl. WR. Supratman, Greenwoods
Townhouses No. M-03, Kp. Utan, Ciputat
5. Telepon : 085332000050
6. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDN Banjarbaru Utara 2, Banjarbaru (Kal-Sel) Tahun 1999-2005
2. Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2005-2008
3. Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2008-2011
4. S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Tahun 2011-2015
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. SEMINAR, WORKSHOP DAN TRAINING
1. Peserta pada seminar “Membentuk Karakter Kartini Masa Kini yang
Maju, Cerdas, Mandiri dan Beretika” di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Jakarta.
2. Peserta pada seminar “Auditing Day” di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Jakarta.
3. Peserta pada seminar “Diskusi Entrepreneurship Chairul Tanjung &
Joko Widodo” di Gedung SMESCO Convention Hall.
4. Peserta pada simulasi pasar modal “Take Your Chance, Get
Knowledge, Grab Your Gain” di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Jakarta.
vii
5. Peserta pada seminar “Bisnis Kreatif Muslim. Explore Your Socmed,
Boost Your Business” di Aula Madya UIN Jakarta.
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : H. Eddy Sumaryadi, SE
2. Tempat, Tanggal Lahir : Kandangan, 7 Juni 1964
3. Ibu : Hj. Farah Fitriyah, S.Pd
4. Tempat, Tanggal Lahir : Tanjung, 17 Oktober 1966
7. Alamat : Jl. WR. Supratman, Greenwoods
Townhouses No. M-03, Kp. Utan, Ciputat
5. Anak ke dari : 1 dari 2 bersaudara
viii
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN
INTELLECTUAL CAPITAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL
ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-
2014
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the effect of firm age, firm size,
leverage, profitability and concentration of ownership on intellectual capital
disclosure. The sample of this study is from property and real estate firm that
listed on Indonesian Stock Exchange from 2010 until 2014. This research using
purposive sampling method, to determine the sample of this research with 80
companies as population and 16 companies as sample. This research using
multiple linear regression analyzed method by SPSS program version 22 for
windows.
Partially, the results of this research indicate that only firm size has an
effect on intellectual capital disclosure, while firm age, leverage, profitability and
concentration of ownership do not have an effect on intellectual capital
disclosure. The result also indicates that firm age, firm size, leverage, profitability
and concentration of ownership simultaneously have an effect on intellectual
capital disclosure.
Keywords: firm age, firm size, leverage, profitability, concentration of ownership,
intellectual capital disclosure.
ix
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN
INTELLECTUAL CAPITAL PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL
ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN
2010-2014
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh umur perusahaan,
ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan terhadap
pengungkapan intellectual capital. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2010 sampai dengan 2014. Penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling untuk penentuan sampel dengan jumlah populasi sebanyak 80
perusahaan dan sampel sebanyak 16 perusahaan. Metode analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan program SPSS versi
22 for windows.
Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya ukuran
perusahaan yang berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital.
Sedangkan umur perusahaan, leverage, profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital. Secara simultan,
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umur perusahaan, ukuran perusahaan,
leverage, profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan berpengaruh secara simultan
terhadap pengungkapan intellectual capital.
Kata kunci: Umur perusahaan, ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas,
konsentrasi kepemilikan, pengungkapan intellectual capital.
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, tidak ada kata yang lebih tepat selain mengucapkan puji
dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan ruang, waktu, kesehatan
dan kesempatan bagi penulis dan atas semua limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual Capital Pada Perusahaan
Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2010-2014”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi teladan bagi semua umat
manusia.
Penelitian ini merupakan tugas akhir yang wajib diselesaikan sebagai
syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur
Alhamdulillah peneliti haturkan atas kekuatan yang telah dianugerahkan oleh
Allah SWT. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan rezeki kepada penulis,
sehingga penulis selalu bersyukur atas segala nikmat dan rezeki yang telah
diberikan oleh-Nya.
2. Kedua orang tua penulis, ibunda Farah Fitriyah dan ayahanda Eddy
Sumaryadi atas segala kasih sayang, kesabaran, motivasi, nasihat,
perhatian, semangat, dukungan dan doa yang tiada henti yang telah
diberikan kepada penulis. Mereka adalah motivator utama penulis dalam
pengerjaan skripsi ini.
3. Adik penulis, M. Reza Fardian tersayang yang telah memberikan
semangat, motivasi dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
xi
ini. Semoga kita dapat menjadi anak-anak berguna bagi nusa dan bangsa,
serta dapat dibanggakan oleh kedua orang tua baik di dunia maupun di
akhirat kelak.
4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk
membimbing penulis selama menyusun skripsi dengan sabar dan ikhlas.
Terima kasih untuk semua nasihat, ilmu, bimbingan, motivasi, dukungan
dan semangat yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
8. Ibu Ismawati Haribowo, SE., M.Si. selaku dosen Pembimbing Skripsi II
yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan, saran,
motivasi dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih
atas segala bimbingan dan ilmu yang telah diberikan selama ini.
9. Seluruh Dosen dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis selama menuntut ilmu
yang akan menjadi bekal dan pengalaman yang berharga bagi penulis di
masa depan.
10. Sahabat-sahabat penulis yang selalu memberikan semangat, motivasi,
canda, tawa dan semua perhatian yang telah diberikan selama ini. Yang
telah memberikan hiburan dan semangat di saat penulis merasa jenuh dan
sedih. Terimakasih atas segala bantuan, dukungan, perhatian, kasih sayang
dan nasihat-nasihat yang telah kalian berikan, semoga kita semua menjadi
orang yang sukses.
11. Seluruh mahasiswa dan mahasiswi akuntansi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta angkatan 2011. Terima kasih telah menjadi bagian dari kehidupan
xii
penulis sehingga memberikan berbagai pengalaman yang berharga dan
warna kehidupan tersendiri di hati penulis. Semoga kita menjadi orang
yang sukses seperti yang kita cita-citakan selama ini.
12. Sahabat seperjuangan penulis, yaitu seluruh keluarga besar akuntansi A
yang telah memberikan banyak pengalaman berharga dan tidak terlupakan,
semua canda, tawa serta isak tangis yang pernah kita lalui bersama akan
selalu dikenang di hati penulis.
13. Sahabat tercinta penulis sejak SMA, yaitu Dila, Adani, Ziezie, Ririn, Bayu
dan Andi terima kasih banyak atas waktu, doa, saran, dukungan, motivasi
dan waktu yang telah diberikan untuk mendengar segala keluh kesah dari
penulis. Semoga persahabatan kita sejak SMA akan selalu abadi hingga
rambut kita menjadi abu-abu nanti.
14. Sahabat tercinta penulis dalam Grup Horfam, terima kasih atas segala
dukungan dan motivasi yang diberikan, khususnya untuk Windy, Nindya
dan Fila yang selalu memberikan semangat, hiburan dan motivasi kepada
penulis.
15. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih
atas segala bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran, masukan maupun
kritikan yang akan membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Agustus 2015
Soraya Faradina
xiii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi.......................................................................... ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................... iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................... iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................... v
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... vi
Abstract ............................................................................................................ viii
Abstrak ............................................................................................................ ix
Kata Pengantar .............................................................................................. x
Daftar Isi ........................................................................................................ xiii
Daftar Tabel .................................................................................................... xviii
Daftar Gambar ............................................................................................... xix
Daftar Lampiran ............................................................................................ xx
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian .......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 9
1. Tujuan Penelitian ................................................................. 9
2. Manfaat Penelitian ................................................................ 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 13
A. Tinjauan Literatur ....................................................................... 13
xiv
1. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) ................................ 13
2. Teori Signaling (Signaling Theory) ....................................... 14
3. (Intangible Assets) .................................................................. 15
4. Intellectual Capital................................................................. 18
a. Human Capital ................................................................ 19
b. Structural Capital ........................................................... 20
c. Customer Capital ............................................................ 20
5. Pengungkapan Intellectual Capital ........................................ 21
6. Umur Perusahaan ................................................................... 30
7. Ukuran Perusahaan................................................................. 31
8. Leverage ................................................................................. 32
9. Profitabilitas ........................................................................... 33
10.Konsentrasi Kepemilikan ....................................................... 34
B. Penelitian Sebelumnya ............................................................... 35
C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 42
D. Perumusan Hipotesis .................................................................. 43
1. Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Pengungkapan
Intellectual Capital .............................................................. 43
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan
Intellectual Capital .............................................................. 44
3. Pengaruh Leverage Terhadap Pengungkapan Intellectual
Capital ................................................................................. 45
xv
4. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Intellectual
Capital ................................................................................. 46
5. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Terhadap Pengungkapan
Intellectual Capital .............................................................. 47
6. Pengaruh Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Leverage,
Profitabilitas dan Konsentrasi Kepemilikan Secara Simultan
Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital ..................... 48
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 49
A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 49
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................... 50
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 51
D. Metode Analisis Data .................................................................. 52
1. Statistik Deskriptif ................................................................ 52
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 52
a. Uji Normalitas ................................................................. 53
b. Uji Multikolinieritas ......................................................... 54
c. Uji Autokorelasi ............................................................... 54
d. Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 55
3. Uji Koefisien Determinasi (R2) .............................................. 56
4. Uji Hipotesis ........................................................................ 56
a. Uji Signifikansi Parameter Individual
(Uji Statistik t) .................................................................. 57
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ....................... 58
xvi
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ......................................... 59
1. Variabel Dependen ................................................................. 59
a. Pengungkapan Intellectual Capital (Y) ............................ 59
2. Variabel Independen ............................................................... 60
a. Umur Perusahaan (X1) ...................................................... 60
b. Ukuran Perusahaan (X2) ................................................... 60
c. Leverage (X3) ................................................................... 60
d. Profitabilitas (X4) .............................................................. 61
e. Konsentrasi Kepemilikan (X5) .......................................... 61
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................. 64
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 64
B. Hasil Analisis Data dan Pembahasan .......................................... 66
1. Uji Statistik Deskriptif .......................................................... 66
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 69
a. Uji Normalitas ................................................................. 69
b. Uji Multikolinieritas ........................................................ 72
c. Uji Autokorelasi ............................................................... 74
d. Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 75
3. Uji Koefisien Determinasi (R2) .............................................. 77
4. Uji Hipotesis .......................................................................... 78
a. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual
(Uji Statistik t) .................................................................. 79
xvii
1) Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Pengungkapan
Intellectual Capital ..................................................... 80
2) Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan
Intellectual Capital ..................................................... 81
3) Pengaruh Leverage Terhadap Pengungkapan Intellectual
Capital ........................................................................ 83
4) Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan
Intellectual Capital ..................................................... 85
5) Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Terhadap
Pengungkapan Intellectual Capital ............................ 86
b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .............. 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 90
A. Kesimpulan ................................................................................ 90
B. Saran ........................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 94
LAMPIRAN ................................................................................................ 99
xviii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Perbandingan Aktiva Tidak Berwujud ..................................... 16
2.2 Klasifikasi Intellectual Capital ................................................. 21
2.3 Penelitian Empiris Tentang Intellectual Capital ...................... 24
2.4 Item Indeks Pengungkapan Intellectual Capital ...................... 28
2.5 Hasil Penelitian Sebelumnya .................................................... 36
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................ 62
4.1 Rincian Sampel Penelitian ....................................................... 64
4.2 Daftar Nama Perusahaan Property dan Real Estate ................. 65
4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................... 66
4.4 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ............................ 72
4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ....................................................... 73
4.6 Hasil Uji Autokorelasi Runs Test ............................................. 74
4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Uji Glejser ................................ 77
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ...................................... 78
4.9 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual
(Uji Statistik t) .......................................................................... 79
4.10 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ..................... 88
xix
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran .................................................... 42
4.1 Hasil Uji Normalitas: Grafik Histogram .................................. 70
4.2 Hasil Uji Normalitas: Grafik Normal Probability Plot ............ 71
4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Grafik Scatterplot..................... 76
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Daftar Sampel Perusahaan Property dan Real Estate .............. 100
2 Hasil Perhitungan Total Item Pengungkapan IC ...................... 101
3 Hasil Perhitungan Variabel Independen dan Dependen ........... 106
4 Hasil Output SPSS .................................................................... 111
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Suatu perusahaan seringkali mengkaitkan kekayaan perusahaan dengan
sumber daya fisik atau aset berwujud seperti uang, surat-surat berharga,
bangunan, tanah dan tenaga kerja (labor). Karena terlalu memusatkan
perhatian terhadap kekayaan yang berwujud fisik, sehingga sumber daya
pengetahuan tidak begitu diperhatikan dalam suatu perusahaan. Keberhasilan
suatu perusahaan yaitu dilihat dari pengetahuan dan kompetensi dari sumber
daya manusia perusahaan, hal ini dibutuhkan agar perusahaan memiliki daya
saing yang tinggi dalam melakukan kegiatan bisnis. Saat ini kesadaran dan
kebutuhan akan pentingnya sumber daya pengetahuan (intellectual capital)
semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya persaingan antar
perusahaan dalam melakukan kegiatan bisnis (Sangkala, 2006).
Perusahaan yang mampu bertahan lama dan terus berkembang bukan
karena ukuran dan keberuntungannya, tetapi karena perusahaan-perusahaan
tersebut mampu menunjukkan kapasitasnya untuk beradaptasi lebih cepat
terhadap tuntutan zaman. Perusahaan tersebut secara terus-menerus
melakukan inovasi dan mengambil tindakan yang tepat untuk menggerakkan
perusahaannya ke arah tujuan yang diinginkan. Kemampuan tersebut hanya
mungkin terwujud jika perusahaan tersebut secara efektif menggunakan
sumber daya pengetahuan atau Intellectual Capital (Sangkala, 2006).
2
Menurut World Economic Forum pada tahun 2014, kemampuan daya
saing Indonesia selama beberapa tahun terakhir telah meningkat, yaitu
sebelumnya pada tahun 2013 Indonesia berada pada urutan ke-38 dan pada
tahun 2014 Indonesia naik menempati urutan ke-34 dari 144 negara. Indonesia
pada tahun 2014 lalu telah mengalahkan Negara Spanyol, Portugal, Turki,
Kuwait, India, Brazil dan Mexico. Sehingga telah terbukti bahwa setiap
tahunnya, kemampuan daya saing Indonesia cenderung meningkat setelah
mengalami penurunan daya saing pada saat beberapa tahun yang lalu seperti
yang tercatat dalam World Economic Forum. Menurut The Jakarta Globe
pada tahun 2015, dijelaskan juga bahwa Indonesia merupakan kawasan
ekonomi yang terbesar di antara negara-negara ASEAN dan merupakan satu-
satunya di antara negara-negara G-20 kawasan ASEAN lainnya (Manuturi,
2015).
Dalam memasuki era modern saat ini, hal yang menjadi tantangan suatu
perusahaan adalah bersaing dengan informasi, Dalam dunia perdagangan yang
canggih saat ini, informasi lebih sering mengalahkan persediaan. Perusahaan
dapat menyebarkan informasi dalam jumlah yang besar, mengirim informasi
secara berulang dan terus-menerus, serta mengirimkannya dalam kecepatan
yang luar biasa. Seiring dengan semakin bergunanya informasi, teknologi
informasi dan perkembangan pekerjaan dalam bidang informasi, dunia usaha
menemukan berbagai cara untuk memanfaatkan informasi sebagai pengganti
investasi yang mahal dalam aset berwujud (Stewart, 1997: 24-26). Seperti
pada awal tahun 1980-an ketika catatan dan pemahaman umum tentang nilai
3
intangible, biasanya diberi nama goodwill, mulai tampak dalam praktik bisnis
dan akuntansi (IFA, 1998 dalam Ulum, 2009).
Sejak tahun 1990-an, perhatian terhadap praktik pengelolaan aset tidak
berwujud telah meningkat. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam
penilaian dan pengukuran intangible assets tersebut adalah intellectual capital
yang telah menjadi fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik manajemen,
teknologi informasi, sosiologi, maupun akuntansi. Selama ini, perbedaan
antara intangible assets dan intellectual capital telah disamarkan ke dalam
pengertian intangible yang keduanya dirujuk pada istilah goodwill (Ulum,
2009). Modal intelektual telah mendapat perhatian yang lebih baik bagi para
akademisi, perusahaan maupun para investor. Modal intelektual dapat
dipandang sebagai pengetahuan dalam pembentukan kekayaan intelektual dan
pengalaman yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan (Stewart,
1997).
Di Indonesia, fenomena intellectual capital mulai berkembang terutama
setelah munculnya PSAK No. 19 (revisi 2000) tentang aktiva tidak berwujud.
Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai intellectual capital, namun
lebih kurang intellectual capital telah mendapat perhatian. Menurut PSAK
No. 19, aktiva tidak berwujud adalah aktiva non-moneter yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan
dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada
pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif (IAI, 2002). Paragraf 09 dari
pernyataan tersebut menyebutkan beberapa contoh dari aktiva tidak berwujud
4
antara lain ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem
atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai
pasar dan merek dagang (termasuk merek produk/brand names). Selain itu
juga ditambahkan peranti lunak komputer, hak paten, hak cipta, film gambar
hidup, daftar pelanggan, hak pengusahaan hutan, kuota impor,
waralaba/franchise, hubungan dengan pemasok atau pelanggan, kesetiaan
pelanggan, hak pemasaran dan pangsa pasar (Ulum, 2009).
Intellectual capital tidak hanya terkait dengan materi intelektual yang
terdapat dalam diri karyawan perusahaan, seperti pendidikan dan pengalaman,
tetapi juga terkait dengan materi atau aset perusahaan yang berbasis
pengetahuan, atau hasil dari proses transformasi pengetahuan yang dapat
berwujud aset intelektual perusahaan (informasi, intellectual property,
loyalitas pelanggan, paten, trademark, brand equity, database) (Sangkala,
2006). Dalam dunia praktik, intellectual capital masih belum dikenal secara
luas di Indonesia. Perusahaan-perusahaan di Indonesia cenderung
menggunakan conventional based dalam membangun bisnisnya, sehingga
produk yang dihasilkannya masih miskin kandungan teknologi. Di samping
itu perusahaan-perusahaan tersebut belum memberikan perhatian lebih
terhadap human capital, structural capital dan customer capital. Padahal
semua ini merupakan elemen elemen pembangun intellectual capital
perusahaan (Sawarjuwono dan Kadir, 2003).
