isi (new)
TRANSCRIPT
5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 1/21
PENDAHULUAN
Pembelajaran dalam suatu definisi dipandang sebagai upaya mempengaruhi siswa
agar belajar. Atau secara singkat dapat dikatakan bahwa pembelajaran sebagai upaya
membelajarkan siswa.
Beberapa guru atau dosen seringkali menyamakan istilah pengajaran dan
pembelajaran. Padahal pengajaran lebih mengarah pada pemberian pengetahuan dari
pendidik kepada siswa yang terkadang juga berlangsung secara sepihak, sedangkan
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara
teritegrasi dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakteristik siswa,
karakteristik bidang studi, serta berbagai strategi pembelajaran, baik penyampaian,
pengelolaan, maupun pengorganisasian pembelajaran. Hal ini terjadi karena ilmu
pembelajaran dipandang sebagai suatu disiplin yang masih relatif mudah, menaruh
perhatian pada upaya untuk meningkatkan pemahaman dan memperbaiki proses
pembelajaran.
Sasaran utama ilmu pembelajaran adalah meningkatkan strategi pembelajaran
yang optimal untuk mendorong dan memudahkan belajar siswa. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa ilmu pembelajaran menaruh perhatian pada upaya untuk meningkatkan
pemahaman dan memperbaiki proses pembelajaran.
Upaya memperbaiki proses pembelajaran tersebut diperlukan berbagai model
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang
dimaksud seperti tujuan bidang studi, kendala bidang studi, dan karakteristik siswa.
Biasanya karakteristik bidang studi dengan karakteristik siswa yang berbeda sehingga
memerlukan model pembelajaran yang berbeda pula.
5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 2/21
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Istilah model digunakan untuk menunjukkan sebagai kerangka konseptual. Atas dasar
pemikiran tersebut maka yang dimaksud dengan “model pembelajaran” adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran. Dalam rangka pemnafaatan model yang telah ada, Bruce Joyce dan Marsha Weil
(1986) telah menyajikan berbagai model pembelajaran yang telah dikembangkan dan di tes
keterpakaiannya oleh pakar pendidikan. Sebagaimana ditegaskan oleh Joyce dan Weil (1986),
hakikat mengajar atau teaching adalah “Membantu mahasiswa memperoleh informasi, ide,
ketrampilan, nilai, cara, berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya dan cara-cara bagaimana belajar”. Hasil akhir atau hasil jangka panjang dari proses pembelajaran ialah kemampuan
mahasiswa yang tinggi untuk dapat belajar lebih mudah dan lebih efektif di masa yang akan
datang. (Joyce dan Weil, 1986:1). Proses pembelajaran tidak hanya memiliki makna deskriptif
dan kekinian akan tetapi juga bermakna prospektif dan berorientasi masa depan. Joyce dan Weil
mengelompokkan model-model tersebut ke dalam empat kategori, yakni :
a. Kelompok Model Pengolahan Informasi (The Information Processing Family)
b. Kelompok Model Personal (The Personal Family)
c. Kelompok Model Sosial (The Social Family)
d. Kelompok Model Sistem Perilaku (The Behaviour System Family)
a. KELOMPOK MODEL PENGOLAHAN INFORMASI (THE INFORMATION
PROCESSING FAMILY)
Pada dasarnya model ini menitik beratkan pada cara-cara memperkuat dorongan-
dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara
menggali dan mengorganisasi data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan
pemecahannya, serta mengembangakan bahasa untuk mengungkapkannya.
Secara umum banyak dari model pengolahan informasi ini yang dapat diterapkan
kepada sasaran belajar dari berbagai usia. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah
model :
5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 3/21
1. Pencapaian konsep (Concept Attainment), tokohnya adalah Jerome Brunner
Pencapaian konsep adalah suatu pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk
membantu siswa memahami suatu konsep tertentu. Kemampuan manusia dalam
membedakan, mengelompokkan dan menamakan sesuatu inilah yang menyebabkan
munculnya sebuah konsep. Sebagai contoh, konsep “kota” adalah suatu tempat yang
menjadi pusat perbelanjaan dan perdagangan, pusat pemerintahan, dan lain-lain. Konsep
“kursi” adalah suatu alat yang digunakan untuk menyandarkan anggota tubuh, dan
sebagai tempat untuk beristirahat, ada yang berkaki empat, ada juga yang berkaki dua.
