isi saja
DESCRIPTION
isi dari tugasTRANSCRIPT
BAB 4
HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA
A. TEORI
4.7 Hukum Pertama Dalam Berbagai Proses
Proses temperature konstan
Untuk proses isothermal,tabel-tabel dapat dijadikan acuan untuk zat-zat yang nilai-nilai
tabulasinya memang tersedia. Energi internal dan entalpi sedikit mengalami perubahan dalam
proses isothermal dan perubahan ini harus diperhitungkan dalam proses yang melibatkan banyak
zat. Persamaan energi adalah :
Q−W=∆U
Untuk suatu gas yang mendekati gas ideal, energi internal bergantung hanya pada temperatur
sehingga ∆U=0 untuk suatu proses isothermal; untuk proses demikian
Q=W
Proses volume konstan
Besarnya usaha dalam suatu proses volume konstan kuasi-kesetimbangan adalah nol, karena
∆V adalah nol. Untuk proses demikian hukum pertama menjadi
Q=∆U
Untuk suatu proses dimana C v adalah konstan :
Q=mC v∆T
Proses Tekanan Konstan
Hukum pertama untuk proses tekanan konstan kuasi-kesetimbangan adalah :
1
Keterangan :
Q = Fluks kalor (J)
W = Berat (N)
ΔU = Perubahan energy internal (℃)
Keterangan :
m=massa(kg)
C v=volumekonstan( kJkg .K )
∆T=perubahantemperatur (K )
Q=∆ H
Untuk suatu proses yang melibatkan gas ideal dimana C p adalah konstan ,ini menghasilkan :
Q=mC p∆T
Proses Adiabatik
Ada banyak contoh proses dimana tidak terjadi, atau sedikit sekali terjadi, perpindahan kalor,
misalanya kompresi udara dalam sebuah mesin mobil atau pembuangan nitrogen dari sebuah
tangki nitrogen. Akan tetapi, studi terhadap proses-proses yang demikian seringkali ditunda
sampai setelah pembahasan mengenai hukum kedua termodinamika. Penundaan tersebut tidak
perlu dan karena pentingnya proses adiabatik kuasi-kesetimbangan, kita akan membahasnya di
sini.
Bentuk diferensiasi dari hukum pertama untuk proses adiabati adalah
−∂w=du
T2
T1
=( v1
v2)Rcv=( v1
v2)k−1
4.8 FORMULASI UMUM UNTUK VOLUME KONTROL
Dalam skema pembangkit daya, untuk analisis yang lebih lengkap kita harus
menghubungkan Win , Qin , Wout dan Wout dengan perubahan-perubahan tekanan dan temperatur
masing-masing untuk pompa, boiler, turbin dan kondensor. Untuk melakukan hal ini kita harus
menganggap setiap alat dari pembangkit daya tersebut sebagai suatu volume kontrol dimana
terjadi keluar dan masuk aliran fluida. Sebagai contoh, air mengalir kedalam pompa pada
tekanan rendah dan meninggalkan pompa tersebut pada tekanan tinggi; input usaha kedalam
pompa tersebut jelas berhubungan dengan kenaikan tekanan. Kita harus menformulasikan
persamaan-persamaan yang memungkinkan kita untuk melakukan perhitungan yang diperlukan.
Untuk aplikasi yang akan dibahas akan cukup memadai untuk mengasumsikan aliran tunak
2
Keterangan :
∆ H=PerubahanEntalpi ( kJkg ) C p=Tekanan konstan( kJ
kg . K )
(steady)(variabel-variabel aliran tidak berubah terhadap waktu) dan aliran seragam (kecepatan,
tekanan dan densitas memiliki nilai konstan diseluruh daerah perpotongan). Situasi-situasi tak
seragam, tak tunak yang umum dibahas secara lebih mendalam dalam mekanika fluida.
Persamaan Kontinuitas
Kekekalan massa mengharuskan :
( massa yangmemasuki
volumekontrol)m1
−( massa yangmeninggalkanvolumekontro )=( peruba han
masadi dalamvolume kontrol)
m2∆mc . v.
Massa yang melintasi luas A selama interval waktu ∆ t dapat diekspresikan sebagai ρAV ∆ t ,
dimana V ∆ tadalah jarak yang ditempuh partikel-partikel massa dan ∆V ∆ t adalah volume yang
tersapu oleh partikel-partikel massa. Dengan demikian persamaan (4.54) dapat dituliskan dalam
bentuk
ρ1 A1 v1∆ t−ρ2 A2 v2∆ t=∆mc. v .