Pengungkapan intellectual capital dalam suatu laporan keuangan adalah
suatu cara untuk mengungkapkan laporan tersebut menjelaskan aktivitas
5
perusahaan yang kredibel, terpadu dan “true and fair”. Pengungkapan
intellectual capital dikomunikasikan untuk stakeholder internal dan eksternal,
yaitu dengan menggabungkan laporan yang berbentuk angka, visualisasi dan
naratif yang bertujuan sebagai penciptaan nilai. Laporan intellectual capital
mengandung informasi finansial dan non-finansial yang beragam seperti
perputaran karyawan, kepuasan kerja, in-service training, kepuasan pelanggan
dan ketepatan pasokan. Hal tersebut berguna agar karyawan mengetahui
bagaimana dalam memberikan kontribusi terhadap penciptaan nilai bagi
perusahaan (Ulum, 2009).
Bukh et al., (2005) melakukan penelitian tentang pengungkapan informasi
intellectual capital dalam prospectus IPO (Initial Public Offering) pada
perusahaan di Denmark. Penelitian tersebut menggunakan content analysis
untuk mengukur hubungan pengungkapan intellectual capital dengan jenis
perusahaan, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan dan umur perusahaan.
Penelitian ini menggunakan 78 item pengungkapan yang terdiri dari 6
kategori, yaitu karyawan, pelanggan, teknologi informasi, proses, penelitian
dan pengembangan serta laporan strategis. Hasil penelitian tersebut
menyebutkan bahwa kepemilikan manajerial dan jenis industri berpengaruh
terhadap jumlah pegungkapan sukarela tentang intellectual capital. Sedangkan
ukuran perusahaan dan umur perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap
pengungkapan intellectual capital.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh (White et al., 2007)
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan intellectual capital
6
pada 96 perusahaan bioteknologi di Australia pada tahun 2005. Penelitian ini
menggunakan 78 item disclosure index yang sebelumnya telah dikembangkan
oleh Bukh et al., (2005) dalam mengukur pengungkapan intellectual capital.
Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa tingkat leverage, komisaris
independen, umur perusahaan dan ukuran perusahaan masing-masing
mempengaruhi pengungkapan sukarela intellectual capital, sedangkan
konsentrasi kepemilikan tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan
sukarela intellectual capital.
Di Indonesia, Sutanto (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh
karakteristik perusahaan terhadap tingkat pengungkapan informasi intellectual
capital pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2009. Penelitian ini menggunakan 25 item pengungkapan intellectual
capital (Purnomosidhi, 2006 dalam Sutanto, 2012). Hasil penelitian tersebut
menyebutkan bahwa hanya variabel ukuran perusahaan saja yang berpengaruh
terhadap pengungkapan intellectual capital, sedangkan variabel struktur
kepemilikan, basis perusahaan, profitabilitas, leverage dan umur perusahaan
tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital.
Beberapa penelitian sebelumnya mengenai pengungkapan intellectual
capital juga telah banyak dilakukan oleh Abdolmohammadi (2005),
Ariestyowati et al. (2009), Artinah (2013), Astuti dan Ghozali (2013),
Bozzolan et al. (2003), Goh dan Lim (2004), Guthrie et al. (2006), Istanti
(2009), Marsono dan Cempaka (2013), Nugroho (2012), Purnomosidhi
(2006), Reskino dan Margie (2014) serta Sawarjuwono dan Kadir (2003).
7
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan dan beberapa
penelitian yang telah dilakukan yang hasilnya belum konsisten, sehingga
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan intellectual capital dan
penting untuk diteliti agar mengetahui bagaimana pengungkapan intellectual
capital. Berdasarkan hal tersebut, maka judul yang diambil oleh peneliti
adalah “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual
Capital Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014”.
Penelitian ini merupakan replikasi dan pengembangan dari penelitian yang
dilakukan oleh Artinah (2013) yang berjudul “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual Capital Pada Lembaga
Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terdapat
pada variabel independen penelitian, objek penelitian, dan periode penelitian
dan indeks item pengungkapan yang digunakan sebagai berikut:
1. Variabel independen yang digunakan oleh Artinah (2013) adalah
konsentrasi kepemilikan, leverage, komisaris independen, ukuran
perusahaan dan umur perusahaan. Sedangkan variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah umur perusahaan, ukuran
perusahaan, leverage, profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan.
Penelitian kali ini tidak menggunakan variabel komisaris independen,
dikarenakan peran dari komisaris independen tidak terlalu mempengaruhi
8
pengungkapan intellectual capital perusahaan dan jika jumlah komisaris
independen relatif besar, maka akan mengganggu fungsi dan tugasnya
sehingga menjadi tidak optimal. Kemudian penelitian ini menambah satu
variabel lain berdasarkan penelitian dari Sutanto (2012) yaitu profitabilitas
untuk diuji kembali dan mengetahui konsistensi pengaruh variabel tersebut
terhadap pengungkapan intellectual capital.
2. Objek penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Artinah (2013) adalah
pada lembaga keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sedangkan objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Peneliti memilih objek penelitian tersebut karena
perusahaan sektor property dan real estate sedang berkembang pesat di
Indonesia dan dalam melakukan aktivitasnya dibutuhkan peran dari
intellectual capital.
3. Periode penelitian yang digunakan dalam penelitian Artinah (2013) adalah
menggunakan periode 2009. Sedangkan periode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah periode 2010 sampai dengan 2014.
Peneliti memilih periode yang lebih panjang agar hasil penelitian dapat
digeneralisasi.
4. Indeks pengungkapan intellectual capital yang digunakan dalam penelitian
Artinah (2013) hanya menggunakan 34 item dari 78 item yang
dikembangkan oleh Bukh et al., (2005), sedangkan penelitian ini
9
menggunakan 78 item pengungkapan yang juga dikembangkan oleh Bukh
et al., (2005).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah umur perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual
capital?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan
intellectual capital?
3. Apakah leverage berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital?
4. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual
capital?
5. Apakah konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap pengungkapan
intellectual capital?
6. Apakah umur perusahaan, ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan
konsentrasi kepemilikan secara simultan berpengaruh terhadap
pengungkapan intellectual capital?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas, tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
10
a. Untuk mengetahui pengaruh umur perusahaan terhadap pengungkapan
intellectual capital.
b. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap
pengungkapan intellectual capital.
c. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap pengungkapan
intellectual capital.
d. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan
intellectual capital.
e. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kepemilikan terhadap
pengungkapan intellectual capital.
f. Untuk mengetahui pengaruh umur perusahaan, ukuran perusahaan,
leverage, profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan secara simultan
terhadap pengungkapan intellectual capital.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain adalah sebagai
berikut:
a. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
tambahan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan intellectual capital, serta diharapkan dapat menjadi
dasar atau acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang lebih
baik lagi.
11
b. Bagi Para Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai intellectual capital dan praktik pengungkapan
yang terjadi di Indonesia dan Internasional. Sehingga dapat diketahui
masalah-masalah yang dihadapi mengenai intellectual capital.
Sehingga diperoleh solusi masalah yang berkaitan mengenai penelitian
ini dan agar dapat dipraktikkan dalam dunia kerja.
c. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran dan informasi
yang dapat membantu perusahaan untuk mengungkapkan lebih banyak
informasi mengenai intellectual capital dan seluruh aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan secara sukarela dalam menerbitkan laporan
tahunan perusahaan.
d. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi
pemerintah dalam melakukan pengembangan sumber daya manusia
dan teknologi, seperti melakukan pelatihan bagi masyarakat usia
angkatan kerja untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi
persaingan ekonomi global. Dan juga agar pemerintah lebih
memperketat peraturan dan hukum mengenai pengungkapan dan
pelaporan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam
menerbitkan laporan tahunannya.
12
e. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman
kepada masyarakat mengenai Intellectual Capital dan
pengungkapannya dalam kinerja perusahaan dan juga mengenai
pengelolaan sumber daya manusia.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)
Teori ini menjelaskan bahwa stakeholder berharap manajemen
perusahaan melakukan seluruh aktivitas dan melaporkan kembali
aktivitas-aktivitas tersebut kepada stakeholder. Stakeholder memiliki hak
untuk diberikan informasi mengenai bagaimana aktivitas-aktivitas yang
terjadi di perusahaan seperti polusi, sponsorship, inisiatif pengamanan dan
lain-lain, bahkan ketika mereka memilih untuk tidak menggunakan
informasi tersebut dan bahkan ketika mereka tidak dapat secara langsung
memainkan peran yang konstruktif dalam kelangsungan hidup organisasi.
Teori ini menyatakan bahwa organisasi akan memilih secara sukarela
mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan, sosial dan
intelektual mereka melebihi permintaan wajibnya untuk memenuhi
ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh stakeholder (Deegan, 2004
dalam Ulum, 2009). Pihak yang termasuk sebagai stakeholder adalah para
pemegang saham (investor), pemasok (supplier), pelanggan (customer),
karyawan (employee), pemerintah (government) dan masyarakat publik.
Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk membantu manajer
korporasi mengerti lingkungan stakeholder mereka dan melakukan
pengelolaan dengan lebih efektif di antara keberadaan hubungan-
14
hubungan di lingkungan perusahaan mereka. Namun demikian, tujuan
yang lebih luas dari teori stakeholder adalah untuk menolong manajer
korporasi dalam meningkatkan nilai dari dampak aktivitas-aktivitas
mereka, dan meminimalkan kerugian-kerugian bagi stakeholder. Pada
kenyataannya, inti keseluruhan teori stakeholder terletak pada apa yang
akan terjadi ketika korporasi dan stakeholder menjalankan hubungan
mereka (Ulum, 2009).
Oleh karena itu, perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap para
stakeholder untuk mengungkapkan dan tidak mengungkapkan suatu
informasi dalam laporan keuangan. Perusahaan berkewajiban untuk
meyakinkan stakeholder bahwa aktivitas-aktivitas yang telah dilakukan
oleh perusahaan sesuai dengan ekspektasi stakeholder. Sehingga para
stakeholder akan percaya dan merasa aman dalam menanamkan modal
atau sahamnya pada perusahaan tersebut, dan para stakeholder pun akan
mendapatkan keuntungan dari saham tersebut sesuai dengan ketentuan dan
ekspektasi yang diharapkan.
2. Teori Signaling (Signaling Theory)
Signaling theory mengatakan bahwa organisasi akan berusaha untuk
menunjukkan sinyal informasi positif kepada investor melalui mekanisme
annual report (Miller dan Whiting, 2005). Manajer memiliki motivasi
untuk mengungkapkan private information secara sukarela karena mereka
berharap informasi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai sinyal positif
mengenai kinerja perusahaan dan mampu mengurangi asimetri informasi
15
(Oliveira et al., 2008). Teori ini menjelaskan bagaimana sinyal-sinyal
keberhasilan atau kegagalan manajemen disampaikan kepada pemilik.
Perusahaan berharap dengan melaporkan pengungkapan intellectual
capital, maka akan memberikan keuntungan secara ekonomi untuk
perusahaan yang akan meningkatkan nilai dan reputasi perusahaan.
Sehingga hal tersebut mendorong pihak eksternal untuk menanamkan
sahamnya pada perusahaan tersebut (Marisanti, 2012).
Pengungkapan intellectual capital secara sukarela membuat investor
dan stakeholder untuk lebih baik dan berhati-hati dalam menilai
kemampuan perusahaan di masa depan, melakukan penilaian yang tepat
terhadap perusahaan dan mengurangi persepsi risiko mereka. Perusahaan
mengungkapkan intellectual capital pada annual report mereka dalam
rangka memuaskan kebutuhan informasi investor dan meningkatkan nilai
atraktif sumber daya perusahaan (Miller dan Whiting, 2005). Sinyal positif
yang diberikan oleh perusahaan diharapkan akan mendapat respon yang
positif dari investor dan pasar. Sehingga hal tersebut dapat memberikan
keuntungan yang maksimal bagi perusahaan serta menguntungkan
investor. Oleh karena itu, perusahaan perlu untuk mengungkapkan
informasi keuangan dan non-keuangan secara sukarela agar dapat menjadi
good signal bagi perusahaan.
3. Intangible Assets (Aset Tidak Berwujud)
Selama ini terjadi ketidakjelasan antara intangible asset dengan
intellectual capital. Intangibles telah dirujuk sebagai goodwill dan
16
intellectual capital adalah bagian dari goodwill (ASB, 1997; IASB, 2004
dalam Ulum, 2009). Pada paragraf 08 PSAK 19 (revisi 2000)
mendefinisikan bahwa aktiva tidak berwujud sebagai aktiva non-moneter
yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki
untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa,
disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif (Ulum,
2009). Berikut ini perbandingan diantara standar akuntansi tentang
intangible asset yang disajikan pada tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Perbandingan Tentang Aktiva Tidak Berwujud
FRS 10 Goodwill and
Intangible Assets
IAS 38 Intangible
Assets
APB 17 Intangible
Assets
PSAK 19 Aktiva Tidak
Berwujud
Definisi intangible assets
Aktiva tetap non-keuangan yang tidak mempunyai wujud fisik tetapi dapat diidentifikasi dan dikendalikan oleh entitas melalui penjagaan dan undang-undang.
Aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif.
Tidak ada definisi yang eksplisit.
Aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif.
Bersambung pada halaman selanjutnya
17
Tabel 2.1 (Lanjutan) FRS 10
Goodwill and Intangible
Assets
IAS 38 Intangible
Assets
APB 17 Intangible
Assets
PSAK 19 Aktiva Tidak
Berwujud
Klasifikasi intangible assets
Suatu kategori: aktiva tidak berwujud yang memiliki ciri, fungsi atau kegunaan yang sama di dalam bisnis perusahaan, misalnya: lisensi, kuota, paten, hak cipta, franchises, dan trademarks.
Ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi system atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang.
Diklasifikasikan berdasarkan beberapa dasar yang berbeda: dapat diidentifikasi, cara perolehannya, masa manfaat yang diharapkan, dapat dipisahkan dari keseluruhan perusahaan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implem entasi system atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang. (termasuk merek produk/brand names).
Pengakuan (recognition)
Suatu aktiva tidak berwujud yang dikembangkan secara internal mungkin dikapitalisasi hanya jika ia memiliki nilai pasar yang dapat diketahui.
Aktiva tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika: kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aktiva tersebut; biaya perolehan aktiva tersebut dapat diukur secara andal.
Suatu aktiva tidak berwujud yang dikembangkan secara internal harus diakui jika: (a) secara khusus dapat diidentifikasi; (b) memiliki umur yang jelas; (c) dapat dipisahkan dari keseluruhan entitas.
Aktiva tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika (a) kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aktiva tersebut; biaya perolehan aktiva tersebut dapat diukur secara andal.
Bersambung pada halaman selanjutnya
18
Tabel 2.1 (Lanjutan) FRS 10
Goodwill and Intangible
Assets
IAS 38 Intangible
Assets
APB 17 Intangible
Assets
PSAK 19 Aktiva Tidak
Berwujud
Amortisasi Aktiva tidak berwujud yang memiliki masa manfaat ekonomis yang terbatas, maka aktiva tersebut harus diamortisasi secara sistematis selama masa manfaat tersebut. Sedangkan aktiva tidak berwujud yang masa manfaat ekonomisnya tidak dapat didefinisikan, maka aktiva tersebut tidak dapat diamortisasi.
Jumlah yang dapat diamortisasi dari aktiva tidak berwujud harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya.
Aktiva tidak berwujud harus diamortisasi melalui pembebanan secara sistematis selama periode pendapatan berdasarkan masa manfaat yang diperkirakan.
Jumlah yang dapat diamortisasi dari aktiva tidak berwujud harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya. Pada umumnya masa manfaat suatu aktiva tidak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak tanggal aktiva siap digunakan. Amortisasi harus mulai dihitung saat aktiva siap untuk digunakan.
Sumber: (IAI, 2002 dalam Ulum, 2009)
4. Intellectual Capital
Intellectual capital adalah suatu konsep yang dapat memberikan
sumber daya berbasis pengetahuan baru atau pengetahuan yang
memberikan informasi tentang nilai tak berwujud perusahaan dan
mendeskripsikan aktiva tak berwujud yang jika digunakan secara optimal
memungkinkan perusahaan untuk menjalankan strateginya dengan efektif
19
dan efisien, serta dapat mempengaruhi daya tahan dan keunggulan
bersaing (Istanti, 2009). Intellectual capital didefinisikan sebagai sumber
daya pengetahuan dalam bentuk karyawan, pelanggan, proses atau
teknologi yang dimana perusahaan dapat menggunakannya dalam proses
penciptaan nilai bagi perusahaan (Bukh et al., 2005). Metode pengukuran
intellectual capital dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:
pengukuran non-monetary dan pengukuran monetary (Sawarjuwono dan
Kadir, 2003).
Intellectual capital sebagai intellectual material, yang meliputi
pengetahuan, informasi, kekayaan intelektual dan pengalaman yang dapat
digunakan secara bersamaan untuk menciptakan kekayaan (wealth)
(Stewart, 1997). Intellectual capital umumnya didefinisikan sebagai
perbedaan antara nilai pasar perusahaan (bisnis perusahaan) dan nilai buku
dari aset perusahaan atau dari financial capital sebuah perusahaan. Nilai
pasar dari bisnis kebanyakan adalah bisnis yang berdasarkan pada
pengetahuan yang nilainya menjadi lebih besar daripada nilai yang
dilaporkan dalam laporan keuangan berdasarkan perhitungan yang
dilakukan oleh akuntan (Ulum, 2009). Intellectual capital terdiri dari 3
komponen, yaitu human capital, structural capital dan customer capital.
a. Human Capital
Human capital dapat didefnisikan sebagai kemampuan untuk
menyalurkan potensi manusia menjadi produk atau jasa. Human
capital dalam hal ini merupakan kompetensi kolektif dari para anggota
20
perusahaan, kemampuan serta brainpower (Sangkala, 2006). Human
Capital merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu
organisasi. Investasi dalam pelatihan dan peningkatan sumber daya
manusia merupakan investasi yang sangat penting (Pratiwi, 2005).