Jadi, manusia mengkategorikan suatu konsep berdasarkan ciri-ciri (atribut) yang
dimilikinya.
2. Berpikir Induktif (Inductive Thinking), tokohnya adalah Hilda Taba
Model pembelajaran ini ditujukan untuk membangun mental kognitif.
Karenanya sangat sesuai untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Berpikir induktif
adalah suatu strategi mengajar yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam mengolah informasi. Secara singkat model ini mengajar untuk
mengembangkan ketrampilan berpikir peserta didik. Model ini dikembangkan atas dasar
beberapa postulat, sebagai berikut :
Kemampuan berpikir dapat diajarkan
Berpikir merupakan transaksi aktif antara individu dengan data.
Artinya dalam setting kelas, bahan ajar merupakan sarana bagi siswa untuk
mengembangkan operasi kognitif tertentu. Dalam setting tersebut, siswa
belajar mengorganisasikan fakta ke dalam suatu konsep, yaitu :
a) Menghubungkan data yang diperoleh kemudian membuat kesimpulan
berdasarkan hubungan-hubungan tersebut.
b) Menarik kesimpulan berdasarkan fakta yang telah diketahui dalam
rangka membangun hipotesis
c) Memprediksi dan menjelaskan suatu kejadian tertentu.
Proses berpikir merupakan suatu urutan tahapan yang beraturan.
Artinya, agar dapat menguasai ketrampilan berpikir tertentu, prasyarat
tertentu harus dikuasai terlebih dahulu, dan urutan tahapan ini tidak bisa
5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 4/21
dibalik. Oleh karena itu, konsep tahapan beraturan ini memerlukan strategi
mengajar tertentu agar dapat mengendalikan tahapan-tahapan tersebut.
Kelebihan lain dari model ini, selain sangat sesuai untuk social studi, juga
dapat digunakan untuk semua mata pelajaran. Selain itu juga secara tidak langsung
dapat mengembangkan kemampuan beripikir kreatif.
3. Latihan Penelitian (Inquiry Training), tokohnya adalah Richard Suchman
Secara singkat model ini bertujuan untuk melatih kemampuan siswa dalam
meneliti, menjelaskan fenomena, dan memecahkan masalah secara ilmiah. Pada
dasarnya setiap individu cenderung melakukan kegiatan ilmiah (mencari
tahu/memecahkan masalah). Kemampuan tersebut dapat dilatih sehingga setiap individu
kelak dapat melakukan kegiatan ilmiahya secara sadar dan dengan prosedur yang benar.
Dalam model ini dijelaskan bahwa ilmu bersifat dinamis. Artinya ilmu dapat
berkembang secara terus menerus. Sesuatu yang saat ini diyakini benar, kelak suatu saat
belum tentu benar atau berubah. Di samping itu, peserta didik diajarkan dan dilatih
untuk dapat menghargai alternative-alternatif lain yang mungkin berbeda dengan yang
telah ada sebelumnya dan telah diyakini sebagai suatu kebenaran.
4.
Pemandu awal (Advance Organizer), tokohnya adalah David AusubelDirancang untuk meningkatkan efisiensi kemampuan pemrosesan informasi
untuk menyerap dan mengaitkan bidang-bidang pengetahuan.
5. Memorisasi (Memorization), tokohnya adalah Harry Lorayne dan Jerry Lucas
Dirancang untuk meningkatkan kemampuan pengingatan peserta didik
6. Pengembangan Intelek (Developing Intellect), tokohnya adalah Piaget, Freud,
Irving Siel, dan Kohlberg
Dirancang untuk meningkatkan perkembangan intelektual, terutama penalaran
logis, tetapi dapat diterapkan pada perkembangan sosial.
7. Penelitian Ilmiah (scientific Inquiry), tokohnya adalah Joseph J.Schwab
Dirancang untuk mengajarkan sistem penelitian dari suatu disiplinn, tetapi juga
diharapkan mempunyai efek dalam kawasan-kawasan lain (metode-metode diajarkan
dalam upaya meningkatkan pemahaman sosial dan pemecahan masalah sosial).
