intervensi motivasional sederhana

Upload: muhammad-hamzah-asadullah

Post on 01-Mar-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

motivasi

TRANSCRIPT

INTERVENSI MOTIVASIONAL SEDERHANA Dra.Yayi Suryo Prabandari, MSi, PhD Editor: Totok Harjanto, S.Kep., N.s.,M.Kes Pendahuluan Intervensi motivasional telah dikenalkan selama beberapa waktu di bidang kesehatan, terutama dalam hubungan tenaga kesehatan dan pasien. Intervensi ini dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan waktu yang dimiliki tenaga kesehatan, sehingga tenaga kesehatan yang mempunyai waktu yang singkat dapat melakukan intervensi ini sesuai dengan kewenangan masing-masing. Dalam praktek kesehariannya, tenaga kesehatan mempunyai kewajiban untuk melakukan edukasi pada pasien. Edukasi pasien akan mempunyai dampak yang bermakna bila diberikan dengan memasukkan unsur memberikan motivasi pada pasien agar pasien tahu, mampu dan mau melakukan nasehat yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Definisi dan pengertian Intervensi motivasional didefinisikan sebagai: Therapeutic style intended to help clinicians work with patients to address the patients fluctuation between opposing behaviors and thoughts. (sumber Miller and Rollnick, Motivational Interviewing, 1991). Secara sederhana, intervensi motivasional merupakan langkah bagi tenaga kesehatan untuk memotivasi pasien untuk mengikuti nasehat, terutama pasien yang belum mempunyai pikiran dan keinginan untuk berubah (menuju keadaan sehat ). Sebagai contoh, pasien PTM (penyakit tidak menular), seperti diabetes, diharuskan untuk mengikuti pola makan yang lebih sehat, mengurangi gula, garam dan lemak. Tidak semua pasien akan langsung mengikuti nasehat tenaga kesehatan untuk mengatur pola makan, karena makan dengan pengaturan tidak sederhana dan belum tentu menyenangkan pasien. Oleh karena itu, pasien perlu dimotivasi. Jenis Intervensi Motivasional Dalam intervensi motivasional terdapat empat jenis intervensi, yaitu: 1. Cognitive Recognition of the problem (e.g., "I guess this is more serious than I thought.") Dalam hal ini seorang profesional kesehatan, untuk memberikan motivasi awal, perlu mengenalkan pemahaman pasien mengenai penyakit dan keseriusan penyakitnya. Sebagian pasien mempunyai pemahaman bahwa penyakitnya dan terutama kebiasaannya tidak mempunyai dampak yang serius. Sebagai contoh, penting bagi seorang yang mempunyai hipertensi untuk mengelola pola makan dan pola istirahat. Bila tenaga kesehatan mengatakan bahwa pasien perlu atur makan dan istirahat, hal ini perlu dinyatakan dengan serius, sebagai contoh (pernyataan dapat dikemukakan dengan berbagai variasi, tidak harus sama persis dengan di bawah): Pak Adi, tekanan darah Bapak dalam 3 bulan ini tidak menurun meskipun sudah minum obat. Meskipun saya akan meninjau kembali obatnya, namun saya perlu memberitahu Bapak kalau Bapak harus mengatur pola makan dan mencoba untuk mengurangi pekerjaan. Seperti saya jelaskan sebelumnya, bila tekanan darah tidak terkendali, risikonya bisa serius, salah satunya adalah terkena serangan stroke. Bapak nanti dapat pulih dari stroke, namun aktifitas Bapak tidak akan sama seperti sebelum stroke. Hanya sebagian pasien stroke pulih seperti sediakala, namun setelah melalui perjuangan yang panjang melalui fisioterapi yang intensif dan waktu yang tidak singkat. Silakan pertimbangkan antara manfaat dan risikonya Pak Adi. Selain minum obat secara teratur, Bapak perlu istirahat cukup dan mengatur makan. Saya akan rujukkan ke ahli gizi supaya Bapak