investigasi geofisika untuk mengidentifikasi...
TRANSCRIPT
i
Bidang Unggulan : Mitigasi dan Penanggulangan Bencana Kode/Nama Rumpun Ilmu 134/Geofisika
LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI
INVESTIGASI GEOFISIKA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KEKUATAN TANAH BAWAH PERMUKAAN TERHADAP
GERAKAN DAN BEBAN PERMUKAAN SEBAGAI PEMICU TANAH LONGSOR DI KAWASAN BANDA ACEH - ACEH JAYA
Tahun ke 1 dari rencana 3 tahun
TIM PENELITI:
Dr. Muhammad Syukri, MT (NIDN: 0018057003) Marwan, M.T (NIDN: (NIDN: 0001017121) Dr. Rini Safitri, M.Si (NIDN: 0025047002)
UNIVERSITAS SYIAH KUALA November 2017
Kode/Rumpun Ilmu: 134/Geofisika
ii
iii
RINGKASAN
Perkembangan pembanguan dikawasan Aceh pasca tsunami 2014 telah dilakukan dengan sangat baik. Salah satu pembangunan penting adalah pembuatan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan dari Banda Aceh ke Meulaboh sepanjang 240 km. Pembangunan ini sangat positif dan menghidupkan kembali tata sosial dan ekonomi masyarakat. Dibalik itu, di kawasan ini sering terjadi tanah longsor, yang merupakan bencana lain dan memberikan dampak negatif baik masyarakat. Penelitian awal mengenai tanah longsor di Provinsi Aceh menunjukkan bahwa penyebab utamanya adalah bukan dari aktivitas pembalakan liar dan penggundulan hutan (Kompas, 2014) dan terdapat terdapat 682 titi slope assessment yang mengancam dan dapat terjadi kapan saja di Aceh (Acehkita, 2012). Hasil identifikasi lainnya menunjukkan terdapat lebih dari 75 potensi titik longsor di sepanjang jalan Banda Aceh – Calang (Medanbisnisdaily, 2014), dan titik-titik longsor yang paling parah terjadi di sepanjang jalan gunung Paro dan Kulu, di Kecamatan Leupung dan Lhoong, berbatasan dengan Aceh Besar. Hasil hipotesis awal menunjukkan secara seluruhan, penyebab tanah longsor tersebut adalah karena turunnya tanah hasil pelapukan batuan yang sudah jenuh air dan lapisan batu basalt di bawahnya menjadi bidang gelincir, selain juga perubahan topografi. Untuk membuktikan hipotesis ini perlu dilakukan investigasi geofisika integrasi untuk mengidentifikasi karakteristik bawah pemukaan dan menganalisis kekuatan tanah bawah permukaan terhadap gerakan geser (lateral) dan vertikal batuan serta beban permukaan sebagai pemicu dan faktor penting penyebab terjadinya tanah longsor di sekitar Banda Aceh - Aceh Jaya. Hingga saat ini belum dilakukan identifikasi dan evaluasi terhadap lokasi gerakan tanah (batuan) dan karaketristik batuan bawah pemukaan yang merupakan kawasan yang teridentifikasi sebagai daerah yang memiliki kerentanan tinggi. Metode integrasi geofisika perlu dilakukan untuk memastikan dan memverifikasi karakteristik dan struktur bawah pemukaan. Metode pertama adalah geolistrik resistivitas akan ditentukan variasi tahanan jenis bawah permukaan dan dapat diinvestigasi karakteristik lapisan batuan bawah permukaan, serta dapat dianalisis kemungkinan adanya lapisan akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air. Kedua, dengan metode seismik yang merupakan metode geofisika aktif dapat menganalisis densitas batuan dengan melihat rambatan gelombang seismik di bawah permukaan. Perambatan gelombang tersebut akan memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan maupun pembiasan sebagai akibat dari adanya perbedaan kecepatan ketika melalui pelapisan medium yang berbeda. Pada jarak tertentu di permukaan, gerakan partikel tersebut direkam sebagai fungsi waktu. Berdasarkan data rekaman tersebut selanjutnya dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur bawah permukaan. Ketiga, metode magnetik akan ditentukan variasi respons medan magnetik (intensitas magnetik) pada lokasi studi. Dengan ketiga parameter fisika ini akan memberikan gambaran struktur perlapisan bawah permukaan, terutama untuk mengetahui lapisan batuan permukaan dan kaitannya dengan pergerakan geser dan pergerakan vertikan yang mencirikan potensi terjadinya tanah longsor. Oleh karena itu, penelitian ini sangat penting untuk dilakukan sebagai suatu pendekatan awal dalam mitigasi bencana, terutama tanah longsor dikawasan studi yang merupakan jalur utama penghubung kota Banda Aceh ke semua kabupaten di kawasan pantai barat selatan Aceh. Sehingga dapat segera diantisipasi dan pencegahan terhadap bencana tersebut. Kata kunci: resistivitas, seismik, intensitas magnetic, bencana, tanah longsor.
iv
PRAKATA
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan keharibaan Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan kekuatan pada kami sehingga dapat menjalankan penelitian ini dengan baik, serta shalawat dan salam kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, Sang Revolusioner Dunia beserta sahabat dan keluarga beliau sekalian. Atas izin-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penelitian ini berupa laporan penelitian dengan judul “Investigasi Geofisika Untuk Mengidentifikasi Kekuatan Tanah Bawah Permukaan Terhadap Gerakan Dan Beban Permukaan Sebagai Pemicu Tanah Longsor Di Kawasan Banda Aceh - Aceh Jaya”. Diharapkan dari hasil penelitian ini akan dihasilkan publikasi pada seminar internasional dan Jurnal Internasional bereputasi. Semoga hasil ini akan memberikan kontribusi bagi pengembangan Universitas Syiah Kuala dan memberikan manfaat bagi masysarakat.
Dalam menyelesaikan penelitian ini penulis telah banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tinggginya kepada Rektor Universitas Syiah Kuala yang telah memberikan dukungan pendanaan dan mendukung sepenuhnya penelitian ini. Selanjutnya ucapan terima kasih kami berikan kepada:
1. Dekan FMIPA dan Ketua Jurusan Fisika FMIPA Unsyiah uang telah memberikan
dukungan fasilitas yang ada. 2. Ketua Lembaga Penelitian Unsyiah, yang memberikan masukan, informasi dan
dukungan dalam penelitian ini. 3. Para staf jurusan dan mahasiswa yang banyak membantu dalam kegiatan lapangan. 4. Laboratorium Geofisika, School of Physics USM, Malaysia. 5. Dan seluruh pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Akhirnya kami menyadari atas kekurangan dan kekeliruan dalam penelitian ini, untuk itu kami mohon masukan dan kritik serta saran yang konstruktif demi kesempurnaan penelitian. Kiranya karya penelitian ini dapat bermanfaat bagi kemajuan Bangsa dan Negara. Amin ya rabbal alamin.
Banda Aceh, 8 November 2017 Ketua Peneliti,
Dr. Muhammad Syukri, MT
v
DAFTAR ISI Hal HALAMAN SAMPUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
RINGKASAN iii
PRAKATA iv
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang
1.2. Sasaran dan Target
1 3
1.3. Urgendi (Keutamaan) Penelitian 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. State of the art 6
2.2 Teori Umum 7
2.3 . Kondisi Daerah Penelitian 9
2.4. Kondisi Geologi Daerah Penelitian 10
2.5. Metode Geofisika 12
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 13
3.1. Tujuan Penelitian 13
3.2. Manfaat Penelitian 14
BAB 4. METODE PENELITIAN 15
4.1. Desain Penelitian 15
4.2. Proses Akusisi Data Geolistrik 15
4.3. Proses Akusisi Data Seismik 18
4.4. Proses Akusisi Data Geomagnet 18
4.5. Jadwal Pelaksanaan 20
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 21
vi
5.1. Hasil 21
5.2. Pembahasan 24
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 37
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN 39
7.1. Kesimpulan 39
7.2. Saran 39
DAFTAR PUSTAKA 41
LAMPIRAN 1. Artikel Ilmiah
LAMPIRAN 2. Foto-Foto Kegiatan Penelitian
44 67
LAMPIRAN 3. Biodata Peneliti 72
vii
DAFTAR TABEL Hal Tabel 1.1. Rencana Target Capaian Tahunan Tabel 4.1 Jadwal rencana pelaksanaan penelitian secara lengkap
3 20
Tabel 4.2 Jadwal pelaksanaan penelitian pada Tahun I 20
Tabel 5.1 Resistivitas batuan beberapa jenis batuan dan air (Telford et al., 1990)
24
viii
DAFTAR GAMBAR
Hal Gambar 1.1 Proses pergeseran badan jalan dan pemotongan bagian utama
bukit di kawasan Aceh Jaya.
2
Gambar 1.2 Model aliran lapisan batuan bawah pemukaan dan ketidakstabilan lapisan sebagai zona berpotensi tenah longsor.
5
Gambar 2.1 Peta lokasi penelitian yang terletak di Kawasan Aceh Jaya 10
Gambar 2.2 Peta geologi lingkungan pada daerah penelitian (Bennet et al, 1981)
11`
Gambar 4.1 Desain pengukuran dilakukan di area berpotensi tanah longsor. 15
Gambar 4.2 Prinsip dasar pengukuran metode geolistrik resistivitas.
16
Gambar 4.3 Konfigurasi elektroda Wenner Schlumberger. 17
Gambar 4.4 Prinsip dasar pengukuran dengan metode seismik 19
Gambar 4.5 Peta Topografi 3 Dimensi Lokasi Penelitian. 20
Gambar 5.1 Lokasi penelitian (Google Earth, 2017) pada koordinat 5.329693° 95.250730° salah satu area yang sangat rawan longsor.
22
Gambar 5.2 Diagram alir prosedur dan rencana penelitian.
23
Gambar 5.3 Topograpi wilayah penelitian. 25
Gambar 5.4 Desain penelitian disesuaikan dengan topografi dilokasi penelitian dan disesuaikan dengan desain pengukuran metode geofisika (terintegrasi).
26
Gambar 5.5 Hasil pengukuran profil untuk lintasan R1 untuk kedua metode, (a) resistivity dan (b) chargeability.
28
Gambar 5.6 Hasil pengukuran profil untuk lintasan R2 untuk kedua metode, (a) resistivity dan (b) chargeability.
29
Gambar 5.7 Hasil pengukuran profil untuk lintasan R3 untuk kedua metode, (a) resistivity dan (b) chargeability.
30
Gambar 5.8 Hasil pengukuran profil untuk lintasan R4 untuk kedua metode,
(a) resistivity dan (b) chargeability.
31
ix
Gambar 5.9 Hasil pengukuran profil untuk lintasan R5 untuk kedua metode, (a) resistivity dan (b) chargeability.
32
Gambar 5.10
Sketsa model kawasan tanah longsor di lokasi penelitian.
35
Gambar 6.1
Diagram Alir Rencana Penelitian untuk 3 tahun 38
x
DAFTAR LAMPIRAN Hal Lampiran 1 Artikel Publikasi Ilmiah Pada Tahap I 44
Lampiran 2 Foto-Foto Kegiatan 67
Lampiran 3 Biodata Peneliti 72
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pasca gempa Desember 2004, pulau Sumatra mengalami kerusakan hebat
pada infrastruktur publik, pemukiman dan makhluk hidup, dikarenakan gempa
bumi dan tsunami yang dahsyat. Salah satu satu objek vita yang rusak parah dan
tidak bisa dilewati adalah putuskan jalan utama penghubung kota Banda Aceh
sebagai ibukota Provisi ke semua kabupaten di wilayah pantai Barat dan Selatan.
Pemerintah dengan cepat melakukan kembali proses rekonstruksi dan rehabilitasi
dan memberikan hasil yang sangat positif bagi keberlanjutan kehidupan dan
pembangunan masyarakat. Salah satu objek penting adalah pembangunan jalan
Banda-Aceh Meulaboh sepanjang 240 km yang di batu oleh the U.S. Agency for
International Development (USAID), yang mendesain dan mendukung
pembangunan untuk merekonstruksi dan memperbaiki sarana transportasi
tersebut (Usaid, Indonesia, 2005). Dalam proses pembangunannya, beberapa
kawasan terjadi pergeseran badan jalan akibat jalan yang ada sudah tidak
memungkinkan lagi digunakan dan terjadi pergeseran garis pantai. Pergesaran ini
berdampak pada pemotongan bagian utama bukit yang terjadi terutama
dibeberapa bagian di sepanjang 150 km dari Banda Aceh ke Calang, Aceh Jaya
(Gambar 1.1). Akibat pergeseran ini dapat dipastikan mengganggu kestabilan
kondisi tanah (batuan) di bawah permukaan. Akibat penting dari gangguan
kestabilan tersebut adalah potensi terjadinya tanah longsor.
