isi makalah piix

26
MAKALAH EPIDEMIOLOGI TBC OLEH AHMAD RIHENA DENOK ARISKA DWI NURVITA LAILATUL MAGHFIROH KESMAS A KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012 1

Upload: ukhty-rahmah-sari-manap

Post on 02-Jan-2016

19 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Makalah Piix

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

TBC

OLEH

AHMAD RIHENA

DENOK ARISKA

DWI NURVITA

LAILATUL MAGHFIROH

KESMAS A

KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2012

1

Page 2: Isi Makalah Piix

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tuberculosis atau penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang bisa bersifat akut

maupun kronis yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa, bakteri ini

merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk

mengobatinya. Dan lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh

manusia. Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin,

atau kaya) dan dimana saja. Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade

terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan

masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit

(morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta

orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah

penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.1

TBC menjadi salah satu problem utama kesehatan dunia, terutama di negara

berkembang. Menurut perkiraan WHO (1964) untuk dunia, secara keseluruhan sekitar 15 juta

jiwa menderita infeksi TBC dan lebih dari 3 juta kematian dapat dihubungkan dengan TBC,

serta diestimasikan untuk tiap tahunnya muncul 2-3 juta kasus baru TBC.2

Selain itu untuk menjadi seorang calon ahli kesehatan yang baik dan dapat

menyelesaikan masalah-masalah kesehatan yang ada di Indonesia maupun dunia. Dengan

mempelajari danmemahami penyakit-penyakit yang menjadi masalah seperti salah satunya

TBC.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1http://medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm diaksestanggal 17 September 20122http://www.tbindonesia.or.id/epidemiologi-tb-indonesia/ diaksestanggal 17 September 2012

2

Page 3: Isi Makalah Piix

1. Apa saja gejala klinis penyakit TB?

2. Bagaimana karakteristik H-A-E dari penyakit TB?

3. Bagaimana rantai infeksi dari penyakit TB?

4. Bagaimana riwayat alamiah penyakit TB?

5. Seberapa besar permasalahan penyakit TB?

6. Bagaimana pola penyebaran penyakit TB menurut OTW?

7. Bagaimana pencegahan penyakit TB?

8. Bagaimana pengobatan penyakit TB?

9. Bagaimana program penanggulangan penyakit TB?

1.3 TUJUAN

1. Menjelaskan gejala klinis penyakit TB

2. Menjelaskan bagaimana karakteristik H-A-E dari penyakit TB

3. Menjelaskan bagaimana rantai infeksi dari penyakit TB

4. Menjelaskan bagaimana riwayat alamiah penyakit TB

5. Menjelaskan seberapa besar permasalahan penyakit TB

6. Menjelaskan bagaimana pola penyebaran penyakit TB menurut OTW

7. Menjelaskan bagaimana pencegahan penyakit TB

8. Menjelaskan bagaimana pengobatan penyakit TB

9. Menjelaskan bagaimana program penanggulangan penyakit TB

3

Page 4: Isi Makalah Piix

BAB 2

PEMBAHASAN

1.1 Gejala Klinis Penyakit TB

Tuberkulosis (TB) adalah Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

Mycobacterium tuberculosis, yang biasanya ditularkan melalui inhalasi percikan ludah

(droplet) orang ke orang, mengkolonisasi bronkiolus atau alveolus melalui saluran cerna,

melalui ingesti susu tercemar yang dipasteurisasi, atau kadang-kadang melalui lesi kulit.

Gejala dari penyakit TB dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang

timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama

pada kasus baru sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosis secara klinis.

Gejala sistemik/umum

1. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai

keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang

timbul.

2. Penurunan nafsu makan dan berat badan.

3. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).

4. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

Gejala khusus

1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus

(saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang

membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.

2. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan

sakit dada.

4

Page 5: Isi Makalah Piix

3. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat

dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar

cairan nanah.

4. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai

meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan

kesadaran dan kejang-kejang.

Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui

adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan

penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. 3

1.2 Karakteristik H-A-E dari penyakit TB

TRIAD EPIDEMIOLOGI

1.   Periode Prepatogenesis

Faktor Agent (Mycobacterium tuberculosis)

TB disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis, bakteri gram positif, berbentuk batang

halus, mempunyai sifat tahan asam dan aerobic.