Dimana kecepatan V 1dan V 2 masing-masing memiliki arah tegak lurus terhadap luas A1dan
A2. Kita telah mengansumsikan bahwa kecepatan dan densitas memiliki nilai yang seragam di
seluruh kedua luas tersebut.
Jika kita membagi dengan ∆ t dan menjadikan ∆ t →0 hasilnya adalah derivative dan kita
memperoleh persamaan kontinuitas.
ρ1 A1V 1=ρ2 A2V 2=dmc .v .
dt
Untuk situasi aliran tunak, dimana massa dalam volume kontrol tetap konstan, persamaan
kontinuitas disederhanakan menjadi
ρ1 A1V 1=ρ2 A2V 2
3
ρ=massa jenis ( kgm3 )A=Luas penampang (m2 )
v=kecepatan(ms )∆ t=perubahanwaktu(s)
yang akan digunakan dalam soal-soal yang melibatkan aliran yang masuk dan keluar dari
berbagai jenis alat.
Kualitas massa yang melintasi suatu luas per detik disebut sebagai fluks massa m dan
memiliki satuan kg ⁄ s (lbm/sec). ini diberikan melalui ekspresi
m=ρAV
Kuantitas AV=V seringkali disebut sebagai laju aliran dengan satuan m3
s (ft3/sec ¿.
Jika kecepatan dan densitas tidak seragam di seluruh area masuk dan keluar, variasi diseluruh
area tersebut harus diperhitungkan. Ini dilakukan dengan mengenali bahwa massa yang mengalir
melalui suatu luas diferensial dA per detik diberikan oleh ρv dA, jika v tegak lurus terhadap dA.
Dalam kasus ini (4.58 ) digantikan oleh m=∫A
❑
ρv dA. Perhatikan bahwa untuk aliran
inkompresibel ( ρ=konstan ) (4.58 )berlaku terlepas dari distribusi kecepatannya, hanya jika v
diartikan sebagai kecepatan normal rata-rata diseluruh luas A.
Persamaan Energi
Hukum pertama termodinamika untuk volume control ini dapat dinyatakan sebagai
( Energi nettoyang dipindah−¿kan ke v . k ) + ( Energi
yangmasukke v . k ) - ( Energi
yang keluardari v . k ) = (Perubahanenergi
dalam v . k ) Q−W + E1 - E2 = ∆ Ec. v
Usaha W dari dua bagian: usaha yang disebabkan oleh tekanan yang dibutuhkan untuk
menggerakkan fluida, kadang-kadang disebut usaha aliran, dan usaha yang dihasilkan dari
perputaran poros, yang disebut usaha poros W s. Ini diekspresikan sebagai
4
ṁ=fluksmassa ( kgs )ρ=densitas( kgm3 )
A=luas (m2 )
v=kecepatan(ms )
W=P2 A2V 2∆ t−P1 A1V 1∆ t+W s
Dimana PA adalah gaya tekanan dan dan V Δt adalah jarak pergerakanya selama interval waktu
Δt. Tanda negative yang dihasilkan adalah karena usahayang dilakukan pada system adalah
negative pada saat menggerakan fluida kedalam volume control.
Energy E terdiri dari energy kinetic,energy potensial dan energy internal. Jadi ,
E=12mv2+mgz+mu
Selanjutnya hukum pertama dapat ditulis sbg :
Q−W s−P2 A2V 2∆ t+P1 A1V 1∆ t+ρ1 A1V 1+( v12
2+g z1+u1)+∆ t− ρ2 A2V 2+(V 2
2
2+g z2+u2)∆ t=∆ Ec .v
Seringkali perubahan-perubahan energy kinetic dan energy potensial dapat diabaikan . maka
hukum pertama menjadi :
Q−W s=m(h2−h1)
Atau
q−w s=h2−h1
Dimana :
q=Qm
w s=W s
m
4.9 Aplikasi-Aplikasi Persamaan Energi
Katup-katup pengatur (throtting devices)
Jika persamaan energy diterapkan pada katup-katup ,tanpa adanya usaha dan dengan
mengabaikan perubahan-perubahan energy kinetic maupun potensial,untuk proses adiabatic
kuasi-kesetimbangan dapat ditunjukan dengan rumus :
h1=h2
Dimana lokasi 1 terletak di huli dan lokasi 2 terdapat di hilir
Kompresor, pompa dan turbin
Pompa adalah suatu alat yang memindahkan kalor ke suatu aliran yang melewati pompa tersebut
sehinnga menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan.
