investigasi dan audit investigatif 11&12 -tuanakotta
TRANSCRIPT
BAB 11
Tujuan Audit Investigatif
Oleh : M. Z. Asyrofi
Contoh Tujuan Investigasi Financial Crime Investigation And Control (2002)
(K.H. Spencer Pickett dan Jennifer Pickett)
1. Memberhentikan Manajemen
2. Memeriksa, mengumpulkan, dan menilai cukupnya & relevannya bukti
3. Melindungi reputasi dari karyawan yang tidak bersalah
4. Menemukan dan mengamankan dokumen relevan untuk investigasi
5. Menemukan aset yang digelapakan dan mengupayakan pemulihandari kerugian yang terjadi
6. Memastikan bahwa semua orang, terutama terduga pelaku mengerti kerangka acuan investigasi dengan harapan mereka bersedia kooperatif
7. Memastikan bahwa pelaku kejahatan tidak bisa lolos dari perbuatannya
Lanjutan.............
8. Menyapu bersih semua karyawan pelaku kejahatan
9. Memastikan bahwa perusahaan tidak lagi menjadi sasaranpenjarahan
10. Menentukan bagaimana investigasi yang akan dilanjutkan
11. Melaksanakan investigasi sesuai standar
12. Menyediakan laporan kemajuan secara teratur untuk membantupengambilan keputusan mengenai invesitagasi tahap berikutnya
13. Memastikan pelaku tidak melarika diri atau menghilangkan sebelumtindak lanjut yang tepat dapat diambil.
Lanjutan.............
14. Mengumpulkan bukti yang dapat diterima pengendalian
15. Memperoleh gambaran yang wajar tentang kecurangan yang terjadidan membuat keputusan yang tepat mengenai tindakan yang harusdiambil
16. Mendalami tuduhan (baik oleh orang dalam atau luar perusahaan)
17. Memastikan bahwa hubungan dan suasana kerja tetap baik
18. Melindungi nama baik perusahaan dan lembaga.
19. Mengikuti seluruh kewajiban hukum dan mematuhi semuaketentuan mengenai due diligence dan klaim kepada pihak ketiga
Lanjutan.............
20. Melaksanakan invesitagasi dalam koridor kode etik
21. Menentukan siapa pelaku dan mengumpulkan bukti mengenainiatnya
22. Mengumpulkan bukti yang cukup untuk menidak pelaku dalam perbuatan yang tida terpuji
23. Mengidentifikasi Praktik manajemen yang tidak dapat dipertanggungjawabkan atau perilaku yang melalaikan tanggung jawab
24. Mempertahankan kerahasiaan dan memastikan bahwa perusahaan atau lembaga ini tidak terperangkap antcaman tuntutan pencemaran nama baik.
Lanjutan.............
25. Mengidentifikasi saksi yang melihat atau mengetahui terjadinya kecurangan dan memastikan bahwa mereka memberikan bukti yang mendukung tuduhan atau dakwaan thd si pelaku.
26. Memberikan rekomendasi mengenai bagaimana mengelola risiko terjadinya kecurangan ini dengan tepat.
BAB 12 Investigasi dan Audit Investigatif
Pengantar
• Investigasi dalam makna auditing dan hukum
• Tiga aksioma dalam fraud
• Predication Fraud theory
• Investigasi secara sederhana didefinisikan sebagai “Upaya Pembuktian”
pengadilan dan ketentuan hukum (KUHP)
Aksioma dalam Investigasi
Aksioma atau postulat adalah pernyataan (proposition) yang tidak dibuktikan atau tidak diperagakan, dan dianggap sudah jelas dengan sendirinya
Fraud axioms (aksioma fraud) oleh ACFE:
1. Fraud is hidden
2. Reverse proof
3. Existence of fraud
Fraud is Hidden
Perampokan Bank (bersenjata api)
vs
“Konspirasi” L/C fiktif NPL (non-performing loan)
Aksioma ini penting?
ACFE “.... No opinion should be given that fraud does or does not exist within a specific environment.”
Reverse Proof
ACFE “ the examination of fraud is approached from two perspectives. To prove that a fraud has occured, the proof must include attempts to prove it has not occured. The reverse is also true. In attempting to prove fraud has not occcured, that proof must also attempt to prove that it has.”
Mengapa harus ada reverse proof?
ACFE dalam Fraud examiners manual “the reason is both side of fraud must be examined. Uner the law, proof of fraud must preclude any explanation other guilt.”
Existence of Fraud
Pemeriksa Fraud membuktikan terjadi atau tidak
Pengadilan menetapkan terjadi atau tidak
Pertemuan Pendahuluan
• Pertanyaan pada pihak klien:
1. Mengapa pimpinan menduga / curiga adanya fraud?
2. Pada unit atau ransaksi apa diduga terjadi fraud?
3. Apa sifat (nature) fraud?
4. Kapan fraud diduga atau dicurigai terjadi?
5. Bagaimana masalahnya ditemukan?
6. Siapa yang menemukan masalahnya
7. Bagaimana fraud tersebut dilakukan (modus) ?
Pertemuan Pendahuluan lanjutan....