Karakteristik alami dari agen TBC hampir bersifat resisten terhadap disifektan kimia atau

antibiotika dan mampu bertahan hidup pada dahak yang kering untuk jangka waktu yang

lama.

Pada Host, daya infeksi dan kemampuan tinggal sementara Mycobacterium Tuberculosis

sangat tinggi. Pathogenesis hamper rendah dan daya virulensinya tergantung dosis infeksi dan

kondisi Host. Sifat resistensinya merupakan problem serius yang sering muncul setelah

penggunaan kemoterapi modern, sehingga menyebabkan keharusan mengembangkan obat

baru.

Umumnya sumber infeksinya berasal dari manusia dan ternak (susu) yang terinfeksi.

Untuk transmisinya bisa melalui kontak langsung dan tidak langsung, serta transmisi

congenital yang jarang terjadi.

3JokoSuryo. Herbal penyembuhangangguan system pernafasan. H. 51-53

5

Page 6: Isi Makalah Piix

Faktor Host

Umur merupakan faktor terpenting dari Host pada TBC. Terdapat 3 puncak kejadian dan

kematian ;

a.       Paling rendah pada awal anak (bayi) dengan orang tua penderita

b.       Paling luas pada masa remaja dan dewasa muda sesuai dengan pertumbuhan,

perkembangan fisik-mental dan momen kehamilan pada wanita

c.       Puncak sedang pada usia lanjut.

Pria lebih umum terkena, kecuali pada wanita dewasa muda yang diakibatkan tekanan

psikologis dan kehamilan yang menurunkan resistensi.

Faktor Environment

Distribusi geografis TBC mencakup seluruh dunia dengan variasi kejadian yang besar dan

prevalensi menurut tingkat perkembangannya. Penularannya pun berpola sekuler tanpa

dipengaruhi musim dan letak geografis.

Keadaan sosial-ekonomi merupakan hal penting pada kasus TBC. Pembelajaran

sosiobiologis menyebutkan adanya korelasi positif antara TBC dengan kelas sosial yang

mencakup pendapatan, perumahan, pelayanan kesehatan, lapangan pekerjaan dan tekanan

ekonomi. Terdapat pula aspek dinamis berupa kemajuan industrialisasi dan urbanisasi

komunitas perdesaan. Selain itu, gaji rendah, eksploitasi tenaga fisik, pengangguran dan tidak

adanya pengalaman sebelumnya tentang TBC dapat juga menjadi pertimbangan pencetus

peningkatan epidemi penyakit ini.

Pada lingkungan biologis dapat berwujud kontak langsung dan berulang-ulang dengan

hewan ternak yang terinfeksi adalah berbahaya.4

2.   Periode Pathogenesis (Interaksi Host-Agent)

Interaksi terutama terjadi akibat masuknya Agent ke dalam saluran respirasi dan

pencernaan Host. Contohnya Mycobacterium melewati barrier plasenta,  kemudian

berdormansi sepanjang hidup individu, sehingga tidak selalu berarti penyakit klinis. Infeksi

berikut seluruhnya bergantung pada pengaruh interaksi dari Agent, Host dan Lingkungan.

4http://epidemioogiunsri.blogspot.com/2011/11/tubercolosis-paru.httm diaksespadatanggal 19 september 2012

6

Page 7: Isi Makalah Piix

1.3 Rantai infeksi dari penyakit TB

Pada rantai infeksi tuberkulosis penularannya terjadi ketika patogen atau agen

(mycrobacterium tuberculosis) meninggalkan resevoir melalui saluran pernafasan secara

langsung atau tidak langsung (portal of exit) dan di sebarkan dengan salah satu cara

penularan secara langsung (bersin). Patogen atau agen penyebab penyakit yang memasuki

tubuh melalui saluran pernafasan (portal of entry) dan menginfeksi penjamu jika penjamu

dalam keadaan rentan.