Oleh karena itu, human capital menjadi kunci kesuksesan perusahaan
karena memiliki peran yang penting bagi daya saing perusahaan,
sehingga perlu untuk mengembangkannya seperti melakukan program
pelatihan, program pembelajaran, proses perekrutan dan mentoring.
b. Structural Capital
Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau
perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan
strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan
kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara
keseluruhan, seperti sistem operasional perusahaan, proses
manufakturing, budaya organisasi, filosofi manajemen dan intellectual
property yang dimiliki perusahaan (Sawarjuwono dan Kadir, 2003).
Jadi, structural capital adalah sarana yang mendukung produktivitas
karyawan untuk menciptakan kinerja yang efektif bagi perusahaan.
Structural capital meliputi information system, hardware, software,
database, struktur organisasi, patent dan trademark.
c. Customer Capital
Customer capital merupakan hubungan harmonis yang dimiliki
oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari para
21
pemasok yang andal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal
dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan,
berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan
masyarakat sekitar (Sawarjuwono dan Kadir, 2003). Oleh karena itu,
perusahaan perlu untuk menjaga hubungan baik dengan para mitranya
seperti supplier besar, pelanggan yang loyal dan juga hubungan baik
dengan pemerintah agar kualitasnya semakin meningkat dari segala
aspek dan menciptakan trust bagi mitra perusahaan. Berikut ini
merupakan klasifikasi mengenai komponen intellectual capital yang
disajikan pada tabel 2.2 sebagai berikut:
Tabel 2.2 Klasifikasi Intellectual Capital
Organizational Capital Customer Capital Human Capital Intellectual Property: Patents Copyrights Design rights Trade secret Trademarks Service marks Management philosophy Corporate culture Management processes Informations systems Networking systems Financial relations
Brands Customers Customer loyalty Backlog orders Company names Distribution channels Business collaborations Licensing agreements Favourable contracts Franchising agreements
Know-how Education Vocational qualification Work-related knowledge Work-related competencies Entrepreneurial spirit, innovativeness, proactive and reactive abilities, changeability Psychometric valuation
Sumber: (IFAC, 1998 dalam Ulum, 2009)
5. Pengungkapan Intellectual Capital
Pengungkapan intellectual capital merupakan salah satu area yang
menarik perhatian baik bagi akademisi maupun praktisi sebagai salah
22
satu instrument untuk menentukan nilai perusahaan (Purnomosidhi,
2006). Saat ini pengungkapan intellectual capital memberikan manfaat
yang lebih besar dibanding masa lalu. Terutama bagi sektor yang
mempunyai karakteristik industri dominan yang kemudian mengalami
perubahan, seperti dari sektor manufaktur berubah menjadi high
technology, finansial dan jasa asuransi (Guthrie dan Petty, 2000).
Pengungkapan dalam laporan keuangan dan laporan tahunan dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu pengungkapan wajib
(mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary
disclosure). Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum
yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Sedangkan,
pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen
perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan informasi
lainnya yang dipandang relevan untuk keputusan oleh para pemakai
laporan keuangan tersebut. Pengungkapan informasi intellectual
capital merupakan pengungkapan sukarela (Ariestyowati, 2009).
Pengungkapan intellectual capital dalam suatu laporan keuangan
sebagai suatu cara untuk mengungkapkan bahwa laporan tersebut
menggambarkan aktivitas perusahaan yang kredibel, terpadu (kohesif)
serta “true and fair”. Sangat sedikit perusahaan yang membuat
laporan intellectual capital secara terpisah karena ketika melaksanakan
pengungkapan intellectual capital dengan cara yang berbeda,
kemungkinan akan menyebabkan laporan-laporan yang kohesif,
23
sehingga tidak perlu untuk menyediakan pengungkapan yang kredibel
mengenai kegiatan perusahaan (Ulum, 2009).
Badan Akuntansi Internasional seperti International Federation of
Accountants (IFAC), International Accounting Standards Committee
(IASC), Society of Management Accountants of Canada (SMAC) juga
sedang melakukan pengujian terhadap kerangka kerja pengelolaan dan
pelaporan intellectual capital perusahaan. Hasil penelitian ini
menunjukkan porsi pengungkapan setiap elemen modal intelektual,
dimana 30% indikator digunakan untuk mengungkapkan human
capital, 30% organizational capital (internal structure), dan 40%
customer capital (external structure) (Sawarjuwono, 2003).
Riset yang dilakukan oleh Guthrie dan Petty (2000) menunjukkan
bahwa:
a. Pengungkapan intellectual capital lebih banyak (95%) disajikan
secara terpisah dan tidak ada yang disajikan dalam angka atau
kuantitatif.
b. Pengungkapan mengenai modal eksternal lebih banyak dilakukan
oleh perusahaan. Hal-hal yang banyak diungkapkan menyebar
diantara ketiga elemen modal intelektual.
c. Pelaporan dan pengungkapan intellectual capital dilakukan masih
secara sebagian dan belum menyeluruh.
24
d. Secara keseluruhan perusahaan menekankan bahwa intellectual
capital merupakan hal penting untuk menuju sukses dalam
menghadapi persaingan masa depan.
Berikut ini merupakan penelitian-penelitian empiris mengenai
intellectual capital yang disajikan pada tabel 2.3 sebagai berikut:
Tabel 2.3 Penelitian-penelitian Empiris Tentang Intellectual Capital
Peneliti Negara Tujuan Penelitian
Metode Penelitian
Bidang Kajian
Danish Trade and Industry Development Council (1997)
Denmark dan Swedia
Sifat alami dari laporan intellectual capital
Wawancara Tujuan, isi, dampak, pengorganisasian dan definisi yang termasuk dalam akun-akun intellectual capital.
Bornemann et al. (1999)
Austria Nilai intellectual capital dari perspektif stakeholders
Wawancara Kuesioner Content analysis
Ukuran non-keuangan, perbandingan usaha kecil di Austria dengan perusahaan internasional.
Backhuijs et al. (1999)
Belanda Kerangka kerja untuk indikator intellectual capital
Studi kasus Signifikansi dari aset tidak berwujud, identifikasi dan definisi untuk indikator.
Johanson et al. (1999)
Swedia Karakteristik aktiva tidak berwujud
Studi kasus Klasifikasi aktiva tidak berwujud, hubungan antar aktiva tidak berwujud.
Bersambung pada halaman selanjutnya
25
Tabel 2.3 (Lanjutan) Peneliti Negara Tujuan
Penelitian Metode
Penelitian Bidang Kajian
Johanson et al. (1999)
Swedia Pengukuran dan pengelolaan aktiva tidak berwujud
Studi kasus Pengembangan, tujuan, isi dan outcome dari sistem pengukuran.
Achten (1999)
Belanda Transparansi aset produksi tidak berwujud
Studi kasus Identifikasi aset produksi tidak berwujud dan pengukuran input.
Andriessen et al. (1999)
Belanda Peilaian aktiva tidak berwujud
Studi kasus Pengukuran aktiva tidak berwujud dalam bentuk kapasitas laba masa depan.
Miller et al. (1999)
Kanada Pengukuran dan pelaporan intellectual capital
Kuesioner Indikator-indikator intellectual capital
Canibano et al. (1999)
Spanyol Pengukuran intellectual capital
Studi kasus Indikator-indikator intellectual capital
Hoogendoorn et al. (1999)
Belanda Pengembangan laporan intellectual capital
Kuesioner Wawancara
Identifikasi intellectual capital, perhitungan aktiva tidak berwujud dan indikator-indikator intellectual capital.
Danish Agency for Trade and Industry (1999)
Denmark Pengembangan laporan intellectual capital
Studi kasus Pengukuran intellectual capital dan acuan (guidelines) bagi perusahaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
26
Tabel 2.3 (Lanjutan) Peneliti Negara Tujuan
Penelitian Metode
Penelitian Bidang Kajian
Guthrie et al. (1999)
Australia Pelaporan intellectual capital
Content analysis Studi kasus
Isi dari laporan intellectual capital, peran industri sebagai kekuatan penggerak bagi intellectual capital.
Brennan (1999)
Irlandia Pelaporan intellectual capital
Content analysis
Isi dari laporan intellectual capital, perbandingan nilai pasar dan nilai buku.
Williams (2001)
Inggris Pengungkapan intellectual capital dan hubungan kinerja
Automatic word search
Disclosure index dan hubungan pengungkapan intellectual capital dengan kinerja.
Bozzolan (2003)
Italy Pengungkapan intellectual capital
Content analysis
Isi dari laporan intellectual capital dan faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan pelaporan.
April, Bosma & Deglon (2003)
Afrika Selatan
Pengungkapan elemen-elemen intellectual capital
Content analysis
Frekuensi pengungkapan elemen intellectual capital.
Goh dan Lim (2004)
Malaysia Pengungkapan intellectual capital
Content analysis
Isi dari laporan intellectual capital, baik kualitatif maupun kuantitatif.
Bukh (2005) Denmark Pengungkapan intellectual capital
Content analysis Studi kasus
Isi dari laporan intellectual capital di IPO.
Bersambung pada halaman selanjutnya
27
Tabel 2.3 (Lanjutan) Peneliti Negara Tujuan
Penelitian Metode
Penelitian Bidang Kajian
Guthrie et al. (2006)
Hong Kong dan Australia
Pengungkapan intellectual capital
Content analysis
Isi dari laporan intellectual capital dan membandingkan bukti dari Hong Kong dan Australia.
White et al. (2007)
Australia Pengungkapan intellectual capital dan key drivers-nya
Intellectual capital index Correlation Multiple-regression
Key driver pengungkapan intellectual capital adalah: umur perusahaan, leverage, ukuran perusahaan dan keberadaan komisaris independen.
Boedi (2008) Indonesia Pengungkapan intellectual capital
Content analysis
Pengungkapan kategori (item-item) intellectual capital dalam laporan tahunan.
Ariestyowati et al. (2009)
Indonesia Pengungkapan intellectual capital
Content analysis
Pengungkapan kategori (item-item) intellectual capital dalam laporan tahunan dan key driver-nya: umur perusahaan, ukuran perusahaan, jenis industry dan leverage.
Sumber: Ulum (2009)
Berikut ini merupakan item-item indeks pengungkapan intellectual
capital yang terdiri dari 78 item berdasarkan item-item yang
28
dikembangkan oleh Bukh et al. (2005) yang disajikan pada tabel 2.4
sebagai berikut:
Tabel 2.4 Item-item Indeks Pengungkapan Intellectual Capital (78 Item)
Karyawan (27 item) E1 Rincian berdasarkan umur E2 Rincian berdasarkan senioritas E3 Rincian berdasarkan gender E4 Rincian berdasarkan kebangsaan E5 Rincian berdasarkan departemen E6 Rincian berdasarkan fungsi pekerjaan E7 Rincian berdasarkan pendidikan E8 Tingkat perputaran karyawan E9 Komentar mengenai perubahan jumlah karyawan E10 Komentar mengenai kesehatan dan keselamatan pegawai E11 Tingkat kehadiran karyawan E12 Diskusi wawancara karyawan E13 Pernyataan kebijakan tentang pengembangan kompetensi E14 Deskripsi program dan aktivitas pengembangan kompetensi E15 Biaya pendidikan dan pelatihan E16 Biaya pendidikan dan pelatihan berdasarkan jumlah karyawan E17 Biaya karyawan berdasarkan jumlah karyawan E18 Kebijakan rekruitmen perusahaan
E19 Indikasi terpisah dari perusahaan yang memiliki departemen, divisi atau fungsi HRM
E20 Rotasi kesempatan pekerjaan E21 Kesempatan karir E22 Sistem remunerasi dan insentif E23 Pensiun E24 Kebijakan Asuransi E25 Laporan ketergantungan pada personil kunci E26 Pendapatan karyawan E27 Nilai tambah per karyawan
Pelanggan (14 item) C1 Jumlah pelanggan C2 Rincian penjualan berdasarkan pelanggan C3 Penjualan tahunan per segmen/produk
Bersambung pada halaman selanjutnya
29
Tabel 2.4 (Lanjutan) Pelanggan (14 item)
C4 Ukuran rata-rata pembelian oleh pelanggan C5 Ketergantungan pada pelanggan utama C6 Deskripsi keterlibatan pelanggan dalam operasi perusahaan C7 Deskripsi hubungan pelanggan C8 Pendidikan dan pelatihan pelanggan C9 Rasio pelanggan untuk karyawan C10 Nilai tambah per pelanggan/segmen C11 Pangsa pasar absolut perusahaan dalam industri (persen) C12 Pangsa pasar relatif perusahaan C13 Pangsa pasar berdasarkan negara, segmen, produk C14 Hak membeli kembali
Teknologi Informasi (5 item) IT 1 Deskripsi investasi IT IT 2 Deskripsi sistem IT yang ada IT 3 Aset software yang dimiliki atau dikembangkan IT 4 Deskripsi fasilitas IT IT 5 Biaya IT
Proses (8 item) P1 Informasi dan komunikasi perusahaan P2 Upaya terkait dengan lingkungan kerja P3 Bekerja dari rumah P4 Berbagi pengetahuan dan informasi internal P5 Berbagi pengetahuan dan informasi eksternal P6 Mengukur kegagalan proses internal atau eksternal P7 Diskusi balas jasa dan program sosial perusahaan P8 Persetujuan lingkungan atau pernyataan atau kebijakan
Penelitian dan Pengembangan (9 item) RD 1 Pernyataan kebijakan, strategi, dan tujuan aktivitas RD RD 2 Biaya RD RD 3 Rasio biaya RD untuk penjualan RD 4 RD yang diinvestasikan dalam penelitian dasar RD 5 RD yang diinvestasikan dalam desain dan pengembangan produk RD 6 Rincian prospek masa depan tentang RD RD 7 Rincian paten perusahaan yang ada RD 8 Jumlah paten, lisensi, dan sebagainya RD 9 Informasi tentang paten yang tertunda
Bersambung pada halaman selanjutnya
30
Tabel 2.4 (Lanjutan) Laporan Strategis (15 item) SS 1 Deskripsi teknologi produksi baru SS 2 Pernyataan tentang kinerja kualitas perusahaan SS 3 Informasi tentang aliansi strategis perusahaan SS 4 Tujuan dan alasan aliansi strategis SS 5 Komentar dampak aliansi strategis SS 6 Deskripsi jaringan pemasok dan distributor SS 7 Pernyataan citra dan merek SS 8 Pernyataan budaya perusahaan SS 9 Pernyataan tentang praktik terbaik SS 10 Struktur organisasi perusahaan SS 11 Pemanfaatan energi, bahan baku, dan bahan input lainnya SS 12 Investasi di lingkungan SS 13 Deskripsi keterlibatan karyawan SS 14 Informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan dan tujuannya SS 15 Deskripsi kontrak karyawan atau masalah karyawan
Sumber: (Bukh et al., 2005 dalam Ulum, 2009)
6. Umur Perusahaan
Umur perusahaan merupakan awal perusahaan beroperasi hingga
perusahaan tersebut dapat mempertahankan eksistensinya (going
concern) dalam dunia bisnis. Semakin lama umur perusahaan maka
semakin terlihat pula eksistensi perusahaan, sehingga semakin luas
pula pengungkapan yang dilakukan berkaitan untuk menciptakan
keyakinan pada pihak luar dalam kualitas perusahaannya (Nugroho,
2012). Perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengetahuan yang
lebih mendalam tentang kebutuhan konstitusinya akan informasi
mengenai perusahaan (Marwata, 2001).
Umur perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tetap eksis,
mampu bersaing dan memanfaatkan peluang bisnis dalam suatu
31
perekonomian. Semakin lama umur perusahaan akan memberikan
pengungkapan informasi keuangan yang lebih luas dibanding
perusahaan lain yang umurnya lebih pendek dengan alasan perusahaan
tersebut memiliki pengalaman lebih dalam pengungkapan laporan
tahunan (Istanti, 2009). Perusahaan yang umur listingnya di bursa efek
lebih muda akan berupaya untuk mendapatkan tambahan modal
dengan semakin banyak mengungkapkan informasi perusahaan
termasuk intellectual capital (Li et al., 2008).
7. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan digunakan sebagai variabel independen dengan
asumsi bahwa perusahaan yang lebih besar melakukan aktivitas yang
lebih banyak dan biasanya memiliki banyak unit usaha dan memiliki
potensi penciptaan nilai jangka panjang (Purnomosidhi, 2006). Ukuran
perusahaan merupakan gambaran besar atau kecilnya suatu
perusahaan. Alasan utama ukuran perusahaan termasuk sebagai
variabel independen adalah bahwa perusahaan besar cenderung
melakukan aktivitas yang lebih banyak dan biasanya memiliki unit
bisnis yang berbeda yang menjadi faktor penentu keberhasilan dan
memiliki potensi penciptaan nilai jangka panjang (Bozzolan et al.,
2003).
Semakin besar ukuran perusahaan, semakin tinggi pula tuntutan
terhadap keterbukaan informasi dibanding perusahaan yang lebih kecil.
Dengan mengungkapkan informasi yang lebih banyak, perusahaan
32
mencoba mengisyaratkan bahwa perusahaan telah menerapkan prinsip-
prinsip manajemen perusahaan yang baik (Nugroho, 2012). Ukuran
perusahaan merupakan variabel penting dalam menjelaskan variasi
pengungkapan informasi karena adanya kebutuhan untuk memperoleh
dana dengan biaya yang paling rendah, tekanan dari shareholders dan
para analis investasi untuk melakukan pengungkapan yang lebih
banyak, pemantauan yang lebih ketat dari pihak penguasa, kerumitan
struktur bisnis dan permintaan yang lebih besar untuk menyediakan
informasi kepada berbagai kelompok pemakai (Purnomosidhi, 2006).
Perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar daripada
perusahaan kecil, sehingga konsekuensinya, perusahaan besar
didorong untuk mengungkapkan lebih banyak tentang informasi
voluntary, seperti intellectual capital, untuk mengurangi biaya
keagenan yang dikeluarkan (Jensen dan Meckling, 1976).
8. Leverage
Leverage adalah perbandingan antara dana-dana yang dipakai
untuk membiayai perusahaan atau perbandingan antara dana yang
diperoleh dari eksternal perusahaan dengan dana yang disediakan oleh
pemilik perusahaan (Sutanto, 2012). Leverage merupakan pengukur
besarnya aktiva yang dibiayai dengan hutang. Hutang yang digunakan
untuk membiayai aktiva berasal dari kreditor, bukan dari pemegang
saham ataupun investor. Perusahaan dengan rasio leverage yang lebih
33
tinggiakan mengungkapkan lebih banyak informasi (Jensen dan
Meckling, 1976).