5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 5/21
b. KELOMPOK MODEL PERSONAL (PERSONAL MODELS)
Model personal berorientasi pada individu dan pengembangan diri. Kelompok model
personal memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan
kemandirian sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung jawab atas
tujuannya. Termasuk kedalam kelompok ini, model-model pembelajaran sebagai berikut :
1. Pengajaran tanpa arahan ( Non-Directive Teaching)
Model ini menekankan pada upaya memfasilitasi belajar. Peran pendidik dalam
model pembelajaran ini, adalah sebagai fasilitator. Oleh karena itu, guru hendaknya
mempunyai hubungan pribadi yang positif dengan peserta didik, yaitu sebagai
pembimbing bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam menjalankan perannya,
pembimbing membantu peserta didik menggali idea tau gagasan tentang kehidupannya,
lingkungan sekolah, dan hubungannya dengan orang lain. Teknik utama dalam
pengaplikasian model pengajaran tanpa arahan ini adalah non-directive interview atau
biasa disebut wawancara tanpa menggurui yaitu wawancara tatap muka antara guru
dengan siswa. Model pengajaran tanpa arahan ini bisa digunakan untuk berbagai situasi
masalah, baik masalah pribadi, masalah sosial, dan masalah akademik.
2.
Sinektiks (Synectics models)Gordon dalam Joyce dan Weil (1986;164-165) mendasarkan model sinektiks ini
pada empat ide yang menentang pandangan lama tentang kreatifitas :
Gordon menitikberatkkan kreatifitas sebagai salah satu bagian dari pekerjaan
dan waktu senggang sehari-hari. Oleh karena itu model ini dirancang untuk
meningkatkan kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah,
mengekspresikan sesuatu secara kreatif, menunjukkan empati, dan memiliki
wawasan sosial.
Gordon percaya bahwa seseorang dapat memahami inti dari proses kreatif dan ia
akan dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-sehari secara bebas
sebagai anggota masyarakat yang dilakukan dalam suasana pendidikan formal.
Diyakini Gordon bahwa proses berpikir mencipta dalam kiat atau seni erat sekali
hubungannya dengan proses berpikir dalam ilmu.
5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 6/21
Penemuan yang kreatif dari individu dan kelompok pada dasarnya serupa.
Individu dan kelompok membangkitkan ide dan hasil bentuk yang serupa.
3. Latihan Kesadaran (Awareness Training)
Model pembelajaran pelatihan kesadaran merupakan suatu model pembelajaran
yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran manusia. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan pemahaman diri akan kesadaran akan perilaku diri sendiri dan perilaku
orang lain sehingga dapat membantu siswa mengembangkan perkembangan pribadi dan
sosialnya. Kunci utama prosedur pembelajaran model ini didasarkan atas teori
encounter. Teori ini menjelaskan metode untuk meningkatkan kesadaran hubungan
antar manusia yang didasarkan atas keterbukaan, kejujuran, kesadaran diri, tanggung
jawab, perhatian terhadap diri sendiri dan orang lain, dan orientasi pada kondisi saat ini.
Contohnya dalam pelaksanaan diskusi, keterbukaan dan kejujuran menjadi sangat
penting. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa model ini dapat meningkatkan
perkembangan emosi.
4. Pertemuan Kelas (Classroom Meeting)
Model pertemuan kelas adalah model pembelajaran ang ditujukan untuk
membangun suatu kelompok sosial yang saling menyayangi, saling menghargai,mempunyai disiplin diri, dan komitmen untuk berperilaku positif. Model ini dapat
diaplikasikan untuk semua jenis fungsionalisasi, baik sosial maupun akademik, dan
terutama diaplikasikan untuk pengembangan fungsi personal. Dengan demikian, dapat
mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi lebih bertanggung jawab, punya
integrasi, disiplin, dan dapat mengarahkan kemajuannya sendiri.