Rantai agen/patogen etiologis mencangkup bakteri, virus, atau subtansi hewan atau

tumbuhan yang dapat menyebabkan penyakit TB, atau kematian. Reservoir adalah media atau

habitat tempat agen bertambah subur, memperbanyak diri dan berkembang biak dengan

cepat. Reservoir yang berperan umumnya manusia. Begitu agen atau patogen meninggalkan

reservoir, agen dengan mengunakan suatu cara penularan akan berpindah ke host yang rentan,

baik penularan langsung(interaksi dengan orang lain) atau penularan tidak langsung (droplet

atau partikel debu bawaan udara) rantai paling akhir dalam infeksi adalah individu atau

penjamu yang rentan biasanya manusia.

1.4 Riwayat alamiah penyakit TB

Riwayatalamiahsuatupenyakitpadaumumnyamelaluitahapsebagaiberikut :

1. Tahapprepatogensis

2. TahapPatogenesis

a. Tahap Prepatogensis

Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/sehat tetapi mereka pada

dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit (stage

of suseptibility). Penyakit TB ditularkan langsung olehkuman TB (Mycobacterium

tuberculosis).Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk

dan bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan

dahak).Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan hidup di udara pada suhu

kamar selama beberapa jam.Kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung

tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat gelap dan lembab. Walaupun

7

Page 8: Isi Makalah Piix

demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara penjamu dengan

bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh, dalam arti bibit

penyakit masih ada diluar tubuh pejamu dimana para kuman mengembangkan potensi

infektifitas, siap menyerang penjamu. Pada tahap ini belum ada tanda-tanda sakit

sampai sejauh daya tahan tubuh penjamu masih kuat. Namun begitu penjamunva

‘lengah’ ataupun memang bibit penyakit menjadi lebih ganas ditambah dengan

kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan pejamu, maka keadaan segera dapat

berubah. Penyakit akan melanjutkan perjalanannya memasuki fase berikutnya, tahap

patogenesis.

b. Tahap Patogenesis

Tahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu:- Tahap Inkubasi, - Tahap Dini, - Tahap

Lanjut, dan -Tahap Akhir.

1. Tahap inkubasi

Tahap inkubasi merupakan tenggang diwaktu antara masuknya bibit penyakit

kedalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala

penyakit.Masa inkubasi ini bervariasi antara satu penyakit dengan penyakit

lainnya. Dan pengetahuan tentang lamanya masa inkubasi ini sangat penting,

tidak sekadar sebagai pengetahuan riwayat penyakit, tetapi berguna untuk

informasi diagnosis. Setiap penyakit mempunyai masa inkubasi tersendiri, dan

pengetahuan masa inkubasi dapat dipakai untuk identifikasi jenis penyakitnya.

Masa inkubasi penyakit TB adalah mulai masuknya bakteri Mcrobacterium

tuberculosis sampai timbul gejala adanya reaksi tes tuberkolosis positif kira-kira

memakan waktu 2-10 minggu.Risiko menjadi TB paru dan TB ekstra pulmoner

progresif biasanya terjadi pada tahun pertama dan kedua.

2. Tahap dini

Tahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit yang Kelihatannya ringan.

Tahap ini sudah mulai menjadi masalah kesehatan karena sudah ada gangguan

patologis (pathologic changes), walaupun penyakit masih dalam masa subklinik

(stage of subclinical disease). Seandainya memungkinkan, pada tahap ini sudah

diharapkan diagnosis dapat ditegakkan secara dini. Apabila bakteri TB sudah

masuk dalam tubuh. Sudah terdapat reaksi dalam tubuh, misalnya suara nafas

”mengi”dan lain-lain. Namun timbulnya gejala-gejala tersebut tergantung dari

8

Page 9: Isi Makalah Piix

banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh. Jika daya tahan

tubuh baik dapat menghentikan perkembangan kuman TB, ada beberapa kuman akan

menetap sebagai kuman dormant. Jika daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan

perkembangan kuman akibatnya yang bersangkutan akan menjadi penderita TB.

3. Tahap lanjut

Merupakan tahap dimana penyakit bertambah jelas dan mungkin tambah berat

dengan segala kelainan patologis dengan jalanya (stage of clinical disease).

Pada tahap ini penyakit sudah menunjukkan gejala dan kelainan klinik yang

jelas, sehingga diagnosis sudah relative mudah ditegakkan. Saatnya pula,

setelah diagnosis ditegakkan, diperlukan pengobatan yang tepat untuk

menghindari akibat lanjut yang kurang baik. Padatahapini, gejalapenyakit TB

sudahjelas.Host yang terjangkitpenyakit TB nilaiproduktivitasakanberkurang.