5
−W S=m(h2−h1) atau −w s=h2−h1
Dimana WS memiliki nilai negarif untuk kompresor dan positif untuk turbin gas atau uap.
Untuk cairan seperti misalnya air jika perubahan-perubahan energy kinetic dan potensial
diabaikan persamaan energinya menjadi :
−w s=P2−P1
ρ
Nozel dan diffuser
Nozel adalah suatu alat untuk menaikan kecepatan aliran fluida. Ini dilakukan dengan cara
mengurangi tekanan. Diffuser adalah alat yang menaikan tekanan aliran fluida dengan cara
mengurangi kecepatanya. Persamaan energinya adalah :
0=V 2
2
2−
V 12
2+h2−h1
Alat-alat penukar kalor (heat exchanger)
Alat penukar kalor digunakan untuk memindahkan energy dari sebuah benda panas ke benda
yang lebih dingin atau kelingkunganya melalui perpindahan kalor. Kecepatan aliran biasanya
tidak berubah , penurunan tekanan melewati saluran juga biasanya di abaikan dan perubahan
energy potensial diasumsikan nol. Maka persamaan energy menjadi :
Q=(h2−h1)m
Energy yang keluar dari fluida A ditransfer ke fluida B melalui perpindahan kalor Q. untuk
volume control yang ditunjukan dalam gambar ,dapat dirumuskan :
Q=mB(hB2−hB1) atau –Q=mA(hA2−h A1)
Siklus Daya Dan Refrigerasi
Dalam siklus daya sederhanayang di bahas rasio ini adalah :
η=W TW P
QB
Aliran transien
Persamaan energinya dapat ditulis sebagai :
Q−W S=d Ec . v
dt+m2(V 2
2
2+g z2+h2)−m1(
V 12
2+g z1+h2)
Kita akan menganggap bahwa faktor-faktor energi kinetic dan potensial dapat diabaikan
sehingga Ec . v hanya terdiri dari energi internal. Soal pertama yang ingin kita pelajari adalah
6
pengisian adalah pengisian sebuah tangki kokoh, seperti yang digambarkan dalam Gbr. 4-21.
Tangki tersebut hanya memiliki satu lubang masuk. Tanpa adanya usaha poros persamaan energi
disederhanakan menjadi
Q= ddt
(um )−m1h1
Dimana m adalah massa dari volume kontrol Jika kita kalikan persamaan tersebut dengan dt dan
menginteraksikannya dari suatu waktu awal t i ke suatu waktu akhir t f kita memiliki
Q=u f mf−uimi−m1h1
Dimana
m1=¿ masaa yang masuk
mf=¿ masaa akhir dalam volume kontrol
mi=¿ massa awal dalam volume kontrol
Selain itu, untuk proses pengisian ini entalpi h1 diasumsikan konstanta di seluruh interval waktu.
Persamaan kontinuitas untuk situasi aliran tak-tunak mungkin diperlukan dalam proses
penyelesaiannya. Karena massa akhirnya adalah sama dengan massa awal ditambahkan dengan
massa yang masuk, ini diekpredisikan sebagai
mf=mi+m1
Yang dapat diintegrasikan dari keadaan awal, yang ditandai dengan subkrip i, ke keadaan
akhi, yang ditandai dengan subkrip f . Diperoleh hasil
C v
R∈T f
T i
=¿mf
mi
atau mf
mi
=¿
Dalam bentuk rasio tekananmemungkinkan kita untuk menuliskan
mf
mi
=(P f
Pi
)1k
Contoh soal
Contoh 4.9
Tentukanlah perpindahan kalor yang dibutuhkan untuk menaikan tekanan dari uap dengan
kualitas 70 persen dari 200 menjadi 800 kpa, sementara volumenya dijaga konstan pada 2 m 2.
Asumsikan proses kuasi kesetimbangan .
Penyelesaian :
7
Dik : x=70 %
V=2m2
P1=200kPa
P2=800 kPa
Dit : Q
Jawab :
Untuk proses volume konstan kuasi - kesetimbangan ini besarnya usaha adalah
nol,sehingga hukum pertama menjadi :
Q=m(u2−u1).
Untuk menentukan massa, kita dapat mengggunakan rumus :
m=Vv
Dimana :
v=vf + x(vg−vf )
Dengan menggunakan table C-2 didapatkan nilai v f=0,001m3/kg dan vg=0,8857 m3 /kg.
