isbm belajar

205
MAKALAH HAKIKAT, CIRI, DAN KOMPONEN PEMBELAJARAN 14.53 Febrian Chandra 0 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan informasi atau pengetahuan dari seorang guru kepada siswa. Berdasarkan hal tersebut maka dalam pembelajaran terdapat ciri- ciri tertentu. Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda-tanda upaya guru mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses belajar dan tujuan belajar dapat tercapai. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kondisi yang sengaja diciptakan, dimana dalam kegiatan tersebut terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik guna mewujudkan tujuan pembelajaran itu sendiri. Belajar mengajar mempunyai hakikat, ciri, dan komponen. Pembelajaran harus menghasilkan belajar pada peserta didik dan harus dilakukan suatu perencana yang sistematis, sedangkan mengajar hanya salah satu penerapan strategi pemnbelajaran di antara strategi-strategi pembelajaran yang lain dengan tujuan utamanya menyampaikan informasi kepada peserta didik. Perbedaan

Upload: ihya-ulumiddin

Post on 12-Apr-2017

227 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isbm belajar

MAKALAH HAKIKAT, CIRI, DAN KOMPONEN PEMBELAJARAN 14.53 Febrian Chandra 0

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan informasi atau pengetahuan

dari seorang guru kepada siswa. Berdasarkan hal tersebut maka dalam pembelajaran terdapat

ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda-tanda upaya guru

mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam

kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses belajar dan tujuan belajar dapat tercapai.

Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kondisi yang sengaja diciptakan, dimana dalam

kegiatan tersebut terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik guna mewujudkan tujuan

pembelajaran itu sendiri. Belajar mengajar mempunyai hakikat, ciri, dan komponen.

Pembelajaran harus menghasilkan belajar pada peserta didik dan harus dilakukan suatu

perencana yang sistematis, sedangkan mengajar hanya salah satu penerapan strategi

pemnbelajaran di antara strategi-strategi pembelajaran yang lain dengan tujuan utamanya

menyampaikan informasi kepada peserta didik. Perbedaan tersebut pun telah menggeser

paradigma pendidikan, yang semula guru sebagai pusat kepada siswa sebagai pusat. Kegiatan

pendidikan yang semula lebih berorientasi pada mengajar (guru lebih banyak berperan) telah

berpindah konsep menjadi pembelajaran (merencanakan kegiatan-kegiatan yang orientasinya

kepada siswa agar terjadi belajar dalam dirinya).

Sebagai guru sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi

belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik ketujuan.disini tentu saja tugas guru

berusaha menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua anak

didik.

Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari

kegiatan mengajar. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak

Page 2: Isbm belajar

didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran.tujuan pengajaran tentu saja akan tercapai jika

anaak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya.

B.     PERUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas dapat disusun rumusan masalahnya sebagai berikut:

1.      Bagaimana hakikat didalam pembelajaran?

2.      Apa saja ciri-ciri pembelajaran ?

3.      Bagaiman komponen-komponen dalam pembelajaran ?

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Hakikat Pembelajaran

1.      Pengertian

Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup

belajar.Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia dapat melihat perubahan terjadi

tetapi tidak pembelajaran itu sendiri. Konsep tersebut adalah teoretis, dan dengan demikian tidak

secara langsung dapat diamati.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan

lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dan tugas guru adalah

mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta

didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta

didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Disini pendidik berperan

sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung

peningkatan kemampuan belajar peserta didik.

Dalam pembelajaran juga terdapat komponen – komponen pembelajaran yang saling

berhubngan satu sama lainnya. Oleh karena itu perencanaan pembelajaran dalam proses

pembelajaran sangat penting untuk menunjang kegiatan belajar secara optimal.

Page 3: Isbm belajar

Secara umum istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang mengakibatkan

terjadinya perubahan tingkah laku. Dengan pengertian demikian, maka pembelajaran dapat

dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah

laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik. Adapun yang dimaksud dengan proses

pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain

bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda dengan proses

belajar yang diartikan sebagai cara bagaimana para pembelajar itu memiliki dan mengakses isi

pelajaran itu sendiri.Berangkat dari pengertian tersebut, maka dapat dipahami bahwa

pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang sungguh-sungguh antara guru dan peserta

didik, dimana penekanannya adalah pada proses pembelajaran oleh peserta didik(student of

learning), dan bukan pengajaran oleh guru(teacher of teaching).

Konsep seperti ini membawa konsekuensi kepada fokus pembelajaran yang lebih

ditekankan pada keaktifan peserta didik sehingga proses yang terjadi dapat menjelaskan sejauh

mana tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.

Keaktifan peserta didik ini tidak hanya dituntut secara fisik saja, tetapi juga dari segi kejiwaan.

Apabila hanya fisik peserta didik saja yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka

kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya dengan peserta didik

tidak belajar, karena peserta didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya.

Fungsi-fungsi pembelajaran yaitu sebagai berikut:

         Pembelajaran sebagai sistem

Pembelajaran sebagai sistem terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisir antara lain

tujuan pembelajaran , materi pembelajaran , strategi dan metode pembelajaran, media

pembelajaran/alat peraga , pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut

pembelajaran (remedial dan pengayaan).

         Pembelajaran sebagai proses

Pembelajaran sebagai proses merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka

membuat siswa belaja, meliputi :

Page 4: Isbm belajar

1.      Persiapan, merencanakan program pengajaran  tahunan, semester, dan penyusunan persiapan

mengajar (lesson plan) dan  penyiapan perangkat kelengkapannya antara lain alat peraga, dan

alat evaluasi, buku  atau media cetak lainnya.

2.      Melaksanakan kegiatan pembelajaran  dengan mengacu pada persiapan pembelajaran  yang telah

dibuatnya. Banyak dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi dan metode-metode pembelajaran

yang telah dipilih dan dirancang

3.      penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen guru , persepsi, dan sikapnya terhadap siswa.

4.      Menindaklanjuti pembelajaran  yang telah dikelolanya. Kegiatan pasca pembelajaran ini dapat

berbentuk enrichment (pengayaan), dapat pula berupa pemberian layanan remedial teaching bagi

siswa yang berkesulitan belajar.

2.      Pembelajaran Sebagai Suatu Sistem

Pendekatan sistem yang diterapkan dalam pembelajaran bukan saja sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga sesuai dengan perkembangan dalam

psikologi belajar sistematik, yang dilandasi dengan prinsip-prinsip psikologi behavioristik dan

humanistik. Aspek-aspek pendekatan sistem pembelajaran, meliputi aspek filosofis dan aspek

proses. Aspek filosofis ialah pandangan hidup yang melandasi sikap si perancang, sistem yang

terarah pada kenyataan. Sedangkan aspek proses ialah suatu proses dan suatu perangkat alat

konseptual. Ciri-ciri pendekatan sistem pembelajaran, yaitu ada dua ciri utama, yakni :

1. Pendekatan sistem sebagai suatu pandangan tertentu mengenai proses pembelajaran

dimana berlangsung kegiatan belajar mengajar, terjadinya interaksi antara siswa dan guru, dan

memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar secara efektif

2. Penggunaan metodologi untuk merancang sistem pembelajaran yang meliputi prosedur

perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penilaian keseluruhan proses pembelajaran yang

tertuju pada konsep pencapaian tujuan pembelajaran. Pola pendekatan sistem pembelajaran,

menurut Oemar Hamalik (2002: 9), melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1.      identifikasi kebutuhan pendidikan (merumuskan masalah)

2.      analisis kebutuhan untuk mentransfomasikan menjadi tujuan pembelajaran (analisis masalah)

3.      merancang metode dan materi pembelajaran (pengembangan suatu pemecahan)

4.      pelaksanaan pembelajaran (eksperimental)

5.      menilai dan merevisi.

Page 5: Isbm belajar

Untuk mencapai pembelajaran efektif dan efisien dibutuhkan pengelolaan komponen

pembelajaran secara baik. Dalam pendekatan sistem bahwasanya untuk mencapai tujuan

pembelajaran secara maksimal harus didukung dengan komponen pembelajaran yang baik, yang

meliputi tujuan, siswa, guru, metode, media, sarana, lingkungan pembelajaran dan evaluasi.

Masing-masing komponen memberikan pengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Akan

tetapi dari beberapa komponen-komponen tersebut guru merupakan komponen terpenting dalam

pembelajaran, karena guru bersifat dinamis, sehingga dapat mengelola dan menggerakkan

komponen-komponen yang lain.

B.     CIRI CIRI PEMBELAJARAN

Oemar Hamalik (1999) memaparkan tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran,

yaitu:

1. Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang merupakan unsur-unsur

sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.

2. Kesalingtergantungan, antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu

keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing-masing memberikan sumbangannya

kepada sistem pembelajaran.

3. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini menjadi

dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem pemerintahan, semuanya

memiliki tujuan. Sistem alami seperti: ekologi, sistem kehidupan hewan, memiliki unsur-unsur

yang saling ketergantungan satu sama lain, disusun sesuai dengan rencana tertentu, tetapi tidak

mempunyai tujuan tertentu. Tujuan sistem menuntun proses merancang sistem. Tujuan utama

sistem pembelajaran agar siswa belajar. Tugas seorang perancang sistem adalah mengorganisasi

tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien dan efektif.

Selanjutnya ciri-ciri pembelajaran lebih detail adalah sebagai berikut:

1.      Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk siswa dalam suatu perkembangan tertentu.

2.      Terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah, metode dan teknik yang direncanakan dan

didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3.      Fokus materi ajar, terarah, dan terencana dengan baik.

4.      Adanya aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungya kegiatan pembelajaran.

5.      Aktor guru yang cermat dan tepat.

6.      Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan siswa dalam proporsi masing-masing.

Page 6: Isbm belajar

7.      Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

8.      Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk.

Yang menjadi kunci untuk menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata

ajaran dan guru itu sendiri. Kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai,

dikembangkan dan diapresiasi. Mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan

hasil-hasil pendidikan yang diinginkan.

Pada prinsipnya pembelajaran harus melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:

1.      Identifikasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan (perumusan masalah).

2.      Analisis kebutuhan untuk mentransformasikannya menjadi tujuan-tujuan pembelajaran (analisis

masalah).

3.      Merancang metode dan materi pembelajaran (pengembangan suatu pemecahan).

4.      Pelaksanaan pembelajaran (eksperimental).

5.      Menilai dan merevisi.

ciri-ciri belajar menurut Edi Suardi sebagai berikut :

1.      Belajar mengajar memiliki tujuan.

Tidak hal yang dilakukan tanpa memiliki tujuan, begitu pula dengan belajar yakni untuk

membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang dimaksud dengan

kegiatan belajar mengajar itu sadar akan tujuan, dengan menempatkan anak didik sebagai pusat

perhatian.

2.      Ada suatu proses (jalannya interaksi) yang direncanakan, di desain untuk mencapai secara

optimal.

Selain memiliki tujuan belajar juga memiliki ciri suatu kegiatan yang direncanakan maka dalam

melakukan interaksi perlu ada prosedur, atau langkah-langkah sistematik dan relevan.

3.      Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus.

Dalam hal ini materi harus di desain sedemikian rupa, sehingga cocok untuk mencapai tujuan.

4.      Ditandai dengan aktivitas anak didik.

Sebagai konsekuensi. Bahwa anak didik merupakan syarat untuk bagi berlangsungnya kegiatan

belajar mengajar.

5.      Dalam kegiatan belajar mengajar.

Page 7: Isbm belajar

Guru berperan sebagai pembimbing. Dalam perannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha

menghidupkan dan memberi motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif.

6.      Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan dispilin.

Disiplin dalam kegiatan belajar mengajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang

diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik

dengan sadar.

7.      Ada batas waktu.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas (kelompok anak didik),

batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditingkatkan. Setiap tujuan akan diberi waktu

tertentu, kapan tujuan itu sudah harus tercapai.

8.      Evaluasi.

Dari seluruh kagiatan diatas,masalah evaluasi bagian penting yang tidak bisa diabaikan, setelah

guru melakukan kegiatan belajar mengajar. Evaluasi harus guru lalkukan untuk mengetahui

tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah dilakukan.

C.    KOMPONEN PEMBELAJARAN

Sebagai suatu sistem, kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen sebagai

berikut :

1.      Tujuan

Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran adalah suatu cita –cita yang bernilai normatif. Dengan

kata lain, dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik. Tujuan

tersebut mempunyai jenjang dari yang luas dan umum sampai pada yang sempit dan khusus.

Semua tujuan itu berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya, dan tujuan yang berada di

bawah akan menunjang tujuan di atasnya.

2.      Bahan Pelajaran

Bahan adalah salah satu sumber belajar bagi anak didik. Bahan yang disebut sebagai sumber

belajar ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pengajaran. Dengan demikian,

bahan pelajaran merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan dalam pengajaran. Karena

bahan adalah salah satu inti dalam proses belajar mengajar yang akan disampaikan kepada anak

didik.

Page 8: Isbm belajar

3.      Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan, karena akan menentukan

sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Segala sesuatu yang diprogramkan akan

dilaksanakan dan akan melibatkan semua komponen pengajaran. Kegiatan belajar mengajar yang

baik ditentukan dari baik atau tidaknya program pengajaran yang telah dilakukan pula, karena

akan berpengaruh terhadap tujuan yang akan dicapai.

4.      Metode

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam

kegiatan belajar mengajar, penggunaan metode bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Prof. Dr. Winarno Surakhmad, M. Sc. Ed., Mengemukakan lima faktor yang

mempengaruhi penggunaan metode, yaitu :

         Tujuan yang berbagai – bagai jenis dan fungsinya.

         Anak didik yang berbagai – bagai tingkat kematangannya.

         Situasi yang berbagai – bagai keadaannya.

         Fasilitas yang berbagai – bagai kualitas dan kuantitasnya.

         Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda – beda.

-          Alat

Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran

yang berfungsi sebagai perlengkapan, sebagai alat bantu mempermudah usaha mencapai tujuan,

dan alat sebagai tujuan. Alat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ala dan alat bantu. Alat adalah

berupa suruhan, perintah, larangan, dan lain – lain. Sedangkan alat bantu adalah berupa globe,

papan tulis, kapur, dan lain – lain.

-          Sumber Pelajaran

Dalam mengemukakan sumber – sumber belajar ini, para ahli sepakat bahwa segala sesuatu

dapat dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai dengan kepentingan guna mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

Page 9: Isbm belajar

-          Evaluasi

Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentuka

nilai dari sesuatu. Menurut Wayan Nurkancana dan P.P.N Sumartana, evaluasi pendidikan dapat

diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sebagai sesuatu dalam dunia

pendidikan. Menurut Ny. Drs. Roestiyah N.K, evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data

seluas – luasnya, sedalam – dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna

mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan

kemampuan belajar siswa.

Ketika evaluasi dapat memberikan manfaat bagi guru dan siswa, maka evaluasi mempunyai

fungsi sebagai barikut :

1.      Untuk memberikan umpan balik kepaa guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar

mengajar.

2.      Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar dari setiap siswa.

3.      Untuk menentukan situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan yang

dimiliki oleh siswa.

4.      Untuk mengenal latar belakang siswa yang mengalami kesulitan

Page 10: Isbm belajar

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pembelajaran yang terpusat pada guru mengakibatkan peserta didik kurang aktif, oleh karena

itu perlu digeser sedemikian rupa sehingga menjadi lebih terpusat pada peserta didik. Demikian

pula adanya asumsi bahwa seluruh peserta didik di kelas mempunyai karakteristik sama

membawa konsekuensi pada pemberian perlakuan belajar yang serba sama pula pada mereka,

sehingga mengurangi kesempatan mereka untuk berkembang sesuai perbedaan yang dimilikinya.

Menurut Murphy, seorang psikolog kenamaan, berpandangan bahwa proses belajar terjadi karena

adanya interaksi antara organisme yang dasarnya bersifat individual dengan lingkungan khusus

tertentu

Sebagai suatu sistem tentu saja kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen

yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta

evalwasi. Penjelasan dari setiap komponen tersebut adalah sebagai berikut:Tujuan, Bahan

pelajaran, Kegiatan belajar mengajar, Metode , Alat, Sumber pelajaran,dan Evalwasi.

REFERENSI

Bahri, Syaiful dan Zain, Aswan, Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta, Jakarta, Cet.IV.

2010

Setiawan, Toni, Pendekatan Keterampilan Prose Bagaimana Mengaktifkan Proses Belajar,

Gramedia, 1985.

http://zuwaily.blogspot.com/2013/09/ciri-ciri-pembelajaran-dalam-pendidikan.html#.VMAkJUfF8rMhttps://a410080251.wordpress.com/konsep-strategi-belajar-mengajar/hakikat-ciri-dan-komponen-belajar-mengajar/http://inmuchlis.blogspot.com/2011/11/hakikat-ciri-dan-komponen-belajar.html

Page 11: Isbm belajar

PROSEDUR PEMBELAJARAN BAB I

PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang

Proses  pembelajaran  merupakan  upaya  yang  dilakukan  guru  untuk  membantu   terjadinya  proses 

belajar   pada   diri   siswa.   Oleh   karena   itu,   pembelajaran   harus   dirancang   dan   dilaksanakan   secara 

sistematis dan sistemik. Anda sebagai guru tentu di tuntut untuk melaksanakan pembelajaran sesuai 

dengan prosedur yang tepat.

Secara umum, prosedur pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. 

Ketiga   kegiatan   tersebut   merupakan   satu   kesatuan   yang   utuh   dan   berurutan   dalam   membentuk 

kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu merancang 

dan   melaksanakan   pembelajaran   dengan   baik.   Mengingat   pentingnya   penguasaan   guru   terhadap 

kemampuan  merancang  dan  melaksanakan  pembelajaran,  diharapkan  mampu  merancang  prosedur 

umum pembelajaaran. Secara lebih khusus, diharapkan mampu memberikan contoh kegiatan, seperti : 

prapembelajaran,   awal   pembelajaran,   inti   pembelajaran,   akhir   pembelajaran   dan   tindak   lanjut 

pembelajaran.

Untuk membantu dalam menguasai semua kemampuan tersebut, dalam makalah ini akan disajikan 

pembahasan dan contoh yang berkenaan denga prosedur pembelajaran dalam tiga kegiatan belajar, 

yaitu:  Kegiatan Prapembelajaran dan Awal Pembelajaran, Kegiatan inti Pembelajaran,  Kegiatan Akhir 

dan Tindak Lanjut Pembelajaran.

B.        Rumusan Masalah

1.    Bagaimana kegiatan pra dan awal pembelajaran?

2.    Bagaimana kegiatan inti dalam pembelajaran ?

3.    Bagaiamana kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran ?

C.       Tujuan

Untuk mengetahui bagaiman kegiatan pra dan awal  pembelajaran, kegiatan inti dalam pembelajaran 

, kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran,

BAB II

Page 12: Isbm belajar

PEMBAHASAN

Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran

A.    Kegiatan Pra Pembelajaran

Kegiatan   prapembelajaran   atau   disebut   juga   kegiatan   prainstruksional   adalah   kegiatan 

pendahuluan   pembelajaran   yang   diarahkan   untuk   menyiapkan   siswa   untuk   mengikuti   pelajaran. 

Kegiatan pembelajaran biasanya bersifat umum dan tidak berkaitan langsung dengan kompetensi atau 

materi yang akan di bahas dalam kegiatan inti pembelajaran. 

Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap prapembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut: 

1.      Menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik

Kondisi belajar dapat di pengaruhi oleh sikap guru di depan kelas. Guru harus memperlihatkan sikap 

yang menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang, kaku, bahkan takut mengikuti pelajaran. Kondisi 

yang menyenangkan   ini  harus  diciptakan  mulai  dari  awal  pembelajarn  sehingga  siswa akan mampu 

melakukan aktivitas  belajar  dengan penuh percaya diri   tanpa ada tekanan yang dapat  menghambat 

kreativitasnya.  Di   samping   itu,  guru   juga  perlu  mempersiapkan  dan menata  alat-fasilitas  kelas  yang 

memudahkan siswa beraktivitas belajar dalam kelas, misalnya menyiapkan buku dan alat tulis yang akan 

digunakan siswa serta alat peraga yang akan digunakan guru. Hal kecil juga dapat berpengaruh terhadap 

kondisi belajar misalnya kebersihan dan kerapian tempat belajar. Memberikan salam di awal pertemuan 

dan   berdoa   sebelum   pelajaran   dimulai   juga   merupakan   kegiatan   prapembelajaran   yang   dapat 

menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.

2.      Memeriksa Kehadiran Siswa

3.      Menciptakan Kesiapan Belajar Siswa

Kesiapan  (readineas)  belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat berpengaruh 

terhadap   proses   dan   hasil   belajar   siswa.   Oleh   karena   itu,   guru   perlu   membantu  mengembangkan 

kesiapan belajar dan menumbuhkan semangat siswa dalam belajarnya.

Ada beberapa  alternatif  yang dapat  dilakukan guru  dalam menciptakan  kesiapan dan semangat 

siswa dalam belajar, di antaranya adalah sebagai berikut

a.        Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber belajar  yang diperlukan 

dalam kegiatan belajar.

b.      Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam belajar.

c.       Menunjukan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar.

d.      Mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal sampai akhir pembelajaran.

Page 13: Isbm belajar

e.       Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan minat siswa.

f.       Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya.

4.      Menciptakan Suasana Belajar yang Demokratis

Untuk menciptakan suasana belajar  yang demokratis guru harus membimbing siswa agar  berani 

menjawab,   berani   bertanya,   berani   berpendapat   atau   berani   mengeluarkan   ide-ide,   dan   berani 

memperlihatkan unjuk kerja (performace). Guru harus selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk 

melakukan   kreativitas.   Pemberian   kesempatan   seperti   ini   akan   memungkinkan   guru   untuk 

mengembangkan bakat dan keunggulan yang dimiliki oleh siswa.

B.       Kegiatan Awal Pembelajaran

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam memasuki kegiatan 

inti pembelajaran. Selain itu, kegiatan awal  dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian 

siswa dalam mengikuti pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas atau 

kegiatan yang akan dilaksanakan, dan menunjukan hubungan antara pengalaman anak dengan materi 

yang akan dipelajari.

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam tahap kegiatan awal pembelajaran.

1.         Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa

Membangkitkan motivasi  dan perhatian siswa merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan pada 

setiap   tahapan   kegiatan   pembelajaran.   Khususnya   pada   tahap   awal   pembelajaran,   siswa   perlu 

difokuskan   perhatiannya   pada   materi   yang   akan   dibahas.   Untuk   itu,   guru   hendaknya   melakukan 

kegiatan   yang   dapat   menarik   perhatian   siswa.   Misalnya,   dengan   menyampaikan   cerita   yang 

menimbulkan pertanyaan, menunjukan gambar atau peraga.

2.         Memberi Acuan 

Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam memberi acuan, di antaranya dalah sebagai berikut.

a.    Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan dipelajari.

b.    Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang ditempuh siswa. 

3.         Membuat  Kaitan

Siswa akan tertarik terhadap pelajaran yang diberikan apabila mereka melihat kaitan atau hubungan 

dengan apa yang telah dikenal atau sesuai dengan pengalaman mereka terdahulu atau sesuai dengan 

minat dan kebutuhan mereka. Beberapa cara di antaranya yang dapat dilakukan guru dalam membuat 

kaitan.

a.       Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya.

Page 14: Isbm belajar

b.      Menunjukan manfaat materi yang dipelajari

c.       Meminta sisiwa mengemukakan pengalaman berkaitan dengan materi yang akan dibahas

4.         Melaksanakan Tes Awal

Tes   awal   dilakukan   apabila   materi   yang   akan   dibahas   merupakan   materi   baru   dan   kita   ingin 

mengetahui seberapa banyak siswa telah menguasai materi yang akan dibahas tersebut. 

Ada beberapa hal   yang hal  yang harus dilakukan oleh guru sejalan dengan tugasnya di   sekolah, 

khususnya dalam melaksanakan kegiatan awal pembelajaran di antaranya adalah guru hendaknya:

a.       Memahami latar belakang (termasuk kemampuan siswa)

b.      Dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga perhatian siswa terpusat pada pelajaran yang 

akan diikutinya

c.       Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu

d.       Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehingga siswa merasakan adanya suasana belajar 

yang aman dan menyenangkan

e.       Memberikan penguatan pada siswa

f.       Menanamkan disiplin pada siswa

Kegiatan Inti dalam Pembelajaran

A.    Pembahasan Materi Pembelajaran Dalam Pembelajaran Klasikal

Kegiatan pembelajaran klasikal cenderung digunakan apabila dalam proses pembelajaran guru lebih 

menyajikan   materi   (eksploratif).  Penyajian   dalam   pembelajaran   klasikal   lebih   menekankan   pada 

kegiatan   pemberian   informasi   atau   penjelasan   materi   yang   belum   dipahami   siswa.   Salah   satu 

keunggulan pembelajaran klasikal adalah memberi kemudahan bagi guru dalam mengorganisasi materi 

pelajaran, karena bahan pelajaran tersebut seragam diberikan pada siswa. Pembelajaran klasikal dapat 

digunakan apabila materi pelajaran lebih bersifat informatif atau fakta. Selain itu pembelajaran klasikal 

terutama di tujukan untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam proses pembelajaran.

Alternatif metode yang sering digunakan dalam pembelajaran klasikal adalah metode ceramah dan 

tanya jawab berfariasi atau metode lain yang di anggap sesuai dengan karekteristik  materi pelajaran.

1.      Prinsip-prinsip Pembelajaran Klasikal 

a.       Sistematik

Dalam   pembelajaran   klasikal,   bahan   pembelajaran  harus   disajikan   secara   berurutan  dan   selalu 

berorientasi pada tujuan yang telah  di tetapkan. Sajian bahan pelajaran dapat di sampaikan mulai dari 

yang mudah sampai pada yang sulit atau dari yang sifatnya konkret sampai pada yang abstrak.

Page 15: Isbm belajar

b.      Perhatian dan aktivitas

Prinsip ini menuntut bahwa dalam pembelajaran klasikal guru harus selalu memberikan perhatian 

terhadap   aktivitas   siswa   secara   menyeluruh   dalam   kelas.  Di   samping   itu,   guru   harus   mampu 

membangkitkan perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Perhatian dan motivasi siswa 

dalam pembelajaran klasikal sangat memegang peranan penting.

Cara dan sikap yang tepat yang ditunjukan guru dapat membangkitkan motivasi dan rasa percaya 

diri   siswa   sehingga   siswa   akan   berani   bertanya   atau   menjawab   pertanyaan   bahkan   mengeluarkan 

gagasan-gagasan.

c.       Media pembelajaran

Salah satu keunggulan penggunaan media pembelajaran adalah dapat mengurangi verbalisme siawa 

terhadap informasi yang diberikan oleh guru. Banyak objek di sekitar siswa yang dapat dijadikan media 

atau   sumber  belajar   siswa,   apalagi   pembelajaran   yang  dianggap  efektif   adalah   pembelajaran   yang 

berbasis kontekstual. Artinya semua objek yang ada di lingkungan siswa yang dianggap sesuai dengan 

karakteristik materi  dan tujuan pembelajaran dapat digunakan guru menjadi media maupun sumber 

belajar siswa.

d.      Latihan atau penugasan 

Untuk memantapkan dan memperkuat terhadap penguasan siswa terhadap materi pelajaran, guru 

perlu memberikan latihan atau tugas-tugas. Latihan dan penugasan ini tidak boleh berlebihan. Latihan 

yang   tidak   sesuai   dengan   kemampuan   siswa   akan   menyebabkan   siswa   frustasi   sehingga   tujuan 

pemberian latihan dan tugas tidak tercapai.

2.      Kegiatan Inti dalam Pembelajaran klasikal

Pertama,  menyajikan   (presentasi)   bahan  pelajaran  dengan   ceramah  bervariasi.   Penjelasan  guru 

tentang materi pelajaran harus dapat disimak oleh seluruh siswa dalam kelas. Selama menjelaskan guru 

hendaknya tidak terus menerus berbicara tetapi selang beberapa menit selalu memberi  kesempatan 

pada siswa untuk bertanya atau guru sendiri  mengajukan pertanyaan kepada siswa. Setelah merasa 

yakin memahami materi yang dijelaskan, guru melanjutkan kembali ke materi berikutnya.

Kedua,   melakukan   asosiasi   dan   memberikan   ilustrasi   untuk   meningkatkan   pemahaman   siswa 

terhadap bahan pelajaran dengan cara menghubungkan atau mengaitkan materi yang sedang di pelajari. 

Melalui kegiatan ini diharapkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran akan semakin meningkat. 

Pada akhir pembelajaran kasikal, guru dapat meminta siswa untuk melakukan kegiatan berikut:

a.     Aplikasi  bahan pelajaran  yang  telah  dipelajari  dengan  cara   tertulis  atau  lisan.  Kegiatan  yang dapat 

dilakukan di antaranya siswa di minta untuk mengerjakan soal-soal atau menjawab pertanyaan. 

Page 16: Isbm belajar

b.    Menyimpulkan bahan pelajaran yang telah dipelajari. Kesimpulan ini sebaiknya di buat siswa di bawah 

bimbingan guru.

B.     Pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran kelompok

Pembelajaran   kelompok   merupakan   suatu   proses   pembelajaran   yang   di   desain   dalam   bentuk 

kelompok dengan jumlah siswa antara 4 sampai 6 orang sesuai denagn kebutuhan dan tujuan belajar. 

Dalam   pembelajaran   kelompok   sangat   memeungkinkan   siswa   untuk   mengumpulkan   informasi   dan 

membangun pengetahuan secara bekerjasama. Misalnya dengan kegiatan diskusi, pemecahan masalah, 

inkuiri. 

Pembelajaran   kelompok   sering   disebut   dengan   pembelajaran   kooperatif   (cooperatif   learning). 

Berdasarkan teori yang melandasi pembelajaran kelompok, siswa akan lebih mudah menemukan dan 

memahami   konsep-konsep   yang   dianggap   sulit   sebelumnya   melalui   belajar   secara   kelompok   dan 

bekerjasama. Melalui  kegiatan kelompok secara langsung siswa akan belajar berfikir logis,  kritis, dan 

kooperatif dalam memberikan alternatif penyelesaian masalah melalui kesepakatan kelompok. 

1.    Prinsip-prinsip pembelajaran kelompok

a.       Adanya topik dan permasalahan 

Tujuan utama dalam pembelajaran kelompok yaitu membentuk siswa untuk memiliki  kemampuan 

bekerja  sama serta  memiliki   sikap toleransi  bertanggung  jawab.  Dengan demikian,   tugas  guru  pada 

prinsipnya adalah mengarahkan/mengkondisikan kegiatan bekajar sehingga siswa mampu bekerja sama 

dalam memecahkan permasalahan.

b.      Pembentukan kelompok

Pembelajaran  kelompok harus  didasarkan  pada pengelompokan siswa sesuai  dengan karakteristik 

siswa   dan   tujuan   pembelajaran.   Karakteristik   siswa   yang   perlu   di   perhatikan   dalam   pembentukan 

kelompok diantaranya adalah kepandaian, jenis kelamin, kelancaran berbicara, dan kekuatan (kondisi) 

fisik. 

c.       Kerja sama

Adanya kerja sama merupakan salah satu prasyarat utama yang harus dipenuhi dalam pembelajaran 

kelompok. 

d.      Prhatian

Guru harus memperhatikan siswa secara kelompok sekaligus memperhatikan siswa sebagai individu 

dalam kelompok. Setiap perhatian yang diberikan oleh guru akan dapat membangkitkan perhatian dan 

Page 17: Isbm belajar

keterlibatan   siswa   dalam   kegiatan   kelompoknya.   Meskipun   kegiatan   dilakukan   dalam   kelompok, 

perhatian guru tetap diarahkan kepada siswa secara individu.

e.       Motivasi 

Untuk  menunjang   keberhasilan  belajar   secara   kelompok,   guru  harus  memberikan  motivasi   dan 

bimbingan terhadap siswa secara individu dalam kelompok. Motivasi belajar siswa akan muncul apabila 

guru dapat memberikan suasana belajar yang kondusif, menyenangkan, dan efektif.

f.       Sumber belajar dan fasilitas

Kelengkapan sumber belajar merupakan salah satu aspek yang memberiakan daya dukung yang kuat 

terhadap keberhasilan belajar  kelompok. Misalnya untuk kerja  kelompok siswa memerlukan fasilitas 

untuk   kerja   (praktik).   Ketersediaan   sumber   belajar   dan   fasilitas   yangdiperlukan   akan   menunjang 

keberhasilan   pencapaian   tujuan   pembelajaran   secara   optimal.oleh   karena   itu,   sumber   belajar   dan 

fasilitas   belajar   harus   diupayakan   oleh   pihak   sekolah   guna   menunjang   optimalisasi   belajar   secara 

kelompok.

g.      Latihan dan tugas

Untuk memperkuat hasil belajar kelompok, guru harus memberikan tugas dan latihan-latihan pada 

semua siswa secara individu yang diorganisasi secara efektif dalam belajar kelompok.

2.        Kegiatan inti dalam pembelajaran kelompok

Pada   kegiatan   pendahuluan   guru   dapat   menyampaikan   tujuan   yang   diharapkan   dan   topik 

pembelajaran yang akan dibahas dalam kegiatan kelompok. Langkah berikutnya guru mengelompokan 

siswa sesuai  kriteria yang telah ditentukan dan memberikan penjelasan pada siswa tentang tahapan 

belajar.  Setelah semua siswa memahami  tugas dan kegiatan yang harus dilakukan dalam kelompok, 

selanjutnya siswa melakukan diskusi sebagai kegiatan inti pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai 

berikut.