Host sudahmulaimelemahdanapabilatidaksegera di

obatiakanmenyebabkankelainanpatologisdandapatmenyebabkankematian.

4. Tahap akhir penyakit

Berakhirnya perjalanan penyakit dapat berada dalam lima pilihan keadaan,

yaitu:

Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dantubuh menjadi

pulih, sehat kembali.Bakteri Mycrobacterium tubercolosis hilang dari

host. Penderita TB sembuh total dari penyakitnya dengan catatan

berpola hidup yang baik dan sehat. Selain itu juga ada faktor X yakni

jika Allah berkehendak sembuh maka sembuhlah penyakit TB tersebut.

Sembuh tapi cacat, yakni bibit penyakit menghilang, penyakit sudah

tidak ada, tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas

gangguan yang permanen berupa cacat.Penderita TB sembuh tapi masih

meninggalkan bekas dalam tubuhnya.

Karier, di mana tubuh penderita pulih kembali, namunpenyakit masih

tetap ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.

Penderita sembuh dari TB tapi keadaan tubuh masih rentan terhadap

penyakit. Apabila daya tubuhnya lemah maka penderita mudah

terjangkit lagi terkena bakteri mycrobacterium tubercolosis.

Penyakit tetap berlangsung secara kronik.Penyakit TB berkembang

menjadi TB klinis.

Berakhir dengan kematian.

9

Page 10: Isi Makalah Piix

1.5 Besar masalah penyakit TB (PrevalensiatauInsiden)

2

 Indonesia merupakan salah satu negara pemasok penderita TBC terbesar di dunia setelah

Cina dan India. Indonesia juga menjadi salah satu negara dengan tingkat penularan yang

tinggi. Laporan WHO tentang angka kejadian TBC evaluasi selama 3 tahun dari

2008,2009,2010 menunjukkan bahwa kejadian TBC Indonesia mencapai 189 per 100.000

penduduk. Secara global, angka kejadian kasus kejadian TBC 128 per 100.000 penduduk.5 

Berdasarkan data dari WHO tahun 1993 didapatkan fakta bahwa sepertiga penduduk Bumi

telah diserang oleh penyakit TBC. Sekitar 8 juta orang dengan kematian 3 juta orang

pertahun. Diperkirakan dalam tahun 2002-2020 akan ada 1 miliar manusia terinfeksi, sekitar

5-10 persen berkembang menjadi penyakit dan 40 persen yang terkena penyakit berakhir

dengan kematian. Kasus TBC di dunia sekitar 40% berada di kawasan Asia. Indonesia

menduduki kedudukan ketiga dibawah Cina dan India. Diperkirakan diantara 100.000

penduduk terdapat 100-300 orang yang terinfeksi TBC. TBC di kawasan ini menjadi

pembunuh nomor satu, kematian akibat TBC lebih banyak 2-3 kali lipat dari HIV/AIDS yang

berada di urutan kedua 

2.1 Pola penyebaran penyakit TB menurut OTW

Distribusi penyakit TB disebabkan langsung oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis).

Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.

A. Orang

Perbedaan sifat atau karakteristik individu secara tidak langsung dapat memberikan

perbedaan pada sifat keterpaparan maupun derajat risk suatu penyakit.

5 Healthkompas.com diaksestanggal 01 Oktober 2012

10

Page 11: Isi Makalah Piix

Karakteristikini terdiri dari faktor genetik (kelamin, ras, data kelahiran), faktor

biologis (umur, status gizi), dan faktor perilaku (status perkawinan, mobilitas).

1) Umur

Umur merupakan faktor terpenting dari host pada TBC. Resikountukmenjadisakit

paling tinggipadausiadibawah 3 tahundan paling rendahpadausiaakhirmasakanak-

kanakdanresikomeningkatlagipadausiaproduktifdandewasamuda

2) Jenis kelamin

Jenis kelamin tidak berpengaruh karena yang lebih menyebabkan terjangkit TB

adalah interaksi dengan penderita TB

3) Pendidikan

Orang dengan pendidikan rendah lebih besar kemungkinannya untuk terjangkit TB

karena seseorang yang mempunyai pendidikan tinggi lebih mengerti kriteria TB dan

bagaimana upaya pencegahannya.

