ipa smk kelas_xia_1_limbah_dan_sampah
DESCRIPTION
Ipa Kelas X SMKTRANSCRIPT
1
IPA SMK KELAS XIA
By: Ir. Purwo Sutanto
BAB I
LIMBAH DAN SAMPAH
Standar Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungannya
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi limbah
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini,
1. Siswa dapat mendefinisikan pengertian limbah.
2. Siswa dapat menyebutkan karakteristik limbah dan faktor yang memengaruhi kualitas limbah.
3. Siswa dapat menjelaskan macam-macam limbah.
4. Siswa dapat menjelaskan sumber-sumber penghasil sampah.
5. Siswa dapat menjelaskan macam-macam contoh limbah padat, cair dan gas beserta
sumbernya.
6. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat fisik, kimia dan biologi suatu limbah.
7. Siswa dapat menjelaskan limbah berbahaya dan beracun serta limbah industri beserta
sumbernya.
A. Limbah dan Sampah
Menurut ketentuan umum UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Limbah berbeda
dengan sampah. Menurut UU No. 18, tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Dari
kedua pengertian ini, maka limbah memiliki cakupan lebih luas, dan sampah merupakan
bagian dari cakupan limbah ini. Dapat juga dikatakan sampah adalah limbah padat. Dalam
pembicaraan berikutnya tidak dibedakan secara kusus antara istilah limbah dan sampah.
Penghasil sampah adalah setiap orang dan/atau akibat proses alam yang menghasilkan
timbulan sampah. Limbah dan sampah dapat memengaruhi kualitas lingkungan hidup, oleh
karena itu perlu pengelolaan. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis,
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Mekanisme pengelolaan sampah telah diatur secara spesifik dalam UU No. 18, tahun 2008,
sedang pengelolaan limbah diatur dalam UU No. 32 tahun 2009, dan juga peraturan lain
seperti peraturan pemerintah, Permen, dan Perda.
1. Kualitas Limbah
Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah sangat merugikan bagi
kita semua, sehingga perlu penanganan limbah yang serius. Tingkat bahaya keracunan
yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada karakteristik limbah. Kualitas limbah
menunjukkan spesifikasi limbah yang diukur dari kandungan pencemar dalam limbah.
Kandungan pencemar dalam limbah terdiri dari berbagai parameter. Semakin sedikit
parameter dan semakin kecil konsentrasi, menunjukkan peluang pencemar terhadap
lingkungan semakin kecil.
Limbah yang diproduksi pabrik berbeda satu dengan yang lain, masing-masing
memiliki karakteristik tersendiri pula. Karakteristik ini diketahui berdasarkan
parameternya. Apabila limbah masuk ke dalam lingkungan, ada beberapa kemungkinan
yang diciptakan. Kemungkinan pertama, lingkungan tidak mendapat pengaruh yang
berarti; kedua, ada pengaruh perubahan tapi tidak menyebabkan pencemaran; ketiga,
memberi perubahan/pengaruh dan menimbulkan pencemaran.
Tidak memberi pengaruh terhadap lingkungan karena volume limbah kecil dan
parameter pencemar yang terdapat di dalamnya sedikit dengan konsentrasi kecil. Karena
itu andaikata masuk pun dalam lingkungan ternyata lingkungan mampu menetralisirnya.
Ada berbagai bahan pencemar yang menimbulkan perubahan kualitas lingkungan namun
tidak menimbulkan pencemaran, Artinya : lingkungan itu memberikan toleransi terhadap
perubahan serta tidak menimbulkan dampak negatip.
Kualitas limbah dipengaruhi berbagai faktor, yaitu : volume air limbah, kandungan
bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Penetapan standar kualitas limbah
2
harus dihubungkan dengan kualitas lingkungan. Kualitas lingkungan dipengaruhi berbagai
komponen yang ada dalam lingkungan itu seperti kualitas air, kepadatan penduduk, flora
dan fauna, kesuburan tanah, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain.
Adanya perubahan konsentrasi limbah menyebabkan terjadinya perubahan
keadaan badan penerima. Semakin lama badan penerima dituangi limbah, semakin tinggi
pula konsentrasi bahan pencemar di dalamnya. Pada suatu saat badan penerima tidak
mampu lagi memulihkan keadaannya. Zat-zat pencemar yang masuk sudah terlalu banyak
dan mengakibatkan tidak ada lagi kemampuannya menetralisirnya. Atas dasar ini perlu
ditetapkan batas konsentrasi air limbah yang masuk dalam lingkungan badan penerima.
Dengan demikian walau dalam jangka waktu seberapa pun lingkungan tetap
mampu mentolerirnya. Toleransi ini menunjukkan kemampuan lingkungan untuk
menetralisasi ataupun mengeliminasi bahan pencemaran sehingga perubahan kualitas
negatif dapat dicegah. Dalam hal inilah perlunya batasan-batasan konsentrasi yang disebut
dengan standar kualitas limbah.
Pada jangka waktu yang cukup jauh akan timbul kesulitan menetapkan perubahan
kualitas, karena periode waktu yang demikian jauh. Dengan konsentrasi limbah tertentu,
tidak terjadi perubahan kualitas lingkungan. Artinya perubahan kualitas lingkungan tidak
muncul dalam waktu relatif pendek bila hanya berdasarkan standar kualitas limbah.
Perubahan hanya dapat dipantau pada masa-masa 20 atau 25 tahun yang akan datang.
Dengan demikian maka standar kualitas lingkungan perlu ditetapkan sebagai bagian dari
penetapan kualitas limbah. Sebagai air limbah diukur dengan parameter standar kualitas
limbah dan sebagai badan penerima diukur dengan standar kualitas lingkungan.
2. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kualitas Limbah
Kualitas limbah dapat diukur pada dua tempat yaitu, pada titik sebelum dan sesudah
bercampur dengan badan penerima. Penetapan kualitas limbah ini perlu mendapat
penegasan karena beberapa hal yang mendasari yaitu: bila limbah tidak dibuang ke tempat
umum, dibuatkan tempat tersendiri dan tidak bercampur dengan badan penerima.
Biasanya hal seperti ini terjadi untuk limbah air.
Faktor yang memengaruhi kuantitas dan kualitas limbah adalah :
a. Volume
Air Kualitas limbah ditentukan dari banyaknya parameter dalam limbah dan
konsentrasi setiap parameter. Semakin banyak volume air yang bercampur dengan
limbah semakin kecil konsentrasi pencemar. Badan penerima yang menerima limbah
sering tidak mendapat pengaruh.
b. Kualitas Air
Badan penerima mengandung
bahan/senyawa tertentu sebelum
menerima buangan. Kualitas tersebut
menetapkan arah penggunaan air.
Adanya bahan pencemar yang sama,
tidak akan memengaruhi konsentrasi
bahan dalam air penerima. Tetapi bila
konsentrasi bahan pencemar dalam
limbah lebih besar dari konsentrasi
bahan pencemar dalam badan penerima
(kemungkinan juga tidak ada), maka
konsentrasi bahan pencemar setelah
bercampur akan menjadi lebih kecil.
Sejauh mana konsentrasi tersebut dapat
ditoleransi sesuai dengan standar kualitas
lingkungan agar kualitas lingkungan
tidak mengalami perubahan sebagai yang
telah distandarkan.
3
c. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk dalam
suatu lokasi tertentu turut memengaruhi
tingkat pencemaran lingkungan. Hal ini
dikaitkan dengan tingkat kesadaran
penduduk dalam memelihara lingkungan
yang sehat dan bersih. Buangan air rumah
tangga, padatan berupa sampah yang
dibuang ke sungai, air cucian kamar mandi
maupun buangan tinja akan memengaruhi
tingkat kandungan BOD, COD dan bakteri
coli dalam air sungai. Semakin padat
penduduk suatu lingkungan semakin
banyak limbah yang harus dikendalikan.
e. Lingkungan
Lingkungan seperti hutan, perkebunan, peternakan, alam yang luas memengaruhi
kondisi badan penerima. Dalam keadaan tertentu badan-badan pencemar akan
ternetralisasi secara alamiah. Lintasan air sungai yang panjang dengan turbulensi yang
keras akan memengaruhi tingkat penyerapan oksigen ke dalam air. Adanya sinar
matahari yang langsung masuk dalam badan penerima terjadi fotosintesis hingga
sejumlah bakteri tertentu akan terancam. Adanya tumbuhan tertentu dalam badan
penerima akan menetralisasi senyawa pencemar sebab sesuai dengan kondisi
pertumbuhan. Phosphat dalam air buangan menyuburkan tumbuh-tumbuhan tertentu,
tapi tumbuhan itu sendiri akan merusak lingkungan.
f. Frekuensi Pembuangan Limbah
Limbah dari suatu pabrik ada kalanya tidak tetap volumenya. Untuk beberapa pabrik
tertentu limbah airnya mengalir dalam jumlah yang sama setiap hari, tetapi ada lain
yang mengalirkan limbah pada jam-jam (waktu) tertentu bahkan pada satu minggu atau
satu bulan. Bercampurnya limbah air pada jumlah yang berbeda-beda mengakibatkan
konsentrasi bahan pencemar pada badan penerima bervariasi. Kondisi ini menunjukkan
bahwa standar kualitas lingkungan juga mengalami perubahan sesuai dengan limbah
yang diterima.
3. Macam-macam Limbah dan Sampah
Berdasar sifat alamiahnya, limbah
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Limbah organik, yaitu limbah yang berasal
dari makhluk hidup atau bagian dari makhluk
hidup. Limbah ini mudah rusak atau dapat terurai
(biodegradable) oleh mikroorganisme pengurai
dan atau faktor alam lainnya, baik secara fisikawi
maupun kimiawi. Contohnya sisa makanan dari
restoran, batang padi setelah dipanen, tandan
kosong kelapa sawit, guguran daun, bangkai
hewan, tulang, kain perca katon, minyak goreng
bekas, serpihan kayu, dan lain-lain.
b. Limbah anorganik, yaitu limbah yang berasal
dari selain makhluk hidup. Limbah anorganik sulit
bahkan ada yang tidak dapat diuraikan
(nonbiodegradable) oleh mikroorganisme maupun
faktor alam. Contohnya logam bekas, karet bekas,
plastik bekas, serpihan kaca, asap kendaraan, sisa
oli sintetik, dan lain-lain.