bisa memilih menu yang sesuai tanpa menghilangkan makanan favorit Bapak. Memang di awal agak merepotkan, harus memikirkan makan dan mengurangi perkerjaan, yang bisa juga mengurangi pendapatan, namun manfaat ke depannya, tekanan darah terkendali dan keseriusan penyakit dapat dicegah Untuk konteks kehidupan sehari-hari mahasiswa kedokteran yang diberi keluhan teman tentang kondisi kesehatan, contoh berikut dapat dipelajari: Sebaiknya Rini pertimbangkan untuk pergi ke dokter, saya masih mahasiswa, belum menjadi seorang dokter, masih ada keterbatasan dalam pemahaman tentang penyakit. Dari cerita yang tadi Rini sampaikan, bahwa menstruasinya tidak teratur selama 2tahun terakhir, lebih baik Rini berkonsultasi ke dokter, apalagi Rini merencanakan 2 tahun lagi menikah dan ingin punya anak. Pikirkanlah risikonya kalau nanti keadaannya tidak sesederhana yang Rini katakan bahwa hanya ketidakteraturan Upaya mengenalkan pasien atau teman pada keseriusan penyakit atau gejalanya diperlukan agar mereka akhirnya juga menyatakan bahwa jadi.sakit saya ini serius ya dok? 2. Affective Expression of concern about the perceived problem (e.g., "I'm really worried about what is happening to me.") Dalam hal ini dokter perlu menimbulkan ekspresi perasaan untuk kemudian diharapkan ekspresi perasaan tenaga kesehatan akan membawa pada sentuhan pada emosi pasien. Contoh berikut ini menunjukkan ekspresi perasaan: Saya kuatir jika mas Rudy tetap melanjutkan kebiasaan merokoknya, sesak nafasnya tidak akan berkurang, dan bahkan lebih parah Untuk konteks kehidupan mahasiswa, pernyataaan atau ekspresi perasaan dapat dikemukakan seperti berikut: Wah senang sekali kalau Rizal bisa mencoba berhenti merokok, sebagai teman yang kebetulan baru mendapat kuliah tentang akibat merokok, saya sekarang sangat kuatir kalau melihat teman yang masih merokok Sebaliknya, pasien dapat mengatakan pada tenaga kesehatan kekuatiran mereka terhadap sakitnya, dan intervensi motivasional yang dilakukan untuk pasien yang seperti ini adalah menjelaskan tentang penyakitnya serta merefleksikan tentang kekuatiran mereka. Penjelasan ada di bagian berikutnya tentang refleksi.3. A Direct or Implicit Intention to change behavior (e.g., "I've got to do something about this.") Tenaga kesehatan dapat memberikan pernyataaan yang mendorong pasien untuk melakukan perubahan, sebagai contoh: Saya ingin membantu agar bu Riza bisa segera melakukan dietnya Contoh untuk konteks mahasiswa adalah sebagai berikut: Ayo saya temani Rina ke dokter, supaya Rina bisa tahu keadaan sebenarnya dan sayapun sekalian belajar Dalam konteks pasien yang menyatakan niatnya untuk mengubah perilakunya, misalnya saja pasien akhirnya ingin berhenti merokok, tenaga kesehatan dapat melakukan penguatan untuk mempertajam niatnya dan mewujudkan niatnya, seperti contoh berikut Bagus sekali Bastian ingin berhenti merokok, kapan akan mulai berhenti? Sebentardua hari lagi tahun baru, mengapa tidak mencoba berhenti di tahun baru, sekalian melakukan resolusi? 