Penelitian dan survei awal yang dilakukan oleh peneliti dari TDMRC Unsyiah
menyebutkan terdapat 682 titik potensi longsor di seluruh Aceh, dan lebih dari 75 titik
terdapat di Jalan Banda Aceh - Calang, Aceh Jaya. Penelitian ini hanya didasarkan pada
kemiringan lahan (slope assessment) dan studi permukaan. Belum dilakukan penelitian
secara detail (TDMRC, 2012) apalagi penelitian detail mengenai karakateristik batuan
bawah pemukaan yang sangat penting untuk dilakukan. Salah satu faktor utama pemicu
terjadinya tanah longsor yang sangat berpengaruh adalah pergerakan pergerakan geser
2
(shear movement) dan pergerakan secara vertikal (vertical movement) atau keduanya
disebut dengan bidang gelincir. Selanjutnya juga diduga telah terjadi perubahan topografi
akibat pembangunan yang tidak sesuai dengan keamanan lingkungan, menyebabkan beban
massa yang besar pada elevasi yang lebih tinggi menyebabkan lemahnya daya tahan massa
tanah pada elevasi yang lebih rendah. Faktor tersebut akan menyebabkan ketidakstabilan
tanah bawah pemukaan dan menyebabkan pergerakan tanah pada bidang gelincir tersebut
yang mengakibatkan terjadinya tanah longsor.
Gambar 1.1. Proses pergeseran badan jalan dan pemotongan bagian utama bukit di kawasan Aceh Jaya.
Dari hasil penelitian yang sudah diperoleh sebelumnya ini menunjukkan bahwa metoda
yang digunakan ini sangat unggul. Penelitian ini adalah bagian dari Program Riset
Unggulan Universitas Syiah Kuala dan masuk dalam Rencana Strategis Penelitian yang
terdokumentasi dalam Rencana Induk Penelitian (RIP) Unsyiah. Hasil penelitian ini akan
di publikasikan pada Jurnal Nasional terakreditasi, seminar nasional, seminar internasional,
menjadi narasumber (dosen) tamu di luar negeri, dan juga dipublikasi pada jurnal
internasional. Capaian yang diharapkan dari penelitian ditargertkan seperti pada Tabel 1.1.
3
Tabel 1.1. Rencana Target Capaian Tahunan
No
JenisLuaran IndikatorCapaian TS1)
TS+1
TS+2…
TS+3n
1
Publikasi ilmiah2) Internasional - rev publ Publ
Nasional Terakreditasi - - - - 2 Pemakalah dalam
temui lmiah3) Internasional - terdaf
t sudah sudah
Nasional - sudah - sudah
3 Inivited speaker dalam temu ilmiah4)
Internasional - - - - Nasional - - - -
4 Visiting Lecturer5) Internasional - - terdaf
d sudah
5
Hak Kekayaan Intelektual (HKI)6)
Paten - - - - Paten sederhana - - - draft Hak Cipta - - - - Merek dagang - - - - Rahasia dagang - - - - Desain Produk Industri - - - - Indikasi Geografis - - - - Perlindungan Varietas Tanaman - - - - Perlindungan Topografi Sirkuit Terpadu
- - - -
6 Teknologi Tepat Guna7) - - - - 7 Model/Purwarupa/Desain/Karyaseni/RekayasaSosial8) - - - Prod 8 Buku Ajar (ISBN)9)
- - - Prod 9 Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)10) - - - 3
1.2 Sasaran dan Target
Secara khusus sasaran dan target penelitian ini untuk mengembangkan suatu metode
pemetaan analisis potensi bencana dengan melakukan investigasi dengan metode geofisika
untuk mengidentifikasi kekuatan tanah bawah permukaan terhadap gerakan geser dan
vertikal sebagai pemicu tanah longsor di kawasan Aceh Jaya, yang merupakan suatu
pendekatan mitigasi bencana. Berdasarkan refleksi parameter fisika berupa resistivitas,
densitas dan intensitas magnetik akan dapat ditentukan struktur bawah permukaan yang
mengidentifikasi kekuatan tanah bawah permukaan terhadap gerakan geser dan vertikal
sebagai pemicu terjadinya tanah longsor dan merupkan zona-zona berpotensi bencana.
Zona potensi terjadinya bencana ini diketahui mempunyai nilai resistivitas yang lebih
rendah dibandingkan dengan resistivitas batuan atau air tanah yang ada disekitarnya.
Menurut Loke (1999) batuan yang mengandung air mempunyaa nilai resistivitas antara 10-
100 Wm. Sedangkan dengan metode seismik dapat diketahui informasi tentang batuan,
4
terutama tentang perlapisannya, dan (dalam penggunaan yang terbatas) dari variasi amplitudo
dan frekuensi (Telford et al, 1990).
Demikian juga dengan sifat magnetik, diketahui zona lemah bawah permukaan
mempunyai nilai intensitas magnetik yang lebih tinggi dibandingkan dengan batuan dan
soil yang ada disekitarnya. Sedangkan berdasarkan perambatan gelombang sesimiknya,
bidang tersebut mempunyai densitas yang lebih kecil. Berdasarkan kedua sifat fisika inilah
bisa dilakukan penelitian untuk mengetahui keberadan zona berpotensi terjadinya tanah
longsor dengan memanfaatkan perbedaan resistivitas, densitas dan magnetik tersebut. Oleh
karena itu, metode geolistrik resistivitas, metode seismik dan geomagnetik ini sangat
signifikan dan merupakan metode yang unggul dalam melakukan pemetaan tersebut yang
merupakan salah penyebab bencana. Pada tahap kedua akan dilakukan pemantauan
mengenai pola dan karakteristik kepadatan batuan bawah pemukaan dengan metode
seismik, dan pada tahap ketiga ditentukan medan magnetik bawah permukaan, serta
pengukuran data sekunder disekitar lokasi penelitian, juga melakukan komparasi hasil
dengan yang telah didapatkan pada tahun pertama dan kedua. Tahap ketiga ini juga akan
dilakukan pengukuran secara komprehensif dan integratif semua parameter pada
keseluruhan lokasi. Selanjutnya akan didapatkan model-model perlapisan bawah pemukaan
dan peta zona berpotensi bencana tanah longsor. Dengan demikian akan dapat dilakukan
antisipasi dan pencegahan terhadap kemungkinan dampak yang akan ditimbulkan dan
bencana yang akan terjadi.
1.3 Urgensi (Keutamaan) Penelitian
Akibat lemahnya sistem informasi, kurangnya kajian ilmiah dan perlunya proses
pengolahan dan pengaturan data bawah pemukaan yang berjalan lamban dan kurang efektif,
perlu diungkapkan salah satu sumber potensi bencana tanah longsor di kawasan Banda
Aceh-Aceh Jaya. Lokasi penelitian, merupakan sarana transportasi utama yang
mengubungkan ibukota Provinsi ke semua Kabupaten/Kota yang ada di kawasan Barat-
Selatan Aceh. Jalan tersebut merupakan hasil desain baru yang merupakan hasil
pembangunan, rekonstruksi dan rehabilitasi pasca gempa bumi 2004. Dalam
proses pembangunannya, beberapa kawasan terjadi pergeseran badan jalan akibat
jalan yang ada sudah tidak memungkinkan lagi digunakan dan terjadi pergeseran
5
garis pantai dan perubahan topografi. Pergesaran dan perubahan ini berdampak
pada pemotongan bagian utama bukit yang terjadi terutama dibeberapa bagian di
sepanjang 150 km dari Banda Aceh ke Calang, Aceh Jaya. Akibat pergeseran ini
dapat dipastikan mengganggu kestabilan kondisi tanah (batuan) di bawah
permukaan Akibat penting dari gangguan kestabilan tersebut adalah potensi
terjadinya tanah longsor (Gambar 1.2).
Gambar 1.2. Model aliran lapisan batuan bawah pemukaan dan ketidakstabilan lapisan sebagai zona berpotensi tenah longsor.
Untuk itu, sudah sangat mendesak untuk dilakukan penelitian untuk mendapatkan
solusi dan informasi yang tepat dan terbaik bagi Pemerintah Daerah terkait bagi
penanggulangan dan mitigasi pada kawasan transportasi, terutama terhadap kawasan yang
berpotensi terjadinya tanah longsor. Pendugaan lokasi lapisan bawah permukaan berpotensi
longsor ini dapat dilakukan dengan pengukuran langsung dan tidak langsung. Pengukuran
tidak langsung dilakukan dengan penagamatan geologi dan slope assessment. Pengukuran
langsung dilakukan pengamatan karakteristik tanah di permukaan dengan metode geofisika.
6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 State of the Art
Penelitian ini akan menghasilkan suatu model karakteristik fisis batuan bawah
permukaan yang menunjukkan kondisi lapisan batuan yang berpotensi dan rentan terhadap
terjadinya bencana tanah longsor di lokasi studi. Terkait dengan pelaksanaan penelitian ini
dan untuk mendukung hasil yang valid, ketua peneliti sebelumnya (5 tahun terakhir) telah
melakukan penelitian dengan judul:
1. Aspek Teoritik Pembangkitan Gelombang Ekstrim di Laboratorium Hidrodinamika, Penelitian Fundamental (DIKTI), Tahun 2011, sebagai Anggota.
2. Analisis Vulkanik Hazard Teliti Melalui Model Difusi Adveksi Berdasarkan Kajian Geologi Dan Deformasi Di Gunungapi Seulawah Agam Penelitian Unggulan PT (DIKTI), Tahun 2012, sebagai Ketua.
3. Penguatan Mitigasi Bencana Di Aceh: Studi Karakteristik Dispall (DistributionPattern Of Liquid Leachate ) Berdasarkan Sifat Konduktivitas Listrik Bawah Permukaan (Subsurface), Penelitian Hibah Bersaing DIKTI, Tahun 2013, sebagai Ketua.
4. Pengembangan Teknik Fitoremediasi Berbasis TENORM (Technologically Enhanced Naturally Occuring Radioactive Material) untuk Analisis Potensi dan Resiko Bencana yang Berasal dari Limbah di Kawasan Industri Migas Aceh Utara Penelitian Unggulan PT DIKTI, tahun 2013, sebagai Anggota.
5. Penguatan Mitigasi Bencana Di Aceh: Studi Karakteristik Dispall (DistributionPattern Of Liquid Leachate ) Berdasarkan Sifat Konduktivitas Listrik Bawah Permukaan (Subsurface) Tahun ke-2. Penelitian Hibah Bersaing DIKTI, Tahun 2014, sebagai Ketua.
6. Investigasi Terintergrasi Metode Geolistrik Dan Geomagnetik Untuk Zona Berpotensi Terkontaminasi (Potentially Contaminated Zone) Di Kawasan Aceh Besar: Suatu Pendekatan Mitigasi Bencana, Penelitian Hibah Bersaing DIKTI, tahun 2015, sebagai Ketua.
7. Investigasi Terintergrasi Metode Geolistrik dan Geomagnetik Untuk Zona Berpotensi Terkontaminasi (Potentially Contaminated Zone) Di Kawasan Aceh Besar: Suatu Pendekatan Mitigasi Bencana, Tahun ke 2. Penelitian Hibah Bersaing DIKTI, Tahun 2016, sebagai Ketua.
Terkait aplikasi penelitian untuk studi kebencanaan dan aplikasi lainnya, ketua
peneliti juga telah melakukan publikasi ilmiah Jurnal Internasional Bereputasi dan
Koneferensi Internasional sebagai peta jalan yang sangat penting dalam mendukung
penelitian yang diusulkan ini, seperti menentukan aliran kontaminan limbah di bawah
7
permukaan pada TPA Gampong Jawa, Banda Aceh dengan metode geolistrik resistivitas
dan seismik refraksi (Syukri et al, 2013), menentukan zona patahan di kawasan Kruang
Raya dengan metode magnetik (Nordiana, et al, 2014) dan patahan Sumatra (Syukri et al,
2014), studi mengenai intrusi air laut di kawasan Benteng Kuta Lubok, Aceh (Syukri et al,
2014), juga dilakukan studi eksplorasi panas bumi di kawasan Ie Seu’um Aceh Besar
dengan metode magnetik (Syukri et.al, 2014) dan menentukan pola airan panas bumi di
bawah pemukaan dengan metode geolitrik induksi polarisasi (IP) (Syukri et al 2014),
pemetaan zona rawan kontaminan di TPA dengan model 2D Geolistrik (Syukri and Rosli,
2014), kemudian juga dilakukan penggambaran struktur bawah permukaan zona yang
berpotensi aliran limbah di Blang Bintang Aceh Besar (Syukri et al, 2015). Menentukan
respons parameter fisis resistivitas dan magnetik pada sistem panas bumi Seulawan Agam
(Syukri et al, 2015). Dengan beberapa hasil penelitian tersebut diharapkan pelaksanaan
metode geofisika ini baik secara teoritis dan aplikasinya akan sangat mendukung dan
menunjukkan keunggulan penelitian ini, diharapkan dapat berjalan dengan baik dan
menghasilkan produk seperti yang diharapkan.