Dengan demikian nilai m yang diperoleh adalah :
m=Vv
= Vv f+ x(v g−v f )
m= 2m3
0,001m3/kg+0,7 (0,8857m3/kg−0,001m3/kg)
m= 2m3
0,6203m3/kg
m=3,224 kg
Untuk menentukan energy internal pada P = 200 kPa (u1) kita dapat menggunakan rumus
:
u1=u f+x (ug−u f )
Dengan menggunakan table C-2 di dapatkan nilai u f=504,5kJ /kg dan ug=2529,5kJ /kg ,
sehingga :
u1=u f+x (ug−u f )
u1=504,5 kJ /kg+0,7(2529,5kJ /kg−504.5 kJ / kg)
8
u1=1922kJ /kg
Proses volume konstan mengharuskan bahwa v2=v1=0,6203m3/kg
Dari table C-3 uap pada 0,8 Mpa melalui ekstrapolasi kita memperoleh nilai v1= 0,5601 m3/kg
, v2=0,6181m3 /kg, u1=¿3476 m3/kg dan u2=3361m3/kg sehingga :
u2=v−v2
v2−v(u2−u1 )+u2
u2=0,6203m3/kg−0,6181m3/kg0,6181m3/kg−0,5601m3/kg
(3661kJ /kg−3476kJ /kg )+3661kJ /kg
u2=3668 kJ /kg
Jadi , Besarnya perpindahan kalor adalah :
Q=m(u2−u1)
Q=3,224 kg (3668kJ /kg−1922kJ /kg )
Q=5629 kJ
CONTOH 4.10
Suatu rangkaian piston silinder berisi 0,02 m3 udara pada 50oC dan 400 kPa. Kalor ditambah
sebesar 50 kJ dan usaha dilakukan oleh sebuah roda dayung hingga temperature mencapai 700oC.
Jika tekanan dijaga konstan berapakah besarnya usaha oleh roda dayung yang harus ditambahkan
ke udara ? Asumsikan kalor-kalor spesifik konstan.
Penyelesaian :
Dik : V=0,02m3
T 1=50℃
T 2=700℃
9
P=400kPa
Q=50 kJ
Dit : W ?
Jawab :
Hukum Pertama : Q−W dayung=m(h2−h1)
¿mC p(T 2−T 1)
Untuk memperoleh m kita gunakan persamaan gas ideal,dengan menggunakan table B-2
kita dapatkan nilai R udara sebesar = 287 kJ ⁄ kg .K
m= PVRT
m=(400.000 Pa )(0,02m3)
(287kJ /kg . K )(273+50K )
m=0,0863 kg
Dari table B-2 diperoleh nilai Cp sebesar 1,003 kJ /kg . K . Dengan menggunakan hukum
pertama besarnya usaha oleh roda dayung diperoleh sebesar
W dayung=Q−mC p(T 2−T 1)
W dayung=50kJ− (0,0863kg ) (1,003kJ /kg . K )(700−50 K )
W dayung=−6,09 kJ
CONTOH 4.11
Hitunglah besarnya usaha yang dibutuhkan untuk menrkan udara dalam sebuah silinder
berinsulasi dari volume 6 ft3 menjadi volume 1,2 ft3. Temperature dan tekanan awalnya masing-
masing adalah 50oF dan 30 psia.
Penyelasaian :
Dik : V 1=6 ft3
10
V2 = 1,2 ft3
T = 50OF
P = 30 psia
Dit : W ?
Jawab :
Hukum pertama ditulis sebagai : −W=m(V 2−V 1)
¿mC v (T 2−T 1)
Dengan menggunakan table B-2 diperoleh R udara sebesar 53,34 ft−lbf /lbm−° R. massa
dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan gas ideal,yaitu :
m= PVRT
m=(30 psia x144 ¿2/ ft2 )(6 ft3)
(53,3 ft lbf /lbm−° R )(460+50 ° R)
m=0,9535 lbm
Temperature akhir T2 untuk proses adibatikkuasi kesetimbangan ini diperoleh dari persamaan
4.49 . nilai k diperoleh dari table B-2 sebesar 1,4
T 2=T1 ¿
T 2=510 ° R ¿
T 2=970,9 ° R
Dari table B-2 diperoleh nilai Cv sebesar 0,171 Btu/ lbm .° R.