Limbah berdasar wujudnya dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu:
a. Limbah padat (limbah yang
berwujud padat). Contoh : kaleng, plastik, kertas,
4
daun, dll.
b. Limbah cair (limbah yang berwujud cair). Contoh : cairan sisa pengolahan produk dari
industri, sisa BBM, sisa minyak goreng, sisa pestisida, dll.
c. Limbah gas (limbah yang berwujud gas). Contoh : gas karbonmonoksida, gas
dinitrogen monoksida, uap aseton, uap klorin, uap belerang, asap kendaraan, asap
rokok, dll.
Dalam ilmu sanitasi dan kesehatan lingkungan, macam limbah dibedakan menjadi :
a. Garbage adalah sisa pengelolaan atau sisa makanan yang mudah membusuk. Contoh :
limbah rumah tangga, restoran, dll.
b. Rubbish adalah bahan yang tidak mudah membusuk. Rubbish dibedakan menjadi :
1) Limbah yang mudah terbakar.
2) Limbah yang tidak mudah terbakar.
a. Ashes adalah segala jenis abu. Contoh: hasil pembakaran kayu, batu bara di rumah
tangga maupun industri.
b. Industrial waste adalah benda-benda padat sisa yang merupakan sampah hasil industri.
Contoh : potongan – potongan logam, kayu, kertas, kain, plastik, sisa kaleng, dan lain-
lain yang tidak dapat digunakan.
c. Dead animal adalah segala jenis bangkai terutama yang besar. Contoh : bangkai ayam,
ular, kucing dan tikus.
d. Street sweeping adalah segala jenis sampah atau kotoran yang berserakan di jalan,
karena dibuang oleh pengendara mobil maupun masyarakat yang tidak bertanggung
jawab.
Limbah ada yang dikategorikan bahan
berbahaya dan beracun (B3). Bahan
berbahaya dan beracun adalah setiap bahan
yang karena sifat atau konsentrasi,
jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan
dan/atau merusakkan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lain. Limbah bahan
berbahaya dan beracun adalah sisa usaha
dan/atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan/atau beracun yang karena
sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk
hidup lain. Contoh limbah yang termasuk B3 adalah sisa pestisida, limbah radioaktif, sisa
bahan kimia, sisa obat-obatan, sisa bibit penyakit menular, dan lain-lain
4. Sumber Limbah atau Sampah
Menurut UU No. 18 tahun 2008, sampah dikelompokkan terdiri atas:
a. sampah rumah tangga;
b. sampah sejenis sampah rumah tangga; dan
c. sampah spesifik.
Sampah rumah tangga adalah
sampah yang berasal dari kegiatan sehari-
hari dalam rumah tangga, tidak termasuk
tinja dan sampah spesifik. Sampah sejenis
sampah rumah tangga adalah sampah
yang berasal dari kawasan komersial,
kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas
sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas
lainnya. Sampah spesifik meliputi:
a. sampah yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun;
b. sampah yang mengandung limbah
bahan berbahaya dan beracun;
5
c. sampah yang timbul akibat bencana;
d. puing bongkaran bangunan;
e. sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau
f. sampah yang timbul secara tidak periodik.
Penghasil sampah adalah setiap orang dan/atau akibat proses alam yang menghasilkan
timbulan sampah. Dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa sumber penghasil sampah,
antara lain :
a. Sampah dari Pemukiman Penduduk
Umumnya sampah rumah tangga berupa sisa pengelolaan makanan, perlengkapan rumah
tangga bekas, kertas, kardus, sampah halaman dll
b. Sampah dari Pertanian dan Perkebunan
Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya.
Untuk sampah yang berupa pestisida dan pupuk buatan merupakan sampah khusus yang
perlu perlakuan secara khusus pula supaya tidak mencemari lingkungan
c. Sampah dari Perdagangan dan Tempat Umum
Daerah perdagangan seperti : toko, pasar, warung, swalayan yang juga merupakan tempat
umum, menghasilkan jenis sampah yang berupa sisa-sisa makanan (garbage), sampah
kering, sisa-sisa bahan bangunan
d. Sampah dari Sarana Layanan Masyarakat
Sampah sarana layanan masyarakat antara lain tempat hiburan, jalan umum, tempat
layanan kesehatan, gedung pertemuan dan sarana penemuan yang lain.
e. Sampah dari Industri
Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi (bahan-bahan kimia
serpihan/potongan bahan), perlakuan dan pengemasan produk (kertas, kayu, plastik).
Sampah industri yang berupa bahan kimia dan beracun memerlukan perlakuan khusus
sebelum dibuang
Sumber sampah diatas tersebut adalah hasil samping dari aktivitas manusia, kecuali itu
terdapat sumber sampah/limbah dari proses-proses alam, antara lain akibat aktivitas gunung
berapi, banjir, tanah longsor dan aktivitas alam lainnya.
Faktor pendorong aktivitas manusia yang menghasilkan limbah antara lain :
a. Industrialisasi (limbah pabrik, pertambangan, transportasi )
b. Modernisasi (peningkatan jenis sampah).
c. Migrasi /Urbanisasi (perluasan lokasi sampah)
1) pembukaan hutan untuk pemikiman dan sarana transportasi
2) penimbunan sampah.
d. Pertambahan penduduk yang pesat (meningkatnya kebutuhan tempat tinggal).
Peningkatan jumlah sampah, belum tentu berpengaruh pada jenis sampah.
Kegiatan Tugas mandiri 1
Buatlah pengamatan sederhana di sekitar Anda, cermati sampah atau limbah yang ada, kemudian
catatlah dalam abel berikut ini !
No Lokasi Jenis Limbah/Sampah
ULANGAN HARIAN 1
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan tepat !
1. Apakah yang dimaksud dengan limbah, apa pula yang dimaksud dengan sampah?
2. Apa yang dimaksud dengan sampah anorganik, berikan contohnya !
3. Siapakah yang dimaksud dengan penghasil sampah?
4. Bagaimana kemungkinan pengaruh limbah atau sampah terhadap lingkungan ?
5. Apa saja yang memengaruhi kualitas limbah?
6
B. Sifat-Sifat Limbah
1. Limbah Padat
Limbah padat atau sampah, istilah ini
diberikan kepada barang-barang atau
bahan-bahan buangan rumah tangga atau
pabrik yang tidak digunakan lagi atau
tidak terpakai dalam bentuk padat.
Sampah juga merupakan campuran dari
berbagai bahan baik yang tidak berbahaya
seperti sampah dapur maupun bahan-
bahan berbahaya yang banyak dibuang
oleh pabrik dan rumah tangga yang dapat
digunakan kembali atau didaur ulang
maupun yang tidak dapat didaur ulang.
Limbah/sampah menurut sifatnya dapat berbentuk bahan yang dapat dihancurkan
oleh organisme hidup (degradable compound) dan bahan yang tidak dapat dihancurkan
(non-degradable compound). Bahan-bahan yang tidak dapat dihancurkan oleh organisme
biasanya mengalami akumulasi dalam komponen-komponen lingkungan dan akan
menimbulkan gangguan kesehatan.
Dampak negatif dari sampah tersebut dapat terjadi di tempat penampungan
sementara (TPS) yang terdapat di setiap wilayah seperti di setiap satuan pemukiman,
pasar dan sebagainya maupun di tempat penampungan akhir (TPA). Dampak negatif di
TPS biasanya dalam bentuk bau yang kurang sedap karena terjadi penguraian secara
anaerob, kumpulan lalat di atas sampah yang dapat menimbulkan berjangkitnya penyakit
dan penurunan estetika. Tempat penampungan sampah akhir dalam bentuk penimbunan
sampah terbuka akan menimbulkan dampak negatif yang lebih besar karena selain bau
yang tidak sedap yang berasal dari penguraian secara anaerob dari komponen-komponen
sampah, seperti gas H2S, NH3, CH4 juga dapat terjadi rembesan dari proses “leaching”
logam-logam berbahaya ke dalam air tanah atau sumber air.
Dengan meningkatnya populasi penduduk di setiap daerah/kota maka jumlah
sampah yang dihasilkan setiap rumah tangga makin meningkat. Hal ini menjadi masalah
besar bagi kota-kota besar yang padat penduduknya seperti Jakarta, Surabaya dan lain-
lainnya untuk menangani masalah yang dihasilkan setiap hari.
Secara umum komposisi sampah di setiap kota hampir sama yaitu:
Jenis Sampah
Jumlah
Kertas dan katun ± 35 %
Logam ± 7 %
Gelas ± 5 %
Sampah halaman dan dapur ± 37 %
Kayu ± 3 %
Plastik, karet, dan kulit ± 7 %
Lain-lain ± 6 %
Untuk menanggulangi dampak negatif akibat penumpukan sampah itu dapat
dilakukan melalui berbagai cara seperti melalui program 3 R yaitu Reduce, Reuse,
Recycle. Reduce artinya mengurangi atau mereduksi sampah yang akan terbentuk. Hal
ini dapat dilakukan bila ibu-ibu rumah tangga kembali ke pola lama yaitu membawa
keranjang belanja ke pasar. Dengan demikian jumlah kantong plastik yang dibawa ke
rumah akan berkurang (terreduksi). Selain itu bila setiap orang menggunakan kembali
saputangan daripada tissue, di samping akan mengurangi sampahnya, dengan tidak
menggunakan tissue dapat terjadi penghematan terhadap bahan baku untuk tissue, yang
tidak lain adalah kayu dari hutan. Kalau setiap orang melakukan hal tersebut beberapa ton
sampah yang akan tereduksi per bulan dan beberapa hasil hutan yang dapat diselamatkan.
Reuse, adalah program pemakaian kembali sampah yang sudah terbentuk seperti
penggunaan bahan-bahan plastik/kertas bekas untuk benda-benda souvenir, bekas ban
untuk tempat pot atau kursi taman, botol-botol minuman yang telah kosong diisi kembali
dan sebagainya.