4. Optimism about one's ability to change (e.g., "I know that if I try, I can really do it.") Tenaga kesehatan juga perlu meyakinkan pasiennya agar mereka dapat mewujudkan keinginan untuk mengikuti nasehat tenaga kesehatan atau ingin berubah. Agar perilaku dapat diubah, seseorang perlu mempunyai keyakinan diri (atau disebut sebagai efikasi diri) untuk dapat berubah. Contoh berikut adalah melanjutkan contoh di uraian sebelumnya Bastian pasti bisa berhenti merokok, bukankah tahun lalu pernah mencoba? Sekali ini cobalah tetapkan niatnya, pikirkan manfaatnya yang lebih besar daripada risiko bila Bastian meneruskan kebiasaan merokoknya. Saya yakin kalau Bastian sudah menimbang antara manfaat dan risikonya, pasti Bastian juga yakin bila bisa berhenti merokokBila pasien yang mengatakan bahwa dia yakin bisa mengubah perilakunya (sebagai contoh, mengubah pola makannya), tenaga kesehatan tinggal menambah keyakinan tersebut dengan menguatkan keyakinannya. Tipe pasien yang resisten Intervensi motivasional sebagian dilakukan untuk menghadapi beberapa pasien yang mempunyai karakteristik ataupun ciri yang dapat dikategorikan sebagai pasien yang resisten. Penjelasan tentang jenis pasien langsung di bagian ini, namun cara untuk menghadapi dipaparkan pada bagian keterampilan motivasional. Ada empat jenis pasien resisten, yaitu: 1. Arguing The patient contests the accuracy, expertise or integrity of the clinician. Pasien dapat berargumentasi dengan tenaga kesehatan karena pasien meragukan keahlian atau integritas mereka. Di era keterbukaan informasi dan teknologi, pasien di kota besar yang sebagian berpendidikan menengah dan tinggi mempunyai akses terhadap informasi. Semua penyakit dapat dicari informasinya secara virtual, meskipun sumbernya adalah popular, sehingga terkadang mereka membawa informasi tersebut untuk diargumentasikan ke dokternya. Sebagai contoh, pasien akan mengatakan berikut Saya kemarin mencari tahu di internet dok soal merokok ini, katanya justru merokok dapat melindungi dari Alzheimer, atau Mengapa saya harus diet Dok?, bukankah dokter sudah memberi saya obat pengendali gula darah dan saya sudah minta yang terbaik? 2. Interrupting The patient breaks in and interrupts the clinician in a defensive manner. Pasien jenis ini terkadang menyela dan melakukan interupsi pada saat tenaga kesehatan sedang berbicara. Interupsi pasien dilakukan untuk pertahanan diri, sebagai contoh, dokter sedang berbicara tentang bahaya asap rokok terhadap kondisi anak yang sedang sakit maaf dokter, sejak dulu di keluarga kami banyak perokoknya, dan baru anak saya yang sakit asma, mungkin diturunkan dari istri saya dok, bukan karena asap rokok saya.3. Denying The patient expresses unwillingness to recognize problems, cooperate, accept responsibility, or take advice Pasien dengan tipe ini melakukan ekspresi ketidakinginannya untuk menjalankan nasehat tenaga kesehatan atau memahami permasalahan yang dihadapi, dan tidak koperatif.Sebagai contoh, pada saat dokter mendorong agar keduabelah pihak (suami dan istri) diperiksa supaya dapat diketahui permasalahan dan dibantu penyelesaian masalah untuk ingin anak, suami mengatakan berikut Mengapa saya harus juga diperiksa dok? Bukankah yang akan hamil istri saya? Ya istri saya saja dok yang mengikuti pemeriksaan-pemeriksaan yang dokter sebutkan tadi, saya teratur berhubungan dengan dia, saya sehat, tidak pernah merokok, tidak minum-minum, dan futsal teratur, seminggu 2 kali 4. Ignoring The patient shows evidence of ignoring or not following the clinician. Pasien jenis ini memperlihatkan bukti bahwa dia tidak mengikuti nasehat tenaga kesehatan, bahkan terkadang terlihat bangga menunjukkan ketidakpatuhannya terhadap nasehat tenaga kesehatan. Sebagai contoh adalah pasien berikut Nah dok, tekanan darah saya sudah turun dua minggu lalu, kebetulan saya mengantar istri ke Puskesmas dan saya sekalian minta ditensi. Tekanan darahnya sudah tidak seperti bulan lalu, padahal saya belum minum obat yang diberikan oleh dokter, saya lupa terus untuk menebus di apotik, tapi saya coba mengurangi gorengan saja, begitu saja sudah turun dok..saya hari ini menemui dokter karena ingin supaya saya tidak usah minum obat saja, em.saya paham kalau saya seharusnya minum obat..tapi kalau hidup sehat bukankah tekanan darah dapat terkendali dok? Keterampilan Motivasional Keterampilan motivasional dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara berikut akan melanjutkan contoh pasien yang ada dalam bagian jenis pasien yang resisten. 