W=−mC v (T 1−T 2)
W=−0,9535 lbm(0,171 Btu/ lbm .° R)(970,9 ° R−510 ° R)
W=−75,1Btu
CONTOH 4.12
11
Air mengalir dalam sebuah pipa yang diameternya berubah dari 20 mm menjadi 40 mm. jika
didalam bagian berdiameter 20 mm air memiliki kecepatan 40 m/s, tentukanlah kecepatan
didalam bagian 40 mm. Hitung juga fluks massanya.
Penyelesaian :
Dik : r1 = 20 mm =0,02 m
r2=40 mm = 0,04 m
V1= 40 m/s
Dit : a.V2 ….?
b. Fluks massa…..?
Jawab :
a. A1V 1=A2V 2
π r12
4V 1=
π r22
4V 2
V 2=
π r12
4π r2
2
4
V 1
V 2=
(0,02m)2
4(0 ,o 4)2
4
40m / s
V 2=10m / s
Dimana ρ=1000kg/m3 nilai standar untuk air
Sehingga Fluks massanya :
m=ρAV 1
m=ρπ r 1
2
4V 1
m=1000kg /m3( π (0,02m )2
4 )40m /s
m=12,56 kg/ s
12
Contoh 4.13
Uap memasuki sebuah katup pengatur pada 8000 kPa dan 300℃ dan keluar pada
tekanan 1600 kPa. Tentukanlah temperature dan volume spesifik akhir dari uap.
Dik : P1=8000 kPa=8 MPa
P2=1600kPa=1,6 MPa
T 1=300℃
Dit : T 2=?
V 2=?
Jwb :
Entalpi dari uap pada saat masuk diperoleh dari tabel C-3 uap superheat sebesar
h1=2785kJ /kg. Ini harus sama dengan entalpi pada saat keluar sebagaimana diharuskan oleh
(4.69) uap yang keluar berada dalam daerah kualitas, karena pada 1600 KPa ; hg=2794 kJ /kg
. Jadi temperature akhirnya adalah T 2=201,4℃.
Untuk menentukan volume spesifiknya kita harus mengetahui kualitasnya. Ini diperoleh
berdasarkan tabel C-2 pada 1,6 MPa yaitu :
T=201,4℃
v f=0,0012m3/kg
vg=0,1238 m3/kg
h f=859kJ /kg
h fg=1935kJ /kg
hg=2794 kJ /kg
Untuk menentukan volume spesifik digunakan rumus :
v2=v f+x2 (vg−v f )
Karena x2 tidak diketahui,maka kita cari dengan menggunakan rumus :
h1=hf+x2hfg
2785kJ /kg=859kJ /kg+1935kJ /kg x2
x2=2785kJ /kg−859kJ /kg
1935kJ /kg
13
x2=1926kJ /kg1935kJ /kg
x2=0,995
Maka volume spesifiknya adalah :
v2=v f+x2 (vg−v f )
¿0,0012m3/kg+0,995 ( 0,1238m3/ kg−0,0012m3/kg )
¿0,1232m3/kg
Contoh 4.14
Uap masuk ke dalam sebuah turbin pada 4000 kPa dan 500℃ dan keluar seperti ditunjukkan
dalam gambar 4-13. Untuk kecepatan masuk sebesar 200m /s. Hitunglah keluaran daya turbin
tersebut. (a) Abaikanlah perpindahan kalor dan perubahan energi kinetik. (b) Tunjukkan bahwa
perubahan energi kinetik dapat diabaikan
Dik : P1=4000kPa=4 MPa
T 1=500℃
d1=50mm, r=25mm=0,025m
V 1=200m / s
Pada tabel C-3 padaP1=4 MPa dan T 1=500℃, diketahui :
14
- v2=0,08643m3/kg
- h1=3445,2kJ /kg
P2=80 kPa=0,08 M Pa
d2=250mm, r=125mm=0,125m
h2=2665,7kJ /kg
v2=2,087m3/kg
x2=1,0
Dit : W T=…?