7
Recycle agak berbeda dengan kedua program sebelumnya. Dalam hal ini sampah
sebelum digunakan perlu diolah ulang terlebih dahulu. Bahan-bahan yang dapat direcycle
atau didaur-ulang seperti kertas atau sampah bekas, pecahan-pecahan gelas atau kaca, besi
atau logam bekas dan sampah organik yang berasal dari dapur atau pasar dapat didaur-
ulang menjadi kompos (pupuk). Proses daur-ulang ini juga dapat mengubah sampah
menjadi energi panas yang dikenal dengan proses insenerasi.
Insenerasi sederhana sudah ada yang melakukan oleh beberapa industri misal di
Jakarta, yaitu menggunakan limbah padat dalam bentuk lumpur hasil akhir pengolahan air
limbahnya tidak dibuang ke tanah tetapi digunakan sebagai bahan bakar setelah
mengalami pengeringan.
Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang
berasal dari sisa proses pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan menjadi dua bagian,
yaitu limbah padat yaitu dapat didaur ulang, seperti plastik, tekstil, potongan logam dan
kedua limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis.
Bagi limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis dapat ditangani dengan berbagai
cara antara lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali kemudian dibuang dan
dibakar. Perlakuan limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis sebagian besar
dilakukan sebagai berikut:
a. Ditumpuk pada Areal Tertentu
Penimbunan limbah padat pada areal tertentu membutuhkan areal yang luas dan
merusakkan pemandangan di sekeliling penimbunan. Penimbunan ini mengakibatkan
pembusukan yang menimbulkan bau di sekitarnya, karena adanya reaksi kimia yang
rnenghasilkan gas tertentu. Dengan penimbunan, permukaan tanah menjadi rusak dan
air yang meresap ke dalam tanah mengalami kontaminasi dengan bakteri tertentu yang
mengakibatkan turunnya kualitas air tanah. Pada musim kemarau timbunan mengalami
kekeringan dan ini mengundang bahaya kebakaran.
b. Pembakaran
Limbah padat yang dibakar menimbulkan
asap, bau dan debu. Pembakaran ini
menjadi sumber pencemaran melalui udara
dengan timbulnya bahan pencemar baru
seperti hidrokarbon, karbon monoksida,
bau, partikel dan sulfur dioksida.
c. Pembuangan
Pembuangan tanpa rencana sangat
membahayakan lingkungan. Di antara
beberapa pabrik membuang limbah
padatnya ke sungai karena diperkirakan
larut ataupun membusuk dalam air. Ini
adalah perkiraan yang keliru, sebab setiap pembuangan bahan padatan apakah
namanya lumpur atau buburan, akan menambah total solid dalam air sungai.
Sumber limbah padat di antaranya adalah pabrik gula, pulp dan rayon, plywood,
pengawetan buah, ikan dan daging dan lainlain. Secara garis besar limbah padat dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1.Limbah padat yang mudah terbakar.
2.Limbah padat yang sukar terbakar
3.Limbah padat yang mudah membusuk
4.Limbah berupa debu
5.Lumpur
6.Limbah yang dapat didaur ulang
7.Limbah radio aktip
8.Limbah yang menimbulkan penyakit
9.Bongkaran bangunan
Berdasarkan klasifikasi limbah padat serta akibat-akibat yang ditimbulkannya
sistem pengelolaan dilakukan menurut:
1.Limbah padat yang dapat ditimbun tanpa membahayakan.
2.Limbah padat yang dapat ditimbun tetapi berbahaya.
3.Limbah padat yang tidak dapat ditimbun.
8
Di dalam pengolahannya dilakukan melalui tiga cara yaitu pemisahan, penyusutan
ukuran dan pengomposan. Dimaksud dengan pemisahan adalah pengambilan bahan
tertentu kemudian diolah kembali sehingga mempunyai nilai ekonomis. Penyusutan
ukuran bertujuan untuk memudahkan pengolahan limbah selanjutnya. Dengan ukuran
lebih kecil akan lebih mudah membawa atau membakar pada tungku pembakaran. Jadi
tujuannya adalah pengurangan volume maupun berat. Pengomposan adalah proses
melalui biokimia yaitu zat organik dalam limbah dipecah sehingga menghasilkan humus
yang berguna untuk memperbaiki struktur tanah.
2. Limbah Cair
Limbah cair bersumber dari pabrik yang
biasanya banyak menggunakan air dalam
sistem prosesnya. Di samping itu ada pula
bahan baku mengandung air sehingga dalam
proses pengolahannya air harus dibuang. Air
terikut dalam proses pengolahan kemudian
dibuang misalnya ketika digunakan untuk
pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut.
Air ditambah bahan kimia tertentu
kemudian diproses dan setelah itu dibuang,
Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan buangan air. Pada beberapa pabrik tertentu,
misalnya pabrik pengolahan kawat, seng, besi baja, sebagian besar air digunakan untuk
pendinginan mesin ataupun dapur pengecoran. Air ini dipompa dari sumbernya lalu
dilewatkan pada bagian-bagian yang membutuhkan pendinginan, kemudian dibuang.
Oleh sebab itu pada saluran pabrik terlihat air mengalir dalam volume yang cukup
besar. Air ketel akan dibuang pada waktu-waktu tertentu setelah melalui pemeriksaan
laboratorium, sebab air ini tidak memenuhi syarat lagi sebagai air ketel dan karenanya
harus dibuang. Bersamaan dengan itu dibutuhkan pula sejumlah air untuk mencuci bagian
dalam ketel. Air pencuci ini juga harus dibuang.
Pencucian lantai pabrik setiap hari untuk beberapa pabrik tertentu membutuhkan air
dalam jumlah banyak. Pabrik pengalengan ikan membutuhkan air pencuci dalam jumlah
yang relatif harus banyak, Jumlah air terus menerus diperlukan mencuci peralatan, lantai
dan lain-lain. Karat perlu dicuci sebelum masuk pencincangan dan pada saat dicincang air
terus-menerus mengalir untuk menghilangkan pasir abu yang terbawa.
Air dari pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel baik yang larut maupun
mengendap. Bahan ini ada yang kasar dan halus. Kerap kali air dari pabrik berwarna
keruh dan temperaturnya tinggi. Air yang mengandung senyawa kimia beracun dan
berbahaya mempunyai sifat tersendiri. Air limbah yang telah tercemar memberikan ciri
yang dapat diidentifikasi secara visual dapat diketahui dari kekeruhan, warna air, rasa, bau
yang ditimbulkan dan indikasi lainnya.
Sedangkan identifikasi secara laboratorium, ditandai dengan perubahan sifat kimia
air di mana air telah mengandung bahan kimia yang beracun dan berbahaya dalam
konsentrasi yang melebihi batas dianjurkan. Jenis industri menghasilkan limbah cair di
antaranya adalah industri-industri pulp dan rayon, pengolahan crumb rubber, minyak
kelapa sawit, baja dan besi, minyak goreng, kertas, tekstil, kaustiksoda, elektro plating,
plywood, tepung tapioka, pengalengan, pencelupan dan pewarnaan, daging dan lain-lain.
Jumlah limbah yang
dikeluarkan masing-masing industri
ini tergantung pada banyak produksi
yang dihasilkan, serta jenis produksi.
Industri pulp dan rayon
menghasilkan limbah air sebanyak
30 m3 setiap ton pulp yang
diproduksi. Untuk industri ikan dan
makanan laut limbah air berkisar
antara 79 m3 sampai dengan 500 m
3
per hari; industri pengolahan crumb
rubber limbah air antara 100 m3 s/d
2000 m3 per hari, industri
9
pengolahan kelapa sawit mempunyai limbah air: rata-rata 120 m3 per hari skala
menengah.
Berdasarkan sumber-sumbernya limbah cair dapat berasal dari limbah infiltrasi,
limbah industri, limbah domestik (rumah tangga). Limbah infiltrasi adalah limbah yang
meresap kedalam tanah dan mengandung bahan-bahan pencemar. Pada areal perkebunan
hujan mencuci daun-daunan yang terkena pestisida masuk kedalam tanah yang disebut
juga sebagai limbah infiltrasi. Limbah industri juga sering terinfiltrasi kedalam tanah bila
air limbah tersebut menggunakan kolam yang terbuat dari tanah.
Air cucian dari setiap rumah tangga berkumpul dan menyatu pada parit-parit kota
mengalir menuju parit yang lebih besar kemudian ke sungai bercampur dengan segala
macam limbah mulai dari detergen, busa sampho, kaporit dan karbol serta cucian bekas
kotoran lainnya. Kaporit dan larutan karbol serta detergen merupakan racun bagi bakteri
pembusuk dalam air sungai. Apabila konsentrasinya semakin tinggi maka bahan-bahan
organik sukar membusuk sehingga menambah endapan dalam dasar parit dan parit
akhirnya cepat tersumbat. Limbah cair berasal dari rumah tangga ( domestik ) maupun
Industri. Air limbah domestik terdiri atas :
a. Tinja ( faeces ),yang mengandung mikroba pathogen
b. Air seni (urine), pada umumnya mengandung nitrogen dan Posfor campuran air seni
dan tinja disebut Excreta.
c. Grey water atau air bekas cucian dapur, mesin cuci dan kamar mandi
Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan organik maupun
anorganik, yaitu ;
a. Garam anorganik, seperti magnesium sulfat dan magnesium khlorida yang berasal dari
kegiatan pertambangan atau pabrik pupuk.
b. Asam anorganik, seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolah bijih logam
dan bahan bakar fosil yang mengandung kotoran berupa ikatan belerang.
c. Senyawa organik, seperti pelarut dan zat warna yang berasal dari industri penyamakan
kulit dan industri cat.
d. Logam berat, seperti cadmium, air raksa (merkuri dan krom yang berasal dari industri
pertambangan, cat, zat warna, baterai dan penyepuhan logam).
