isi (new)

21
 PENDAHULUAN Pembelajaran dalam suatu definisi dipandang sebagai upaya mempengaruhi siswa agar belajar. Atau secara singkat dapat dikatakan bahwa pembelajaran sebagai upaya membelajarkan siswa. Beberapa guru atau dosen seringkali menyamakan istilah pengajaran dan pembelajaran. Padahal pengajaran lebih mengarah pada pemberian pengetahuan dari pendidik kepada siswa yang terkadang juga berlangsung secara sepihak, sedangkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara teritegrasi dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakteristik siswa, karakteristik bidang studi, serta berbagai strategi pembelajaran, baik penyampaian, pengelolaan, maupun pengorganisasian pembelajaran. Hal ini terjadi karena ilmu pembelajaran dipandang sebagai suatu disiplin yang masih relatif mudah, menaruh perhatian pada upaya untuk meningkatkan pemahaman dan memperbaiki proses pembelajaran. Sasaran utama ilmu pembelajaran adalah meningkatkan strategi pembelajaran yang optimal untuk mendorong dan memudahkan belajar siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu pembelajaran menaruh perhatian pada upaya untuk meningkatkan pemahaman dan memperbaiki proses pembelajaran. Upaya memperbaiki proses pembelajaran tersebut diperlukan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang dimaksud seperti tujuan bidang studi, kendala bidang studi, dan karakteristik siswa. Biasanya karakteristik bidang studi dengan karakteristik siswa yang berbeda sehingga memerlukan model pembelajaran yang berbeda pula.

Upload: fitri-mey-irmawati

Post on 18-Jul-2015

106 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi (new)

5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 1/21

PENDAHULUAN

Pembelajaran dalam suatu definisi dipandang sebagai upaya mempengaruhi siswa

agar belajar. Atau secara singkat dapat dikatakan bahwa pembelajaran sebagai upaya

membelajarkan siswa.

Beberapa guru atau dosen seringkali menyamakan istilah pengajaran dan

pembelajaran. Padahal pengajaran lebih mengarah pada pemberian pengetahuan dari

pendidik kepada siswa yang terkadang juga berlangsung secara sepihak, sedangkan

pembelajaran adalah suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara

teritegrasi dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakteristik siswa,

karakteristik bidang studi, serta berbagai strategi pembelajaran, baik penyampaian,

pengelolaan, maupun pengorganisasian pembelajaran. Hal ini terjadi karena ilmu

pembelajaran dipandang sebagai suatu disiplin yang masih relatif mudah, menaruh

perhatian pada upaya untuk meningkatkan pemahaman dan memperbaiki proses

pembelajaran.

Sasaran utama ilmu pembelajaran adalah meningkatkan strategi pembelajaran

yang optimal untuk mendorong dan memudahkan belajar siswa. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa ilmu pembelajaran menaruh perhatian pada upaya untuk meningkatkan

pemahaman dan memperbaiki proses pembelajaran.

Upaya memperbaiki proses pembelajaran tersebut diperlukan berbagai model

pembelajaran yang sesuai dengan kondisi pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang

dimaksud seperti tujuan bidang studi, kendala bidang studi, dan karakteristik siswa.

Biasanya karakteristik bidang studi dengan karakteristik siswa yang berbeda sehingga

memerlukan model pembelajaran yang berbeda pula.

Page 2: Isi (new)

5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 2/21

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

Istilah model digunakan untuk menunjukkan sebagai kerangka konseptual. Atas dasar

  pemikiran tersebut maka yang dimaksud dengan “model pembelajaran” adalah kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas

pembelajaran. Dalam rangka pemnafaatan model yang telah ada, Bruce Joyce dan Marsha Weil

(1986) telah menyajikan berbagai model pembelajaran yang telah dikembangkan dan di tes

keterpakaiannya oleh pakar pendidikan. Sebagaimana ditegaskan oleh Joyce dan Weil (1986),

hakikat mengajar atau teaching adalah “Membantu mahasiswa memperoleh informasi, ide,

ketrampilan, nilai, cara, berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya dan cara-cara bagaimana  belajar”. Hasil akhir atau hasil jangka panjang dari proses pembelajaran ialah kemampuan

mahasiswa yang tinggi untuk dapat belajar lebih mudah dan lebih efektif di masa yang akan

datang. (Joyce dan Weil, 1986:1). Proses pembelajaran tidak hanya memiliki makna deskriptif 

dan kekinian akan tetapi juga bermakna prospektif dan berorientasi masa depan. Joyce dan Weil

mengelompokkan model-model tersebut ke dalam empat kategori, yakni :

a.  Kelompok Model Pengolahan Informasi (The Information Processing Family)

b.  Kelompok Model Personal (The Personal Family)

c.  Kelompok Model Sosial (The Social Family)

d.  Kelompok Model Sistem Perilaku (The Behaviour System Family)

a.  KELOMPOK MODEL PENGOLAHAN INFORMASI (THE INFORMATION

PROCESSING FAMILY)