1. Simple reflection The simplest approach to responding to resistance is with nonresistance, by repeating the patient's statement in a neutral form. This acknowledges and validates what the patient has said and can elicit an opposite response. Pendekatan terbaik untuk merespon resistensi adalah dengan melakukan yang disebut non resisten, dengan cara mengulang pernyataan pasien dengan cara netral. Hal tersebut untuk mengakui dan memvalidasi perkataan pasien dan kemudian tenaga kesehatan dapat memberikan respon sebaliknya. Sebagai contoh untuk pasien yang arguing dan mengatakan Saya kemarin mencari tahu di internet dok soal merokok ini, katanya justru merokok dapat melindungi dari Alzheimer, dokter dapat mengatakan sebagai berikut : Bapak tadi mengatakan kalau telah mencari informasi tentang merokok di internet dan menemukan bahwa merokok dapat melindungi dari Alzheimer. Saya senang Bapak dapat mencari tahu tentang merokok dan akibatnya. Saya juga pernah membaca hasil penelitian tersebut di jurnal ilmiah, dan memang demikian hasilnya, namun penelitiannya masih memerlukan penelitian lanjutan. Saya mengingatkan Bapak saja, bahwa baru satu penyakit tersebut yang terlindungi oleh perilaku merokok, sementara masih banyak penyakit yang lebih dari puluhan diakibatkan oleh perilaku merokok dan telah didukung oleh lebih dari ratusan ribu kajian ilmiah. Bapak pertimbangkan saja, merokok melindungi satu penyakit, namun menyebabkan lebih banyak penyakit 2. Shifting focus You can defuse resistance by helping the client shift focus away from obstacles and barriers. This method offers an opportunity to affirm your client's personal choice regarding the conduct of his own life. Keterampilan lainnya untuk memotivasi adalah memindah. Tenaga kesehatan dapat melebur resistensi dengan membantu fokus pasien jauh dari hambatan dan tantangan. Metode tersebut akan menawarkan kesempatan untuk meneguhkan pilihan personal pasien untuk hidupnya. Untuk pasien yang menyela dokter dan mengatakan berikutmaaf dokter, sejak dulu di keluarga kami banyak perokoknya, dan baru anak saya yang sakit asma, mungkin diturunkan dari istri saya dok, bukan karena asap rokok saya.. Dokter bisa mengatakan sebagai berikut: Begini pak, saya tadi mengatakan tentang asap rokok dan saya hanya ingin menjelaskan bahwa salah satu pemicu asma putra Bapak adalah asap rokok. Bapak tentnnya ingin putra Bapak asmanya tidak sering kambuh. Bila Bapak belum ingin untuk berhenti merokok, silakan Bapak merokok di luar rumah dan tidak di dekat putra Bapak bila sedang di luar rumah. Bila tidak sering terpapar asap, putra Bapak mudah-mudahan bisa sehat dan tidak kambuh lagi asmanya 3. Reframing A good strategy to use when a client denies personal problems is reframing--offering a new and positive interpretation of negative information provided by the client. Reframing acknowledges the validity of the client's raw observations, but offers a new meaning. Dalam melakukan motivasi, keterampilan untuk reframing atau membingkai kembali pernyataan, diperlukan. Strategi ini dapat digunakan