isi lapaoran esterifikasi

Upload: amrie-iam

Post on 31-Oct-2015

46 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Etil asetat merupakan salah satu jenis senyawa yang memiliki rumus molekul CH3COOCH5. Produk turunan dari asam asetat ini memiliki banyakkegunaan serta pasar yang cukup luas, seperti pengaroma buah dan pemberi rasaseperti untuk es krim, kue, kopi, teh atau juga untuk parfum, digunakan pada industri tinta cetak, cat dan tiner, lem, PVC film, polimer cair dalam industri kertas, serta banyak industri penyerap lainnya seperti industri farmasi, dan sebagainya. Etil asetat diproduksi dalam skala besar sebagai pelarut. Etil asetat disintesis melalui reaksi esterifikasi Fischer dari asam asetat dan etanol,biasanya disertai katalis asam seperti asam sulfat.Senyawa-senyawa ester secara komersial telah banyak diproduksi oleh industri. Salah satu diantaranya adalah ester asetat dari alkohol yang diperlukan untuk berbagai kegunaan misal etil, butil, isopropil dan amyl asetat yang digunakan sebagai pelarut untuk selulosa nitrat dan lacquer type coating. Untuk polyurethan coating systems dipakai butil dan hexyl asetat karena kedua ester ini mempunyai sifat sebagai pelarut yang baik. Pada industri makanan dan minuman etil dan butil asetat secara rutin digunakan sebagai salah satu komponen yang dipakai untuk memberi rasa (flavorings). Sedangkan untuk pembuatan parfum ditambahkan isopropil, benzil dan metil asetat sebagai zat - zat aditif.

1.2Tujuan Percobaan

1. Mempelajari reaksi esterifikasi terhadap asam karboksilat2. Membuat etil asetat dalam skala labor

1

BAB II LANDASAN TEORI2.1Pengertian EsterAlkil alkanoat/ Ester adalah sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen pada gugus ini digantikan dengan sebuah gugus hidrokarbon dari berbagai jenis. Gugus ini bisa berupa gugus alkil seperti metil atau etil, atau gugus yang mengandung sebuah cincin benzen seperti fenil. Ester dapat terhidrolisis dengan pengaruh asam membentuk alkohol dan asam karboksilat. Reaksi hidrolisis tersebut merupakan kebalikan dari pengesteran. Disini senyawa karbon mengikat gugus fungsiCOOR adalah alkil alkanoat. Ester diturunkan dari alkohol dan asam karboksilat. Untuk ester turunan dari asam karboksilat paling sederhana, nama-nama tradisional digunakan, seperti format, asetat, dan propionat. Ester yang paling lazim adalah etil asetat, CH3CO2CH2CH3, suatu pelarut cat dan cat kuku maupun pelarut untuk perekat. Etil asetat dan ester lain dengan sepuluh karbon atau kurang merupakan suatu cairan yang mudah menguap dengan bau enak yang mirip dengan buah-buahan dan sering dijumpai dalam buah-buahan dan bunga-bungaan. Banyak ester, baik yang dari alam maupun dibuat oleh manusia, yang digunakan sebagai bahan penyedap (flavoring agent). Bau dan cita rasa dari buah-buahan tertentu dapat disebabkan oleh beberapa ester. Misalnya etil asetat, n-butil asetat, dan n-pentil asetat semuanya merupakan cita rasa dari pisang-pisang. Ester yang terdapat dari alam yang terbuat dari asam karboksilat berantai-panjang dan alkohol berantai-panjang disebut. Kebanyakan bahan yang disebut lilin biasanya adalah campuran dua ester atau lebih dan zat-zat lain. Campuran semacam itu merupakan zat padat yang mudah meleleh, dan jangka leleh antara (40-90oC). Bila dicampur dengan pelarut organik tertentu, mudah dioleskan sebagai larutan pelindung. Misalnya, carnauba wax digunakan secara meluas sebagai pemoles mobil dan lantai. Ester dari asam karboksilat memiliki berat molekul yang rendah dan tidak berwarna, cairan mudah menguap dengan bau yang wangi, sedikit larut dalam air.