Pada dasarnya model ini menitik beratkan pada cara-cara memperkuat dorongan-

dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara

menggali dan mengorganisasi data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan

pemecahannya, serta mengembangakan bahasa untuk mengungkapkannya.

Secara umum banyak dari model pengolahan informasi ini yang dapat diterapkan

kepada sasaran belajar dari berbagai usia. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah

model :

Page 3: Isi (new)

5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 3/21

1.  Pencapaian konsep (Concept Attainment), tokohnya adalah Jerome Brunner

Pencapaian konsep adalah suatu pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk 

membantu siswa memahami suatu konsep tertentu. Kemampuan manusia dalam

membedakan, mengelompokkan dan menamakan sesuatu inilah yang menyebabkan

munculnya sebuah konsep. Sebagai contoh, konsep “kota” adalah suatu tempat yang

menjadi pusat perbelanjaan dan perdagangan, pusat pemerintahan, dan lain-lain. Konsep

“kursi” adalah suatu alat yang digunakan untuk menyandarkan anggota tubuh, dan

sebagai tempat untuk beristirahat, ada yang berkaki empat, ada juga yang berkaki dua.

Jadi, manusia mengkategorikan suatu konsep berdasarkan ciri-ciri (atribut) yang

dimilikinya. 

2.  Berpikir Induktif (Inductive Thinking), tokohnya adalah Hilda Taba

Model pembelajaran ini ditujukan untuk membangun mental kognitif.

Karenanya sangat sesuai untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Berpikir induktif 

adalah suatu strategi mengajar yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan

peserta didik dalam mengolah informasi. Secara singkat model ini mengajar untuk 

mengembangkan ketrampilan berpikir peserta didik. Model ini dikembangkan atas dasar

beberapa postulat, sebagai berikut :

 Kemampuan berpikir dapat diajarkan

  Berpikir merupakan transaksi aktif antara individu dengan data.

Artinya dalam setting kelas, bahan ajar merupakan sarana bagi siswa untuk 

mengembangkan operasi kognitif tertentu. Dalam setting tersebut, siswa

belajar mengorganisasikan fakta ke dalam suatu konsep, yaitu :

a)  Menghubungkan data yang diperoleh kemudian membuat kesimpulan

berdasarkan hubungan-hubungan tersebut.

b)  Menarik kesimpulan berdasarkan fakta yang telah diketahui dalam

rangka membangun hipotesis

c)  Memprediksi dan menjelaskan suatu kejadian tertentu.

  Proses berpikir merupakan suatu urutan tahapan yang beraturan.

Artinya, agar dapat menguasai ketrampilan berpikir tertentu, prasyarat

tertentu harus dikuasai terlebih dahulu, dan urutan tahapan ini tidak bisa

Page 4: Isi (new)

5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 4/21

dibalik. Oleh karena itu, konsep tahapan beraturan ini memerlukan strategi

mengajar tertentu agar dapat mengendalikan tahapan-tahapan tersebut.

Kelebihan lain dari model ini, selain sangat sesuai untuk social studi, juga

dapat digunakan untuk semua mata pelajaran. Selain itu juga secara tidak langsung

dapat mengembangkan kemampuan beripikir kreatif.

3.  Latihan Penelitian (Inquiry Training), tokohnya adalah Richard Suchman

Secara singkat model ini bertujuan untuk melatih kemampuan siswa dalam

meneliti, menjelaskan fenomena, dan memecahkan masalah secara ilmiah. Pada

dasarnya setiap individu cenderung melakukan kegiatan ilmiah (mencari

tahu/memecahkan masalah). Kemampuan tersebut dapat dilatih sehingga setiap individu

kelak dapat melakukan kegiatan ilmiahya secara sadar dan dengan prosedur yang benar.

Dalam model ini dijelaskan bahwa ilmu bersifat dinamis. Artinya ilmu dapat

berkembang secara terus menerus. Sesuatu yang saat ini diyakini benar, kelak suatu saat

belum tentu benar atau berubah. Di samping itu, peserta didik diajarkan dan dilatih

untuk dapat menghargai alternative-alternatif lain yang mungkin berbeda dengan yang

telah ada sebelumnya dan telah diyakini sebagai suatu kebenaran. 