Pertama,   merumuskan   masalah   berdasarkan   topik   pembahasan   dan   tujuan   pembelajaran. 

Perumusan masalah harus dilakukan oleh siswa dibawah bimbingan guru.

Kedua,   mengidentifikasi   masalah   atau   sub-submasalah   berdasarkan   permasalahan   yang   telah 

dirumuskan.

Ketiga,  analisis  masalah  berdasarkan  sub-submasalah.  Dalam tahap   ini   siswa dikondisikan  secara 

individu dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan atau persoalan-persoalan sampai mencapai satu 

kesepakatan untuk menjawab persoalan kelompok.

Page 18: Isbm belajar

Keempat, menyusun laporan oleh masing-masing kelompok.

Kelima, presentasi kelompok atau melaporkan hasil diskusi kelompok kecil pada seluruh kelompok 

dilanjutkan diskusi kelas yang langsung dibimbing oleh guru. Dalam tahap ini sekaligus melaksanakan 

penguatan pemahaman konsep dan prinsip yang diperoleh dari diskusi.

Pada   akhir   kegiatan,   siswa   dibawah   bimbingan   guru   menyimpulkan   hasil   diskusi   berdasarkan 

rumusan masalah dan sub-submasalah.

C.    Pembahasan materi Pelajaran dalam Pembelajaran Perseorangan

Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses pembelajaran yang mengarah pada 

optimalisasi  kemampuan siswa secara   individu.  Implemenyasi  Kurikulum Berbasis  Kompetensi   (KBK), 

yang   di   dalamnya   mencakup   implementasi   diversifikasi   kurikulum,   menurut   adanya   penyesuaian 

pembelajaran  dengan potensi   siswa.  Diversifikasi   kurikulum merupakan sustu  kurikulum yang dapat 

memperluas, memperdalam, dan menyesuaikan dengan keragaman kondisi dan kebutuhan, baik yang 

menyangkut kemampuan atau potensi siswa maupun yang menyangkut potensi lingkungan. Salah satu 

pendekatan pembelajaran yang memungkinkan dapat memfasilitasi penyesuaian dengan potensi siswa 

(diversifikasi kurikulum) adalah pembelajaran perseorangan.

Kegiatan   pembelajaran   perseorangan   di   tujukan   unyuk   menampung   kegiatan   pengayaan   dan 

perbaikan.  Pembelajaran  perseoranggan  pada  dasarnya  dilandasi  oleh  prinsip-prinsip  belajar   tuntas 

(mastery learning).

Pembelajaran perseorangan pada umumnya lebih banyak diterapkan dalam pemberian tugas dan 

atau   latihan.  Dalam pelaksanaannya,   setelah  menyampaikan   tujuan  pembelajaran  dan  memberikan 

pengarahan   tentang   tahapan   atau   teknik   belajar   yang  harus   di   tempuh  oleh   siswa   (kegiatan   awal 

pembelajaran),   langkah  selajutnya   (kegiatan   inti  pembelajaran)   yang  dilakukan  guru  adalah  sebagai 

berikut.

Pertama,  menjelaskan secara singkat tentang materi  pelajaran yang akan di tugaskan atau yang 

akan dilatihkan pada siswa.

Kedua, memberikan lembaran kerja atau tugas. Pada tahap ini, guru memberikan bimbingan atau 

arahan/petunjuk yang sistematis secara lisan dan tertulis. Selain itu guru juga hendaknya memberikan 

stimulus  atau  dorongan   supaya   siswa  dapat  melakukan   interaksi  dan  asosiasi,   sehingga   tugas  atau 

latihan tersebut dapat dilakukan secara optimal.

Page 19: Isbm belajar

Ketiga, memantau dan menilai  siswa.  Pada kesempatan  ini guru berkeliling memantau kegiatan 

yang dilakukan siswa, dan memberikan bantuan atau bimbingan, apabila ada siswa yang menggalami 

kesulitan dalam mengerjakan tugas atau latihan.

Pada  akhir   kegiatan  pembelajaran,   guru  memeriksa  dan  menilai   tugas  atau   latihan  yang   telah 

dikerjakan oleh siswa serta memberika balikan terhadap pekerjaan siswa.  Guru juga dapat membuat 

kesimpulan bersama-sama siswa tentang materi pelajaran yang telah ditugaskan.

Kegiatan Akhir dan Tindak lanjut Pembelajaran

A.    Kegiatan Akhir Pembelajaran

Tujuan adanya kegiatan akhir pembelajaran adalah untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap 

kompetensi yang diharapkan. Dengan demikian guru akan mengetahui kompetensi yang sudah dan yang 

belum dikuasi siswa. Kegiatan yang dilakukan guru adalah separti  memberikan tes, baik lisan maupun 

tulisan. Guru juga memberikan kegiatan lain seperti:

a.       Meninjau kembali penguasaan siswa

b.       Untuk meninjau kembali pennguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari siswa, guru dapat 

melakukan dua cara yaitu merangkum (menyimpulkan) pokok materi atau membuaat ringkasan materi 

pelajaran. Kedua kegiatan tersebut sebaiknya dilakukan oleh siswa dibawah bimbingan guru sehingga 

pada saat siswa membuat rangkuman atau ringkasan jika ada kesalahan guru bisa membetulkan untuk 

menyempurnakan   rangkuman   yang   telah   dibuat   siswa.   Adapun   kriteria   dalam   membuat 

rangkuman/ringkasan  yaitu :

a.       Berorientesi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar.

b.      Singkat, jelas, dan bahasa (tulis/lisan) mudah dipahami.

c.       Kesimpulan/ringkasan tidak keluar dari topik yang telah dibahas.

d.      Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin.

Selain  untuk  memantapkan  penguasaan siswa terhadap pokok-pokok  materi  yang dipelajari, 

rangkuman/ringkasan akan sangat berguna sekali bagi siswa yang tidak memiliki buku sumber.

1.      Melaksanakan Penilaian

Page 20: Isbm belajar

Kegiatan penilain dalam pembelajaran merupakan kegiatan mutlak yang haarus dilaksanakan oleh 

guru dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu memiliki kemampuan dalam menilai hasil belajar 

siswa.   Penilaian   belajar   dalam   kegiatan   akhir   pembelajaran   (postest),   tujuannya   adalah   untuk 

mengetahui sejauh mana kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran tersebut. 

Waktu   yang   tersedia   untuk   kegiatan   akhir/tindak   lanjut   relatif   singkat,   maka   guru   perlu 

mengidentifikasi   teknik   yang   dianggap   tepat   untuk   efektivitas   dan   efisiensi   dalam   pelaksanakan 

penilaian.   Dalam   prosesnya   guru   dapat   melaksanakan   penilaian   secara   lisan   yang   ditujukan   pada 

beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili) seluruh siswa. Teknik lain yang dapat digunakan 

adalah  secara   tertulis  yang  dikerjakan  oleh siswa di   rumah,  kecuali  kalau  waktunya  memungkinkan 

dapat dilaksanakan di sekolah. Perlu diperhatikan sebelum melaksanakan kegiatan penilaian akhir, guru 

harus   mengkondisikan   siswa.   Supaya   siswa   secara   maksimal   dapat   mengorganisasi   (pemahaman) 

kembali tentang materi pelajaran yang telah dibahas. Kegiatan penilaian dalam pembelajaran yang perlu 

dikembangkan oleh guru meliputi penilaian proses dan penilaian produk. Penilaian proses seperti yang 

telah dijelasklan pada kegiatan inti dalam pembelajaran. Sedangkan penilaian produk lebih menekankan 

pada kegiatan penilaian untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar yang diperoleh siswa. Dua jenis 

penilaian  tersebut  sangat  penting dalam pembelajaran.  Mengkaji  hasil  penilaian akhir   ,yaitu  setelah 

melaksanakan kegiatan penilain guru harus mengkaji apakah hasil belajar tersebut sesuai dengan tujuan  

pembelajaran.   Apabila   penilaian   dilaksanakan   secara   lisan,   maka   dalam   tahapan   ini   guru   perlu 

memutuskan   secara   spontan   dalam   menganalisis/mengidentifikasi   hasil   belajar   tersebut.   Kemudian 

gabungkan dengan hasil penilaian proses, maka guru akan memperoleh gambaran kegiatan tindak lanjut 

yang bagaimana yang harus diberikan pada siswa.

B.     Melaksanakan Kegiatan Tindak Lanjut Pembelajaran

Berdasarkan hasil kegiatan akhir, guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang 

telah   dilaksanakan.   Kegiatan   tidak   lanjut   pembelajaran   dilaksanakan   di   luar   jam   pelajaran,   sebab 

kegiatan akhir alokasi waktunya relatif sedikit. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut pembelajaran pada 

prinsipnya   adalah  untuk  mengoptimalkan  hasil  belajar  siswa.  Adapun kegiatan-kegiatan  yang harus 

dikerjakan di antaranya:

1.      Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah. 

Page 21: Isbm belajar

Pemberian tugas dan latihan perlu disesuaikan dengan waktu dan kemampuan yang dimilikinya. 

Pemberian   tugas   tidak   boleh   melampaui   batas   kemampuan   siswa,   sebab   memberikan   tugas   yang 

berlebihan dapat membuat siswa prustasi, jenuh bahkan akan dapat menurunkan motivasi serta minat 

belajarnya.  Oleh karena  itu pemberian tugas pada siswa harus berdasarkan pada perencanaan yang 

efektif dan terpadu. Artinya setiap pemberian tugas harus berorientasi  pada kompetensi  yang harus 

dicapai dan bermanfaat bagi siswa. Tugas yang diberikan pada siswa harus bersifat fleksibel dan perlu 

diintegritaskan (terpadu) dengan mata-mata pelajaran yang lain.

Ada berapa tahapan yang perlu diperhatikan dalam memberikan tugas yang harus dikerjakan oleh 

siswa adalah sebagai berikut:

Pertama,  guru   hendaknya   menentukan   dan   menjelaskan   secara   singkat   tentang   topik   tugas   yang 

dikerjakan oleh siswa.

Kedua,  guru   perlu   menjelaskan   tentang   tahapan   tugas-tugas   yang   harus   dikerjakan   berdasarkan 

lembaran tugas. Berikan gambaran alternatif penyelesaian tugas tersebut.

Ketiga, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila belum mengerti tentang tugas 

tersebut. Guru menegaskan kriteria dan batas waktu penyelesaian tugas tersebut. 

Keempat, guru menjelaskan tentang proses penyelesaian tugas, dapat dilaksanakan di rumah atau di 

sekolah sesuai dengan karakteristik tugas yang bersangkutan.

Kelima, siswa diminta untuk menyerahkan tugas sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Keenam,  Pembahasan   dan   pemeriksaan   setiap   tugas   harus   diperiksa   dan   berikan   umpan   balik 

terhadap tugas tersebut supaya siswa mengetahui hasil pekerjaannya. Pembahasan hasil tugas dapat 

dilakukan   bersama-sama   siswa   melalui   presentasi   dan   diskusi   hasil   tugas.   Hasilnya   akan   menjadi 

motivasi bagi siswa untuk bisa lebih baik.

2.      Membahas kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa.

Dalam tahapan  ini  guru  menjelaskan  kembali   tentang  materi  pelajaran  yang  dianggap  sulit  oleh 

siswa. Akan ada 2 kemungkinan kegiatan yang akan dilakukan oleh guru yaitu 

Pertama,membahas kembali materi yang belum dikuasai siswa dengan   memerlukan waktu yang relatif 

singkat (sedikit), hal seperti ini masih dapat dilaksanakan dalam jam pelajaran.

Kedua, menjelaskan  kembali   pada  pertemuan  berikutnya  dengan  menggunakan  waktu   yang   relatif 

lama, maka hal seperti ini harus dilaksanakan di luar jam pelajaran. Supaya memperoleh hasil belajar 

yang optimal pada kemungkinan yang ke 2 yang diuraikan di atas, maka guru perlu membuat desain 

Page 22: Isbm belajar

tindaklanjut pembelajaran yang mencakup rumusan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, kegiatan 

belajar,   evaluasi   serta   sumber   belajar   yang   diperlukan.   desain   tersebut   t   harus   didasarkan   pada 

identifikasi hasil penilaian akhir siswa.

3.      Membaca materi pelajaran tertentu 

Kegiatan tindak lanjut dapat pula menugaskan siswa untuk membaca buku sumber pelajaran lain 

dengan topik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Supaya siswa mengerjakan tugas tersebut secara 

optimal, guru sebaiknya mengajukann pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa atau siswa 

ditugaskan untuk membuat laporan hasil bacaannya. Tetapi kegiatan ini sulit dilaksanakan pada kelas 

rendah karena siswa belum dapat membaca.

4.      Memberikan motivasi atau bimbingan belajar. 

Memberikan motivasi dan bimbingan belajar pada hakikatnya merupakan keharusan yang dilakukan 

guru   dalam   setiap   kegiatan   pembelajaran.   Dalam   tahapan   tindak   lanjut   sangat   diperlukan   adanya 

motivasi dan bimbingan dari guru. Misalnya untuk siswa yang harus melaksanakan perbaikan maupun 

pengayaan atau mengerjakan   tugas,  maka guru perlu  memberikan  petunjuk  atau  pengarahan pada 

siswa yang bersangkutan.  Sehingga hasil  program perbaikan,  pengayaan atau tugas dapat  diperoleh 

secara optimal.  Pelaksanaan tindak  lanjut  pembelajaran dapat dilakukan berdasarkan hasil  penilaian 

formatif.  Dari  hasil  formatif guru dapat mengidentifikasi  kelompok siswa mana yang harus diberikan 

bimbingan   dalam   pengayaan,   dan   kelompok   siswa   mana   yang   harus   diberikan   bimbingan   dalam 

perbaikan.

5.      Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang.

Dalam kegiatan  akhir/tindak   lanjut  pembelajaran  di  antaranya  guru  harus  mengemukakan  atau 

memberikan gambaran pada siswa tentang topik bahasan atau kompetensi yang akan dipelajari pada 

pertemuan yang akan datang. Cara  ini  perlu dilakukan untuk membimbing atau mengarahkan siswa 

dalam kegiatan  belajar   yang  dilakukan  di   luar   jam pelajaran.  Dengan  harapan   siswa   tersebut  akan 

mempelajari terlebih dahulu sebelum dibahas/dipelajari di sekolah. untuk mendukung kegiatan tersebut 

guru perlu memberikan alternatif kegiatan belajar secara sistematis yang perlu dilakukan siswa di luar 

jam pelajaran.  Terutama untuk  mengerjakan tugas-tugas,   latihan,  dan kegiatan  aplikasi   lainnya  atau 

dalam  memperoleh   informasi  melalui  media  maupun   sumber  balajar   lainnya  untuk  dibahas   dalam 

pertemuan tersebut.

6.      Menutup kegiatan pembelajaran 

Page 23: Isbm belajar

Setelah guru mengganggap kegiatan akhir selesai dilaksanakan secara optimal dan sesuai dengan 

waktu yang direncanakan, maka langkah selanjutnya guru harus menutup pelajaran. Apabila pelajaran 

berlangsung   pada   jam   yang   paling   akhir   maka   harus   dibiasakan   siswa   menutup   pelajaran   dengan 

berdoa. Kegiatan akhir dan tindak lanjut harus dilaksanakan atas dasar peerencanaan yang telah dibuat 

oleh guru. Namun demikian, penyesuaian tetap perlu dilakukan oleh guru sesuai dengan situasi  dan 

kondisi yang terjadi dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu merencanakan serta melaksanakan 

kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran secara  efektif,  efisien,  fleksibel, dan sistematis  sehingga 

siswa yang memperoleh hasil pelajaran yang optimal.

Page 24: Isbm belajar

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

           Dalam prosedur pembelajaran ada 3 kegiatan yaitu : Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran, Kegiatan Inti 

dalam Pembelajaran, Kegiatan Akhir dan Tindak lanjut Pembelajaran.

            Kegiatan   pra   dan   awal   pembelajaran   terdiri   dari   :   Kegiatan   prapembelajaran   dan   kegiatan   awal 

pembelajaran.

           Kegiatan inti dalam pembelajaran terdiri dari : pembahasan materi pembelajaran dalam pembelajaran 

klasikal,   pembahasan   materi   pelajaran   dalam   pembelajaran   kelompok   dan   pembahasan   materi 

pelajaran dalam pembelajaran perseorangan.

            Kegiatan   akhir   dan   tinndak   lanjut   pembelajaran   terdiri   dari   ;   kegiatan   akhir   pembelajaran   dan 

melaksanakan kegiatan tindak lanjut pembelajaran.

B.     Saran

Sebagai calon pendidik seharusnya kita memahami prosedur pembelajaran sehingga proses belajar 

mengajar dapat berjalan dengan baik dan peserta didik mampu menguasai materi yang di sampaikan 

oleh guru.  Dalam prosedur pembelajaran seorang pendidik  harus mampu mengambil  tindakan yang 

tepat sesuai dengan kemampuan siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Page 25: Isbm belajar

Anitah W, Sri. 2011. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Saturday, 18 October 2014

Prosedur Umum Pembelajaran

A. Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran

Kegiatan   Awal   /   Pendahuluan   dalam   Pembelajaran  sering   pula   di   sebut   dengan  pra-instruksional. 

Kegiatan Awal berfungsi untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa 

dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Secara garis besar, berikut ini ada beberapa hal yang 

harus dilakukan guru atau pembimbing di sekolah dalam kegiatan pendahuluan, antara lain :

1.      Harus dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar 

2.  Dapat menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif sehingga memungkinkan anak akan belajar 

dengan baik 

3.      Dapat digunakan untuk memberitahukan gambaran umum materi yang akan dipelajari 

Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran terbagi dalam dua kategori / bentuk, yaitu kegiatan awal 

pembelajaran  dan  kegiatan  pra  pembelajaran.  Kegiatan  menyiapkan   siswa  yang  berkaitan   langsung 

dengan   materi   pelajaran     yang   akan   dipelajari  disebut  kegiatan awal pembelajaran.   Sedangkan 

Kegiatan   menyiapkan   siswa   yang   tidak   langsung   berkaitan   dengan   materi   pembelajaran. 

disebut kegiatan pra pembelajaran. 

Kegiatan utama yang dilakukan oleh seorang guru dalam pendahuluan pembelajaran, antara lain :

1. Penciptaan Kondisi Awal Pembelajaran

Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru sejak awal dapat mengkondisikan kegiatan 

belajar secara efektif. Upaya yang perlu dilakukan untuk mewujudkan kondisi awal pembelajaran yang 

efektif tersebut meliputi :

a)      Mengecek atau memeriksa kehadiran siswa (presence, attendance)

Sebelum kegiatan inti pembelajaran dimulai sebaiknya guru mengecek atau memeriksa terlebih dahulu 

kehadiran siswa. Jika jumlah siswa dalam satu kelas terhitung banyak maka perlu cara yang lebih praktis 

agar tidak terlalu menyita atau menghabiskan waktu, salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah 

Page 26: Isbm belajar

dengan menanyakan atau meminta siswa yang hadir di kelas untuk menyebutkan siswa yang tidak hadir, 

kemudian guru menanyakan alasan ketidakhadiran siswa yang tidak hadir tersebut.

b)      Menumbuhkan kesiapan belajar siswa (readiness)

Kesiapan belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat berpengaruh terhadap hasil 

belajar siswa. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan belajar 

siswa, khususnya yang dilakukan pada awal pembelajaran diantaranya:

        Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas dan sumber belajar yang diperlukan 

dalam kegiatan belajar.

        Menciptakan kondisi belajar yang kondusif dan konstruktif dalam kelas.

        Menunjukkan sikap penuh semangat (antusiasme) dan minat mengajar yang tinggi.

Ada tiga hukum dalam proses belajar, diantaranya :

  Hukum Kesiapan (law of readiness)

-          Ketika seseorang siap melakukan suatu tindakan, maka melakukannya akan memuaskan.

-          Ketika seseorang siap melakukan suatu tindakan, maka tidak melakukannya akan menjengkelkan.

-           Ketika   seseorang   belum   siap   melakukan   suatu   tindakan   tetapi   dipaksa   melakukannya,   maka 

melakukannya akan menjengkelkan.

  Hukum pentingnya latihan (law of exercise)

Hukum latihan menyatakan bahwa kita belajar dengan berbuat dan lupa jika tidak berbuat. Semakin 

banyak kita berlatih, maka kita akan semakin paham dan ingat tentang sesuatu yang kita pelajari dan 

begitu pula sebaliknya.

   Hukum penguatan (law of effect), yaitu hubungan stimulus respon cenderung diperkuat bila akibatnya 

menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan. Hukum ini menunjuk pada 

makin kuat atau makin lemahnya koneksi sebagai hasil perbuatan. Suatu perbuatan yang disertai akibat 

menyenangkan cenderung dipertahankan dan lain kali akan diulangi. Sebaliknya, suatu perbuatan yang 

diikuti akibat tidak menyenangkan cenderung dihentikan dan tidak akan diulangi. 

Siswa yang belajar sungguh-sungguh akan mendapat nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu 

mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operan conditioning atau 

penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapat nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa 

takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik kelas ia terdorong untuk belajar yang lebih giat. Di sini nilai 

Page 27: Isbm belajar

jelek dan takut tidak naik kelas juga bisa mendorong anak untuk belajar lebih giat, inilah yang disebut 

penguatan negatif.

c)      Menciptakan suasana belajar yang demokratis 

Dalam rangka menciptakan suasana belajar yang demokratis, maka diperlukan keterampilan guru dalam 

mengelola   kelas.   Guru   harus   menciptakan   suasana   belajar   yang   demokratis   untuk   membangun 

keberanian siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan yang di ajukan, berpendapat di depan kelas 

atau forum diskusi tertentu, unjuk kerja dalam tim / kelompok, dan sebagainya.

d)     Membangkitkan Motivasi belajar siswa 

Motivasi terbagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsic (motivasi yang berasal dari dalam / diri sendiri) dan 

motivasi  ekstrinsik   (motivasi  yang  berasal  dari   luar/  orang   lain).  Dengan adanya  motivasi   ini,  dapat 

menjadikan siswa  lebih bersemangat  dalam belajar,  apalagi  siswa telah menyadari  bahwa apa yang 

dipelajari   akan   memberi   manfaat   dalam   kehidupannya.   Contohnya:   Siswa   SMP   yang   mempelajari 

tentang system reproduksi pada manusia, siswa tersebut akan termotivasi atau timbul keingintahuannya 

tentang hal  itu karna suatu   saat nanti apa yang ia pelajari  mengenai  system reproduksi  pasti akan 

berguna untuk kehidupannya di masa yang akan datang.

e)      Membangkitkan perhatian siswa 

Dalam proses pembelajaran, guru dituntut harus dapat membangkitkan perhatian para siswanya supaya 

terfokus hanya pada materi yang sedang di paparkan oleh guru / teman nya di depan kelas. Adapun 

kegunaan dari membangkitkan perhatian siswa di sela-sela atau selama proses pembelajaran ialah untuk 

memusatkan   energi   dan   psikis   anak   dalam   kegiatan   belajar.   Perhatian   akan   terpusat   apabila   ada 

kepentingan   langsung  dengan   siswa  dan  punya   karakteristik   yang  berbeda  dengan   yang   lain.  Oleh 

karena itu, dalam membangkitkan perhatian siswa, maka guru dapat memberikan beberapa penyegaran 

berupa lelucon atau permainan yang bervariasi untuk sekedar hiburan supaya siswa tidak merasa bosan 

terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung dengan durasi 5 -10 menit saja dan kemudian 

kembali ke pokok materi yang akan di pelajari pada pertemuan itu.  

2. Memberi Acuan

Memberikan   acuan  dimaksudkan  untuk  member   suatu   gambaran   awal   tentang  materi   ajar   secara 

spesifik  dan singkat  yang  akan dipelajari  pada pertemuan saat   itu.  Ada   bebrapa komponen dalam 

memberikan acuan, antara lain: 

Page 28: Isbm belajar

a)      Memberitahu tujuan  yang diharapkan 

Dalam memberikan acuan terhadpa materi yang akan dipelajari pada pertemuan tertentu, guru harus 

memberitahu tujuan atau indicator yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran. Misalnya: dalam 

materi   system   pernafasan,   maka   indicator   atau   tujuan   yang   diharapkan   guru   dapat   di   capai   oleh 

siswanya adalah siswa mampu menjelaskan mengenai system pernafasan yang ada pada manusia, siswa 

mampu menyebutkan secara urut bagaimana proses pernafasan terjadi dalam tubuh kita (manusia), dan 

sebagainya.

b)      Menyampaikan alternatif  kegiatan yg akan ditempuh siswa 

Selanjutnya, setelah guru memberitahukan tujuan yang hendak di capai dalam proses pembelajaran, 

maka guru harus menyampaikan alternative kegiatan yang bisa dilakukan terkait dengan materi yang 

akan di pelajari pada pertemuan itu. Misalnya menjelaskan tata cara diskusi apabila materi yang akan 

dibahas terlalu banyak teori / kajian teoritis para tokoh ahli, aturan dalam parktikum apabila materi yang 

akan dibahas mengharuskan adanya eksperimen, menjelaskan referensi-referensi yang akan digunakan 

dalam proses pembelajaran (seperti buku, situs internet, bahan bacaan lainnya) dan lain- lain.

3.      Membuat Kaitan 

Hal-hal   yang   menyebabkan   kita   sebagai   seorang   guru   harus   membuat   kaitan   terhadap   materi 

pembelajaran yang akan di pelajari, antara lain: 

          Agar materi ajar lebih menarik, maka guru harus membuat kaitan materinya dengan pengetahuan yang 

mereka miliki, berdasarkan pengalaman yang dihadapi atau sesuai dengan minatnya.

          Mengingat kembali, mengulang kembali

Dengan   mengkaitkan   materi   yang   akan   dipelajari   pada   pertemuan   saat   ini   dengan   materi   pada 

pertemuan sebelumnya, maka siswa akan mengalami proses dimana ia akan mengingat kembali atau 

mengulang kembali materi yang dipelajari (membuka materi yang lalu sebagai dasar atau acuan materi).

          Menumbuhkan tanggapan lama yang telah   dimiliki  siswa sebelum memberikan bahan baru

          Mengajukan pertanyaan terhadap apa yang telah dipelajari 

Karena siswa sudah memahami materi dasar / materi yang telah di sampaikan sebelumnya, maka siswa 

dapat  aktif  mengajukan berbagai  pertanyaan mengenai  apa yang telah   ia  pelajari   sebelumnya  yang 

dirasa masih mengganjal dalam benaknya / belum ia pahami.

          Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari 

Maksudnya ialah mengkaitkan materi yang telah dipelajari dengan kehidupan pribadi maupun sosialnya 

di  masyarakat,  apakah menuai  banyak manfaat  untuk dirinya atau tidak.  Apabila  bermanfaat,  maka 

Page 29: Isbm belajar

menerapkan   apa   yang   sudah  dipelajari   dalam  kehidupan   nyatanya.  Misalnya:   belajar   tentang  nilai 

agama, maka apa yang ia ketahui baik itu sanksi dari nilai agama, perilaku yang baik dan tidak baik yang 

sesuai dengan norma agama dapat di praktekkan dalam kehidupan sosialnya.

          Meminta siswa bercerita tentang pengalaman yang berkaitan dengan materi

Setiap orang  /  siswa  memiliki  pengalaman  yang  berbeda satu  sama  lain.  Ada beberapa  siswa yang 

mungkin mengalami atau bahkan sudah sangat memahami materi  yang akan dibahas dapat berbagi 

cerita / pengalamannya mengenai materi  terkait.  Dan kemudian bisa di cocokkan dengan teori  yang 

selama ini berkembang supaya terjadi interaksi antara guru dan murid yang aktif. 

4. Melakukan Tes Awal

Adapun kegunaan melakukan tes awal pada kegiatan pendahuluan pembelajaran, yaitu:

a)      Untuk mengetahui penguasaan awal dari materi yang akan dipelajari.

b)      Digunakan untuk menentukan dari mana awal  materi akan dibahas 

B. Kegiatan Inti Pembelajaran

Kegiatan   inti  pada dasarnya  merupakan kegiatan  untuk  mencapai   tujuan pembelajaran  atau  proses 

untuk pencapaian kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, 

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, 

kreativitas,   dan   kemandirian   sesuai   dengan   bakat,   minat   dan   perkembangan   fisik   serta   psikologis 

peserta didik, dengan menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan 

materi pelajaran.

Dalam kegiatan inti, proses pembentukan pengalaman belajar siswa berkaitan dengan kemampuan yang 

diharapkan   dikuasai   siswa   secara   terpadu   yang   dususun   dan   direncanakan   guru   dengan   mengacu 

kurikulum yang berlaku. (Standar Kompetensi)

Kegiatan utama dalam kegiatan inti pembelajaran (intruksional) diantaranya: 

a)       Kegiatan mengorganisasi proses pembelajaran dengan berbagai metode / cara / teknik / pendekatan 

yang bervariasi yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar berkadar aktivitas tinggi.

b)      Diharapkan terjadi perubahan perilaku pada siswa.

Page 30: Isbm belajar

c)      Pengaturan harus menganut prinsip efektif dan efisien ( dapat mencapai sasaran yang diharapkan dan 

dapat dilakukan dengan menggunakan sarana, waktu dan tenaga yang dimiliki) 

Adapun   faktor   yang   perlu   diperhatikan   dalam   memilih   strategi   pembelajaran   dalam   kegiatan   inti 

pembelajaran (intruksional) ini, antara lain :

a)      Tujuan 

Setiap tuntutan penguasaan materi menuntut kegiatan pembelajaran yang berbeda.

ketrampilan ® latihan

berpendapat ® kesempatan berpendapat 

b)      Materi

Materi dalam kegiatan inti ini dapat berupa materi abstrak, maksudnya materi yang sifatnya hanya bisa 

di   angan-angan/   di   bayangkan,   mengajak   siswa   untuk   berfantasi   dan   agar   siswa   dapat   cepat 

memahaminya maka perlu di berikan contoh. Misal materi abstrak seperti bentuk planet dan benda-

benda ruang angkasa, semua itu hanya bisa di angan-angan karena kita belum tahu persis bagaimana 

bentuk  planet-planet   tersebut  karena kita  belum berkontak   langsung  dengan planet   itu,   kita  hanya 

mengetahui dan meyakininya secara abstrak (berdasarkan pemikiran pakar melalui melihat gambarnya 

pada atlas ataupun miniature planet). Selain itu, materi dalam kegiatan inti ini dapat berupa materi baru 

yang memerlukan adanya demonstrasi atau penjelasan lebih detail atau spesifik terhadap obyek yang 

dituju.  Selain kedua materi  diatas,   terkadang para guru  juga menggunakan  jenis  materi  yang sudah 

dikenal dan bisa di kembangkan menggunakan teknik problem solving.

c)      Siswa

Adapun hal- hal yang perlu diperhatikan dari segi siswa dalam kegiatan inti pembelajaran, diantaranya 

ialah memperhatikan karakteristik dan jumlah siswa ( praktikum, pastikan alat dan bahannya tidak asing 

bagi mereka).

Page 31: Isbm belajar

d)     Guru

Kemampuan guru dalam proses ini juga perlu diperhatikan, jika kurang mampu tarhadap sesuatu hal 

dapat meminta bantuan teman lain sejawat.

e)      Fasilitas, Ruang dan Waktu

Komponen-komponennya meliputi:

          Fasilitas yang tersedia dimanfaatkan serta disesuaikan  dengan kondisi siswa.

          Waktu yang tersedia harus dimanfaatkan dengan efektif dan efisien dengan memilih strategi yang sesuai.

f)       Penggunaan media

Mengkonkretkan   yang  bersifat   abstrak,   dapat  menghadirkan  objek  berbahaya,   dapat  menampilkan 

objek yang besar atau yang kecil, memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat. Berikut ini keuntungan 

yang di dapat sebagai pengaruh penggunaan media dalam kegiatan inti pembelajaran, yaitu :

-                 siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungan 

-                 Keseragaman dalam berpresepsi

-                 Membangkitkan motivasi 

-                 Mengatasi keterbatasan waktu dan ruang 

-                 Menyajikan metari yang konsisten, dapat diulang 

-                 Menyajikan materi secara serempak bagi seluruh siswa 

C. Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran

Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, 

efektif, efisien, dan flesibel. Kegitan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus merupakan rangkaian 

kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti pembelajaran.

Page 32: Isbm belajar

Menurut Udin S. Winataputra, dkk. (2003) mengemukakan hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan akhir 

dan tindak lanjut pembelajaran, yaitu: (a) penilaian akhir;  (b) analisis hasil  penilaian akhir;  (c) tindak 

lanjut; (d) mengemukakan topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang; dan (e) menutup 

kegiatan pembelajaran.

Mulyasa (2003) mengemukakan dua kegiatan pokok pada akhir  pembelajaran,  yaitu :   (a) pemberian 

tugas dan (b) post tes.  Sementara itu, Depdiknas (2003) mengemukakan dalam kegiatan akhir  perlu 

dilakukan penilaian formatif, dengan memperhatikan hal-hal berikut: (a) kembangkan cara-cara untuk 

menilai hasil pembelajaran peserta didik; (b) gunakan hasil penilaian tersebut untuk melihat kelemahan 

atau kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru; dan (c) cari metodologi yang 

paling tepat yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka secara garis besar kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran 

bertujuan, antara lain :

a)         Untuk memantapkan materi yang telah dipelajari

b)        Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan pembelajaran yang telah berlangsung.

c)         Untuk mengetahui kompetensi mana yang telah dikuasai dan yang belum dikuasai dengan memberikan 

suatu tes.