c. KELOMPOK MODEL SOSIAL (SOCIAL MODELS)
Harus diakui bahwa kerja sama merupakan salah satu fenomena kehidupan
masyarakat. Dengan kerjasama manusia dapat membangkitkan dan menghimpun tenaga atau
energy secara bersama yang kemudian disebut “synergy (Joyce dan Weil;1986). Namun
demikian, hal ini tidaklah berarti bisa dipakai begitu saja. Yang harus dicatat ialah synergy
dapat memberikan keuntungan dan oleh karena itu pula model sosial merupakan bagian
5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 7/21
penting dari proses pembelajaran secara keseluruhan. Kelompok model sosial meliputi
beberapa model seperti :
1. Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Model pembelajaran investigasi kelompok mengambil model yang berlaku dalam
masyarakat terutama mengenai cara anggota masyarakat, terutama mengenai cara
anggota masyarakat melakukan proses mekanisme sosial melalui serangkaian
kesepakatan sosial. Di dalam model ini terdapat tiga konsep utama yaitu :
Penelitian (Inquiry), proses dimana peserta didik dirangsang dengan cara
dihadapkannya masalah.
Pengetahuan (Knowledge), pengalaman yang dialami oleh individu baik
secara langsung maupun tidak langsung
Dinamika kelompok, menunjuk pada suasana yang menggambarkan
sekelompok individu saling berinteraksi.
2. Bermain Peran (Role Playing)
Masing-masing dalam kehidupan memainkan sesuatu yang dinamakan peran.
Oleh karena itu, untuk dapat memahami diri sendiri dan orang lain sangatlah penting
bagi peserta didik untuk menyadari perannya dan bagaimana peran tersebut dilakukan.
Bermain peran sebagai suatu model pembelajaran bertujuan untuk membantu peserta
didik menemukan jati dirinya di lingkungan sosial dan memecahkan masalahnya denganbantuan kelompok, artinya melalui bermain peran maka peserta didik belajar
menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran yang berbeda dan memikirkan
perilaku dirinya dan perilaku orang lain. Melalui permainan peran, peserta didik dapat
meningkatkan kemampuan untuk mengenal perasaannya sendiri dan perasaan orang
lain. Mereka memperoleh cara berperilaku baru untuk mengatasi masalah seperti dalam
permainan perannya dan dapat meningkatkan ketrampilan memecahkan masalahnya.
3. Penelitian Yurisprudensial (Jurisprudential Inquiry)
Model pembelajaran jurisprudential bertujuan melatih peserta didik untuk peka
terhadap permasalahan sosial, mengambil sikap dengan didukung argumentasi yang
logis dan rasional terhadap permasalahan tersebut. Model ini juga mengajarkan peserta
didik untuk dapat menerima dan menghargai sikap orang lain terhadap suatu masalah
5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 8/21
yang mungkin bertentangan dengan sikap yang ada pada dirinya. Bahan utama yang
diperlukan dalam model ini adalah sumber-sumber dokumen yang relevan.
4. Latihan laboratorium (Laboratory Training)
Joyce dan Weil (1986:279-283) bahwa proses intrapersonal memberi tekanan
pada tujuan yang akan dicapai yaitu pengetahuan sendiri. Proses intrapersonal
memusatkan perhatian pada dinamika hubungan antar individu meliputi hubungan
mempengaruhi, umpan balik, kepemimpinan, komunikasi, penyelesaian konflik,
memberi dan menerima bantuan. Tujuannya ialah untuk mengerti kondisi dan
kemudahan atau hambatan terhadap berfungsinya kelompok. Sarana pendukung yang
diperlukan dan paling utama ialah pengajar atau pelatih yang berpengalaman dalam
model ini.
5. Penelitian Ilmu Sosial (Social Science Inquiry)
Menurut massialas dan Cox dalam Joyce dan Weil (1986;294) suasana kelas yang
bersifat reflektif memiliki 3 karakteristi utama :
Aspek sosial kelas dan keterbukaan dalam diskusi
Penekanan pada hipotesis sebagai focus utama
Penggunaan fakta sebagai bukti.