Tingginya rasio financial leverage mencerminkan bahwa tingginya
risiko keuangan suatu perusahaan. Risiko keuangan perusahaan yang
tinggi menjelaskan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan
(Petronela, 2004). Perusahaan yang memiliki leverage yang tinggi
akan mengurangi pengungkapan yang dilakukan, termasuk intellectual
capital disclosure, untuk mengurangi sorotan dari bondholder.
Leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk
membiayai investasi perusahaan. Semakin tinggi angka leverage, maka
semakin tinggi ketergantungan perusahaan terhadap hutang, sehingga
semakin besar risiko yang dihadapi perusahaan dan investor akan
meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi (Jensen dan
Meckling, 1976).
9. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manejemen dalam
mengelola perusahaan. Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total asset, maupu modal sendiri (Petronila dan Mukhlasin,
2003). Profitabilitas yang tinggi merupakan salah satu hal yang
dianggap baik oleh perusahaan, sehingga cenderung diungkapkan
secara detail oleh perusahaan. Pengungkapan secara detail ini biasanya
didukung dengan pengungkapan informasi sukarela, termasuk
34
intellectual capital, yang diharapkan dapat meningkatkan nama baik
perusahaan (Sutanto, 2012).
Banyak perusahaan cenderung mengungkapkan secara lengkap
tentang hal-hal yang baik mengenai perusahaan dalam laporan
tahunan, dengan tujuan untuk memperoleh nama baik yang tinggi di
mata publik (Amalia, 2005). Profitabilitas yang tinggi merupakan
salah satu hal yang dianggap baik oleh perusahaan, karena
profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu
perusahaan, karena semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka
semakin tinggi pula laba yang dihasilkan perusahaan.
10. Konsentrasi Kepemilikan
Konsentrasi kepemilikan adalah sejumlah saham yang tersebar dan
dimiliki oleh beberapa pemegang saham. Semakin besar tingkat
kepemilikan, maka akan semakin besar power voting yang dimiliki
dalam pengambilan keputusan perusahaan (Artinah, 2013). Manajer
perusahaan yang tingkat kepemilikannya terhadap perusahaan tersebut
tinggi, maka kemungkinan untuk melakukan diskresi/ekspropriasi
terhadap sumber daya perusahaan akan berkurang (Jensen dan
Meckling, 1976). Semakin terkonsentrasinya kepemilikan perusahaan,
maka pemegang saham mayoritas akan semakin menguasai perusahaan
dan semakin berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
(Darmawati, 2006).
35
Tingginya konsentrasi kepemilikan dapat diasumsikan bahwa
tingginya konsentrasi kepemilikan saham akan ditemui pada kondisi
dimana hak milik tidak mampu dilindungi oleh negara. Dengan tidak
adanya perlindungan negara, maka pengendali perusahaan akan
mendapatkan kekuasaan melalui voting right dan insentif (melalui
tingginya cash flow right). Sehingga kekuasaan tersebut
mempengaruhi negosiasi dan pelaksanaan kontrak-kontrak perusahaan
terhadap para stakeholders (Herdinata, 2008 dalam Istanti, 2009).
B. Penelitian Sebelumnya
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil dari penelitian
sebelumnya yang berkaitan dengan intellectual capital dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, yang dapat dilihat pada tabel 2.5 sebagai berikut:
36
Tab
el 2
.5
Has
il Pe
nelit
ian
Sebe
lum
nya
No.
Pe
nelit
i (T
ahun
) Ju
dul P
enel
itian
M
etod
e Pe
nelit
ian
Has
il Pe
nelit
ian
Pe
rsam
aan
Perb
edaa
n
1.
Buk
h et
al.
(200
5)
Dis
clos
ure
of in
form
atio
n on
in
telle
ctua
l cap
ital i
n D
anis
h IP
O p
rosp
ectu
ses
Inde
ks
peng
ungk
apan
78
item
. Var
iabe
l uk
uran
per
usah
aan
dan
umur
pe
rusa
haan
.
Var
iabe
l jen
is
indu
stri
dan
kepe
mili
kan
man
ajer
ial.
Jeni
s ind
ustri
dan
kep
emili
kan
man
ajer
ial b
erpe
ngar
uh
terh
adap
luas
nya
peng
ungk
apan
inte
llect
ual
capi
tal,
seda
ngka
n uk
uran
pe
rusa
haan
dan
um
ur
peru
saha
an ti
dak
mem
iliki
pe
ngar
uh y
ang
sign
ifika
n.
2.
Bam
bang
Pu
rnom
osid
hi
(200
6)
Peng
ungk
apan
Suk
arel
a M
odal
In
tele
ktua
l Pad
a Pe
rusa
haan
Pu
blik
di B
EJ
Reg
resi
lini
er
berg
anda
. Var
iabe
l uk
uran
per
usah
aan
dan
leve
rage
.
Var
iabe
l kin
erja
m
odal
in
tele
ktua
l. M
engg
unak
an
25 it
em in
deks
pe
ngun
gkap
an.
Obj
ek p
enel
itian
ad
alah
pe
rusa
haan
pu
blik
.
Kin
erja
mod
al in
tele
ktua
l, uk
uran
per
usah
aan
dan
leve
rage
mem
iliki
pen
garu
h ya
ng si
gnifi
kan
terh
adap
in
deks
pen
gung
kapa
n m
odal
in
tele
ktua
l.
Ber
sam
bung
pad
a ha
lam
an se
lanj
utny
a
37
Tab
el 2
.4 (L
anju
tan)
N
o.
Pene
liti (
Tah
un)
Judu
l Pen
eliti
an
Met
ode
Pene
litia
n H
asil
Pene
litia
n
Pers
amaa
n Pe
rbed
aan
3.
W
hite
et a
l. (2
007)
D
rive
rs o
f Vol
unta
ry
Inte
llect
ual C
apita
l Dis
clos
ure
in L
iste
d Bi
otec
hnol
ogy
Reg
resi
lini
er
berg
anda
. Var
iabe
l ko
nsen
trasi
ke
pem
ilika
n,
ukur
an p
erus
ahaa
n,
umur
per
usah
aan
dan
leve
rage
. In
deks
pe
ngun
gkap
an 7
8 ite
m.
Obj
ek p
enel
itian
te
rseb
ut a
dala
h pe
rusa
haan
bi
otek
nolo
gi d
i A
ustra
lia,
seda
ngka
n da
lam
pen
eliti
an
ini a
dlaa
h pe
rusa
haan
pr
oper
ty d
an
real
est
ate.
Kom
isar
is in
depe
nden
, uku
ran
peru
saha
an, u
mur
per
usah
aan
dan
leve
rage
mas
ing-
mas
ing
mem
peng
aruh
i tin
gkat
pe
ngun
gkap
an in
telle
ctua
l ca
pita
l, se
dang
kan
kons
entra
si
kepe
mili
kan
tidak
mem
iliki
pe
ngar
uh y
ang
sign
ifika
n.
4.
Arie
styo
wat
i et a
l. (2
009)
Pe
ngar
uh K
arak
teris
tik
Peru
saha
an T
erha
dap
Prak
tik
Peng
ungk
apan
Inte
llect
ual
Cap
ital d
alam
Lap
oran
Ta
huna
n Pe
rusa
haan
Pub
lik d
i In
done
sia
Var
iabe
l uku
ran
peru
saha
an, u
mur
pe
rusa
haan
dan
le
vera
ge. R
egre
si
linie
r ber
gand
a.
Var
iabe
l jen
is
indu
stri.
Obj
ek
pene
litia
n te
rseb
ut a
dala
h pe
rusa
haan
pu
blik
di
Indo
nesi
a.
Uku
ran
peru
saha
an, u
mur
pe
rusa
haan
, lev
erag
e da
n je
nis
indu
stri
berp
enga
ruh
sign
ifika
n te
rhad
ap p
rakt
ik
peng
ungk
apan
inte
llect
ual
capi
tal
Ber
sam
bung
pad
a ha
lam
an se
lanj
utny
a
38
Tab
el 2
.4 (L
anju
tan)
N
o.
Pene
liti (
Tah
un)
Judu
l Pen
eliti
an
Met
ode
Pene
litia
n H
asil
Pene
litia
n
Pers
amaa
n Pe
rbed
aan
5.
Sr
i Lay
la W
ahyu
Is
tant
i (20
09)
Fakt
or-F
akto
r yan
g M
empe
ngar
uhi P
engu
ngka
pan
Suka
rela
Mod
al In
tele
ktua
l
Reg
resi
Lin
ier
Ber
gand
a. V
aria
bel
umur
per
usah
aan,
uk
uran
per
usah
aan,
le
vera
ge d
an
kons
entra
si
kepe
mili
kan.
In
deks
pe
ngun
gkap
an 7
8 ite
m.
Obj
ek p
enel
itian
ad
alah
pe
rusa
haan
non
-ke
uang
an y
ang
listin
g di
BEI
. V
aria
bel
kom
isar
is
inde
pend
en.
Uku
ran
peru
saha
an
berp
enga
ruh
terh
adap
pe
ngun
gkap
an m
odal
in
tele
ktua
l. Se
dang
kan
umur
pe
rusa
haan
, lev
erag
e,
kom
isar
is in
depe
nden
dan
ko
nsen
trasi
kep
emili
kan
tidak
be
rpen
garu
h te
rhad
ap
peng
ungk
apan
mod
al
inte
lekt
ual.
6.
Ahm
adi N
ugro
ho
(201
2)
Fakt
or-F
akto
r yan
g M
empe
ngar
uhi I
ntel
lect
ual
Cap
ital D
iscl
osur
e (I
CD
)
Reg
resi
lini
er
berg
anda
. Var
iabe
l um
ur p
erus
ahaa
n,
ukur
an p
erus
ahaa
n,
leve
rage
dan
ko
nsen
trasi
ke
pem
ilika
n.
Var
iabe
l ko
mis
aris
in
depe
nden
. O
bjek
pen
eliti
an
ters
ebut
ada
lah
peru
saha
an
man
ufak
tur.
Um
ur p
erus
ahaa
n, u
kura
n pe
rusa
haan
, kom
isar
is
inde
pend
en, k
onse
ntra
si
kepe
mili
kan
dan
leve
rage
tid
ak b
erpe
ngar
uh se
cara
pa
rsia
l dan
sim
ulta
n te
rhad
ap
inte
llect
ual c
apita
l dis
clos
ure.
Ber
sam
bung
pad
a ha
lam
an se
lanj
utny
a
39
Tab
el 2
.4 (L
anju
tan)
N
o.
Pene
liti (
Tah
un)
Judu
l Pen
eliti
an
Met
ode
Pene
litia
n H
asil
Pene
litia
n
Pers
amaa
n Pe
rbed
aan
7.
Fe
licia
Dw
iput
ri Su
tant
o (2
012)
Pe
ngar
uh K
arak
teris
tik
Peru
saha
an te
rhad
ap T
ingk
at
Peng
ungk
apan
Info
rmas
i In
telle
ctua
l Cap
ital d
i dal
am
Lapo
ran
Tahu
nan
Ana
lisis
Reg
resi
B
erga
nda.
Var
iabe
l in
depe
nden
bas
is
peru
saha
an,
prof
itabi
litas
, dan
le
vera
ge.
Pene
litia
n in
i tid
ak
men
ggun
akan
va
riabe
l in
depe
nden
um
ur
peru
saha
an.
Uku
ran
peru
saha
an
berp
enga
ruh
posi
tif te
rhad
ap
peng
ungk
apan
IC. S
edan
gkan
st
rukt
ur k
epem
ilika
n, b
asis
pe
rusa
haan
, pro
fitab
ilita
s, le
vera
ge, d
an u
mur
pe
rusa
haan
tida
k be
rpen
garu
h te
rhad
ap p
engu
ngka
pan
IC.
8.
Bud
i Arti
nah
(201
3)
Fakt
or-f
akto
r yan
g M
empe
ngar
uhi P
engu
ngka
pan
Inte
llect
ual C
apita
l Pad
a Le
mba
ga K
euan
gan
yang
Te
rdaf
tar d
i Bur
sa E
fek
Indo
nesi
a
Reg
resi
lini
er
berg
anda
. Var
iabe
l in
depe
nden
ko
nsen
trasi
ke
pem
ilika
n,
leve
rage
, dan
uk
uran
per
usah
aan.
Pene
litia
n te
rdah
ulu
men
eliti
pad
a le
mba
ga
keua
ngan
yan
g te
rdaf
tar d
i BEI
.
Kon
sent
rasi
kep
emili
kan
dan
ukur
an p
erus
ahaa
n be
rpen
garu
h po
sitif
pad
a
peng
ungk
apan
IC. S
edan
gkan
le
vera
ge, u
mur
per
usah
aan
dan
kom
isar
is in
depe
nden
be
rpen
garu
h ne
gatif
pad
a pe
ngun
gkap
an IC
.
Ber
sam
bung
pad
a ha
lam
an se
lanj
utny
a
40
Tab
el 2
.4 (L
anju
tan)
N
o.
Pene
liti (
Tah
un)
Judu
l Pen
eliti
an
Met
ode
Pene
litia
n H
asil
Pene
litia
n
Pers
amaa
n Pe
rbed
aan
9.
M
ahar
ani D
ian
Cem
paka
dan
M
arso
no (2
013)
Ana
lisis
Fak
tor-
Fakt
or y
ang
Mem
peng
aruh
i Int
elle
ctua
l C
apita
l Dis
clos
ure
dan
Peng
aruh
nya
Terh
adap
Cos
t of
Equi
ty C
apita
l
Reg
resi
lini
er
berg
anda
. Var
iabe
l uk
uran
per
usah
aan
dan
leve
rage
. Pe
rusa
haan
pr
oper
ty d
an re
al
esta
te. I
ndek
s pe
ngun
gkap
an 7
8 ite
m.
Reg
resi
lini
er
sede
rhan
a.
Var
iabe
l tip
e au
dito
r.
Uku
ran
peru
saha
an
berp
enga
ruh
terh
adap
in
telle
ctua
l cap
ital d
iscl
osur
e,
seda
ngka
n le
vera
ge d
an ti
pe
audi
tor t
idak
mem
peng
aruh
i in
telle
ctua
l cap
ital d
iscl
osur
e.
10.
Wul
an B
udi A
stut
i da
n Im
am G
hoza
li (2
013)
Peng
aruh
Pen
gung
kapa
n In
telle
ctua
l Cap
ital P
rosp
ektu
s Te
rhad
ap P
engu
ngka
pan
Inte
llect
ual C
apita
l Lap
oran
Ta
huna
n Pe
rusa
haan
Pub
lik
Yan
g Te
rdaf
tar d
i BEI
Tah
un
2008
-201
1
Reg
resi
lini
er
berg
anda
. Var
iabe
l um
ur p
erus
ahaa
n da
n uk
uran
pe
rusa
haan
.
Inde
ks
Peng
ungk
apan
64
item
. Obj
ek
pene
litia
n ad
alah
pe
rusa
haan
pu
blik
. Var
iabe
l tin
gkat
pe
ngun
gkap
an
IC p
ada
saat
IP
O, i
ndus
tri
man
ufak
tur d
an
non-
man
ufak
tur
dan
peru
saha
an
audi
t.
Rat
a-ra
ta p
engu
ngka
pan
info
rmas
i IC
dal
am
pros
pekt
us b
erpe
ngar
uh
terh
adap
rata
-rat
a pe
ngun
gkap
an IC
dal
am
lapo
ran
tahu
nan.
Dar
i 5
varia
bel k
ontro
l, ha
nya
ukur
an
peru
saha
an y
ang
berp
enga
ruh
terh
adap
pen
gung
kapa
n IC
.
Ber
sam
bung
pad
a ha
lam
an se
lanj
utny
a
41
Tab
el 2
.4 (L
anju
tan)
N
o.
Pene
liti (
Tah
un)
Judu
l Pen
eliti
an
Met
ode
Pene
litia
n H
asil
Pene
litia
n
Pers
amaa
n Pe
rbed
aan
11
. R
eski
no d
an
Lyan
dra
Ais
yah
Mar
gie
(201
4)
Peng
aruh
Kom
isar
is
Inde
pend
en d
an S
trukt
ur
Kep
emili
kan
Saha
m T
erha
dap
Peng
ungk
apan
Inte
llect
ual
Cap
ital D
enga
n Pr
ofita
bilit
as
Seba
gai V
aria
bel M
oder
atin
g
Inde
ks
peng
ungk
apan
78
item
.
Obj
ek p
enel
itian
te
rseb
ut a
dala
h pe
rusa
haan
m
anuf
aktu
r. Pr
ofita
bilit
as
seba
gai v
aria
bel
mod
eras
i.
Kom
isar
is in
depe
nden
, st
rukt
ur k
epem
ilika
n sa
ham
da
n m
oder
asi a
ntar
a ko
mis
aris
in
depe
nden
dan
stru
ktur
ke
pem
ilika
n de
ngan
pr
ofita
bilit
as se
cara
sim
ulta
n be
rpen
garu
h te
rhad
ap
peng
ungk
apan
inte
llect
ual
capi
tal.
Sum
ber:
Dio
lah
dari
berb
agai
refe
rens
i
42
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini disajikan pada gambar 2.1 di
bawah ini sebagai berikut:
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Bersambung pada halaman selanjutnya
Umur Perusahaan (X1)
Ukuran Perusahaan (X2)
Leverage (X3)
Profitabilitas (X4)
Konsentrasi Kepemilikan (X5)
Pengungkapan Intellectual
Capital (Y)
Annual report dan laporan keuangan perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Basis Teori: Teori Stakeholder dan Teori Signalling
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual Capital Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada Tahun 2010-2014
43
Gambar 2.1 (Lanjutan)
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka rumusan hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Pengungkapan Intellectual
Capital
Umur perusahaan memiliki hubungan terhadap kualitas pengungkapan
informasi perusahaan, karena perusahaan yang berumur lebih tua memiliki
pengalaman yang lebih banyak dalam mempublikasikan laporan keuangan.
