is pa

14

Click here to load reader

Upload: badrul-rasyid-changen

Post on 01-Jul-2015

497 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Is Pa

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK II

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT

(ISPA)Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak II

Dosen pengampu: Puji Purwaningsih, S. Kep., Ns

Disusun Oleh:

Okky Ari Wahyu Niarto

010401077

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NGUDI WALUYO UNGARAN

2007

Page 2: Is Pa

LEMBAR PERSETUJUAN

Makalah ini berjudul:

“Asuhan Keperawatan pada Infeksi Saluran Pernafasan Akut”

Disusun sebagai pemenuhan tugas dalam mata kuliah Keperawatan Anak II.

Ungaran, Maret 2007

Dosen pengampu

Puji Purwaningsih, S. Kep., Ns

Page 3: Is Pa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dewasa ini makin bertambahnya jumlah penduduk maka makin kompleks

pula penyakit yang dialami masyarakat kita. Salah satunya penyakit Infeksi

Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang biasa terjadi pada anak-anak. Merupakan

suatu penyakit infeksi pada saluran pernafasan atas maupun bawah.

Mikroorganisme mempunyai kemampuan untuk menyebabkan penyakit

saluran nafas bagian atas primer. Organisme yang sama mungkin menyebabkan

infeksi yang tidak nyata atau gejala klinis dengan derajat serta luas yang berbeda

sesuai dengan faktor-faktor pejamu seperti umur, jenis kelamin dll.

Di Indonesia, sebagian besar kematian pada balita dipicu karena adanya

ISPA bagian bawah atau pneumonia. ISPA menyerang jaringan paru-paru dan

penderita cepat meninggal akibat pneumonia yang terlalu berat.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Dapat memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan ISPA

2. Tujuan Khusus

a. Dapat menjelaskan definisi ISPA

b. Dapat mengetahui etiologi ISPA

c. Dapat mengidentifikasi manifestasi klinis

d. Dapat menjelaskan patofisiologi ISPA

e. Mengetahui penatalaksanaan medis pada ISPA

f. Dapat menentukan diagnosa keperawatan

Page 4: Is Pa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi

ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran

pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan dan paru - paru), dan organ adneksa

saluran pernafasan.

Berikut ini dijelaskan lebih rinci mengenai bagian bagian tersebut diatas :

HIDUNG

Merupakan saluran pernafasan teratas. Ditempat ini udara pernafasan mengalami

proses yaitu :

1. Penyaringan ( filtrasi )

Partikel-partikel yang ada dalam udara pernafasan akan disaring khususnya

partikel-partikel yang berdiameter > 2 m. Cilia berperan sebagai filter.

2. Penghangatan

Kapiler pembuluh darah yang ada di lapisan mukosa hidung berperan sebagai

penghangat. Udara pernafasan yang dingin akan dihangatkan.

3. Pelembaban ( humidifikasi )

Udara pernafasan yang kering akan dilembabkan oleh lapisan mukosa hidung

sehingga tidak mengiritasi saluran pernafasan.

Sepertiga bagian atas hidung terdiri dari tulang dan dua pertiga bagian

bawahnya adalah kartilago yang terdiri dari dua bagian. Bagian tengah dipisahkan

oleh septum. Septum dan dinding dalam rongga hidung dilapisi oleh membran

mukosa. Bagian depan hidung yang terbuka keluar dilapisi oleh kulit dan folikel

rambut. Bagian belakang hidung berhubungan dengan pharing disebut

nasopharing.

Page 5: Is Pa

PHARING

Pharing atau tenggorokan berada dibelakang mulut dan rongga nasal

dibagi dalam tiga bagian yaitu nasofaring, oropharing dan laringopharing. Pharing

merupakan saluran penghubung ke saluran pernafasan dan saluran pencernaan.

Normalnya bila makanan masuk melalui oropharing, epiglotis akan menutup

secara otomatis sehingga aspirasi tidak terjadi. Tonsil merupakan pertahanan

tubuh terhadap benda-benda asing ( organisme ) yang masuk ke hidung dan

pharing.

LARING

Laring berada diatas trachea, dibawah pharing. Sering kali orang

menyebut laring sebagai kotak suara karena udara yang melewati daerah ini akan

membentuk bunyi ( suara ).

TRACHEA

Terletak di bagian depan esophagus, dari mulai bagian bawah cricoid

kartilago laring dan berakhir setinggi vertebra thorakal 4 atau 5. Trachea

bercabang menjadi bronchus kanan dan kiri. Tempat percabangannya disebut

karina yang terdiri dari 6 – 10 cincin kartilago.

BRONCHUS

Bronchus primer dimulai dari karina. Bronchus kanan lebih gemuk dan

pendek serta lebih vertikal dibandingkan dengan bronchus kiri. Bronchus primer

dibagi kedalam lima bronchus sekunder ( lobus ) masing-masing lobus dikelilingi

oleh jaringan penyambung, pembuluh darah saraf, pembuluh limfatik. Bronchus

dilapisi oleh cilia yang berfungsi menangkap partikel-partikel dan mendorong

sekret ke atas untuk selanjutnya dikeluarkan melalui batuk atau ditelan.

BRONCHIOLUS

Merupakan cabang dari bronchus sekunder yang dibagi kedalam saluran-

saluran kecil yaitu bronchiolus terminal dan bronchiolus respirasi. Kedua

bronchiolus ini mempunyai diameter < 1 mm. Bronchiolus terminalis dilapisi

Page 6: Is Pa

cilia, tidak terjadi difusi di tempat ini. Sebagian kecil difusi terjadi pada

bronchiolus respirasi.