2Penamaan ester hampir menyerupai dengan penamaan basa, walaupun tidak benar-benar mempunyai kation dan anion, namun memiliki kemiripan dalam sifat lebih elektropositif dan keelektronegatifan. Suatu ester dapat dibuat sebagai produk dari suatu reaksi pemadatan pada suatu asam (pada umumnya suatu asam organik) dan suatu alkohol ( atau campuran zat asam karbol), walaupun ada cara-cara lain untuk membentuk ester. Pemadatan adalah suatu jenis reaksi kimia di mana dua molekul bekerja sama dan menghapuskan suatu molekul yang kecil, dalam hal ini dua gugus OH yang merupakan hasil eliminasi suatu molekul air. (Clark, 2002)

2.2EsterifikasiSuatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus CO2R dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi antara suatu asam karboksilatn dan suatu alkohol, dengan suatu reaksi yang disebut reaksi esterifikasi. (Fessenden & Fessenden, 1999)Suatu reaksi pemadatan untuk membentuk suatu ester disebut esterifikasi. Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H+. Asam belerang sering digunakan sebagai sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini. Nama ester berasal dari Essig-ther Jerman, sebuah nama kuno untuk menyebut etil asam cuka ester (asam cuka etil). (Anshory, 2003)Reaksi esterifikasi bersifat reversible, untuk memperoleh rendemen tinggi dari ester itu, kesetimbangan harus digeser ke arah ester. Satu teknik untuk mencapai ini adalah menggunakan salah satu zat pereaksi yang murah yang berlebihan. Teknik lain adalah membuang salah satu produk dari dalam campuran reaksi (Fessenden & Fessenden, 1999). Berdasarkan titik didihnya, ester dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:a. Ester dengan titik didih rendah (low boiling ester)Ester ini didistilasi dalam labu distilasi, maka akan keluar sebagai distilat yang cukup tinggi kemurniannya. Alkohol dan sisa asam tetap tinggal dalam labu distilasi.Contoh : metal asetat, etil asetat, metal format.

b. Ester dengan titik didih sedang (medium boiling ester)Ester di distilasi dalam sebuah labu distilasi maka ester akan keluar bersama alkohol, air serta sisa asam, dimana campuran tersebut komposisinya mempunyai titik didih yang hampir sama dan fraksi mol campuran dalam fase uap dan cair yang sama.Cara yang dapat ditempuh adalah dengan:1. Ditambah zat ketiga yang dapat bereaksi dengan salah satu komponen.2. Ditambah zat ketiga yang tidak dapat larut dalam masing-masing komponen (contoh: alkohol-air, zat ketiganya CaO atau benzene).Contoh : tert butil asetat, etil propionat.c. Ester dengan titik didih tinggi (high boiling ester)Ester ini dipisahkan dengan penguapan dan penambahan benzene sehingga sisa asam, alkohol, dan air menguap, sedang ester tetap tinggal dalam distilator. Contoh : etil pelargonat, n-Oktil asetat. (Kirk & Othmer, 1952)Beberapa macam metode esterifikasi antara lain :a. Cara FischerJika asam karboksilat dan alkohol dan katalis asam (biasanya HCl atau H2SO4) dipanaskan, terdapat kesetimbangan dengan ester dan air.

O H+R-C-OH + HO-R R-C-OR + H2O Gambar 2.1 Cara Fischer (Harold, 2003)

b. Esterifikasi dengan asil halideAsil halida adalah turunan asam karboksilat yang paling reaktif. Asilklorida lebih murah dibandingkan dengan asil halida lain. Asil halide biasanya dibuat dari asam dengan tionil klorida atau fosfor pentaklorida.

O OR-C-OH + SOCl2 R-C-Cl + HCl + SO2 Tionil Klorida

O OR-C-OH + PCl5 R-C-Cl + HCl + SOCL3 Fosfor PentakloridaGambar 2.2 Reaksi esterifikasi dengan asil halide (Harold, 1990)Ada empat macam butil asetat : butil asetat, iso-butil asetat, secbutilasetat, dan tert-butil asetat. Pada umumnya hanya butil asetat dan isobutil asetat yang diproduksi secara komersial.2.3Tata Nama EsterUntuk memberi nama senyawa ester, disesuaikan dengan nama asam alkanoat asalnya, dan kata asam diganti dengan kata dari nama gugus alkilnya. Tabel 2.1 Penamaan EsterRumus StrukturNama IUPAC

CH3COOCH3 CH3COOCH2CH3 CH3-CH2-COO-CH2-CH3 CH3-CH2-COO-CH2CH2CH3 Metil Etanoat Etil etanoat Etil PropanoatPropil Propanoat