4. 

Pemandu awal (Advance Organizer), tokohnya adalah David AusubelDirancang untuk meningkatkan efisiensi kemampuan pemrosesan informasi

untuk menyerap dan mengaitkan bidang-bidang pengetahuan. 

5.  Memorisasi (Memorization), tokohnya adalah Harry Lorayne dan Jerry Lucas

Dirancang untuk meningkatkan kemampuan pengingatan peserta didik  

6.  Pengembangan Intelek (Developing Intellect), tokohnya adalah Piaget, Freud,

Irving Siel, dan Kohlberg

Dirancang untuk meningkatkan perkembangan intelektual, terutama penalaran

logis, tetapi dapat diterapkan pada perkembangan sosial. 

7.  Penelitian Ilmiah (scientific Inquiry), tokohnya adalah Joseph J.Schwab

Dirancang untuk mengajarkan sistem penelitian dari suatu disiplinn, tetapi juga

diharapkan mempunyai efek dalam kawasan-kawasan lain (metode-metode diajarkan

dalam upaya meningkatkan pemahaman sosial dan pemecahan masalah sosial).

Page 5: Isi (new)

5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 5/21

 

b.  KELOMPOK MODEL PERSONAL (PERSONAL MODELS)

Model personal berorientasi pada individu dan pengembangan diri. Kelompok model

personal memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan

kemandirian sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung jawab atas

tujuannya. Termasuk kedalam kelompok ini, model-model pembelajaran sebagai berikut :

1.  Pengajaran tanpa arahan ( Non-Directive Teaching)

Model ini menekankan pada upaya memfasilitasi belajar. Peran pendidik dalam

model pembelajaran ini, adalah sebagai fasilitator. Oleh karena itu, guru hendaknya

mempunyai hubungan pribadi yang positif dengan peserta didik, yaitu sebagai

pembimbing bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam menjalankan perannya,

pembimbing membantu peserta didik menggali idea tau gagasan tentang kehidupannya,

lingkungan sekolah, dan hubungannya dengan orang lain. Teknik utama dalam

pengaplikasian model pengajaran tanpa arahan ini adalah non-directive interview atau

biasa disebut wawancara tanpa menggurui yaitu wawancara tatap muka antara guru

dengan siswa. Model pengajaran tanpa arahan ini bisa digunakan untuk berbagai situasi

masalah, baik masalah pribadi, masalah sosial, dan masalah akademik. 

2. 

Sinektiks (Synectics models)Gordon dalam Joyce dan Weil (1986;164-165) mendasarkan model sinektiks ini

pada empat ide yang menentang pandangan lama tentang kreatifitas :  

  Gordon menitikberatkkan kreatifitas sebagai salah satu bagian dari pekerjaan

dan waktu senggang sehari-hari. Oleh karena itu model ini dirancang untuk 

meningkatkan kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah,

mengekspresikan sesuatu secara kreatif, menunjukkan empati, dan memiliki

wawasan sosial.

  Gordon percaya bahwa seseorang dapat memahami inti dari proses kreatif dan ia

akan dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-sehari secara bebas

sebagai anggota masyarakat yang dilakukan dalam suasana pendidikan formal.

  Diyakini Gordon bahwa proses berpikir mencipta dalam kiat atau seni erat sekali

hubungannya dengan proses berpikir dalam ilmu.

Page 6: Isi (new)

5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 6/21

  Penemuan yang kreatif dari individu dan kelompok pada dasarnya serupa.

Individu dan kelompok membangkitkan ide dan hasil bentuk yang serupa.

3.  Latihan Kesadaran (Awareness Training)

Model pembelajaran pelatihan kesadaran merupakan suatu model pembelajaran

yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran manusia. Tujuannya adalah untuk 

meningkatkan pemahaman diri akan kesadaran akan perilaku diri sendiri dan perilaku

orang lain sehingga dapat membantu siswa mengembangkan perkembangan pribadi dan

sosialnya. Kunci utama prosedur pembelajaran model ini didasarkan atas teori

encounter. Teori ini menjelaskan metode untuk meningkatkan kesadaran hubungan

antar manusia yang didasarkan atas keterbukaan, kejujuran, kesadaran diri, tanggung

 jawab, perhatian terhadap diri sendiri dan orang lain, dan orientasi pada kondisi saat ini.