Zat-zat tersebut jika masuk ke perairan akan menimbulkan pencemaran yang dapat
membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia. Karakteristik limbah cair meliputi
sifat fisika, kimia dan biologi. Sifat-sifat tersebut dapat dipahami dengan mempelajari
konsentrasinya dan sejauh mana tingkat pencemaran yang dapat ditimbulkan limbah
terhadap lingkungan. Pemahaman tentang karakteristik dapat diketahui melalui
pengambilan sampel, misalnya : limbah cair mempunyai tingkat keasaman, pH 6 dan
mengandung kadar besi 5 mg/l. Kedua nilai itulah yang disebut parameter. Konsentrasi
yang dikandung limbah akan menentukan beban limbah terhadap lingkungan.
a. Karakteristik Kimia Limbah Cair
Bahan kimia yang terdapat dalam air akan menentukan sifat air baik dalam
tingkat keracunan maupun bahaya yang ditimbulkan. Semakin besar konsentrasi bahan
pencemar dalam air semakin terbatas fungsi/penggunaan air. Karakteristik kimia terdiri
dari kimia anorganik dan kimia organik. Secara umum sifat limbah cair ini dipengaruhi
oleh kedua macam kandungan bahan kimia tersebut.
1) Keasaman Air
Keasaman air diukur dengan pH meter. Keasaman mengidentifikasikan tinggi
rendahnya konsentrasi ion hidrogen dalam air. Air buangan yang mempunyai pH
tinggi atau rendah menjadikan air steril dan sebagai akibatnya membunuh
mikroorganisme air yang diperlukan. Demikian juga makhluk lain, misalnya ikan
tidak dapat hidup. Air yang mempunyai pH rendah membuat air bersifat korosif
terhadap bahan konstruksi seperti besi. Buangan yang bersifat alkalis (basa)
bersumber dari buangan mengandung bahan anorganik seperti senyawa karbonat,
bikarbonat dan hidroksida. Buangan asam berasal dari bahan kimia yang bersifat
asam, misalnya buangan mengandung asam khlorida, asam sulfat dan lain-lain.
2) Alkalinitas Tinggi rendahnya alkalinitas air ditentukan senyawa karbonat, bikarbonat, garam
hidroksida, kalium, magnesium dan natrium dalam air. Semakin tinggi kesadahan
suatu air semakin sulit air membuih. Penggunaan air untuk ketel selalu diupayakan
10
air yang mempunyai kesadahan rendah karena zat tersebut dalam konsentrasi tinggi
menimbulkan terjadinya kerak pada dinding dalam ketel maupun pada pipa
pendingin. Oleh sebab itu untuk menurunkan kesadahan air dilakukan pelunakan
air. Pengukuran alkalinitas air adalah pengukuran kandungan ion CaCO3, ion Ca,
ion Mg, bikarbonat, karbonat dan lain-lain.
3) Chlorida Chlorida banyak dijumpai dalam pabrik industri kaustik soda. Bahan ini berasal
dari proses elektrolisa, penjernihan garam dan lain-lain. Chlorida merupakan zat
terlarut dan tidak menyerap. Sebagai Chlor bebas berfungsi desinfektans, tapi
dalam bentuk ion yang bersenyawa dengan ion natrium menyebabkan air menjadi
asin dan merusak pipa-pipa instalasi.
4) Phosphat Kandungan phosphat yang tinggi menyebabkan suburnya algae dan organisme
lainnya. Phosphat kebanyakan berasal dari bahan pembersih yang mengandung
senyawa phosphat. Dalam industri kegunaan phosphat terdapat pada ketel uap
untuk mencegah kesadahan. Maka pada saat penggantian air ketel, buangan ketel
ini menjadi sumber phosphat. Pengukuran kandungan phosphat dalam air limbah
berfungsi untuk mencegah tingginya kadar phosphat sehingga tidak merangsang
pertumbuhan tumbuh-tumbuhan dalam air. Sebab pertumbuhan subur akan
menghalangi kelancaran arus air. Pada danau suburnya tumbuh-tumbuhan airakan
mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dan kesuburan tanaman lainnya.
5) Sulfur Sulfat dalam jumlah besar akan menaikkan keasaman air. Ion sulfat dapat terjadi
secara proses alamiah. Pada industri kaustik soda ion sulfat terdapat sewaktu
pemurnian garam. Ion sulfat oleh bakteri direduksi menjadi sulfida pada kondisi
anaerob dan selanjutnya sulfida berubah menjadi hidrogen sulfida. Dalam suasana
aerob hidrogen sulfida teroksidasi secara bakteriologis menjadi sulfat. Dalam
bentuk H2S bersifat racun dan berbau busuk. Pada proses digester lumpur gas H2S
yang bercampur dengan metan CH4 dan CO2 akan bersifat korosif. H2S akan
menghitamkan air dan lumpur yang bila terikat dengan senyawa besi membentuk
Fe2S.
6) Nitrogen
Nitrogen merupakan salah satu
nutrien yang terdapat dalam protein
yang merupakan komposisi utama
plankton. Dalam plankton terdapat
50 % protein atau 7–10 % nitrogen.
Sebagai indikator polusi yaitu
nitrogen anorganik seperti nitrit,
nitrat atau amoniak. Amoniak
merupakan hasil tambahan
penguraian protein tanaman atau
hewan, atau dalam kotorannya. Jika
ada amoniak dalam air, kemungkinan
kotoran hewan telah masuk, urea
dalam urine terurai atau pupuk yang terurai. Apabila dalam perairan di bagian dasar
amoniak diubah menjadi nitrat oleh bakteri, maka akan terdapat nitrit dalam air.
Nitrogen dalam air limbah pada umumnya terdapat dalam bentuk organik dan
oleh bakteri berubah menjadi amonia. Dalam kondisi aerobik dan dalam waktu
tertentu bakteri dapat mengoksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat. Nitrat dapat
digunakan oleh algae dan tumbuh-tumbuhan lain untuk membentuk protein
tanaman dan oleh hewan untuk membentuk protein hewan. Perusakan protein
tanaman dan hewan oleh bakteri menghasilkan amonia. Nitrit menunjukkan jumlah
11
zat nitrogen yang teroksidasi. Nitrit merupakan hasil reaksi dan menjadi amoniak
atau dioksidasi menjadi nitrit. Kehadiran nitrogen ini sering sekali dijumpai sebagai
nitrogen nitrit.
Kotoran yang dibuang ke perairan akan meningkatkan jumlah amoniak dan
pembuangan industri dan kotoran hewan juga akan meningkatkan konsentrasi
nitrat. Adanya nitrat di perairan dapat mengakibatkan :
a) turunnya oksigen terlarut
b) populasi ikan yang menurun
c) berbau busuk
d) mempunyai rasa tidak enak
Kandungan nitrogen dalam air sebaiknya di bawah 0,30 ppm. Apabila di atas
0,30 ppm akan menyebabkan ganggang tumbuh subur. Kandungan nitrat yang
mencapai 45 ppm akan berbahaya untuk diminum, karena nitrat ini akan berubah
menjadi nitrit dalam saluran pencernaan dan menimbulkan keracunan sampai
kematian. Ganggang yang tumbuh subur, sisa ganggang yang membusuk akan
menghabiskan oksigen dalam air. Air menjadi tidak enak rasanya dan berbau.
Maka dari itu ganggang juga dapat dijadikan indikator pencemaran.
7) Logam Berat dan Beracun
Logam berat pada umumnya seperti cuprum (tembaga), perak, seng, cadmium, air
raksa, timah, chromium, besi dan nikel. Metal lain yang juga termasuk metal berat
adalah arsen, selenium, cobalt, mangan dan aluminium. Cadmium ditemukan
dalam buangan industri tekstil, elektro plating, pabrik kimia. Chromium dijumpai
dalam 2 bentuk yaitu chrom valensi enam dan chrom valensi tiga. Chrom valensi
enam ditemukan pada buangan pabrik aluminium dan cat, sedang chrom trivalen
ditemukan pada pabrik tekstil, industri gelas dan keramik. Logam ini dalam
konsentrasi tertentu membahayakan bagi manusia.
a) Merkuri (Hg)
Merkuri banyak ditemukan di alam dalam bentuk gabungan dengan elemen
lainnya. Melalui proses fisik, kimia dan biologi yang kompleks, merkuri dapat
tersebar di tanah, air, udara dan organisme hidup. Karena sifat-sifatnya baik
kimia maupum fisik, merkuri banyak digunakan dalam keperluan ilmiah dan
industri. Sifat-sifat merkuri adalah :
(1) satu-satunya logam yang terbentuk cair pada suhu kamar (25oC) dan
mempunyai titik beku terendah diantara logan lainnya.
(2) kisaran suhu merkuri dalam bentuk cair sangat lebar yaitu 396oC
(3) merupakan konduktor yang terbaik diantara logam lainnya
(4) banyak logam yang dapat larut di dalam merkuri membentuk komponen
yang disebut amalgama ( lloy).
(5) merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua
makhluk hidup.
(6) Merkuri diproduksi dengan cara pembakaran merkuri sulfide (HgS) di udara,
dengan reaksi sebagai berikut : HgS + O2 -------> Hg + SO2
(7) Bentuk-bentuk merkuri yang terdapat di alam adalah sebagai berikut :
(a) merkuri anorganik, seperti merkuri klorida (HgCl2) dan merkuri oksida
(HgO).
(b) komponen merkuri organik atau organomerkuri, seperti fenil merkuri
asetat, metil merkuri dan etil merkuri.
Kegunaan merkuri antara lain :
(1) dalam industri khlor alkali, dimana khlorin (Cl2) dan soda kaustik (NaOH)
diproduksi dengan cara elektrolisis larutan garam NaCl. Kedua bahan kimia
tersebut diproduksi dalam jumlah tinggi tiap tahunnya.
(2) produksi alat-alat listrik, contoh lampu uap merkuri yang banyak digunakan
untuk penerangan jalan maupun pabrik karena mempunyai biaya instalasi
dan operasi yang lebih rendah daripada lampu pijar, dan dapat dioperasikan
pada voltase tinggi.
(3) sebagai fungisida, merkuri digunakan untuk membunuh jamur dalam cat,
kertas dan industri pertanian. Merkuri ditambahkan dalam cat sebagai
pengawet lateks dan mencegah lapuk yang dapat digunakan di daerah-daerah
lembab. Pada cat yang digunakan kapal, sering ditambahkan merkuri oksida
12
sebagai anti jamur atau fenil merkuri asetat sebagai anti lapuk. Industri
pertanian menggunakan komponen organomerkuri sebagai pelapis benih
untuk mencegah pertumbuhan kapang.