2.2 Teori Umum
Penelitian ini dilakukan dengan metode geofisika yaitu Metode Geolistrik, Seismik
dan Geomagnetik merupakan metode geofisika untuk pengukuran tidak langsung. Hasil
pengukuran geolistrik, seismik dan geomagnetik tersebut merupakan nilai resistivitas,
densitas dan intensitas medan magnetik yang dimiliki tiap lapisan batuan atau tanah di
bawah permukaan (subsurface). Dari besarnya ketiga parameter fisis tersebut, dapat
diinterpretasikan keberada lokasi zona berpotensi bencana tanah longsor dengan tepat
dengan tanpa merusak lingkungan dan sangat ekonomis. Ketiga metode tersebut telah
berkembang dengan pesat dan menunjukkan hasil yang optimal. Pendugaan dengan metode
geolistrik pada prinsipnya adalah untuk menentukan resistivitas lapisan batuan. Kinerja dari
metode ini adalah dengan mengalirkan arus ke lapisan batuan dan didapat beda potensial.
Dari data yang berupa besarnya arus dan beda potensial tersebut akan didapat nilai
resistivitasnya. Sedangkan metode seismik adalah dengan memberikan sumber beban pada
suatu titik, dan kemudian dapat ditentukan densitas batuan berdasarkan refleksi dan refraksi
gelombang seismik yang terukur pada geophone. Kemudian metode geomagnetik
8
didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu batuan yang diinduksi oleh medan
magnet bumi. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya perbedaan sifat kemagnetan suatu
material dan kemampuan untuk termagnetisasi yang tergantung dari suseptibilitas magnetik
masing-masing batuan. Harga intensitas ini sangat penting untuk menetukan anomali
karena sifat yang khas untuk setiap jenis batuan.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa metode geolistrik bisa memetakan sistem
hidrologi dan dampaknya pada terjadinya tanah longsor (Baum and Godt, 2009; Guzzetti et
al., 2008). Penelitian lainnya, secara khusus melihat kaitan antara resistivitas dengan
stabilitas tanah yang sangat bergantung pada pengukuran secara in-situ nilai resistivitas
bawah permukaan (Piegari et al., 2006a; Piegari et al., 2006b Sorbino, 2005, Godt et al.,
2009). Selain itu juga, sering dilakukan secara kombinasi metode geofisika untuk studi
hidrogeologi dan aplikasinya pada masalah pencemaran air tanah (Hughes et al. 1989;
Ebraheem, 1996; Ibrahim et al. 1996; dan Sebaq, 2000). Adanya ketidakhomogenan dan
kontras fisis yang besar di bawah pemukaan dan diasosiasikan sebagai keberadaan fluida
dengan anomali konduktif menunjukkan akumulasi zona glincir yang dapat menggagu
kekuatan geser dan vertikal batuan bawah pemukaan.
Metode geolistrik, seismik dan geomagentik terbukti merupakan metode yang
terkenal dalam pendeteksian struktur bawah permukaan. Metode ini terbukti sangat efektif
dalam memecahkan masalah keberadaan bidang glincir dan pola aliran hidrologi (Abdullah
et.al., 2010; Alile et.al., 2010: Bernstone et. al., 2010; Caputo et.al., 2011), yang juga dapat
memprediksi model aliran air tanah di bawah permukaan (Sandberg et al., 2002) serta dapat
dilakukan untuk pemetaan infrastruktur bawah permukaan pada area konduktif, dimana
kurang efektif bila menggunakan GPR (Pellerin, 2002).
Studi mengenai tanah longosor yang dilakukan dengan metode magnetik untuk
mengetahui secara tepat karakteristik batuan, kedalaman, kemiringan lahan, dan skala tanah
longsor akibat gempa bumi dan hujan telah dilakukan sebelumnya. (Khasbaatar et al., 2009;
Hayashi et al., 2011; Uchida et al., 2011; Sugimoto et al., 2014), serta dengan menganalisi
sifat magnetik dan geoteknik berdasarkan nilai suseptibilitas magnetik dan kandungan air
tanahnya (Kosaka, 2000, Sugimoto et al., 2014). Pergerakan tanah longsor memiliki
karakter khusus dari efek anomali yang dapat diamati dari perbedaan sifat fisik dari media.
Berdasarkan penelitian sebelumnya dapat diketahui bahwa perbedaan sifat fisik ini
9
terutama ditemukan dalam perilaku sifat elastis gelombang (seismik), pada perubahan
resistivitas (tahanan listrik) atau listrik alami bidang, dan pada perubahan karakter medan
magnet bawah permukaan (Sugimoto et al., 2014, Tamura et al., 2008). Dengan kajian-
kajian yang telah dilakukan tersebut menunjukkan bahwa urgansi (keutamaan) penelitan ini
menjadi sangat penting dan signifikan untuk dikembangkan. Sehingga dengan metode ini
akan dapat ditentukan kawasan dengan struktur bawah permukaan (subsurface) memiliki
zona lemah yang diduga akan berpotensi menjadi zona tanah longsor.
2.3 Kondisi Daerah Penelitian
Daerah studi terletak di Kabupaten Aceh Jaya dengan ibukota Calang, terletak di
sebelah tenggara Banda Aceh sejauh 156 km (Gambar 2.1). Secara geografis daerah ini
terletak di antara garis-garis koordinat 95º 16’ 53,2” – 96º 1’ 3,8” BT dan 4º 24’ 7,5” – 5º
15’ 12” LU, dengan luas daratan sekitar 3.727 km2. Di sebelah barat berbatasan dengan
Samudera Hindia, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pidie dan Kabupaten
Aceh Barat, di sebelah utara dengan Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie, dan di
sebelah selatan dengan Samudera Hindia dan Kabupaten Aceh Barat. Di kawasan Aceh
Besar-Aceh Jaya ini salah satu wilayah yang kerap terjadi bencana tanah longos, terutama
di Gunung Glee U, Gunung Kulu, Gunung Geurute, Kecamatan Indra Jaya dan
Gunung Geurutee di lintas jalan Banda Aceh – Calang.
Kawasan ini memiliki topografi bergunung dan sebagian kecil yang datar. Wilayah
dengan topografi daerah datar dan landai sekitar 32 persen dari luas wilayah, sedangkan
berbukit hingga bergunung mencapai sekitar 68 persen dari luas wilayah. Daerah dengan
topografi bergunung terdapat dibagian tengah Aceh yang merupakan gugusan pegunungan
bukit barisan dan daerah dengan topografi berbukit dan landai terdapat dibagian utara dan
timur Aceh. Kelas topografi wilayah ini sebagiannya landai (11,29%); agak curam (15 -
40%) dan sangat curam (> 40%) yang merupakan kawasan pegunungan.
10
Gambar 2.1. Peta lokasi penelitian yang terletak di Kawasan Aceh Jaya.
2.4 Kondisi Geologi Daerah Penelitian
Secara umum kondisi geologi di Aceh Jaya terdiri dari Formasi Batugamping
Lamno (Mull), berupa batugamping klastik, berwarna hitam, keras dan pejal, pada
umumnya termalihkan, dijumpai urat kalsit. Batuan ini dijumpai di bagian timurlaut dari
Kecamatan Jaya, membentuk perbukitan terjal (Gunung Gueruthe). Anggota Terumbu,
Formasi Lamno (Mullr), berupa batugamping bak terumbu berwarna abu-abu sampai hitam,
keras dan pejal, dijumpai urat kalsit, membentuk perbukitan terjal. Anggota Terumbu,
Formasi Batugamping Teunom (Mutlr), berupa batugamping masif, umumnya sudah
mengalami rekristalisasi menyerupai terumbu, pejal, keras, berwarna hitam, mengalami
marmerisasi oleh Batolit Sikuleh, dijumpai di Alue Cue, Kecamatan Setia Bakti,
11
membentuk perbukitan terjal disekitar Batolit Sikuleh, membujur berarah baratlaut–
tenggara. Ketiga formasi batuan ini menghasilkan bahan galian non logam berupa marmer
berwarna hitam dengan urat-urat kalsit yang saling berpotongan (Gambar 2.2).
Gambar 2.2. Peta geologi lingkungan pada daerah penelitian (Bennet et al, 1981)
Pada gambar terdapat Formasi Tangla, Fasies Vulkanik (Tltv), berupa batupasir
lempungan, warna segar hijau dan warna lapuk coklat kemerahan, getas dan rapuh.
Batulempung berwarna putih sampai kuning kecoklatan serta abu-abu berbintik putih.
Batuan tersebut merupakan lapukan batuan gunungapi menengah hingga mafik. Formasi
Batuan Gunungapi Calang (Tmvc), berupa batuan terobosan, dijumpai kontak batuan antara
diorit (warna abu-abu) dengan batugamping (pejal, keras dan kompak, warna hitam,
dijumpai urat kuarsa), dijumpai mineralisasi logam (besi dan pirit), tersingkap di Ge
Lawang. Sedangkan lapukan batuan dari Formasi Tangla (Tlt); Formasi Tangla, Fasies
Vulkanik (Tltv); dan Formasi Batuan Gunungapi Calang (Tmvc) menghasilkan bahan
galian non logam berupa endapan lempung residu, yang dijumpai di daerah Ceunaprong
dan Gunong Buloh. Endapan Aluvium (Qh), merupakan endapan sungai dan endapan tepi
pantai, terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lumpur dan lempung. Endapan pantai didominasi
12
oleh pasir kuarsa yang dijumpai di daerah Kuala Ligan dan Patee. Sedangkan lempung pada
Endapan Aluvium ini (lempung letakan) tersebar di daerah Koalonga. Lageun, dan
Panggung.
2.5 Metode Geofisika
Metoda geolistrik resistivitas dimanfaatkan selain untuk eksplorasi juga sering di
aplikasikan dalam studi lingkungan dan geoteknik, yaitu untuk mendeteksi kontras
resistivitas medium akibat perbedaan porositas dan adanya liran fluida di bawah permukaan
yang sering diasosiasikan sebagai zona konduktif. Beberapa studi sebelumnya dilakukan
pada berbagai aplikasi, seperti untuk mengidentifikasi adanya intrusi air laut, kebocoran
limbah hasil industri (Van et al., 1991), mendeteksi keberadaan limbah beracun yang
tertimbun di dalam tanah (Marchetti et al, 2002.), atau juga mengidentifikasi rembesan dari
air sungai pada radius sekitar 1 km dari sungai (Wijaya et al, 2009). Metoda geolistrik
terbukti efektif digunakan untuk mengidentifikasi distribusi zona lemah yang diasosiakan
sebagai bidang gelincir tersebut baik secara spasial maupun temporal.
Dalam metode geomagnetik ini, akan diamati medan magnet pada bagian bumi
tertentu, biasanya disebut anomali magnetik yang dipengaruhi suseptibilitas batuan dan
remanen magnetiknya. Berdasarkan pada anomali magnetik batuan ini, pendugaan kondisi
perlapisan batuan dapat ditentukan baik secara lateral maupun vertikal. Metode
geomagnetik pada dasarnya terdiri atas tiga tahap: akuisisi data, processing, dan
interpretasi. Setiap tahap terdiri dari beberapa perlakuan atau kegiatan. Pada tahap akuisisi,
dilakukan penentuan titik pengamatan dan pengukuran dengan satu atau dua alat. Untuk
koreksi data pengukuran dilakukan pada tahap processing. Koreksi pada metode magnetik
terdiri atas koreksi harian (diurnal), koreksi topografi (terrain) dan koreksi lainnya.
Sedangkan untuk interpretasi dari hasil pengolahan data dengan menggunakan software
diperoleh peta anomali magnetik.