Contohnya dalam pelaksanaan diskusi, keterbukaan dan kejujuran menjadi sangat

penting. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa model ini dapat meningkatkan

perkembangan emosi. 

4.  Pertemuan Kelas (Classroom Meeting)

Model pertemuan kelas adalah model pembelajaran ang ditujukan untuk 

membangun suatu kelompok sosial yang saling menyayangi, saling menghargai,mempunyai disiplin diri, dan komitmen untuk berperilaku positif. Model ini dapat

diaplikasikan untuk semua jenis fungsionalisasi, baik sosial maupun akademik, dan

terutama diaplikasikan untuk pengembangan fungsi personal. Dengan demikian, dapat

mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi lebih bertanggung jawab, punya

integrasi, disiplin, dan dapat mengarahkan kemajuannya sendiri. 

c.  KELOMPOK MODEL SOSIAL (SOCIAL MODELS)

Harus diakui bahwa kerja sama merupakan salah satu fenomena kehidupan

masyarakat. Dengan kerjasama manusia dapat membangkitkan dan menghimpun tenaga atau

energy secara bersama yang kemudian disebut “synergy (Joyce dan Weil;1986). Namun

demikian, hal ini tidaklah berarti bisa dipakai begitu saja. Yang harus dicatat ialah synergy

dapat memberikan keuntungan dan oleh karena itu pula model sosial merupakan bagian

Page 7: Isi (new)

5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 7/21

penting dari proses pembelajaran secara keseluruhan. Kelompok model sosial meliputi

beberapa model seperti :

1.  Investigasi Kelompok (Group Investigation)

Model pembelajaran investigasi kelompok mengambil model yang berlaku dalam

masyarakat terutama mengenai cara anggota masyarakat, terutama mengenai cara

anggota masyarakat melakukan proses mekanisme sosial melalui serangkaian

kesepakatan sosial. Di dalam model ini terdapat tiga konsep utama yaitu :

  Penelitian (Inquiry), proses dimana peserta didik dirangsang dengan cara

dihadapkannya masalah.

  Pengetahuan (Knowledge), pengalaman yang dialami oleh individu baik 

secara langsung maupun tidak langsung

  Dinamika kelompok, menunjuk pada suasana yang menggambarkan

sekelompok individu saling berinteraksi.

2.  Bermain Peran (Role Playing)

Masing-masing dalam kehidupan memainkan sesuatu yang dinamakan peran.

Oleh karena itu, untuk dapat memahami diri sendiri dan orang lain sangatlah penting

bagi peserta didik untuk menyadari perannya dan bagaimana peran tersebut dilakukan.

Bermain peran sebagai suatu model pembelajaran bertujuan untuk membantu peserta

didik menemukan jati dirinya di lingkungan sosial dan memecahkan masalahnya denganbantuan kelompok, artinya melalui bermain peran maka peserta didik belajar

menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran yang berbeda dan memikirkan

perilaku dirinya dan perilaku orang lain. Melalui permainan peran, peserta didik dapat

meningkatkan kemampuan untuk mengenal perasaannya sendiri dan perasaan orang

lain. Mereka memperoleh cara berperilaku baru untuk mengatasi masalah seperti dalam

permainan perannya dan dapat meningkatkan ketrampilan memecahkan masalahnya.

3.  Penelitian Yurisprudensial (Jurisprudential Inquiry)

Model pembelajaran jurisprudential bertujuan melatih peserta didik untuk peka

terhadap permasalahan sosial, mengambil sikap dengan didukung argumentasi yang

logis dan rasional terhadap permasalahan tersebut. Model ini juga mengajarkan peserta

didik untuk dapat menerima dan menghargai sikap orang lain terhadap suatu masalah

Page 8: Isi (new)

5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 8/21

yang mungkin bertentangan dengan sikap yang ada pada dirinya. Bahan utama yang

diperlukan dalam model ini adalah sumber-sumber dokumen yang relevan.

4.  Latihan laboratorium (Laboratory Training)

Joyce dan Weil (1986:279-283) bahwa proses intrapersonal memberi tekanan

pada tujuan yang akan dicapai yaitu pengetahuan sendiri. Proses intrapersonal

memusatkan perhatian pada dinamika hubungan antar individu meliputi hubungan

mempengaruhi, umpan balik, kepemimpinan, komunikasi, penyelesaian konflik,

memberi dan menerima bantuan. Tujuannya ialah untuk mengerti kondisi dan

kemudahan atau hambatan terhadap berfungsinya kelompok. Sarana pendukung yang

diperlukan dan paling utama ialah pengajar atau pelatih yang berpengalaman dalam

model ini.