• Pertanyaan pada pihak klien:
8. Berapa banyak jumlah yang dijarah
9. Siapa yang diduga menjadi pelaku fraud?
10. Apakah sudah ada pekerjaan pendahuluan yang dilakukan sebagai persiapan untuk audit investigatif?
Akuntan forensik merumuskan lingkup dan tujuan audit investigatif yg memenuhi harapan klian, misal:
Pemecatan pelaku fraud
Pengumpulan bukti dan barang bukti yang cukup untuk penuntutan di pengadilan
Penentuan apakah terdapat salah saji material di LK dan tindak lanjutnya.
Persiapan terhadap potensi tuntutan kelompok (class action) dan investigasi penegak hukum terkait dengan audit investigatif yang dilkukan akuntan forensik
Persiapn untuk menghadapai negosiasi dg lebaga2 pemerintah yang berkenaan dengan kasus yang diaudit ivestigatif.
Predication
Fraud Examiners Manual (2006) menjelaskan Predication sbb:
• “Predication is the totality of circumtances that would lead a reasonable, professionally trained, and prudent individual to believe a fraud has occured, is occuring, and or will occur. Predication is basis upon which an examination is commanced. Fraud examinations should not be conducted without proper predication.”
• Setiap investigasi dimulai dengan keinginan atau harapan bahwa kasus ini berakhir dengan suatu litigasi.
Investigasi dengan pendekatan teori fraud meliputi langkah2 sbb:1. Analisis data yang tersedia
2. Ciptakan (kembangkan) hipotesis berdasarkan analisi di atas
3. Uji atau test hipotesis tersebut
4. Perhalus atau ubah hipotesis berdasarkan hasil pengujian sebelumnya
Pemeriksaan dalam hukm acara Pidana
• Undang-Undang Hukum Acara Pidana (UU No 8 Tahun 1981) mengatur tahapan hukum acara pidana sbb:
1. Penyelidikan
2. Penyidikan
3. Penuntutan
4. Pemeriksaan di sidang pengadilan
5. Putusan pengadilan
6. Upaya Hukum
7. Pelaksanaan Putusan Pengadilan
8. Pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pengadilan
Penyidikan
Adalah serangkaian kegiatan penyidik untuk mencari dan mengumpulkan bukti, dan dengan bukti itu membuat terang
tindak pidana yang terjadi untuk menemukan tersagkanya
PenyidikanUndang Undang memberi wewenang kepada penyidik untuk:
1. Menggeledah dan menyita surat dan barang bukti;
2. Memanggil dan memeriksa saksi, yang keterangannya dituangkan dalam BAP saksi;
3. Memanggil dan memeriksa tersngka, yang keterangannya dituangkan dalam BAP tersngka;
4. Mendatangkan ahli untk memperoleh keterangan ahli yang dapat juga diberikan dalam bentuk laporan ahli;
5. Menahan tersangka, dalam hal tersangka dikhawatirkan akan melarikan diri, menghlangkan barang bukti atau mengulangi melakukan tindak pidana
Penuntutan
Adalah tindakan penuntut umum yang melimpahkan perkara ke pengadilan negeri yang berwenang, sesuai dengan cara
yang diatur dalam hukum acara pidana, dengan permintaan agar diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan
Pemeriksaan di PengadilanBukti yang diperolehh di tingkat diperiksa kembali di sidang pengadilan utk dijadikan alat bukti adalah sbb:
1. Saksi-saksi untuk memperoleh alat bukti keterangan saksi
2. Tersangak memperoleh alat bukti keterangan terdakwa
3. Ahli memperoleh alat bukti keterangan ahli
4. Surat dan barang bukti yang telah disita oleh penyidik diajukan ke sidang pengadilan untuk dijadikan alat bukti surat dan petunjuk.
Pemeriksaan di PengadilanAlat bukti yang sah yang diperoleh di sidang pengadilan yang dapat meyakinkan hakim dalam memberi putusan.
Alat bukti yang sah terdiri atas:
1. Keterangan saksi
2. Keterangan ahli
3. Surat
4. Keterangan terdakwa
5. Petunjuk
Putusan PengadilanPutusan hakim atas terdakwa dinyatakan bersalah ditentukan oleh :
1. Keyakinan hakim
2. Didukung sekurang2nya 2 alat bukti yang sah dan terdapat persesuaian antar alat bukti.
Putusan Hakim:
1. Putusan Pemidanaan
2. Putusan bebas
3. Putusan lepas
Upaya Hukum
Adalah hak terdakwa atau penuntut umum untuk tidak menerima putusan pengadilan yang berupa perlawanan, atau banding atau kasasi, atau hak teridana untuk mengajukan permohonan peninjauan kembali, atau hak jaksa agung untuk mengajukan kasasi demi kepentingan hukum dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang- undang.
Upaya hukum Biasa = Pemeriksaan Tingkat Banding dan Pemeriksan Tingkat Kasasi
Upaya hukum luar biasa=Pemeriksaan Kasasi Demi Kepentingan Hukum dan Peninjauan Kembali putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Terima Kasih