Jwb :
a) m=ρ1 . A1 .V 1
¿ 1V 1
. A1 .V 1
¿(π r1
2)(200m /s)
0,08643m3/kg
¿(3,14 ) (0,025m )2(200m /s)
0,08643m3 /kg
¿(3,14 )(6,25×10−4m2)(200m /s)
0,08643m3 /kg
¿4541kg /s
Keluaran daya maksimum dapat dihitung melalui persamaan 4.70
−W T=(h2−h1)m
W T=−(h2−h1)m
W T=−(2665,7kJ /kg−3445,2kJ /kg)4541kg/ s
¿−(−779,5kJ /kg ) 4541kg /s
¿4540 kJ / s=4540 MW
Kecepatan keluarnya uap diperoleh sebesar :
V 2=A1 .V 1 . ρ1
A2 . ρ2
15
¿
(3,14 )(6,25×10−4
m2)( 200m /s
0,08643m3/kg )(3,14 )(1,56×10−2m2
2,087m3/kg )¿ 4541 1/s
0,0235 1/m
¿193m /s
Maka perubahan energi kinetiknya adalah :
∆ KE=m(V 12−V 2
2
2 )¿4541kg /s ¿¿
¿4541kg /s (−2751m2/ s2 ¿¿¿2 )
¿−¿ 6246 kgsm2/s2=−6241J /s=−6,25kJ /s s
Nilai ini lebih kecil dari 0,1 persen dari perubahan entalpi sehingga memang dapat diabaikan.
Perubahan-perubahan energi kinetik biasanya diabaikan dalam analisis turbin.
Contoh 4.15
Tentukanlah kenaikan tekanan maksimum di dalam pompa 10 hp yang ditunjukkan dalam Gbr 4-14.Kecepatan masuk dari air adalah 30ft/sec.
D2=112
in
V2
D1=1 In Permukaan Kontrol
V1
16
Pompa
Penyelesaian : Kita gunakan persamaan energy (4.68).Dengan mengabaikan perpindahan kalor dan mengasumsikan tidak terjadi kenaikan energy internal,kita dapat menentukan kenaikan tekanan maksimum.Jika perubahan energy potensial diabaikan,persamaan energy menjadi
-Ws = in ( P2−P1ρ
−V 1
2−V 12
2)
Kecepatan v1 diberikan dan v2 diperoleh melalui persamaan kontinuitas sebagai berikut:
Ρ1A1V1 = ρ2A2V2 [ π (1 )2
4 ] (30 )=π (1,5)2
4−¿ V2 V2 = 13,33 ft/sec
Maka dengan menggunakan ρ=62,4 lbm
ft3 ,fluks massa yang diperlukan didalam
persamaan energy,adalah :
m = ρA1V1 = (62,4) [π (1)2
(4×144)(30) = 10,21 lbm/sec
Melihat bahwa usaha pompa memilih nilai negative,persamaan energy menjadi
-(-10)(559) ft/sec = (10,21 lbm/sec)[¿¿¿ + ¿
Dimana factor 32,2 lbm-sec2-lbf diperlukan untuk mengkonversikan faktoe energy kinetic kedalam satuan yang benar.Prediksi kenaikan tekananya adalah;
P2-P1 =(62,4)[550010,21
−13,332−302
(2 )(32,2)¿=34,310
lbfft2atau 238,3 psi
Perhatikan bahwa dalam contoh ini suku-suku energy kinetic dipertahankan karena adanya perbedaan antara luas masuk dan keluar;jika factor ini diabaikan,kesalahan yang terjadi hanyalah sekitar 2 persen.Dalam kebanyakan aplikasi luas masuk dan keluar biasanya sama sehingga V1=V2 ; tapi bahkan dengan adanya perbedaan luas sekali pun,seperti didalam contoh ini,perubahan-perubahan energy kinetic dalam pompa atau turbin biasanya di abaikan dan (4.71) digunakan.
Contoh 4.16
Udara mengalir melalui sebuah nozel supersonic yang ditunjukkan dalam Gbr.4-16.
Kondisi – kondisi masuknya adalah 7 kPa dan 420℃. Diameter keluar nozel diatur sedemikan
17
rupa sehingga diperoleh kecepatan keluar sebesar 700m /s. Hitunglah (a) temperature keluar, (b)
fluks massa dan (c) diameter keluar. Asumsikan aliran adiabatic kuasi- kesetimbangan
Dik : P1=7 kPa=7000 Pa
T=420℃=693 K
v1=400m /s
v2=700m /s
k=1,4
d1=200mm=0,2m
Dit : (a) T 2=?
(b) m=?
(c) d2=?