Berikut ini akan di jelaskan bentuk-bentuk dari kegiatan akhir pembelajaran yaitu:

a)         Meninjau kembali penguasaan siswa 

Guru   harus   meninjau   atau   mengevaluasi   proses   pembelajaran   yang   telah   dilakukan   dengan   cara 

memeriksa kelengkapan catatan / ringkasan materi / rangkuman materi yang diajarkan.

b)        Melaksanakan Penilaian (Post tes) 

Guru juga dapat melakukan suatu penilaian di setiap akhir kegiatan pembelajaran yang berupa Post tes 

untuk  mengtahui  tingkat  kepahaman  dan  keberhasilan   kegiatan  pembelajaran  yang   telah  dilakukan 

apakah hasilnya efektif atau tidak agar kedepannya proses pembelajaran dapat  lebih menyenangkan 

dan lebih baik lagi.

Sedangkan   bentuk-bentuk   dari   melaksanakan   kegiatan   tindak   lanjut   pembelajaran   setelah   di 

laksanakannya kegiatan akhir pembelajaran, antara lain:

-          Memberi Pekerjaan Rumah (PR)

Page 33: Isbm belajar

-          Membahas kembali materi yang dianggap sulit 

-          Menugaskan membaca materi pelajaran tertentu 

-          Memberi motivasi 

-          Menyampaikan materi berikutnya

DAFTAR PUSTAKA

Udin S. Winata Putra, dkk.1997. Buku Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka.

Sri Anitah W, dkk. 2009.  Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sa’adah,   Munjiati.   2014.  Buku Bahan Ajar  Pengajaran Micro (Micro Teaching).  Pringsewu:   STKIP 

Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

Raharyanti,   Anjar.   2012.  Teori Pembelajaran Thorndike  (dalam  http://ajenganjar.blogspot.com  )   diakses 

tanggal 09 Oktober 2014.

Sudrajat,   Akhmad.   2008.  Prosedur Pembelajaran  (dalam  http://akhmadsudrajat.wordpress.com  )   diakses 

tanggal 09 Oktober 2014.

SITUS WEB:

www.google.com

www.wikipedia.com

www.slideshare.net

Prosedur Pembelajaran

Page 34: Isbm belajar

Posted on 2 Agustus 2008 by Akhmad Sudrajat

Pembelajaran adalah sebuah kegiatan yang tidak bisa dilakukan secara sembarangan,

tetapi harus mengikuti prosedur tertentu. Secara umum, prosedur atau langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui 3 tahapan yaitu : (1) kegiatan pendahuluan; (2) kegiatan inti; (3) kegiatan akhir dan tindak lanjut:

A. Pendahuluan

Udin S. Winataputra, dkk. (2003) mengemukakan hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan pendahuluan, yaitu :

1. Menciptakan Kondisi Awal Pembelajaran; meliputi: membina keakraban, menciptakan kesiapan belajar peserta didik dan menciptakan suasana belajar yang demokratis.

2. Apersepsi meliputi: kegiatan mengajukan pertanyaan untuk mengaitkan materi yang akan dibelajarkan dengan materi atau pengetahuan yang telah dikuasai siswa sebelumnya, memberikan komentar atas jawaban yang diberikan peserta didik dan membangkitkan motivasi dan perhatian peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Hal senada disampaikan oleh  Depdiknas (2003) bahwa dalam kegiatan pendahuluan, perlu dilakukan pemanasan dan apersepsi, didalamnya mencakup: (1) bahwa pelajaran dimulai dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami peserta didik; (2) motivasi peserta didik ditumbuhkan dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi peserta didik; dan (3) peserta didik didorong agar tertarik untuk mengetahui hal-hal yang baru.

B. Kegiatan Inti

Kegiatan inti pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran atau proses untuk pencapaian kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, degan menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik pesertadidikdan materi pelajaran  Udin S. Winataputra, dkk. (2003) mengemukakan hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan inti, yaitu : (1) menyampaikan tujuan yang ingin dicapai, baik secara lisan maupun tulisan, (2) menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh, dan (3) membahas materi.

Depdiknas (2003) mengemukakan tiga bentuk kegiatan ini yaitu: (1) eksplorasi; (2) konsolidasi pembelajaran, dan (3) pembentukan sikap dan perilaku.

Page 35: Isbm belajar

1. Kegiatan eksplorasi merupakan usaha memperoleh atau mencari informasi baru. Yang perlu diperhatikan dalam kegiatan eksplorasi, yaitu: (a) memperkenalkan materi/keterampilan baru; (b) mengaitkan materi dengan pengetahuan yang sudah ada pada peserta didik; (c) mencari metodologi yang paling tepat dalam meningkatkan penerimaaan peserta didik akan materi baru tersebut.

2. Konsolidasi merupakan merupakan negosiasi dalam rangka mencapai pengetahuan baru. Dalam kegiatan konsolidasi pembelajaran yang perlu diperhatikan adalah : (a) melibatkan peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi ajar baru; (b) melibatkan peserta didik secara aktif dalam pemecahan masalah; (c) meletakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi pelajaran yang baru dengan berbagai aspek kegiatan dan kehidupan di dalam lingkungan; dan (d) mencari metodologi yang paling tepat sehingga materi ajar dapat terproses menjadi bagian dari pengetahuan peserta didik.

3. Pembentukan sikap dan perilaku merupakan pemrosesan pengetahuan menjadi nilai, sikap dan perilaku. Yang perlu diperhatikan dalam pembentukan sikap dan perilaku, adalah : (a) peserta didik didorong untuk menerapkan konsep atau pengertian yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari; (b) peserta didik membangun sikap dan perilaku baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang dipelajari; dan (c) cari metodologi yang paling tepat agar terjadi perubahan sikap dan perilaku peserta didik.

C. Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran

Udin S. Winataputra, dkk. (2003) mengemukakan hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran, yaitu: (a) penilaian akhir; (b) analisis hasil penilaian akhir; (c) tindak lanjut; (d) mengemukakan topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang; dan (e) menutup kegiatan pembelajaran.

Mulyasa (2003) mengemukakan dua kegiatan pokok pada akhir pembelajaran, yaitu : (a) pemberian tugas dan (b) post tes. Sementara itu, Depdiknas (2003) mengemukakan dalam kegiatan akhir perlu dilakukan penilaian formatif, dengan memperhatikan hal-hal berikut: (a) kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik; (b) gunakan hasil penilaian tersebut untuk melihat kelemahan atau kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru; dan (c) cari metodologi yang paling tepat yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Untuk lebih jelasnya, di bawah ini disajikan bagan prosedur pembelajaran

Page 36: Isbm belajar

Prosedur Umum Pembelajaran

Keberhasilan proses pembelajaran di antaranya sangat dipengaruhi oleh kegiatan

pendahuluan pembelajaran. Fungsi kegiatan pendahuluan pembelajaran atau pra-

instruksional fungsinya adalah untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif agar

siswa siap secara penuh dalam mengikuti kegiatan inti pembelajaran.

Dengan waktu yang rela

Prosedur Pembelajarantif singkat guru harus dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menunjang terhadap

terbentuknya kondisi awal belajar siswa yang efektif.

Beberapa kegiatan pendahuluan yang perlu dilakukan dalam pembelajaran, di antaranya

sebagai berikut.

Page 37: Isbm belajar

1.      Menciptakan kondisi awal pembelajaran.

Untuk mewujudkan kondisi awal pembelajaran yang baik, perlu adanya upaya yang harus

dilakukan oleh guru, upaya di antaranya:

1.      Menciptakan semangat dan kesiapan belajar, upaya ini dapat diwujudkan melalui bimbingan

dari guru pada siswa. Atau melalui cara dan teknik yang digunakan oleh guru dalam

pembelajaran.

2.      Menciptakan suasana demokrasi dalam belajar, upaya ini dapat diwujud-kan melalui cara,

dan teknik yang digunakan guru dalam mendorong siswa agar berkreatif, dalam belajar dan

mengembangkan keunggulan yang dimiliki siswa.

2.      Melaksanakan apersepsi dan atau penilaian kemampuan awal siswa.

Kegiatan ini lebih menekankan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal yang telah

dimiliki siswa. Serta guru perlu menghubungkan materi pelajaran yang telah dimiliki siswa

dengan materi yang akan dipelajari siswa. Dengan tidak mengenyampingkan pemberian

motivasi belajar terhadap siswa. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan rangkaian yang perlu

dikembangkan pada awal pembelajaran.

Kegiatan Inti dalam Pembelajaran

Kegiatan inti dalam pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, kegiatan inti dalam

pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks dalam proses belajar mengajar yang

mengutamakan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa.

Kegiatan inti dalam pembelajaran harus direncanakan oleh guru berdasarkan pada

kurikulum yang berlaku. Dengan memprioritaskan pada aktivitas siswa yang dibimbing

secara efektif oleh guru.

Langkah-langkah kegiatan inti dalam pembelajaran meliputi:

1.      Memberitahukan tujuan/topik pelajaran yang akan dibahas.

2.      Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang harus ditempuh siswa.

3.      Membahas/menyajikan materi pelajaran.

Dalam langkah ini dikelompokkan menjadi tiga kelompok pembelajaran, meliputi:

Page 38: Isbm belajar

1.      Pembelajaran klasikal, digunakan apabila materi pembelajarannya lebih bersifat fakta atau

informatif. Terutama ditujukan untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam

proses belajar mengajar. Sehingga cenderung metode ceramah dan tanya jawab yang akan

banyak digunakan.

2.      Pembelajaran kelompok, digunakan apabila materi pelajarannya lebih mengembangkan

konsep pokok/sub-pokok bahasan yang sekaligus mengembangkan aktivitas sosial, sikap nilai,

kerja sama, dan aktivitas dalam pemecahan masalah melalui kelompok belajar siswa.

Pembelajaran perseorangan, digunakan apabila ingin membantu proses belajar mengajar

yang mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara individu. Serta untuk

melaksanakan kegiatan pengayaan dan perbaikan hasil proses belajar mengajar.

3.      Menyimpulkan bahan pelajaran.

Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran

Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara

sistematis, efektif, efisien, dan fleksibel.

Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus merupakan rangkaian kegiatan

pendahuluan dan kegiatan inti pembelajaran.

Kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut

pembelajaran adalah:

1.      Melaksanakan penilaian akhir

2.      Mengkaji hasil penilaian akhir

3.      Melaksanakan kegiatan tindak lanjut, alternatif kegiatan di antaranya:

1.      memberikan tugas atau latihan-latihan

2.      menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa

3.      menugaskan membaca materi pelajaran tertentu

4.      memberikan motivasi/bimbingan belajar

4.      Mengemukakan topik bahasan yang akan datang

5.      Menutup pelajaran.

STRATEGI PEMBELAJARAN "Prosedur Pembelajaran"

Page 39: Isbm belajar

STRATEGI PEMBELAJARAN

“Prosedur Pembelajaran”

Dosen : Lina Novita, M.Pd.

KELOMPOK 4

NAMA : Dewi Diani (037112210)

KELAS : II.D

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Page 40: Isbm belajar

Sekolah adalah untuk anak didik. Tugas utama pendidik (guru) adalah mengusahakan agar setiap 

anak   didik   dapat   belajar   dengan   efektif,   baik   secara   individual   ataupun   secara   kelompok.  Artinya, 

mereka patut merasa betah atau merasa senang belajar di sekolah dan mereka dapat mencapai prestasi 

belajar yang tinggi. Karena itu diperlukanlah peran guru dalam mengelola kelas dengan baik agar dapat 

menunjang terciptanya proses belajar yang menyenangkan dan pencapaian prestasi belajar yang tinggi 

itu.

Pembelajaran   sangat   dipengaruhi   oleh   beberapa   faktor   di   antaranya   oleh   proses 

pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan rangkaian aktivitas dan interaksi antara siswa dan 

guru yang dikendalikan melalui perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran perlu 

dilakukan secara sistematis berdasarkan prosedur pembelajaran yang telah dikembangkan.  Oleh 

karena  itu,   salah satu kemampuan yang harus  dimiliki  oleh guru Sekolah Dasar  adalah mampu 

memahami dan melaksanakan prosedur pembelajaran dalam pembelajaran kelompok,  individual 

maupun   klasikal.   Untuk   menerapkan   kemampuan   tersebut   sebaiknya   guru   mengingat   kembali 

tentang konsep dan prinsip belajar dan pembelajaran, tentang berbagai jenis pendekatan belajar 

dan pembelajaran serta tentang berbagai jenis strategi belajar mengajar, terutama strategi yang 

sesuai  dengan tuntutan KBK seperti pembelajaran kontekstual,  pembelajaran berbasis  masalah, 

pembelajaran   berbasis   penemuan  (inquiry),   pembelajaran   berbasis   kajian   (investigasi)   dan 

ekspositori. 

Secara umum, prosedur pembelajaran terdiri  dari  kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

akhir. Ketiga kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan berurutan dalam membentuk 

kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu merancang 

dan   melaksanakan   pembelajaran   dengan   baik.   Secara   lebih   khusus,   Anda   diharapkan   mampu 

memberikan contoh kegiatan : 

a.       Prapembelajaran,

b.      Awal pembelajaran,

c.       Inti pembelajaran,

d.      Akhir pembelajaran, dan

e.       Tindak lanjut pembelajaran.

Prosedur   pembelajaran   tersebut   merupakan   proses   yang   berurutan   dalam   membentuk 

kemampuan siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Salah satu aspek yang mempengaruhi 

Page 41: Isbm belajar

keberhasilan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, dalam prosesnya 

pengelolaan   tersebut  harus   diarahkan  hingga  menjadi   suatu  proses   bermakna  dan   kondusif   dalam 

pembentukan   kemampuan   siswa.   Oleh   karena   itu,   kegiatan   belajar   selain   dikembangkan   secara 

sistematis,   efektif   dan   efisien   juga   perlu   variasi   kegiatan   sebagai   alternatif   untuk 

menumbuhkembangkan motivasi dan aktivitas siswa dalam belajar.

BAB II

PEMBAHASAN

1. KEGIATAN PRA DAN AWAL PEMBELAJARAN

Page 42: Isbm belajar

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif yang 

memungkinkan   siswa   siap   mengikuti   proses   pembelajaran   dengan   baik.   Keberhasilan   dalam 

melaksanakan pendahuluan pembelajaran dapat mendukung proses dan hasil belajar siswa. Kegiatan 

menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas disebut  Kegiatan Awal

Pembelajaran. Sementara itu, kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan materi atau kompetensi 

yang kan dibahas disebut Kegiatan Pra-pembelajaran.

A. KEGIATAN PRA PEMBELAJARAN

Kegiatan   prapembelajaran   atau   disebut   juga   kegiatan   prainstruksional   adalah   kegiatan 

pendahuluan   pembelajaran   yang   diarahkan   untuk   menyiapkan   siswa   mengikuti   pelajaran.   Fungsi 

kegiatan   tersebut   utamanya   adalah   untuk   menciptakan   awal   pembelajaran   yang   efektif   yang 

memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Efisiensi waktu dalam kegiatan 

pendahuluan pembelajaran  perlu  diperhatikan,  karena waktu  yang tersedia  untuk  kegiatan  tersebut 

relatif singkat sekitar 5 (lima) menit. Oleh karena itu, dengan waktu yang relatif singkat diharapkan guru 

dapat   menciptakan   kondisi   awal   pembelajaran   yang   baik,   sehingga   aktivitas-aktivitas   pada   awal 

pembelajaran   tersebut   dapat   mendukung   proses   dan   hasil   pembelajaran   siswa.   Kegiatan 

prapembelajaran biasanya bersifat umum dan tidak berkaitan langsung dengan kompetensi atau materi 

yang akan dibahas dalam kegiatan inti pembelajaran.

Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap prapembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik

Kondisi belajar dapat dipengaruhi oleh sikap guru di depan kelas. Guru harus memperlihatkan sikap 

yang menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang, kaku bahkan takut. Kondisi yang menyenangkan 

ini  harus diciptakan  mulai  dari  awal  pembelajaran sehingga  siswa akan mampu melakukan aktivitas 

belajar dengan penuh percaya diri tanpa ada tekanan yang dapat   menghambat kreativitas siswa.  Di 

samping   itu,  perlu  adanya  kesiapan maupun penataaan alat-fasilitas  kelas  yang  memudahkan siswa 

beraktivitas belajar  dalam kelas.  Hal kecil   juga dapat berpengaruh terhadap kondisi  belajar  misalnya 

kebersihan dan kerapihan tempat belajar. Memberikan salam di awal pertemuan dan berdoa sebelum 

pelajaran dimulai.

2. Memeriksa kehadiran siswa/mengabsen

Kegiatan yang biasa dilakukan guru pada jam pertama pembelajaran adalah mengecek kehadiran 

siswa. Untuk menghemat waktu dalam mengecek kehadiran siswa, guru dapat mengajukan  pertanyaan 

Page 43: Isbm belajar

kepada siswa yang hadir  tentang siswa yang tidak hadir  dan alasan ketidakhadirannya.  Secara tidak 

langsung guru telah memberikan motivasi terhadap siswa, berdisiplin dalam mengikuti pelajaran dan 

membiasakan  diri   apabila  tidak  hadir   perlu   memberitahukan   pada   guru   yang  disampaikan   melalui 

temannya secara lisan atau tertulis. 

3. Menciptakan kesiapan belajar siswa

Kegiatan   pembelajaran   perlu   didasari   oleh   kesiapan   dan   semangat   belajar   siswa.   Kesiapan 

(readinees) belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat berpengaruh terhadap hasil 

belajar  siswa.  Ada beberapa alternatif  yang dapat  dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan dan 

semangat  dalam belajar  siswa, khususnya dalam awal  pembelajaran,  alternatif yang perlu dilakukan 

guru di antaranya: 

a)       Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber belajar  yang diperlukan 

dalam kegiatan belajar;

b)      Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam belajar;

c)      Menujukan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar;  

d)     Mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal pembelajaran;

e)       Menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan menarik perhatian 

siswa; 

f)       Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya.

4. Menciptakan suasana belajar yang demokratis

Pada hakikatnya suasana belajar yang demokratis dapat dikondisikan melalui pendekatan proses 

belajar CBSA (Cara Belajar Siswa aktif). Untuk menciptakan suasana belajar yang demokratis guru harus 

membimbing   siswa   agar   berani   menjawab,   berani   bertanya,   berani   berpendapat   atau   berani 

mengeluarkan   ide-   ide,  dan berani  memperlihatkan  unjuk  kerja   (performace).   Suasana belajar  yang 

demokratis harus dikondisikan sejak awal  pembelajaran,  guru harus selalu memberikan kesempatan 

pada siswa untuk melakukan kreativitas.

a. Melaksanakan Kegiatan Apersepsi dan atau Melaksanakan Tes Awal

Penilaian awal atau pre tes tujuannya adalah untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi 

atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa. Kemampuan awal tersebut sebagai 

dasar untuk kelanjutan bahan pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa. Pelaksanaan pre tes (tes awal) 

Page 44: Isbm belajar

perlu dilaksanakan untuk dapat menjajagi bahan pelajaran apa yang sudah dikuasai oleh siswa. Kegiatan 

guru dalam apersepsi lebih menitik beratkan pada kegiatan mengulas (secara singkat) tentang bahan 

pelajaran yang sudah dipelajari dengan yang akan dipelajari sehingga keterkaitannya dapat dipahami 

siswa. Pelaksanaan tes awal perlu memperhatikan waktu yang tersedia supaya dalam prosesnya tidak 

mengganggu kegiatan pembelajaran inti. Tes awal dapat dilakukan dengan cara lisan yang ditujukan 

pada beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili) seluruh siswa. Terkadang tes awal dalam 

prosesnya   selalu   dipadukan   dengan   kegiatan   apersepsi.   Seperti   telah   dikemukakan   diatas   bahwa 

apersepsi menekankan pada upaya guru dalam menghubungkan materi pelajaran yang sudah dimiliki 

oleh siswa dengan materi yang akan dipelajari oleh siswa.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam kegiatan apersepsi di antaranya:

1)      Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya

Pertanyaan  yang  diajukan  harus  berhubungan  dengan  materi   yang  sudah  dipelajari  oleh   siswa. 

Selanjutnya  esensi  pertanyaan  tersebut  harus  dapat  mengarahkan  siswa  supaya  mampu mengingat 

kembali   tentang   bahan   pelajaran   yang   sudah   dipelajari.   Setiap   pertanyaan   dalam   apersepsi   perlu 

dikaitkan dengan informasi atau bahan yang berhubungan dengan lingkungan (kontekstual) siswa.

2)      Memberikan komentar terhadap jawaban siswa serta mengulas materi pelajaran yang akan dibahas. 

Memberikan komentar terhadap jawaban yang diberikan oleh siswa maksudnya adalah supaya guru 

dapat memberikan penguatan serta dapat lebih memperjelas jawaban itu sendiri, komentar jawaban 

tersebut   secara   bertahap   harus   dapat   mengarahkan   siswa   pada   pokok-pokok   materi   yang   akan 

dipelajari.

3)      Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa 

Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan pada 

setiap   tahapan   kegiatan   pembelajaran.   Khususnya   pada   tahap   awal   pembelajaran,   siswa   perlu 

difokuskan perhatiannya yang secara langsung maupun tidak langsung dapat  meningkatkan motivasi 

siswa dalam belajar. Pada umumnya, dalam kegiatan awal pembelajaran sebagian besar siswa masih 

belum terfokus perhatiannya, sehingga guru perlu mensiasati agar mulai pada awal pembelajaran siswa 

tersebut menjadi memiliki perhatian yang tinggi terhadap pelajaran. Kondisi tersebut disebabkan karena 

proses berpikir siswa masih terkait dengan pelajaran sebelumnya atau dengan kegiatan-kegiatan yang 

siswa alami sebelumnya.

B. KEGIATAN AWAL PEMBELAJARAN

Page 45: Isbm belajar

Kegiatan awal pembelajaran adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk menyiapkan siswa yang

langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk 

menyiapkan   mental   siswa   dalam   memasuki   kegiatan   inti   pembelajaran.   Selain   itu,   kegiatan   awal 

dilaksanakan   untuk   membangkitkan   motivasi   dan   perhatian   siswa   dalam   mengikuti   pembelajaran, 

memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan 

menunjukkan hubungan antara pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari. Kegiatan-kegiatan 

yang dapat dilakukan guru dalam tahap kegiatan awal pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Menimbukan motivasi dan perhatian siswa

Guru   perlu   membangkitkan   perhatian   dan   memotivasi   siswa   sebelum   kegiatan   berlanjut   pada 

kegiatan inti. Biasanya pikiran siswa masih teringat pada materi  pelajaran yang dibahas sebelumnya 

dalam hal ini guru harus jeli menyiasatinya dengan memfokuskan perhatian siswa. Misalnya, dengan 

menyampaikan cerita yang menimbulkan pertanyaan, menunjukkan gambar atau alat peraga. Dengan 

tumbuhnya motivasi pada siswa, proses pembelajaran akan berlangsung lebih mudah. 

2. Memberi acuan

Dalam kaitan dengan kegiatan awal  pembelajaran,  memberi  acuan diartikan sebagai  upaya guru 

dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang akan dipelajari 

dan kegiatan yang akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang dapat dilakukan 

guru dalam memberi acuan, diantaranya adalah sebagai berikut :

a.       Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan dipelajari.

Kegiatan   paling   awal   yang   perlu   dilakukan   guru   sebelum   membahas   pelajaran,   adalah 

memberitahukan   tujuan   atau   kemampuan   yang   diharapkan   dikuasai   siswa   setelah   pembelajaran 

dilakukan atau garis besar materi  yang akan dipelajari  siswa. Dengan informasi  tersebut,  siswa akan 

memperoleh gambaran yang jelas tentang kemampuan yang dikuasai dan ruang lingkup materi yang 

akan dipelajari. 

b.      Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa

Dengan menyampaikan  kegiatan yang   akan dilakukan selama pembelajarann berlangsung,  siswa 

akan terarah usahanya untuk mencapai kemampuan atau menguasai topik-topik tersebut. Misalnya, jika 

dalam pembelajaran akan digunakan diskusi maka guru harus menyampaikan teknik/prosedur diskusi 

tersebut jika yang digunakan eksperimen maka guru harus menyampaikan teknik/prosedur eksperimen 

atau jika pembelajaran akan berlangsung dengan kerja kelompok maka guru membentuk kelompok dan 

menyampaikan teknik/prosedur kerja kelompok tersebut dan begitu pula dengan strategi-strategi yang 

Page 46: Isbm belajar

lainnnya.   Di   samping   menyampaikan   informasi   tentang   kegiatan   yang   akan   dilakukan   selama 

pembelajaran  berlangsung,   guru   juga  hendaknya  menyampaikan   informasi   tentang   sumber-sumber 

belajar yang mendukung dan dapat digunakan oleh siswa.

3. Membuat kaitan (apersepsi)

Siswa   akan   tertarik   terhadap  pelajaran   yang  diberikan   apabila   mereka  melihat   atau   hubungan 

dengan apa yang telah dikenal atau sesuai dengan pengalaman  mereka terrdahulu atau sesuai dengan 

minat dan kebutuhan mereka. Ajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang mempunyai kaitan dan 

sudah dipelajari sebelumnya. Bimbing siswa agar mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan 

materi yang akan dibahas jika memang ada. Ceritakan tentang manfaat yang diperoleh dari materi yang 

akan dipelajari.

4. Melaksanakan tes awal (pre test)

Hal   ini   dilakukan   untuk   mengukur   dan   mengetahui   sejauh   mana   bahan   pelajaran   yang   akan 

dipelajari sudah dikuasai siswa. Tes ini dapat dilakukan secara lisan. Informasi hasil tes dapat digunakan 

untuk menentukan dari mana pembahasan materi baru akan dimulai.

Dalam keseluruhan  proses   pembelajaran,   alokasi  waktu  unntuk  kegiatan  awal   pembelajaran   relatif 

singkat.   Oleh   karena   itu,   guru   diharapkan   memiliki   kemampuan   mendukung   proses   dan   hasil 

pembelajaran yang optimal. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru sejalan dengan 

tugasnya di sekolah, khususnya dalam melaksanakan kegiatan awal pembelajaran diantaranya adalah 

guru hendaknya :

a.       Memahami latar belakang (termasuk kemampuan) siswa,

b.      Dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga perhatian terpusat pada pelajaranyang akan 

diikutinya,

c.       Dapat memberikan bimbingan  belajar secara kelompok maupun individu,

d.       Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehingga siswa meresakan adanya suasana belajar 

yang aman dan menyenangkan,

e.       Memberikan penguatan pada siswa,

f.       Menanamkan disiplin pada siswa.

2. KEGIATAN INTI DALAM PEMBELAJARAN

Page 47: Isbm belajar

Seperti telah dikemukakan, bahwa kegiatan inti pembelajaran merupakan kegiatan yang utama 

dalam proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) 

siswa. Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman 

dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu.

Kegiatan   inti dalam pembelajaran  sangat  memegang  peranan penting untuk  mencapai   tujuan 

pembelajaran maupun dalam membentuk kemampuan siswa yang telah ditetapkan. Proses kegiatan inti 

dalam pembelajaran akan menggambarkan tentang penggunaan strategi dan pendekatan belajar yang 

digunakan   guru   dalam   proses   pembelajaran,   karena   pada   hakekatnya   kegiatan   inti   pembelajaran 

merupakan implementasi strategi dan pendekatan belajar.

A. Pembahasan Materi Pelajaran Dalam Pembelajaran Klasikal

Kegiatan pembelajaran klasikal cenderung digunakan apabila dalam proses pembelajarannya guru 

lebih banyak menyajikan materi (eksploratif). Penyajian dalam pembelajaran klasikal lebih menekankan 

pada kegiatan  pemberian   informasi  atau penjelasan  materi   yang belum dipahami  siswa.  Salah  satu 

keunggulan  pembelajaran  klasikal  adalah  memberikan  kemudahan  bagi  guru  mengorganisasi  materi 

pelajaran, karena bahan pelajaran tersebut seragam diberikan pada siswa.  Pembelajaran klasikal dapat 

digunakan apabila materi pelajaran lebih bersifat informatif atau fakta. Alternatif metode yang sering 

digunakan   dalam   pembelajaran   klasikal   adalah   metode   ceramah   dan   tanya   jawab   bervariasi   atau 

metode lain yang dianggap sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.

1.      Prinsip-prinsip pembelajaran klasikal

a)      Sistematis 

b)      Perhatian dan aktivitas 

c)      Media pembelajaran

d)     Latihan penugasan 

2.      Kegiatan inti dalam pembelajaran klasikal

a)      Menyajikan (presentasi) bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi.

b)      Melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan 

pelajaran.

B. Pembahasan Materi Pelajaran Dalam Pembelajaran Kelompok

Pembelajaran   kelompok   merupakan   suatu   proses   pembelajaran   yang   didesain   dalam   bentuk 

kelompok dengan jumlah siswa antara 4 sampai 6 orang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar. 

Pembelajaran kelompok cenderung banyak digunakan dalam pembelajaran dengan pendekatan CBSA 

Page 48: Isbm belajar

(Cara Belajar Siswa Aktif). Di samping itu, pembelajaran kelompok sangat memungkinkan siswa untuk 

mengumpulkan informasi dan membangun pengetahuan secara bekerja sama.

Pembelajaran   kelompok   sering   disebut   dengan   pembelajaran   kooperatif   (cooperatif   learning). 

Berdasarkan teori yang melandasi pembelajaran kelompok, siswa akan lebih mudah menemukan dan 

memahami konsep-konsep yang dianggap sulit sebelumnya melalui belajar secara kelompok dan bekerja 

sama. Melalui kegiatan kelompok, secara langsung siswa akan berpikir logis, kritis, dan kooperatif dalam 

memberikan alternatif penyelesaian masalah melalui kesepakatan kelompok.

1.      Prinsip-prinsip pembelajaran kelompok

a)      Adanya topik dan permasalahan 

b)      Pembentukan kelompok

c)      Kerja sama

d)     Perhatian

e)      Motivasi

f)       Sumber belajar dan fasilitas

g)      Latihan dan tugas.

2.      Kegiatan inti dalam pembelajaran kelompok 

a)      Merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan pembelajaran.

b)      Mengidentifikasi masalah atau sub-sub masalah berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan.

c)      Analisis masalah berdasarkan sub-sub masalah.

d)     Menyusun laporan oleh masing-masing kelompok.

e)      Presentasi kelompok atau melaporkan hasil diskusi kelompok kecil pada seluruh kelompok dilanjutkan 

diskusi kelas yang langsung dibimbing oleh guru.

f)       Menyimpulkan hasil diskusi berdasarkan rumusan masalah dan sub-sub masalah.

C.     Pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran perseorangan 

Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses pembelajaran yang mengarah pada 

optimalisasi  kemampuan siswa secara   individu.   Implementasi  Kurikulum Berbasis  Kompetensi   (KBK), 

yang   didalamnya   mencakup   implementasi   diversifikasi   kurikulum,   menuntut   adanya   penyesuaian 

pembelajaran dengan potensi   siswa.  Diversifikasi  kurikulum merupakan suatu kurikulum yang dapat 

memeperluas, memperdalam, dan menyesuaikan dengan keragaman kondisi dan kebutuhan, baik yang 

menyangkut kemampuan atau potensi siswa maupun yang menyangkut potensi lingkungan. Salah satu 

pendekatan pembelajaran yang memungkinkan dapat memfasilitasi penyesuaian dengan potensi siswa 

Page 49: Isbm belajar

(diversifikasi   kurikulum)   adalah   pembelajaran   perseorangan.   Dengan   menerapkan   pembelajaran 

perseorangan,   siswa  dapat  belajar   secara  optimal   sesuai  dengan potensi   yang  dimilikinya.  Kegiatan 

pembelajaran   perseorangan   ditunjukkan   untuk   menampung   kegiatan   pengayaan   dan   perbaikan 

(Depdikbud : 1990 : 39).

Pembelajaran perseorangan pada umumnya lebih banyak diterapkan dalam pemberian tugas adan 

atau   latihan.  Dalam pelaksanaannya,   setelah  menyampaikan   tujuan  pembelajaran  dan  memberikan 

pengarahan   tentang   tahapan   atau   teknik   belajar   yang   harus   ditempuh   oleh   siswa   (kegiatan   awal 

pembelajaran),   langkah selanjutnya (kegiatan inti pembelajaran)  yang dilakukan guru adalah sebagai 

berikut :

1)       Menjelaskan secara singkat tentang materi  pelajaran yang akan ditugaskan atau yang kan dilatihkan 

pada siswa.

2)       Memberikan   lembaran   kerja   atau   tugas.   Pada   tahap   ini,   guru   memberikan   bimbingan   atau 

arahan/petunjuk yang sistematis secara lisan dan tertulis. Selain itu, guru juga hendaknya memberikan 

stimulus atau dorongan supaya siswa dapat  melakukan  interaksi  dan asosiasi,  sehinngga tugas  atau 

latihan tersebut dapat dilakukan secara optimal.

3)      Memantau dan menilai kegiatan siswa. Pada kesempatan ini guru berkeliling memantau kegiatan yang 

dilakukan siswa, dan memberikan bantuan atau bimbingan, apa bila ada siswa yang mengalami kesulitan 

dalam mengerjakan tugas atau latihan.

Pada  akhir   kegiatan  pembelajaran,   guru  memeriksa  dan  menilai   tugas  atau   latihan  yang   telah 

dikerjakan oleh siswa serta memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa. Guru juga dapat membuat 

kesimpulan bersama-sama siswa tentang materi pembelajaran yang telah ditugaskan.

3. KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Akhir

Kegiatan   akhir   dalam   pembelajaran   tidak   hanya   diartikan   sebagai   kegiatan   untuk   menutup 

pelajaran. Yang lebih penting adalah untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi yang 

diharapkan. Dengan melakukan kegiatan akhir pembelajaran, guru akan mengetahui kompetensi yang 

sudah dan yang belum dikuasai oleh siswa. Kegiatan yang biasa dilakukan guru dalam kegiatan akhir ini 

adalah memberikan tes baik lisan maupun tertulis. Selain itu, guru hendaknya melakukan kegiatan akhir 

pembelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi  yang sudah 

dipelajarinya. 

1) Meninjau Kembali Penguasaan Siswa

Page 50: Isbm belajar

Untuk meninjau kembali penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari siswa, guru dapat 

melakukan dua cara yaitu merangkum (menyimpulkan) pokok materi atau membuat ringkasan materi 

pembelajaran. Kegiatan merangkum (menyimpulkan) dan membuat ringkasan sebaiknya dilakukan oleh 

siswa di bawah bimbingan guru sehingga pada saat siswa membuat rangkuman atau kesimpulan atau 

ringkasan   itu   salah   atau   kurang   sempurna,   guru   dapat   membetulkan   atau   menyempurnakan 

rangkuman/kesimpulan/ringkasan yang dibuat siswa.

  Dalam   melaksanakan   kegiatan   membuat   rangkuman/kesimpulan/ringkasan,   hendaknya 

memperhatikan kriteria berikut :

a.       Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar. 

b.      Singkat, jelas dan bahasa (tulis/lisan) mudah dipahami.

c.       Kesimpulan/rangkuman/ringkasan tidak keluar dari topik yang telah dibahas.

d.      Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin.

2) Melaksanakan Penilaian

Kegiatan   penilaian   dalam   proses   pembelajaran   merupakan   kegiatan   mutlak   yang   harus 

dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran.  Melalui  kegiatan penilaian akhir  guru akan mengetahui 

tercapai tindaknya kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Oleh karena itu, guru perlu memiliki 

kemampuan   dalam   menilai   hasil   belajar   siswa.   Untuk   menbetahui   penguasaan   siswa   terhadap 

kompetensi   yang   diharapkan,   guru   dapat   memberikan   tes   atau   meminta   siswa   untuk   membuat 

ringkasan atau kesimpulan dari materi yang telah dibahas.

Memberikan tes merupakan salah satu kegiatan akhiryang sering dilakukan guru. Untuk itu, guru 

perlu memiliki kemampuan mengembangkan alat evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes yang 

dilakukan   pada   akhir   pembelajaran   disebut   tes   akhir   (post-test),   yaitu   tes   yang   ditujukan   untuk 

mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari.

B. Kegiatan Tindak Lanjut Pembelajaran

Dari hasil penilaian dan meninjau kembali penguasaan siswa (kegiatan akhir pembelajaran) , guru 

akan   mengetahui   ketercapaian   tujuan   pembelajaran   oleh   siswa.   Dengan   memperhatikan   tingkat 

penguasaan siswa guru perlu melakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut dapat dilakukan di 

luar jam pelajaran dan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia.

Page 51: Isbm belajar

Tujuan dari  kegiatan  tindak  lanjut  adalah  untuk  mengoptimalkan  hasil  belajar   siswa.  Berikut   ini 

beberapa kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan guru dalam upaya mengoptimalkan penguasaan 

siswa (Ruhimat, 2007). Adapun kegiatan-kegiatan yang harus dikerjakan di antaranya :

1.      Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah (PR)

Dalam   memberikan   tugas   dan   latihan   guru   perlu   memperhatikan   waktu   yang   tersedia   dan 

kemampuan yang dimiliki  siswa.  Berikan tugas  sesuai  dengan kemampuan siswa, karena pemberian 

tugas   yang   berlebihan   dapat   membuat   siswa   frustasi,   jenuh,   bahkan   akan   menurunkan   motivasi 

belajarnya.   Setiap   pemberian   tugas   kepada   siswa   harus   berorientasi   pada   kompetensi   yang   harus 

dicapai dan memberikan manfaat bagi siswa.

Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam memberikan tugas kepada siswa:

  Menentukan dan menjelaskan secara singkat tentang topik tugas yang akan diberikan kepada siswa.

  Menjelaskan tentang tahapan tugas yang harus dilakukan oleh siswa.

  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang bagian tugas yang belum dipahaminya.

  Memeriksa dan membahas setiap tugas yang diberikan.

2.    Membahas kembali materi pelajaran yang belum dikuasai siswa 

Sebagai   tindak   lanjut   dari   adanya   kemampuan   yang   belum   dikuasai   siswa,   guru   hendaknya 

merancang kegiatan untuk membantu siswa menguasai kemampuan yang belum dikuasanya. Dalam hal 

ini ada dua kemungkinan kegiatan yang dapat dilakukan guru, yaitu:

         Membahas materi yang belum dikuasai siswa pada saat itu juga

         Membahas materi tersebut pada pertemuan berikutnya.

3.      Membaca materi dari sumber lain

Kegiatan ini dapat ditugaskan kepada siswa yang belum ataupun yang sudah menguasai kompetensi 

yang telah ditetapkan. Agar siswa dapat melaksanakan tugas tersebut secara maksimal, sebaiknya guru 

menyiapkan   pertanyaan   yang   harus   dijawab   siswa   atau   meminta   siswa   membuat   laporan   hasil 

membacanya.

Page 52: Isbm belajar

4.      Memberikan motivasi atau bimbingan belajar

Guru   hendaknya   memberikan   bimbingan   kepada   siswa   agar   mereka   mampu   memperbaiki 

kekurangannya.   Bimbingan   tersebut   dapat   berupa   arahan   atau   petunjuk   yang   jelas   kepada   siswa 

sehingga   tugas   yang   diberikan   dapat   diselesaikan   secara   maksimal.   Bimbingan   ini   akan   menjadi 

dorongan atau motivasi kepada siswa untuk terus belajar.

5.      Menginformasikan topik yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya

Hal   ini   dilakukan   untuk   membimbing   atau   mengarahkan   siswa   dalam   kegiatan   belajar   yang 

dilakukan di luar jam pelajaran. Diharapkan siswa akan mempelajari terlebih dahulu materi yang akan 

dibahas pada pertemuan berikutnya di rumah sebelum mengikuti pelajaran di sekolah.

Setelah   guru   menganggap   kegiatan   akhir   dan  tindak   lanjut   pembelajaran  selesai   dilaksanakan 

secara  optimal  dan  sesuai  dengan  waktu  yang   telah  direncanakan,  maka   langkah   selanjutnya  guru 

menutup pelajaran. Jika pelajaran berlangsung pada jadwal yang paling akhir, maka tutuplah pelajaran 

dengan berdoa bersama siswa.

Makalah Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar Makalah Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar Selamat datang, kami ucapkan kepada anda yang sudah menemukan Artikel kami. Pada kesempatan ini Kami akan menyuguhkan informasi mengenai Contoh Makalah Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar. Dalam pembelajaran yang ada di lapangan, tentunya banyak pendekatan-pendekatan yang dilakukan untuk mensukseskan tujuan pendidikan. Pendekatan ini dilakukan menurut cara belajar masing-masing jenjang pendidikan. Jenjang TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi menerapkan pendekatan yang berbeda-beda. Di dalam Makalah Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar ini menguraikan tentang Pendekatan Belajar mengajar secara umum dan khusus. Semoga ada informasi yang bisa diambil untuk melengkapi referensi anda dalam mencari Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar. Semoga Makalah Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar dapat bermanfaat. Terima kasih atas kunjungan Anda. BAB I PENDAHULUAN Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya. Interaksi yang bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan. Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang aktif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dan anak didik. Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang diambil guru dalam melakukan pengajaran. Oleh karena itu, sebelum guru melakukan pengajaran diharapkan telah mengetahui pendekatan yang diambil adalah tepat untuk anak didiknya. Supaya proses belajar mengajar bisa berjalan lancar. Maka dalam hal ini penyusun mengambil judul

Page 53: Isbm belajar

“Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar”, karena penyusun melihat pendekatan yang tepat dapat menyampaikan tujuan pembelajaran dan pendekatan dalam belajar mengajar harus dapat diketahui dan dipahami guru. BAB II BERBAGAI PENDEKATAN DALAM BELAJAR MENGAJAR Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah penting meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu dengan segala perbedaan, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran. Ada beberapa pendekatan yang diajukan dalam pembicaraan ini dengan harapan dapat membantu guru dalam memecahkan berbagai maslaah dalam kegiatan belajar mengajar. Demi jelasnya ikutilah uraian berikut. A. Pendekatan Individual Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung dilakukan guru terhadap anak didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut. Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan. B. Pendekatan Kelompok Pendekatan kelompok merupakan pendekatan yang dilakukan guru dengan cara mengelompokkan anak didiknya sesuai dengan kriterianya demi tercapainya kegiatan belajar mengajar. Ketika guru inhin menggunakan pendekatan kelompok, maka guru harus sudah mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan tujuan. Fasilitas belajar pendukung, metode yang akan dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akan diberikan kepada anak didik memang cocok didekati dengan pendekatan kelompok. Karena itu, pendekatan kelompok tidak bisa dilakukan seacara sembarangan, tetapi harus mempertimbangkan hal-hal lain yang ikut mempengaruhi penggunaannya. C. Pendekatan Bervariasi Ketika guru dihadapkan kepada permasalahan anak didik yang bermasalah, maka guru akan berhadapan dengan permasalahan anak didik yang bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi oleh anak didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan. Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik biasanya bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula. Misalnya, anak didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka berbicara akan berbeda pemecahannya dan menghendaki pendekatan yang berbeda-beda pula. Demikian juga halnya terhadap anak didik yang membuat keribuatan. Guru tidak bisa menggunakan teknik pemecahan yang sama untuk memecahkan permasalahan yang lain. Kalaupun ada, itu hanya pada kasus tertentu. Perbedaan dalam teknik pemecahan kasus itulah dalam pembicaraan ini didekati dengan “pendekatan bervariasi”. D. Pendekatan Edukatif Apa pun yang guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran dengan tujuan untuk mendidik, bukan karena motif-motif lain, seperti dendam, gengsi, ingin ditakuti dan sebagainya. Anak didik yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat keribuatan di kelas ketika guru sedang memberikan pelajaran, misalnya, tidak tepat diberikan sanksi hukum dengan cara memukul badannya hingga luka atau cidera. Ini adalah tindakan sanksi hukum yang tidak bernilai pendidikan. Guru telah melakukan pendekatan yang salah. Guru telah menggunakan teori power, yakni teori kekuasaan untuk menundukkan orang lain. Dalam pendidikan, guru akan kurang arif dan bijaksana bila menggunakan kekuasaan, karena hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif adalah setiap tindakan, sikap, dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk

Page 54: Isbm belajar

mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial dan norma agama. Selain berbagai pendekatan yang disebabkan di depan, ada lagi pendekatan-pendekatan lain. Berdasarkan kurikulum atau Garis-garis Besar Program Pengajaran (GHBP) Pendidikan Agama Islam SLTP Tahun 1994 disebutkan lima macam pendekatan untuk pendidikan agama Islam, yaitu : a. Pendekatan Pengalaman Meskipun pengalaman diperlukan dan selalu dicari selama hidup, namun tidak semua pengalaman tidak bersifat mendidik (edukative experience), karena ada pengalaman yang tidak bersifat mendidik (misedukative experience). Suatu pengalaman dikatakan tidak mendidik, jika guru tidak membawa anak ke arah tujuan pendidikan, akan tetapi mengyelewengkan dari tujuan itu, misalnya “mendidik anak menjadi pencopet”. Karena itu, ciri-ciri pengalaman yang edukatif adalah berpusat pada suatu tujuan yang berarti bagi anak (meaningful), kontinu dengan kehidupan anak, interaktif dengan lingkungan dan menambah integrasi anak. Demikianlah pendapat Witherington. b. Pendekatan Pembiasaan Menanamkan kebiasaan yang baik memang tidak mudah dan kadang-kadang makan waktu yang lama. Tetapi sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan sukar pula untuk mengubahnya. Maka adalah penting, pada awal kehidupan anak, menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik saja dan jangan sekali-kali mendidik anak berdusta, tidak disiplin, suka berkelahi dan sebagainya. Tetapi tanamkanlah kebiasaan seperti ikhlas melakukan puasa, gemar menolong orang yang kesukaraan, suka membantu fikir dan miskin, gemar melakukan salat lima waktu, aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang baik-baik, dan sebagainya. Maka dari itu pengaruh lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat tidak bisa dielakkan dalam hal ini. c. Pendekatan Emosional Emosi mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan kepribadian seseorang. Itulah sebabnya pendekatan emosional yang berdasarkan emosi atau perasaan dijadikan sebagai salah satu pendekatan dalam pendidikan dan pengajaran, terutama untuk pendidikan agama Islam. Pendekatan emosional dimaksudkan di sini adalah suatu usaha untuk menggugah perasaan dan emosi siswa dalam meyakini, memahami dan menghayati ajaran agamanya. Dengan pendekatan ini diusahakan selalu mengembangkan perasaan keagamaan siswa agar bertambah kuat keyakinannya akan kebesaran Allah SWT. dan kebenaran ajaran agamanya. Untuk mendukung tercapainya tujuan dari pendekatan emosional ini, metode mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah metode ceramah, bercerita dan sosiodrama. d. Pendekatan Rasional Karena kemampuhan akal (rasio) itulah akhirnya dijadikan pendekatan yang disebut pendekatan rasional guna kepentingan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Untuk mendukung pemakaian pendekatan ini, maka metode mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, latihan dan pemberian tugas. e. Pendekatan Fungsional Pendekatan fungsional yang diterapkan di sekolah diharapkan dapat menjembatani harapan tersebut. Untuk memperlicin jalan ke arah itu, tentu saja dipergunakan metode mengajar. Dalam hal ini ada beberapa metode mengajar yang perlu dipertimbangkan, antara lain adalah metode latihan, pemberian tugas, ceramah, tanya jawab dan demontrasi. E. Pendekatan Keagamaan Khususnya untuk mata pelajaran umum, sangat berkepentingan dengan pendekatan keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ilmu itu tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran umum. Tentu saja guru harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipegang. Misalnya : surah Yasiin ayat 34 dan 36 adalah bukti nyata bahwa pelajaran biologi tidak bisa dipisahkan dari ajaran agama. Akhirnya pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperbaiki kerdilnya jiwa agama di dalam diri siswa, yang pada akhirnya nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami, di hanyati dan di

Page 55: Isbm belajar

amalkanselama hayat siswa di kandung badan. F. Pendekatan Kebermaknaan Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan, secara lisan maupun tulisan. Bahasa Inggris adalah bahasa asing pertama di Indonesia yang dianggap penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya dan pembinaan hubungan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Dalam rangka penguasaan bahasa Inggris tidak bisa mengabaikan masalahpendekatan yang harus digunakan dalam proses belajar mengajar. Kegagalan penguasaan bahasa Inggris oleh siswa, salah satu sebabnya adalah kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain seperti faktor sejarah, fasilitas dan lingkungan serta kompetensi guru itu sendiri. Hal ini perlu dipecahkan, salah satu alternatif ke arah pemecahan masalah tersebut diajukanlah pendekatan baru, yaitu pendekatan kebermaknaan. BAB III KESIMPULAN Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya. Ketika kegiatan belajar mengajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran. Pendekatan yang tepat maka akan berlangsung belajar mengajar yang menyenangkan. Akhirnya, perlu diikhtisarkan bahwa ada berbagai pendekatan yang dapat dipergunakan dalam pendidikan dan pengajaran, yaitu : Pendekatan individual, pendekatan kelompok, pendekatan bervariasi, pendekatan edukatif (pendidikan), pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan emosional, pendekatan rasional, pendekatan fungsional, pendekatan keagamaan dan pendekatan kebermaknaan. DAFTAR PUSTAKA Challjah Hasan, Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan, Al-Ikhlas, Surabaya, Cetakan I, 1994. ______ , Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, Cetakan II, 1990. ______ , Psikologi Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, Cetakan, 1992. Thomas Gordon, Guru yang Efektif Cara untuk mengatasi kesulitan dalam kelas, Disadur oleh Drs. Mudjito, M.A., Rajawali Pers, Jakarta Cetakan III, 1990. W. James Popham Eva L. Baker, Bagaimana Mengajar secara Sistemnatis, Yogyakarta, Cetakan IV, 1992.

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

Makalah - Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar 11:36 PM  Mimin Madya 

Untuk Makalah lengkap dan Tampilan teraturDirekomendasi download file nya format word(.doc)Klik link dibawah, tunggu 5 detik klik "skip ad" di sudut kanan atas.

Link : Download Makalah Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar .doc

BAB I

PENDAHULUAN

Page 56: Isbm belajar

I. LATAR BELAKANG

Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang mengerakkannya. Interaksi yang bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bemilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan. Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara dua guru dengan anak didik.

Ketika kegiatan belajar mengajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Semua kendala yang terjadi dan dapat menjadi penghambat jalannya proses belajar mengajar, baik yang berpangkal dari perilaku anak didik maupun yang bersumber dari luar diri anak didik, harus guru hilangkan, dan bukan membiarkannya. Karena keberhasilan belajar mengajar lebih banyak ditentukan oleh guru dalam mengelola kelas.

Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran.

Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah penting meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu dengan segala perbedaan, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran. Ada beberapa pendekatan yang diajukan dalam pembicaraan ini dengan harapan dapat membantu guru dalam memecahkan berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendekatan IndividualDi kelas ada sekelompok anak didik. Mereka duduk di kursi masing masing. Mereka berkolompok dari dua sampai lima orang. Di depan mereka ada meja untuk membaca dan menulis atau untuk meletakkan fasilitas belajar. Mereka belajar dengan gaya yang berbeda-beda. Perilaku mereka juga bermacam-macam. Cara mengemukakan pendapat, cara berpakaian, daya serap tingkat kecerdasan, dan sebagainya, selalu ada variasinya. Masing-masing anak didik memang mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dari satu anak didik dengan anak didik lainnya.

Page 57: Isbm belajar

Perbedaan individual anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pengajaran harus mamperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual ini. Dengan kata lain, guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi belajar mengajamya. Bila tidak, maka strategi belajar tuntas atau mastery learning yang menuntut penguasaan penuh kepada anak didik tidak pemah menjadi kenyataan. Paling tidak dengan pendekatan individual dapat diharapkan kepada anak didik dengan tingkat penguasaan optimal.

Pada kasus-kasus tertentu yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar, dapat diatasi dengan pendekatan individual. Misalnya, untuk menghentikan anak didik yang suka bicara. Caranya dengan memisahkanl memindahkan salah satu anak didik tersebut pada tempat yang terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Anak didik yang suka bicara ditempatkan pada kelompok anak didik yang pendiam.

Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.

B. Pendekatan Kelompok

Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru yang menggunakan pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan perlu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama.

Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa so sial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas. Tentu saja sikap ini pad a hal-hal yang baik saja. Mereka sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, seperti ekosistem dalam mata rantai kehidupan semua makhluk hidup di dunia. Tidak ada makhluk hidup yang terus menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk lain, langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak, makhluk lain itu ikut ambil bagian dalam kehidupan makhluk tertentu.

Anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok, akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang mempunyai kekurangan. Sebaliknya, mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan, tanpa ada rasa minder. Persaingan yang positif pun terjadi di kelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Inilah yang diharapkan, yakni anak didik yang aktif, kreatif, dan mandiri.

Ketika guru ingin menggunakan pendekatan kelompok, maka guru harus sudah mempertimbangkan 

Page 58: Isbm belajar

bahwa hal itu tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas belajar pendukung, metode yang akan dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akan diberikan kepada anak didik memang cocok didekati dengan pendekatan kelompok. Karena itu,pendekatan kelompok tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi harus mempertimbangkan hal-hal lain yang ikut mempengaruhi penggunaannya.

Beberapa pengarang mengatakan, keakraban atau kesatuan kelompok ditentukan oleh tarikan-tarikan interpersonal, atau saling menyukai satu sama lain. Yang mempunyai kecenderungan menamakan keakraban sebagai tarikan kelompok adalah merupakan satu-satunya faktor yang menyebabkan kelompok bersatu.

Keakraban kelompok ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:1. Perasaan diterima atau disukai teman-teman;2. Tarikan kelompok;3. Teknik pengelompokan oleh guru;4. Partisipasilketeriibatan dalam kelompok;5. Penerimaan tujuan kelompok dan persetujuan dalam cara mencapainya;6. Struktur dan sifat-sifat kelompok. Sedang sifat-sifat kelompok itu adalah:a. Suatu multi personalia dengan tingkatan keakraban tertentu;b. Suatu sistem interaksi;c. Suatu organisasi atau struktur;b. Merupakan suatu motif tertentu dan tujuan bersama;c. Merupakan suatu kekuatan atau standar perilaku tertentu;d. Pola perilaku yang dapat diobservasi yang disebut kepribadian.

C. Pendekatan BervariasiKetika guru dihadapkan kepada permasalahan anak didik yang bermasalah, maka guru akan berhadapan dengan permasalahan anak didik yang bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi oleh anak didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan.

Dalam belajar, anak didik mempunyai motivasi yang berbeda. Pada satu sisi anak didik memiliki motivasi yang rendah, tetapi pada saat lain anak didik mempunyai motivasi yang tinggi. Anak didik yang satu bergairah belajar, anak didik yang lain kurang bergairah belajar. Sementara sebagian besar anak belajar, satu atau dua orang anak tidak ikut belajar. Mereka duduk dan berbicara (berbincang-bincang) satu sama lain tentang hal hal lain yang terlepas dari masalah pelajaran.

Dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu Relatif lama. Bila tetjadi perubahan suasana kelas, sulit menormalkannya kembali. Ini sebagai tanda adanya gangguan dalam proses belajar mengajar. Akibatnya.jalannya peJajaran kurang menjadi efektif. Efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan punjadi terganggu, disebabkan anak didik kurang mampu berkonsentrasi. Metode yang hanya satu-satunya dipergunakan tidak dapat diperankan, karena memang gangguan itu terpangkal dari kelemahan metode terse but. karena itu, dalam mengajar kebanyakan guru menggunakan beberapa metode dan jarang 

Page 59: Isbm belajar

sekali menggunakan satu metode.Dalam kegiatan belajar mengajar, guru bisa saja membagi anak didik ke dalam beberapa kelompok belajar. Tetapi dalam hal ini, terkadang diperJukan juga pendapat dan kemauan anak didik. Bagaimana keinginan mereka masing-masing. Boleh jadi dalam suatu pertemuan ada anak didik yang suka belajar dalam kelompok, tetapi ada juga anak didik yang senang belajar sendiri. Bila hal ini terjadi, maka ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu, belajar dalam kelompok dan belajar sendiri, terlepas dari kelompok, tetapi masih dalam pengawasan dan bimbingan guru.

Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik biasanya bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula. Misalnya, anak didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka berbicara akan berbeda pemecahannya dan menghendaki pendekatan yang berbeda-beda pula. Demikian juga halnya terhadapa anak didik yang membuat keributan. Guru tidak bisa menggunakan teknik pemecahan yang sama untuk memecahkan permasalahan yang lain. Kalaupun ada, itu hanya pada kasus tertentu. Perbedaan dalam teknik pemecahan kasus itulah dalam pembicaraan ini didekati dengan "pendekatan bervariasi. "

Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam pengajaran dengan berbagai motif, sehingga diperiukan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi ini sebagai alat yang dapat guru gunakan untuk kepentingan pengajaran.

D. Pendekatan Edukatif

Apa pun yang guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran dengan tujuan untuk mendidik, bukan karena motif-motif1ain, seperti dendam, gengsi, ingin ditakuti, dan sebagainya.

Anak didik yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat keributan di kelas ketika guru sedang memberikan pelajaran, misalnya, tidak tepat diberikan sanksi hukum dengan cara memukul badannya hingga luka atau cidera. Ini adalah tindakan sanksi hukum yang tidak bernilai pendidikan. Guru telah melakukan pendekatan yang salah. Guru telah menggunakan teori power, yakni teori kekuasaan untuk menundukkan orang lain. Dalam pendidikan, guru akan kurang arif dan bijaksana bila menggunakan kekuasaan, karena hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap tindakan, sikap, dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, noram sosial, dan norma agama.

Cukup banyak sikap dan perbuatan yang harus guru lakukan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak didik. Salah satu contohnya, misalnya, ketika lonceng tanda masuk kelas telah berbunyi, anak-anak jangan dibiarkan masuk dulu, tetapi suruhlah mereka bebaris di depan pintu masuk dan perintahkanlah ketua kelas untuk mengatur barisan. Semua anak perempuan berbaris dalam kelompok jenisnya. Demikian juga semua anak laki-laki, berbaris dalam kelompok sejenisnya. Jadi, barisan dibentuk menjadi dua dengan pandangan terarah ke pintu masuk. Di sisi pintu masuk guru berdiri 

Page 60: Isbm belajar

sambi! mengontrol bagaimana anak-anak berbaris di depan pintu masuk kelas. Semua anak dipersilakan masuk oleh ketua kelas. Mereka pun satu per satu masuk kelas, mereka satu per satu menyalami guru dan mencium tangan guru sebelum dilepas. Akhirnya, semua anak masuk dan pelajaran pun dimulai.

 Contoh di atas menggambarkan pendekatan edukatif yang telah dilakukan oleh guru dengan menyuruh anak didik berbaris di depan pintu masuk kelas. Guru telah meletakkan tujuan untuk membina watak anak didik dengan pendidikan akhlak yang mulia. Guru telah membimbing anak didik, bagaimana cara memimpin kawan-kawannya dan anak-anak lainnya, membina bagaimana cara menghargai orang lain dengan cara mematuhi semua perintahnya yang bernilai kebaikan. Betapa baiknya jika semua sekolah (TK, SO atau SLTP) melakukan hal yang demikian itu. Mungkin kewibawaan guru yang dirasakan mulai memudar sekarang ini dapat dimunculkan kembali dan tetap melekat pada pribadi guru. Sekaranglah saatnya mengedepankan pendidikan kepribadian kepada anak didik dan jangan hanya pendidikan intelektual serta keterampilan semata, karena akan menyebabkan anak tumbuh sebagai seorang intelektual atau ilmuwan yang berpribadi kering.

Guru yang hanya mengajar di kelas, belum dapat menjamin terbentuknya kepribadian anak didik yang berakhlak mulia. Demikian juga halnya dengan guru yang mengambil jarak dengan anak didik. Kerawanan hubungan guru dengan anak didik disebabkan komunikasi antara guru dengan anak didik kurang berjalan harmonis. Kerawanan hubungan ini menjadi kendala bagi guru untuk melakukan pendekatan edukatif kepada anak didik yang bermasalah. Guru yang jarang bergaul dengan anak didik dan tidak mau tahu dengan masalah yang dirasakan anak didik, membuat anak didik apatis dan tertutup atas apa yang dirasakannya. Sikap guru yang demikian kurang dibenarkan dalam pendidikan, karena menyebabkan anak didik menjadi orang yang introver (tertutup).

Kasuistis yang terjadi di sekolah biasanya tidak hanya satu, tetapi bermacam-macam jenis dan tingkat kesukarannya. Hal ini menghendaki pendekatan yang tepat. Berbagai kasus yang terjadi, selain ada yang dapat didekati dengan pendekatan individual,adajuga yang dapat didekati dengan pendekatan kelompok, dan ada pula yang dapat didekati dengan pendekatan bervariasi. Namun yang penting untuk diingat adalah bahwa pendekatan individual harus berdampingan dengan pendekatan edukatif; pendekatan kelompok harus berdampingan dengan pendekatan edukatif, dan pendekatan bervariasi harus berdampingan dengan pendekatan edukatif. Dengan demikian, semua pendekatan yang dilakukan guru harus bemilai edukatif, dengan tujuan untuk mendidik. Tindakan guru karena dendam, marah, kesal, benci, dan sejenisnyabukanlah termasuk perbuatan mendidik, karena apa yang guru lakukan itu menurutkan kata hati atau untuk memuaskan hati.

Selain berbagai pendekatan yang disebutkan di depan, ada lagi pendekatan-pendekatan lain. Berdasarakan kurikulum atau Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Pendidikan Agama Islam SLTP Tahun 1994 disebutkan lima macampendekatan untuk pendidikan agama Islam, yaitu pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan emosional, pendekatan rasional, dan pendekatan fungsional. Kelima macam pendekatan ini diajukan, karena pendidikan agama Islam di sekolah umum dilaksanakan melalui kegiatan intra dan ekstra kurikuler yang satu sama lainnya saling menunjang dan saling melengkapi. Kelima pendekatan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

Page 61: Isbm belajar

1. Pendekatan Pengalaman

Experience is the best teacher, pengalaman adalah guru yang terbaik. Pengalaman adalah guru bisu yang tidak pernah marah. Pengalaman adalah guru yang tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapa punjuga. Belajar dari pengalaman adalah lebih baik daripada sekadar bicara, dan tidak pemah berbuat sama sekali. Belajar adalah kenyataan yang ditunjukkan dengan kegiatan fisiko Karena itu, the proses of learning is doing, reacting, undergoing, experiencing. The products of learning are all achieved by the learner through his own activity. (H.C. Witherington dan W.H. Burton, 1986: 57).

Meskipun pengalaman diperlukan dan selalu dicari selama hidup, namun tidak semua pengalaman tidak bersifat mendidik (edukative ex perience), karena ada pengalaman yang tidak bersifat mendidik (misedukative experience). Suatu pengalaman dikatakan tidak mendidik, jika guru tidak membawa anak ke arah tujuan pendidikan, akan tetapi menyelewengkan dari tujuan itu, misalnya "mendidik anak menjadi pencopet." Karena itu, ciri-ciripengalaman yang edukatif adalah berpusat pada suatu tujuan yang berarti bagi anak (meaningful), kontinu dengan kehidupan anak, interaktif dengan lingkungan, dan menambah integrasi anak. Demikianlah pendapat Witherington.

2. Pendekatan Pembiasaan

Pembiasaan adalah alat pendidikan. Bagi anak yang masih kecil, pembiasaan ini sangat penting. Karena denganpembiasaan itulahakhimya suatu aktivitas akan menjadi milik anak di kemudian hari. Pembiasaan yang baik akan membentuk suatu sosok manusia yang berkepribadian yang baik pula. Sebaliknya, pembiasaan yang buruk akan membentuk sosok manusia yang berkepribadian yang buruk pula. Begitulah biasanya yang terlihat dan yang terjadi pada diri seseorang. Karenanya, di dalam kehidupan bermasyarakat,kedua kepribadian yang bertentanganini selalu ada dan tidak jarang terjadi konflik di antara mereka.

Anak kecil tidak seperti orang dewasa yang dapat berpikir abstrak. Anak kecil hanya dapat berpikir konkret Kata-kata seperti kebijaksanaan, keadilan, dan perumpamaan,adalah contoh kata benda abstrakyang sukar dipikirkanoleh anak. Anak kecil belum kuat ingatannya,ia lekasmelupakan apa yang sudah dan baru terjadi. Perhatian mereka lekas dan mudah beralih kepada hal-hal yang baru, yang lain, yang disukainya. (M. Ngalim Purwanto, 1991:224).

3. Pendekatan Emosional

Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada di dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang mempunyai perasaan pasti dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun perasaan rohaniah. Perasaan rohaniah di dalamnya ada perasaan intelektual, perasaan estetis, perasaan etis, perasaan sosial, dan perasaan harga diri. Menurut Chalijah Hasan (1994: 39) merasa adalah aktualisasi kerja dari hati sebagai materi dalam struktur tubuh manusia, dan merasa 

Page 62: Isbm belajar

sebagai aktivitas kejiwaan ini adalah suatu pemyataan jiwa yang bersifat subjektif. Hal ini dilakukan dengan mengemukakan suatu kesan senang atau tidak senang, dan umumnya tidak tergantung pada pengamatan yang dilakukan oleh indra.

Perasaan, menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (l991: 36), sebagai fungsi jiwa untuk dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut "rasa senang dan tidak senang", mempunyai sifat-sifat senang dan sedih/tidak senang, kuat dan lemah, lama dan sebentar, relatif, dan tidak berdiri sendiri sebagai pemyataan jiwa.

4. Pendekatan Rasional

Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh sang Maha Pencipta, yaitu Allah swt. Manusia adalah makhluk yang sempuma diciptakan. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya yang diciptakan oleh Tuhan. Perbedaannya terletak pada akal Manusia mempunyai akal, sedangkan makhluk lainnya seperti binatang dan sejenisnya tidak mempunyai aka!. Jadi, hanya manusialah yang dapat berpikir, sedangkan makhluk lainnya tidak mampu berpikir.

Dengan kekuatan akalnya manusia dapat membedakan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk, mana kebenaran dan mana kedustaan dari sesuatu ajaran atau perbuatan. Dengan akal pula dapat membuktikan dan membenarkan adanya Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Pencipta atas segala sesuatu di dunia ini. Walaupun disadari keterbatasan akal untuk memikirkan dan memecahkan sesuatu, tetapi diyakini pula bahwa dengan akal dapat dicapai ketinggian ilmu pengetahuan dan penghasilan teknologi modern. Itulah sebabnya manusia dikatakan sebagai homo sapien,semacam makhluk yang berkecenderungan untuk berpikir.

5. Pendekatan Fungsional

Ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh anak di sekolah bukanlah hanya sekadar pengisi otak, tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosia!. Anak dapat memanfaatkan ilmunya untuk kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. Bahkan yang lebih penting adalah ilmu pengetahuan dapat membentuk kepribadian anak. Anak dapat merasakan manfaat dari ilmu yang didapatnya di sekolah. Anak mendayagunakan nilai guna dari suatu ilmu sudah fungsional di dalam diri anak.