pada saat pasien menyangkal masalahnya dan dokter dapat menawarkan interpretasi baru dan positif dari informasi negative yang diberikan pasien. Pembingkaian kembali merupakan pengakuan dari akurasi pengamatan kasar pasien, namun menawarkan arti baru. Sebagai contoh untuk pasien yang mengatakan berikut Mengapa saya harus diet Dok?, bukankah dokter sudah memberi saya obat pengendali gula darah dan saya sudah minta yang terbaik, dokter dapat mengatakan seperti contoh berikut : Bu Yayuk, saya bulan yang lalu telah memberikan obat pengendali gula darah seperti yang Ibu inginkan, dan seperti juga telah saya katakan pada perjumpaan bulan lalu, kadar gula dalam darah sebaiknya dikendalikan tidak hanya dengan obat saja, tetapi juga hidup sehat, termasuk mengatur pola makan. Saya perlu menjelaskan bahwa diet adalah pengaturan pola makan bu, dan nanti dengan bantuan ahli gizi, yang lebih menguasai soal gizi daripada saya, Bu Yayuk akan dapat mendiskusikan cara mengatur pola makan ini dengan tidak meninggalkan makanan kesayangan Bu Yayuk dan disesuaikan dengan kebiasaan bu Yayuk yang cukup sibuk. Obat pengendali gula darah akan mempunyai efek yang lebih optimal bila disertai dengan menjalankan hidup sehat, yaitu mengatur pola makan, olahraga teratur dan terukur, serta menghindari asap rokok. Selain gula darah akan terkendali, bu Yayuk akan lebih sehat dan bugar, dan bisa produktif dalam bekerja 4. Rolling with resistence a. Momentum can be used to good advantage. b. Perceptions can be shifted. c. New perspectives are invited but not imposed. d. The client is a valuable resource in finding solutions to problems. Keterampilan berikutnya untuk melakukan intervensi motivasional adalah memutarbalikkan resistensi dengan menggunakan momentum (misal, kekambuhan atau alasan menemui dokter). Selain itu persepsi pasien bisa diubah dan perspektif baru diperkenalkan, meski tidak dipaksakan, pasien dapat menjadi sumber penyelesaian masalah. Untuk menghadapi pasien yang seperti contoh berikut Mengapa saya harus juga diperiksa dok? Bukankah yang akan hamil istri saya? Ya istri saya saja dok yang mengikuti pemeriksaan-pemeriksaan yang dokter sebutkan tadi, saya teratur berhubungan dengan dia, saya sehat, tidak pernah merokok, tidak minum-minum, dan futsal teratur, seminggu 2 kali. Dalam kasus ini, dokter dapat memberikan contoh pernyataan sebagai berikut: Pak Kun merasa sehat dan telah menjalankan hidup sehat, semoga kebiasaan makan dan istirahatnya juga demikian. Saya masih ada beberapa pertanyaan lagi, namun sebelum saya bertanya, saya ingin mengatakan terima kasih Pak Kun telah datang menemui saya bersama ibu. Pemeriksaan pada pasangan akan lebih akurat, meskipun yang akan hamil adalah ibu, karena kehamilan bisa terjadi sebagai hasil dari kolaborasi pasangan. Satu orang saja diperiksa belum dapat menyelesaikan permasalahan.Kita lihat sisi yang menyenangkan dahulu pak Kun, kebersamaan dalam menjalani pemeriksaan akan bisa berefek pada kerekatan hubungan Pak Kun dan ibu, dan bila nanti ditemukan adanya permasalahan di salah satu pasangan, penyelesaiannya dapat dijalani bersama, apalagi kalau Pak Kun bisa mengajak ibu untuk menjalankan hidup sehat yang selama ini telah dijalani5. Siding with the negative One more strategy for adapting to patient resistance is to "side with the negative"--to take up the negative voice in the discussion. If your client is ambivalent, your taking the negative side of the argument evokes a "Yes, but..." from the patient, who then expresses the other (positive) side. Strategi berikutnya untuk intervensi motivasional adalah mengatasi ambivalensi pasien. Ambivalensi adalah kebingungan dalam memilih pilihan yang kadang-kadang terjadi karena hambatan dalam melakukan nasehat dokter. Sebagai contoh, pasien tahu bahwa dia harus mengatur pola makan, namun pekerjaannya menghambat dia untuk dapat mengatur pola makan , sehingga dia mengatakan yasaya mengerti Dok kalau saya seharusnya diet, namun... Strategi ini mengangkat sisi negatif pasien dan kemudian mengangkat sisi lainnya (sisi positif). Untuk menghadapi pasien yang mengatakan seperti ini Nah dok, tekanan darah saya sudah turun dua minggu lalu, kebetulan saya mengantar istri ke Puskesmas dan saya sekalian minta ditensi. Tekanan darahnya sudah tidak seperti bulan lalu, padahal saya belum minum obat yang diberikan oleh dokter, saya lupa terus untuk menebus di apotik, tapi saya coba mengurangi gorengan saja, begitu saja sudah turun dok..saya hari ini menemui dokter karena ingin supaya saya tidak usah minum obat saja, em.saya paham kalau saya seharusnya minum obat..tapi kalau hidup sehat bukankah tekanan darah dapat terkendali dok?. Dokter disini dapat mengatakan seperti contoh berikut: Saya senang mendengar pak Wahyu sudah tidak makan gorengan lagi. Memang tekanan darah Pak Wahyu dibanding sebulan yang lalu sudah turun pak dan lebih bagus lagi kalau selalu dikendalikan. Pak Wahyu mengatakan kalau telah memahami bahwa tekanan darah perlu dikendalikan dengan obat, karena semoga masih ingat penjelasan saya bulan lalu, ada factor usia yang tidak bisa diubah dan faktor lainnya selain mengatur makan dengan salah satunya menghindari gorengan. Pak Wahyu bulan lalu tekanan darahnya sudah masuk kategori tinggi, dan berdasarkan rekam medis yang ada di klinik perusahaan ini beberapa waktu yang lalu tekanan darah pak Wahyu juga pernah dalam kategori tinggi. Bulan depan pak Wahyu akan berusia 52 tahun, sebaiknya dikendalikan dulu dengan obat. Menjalankan hidup sehat akan bisa memperkuat hasil kerja obat pak. Untuk mereka yang tekanan darahnya belum pernah dalam kategori tinggi, tidak mengkonsumsi obat dan hanya menjalankan hidup sehat masih dapat dianjurkan 6. Self efficacy a. The belief that one can perform a behavior or accomplish a particular task b. Belief in the possibility of change is an important motivator. c. The client is responsible for choosing and carrying out personal change. d. There is hope in the range of alternative approaches available. Self efficacy atau efikasi diri merupakan keyakinan seseorang untuk dapat melakukan tindakan atau menjalankan tugas. Keyakinan ini diperlukan untuk mengubah perilaku karena keyakinan untuk dapat berubah adalah motivator utama. Dalam intervensi motivasional, tenaga kesehatan perlu mendorong keyakinan pasien untuk dapat mengikuti nasehat. Dorongan terhadap keyakinan disesuaikan dengan perubahan yang diinginkan terjadi oleh pasien dan dipilih dari beberapa pendekatan. Sebagai contoh adalah pernyataan dokter berikut: Saya yakin mas Heru dapat berhenti merokok, bukankah tadi mas Heru mengatakan sudah sebulan ini berusaha dan berhasil mengurangi jumlah rokok, dari 2 bungkus menjadi 1 bungkus. Dikuatkan kembali niatnya mas Heru, pelajari hasil sebulan ini, kalau mengurangi sudah berhasil, berarti bukan tidak mungkin mas Heru bisa menghentikan.Tadi mas Heru juga cerita kalau calon istri sangat mendukung keputusan untuk berhenti merokok. Calon istri dapat diminta tolong untuk selalu mengingatkan dan menjelang pernikahan, saya kira mas Heru