13
BAB 3
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan
Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan suatu metode pemetaan analisis potensi
bencana dengan melakukan investigasi dengan metode integrasi geolistrik, metode seismik
dan geomagnetik untuk mengidentifikasi kekuatan tanah bawah permukaan terhadap
gerakan geser dan vertikal sebagai pemicu tanah longsor di kawasan Aceh Jaya, yang
merupakan suatu pendekatan mitigasi bencana. Berdasarkan refleksi parameter fisika
berupa resistivitas, densitas dan intensitas magnetik akan dapat ditentukan struktur bawah
permukaan yang mengidentifikasi kekuatan tanah bawah permukaan terhadap gerakan
geser dan vertikal sebagai pemicu terjadinya tanah longsor dan merupkan zona-zona
berpotensi bencana.
Dari hasil yang didapatkan model bawah permukaan berdasarkan variasi karakteristik
fisis ini dapat menunjukkan struktur lapaisan batuan bawah pemukaan yang menunjukan
zona-zona atau bidang gelincir yang menjadi pemicu terjadinya tanah longsor. Sehingga
dapat di antisipasi langkah-langkah pencegahan pencegahan secara tepat, aman, dan
ekonomis. Bagi pengambil kebijakan jga ini dapat dijadikan referensi bagi pengembangan
dan pencegahan potensi bencana, pembangunan fasilitas umum, failitas masyarakat yang
ramah lingkungan dan bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, metode geolistrik
resistivitas dan magnetik ini sangat signifikan dan merupakan metode yang unggul dalam
melakukan pemetaan tersebut yang merupakan salah satu penyebab bencana. Kemudian
juga dilakukan pemantauan mengenai pola dan karakteristik medan magnetik bawah
permukaan, serta pengukuran data sekunder, didukung pengukuran studi geologi di sekitar
lokasi penelitian, juga akan dilanjutkan komparasi hasil dengan yang akan didapatkan pada
tahun kedua dan ketiga untuk area dan metode yang berbeda. Selanjutnya, juga akan
dilakukan pengukuran secara komprehensif dan integratif semua parameter pada
keseluruhan lokasi. Dimana akan didapatkan model-model perlapisan dan peta zona
berpotensi tanah longsor dikawasan tersebut. Dengan demikian akan dapat dilakukan
antisipasi dan pencegahan terhadap kemungkinan dampak yang akan ditimbulkan dan
bencana yang akan terjadi.
14
3.2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah yang terpenting bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, terutama di bidang fisika kebumian (geofisika), aplikasi dari geofisika, dan
didapatkan ekstensi manfaat langsung dari teori kegeofisikaan yang ada. Manfaat
implementatif langsung adalah:
a. Menjadi acuan bagi pengembangan penelitian terkait
b. Mendapatkan informasi kondisi struktur bawah pemukaan berdasarkan variasi
karaktersitik fisis.
c. Menjadi acuan bagi antisifatif terjadi bencana lingkungan sebagai dampak dari
pembangunan.
d. Mengembangkan aplikasi metode geofisika di bidang lingkungan dan kebencanaan.
15
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Pengukuran
Akuisisi data pada penelitian ini menggunakan metode geolistrik, seismik dan
geomagnetik yang dilakukan di sekitar jalan utama dari Banda Aceh ke Calang, Aceh Jaya
dan lokasi utama pada titik-titik rawan longsor. Untuk pelaksanaannya, dimana sketsa
lokasi, desain pengukuran dan bentangan pengukuran seperti terlihat pada Gambar 4.1
dibawah. Lokasi dan bentangan pengukuran disesuaikan dengan keadaan lapangan.
Pengukuran dan akuisisi data dilakukan pada tiga (3) lintasan dengan lokasi dan panjang
setiap lintasan pengukuran disesuaikan dengan keadaan lapangan.
Gambar 4.1. Desain pengukuran dilakukan di area berpotensi tanah longsor.
4.2 Proses Akuisisi Data Geolistrik
Konsep dasar dari metode geolistrik resistivitas adalah pengukuran harga resistivitas
batuan. Prinsip kerja metode ini adalah dengan menginjeksikan arus ke bawah permukaan
bumi sehingga diperoleh beda potensial, yang akan memberikan informasi mengenai
resistivitas batuan. Perbedaan nilai resistivitas berbagai jenis batuan akan mewakili
16
perbedaan karakteristik tiap lapisan batuan tersebut. Nilai resistivitas diukur sebagai akibat
penginjeksian arus listrik, sehingga lapisan batuan merupakan penghantar arus. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan empat elektroda yang disusun sebaris, salah satu dari dua
buah elektroda yang berbeda muatan digunakan untuk mengalirkan arus ke dalam tanah,
dan dua elektroda lainnya digunakan untuk mengukur tegangan yang ditimbulkan oleh
aliran arus tadi, sehingga resistivitas bawah permukaan dapat diketahui (Gambar 4.2).
Gambar 4.2. Prinsip dasar pengukuran metode geolistrik resistivitas.
Resistivitas batuan adalah fungsi dari konfigurasi elektroda dan parameter-
parameter listrik batuan. Arus yang dialirkan di dalam tanah dapat berupa arus searah (DC)
atau arus bolak-balik (AC) berfrekuensi rendah. Untuk menghindari potensial spontan, efek
polarisasi dan menghindarkan pengaruh kapasitansi tanah yaitu kecenderungan tanah untuk
menyimpan muatan maka biasanya digunakan arus bolak balik yang berfrekuensi rendah
(Bhattacharya & Patra, 1968). Metode ini juga bisa digunakan untuk mengetahui
keberadaan air tanah dan juga untuk eksplorasi mineral. Dalam pengukuran metode
geolistrik resistivitas peralatan yang harus dimiliki antara lain sumber arus dan alat
pengukur untuk potensial arus serta elektroda yang digunakan untuk memasukkan arus
kedalam bumi (Hendrajaya dan Arif, 1990).
Sebelum melakukan pengukuran, perlu dilakukan survei awal untuk menentukan
lokasi pengukuran yang sesuai. Kemudian ditentukan posisi sentral (posisi 0 m) sebagai
titik awal pengukuran dan diukur posisinya dengan GPS, sehingga kabel Lund Multi-
17
Elektroda dapat ditarik dari titik awal pengukuran. Lalu dipasang elektroda arus dan
potensial pada permukan tanah mengikuti kabel Lund Multi-Elektroda, dengan jarak yang
sudah ada pada kabel Lund Multi-Elektroda. Elektroda dan kabel Lund Multi-Elektroda
dihubungkan dengan menggunakan jumper dan dipastikan semua elektroda terhubung pada
kabel Lund Multi-Elektroda. Kemudian kabel Lund Multi-Elektroda tersebut dihubungkan
dengan alat Terameter ABEM dan diletakkan baterai, yang juga dihubungkan dengan alat
Terameter ABEM. Alat Terameter ABEM dihidupkan dan diatur sesuai dengan keperluan.
Hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda tertentu,
menunjukkan karaktersitik variasi nilai resistivitas untuk setiap lapisan tanah. Pada
penelitian akan digunakan konfigurasi Wenner-Schlumberger yang mendasarkan
pengukuran pada kontinuitas pengukuran dalam satu penampang dan hasilnya suatu
penampang semu (pseudosection). Konfigurasi ini merupakan perpaduan dari konfigurasi
Wenner dan konfigurasi Schlumberger (Gambar 4.3).
Gambar 4.3. Konfigurasi elektroda Wenner Schlumberger.
Pada pengukuran dengan faktor spasi (n) = 1, konfigurasi Wenner-Schlumberger
sama dengan pengukuran pada konfigurasi Wenner (jarak antar elektrode = a), namun pada
pengukuran dengan n = 2 dan seterusnya, konfigurasi Wenner-Schlumberger sama dengan
konfigurasi Schlumberger (jarak antara elektroda arus dan elektroda potensial lebih besar
daripada jarak antar elektrode potensial). Perhitungan resistivitas semu pada tahanan jenis
menggunakan persamaan:
18
dengan K adalah faktor geometri dari konfigurasi elektroda yang digunakan di lapangan.
Rumusan faktor geometri dapat dituliskan:
Sehingga berlaku hubungan:
Dalam penelitian ini, pembahasan dikhususkan pada metode geolistrik resistivitas. Pada
metode ini, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus. Beda
potensial yang terjadi di ukur melalui dua elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus
dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda tertentu, dapat ditentukan variasi harga
resistivitas masing-masing lapisan di bawah titik-titik pengukuran.
4.3 Proses Akuisis Data Seismik
Metoda seismik adalah salah satu metoda eksplorasi yang didasarkan pada
pengukuranrespon gelombang seismik (suara) yang dimasukkan ke dalam tanah dan
kemudian direleksikanatau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas-
batas batuan. Setelah diberikan gangguan (sumber seismik), terjadi gerakan gelombang di
bawah permukaan bumi yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan
mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan.
Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut dapat di rekam sebagai
fungsi waktu (Gambar 4.4). Berdasarkan data rekaman tersebut dapat diperkirakan bentuk
lapisan/struktur di dalam tanah. Rekaman dari gelombang seismik diplot dalam satu seismic
section ini menggambarkan penampang geologi, tapi masih perlu dilakukan dengan
interprestasi lanjut.
4.4 Proses Akuisisi Data Gomagnetik
Pada tahap survey awal ditentukan lintasan dan lokasi pengukuran bersamaan
dengan metode geolistik. Jarak spasi antara titik-titik pengukuran ditentukan sekitar 5 meter
dan sistem pengukuran bersifat random. Dengan alat magnetometer PPM (Proton
19
Precission Magnetometer), pada base station diukur variasi harian yang diletakkan di
tempat yang aman dan jauh dari gangguan noise dan alat kedua digunakan untuk mengukur
intesitas medan magnetik di setiap titik pengukuran. Kedua alat diatur tanggal dan waktu
yang bersamaan. Data pertama di ukur di dekat alat pertama (base station). Kemudian
dilakukan pengambilan data di setiap titik pengukuran dengan mengarahkan sensor ke arah
utara pada saat pengambilan data. Pada setiap titik pengukuran diambil koordinat dengan
menggunakan GPS tipe navigasi. Setiap titik diambil data sebanyak tiga kali pengulangan.
Setelah selesai pengambilan data pada setiap titik pengukuran, kemudian diambil kembali
data pada titik base station. Setelah proses pengambilan data selesai, data yang tersimpan
pada alat kemudian ditransfer ke komputer dan selanjutnya dilakukan koreksi data dan data
tersebut diolah serta dimodelkan.
Gambar 4.4. Prinsip dasar pengukuran dengan metode seismik
20
4.5 Jadwal Pelaksanaan Tabel 4.1. Jadwal rencana pelaksanaan penelitian secara lengkap
Jenis Kegiatan
Tahun I Tahun II Tahun III 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11
Studi data awal
Survey awal
Pengukuran lapangan
Interpretasi data/hasil Geolistrik
Interpretasi data/hasil Seismik
Interpretasi data/hasil Magnetik
Laporan Tahun I
Laporan Tahun II
Laporan Tahun III
Tabel 4.2 Jadwal pelaksanaan penelitian pada Tahun I
Jenis
Kegiatan
Jadwal Kegiatan (Bulan)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Studi pendahuluan
Survei awal
Pengukuran lapangan
Interpretasi data/hasil
Analisa dan pembahasan
Laporan akhir
21
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Penelitian dilakukan menggunakan geomagnetik dan seismik di sekitar kawasan
Aceh Besar – Aceh Jaya di sekitar KM 32-40 Pegunungan Paro, yang dari survei awal
menunjukkan tingkat potensi tinggi terjadinya longsor. Dengan menggunakan metode
geolistrik resistivitas ini dimaksudkan untuk mengetahui variasi resistivitas listrik struktur
bawah pemukaan dan menginterpretasi litologi batuan tersebut. Berdasarkan litologi
tersebut dapat diduga zona-zona batas bidang gelincir (slip surface) Data lapangan diukur
menggunakan intrumentasi resistivity meter ABEM SAS-4000. Hasil ini menunjukkan
zona-zona atau anomali resistivtas berupa perbedaan nilai kelistrikan batuan penyusun
batuan bawah permukaan dengan daerah sekitarnya.
Tahapan penelitian meliputi survei awal, akusisi data di lokasi tanah longsor,
pengolahan data dan interpretasi. Survei awal dimaksudkan untuk memperoleh
informasi awal mengenai lokasi penelitian, perizinan, dan mendapatkan daerah-daerah
yang mengalami tanah longsor untuk menentukan bentangan elektroda pada pengukuran
dengan metode geolistrik resistivitas. Pengukuran metode ini dengan 2 cara yaitu
resistivity mapping dan resistivity sounding. Resistivity mapping dimaksudkan untuk
menentukan sebaran lapisan tanah secara horisontal dan resistivity sounding untuk
menentukan sebaran konduktivitas batuan secara vertikal.