5.  Penelitian Ilmu Sosial (Social Science Inquiry)

Menurut massialas dan Cox dalam Joyce dan Weil (1986;294) suasana kelas yang

bersifat reflektif memiliki 3 karakteristi utama :

  Aspek sosial kelas dan keterbukaan dalam diskusi

  Penekanan pada hipotesis sebagai focus utama

  Penggunaan fakta sebagai bukti.

Pengajar mengambil inisiatif untuk meneliti dan memandu peserta didik dari

tahap lainnya. Peserta didik dapat melakukan proses penelitian dengan menggunakan

kemampuan dalam penelitian sehingga harus memikul tanggungjawab untuk mengikuti

proses dari tahap satu sampai tahap akhir. Lingkungan belajar sangat mempengaruhi

dalam pencarian informasi sehingga memungkinkan peserta didik dapat melukan

proses penelitian dengan baik.

d.  KELOMPOK MODEL SISTEM PERILAKU (BEHAVIOAL SYSTEM)

Dasar pemikiran dari kelompok model ini ialah system komunikasi yang

mengoreksi sendiri dan memodifikasi perilaku dalam hubungannya dengan bagaimana

tugas dijalankan dengan sebaik-baiknya. Model ini memusatkan perhatian pada perilaku

yang terobservasi dan tugas yang diberikan dalam rangka mengkomunikasikan

keberhasilan. Yang termasuk dalam kelompok ini yaitu :

1.  Belajar Tuntas (Mastery Learning)

Page 9: Isi (new)

5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 9/21

2.  Pembelajaran Langsung (Dirrect Instruction)

3.  Belajar Kontrol Diri (Learning Self Control)

4.  Latihan Pengembangan Ketrampilan dan Konsep

5.  Latihan Asertif 

Kelompok Model Sistem Perilaku atau “Behavioral Systems” 

Bertolak dari psikologi behavioristik, model-model pembelajaran kelompok ini

mementingkan penciptaan sistem lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi

penguatan tingkah laku (reinforcement) secara efektif sehingga terbentuk pola tingkah

laku yang dikehendaki. Dasar teoritik dari kelompok model ini ialah teori teori belajar

sosial atau “social learning theories”. Model ini dikenal pula sebagai model Modifikasi

Perilaku atau “Behavioral Modification”. Terapi Perilaku atau “Behavioral Therapy”, dan

Sibernetika atau “Cybernetics”. Dasar pemikiran dari kelompok model ini ialah sistem

Komunikasi yang mengoreksi sendiri atau “self correcting communication systems” yang

memodifikasi perilaku dalam hubungannya dengan bagaimana tugas tugas dijalankan

dengan sebaik baiknya.

Dengan berdasar pada konsep bagaimana seseorang memberikan respon terhadap

tugas dan umpan balik, para ahli psikologis, seperti Skinner (1953) telah mempelajari

bagaimana mengorganisasikan struktur tugas dan umpan balik agar dapat memberikankemudahan terhadap hilangnya rasa takut pada diri seseorang, bagaimana belajar

membaca dan menghitung, mengembangkan keterampilan atletik dan sosial,

menghilangkan rasa cemas dan cara santai, dan mempelajari keterampilan keterampilan

intelektual, sosial dan fisik yang perlu bagi seorang pilot atau astronout. Oleh karena. itu,

model ini memusatkan perhatian pada perilaku yang terobservasi atau “overt behaviour”,

dan metode dan tugas yang diberikan dalam rangka mengkomunikasikan keberhasilan.

1.  Belajar Tuntas (Mastery Learning)Penerapan yang paling umum dari sistem perilaku untuk mencapai tujuan

tujuan akademis, mengambil bentuk belajar tuntas (mastery learning) dan

pengajaran langsung (direct instruction) memiliki ciri-ciri yang serupa dengan

pengajaran berprogram (programmed instruction) yang dikembangkan oleh

Skinner, yaitu:

Page 10: Isi (new)

5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 10/21

1. Bahan-bahan yang akan dikaji terbagi dalam bentuk unit, mulai dari yang

sederhana sampai yang kompleks.

2. Bahan-bahan yang disajikan kepada peserta didik diorganisasikan secara

perseorangan dengan menggunakan berbagai media.

3. Proses belajar dilakukan oleh peserta didik secara bertahap menurut

kecepatan masing-masing dengan melalui unit-unit pembelajaran itu, yang

kemudian diberikan tes untuk menguji keberhasilannya.