(4) sebagai katalis dalam proses industri kimia. Berbagai proses pembuatan
plastik menggunakan merkuri sebagai katalis pada industri vinil khlorida
yang berfungsi sebagai bahan dasar plastik.
(5) digunakan dalam thermometer dan alat-alat pencatat suhu karena bentuknya
yang cair dan konduktivitas listriknya besar.
Air buangan yang berasal
dari industri, sering
menyebabkan pencemaran
lingkungan yang dapat
mengkontaminasi ikan-ikan
dan organisme air lainnya.
Dalam tubuh manusia dapat
mengandung logam merkuri
yang dikarenakan
mengkonsumsi organisme air
yang terkontaminasi maupun
sayuran-sayuran. FDA
menetapkan batasan kandungan merkuri maksimum dalam air adalah 0,005 ppm.
Pada dasarnya semua komponen merkuri dalam jumlah cukup akan
berdampak racun terhadap tubuh. Masing-masing komponen merkuri mempunyai
perbedaan daya racun dan waktu retensinya dalam tubuh. Komponen merkuri
dapat diubah dari satu bentuk menjadi bentuk lainnya melalui transformasi
biologi. Dapat menghambat kerja enzim dan menyebabkan kerusakan sel.
Merkuri menyebabkan kerusakan tubuh yang bersifat permanent.
Pencegahan terjadinya pencemaran merkuri mengalami kesulitan karena
sifat-sifat merkuri yaitu merkuri bersifat volatile yang mencemari udara, mudah
menyebar karena bentuknya yang cair, dapat mengalami translokasi di dalam
tanaman dan hewan dan dapat diubah oleh mikroorganisme perairan menjadi
komponen metal merkuri yang sangat beracun.
b) Kadmium (Cd)
Kadmium (Cd) banyak digunakan untuk lapisan logam, campuran logam, zat
warna, baterai dan sebagainya. Manusia dapat terkontaminasi oleh kadmium
melalui pencernaan makanan dan pernapasan. Nilai ambang batas cadmium baik
berbentuk logam ataupun oksida ialah 0,05 mg/m3. Kadmium merupakan salah
satu jenis logam berat yang berbahaya karena berisiko tinggi terhadap pembuluh
darah. Pengaruhnya pada manusia pada jangka waktu panjang dapat terakumulasi
pada tubuh khususnya hati dan ginjal. Keracunan akut oleh cadmium
menimbulkan gejala sesak napas, sakit kepala dan menggigil, serta melalui
pernapasan dapat menyebabkan pleuneria.
c) Kromium (Cr)
Digunakan untuk campuran besi dalam pembuatan baja yang tahan karat dan
berkekuatan tinggi. Senyawa krom dapat menimbulkan pengisapan kabut asam,
jika terkena kulit menyebabkan iritasi (bisul bernanah) dan iritasi saluran
pernapasan di dalamnya serta kanker paru.
listrik dan ini mempercepat terjadinya korosi.
d) Besi dan Mangan
Besi dan mangan yang teroksida dalam air berwarna kecoklatan dan tidak larut,
menyebabkan penggunaan air menjadi terbatas. Air tidak dapat digunakan untuk
keperluan rumah tangga dan industri. Kedua macam bahan ini berasal dari larutan
batu-batuan yang mengandung senyawa Fe atau Mn seperti pyrit, kematit, mangan
dan lain-lain. Dalam limbah industri, besi berasal dari korosi pipa-pipa air,
material logam sebagai hasil reaksi elektro kimia yang terjadi pada permukaan. Air
yang mengandung padatan larut mempunyai sifat mengantarkan
e) Timbal (Pb)
Penggunaan timbal antara lain dalam produksi baterai penyimpan untuk
mobil, pelapis kabel, pipa, bahan kimia, pewarna dan lain-lainnya. Keracunan
13
timah hitam (plumbum) dapat menyebabkan sakit pada sendi, kepala, anemia,dan
terjadi paralysis pada urat syaraf. Terjadi demikian karena disaat Pb terhirup
dalam wujud debu maupun asap maka akan terserap oleh aliran darah dan
terakumulasi di sumsum tulang. Timbal (Pb) dapat mencemari baik di air, udara
maupun tanah.
Sifat-sifat timbal adalah sebagai berikut :
(1) mempunyai titik air rendah
(2) merupakan logam lunak sehingga mudah diubah menjadi bentuk lain
(3) dapat berfungsi sebagai lapisan pelindung jika kontak dengan udara lembab
(4) timbal dapat membentuk alloy dengan logam lainnya
(5) densitas timbal lebih timggi dibandingkan logam lainnya kecuali emas dan
merkuri
Kegunaan timbal, antara lain :
(1) digunakan dalam produksi baterai penyimpan untuk mobil (AKI). Merupakan
penggunaan timbal terbesar. Baterai terdiri dari timbal dioksida ( PbO2 ).
(2) Untuk produk-produk logam seperti amunisi, pelapis kabel, pipa dan solder.
(3) Sebagai bahan kimia dan pewarna digunakan sebagai pewarna cat, pelindung
yang terdapat dalam berbagai warna.
(a) timbal putih (Pb(OH )2.2PbCO3 )
(b) timbal merah (Pb3O4 )
(c) timbal kuning( PbCrO4)
(d) PbO yang ditambahkan ke dalam glase (pelapis keramik) dapat
menyebabkan efek mengkilap pada keramik.
Keracunan timbal di dalam tubuh menyebabkan penghambatan enzim untuk
pembentukan haemoglobin oleh ion-ion Pb2+
Tabel. Kategori Pencemaran Pb di dalam orang dewasa.
Kategori Pb dalam darah
(µg/100ml ) Keterangan
A
(normal)
< 40 Normal tanpa pencemaran Pb pada
konsentrasi abnormal
B
(dapat diterima)
40 – 80 Absorbsi meningkat karena polusi Pb
pada tingkat abnormal, tetapi masih
belum berbahaya
C
(berlebihan)
80 – 120 Absorbsi meningkat karena polusi Pb
yang berlebihan sering disertai gejala
ringan, kadang-kadang berat
D
(berbahaya)
> 120 Absorbsi pada tingkat berbahaya
dengan gejala ringan dan berat, serta
efek samping yang lama
f) Fosfor
Fosfor juga terkandung dalam protein dan zat-zat organik lainnya. Adenosin
trifosfat terdapat dalam sel makhluk hidup dan berperan penting dalam penyediaan
energi. Dalam ekosistem perairan, fosfor ada dalam tiga bentuk yaitu :
(1) senyawa fosfor anorganik, seperti otofosfat
(2) senyawa organik dalam protoplasma
(3) senyawa organik terlarut, terbentuk karena kotoran atau tubuh organisme yang
terurai
Pada umumnya air mengandung fosfat anorganik terlarut, yang akan
diabsorbsi oleh fitoplankton dan tanaman lain. Jika tanaman dan hewan mati maka
bakteri akan menguraikan dan mengembalikan fosfor ke dalam air sebagai zat
organik terlarut. Fosfor merupakan faktor pembatas/nutrient pembatas dalam
eutrofikasi. Walaupun konsentrasi nitrat tinggi, tetapi kalau konsentrasi nitrat
rendah maka percepatan eutrofikasi dapat ditekan. Fosfor memasuki air melalui
kotoran, limbah, sisa pertanian, kotoran hewan dan sisa tanaman dan hewan yang
mati.
8) Fenol Istilah fenol dalam air limbah tidak hanya terbatas pada fenol (C6H5 – OH) tapi
bermacam-macam campuran organik yang terdiri dari satu atau lebih gugusan
14
hidroxil. Fenol yang dengan konsentrasi 0,005/liter dalam air minum menciptakan
rasa dan bau apabila bereaksi dengan chlor membentuk chlorophenol. Sumber
fenol terdapat pada industri pengolahan minyak, batubara, pabrik kimia, pabrik
resin, pabrik kertas, tekstil.
9) Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak ditemukan mengapung di atas permukaan air meskipun
sebagian terdapat di bawah permukaan air. Lemak dan minyak merupakan senyawa
ester dari turunan alkohol yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen.
Lemak sukar diuraikan bakteri tapi dapat dihidrolisa oleh alkali sehingga
membentuk senyawa sabun yang mudah larut. Minyak pelumas yang berasal dari
minyak bumi dipakai dalam pabrik dan terbawa air cucian ketika dibersihkan.
Adanya minyak dan lemak di atas permukaan air merintangi proses biologi dalam
air sehingga tidak terjadi fotosintesis.
10) Karbohidrat dan Protein
Karbohidrat dalam air buangan diperoleh dalam bentuk sellulosa, kanji, tepung
dextrin yang terdiri dari senyawa karbon, hidrogen dan oksigen, baik terlarut
maupun tidak larut. Pada protein yang berasal dari bulu binatang seperti sutra
dengan unsur persenyawaan yang cukup kompleks mengandung unsur nitrogen.
Baik protein maupun karbohidrat mudah rusak oleh mikroorganisme dan bakteri.
11) Zat Warna dan Surfaktan
Timbulnya dalam air buangan adalah karena adanya senyawa organik yang larut
dalam air. Zat aktif permukaan ini (surfaktan) sangat sukar berurai oleh aktivitas
mikroorganisme. Demikian juga zat warna yang merupakan senyawa aromatik
sukar berurai. Di antara zat warna ini ada yang mengandung logam berat seperti
chrom atau tembaga.
b. Karakteristik Fisika Limbah Cair
Perubahan yang ditimbulkan parameter fisika dalam air limbah yaitu: padatan,
kekeruhan, bau, temperatur, daya hantar listrik dan warna. Padatan terdiri dari bahan
padat organik maupun anorganik yang larut, mengendap maupun suspensi. Bahan ini
akan mengendap pada dasar air yang lama kelamaan menimbulkan pendangkalan pada
dasar badan penerima.
Akibat lain dari padatan ini menimbulkan tumbuhnya tanaman air tertentu dan
dapat menjadi racun bagi makhluk lain. Banyak padatan menunjukkan banyaknya
lumpur terkandung dalam air.Kekeruhan menunjukkan sifat optis air yang
menyebabkan pembiasan cahaya ke dalam air. Kekeruhan membatasi pencahayaan ke
dalam air.