Sumber: (Keenan, 1980)2.4 Sifat- Sifat EsterSenyawa-senyawa ester antara lain mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :1. Pada umumnya mempunyai bau yang harum, menyerupai bau buah-buahan.2. Senyawa ester pada umumnya sedikit larut dalam air.3. Ester lebih mudah menguap dibandingkan dengan asam atau alkohol pembentuknya.4. Ester merupakan senyawa karbon yang netral.5. Ester dapat mengalami reaksi hidrolisis.Contoh: RCOOR1 + H2O -----------> RCOOH + R1OH Ester As. Alkanoat Alkohol6. Ester dapat direduksi dengan H2 menggunakan katalisator Ni dan dihasilkan dua buah senyawa alkohol.Contoh: RC OOR1 + 2 H2 RCH2OH + R1OH Ester Alkohol Alkohol7. Ester khususnya minyak atau lemak bereaksi dengan basa membentuk garam (sabun) dan gliserol. Reaksi ini dikenal dengan reaksi safonifikasi / penyabunan.2.5Kegunaan EsterEster banyak digunakan dalam kehiduapn sehari-hari antara lain :1.Amil asetat banyak digunakan sebagai pelarut untuk damar dan lak2.Esterifikasi etilen glikol dengan asam bensen 1.4 dikarboksilat menghasilkan polyester yang digunakan sebagai bahan pembuat kain.3.Karena baunya yang sedap maka ester banyak digunakan sebagai esen pada makanan antara lain :

Tabel 2.2 Contoh Senyawa EsterRumus StrukturJenis EsterAroma

CH3COOC5H11 C4H9COOC5H11 C3H1COOC5H11 C3H7COOC4H9 C3H7COOC3H7 Amil AsetatAmil ValeratAmil ButiratButil ButiratPropil ButiratBuah PisangBuah ApelBuah JambuBuah NanasBuah Mangga

Sumber: (Keenan, 1980)2.6 Cara-cara lain pembuatan ester2.6.1Pembuatan Ester dari Alkohol dan Asil Klorida (Klorida Asam) Jika kita menambahkan sebuah asil klorida kedalam sebuah alkohol, maka reaksi yang terjadi cukup proresif pada suhu kamar menghasilkan sebuah ester dan awan-awan dari asap hydrogen yang asam dan beruap. Sebagai contoh, jika kita menambahkan etanol klorida kedalam etanol, maka akan terbentuk banyak hidrogen klorida bersama dengan ester cair etil etanoat.CH3COCl + CH3CH2OH CH3COOCH2CH3 + HCl22.6.2Pembuatan Ester dari Alkohol dan Anhidrada Asam Reaksi-reaksi dengan anhidrida asam berlangsung lebih lambat disbanding reaksi -reaksi yang serupa dengan asil klorida, dan biasanya campuran reaksi yang terbentuk perlu dipanaskan. Mari kita ambil contoh etanol yang bereaksi dengan anhidrida etanoat sebagai sebuah reaksi sederhana yang melibatkan sebuah alkohol. Reaksi berlangsung lambat pada suhu kamar(atau lebih capat dari pemanasan). Tidak ada perubahan yang bias diamati pada cairan yang berwarna, tetapi sebuah campuran etil etanoat dan asam etanoat terbentuk. (H3CO)2O+CH3CH2OH CH3COOCH2CH3 + CH3COOHReaksi esterifikasi Fischer adalah reaksi pembuntukan ester dengan cara merefluks sebuah asam karboksilat bersama sebuah alkohol dengan katalis asam. Asam yang digunakan sebagai katalis biasanya biasanya adalah asam sulfat atau asam Lewis seperti skandium (iii) triflat.Pembentukan ester melalui asilasi langsung asam karboksilat terhadap alkohol, seperti pada esterifikasi Fischer lebih disukai ketimbang asilasi dengan anhidrarida asam atau asil klorida. Kelemahan utama asilasi langsung adalah konstanta kesetimbangan kimia yang rendah. Hal ini harus diatasi dengan menambahkan banyak asam karboksilat, dan pemisahan air yang menjadi hasil reaksi. Pemisahan air dilakukan melalui distilasi Dean -Stark atau penggunaan saringan molekul.Mekanisme reaksi esterifikasi Fischer terdiri dari beberapa langka, yaitu:1. Transfer proton dari katalis asam ke atom oksigen karbonol, sehingga meningkatkan elektrofilisitas dari aatom karbon karbonil2. Atom karbon karbonil kemudian diserang atom oksigen dari alkohol, yang bersifat nukleofilik sehingga terbentuk ion oksonium.3. Terjadi pelepasan proton dari gugus hidroksil milik alkohol, menghasilkan kompleks teraktivasi.4. Protonasi terhadap salah satu gugus hidroksil, yang diikuti pelepasan molekul air menghasilkan ester.2.7Sifat Fisik dan Kimia2.7.1Etil AsetatEtil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH3CH2OC(O)CH3. Senyawa ini merupakan ester dari etonol dan asam asetat. Senyawa ini berwujud cairan tak berwarna ,memiliki aroma khas. Senyawa ini sering disingkat EtOAc. Etil asetat diproduksi dalam skala besar sebagai pelarut.

