intervensi asma

8
Rencana Keperawatan Asma Diagnosa I No . Tujuan & KH Intervensi Rasional 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam diharapkan jalan nafas kembali efektif KH: TTV normal(TD:100/6 0- 115/60mmHg.Nadi : 70-110x/mnt RR: 15-30X/mnt S: 36,5-37,5°C Tidak ada tarikan otot intercoste Bebas dari 1. Monitor respirasi, denyut jantung, tekanan darah,suhu Menentukan derajat distress pernafasan dan / atau kronisnya proses penyakit 2. Auskultasi suara nafas dan observasi usaha bernafas dan penyimpangan Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi nafas dan dapat/tak dimanifestasikan adanya bunyi nafas abnormal 3. Berikan posisi yang lebih nyaman dan ajarkan batuk produktif Anak-anak akan mencari posisi yang menurutnya enak dan merasa aman sehingga dengan posisi tersebut kita dapat melakuakn

Upload: rs

Post on 17-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Intervensi Asma

TRANSCRIPT

Rencana Keperawatan AsmaDiagnosa INo.Tujuan & KHIntervensiRasional

1

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam diharapkan jalan nafas kembali efektifKH:TTV normal(TD:100/60-115/60mmHg.Nadi: 70-110x/mntRR: 15-30X/mntS: 36,5-37,5C Tidak ada tarikan otot intercoste Bebas dari suara nafas tambahan Produksi sputum berkurang dan batuk menurun/ tidak ada

1. Monitor respirasi, denyut jantung, tekanan darah,suhu Menentukan derajat distress pernafasan dan / atau kronisnya proses penyakit

2. Auskultasi suara nafas dan observasi usaha bernafas dan penyimpanganBeberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi nafas dan dapat/tak dimanifestasikan adanya bunyi nafas abnormal

3. Berikan posisi yang lebih nyaman dan ajarkan batuk produktifAnak-anak akan mencari posisi yang menurutnya enak dan merasa aman sehingga dengan posisi tersebut kita dapat melakuakn tindakan atau membuat aliran udara lebih lancar dan upaya batuk produktif untuk mempermudah pengeluaran sekret.

4. Berikan obat sesuai hasil kolaborsi,monitor obat dan respon sampingannya (Bronkodilator, steroid, antibiotik)

Merilekskan otot halus dan menurunkan kongesti local, menurunkan spasme jalan nafas, mengi dan produksi mukosa, /, kortikosteroid di gunakan untuk mencegah reaksi alergi/ menghambat pengeluaran histamin, menurunkan berat dan frekuensi spasme jalan nafas, inflamasi pernafasan dan dipsnea

5. Berikan O2 sesuai dengan indikasi (jika anak mempunyai retensi O2 kronik, jangan melampaui 2 liter/menit gunakan nasal canule untuk O2 anak-anak mist Memperbaiki / mencegah memburuknya hipoksia. Pemberian yang berlebihan dapat mengiritasi jalan nafas sehingga akan memperburuk keadaan

6.kolaborasi pemberian humidifikasi tambahan misalnya: nebulizer Memberikan kelembapan pada membran mukosa , membantu pengenceran sekret. Dan merangsang pengeluaran secret lebih banyak

Diagnosa IITujuan & KHIntervensiRasional

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam diharapkan terjadi perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan kriteria hasil: Tidak sesak Tidak sianosis Tidak gelisah Tidak terjadi hipoksia GDA dalam batas normal(paO2: 80-100%, paCO2:35-45)

1. kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot bantu pernafasan/ pelebaran nasalKecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan berfariasi tergantung derajat gagal nafas

2. Observasi warna kulit, membran mukosa, dan kuku, catat adanya sianosis perifer atau sentral

Sianosis kuku menunjukkan vasokontriksi atau respon tubuh terhadap demam atau menggigil. Namun sianosi daun telinga, membran mukosa, dan kulit sekitar mulut ( membran hangat) menunujukkan hipoksemia sistemik

3.Kaji status mental

Gelisah, mudah terangsang, bingung, dan somnolen dapat menunjukkan hipoksemia atau penurunan oksigenasi serebral

4.Awasi frekuensi irama jantung

Takikaardi biasanya ada sebagai akibat demam atau dehidrasi tetapi dapat sebagai respon terhadap hipoksemia

5.Kaji tingkat ansietas. Dorong menyatakan masalah perasaanAnsietas adalah manifestasi masalah psikologi sesuai dengan respon fisiologiterhadap hipoksia. Pemberian keyakinan dan meningkatkan rasa aman dapat menurunkan komponen psikologis, sehingga menurunkan kebutuhan oksigen dan efek merugikan dari respon fisiologis

6. Pantau GDAMengevaluasi proses penyakit dan memudahkan terapi penyakit

Diagnosa IIINo.dxTujuan & KHIntervensiRasional

3

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di harapkan klien menunjukkan perubahan terhadap intoleransi aktivitas,dengan KH: Keadaan umum klien baik TTV((TD:100/60-115/60mmHgNadi: 70-110x/mnt,RR: 15-30X/mnt, S: 36,5-37,5C)Badan tidak lemas Klien dapat beraktivitas secara mandiri Kekuatan otot terasa pada sekala normal5 55 5

1.Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas ,catat laporan dypsneu ,peningkatan kelemahan/kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah aktivitasMenetapkan kebutuhan/kemampuan pasien dan memudahkan pilihan intervensi

1. 2.Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahatTirah baring di pertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolik ,menghemat energi untuk penyembuhan

2. 3.bantu pasien memilih posisi yang nyaman untuk istirahat atau tidur Pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi atau menunduk ke depan meja atau bantal

4.bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan.berikan kemajuan peningkatan aktivitas selam fase penyembuhan Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen

5.berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi dan ukur skala ototMenurunkan stres dan rangsangan berlebihan ,menaikkan istirahat dan untuk mengetahui skala otot pasien.