Sekalipun ada pengaruh padatan terlarut atau partikel yang melayang dalam air
namun penyerapan cahaya ini dipengaruhi juga bentuk dan ukurannya. Kekeruhan ini
terjadi karena adanya bahan yang terapung dan terurainya zat tertentu seperti bahan
organik, jasad renik, lumpur tanah liat dan benda lain yang melayang ataupun terapung
dan sangat halus sekali. Nilai kekeruhan air dikonversikan ke dalam ukuran SiO2
dalam satuan mg/L. Semakin keruh air semakin tinggi daya hantar listrik dan semakin
banyak pula padatannya.
Sumber Limbah dan Karakteristiknya
Karakteristik Sumber Limbah
1. Fisika:
a. Warna
b. Bau
c. Padatan
d. Temperatur
2. Kimia:
a. Organik
1) Karbohidrat
2) Minyak dan Lemak
3) Pestisida
4) Fenol
b. Anorganik
a. Bahan organik buangan industri dan domestik.
b. Penguraian limbah dan buangan industri.
c. Sumber air, buangan industri dan domestik.
Buangan domestik dan industri.
1) Buangan industri, perdagangan dan domestik.
2) Buangan industri, perdagangan dan domestik.
3) Buangan hasil pertanian.
4) Buangan industri
15
1) Alkali
2) Chlorida
3) Logam Berat
4) Nitrogen
5) pH
6) Phospor
7) Sulfur
8) Bahan Beracun
3. Biologi:
Virus
1) Sumber air, buangan domestik, infiltrasi air
tanah, buangan ketel
2) Sumber air, buangan domestik, pelemakan air.
3) Buangan industri.
4) Limbah pertanian dan domestik.
5) Limbah industri.
6) Limbah industri, domestik dan alamiah.
7) Limbah industri, domestik.
8) Perdagangan, limbah industri.
Limbah domestik
Bau timbul karena adanya kegiatan mikroorganik yang menguraikan zat organik
menghasilkan gas tertentu. Di samping itu bau juga timbul karena terjadinya reaksi
kimia yang menimbulkan gas. Kuat tidaknya bau yang dihasilkan limbah tergantung
pada jenis dan banyak gas yang ditimbulkan.
Temperatur air limbah memengaruhi badan penerima bila terdapat perbedaan
suhu yang cukup besar. Temperatur air limbah akan memengaruhi kecepatan reaksi
kimia serta tata kehidupan dalam air. Perubahan suhu memperlihatkan aktivitas
kimiawi biologis pada benda padat dan gas dalam air. Pembusukan terjadi pada suhu
yang tinggi dan tingkatan oksidasi zat organik jauh lebih besar pada suhu yang tinggi.
Daya hantar listrik adalah kemampuan air untuk mengalirkan arus listrik dan
kemampuan tercermin dari kadar padatan total dalam air dan suhu pada saat
pengukuran. Konduktivitas arus listrik mengalirkan arusnya tergantung pada mobilitas
ion dan kadar yang terlarut. Senyawa anorganik merupakan konduktor kuat
dibandingkan dengan senyawa organik. Pengukuran daya hantar listrik ini untuk
melihat keseimbangan kimiawi dalam air dan pengaruhnya terhadap kehidupan biota.
Warna timbul akibat suatu bahan terlarut atau tersuspensi dalam air, di samping
adanya bahan pewarna tertentu yang kemungkinan mengandung logam berat. Bau
disebabkan karena adanya campuran dari nitrogen, fospor, protein, sulfur, amoniak,
hidrogen sulfida, carbon disulfida dan zat organik lain. Kecuali bau yang disebabkan
bahan beracun, jarang merusak kecepatan manusia tapi mengganggu ketenangan
bekerja.
c. Sifat Bioligis
Sifat biologis meliputi mikroorganisme yang ada dalam limbah cair.
Mikroorganisme ini memiliki jenis yang bervariasi, hampir dalam semua bentuk air
limbah dengan konsentrasi 105-10
8 organisme/ml. Mikroorganisme yang ditemukan
banyak dalam bentuk sel tunggal yang bebas atau berkelompok dan mampu
melakukan proses-proses kehidupan. Bahan-bahan organik yang terdapat dalam air
akan diubah oleh mikroorganisme menjadi senyawa kimia yang sederhana, sehingga
dekomposisi zat-zat tersebut dalam jumlah besar akan menimbulkan bau busuk.
Keberadaan bakteri dalam unit pengolahan air limbah merupakan kunci efisiensi
proses biologis dan penting untuk mengevaluasi kualitas air.
Bakteri Pencemar seperti Escherechia coli, Streptokokus fecal dan clostridium
perfrimens digunakan sebagai indikator polusi kotoran karena terdapat dalam jumlah
besar di dalam kotoran manusia dan hewan.
1) Escherichia coli
Merupakan salah satu bakteri koliform dan hidup secara normal di dalam kotoran
manusia maupun hewan, maka dari itu bakteri ini disebut dengan koliform fecal. E.
coli bersifat gram negatif, berbentuk batang dan tidak membentuk spora. Air yang
memenuhi syarat sebagai air minum tidak boleh mengandung bakteri golongan coli
dalam 100 ml contoh air yang dianalisa.
2) Streptococcus fecal
Suatu bakteri yang bersifat gram positif, berbentuk bulat atau kokus yang terdapat
dalam bentuk tunggal atau membentuk rantai memanjang. Streptokokus fecal
berbeda dengan streptokokus lainnya dikarenakan bakteri ini hidup dalam saluran
pencernaan hewan berdarah, panas, tahan terhadap asam dan dapat tumbuh pada
suhu 45 oC.
16
3) Clostridium perfringens
Merupakan bakteri yang bersifat gram positif berbentuk batang dan membentuk
spora. Bakteri ini bersifat anaerobik, walaupun masih dapat bertahan pada kondisi
aerobik Clostridium perfringens merupakan bakteri pathogen yang menyebabkan
keracunan.
3. Limbah Gas
Sejumlah bahan pencemar anorganik
berbentuk gas masuk ke atmosfer sebagai hasil
dari aktivitas manusia. Gas-gas tersebut antara
lain CO, SO2, NO, dan NO2 yang jumlahnya
relatif sedikit dibandingkan gas CO2 di atmosfer.
Gas pencemar anorganik lainnya adalah NH3,
N2O, N2O5, H2S, Cl2, HCl, dan HF. Sejumlah gas
tersebut masuk ke atmosfer sebagai akibat dari
aktivitas manusia. Macam-macam emisi gas
limbah suatu industri yang perlu diperhatikan
pada umumnya berupa particulate matters (asap,
debu, kabut, dan bahan lain yang tidak
berdiameter 0,001 – 200 UM ), yang melayang-layang di udara.
Secara alami NOx (campuran NO dan NO2) masuk ke atmosfer melalui halilintar,
proses-proses biologis dan sumber-sumber zat pencemar. NOx dengan konsentrasi tinggi
sangat merusak kualitas udara. NO, secara biokimia dapat berikatan dengan haemoglobin dan
mengurangi efisiensi transpor oksigen. Bagi tanaman, pemaparan 10 ppm NO menyebabkan
menurunnya kecepatan fotosintesis yang bersifat reversibel.
NO2 lebih toksik bagi manusia. Pada konsentasi 50-100ppm dalam waktu beberapa
menit sampai satu jam, menyebabkan inflamasi jaringan paru-paru. Pada konsentrasi 150-200
ppm menyebabkan bronchiolities fibrosa obliterons. Kematian biasanya terjadi dari 2-10 hari
setelah subyek terpapar 500 ppm atau lebih. Pada akhirnya NO2 hilang dari atmosfer sebagai
asam nitrit, nitrat atau sebagai nitrogen organik. Asam ini akan terbawa oleh air hujan
membentuk hujan asam.
Fluor, hidrogen fluorida, dan senyawa fluorida menguap lainnya dihasilkan dalam
industri aluminium, dan hidrogen fluorida dari konversi fluoropatit (batu karang fosfat)
menjadi asam fosfat, pupuk super fosfat, dan produk-produk fosfor lainnya.
Hidrogen fluorida merupakan gas yang sangat berbahaya, bersifat korosif bahkan
bereaksi dengan kaca. Menyebabkan iritasi pada jaringan tubuh, dan saluran
napas.Pemaparan dari HF pada tingkat satu perseribu dapat berakibat fatal. Toksisitas akut
dari fluor lebih berbahaya dari HF. Pemaparan secara kronik dari fluorida dengan konsentrasi
tinggi dapat menyebabkan fluorosis, suatu gejala bercak-bercak pada gigi dan kondisi
pathological tulang.
Gas klor (Cl2) tidak terdapat sebagai bahan pencemar dalam jumlah yang cukup besar di
atmosfer tetapi sangat berbahaya pada daerah setempat. Gas ini banyak digunakan dalam
industri kimia, industri plastik, dan dalam pengolahan air limbah. Klorin sangat toksik dan
menyebabkan iritasi membran mocus (selaput lendir). Hidrogen klorida (HCl) dihasilkan dari
berbagai sumber. Ensinerasi (pembakaran) plastik seperti PVC melepaskan HCl ke atmosfer.
Gas ini berbahaya bagi manusia terutama mengganggu pernapasan.
Tugas Individu
Buatlah pengamatan di lokasi-lokasi yang kamu anggap sebagai penghasil sampah. Catatlah jenis
sampah/limbah yang ada. Lengkapi pengamatan Anda dengan deskripsi pengaruh limbah
terhadap lokasi tersebut, misalnya cara penanganan, kuantitas/kualitas limbah, bau yang muncul,
estetika, perilaku penghasil sampah, dll!
No Lokasi Jenis Limbah/ Sampah Deskripsi Pengaruh Limbah di Lokasi
17
Ulangan Harian 2
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah in dengan singkat dan tepat !