a. Sifat Fisik:1. Nama sistematis: Etil etanoat , Etil asetat.2. Nama alternative: Etil ester,Ester asetat, Ester etanol.3. Rumus molekul: C4H8O2.4. Massa molar: 88.12 g/mol.5. Densitas dan fase: 0.897 g/cm, cairan6. Titik lebur: 83.6 C (189.55 K).7. Titik didih: 77.1 C (350.25 K).8. Penampilan: Cairan tak berwarna.b. Sifat Kimia:1. Pelarut polar menengah yang volatil.2. Tidak beracun.3. Tidak Higroskopis.2.7.2 Etanola. Sifat Fisik:2. Penampilan: Cairan tak berwarna.3. Rumus molekul: C2H5OH4. Titik lebur: -169oC5. Titik didih: -102oC b. Sifat Kimia:1. Senyawa ini menjadi minuman yang meracuni, dibuat melalui fermentasi gula dengan bantuan khamir.C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2Etanol yang dihasilkan membunuh khamir dan fermentasi saja tidak dapat menghasilkan larutan etanol dengan kadar lebih dari 15 % (berdasarkan volume). 2. Penyulingan dapat menghasilkan campuran didih-tetap yang mengandung 95,6 % etanol dan 4,4 % air. Etanol murni dibuat dengan menyingkirkan air tersebut menggunakan bahan pengering.

2.7.3 Asam Asetata. Sifat Fisik: 1. Rumus molekul: CH3COOH 2. Penampilan: Cairan kental jernih atau padatan mengkilap3. Titik lebur: 16,7oC 4. Titik didih: 118,5oC.5. Nama senyawa murninya: Asam etanoat glasial.b. Sifat Kimia:1. Dibuat dengan mengoksidasi etanol atau dengan mengoksidasi butana dengan bantuan mangan (II) atau kobalt (II) etanoat larut pada suhu 200oC.2. Asam asetat digunakan dalam pembuatan anhidrida etanoat untuk menghasilkan selulosa etanoat (untuk polivinil asetat).3. Senyawa ini juga dapat dibuat dari fermentasi alkohol, dijumpai dalam cuka makan yang dibuat dari hasil fermentasi bir, anggur atau air kelapa. Beberapa jenis cuka makan dibuat dengan menambahkan zat warna.

BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN

3.1Alat-Alat1. Labu didih dasar bulat2. Penangas air3. Kondensor Leibig4. Erlenmeyer (50 ml)5. Gelas Piala (100 ml)6. Corong pisah7. Gelas ukur (100 ml)8. Termometer9. Pipet tetes10. Hot Plate11. Statip dan klem12. Lemari asam13. Corong14. Spatula3.2Bahan1. Etanol (C2H5OH 96 %)2. Asam sulfat pekat3. Asam asetat (CH3COOH pa)4. Na2CO3 20 %5. CaCl2 anhidrat3.3Prosedur Percobaan1. Kedalam labu didih dasar bulat,masukkan 46 ml etanol dan 29 ml asam asetat, dan beberapa butir batu didih.2. Tambahkan asam sulfat pekat 10 ml hati-hati, labu di goyang sempurna sambil dididihkan didalam air.3. 11Labu kemudian di sambungkan dengan condenser refluk terbalik, panaskan campuran dengan refluks selama 70 menit pada suhu 74-76 C.4. Setelah dingin, campuran reaksi di destilasi sampai didapat destilat, pada suhu 74-76 C.5. Hasil destilat dimasukkan ke dalam corong pemisah, pisahkan lapisan airnya kalau ada.6. Cuci lapisan ester dengan larutan Na2CO3 20 % sebanyak 2 kali.7. Keringkan lapisan ester dengan 5 gram CaCl2 anhidrat.8. Lakukan destilasi kembali terhadap ester hasil, kumpulkan destilat pada suhu 74-76 C (untuk mendapatkan hasil yang lebih murni).3.4Rangkaian alat