akan sibuk berdua dengan calon istri untuk mempersiapkan. Gunakan kesibukan tersebut untuk melupakan rokoknya, momen yang tepatmas Heru pasti bisa berhenti merokok 7. Avoiding arguments Arguments are counterproductive. Defending breeds defensiveness. Resistance is a signal to change strategies. Labeling is unnecessary. Menghadapi pasien atau sesorang yang resisten dan berargumen, hindarilah melawan argumentasinya, karena melakukan argumentasi yang cenderung debat kusir adalah counter productive .Mempertahankan diri mengembangkan sifat bertahan.Resisten adalah tanda untuk mengubah strategi dan melakukan penyebutan (pasien ini pasti mau bertahan, pasien ini pasti nanti menjawab bagini) adalah tidak perlu. Sebagai contoh untuk mengatasi pasien atau seseorang yang tidak mau berhenti merokok dan memberikan penjelasan panjang lebar mengenai alasan tetap merokoknya, dapat dihadapi dengan memberikan pernyataan berikut: Sebagai seorang dokter (atau bila konteksnya mahasiswa sebagai mahasiswa di kesehatan) sudah merupakan kewajiban saya untuk mengingatkan pasien (atau Anda) untuk berhenti merokok 8. Open ended questions Asking open-ended questions helps you understand your clients' point of view and elicits their feelings about a given topic or situation. Open-ended questions facilitate dialog; they cannot be answered with a single word or phrase and do not require any particular response. Dalam melakukan intervensi motivasional, meskipun sederhana, gunakanlah lebih banyak pertanyaan terbuka. Pertanyaan terbuka akan dapat membantu memahami pandangan pasien dan perasaan mereka terhadap satu topic atau situasi. Pertanyaan terbuka juga dapat memfasilitasi dialog, karena tidak dapat dijawab hanya dengan kata tunggal, ya atau tidak. Berikut adalah contoh pertanyaan terbuka: Bu Ruth tadi mengatakan kalau lebih baik olah raganya dikuatkan daripada diet, apakah Bu Ruth dapat menjelaskan lebih lanjut? 9. Listen reflectively Reflective listening is a way of checking rather than assuming that you know what is meant. Mendengar secara reflektif adalah strategi dalam intervensi motivasional. Menyampaikan paraphrase (menyatakan kembali perkataan lawan bicara dengan bahasa kita sendiri) yang dikatakan oleh lawan bicara merupakan cara untuk menunjukkan bahwa kita mendengarkan. Sebagai contoh untuk menyambung contoh Mengapa saya harus diet Dok?, bukankah dokter sudah memberi saya obat pengendali gula darah dan saya sudah minta yang terbaik. Dokter dapat menunjukkan mendengarkan secara reflektif dengan: Bu Retno menanyakan keharusan untuk diet karena saya telah memberikan obat pengendali gula darah.. 10. Expressing empathy a. Empathy communicates acceptance, while supporting the process of change. b. Acceptance facilitates change. c. Clinician seeks to build up rather than tear down. d. Skillful reflective listening is fundamental to expressing empathy. Keterampilan untuk melakukan empati merupakan keterampilan dalam memotivasi selanjutnya dan keterampilan ini akan dipelajari pada pembelajaran dan skills lab. Oleh karena itu buku panduan ini membantu untuk memperkenalkan dan untuk menguatkan. Tabel 1 menunjukkan tahapan empati dan contohnya untuk memberikan motivasi sederhana. Tabel 1. Tahapan empati dan contoh untuk memotivasi

11. Affirm When it is done sincerely, affirming your patient supports and promotes self-efficacy Memberikan afirmasi atau menguatkan pasien dengan dukungan dan meyakinkan pasien bahwa mereka bisa melakukan diperlukan untuk menutup intervensi motivasional sederhana.