Jwb :
(a) Untuk menentukan temperature keluarnya kita menggunakan persamaan energy (4.72).
v12
2+C pT1=
v22
2+C pT 2
Berdasarkan table B-2 , C p=1000J /kg . K
T 2=v1
2−v22
2C p
+T 1
¿(400m /s )2−(700m /s )2
(2 ) (1000J /kg . K )+693 K
¿(400m /s )2−(700m /s )2
(2 )(1000kgm2
s2 /kg . K )+693 K
¿ 160000m2/ s2−490000m2/s2
(2 )(1000kgm2
s2 /kg . K )+693 K
¿ −330000m2/s2
2000kgm2
s2 /kg . K+693K
¿−165 K+693 K
¿528 K
18
(b) Untuk menentukan fluks massanya kita harus mengetahui densitas di posisi masuk.
Berdasarkan table B-2, R=0,2870kJ /kg . K=287 J /kg .K
ρ1=P1
RT1
¿ 7000Pa(287J /kg . K ) (693K )
¿ 7000kJ /m3
(287J /kg . K ) (693K )
¿ 7000000J /m3
(287J /kg . K ) (693K )
¿35,20kg /m3
Maka fluks massanya adalah
m=ρ1 A1 v1
m=ρ1π r2 v1
¿ (35,20kg /m3 ) (π ) (0,1m )2 (400 m/ s)
¿ (35,20kg /m3 ) (3,14 ) (0,01m2 ) ( 400m/ s )
¿442kg /s
(c) Untuk menentukan diamer keluarnya kita akan menggunakan persamaan kontinuitas
ρ1 A1 v1=ρ2 A2 v2. Ini membutuhkan nilai densitas di posisi keluar. Nilai ini diperoleh
dengan mengasumsikan aliran adiabatic kuasi-kesetimbangan. Mengacu ke (4.49), kita
memperoleh
ρ2= ρ1(T 1
T 2)
1 /( k−1 )
¿ (35,2kg /m3 ) (528 K693 K )
1/ (1,4−1 )
¿ (35,2kg /m3 ) (528 K693 K )
1/0,4
¿17,84kg /m3
Jadi,
d22=
ρ1d12 v1
ρ2 v2
19
¿(35,2kg/m3 ) (o ,2m )2 (400m / s)
(17,84kg /m3 ) (700m / s)
¿(35,2kg/m3 ) (0,04m2 ) (400m / s )
(17,84 kg/m3 ) (700m /s )
¿0,0451m2
d2=√0,0451m2
¿0,212matau212mm
Contoh 4.17
Suatu cairan mengalir pada 100kgs
memasuki sebuah alat penukar kalor pada 4500C dan
keluar pada 3500C. Kalor spesifik dari cairan tersebut adalah 1,25 kJ
kg℃ . air masuk pada 5000
kpa dan 20℃. Tentukanlah fluks massa minimum dari air sehingga tidak seluruhnya menguap. Abaikan penurunan tekanan di sepanjang alat. Selain itu hitung juga laju perpindahan kalor.
Dik : ms=100 kg
s
T 1=450℃ T 2=350℃ C
p=1,25 kJkg℃
p=5000 kpa(5 Mpa) T p=20℃
Dit : a. Tentukan Mw (abaikan penurunan tekanan di sepanjang alat)? b. perpindahan Q?
Jawab a. Dari tabel c-4 p=5 Mpa∧T=20℃
hw1=88,7 kJkg
hw2=2792,85 kJ
kg
dari p=5 Mpa( hg2+hg1
2 )=( 2801,4+2784,32
)
Maka:ms (hs1−hs2 )=mw(hw 2−hw 1)
ms c p (T s1−T s2)=mw(hw2−hw 1)
100kgs
.1,25kJ
kg℃(450℃−350℃ )=mw(2792,85
kJkg
−88,7kJkg )
20
mw=12500
kJs℃
2704kJkg
¿4,623kgs℃
¿4,623kgs
b. perpindahan kalor Q=mw(hw 2−hw1)
¿4,623kgs
(2792,85kJkg
−88,7kJkg
)
¿12501kJs
¿12501kW ¿12,5 MW
Contoh 4.18Uap meninggalkan boiler dari suatu siklus daya uap sederhana pada 4000 kPa dan 600˚C.
uap tersebut keluar dari turbin pada 200 kPa sebagai uap jenuh. Uap kemudian keluar dari
kondensor sebagai air jenuh. (Lihat Gbr.4-20). Tentukan efisiensi termalnya jika tidak terjadi
penurunan tekanan di sepanjang kondensor dan boiler.
Dik : P=4000kPa
T=600℃
P1=20kPa
h1=251.4kJ /kg (dari tabeluapC−2)
v=0.001m3/kg(daritabelC−2)
h4=2610kJ /kg daritab elC−2¿
Dit : η=?