4) Pekerjaan

Orang yang mempunyai pekerjaan mempunyai mobilitas tinggi lebih mempunyai

resiko terjangkit lebih tinggi.

B. Tempat

a. Lingkungan yang kumuh cenderung mempunyai frekuensi terbesarpenyakit TB

b. Penyakit TB tiga kali lebih tinggi di pedesaan daripada di perkotaan

c. Distribusi geografis TB mencakup seluruh dunia dengan variasi kejadian yang besar  dan

prevalensi menurut tingkat perkembangannya. Nergara berkembang frekuensi penyakit

TB lebih tinggi daripada Negara yang maju

C. Waktu

Penyakit TB tidak mengenal musim. Penyakit TB. Waktu yang lebih berpotensi

menyebarkan TB paling cepat yaitu di saat cuaca berangin. Cuaca berangin menyebabkan agent

TB mudah menyebar karena tiupan angina yang kencang. Cuaca berangin juga mempercepat

perpindahan dan penyebaran penyakit ke daerah lainnya. Karena agent TB dapat ditularkan

11

Page 12: Isi Makalah Piix

ketika seseorang yang positif terkena TB batuk sembarangan dan meludah ditempat yang

memungkinkan agent tersebut berpindah tempat.

2.2 Pencegahan penyakit TB

Primer Prevention ( pencegahan sebelum penyakit tersebar)

a. Pembuatan poster tentang TBC

Dalam pembuatan poster ini, sebaiknya kita harus tahu apa, mengapa,dimana,kapan,

bagaimana (5W + 1H ) penyakit TBC itu berlangsung. Setelah mengetahui seluk

beluk TBC kita lebih mudah membuat poster pada penyakit tersebut dan mudah

dipahami dan di respon oleh masyarakat setempat.

b. Penyuluhan kesehatan tentang TBC

Sebagai ahli kesehatan apabila kita ingin terjun ke masyarakat langsung untuk

menyuluh pada masyarakat. Sebaiknya kita harus mengetahui karakter pemikiran

masyarakat tersebut, agar kita tidak sia-sia dalam proses penyuluhan kepada

masyarakat. Dan measyaraat juga faham betultantang penyakit, terutama pada TBC

c. Membuat lingkungan hidup

Dengan membuat penghijauan di lingungan masyarakat, misalnya menanam pohon.

Semakin banyak pohon-pohon atau penghijauan, maka semakin baik udara yang kita

hirup karena udara disekitar kita bersih dan terminimalisir adanya virus. Serta

membuat suasana lingkungan itu sebaik mungkin, di buat adanya ventilasi udara yang

cukup. Agar pertukaran oksigen pada diri manusia itu seimbang.

d. Imunisasi aktif BCG

Imunisasi BCG pada anak balita, Vaksin BCG sebaiknyadiberikan sejak anak masih

kecil agar terhindar dari penyakit tersebut. Melindungi balita sejak dini dengan di beri

vaksin agar tubuh sang bayi itu kebal dari penyakit.

secondary prevention (pencegahan yang dilakukansaat proses penyakit sudah

berlangsung namun belum timbul tanda/gejalasakit)

12

Page 13: Isi Makalah Piix

- Pencarian kasus sedini mungkin

- Pengecekan kesehatan pada anak usia dini (balita, anak sekolah)

- Survei tempat penyebab penyakit TBC

- Mengkonsumsi obat hingga sembuh total

- Pelayanan kesehatan gratis pada penyakit TBC

Tertiary prevention (Pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit sudah lanjut)

- Pengobatan secara tuntas

- Penyembuhan TBC harus berkala dan intensif agar tidak banyak menular

- Sarana dan fasilitas kesehatan untuk penderita TBC haruslah memadai

- Penderita haruslah dibekali cara-cara perawatan TBC agar dapat mengurangi biaya

medis

2.3 Pengobatan penyakit TB

Diberikan OAT kombinasi yang tepat dengan dengan pemeriksaan sputum yang teratur.