Perusahaan yang memiliki pengalaman lebih banyak akan lebih
mengetahui kebutuhan informasi perusahaan. Semakin lama umur
perusahaan, maka perusahaan memiliki pengetahuan yang semakin dalam
Analisis Statistik Deskriptif
Uji Asumsi Klasik: Uji Normalitas
Uji Multikolinieritas Uji Autokorelasi
Uji Heterokedastisitas
Uji Koefisien Determinasi
Uji Hipotesis: Uji Signifikansi Parameter Individual
Uji Signifikansi Simultan
Kesimpulan dan Saran
44
tentang kebutuhan konstitusinya akan informasi mengenai perusahaan
(Marwata, 2001). Perusahaan yang memiliki umur lebih panjang
cenderung mempublikasikan laporan tahunannya secara lengkap dan rinci.
Penelitian yang dilakukan oleh White et al. (2007) menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara umur perusahaan dengan
pengungkapan intellectual capital. Tetapi, Suhardjanto dan Wardhani
(2009) menyatakan bahwa umur perusahaan bukanlah merupakan variabel
prediktor yang baik dalam pengungkapan intellectual capital. Penelitian
tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2005) dan
Istanti (2009) yang menyatakan bahwa umur perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital yang
dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan
adalah sebagai berikut:
Ha1 : Umur perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan
intellectual capital.
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Intellectual
Capital
Ukuran perusahaan digunakan sebagai variabel independen dengan
asumsi bahwa perusahaan yang lebih besar melakukan aktivitas yang lebih
banyak dan biasanya memiliki banyak unit usaha, serta memiliki potensi
penciptaan nilai jangka panjang. Perusahaan besar sering diawasi oleh
stakeholder dengan bagaimana manajemen mengelola intellectual capital
45
yang dimiliki, seperti pekerja, pelanggan dan organisasi pekerja
(Purnomosidhi, 2006).
Suhardjanto dan Wardhani (2009) melakukan penelitian pada 80
perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia tahun 2007,
menemukan bahwa ukuran perusahaan merupakan variabel yang
berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital. Penelitian
tersebut mendukung penelitian yang dilakukan oleh Oliveira et al. (2005)
terhadap 56 perusahaan besar yang terdaftar di Portugal pada tahun 2003,
Cooke (1992) pada laporan keuangan 35 perusahaan dalam Japan
Company Handbook 1988, dan Freedman dan Jaggi (2005). Berdasarkan
hal tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
Ha2 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual
capital.
3. Pengaruh Leverage Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital
Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan
utang. Utang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari
kreditor, bukan dari pemegang saham atau investor. Perusahaan yang
memiliki tingkat leverage yang tinggi maka akan mengurangi
pengungkapan informasi yang dilakukan, termasuk pengungkapan
intellectual capital, untuk mengurangi sorotan dari bondholder (Jensen
dan Meckling, 1976).
White et al. (2007) menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara leverage dengan pengungkapan sukarela intellectual
46
capital dan penelitian tersebut menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara tingkat tanggung jawab untuk penyedia hutang eksternal
perusahaan bioteknologi dengan tingkat pengungkapan intellectual capital
dalam laporan tahunan perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (2000), yang membuktikan
bahwa leverage mempengaruhi kelengkapan pengungkapan sukarela
dalam laporan tahunan. Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh
Suhardjanto dan Wardhani (2009) menemukan bahwa leverage bukanlah
merupakan variabel yang baik dalam pengungkapan intellectual capital.
Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai
berikut:
Ha3 : Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital.
4. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital
Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam
mengelola perusahaan (Petronila dan Mukhlasin, 2003). Jika suatu
perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi, maka perusahaan
tersebut akan mendapatkan keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu
perusahaan akan mengungkapkan semua aktivitas yang dilakukan dalam
rangka untuk meraih citra baik dan keuntungan bagi perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Suhardjanto dan Wardhani (2009)
menemukan bahwa profitabilitas merupakan variabel yang berpengaruh
terhadap pengungkapan intellectual capital. Hal ini didukung dengan
penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak dan Widiastuti (2004) yang
47
menyatakan bahwa profitabilitas mempengaruhi kelengkapan
pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan. Tetapi, hal tersebut tidak
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Meek et al. (1995) yang
mengatakan bahwa perusahaan dengan rasio profitabilitas yang rendah
justru akan berusaha meningkatkan modal sebaik mungkin, sehingga akan
banyak melakukan pengungkapan. Maka hipotesis yang dirumuskan
adalah sebagai berikut:
Ha4 : Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual
capital.
5. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Terhadap Pengungkapan
Intellectual Capital
Konsentrasi kepemilikan merupakan jumlah saham yang beredar yang
dimiliki oleh pemegang saham dalam suatu perusahaan. Semakin besar
tingkat kepemilikan maka semakin besar power voting dalam pengambilan
keputusan perusahaan (Nugroho, 2012). Kepemilikan saham
terkonsentrasi adalah suatu kondisi ketika sebagian besar saham dimiliki
oleh sebagian kecil individu atau kelompok sehingga individu atau
kelompok tersebut memiliki jumlah saham relative dominan dibandingkan
dengan pemegang saham lainnya (Yuniasih et al., 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh (Artinah, 2013) menyatakan bahwa
adanya pengaruh konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan
intellectual capital. Tetapi, penelitian tersebut berbanding terbalik dengan
enelitian yang dilakukan oleh White et al. (2007) dan Istanti (2009) yang
48
menjelaskan bahwa konsentrasi kepemilikan tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital. Berdasarkan
hal tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
Ha5 : Konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap pengungkapan
intellectual capital.
6. Pengaruh Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Leverage,
Profitabilitas dan Konsentrasi Kepemilikan Secara Simultan
Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah semua variabel
independen yaitu umur perusahaan, ukuran perusahaan, leverage,
profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan secara simultan atau bersama-
sama berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu pengungkapan
intellectual capital, sehingga diajukan hipotesis sebagai berikut:
Ha6 : Umur perusahaan, ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan
konsentrasi kepemilikan secara simultan berpengaruh terhadap
pengungkapan intellectual capital.
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara dua variabel atau
lebih. Penelitian ini betujuan untuk menguji faktor-faktor dari pengungkapan
Intellectual Capital yang variabel independennya terdiri dari ukuran
perusahaan, umur perusahaan, leverage, profitabilitas, dan konsentrasi
kepemilikan terhadap variabel dependen, yaitu pengungkapan intellectual
capital. Populasi yang diambil dari penelitian ini adalah perusahaan property
dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-
2014. Penulis memilih perusahaan property dan real estate sebagai objek dari
penelitian ini adalah karena perusahaan tersebut saat ini berkembang sangat
pesat hingga masa yang akan datang dengan semakin meningkatnya jumlah
penduduk dan meningkatnya permintaan untuk tingkat hunian dalam dunia
bisnis property, serta perusahaan tersebut memiliki tingkat teknologi yang
tinggi dalam membangun gedung-gedung perkantoran dan lainnya, serta
masih sedikitnya penelitian mengenai pengungkapan intellectual capital pada
perusahaan property dan real estate, karena lebih banyak penelitian tersebut
dilakukan pada perusahaan manufaktur dan institusi lembaga keuangan. Hal
ini dianggap bahwa perusahaan property dan real estate memiliki tingkat
pengungkapan intellectual capital yang tinggi.
50
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan property
dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010
sampai dengan 2014. Perusahaan property dan real estate adalah industri yang
bergerak dalam bidang pengadaan, penyediaan, serta pematangan tanah bagi
usaha industri dalam mengelola proyek-proyek pembangunan seperti gedung
perkantoran, perumahan, apartemen, pusat perbelanjaan, dan fasilitas umum
lainnya. Perusahaan property dan real estate saat ini berkembang sangat maju
dan semakin pesat dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan
meningkatnya permintaan untuk tingkat hunian. Banyak investor yang
melakukan bisnis pada perusahaan property dan real estate, karena saat ini
bisnis dalam industri tersebut memberikan keuntungan yang memuaskan dan
bermanfaat bagi para investor.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan property
dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode
2010 sampai dengan 2014. Metode yang digunakan untuk penentuan sampel
dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu metode
pemilihan sampel bertujuan ketika peneliti mempunyai tujuan atau target
tertentu dalam memilih sampel secara tidak acak, atau pemilihan sampel
berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Berikut ini adalah beberapa kriteria
pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek
51
Indonesia (BEI) yang menerbitkan annual report dengan lengkap dan
konsisten periode 2010 sampai dengan 2014 secara berturut-turut.
2. Perusahaan property dan real estate yang memperoleh laba bersih atau
tidak mengalami rugi bersih periode 2010 sampai dengan 2014 secara
berturut-turut.
3. Perusahaan property dan real estate yang menggunakan mata uang Rupiah
dalam menerbitkan laporan keuangannya periode 2010 sampai dengan
2014.
4. Perusahaan property dan real estate yang mempublikasikan data yang
dibutuhkan oleh peneliti secara lengkap terkait dengan variabel yang
digunakan dalam penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa data sekunder, yaitu merupakan teknik mengumpulkan data yang
diperoleh secara tidak langsung yang memuat kejadian masa lalu (historis)
berupa data historis atau data dokumenter. Data sekunder yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan atau
literatur berupa buku dan jurnal, internet, data laporan keuangan dan laporan
tahunan perusahaan property dan real estate yang telah diunduh melalui situs
resmi dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan alamat situs www.idx.co.id
serta dari situs resmi masing-masing perusahaan property dan real estate yang
diteliti.
52
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan perhitungan statistik, yaitu dengan menggunakan aplikasi SPSS
(Statistical Product and Services Solutions) version 22 for windows. Setelah
data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terkumpul, selanjutnya
dilakukan teknik analisis data berupa uji regresi linier berganda yang terdiri
dari uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji koefisien determinasi dan uji
hipotesis. Adapun penjelasan mengenai metode analisis data tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi)
(Ghozali, 2013:19).
Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan uji statistik deskriptif
adalah untuk mengetahui gambaran mengenai variabel independen ukuran
perusahaan, umur perusahaan, leverage, profitabilitas dan konsentrasi
kepemilikan, serta variabel dependen pengungkapan intellectual capital
pada perusahaan property dan real estate.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kelayakan penggunaan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini.
53
Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji
autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik
(Ghozali, 2013:160).
Grafik histogram untuk membandingkan data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal
adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan
membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual
normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2013:161).
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan jika tidak hati-hati
secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya
(Ghozali, 2013:163). Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu analisis grafik histogram, normal probability plot dan analisis
statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov Z (1-Sample K-S). Jika
nilai Kolmogorov-Smirnov memiliki tingkat signifikan di atas α > 0,05
berarti regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013:165).
54
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen adalah sama dengan nol (Ghozali, 2013:105). Salah satu
cara untuk mendeteksi multikolinieritas dilakukan dengan
menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance.
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah
yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya (Ghozali, 2013:106).
Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka tidak terjadi
multikolinieritas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Model regresi yang baik
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2013:110).
Cara yang digunakan untuk mendeteksi autokorelasi dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Runs Test, yaitu
merupakan bagian dari statistik non-parametrik yang dapat digunakan
55
untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika
antar residual tidak terdapat hubungan korelasi, maka dikatakan bahwa
residual adalah acak atau random. Runs test digunakan untuk melihat
apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). Nilai
probabilitas harus lebih besar dari tingkat signifikansi 5% (Ghozali,
2013:120-121).
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak
terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139).
Asumsi heteroskedastisitas akan diuji menggunakan analisis grafik
scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Jika tidak ada pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139). Selain
menggunakan analisis grafik scatterplot, untuk memperkuat bukti
apakah terdapat heteroskedastisitas atau tidak pada model regresi,
56
maka diperlukan uji statistik dengan menggunakan uji glejser
(Ghozali, 2013:142). Nilai signifikansi dari masing-masing variabel
pada uji glejser harus memiliki tingkat signifikansi lebih dari 0,05.
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel independen, yaitu ukuran perusahaan, umur
perusahaan, leverage, profitabilitas, dan konsentrasi kepemilikan
dalam menjelaskan variasi variabel dependen, yaitu pengungkapan
intellectual capital. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas, sehingga
R2 mengandung kelemahan mendasar, yaitu adanya bias terhadap
jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model, maka
dalam penelitian ini menggunakan adjusted R2 yang nilainya berkisar
antara 0 dan 1. Jika nilai adjusted R2 semakin mendekati 1, maka
semakin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel
dependen (Ghozali, 2013:97).
4. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model
regresi berganda. Model regresi berganda umumnya digunakan untuk
menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap
variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam
suatu persamaan linear. Adapun variabel independen dalam penelitian
57
ini terdiri dari umur perusahaan, ukuran perusahaan, leverage,
profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan. Sedangkan variabel
dependennya adalah. Untuk menguji hipotesis dari variabel-variabel
tersebut, maka rumus persamaan regresi yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Keterangan: Y : Pengungkapan Intellectual Capital (ICD)
α : Konstanta
β1 β2 β3 β4 β5 : Koefisien regresi
X1 : Umur Perusahaan (AGE)
X2 : Ukuran Perusahaan (SIZE)
X3 : Leverage (LEV)
X4 : Profitabilitas (ROA)
X5 : Konsentrasi Kepemilikan (KK)
ε : Kesalahan Regresi (regression error)
a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen
yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Langkah yang digunakan
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + ε
58
dalam menguji hipotesis ini adalah dengan menentukan level of
significance-nya. Level of significance yang digunakan adalah
sebesar 5% atau (α) = 0,05. Jika sign t > 0,05 maka Ha ditolak,
namun jika sign t < 0,05 maka Ha diterima. Sehingga terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan
variabel dependen (Ghozali, 2013:99).
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui
pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam
model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen
yang di uji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai signifikansi
kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti
bahwa semua variabel independen secara bersama-sama dan
signifikan mempengaruhi variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak ,
hal ini berarti bahwa semua variabel independen tidak mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2013:98).
59
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah ukuran
perusahaan, umur perusahaan, leverage, profitabilitas, konsentrasi
kepemilikan dan pengungkapan intellectual capital. Pada bagian ini, akan
diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan dalam
penelitian ini disertai dengan operasionalisasi, serta cara pengukurannya.
Operasionalisasi variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:
1. Variabel Dependen
a. Pengungkapan Intellectual Capital (Y)
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengungkapan intellectual capital.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Artinah (2013),
penelitian ini menggunakan angka index (ICD Index). Skala data
variabel ini adalah:
Keterangan:
Score : variabel dependen index pengungkapan intellectual
capital (ICD Index)
di : jumlah item yang diungkapkan (1 jika suatu informasi
diungkapkan dalam laporan tahunan, 0 jika suatu informasi
tidak diungkapkan dalam laporan tahunan)
M : total jumlah item yang diukur (78 item)
Score = ∑𝒅𝒊𝑴
x 100%
60
2. Variabel Indepeden
a. Umur Perusahaan (X1)
Umur perusahaan menunjukkan perusahaan tetap eksis, mampu
bersaing dan memanfaatkan peluang bisnis dalam suatu perekonomian
(Yularto dan Chairi, 2003). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Oktavianti (2014), penelitian ini menggunakan age dari hasil
pengurangan periode perusahaan yang diteliti dengan tahun Initial
Public Offering (IPO). Skala data variabel ini adalah:
b. Ukuran Perusahaan (X2)
Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya
perusahaan yang ditunjukkan dengan nilai total asset yang disajikan
dalam neraca akhir tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Aryati dan Walasendouw (2013), penelitian ini menggunakan
logaritma normal dari total asset dalam mengukur ukuran perusahaan.
Skala data variabel ini adalah:
c. Leverage (X3)
Leverage adalah perbandingan antara dana-dana yang dipakai
untuk membelanjai/membiayai perusahaan atau perbandingan antara
dana yang diperoleh dari ekstern perusahaan (dari para kreditur)
dengan dana yang disediakan pemilik perusahaan (Makmun, 2002).
Age = Tahun perusahaan yang diteliti – Tahun IPO perusahaan
Size = Log(Total Asset)
61
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sutanto (2012)
penelitian ini menggunakan rasio leverage merupakan proporsi total
hutang terhadap total aset. Skala data variabel ini adalah:
d. Profitabilitas (X4)
Petronila dan Mukhlasin (2003) menyatakan bahwa profitabilitas
merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola
perusahaan atau kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total aset, maupun modal
sendiri.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sutanto (2012)
penelitian ini menggunakan return on assets (ROA), yaitu dengan
membandingkan laba setelah pajak dengan total aset. Skala data
variabel ini adalah:
e. Konsentrasi Kepemilikan (X5)
Konsentrasi kepemilikan adalah sejumlah saham perusahaan yang
tersebar dan dimiliki oleh beberapa pemegang saham.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Oktavianti (2014),
penelitian ini menggunakan hasil bagi antara jumlah kepemilikan
Leverage = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒂𝒔 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕
ROA = 𝑵𝒆𝒕 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕
62
saham terbesar yang ada di perusahaan dengan jumlah saham yang
beredar di perusahaan. Skala data variabel ini adalah:
Tabel di bawah ini menunjukkan operasionalisasi variabel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Indikator Skala Pengukuran
Pengungkapan Intellectual Capital (Y) (Sumber: Artinah (2013))
Score = ∑567
x 100% Score = index pengungkapan intellectual capital (ICD Index) di = jumlah pengungkapan (1 jika informasi diungkapkan dalam laporan tahunan, 0 jika tidak diungkapkan) M = jumlah item yang diukur (78 item)
Skala Rasio
Umur Perusahaan (X1) (Sumber: Oktavianti (2014))
Tahun yang diteliti pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar dikurangkan dengan tahun Initial Public Offering (IPO) perusahaan property dan real estate.