Pengajar mengambil inisiatif untuk meneliti dan memandu peserta didik dari
tahap lainnya. Peserta didik dapat melakukan proses penelitian dengan menggunakan
kemampuan dalam penelitian sehingga harus memikul tanggungjawab untuk mengikuti
proses dari tahap satu sampai tahap akhir. Lingkungan belajar sangat mempengaruhi
dalam pencarian informasi sehingga memungkinkan peserta didik dapat melukan
proses penelitian dengan baik.
d. KELOMPOK MODEL SISTEM PERILAKU (BEHAVIOAL SYSTEM)
Dasar pemikiran dari kelompok model ini ialah system komunikasi yang
mengoreksi sendiri dan memodifikasi perilaku dalam hubungannya dengan bagaimana
tugas dijalankan dengan sebaik-baiknya. Model ini memusatkan perhatian pada perilaku
yang terobservasi dan tugas yang diberikan dalam rangka mengkomunikasikan
keberhasilan. Yang termasuk dalam kelompok ini yaitu :
1. Belajar Tuntas (Mastery Learning)
5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 9/21
2. Pembelajaran Langsung (Dirrect Instruction)
3. Belajar Kontrol Diri (Learning Self Control)
4. Latihan Pengembangan Ketrampilan dan Konsep
5. Latihan Asertif
Kelompok Model Sistem Perilaku atau “Behavioral Systems”
Bertolak dari psikologi behavioristik, model-model pembelajaran kelompok ini
mementingkan penciptaan sistem lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi
penguatan tingkah laku (reinforcement) secara efektif sehingga terbentuk pola tingkah
laku yang dikehendaki. Dasar teoritik dari kelompok model ini ialah teori teori belajar
sosial atau “social learning theories”. Model ini dikenal pula sebagai model Modifikasi
Perilaku atau “Behavioral Modification”. Terapi Perilaku atau “Behavioral Therapy”, dan
Sibernetika atau “Cybernetics”. Dasar pemikiran dari kelompok model ini ialah sistem
Komunikasi yang mengoreksi sendiri atau “self correcting communication systems” yang
memodifikasi perilaku dalam hubungannya dengan bagaimana tugas tugas dijalankan
dengan sebaik baiknya.
Dengan berdasar pada konsep bagaimana seseorang memberikan respon terhadap
tugas dan umpan balik, para ahli psikologis, seperti Skinner (1953) telah mempelajari
bagaimana mengorganisasikan struktur tugas dan umpan balik agar dapat memberikankemudahan terhadap hilangnya rasa takut pada diri seseorang, bagaimana belajar
membaca dan menghitung, mengembangkan keterampilan atletik dan sosial,
menghilangkan rasa cemas dan cara santai, dan mempelajari keterampilan keterampilan
intelektual, sosial dan fisik yang perlu bagi seorang pilot atau astronout. Oleh karena. itu,
model ini memusatkan perhatian pada perilaku yang terobservasi atau “overt behaviour”,
dan metode dan tugas yang diberikan dalam rangka mengkomunikasikan keberhasilan.
1. Belajar Tuntas (Mastery Learning)Penerapan yang paling umum dari sistem perilaku untuk mencapai tujuan
tujuan akademis, mengambil bentuk belajar tuntas (mastery learning) dan
pengajaran langsung (direct instruction) memiliki ciri-ciri yang serupa dengan
pengajaran berprogram (programmed instruction) yang dikembangkan oleh
Skinner, yaitu:
5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 10/21
1. Bahan-bahan yang akan dikaji terbagi dalam bentuk unit, mulai dari yang
sederhana sampai yang kompleks.
2. Bahan-bahan yang disajikan kepada peserta didik diorganisasikan secara
perseorangan dengan menggunakan berbagai media.
3. Proses belajar dilakukan oleh peserta didik secara bertahap menurut
kecepatan masing-masing dengan melalui unit-unit pembelajaran itu, yang
kemudian diberikan tes untuk menguji keberhasilannya.
4. Jika seseorang peserta didik ternyata belum dapat menguasai unit itu, maka
ia dapat mengulanginya sampai dapat menguasai tujuan unit dengan baik.
2. Pembelajaran Langsung (Dirrect Instruction)
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang
menekankan pada penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan
mengutamakan pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
(1) transformasi dan ketrampilan secara langsung
(2) pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu
(3) materi pembelajaran yang telah terstuktur
(4) lingkungan belajar yang telah terstruktur
(5) distruktur oleh guru.
Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru
seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape
recorder , gambar, peragaan, dan sebaganya. Informasi yang disampaikan
dapat berupa pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan tentang bagaimana
melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif, (yaitu pengetahuan
tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi). Kritik
terhadap penggunaan model ini antara lain bahwa model ini tidak dapat
digunakan setiap waktu dan tidak untuk semua tujuan pembelajaran dansemua siswa.
Tahapan atau sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce
dan Weil (1996), sebagai berikut:
5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 11/21
Orientasi. Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat
menolong siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi
terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat
berupa: (1) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang
relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (2) mendiskusikan
atau menginformasikan tujuan pelajaran; (3) memberikan
penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan; (4)
menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang
akan dilakukan selama pembelajaran; dan(5) menginformasikan kerangka
pelajaran.
Presentasi. Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik
berupa konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat
berupa: (1) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi
dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek;(2) pemberian contoh-
contoh konsep; (3) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara
demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas; dan (4)
menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.
Latihan terstruktur. Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan
latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalahmemberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan
penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa
yang salah.
Latihan terbimbing. Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik
juga digunakan oleh guru untuk mengases/menilai kemampuan siswa
untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor
dan memberikan bimbingan jika diperlukan.
Latihan mandiri. Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara
mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap
pengerjaan tugas 85-90% dalam fase bimbingan latihan.
5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 12/21
Di lain pihak, Slavin (2003) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks
pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut.
Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran
kepada siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus
dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan.
Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru
mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan
yang telah dikuasai siswa.
Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan
materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh,
mendemontrasikan konsep dan sebagainya.
Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan
mengoreksi kesalahan konsep.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap
ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih
keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau
kelompok.
Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru
memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa,
memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan
mengulang keterampilan jika diperlukan.
Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan
tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya
terhadap materi yang telah mereka pelajari.
i. Pada situasi apa Pembelajaran Langsung dapat digunakan?
Beberapa situasi yang memungkinkan model pembelajaran langsung
cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran:
5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 13/21
Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan
memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep
kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.
Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang
memiliki struktur yang jelas dan pasti.
Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan-
keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang
berpusat pada siswa, misalnya penyelesaian masalah (problem solving).
Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan
intelektual (misalnya menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung
oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung
pada jawaban yang logis)
Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk
dipresentasikan dengan pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan
penerapan.
Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik.
Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu
sebelum siswa melakukan suatu kegiatan praktik.
Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk memandu siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau
independen.
Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi
dengan penjelasan yang sangat terstruktur.
Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat
pada siswa atau ketika guru tidak memiliki waktu untuk melakukan
pendekatan yang berpusat pada siswa.
Kelebihan model pembelajaran langsung:
Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi
dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat
mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 14/21
Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-
kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat
diungkapkan.
Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan
pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang
berprestasi rendah.
Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak
dalam waktu yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh
seluruh siswa.
Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi
mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat
merangsang ketertarikan dan dan antusiasme siswa.
Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan
informasi kepada siswa yang tidak suka membaca atau yang tidak
memiliki keterampilan dalam menyusun dan menafsirkan informasi.
Secara umum, ceramah adalah cara yang paling memungkinkan untuk
menciptakan lingkungan yang tidak mengancam dan bebas stres bagisiswa. Para siswa yang pemalu, tidak percaya diri, dan tidak memiliki
pengetahuan yang cukup tidak merasa dipaksa dan berpartisipasi dan
dipermalukan.
Model pembelajaran langsung dapat digunakan untuk membangun
model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat
menunjukkan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati,
bagaimana informasi dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan
dihasilkan.
Pengajaran yang eksplisit membekali siswa dengan ”cara-cara
disipliner dalam memandang dunia (dan) dengan menggunakan
perspektif- perspektif alternatif” yang menyadarkan siswa akan
keterbatasan perspektif yang inheren dalam pemikiran sehari-hari.
5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 15/21
Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar
(misalnya ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat
membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.
Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan pengetahuan yang
tidak tersedia secara langsung bagi siswa, termasuk contoh-contoh
yang relevan dan hasil-hasil penelitian terkini.
Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi
siswa tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat
di antara teori (yang seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang
mereka lihat).
Demonstrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-
hasil dari suatu tugas dan bukan teknik-teknik dalam
menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika siswa tidak memiliki
kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.
Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap
berprestasi apabila model pembelajaran langsung digunakan secara
efektif.
Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi
guru sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi danmemperbaikinya.
Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung:
Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa
untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan,
mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki
keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus
mengajarkannya kepada siswa.
Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan
dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan
pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 16/21
Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara
aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
interpersonal mereka.
Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan
strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak
tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur,
siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran
mereka akan terhambat.
Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali
guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi
karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif
terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan
keingintahuan siswa.
Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya
komunikasi guru. Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan
pembelajaran yang buruk pula dan model pembelajaran langsung
membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak perilaku
komunikasi positif.
Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak,model pembelajaran langsung mungkin tidak dapat memberi siswa
kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami informasi
yang disampaikan.
Model pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang guru
mengenai bagaimana materi disusun dan disintesis, yang tidak selalu
dapat dipahami atau dikuasai oleh siswa. Siswa memiliki sedikit
kesempatan untuk mendebat cara pandang ini.
Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa,
siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan
mengingat sedikit isi materi yang disampaikan.
Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan
membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua
5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 17/21
yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung
jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.
Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi
satu arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai
pemahaman siswa. Hal ini dapat membuat siswa tidak paham atau
salah paham.
Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa.
Sayangnya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga
dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.
3. Belajar Kontrol Diri (Learning Self Control)
Skinner, bapak teori pengolahan perilaku dalam konsepnya tentang operant
conditioning, telah memberikan sumbangan yang besar dan luas dalam
pendekatan ini. Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didki dalam berperilaku di berbagai kelompok sosial.
Pendekatan belajar control/pengawasan diri bertolak dari keyakinan bahwa
perilaku peserta didik merupakan hasil belajar (learned). Karena itu peserta
didik harus diberi kemudahan untuk belajar bagaimana bertanggung jawab
secara moral atas lingkungan personal dan sosial memahami dirinya secara
utuh. Pendekatan ini digunakan oleh guru untuk menciptakan lingkungan belajar
yang produktif dan menghindarkan peserta didik dari keengganan untuk
melibatkan diri dalam kesempatan belajar yang tersedia secara umum. Peserta
didik yang suka mengganggu temannya, dapat belajar secara lebih produktif
untuk berhubungan dengan temannya. Kemudian peserta didik yang memiliki
rasa takut terhadap mata pelajaran tertentu, dapat belajar bagaimana
menghilangkan rasa takut itu dengan membangun perasaan yang tegar
(affirmatif).
4. Latihan Pengembangan Ketrampilan dan Konsep
Ada dua macam pendekatan yang dikembangkan atas dasar pemikiran teori
sibernetika mengenai perilaku kelompok, yaitu: pendekatan teori ke praktik
dan simulasi.Pendekatan teori ke praktik, memadukan suatu keterampilan
5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 18/21
dengan penampilan, praktik, umpan balik dan latihan sampai dengan tahap
dikuasainya keterampilan itu. Misal, jika ketrampilan sosial yang menjadi
tujuan, dimulai dengan menjelaskan ketrampilan itu dan mendemonstrasikan
cara penggunaannya. Kemudian diberi latihan dengan pemberian koreksi
sebagai umpan balik dan selanjutnya peserta didik menerapkannya dengan
bimbingan teman atau gurunya.
Pendekatan simulasi, dirancang dari gambaran mengenai kehidupan nyata
sehari-hari. Suasana yang mirip dengan lingkungan yang sebenarnya sengaja
diciptakan sebagai situasi belajar, atau dengan cara membangun alat tiruan
sebagai simulator. Dalam pendekatan ini nampak jelas proses pencapaian
tujuan simulasi dan bergerak secara nyata sampai tujuan itu dikuasai.
5. Latihan Asertif
Tujuan dari pendekatan ini adalah terciptanya komunikasi yang integratif dan
jujur. Karena itu pendekatan ini beranjak dari masalah-masalah komunikasi.