Pelajaran agama yang diberikan di kelas bukan hanya untuk memberantas kebodohan dan pengisi kekosongan intelektual, tetapi untuk diimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Hal yangdemikian itulah yang pada akhimya hendak dicapai oleh tujuan pendidikan agama di sekolah dalam berbagaijenis dan tingkatan. Karena itu, kurikulum pun disusun sesuai dengan kebutuhan siswa di masyarakat.

E. Pendekatan Keagamaan

Page 63: Isbm belajar

Pendidikan dan pelajaran di sekolah tidak hanya memberikan satu atau dua macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran. Semua mata pelajaran itu pada umumnya dapat dibagi menjadi mala pe/ajaran umum dan mala pelajaran agama_ Berbagai pendekatan dalam pembahasan terdahulu dapat digunakan untuk keduajenis mata pelajaran ini. Tentu saja penggunaannya tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang dicapai. Dalam praktiknya tidak hanya digunakan satu, tetapi bisa juga penggabungan dua atau lebih pendekatan.

Khususnya untuk mata pelajaran umum, sangat berkepentingan dengan pendekatan keagamaan. Hal lni dimaksudkan agar nilai budaya ilmu itu tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran umum. Tentu saja guru harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipegang. Mata pelajaran biologi, misalnya, bukan terpisah dari masalah agama, tetapi ada hubungannya. Cukup banyak dalil agama yang membahas masalah biologi. Persoalannya sekarang terletak, mau atau tidaknya guru mata pelajaran tersebut mencari dan menggali dalil-dalil dimaksud dan menafsirkannya guna mendukung penggunaan pendekatan keagamaan dalam pendidikan dan pengajaran. Surah Yaasiin, ayat 34, dan ayat 36, adalah bukti nyata bahwa pelajaran biologi tidak bisa dipisahkan dari ajaran agama. Surah Yaasiin ayat 37, 38,39, dan 40 adalah dalil-dalil nyata pendukung pendekatan keagamaan dalam mata pelajaran fisika.

Akhirnya, pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama di dalam diri siswa, yang pada akhirnya nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diya kini, dipahami, dihayati, dan diamalkan selama hayat siswa di kandung badan.

F. Pendekatan Kebermaknaan

Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran, pendapat, dan perasaan, secara lisan maupun tulisan. Bahasa Inggris adalah bahasa asing pertama di Indonesia yang dianggap penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan pembinaan hubungan dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Dalam rangka penguasaan bahasa Ingrris tidak bisa mengabaikan masalah pendekatan yang harus digunakan dalam proses belajar mengajar. Kegagalan penguasaan bahasa Inggris oleh siswa, salah satu sebabnya adalah kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain seperti faktor sejarah, fasilitas, dan lingkungan serta kompetensi guru itu sendiri. Kegagalan pengajaran tersebut tentu saja tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena akan menjadi masalah bagi siswa dalam setiap jenjang pendidikan yang dimasukinya. Karenanya perlu dipecahkan. Salah satu altematifke arah pemecahan masalah terse but diajukanlah pendekatan baru, yaitu pendekatan kebermaknaan. Beberapa konsep penting yang menyadari pendekatan ini diuraikan sebagai berikut:

1. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan malalui struktur (tata bahasa dan kosa kata). Dengan demikian, struktur berperan sebagai alat pengungkapan makna (gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan).

Page 64: Isbm belajar

2. Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan pengajaran bahasa yang natural, didukung oleh pemahaman lintas budaya.3. Makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara lisan maupun tertulis. Suatu kalimatdapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pad a situasi saat kalimat itu digunakan. Jadi keragaman ujaran diakui keberadaannya dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis.4. Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut, sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan maupun tertulis. Belajar berkomunikasi ini perlu didukung oleh pembelajaran unsur unsur bahasa sasaran.5. Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajamya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran memiliki siswa yang bersangkutan. Dengan kata lain, kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran memiliki peranan yang amat penting dalam keberhasilan belajar siswa.6. Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswajika berhubungan dengan pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depannya. Karena itu, pengalaman siswa dalam lingkungan, minat, tata nilai, dan masa depannya harus dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pengajaran dan pembelajaran untuk membuat pelajaran lebih bermakna bagi siswa.7. Dalam proses belajar-mengajar, siswa merupakan subjek utama, tidak hanya sebagai objek belaka. Karena itu, ciri-ciri dan kebutuhan mereka harus dipertimbangkan dalam segala keputusan yang terkait dengan pengajaran.8. Dalam proses belajar-mengajar guru berperan sebagai fasilitatoryang membantu siswa mengembangkan keterampilan berbahasanya.

PENDAHULUAN

Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya.interaksi yang bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernialai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Guru ingin memberikan layanan yang baik bagi anak didik. Dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan.

Ketika kegiatan belajar mengajar itu berproses guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana , bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam penagajaran.

Ada beberapa pendekatan yang diajukan dalam pembicaraan ini dengan harapan dapat membantu dalam memecahkan berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar.

1. Pendekatan Individual

Dalam kegiatan belajar mengajar seurang guru sering melihat peserta didiknya belajar dengan gaya yang berbeda-beda. Perilaku mereka juga bermacam-macam, cara mengemukakan

Page 65: Isbm belajar

pendapat, cara berpakaian, daya serap, tingkat kecerdasan dan sebagainya, selalu ada variasinya. Masing-masing anak didik memponyai karakteristik tersendiri yang berbeda dari satu anak didik dengan anak didik lainnya.

Perbedaan individual anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa setrategi pembelajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual ini. Dengan kata lain, guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi belajar mengajarnya. Bila tidak, maka strategi belajar tuntas atau mastery learning yang menuntut penguasaan penuh kepada anak didik tidak akan pernah menjadi kenyataan. Paling tidak dengan pendekatan individualdapat diharapkan kepada anak didik denagan tingkat penguasaan optimal.

Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengolahan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual ini, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan kesulitan belajr anak lebih muda dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupunsuatu saat pendekatan kelompok diperlukan.

1. Pendekatan Kelompok

Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru yang menggunakan pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan pelu digunakan untuk membina  dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo secius, yakni makhluk yang berkecendrungan untuk hidup bersama.

Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial dikelas. Tentu saja sikap ini pada hal-hal yang baik saja. Mereka sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, seperti ekosistem dalam mata rantai kehidupansemua makhluk hidup di dunia. Tidak ada makhluk hidup yang terus menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk lain, langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak, makhluk lain itu ikut ambil bagian dalam kehidupan makhluk tertentu.

Anak didk dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok, akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang memponyai kekurangan. Sebaliknya, mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan. Tanpa ada rasa minder. Persaingan yang positif pun terjadi dikelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajr yang optimal. Inilah yang diharapkan, yakni anak didik yang aktif, kreatif, dan mandiri.

Ketika guru akan menggunakan pendekatan kelompok, maka guru harus sudah mempertimbangkan bahwa ahl itu tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas belajar pendukung, metode yang akan dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akn diberiakan kepada anak didik memang cocok didekati dengan pendekatan kelompok. Karena itu, pendekatan kelompok tidak

Page 66: Isbm belajar

bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi harus memnpertimbangkan hah-hal yang ikut mempengaruhi penggunaannya.

Dalam pengolahan kelas, terutama yang berhubungan dengan penempatan anak didik, pendekatan kelompok sangat diperlukan . Perbedaan individual anak didik, pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis dijadikan sebagai pijakan dalam melakukan pendekatan kelompok.

1. Pendekatan Bervariasi

Ketika guru dihadapkan kepada permasalahan anak didik yang bermasalah, maka guru akan berhadapan dengan permasalahan yang bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi oleh anak ddidik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan.

Dalam belajar, anak didik mempunyai motivasi yang berbeda. Pada satu sisi anak didik mempunyai motivasi yang rendah, tetapi pada saat lain anak didik mempunyai motivasi yang tinggi. Anak didik yang satu bergairah belajar, anak didik yang lain kurang bergairah belajar. Sementara sebagian besar anak belajar, satu atau dua orang ank tidak ikut belajar. Mereka duduk dan berbicara (berbincang-bincang) satu sama lain tentang hal-hal lain yang terlepas dari masalah pelajaran.

Dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif lama. Bila terjadi perubahan suasana kelas, sulit menormalkannya kembali. Ini sebagai ada tandanya gangguan dalam proses belajar mengajar. Akibatnya, jalannya pelajaran menjadi kurang efektif, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan pun jadi terganggu. Disebabkan anak didik kurang mampu berkonsentrasi.metode yang hanya satu-satunya dipergunakan tidak dapat diperankan, karena memang gangguan itu terpangkal dari kelemahan metode tersebut. Karena itu, dalam mengajar kebsnysksn guru menggunakan beberapa metode dan jarang sekali menggunakan satu metode.

Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula.Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam penagajaran dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasiteknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi inisebagai alat yang dapat guru gunakan untuk kepentingan penagajaran.

1. Pendekatan Edukatif

Apapun yang guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran dengan tujuan untuk mendidik, bukan karena motif-motif lain, seperti karena dendam, karena gengsi, karena ingin ditakuti dan sebagainya.

Anak didik yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat keributan didalam kelas ketika guru sedang memberikanpelajaran, misalnya, tidak tepat diberi sanksi hukumdengan cara memukul badannya sehingga luka atau cidera. Hal ini adalah sanksi hukum yang tidak bernilai pendidikan. Guru telah melakukan sankst hukum yang salah. Guru telah menggunakan teori power, yakni

Page 67: Isbm belajar

teori kekuasaan untuk menundukkan orang lain. Dalam pendidikan, guru akan kurang arif dan bijaksana bila menggunakan kekuasaan. Karena hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan guru harus bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar agar menghargai norma hukum, norma susila, norma sosial dan norma agama.

Cukup banyak sikap dan perbuatan yang harus guru lakukan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak didik. Salah satu contohnya, misalnya, ketika lonceng tanda masuk kelas telah berbunyi, anak-anak jangan dibiarkan masuk dulu, tetapi suruhlah mereka berbaris di depan pintu masuk dan perintahkanlah ketua kelas untuk mengatur barisan. Semua anak perempuan berbaris dalam kelompok sejenisnya. Demikian juga semua anak laki-laki, berbaris dalam kelompok sejenisnya. Jadi, berisan dibentuk menjadi dua dengan pandangan terarah kepintu masuk. Di sisi pintu masuk guru berdiri sambil mengontrol bagaimana anak-anak berbarisdi depan pintu masuk kelas. Semua anak di persilahkan masuk oleh ketua kelas. Mereka pon satu persatu masuk kelas, merka satu persatu menyalami guru. Semua anak-anak masuk dan pelajaran pun dimulai.

Contoh diatas menggambarkan pendekatan edukatif yang di lakukan telah oleh guru dengan menyuruh anak didik berbaris di depan pintu masuk kelas. Guru telah meletakkan tujuan untuk mwmbina watak anak didik dengan pendidikan akhlak yang mulia.

Kasuistis yang terjadi di sekolah biasanya tidak hanya satu, tetapi bermacam-macam jenis dan tigkat kesukarannya. Hal ini menghendaki pendekatan yang tepat. Berbagai kasus yang terjadi selain dapat di ndekati dengan pendekatan individual, pendekatan kelompok, dan juga pendekatan kelompok. Namun yang penting untuk di ingat adalah bahwa pendekatan individual harus bedampingan dengan pendekatan edukatif. Pendekatan kelompok harus berdampingan dengan pendekatan edukatif, dan pendekatan bervariasi harus berdampingan dengan pendekatan edukatif. Dengan demikian, semua pendekatan yang dilakukan oleh guru harus bernilai edukatif, denagn tujuan mendidik.

Selain berbagai pendekatan yang telah di sebutkan diatas, ada lagi pendekatan-pendekatan lain. Berdasarkan kurikulum atau Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Pendidikan Agama islam SLTP tahun 1994 disebutkan lima macam pedekatan untuk pendidikan agama islam, yaitu pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan emosional, pendekatan rasioanal, dan pendekaran fungsional.

Kelima macam  pendekatan ini diajukan, karena pendidikan agama islam disekolah umum dilaksanakan melalui kegiatan intra dan ekstra kurikuler yang satu sama lainnya saling menunjang dan saling melengkapi. Kelima pendekatan tersebut dijelaskan sebagai berikut :

1. Pendekatan pengalaman

Experience is the best teacher, pengalaman adalah guru yang baik. Pengalaman adalah guru yang bisu yang tak pernah marah. Pengalaman adalah guru yang tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapapun juga. Meskipun pengalaman diperlukan dan selalu dicari selama hidup, namun tidak

Page 68: Isbm belajar

semua pengalaman dapat bersifat mendidik (educative experience). Karena ada pengalaman yang tidak bersifat mendidik. Suatu pengalaman dikatakan tidak mendidik, jika guru tidak membawa anak kearah tujuan pendidikan, akan tetapi menyelewengkan dari tujuan itu, misalnya “mendidik anak menjadi pencopet”. Karena itu ciri-ciri pengalaman yang edukatif adalah berpusat pada suatu tujuan yang berarti bagi anak, kontinu dengan kehidupan anak, interaktif dengan lingkungan, dan menambah integrasi anak.         Pembiasaan adalah alat pendidikan. Yang sangat penting bagi anak yang masih kecil.dikarena kan pembiasaan itu suatu aktivitas pada anak  dikemudian hari. Pembiasaan yang baek akan membentuk sosok kepribadian manusia yang baek juga dan sebaliknya pembiasaan yang buruk akan membentuk sosok kpribadian manusia yang buruk. Begitulah biasanya yang terlihat dan terjadi pada diri seseorang. Dikarenakan didalam kehidupan bermasyakat dan kepribadian ini selalu ada betentangan dan sering terjadi konflik .

1. Pendekatan Pembiasaan

Pembiasaan adalah alat pendidikan. Yang sangat penting bagi anak yang masih kecil.dikarena kan pembiasaan itu suatu aktivitas pada anak  dikemudian hari. Pembiasaan yang baek akan membentuk sosok kepribadian manusia yang baek juga dan sebaliknya pembiasaan yang buruk akan membentuk sosok kpribadian manusia yang buruk. Begitulah biasanya yang terlihat dan terjadi pada diri seseorang. Dikarenakan didalam kehidupan bermasyakat dan kepribadian ini selalu ada betentangan dan sering terjadi konflik.

Cara berfikir anak kecil tidak sama dengan anak dewasa yang berfikir abstrak. Anak kecil hanya berfikir konkrit. Contoh anak kecil sukar barfikir kata benda yang abstrak.anak kecil memang belu mempunyai kewajiban tetapi dia sudah mempunyai hak, seperti hak dipelihara, hak dilindungi, hak diberi makanan yang bergizi, dan hak mendapatkan pendidikan. Salah satu cara untuk memberikan  hak dalam bidang pendidikan dengan cara memberikan kebiasaan yang baik dalam kehidupan mereka. Dalam kebiasaan-kebiasaan itu anak akan terbiasa menurut dan mentaati peraturan. Menanamkan kebiasaan yang baik memang tidak mudah dan memakan waktu yang lama. Pada awl kehidupan anak tanamkanlah kebiasaan yang baik dan jangan sekali-kali mendidik anak yang tidak baik contoh berdusta, tidak disiplin, suka berkelahi dan sebagainya. Tanamkanlah pada anak kebiasaan ikhlas contoh melakukan puasa, menolong pada orang yang kesukaran, melakukan sholat lima waktu. Bertolak dari pendidikan kebiasaan itulah yang menyebabkan kebiasaan sabagai pendekatan pembiasaan.

1. Pendekatan Emosional

Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada dalam diri seseoarang. Emosi yang berhungan dengan masalah perasaan. Semua orang mempunyai perasaan baik perasaan jasmaniah maupun rohaniah.

Perasaan bagi manusia pada umumnya adalah dapat menyesuaikan diri denagn keadaan alam sekitar. Orang yang emosional adalah orang yang mudah tergugah perasaannya. Misalnya, menonton film adegan sedih, seseorang akan menangis atau sedih.

Emosional atau perasaan adalah suatu yang peka. Emosi akan memberi tanggapan (respons) bila ada rangsangan (stimulus) dari luar diri seseorang . baik rangsangan verbal maupun nonverbal. Rangsangan verbal itu misalnya ceramah, cerita, sindiran, pujian, ejekan, berita, peritah dan

Page 69: Isbm belajar

sebagainya. Sedangkan rangsangan nonverbal dalam bentuk perilaku berupa sikap dan perbuatan.

Emosi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kepribadian seseorang. Itulah sebabnya pendekatan emosinal yang berdasarkan emosi atau perasaan yang dijadikan sebagai salah satu pendekatan dalam pendidikan dan pengajaran. Dengan pendekatan ini diusahakan selalu mengembangkan perasaan keagamaan siswa agar bertambah kuat keyakinannya akan kebesaran Allah SWT dan kebenaran ajaran agamanya.

1. Pendekatan Rasional

Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah SWT yang sempurna. Yang berbeda dengan makhluk lainnya. Perbedaannya pada akal. Manusia mempunyai akal sedangkan mahluk lainnya seperti hewan tidak menpunyai akal.

Manusia bisa membedakan mana perbuatan yang baik dan mana yang buruk. Sedangkan makhluk lainnya seperti binatang tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Walaupun keterbatasan akal untuk memikirkan dan memecahkan tetapi bahwa akal itu dapat dicapai ketinggian ilmu pengetahuan.

Akal atau rasio memang mempunyai potensi untuk menaklukan dunia. Sebaiknya akal dijadikan alat untuk membuktikan kebenaran ajaran-ajaran agama.agar keyakinan yang dianut bertambah kokoh, Keampuhan akal rasio dijadikan pendekatan yang disebut pendekatan rasional .

1. Pendekatan Fungsional

Ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh anak disekolah bukan hanya sekedar pengisi otak, tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Anak dapat memanfaatkan ilmunya untuk kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. Anak dapat merasakan manfaat dari ilmu yang didapatnya disekolah.anak mendayagunakan nilai guna dari suatu ilmu untuk kepentingan hidupnya.maka nilai ilmu sudah fungsional didalam diri anak.

Pendekatan fungsional yang diterapkan disekolah diharapkan dapat menjambatani harapan tersebut.guna untuk memperlicin kearah yang sama.

Dalam hal ini ada beberapa metode mengajar, antar lain adalah metode latihan, pemberian tugas, ceramah, tanya jawab, dan sebagainya

1. Pendekatan Keagamaan

Pendidikan dan pelajaran disekolah tidak hanya memberikan satu atau dua macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran.dalam prateknya tidak hanya digunakan satu, tetapi bisa juga penggabungan dua atau lebih pendekatan.

Page 70: Isbm belajar

Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran.khususnya untuk mata pelajaran umum sangat penting dengan pendekatan keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ini tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Tentu sajaguru harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipegang. Mata pelajaran biologi, misalnya, bukan terpisah dari masalah agama,tetapi ada hubunganya. Persoalan nya sekarng terletak mau atau tidaknya guru mata pelajaran tersebut.

Pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama didalam diri siswa, agar nilai-nilai agamanya tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami,dihayati dan diamalkan secara hayat siswa dikandung badan.

1.  Pendekatan kebermaknaan

Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran, pendapat, dan perasaan, secara lisan atau tulisan. Bahasa inggris bahasa asing yang pertama di indonesia yang dianggap penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan.kegagalan penguasaan bahasa inggris oleh siswa salah satu sebabnya kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain seperti faktor sejarah, fasilitas, dan lingkungan serta kompetensi guru itu sendiri. Ada beberapa konsep penting  yang  menyadari pendekatan ini sebagai berikut :

1. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur ( tata bahasa dan kosa kata).

2. makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan pengajaran bahasa yang natura.

3. makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara lisan maupun tertulis. Suatu kalimat dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi saat kalimat digunakan.

4. belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut, sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan maupun tertulis. Belajar berkomunikasi ini perlu didukung oleh pembelajaran unsur-unsur bahasa sasaran.

5. motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan peljaran dan kegiatan pembelajaran siswa yang bersangkutan.

6. bahan pelajaran dan kegiatan pembeljaran menjadi lebih penting bermakna bagi siswa jika berhubungan dengan kebutuhan siswa yang berkaitan dengan pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depannya.

7. dalam proses belajar mengajar siswa merupakan subjek utama, tidak hanya sebagai objek belaka. Karena itu, ciri-ciri dan kebutuhan mereka harus dipertimbangkan dalam segala keputusan yang berkaitan dengan pengajaran.

8. dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengembangkan ketrampilan berbahasanya.

KESIMPULAN:

Page 71: Isbm belajar

Akhirnya, perlu diikhtisarkan bahwa ada berbagai pendekatan yang dapat dipergunakan dalam pendidikan dan pengajaran, yaitu pendekatan indivial, pendekatan kelompok, pendekatan bervariasi, pendekatan edukatif, pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan emosional, pendekatan keagamaan, dan pendekatan kebermaknaan.

DAFTAR PUSTAKA

Bahri Djamarah, Syaiful. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hubungan Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik Pembelajaran

HUBUNGAN ANTARA MODEL, PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, TEKNIK DAN TAKTIK PEMBELAJARAN

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan  model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut:

Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan   desain   pembelajaran   lebih   menunjuk   kepada   cara-cara   merencanakan   suatu   sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue   print)   rumah   yang   akan   dibangun   beserta   bahan-bahan   yang   diperlukan   dan   urutan-urutan 

Page 72: Isbm belajar

langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model   pembelajaran   yang   efektif,   kreatif   dan   menyenangkan,   sebagaimana   diisyaratkan   dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di  Indonesia,  para guru atau calon guru saat  ini  banyak ditawari  dengan aneka pilihan model  pembelajaran,  yang kadang-kadang untuk   kepentingan   penelitian   (penelitian   akademik   maupun   penelitian   tindakan)   sangat   sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep   atau   teori   dasar   pembelajaran   yang   merujuk   pada   proses   (beserta   konsep   dan   teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model  pembelajaran tersendiri  yang khas,   sesuai  dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.

http://emiliannur.wordpress.com/2010/06/20/hubungan-antara-model-pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-taktik-pembelajaran/ 

Ada beberapa macam pendekatan pembelajaran yang digunakan pada kegiatan belajar mengajar, antara lain :

1. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan konstekstual berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami. Pembelajaran tidak hanya berorientasi target penguasaan materi, yang akan gagal dalam membekali siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Dengan demikian proses pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil belajar, sehingga guru dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsip membelajarkan – memberdayakan siswa, bukan mengajar siswa(http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/).

Borko dan Putnam mengemukakan bahwa dalam pembelajaran kontekstual,

guru memilih konteks pembelajaran yang tepat bagi siswa dengan cara mengaitkan

pembelajaran dengan kehidupan nyata dan lingkungan di mana anak hidup dan berada serta dengan budaya yang berlaku dalam masyarakatnya (http.//www.contextual.org.id). Pemahaman, penyajian ilmu pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang ada dalam materi dikaitkan

Page 73: Isbm belajar

dengan apa yang dipelajari dalam kelas dan dengan kehidupan sehari-hari (Dirjen Dikdasmen, 2001: 8). Dengan memilih konteks secara tepat, maka siswa dapat diarahkan kepada pemikiranagar tidak hanya berkonsentrasi dalam pembelajaran di lingkungan kelas saja, tetapi diajak untuk mengaitkan aspek-aspek yang benar-benar terjadi dalam kehidupan mereka sehari-hari, masa depan mereka, dan lingkungan masyarakat luas.

Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi.Guru bertugas mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk merumuskan, menemukan sesuatu yang baru bagi kelas yang dapat berupa pengetahuan, keterampilan dari hasil “menemukan sendiri” dan bukan dari “apa kata guru.

Penggunaan pembelajaran kontekstual memiliki potensi tidak hanya untuk

mengembangkan ranah pengetahuan dan keterampilan proses, tetapi juga untuk

mengembangkan sikap, nilai, serta kreativitas siswa dalam memecahkan masalah

yang terkait dengan kehidupan mereka sehari-hari melalui interaksi dengan sesama

teman, misalnya melalui pembelajaran kooperatif, sehingga juga mengembangkan

ketrampilan sosial (social skills) (Dirjen Dikmenum, 2002:6). Lebih lanjut Schaible,

Klopher, dan Raghven, dalam Joyce-Well (2000:172) menyatakan bahwa pendekatan kontekstual melibatkan siswa dalam masalah yang sebenarnya dalam penelitian dengan menghadapkan anak didik pada bidang penelitian, membantu mereka mengidentifikasi masalah yang konseptual atau metodologis dalam bidang penelitian dan mengajak mereka untuk merancang cara dalam mengatasi masalah.

1. Pendekatan Konstruktivisme

Kontruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan kontekstual. Yaitu bahwa pendekatan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba(Suwarna,2005).

Piaget (1970), Brunner dan Brand 1966), Dewey (1938) dan Ausubel (1963). Menurut Caprio (1994), McBrien Brandt (1997), dan Nik Aziz (1999)  kelebihan teori konstruktivisme ialah pelajar berpeluang membina pengetahuan secara aktif melalui proses saling pengaruh antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru. Pembelajaran terdahulu dikaitkan dengan pembelajaran terbaru. Perkaitan ini dibina sendiri oleh pelajar.

Menurut teori konstruktivisme, konsep-konsep yang dibina pada struktur kognitif seorang akan berkembang dan berubah apabila ia mendapat pengetahuan atau pengalaman baru. Rumelhart dan Norman (1978) menjelaskan seseorang akan dapat membina konsep dalam struktur kognitifnya dengan menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sedia ada

Page 74: Isbm belajar

padanya dan proses ini dikenali sebagai accretion. Selain itu, konsep-konsep yang ada pada seseorang boleh berubah selaras dengan pengalaman baru yang dialaminya dan ini dikenali sebagai penalaan atau tuning. Seseorang juga boleh membina konsep-konsep dalam struktur kognitifnya dengan menggunakan analogi, iaitu berdasarkan pengetahuan yang ada padanya. Menurut Gagne, Yekovich, dan Yekovich (1993) konsep baru juga boleh dibina dengan menggabungkan konsep-konsep yang sedia ada pada seseorang dan ini dikenali sebagai parcing.

Pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam proses pembelajaran kerana belajar digalakkan membina konsep sendiri dengan menghubungkaitkan perkara yang dipelajari dengan pengetahuan yang sedia ada pada mereka. Dalam proses ini, pelajar dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang sesuatu perkara.

Kajian Sharan dan Sachar (1992, disebut dalam Sushkin, 1999) membuktikan kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan konstruktivisme telah mendapat pencapaian yang lebih tinggi dan signifikan berbanding kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan tradisional. Kajian Caprio (1994), Nor Aini (2002), Van Drie dan Van Boxtel (2003), Curtis (1998), dan Lieu (1997) turut membuktikan bahawa pendekatan konstruktivisme dapat membantu pelajar untuk mendapatkan pemahaman dan pencapaian yang lebih tinggi dan signifikan.

 

1. Pendekatan Deduktif – Induktif 1. Pendekatan Deduktif

Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep dasarnya(Suwarna,2005).

1. Pendekatan Induktif

Ciri uatama pendekatan induktif dalam pengolahan informasi adalah menggunakan data untuk membangun konsep atau untuk memperoleh pengertian. Data yang digunakan mungkin merupakan data primer atau dapat pula berupa kasus-kasus nyata yang terjadi dilingkungan.

Prince dan Felder (2006) menyatakan pembelajaran tradisional adalah pembelajaran dengan pendekatan deduktif, memulai dengan teori-teori dan meningkat ke penerapan teori. Di bidang sain dan teknik dijumpai upaya mencoba pembelajaran dan topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan teori-teori dan rumus dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama mahasiswa, dan kurang atau tidak mengkaitkan dengan pengalaman mereka. Pembelajaran dengan pendekatan deduktif menekankan pada guru mentransfer informasi atau pengetahuan. Bransford (dalam Prince dan Felder, 2006) melakukan penelitian dibidang psikologi dan neurologi. Temuannya adalah: ”All new learning involves transfer of information based on previous learning”, artinya semua pembelajaran baru melibatkan transfer informasi berbasis pembelajaran sebelumnya.

Page 75: Isbm belajar

Major (2006) menyatakan dalam pembelajaran dengan pendekatan deduktif dimulai dengan menyajikan generalisasi atau konsep. Dikembangkan melalui kekuatan argumen logika. Contoh urutan pembelajaran: (1) definisi disampaikan; dan (2) memberi contoh, dan beberapa tugas mirip contoh dikerjakan siswa dengan maksud untuk menguji pemahaman siswa tentang definisi yang disampaikan.

Alternatif pendekatan pembelajaran lainnya selain dengan pembelajaran pendekatan deduktif adalah dengan pendekatan induktif . Beberapa contoh pembelajaran dengan pendekatan induktif misalnya pembelajaran inkuiri, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis kasus, dan pembelajaran penemuan. Pembelajaran dengan pendekatan induktif dimulai dengan melakukan pengamati terhadap hal-hal khusus dan menginterpretasikannya, menganalisis kasus, atau memberi masalah konstekstual, siswa dibimbing memahami konsep, aturan-aturan, dan prosedur-prosedur berdasar pengamatan siswa sendiri.

Major (2006) berpendapat bahwa pembelajaran dengan pendekatan induktif efektif untuk mengajarkan konsep atau generalisasi. Pembelajaran diawali dengan memberikan contoh-contoh atau kasus khusus menuju konsep atau generalisasi. Siswa melakukan sejumlah pengamatan yang kemudian membangun dalam suatu konsep atau geralisasi. Siswa tidak harus memiliki pengetahuan utama berupa abstraksi, tetapi sampai pada abstraksi tersebut setelah mengamati dan menganalisis apa yang diamati.

Dalam fase pendekatan induktif-deduktif ini siswa diminta memecahkan soal atau masalah. Kemp (1994: 90) menyatakan ada dua kategori yang dapat dipakai dalam membahas materi pembelajaran yaitu metode induktif dan deduktif. Pada prinsipnya matematika bersifat deduktif. Matematika sebagai “ilmu” hanya diterima pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran “yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus” Soedjadi (2000: 16). Dalam kegiatan memecahkan masalah siswa dapat terlibat berpikir dengan dengan menggunakan pola pikir induktif, pola pikir deduktif, atau keduanya digunakan secara bergantian.

(http://rochmad-unnes.blogspot.com/2008/01/penggunaan-pola-pikir-induktif-deduktif.html)

1. Pendekatan Konsep dan Proses 1. Pendekatan Konsep

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa dibimbing memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung di dalamnya. Dalam proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan subkonsep yang menjadi fokus. Dengan beberapa metode siswa dibimbing untuk memahami konsep. (http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/).

1. Pendekatan Proses

Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan, dan

Page 76: Isbm belajar

mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses digunakan dan dikembangkan sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan belajar. (http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/).

Dalam pendekatan proses, ada dua hal mendasar yang harus selalu dipegang pada setiap proses yang berlangsung dalam pendidikan. Pertama, prosesmengalami. Pendidikan harus sungguh menjadi suatu pengalaman pribadi bagipeserta didik. Dengan proses mengalami, maka pendidikan akan menjadi bagianintegral dari diri peserta didik; bukan lagi potongan-potongan pengalamanyang disodorkan untuk diterima, yang sebenarnya bukan miliknya sendiri.Dengan demikian, pendidikan mengejawantah dalam diri peserta didik dalamsetiap proses pendidikan yang dialaminya (http://groups.yahoo.com/group/sd-islam/message/1907).

1. Pendekatan Sains, Tekhnologi dan Masyarakat

National Science Teachers Association (NSTA) (1990 :1)memandang STM sebagai the teaching and learning of science in thecontext of human experience. STM dipandang sebagai proses pembelajaran yang senantiasa sesuai dengan konteks pengalaman manusia. Dalam pendekatan ini siswa diajak untuk meningkatakan

kreativitas, sikap ilmiah, menggunakan konsep dan proses sains dalam kehidupan sehari-hari.Definisi lain tentang STM dikemukakan oleh PENN STATE(2006:1) bahwa STM merupakan an interdisciplinary approach whichreflects the widespread realization that in order to meet the increasingdemands of a technical society, education must integrate acrossdisciplines. Dengan demikian, pembelajaran dengan pendekatan STMharuslah diselenggarakan dengan cara mengintegrasikan berbagaidisiplin (ilmu) dalam rangka memahami berbagai hubungan yangterjadi di antara sains, teknologi dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa pemahaman kita terhadap hubungan antara sistem politik, tradisi masyarakat dan bagaimana pengaruh sains dan teknologi terhadap hubungan-hubungan tersebut menjadi bagian yang penting dalampengembangan pembelajaran di era sekarang ini.

Pandangan tersebut senada dengan pendapat NC State University (2006: 1), bahwa STM merupakan an interdisciplinery field of study that seeks to explore a understand the many ways that scinence and technology shape culture, values, and institution, and how such factors shape science and technology. STM dengandemikian adalah sebuah pendekatan yang dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana sains dan teknologi masuk dan merubah proses-proses sosial di masyarakat, dan bagaimana situasi sosial mempengaruhi perkembangan sains dan teknologi.

Hasil penelitian dari National Science Teacher Association ( NSTA ) ( dalam Poedjiadi, 2000 ) menunjukan bahwa pembelajaran sains dengan menggunakan pendekatan STM mempunyai beberapa perbedaan jika dibandingkan dengan cara biasa. Perbedaan tersebut ada pada aspek : kaitan dan aplikasi bahan pelajaran, kreativitas, sikap, proses, dan konsep pengetahuan. Melalui pendekatan STM ini guru dianggap sebagai fasilitator dan informasi yang diterima siswa akan lebih lama diingat. Sebenarnya dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM ini

Page 77: Isbm belajar

tercakup juga adanya pemecahan masalah, tetapi masalah itu lebih ditekankan pada masalah yang ditemukan sehari – hari, yang dalam pemecahannya menggunakan langkah – langkah (ilmiahhttp://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/).