Adapun lokasi penelitian adalah seperti terlihat pada Gambar 5.1. Prosedur dan
perencanaan penelitian yang dilakukan seperti pada Gambar 5.2. untuk kedua metode
resistivity dan chargeability. Pada tahun pertama (Tahun I) ini metode yang digunakan
untuk menginvestigasi bidang gelincir adalah metode geolistrik resistivitas. Metode
geolistrik ini bersifat tidak merusak lingkungan, biaya relatif murah dan mampu mendeteksi
perlapisan tanah sampai kedalaman beberapa meter di bawah permukaan tanah. Oleh karena
itu metode ini dapat dimanfaatkan untuk survey daerah rawan longsor, khususnya untuk
menentukan stratigrafi lapisasan batuan hingga didapatkan lapisan bidang gelincir. Harga
resistivitas berbagai jenis tanah/batuan dan air sebagaimana terlihat pada Tabel 5.1.
22
Gambar 5.1 (a). Lokasi penelitian (Google Earth, 2017) pada koordinat 5.329693° 95.250730° salah satu area yang sangat rawan longsor.
Gambar 5.1 (b). Lokasi penelitian (Google Earth, 2017).
23
Gambar 5.2. Diagram alir prosedur dan rencana penelitian.
Mulai
Survey awal oPenentuan koordinat/lokasi oStudi geologi dan pustaka oDesain survey geolistrik resistivitas
dan IP (chargeabilitas) oPersiapan instrumen penggukuran
Survey Lapangan oPengukuran geolistrik resistivitas dan
IP dengan metode mapping
Data Pengukuran oBeda potensial (V) oArus listrik (I) oSpasi elektroda (a)
Pengolahan Data oData awal, datum point, spasi elektroda, dan
resistivitas semu oDengan software Res2Dinv, didapat model
variasi resistivitas semu oModel di interpretasi berdasarkan perubahan nilai
resistivitas
Interpretasi Data oLitologi dan struktur geologi bawah
permukaan (subsurcae) oModel citra 2D resistivitas
Selesai
24
Tabel 5.1 Resistivitas batuan beberapa jenis batuan dan air (Telford et al., 1990)
Batuan Resistivitas (W.m) Air Resistivitas
(W.m) Tanah penutup 250-1700 Air meteorik 30-1000 Pasir lempungan 30–215 Air laut 0,2 Lempung (basah) 1–100 Saline water 3% 0,15 Tanah berpasir (kering)
80–1050 Saline water 20% 0,05
Tanah (40% lempung)
8 Air permukaan (batuan beku)
0,1-3000
Tanah (20% lempung)
33 Air permukaan (batuan sedimen)
10-100
Lempung (kering) 50–150 Airtanah alami (batuan beku)
0,5-150
Pasit tufaan 20-100 Airtanah alami (batuan sedimen)
1-100
5.2 Pembahasan
Dalam penelitian telah dilakukan semua tahapan awal penelitian, mulai dari survei
lapangan maupun pengukuran lapangan untuk mencapai hasil yang sesuai. Topografi hasil
pengukuran berdasarkan data elevasi GPS di wilayah penelitian di dapat seperti pada
Gambar (5.3), dan desain penelitian seperti pada (Gambar 5.4).
25
Gambar 5.3. Topograpi wilayah penelitian.
0 10 20 30 40 50
0 10 20 30 40 50Distance, x (m)
-70
-60
-50
-40
-30
-20
-10
0D
ista
nce,
y (m
)
-70
-60
-50
-40
-30
-20
-10
0R1, 0m
R2, 0m
R3, 0m
R4, 0m
R5, 0m
R1, 50m
R2, 50m
R3, 50m
R4, 50m
R5, 50m
S1, 0m S2, 0m
R1, 69m R2, 69m
Lagend
N
Landslide area
Main road
26
Gambar 5.4. Desain penelitian disesuaikan dengan topografi dilokasi penelitian dan disesuaikan dengan desain pengukuran metode geofisika (terintegrasi).
1.
0 10 20 30 40 50
0 10 20 30 40 50Distance, x (m)
-70
-60
-50
-40
-30
-20
-10
0D
ista
nce,
y (m
)
-70
-60
-50
-40
-30
-20
-10
0R1, 0m
R2, 0m
R3, 0m
R4, 0m
R5, 0m
R1, 50m
R2, 50m
R3, 50m
R4, 50m
R5, 50m
S1, 0m S2, 0m
R1, 69m R2, 69m
Landslide area
Lagend
Resistivity lineSeismic line
NMain road
27
Dari hasil data penelitian lapangan dengan menggunakan geolistrik resistivitas dan
Induksi Polarisasi (Induced Polarization IP) dan kemudian dilakukan pengolahan data
dengan menggunakan Software Res2Dinv sehingga didaparkan variasi nilai resistivitas dan
chargeabilitas. Selanjutnya didapatkan informasi terkait dengan longsor dengan
menggunakan konfigurasi Pole – Dipole. Hasil investigasi lebih lanjut dengan teknik
sounding tersebut menunjukkan struktur tanah dan batuan yang sangat baik dan jelas seperti
pada gambar dibawah. Pada Gambar 5.5 merupakan hasil pengukuran profil untuk lintasan
R1 untuk kedua metode resistivity dan chargeability. Sedangkan pada Gambr 5.6.
merupakan hasil pengukuran profil untuk lintasan R2 juga untuk kedua metode resistivity
dan chargeability, dan berikutnya berturut-turut untuk lintasan R3-R5 pada Gambar (5.7)
Gambar (5.9).
28
Gambr 5.5. Hasil pengukuran profil untuk lintasan R1 untuk kedua metode, (a) resistivity dan (b) chargeability.
Sliding soil
Sliding soil
(A)
(B)
29
Gambr 5.6. Hasil pengukuran profil untuk lintasan R2 untuk kedua metode, (a) resistivity dan (b) chargeability.
(A)
(B)
Sliding soil
Sliding soil
30
Gambr 5.7. Hasil pengukuran profil untuk lintasan R3 untuk kedua metode, (a) resistivity dan (b) chargeability.
(A)
Sliding soil
(B)
Sliding soil
31
Gambr 5.8. Hasil pengukuran profil untuk lintasan R4 untuk kedua metode, (a) resistivity dan (b) chargeability.
(A)
(B)
32
Gambr 5.9. Hasil pengukuran profil untuk lintasan R5 untuk kedua metode, (a) resistivity dan (b) chargeability.
(A)
(B)
33
Dari data yang didapat tersebut, analisis data yang didapatkan pada secara umum
nilai resistivitas yang didapatkan di lokasi penelitian <300 Wm dan chargeability < 70 ms
(Gambar 5.5 - 5.9) dianggap sebagai batuan (tanah) asal (original soil). Haisl interpretasi
data didapatkan stratigrafi atau litologi daerah penelitian yang dibagi menjadi 2 (dua)
lapisan. Lapisan 1 dengan nilai resistivity > 40 Wm dan chargeability sekitar 1-4 msec, yang
diinterpretasi sebagai alluivium (laterite soil) yang terletak dibagian atas. Lapisan ini
menimpa lapisan kedua yang di interpretasi sevagai saturated sand clay/alluvium dengan
nilai resistivitas sekitar 0-39 Wm dan chargeability > 2 msec. Berdasarkan hasil tersebut
didapat lapisan batuan di lokasi penelitian dengan komposisi lapisan batuan, yaitu tanah
penutup (top soil), lapisan pasir lempungan, lempung basah (alluvium). Bidang gelincir
diindikasikan berupa lempung basah, Sedangkan arah longsoran ke timur dan tipe gerakan
translasi (translational slide).
Umumnya pergerakan tanah atau tanah longsor bergerak pada suatu bidang tertentu.
Bidang ini disebut bidang gelincir (slip surface) atau bidang geser (shear surface). Biasanya
juga bentuk bidang gelincir ini sering mendekati busur lingkaran, dalam hal ini tanah
longsor tersebut disebut rotational slide yang bersifat berputar. Ada juga tanah longsor yang
terjadi pada bidang gelincir yang hampir lurus dan sejajar dengan muka tanah, dalam hal
ini tanah longsor disebut translational slide. Tanah longsor semacam ini biasanya terjadi
bilamana terdapat lapisan agak keras yang sejajar dengan permukaan lereng. Penyebab
tanah longsor adalah akibat adanya perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan,
bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar
lereng. Proses terjadinya tanah longsor adalah akibat adanya air yang meresap ke dalam
tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang
berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya
akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng. Berkaitan dengan data resistivitas dan
chargeabilitas, dapat dikaitkan yang menjadi zona bidang gelincir adalah lapisan dengan
nilai resistivitas yang lebih rendah, yaitu sekitar 30-38 Wm. Lapisan ini terlihat jelas pada
hasil data yang didapat.
Adanya lapisan-lapisan tersebut dengan adanya bidang gelincir, salah satunya
disebabkan oleh adanya pelapukan. Umumnya jenis tanah pelapukan yang sering dijumpai
di Indonesia adalah hasil letusan gunungapi. Tanah ini memiliki komposisi sebagian besar
34
lempung dengan sedikit pasir dan bersifat subur. Tanah pelapukan yang berada di atas
batuan kedap air pada perbukitan/punggungan dengan kemiringan sedang hingga terjal
berpotensi mengakibatkan tanah longsor pada musim hujan dengan curah hujan
berkuantitas tinggi. Jika perbukitan tersebut tidak ada tanaman keras berakar kuat dan
dalam, maka kawasan tersebut rawan bencana tanah longsor. Pada prinsipnya tanah longsor
terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar daripada gaya penahan. Gaya penahan
umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya
pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
Dengan adan proses pelapukan dan adanya gaya-gaya tersebut, sehingga dapat untuk
memperkirakan keberadaan zona potensi longsor (bidang gelincir) yang bersifat konduktif
dan tubuh batuan dasar (bedrocks) yang mempunyai bersifat non konduktif, batuan ubahan
(alterasi) yang bersifat lebih konduktif berkaitan dengan variasi porositas
batuan. Selanjutnya juga akan dapat diketahui lapisan tanah yang terletak di bawah
permukaan tanah yaitu berupa informasi litologinya. Kawasan penelitian berada di lereng
yang curam, selain itu lokasi ini juga wilayah yang berupa lapisan tanah yang tebal yang
dipengaruhi proses alterasi atau pelapukan yang yang berasal dari dalam bumi, struktur
geologi yang kompleks dengan ditemukannya banyak patahan, lalu adanya sistem drainase
yang kurang baik. Secara morfologi wilayahnya pegunungan, banyak lereng-lereng,
tanahnya gembur dan bersifat sensitif terhadap air, sehingga jenis batuannya dan faktor-
faktor ini sangat rentan bagi pergerakan tanah. Bedasarkan data yang didapat dan analisis
data tersebut, dapat dibuat sketsa model kawasan tanah longsor di lokasi penelitian, seperti
pada Gambar 5.10.
Sedemikian pentingnya kajian ini, yang berkaitan dengan keberadaan lokasi studi
yang berada pada elevasi yang lebih tinggi atau daerah pegunungan yang menjadi
penghubung utama antara Ibukota Provinsi Banda Aceh ke Wilayah pantai Barat Selatan
Aceh (Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Selatan dan sekiarnya) yang sangat beresiko tinggi
terjadinya kontaminasi akibat berbagai proses pemicunya. Umumnya yang menjadi pemicu
tersebut adalah:
1. Keberadaan lokasi penelitian derajat kemiringan lereng yang curam (>450), dimana
pada lokasi yang makin terjal lerengnya maka semakin besar resiko terjadinya
longsor.
35
2. Komposisi batuan, pada daerah penelitian terdiri dari tanah penutup (top soil),
lapisan pasir lempungan, lempung basah (alluvium). Dimana batuan semakin lepas
hubungan butirnya maka semakin mudah air hujan menganggu kestabilannya, dan
semakin banyak mineral lempung yang terkandung dan bila terkena hujan dia
mengembang akan semakin cepat juga mendorong terjadinya gerakan tanah.
3. Struktur Geologi, dimana lereng yang terbentuk akibat proses geologi tertentu akan
menyebabkan bidang gelincir tidak stabil akibat zona lemah yang terbentuk.