Peserta didik didorong melakukan komunikasi dengan orang lain mengenai
perasaan dan tujuannya. Mereka tetap dapat menjaga perasaan orang lain itu,
sehingga tidak merasa tersinggung.Pendekatan ini dapat dipakai untuk
menciptakan lingkungan belajar yang produktif dan etis dalam berbagai
tingkat kelas.Untuk dapat memilih sekaligus menetapkan pendekatanpembelajaran yang diuraikan di atas dengan cermat dan tepat, maka harus
dipahami karakteristiknya masing-masing secara utuh. Disamping
memperhatikan, tujuan pembelajaran, bahan keilmuan/ pembelajaran dan
karakteristik peserta didik terutam kemampuan intelektualnya.Karena dalam
proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran tidak ada satupun pendekatan
pembelajaran yang dapat diandalkan sebagai suatu pendekatan pembelajaran
yang serba manjur. Sehubungan dengan itu maka pengalaman para guru
dalam menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran selama proses
pembelajaran, akan memungkinkan para guru lebih inovatif dan adaptif
terhadap pendekatan pembelajaran tertentu.Dari pendekatan pembelajaran
yang dipilih untuk menyajikan suatu bahan pembelajaran itulah keragaman
metode pembelajaran akan ditentukan. Dengan keragaman metode
5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 19/21
pembelajaran yang dapat diterapkan selama proses pembelajaran, maka akan
nampak kegiatan belajar (learning activities) yang beragam dilakukan oleh
peserta didik. Dengan kegiatan belajar yang beragam ini dimungkinkan
peserta didik memperoleh pengalaman belajar (learning experiences) yang
banyak macamnya.Kondisi proses pembelajaran yang demikian itu, baik
langsung maupun tidak langsung para Guru benar-benar telah memperhatikan
peserta didiknya tanpa kecuali (Saripuddin, 1989:132-146).
5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 20/21
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Hasil akhir atau hasil jangka panjang
dari proses pembelajaran ialah kemampuan mahasiswa yang tinggi untuk dapat belajar lebih
mudah dan lebih efektif di masa yang akan datang (Joyce dan Weil, 1986:1). Joyce dan Weil
mengelompokkan model-model tersebut ke dalam empat kategori, yakni :
a. Kelompok Model Pengolahan Informasi (The Information Processing Family)
Pada dasarnya model ini menitik beratkan pada cara-cara memperkuat dorongan-
dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara
menggali dan mengorganisasi data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan
pemecahannya, serta mengembangakan bahasa untuk mengungkapkannya.
b. Kelompok Model Personal (The Personal Family)
Model personal berorientasi pada individu dan pengembangan diri. Kelompok model
personal memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan
kemandirian sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung jawab atas
tujuannya.
c. Kelompok Model Sosial (The Social Family)
Kerja sama merupakan salah satu fenomena kehidupan masyarakat sehingga dapat
membangkitkan dan menghimpun tenaga atau energy secara bersama yang kemudian
disebut “synergy (Joyce dan Weil;1986). Yang harus dicatat ialah synergy dapat
memberikan keuntungan dan oleh karena itu pula model sosial merupakan bagian penting
dari proses pembelajaran secara keseluruhan.
d. Kelompok Model Sistem Perilaku (The Behaviour System Family)
Model ini memusatkan perhatian pada perilaku yang terobservasi dan tugas yang
diberikan dalam rangka mengkomunikasikan keberhasilan.
5/14/2018 Isi (new) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-new 21/21
B. SARAN
Agar makalah yang kami susun ini dapat mendorong pemahaman yang lebih tinggi perlu
memperhatikan variasi hubungan dan kecocokan penerapan model pembelajaran yang ada di
Indonesia bidang pendidikan. Selain itu, perlu adanya tindak lanjut rangkaian penelitian karena
peserta didik dihadapkan kepada model kehidupan nyata, sehingga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca terutama yang mengambil mata kuliah Pengembangan Sistem Pembelajaran.
Penyusun sangat berharap adanya kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah yang
kami susun ini dapat menjadi lebih baik.
Terima kasih.