Untuk penderita yang belum resisten terhadap OAT diberikan regimen selama 6 bulan yang

terdiri dari isoniazid, rifampin, dan pyrazinamide selama 2 bulan kemudian diikuti dengan

isoniazid dan pyrazinamide selama 4 bulan.

Dalam mendukung penerapan strategi DOTS, disediakan secara gratis paket OAT

(Obat Anti TB) bagi penderita dewasa maupun anak, dan pada tahun 2003 dipergunakan

OAT untuk penderita dewasa dalam dua bentuk yaitu OAT dalam bentuk Kombipaks dan

OAT dalam bentuk Fixed Dose Combination (FDC), dan mulai tahun 2005/2006 secara

bertahap semua daerah akan menggunakan OAT FDC.

Pengelolaan OAT dalam menjamin ketersediaan dilaksanakan sebagai berikut :

Perencanaan Kebutuhan Obat

Rencana kebutuhan Obat TB dilaksanakan dengan pendekatan bottom up planning oleh

kabupaten/kota. Perencanaan kebutuhan OAT dilakukan terpadu dengan perencanaan obat

lainnya yang berpedoman pada :

13

Page 14: Isi Makalah Piix

Pencapaian penemuan semua penderita TBC pada tahun sebelumnya  (perinci

berdasarkan kategori OAT dan sisipan);

pengembangan cakupan;

 buffer-stock;

 Sisa stock OAT yang ada, perkiraan waktu perencanaan dan waktu distribusi.

Tingkat Unit Pelayanan Kesehatan

Unit pelayanan kesehatan membuat perencanakan kebutuhan tahunan dan triwulan sebagai

dasar permintaan ke Kabupaten/Kota.

Tingkat Kabupaten/Kota

Perencanaan kebutuhan OAT di kabupaten/kota dilakukan oleh Tim Perencanaan Obat

Terpadu daerah kabupaten/kota yang dibentuk dengan keputusan Bupati / Walikota yang

anggotanya  minimal terdiri dari unsur Program, Farmasi dan GFK.

Tingkat Propinsi

Propinsi merekapitulasi seluruh usulan kebutuhan masing-masing Kabupaten/Kota dan

memhitung kebutuhan buffer stock untuk tingkat propinsi, perencanaan ini diteruskan ke

pusat.

Tingkat Pusat

Pusat menyusun perencanaan kebutuhan OAT berdasarkan usulan dan rencana :

Kebutuhan kabupaten/kota

Buffer stock propinsi

Buffer stock ditingkat pusat.

2.4 Program penanggulangan penyakit TB

14

Page 15: Isi Makalah Piix

Program penanggulangan penyakit TB :

- mengadakan pemeriksaan uji silang (dahak) secara rutin oleh balai laboratorium

kesehatan

- menggalang kerjasama dan kemitraan dengan program terkait sektor pemerintah dan

swasta

- melakukan vaksinasi secara desentralisasi sesuai kebijaksanaan depkes

- pemberian obat anti TB(OAT) yang digunakan adalah paduan standar INH, PAS dan

streptomisin selama 1 sampai 2 tahun. Para amini acid (PAS) kemudian diganti lagi

dengan pirazinamid.

- Sejak 1977 mulai digunakan paduan OAT jangka pendek yang terdiri dari INH.

Rifampisin dan Ethambutol selama 6 bulan.

- Pada tahun 1995 program nasional penanggulangan TB mulai menerapkan strategi

DOTS dan dilaksanakan dipuskesmas secara bertahap

- Sejak tahun 2000, strategi DOTS dilakukan secara nesional diseluruh puskesmas

Selain itu terdapat program penangulangan Tuberculosis secara nasional dengan

menggunakan fasilitas yang ada dalam struktur pelayanan kesehatan nasional yaitu

PUSKESMAS. Dalam struktur program penanggulangan nasional, pukesmas dibagi

menjadi tiga kategori yang fungsinya berbeda-beda :

1. Puskesmas Rujukan Mikroskopik (PRM) : melatih para staff laboratorium dan

melakukan pembacaan sediaan apus dahak

2. Puskesmas Satelit (PS) : tidak memiliki laboratorium sendiri, tetai meyediakan

seiaan apus dahak kemudian dikirim ke PRM, setelah mendapatkan hasil dari

PSM, PS akan menentukan rencana pengobatan.