 

 

Sumber :

 

Abdul Rahim Rashid. (1998). Ilmu Sejarah: Teori dan amalan dalam pengajaran A

dan pembelajaran Sejarah. Kertas kerja yang dibentangkan dalam Simposium Sejarah, Universiti Malaya, Kuala Lumpur, 30–31 Oktober.

Anwar. (2004). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education). Bandung: Penerbit

Alfabeta.

Ausubel, D. P. (1963). The psychology of meaningful verbal learning. New York: A

Grune & Stratton Inc.

Bybee, R. W. (1993). Leadership, responsibility and reform in science education. B

Science Educator, 2,1–9.

Depdiknas. (2002). Pengembangan Pelaksanaan Broad-Based Education, High-

Based Education, dan Life Skills di SMU. Jakarta: Depdiknas.

Firdaus M Yunus. (2004). Pendidikan Berbasis Realitas Sosial, Paulo freire-Y.B

Mangunwijaya. Yogyakarta: Logung Pustaka

(http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/)

(http.//www.contextual.org.id)

(http://rochmad-unnes.blogspot.com/2008/01/penggunaan-pola-pikir-induktif-deduktif.html)

(http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/

(http://groups.yahoo.com/group/sd-islam/message/1907).

Page 78: Isbm belajar

(ilmiahhttp://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/).

IOWA State University. (2003). Incorporating Developmentally Appropriate

Learning Opportunities to Assess Impact of Life Skill Development.

Lifeskills4kids. (2000). Introduction & F.A.Q.

Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya

Lee, Kwuang-wu. 2000. English Teachers’ Barriers to the Use of Computer

assisted Language Learning. The Internet TESL Journal, Vol. VI, No. 12,

December 2000. http:/www..aitech.ac.jp/~iteslj/

(Frequently Asked Questions). [email protected]

Suhandoyo (1993). Upaya Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui

Interaksi Positif dengan Lingkungan. Yogyakarta: PPM IKIP Yogyakarta.

Supriyadi. (1999). Buku Pegangan Perkuliahan Teknologi Pengajaran Fisika.

Yogyakarta: Jurdik Fisika FMIPA UNY

Suyoso. (2001). Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta:

Trowbidge dan Byebee. (1986). Becoming a Secondary school science Teacher.

London: Merill Publishing Company.

Utah State Board of Education. (2001). Life Skills. http://www.caseylifeskills.org

Rusmansyah.(2000). Prospek Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-

Masyarakat (STM) dalam pembelajaran Kimia di Kalimantan Selatan.

Jenis – Jenis Strategi   Pembelajaran Posted on Mei 14, 2012 by ritokurniawan 

 

 

 

Page 79: Isbm belajar

 

 

 

4 Votes

Jenis – Jenis Strategi Pembelajaran

Oleh Rito Kurniawan Spd

Menurut Sanjaya (2007 : 177 – 286) ada beberapa strategi pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru:

A.      Strategi pembelajaran ekspositori

I.       Pengertian Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan yang sangat penting atau dominan.

Dengan menggunakan strategi ekspositori terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan di dalam menggunakan strategi ini, yaitu:

1.    Keunggulan / Kelebihan Strategi Ekspositori

1. Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.

2. Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.

3. Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).

4. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam strategi ekspositori ini dilakukan melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Karena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan

Page 80: Isbm belajar

pembelajaran secara jelas dan terukur. Hal ini sangat penting untuk dipaham, karena tujuan yang spesifik memungkinkan untuk bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran.

2.    Kelemahan Strategi EkspositoriDisamping memiliki keunggulan, strategi ekspositori ini juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

1. Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik, untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi yang lain.

2. Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.

3. Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.

4. Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi) dan kemampuan mengelola kelas, tanpa itu sudah pasti proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.

5. Oleh karena itu, gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah, maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa sangat terbatas pula. Di samping itu, komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa secara umum tidak ada satu strategi pembelajaran yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang lain, baik tidaknya suatu strategi pembelajaran isa dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pembelajaran Ekspositori

B.       Strategi pembelajaran inquiry

I.    Pengertian Strategi Pembelajaran Inquiry

Pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristik, yang berasal dari bahasa Yunani yaitu heuriskein yang berarti “saya menemukan”.Strategi pembelajaran inquiry merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian karena dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa keunggulan dan kelemahan dari strategi pembelajaran inquiry, yaitu:

1.    Keunggulan / Kelebihan Strategi Pembelajaran Inkuiri (Inquiry)Metode pembelajaran inkuiri merupakan strategi belajar yang banyak dianjurkan karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya:

Page 81: Isbm belajar

1. Strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.

2. Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.3. Strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan 

psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

4. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar baik tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

2.    Kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri (Inquiry)Disamping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran inquiry juga mempunyai kelemahan, di antaranya yaitu:

1. Jika strategi pembelajaran inquiry sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit terkontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

2. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentuk dengan kebiasaan siswa dalam beljar.

3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.

4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran inquiry ini menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung, peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa untuk belajar.

C.      Strategi pembelajaran berbasis masalah

I.         Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Di dalam strategi pembelajaran berbasis masalah ini terdapat 3 ciri utama;

Pertama, strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi pembelajaran berbasis masalah siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkannya.

Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.

Page 82: Isbm belajar

Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.

Dari penjelasan di atas dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah juga memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan di dalam proses pembelajaran, yaitu:

1.    KeunggulanSebagai suatu strategi pembelajaran, strategi pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:

1. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.2. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk 

menentukan pengetahuan baru bagi siswa.3. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.4. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk 

memahami masalah dalam kehidupan nyata.5. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan 

bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.6. Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.7. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan 

mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.8. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan 

pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.9. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa, pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada.

2.    KelemahanDi samping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran berbasis masalah juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya:

1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

2. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

Page 83: Isbm belajar

D.    Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikirStrategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajarkan.Dari pengertian di atas terdapat beberapa hal yang terkandung di dalam strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir. Pertama, strategi pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal.Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari dan berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari.Ketiga, sasaran akhir strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak.

E.    Strategi Pembelajaran kooperatifModel pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu: (a) adanya peserta dalam kelompok, (b) adanya aturan kelompok, (c) adanya upaya belajar setiap kelompok, dan (d) adanya tujuan yang harus dicapai dalam kelompok belajar..Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.

F.    Strategi pembelajaran kontekstual /Contextual Teaching Learning

1. Pengertian Contextual Teaching Learning (CTL)

Contoxtual Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.  Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat diperoleh dari usaha siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.

Page 84: Isbm belajar

Pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran produktif yakni, konstruktivisme, bertanya (questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (learning komunity), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (autentic assement).

2. Landasan Filosofi

Landasan filosofi Contoxtual Teaching Learning adalah kontruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, siswa harus mengkontruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan tidak dapat dipisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan . Konstruktivisme berakar pada filsafat pragmatisme yang digagas oleh Jhon Dewey pada awal abad 20-an yang menekankan pada pengembangan siswa.

Menurut Zahorik, ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktek pembelajaran kontekstual.

Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating learning) Pemerolehan pemngetahuan yang sudah ada (acquiring knowledge) dengan cara mempelajari 

secara keseluruhan dulu, kemudian memperhatikan detailnya. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), yaitu dengan cara menyusun  (1) 

hipotesis (2) melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan (validasi) dan atas dasar tanggapan itu (3) konsep tersebut direvisi dan dikembangkan

Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applaying knowledge) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengetahuan tersebut

3. Inquiry ( menemukan )Inquiry adalah merupakan suatu teknik yang digunakan guru untuk dapat merangsang siswa untuk lebih aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah tentang pengetahuan yang sedang dipelajari.

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis Contoxtual Teaching Learning CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, akan tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan.

Siklus Inqiry antara lain :

Observasi Bertanya Mengajukan dugaan Pengumpulan data Penyimpulan

Langkah-langkah kegiatan menemukan (Inquiry), yaitu:a) Merumuskan masalah.

Contoh : bagaimanakah silsilah raja-raja bani Abbasiah

Page 85: Isbm belajar

b) Mengamati atau melakukan observasi

Contoh : membaca buku atau sumber lain untuk mendapat informasi pendukung

c) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, bagan., table, dan lainnya.

 Contoh : siswa membuat bagan silsilah raja-raja bani Abbasiah.

d) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada teman sekelas, guru atau audien yang lain.

Contoh : karya siswa didiskusikan bersama-sama

4. Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional

No PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL

1 Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi.

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan atau yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis

4 Perilaku dibangun atas dasar kesadaran diri

Perilaku dibangun atas dasar kebiasaan

5 Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan

6 Hadiah untuk perilaku baik adalah kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah pujian (angka) rapor

7 Seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia sadar hal itu keliru dan merugikan

Seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan pendekatan komunikatif, yakni siswa diajak menggunakan bahasa dalam konteks nyata

Bahasa diajarkan dengan pendekatan struktural: rumus diterangkan sampai paham kemudian dilatihkan

9 Pemahaman siswa dikembangkan  Pemahaman ada di luar siswa, 

Page 86: Isbm belajar

atas dasar yang sudah ada dalam diri siswa

yang harus diterangkan, diterima, dan dihafal

10 Siswa menggunakan kemampuan berfikir kritis, terlibat dalam mengupayakan terjadinnya proses pembelajaran yang efektif, ikut bertanggung jawab atas terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan membawa pemahaman masing-masing dalam proses pembelajaran

Siswa secara pasif menerima rumusan atau pemahaman (membaca, mendengarkan, mencatat, menghafal) tanpa memberikan kontribusi ide dalam proses pembelajaran

11 Pengetahuan yang dimiliki manusia dikembangkan oleh manusia itu sendiri. Manusia diciptakan atau membangun pengetahuan dengan cara memberi arti dan memahami pengalamannya

Pengetahuan adalah penangkapan terhadap serangkaian fakta, konsep, atau hukum yang berada di luar diri manusia

12 Karena ilmu pengetahuan itu dikembangkan oleh manusia sendiri, sementara manusia selalu  mengalami peristiwa baru, maka pengetahuan itu selalu berkembang.

Bersifat absolut dan bersifat final

13 Siswa diminta bertanggung jawab memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing

Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran

14 Penghargaan terhadap pengalaman siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan pengalaman siswa

15 Hasil belajar diukur dengan berbagai cara : proses, bekerja, hasil karya, penampilan, rekaman, tes, dll.

Hasil belajar hanya diukur dengan hasil tes

16 Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting

Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas

17 Penyesalan adalah hukuman dari perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku jelek

18 Perilaku baik berdasar motivasi  Perilaku baik berdasar motivasi 

Page 87: Isbm belajar

intrinsic ekstrinsik

19 Berbasis pada siswa Berbasis pada guru

20 Seseorang berperilaku baik karena ia yakin itulah yang terbaik dan bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena dia terbiasa melakukan begitu. Kebiasaan ini dibangun dengan hadiah yang menyenagkan

Pendekatan Kontekstual Contextual Teaching Learning (CTL)

G.    Strategi Pembelajaran AfektifStrategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value), yang sulit diukur, oleh sebab itu menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu memang afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral, akan tetapi penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan. Apabila menilai perubahan sikap sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah kita tidak bisa menyimpulkan bahwa sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari kebiasaan berbahasa atau sopan santun yang bersangkutan, sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru. Mungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan dalam keluarga dan lingkungan keluarga.Strategi pembelajaran afektif pada umumnya menghadapkan siswa pada situasi yang mengandung konflik atau situasi yang problematis. Melalui situasi ini diharapkan siswa dapat mengambil keputusan berdasarkan nilai yang dianggapnya baik.

Hubungan antara Model, Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Taktik PembelajaranJune 20, 2010 by Emiliannur

BAB I

PENDAHULUAN

Belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif permanen pada pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan tingkah laku, yang terjadi sebagai hasil dari  usaha yang disengaja dan pengalaman yang terkontrol dan tidak terkontrol.

Menurut Miarso belajar adalah:

Page 88: Isbm belajar

Learning is the process by which relatively enduring change in behavior occurs as a result of controlled and uncontrolled experiences, and also considered as the acquisition of skills, knowledge, ability and attitude which influence the description and diagnose of events and people.

Definisi tersebut menunjukkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif permanen pada tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman yang terkontrol dan tidak terkontrol, dan belajar merupakan proses pemerolehan keterampilan, pengetahuan, kemampuan, dan tingkah laku yang mempengaruhi deskripsi dan diagnosa terhadap peristiwa dan manusia.

Dalam Undang-Undang N0. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, istilah belajar tidak ditemukan. Istilah yang digunakan adalah pembelajaran. Pembelajaran didefinisikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Pada tulisan ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :

1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.

2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.

Page 89: Isbm belajar

3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.

4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:

1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.

2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.

Salah satu contoh dari pendekatan pembelajaran adalah Pendekatan Konflik Kognitif

B. Strategi Pembelajaran

Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Variabel strategi pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu:

1. Strategi Pengorganisasian (Organizational Strategy)

Merupakan cara untuk menata isi suatu bidang studi, da kegiatan ini berhubungan dengan tindakan pemilihan isi/materi, penataan isi, pembukaan diagram, format dan sejenisnya.

1. Strategi Penyampaian (Delivery Strategy)

Merupakan cara untuk menyampaikan pembelajaran pada siswa dan/atau untuk menerima serta merespon masukan dari siswa.

1. Strategi Pengolahan (Management Strategy)

Merupakan cara untuk menata interaksi antar siswa dan variabel strategi pembelajaran lainnya.

Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya,

Page 90: Isbm belajar

strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).

Contoh dari strategi pembelajaran adalah strategi cooperative learning dan strategi active learning.

C. Metode Pembelajaran

Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:

1. Metode ceramah adalah metode yang lebih banyak dilakukan oleh guru sementara anak didiknya bersifat pasif;

2. Metode demonstrasi adalah suatu metode yang menggunakan atau memperlihatkan suatu proses, mekanisme, atau cara kerja suatu alat dengan bahan pelajaran

3. Metode diskusi adalah metode yang bertujuan untuk memecahkan atau menemukan solusi masalah yang ditemukan dalam mempelajari materi pembelajaran.

4. Metode tanya jawab adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik.

5. Metode eksperimen adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak didik baik perorangan ataupun perkelompok untuk melakukan suatu percobaan di laboratorium atau lapangan guna membuktikan suatu teori atau menemukan sendiri suatu pengetahuan baru bagi anak didik.

6. Metode pemberian tugas (resitasi) adalah metode yang menugaskan kepada anak didik untuk mengerjakan sesuatu dengan tujuan memantapkan, mendalami dan memperkarya materi yang sudah dipelajari.

D. Teknik Pembelajaran

Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

Page 91: Isbm belajar

E. Taktik Pembelajaran

Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat).

F. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 1992). Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarah kepada desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah: “Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.” Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak bahwa model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar.

Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.

1. Model interaksi sosial

Model interaksi sosial menekankan pada hubungan personal dan sosial kemasyarakatan diantara peserta didik. Model tersebut berfokus pada peningkatan kemampuan peserta didik. untuk berhubungandengan orang lain, terlibat dalam proses-proses yang demokratis dan bekerja secara produktif dalam masyarakat. Model ini didasari oleh teori belajar Gestalt (field-theory). Model interaksi sosial menitikberatkan pada hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat (learning to life together).

Model interaksi sosial ini mencakup strategi pembelajaran sebagai berikut:

Page 92: Isbm belajar

1. Kerja Kelompok bertujuan mengembangkan keterampilan berperan serta dalam proses bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan interpersonal dan discovery skill dalam bidang akademik.

2. Pertemuan kelas bertujuan mengembangkan pemahaman mengenai diri sendiri dan rasa tanggungjawab baik terhadap diri sendiri maupun terhadap kelompok.

3. Pemecahan masalah sosial atau Inquiry Social bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial dengan cara berpikir logis.

4. Model laboratorium bertujuan untuk mengembangkan kesadaran pribadi dan keluwesan dalam kelompok.

5. Bermain peran bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik menemukan nilai-nilai sosial dan pribadi melalui situasi tiruan.

6. Simulasi sosial bertujuan untuk membantu peserta didik mengalami berbagai kenyataan sosial serta menguji reaksi mereka.

7. Model pengolahan informasi

Model pengolahan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan pemrosesan informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.

Model ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan peserta didik memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan Informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep, dan menggunakan simbol verbal dan visual. Teori pemrosesan informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif) dan kondisi-kondisi eksternal (rangsangan dari lingkungan). Interaksi antar keduanya akan menghasilkan hasil belajar.

1. Model personal-humanistik

Model personal menekankan pada pengembangan konsep diri setiap individu. Hal ini meliputi pengembangan proses individu dan membangun serta mengorganisasikan dirinya sendiri. Model memfokuskan pada konsep diri yang kuat dan realistis untuk membantu membangun hubungan yang produktif dengan orang lain dan lingungannya.

Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu berorientasi pada pengembangan individu. Perhatian utamanya pada emosional peserta didik dalam mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi peserta didik mampu membentuk hubungan harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif. Tokoh humanistik adalah Abraham Maslow (1962), R. Rogers, C. Buhler dan Arthur Comb. Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang kondusif, agar peserta didik merasa bebas dalam belajar mengembangkan dirin baik emosional maupun intelektual. Teori humanistik timbul sebagai cara untuk memanusiakan manusia. Pada teori humanistik ini,

Page 93: Isbm belajar

pendidik seharusnya berperan sebagai pendorong bukan menahan sensivitas peserta didik terhadap perasaanya.

1. Model modifikasi tingkah laku (Behavioral)

Model behavioral menekankan pada perubahan perilaku yang tampak dari peserta ddik sehingga konsisten dengan konsep dirinya. Sebagai bagian dari teori stimulus-respon. Model behaviorial menekankan bahwa tugas-tugas harus diberikan dalam suatu rangkaian yang kecil, berurutan dan mengandung perilaku tertentu.Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu bertujuan mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement). Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan perlilaku yang tidak dapat diamanti karakteristik model ini adalah penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari peserta didik lebih efisien dan berurutan.

Implementasi dari model modifikasi tingkah laku ini adalah meningkatkan ketelitian pengucapan pada anak. Guru selalu perhatian terhadap tingkah laku belajar peserta didik. Modifikasi tingkah laku anak yang kemampuan belajarnya rendah dengan reward, sebagai reinforcement pendukung. Penerapan prinsip pembelajaran individual dalam pembelajaran klasikal.

BAB III

HUBUNGAN ANTARA MODEL, PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, TEKNIK DAN TAKTIK PEMBELAJARAN

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut:

Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.

Page 94: Isbm belajar

Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, penulis menyarankan kepada pembaca khususnya bagi para guru agar mengenal dan lebih mendalami lagi perbedaan antara model, pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja.

Alumni Smangadawi. 2009.  Pengertian Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran. http://alumni.smadangawi.net/2009/06/28/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/. Diakses 10 September 2009.

Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.

Page 95: Isbm belajar

Hoesnaeni. 2009.  Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran. http://hoesnaeni.wordpress.com/2009/01/24/beda-strategi-model-pendekatan-metode-dan-teknik-pembelajaran/. Diakses 10 September 2009.

Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Zaifbio. 2009. Model-model Pembelajaran. http://zaifbio.wordpress.com/2009/07/01/model-model-pembelajaran/. Diakses 20 Oktober 2009.

Hubungan Pembelajaran dengan Metode Mengajar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengajar  bukan  hanya  menyampaikan  bahan  pelajaran  pada   siswa,  melainkan   yang   terpenting 

adalah bagaimana bahan pelajaran tersebut dapat disajikan dan dipelajari oleh siswa secara efektif dan 

efisien.  Dalam   pembelajaran   sangat   diperlukan   adanya   cara   atau   teknik   untuk   mencapai   tujuan 

pembelajaran. Agar tujuan tersebut tercapai dengan baik maka diperlukan kemampuan dalam memilih 

dan  menggunakan  metode mengajar.  Apabila  kemampuan tersebut   telah  dimiliki,  maka  akan   lebih 

mudah dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Untuk  membantu  dalam memiliki   kemampuan  tersebut,  maka  dalam makalah   ini   akan  dibahas 

tentang :

1.      Hubungan tujuan pembelajaran dengan metode mengajar

2.      hubungan pengalaman belajar dengan metode mengajar

Page 96: Isbm belajar

3.      kondisi yang diperlukan dalam pencapaian tujuan belajar.

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Pengertian Metode

Metode,adalah  cara,yang  di  dalam  fungsinya  merupakan  alat  untuk  mencapai  suatu   tujuan.  Hal   ini 

berlaku baik bagi guru  (metode mengajar) maupun bagi siswa  (metode belajar).  Makin baik metode 

yang  dipakai,  makin   efektif   pula   pencapaian   tujuan   (Winamo  Surakhmad)                                              .

Kadang-kadang metode juga dibedakan dengan teknik. Metode bersifat prosedural,  sedangkan teknik 

lebih   bersifat   implementatif.  Maksudnya   merupakan   pelaksanaan   apa  yang   sesungguhnya   terjadi 

(dilakukan   guru)

untuk mencapai tujuan

B. Pengertian Mengajar

Ada   beberaapa   pengertian   yang   digunakan   untuk   mendefinisikan   kegiatan   mengajar.   Antara 

lain:                                   .   

1. Definisi klasik menyatakan bahwa mengajar diartikan sebagai penyampaian sejumlah pengetahuan 

karena  pandangan   yang   seperti   ini,  maka   guru  dipandang   sebagai   sumber  pengetahuan  dan   siswa 

dianggap tidak mengerti apa – apa. Pengertian ini sejalan dengan pandangan Jerome S. Brunner yang 

berpendapat bahwa mengajar adalah menyajikan ide, problem atau pengetahuan dalam bentuk yang 

sederhana sehingga dapat dipahami oleh siswa. 

 2. Definisi modern menolak Pandangan klasik seperti diatas, oleh sebab itu pandangan tersebut kini 

mulai ditinggalkan. Orang mulai beralih ke pandangan bahwa mengajar tidaklah sekedar menyampaikan 

ilmu pengetahuan, melainkan berusaha membuat suatu situasi lingkungan yang memungkinkan siswa 

untuk belajar. Para ahli pendidikan yang sejalan dengan pendapat tersebut antara lain : Nasution, yang 

Page 97: Isbm belajar

merumuskan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik – 

baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadilah proses belajar mengajar. 

3.  Menurut  Tyson  dan  Caroll  menyatakan  bahwa  mengajar  adalah  sebuah cara  dan  sebuah proses 

hubungan   timbal   balik   antara   guru   dengan   siswa   yang   sama   –   sama   aktif   melakukan   kegiatan. 

Sedangkan Tordif berpendapat bahwa mengajar adalah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang (guru) 

dengan   tujuan  membantu  dan  memudahkan  orang   lain   (siswa)   untuk  melakukan   kegiatan  belajar. 

Adapun konsep baru tentang mengajar menyatakan bahwa mengajar adalah membina siswa bagaimana 

belajar,   bagaimana   berfikir   dan   bagaimana   menyelidiki. Berdasarkan   uraian   diatas   dapat   dipahami 

bahwa aktivitas yang sangat menonjol dalam pengajaran ada pada siswa. Namun, bukan berarti peran 

guru tersisihkan, tetapi diubah, kalau guru dianggap sebagai sumber pengetahuan, sehingga guru selalu 

aktif   dan   siswa   selalu   pasif   dalam   kegiatan   belajar   mengajar.   Guru   adalah   seorang   pemandu   dan 

pendorong agar siswa belajar secara aktif dan kreatif.

C. Pengertian sekolah Dasar

Sekolah   Dasar   adalah   tingkat   satuan   pendidikan   yang   dianggap   sebagai   dasar   pendidikan,   dan 

didalamnya   terjadi   proses   belajar   dan   pembelajaran   dan   interaksi   antara   guru   dan   peserta   didik, 

pendidikan ini diselenggarakan utuk anak yang telah berusia tujuh tahun dengan asumsi bahwa anak 

dengan usia tersebut  mempunyai tingkat pemahaman dan pendidikan yang sesuai dengan dirinya.

BAB III

PEMBAHASAN

Page 98: Isbm belajar

A. Hubungan Pembelajaran dengan Metode Mengajar

Pembelajaran  merupakan kegiatan  yang  bertujuan,  yang  banyak  melibatkan  aktivitas   siswa dan 

aktivitas  guru.  Untuk  mencapai  tujuan  pembelajaran  diperlukan  adanya  alternatif  metode mengajar 

yang   dapat   dijadikan   sebagai   alat   untuk   mencapai   tujuan   tersebut.   Dalam   prosesnya   guru   perlu 

menggunakan metode mengajar  secara bervariasi  untuk  mencapai  tujuan pembelajaran yang sudah 

direncanakan sebelumnya. 

1. Prinsip dan Fungsi Metode Mengajar dalam Pembelajaran

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar, prinsip tersebut 

terutama berkaitan dengan faktor perkembangan kemampuan siswa, diantaranya:

a)          Metode   mengajar   harus   memungkinkan   dapat   membangkitkan   rasa   ingin   tahu   siswa   lebih   jauh 

terhadap materi pelajaran (curriosity).

b)         Metode mengajar  harus  memungkinkan  dapat  memberikan peluang  untuk  berekspresi  yang kreatif 

dalam aspek seni.

c)         Metode mengajar harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah.

d)         Metode mengajar  harus memungkinkan siswa untuk  selalu  ingin menguji  kebenaran sesuatu (sikap 

skeptis).

e)          Metode   mengajar   harus   memungkinkan   siswa   untuk   melakukan   penemuan   (berinkuiri)   terhadap 

sesuatu topik permasalahan.

f)         Metode mengajar harus memungkinkan siswa mampu menyimak.

g)        Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri (independent study).

h)        Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara bekerja sama (cooperative learning).

i)          Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya.

Penggunaan metode mengajar  dalam pembelajaran  ditinjau  dari   segi  prosesnya memiliki   fungsi-

fungsi sebagai berikut:

a)      Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran. 

Page 99: Isbm belajar

b)      Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran.

c)      Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pembelajaran. 

d)      sebagai   bahan  pertimbangan  untuk   menentukan  bimbingan   dalam  kegiatan  pembelajaran,   apakah 

dalam kegiatan pembelajaran tersebut perlu diberikan bimbingan secara individu atau kelompok.

Memperhatikan beberapa prinsip dan fungsi metode mengajar di atas, betapa metode mengajar ini 

sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru dalam 

melaksanakan pembelajaran harus secara analisis  dan fleksibel  menentukan metode apa yang harus 

digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efesian.

2. Jenis dan Ranah Tujuan Pembelajaran

Tujuan pendidikan yang ingin dicapai mengenal beberapa tingkatan antara lain, tujuan yang paling 

tinggi yaitu Tujuan Pendidikan Nasional (TPN), kemudian dijabarkan ke dalam Tujuan satuan Pendidikan 

(Institusional), Tujuan bidang Studi/Mata Pelajaran, dan Tujuan Pembelajaran (Instruksional).

Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, misalnya SD, 

SMP,  SMU dan seterusnya.  Tujuan  bidang  studi  adalah  tujuan yang  harus  dicapai  oleh suatu  mata 

pelajaran  atau suatu bidang studi,   sedangkan tujuan  instruksional  adalah tujuan yang harus dicapai 

dalam suatu pokok bahasan tertentu.

Kriteria pokok dalam merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) yang harus dikembangkan 

oleh guru adalah sebagai berikut:

a)      Harus mengacu pada tujuan pembelajaran umum.

b)      Harus jelas dan berdasarkan perilaku yang dapat diamati (observable)

c)      Harus dapat diukur (measurable)

d)     Harus dirumuskan secara spesifik

e)       Harus   menggambarkan   adanya   komponen   ABCD,   A   (Audience/siswa),   B   (Behavior/perilaku),   C 

(Condition/kondisi) dan D (Dregree/standar).

Page 100: Isbm belajar

Menurut Benjamin S. Bloom (1956), dalam bukunya Taxonomy of Education Objectives, ranah tujuan 

pembelajaran terdiri dari kognitif, afektif dan psikomotor. 

a. Kognitif

a)      Pengetahuan, lebih menitikberatkan pada kemampuan mengetahui, atau untuk mengingat sesuatu.

b)      Pemahaman, lebih menekankan pada kemampuan menterjemahkan, memahami sesuatu.

c)       Penerapan,   lebih   menekankan   pada   kemampuan   membuat,   mengerjakan   atau   menggunakan 

teori/rumus. 

d)      Analisis, lebih menekankan pada kemampuan mengkaji, menguraikan, membedakan, mengidentifikasi 

dan seterusnya.

e)       Sintesis,   Lebih   menekankan   pada   kemampuan   menggabungkan,   mengelompokan,   menyusun,   dan 

membuat rencana program. 

f)        Evaluasi, Lebih menekankan pada kemampuan menilai  berdasarkan norma atau kemampuan menilai 

pekerjaan sesuatu.

b. Afektif

a)      Penerimaan, lebih menekankan pada kemampuan peka.

b)      Partisipasi, lebih menekankan pada turut serta pada suatu kegiatan.

c)      Penilaian dan penentuan sikap

d)     Organisasi.

e)      Pembentukan pola hidup, menekankan pada penghayatan hidup.

c. Psikomotor

a)      Persepsi, lebih menekankan pada kemampuan berpendapat.

b)      Kesiapan, kemampuan bersiap diri secara fisik.

Page 101: Isbm belajar

c)      Gerakan terbimbing, kemampuan dalam meniru pekerjaan yang lain atau meniru contoh.

d)     Gerakan terbiasa, keterampilan yang berpegang pada pola.

e)      Gerakan yang kompleks, keterampilan yang lincah, cepat dan lancar.

f)       Penyesuaian.

g)      Kreativitas, kemampuan dalam menciptakan pola baru.

Tujuan   pembelajaran   khusus   dapat   dikatakan   sebagai  anabling objectives artinya   tujuan 

pembelajaran yang harus dicapai  selama  proses berlangsung sedangkan tujuan pembelajaran umum 

dapat  dikatakan  sebagai   target  objectives yang  artinya   tujuan  pembelajaran   tersebut  dapat  dicapai 

setelah pembelajaran selesai (Gagne: 1978; 97).

3. Pentingnya Metode Mengajar dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran

Metode mengajar memiliki keterkaitan yang kuat dengan tujuan pembelajaran. Keterkaitan tersebut 

dapat dilihat dari gambaran perilaku yang harus dimiliki oleh siswa setelah jam pelajaran selesai dengan 

cara yang harus ditempuh untuk mencapai perilaku tersebut.

Misalnya pada mata pelajaran IPS di kelas IV, untuk satu tujuan pembelajaran khusus metode apa 

yang dianggap tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Contoh : Hubungan TPK dengan metode mengajar

Tujuan Pembelajaran Khusus Alternatif Kegiatan

Siswa   dapat   menyebutkan 

pengertian   koperasi   dengan 

benar

Siswa   mendengarkan   penjelasan   guru 

tentang   pengertian   koperasi.   Siswa 

bertanya tentang pengertian koperasi

         Sehingga alternatif  metode mengajar  dalam pembelajaran mencapai  TPK tersebut  cenderung 

akan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Setiap pemilihan metode mengajar guru harus 

mengkaji terhadap kesesuaian antara perilaku yang diharapkan dalam tujuan dengan metode mengajar. 

Dengan   metode   mengajar   tersebut   memungkinkan   proses   belajar   mengajar   dapat   membentuk 

kemampuan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Page 102: Isbm belajar

B.     Hubungan Pengalaman Belajar dengan Metode Mengajar

Setiap metode mengajar  masing-masing memiliki  karakteristik  yang berbeda dalam membentuk 

pengalaman  belajar   siswa,   tetapi   satu  dengan   yang   lainnya   saling  menunjang.   Pengalaman  belajar 

(learning experience)  yang diharapkan adalah terjadi  adanya aktivitas  belajar  yang tinggi  dari   siswa. 

Pendekatan   yang   digunakan   untuk   membentuk   pengalaman   siswa   adalah   cenderung   dengan 

pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses merupakan pendekatan belajar mengajar yang 

mengarah   pada   pengembangan   kemampuan-kemampuan   mental,   fisik   dan   sosial   yang   mendasar 

sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi dalam diri siswa.

1. Jenis Metode Mengajar dan Pengalaman Belajar

Beberapa metode mengajar hubungannya dengan pengalaman belajar yang kemungkinan banyak 

atau sering digunakan oleh guru. Setiap metode mengajar masing-masing memiliki keunggulan dalam 

membentuk kemampuan siswa. Dalam prosesnya penggunaan metode harus dilakukan secara bervariasi 

yang memprioritaskan aktivitas siswa.

a. Metode Ceramah (Lecture)

Metode   ceramah   merupakan   suatu   cara   penyajian   bahan   atau   penyampaian   bahan   pelajaran 

secara lisan dari guru. Dalam metode ini memiliki karakteristik pengalaman belajar (learning experience) 

yang dapat diperoleh siswa seperti dibawah ini:

Karakteristik Metode Pengalaman Belajar

1.      Lebih bersifat pemberian informasi berupa 

fakta dan ingatan.

2.      Sistem pembelajaran klasikal.

3.      Jumlah siswa relatif banyak.

4.      Lebih banyak satu arah.

5.       Lebih   diutamakan   gaya   guru   dalam 

berbicara, intonasi, improvisasi, semangat 

dan sistematika pesan.

1.       Berlatih   mendengarkan, 

menyimak.