Jawab :
w p=(P2−P1) v
¿ (4000 kPa−20 kPa ) ( 0,001m3/kg )
¿ (3980kPa ) (0.001m3/kg)
¿ (3980kJ /m3 ) (0.001m3 /kg )
21
¿3,98kJ /kg
Dari persamaan (4.70), entalpi h2 kemudian didapat sebagai
h2=wp+h1
¿3.98kJ /kg+251.4kJ /kg
¿255.4 kJ /kg
Dimana h1 diasumsikan sebagaimana yang dimiliki air jenuh pada 20 kPa. Dari tabel uap, kita
mendapatkan h3=3674kJ /kg. Hasilnya
qB=h3−h2
¿3674 kJ /k g−255.4kJ /kg
¿3420kJ /kg
Output usaha dari turbin adalah
wT=h3−h4
¿3674 kJ /kg−2610kJ /kg
¿1064kJ /kg
Maka, efisiensi termalnya adalah
η=wT−wP
qB
¿ 1064kJ /kg−4 kJ /kg3420kJ /kg
¿0,310atau 31,0 %
Catatan bahwa usaha yang dilakukan pompa bisa diabaikan tanpa perubahan yang berarti pada
hasil akhirnya.
Contoh 4.19
Sebuah tangki yang kokoh, berinsulasi dan seluruhnya kosong dengan volume 300 ft 3
diisi dengan uap pada 800℉ dan 500 psia. Tentukanlah (a) temperature uap di dalam tangki
pada saat tekanannya 500 psia dan (b) massa uap yang mengalir ke dalam tangki.
Dik : V=300 ft3
22
T 1=800℉
P=500 psia
Dit : (a) T f=?
(b)mf=?
Jwb :
(a) Berdasarkan tabel C3-E
Pada 800℉ dan 500 psia diperoleh :
h1=1412,1Btu/ lbm
u f=1412,1Btu / lbm
T f=u−u1
u2−u1(T 2−T1 )+T 2
¿( 1412,1Btu / lbm−1406 Btu /lbm1449,2Btu / lbm−1406 Btu /lbm )(1100℉−1000℉ )+1100℉
¿1114℉
(b) m1=mf=V tangki
V f. Volume spesifik dari uap di dalam tangki pada 500 psia dan 114,1℉
adalah
V f=T f−T 2
T2−T1(V 2−V 1 )+V 1
¿ 1114℉−1100℉1100℉−1000℉
(1,9518 ft3/ lbm−1,8271 ft3 /lbm )+1,8271 ft3/ lbm
¿1,845 ft3 /lbm
∴mf=V tangki
V f
¿ 300 ft3
1,845 f t3/ lbm
¿162,6 lbm
Contoh 4.20
23
Sebuah tangki udara dengan volume 20m3 diberikan tekanan hingga 10 MPa. Tangki
tersebut pada akhirnya mencapai suhu ruangan 25℃. Jika udara dilepaskan tanpa perpindahan
kalor hingga Pf=200kPa, tentukanlah massa udara yang tersisa di dalam tangki dan temperature
akhir di dalam tangki.
Dik : V=20m3
P=10 MPa=10×106 Pa
T i=25℃=298K
Pf=200kPa=2×105Pa
R=0,2870kJ /kg . K=287 J /kg .K
Dit : mf=?
T f=?
Jwb :
Massa awal dari udara di dalam tangki diperoleh sebesar
mi=PiV
RT i
¿10×106Pa (20m3 )
¿¿
¿10×106 kJ
m3(20m3 )
¿¿
¿1×1010 J
m3(20m3 )
¿¿
¿233,85kg
Persamaan (4.91) memberikan, dengan menggunakan k = 1,4. (berdasarkan table B-2)
mf=mi(P f
Pi)
1 / k
¿ (233,85kg )( 2×105Pa10×106Pa )
1/1,4
¿14,3kg
Untuk memperoleh temperature akhir kita menggunakan (4.90) :
T f=T i(mf
mi)k−1
24
¿ (298 K )( 14,3kg233,85kg )
1,4−1
¿ (298 K )( 14,3kg233,85kg )
0,4
¿97,45 K atau−175,5℃
Seseorang yang dengan tidak sengaja terkena aliran gas dari sebuah tangki bertekanan
akan mengalami pembekuan (yang dapat ditangani seperti luka bakar)
25