3. Pukesmas Pelaksana Mandiri (PPM): menyediakan layanan diagnosis dan

pengobatan TBC tanpa bekerjasama dengan PS.

Pelayanan TB di kabupaten/kota

Pelayanan kesehatan di tingkat kabupaten atau kota merupakan unit dasar dalam upaya

penanggulangan TB di Indonesia. Fasilitas mikroskopis tersedia di rumah sakit daerah, PRM

dan unit keehatan swasta. Penderita bisa melakukan pemeriksaan diagnosis di unit pelayanan

kesehatan manapun untuk mendapatkan diagnosis kecuali di puskesmas satelit.

15

Page 16: Isi Makalah Piix

Pengobatan TB ditingkat kabupaten atau kota disupervisi oleh wakil supervisor (WASOR)

dari dinas kesehatan. WASOR akan mengunjungi semua sarana pelayanan kesehatan untuk

mendapatkan data mengenai kasus baru. WASOR juga menyediakan laporan berkala,

memastikan terjadinya koordinasi antar berbagai fasilitas kesehatan serta memastikan

persediaan obat cukup. Pengawasan menelan obat biasanya dilakukan oleh anggota keluarga

penderita TB setelah menerima obat setiap minggu. Jika seorang pasien TB tidak sesuai

dengan jadwal berobatnya, maka akan dilakukan kunjungan langsung ke rumah pasien

tersebut.

Seorang WASOR seharusnya mengawasi tidak lebih dari 20 puskesmas agar dapat

menjalankan semua tugasnya dengan maksimal, sehingga di kabupaten atau kota yang luas

diperlukan lebih dari satu WASOR. Setiap RS dan puskesmas setidaknya memiliki satu

dokter atau staff poliklinik yang bertugas menangani TB, dan tiap PRM memiliki satu petugas

laboratorium terlatih.

Pelayanan TB di Provinsi

Tim TB di tingkat provinsi memiliki peran untuk memantau dan memberikan dukungan

teknis bagi dinas kesehatan di kabupaten. Oleh karena itu di tingkat provinsi dibentuk tim

DOTS diperkuat dengan penambahan tenaga yang terdiri dari provinsial project officer

(PPO), Provincial Training Coordinator (PTC), Provincial Technical Over PTO).

16

Page 17: Isi Makalah Piix

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

TBC adalah suatu infeksi bakteri menular yang disebabkan oleh Mycobacterium

tuberculosis yang utama menyerang organ paru manusia. TBC merupakan salah satu problem

utama epidemiologi kesehatan didunia.

Agent, Host dan Environment merupakan faktor penentu yang saling berinteraksi,

terutama dalam perjalanan alamiah epidemic TBC baik periode Prepatogenesis maupun

Patogenesis.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus TBC adalah lingkungan yang padat

penduduk, lembab, kurangnya ventilasi udara dan kurang cahaya sinar matahari yang masuk

kedalam ruangan.

Pencegahan terhadap infeksi TBC sebaiknya dilakukan sedini mungkin, yang terdiri

dari pencegahan primer, sekunder dan tersier (rehabilitasi).  

3.2 Saran

a.       Perbaikan lingkungan (Pembuatan jendela, genting kaca, ventilasi yang cukup dan 

kebersihan rumah/lantai).

b.       Menutup mulut waktu batuk dan tempat khusus untuk dahak dan tidak membuang

dahak sembarangan.

c.       Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) setiap harinya.

17

Page 18: Isi Makalah Piix

DAFTAR PUSTAKA

http://www.medicinenet.com/tuberculosis/article.htm diakses pada tanggal 19 September

2012

www.tbcindo.com diakses pada tanggal 18 September 2012

http://medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm diakses pada tanggal 19 September 2012

http://medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm diaksestanggal 17 September 2012

http://www.tbindonesia.or.id/epidemiologi-tb-indonesia/diaksestanggal 17 September

2012

Suryo, joko. Herbal Penyembuh Gangguan Sistem Pernafasan. Yogyakarta: B first. 2010

Kandum, i nyoman. Manula Pemberantas Penyakit Menular. Jakarta: Infomedika. 2012

Savitri, rakhmi dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: ISBN. 1999

18