Skala Nominal
Ukuran Perusahaan (X2) (Sumber: Aryati dan Walansendouw (2013))
Size = Log(Total Aset)
Skala Rasio
Bersambung pada halaman selanjutnya
KK = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒆𝒑𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎 𝑻𝒆𝒓𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑩𝒆𝒓𝒆𝒅𝒂𝒓 𝒅𝒊 𝑷𝒆𝒓𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂𝒂𝒏
63
Tabel 3.1 (Lanjutan) Variabel Indikator Skala
Pengukuran Leverage (X3) (Sumber: Sutanto (2012))
Diukur berdasarkan perbandingan antara total liabilitas dengan terhadap total aset. Leverage = DEFGH I6GJ6H6FGK
DEFGH LKKMF
Skala Rasio
Profitabilitas (X4) (Sumber: Sutanto (2012))
Diukur berdasarkan Return On Asset (ROA) perusahaan. ROA = NMF OPQERM
DEFGH LKKMF
Skala Rasio
Konsentrasi Kepemilikan (X5) (Sumber: Oktavianti (2014))
Diukur berdasarkan presentase kepemilikan saham terbesar yang dimiliki perusahaan. 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
Skala Rasio
Sumber: Data diolah dari berbagai referensi
64
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan property
dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010
sampai dengan 2014. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah berdasarkan metode purposive sampling, yaitu metode
penentuan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Berdasarkan kriteria
sampel yang telah dipilih dalam penelitian ini, maka diperoleh sampel
penelitian sebanyak 16 perusahaan untuk setiap tahunnya dimana periode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada tahun 2010 sampai dengan
2014. Sehingga total keseluruhan sampel yang digunakan adalah sebanyak 80.
Berikut ini adalah rincian sampel penelitian yang disajikan pada tabel 4.1
sebagai berikut.
Tabel 4.1 Rincian Sampel Penelitian
No. Kriteria Jumlah 1. Perusahaan property dan real estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 46
2. Perusahaan property dan real estate yang tidak menerbitkan annual report dengan lengkap dan konsisten periode 2010-2014 secara berturut-turut.
(11)
3. Perusahaan property dan real estate yang tidak memperoleh laba bersih atau mengalami rugi bersih selama periode 2010-2014.
(8)
Bersambung pada halaman selanjutnya
65
Tabel 4.1 (Lanjutan)
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015
Adapun nama perusahaan property dan real estate yang terpilih sebagai
sampel dalam penelitian ini yang disajikan pada tabel 4.2 sebagai berikut.
Tabel 4.2 Daftar Nama Perusahaan Property dan Real Estate
No. Kode Nama Perusahaan 1. APLN Agung Podomoro Land Tbk. 2. ASRI Alam Sutera Realty Tbk. 3. BCIP Bumi Citra Permai Tbk. 4. BKSL Sentul City Tbk. 5. COWL Cowell Development Tbk. 6. CTRA Ciputra Development Tbk. 7. CTRP Ciputra Property Tbk. 8. DILD Intiland Development Tbk. 9. DUTI Duta Pertiwi Tbk. 10. GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk. 11. JRPT Jaya Real Property Tbk. 12. KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk. 13. KPIG MNC Land Tbk. 14. LPKR Lippo Karawaci Tbk. 15. PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk. 16. PUDP Pudjiadi Prestige Tbk.
Sumber: www.idx.co.id
No. Kriteria Jumlah 4. Perusahaan property dan real estate yang tidak
menggunakan mata uang Rupiah dalam menerbitkan laporan keuangannya periode 2010-2014.
(0)
5. Perusahaan property dan real estate yang tidak mempublikasikan data yang dibutuhkan oleh peneliti secara lengkap terkait dengan variabel yang digunakan dalam penelitian.
(11)
Jumlah Sampel Penelitian dalam Setahun 16 Periode Penelitian 5
Total Jumlah Sampel Selama Periode Penelitian 80
66
B. Hasil Analisis Data dan Pembahasan
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi)
(Ghozali, 2013:19). Mean digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata data
terkait yang diteliti. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa
besar data yang terkait memiliki variasi dari rata-rata. Nilai maksimum
digunakan untuk mengetahui nilai terbesar nilai terbesar dari data yang
terkait. Nilai minimum digunakan untuk mengetahui nilai terkecil dari
suatu data yang terkait dengan penelitian. Variabel-variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah umur perusahaan, ukuran
perusahaan, leverage, profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan, serta
variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan intellectual
capital. Hasil dari analisis deksriptif atas variabel-variabel tersebut
disajikan pada tabel 4.3 dibawah ini sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Statistik Deskriptif
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015
67
a. Variabel Dependen
1) Pengungkapan Intellectual Capital
Hasil statistik deskriptif yang disajikan pada tabel 4.3
menunjukkan bahwa nilai minimum yang ditunjukkan dari
pengungkapan intellectual capital adalah sebesar 47,44 dan nilai
maksimum yang ditunjukkan dari pengungkapan intellectual
capital adalah sebesar 76,92. Nilai rata-rata (mean) yang
ditunjukkan dari pengungkapan intellectual capital adalah sebesar
64,4068, sedangkan nilai standar deviasi dari pengungkapan
intellectual capital adalah sebesar 7,49221.
b. Variabel Independen
1) Umur Perusahaan
Hasil statistik deskriptif yang disajikan pada tabel 4.3
menunjukkan bahwa nilai minimum yang ditunjukkan dari umur
perusahaan adalah sebesar 0,00 dan nilai maksimum yang
ditunjukkan dari umur perusahaan adalah sebesar 23,00. Nilai rata-
rata (mean) yang ditunjukkan dari umur perusahaan adalah sebesar
12,8125, sedangkan nilai standar deviasi yang ditunjukkan dari
umur perusahaan adalah sebesar 6,60091.
2) Ukuran Perusahaan
Hasil statistik deskriptif yang disajikan pada tabel 4.3
menunjukkan bahwa nilai minimum yang ditunjukkan dari ukuran
perusahaan adalah sebesar 11,28 dan nilai maksimum yang
68
ditunjukkan dari ukuran perusahaan adalah sebesar13,58. Nilai
rata-rata (mean) yang ditunjukkan dari ukuran perusahaan adalah
sebesar 12,5991, sedangkan nilai standar deviasi yang ditunjukkan
dari ukuran perusahaan adalah sebesar 0,57927.
3) Leverage
Hasil statistik deskriptif yang disajikan pada tabel 4.3
menunjukkan bahwa nilai minimum yang ditunjukkan dari
leverage adalah sebesar 7,09 dan nilai maksimum yang
ditunjukkan dari leverage adalah sebesar 284,94. Nilai rata-rata
(mean) yang ditunjukkan dari leverage adalah sebesar 84,8002,
sedangkan nilai standar deviasi yang ditunjukkan dari leverage
adalah sebesar 54,54039.
4) Profitabilitas
Hasil statistik deskriptif yang disajikan pada tabel 4.3
menunjukkan bahwa nilai minimum yang ditunjukkan dari
profitabilitas adalah sebesar 0,42 dan nilai maksimum yang
ditunjukkan dari profitabilitas adalah sebesar 11,35. Nilai rata-rata
(mean) yang ditunjukkan dari profitabilitas adalah sebesar 5,6732,
sedangkan nilai standar deviasi yang ditunjukkan dari profitabilitas
adalah sebesar 2,57903.
5) Konsentrasi Kepemilikan
Hasil statistik deskriptif yang disajikan pada tabel 4.3
menunjukkan bahwa nilai minimum yang ditunjukkan dari
69
konsentrasi kepemilikan adalah sebesar 24,65 dan nilai maksimum
yang ditunjukkan dari konsentrasi kepemilikan adalah sebesar
94,74. Nilai rata-rata (mean) yang ditunjukkan dari konsentrasi
kepemilikan adalah sebesar 57,9690, sedangkan nilai standar
deviasi yang ditunjukkan dari konsentrasi kepemilikan adalah
sebesar 17,71414.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
terhadap variabel independen dan variabel dependen. Uji asumsi klasik
bertujuan untuk mengetahui kelayakan penggunaan model regresi dalam
penelitian ini. Uji asumsi klasik pada penelitian ini terdiri atas uji
multikolinieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji
normalitas data.
Sebelum dilakukan uji regresi agar menghasilkan nilai yang sesuai,
maka terlebih dahulu data harus memenuhi empat uji asumsi klasik. Hasil
dari uji asumsi klasik yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik
(Ghozali, 2013:160).
70
Uji normalitas dengan analisis grafik yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah menggunakan grafik histogram dan grafik normal
probability plot (P-Plot). Melihat penyebaran data atau (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik. Jika data sampel menyebar mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Sebaliknya, jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas. Berikut ini adalah hasil uji normalitas
menggunakan analisis grafik yang disajikan pada gambar 4.1 dan
gambar 4.2 sebagai berikut:
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas: Grafik Histogram
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015
71
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas: Grafik Normal Probability Plot (P-Plot)
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015
Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah disajikan pada gambar
4.1 diatas menunjukkan bahwa pada grafik histogram menggambarkan
pola distribusi data yang normal dan pada gambar 4.2 menunjukkan
bahwa grafik normal probability plot (P-Plot) menunjukkan titik-titik
yang penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa data sampel dalam penelitian ini telah terdistribusi
normal atau telah memenuhi asumsi normalitas.
Selain menggunakan analisis grafik, uji normalitas juga dilakukan
dengan menggunakan analisis statistik, yaitu uji Kolmogorov-Smirnov
(K-S). Berikut ini adalah hasil uji normalitas dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S) yang disajikan pada tabel 4.4 sebagai
berikut:
72
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 yang telah disajikan diatas menunjukkan
bahwa nilai signifikansi dari variabel dependen pengungkapan
intellectual capital adalah sebesar 0,200 yang menunjukkan bahwa
model regresi memenuhi asumsi normalitas, karena memiliki tingkat
signifikansi lebih dari 0,05. Sehingga dengan melihat hasil uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S) yang konsisten dengan hasil uji grafik
normal probability plot (P-Plot), maka dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di
73
dalam model regresi adalah dengan melihat nilai Tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel
independen. Regresi yang bebas dari problem multiko memiliki nilai
VIF ≤ 10 dan mempunyai nilai Tolerance ≥ 0,10 (Ghozali, 2013:105).
Berikut ini disajikan hasil uji multikolinieritas pada tabel 4.5 sebagai
berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 yang telah disajikan diatas dapat diketahui
bahwa hasil uji multikolinieritas menunjukkan nilai tolerance ≥ 0,10
dan nilai VIF ≤ 10 untuk setiap variabel. Nilai tolerance yang
dihasilkan untuk variabel umur perusahaan, ukuran perusahaan,
leverage, profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan adalah sebesar
0,888; 0,844; 0,857; 0,913; dan 0,893. Sedangkan, nilai VIF yang
dihasilkan untuk variabel umur perusahaan, ukuran perusahaan,
leverage, profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan adalah sebesar
1,127; 1,185; 1,167; 1,095; dan 1,119. Berdasarkan hasil uji
multikolinieritas tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
74
variabel independen dalam model persamaan regresi tidak terdapat
problem multikolinieritas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali,
2013:110). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam
penelitian ini, maka peneliti menggunakan uji Runs Test. Berikut ini
adalah hasil uji autokorelasi menggunakan uji Runs Test yang
disajikan pada tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi – Runs test
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015
Berdasarkan tabel 4.6 yang telah disajikan diatas menunjukkan
bahwa hasil dari test value adalah -0,97732 dengan nilai probabilitas
yang ditunjukkan adalah sebesar 0,177 yang dimana hasil tersebut
75
lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga hal tersebut
menunjukkan bahwa nilai residual adalah acak atau random, maka
dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini tidak memiliki
masalah autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak
terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan
dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antara SRESID dan ZPRED. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-
titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi
heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak terdapat pola yang jelas dan
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini adalah hasil uji
heteroskedastisitas yang disajikan dengan grafik scatterplot pada
gambar 4.3 sebagai berikut:
76
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Grafik Scatterplot
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas yang disajikan pada
gambar 4.3 diatas menunjukkan bahwa grafik scatterplot
menggambarkan data menyebar secara acak dan tidak membentuk
suatu pola tertentu yang jelas. Data tersebut menyebar secara baik
diatas dan di bawah angka (0) pada sumbu Y. Sehingga tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model persamaan regresi penelitian ini. Untuk
memperkuat bukti pengujian dalam penelitian ini, maka dilakukan
pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan uji glejser yang
hasilnya disajikan pada tabel 4.7 sebagai berikut:
77
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Uji Glejser
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015
Berdasarkan pada tabel 4.7 yang telah disajikan diatas
menunjukkan bahwa masing-masing variabel independen memiliki
probabilitas tingkat signifikansi lebih dari 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
persamaan regresi dan dapat digunakan untuk pengujian hipotesis
selanjutnya.
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengukur kemampuan
variabel-variabel independen, yaitu umur perusahaan, ukuran perusahaan,
leverage, profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan dalam menjelaskan
variabel dependen, yaitu pengungkapan intellectual capital. Berikut ini
adalah hasil uji koefisien determinasi yang disajikan pada tabel 4.8 sebagai
berikut:
78
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi yang telah disajikan pada
tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R2 adalah sebesar
0,298. Hal ini menunjukkan bahwa variabe-variabel independen, yaitu
umur perusahaan, ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan
konsentrasi kepemilikan dapat menjelaskan variasi variabel dependen,
yaitu pengungkapan intellectual capital sebesar 0,298 atau 29,8%
sedangkan sisanya adalah sebesar 70,2% (100%-29,8%) yang dijelaskan
oleh variabel-variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
Variabel-variabel tersebut adalah budaya perusahaan (Artinah, 2013),
komisaris independen (Artinah, 2013), kebijakan pemerintah (Artinah,
2013), selera konsumen (Artinah, 2013), cost of equity capital (Marsono,
2013), basis perusahaan (Sutanto, 2012), tipe industri (Sutanto, 2012),
rasio likuiditas (Sutanto, 2012), kinerja intellectual capital (Purnomosidhi,
2006), corporate governance (Suhardjanto dan Wardhani, 2009) dan tipe
teknologi (Oktavianti, 2014).
4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression
79
analysis), yaitu dilakukan melalui uji signifikansi parameter individual (uji
statistik t) dan uji signifikansi simultan (uji statistik F).
a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) digunakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel-variabel
independen yaitu umur perusahaan, ukuran perusahaan, leverage,
profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan secara individual terhadap
variabel dependen yaitu pengungkapan intellectual capital yang diuji
pada tingkat signifikansi sebesar 0,05. Jika nilai probabilitas t lebih
kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sedangkan jika nilai
probabilitas t lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Berikut ini adalah hasil uji signifikansi parameter individual (uji
statistik t) yang disajikan pada tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015
Berdasarkan pada uji signifkansi parameter individual pada tabel
4.9 maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
80
ICD = -20,031 – 0,051 AGE + 6,949 SIZE – 0,007 LEV – 0,569
ROA + 0,023 KK + ε
Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter individual (uji statistik
t) yang disajikan pada tabel 4.9 diatas menunjukkan hasil antara
variabel-variabel independen dengan variabel dependen sebagai
berikut:
1) Pengaruh umur perusahaan terhadap pengungkapan
intellectual capital
Ha1: Umur perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan
intellectual capital.
Pada tabel 4.9 yang telah disajikan menunjukkan hasil bahwa
variabel umur perusahaan memiliki tingkat signifikansi sebesar
0,658. Tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang
berarti Ha ditolak, sehingga dapat dikatakan bahwa umur
perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual
capital. Maka hipotesis satu (Ha1) yang menyatakan bahwa umur
perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual
capital adalah ditolak. Nilai beta yang dihasilkan dalam penelitian
ini adalah negatif sebesar -0,045.
Hal ini menunjukkan bahwa umur perusahaan tidak menjamin
bahwa perusahaan memiliki pengalaman dan pemahaman dalam
melakukan pengungkapan intellectual capital, sehingga semakin
lama umur perusahaan belum tentu semakin baik tingkat
81
pengalaman dan pemahamannya terkait dengan intellectual capital
yang dimiliki oleh suatu perusahaan, sehingga tingkat
pengungkapan intellectual capital tidak bisa optimal. Dan juga
karena semangat motivasi untuk mendongkrak citra perusahaan
dan menjadi perusahaan ternama dalam perdagangan pasar saham
meskipun perusahaan mereka baru di kancah pasar modal (Ulum,
2009).
Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Artinah
(2013), Bukh et al. (2005), Istanti (2009), Nugroho (2012), Sutanto
(2012) dan Ulum (2009) yang menyatakan bahwa umur perusahaan
tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat pengungkapan
intellectual capital. Tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan
hasil dari penelitian yang dilakukan oleh White et al. (2007) yang
menyatakan bahwa umur perusahaan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital.
2) Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan
intellectual capital
Ha2 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
pengungkapan intellectual capital.
Pada tabel 4.9 yang telah disajikan menunjukkan hasil bahwa
variabel ukuran perusahaan memiliki tingkat signifikansi sebesar
0,000. Tingkat signifikansi tersebut kurang dari 0,05 yang berarti
Ha diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan
82
berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital. Maka
hipotesis dua (Ha2) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital adalah
diterima. Nilai beta yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah
positif sebesar 0,537.
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan
intellectual capital disebabkan karena semakin besar tingkat
kapitalisasi pasar, maka akan semakin besar pengungkapan
intellectual capital sehingga perusahaan besar merupakan entitas
yang banyak disorot oleh pasar maupun publik secara umum,
karena ketika mengungkapkan lebih banyak informasi merupakan
bagian dari upaya perusahaan untuk mewujudkan akuntabilitas
publik (Artinah, 2013). Semakin besar perusahaan, maka
perusahaan akan mengalami perkembangan yang bagus agar
mendapat respon positif dari investor. Sehingga semakin besar
ukuran perusahaan, maka semakin besar tantangan dan resiko yang
dihadapi oleh perusahaan.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian dari
Purnomosidhi (2006) yang menyatakan bahwa variabel ukuran
perusahaan merupakan variabel yang dapat menjelaskan variasi
pengungkapan sukarela intellectual capital dalam laporan tahunan.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian dari Artinah
(2013), Istanti (2009), Oliveira et al. (2005), Sutanto (2012) dan
83
White et al. (2007) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
mempengaruhi tingkat pengungkapan intellectual capital yang
dilakukan oleh perusahaan. Tetapi hasil penelitian ini bertentangan
dengan penelitian dari Nugroho (2012) yang menyatakan bahwa
ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
intellectual capital.
3) Pengaruh leverage terhadap pengungkapan intellectual capital
Ha3 : Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan
intellectual capital.