2.      Mengkaji apa yang diceramahkan.

3.      Pemahaman konsep.

4.      Pemahaman prinsip.

5.      Pemahaman fakta.

6.      Proses mencatat bahan pelajaran

Page 103: Isbm belajar

Keunggulan Kelemahan

1.      Ekonomis waktu dan biaya.

2.      Sasaran siswa relatif banyak.

3.      Bahan pelajaran sudah dipilih.

4.      Guru dapat mengulang secara mudah.

5.       Lebih   diutamakan   gaya   guru   dalam 

berbicara,   intonasi,   improvisasi, 

semangat dan sistematika pesan.

1.       Sulit   untuk   siswa   yang   tidak 

terbiasa   mendengarkan   dan 

mencatat.

2.       Kemungkinan   menimbulkan 

verbalisme.

3.       Sangat   kurang   memberikan 

kesempatan pada siswa.

4.      Guru sebagai buku pelajaran.

5.      Cenderung belajar ingatan.

6.      Ada otoritas guru.

            

          Untuk menunjang efektifitas penggunaan metode ceramah perlu dipersiapkan kemampuan guru 

dan kondisi siswa yang optimal. Kemampuan guru tersebut diantaranya:

a)      Teknik ceramah memungkinkan dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa.

b)      Memberikan ilustrasi yang sesui dengan bahan pelajaran.

c)      Menguasai materi pelajaran.

d)     Menjelaskan pokok-pokok bahan pelajaran secara sistematik.

e)      Menguasai keseliruhan siswa dalam kelas.

Untuk kondisi siswa yang perlu diperhatikan dalam metode ini diantaranya adalah:

a)      Kemampuan mendengarkan dan mencatat bahan pelajaran.

b)     Kemampuan awal yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.

Page 104: Isbm belajar

c)      Kondisi yang berhubungan dengan perhatian dan motivasi dalam belajar.

b. Metode Diskusi

Metode  mengajar  diskusi  merupakan   cara  mengajar  dalam pembahasan  dan  penyajian  materi 

melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan 

secara  bersama.  Dalam  metode   ini  memiliki   karakteristik  pengalaman  belajar   (learning experience) 

sebagai berikut:

Karakteristik Metode Pengalaman Belajar

1.     Bahan   pelajaran   dengan   topik 

permasalahan/persoalan

2.    Adanya pembentukan kelompok

3.    Ada yang mengatur pembicaraan

4.    Aktivitas siswa berpendapat

5.    Mengarah pada suatu kesimpulan

6.     Guru   lebih   berperan   sebagai 

pembimbing/motivator

7.     Siswa sebagai  objek  dan  subjek  dalam 

pembelajaran

8.    Melatih sistematika logika berfikir

9.    Melatih bahasa lisan.

1.       Pemahaman   terhadap   persoalan 

belajar   bersama   (   Cooperative 

learning)

2.      Pendapat orang lain

3.       Pembentukan   rasa   solidaritas 

terhadap pengambilan keputusan

4.       Menerapkan   cara   menyelesaikan 

persoalan

5.       Menerapkan   cara   menyampaikan 

pendapat.

Keunggulan Kelemahan

Page 105: Isbm belajar

1.    Siswa bertukar pikiran

2.    Siswa dapat menghayati masalah

3.    Merangsang siswa  berpendapat

4.    Mengembangkan rasa solidaritas

5.    Membina kemampuan berbicara

6.     Siswa belajar  memahami pikiran orang 

lain

7.    Memberikan keempatan belajar.

1.       Relatif   memerlukan   waktu   yang 

banyak

2.       Apabila   siswa   tidak   mamahami 

konsep dasar, diskusi tidak efektif

3.       Terdapat   perbedaan   kemampuan 

perbendaharaan bahasa

4.      Guru tidak dapat membimbing maka 

diskusi tidak efektif.

       

        Kemampuan   guru   yang   harus   diperhatikan   untuk   menunjang   keberhasilan   diskusi   diantaranya 

adalah:

a)   Mampu merumuskan permasalahan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

b)   Mampu  membimbing   siswa   untuk  merumuskan   dan  mengidentifikasi   permasalahan   serta  menarik 

kesimpulan.

c)    Mampu   mengelompokan   siswa   sesuai   dengan   kebutuhan   permasalahan   dan   pengembangan 

kemampuan siswa.

d)  Mampu mengelola melalui pembelajaran diskusi.

e)   Menguasai permasalahan yang didiskusikan.

Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatiakan untuk menunjang  pelaksanaan diskusi di 

antaranya:

a)   Memiliki motivasi, perhatian, dan minat dalam berdiskusi

b)  Mampu melaksanakan diskusi

Page 106: Isbm belajar

c)   Mampu belajar secara bersama

d)  Mampu mengeluarkan isi pikiran atau pendapat/ide

e)   Mampu memahami pendapat orang lain.

c. Metode Simulasi (simulation)

Metode   simulasi   merupakan   metode   mengajar   yang   dapat   digunakan   dalam   pembelajaran 

kelompok.  Mengajar  dengan simulasi  objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya.  Tetapi 

kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura.

Ada beberapa jenis model simulasi di antaranya adalah bermain peran (role playing) merupakan 

permainan dalam bentuk dramatisasi,  sekelompok siswa melaksanakan kegiatan tertentu yang telah 

diarahkan  oleh  guru.   Simulasi   ini  menitikberatkan  pada   tujuan  untuk  mengingat   atau  menciptakan 

peristiwa yang bermakna bagi kehidupan sekarang.   Sosiodrama  adalah suatu kelompok yang belajar 

memecahkan masalah yang berhubungan dengan masalah individu sebagai makhluk sosial.  Misalnya 

hubungan antara anak dengan orang tua, antara siswa dengan teman kelompoknya dan lain-lain.

Metode   simulasi   memiliki   karakteristik   yang   berbeda   dengan   metode-metode   yang   lainnya, 

karakteristik tersebut:

Karakteristik Metode Pengalaman Belajar

1.      Kegiatan   pembelajaran   bukan   pada 

objek sebenarnya

2.     Kegiatan secara kelompok

3.     Aktivitas komunikasi

4.     Alternatif untuk pembelajaran sikap

5.     Peran guru sebagai pembimbing

6.     Ada topik permasalahan

1.     Pengalaman bermain peran

2.     Kemampuan kerja sama

3.     Sikap komunikasi

4.     Membuat keputusan

5.     Interaksi antar siswa

6.     Berpikir kritis

7.     Sosialisasi

Page 107: Isbm belajar

7.     Ada peran yang perlu dipermainkan 8.     Pemahaman kejadian masa lalu

9.     Menganalisis kejadian

10. Menginterpretasi

Keunggulan Kelemahan

1.      Siswa   dapat   berinteraksi   sosial 

dengan lingkungan

2.      Siswa   terlibat   langsung   dalam 

pembelajaran

3.      Siswa   dapat   memahami 

permasalahan sosial 

4.     Membina hubungan yang komunikatif

5.      Siswa   belajar   memahami   pikiran 

orang lain.

1.      Relatif   memerlukan   waktu   yang 

banyak

2.     Apabila siswa tidak memahami konsep 

simulasi tidak akan efektif

3.     Sangat bergantung pada aktivitas siswa

4.      Pemanfaatan/bantuan sumber belajar 

sulit

5.      Adanya   siswa   yang   lambat,   kurang 

minat   dan   kurang   motivasi,   simulasi 

kurang berhasil.

         Kemampuan guru yang harus diperhatikan untuk menunjang metode simulasi diantaranya:

a)  Kemampuan dalam membimbing siswa dalam mengarahkan teknik, prosedur dan peran dalam simulasi.

b)  Memberikan ilustrasi.

c)  Menguasai pesan yang dimaksud dalam simulasi tersebut.

d) Dapat mengamati secara proses, simulasi yang dilakukan oleh siswa dengan baik.

Page 108: Isbm belajar

Adapun kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan dalam penerapan metode simulasi 

adalah:

a)  Kondisi minat, perhatian dan motivasi siswa dalam bersimulasi.

b)  Pemahaman terhadap pesan yang akan disimulasikan.

c)  Kemampuan dasar berkomunikasi dan berperan.

d. Metode Demonstrasi

Metode  demonstrasi  merupakan  metode  mengajar   yang  menyajikan  bahan  pelajaran  dengan 

mempertunjukan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukan 

proses   tertentu.   Demonstrasi   dapat   digunakan   pada   semua   mata   pelajaran.   Dalam   pelaksanaan 

demonstrasi guru harus yakin bahwa seluruh siswa dapat memperhatikan (mengamati) terhadap objek 

yang akan didemonstrasikan. 

Guru dituntut menguasai bahan pelajaran serta mengorganisasi kelas, jangan sampai guru terlena 

dengan demonstrasinya tanpa memperhatikan siswa secara menyeluruh. 

Karakteristik, Pengalaman Belajar, Keunggulan dan Kelemahan Metode Demonstrasi yaitu:

Karakteristik Metode Pengalaman Belajar

1.      Mempertunjukan   objek   yang 

sebenarnya

2.     Ada proses peniruan

3.     Ada alat bantu yang digunakan

4.      Memerlukan tempat yang strategis 

yang memungkinkan siswa aktif.

1.      Mengamati   sesuatu   pada   objek 

sebenarnya.

2.     Berfikir sistematis

3.     Pemahaman terhadap proses sesuatu

4.     Menerapkan sesuatu cara secara proses 

5.     Menganalisis kegiatan secara proses

Keunggulan Kelemahan

Page 109: Isbm belajar

1.      Siswa dapat memahami sesuai objek 

sebenarnya

2.      Dapat   mengembangkan   rasa   ingin 

tahu siswa

3.      Siswa dibiasakan untuk kerja  secara 

sistematis

4.      Siswa   dapat   mengamati   sesuatu 

secara proses

5.      Siswa   dapat   membandingkan   pada 

beberapa objek. 

1.      Dapat   menimbulkan   berfikir   konkrit 

saja 

2.      Bila   jumlah   siswa   banyak   efektivitas 

demonstrasi sulit dicapai

3.     Bergantung pada alat bantu

4.     Bila demonstrasi guru tidak sistematis, 

demonstrasi tidak berhasil

5.     Banyak siswa yang kurang berani.

Kemampuan   guru   yang   perlu   diperhatikan   untuk   menunjang   keberhasilan   demonstrasi. 

Kemampuan tersebut diantaranya:

a)      Mampu secara proses tentang topik yang dipraktikkan.

b)      Mampu mengelola kelas, menguasai siswa secara menyeluruh.

c)      Mampu menggunakan lat bantu yang digunakan.

d)     Mampu melasanakan penilaian proses.

kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang demonstrasi adalah:

a)      Siswa memiliki motivasi, perhatian dan minat terhadap topik yang akan didemonstrasikan.

b)      Memahami tentang tujuan/maksud yang akan didemonstrasikan.

c)      Mampu mengamati proses yang dilakukan oleh guru.

d)     Mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam demonstrasi.

e. Metode Eksperimen

Page 110: Isbm belajar

Metode eksperimen merupakan metode mengajar dalam penyajian atau pembahasan materinya 

melalui percobaan atau mencobakan sesuatu serta mengamati secara proses.

Dengan  eksperimen  dimaksudkan  bahwa  guru  dan  siswa  mencoba mengerjakan  sesuatu  serta 

mengamati   proses   dan   hasil   pekerjaan.   Dan   setelah   eksperimen   selesai   siswa   ditugaskan   untuk 

membanding-bandingkan   dengan   hasil   eksperimen   yang   lain   diskusikan   bila   ada   perbedaan   dan 

kekeliruan (Winarno: 1980: 90, Dalam bukunya Metodologi pengajaran Nasional ).

Karakteristik, Pengalaman Belajar, Keunggulan dan Kelemahan Metode Eksperimen  yaitu:

Karakteristik Metode Pengalaman Belajar

1.     Ada alat bantu yang digunakan

2.     Siswa aktif mencoba

3.     Guru membimbing

4.     Tempat dikondisikan

5.     Ada pedoman untuk siswa

6.     Ada topik yang dieksperimenkan

7.     Ada temuan-temuan

1.     Mengamati sesuatu

2.     Membuktikan hipotesis

3.     Menemukan hasil percobaan

4.     Membuat kesimpulan

5.     Membangkitkan rasa ingin tahu siswa

6.      Menerapkan   konsep   informasi   dari 

eksperimen

Keunggulan Kelemahan

1.   Dapat membangkitkan rasa ingin tahu 

siswa

2.    Dapat   membangkitkan   rasa   ingi 

menguji sesuatu

1.     Memerlukan alat pembelajaran

2.     Memerlikan waktu yang relatif banyak

3.      Bila   siswa   kurang   motivasi   maka 

Page 111: Isbm belajar

3.   Menimbulkan rasa kurang puas, ingin 

lebih baik

4.   Isi pembelajaran dapat bersifat aktual

5.   Siswa mampu membuktikan sesuatu

6.    Dapat   mengembangkan   sikap   kritis 

dan ilmiah.

eksperimen tidak akan sukses

4.      Sedikit   sekolah  yang  memiliki   sarana 

untuk eksperimen

5.      Siswa   belum   terbiasa   dengan 

eksperimen.

Kemampuan   guru   yang   harus   diperhatikan   agar   metode   eksperimen   berhasil   dengan   baik 

diantaranya:

a)      Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesa sampai pada pembuktian dan kesimpulan serta 

membuat laporan eksperimen.

b)      Menguasai konsep yang dieksperimen.

c)      Mampu mengelola kelas.

d)     Mampu memberikan penilain secara proses.

kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang eksperimen adalah:

a)      Memiliki motivasi, perhatian dan minat eksperimen.

b)      Memiliki kemampuan melaksanakan eksperimen.

c)      Memiliki sikap yang tekun, teliti dan kerja keras.

Masih   banyak   metode   lain   yang   dapat   digunakan   dalam   pembelajran   khususnya   yang   sering 

digunakan dalam proses  pembelajaran pada  jenjang Sekolah Dasar.  Dalam membentuk pengalaman 

belajar siswa cenderung menggunakan metode-metode yang memiliki kadar CBSA (Cara Belajar siswa 

Aktif) dan keterampilan proses, serta metode mengajar digunakan secara multi metode dan bervariasi.

C. Kondisi-kondisi dalam Pencapaian Tujuan Belajar

Page 112: Isbm belajar

Pada   hakikatnya   tujuan   pembelajaran   harus   menjadi   acuan   dan   menentukan   segala   aktivitas 

pembelajaran termasuk penentuan metode mengajar, sebagai perwujudan dari salah satu prinsip utama 

dalam pengembangan pembelajaran, yaitu berorientasi pada tujuan (goal oriented).

Dalam   mengidentifikasi   kondisi-kondisi   yang   mendukung   pencapaian   tujuan   belajar,   harus 

memahami tiga atribut pokok yang ada dalam konsep atau pengertian belajar itu sendiri, atribut pokok 

dalam pengertian belajar itu adalah:

a)       Bahwa belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses atau aktivitas, siswa dikatakan belajar kalau 

terdapat aktivitas pada dirinya, baik secara fisik, mental (pikiran), maupun emosional (perasaan).

b)      Bahwa hasil belajar yang diharapkan berupa perubahan-perubahan perilaku siswa (behavioral changes), 

baik aspek pengetahuannya, sikapnya, maupun keterampilannya.

c)       Bahwa   pengalaman   yang   terjadi   dalam   belajar   ditekankan   pada   interaksi   antara   siswa   dengan 

lingkungannya, baik lingkungan fisik/alam maupun lingkungan sosial.

Setelah memahami tiga atribut belajar di atas, selanjutnya perlu dikuasai beberapa prinsip dalam 

belajar yaitu:

a)       Belajar  memerlukan  perhatian  atau  pemusatan  pikiran  dan  perasaan   terhadap  sesuatu  objek   yang 

dipelajari.

b)      Belajar memerlukan motivasi atau penggerak/dorongan.

c)      Belajar memerlukan baliakan (feedback) atau tanggapan.

d)     Belajar terjadi secara bertahap tidak sekaligus.

e)      Belajar pada dasarnya terjadi secara individu.

Apabila  atribut  pokok dan prinsip-prinsip  belajar   tersebut  sudah dipahami  benar  maka sekarang 

sudah dapat menafsirkan kondisi-kondisi apa saja yang diperlukan agar tujuan belajar yang diharapkan 

bisa tercapai dengan baik atau optimal.

Kondisi-kondisi  yang dianggap akan berpengaruh terhadap tujuan atau hasil  belajar  yang dicapai 

oleh para siswa dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu kondisi-kondisi yang berasal dari dalam 

Page 113: Isbm belajar

diri siswa itu sendiri (kondisi internal), baik yang sifatnya fisik maupun psikis, dan kondisi-kondisi yang 

datang dari luar diri siswa (kondisi eksternal).

Bagan kondisi yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan belajar

KONDISI INTERNAL

Keadaan fisik                          Rasa percaya diri

Sikap belajar                            Konsentrasi

Intelegensi                               Kebiasaan belajar

Motivasi                                  dan sebagainya

PENCAPAIAN TUJUAN BELAJAR

Page 114: Isbm belajar

                                                

Faktor Guru

Sarana dan prasarana pembelajaran

Lingkungan sosial siswa di sekolah

Kurikulum sekolah dan sebagainya

KONDISI EKSTERNAL

1. Kondisi-kondisi Internal

a. Sikap Siswa Terhadap Belajar

Apa   yang   dimaksud   dengan   sikap   belajar   ini?   Sikap   pada   dasarnya   merupakan   kemampuan 

seseorang untuk memberikan penilain tentang sesuatu yang membawa dirinya sesuai penilaian itu. Jika 

kita memiliki penilain yang kurang baik terhadap sesuatu biasanya kita cenderung untuk mengabaikan 

atau menolak sasuatu itu. Begitu pula siswa-siswa kita dalam belajar. Penilaian siswa terhadap proses 

belajar   akan   mengakibatkan   terjadinya   sikap   dalam   belajar   tersebut,   apakah   sikap   menerima, 

mengabaikan (acuh yak acuh), atau bahkan menolak sama sekali. Contoh: 

a)   Doni  kurang senang dengan pelajaran  matematika  karena  menurut  penilaiannya  pelajaran  tersebut 

sangat  sulit  dan memusingkan kepala.  Dengan penilain  tersebut,  setiap pelajaran matematika,  sikap 

Doni   acuh   tak  acuh,  enggan  belajar.   Kondisi   yang   seperti   ini   tentu   saja   akan  merugikan  dan  pada 

akhirnya tujuan belajar tidak dapat tercapai.

b)   Susi   senang   mempelajari   pelajaran   IPA   karena   ia   menilai   pelajaran   tersebut   banyak   memberikan 

wawasan pengetahuan tentang  alam.  Dalam hal   ini   terjadi  sikap menerima pada diri  Susi   terhadap 

pelajaran IPA tersebut. Kondisi tersebut akan membantu tercapainya tujuan belajar yang diharapkan.

b. Motivasi Belajar

Page 115: Isbm belajar

Motivasi erat kaitanya dengan sikap belajar. Jika sikap siswa terhadap belajar positif, maka ia akan 

termotivasi atau terpacu untuk belajar. Motivasi belajar pada hakikatnya merupakan kekuatan mental 

yang mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Apabila motivasi belajar siswa kuat, maka 

kegiatan  belajarnya akan meningkat,   sebaliknya apabila  motivasinya   lemah maka akan melemahkan 

kegiatan belajrnya, dan berakibat mutu hasil belajrnya akan rendah. Artinya tujuan belajar tidak akan 

tecapai sebagaimana mestinya. 

        Kuat lemahnya motivasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari 

dalam diri siswaitu sendiri (intrinsik) maupun yang berasal dari luar siswa (ekstrinsik). Motivasi belajar 

yang sangat diharapkan terjadi, yaitu motivasi yang timbul dari diri siswa itu sendiri, sebab motivasi ini 

memiliki  kekuatan yang  lebih  lama,   lebih baik,  dibandingakan motivasi   lainnya.  Apabila  siswa sudah 

memiliki  motivasi  pribadi  dalam belajar maka sebenarnya tugas guru akan lebih ringan,  sebab siswa 

akan  belajar   dengan   sendirinya,   misalnya  dengan  mencari   sendiri,   melakukan   sendiri,  menemukan 

sendiri dengan bantuan guru sedikit. Hal ini berarti bahwa tujuan belajar dapat tercapai dengan lebih 

efektif

c. Konsentarasi Belajar Siswa

Bagaimana apabila  anda mengajar   tanpa adanya konsentrasi?  Tentu  mengajar  Anda tidak akan 

mencapai  sasarannya,  bukan? Untuk  mencapai   tujuan  belajar   tentu  memerlukan  konsentrasi  dalam 

belajar.   Konsentrasi   dalam hal   ini,   yaitu   kemampuan   siswa  dalam memusatkan  perhatiannya  pada 

pelajaran.   Pemusatan   perhatian   ini   terutama   tertuju   pada   isi   bahan   belajar   atau   pada   proses 

memperoleh bahan tersebut.

Untuk  menumbuhkan   konsentrasi  belajar   pada  diri   siswa,   selain  menggunakan   strategi   belajar 

mengajar yang bervariasi, perlu memperhitungkan waktu belajar yang digunakan. Menurut beberapa 

para ahli  psikologi belajar,  dalam pengajaran yang bersifat klasiakal kekuatan perhatian yang dimiliki 

siswa setelah 30 menit akan menurun. Oleh sebab itu disarankan agar dalam menyajikan bahan ajar 

kepada   para   siswa,   untuk   memberikan   istirahat   atau   selingan   selama   beberapa   menit   saja   untuk 

memulihkan kembali perhatian siswa terhadap pelajaran yang diberikan. 

Page 116: Isbm belajar

d. Rasa Percaya Diri Siswa

Kepercayaan diri ini erat kaitannya dengan keberhasilan belajar. Semakin sering memperoleh hasil 

yang baik  dalam belajar  maka semakin  tinggi   rasa percaya  dirinya.  Begitu pula  sebaliknya,  semakin 

sering mengalami kegagalan maka rasa percaya diri  semakin menurun.  Apabila  rasa percaya diri   ini 

menurun,  siwa menjadi   takut belajar   atau tidak mempunyai  keberanian.  Dengan kondisi  seperti ini 

sudah jelas tujuan belajar tidak akan tercapai. Biasanya rasa percaya diri siswa akan timbul apabila ada 

pengakuan dari lingkungannya, seprti guru, orang tua, atau teman-temannya.

e. Inteligensi

Inteligensi  dapat dikatakan sebagai  sejumlah kecakapan yang dimiliki  siswa. Kecakapan tersebut 

digunakannya   untuk   memecahkan   masalah   belajar   atau   masalah   dalam   kehidupan   sehari-hari. 

Keberhasialn dalam belajar banyak dipengaruhi oleh kualitas kecakapan atau inteligensi yang dimiliki 

siswa. Tingkat kecakapan siswa dapat diperoleh dari hasil tes inteligensi yang dimiliki siswa. Dengan tes 

tersebut maka dapat diketahui siswa mana yang kecakapannya berada pada taraf normal (average), di 

bawah noramal  (under),  atau di atas normal (genius).  Bagi  siswa yang kecakapannya di atas normal 

biasanya memiliki  kecepatan belajar  yang tinggi sehingga pencapaian tujuan belajar bisa  lebih cepat 

dibanding dengan siswa-siswa  lainnya.  Yang harus diperhatikan,   inteligensi  atau kecakapan tersebut 

sifat   tetap,   tidak   berubah,   tidak   akan   berkurang   atau   bertambah,   misalnya   siswa   yang   tadi 

kecakapannya normal tidak akan menjadi genius. Oleh karena itu, yang bisa diupayakan oleh para guru 

yaitu   bagaimana   mengoptimalkan   kecakapan   yang   diliki   siswa   dengan   tingkat   inteligensi   yang 

dimilikinya.  

2.      Kondisi-kondisi Eksternal

a. Guru Sebagai Pembimbing Belajar

Setiap   guru   dituntut   memilikiberbagai   kemampuan   (kompetensi)   baik   kemampuan   profesinya, 

kemampuan   pribadinya,   atau   kemampuan   sosialnya.   Kemampuan-kemampuan   tersebut   sangat 

mempengaruhi tercapainya tujuan belajar siswa. Sebenarnya siswa memiliki potensi atau kemampuan 

Page 117: Isbm belajar

untuk belajar sendiri.  Mungkin tidak tercapainya tujuan belajar  itu karena guru terlalu mendominasi 

atau menguasai proses belajar siswa, sehingga siswa tidak memiliki  kesempatan untuk mencari  atau 

menemukan sendiri apa yang dipelajarinya dan bagaimana mempelajari sesuatu. Masalah kemandirian 

dalam belajar  saat   ini   sering menjadi  sorotan.  Timbulnya berbagai  pendekatan  atau strategi  belajar 

mengajar   individual   atau   berbagai   macam   paket   belajar   individual   adalah   sebagai   bukti   bahwa 

kemandirian dalam belajar ini mendapat perhatian yang lebih besar. Oleh karena itu apabila guru-guru 

masih menguasai atau mendominasi proses pembelajaran maka pada hakikatnya guru tersebut sudah 

ketinggalan zaman. Guru masa kini sebenarnya bertindak sebagai pembimbing atau fasilitator belajar 

yang bertugas mengorganisasi atau mengatur lingkungan agar terjadi proses belajar pada diri siswa.

b. Sarana dan Prasarana Belajar

Sarana beljara biasanya mencakup ketersediaan buku-buku pelajaran, fasilitas  laboratorium, dan 

alat serta media pembelajaran. Sedangkan prasarana pembelajaran biasanya berkaitan dengan ruangan 

belajar,   gedung   sekolah,   ruang   ibadah,   ruang  olahraga   dan   sebagainya.   Bagaimanapun   lengkapnya 

sarana dan prasarana yang dimiliki belum menjadi jaminan terselenggaranya proses belajar mengajar 

yang   baik.   Yang   terpenting   adalah   bagaimana   mengelola   sarana   dan   prasarana   terebut   untuk 

terselenggaranya proses belajar mengajar yang baik sehingga tujuan belajar dapat tercapai dengan apa 

yang diharapkan.

c. Lingkungan Sosial Siswa

Setiap siswa yang berada dalam lingkungan sosial di sekolah memiliki kedudukan dan perananya 

masing-masing.   Jika   seorang   siswa   diterima   di   lingkungannya   maka   ia   akan   dengan   mudah   dapat 

menyesuaikan   diri,   kondisi   seperti   ini   akan   mempermudah   dalam   mencapai   tujuan   belajarnya. 

Sebaliknya apabila siswa ditolak dilingkungannya, maka banyak hambatan yang akan dilaluinya dalam 

mencapai tujuan belajar tersebut.

Page 118: Isbm belajar

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemilihan Metode mengajar harus mempertimbangkan pengembangan kemampuan siswa yang 

lebih kreatif, inovatif dan dikondisikan pada pembelajaran yang bersifat problematis. Pembelajaran yang 

memungkinkan  siswa  belajar   secara  mandiri  dan belajar   secara  kelompok.  Faktor-faktor  yang perlu 

dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar  diantaranya adalah faktor tujuan pembelajaran, 

karakteristik materi pelajaran, faktor siswa, alokasi waktu, dan fasilitas penunjang. 

      Pengalaman belajar (learning experience) merupakan suatu proses atau hasil kegiatan belajar 

yang dilakukan siswa untuk  mencapai   tujuan pembelajaran.  Dalam membentuk  pengalaman belajar 

siswa cenderung menggunakan metode-metode yang memiliki kadar CBSA (Cara Belajar siswa Aktif) dan 

keterampilan proses, serta metode mengajar digunakan secara multi metode dan bervariasi. 

Kondisi-kondisi   yang   perlu   diidentifikasi   dalam   pencapaian   tujuan   belajar   terdiri   atas   kondisi 

internal,yaitu  kondisi-kondisi  yang berasal  dari  dalam diri  siswa dan kondisi  eksternal,  yaitu kondisi-

kondisi yang timbul dari luar diri siswa.

Pemilihan dan Penggunaan Metode Pembelajaran

Pemilihan dan Penggunaan Metode Pembelajaran 

Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar

 A). Metode sebagai alat motivasi intrinsik

                Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman. A.M (1988;90) adalah motif – motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.

B). Metode sebagai strategi pengajaran

Page 119: Isbm belajar

                Factor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.

C). Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan

                Antara metode dan tujuan jangan bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang pencapaian tujuan pengajaran. Bila tidak, maka akn sia – sialah tujuan tersebut. 

Pemilihan dan Penentuan Metode 

  A). Nilai Strategis Metode

                Guru sebaiknya memperhatikan dalam pemilihan dan penentuan metode sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di kelas.

  B). Efektivitas penggunaan metode 

                Efektivitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam suatu pelajaran, sebagai persiapan tertulis.

  C). Pentingnya pemilihan dan penentuan metode

                Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreativ bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemulihan dan penetuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.

  D). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode 

  Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode 

  1. Anak didik

  2.Tujuan 

  3. Situasi 

  4. Fasilitas 

  5. Guru 

Page 120: Isbm belajar

  Macam-macam Metode Mengajar 

  1. metode proyek

  2. metode eksperimen 

  3.metode tugas dan resitasi 

  4. metode diskusi

  5. metode sosiodrama 

  6. metode demonstrasi

  7. metode problem solving

  8. metode karya wisata 

  9. metode tanya jawab

  10. metode latihan 

  11.metode ceramah

1. Metode Proyek 

Metode Proyek atau unit adalah cara penyajian pengajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan bermakna.

2. Metode Eksperimen 

                Adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari 

  3. Metode Tugas dan Resitasi 

Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri. 

Page 121: Isbm belajar

4. Metode Diskusi 

  Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ).

  Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk : 

a. Mendorong siswa berpikir kritis. b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas. c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama. d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama 

5. Metode Sosiodrama 

  Pada dasarnya sosiodrama mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan malah sosial.

  Tujuan :

1. Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.2. Dapat belajar bagaimana membagi tanggungjawab3. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan4. Merangsang kelas untuk berfikir dan memecahkan masalah

6. Metode Demonstrasi 

Adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya maupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.

7. Metode Problem Solving 

  Merupakan metode berpikir, karena dapat menggunakan metode lain yang dimulai dengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan

Page 122: Isbm belajar

  Pada intinya metode problem solving adalah metode yang digunakan untuk mencari atau menemukan penyelesaian suatu permasalahan 

8. Metode Karya Wisata 

Merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tenmpat atau objek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu. 

9. Metode Tanya Jawab 

Merupakan cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru 

10. Metode Latihan 

Merupakan cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan tertentu atau untuk memelihara kebiasaan yang baik.

                Metode ini juga digunakan untuk memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan ketrampilan 

11. Metode Ceramah 

Adalah alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar.

                Dapat dipahami bahwa metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa. 

Hubungan Pengalaman Belajar dengan Metode Mengajar Hasil  belajar  siswa atau prestasi  belajar sisiwa akan diperoleh setelah siswa menempuh proses atau pengalaman belajarnya. Learning experience atau pengalaman belajar merupakan suatu proses kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Proses kegiatan belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh alternatif metode mengajar yang digunakan oleh guru.

Metode mengajar  merupakan suatu cara yang digunkana oleh seworang guru dalam mengajarkan / membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dalam proses pembelajaran. Setiap metode pembelajaran 

Page 123: Isbm belajar

masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda dalam membentuk pengalaman belajar siswa, tetapi satu dengan yang  lainnya saling menunjang.

Pengalaman belajar (Learnig experience) yang diharapkan adalah terjadi adanya aktivitas belajar yang tinggi dari siswa. Pendekatan yang digunakan untuk membentuk pengalaman siswa adalah cenderung dengan   pendekatan   keterampilan   proses.   Keterampilan   proses   merupakan   pendekatan   belajar mengajar  yang mengarah pada pengembangan kemampuan - kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan- kemampuan yang lebih tinggi dalam diri siswa (Depdikbud 1990;9).

Metode Pembelajaran 3 ( Hubungan pengalaman dan metode mengajar ) Diposkan oleh MUNAWAR | Label: Mata Kuliah Kependidikan undefinedundefinedundefined

A.    Hubungan Pengalaman Belajar dengan Metode Mengajar

Hakikat belajar, yaitu:

1.      Belajar merupakan suatu proses.

2.      Hasil belajar berupa perubahan sikap.

3.      Pengalaman interaksi antara siswa dengan lingkungan.

Prinsip-prinsip dalam belajar, yaitu:

1.      Belajar memerlukan perhatian khusus dan perasaan terhadap apa yang dipelajari.

2.      Belajar memerlukan motivasi.

3.      Belajar memerlukam aktivitas yang maksimal.

4.      Belajar memerlukan balikan.

5.      Belajar terjadi secara bertahap.

6.      Belajar terjadi secara individual.

Kemampuan siswa yang diharapkan dari lulusan Sekolah Dasar yaitu:

1.      Mengenali dan berperilaku sesuai ajaran agama.

2.      Menjalankan hak dan kewajiban diri, serta beretos kerja.

3.      Berpikir logis, kritis dan kreatif.

4.      Menyenangi keindahan.

5.      Membiasakan hidup bersih, bugar dan sehat.

Page 124: Isbm belajar

6.      Memiliki rasa cinta terhdap bangsa dan Negara.

Gambar : Pengalaman belajar didapat sesuai dengan metode yang diterapkanSumber gamabar : google.com

Pengalaman belajar (learning experience) yang diharapkan adalah terjadinya aktivitas

belajar yang tinggi dibawah bimbingan guru sehingga pembentukan pengalaman bealajaarnya

dibangun atas kemampuan dan potensi diri sendiri. Pembelajaran adalah suatu proses

berkelanjutan berdasarkan atas pengalaman.