4. Tumbuhan, terdapat beberapa lokasi yang tumbuhannya terganggu, sehingga
fungsinya sebagai penyerap air permukaan, tidak dapat masuk secara langsung ke
dalam lapisan tanah dan menganggu bidang gelincir.
Gambar 5.10. Sketsa model kawasan tanah longsor di lokasi penelitian.
-5 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
-5 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50X distance (m)
-20
-15
-10
-5
0
Y d
ista
nce
(m
)
Line 1
Line 2
Line 3
Line 4
Line 5
0 m
0 m
0 m
0 m
-6 m
50 m
50 m
50 m
50 m
44 m
LA
ND
SL
IDE
A
RE
A
36
5. Geometri Kelerengan, dimana luas dan besarnya lereng atau wilayah juga menjadi
pembeda nilai bidang gelincir
6. Aliran Permukaan, dimana aliran yang tidak teratur menyebabkan air permukaan
juga mencari celah untuk mengalir ke daerah yang lebih rendah.
Pemicu-pemicu ini sangat berpengaruh di laokasi penelitian, sehingga sangat
signifikan dilakukan kajian lapisan lapisan atau zona berpotensi tanah longsor dikawasan
ini untuk dilakukan pencegahan sebelum terjadinya bencana. Metode yang digunakan
adalah dengan menganalisa sifat kelistrikan dan magnetik lapisan bawah permukaan
(subsurface). Dengan metode listrik akan ditentukan variasi resistivitas bawah permukaan
dan metode magnetik akan ditentukan variasi respons medan magnetik (intensitas
magnetik) pada lokasi studi.
37
BAB 6
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Penelitian direncanakan akan dilaksakan selama 3 (tiga) tahun. Untuk tahun I
(petama), penelitian berlangsung dari bulan Februari-November 2017, kemudian untuk
tahun II (kedua) dilaksanakan dari bulan Februari-November 2018 dan untuk tahun II
(ketiga) dilakukan mulai Februari-November 2019. Secara lengkap bagan alir penelitian
(bagan tulang ikan) secara lengkap untuk tahun pertama dan kedua dapat dilihat pada
Gambar 6.1. Dimana untuk tahun kedua dan ketiga, agar diperoleh hasil atau model yang
detail dan lengkap sehingga akan menjadi acuan bagi pengambil kebijakan dalam
mengantisipasi terjadi berbagai dampak negatif, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan.
Pada tahap ini akan dilakukan verifikasi kontinu data geofisika dan pengukuran integrasi di
sekitar kawasan studi. Bagan alir penelitian secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 6.1.
Pada tahun II, dilakukan dengan Metode seismik (refraksi dan refleksi), merupakan
salah satu metode geofisika untuk mengetahui penampang struktur bawah permukaan,
merupakan salah satu metode untuk memberikan tambahan informasi yang diharapkan
dapat menunjang penelitian lainnya. Metode ini dapat menentukan kecepatan gelombang
seismik yang menjalar di bawah permukaan, didasarkan pada sifat penjalaran gelombang
yang mengalami refraksi dengan sudut kritis tertentu yaitu bila dalam perambatannya.
Gelombang tersebut melalui bidang batas yang memisahkan suatu lapisan dengan lapisan
yang di bawahnya yang mempunyai kecepatan gelombang lebih besar. Hal ini sanagt
unggul untuk dapat memisahkan antara batuan dasar dan bidang gelicir sebagai penciri
utama tanah longsor.
Pada tahun III, dilakukan dengan metode geomagnetic merupakan metoda
geofisika yang memanfaatkan sifat kemagnetan bumi. Akan diperoleh kontur yang
menggambarkan distribusi susceptibilitas batuan di bawah permukaan pada arah horizontal.
Dari nilai susceptibilitas selanjutnya dapat dipisahkan bidang batas batuan yang
mengandung sifat kemagnetan dan yang tidak. Sehingga sangat sesuai dengan dilakukan
untuk mendukung penelitian dan mendeteksi keberadaan titik-titik tanah longsor.
38
Gambar 6.1. Diagram Alir Rencana Penelitian untuk 3 tahun
Peta zona ber-potensi tanah longsor dengan metode integrasi)
Tahun 3
Tahun 2
Tahun 1
Data Administrasi
Data Geologi
Data Sekunder
Survey awal
Pengukuran Resistivitas
Interpretasi Data/Hasil
Data Sekunder
Data Pendukung
Data Geologi
Survey lanjutan
Pengukuran Seismik
Interpretasi Data/Hasil
Data fisis batuan
Data Sekunder
Analisa topografi
Pengukuran Res & Seis
Pengukuran Magnetik
Analisa model
Model Geolistrik
Indikator Model Seismik
Model Magnetik
39
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Investigasi Geofisika Untuk Mengidentifikasi
Kekuatan Tanah Bawah Permukaan Terhadap Gerakan Dan Beban Permukaan Sebagai
Pemicu Tanah Longsor Di Kawasan Banda Aceh - Aceh Jaya dapat diambil kesimpulan:
1. Variasi nilai resistivitas dan chargeabilitas (kedua parameter kelistrikan) yang
didapatkan di lokasi penelitian adalah berkisar antara <300 Wm dan chargeability <
70 ms (Gambar 5.5 - 5.9) dianggap sebagai batuan (tanah) asal (original soil).
2. Hasil interpretasi didapatkan stratigrafi atau litologi daerah penelitian yang dibagi
menjadi 2 (dua) lapisan, yaitu Lapisan 1 dengan nilai resistivity > 40 Wm dan
chargeability sekitar 1-4 msec, yang diinterpretasi sebagai alluivium (laterite soil)
yang terletak dibagian atas. Lapisan ini menimpa lapisan kedua yang di interpretasi
sevagai saturated sand clay/alluvium dengan nilai resistivitas sekitar 0-39 Wm dan
chargeability > 2 msec.
3. Berdasarkan hasil tersebut didapat lapisan batuan di lokasi penelitian dengan
komposisi lapisan batuan, yaitu tanah penutup (top soil), lapisan pasir lempungan,
lempung basah (alluvium).
4. Bidang gelincir di lokasi penelitian diindikasikan berupa lempung basah, dan arah
longsoran ke timur dan tipe gerakan translasi (translational slide).
7.2. Saran
Secara umum metode geolistrik yang digunakan telah berhasil menghasilkan model
dan memberi gambaran tentang struktur bawah permukaan dan dapat diinterpretasi
berdasarkan variasi karakteristik fisis, dan memberikan rekomendasi terkait dampak
kebencanaan yang ditimbulkan dari terdapatnya zona bidang gelincir (slip zone) lyang
merupakan penyebab terjadinya tanah longsor dan kerusakan lingkungan, serta berdampak
negatif bagi masyarakat. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik perlu dilakukan dengan
melihat parameter fisis lainya dengan berbagai metode seperti metode seismic, geomagnetic
40
dan lainnyayang ada di kawasan penelitian, serta teknik lain yang dapat saling melengkapi
dan mendukung atau memperbaiki yang sudah didapatkan. Selain itu, untuk mengetahui
lebih detil dan komprehensif jenis dan tebal lapisan batuan, maka perlu dilakukan
pengeboran untuk memperoleh sampel batuan. Sampel batuan dianalisis secara biasa, dan
dapat juga diuji di laboratorium mekanika tanah untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik
tanah, sehingga dapat digunakan untuk pemodelan gerakan tanah.
41
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, N.K., Osazuwa, I.B., dan Onugba, A., 2010., Detecting Municipal Solid Waste
Leachate Plumes Through Electrical Resistivity Survey And Physio-Chemical Analysis Of Groundwater Samples, Journal of American Science, V.6, n.8.
Alile, O.M., Jegede, S.I., dan Emekeme, R.E., 2010, Subsurface probe and hydrochemical analysis for the purpose of siting waste landfill, African Journal of Environmental Science and Technology Vol. 4(1) p. 001-005.
Baum R, Godt J, 2009, Early warning of rainfall-induced shallow landslides and debris flows in the USA. Landslides, Published online, doi: 10.1007/s10346-009-0177-0
Bennet, J.D., D.McC. Bridge, N.R. Cameron, A. Djunuddin, S.A.Ghazali, D.H. Jeffery, W.Kartawa, W. Keats, N.M.S. Rock, S.J Thomson and R. Wandoyo .1981.Geologic Map Of The Banda Aceh Quadrangle, Sumatra Scale 1:200.000.
Benson, R., Glaccum, R. dan Noel, M., 1983, Geophysical Techniques for Sensing Buried Waste and Waste Migration. Environ. Monitor. Syst. Lab., Off. Res. Develop., US Environ. Protect. Ag., Las Vegas, NV, Rep. 68-03-3050, V.114.
Caputo, M.C., De Carlo, L. Cassiani, G., dan Deiana, R., 2011, Electrical methods for monitoring a site potentially contaminated by landfill leachate, Geophysical Research, Vol. 13, EGU2011-13332.
Ebraheem, A.M., 1996, Evaluation and Management of Groundwater Resources in the Area West of Assiut City, Western Desert, Egypt. Bull. Fac. Sci., Assiut Univ., Assiut, 25, No. 1-F, p.19 - 44.
Godt J W, Baum R L, Lu N., 2009, Landsliding in partially saturated materials. Geophysical Research Letters, 36, 1-5, doi:10.1029/2008GL035996.
Guzzetti F, Peruccacci S, Rossi M, Stark CP., 2008, The rainfall intensity-duration control of shallow landslides and debris flows: an update. Landslides 5:3-17, doi: 10.1007/s10346-007-0112-1
Hayashi K, Wakai A, Tanaka N and Abe S (2011). Risk evaluation method for earthquake-triggered landslide enhanced by cooperation of topographical-geological analysis and finite element analysis, Japan. Journal of the Japan Landslide Society vol. 48, no. 1, pp. 1-11.
Hughes, L., Figgins, S. and Tinlin, R., 1989, The Use of Electrical Geophysics in Groundwater Exploration and Mapping Groundwater Contamination. In: Proc. Exploration, 87. Ont. Geol. Surv., Spec., 3.
Ibrahim,H.A; El-Hussaini, A.H., Ebraheem, A.M. and Ebraheem, M.O., 1998, Application of Surface Earth Resistivity (ER) and Self-Potential (SP) for Ground Water Exploration and Contamination in the Area West of Assiut City Egypt. Bull. Fac. Sci., Assiut Univ., Assiut, 27, No. 2-F, p.227-252.
Khasbaatar B, Muranaka, R, Maruyama K, Hanaoka M (2009). A study of causative factors for landslides induced by the Mid-Niigata Prefecture Earthquake of 2004, Japan. Journal of the Japan Landslide Society vol. 45, no. 6, pp. 428-434.
42
Kompas, 2014, Longsor Aceh Bukan Semata karena Pembalakan Liar, http://regional.kompas.com/read/2014/11/08/06045351/Longsor.Aceh.Bukan.Semata.karena.Pembalakan.Liar, di akses tgl 28 Januari 2016
Kosaka, 2000, Evaluating landslide deposits along the Tsurukawa fault zone, Japan, using magnetic susceptibility, Bulluetin of Engineering and Geological Environmental, 58 : 179–182, Springer-Verlag
Loke, M.H., 1999, Electrical imaging surveys for environmental and engineering studies, Technical Notes.
Medan bisnis, 2012, 75 Titik Jalan Banda Aceh - Calang Rawan Longsor http://www.medanbisnisdaily.com/news/arsip/read/2012/06/18/83419/75-titik-jalan-banda-aceh-calang-rawan-longsor/, di akses tgl 28 Januari 2016
Nordiana, M.M., Syukri, M., Rosli Saad, Marwan, and Nur Aminuda Kamaruddin, 2014, The Identification of Fault Zones in Krueng Raya, Aceh Besar (Indonesia) Using Magnetic Method, The Electronic Journal of Geotechnical Engineering (ISSN 1089- 3032) Vol. 19 [2014], Bund A, pp.1 –9.
Pellerin, L., 2002, Applications of Electrical and Electromagnetic Methods for Environmental and Geotechnical Investigations, Surveys in Geophysics, V. 23, p.101-132.
Piegari E, Cataudella V, Di Maio R, Milano L, Nicodemi M (2006a) A cellular automaton for the factor of safety field in landslides modeling. Geophysical Research Letters 33:L01403-L01406, doi:10.1029/2005GL024759
Piegari E, Cataudella V, Di Maio R, Milano L, Nicodemi M (2006b) Finite driving rate and anisotropy effects in landslide modeling. Physical Review E 73:026123-026129
Sandberg, S.K ,. Slater, L.D, dan Versteeg, R., 2002, An integrated geophysical investigation of the hydrogeology of an anisotropic unconfined aquifer, Journal of Hydrology, V. 267, p. 227–243
Sebaq, A.S.A. 2000, Application of Surface Geoelectrical Methods for the Delineation of Groundwater Pollution in the Area Northwest of Assiut City (Beni Ghalib). M. Sc. Thesis, Assiut Univ. Egypt.