1. Sebutkan sumber-sumber penghasil sampah dalam kehidupan sehari-hari !
2. Bagaimana limbah penanganan sampah yang tidak bernilai ekonomis?
3. Bagaimana cara menanggulangi dampak negatif penumpukan sampah? Jelaskan!
4. Bagaimana cara mengidentifikasi kualitas limbah cair?
5. Apa yang dimaksud dengan limbah infiltrasi ? apa saja yang terdampak limbah ini?
6. Sebutkan dampak tingginya kadar nitrat di perairan !
7. Sebutkan yang termasuk air limbah domestik ( rumah tangga ) !
8. Jelaskan pengaruh lapisan permukaan air yang terkena minyak!
9. Bagaimana kaitan antara sifat limbah cair dengan nilai keasamannya?
10. Dampak apa yang ditimbulkan bila limbah cair banyak mengandung phosphat?
4. Limbah Berbahaya dan Beracun
Pada umumnya limbah merupakan bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan
proses produksi, baik pada rumah tangga, industri, pertambangan, perkebunan dan
sebagainya. Bentuk limbah yang dihasilkanpun bervariasi dapat berupa cair, padat, gas. Dari
limbah yang dihasilkan tersebut ada yang bersifat baracun atau berbahaya dan dikenal
dengan Limbah Bahan Berbahaya dan Baracun.
Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia
dan makhluk hidup lain. Limbah bahan berbahaya dan beracun, yang selanjutnya disebut
Limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.
Limbah yang termasuk berbahaya dan beracun (B3) mempunyai sifat baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup dan
membahayakan kesehatan manusia. Beberapa karakteristik limbah berbahaya dan beracun
antara lain :
1. Mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan
suhu dan tekanan yang tinggi dengan cepat.
2. Mudah terbakar adalah limbah yang apabila berdekatan dengan api akan mudah terbakar
dalam waktu lama.
3. Mengandung racun, yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
4. Bersifat reaktif, yaitu limbah yang mudah menyebabkan kebakaran karena melepaskan
atau menerima oksigen.
5. Menyebabkan infeksi. Limbah ini misal berasal dari limbah laboratorium yang terinfeksi
penyakit atau limbah yang mengandung bibit penyakit.
6. Bersifat Korosif. Merupakan limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau
merusak/melapukkan baja. Limbah ini memiliki pH < 2,0 ( bersifat asam ) dan pH > 12,5
( bersifat basa ).
Banyak limbah berbahaya yang berupa
baterai keras yang diproduksi dengan jumlah
jutaan setiap tahunnya. Juga pestisida racun
hama yang banyak digunakan dibidang
petanian dan perkebunan. Apabila digunakan
sesuai dengan takaran mungkin tidak
berbahaya, tapi tanpa disadari racun hama
yang terbuat dari bahan-bahan kimia organik
akan terdekomposisi baik oleh peristiwa
alami maupun peristiwa kimiawi dari
tumbuhan yang disemprot pestisida tersebut. Sisa pestisida yang ada dipermukaan daun akan
terbawa air hujan dan terinfiltrasi kedalam tanah dan mengalir ke sungai yang akan meracuni
air sungai.
5. Limbah Industri
Pada dasarnya fungsi industri mengolah input menjadi output. Sebagai input meliputi
bahan baku, bahan penolong, tenaga kerja mesin dan tenaga ahli dan lain-lain. Sebagai
output industri diklasifikasikan produk utama, sampingan dan limbah yang dapat diuraikan
18
menjadi limbah bernilai ekonomis dan nonekonomis. Penyelidikan sumber pencemaran
dapat dilaksanakan pada input, proses maupun pada output-nya dengan melihat jenis dan
spesifikasi limbah yang diproduksi.
Pencemaran yang ditimbulkan industri karena ada limbah keluar pabrik mengandung
bahan beracun dan berbahaya. Bahan pencemar keluar bersama bahan buangan melalui
media udara, air dan bahan padatan. Bahan buangan yang keluar dari pabrik masuk dalam
lingkungan dapat diidentifikasi sebagai sumber pencemar.
Sebagai sumber pencemar perlu diketahui jenis bahan pencemar yang keluar, jumlah
dan jangkauannya. Antara pabrik satu dengan yang lain berbeda jenis, dan jumlahnya
tergantung pada penggunaan bahan baku, sistem proses, dan cara kerja karyawan dalam
pabrik. Untuk mengidentifikasi industri sebagai pencemar maka perlu diketahui jenis
industrinya, bahan baku, sistem proses dan pengolahan akhir.
Sesuai dengan sifatnya, limbah
industri digolongkan menjadi 3, yaitu:
limbah padat, limbah cair, dan limbah
gas/asap. Limbah padat adalah limbah
yang sesuai dengan sifat benda padat
merupakan sampingan hasil proses
produksi. Pada beberapa industri tertentu
limbah ini sering menjadi masalah baru
sebab untuk proses pembuangannya
membutuhkan satu pabrik pula. Limbah
penduduk kota menjadikan kota
menghadapi problema kebersihan. Menurut sifat dan bawaan limbah mempunyai
karakteristik baik fisika, kimia maupun biologi. Sifat setiap jenis limbah tergandung dari
sumber limbah.
Ada industri tertentu menghasilkan limbah cair dan limbah padat yang sukar
dibedakan. Ada beberapa hal yang sering keliru mengidentifikasi limbah cair, yaitu buangan
air yang berasal dari pendinginan. Sebuah pabrik membutuhkan air untuk pendinginan
mesin, lalu memanfaatkan air sungai yang sudah tercemar disebabkan oleh sektor lain.
Karena kebutuhan air hanya untuk pendinginan dan tidak untuk lain-lain, tidaklah tepat bila
air yang sudah tercemar itu dikatakan bersumber dari pabrik tersebut.
Limbah gas/asap adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai media. Pabrik
mengeluarkan gas, asap, partikel, debu melalui udara, dibantu angin memberikan jangkauan
pencemaran yang cukup luas. Gas, asap dan lain-lain berakumulasi/bercampur dengan udara
basah mengakibatkan partikel tambah berat dan malam hari turun bersama embun.
Sumber limbah industri adalah :
1) Bersumber langsung dari kegiatan industri, yaitu limbah yang dihasilkan bersamaan
dengan proses produksi sedang berlangsung, dimana produk dan limbah hadir pada saat
yang sama.
2) Secara tidak langsung dari kegiatan industri. Limbah ini dihasilkan sebelum proses
maupun sesudah proses produksi. Misal, pencucian kayu balok pada pabrik Plywood
merupakan limbah tidak langsung. Sebelum bahan baku diproses pada mesi-mesin,
seringkali harus dibersihkan terlebih dahulu, dan akibat dari kegiatan tersebut
menghasilkan limbah. Berbagai hasil produksi pabrik yang dikonsumsi ditengah-tengah
masyarakat, setelah habis masa penggunaannya barang tersebut dibuang sebagai limbah
meskipun bukan lagi menjadi tanggung jawab pengusaha industri yang mengelolanya.
Limbah yang dikembalikan ke pabrik untuk digunakan sebagaimana pada awal
prosesnya disebut dengan pendayagunaan kembali (Reuse).
6. Bahan Lain yang Berbahaya dalam Pabrik
Di samping pada bahan pencemar yang lepas ke
udara terdapat pula bahan tertentu yang tersimpan
ataupun masih dalam proses di pabrik. Bahan ini
karena sifat fisis dan kimianya cukup berbahaya bagi
lingkungan apabila terlepas dengan sengaja ataupun
tidak sengaja. Sifat racun suatu bahan belum tentu
sama dengan sifat bahaya. Bahan yang bersifat racun
belum tentu menimbulkan/merupakan bahaya apabila
19
bahan tersebut digunakan secara tepat.
Sifat racun menunjukkan efek biologis atau kemampuan untuk melukai tubuh, sedang
sifat bahaya menunjukkan kemungkinan kerugian. Bahan semacam ini banyak digunakan
sebagai bahan penolong ataupun bahan utama pabrik kimia. Juga banyak diperoleh sebagai
hasil jadi atau sampingan.
Tingkat bahaya yang ditimbulkan sebagai racun sangat membahayakan bagi manusia
karena menimbulkan bermacam-macam gangguan seperti: merusakkan kulit, menyulitkan
pernafasan, akut maupun kronis, bahkan dapat mematikan. Di samping itu mempunyai daya
ledak, mudah terbakar, mudah menyala, sehingga pengelolaannya harus dilakukan dengan
sangat herhati-hati.
Bensena, siklo hexanol, asam sulfat, amonium hidroksida, amonium sulfat, amonium
nitrat, hidrogen karbon dioksida, belerang dioksida dan lain-lain yang terdiri dari 90 macam
bahan, telah diklasifikasikan sebagai B3. Oleh sebab itu pengawasan dan pengamanan
terhadap bahan ini harus ditingkatkan dari waktu ke waktu menyangkut sifat fisis dan kimia.
Berbahaya dan beracun yang dimaksudkan karena dapat mematikan seketika atau pun
beberapa lama, dapat secara biologis, dapat berakumulasi dalam lingkungan dan terakhir tidak
bisa terdegradasi.
Besarnya resiko kerusakan lingkungan akibat bahan tersebut telah banyak terbukti seperti
tragedi Chernobyl di Uni Soviet ataupun Bhopal di India. Kerusakan yang ditimbulkannya
selain mengancam kehidupan manusia juga akan mengancam biota lainnya baik dalam jangka
panjang maupun pendek. Kehadiran bahan beracun dan berbahaya sebagai limbah seperti mata
rantai yang tak berujung. Bahan ini dalam bentuknya sesuai dengan sifatnya harus tersimpan
secara baik. Lokasi penyimpanan dan wadahnya juga harus memenuhi kriteria tertentu sesuai
dengan klasifikasi yang ditetapkan.
Barang-barang tersebut bila hendak dipindahkan/diangkut untuk kebutuhan proses
industri membutuhkan angkutan tersendiri, mungkin dibutuhkan desain khusus alat
pengangkut sampai kepada proses, sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi untuk
kemudian dikonsumsi oleh industri hilir atau konsumen langsung. Oleh pihak industri maupun
konsumen untuk sebagian terbuang sebagai limbah. Sebagai limbah yang ekonomis dapat
didaur ulang dan sebagai limbah nonekonomis akan dibuang melalui proses pangolahan.