Metode ceramah berdampak terhadap pengalaman belajar siswa, yaitu pengalaman

menyimak, sehingga siswa akan memperoleh pengalaman tentang proses pemahaman suatu

konsep, fakta bahkan prinsip-prinsip.

Dalam metode diskusi, pengalaman yang diperoleh yaitu bekerja sama, pengalaman

mengeluarkan ide, menjadi pemimpin, berkomunikasi, dan pengalaman menyimpulkan hasil

diskusi.

Metode simulasi, pengalaman belajar yang didapat adalah berinteraksi, berkomunikasi

dengan kelompok, bermain peran, bekerja sama, dan menilai proses kegiatan simulasi.

Pengalaman yang didapat dari metode demonstrasi yaitu memperhatikan proses yang

sistematis, mempraktikkan secara proses, menggunakan alat dan bahan yang sebenarnya.

Metode eksperimen memberikan pengalaman membanding-bandingkan hasil eksperimen,

mendiskusikan perbedaan, menemukan suatu konsep,  membuktikan sesuatu secara proses.

Page 125: Isbm belajar

Metode karya wisata, dampak pengalaman yang diperoleh yaitu berinteraksi, bekerja sama, mengamati, dan menilai objek, memberikan pengalaman nyata, praktis dan konkret.

PEMILIHAN METODE MENGAJAR YANG EFEKTIF UNTUK SEKOLAH DASAR

PEMILIHAN METODE MENGAJAR YANG EFEKTIF UNTUK SEKOLAH DASAR

Hubungan Pembelajaran dengan Metode Mengajar

1. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar diantaranya adalah faktor tujuan pembelajaran, karakteristik materi pelajaran, faktor siswa, faktor alokasi waktu, dan fasilitas penunjang.

2. Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan yang banyak melibatkan aktivitas siswa dan aktivitas guru. Untuk mencapai tujuan pengajaran perlu adanya metode mengajar.

3. Pemilihan metode mengajar harus mempertimbangkan pengembangan kemampuan siswa yang lebih kreatif inovatif dan dikondisikan pada pembelajaran yang bersifat problematis. Pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri dan belajar secara kelompok.

4. Metode mengajar memiliki fungsi sentral dalam pembelajaran diantaranya yaitu sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran.

5. Tujuan pembelajaran yang harus dikembangkan berdasarkan ranah tujuan kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah tujuan tersebut akan memungkinkan dicapai pada tujuan yang bersifat umum.

6. Setiap pemilihan metode mengajar harus didasarkan pada hasil kajian antara perilaku yang diharapkan dengan cara yang akan ditempuh dalam pembe-lajaran.

Hubungan Pengalaman Belajar dengan Metode Mengajar

1. Pengalaman belajar (learning experience) merupakan suatu proses atau hasil kegiatan belajar yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Penggunaan metode ceramah esensinya menyajikan bahan pelajaran secara lisan oleh guru, yang akan membentuk pengalaman belajar dalam kemampuan menyimak, dan pemahaman terhadap informasi dari materi pelajaran yang disajikan.

3. Penggunaan metode diskusi esensinya menyajikan bahan pelajaran melalui sesuatu problem yang harus diselesaikan secara bersama dibimbing oleh guru, yang akan membentuk pengalaman belajar siswa dalam menjawab persoalan serta belajar secara kerja sama dan membuat suatu keputusan.

Page 126: Isbm belajar

4. Penggunaan metode simulasi esensinya menyajikan bahan pelajaran melalui objek atau kegiatan pembelajaran yang bukan sebenarnya. Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi kemampuan kerja sama, komunikatif, dan mengiterpretasikan sesuatu kejadian.

5. Penggunaan metode demonstrasi esensinya menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung pada objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan sesuatu proses. Pengalaman belajar yang diperoleh melalui metode ini meliputi kemampuan bekerja dan berpikir secara sistematis, dan mengamati objek yang sebenarnya.

6. Penggunaan metode eksperimen esensinya menyajikan bahan pelajaran melalui percobaan serta mengamati sesuatu proses. Pengalaman belajar yang akan diperoleh adalah menguji sesuatu, menguji hipotesis, menemukan hasil percobaan dan mengembangkan rasa ingin tahu siswa. Dalam membentuk pengalaman belajar siswa cenderung menggunakan metode-metode yang memiliki kadar CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dan keterampilan proses, serta metode mengajar digunakan secara multi metode dan bervariasi.

Kondisi-kondisi dalam Pencapaian Tujuan Belajar

Beberapa butir penting yang telah Anda pahami dari kegiatan belajar tiga yaitu:

1. Kondisi-kondisi yang perlu diidentifikasi dalam pencapaian tujuan belajar terdiri atas kondisi internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal yaitu kondisi-kondisi yang berasal dari dalam diri siswa, sedangkan kondisi eksternal yaitu kondisi-kondisi yang timbul dari luar diri siswa.

2. Kondisi internal yang mempengaruhi pencapaian tujuan belajar, diantaranya: 1. Sikap siswa terhadap proses belajar yang dilakukannya 2. Motivasi belajar, terutama motivasi intrinsik 3. Konsentrasi selama melakukan kegiatan belajar 4. Kadar inteligensi yang dimiliki siswa 5. Rasa percaya diri untuk belajar

3. Kondisi eksternal yang mempengaruhi pencapai tujuan belajar, diantaranya: 1. Kualitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran 2. Sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran 3. Lingkungan sosial siswa di sekolah.

Kondisi-kondisi dalam Pencapaian Tujuan BelajarPosted on October 15, 2012 by mohafifStandard  

Page 127: Isbm belajar

    1 Vote

Beberapa butir penting yang telah Anda pahami dari kegiatan belajar tiga yaitu:

1. Kondisi-kondisi yang perlu diidentifikasi dalam pencapaian tujuan belajar terdiri atas kondisi internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal yaitu kondisi-kondisi yang berasal dari dalam diri siswa, sedangkan kondisi eksternal yaitu kondisi-kondisi yang timbul dari luar diri siswa.

2. Kondisi internal yang mempengaruhi pencapaian tujuan belajar, diantaranya: 1. Sikap siswa terhadap proses belajar yang dilakukannya 2. Motivasi belajar, terutama motivasi intrinsik 3. Konsentrasi selama melakukan kegiatan belajar 4. Kadar inteligensi yang dimiliki siswa 5. Rasa percaya diri untuk belajar

3. Kondisi eksternal yang mempengaruhi pencapai tujuan belajar, diantaranya: 1. Kualitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran 2. Sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran 3. Lingkungan sosial siswa di sekolah

A.    Latar Belakang

Peserta didik adalah semua individu yang menjadi audiens dalam suatu lingkup

pembelajaran. Biasanya penyebutan peserta didik ini mengikuti skup/ruang lingkup dimana

pembelajaran dilaksanakan, diantaranya : siswa untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah,

mahasiswa untuk jenjang pendidikan tinggi, dan peserta pelatihan untuk diklat.

Peserta didik adalah masukan mentah (raw input) dalam sebuah proses pembelajaran

yang harus dithreat agar output dan outcomesnya sesuai dengan yang dicanangkan institusi

(khususnya) dan dunia pendidikan Indonesia pada umumnya. Agar keluarannya dapat

beradaptasi dengan kemajuan zaman, maka sudah sepatutnya materi dan cara

pembelajarannyapun disesuaikan dengan dunia nyata juga. Hal tersebut biasa dikenal dengan

model pembelajaran inovatif.

Penilaianpun juga sudah melakukan terobosan atau inovasi. Terbukti, saat ini paper and pen

bukanlah satu-satunya cara untuk menilai keberhasilan belajar peserta didik. Asesmen portofolio,

Page 128: Isbm belajar

autentik, dan lain-lain adalah sedikit dari banyak inovasi cara menilai keberhasilan peserta didik

yang lebih menitikberatkan pada proses.

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru guna kepentingan

pembelajaran. Dalam pelaksanaan tugas guru sangat jarang menggunakan satu metode, tetapi

selalu memakai lebih dari satu metode karena karakteristik metode yang memilki kelebihan dan

kekurangan menuntut guru untuk menggunakan metode yang bervariasi . Sebagai seorang guru

tentu saja tidak boleh lengah bahwa ada beberapa hal yang patut diperhatikan dalam penggunaan

metode dalam proses interaksi belajar mengajar individu.

B.     Rumusan Masalah

1. Batasan Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran

2.      Pemilihan dan Penentuan Metode

3.      Metode Dalam Mengajar

4.     

1 Kedudukan Metode Mengajar dalam Proses KBM

C.    Tujuan

1.      Agar mahasiswa dapat mengetahui metode-metode dan teknik pembelajaran

2.      Agar mahasiswa dapat mengetahui dalam memilih dan mentukan metode yang di gunakan dalam

suatu pembelajaran

3.      Agar mahasiswa dapat mempelajari bagaimana metode dalam mengajar

Page 129: Isbm belajar

Page 130: Isbm belajar

BAB II PEMBAHASAN

A.    Batasan Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna,

sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah:

Pendekatan pembelajaran, Strategi pembelajaran, Metode pembelajaran, Teknik pembelajaran,

dan Model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan

dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.

1)      Pendekatan Pembelajaran

Dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran,

yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum,

di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan

cakupan teoretis tertentu.

2)      Strategi Pembelajaran

Suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran

dapat dicapai secara efektif dan efisien.

3)      Metode Pembelajaran

Dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang

sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

4)      Teknik Pembelajaran

Dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu

metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa

yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda

dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula,

dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang

siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun

dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

5)     

3 Model Pembelajaran

Page 131: Isbm belajar

Bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikansecara khas

oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa

dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

B.     Pemilihan dan Penentuan Metode

Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya didasari pada berbagai

pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan yang akan dihadapinya.

Pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari :

a.       rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, 

b.      analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihasilkan, dan 

c.       jenis materi pelajaran yang akan dikomunikasikan. 

Dimana, di dalam strategi pembelajaran terdapat 5 komponen yang akan dilaksanakan, yaitu :

1)      Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran secara keseluruhan

memegang peranan penting. 

2)      Penyampaian Informasi

Penyampaian informasi seringkali dianggap sebagai suatu kegiatan paling penting dalam

proses pembelajaran, padahal bagian ini hanya merupakan salah satu komponen dari strategi

pembelajaran. Artinya tanpa adanya kegiatan pendahuluan yang menarik atau dapat memotivasi

peserta didik dalam belajar maka kegiatan penyampaian informasi ini menjadi tidak berarti.

3)      Partisipasi Peserta Didik

Berdasarkan prinsip student centered maka peserta didik merupakan pusat dari suatu

kegiatan belajar. Dalam masyarakat belajar dikenal istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)

yang diterjemahkan dari’ SAL (Student Active Learning) yang maknanya adalah bahwa proses

pembelajaran akan iebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan-latihan

secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.

4)     

4 Tes

Serangkaian tes umum yang digunakan oleh guru untuk mengetahui

apakah tujan pembelajaran khusus telah tercapai atau belum, dan

Page 132: Isbm belajar

apakah pengetahuan, sikap dan keterampilan telah benar-benar dimiliki oleh peserta didik atau

belum.

5)      Kegiatan Lanjutan

Kegiatan yang dikenal dengan istilah follow up dari suatu hasil kegiatan yang telah

dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan baik oleh guru. Dalam kenyataannya, setiap kali

setelah tes dilakukan selalu saja terdapat peserta didik yang berhasil dengan bagus atau di atas

rata-rata:

a.       hanya menguasai sebagian atau cenderung di rata-rata tingkat penguasaan yang diharapkan

dapat dicapai 

b.      Peserta didik seharusnya menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai konsekuensi dari hasil

belajar yang bervariasi tersebut.

C.    Metode Dalam Mengajar

Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk

mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:

1.      Metode Ceramah

Ceramah dilakukan sebagai pemicu terjadinya kegiatan yang partisipatif (curah pendapat,

diskusi, penugasan, studi kasus, dll).

Metode ceramah dilakukan dengan kombinasi metode yang bervariasi. Selain itu,

ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah yang cenderung interaktif, yaitu melibatkan siswa

melalui adanya tanggapan balik atau perbandingan dengan pendapat dan pengalaman siswa.

Media pendukung yang digunakan, seperti bahan serahan (handout), bahan presentasi yang

ditayangkan dengan LCD, tulisan-tulisan di kartu metaplan /kertas plano, dll.

Page 133: Isbm belajar

  2.      Metode Diskusi Umum (Diskusi Kelas)

Metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran, informasi/pengalaman

diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran (gagasan, kesimpulan).

Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para peserta dapat saling beradu argumentasi untuk

meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil

diskusi.

Diskusi biasanya digunakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penerapan berbagai

metode lainnya, seperti: penjelasan (ceramah), curah pendapat, diskusi kelompok, permainan,

dan lain-lain.

3.      Curah Pendapat (Brain Storming)

Metode curah pendapat adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan,

pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi,

dimana gagasan dari seseorang dapat ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak

disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode curah pendapat pendapat orang lain tidak

untuk ditanggapi.

Page 134: Isbm belajar

6 Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran bersama.

4.      Diskusi Kelompok

Sama seperti diskusi, diskusi kelompok adalah pembahasan suatu topik dengan cara tukar

pikiran antara dua orang atau lebih, dalam kelompok-kelompok kecil, yang direncanakan untuk

mencapai tujuan tertentu. Metode ini dapat membangun suasana saling menghargai perbedaan

pendapat dan juga

meningkatkan partisipasi peserta yang masih belum banyak berbicara dalam

diskusi yang lebih luas.

Tujuan penggunaan metode ini adalah mengembangkan

kesamaan pendapat atau kesepakatan atau mencari suatu rumusan terbaik

mengenai suatu persoalan.Setelah diskusi kelompok, proses dilanjutkan dengan diskusi pleno.

Pleno adalah istilah yang digunakan untuk diskusi kelas atau diskusi umum yang merupakan

lanjutan dari diskusi kelompok yang dimulai dengan pemaparan hasil diskusi kelompok.

5.      Bermain Peran (Role-Play)

Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk ‘menghadirkan’ peranperan yang

ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang

kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap .

Misalnya: menilai keunggulan maupun kelemahan masing-masing peran tersebut, dan kemudian

memberikan saran/alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut.

Page 135: Isbm belajar

Metode ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan

bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.

6.      Simulasi

Metode simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk

mengembangkan ketermpilan peserta belajar (keterampilan mental maupun

fisik/teknis). Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam

kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek di dalam situasi

yang sesungguhnya. Misalnya: sebelum melakukan praktek

penerbangan, seorang siswa sekolah penerbangan melakukan simulasi

penerbangan terlebih dahulu (belum benar-benar terbang). Situasi yang dihadapi dalam simulasi

ini harus dibuat seperti benar-benar merupakan keadaan yang sebenarnya (replikasi kenyataan).

Contoh lainnya, dalam sebuah pelatihan fasilitasi, seorang peserta melakukan simulasi suatu

metode belajar seakan-akan tengah melakukannya bersama kelompok dampingannya.

Pendamping lainnya berperan sebagai kelompok dampingan yang benar-benar akan ditemui

dalam keseharian peserta (ibu tani, bapak tani, pengurus kelompok, dsb.). Dalam contoh yang

kedua, metode ini memang mirip dengan bermain peran. Tetapi dalam simulasi, peserta lebih

banyak berperan sebagai dirinya sendiri saat melakukan suatu kegiatan/tugas yang benar-benar

akan dilakukannya.

Page 136: Isbm belajar

7.      Sandiwara

8 Metode sandiwara seperti memindahkan ‘sepenggal cerita’ yang menyerupai kisah nyata atau situasi sehari-hari ke dalam pertunjukkan. Penggunaan metode ini ditujukan untuk mengembangkan diskusi dan analisa peristiwa (kasus).

Tujuannya adalah sebagai media untuk memperlihatkan berbagai permasalahan pada suatu

tema (topik) sebagai bahan refleksi dan analisis solusi penyelesaian masalah. Dengan begitu,

rana penyadaran dan peningkatan kemampuan analisis dikombinasikan secara seimbang.

8.      Demonstrasi

Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara

menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah

pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada

peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi

proses untuk memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk

memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses. Biasanya, setelah demonstrasi

dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri.

Page 137: Isbm belajar

9 Sebagai hasil, peserta akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri. Tujuan dari demonstrasi yang dikombinasikan dengan praktek adalah membuat perubahan pada rana keterampilan.

9.      Praktek Lapangan

Metode praktik lapangan bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan peserta

dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya. Kegiatan ini

dilakukan di ‘lapangan’, yang bisa berarti di tempat kerja, maupun di masyarakat.

Keunggulan dari metode ini adalah pengalaman nyata yang diperoleh bisa langsung

dirasakan oleh peserta, sehingga dapat memicu kemampuan peserta dalam mengembangkan

kemampuannya. Sifat metode praktek adalah pengembangan keterampilan.

10.  Permainan (Games)

10 Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan antara lain pemanasan (ice-breaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-breaker adalah ‘pemecah es’. Jadi, arti pemanasan dalam

Page 138: Isbm belajar

proses belajar adalah pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik peserta. Permainan juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme. Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan). Permainan digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar).

Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam

suasana gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit atau berat. Sebaiknya permainan

digunakan sebagai bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau

sekedar permainan. Permainan sebaiknya dirancang menjadi suatu ‘aksi’ atau kejadian yang

dialami sendiri oleh peserta, kemudian ditarik dalam proses refleksi untuk menjadi hikmah yang

mendalam (prinsip, nilai, atau pelajaran-pelajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah

rana sikap-nilai.

D.    Kedudukan Metode Mengajar dalam Proses KBM

1.      Metode  Mengajar Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik

Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode mempunyai peranan penting dalam

kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak

menggunakan metode pengajaran. Ini berarti bahwa metode adalah alat motivasi ekstrinsik

dalam kegiatan proses belajar mengajar. Menurut Sardiman yang dikutif oleh Djamarah dan Zain

(2006:73) “motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya

perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat

membangkitkan belajar seseorang.

2.      Metode  Mengajar Sebagai Strategi Pengajaran

11 

Page 139: Isbm belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif sama. Daya serap anak didik terhadap pelajaran yang diberikan bermacam-macam, ada cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Untuk sekelompok anak didik boleh jadi mereka mudah menyerap bahan pelajaran dengan metode tanya jawab, tetapi untuk sekelompok anak didik yang lain, mereka lebih mudah menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode demonstrasi atau metode eksperimen.

Karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Roestiyah NK yang dikutip oleh

Djamarah dan Zain (2006:74). “Guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara

efektif dan efisien, mengenal pada tujuan yang diharapkan”. Untuk memiliki strategi itu harus

menguasai teknik-teknik penyajian atau metode mengajar. Dengan demikian metode mengajar

adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

3.      Metode Mengajar Sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan

Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan menggunakan metode secara

akurat diharapkan mampu mencapai tujuan pembelajaran. Seorang guru harus melakukan

pemilihan dan penentuan metode yang akan digunakan sehingga memungkinkan kegiatan

pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien.

Page 140: Isbm belajar

12 

  BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Metode mengajar merupakan salah satu aspek yang sangat penting oleh guru dalam

proses belajar mengajar di sekolah. Dengan menggunakan metode mengajar yang tepat

diharapkan siswa dapat memahami secara optimal materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.

Menurut Djayadisastra (1985:13) mengemukakan bahwa “berhasil tidaknya siswa dalam

pembelajaran sangat tergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang dipergunakan

oleh guru”. Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami

kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan

kegiatan belajar mengajar.

B.     SARAN

Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi kalangan mahasiswa/i atau

pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kelengkapan dan

kesempurnaan baik dari segi isi maupun dari segi penyusunan. Oleh karena itu, kami mohon

kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun agar pembuatan makalah yang

selanjutnya lebih baik lagi.

makalah pemilihan dan penentuan metode   pembelajaran 11 Desember 2014   adesofiana12    

BAB II

PEMBAHASAN

1. PEMILIHAN DAN PENENTUAN METODE

Page 141: Isbm belajar

Metode yang digunakan guru dalam setiap kali pertemuan kelas telah melalui seleksi yang berkesesuain dengan perumusan tujuan instruksional khusus. Biasanya guru selalu menggunakan metode lebih dari satu. Pemakaian metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan yang lain sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Berikut akan diuraikan masalah mengenai pemilihan dan penentuan metode mulai dari nilai strategis metode, efektifitas penggunaann metode, pentingnya pemilihan dan penentuan metode, hingga faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pengajaran.[1]

1. Nilai Strategis Metode

Pemilihan dan penetuan metode pembelajaran haruslah memperhatikan nilai strategis metode tersebut. Nilai strategisnya yakni metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar. Hal ini dikarenakan, dalam kegiatan belajar mengajar terjadi interaksi antara guru dan peserta didik dalam hal transfer ilmu. Apabila dalam proses mentransfer ilmu guru tidak memperhatikan metode pembelajaran yang digunakan atau metode yang digunakan kurang tepat, maka guru akan mengalami kesulitan dalam mentransfer ilmu. Selain itu kelas menjadi tidak kondusif atau terjadi kejenuhan dalam kegiatan pembelajaran, akhirnya tujuan pembelajaran tidak tercapai. Oleh karena itu, sebelum guru melaksanakan kegiatan belajar sebaiknya guru memperhatikan pemilihan dan penentuan metode pembelajaran yang akan digunakan.

2. Efektivitas Penggunaan Metode

Efektifitas merupakan kesesuaian, sehingga efektifitas penggunaan metode merupakan kesesuian metode pembelajaran dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pembelajran, sebagai persiapan tertulis. Efektifitas penggunaan metode sangatlah perlu diperhatikan ketika guru hendak memilih dan menentukan metode pembelajaran, karena jika kita salah dalam memilih dan menetukan metode pembelajaran, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.

Misalnya, guru telah mempersiapkan rencana secara detail, dengan tujuan pembelajaran anak dapat melakukan atau memperagakan tata cara wudhu. Tetapi ketika di kelas guru menyampaikan materi tersebut menggunakan metode ceramah. Maka hal tersebut tidaklah sesuai, karena tujuan yang ingin dicapai adalah anak dapat melakukan tata cara berwudlu. Sehingga seorang guru haruslah memperhatikan efektifitas penggunaan metode pembelajaran supaya metode tersebut dapat mendukung pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran.

3. Pentingnya Pemilihan dan Penentuan Metode

Pemilihan dan penentuan metode pembelajaran sangatlah penting dilakukan oleh seorang guru. Hal ini dikarenakan tidak semua metode pembelajaran dapat digunakan oleh seorang guru dalam hal kegiatan belajar mengajar serta mendukung pencapian tujuan pembelajaran. Apabila guru salah dalam hal memilih dan menentukan metode yang akan digunakan maka tujuan dari pembelajaran tidak akan tercapai. Misalnya guru menentukan tujuan pengajaran yaitu supaya anak didik dapat menuliskan sebagian ayat-ayat dalam surat Al Fatihah atau anak dapat menulis angka dari 1 sampai 40. Untuk mencapai tujuan tersebut guru tidak tepat jika menggunakan metode diskusi, namun yang tepat jika menggunakan metode latihan.[2]

Page 142: Isbm belajar

4. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Metode

Ada beberapa faktor yang dijadikan dasar pertimbangan pemilihan metode mengajar antara lain :

1. Berpedoman pada tujuan

Tujuan adalah keinginan yang hendak dicapai dalam setiap kegiatan interaksi edukatif. Tujuan dapat memberikan pedoman yang jelas bagi guru dalam mempersiapkan segala sesuatunya dalam rangka pengajaran, termasuk pemilihan metode mengajar.

Metode mengajar yang guru pilih tidak boleh dipertentangkan dengan tujuan yang telah dirumuskan, tapi yang dipilih harus mendukung kegiatan interaksi edukatif berproses guna mencapai tujuanya.

Ketidakjelasan perumusan tujuan menjadi kendala dalam memilih metode mengajar. Jadi, kejelasan dan kepastian dalam perumusan tujuan memudahkan bagi guru memilih metode dalam mengajar.

1. Perbedaan Individual Anak Didik

Perbedaan individual anak didik perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode belajar. Aspek-aspek perbedaan anak didik yang perlu di pegang adalah aspek biologis, intelektual dan psikologis.

1. Kemampuan Guru

Kemampuan guru bermacam macam, disebabkan latarbelakang pendidikan dan pengalaman mengajar. Seorang guru dengan latar belakang pendidikan keguruan akan lain kemampuan guru tersebut dibandingkan dengan seseorang dengan latar belakang pendididkan bukan keguruan. Kemampuan guru yang berpengalaman tentu kwalitasnya lebih baik dalam pendidikan dan pengajaran.

1. Sifat Bahan Pelajaran

Setiap mata pelajaran mempunyai sifat masing masing. Ada yang mudah, sedang dan sulit. Ketiga sifat ini tidak bisa diabaikan begitu saja dalam mempertimbangan pemilihan metode belajar. Untuk metode tertentu barangkali cocok untuk mata pelajaran tertentu, tetapi belum tentu pas untuk mata pelajaran yang lan. Mengenal sifat mata pelajaran sebelum pemilihan metode dilaksanakan merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Contoh : dalam pelajaran matematika lebih tepat

1. Situasi kelas

Situasi kelas adalah sisi lain yang patut diperhatikan dan diperimbangkan guru ketika akan melakukan pemilihan terhadap metode mengajar . Guru yang berpengalaman mengerti bahwa

Page 143: Isbm belajar

kelas dari hari kehari dan dari waktu kewaktu selalu berubah sesuai kondisi psikologis anak didik. Dinamika kelas yang seperti ini patut diperhitungkan oleh guru.

Ketika guru berusaha membagi anak didik kedalam beberapa kelompok, guru akan menciptakan situasi kelas kepada situasi yang lain. Dari sini akan terlihat metode mengajar mana yang harus dipilih sesuai dengan situasi kelas dan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini terkait dengan situasi kelas, juga mempengaruhi pemilihan metode dalam mengajar.

1. Perlengkapan Fasilitas

Penggunaan metode perlu dukungan adanya fasilitas yang dipilih sesuai dengan karakteristik metode mengajar yang akan digunakan. Ada metode mengajar tertentu yang tidak dapat dipakai, karena ketiadaan fasilitas. Sekolah sekolah yang maju biasanya mempunyai perbagai fasilitas yang lengkap, sehingga sangat membantu guru dalam proses mengajar dikelas. Sedangkan sekolah sekolah didaerah terpencil pada umumnya akan kekurangan fasilitas dalam proses belajar mengajarnya.

1. Kelebihan dan Kelemahan Metode

Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing. Hal ini juga harus diperhatikan oleh guru. Jumlah anak didik di kelas dan kelengkapan fasilitas memiliki andil untuk menentukan tepat tidaknya suatu metode dipergunakan untuk membantu proses mengajar. Metode yang digunakan paling tepat untuk mengajar tergantung dari kecermatan guru dalam meilihnya. Penggabungan metode pun tidak luput di pertimbangkan berdasarkan kelebihan dan kelemahan metode yang manapun juga . Pemilihan yang terbaik adalah mencari titik kelemahan suatu metode untuk kemudian dicarikan metode yang dapat menutupi kelemahan metode tersebut.[3]

1. PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN

Dalam pengembangan metode pembelajaran senantiasa berdasakan kepada pengalaman, prinsip yang telah teruji, pengamatan yang seksama, dan percobaan yang terkendali. Berikut adalah macam pengembangan metode dalam pembelajaran[4]:

1. Pengembangan metode variasi belajar mengajar

Pengembangan metode variasi belajar mengajar yakni upaya yang terencana dan sistematis dalam menggunakan berbagai komponen yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar seperti halnya penggunaan media dan bahan pengajaran metode dengan interaksi guru dengan siswa.[5] Semua hal tersebut dipertimbangkan untuk dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga kegiatan belajar mengajar tersebut semakin variatif dan berkembang.

Alasan yang mendasari perlunya mengembangkan proses belajar mengajar yaitu adanya unsur kejenuhan pada peserta didik.

Page 144: Isbm belajar

Tujuan pengembangan variasi mengajar ini antara lain untuk meningkatkan motivasi belajar dan mengajar, meningkatkan perhatian siswa kepada guru, meningkatkan keberhasilan kegiatan belajar mengajar, dan menghilangkan kejenuhan dalam belajar mengajar.

Prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam rangka mengembangkan variasi belajar mengajar yang dapat menumbuhkan suasana belajar mengajar yang menyenangkan

1. Dalam mengembangkan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi itu digunakan, selain harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.

2. Menggunakan variasi secara berkesinambungan3. Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh guru.

2. Berbagai Komponen Variasi Mengajar3. Variasi Gaya Mengajar

Bagi siswa variasi gaya mengajar yang digunakan oleh guru dilihat sebagai sesuatu yang energik, antusias, bersemangat, dan semuanya memiliki relevansi dengan hasil belajar. Perilaku guru yang demikian, dalam proses belajar mengajar akan menjadi dinamis dan mempertinggi komunikasi antara guru dan siswa, menarik perhatian siswa, menolong penerimaan bahan pelajaran, dan memberi stimulasi.

Pengaturan Suara

Suara merupakan modal utama yang dapat mendukung terjadinya komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar. Agar suasana belajar mengajar tersebut menyenangkan, maka seorang guru harus menggunakan variasi suara dalam intonasi, nada, volume, dan tingkat kecepatannya.

Penekanan Perhatian

Guna memfokuskan perhatian peserta didik pada suatu aspek kunci, guru dapat menggunakan penekanan secara tegas. Misalnya, dengan mengucapkan kata : “ Mohon anak-anak, jangan mencontek!”. Penekanan seperti itu biasanya dikombinasikan dengan suara yang tegas.

Pemberian Waktu

Dalam keterampilan bertanya, pemberian waktu diberikan setelah guru mengajukan pertanyaan, untuk mengubahnya menjadi pertanyaan yang lebih tinggi guru membutuhkan selang waktu yang memungkinkan. Bagi anak didik, pemeberian waktu dipakai untuk mengorganisai jawabanya agar tepat dan lengkap.

Kontak Pandang

Melalui kontak pandang yang merata pada seluruh siswa, menyebabkan para siswa merasa diperlakukan secara adil dan merata. Guru dapat membantu anak didik dengan menggunakan tatapan matanya menyampaikan informasi, dan dengan pandangannya dapat menarik perhatian siswa.

Page 145: Isbm belajar

Gerakan Anggota Badan

Gerak anggota badan dapat memperkuat kesan serta membantu dalam memahami. Gerakan badan sesungguhnya dapat dikatakan sebagai bahasa isyarat atau body language. Namun gerakan anggota badan tersebut harus bertujuan, relevan, dan tidak berlebihan. Hal ini untuk menghindari terjadinya over acting yang berdampak pada timbulnya kesan dibuat-buat atau tidak wajar.

Pindah Posisi

Perpindahan posisi guru dalam ruangan kelas dapat membantu menarik perhatian anak didik, dapat meningkatkan kepribadian guru. Namun perpindahan posisi harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan sikap yang atraktif dan berlebihan.[6]

1. Variasi Penggunaan Media dan Bahan Ajaran

Adalah suatu kenyataan yang bersifat alamiah, bahwa setiap anak didik memiliki tingkatan kemampuan yang tidak sama dalam menangkap pelajaran melalui berbagai sarana komunikasi yang dimiikinya.

Menurut para ahli, terdapat tiga komponen dalam variasi penggunaan media, yaitu media pandangan, media dengar, dan media taktil.[7]

1. Penggunaan Media Pandang

Penggunaaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi seperti buku, majalah, televisi, globe, peta dan lain sebagainya. Penggunaan yang lebih luas dari alat-alat tersebut akan memiliki keuntungan dalam hal:

Membantu secara konkret konsep berpikir dan mengurangi respon yang kurang bermanfaat, Meningkatkan perhatian anak didik pada tingkat yang tinggi, Dapat membuat hasil belajar yang riil yang akan membantu kegiatan mandiri anak, Mengembangkan cara berpikir berkesinambungan, Menambah frekuensi kerja lebih dalam dan variasi belajar, dll

1. Penggunaan Audio Visual

Pada umumnya, suara guru merupakan alat utama untuk komunikasi.    Penggunaan media yang diselang-seling dengan audio visual atau media pendengaran pandangan akan membantu menumbuhkan suasana belajar yang lebih hidup dan menyenangkan.

1. Media Taktil

Komponen terakhir dari keterampilan menggunakan variasi media dan bahan ajaran adalah penggunaan media yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengaplikasikan sikap psikomotorik anak didik. Dalam hal ini akan melibatkan anak didik dalam kegiatan penyusunan atau pembuatan model, yang hasilnya dapat disebut “ media taktil”. Kegiatan ini dapat dilakukan secara individu ataupun kelompok kecil.

Page 146: Isbm belajar

Contoh: dalam bidang sejarah dapat membuat maket desa zaman majapahit; dalam bidang studi geografi dapat membuat model lapisan tanah; dan mengumpulkan mata uang logam untuk bidang studi matematika.

1. Variasi Interaksi

Variasi dalam pola interaksi antara guru dengan anak didiknya memiliki rintangan yang bergerak dari interaksi dua arah yaitu:

1. Anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru,2. Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru, dimana guru berbicara 

kepada anak didik.

Bila guru yang berbicara dapat melalui beberapa ketegori : persetujuan , penghargaan atau peningkatan, menggunakan pendapat anak didik bertanya, ceramah, memberi petunjuk, dan mengkritik.

Sebaliknya anak didik dapat berbicara melalui pemberian respons dan pengambilan keputusan. Bila guru mengajukan pertanyaaan dapat juga divariasi sesuai dengan domain kognitifdari Bloom (pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi).[8] Pertanyaan dapat diajukan ke seluruh siswa atau ditujukan kepada anak didik secara individual.