ALVEOLUS

Duktus alveolus menyerupai buah anggur dan merupakan cabang dari

bronchiolus respiratori. Sakus alveolus mengandung alveolus yang merupakan

unit fungsional paru sebagai tempat pertukaran gas. Diperkirakan paru-paru

mengandung + 300 juta alveolus ( luas permukaan + 100 m2 ) yang dikelilingi

oleh kapiler darah.

Dinding alveolus menghasilkan surfaktan ( terbuat dari lesitin ) sejenis

fosfolipid yang sangat penting dalam mempertahankan ekspansi dan recoil paru.

Surfaktan ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan dinding alveoli. Tanpa

surfaktan yang adekuat maka alveolus akan mengalami kolaps.

PARU-PARU

Paru merupakan jaringan elastis yang dibungkus ( dilapisi ) oleh pleura.

Pleura terdiri dari pleura viseral yang langsung membungkus / melapisi paru dan

pleura parietal pada bagian luarnya. Pleura menghasilkan cairan jernih ( serosa )

yang berfungsi sebagai lubrikasi. Banyaknya cairan ini lebih kurang 10 – 15 cc.

Lubrikasi dimaksudkan untuk mencegah iritasi selama respirasi.

Peredaran darah ke paru-paru melalui dua pembuluh darah yaitu :

1. Arteri pulmonaris yang bercabang-cabang menjadi arteriol venula yang akan

membentuk jalinan kapiler.

2. Arteri bronchialis yang merupakan percabangan dari aorta torakal. Arteri ini

akan mensuplai darah untuk kebutuhan metabolisme paru.

Page 7: Is Pa

B. Definisi Penyakit

ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau

dikenal sebagai Acute Respiratory Infections (ARI).

Infeksi pernafasan akut adalah proses inflamasi yang disebabkan oleh

virus, bakteri, atipikal (mikro plasma) atau aspirasi substansi asing, yang

melibatkan suatu atau semua bagian saluran pernafasan.

(Wong,D.L,2003:458)

Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan, dan

akut. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme kedalam tubuh

manusia dan berkembang sehingga menimbulkan gejala penyakit. Saluran

pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli, beserta organ adneksa

lainnya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah, dan pleura. Sedangkan infeksi

akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari

diambil untuk menunjukkan proses akut dari suatu penyakit.

(Tempointeraktif. com)

C. Etiologi

Etiologi ISPA diantaranya adalah:

1. Bakteri : Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus, Hemofillus,

Bordetella dan Korinobakterium.

2. Virus : Mikosovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus,

Mikoplasma, Herpesvirus.

3. Kurang gizi

4. Tertular dari penderita lain

5. Tempat tinggal yang kurang sehat, ex:

- Ventilasi kurang

- Lingkungan rumah yang banyak debu

- Lantai yang lembab

Page 8: Is Pa

D. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala penyakit ISPA antara lain:

1. Batuk terjadi karena produksi mukus meningkat, sehingga terakumulasi

pada trakea yang kemudian menimbulkan batuk. Batuk juga bisa terjadi

karena iritasi pada bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non

produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif

(menghasilkan sputum).

2. Kesulitan bernafas

Akumulasi mukus di trakea akan mengakibatkan saluran nafas tersumbat

sehingga mengalami kesulitan dalam bernafas

3. Sakit tenggorokan

Terjadi iritasi jalan nafas akibat pembengkakan akan merangsang ujung

dendrit oleh nervus, untuk menstimulasi pelepasan kemoreseptor yaitu

bradikinin dan serotonin sehingga terjadi perangsangan nyeri pada

tenggorokan

4. Demam

Infeksi jalan nafas juga mengakibatkan munculnya demam, ini sebagai

mekanisme pertahanan tubuh dalam melawan mikroorganisme yang

masuk.

Page 9: Is Pa

E. Patofisiologi

ISPA terjadi dapat karena masuknya virus kedalam saluran pernafasan

atas, kemudia virus bereplika (membelah) pada sel epitel kolumner bersilia

(hidung, sinus, faring) menyebabkan radang pada tempat tersebut. Peradangan itu

merangsang pelepasan mediator histamin dalam sekresi hidung sehingga

permeabilitas vaskuler naik dan akibatnya terjadi odema pada mukosa dan hidung

menjadi tersumbat akibat akumulasi mukus, dari kejadian itu menimbulkan

masalah inefektif bersihan jalan nafas.

Peradangan hidung, sinus dan faring ditambah dengan adanya bakteri

menyebabkan perluasan sampai tonsil dan adenoid ikut meradang, dengan

pemejanan alergen juga menyebabkan laring dan faring mengalami peradangan.

Pada proses peradangan terjadi pembengkakan dan pelepasan sel epitel yang

mengalami infeksi sehingga menyebabkan iritasi jalan nafas yang menimbulkan

peningkatan pita suara sehingga terjadi kesulitan bicara (disfasia)

Proses infeksi pada jalan nafas juga menyebabkan demam sehingga terjadi

diaforesis yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan defisit volume cairan.

Pada tonsilitis dan adenoiditis apabila sudah terjadi hipertropi dan abses serta

tonbsilitis berulang maka harus dilakukan tindakan toksilotomi dan

adenoidoktomi.

Page 10: Is Pa

F. Pathway

G. Pemeriksaan Penunjang

H. Penatalaksanaan Medis