Pada tabel 4.9 yang telah disajikan menunjukkan hasil bahwa
variabel ukuran perusahaan memiliki tingkat signifikansi sebesar
0,636. Tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang
berarti Ha ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa leverage tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital. Maka
hipotesis tiga (Ha3) yang menyatakan bahwa leverage perusahaan
berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital adalah
ditolak. Nilai beta yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah
negatif sebesar -0,048.
Hal ini menunjukkan bahwa leverage tidak mempengaruhi
tingkat pengungkapan intellectual capital karena perusahaan ingin
menjaga citra, nama baik, dan reputasi perusahaan sehingga
ketidakoptimalan dalam pengelolaan rasio leverage tidak banyak
diketahui oleh pihak eksternal, serta manajemen ingin kinerjanya
84
dinilai baik, sehingga kadang-kadang memberikan informasi yang
tidak benar kepada stakeholder ketika rasio leverage tinggi
(Nugroho, 2012). Perusahaan memiliki strategi tersendiri dalam hal
pemenuhan hak kreditur terutama dalam hal perolehan dana
tambahan selain mengungkapkan informasi intellectual capital
perusahaan. Disamping itu, perusahaan dengan tingkat leverage
yang tinggi mengurangi tingkat pengungkapan agar tidak menjadi
sorotan dari para bondholder (Jensen dan Meckling, 1976).
Perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban
untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka panjang.
Semakin tinggi rasio leverage, maka perusahaan akan
menyediakan informasi secara lebih komprehensif (Artinah, 2013).
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian dari Artinah
(2013), Istanti (2009), Nugroho (2012), Suhardjanto dan Wardhani
(2009) dan Sutanto (2012) yang menyatakan bahwa leverage tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan informasi intellectual capital.
Tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Purnomosidhi (2006) yang menyatakan bahwa
tingkat leverage memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
indeks pengungkapan intellectual capital. Hasil penelitian ini pun
juga bertentangan dengan hasil penelitian dari White et al. (2007).
85
4) Pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan intellectual
capital
Ha4 : Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan
intellectual capital.
Pada tabel 4.9 yang telah disajikan menunjukkan hasil bahwa
variabel profitabilitas memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,051.
Tingkat signifikansi tersebut hampir mendekati dan lebih besar dari
0,05 yang berarti Ha ditolak, sehingga dapat dikatakan bahwa
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
intellectual capital. Maka hipotesis empat (Ha4) yang menyatakan
bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan
intellectual capital adalah ditolak. Nilai beta yang dihasilkan
dalam penelitian ini adalah negatif sebesar -0,196.
Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas tidak mempengaruhi
pengungkapan intellectual capital karena rasio profitabilitas
perusahaan yang rendah justru akan berusaha meningkatkan modal
sebaik mungkin, dengan lebih banyak melakukan pengungkapan
informasi dalam laporan tahunannya (Meek et al, 1995).
Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian dari
Meek et al. (1995), begitu juga dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sutanto (2012) yang menyatakan bahwa variabel profitabilitas
secara statistik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
tingkat pengungkapan informasi intellectual capital, yang
86
mengindikasikan bahwa semakin besar profitabilitas, maka tingkat
pengungkapan informasi intellectual capital justru semakin sedikit.
5) Pengaruh konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan
intellectual capital
Ha5 : Konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap
pengungkapan intellectual capital.
Pada tabel 4.9 yang telah disajikan menunjukkan hasil bahwa
variabel konsentrasi kepemilikan memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,589. Tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05
yang berarti Ha ditolak, sehingga dapat dikatakan bahwa
konsentrasi kepemilikan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
intellectual capital. Maka hipotesis lima (Ha5) yang menyatakan
bahwa konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap
pengungkapan intellectual capital adalah ditolak. Nilai beta yang
dihasilkan dalam penelitian ini adalah positif sebesar 0,054.
Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi kepemilikan tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital karena
konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kebijakan atau
keputusan sepihak karena adanya voting right (hak suara) dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), sehingga hasil yang
dicapai tidak maksimal, kebijakan perusahaan tidak efektif dan
pencapaian tujuan perusahaan kurang baik. Maka governance
dalam perusahaan kurang optimal sehingga dengan otomatis
87
intellectual capital tidak terungkapkan dengan luas (Nugroho,
2012).
Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian dari
Istanti (2009), Nugroho (2012) dan White et al. (2007) yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara
konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan intellectual
capital. Tetapi, hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Artinah (2013) yang hasilnya menunjukkan
bahwa konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap
pengungkapan intellectual capital.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji signifikansi simultan (uji statistik F) digunakan untuk
mengetahui pengaruh variabel-variabel independen yaitu umur
perusahaan, ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan
konsentrasi kepemilikan secara simultan terhadap variabel
dependen yaitu pengungkapan intellectual capital yang diuji pada
tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probabilitas F lebih kecil dari
0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak, sedangkan jika nilai
probabilitas F lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan Ha
ditolak. Berikut ini adalah hasil uji signifikan simultan (uji statistik
F) yang disajikan pada tabel 4.10 sebagai berikut:
88
Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015
Pada tabel 4.10 yang telah disajikan diatas menunjukkan bahwa
hasil uji signifikansi simultan (uji statistik F) antara variabel-
variabel independen yaitu umur perusahaan, ukuran perusahaan,
leverage, profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan dengan
variabel dependen yaitu pengungkapan intellectual capital adalah
sebagai berikut:
Ha6 : Pengaruh umur perusahaan, ukuran perusahaan,
leverage, profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan
terhadap pengungkapan intellectual capital.
Pada tabel 4.10 yang telah disajikan diatas menunjukkan bahwa
hasil uji statistik F memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000.
Yang dimana tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05
yang berarti Ha diterima dan H0 ditolak, sehingga dapat dikatakan
bahwa umur perusahaan, ukuran perusahaan, leverage,
profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan berpengaruh secara
simultan terhadap pengungkapan intellectual capital. Dengan
demilikian, hipotesis enam (Ha6) yang menyatakan bahwa umur
89
perusahaan, ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan
konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap pengungkapan
intellectual capital adalah diterima. Hasil uji hipotesis
menunjukkan bahwa umur perusahaan, ukuran perusahaan,
leverage, profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan berpengaruh
secara simultan terhadap pengungkapan intellectual capital.
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh umur perusahaan, ukuran
perusahaan, leverage, profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan terhadap
pengungkapan intellectual capital pada perusahaan property dan real estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2014.
Berdasarkan penelitian dan pengujian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual
capital. Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Artinah (2013), Bukh et al. (2005), Istanti (2009), Nugroho
(2012), Sutanto (2012) dan Ulum (2009). Namun, hasil penelitian ini
bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh White et al.
(2007).
2. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual
capital. Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Artinah (2013), Istanti (2009), Oliveira et al. (2005),
Purnomosidhi (2006) dan Sutanto (2012). Namun, hasil penelitian ini
bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2012).
3. Leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital.
Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan
91
oleh Artinah (2013), Istanti (2009), Nugroho (2012), Suhardjanto dan
Wardhani (2009) dan Sutanto (2012). Namun, hasil penelitian ini
bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnomosidhi
(2006) dan White et al. (2007).
4. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual
capital. Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Meek et al. (1995) dan Sutanto (2012) yang menyatakan
bahwa variabel profitabilitas secara statistik tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap tingkat pengungkapan informasi intellectual capital.
5. Konsentrasi kepemilikan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
intellectual capital. Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Istanti (2009), Nugroho (2012) dan White et
al. (2007). Namun, hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Artinah (2013).
6. Umur perusahaan, ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan
konsentrasi kepemilikan berpengaruh secara simultan terhadap
pengungkapan intellectual capital.
B. Saran
Berikut adalah saran yang dapat dipertimbangkan bagi peneliti yang akan
datang. Saran ini diharapkan dapat memberi gambaran dan peluang bagi peneliti
yang akan datang untuk melakukan penelitian yang lebih baik lagi.
92
1. Penelitian ini menggunakan perusahaan property dan real estate sebagai
sampel. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan
sampel jenis perusahaan lain, seperti perusahaan manufaktur sektor
consumer goods industry. Sehingga dapat mengetahui pengaruh umur
perusahaan, ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan konsentrasi
kepemilikan terhadap pengungkapan intellectual capital pada perusahaan
tersebut maupun perusahaan jenis lain.
2. Penelitian ini hanya menggunakan variabel independen dari sisi
karakteristik perusahaan, yaitu umur perusahaan, ukuran perusahaan,
leverage, profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap pengungkapan intellectual capital. Untuk penelitian
selanjutnya diharapkan peneliti dapat menambahkan variabel independen
lain seperti budaya perusahaan (Artinah, 2013), komisaris independen
(Artinah, 2013), kebijakan pemerintah (Artinah, 2013), selera konsumen
(Artinah, 2013), cost of equity capital (Marsono, 2013), basis perusahaan
(Sutanto, 2012), tipe industri (Sutanto, 2012), rasio likuiditas (Sutanto,
2012), kinerja intellectual capital (Purnomosidhi, 2006), corporate
governance (Suhardjanto dan Wardhani, 2009) dan tipe teknologi
(Oktavianti, 2014).
3. Penelitian ini menggunakan item pengungkapan intellectual capital yang
berjumlah 78 item berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bukh et al.
(2005). Untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti menggunakan 78
item tersebut ketika melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur,
93
lembaga keuangan, atau perusahaan sektor lainnya. Karena untuk penelitian
yang telah dilakukan dengan menggunakan 78 item ini masih tergolong
sedikit jumlahnya.
94
DAFTAR PUSTAKA
Accounting Principles Board. “Intangible Assets, APB Opinion 17”. American Institute of Certified Public Accountants. New York. 1970.
Accounting Standards Board. “Goodwill and Intangible Assets, FRS 10”. Accounting Standards Board. London. 1997.
AbdolMohammadi, M.J. “Intellectual Capital Disclosure and Market Capitalization”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 6, No. 3, pp. 397 - 416. 2005.
Amalia, Dessy. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan”. Jurnal Akuntansi Pemerintah. Vol. 1, No. 2. 2005.
Ariestyowati, Ihyaul Ulum, Eny Suprapti. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Praktik Pengungkapan Intellectual Capital dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang. 2009.
Artinah, Budi. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital pada Lembaga Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Socioscientia: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Kopertis Wilayah XI Kalimantan. Vol. 5, No. 2. 2013.
Aryati, Titik, Yosi Charisma Walasendouw. “Analisis Pengaruh Diversifikasi Perusahaan Terhadap Manajemen Laba”. Jurnal Akuntansi dan Auditing. Vol. 9, No. 2, pp. 244-260. 2013.
Astuti, Wulan Budi, Imam Ghozali. “Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital Prospektus Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital Laporan Tahunan Perushaaan Publik Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011”. Diponegoro Journal of Accounting. Vol. 2, No. 4. 2013.
Bozzolan, S., F. Favotto, F. Ricceri. “Italian Annual Intellectual Capital Disclosure; An Empirical Analysis”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 4 No. 4, pp. 543-558. 2003.
Bukh, P.N., C. Nielsen, P. Gormsen, J. Mouritsen. “Disclosure of information on intellectual capital in Danish IPO prospectuses”. Accounting, Auditing & Accountability Journal. Vol. 18, No. 6, pp. 713-732. 2005.
Cooke, T. E. “The Impact of Size, Stock Market Listing and Industry Type on Disclosure in the Annual Reports of Japanese Listed Corporations”. Accounting and Business Research. Vol. 22, No. 87, pp. 229-237. 1992.
95
Darmawati, Deni. “Regulasi Terhadap Kualitas Implementasi”. SNA IX. Padang. 2006.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi”. Edisi 7. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2013.
Goh, P.C., K.P. Lim. “Disclosing Intellectual Capital in Company Annual Reports; Evidence from Malaysia”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 5 No. 3, pp. 500-510. 2004.
Gunawan, Yuniati. “Analisis Pengungkapan Informasi Laporan Tahunan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi III. 2000.
Guthrie, J., R. Petty. “Intellectual capital: Australian annual reporting practices”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 1, No. 3, pp. 241-251. 2000.
Guthrie et al. “The Voluntary reporting of Intellectual Capital; Comparing Evidence From Hong Kong and Australia”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 7 No. 2. pp. 254-271. 2006.
Ikatan Akuntan Indonesia. “Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 19”. Salemba Empat. Jakarta. 2002.
Ikatan Akuntan Indonesia. “Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 19”. 2012.
International Accounting Standards Board. “Summary of IAS 38”. Artikel diakses Mei 2015. www.iasplus.com. 2004.
International Federation of Accountants. “The Measurement and Management of Intellectual Capital”. Artikel diakses Mei 2015. www.ifac.org. 1998.
Istanti, Sri Layla Wahyu. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela Modal Intelektual (Studi Empiris pada Perusahaan Non-Keuangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Thesis. Universitas Diponegoro. Semarang. 2009.
Jensen, M.C., W.H. Meckling. “Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Cost, and Ownership Structure”. Journal of Finance Economics. Vol. 3, No. 4: 305-360. 1976.
Li, Jing, R. Pike, R. M. Haniffa. “Intellectual Capital Disclosure and Corporate Governance Structure in UK Firms”. Accounting and Business Research. Vol. 38, No. 2. 2008.
96
Makmun. “Efisiensi Kinerja Asuransi Pemerintah”. Kajian Ekonomi dan Keuangan. Vol. 6, No. 1, 2002.
Manuturi, Vanesha. “The Jakarta Globe: World Economic Forum Turns Focus to Indonesia”. Artikel diakses Mei 2015. http://www.thejakartaglobe.beritasatu.com. 2015.
Marisanti, Endang Kiswara. “Analisis Hubungan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital”. Diponegoro Journal of Accounting. Vol. 1, No. 2, Hal. 1-11. 2012.
Marsono, Cempaka Maharani Dian. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital dan Pengaruhnya Terhadap Cost of Equity Capital”. Diponegoro Journal of Accounting. Vol. 2, No. 4, hal. 1-8. 2013.
Marwata. “Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas Ungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi IV. pp. 155-172. 2001.
Meek, Gary K., Clare B. Roberts, Sidney J. Gray. “Factors Influencing Voluntary Annual Report Disclosures by US, UK, and Continental European Multinational Corporations”. Journal of International Business Studies. Vol. 26, Iss. 3, pp. 555-571. 1995.
Miller, J.C., R.H. Whiting. “Voluntary disclosure of intellectual capital and the “hidden value”. Journal of Economics Literature. M 41. 2005.
Nugroho, Ahmadi. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure”. Accounting Analysis Journal. 2012.
Oktavianti, Heni. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual Capital (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia. Surabaya. 2014.
Oliveira, L., Rodrigues, L.L., Russell, C. “Applying Voluntary Disclosure Theories to Intangibles Reporting: Evidence from the Portuguese Stock Market”. International Accounting E-Journal. E-Journal diakses April 2015. www.ssrn.com. 2008.
Pratiwi, Dwi Astuti. “Hubungan Intellectual Capital dan Business Performance”. Jurnal Maksi 5. (Januari): 34-57. 2005.
Petronila, T. Anastasia, Mukhlasin. “Pengaruh Profitabilitas Perusahaan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Laporan Keuangan dengan Opini Audit sebagai Moderating Variabel”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. No. 1 (Februari): 17-25. 2003.
97
Petronela, Thio Anastasia. “Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Opini Audit Concern”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol. 14, No. 1. 2004.
Purnomosidhi, B. “Praktik Pengungkapan Modal Intelektual Pada Perusahaan Publik di BEJ”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 9, No. 1: 1-20. 2006.
Reskino, Margie, Lyandra Aisyah. “Pengaruh Komisaris Independen dan Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating”. 3rd Economics & Business Research Festival. 2014.
Sangkala. “Intellectual Capital Management-Strategi Baru Membangun Daya Saing Perusahaan”. YAPENSI. Jakarta. 2006.
Sawarjuwono, T., A.P. Kadir. “Intellectual capital: perlakuan, pengukuran, dan pelaporan (sebuah library research)”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 5 No. 1. pp. 35-57. 2003.
Simanjuntak, Binsar H., L. Widiastuti. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 7, No. 3, pp. 351-366. 2004.
Stewart, Thomas A. “Intellectual Capital (Modal Intelektual): The New Wealth of Organization (Kekayaan Baru Organisasi)”. Elex Media Komputindo. Jakarta. 1997.
Suhardjanto, Djoko, M. Wardhani. “Praktik Intellectual Capital Disclosure
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Akuntansi
dan Auditing Indonesia. Vol. 14, No. 1, pp. 67-80. 2009.
Sutanto, Felicia Dwiputri. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Informasi Intellectual Capital di dalam Laporan Tahunan (Studi pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009)”. Jurnal Akuntansi Universitas Diponegoro. 2012.
The Global Competitiveness Report 2014-2015: “World Economic Forum”. Artikel diakses Desember 2014. http://www.weforum.org. 2014.
Ulum, Ihyaul. “Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris”. Graha Ilmu. Yogyakarta. 2009.
White, G., A. Lee, G. Tower. “Drivers of voluntary intellectual capital disclosure in listed biotechnology companies”. Journal of Intellectual
98
Capital. Vol. 8, No. 3, pp. 517-537. 2007.
Yuniasih, Ni Wayan, Dewa G. Wirama, Dewa N. Badera. “Eksplorasi Kinerja Pasar Perusahaan: Kajian Berdasarkan Modal Intelektual”. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto: 13-15 Oktober. 2010.
99
DAFTAR LAMPIRAN
100
Lampiran 1
Daftar Sampel Perusahaan Property dan Real Estate
NO. KODE NAMA PERUSAHAAN 1. APLN Agung Podomoro Land Tbk. 2. ASRI Alam Sutera Realty Tbk. 3. BCIP Bumi Citra Permai Tbk. 4. BKSL Sentul City Tbk. 5. COWL Cowell Development Tbk. 6. CTRA Ciputra Development Tbk. 7. CTRP Ciputra Property Tbk. 8. DILD Intiland Development Tbk. 9. DUTI Duta Pertiwi Tbk. 10. GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk. 11. JRPT Jaya Real Property Tbk. 12. KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk. 13. KPIG MNC Land Tbk. 14. LPKR Lippo Karawaci Tbk. 15. PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk. 16. PUDP Pudjiadi Prestige Tbk.