Gambar 3.1 Rangkaian alat proses esterifikasi 19

Ket :1. wadah air2. labu distilasi3. sambungan4. termometer5. kondensor6. aliran masuk air dingin7. aliran keluar air dingin8. labu distilat9. lubang udara10. tempat keluarnya distilat13. Hot plate14. Penangas air15. larutan zat16. wadah labu distilat

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil dan Perhitungana. Temperature dalam selang waktu 20 menit :1. T(uap) = 50oC2. T(uap) = 45 oC3. T(uap) = 35 oC4. T(uap) = 46 oC5. T(uap) = 56 oC6. T(uap) = 44 oCb. Volume asam asetat : 29 mlc. Volume etanol: 46 mld. Volume H2SO4: 10 ml e. Massa jenis asam asetat : 1,05 gr/mlf. Massa jenis etanol: 0,789 gr/mlMol asam asetat = 0.5 mol M = mol x Mr = 0.5 x 60 = 30 gr = 30gr x 1.05 gr/ml = 29 ml

Etanol = 1 mol M = mol x Mr = 1 x 36 = 36 gr

131 = 36gr x 0.789 gr/ml = 46 ml

C2H5OH + CH3COOH CH3COOC2H5 + H2O 1 mol 0,5 mol 0,5 mol 0,5 mol0,5 mol0,5 mol 0,5 mol -0,5 mol0,5 mol

P = m/vV = mol x mr pV = 0,5 x 88 0,89 = 49,43 ml Rendemen = Volum etil asetat hasil praktikum x 100 % Volume etil asetat secara stoikiometri = 45,5 ml x 100 % 49,43 ml= 92 %

4.2 PembahasanPada pembuatan etil asetat pertama-tama ialah asam asetat sebanyak 29 ml dimasukkan kedalam labu didih dasar bulat yang telah terdapat beberapa batu didih, kemudian ditambah dengan etanol sebanyak 46 ml, lalu ditambah dengan asam sulfat pekat sebanyak 10 ml dan dilakukan dalam lemari asam. Asam asetat dibuat berlebih karena reaksi bersifat reversible dan titik didih etanol lebih rendah dibanding dengan asam asetat, sehingga pada suhu yang ditetapkan jumlah asam asetat dan etanol yang bereaksi menjadi seimbang. Kemudian labu didih yang berisi larutan tersebut didinginkan dengan air yang terdapat pada penangas air.Hal ini dikarenakan reaksi yang bersifat eksoterm, yaitu panas dilepaskan dari sistem ke lingkungan. Setelah itu larutan tersebut dipanaskan dengan kondensor refluks terbalik selama 70 menit dan rentang suhu 74-76. Maksud dari refluks terbalik ialah larutan yang menguap dari labu didih akan masuk ke kondensor, dan akan kembali lagi ke labu didih. Pada saat refluks suhu harus dijaga agar jangan sampai kurang atau lebih dari yang ditetapkan. Jika suhu terlalu rendah maka reaksi tidak akan sempurna dan jika suhu terlalu tinggi, maka asam sulfat akan terbakar, karena titik didihnya 74-76. Setelah direfluks selama 70 menit, larutan didinginkan pada suhu kamar. Setelah dingin larutan di distilasi untuk memisahkan antara etil asetat yang berupa produk dengan air dan asam asetat berlebih. Distilasi dilakukan sampai tidak ada lagi etil asetat yang menetes ke dalam erlenmeyer dan suhu juga dijaga antara 74-76. Perhitungan suhu dilakukan dalam 20 menit sekali, sampai tidak ada etil asetat yang menetes lagi. Etil asetat yang didapat pada percobaan ini sebanyak 48 ml dan kemudian etil asetat yang telah didapat dimasukkan ke dalam corong pemisah, lalu pisahkan airnyajika ada. Kemudian etil asetat dicuci dengan Na2CO3 20%, agar pengotor yang masih ada di dalam etil asetat dihilangkan. Penambahan ini dimaksudkan untuk mengekstraksi asam sisa dalam larutan etil asetat karena Na2CO3 memiliki kemampuan untuk mengekstrak asam sisa menghasilkan garam natrium yang larut dalam air. Dari hasil percobaan terlihat bahwa garam natrium yang larut dalam air ini berada pada lapisan bawah sedangkan senyawa-senyawa organik berada pada lapisan atas. Pembentukan dua lapisan ini disebabkan oleh adanya perbedaan berat jenis, dimana garam natrium yang larut dalam air memiliki berat jenis yang lebih besar daripada senyawa organik yang terbentuk (berat jenis Na2CO3 : 2,25 gr/cm3), sedangkan berat jenis etil asetat : 0,89 gr/cm3). Etil asetat yang telah dibersihkan dari pengotor, ditambah lagi dengan CaCl2 anhidrat. Tetapi sebelumnya CaCl2 anhidrat dikeringkan dulu didalam oven. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan air yang mungkin terdapat pada CaCl2 anhidrat, karena CaCl2 anhidrat bersifat higroskopis. Setelah ditambah dengan CaCl2 anhidrat, maka etil asetat disaring dengan kertas saring. Kemudian etil asetat yang didapat diukur kembali volumenya dan etil asetat yang didapat pada percobaan ini setelah pencucian dan penghilangnan air sebanyak 45, 5 ml, kemudian etil asetat yang didapat disimpan di dalam tempat penyimpanan atau botol. Dari hasil tersebut maka rendemen untuk etil asetat adalah sebesar 92 %. Sebenarnya hal ini sudah bagus karena rendemen yang diperoleh mendekati 100%, hanya saja bila ingin mendapatkan hasil yang lebih maksimum hal tersebut dapat dicapai yaitu, dengan cara ekses reaktan yang besar, pemasangan alat destilasi harus rapat contohnya kondensor (tidak terdapat celah untuk etil asetat menguap, karena etil asetat mudah menguap), juga kondisi optimum untuk menghasilkan etil asetat yaitu pada suasana asam (penambahan H2SO4 sebagai katalis perlu diperbanyak juga, karena dapat mempercepat pembentukan reaksi), serta suhu operasi harus pada suhu optimum dan dijaga konstan.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan1. Volume akhir etil asetat yang dihasilkan adalah 45.5 ml.2. Persentase rendemen yang didapat adalah 92 %.