Sorbino G (2005) Numerical modelling of soil suction measurements in pyroclastic soils. In: Tarantino Romero Cui (Ed.), Int. Symp. “Advanced experimental unsaturated soil mechanics”. Taylor and Francis Group, London, 541-547.
Sugimoto, T., Kazuo Kawasaki, and Hideo Sakai, 2014, Use of magnetic surveying in landslide analysis at the boundary between the granite region and the green tuff region in southwestern Toyama Prefecture, Journal of Natural Disaster Science, Volume 35, Number 2, 2014, pp55-66.
Syukri, M., Rosli Saad, and Marwan, 2013, Leachate Migration Delineation Using 2-D Electrical Resistivity Imaging (2-DERI) at Gampong Jawa, Banda Aceh, The Electronic Journal of Geotechnical Engineering (ISSN 1089- 3032), Vol. 18 [2013], Bund G, pp.1505 – 1510.
43
Syukri, M., Zul Fadhli, and Rosli Saad, 2014, Utilizing 2-D Resistivity Method for Seawater Intrusion Study at Benteng Kuta Lubok, Aceh-Indonesia, The Electronic Journal of Geotechnical Engineering (ISSN 1089- 3032) Vol. 19 [2014], Bund A, pp.165 –174.
Syukri, M., Rosli Saad, M.M. Nordiana, and I. N. Azwin, 2014, Preliminary Study of Sumatera Fault Using 2-D Resistivity Imaging Method, The Electronic Journal of Geotechnical Engineering (ISSN 1089- 3032) Vol. 19 [2014], Bund D, pp.971 – 979.
Syukri, M., M.M. Nordiana , Rosli Saad , Marwan , and Nur Aminuda Kamaruddin, 2014, Magnetic Method Used In Geothermal Exploration in Ie-Seu’um, Aceh Besar (Indonesia), The Electronic Journal of Geotechnical Engineering (ISSN 1089- 3032) Vol. 19 [2014], Bund J, pp.2149 – 2157.
Syukri, M., Nur Aminuda Kamaruddin, and Rosli Saad, 2014, The Application of Induced Polarization and Chargeability for Geothermal Fluid in Volcanic Area, Northern Sumatra, The Electronic Journal of Geotechnical Engineering (ISSN 1089- 3032) Vol. 19 [2014], Bund K, pp.2411 – 2417.
Syukri, M and Rosli Saad, 2014, Mapping Leachate Flow Using 2-DERT at Gampong Jawa Dumpsite Area, Banda Aceh (Indonesia), The Electronic Journal of Geotechnical Engineering (ISSN 1089- 3032) Vol. 19 [2014], Bundle Z2, pp.9889 – 9895.
Syukri, M., Marwan, Rini Safitri, and Rosli Saad, 2015, Delineation of Potentially Contaminated Zones by Electrical Resistivity Method in Aceh Besar, Indonesia, The Electronic Journal of Geotechnical Engineering (ISSN 1089- 3032) Vol. 20 [2015], Bundle 22, pp.12195 – 122012.
Syukri, M., Marwan, and Rosli Saad, 2015, Resistivity and Magnetic Response of Seulawah Agam Geothermal System, 8Th International Conference on Geological and Geo-Resources Engineering (IC-GeoE 2015) and 7th Mineral Symposium (SIMPOMIN 2015) 29-30 September 2015, Penang Malaysia
TDMRC, 2014, Peneliti Geohazard Aceh Survey Kawasan Longsor Barat-Selatan dan Tengah Aceh, http://tdmrc.unsyiah.ac.id/id/peneliti-geohazard-aceh-survey-kawasan-longsor-barat-selatan-dan-tengah-aceh.jsp, di akses tgl 26 Januari 2016
Telford, W.M, Geldart, L.P., and Sheriff, R.E., 1990, Applied Geophysics 2nd Edition. Toshihide SUGIMOTO, T., KAWASAKI, K., and SAKAi, H., 2014, Use of magnetic
surveying in landslide analysis at the boundary between the granite region and the green tuff region in southwestern Toyama Prefecture, Journal of Natural Disaster Science, Volume 35, Number 2, 2014, pp55-66.
Tamura K, Uchida T, Suzuki T, Terada H, Kurihara J (2008). Public Works Research Institute materials,Mountain stream extraction manual for potentially deep-seated landslide occurrence (draft) vol. 4155.
Uchida T, Yokoyama O, Suzuki R, Tamura K, Ishizuka T (2011). New method for assessing deep catastrophic landslide susceptibility. International Journal of Erosion Control Engineering vol. 4, no. 2, pp. 32-42.
44
LAMPIRAN 1 Artikel Ilmiah
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
LAMPIRAN 2 Foto-Foto Kegiatan
68
.
Gambar L1. Pengaturan (setting) alat resistivity-meter sebelum melakukan akuisisi data lapangan.
69
Gambar L2. Pemasangan elektroda di kawasan rawan longsor.
70
Gambar L3. Proses pengukuran atau akusisi data di lapangan.
Gambar L4. Pengambilan koordinat (lokasi) titik pengukuran dengan GPS.
71
Gambar L5. Tim penelitia yang terdiri dari dosen, laboran, tenaga lapangan, dan mahasiswa.
72
LAMPIRAN 3 Personalia Penelitian
73
Biodata Ketua Peneliti
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Muhammad Syukri, M.T 2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala 3 Jabatan Struktural Pembantu Dekan I 4 NIP 197005181994121001 5 NIDN 0018057003 6 Tempat dan Tanggal Lahir Medan, 18 Mei 1970 7 Alamat Rumah Jl. Mereubo. No.1 Darussalam 23111
Banda Aceh 8 Nomor Telepon/Faks 0651-7551813 9 Alamat Kantor Jl. Syekh Abdur rauf no.1 Darussalam 23111
Banda Aceh 10 Nomor Telepon/Faks 0651-7551831 11 Alamat e-mail [email protected] 12 Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 25 S-2=0 S-3=0 13 Mata Kuliah yg diampu 1. Listrik Magnet 2. Pengantar Geofisika
3. Geofisika Rekayasa dan Lingkunga 4. Termodinamika -
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3 Nama Perguruan Tinggi ITS ITB USM Bidang Ilmu Fisika Geofisika Terapan Geofisika Tahun Masuk 1986 1996 2001 Tahun Lulus 1993 1998 2006
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
Penelitian yang pernah dilakukan selama 5 tahun terakhir No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Keterangan 1. 2016 Investigasi Terintergrasi Metode
Geolistrik Dan Geomagnetik Untuk Zona Berpotensi Terkontaminasi (Potentially Contaminated Zone) Di Kawasan Aceh Besar: Suatu Pendekatan Mitigasi Bencana Tahun ke-2
Penelitian Hibah Bersaing (DIKTI)
74
2. 2015 Investigasi Terintergrasi Metode Geolistrik Dan Geomagnetik Untuk Zona Berpotensi Terkontaminasi (Potentially Contaminated Zone) Di Kawasan Aceh Besar: Suatu Pendekatan Mitigasi Bencana
Penelitian Hibah Bersaing (DIKTI)
3. 2014 Penguatan Mitigasi Bencana Di Aceh: Studi Karakteristik Dispall (DistributionPattern Of Liquid Leachate ) Berdasarkan Sifat Konduktivitas Listrik Bawah Permukaan (Subsurface)
Penelitian Hibah Bersaing (DIKTI)
-
4 2013 Penguatan Mitigasi Bencana Di Aceh: Studi Karakteristik Dispall (DistributionPattern Of Liquid Leachate ) Berdasarkan Sifat Konduktivitas Listrik Bawah Permukaan (Subsurface)
Penelitian Hibah Bersaing (DIKTI)
-
5 2013 Pengembangan Teknik Fitoremediasi Berbasis TENORM (Technologically Enhanced Naturally Occuring Radioactive Material) untuk Analisis Potensi dan Resiko Bencana yang Berasal dari Limbah di Kawasan Industri Migas Aceh Utara.
Penelitian Unggulan Perguruan
Tinggi (UPT) (DIKTI)
-
6 2012 Analisis Vulkanik Hazard Teliti Melalui Model Difusi Adveksi Berdasarkan Kajian Geologi Dan Deformasi Di Gunungapi Seulawah Agam
Penelitian Unggulan PT
(DIKTI)
-
7
2011 Aspek Teoritik Pembangkitan Gelombang Ekstrim di Laboratorium Hidrodinamika
Penelitian Fundamental
(DIKTI)
-
75
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat 5 Tahun Terakhir
Pengabdian kepada masyarakat yang pernah dilakukan selama 5 tahun terakhir No. Tahun Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp) - - - - -
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal 1. 2013 Leachate Migration Delineation
Using 2-D Electrical Resistivity Imaging (2-DERI) at Gampong Jawa, Banda Aceh
Vol. 18 [2013], Bund G, pp.1505 – 1510.
The Electronic Journal of Geotechnical Engineering (ISSN 1089-3032) Indexed by • Scopus
2. 2013 Water Table Delineation for Leachate Identification using 2-D Electrical Resistivity Imaging (2-DERI) and Seismic Refraction at Gampong Jawa, Banda Aceh
Vol. 18 [2013], Bund H, pp.1529 – 1535.
The Electronic Journal of Geotechnical Engineering (ISSN 1089-3032) Indexed by • Scopus
3. 2014 The Identification of Fault Zones in Krueng Raya, Aceh Besar (Indonesia) Using Magnetic Method
Vol. 19 [2014], Bund A, pp.1 – 9.
The Electronic Journal of Geotechnical Engineering (ISSN 1089- 3032) Indexed by • Scopus
4. 2014 Seulimum Fault Verication Using 2-D Resistivity Imaging
Vol. 19 [2014], Bund A, pp.91 – 100.
The Electronic Journal of Geotechnical Engineering (ISSN 1089- 3032) Indexed by • Scopus
76
5. 2014 Utilizing 2-D Resistivity Method for Seawater Intrusion Study at Benteng Kuta Lubok, Aceh-Indonesia
Vol. 19 [2014], Bund A, pp.165 – 174.
The Electronic Journal of Geotechnical Engineering (ISSN 1089- 3032) Indexed by • Scopus
6. 2014 Preliminary Study of Sumatera Fault Using 2-D Resistivity Imaging Method
Vol. 19 [2014], Bund D, pp.971 – 979.
The Electronic Journal of Geotechnical Engineering (ISSN 1089- 3032) Indexed by • Scopus
7. 2014 Magnetic Method Used In Geothermal Exploration in Ie-Seu ‘Um, Aceh Besar (Indonesia)
Vol. 19 [2014], Bund J, pp.2149 – 2157.
The Electronic Journal of Geotechnical Engineering (ISSN 1089- 3032) Indexed by • Scopus
8. 2015 Delineation of Potentially Contaminated Zones by Electrical Resistivity Method in Aceh Besar, Indonesia
Vol. 20 [2015], Bundle 22, pp.12195 – 122012.
The Electronic Journal of Geotechnical Engineering
9. 2016 Investigation of Shallow Structures as The Pathway of Oil Seep in The Alue Punoe Village, Bireuen District, Aceh Province, Indonesia
(ISSN: 2088-9860),Vol 5 (2), p.69-74,
Aceh International
Journal of Science and Technology
(AIJST), 10. 2016 Exploring Seulimeum Fault In
Aceh, Indonesia Using Magnetic Method
(eISSN 2180–3722), 78: 8–5 (2016) pp.89–95
Jurnal Teknologi,
77
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan
Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat 1. Semirata FMIPA
Banjarmsin Studi Struktur Bawah Pemukaan Pada Zona Sesar Dengan Metode Magnetotellurik
2011, Banjarmasin
2. Annual International Conference, Unsyiah, Banda Aceh
Geoelectrical characterization for liquifaction at Coastal Zone in South Aceh.