4. Jika seseorang peserta didik ternyata belum dapat menguasai unit itu, maka

ia dapat mengulanginya sampai dapat menguasai tujuan unit dengan baik.  

2.  Pembelajaran Langsung (Dirrect Instruction)

Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang

menekankan pada penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan

mengutamakan pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut:

(1) transformasi dan ketrampilan secara langsung

(2) pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu

(3) materi pembelajaran yang telah terstuktur

(4) lingkungan belajar yang telah terstruktur

(5) distruktur oleh guru.

Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru

seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape

recorder , gambar, peragaan, dan sebaganya. Informasi yang disampaikan

dapat berupa pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan tentang bagaimana

melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif, (yaitu pengetahuan

tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi). Kritik 

terhadap penggunaan model ini antara lain bahwa model ini tidak dapat

digunakan setiap waktu dan tidak untuk semua tujuan pembelajaran dansemua siswa.

Tahapan atau sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce

dan Weil (1996), sebagai berikut:

Page 11: Isi (new)

5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 11/21

  Orientasi. Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat

menolong siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi

terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat

berupa: (1) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang

relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (2) mendiskusikan

atau menginformasikan tujuan pelajaran; (3) memberikan

penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan; (4)

menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang

akan dilakukan selama pembelajaran; dan(5) menginformasikan kerangka

pelajaran.

  Presentasi. Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik 

berupa konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat

berupa: (1) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi

dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek;(2) pemberian contoh-

contoh konsep; (3) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara

demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas; dan (4)

menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.

  Latihan terstruktur. Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan

latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalahmemberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan

penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa

yang salah.

  Latihan terbimbing. Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik 

  juga digunakan oleh guru untuk mengases/menilai kemampuan siswa

untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor

dan memberikan bimbingan jika diperlukan.

  Latihan mandiri. Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara

mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap

pengerjaan tugas 85-90% dalam fase bimbingan latihan.

Page 12: Isi (new)

5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 12/21

Di lain pihak, Slavin (2003) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks

pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut.

  Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran

kepada siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus

dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan.

  Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru

mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan

yang telah dikuasai siswa.

  Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan

materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh,

mendemontrasikan konsep dan sebagainya.

  Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan

mengoreksi kesalahan konsep.

  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap

ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih

keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau

kelompok.

  Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru

memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa,

memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan

mengulang keterampilan jika diperlukan.

  Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan

tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya

terhadap materi yang telah mereka pelajari.

i.  Pada situasi apa Pembelajaran Langsung dapat digunakan? 

Beberapa situasi yang memungkinkan model pembelajaran langsung

cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran:

Page 13: Isi (new)

5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 13/21

  Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan

memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep

kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.

  Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang

memiliki struktur yang jelas dan pasti.

  Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan-

keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang

berpusat pada siswa, misalnya penyelesaian masalah (problem solving).

  Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan

intelektual (misalnya menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung

oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung

pada jawaban yang logis)

  Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk 

dipresentasikan dengan pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan

penerapan.

  Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik.

  Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu

sebelum siswa melakukan suatu kegiatan praktik.

 Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk memandu siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau

independen.

  Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi

dengan penjelasan yang sangat terstruktur.

  Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat

pada siswa atau ketika guru tidak memiliki waktu untuk melakukan

pendekatan yang berpusat pada siswa.

Kelebihan model pembelajaran langsung: 

  Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi

dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat

mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.

  Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.

Page 14: Isi (new)

5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 14/21

  Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-

kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat

diungkapkan.

  Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan

pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.

  Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan

keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang

berprestasi rendah.

  Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak 

dalam waktu yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh

seluruh siswa.

  Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi

mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat

merangsang ketertarikan dan dan antusiasme siswa.

  Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan

informasi kepada siswa yang tidak suka membaca atau yang tidak 

memiliki keterampilan dalam menyusun dan menafsirkan informasi.

  Secara umum, ceramah adalah cara yang paling memungkinkan untuk 

menciptakan lingkungan yang tidak mengancam dan bebas stres bagisiswa. Para siswa yang pemalu, tidak percaya diri, dan tidak memiliki

pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa dan berpartisipasi dan

dipermalukan.

  Model pembelajaran langsung dapat digunakan untuk membangun

model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat

menunjukkan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati,

bagaimana informasi dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan

dihasilkan.