5.2 Saran 1. Praktikan harus terus mengawasi suhu pada termometer agar tetap konstan, jika suhu terlalu rendah atau tinggi etil asetat yang diperoleh tidak akan maksimal.2. Praktikan berhati-hati dalam pemasangan alat apabila pemasangan kondensor tidak rapat, maka etil asetat akan menguap sehingga hasil yang didapat akan sedikit.3. Banyaknya jumlah mol berbanding lurus dengan jumlah volume.

18DAFTAR PUSTAKAAnonim, 2009, Etil Asetat, http://id.wikipedia.org/wiki/Etil_asetat, Diakses [12 Oktober 2012].Anonim, 2009, Reaksi Pengesteran, http://www.chem-istry.org/materi kimia/sifat senyawa organic/alkohol/reaksi pengesteran, Diakses [12 Oktober 2012].Anshory, H. Irfan. 2003, Acuan Pelajaran Kimia, Erlangga, Jakarta.Atmojo. ST., 2011, http://chemistry35.blogspot.com/2011/04/ Contoh Reaksi Esterifikasi Pembuatan Etil Asetat, Diakses [13 Oktober 2012].Clark, Jim, 2002 (modified 2004), the Mechanism for the Esterification.Fessenden, Ralph J dan Joan S Fessenden, 1999, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.Harold Hart, 1990, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.Irdoni, HS & Nirwana, HZ, 2011, Modul Praktikum Kimia Organik, Universitas Riau, Pekanbaru.Keenan, C.W, D,C Kleinfelter dan J.H. Wood, 1980, General College Chemistry, New York, Harper and Row Publishers, IncWiro Pharmacy, 2009.Kirk & Othmer, 1952, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.Tagita, 2009, Esterifikasi Pembuatan Etil Asetat, , http://tagita.blogspot.com/2009/05/esterifikasi-pembuatan-etil-asetat. html, Diakses [14 Oktober 2012].

19

LAMPIRAN ADOKUMENTASI PRAKTIKUM

Kondensor reflukPemasangan Alat

Pemisahan etil asetat dari pengotor dengan Na2CO3Pemasangan kondensor refluk terbalik

20