interpretasi tanah untuk pemetaan rawan bencana
TRANSCRIPT
INTERPRETASI TANAH UNTUK PEMETAAN RAWAN BENCANA
Prof. Dr.rer.nat. Junun Sartohadi, M.Sc.Soil Geographer
Latar Belakang
Kebutuhan akan peta bencana untuk penyusunan rencana tata ruang berbasis pengurangan risiko bencana Peta tanah mengandung informasi proses masa lalu yang di dalamnya termasuk bencana alam Proses yang terjadi pada masa lampau akan terus terjadi hingga masa sekarang dan masa yang akan datang
Tujuan memberikan
penegasan bahwa peta tanah dapat diinterpretasi menjadi peta ancaman bencana alam memberikan contoh-contoh interpretasi satuan tanah dalam kaitannya dengan jenis ancaman bencana alam tertentu seperti: banjir, longsor, letusan gunungapi, kekeringan, gempa bumi, tsunami.
Teori Pedogenesis
Horison C = horison bahan induk tanah tanah regolith
1
2
2
A = horison dengan ciri berbutir halus, horison permukaan berwarna gelap kaya akan organik
3
Iklim
- Pohon yg mati membusuk pembusukan sempurna - Lebatnya vegetasi membuka pori2 tanah - akibatnya material yg diatas terangkut kebawah
3
4B = horison dengan batuan yg masih utuh
Metode Deskriptif
kualitatif berdasarkan informasi genesis pada satuan nama tanah menurut sistem taksonomi tanah dari USDA (2003) Analisis persebaran jenis-jenis bencana alam didasarkan atas satuan pemetaan tanah pada peta tanah
Hasil Peta
Tanah
Mengandung nama-nama satuan tanah Satuan peta tanah (satuan delineasi peta tanah) adalah landform Mengandung informasi komposisi satuan-satuan tanah yang ada di dalam setiap satuan delinasi peta tanah (SPT)
Satuan-satuan delineasi pada peta tanah mengikuti satuan bentuklahan
Hasil Satuan
tanah rawan longsor
Terletak di wilayah yang tidak datar Tanah teraduk Bahan kasar tanah muncul di permukaan Horison diagnostik yang tidak sempurna Satuan tanah pada umumnya Arents dan Orthents
Satuan tanah rawan longsor
Bahan kasar, merata di dalam profil tanah, tanpa sortasi, bentuk butir irriguler Tempat pengendapan meterial longsor
Struktur tiang, mantap, retak-retak
Struktur masif, kandungan lempung tinggi
Satuan tanah rawan longsor Tempat asal material longsoran
Vertisols, High Potential Soils of Swelling and Shrinking
Vertisols are always sliding when the slope is higher than 5% due to swelling and shrinking process
Typic Hapluderts, clayey, montmorilonitic, isohyperthermic. The slickenside is clearly identified in this soil types
Hasil Satuan
tanah rawan banjir dan genangan
Terletak di wilayah datar sekitar saluran sungai besar Tanah berlapis dengan sortasi menengah hingga sangat baik Drainase buruk Satuan tanah Fluvents, Great-group Akuik
Gley, and redoximorphic layer Satuan
tanah rawan genangan
Satuan Tanah rawan Genangan, berlapis, air tanah dangkal
Satuan Tanah rawan Genangan, berlapis, air tanah dangkal
Satuan Tanah rawan Genangan, berlapis, air tanah dangkal
Hasil Satuan
tanah rawan gempabumi
Terletak di wilayah datar di sekitar sesar Topografi batas horison tanah patah (broken) Tanah tebal, bahan induk tanah tebal, air tanah dangkal dan selalu basah Tidak sepenuhnya terakomodasi pada sistem klasifikasi tanah
Hasil Satuan
tanah rawan tsunami
Terletak di daerah dataran di sekitar garis pantai Tersusun atas bahan induk endapan gelombang Perkembangan tanah taraf awal dengan membentuk endopedon Kambik Satuan tanah Inceptisols
Hasil Satuan
tanah rawan letusan gunungapi
Terletak di wilayah kerucut gunungapi aktif Terdapat material kasar pada profil tanah dan tersebar tanpa sortasi dan berlapis-lapis Bentuk material kasar iregular Kemungkinan satuan tanahnya adalah Entisols (orthens, dan psamments), Inceptisols (sub-group psammentic), Andisols (ukuran butir pada kategori famili adalah skeletal....)
Kerucut gunungapi aktif
Endapan jatuhan dari udara (air fall deposite)
Perhatikan bentuk butir dan ukuran butir material kasar di dalam profil tanah Satuan tanah belum berkembang, Entisols
Hasil Satuan
tanah rawan kekeringan
Terletak pada wilayah berbatuan gampingan dengan sistem drainase bawah permukaan Satuan tanah dengan pseudo sand (oxisols; ustoxs) Satuan tanah dengan struktur horison B gumpal menyudut Kandungan basa yang tinggi pada horison B
Padas, terbentuk karena penguapan air kapiler dari profil tanah
Tanah yang perkembangannya berada dibawah pengaruh kondisi iklim kering (arid)
Agregat tanah yang sangat kuat hingga menyerupai butir pasirkerikil (pseudosand)
Kesimpulan Satuan
delineasi pada peta tanah dapat digunakan sebagai satuan delineasi bencana alam Satuan-satuan tanah mengandung informasi ancaman bencana alam