  Pengajaran yang eksplisit membekali siswa dengan ”cara-cara

disipliner dalam memandang dunia (dan) dengan menggunakan

perspektif-  perspektif alternatif” yang menyadarkan siswa akan

keterbatasan perspektif yang inheren dalam pemikiran sehari-hari.

Page 15: Isi (new)

5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 15/21

  Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar

(misalnya ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat

membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.

  Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan pengetahuan yang

tidak tersedia secara langsung bagi siswa, termasuk contoh-contoh

yang relevan dan hasil-hasil penelitian terkini.

  Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi

siswa tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat

di antara teori (yang seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang

mereka lihat).

  Demonstrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-

hasil dari suatu tugas dan bukan teknik-teknik dalam

menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika siswa tidak memiliki

kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.

  Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap

berprestasi apabila model pembelajaran langsung digunakan secara

efektif.

  Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi

guru sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi danmemperbaikinya.

  Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung: 

  Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa

untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan,

mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki

keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus

mengajarkannya kepada siswa.

  Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan

dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan

pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.

Page 16: Isi (new)

5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 16/21

  Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara

aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan

interpersonal mereka.

  Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan

strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak 

tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur,

siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran

mereka akan terhambat.

  Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali

guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi

karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif 

terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan

keingintahuan siswa.

  Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya

komunikasi guru. Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan

pembelajaran yang buruk pula dan model pembelajaran langsung

membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak perilaku

komunikasi positif.

 Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak,model pembelajaran langsung mungkin tidak dapat memberi siswa

kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami informasi

yang disampaikan.

  Model pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang guru

mengenai bagaimana materi disusun dan disintesis, yang tidak selalu

dapat dipahami atau dikuasai oleh siswa. Siswa memiliki sedikit

kesempatan untuk mendebat cara pandang ini.

  Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa,

siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan

mengingat sedikit isi materi yang disampaikan.

  Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan

membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua

Page 17: Isi (new)

5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 17/21

yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung

 jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.

  Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi

satu arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai

pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat siswa tidak paham atau

salah paham.

  Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa.

Sayangnya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga

dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.

3.  Belajar Kontrol Diri (Learning Self Control)

Skinner, bapak teori pengolahan perilaku dalam konsepnya tentang operant

conditioning, telah memberikan sumbangan yang besar dan luas dalam

pendekatan ini. Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan

peserta didki dalam berperilaku di berbagai kelompok sosial. 

Pendekatan belajar control/pengawasan diri bertolak dari keyakinan bahwa

perilaku peserta didik merupakan hasil belajar (learned). Karena itu peserta

didik harus diberi kemudahan untuk belajar bagaimana bertanggung jawab

secara moral atas lingkungan personal dan sosial memahami dirinya secara

utuh. Pendekatan ini digunakan oleh guru untuk menciptakan lingkungan belajar

yang produktif dan menghindarkan peserta didik dari keengganan untuk 

melibatkan diri dalam kesempatan belajar yang tersedia secara umum. Peserta

didik yang suka mengganggu temannya, dapat belajar secara lebih produktif 

untuk berhubungan dengan temannya. Kemudian peserta didik yang memiliki

rasa takut terhadap mata pelajaran tertentu, dapat belajar bagaimana

menghilangkan rasa takut itu dengan membangun perasaan yang tegar

(affirmatif). 

4.  Latihan Pengembangan Ketrampilan dan Konsep

Ada dua macam pendekatan yang dikembangkan atas dasar pemikiran teori

sibernetika mengenai perilaku kelompok, yaitu: pendekatan teori ke praktik 

dan simulasi.Pendekatan teori ke praktik, memadukan suatu keterampilan

Page 18: Isi (new)

5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 18/21

dengan penampilan, praktik, umpan balik dan latihan sampai dengan tahap

dikuasainya keterampilan itu. Misal, jika ketrampilan sosial yang menjadi

tujuan, dimulai dengan menjelaskan ketrampilan itu dan mendemonstrasikan

cara penggunaannya. Kemudian diberi latihan dengan pemberian koreksi

sebagai umpan balik dan selanjutnya peserta didik menerapkannya dengan

bimbingan teman atau gurunya.

Pendekatan simulasi, dirancang dari gambaran mengenai kehidupan nyata

sehari-hari. Suasana yang mirip dengan lingkungan yang sebenarnya sengaja

diciptakan sebagai situasi belajar, atau dengan cara membangun alat tiruan

sebagai simulator. Dalam pendekatan ini nampak jelas proses pencapaian

tujuan simulasi dan bergerak secara nyata sampai tujuan itu dikuasai.