Sumber: www.idx.co.id
101
Lam
pira
n 2
Has
il Pe
rhitu
ngan
Tot
al It
em P
engu
ngka
pan
Inte
llect
ual C
apita
l (I
C)
No.
N
ama
Peru
saha
an
Tah
un
Em
ploy
ee
Cus
tom
er
IT
Proc
ess
R &
D
SS
Jum
lah
Tot
al
Inde
x Sc
ore
ICD
(%
) 1
APL
N
2010
17
6
2 7
5 15
52
78
66
.67
2 A
PLN
20
11
18
5 3
7 5
12
50
78
64.1
0 3
APL
N
2012
20
9
3 7
6 14
59
78
75
.64
4 A
PLN
20
13
20
6 4
7 6
13
56
78
71.7
9 5
APL
N
2014
17
7
5 7
6 14
56
78
71
.79
6 A
SRI
2010
14
6
3 7
4 10
44
78
56
.41
7 A
SRI
2011
15
6
3 7
4 10
45
78
57
.69
8 A
SRI
2012
15
9
3 7
4 9
47
78
60.2
6 9
ASR
I 20
13
16
8 3
7 4
10
48
78
61.5
4 10
A
SRI
2014
16
6
2 7
4 9
44
78
56.4
1 11
B
CIP
20
10
16
7 3
7 7
12
52
78
66.6
7 12
B
CIP
20
11
16
7 3
7 7
10
50
78
64.1
0 13
B
CIP
20
12
21
8 3
7 7
10
56
78
71.7
9
102
No.
N
ama
Peru
saha
an
Tah
un
Em
ploy
ee
Cus
tom
er
IT
Proc
ess
R &
D
SS
Jum
lah
Tot
al
Inde
x Sc
ore
ICD
(%)
14
BC
IP
2013
21
6
3 7
7 12
56
78
71
.79
15
BC
IP
2014
20
7
4 7
7 13
58
78
74
.36
16
BK
SL
2010
16
5
3 7
6 10
47
78
60
.26
17
BK
SL
2011
15
6
3 7
6 13
50
78
64
.10
18
BK
SL
2012
16
7
2 7
6 13
51
78
65
.38
19
BK
SL
2013
16
8
2 7
6 13
52
78
66
.67
20
BK
SL
2014
17
9
4 7
6 13
56
78
71
.79
21
CO
WL
2010
14
5
2 7
6 8
42
78
53.8
5 22
C
OW
L 20
11
15
5 2
7 6
11
46
78
58.9
7 23
C
OW
L 20
12
17
5 2
7 6
11
48
78
61.5
4 24
C
OW
L 20
13
17
5 2
7 6
11
48
78
61.5
4 25
C
OW
L 20
14
20
5 2
7 6
13
53
78
67.9
5 26
C
TRA
20
10
16
6 1
7 6
10
46
78
58.9
7 27
C
TRA
20
11
17
6 1
7 6
12
49
78
62.8
2 28
C
TRA
20
12
18
6 3
7 6
14
54
78
69.2
3 29
C
TRA
20
13
20
8 3
7 6
14
58
78
74.3
6 30
C
TRA
20
14
21
8 3
7 6
14
59
78
75.6
4
103
No.
N
ama
Peru
saha
an
Tah
un
Em
ploy
ee
Cus
tom
er
IT
Proc
ess
R &
D
SS
Jum
lah
Tot
al
Inde
x Sc
ore
ICD
(%)
31
CTR
P 20
10
18
5 1
7 6
11
48
78
61.5
4 32
C
TRP
2011
19
5
3 7
6 11
51
78
65
.38
33
CTR
P 20
12
18
6 4
7 6
13
54
78
69.2
3 34
C
TRP
2013
20
6
4 7
6 13
56
78
71
.79
35
CTR
P 20
14
21
8 4
7 6
13
59
78
75.6
4 36
D
ILD
20
10
18
5 1
7 6
12
49
78
62.8
2 37
D
ILD
20
11
19
7 4
7 6
14
57
78
73.0
8 38
D
ILD
20
12
19
5 2
7 6
12
51
78
65.3
8 39
D
ILD
20
13
20
5 4
7 6
14
56
78
71.7
9 40
D
ILD
20
14
21
5 4
7 6
15
58
78
74.3
6 41
D
UTI
20
10
14
6 0
6 6
8 40
78
51
.28
42
DU
TI
2011
17
8
0 7
6 12
50
78
64
.10
43
DU
TI
2012
19
8
0 7
6 11
51
78
65
.38
44
DU
TI
2013
19
9
0 7
6 11
52
78
66
.67
45
DU
TI
2014
20
9
3 7
7 13
59
78
75
.64
46
GM
TD
2010
15
5
0 7
5 10
42
78
53
.85
47
GM
TD
2011
15
5
0 6
4 9
39
78
50.0
0 48
G
MTD
20
12
15
5 0
6 4
7 37
78
47
.44
104
No.
N
ama
Peru
saha
an
Tah
un
Em
ploy
ee
Cus
tom
er
IT
Proc
ess
R &
D
SS
Jum
lah
Tot
al
Inde
x Sc
ore
ICD
(%)
49
GM
TD
2013
19
5
0 6
4 10
44
78
56
.41
50
GM
TD
2014
20
5
0 6
6 10
47
78
60
.26
51
JRPT
20
10
17
6 0
7 6
11
47
78
60.2
6 52
JR
PT
2011
16
5
3 7
6 12
49
78
62
.82
53
JRPT
20
12
15
5 0
7 6
12
45
78
57.6
9 54
JR
PT
2013
17
5
0 7
6 11
46
78
58
.97
55
JRPT
20
14
17
6 0
7 6
12
48
78
61.5
4 56
K
IJA
20
10
18
6 2
7 6
9 48
78
61
.54
57
KIJ
A
2011
19
5
1 7
6 11
49
78
62
.82
58
KIJ
A
2012
20
5
4 7
6 13
55
78
70
.51
59
KIJ
A
2013
17
7
2 7
6 13
52
78
66
.67
60
KIJ
A
2014
18
7
2 7
6 14
54
78
69
.23
61
KPI
G
2010
15
5
0 6
3 8
37
78
47.4
4 62
K
PIG
20
11
17
7 2
7 3
12
48
78
61.5
4 63
K
PIG
20
12
16
6 3
7 5
13
50
78
64.1
0 64
K
PIG
20
13
17
7 4
7 6
13
54
78
69.2
3 65
K
PIG
20
14
16
9 4
7 6
12
54
78
69.2
3 66
LP
KR
20
10
19
6 4
7 6
11
53
78
67.9
5
105
No.
N
ama
Peru
saha
an
Tah
un
Em
ploy
ee
Cus
tom
er
IT
Proc
ess
R &
D
SS
Jum
lah
Tot
al
Inde
x Sc
ore
ICD
(%)
67
LPK
R
2011
19
6
4 7
6 12
54
78
69
.23
68
LPK
R
2012
19
6
4 7
6 12
54
78
69
.23
69
LPK
R
2013
21
7
4 7
6 12
57
78
73
.08
70
LPK
R
2014
21
9
4 7
6 13
60
78
76
.92
71
PLIN
20
10
16
7 3
7 5
14
52
78
66.6
7 72
PL
IN
2011
18
4
3 7
5 12
49
78
62
.82
73
PLIN
20
12
16
7 3
7 6
14
53
78
67.9
5 74
PL
IN
2013
21
7
3 7
5 15
58
78
74
.36
75
PLIN
20
14
19
8 4
7 5
15
58
78
74.3
6 76
PU
DP
2010
17
4
1 7
3 10
42
78
53
.85
77
PUD
P 20
11
17
4 0
6 3
9 39
78
50
.00
78
PUD
P 20
12
17
4 0
6 4
9 40
78
51
.28
79
PUD
P 20
13
16
4 0
6 4
9 39
78
50
.00
80
PUD
P 20
14
18
5 0
6 4
10
43
78
55.1
3
Jum
lah
1412
49
8 18
0 55
0 44
4 93
5 40
19
Su
mbe
r: D
ata
seku
nder
yan
g di
olah
, 201
5
106
Lam
pira
n 3
Has
il Pe
rhitu
ngan
Var
iabe
l Ind
epen
den
dan
Var
iabe
l Dep
ende
n
No.
N
ama
Peru
saha
an
Tah
un
Um
ur
Peru
saha
an
(X1)
Uku
ran
Peru
saha
an
(X2)
Le
vera
ge
(X3)
R
OA
(X
4)
Kon
sent
rasi
K
epem
ilika
n (X
5)
ICD
(Y
) 1
APL
N
2010
0
12.8
9 84
.02
3.63
47
.29
66.6
7 2
APL
N
2011
1
13.0
3 11
4.51
6.
32
47.2
9 64
.10
3 A
PLN
20
12
2 13
.18
139.
34
5.54
47
.28
75.6
4 4
APL
N
2013
3
13.2
9 17
2.85
4.
73
61.9
7 71
.79
5 A
PLN
20
14
4 13
.37
179.
88
4.15
61
.97
71.7
9 6
ASR
I 20
10
3 12
.66
107.
00
6.34
50
.48
56.4
1 7
ASR
I 20
11
4 12
.78
115.
57
10.0
3 41
.93
57.6
9 8
ASR
I 20
12
5 13
.04
131.
33
11.1
1 44
.54
60.2
6 9
ASR
I 20
13
6 13
.16
170.
61
6.17
48
.19
61.5
4 10
A
SRI
2014
7
13.2
3 16
5.64
6.
95
48.5
2 56
.41
11
BC
IP
2010
1
11.2
8 24
.84
9.71
58
.03
66.6
7 12
B
CIP
20
11
2 11
.38
29.7
8 1.
01
52.4
7 64
.10
13
BC
IP
2012
3
11.5
3 77
.32
2.78
52
.43
71.7
9 14
B
CIP
20
13
4 11
.64
98.5
7 5.
78
52.4
3 71
.79
15
BC
IP
2014
5
11.7
7 13
5.92
5.
17
52.4
3 74
.36
107
No.
N
ama
Peru
saha
an
Tah
un
Um
ur
Peru
saha
an
(X1)
Uku
ran
Peru
saha
an
(X2)
Le
vera
ge
(X3)
R
OA
(X
4)
Kon
sent
rasi
K
epem
ilika
n (X
5)
ICD
(Y
) 16
B
KSL
20
10
13
12.6
8 16
.73
1.73
36
.44
60.2
6 17
B
KSL
20
11
14
12.7
2 15
.15
2.58
70
.40
64.1
0 18
B
KSL
20
12
15
12.7
9 27
.78
3.59
51
.65
65.3
8 19
B
KSL
20
13
16
13.0
3 55
.03
5.67
58
.42
66.6
7 20
B
KSL
20
14
17
12.9
9 57
.73
0.42
52
.36
71.7
9 21
C
OW
L 20
10
3 11
.43
104.
55
3.15
66
.07
53.8
5 22
C
OW
L 20
11
4 11
.59
135.
43
8.64
66
.07
58.9
7 23
C
OW
L 20
12
5 12
.25
56.8
5 3.
92
94.7
4 61
.54
24
CO
WL
2013
6
12.2
9 64
.46
2.50
85
.20
61.5
4 25
C
OW
L 20
14
7 12
.57
173.
18
4.49
85
.20
67.9
5 26
C
TRA
20
10
16
12.9
7 29
.32
4.15
61
.09
58.9
7 27
C
TRA
20
11
17
13.0
6 50
.70
4.29
61
.09
62.8
2 28
C
TRA
20
12
18
13.1
8 77
.15
5.65
61
.24
69.2
3 29
C
TRA
20
13
19
13.3
0 10
5.98
7.
03
61.2
4 74
.36
30
CTR
A
2014
20
13
.37
103.
86
7.71
61
.48
75.6
4 31
C
TRP
2010
3
12.5
8 7.
30
4.43
54
.72
61.5
4 32
C
TRP
2011
4
12.6
3 19
.62
3.91
57
.93
65.3
8 33
C
TRP
2012
5
12.7
7 48
.77
5.38
57
.93
69.2
3
108
No.
N
ama
Peru
saha
an
Tah
un
Um
ur
Peru
saha
an
(X1)
Uku
ran
Peru
saha
an
(X2)
Le
vera
ge
(X3)
R
OA
(X
4)
Kon
sent
rasi
K
epem
ilika
n (X
5)
ICD
(Y
) 34
C
TRP
2013
6
12.8
8 67
.38
5.78
58
.04
71.7
9 35
C
TRP
2014
7
12.9
5 81
.30
4.50
58
.04
75.6
4 36
D
ILD
20
10
19
12.6
6 26
.91
8.15
39
.25
62.8
2 37
D
ILD
20
11
20
12.7
6 49
.83
2.59
50
.41
73.0
8 38
D
ILD
20
12
21
12.7
8 54
.19
3.29
57
.86
65.3
8 39
D
ILD
20
13
22
12.8
8 83
.75
4.38
57
.46
71.7
9 40
D
ILD
20
14
23
12.9
5 10
1.44
4.
80
57.4
6 74
.36
41
DU
TI
2010
16
12
.67
47.3
0 6.
99
85.3
1 51
.28
42
DU
TI
2011
17
12
.72
45.5
7 8.
14
85.3
1 64
.10
43
DU
TI
2012
18
12
.82
27.8
6 9.
30
88.5
6 65
.38
44
DU
TI
2013
19
12
.87
23.6
3 10
.13
88.5
6 66
.67
45
DU
TI
2014
20
12
.90
28.4
2 8.
74
88.5
6 75
.64
46
GM
TD
2010
10
11
.56
179.
99
7.68
35
.00
53.8
5 47
G
MTD
20
11
11
11.6
9 18
0.90
10
.07
35.0
0 50
.00
48
GM
TD
2012
12
11
.95
284.
94
7.15
35
.00
47.4
4 49
G
MTD
20
13
13
12.1
2 22
4.19
7.
02
35.0
0 56
.41
50
GM
TD
2014
14
12
.18
128.
76
7.87
35
.00
60.2
6 51
JR
PT
2010
16
12
.52
102.
80
8.00
66
.24
60.2
6
109
No.
N
ama
Peru
saha
an
Tah
un
Um
ur
Peru
saha
an
(X1)
Uku
ran
Peru
saha
an
(X2)
Le
vera
ge
(X3)
R
OA
(X
4)
Kon
sent
rasi
K
epem
ilika
n (X
5)
ICD
(Y
) 52
JR
PT
2011
17
12
.61
114.
93
8.49
66
.24
62.8
2 53
JR
PT
2012
18
12
.70
125.
00
8.56
66
.24
57.6
9 54
JR
PT
2013
19
12
.79
129.
66
8.86
66
.29
58.9
7 55
JR
PT
2014
20
12
.83
108.
76
10.6
9 66
.41
61.5
4 56
K
IJA
20
10
15
12.5
2 99
.66
1.86
94
.15
61.5
4 57
K
IJA
20
11
16
12.7
5 59
.85
5.83
76
.54
62.8
2 58
K
IJA
20
12
17
12.8
5 78
.04
5.37
82
.47
70.5
1 59
K
IJA
20
13
18
12.9
2 97
.21
1.27
80
.03
66.6
7 60
K
IJA
20
14
19
12.9
3 82
.44
4.63
80
.03
69.2
3 61
K
PIG
20
10
10
12.3
2 7.
09
7.79
41
.56
47.4
4 62
K
PIG
20
11
11
12.2
9 7.
61
2.34
57
.31
61.5
4 63
K
PIG
20
12
12
12.4
4 23
.38
5.35
39
.93
64.1
0 64
K
PIG
20
13
13
12.8
7 20
.73
4.06
31
.78
69.2
3 65
K
PIG
20
14
14
13.0
0 24
.26
4.21
45
.04
69.2
3 66
LP
KR
20
10
14
13.2
1 96
.43
3.68
81
.29
67.9
5 67
LP
KR
20
11
15
13.2
6 94
.06
4.46
82
.04
69.2
3 68
LP
KR
20
12
16
13.4
0 11
6.82
5.
32
81.8
8 69
.23
69
LPK
R
2013
17
13
.50
120.
77
5.09
81
.88
73.0
8
110
No.
N
ama
Peru
saha
an
Tah
un
Um
ur
Peru
saha
an
(X1)
Uku
ran
Peru
saha
an
(X2)
Le
vera
ge
(X3)
R
OA
(X
4)
Kon
sent
rasi
K
epem
ilika
n (X
5)
ICD
(Y
) 70
LP
KR
20
14
18
13.5
8 11
3.99
8.
30
76.5
5 76
.92
71
PLIN
20
10
18
12.6
5 99
.30
11.3
5 24
.65
66.6
7 72
PL
IN
2011
19
12
.63
84.2
3 1.
96
24.6
5 62
.82
73
PLIN
20
12
20
12.6
0 76
.96
5.94
37
.53
67.9
5 74
PL
IN
2013
21
12
.62
91.0
8 0.
81
29.5
3 74
.36
75
PLIN
20
14
22
12.6
6 92
.00
7.88
34
.22
74.3
6 76
PU
DP
2010
16
11
.46
28.6
8 3.
55
44.5
4 53
.85
77
PUD
P 20
11
17
11.5
3 41
.56
6.17
44
.54
50.0
0 78
PU
DP
2012
18
11
.56
41.9
6 5.
85
44.5
4 51
.28
79
PUD
P 20
13
19
11.5
6 32
.26
7.20
44
.54
50.0
0 80
PU
DP
2014
20
11
.60
39.3
7 3.
75
44.5
4 55
.13
S
umbe
r: D
ata
seku
nder
yan
g di
olah
, 201
5
111
Lampiran 4
Hasil Output SPSS
1. Statistik Deskriptif
2. Uji Normalitas a. Analisis Grafik
Hasil Uji Normalitas: Grafik Histogram
112
Hasil Uji Normalitas: Grafik Normal Probability Plot
b. Analisis Statistik Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
113
3. Uji Multikolinieritas
4. Uji Autokorelasi
Hasil Uji Autokorelasi – Runs Test
114
5. Uji Heterokedastisitas
Hasil Uji Heterokedastisitas – Grafik Scatterplot
Hasil Uji Heterokedastisitas – Glejser
115
6. Uji Koefisien Determinasi
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
7. Uji Hipotesis
a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)