Ditinjau dari sudut pengawasan dan pengamanan bahan ini pengelolaannya harus
dilaksanakan mulai dari pengadaan sampai kepada distribusi. Mengingat seringnya terjadi
kecelakaan yang ditimbulkan bahan beracun dan berbahaya maka setiap pengusaha dianjurkan
untuk membuat label setiap jenis bahan tersebut. Label itu menunjukkan jenis bahan, sifat
kimia maupun fisikanya sehingga setiap orang dapat melihat dan membaca.
Bahan pencemar yang terkandung dalam limbah terdiri dari bahan beracun dan atau
berbahaya. Beracun artinya dapat membunuh manusia atau makhluk lain bila takarannya
melebihi ukuran yang disyaratkan. Sedangkan berbahaya masuk tubuh belum tentu beracun
tapi juga dapat merusakkan tubuh. Parameter limbah menunjukkan daya racun dan berbahaya
bila salah satu atau lebih dari sifat berikut ini dipenuhi, yaitu:
1.Bahannya sendiri bersifat racun
2.Mudah terbakar dan menyala
3.Mudah meledak/Bahan peledak
4.Korosif/Iritatif
5.Radio aktif
6.Membahayakan ekosistem
Ada beberapa bahan kimia yang sangat besar
manfaatnya dan digunakan sehari-hari tapi mempunyai
daya racun yang cukup tinggi, misalnya racun yang
digunakan untuk membunuh tikus, serangga, nyamuk,
dan racun lainnya sejenis pestisida. Sebagai bahan
organik yang siap pakai senantiasa diberikan tanda-
tanda peringatan ataupun catatan pada
pembungkus/packing sehingga merupakan petunjuk bagi si pemakai.
Bahan yang mudah menyala dan terbakar disebabkan bereaksi dengan oksigen bila dekat
dengan sumber panas pada suhu atau tekanan tertentu akan menimbulkan ledakan maupun api.
Misalnya amonia (NH3) berbentuk gas tidak berwarna, baunya khas: Disimpan dalam keadaan
cair pada tekanan 10 atmosfir. Titik leleh: minus 77°C dan titik didih: minus 33°C. Akan
20
menyala sendiri pada suhu 629°C. Gas ini memengaruhi kulit, pencernaan dan pernafasan.
Meledak dari wadahnya bila terkena nyala api.
Terjadinya pencemaran karena perlakuan yang tidak semestinya terhadap bahan tersebut,
mulai dari penanganan awal sampai kepada distribusi. Kontak dengan hawa panas, wadah
terbuka, kebocoran dan tercecer menyebabkan bahan ini terbuang dengan media pencemar
udara ataupun air.
Tugas Kelompok
Lakukan kunjungan ke industri tertentu, yang memungkinkan Anda dapat mengamati unit
pengelolaan limbahnya. Lakukan pengamatan dan deskripsikan bagaimana kondisi limbah yang
ada, potensi bahaya limbah, dan cara pengelolaannya! Susun deskripsi Anda menjadi sebuah
berita yang siap disajikan di Mading sekolah!
No Lokasi Industri Deskripsi Limbah dan Pengelolaannya
Ulangan Harian 3
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah in dengan singkat dan tepat !
1.Apa yang dimaksud limbah berbahaya dan beracun (B3) ?
2. Sebutkan 6 karakteristik limbah berbahaya dan beracun ( B3 ) !
3. Bagaimana cara mengidentifikasi limbah di industri?
4. Sebutkan dari mana saja sumber limbah industri !
5. Sebutkan 5 contoh limbah B3 !!
UJI KOMPETENSI 1
A. Berilah tanda silang ( x ) pada jawaban a, b, c, d atau e yang dianggap paling benar!
1. Potensi bahaya limbah selalu dipengaruhi oleh….
a. asal limbah
b. tempat limbah
c. jenis limbah
d. wujud limbah
e. bentuk limbah
2. Potensi pencemaran limbah/sampah tidak dipengaruhi oleh….
a. berat limbah
b. bentuk limbah
c. volume limbah
d. jumlah limbah
e. jenis limbah
3. Potensi pencemaran limbah/sampah tidak dipengaruhi oleh….
a. berat limbah
b. bentuk limbah
c. volume limbah
d. jumlah limbah
e. jenis limbah
4. Kualitas dan kuantitas limbah cair salah satunya ditentukan oleh kepadatan penduduk. Namun
dari aspek ini bisa diperkecil dengan cara…
a. meningkatkan kemajuan taraf hidup.
b. mengurangi jumlah penduduk
c. meningkatkan kualitas pendidikan
d. memperbaiki lingkungan
e. memperbaiki perilaku manusia.
21
5. Salah satu cara memperbaiki kemampuan alam dalam menangani limbah yang ada adalah…
a. meningkatkan kemajuan taraf hidup.
b. mengurangi jumlah penduduk
c. meningkatkan kualitas pendidikan
d. memperbaiki lingkungan
e. mengurangi volume pembuangan limbah.
6. Dalam sebuah tempat sampah umum di dalamnya terdapat bahan buangan yang terdiri dari;
kertas koran, plastik, kaleng susu, daun, sisa makanan, sisa susu segar, dan botol air mineral.
Yang termasuk sampah anorganik adalah….
a. kertas koran, daun dan sisa makanan.
b. kaleng susu, plastik, botol air mineral.
c. sisa air mineral, daun, sisa susu segar.
d. kaleng susu, daun, sisa susu segar.
e. sisa makanan, daun, sisa susu segar.
7. Dalam sebuah tempat sampah umum di dalamnya terdapat bahan buangan yang terdiri dari;
kertas koran, plastik, kaleng susu, daun, sisa makanan, sisa susu segar, dan botol air mineral.
Yang termasuk limbah organik adalah….
a. kaleng susu, plastik, sisa air mineral.
b. sisa air mineral, daun, sisa susu segar.
c. kertas koran, daun, sisa susu segar dan sisa makanan.
d. kaleng susu, daun, sisa susu segar.
e. sisa makanan, daun, sisa susu segar.
8. Masuknya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup
oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun disebut dengan ….
a. pencemar lingkungan
b. zat pencemar lingkungan
c. pencemaran lingkungan
d. polutan
e. populasi
9. Yang tidak termasuk limbah industri adalah ….
a. kaleng
b. rongsokan CPU
c. kain perca
d. plastik
e. pestisida
10. Berikut ini yang termasuk limbah dari industri tahu ….
a. ampas kedele
b. air cucian peralatan
c. air rendaman kedele
d. sisa minyak goreng
e. uap perebusan
11. Kalau di jalanan kita menemukan botol minuman mineral yang masih sedikit berisi air
mineral, maka pernyataan di bawah ini yang salah adalah….
a. kita telah menemukan sampah street sweeping.
b. kita telah menemukan limbah street sweeping.
c. kita telah menemukan sampah rubbish.
d. kita telah menemukan industrial waste.
e. kita telah menemukan limbah anorganik.
12. Batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar yang terdapat dalam air dan air
tetap dapat digunakan sesuai dengan kriterianya ….
a. bahan limbah cair
b. baku air tercemar
c. baku mutu air
d. batas kualitas air
e. batas kadar air
13. Salah satu contoh tingkat pencemaran yang menyebabkan sakit kronis adalah ….
a. pencemaran nuklir
b. pencemaran Hg di Minamata
c. pencemaran debu
22
d. asap menyebabkan perih di mata
e. gas buangan kendaraan bermotor
14. Pasir dan lumpur merupakan contoh dari ….
a. padatan terendap
b. padatan tersuspensi
c. koloid
d. padatan terlarut
e. minyak dan lemak
15. Padatan yang menyebabkan kekeruhan air dan tidak dapat mengendap secara langsung
disebut dengan ….
a. sediment
b. padatan tersuspensi
c. padatan terlarut
d. padatan terendap
e. partikel padatan
16. Kandungan bakteri patogen dalam air, menunjukkan bahwa terjadi pencemaran secara
biologis. Seperti bakteri Shigella dysentriae yang dapat menyebabkan penyakit ….
a. disentri
b. tifus
c. kolera
d. paratifus
e. hepatitis
17. Rawa yang banyak bahan organik menyebabkan kandungan oksigen airnya ….
a. seimbang dengan bahan organik
b. dinamakan BOD
c. akan berlipat ganda
d. berkurang
e. semakin banyak
18. Timbal merupakan polutan udara yang berbahaya karena debu timbal akan terserap oleh
aliran darah dan terakumulasi dalam ….
a. persendian tulang
b. tulang pipa
c. sumsum tulang
d. hati
e. ginjal
19. Contoh sumber pencemaran air non domestik adalah ….
a. rumah tangga
b. rumah makan
c. kantor
d. hotel
e. sisa bahan pertanian
20. Limbah industri yang mengandung logam berat sangat berbahaya jika sampai dibuang ke
perairan. Pernyataan dibawah ini yang berkaitan dengan potensi bahaya tersebut, yang tidak
benar adalah...
a. potensi bahaya tidak bisa mengenai manusia jika tidak bersinggungan langsung dengan air
yang tercemar.
b. potensi bahaya bisa mengenai manusia walaupun tidak bersinggungan langsung dengan air
yang tercemar.
c. potensi bahaya bisa mengenai hewan di perairan tersebut.
d. potensi bahaya bisa mengenai semua kehidupan di perairan tersebut.
e. potensi bahaya hanya bisa mengenai tumbuhan di perairan tersebut.
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan tepat !
1. Sebutkan macam-macam pencemaran berdasarkan bahan pencemarnya !
2. Sebutkan macam-macam padatan berdasarkan besar partikelnya dan kelarutannya !
3. Apakah yang dimaksud dengan limbah, apa pula yang dimaksud dengan sampah?
4. Berikan dua contoh hasil pemecahan komponen secara anaerobik yang menghasilkan bau
tidak enak !
5. Bagaimana kemungkinan pengaruh limbah atau sampah terhadap lingkungan ?
6. Jelaskan beberapa aktivitas yang merupakan sumber pencemaran radioaktif !
23
7. Bagaimana cara menanggulangi dampak negatif penumpukan sampah? Jelaskan!
8. Pencemaran tanah dapat terjadi karena pencemaran secara langsung. Jelaskan !
9 Jelaskan dampak yang ditimbulkan akibat pemanasan global !
10. Sebutkan dampak tingginya kadar nitrat di perairan !