5.  Latihan Asertif 

Tujuan dari pendekatan ini adalah terciptanya komunikasi yang integratif dan

  jujur. Karena itu pendekatan ini beranjak dari masalah-masalah komunikasi.

Peserta didik didorong melakukan komunikasi dengan orang lain mengenai

perasaan dan tujuannya. Mereka tetap dapat menjaga perasaan orang lain itu,

sehingga tidak merasa tersinggung.Pendekatan ini dapat dipakai untuk 

menciptakan lingkungan belajar yang produktif dan etis dalam berbagai

tingkat kelas.Untuk dapat memilih sekaligus menetapkan pendekatanpembelajaran yang diuraikan di atas dengan cermat dan tepat, maka harus

dipahami karakteristiknya masing-masing secara utuh. Disamping

memperhatikan, tujuan pembelajaran, bahan keilmuan/ pembelajaran dan

karakteristik peserta didik terutam kemampuan intelektualnya.Karena dalam

proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran tidak ada satupun pendekatan

pembelajaran yang dapat diandalkan sebagai suatu pendekatan pembelajaran

yang serba manjur. Sehubungan dengan itu maka pengalaman para guru

dalam menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran selama proses

pembelajaran, akan memungkinkan para guru lebih inovatif dan adaptif 

terhadap pendekatan pembelajaran tertentu.Dari pendekatan pembelajaran

yang dipilih untuk menyajikan suatu bahan pembelajaran itulah keragaman

metode pembelajaran akan ditentukan. Dengan keragaman metode

Page 19: Isi (new)

5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 19/21

pembelajaran yang dapat diterapkan selama proses pembelajaran, maka akan

nampak kegiatan belajar (learning activities) yang beragam dilakukan oleh

peserta didik. Dengan kegiatan belajar yang beragam ini dimungkinkan

peserta didik memperoleh pengalaman belajar (learning experiences) yang

banyak macamnya.Kondisi proses pembelajaran yang demikian itu, baik 

langsung maupun tidak langsung para Guru benar-benar telah memperhatikan

peserta didiknya tanpa kecuali (Saripuddin, 1989:132-146).

Page 20: Isi (new)

5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 20/21

PENUTUP

A.  KESIMPULAN

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,

berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam

merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Hasil akhir atau hasil jangka panjang

dari proses pembelajaran ialah kemampuan mahasiswa yang tinggi untuk dapat belajar lebih

mudah dan lebih efektif di masa yang akan datang (Joyce dan Weil, 1986:1). Joyce dan Weil

mengelompokkan model-model tersebut ke dalam empat kategori, yakni :

a.  Kelompok Model Pengolahan Informasi (The Information Processing Family)

Pada dasarnya model ini menitik beratkan pada cara-cara memperkuat dorongan-

dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara

menggali dan mengorganisasi data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan

pemecahannya, serta mengembangakan bahasa untuk mengungkapkannya.

b.  Kelompok Model Personal (The Personal Family)

Model personal berorientasi pada individu dan pengembangan diri. Kelompok model

personal memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan

kemandirian sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung jawab atas

tujuannya.

c.  Kelompok Model Sosial (The Social Family)

Kerja sama merupakan salah satu fenomena kehidupan masyarakat sehingga dapat

membangkitkan dan menghimpun tenaga atau energy secara bersama yang kemudian

disebut “synergy (Joyce dan Weil;1986). Yang harus dicatat ialah synergy dapat

memberikan keuntungan dan oleh karena itu pula model sosial merupakan bagian penting

dari proses pembelajaran secara keseluruhan.

d.  Kelompok Model Sistem Perilaku (The Behaviour System Family)

Model ini memusatkan perhatian pada perilaku yang terobservasi dan tugas yang

diberikan dalam rangka mengkomunikasikan keberhasilan.

Page 21: Isi (new)

5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 21/21

B.  SARAN

Agar makalah yang kami susun ini dapat mendorong pemahaman yang lebih tinggi perlu

memperhatikan variasi hubungan dan kecocokan penerapan model pembelajaran yang ada di

Indonesia bidang pendidikan. Selain itu, perlu adanya tindak lanjut rangkaian penelitian karena

peserta didik dihadapkan kepada model kehidupan nyata, sehingga makalah ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca terutama yang mengambil mata kuliah Pengembangan Sistem Pembelajaran.

Penyusun sangat berharap adanya kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah yang

kami susun ini dapat menjadi lebih baik.

Terima kasih.