2011, Banda Aceh
3. The 2nd Annual International Conference, Unsyiah, Banda Aceh
Numerical Simulation for Scenario Based Volcanic Hazard Assesment (VHA) at Seulawah Agam Volcano, Aceh, Sumatera
2012, Banda Aceh
4. Seminar Nasional Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Berbasis Masyarakat Menuju Hutan Aceh Berkelanjutan, Unsyiah
Hubungan Kualitas Fisis Air Sungai Krueng Aceh Dengan Intensitas Hujan
2013, Banda Aceh
5. Seminar Nasional Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Berbasis Masyarakat Menuju Hutan Aceh Berkelanjutan, Unsyiah
Analisa Kekeruhan Dan Kandungan Sedimen Dan Kaitannya Dengan Kondisi Das Sungai Krueng Aceh
2013, Banda Aceh
G. Pengalaman Penulisan Buku Dalam 5 Tahun Terakhir
Buku yang pernah diterbitkan selama 5 tahun terakhir No. Tahun Judul Buku Jumlah
Halaman Penerbit
- - - - -
78
H. Pengalaman Perolhan Haki Dalam 5-10 Tahun Terakhir
Judul HKI yang pernah diterbitkan 5-10 tahun terakhir. No. Tahun Judul/Tema HAKI Jenis No. P/ID - - - - -
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5 Tahun Terakhir
Judul HKI yang pernah diterbitkan 5-10 tahun terakhir. No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial
Lainnya yang Telah Diterapkan
Tahun
Tempat Penerapan
Respons Masyarakat
- - - - -
J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun
- - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat
dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan hibah Penelitian
Unggulan Perguruan Tinggi.
Darussalam, 8 November 2017
Pengusul,
(Dr. Muhammad Syukri, MT)
79
Biodata Anggota Peneliti 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Marwan M.T L 2 Jabatan Fungsional Lektor 3 Jabatan Struktural Staf Pengajar 4 NIP 197112311998021003 5 NIDN 0001017121 6 Tempat dan Tanggal Lahir Sigli, 31 Desember 1971 7 Alamat Rumah Kompleks Perumahan Dosen MIPA, Desa
Lambitra, Kec. Darussalam, Kab. Aceh Besar 8 Nomor Telepon/Faks 0651-7551813 9 Alamat Kantor Jl. Syekh Abdur rauf no.1 Darussalam 23111
Banda Aceh 10 Nomor Telepon/Faks 0651-7551831 11 Alamat e-mail [email protected] 12 Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 25 S-2=0 S-3=0 13 Mata Kuliah yg diampu
1. Fisika dasar 1. Metode Elektromagnetik 3. Geofisika Rekayasa dan Lingkungan 4 Geofisika Laut -
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3 Nama Perguruan Tinggi Unsyiah ITB Bidang Ilmu Fisika Geofisika Terapan Tahun Masuk 1992 1996 Tahun Lulus 1998 1998 Judul Skripsi/Tesis/ Disertasi
Analisis harmonis pasang surut air laut di Krueng Raya dengan menggunakan metode Least Square
Interpretasi sistem hidrotermal berdasarkan resistivitas 2D hasil inversi MT 2D Data CSAMT Gunung Tangkuban Parahu
Nama Pembimbing/ Promotor
Prof. Syamsul Rizal
Dr. Alamta Singarimbun
80
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
Penelitian yang pernah dilakukan selama 5 tahun terakhir No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp) 1 2009 Prediksi Fault Sumatera dengan
Metode Deterministik Hibah Bersaing 50.000.000,-
2 2012 Metode VLF untuk pemantauan bahaya tanah longsor Desa Paya Ateuk, Pasi Raja, Kab. Aceh Selatan
BOPTN 50.000.000,-
3 2013 Penguatan mitigasi bencana di aceh: studi karakteristik dispall (distribution pattern of liquid leachate ) berdasarkan sifat konduktivitas listrik bawah permukaan (subsurface)
APBN 68.720.000,-
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat 5 Tahun Terakhir
Pengabdian kepada masyarakat yang pernah dilakukan selama 5 tahun terakhir No. Tahun Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp) - - - - -
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir
Artikel ilmiah yang pernah diterbitkan selama 5 tahun terakhir No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal 1 2013 Leachate Migration Delineation
using 2-D Electrical Resistivity (2-DERI) at Gampong Jawa, Banda Aceh
Vol. 18 [2013], Bund. G
EJGE
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan
Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
81
1 AIWEST-DR 2009 Developing Scenario Based on Seismic Hazard Assessment for Sumatera Island,
2009, Banda Aceh
2 FMIPA Universitas Tanjung Pura
Penerapan persamaan geotermometer empiris untuk perhitungan suhu reservoar air panas Jaboi, Sabang
2004, Pontianak
3 Seminar Energi dan Manajemen, FT Unsyiah
Penyebaran temperatur pada lapangan panas bumi Jaboi berdasarkan pengukuran radiasi termal
2003, Banda Aceh
G. Pengalaman Penulisan Buku Dalam 5 Tahun Terakhir
Buku yang pernah diterbitkan selama 5 tahun terakhir No. Tahun Judul Buku Jumlah
Halaman Penerbit
- - - - -
H. Pengalaman Perolhan Haki Dalam 5-10 Tahun Terakhir
Judul HKI yang pernah diterbitkan 5-10 tahun terakhir. No. Tahun Judul/Tema HAKI Jenis No. P/ID - - - - -
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5
Tahun Terakhir
Judul HKI yang pernah diterbitkan 5-10 tahun terakhir. No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial
Lainnya yang Telah Diterapkan
Tahun
Tempat Penerapan
Respons Masyarakat
- - - - -
J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun
- - - -
82
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat
dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan hibah Penelitian
Unggulan Perguruan Tinggi
Darussalam, 8 November 2017
Anggota Pengusul,
(Marwan, MT)
83
Biodata Anggota Peneliti 2 A. IDENTITAS DIRI
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Rini Safitri, M.Si
2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
3 NIP 1970042519951220001
4 NIDN 00250470002
5 Tempat dan Tanggal Lahir Banda Aceh/ 25 April 1970
6 Alamat Rumah Jl. Mereubo no 1 Darussalam Banda Aceh
Hp. +6281377437000
7 Nomor Telepon/Faks -
8 Nomor HP 081377437000
9 Alamat Kantor Jl. Tgk Syeh Abdurrauf, Darussalam, 23111
Banda Aceh.
10 Nomor Telepon/Faks 0651-7551831
11 Alamat e-mail [email protected],id
12 Lulusan yang telah dihasilkan S1 = 18 orang
13 Mata Kuliah yg diampu
1. Fisika Inti
2 Fisika Kesehatan
3. Fisika Reaktor
4. Biofisika
5.Fisika Lingkungan
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
Program: S-1 S-2 S-3 Nama PT Unsyiah ITB ITB Bidang Ilmu Fisika Fisika Matematika
Terapan Tahun Masuk 1989 1995 2003 Tahun Lulus 1994 1997 2008 Judul Skripsi/ Tesis/Disertasi
Tinjauan Teori Dasar Pemompaan Secara Optik Terhadap Rubidium Dengan Menggunakan
Penenentuan Dosis Kedalaman Foton dari 60Co didalam jaringan dengan menggunakan
Nd Doped Silica Fibre And Their Thermoluminescent Response To Ionizing Radiation
84
Pendekatan Pemahaman Model Vektor Semiklasik
Simulasi Monte Carlo
Nama Pembimbing/ Promotor
Dr. Adli, M.Si Dr. Sutrisno Prof. Ahmad Shukri Mustafa Kamal dan Prof Mohammad Suhaimi Jaafar
C. PENGALAMAN PENELITIAN Penelitian yang pernah dilakukan selama 5 tahun terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp)
1 2013 Pengembangan Teknik Fitoremediasi Berbasis TENORM (Technologically Enhanced Naturally Occurring Radioactive Material) untuk Analisis Potensi dan Risiko Bencana yang Berasal dari Limbah di Kawasan Industri Migas Aceh Utara
Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi
50,00
2
2009 Pendeteksian paparan radon (222Rn) pada tanah di seluruh kawasan Aceh yang dilanda Tsunami 2004 untuk mengantisipasi dampak negatif pada kesehatan masyarakat
Penelitian Publikasi dan
Kerjasama Internasional
(DIKTI)
50,00
3 2002 Efektivitas Penggunaan Sumber Radiasi Neutron Radium-Berilium pada Perkecambahan Biji Jagung
PPD-HEDS 5.00
D. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Pengabdian kepada masyarakat yang pernah dilakukan selama 5 tahun terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp)
- - - - -
E. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL Artikel ilmiah yang pernah diterbitkan selama 5 tahun terakhir
No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal 1 2013 Identifikasi kandungan Radon
(Rn-222) pada bahan Bangunan Batu Bata di Kawasan Aceh Besar
Vol. 01, No. 02 Juli 2013
Jurnal Teori dan Aplikasi
85
2 2012 Analysis Output Tolerance Limits X-ray Machine Diagnostic (Case study in ne of the General Hospital in Banda Aceh)
Vol. 12, No. I, 2012
Jurnal Natural
3 2010 Kajian Irradiasi Sinar Gamma (Co-60) pada Sistem Pengawetan Makanan
Vol 13, No2, Juli 2010
Jurnal SIGMA, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Jogjakarta
F. PENGALAMAN PENYAMPAIAN PEMAKALAH SECARA ORAL PADA PERTEMUAN/ SEMINAR ILMIAH 5 TAHUN TERAKHIR No. Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan Tempat
1 International Conference on the Sources, Effects and Risks of Ionizing Radiation
Roots as a Medium for Measuring TENORM Radiation Around The Gas Industry Area
Denpasar , Bali (2013)
2 The Annual International Canference Syiah Kuala Universit (AIC)
Analysis of TENORM using Phytoremidation Technics in the Enviromental Gas Industry
Unsyiah (2012)
3 12th Asia-Oceania Congress of Medhical Physics (AOCOMP) 10th South-East Asian Congress of Medical Physics (SEACOMP)
Study of Dose Response from Nd doped Silica Thermoluminesence Dosimeter (TLD) in Radiotherapy treatment
Chiang Mai, Thailand ( 2012)
3 The Annual International Canference Syiah Kuala Universit (AIC)
Analysis Quality Control (QC) on CT Scan in RSUZA Banda Aceh an effort to get the best quality in image
Unsyiah (2011)
4
Seminar dan Rapat Tahunan MIPA
DISAIN RUANG RADIOLOGI YANG BERPEDOMANPADA KAEDAH PROTEKSI RADIASI (Suatu survei yang dilakukan pada beberapa instalasi Radiologi di Banda Aceh)
Banjarmasin (2011)
5 Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan VI
Pengujian Respon Dosis Radiasi Ionisasi dari Nd Silika Terdop sebagai
PTKMR Batan (2010)
86
Material Thermoluminesen Dosimeter
6
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan
Lingkungan VI
Pengujian Respon Dosis Radiasi Ionisasi dari Nd Silika Terdop sebagai Material Thermoluminesen Dosimeter
PTKMR Batan (2010)
7 The 3th Asean Physics Simposium,
Energy Response of Nd-doped Silica Fibre in the Diagnostic Energy Range
ITB (2009)
8 Semirata, BKS PTN Wilayah Barat
Dose Measurement in Chest Phantom
UNSYIAH (2009)
9 ICONES, Unsyiah Characteristics of Nd-doped Silica Fibre as a New Generation TL-Dosimeter that Used for Ionization Radiation
UNSYIAH (2009)
10 Procceding Medical Physics Seminar – Malaysia
Analysis of the Glow Curve Characteristics of Nd Doped Silica Fibre TL Dosimeters
Kuala Lumpur 2007
11 Proceeding, Presented at: The 2006 Biophysics Seminar and 4th SEACOMP
Determination of Percentage Depth Dose for Electron Beams Using Nd Doped Silica Fibre.
Kuantan 2006
12 The 2006 Biophysics Seminar and 4th SEACOMP, 7-11 November 2006, Depok, Indonesia.
Determination of Percentage Depth Dose for Electron n Beams Using Nd Doped Silica Fibre.
Universitas Indonesia (2006)
G. PENGALAMAN MERUMUSKAN KEBIJAKAN PUBLIK/REKAYASA SOSIAL LAINNYA Judul rumusan kebijakan/rekayasa sosial lainnya yang pernah dbuat/ditemukan selama 5 tahun terakhir:
No. Tahun Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah Diterapkan
Tempat Penerapan
Respons Masyarakat
- - - - -
87
J. PENGHARGAAN YANG PERNAH DIRAIH DALAM 10 TAHUN TERAKHIR (DARI PEMERINTAH, ASOSIASI ATAU INSTITUSI LAINNYA)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun 1. Satyalancana Karya Satya Presiden RI
2011
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata
ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
Hibah Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi.
Banda Aceh, 8 November 2017 Anggota Pengusul,
(Dr. Rini Safitri, M.Si)