isi semar igi final - modul.mercubuana.ac.id arsitektur/seminar...laporan penelitian evaluasi taman...
TRANSCRIPT
Laporan Penelitian Evaluasi Taman Kota 1 Bumi Serpong Damai Berdasarkan Green Flag Award
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 5
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka pustaka
Gambar II.1 Kerangka Pustaka
2.2. Ruang Terbuka
Ruang terbuka di perkotaan terdiri dari ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non-
hijau. Ruang terbuka hijau adalah bagian dari ruang terbuka suatu wilayah perkotaan
yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, vegetasi guna mendukung manfaat ekologis,
sosial budaya dan arsitektural yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi
masyarakat. Sementara itu ruang terbuka non-hijau barupa ruang terbuka yang
diperkeras maupun ruang terbuka biru berupa sungai, danau, maupun area-area
diperuntukan sebagai kawasan genangan (Dardak; dalam purnomohadi, 2005)
Laporan Penelitian Evaluasi Taman Kota 1 Bumi Serpong Damai Berdasarkan Green Flag Award
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 6
Ditinjau dari sifatnya ruang terbuka bisa dibedakan menjadi beberapa jenis (Hakim,
2004) yaitu:
� Ruang terbuka privat
Merupakan ruang terbuka yang memiliki waktu tertentu untuk mengaksesnya dan
kepemilikan ruang terbuka tersebut bersifat pribadi, misalnya halaman rumah
tinggal.
� Ruang terbuka semi privat
Merupakan ruang terbuka yang kepemilikannya pribadi namun bisa
diakses langsung oleh masyarakat, misalnya Taman Hiburan Rakyat (THR)
� Ruang terbuka umum
Merupakan ruang terbuka yang hak kepemilikannya oleh pemerintah dan bisa
diakses langsung oleh masyarakat tanpa batas waktu tertentu, misalnya alun-alun,
Taman kota dan sebagainya.
2.3. Ruang Terbuka Hijau
Ruang Terbuka Hijau kota adalah bagian dari ruang terbuka suatu wilayah perkotaan
yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi guna mendukung manfaat langsung
dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh Ruang Terbuka Hijau dalam kota yaitu
keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan (Makalah
Lokakarya : Ruang Terbuka Hijau Wilayah Perkotaan. Lab. Perencanaan Lanskap
IPB, Bogor. 2005). Sedangkan menunurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.05/PRTlMl2008, Ruang Terbuka Hijau merupakan area memanjang/jalur dan atau
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka tempat tumbuh tanaman,
baik yang tumbuh alami atau yang sengaja ditanam.
Berdasarkan referensi dan eksistensi nyata sehari-hari, Ruang Terbuka Hijau adalah
(1) suatu lapangan yang ditumbuhi berbagai tetumbuhan, pada berbagai strata, mulai
dari penutup tanah, semak, perdu dan pohon; (2) sebentang lahan terbuka tanpa
bangunan yang mempunyai ukuran, bentuk dan batas geografis tertentu dengan
status penguasaan apapun yang didalamnya terdapat tetumbuhan hijau berkayu,
dengan pepohonan sebagai tumbuhan penciri utama dan tumbuhan lainnya, sebagai
tumbuhan pelengkap, serta benda-benda lain yang juga sebagai pelengkap dan
penunjang fungsi Ruang Terbuka Hijau yang bersangkutan (Purnomohadi, 1995).
Ruang Terbuka Hijau Kota merupakan perkembangan dari ruang terbuka yang disebut
Laporan Penelitian Evaluasi Taman Kota 1 Bumi Serpong Damai Berdasarkan Green Flag Award
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 7
Taman Kota yang berada diluar atau diantara beberapa bangunan dilingkungan
perkotaan dimaksudkan sebagai ruang luar dan dalam pemanfaatannya terdapat
kegiatan interaksi yang dapat mendekatkan orang-orang yang bertinggal di sekitar
Ruang Terbuka Hijau tersebut (Purnomohadi, 2003).
2.3.1. Fungsi dan Manfaat Ruang Terbuka Hijau
Keberadaan RTH sangat penting karena banyak fungsi dan manfaat yang berguna
bagi manusia baik secara langsung ataupun tidak. Ruang Terbuka Hijau memiliki
fungsi utama (intrinsic) yaitu fungsi ekologis, dan fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu
fungsi arsitektural, sosial, dan fungsi ekonomi. RTH berfungsi ekologis, yang menjamin
keberlanjutan suatu wilayah kota secara fisik, harus merupakan satu bentuk Ruang
Terbuka Hijau yang berlokasi, berukuran, dan berbentuk pasti dalam suatu wilayah
kota seperti Ruang Terbuka Hijau untuk perlindungan sumber daya penyangga
kehidupan manusia dan untuk membangun jejaring habitat kehidupan liar. Ruang
Terbuka Hijau untuk fungsi-fungsi lainnya (sosial, ekonomi, arsitektural) merupakan
Ruang Terbuka Hijau pendukung dan penambah nilai kualitas lingkungan dan budaya
kota tersebut, sehingga dapat berlokasi dan berbentuk sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingannya seperti untuk keindahan, rekreasi, dan pendukung arsitektur kota
(Makalah Lokakarya: Ruang Terbuka Hijau Wilayah Perkotaan. Lab. Perencanaan
Lanskap IPB, Bogor.2OA5).
Helen Woolley (2003) mengelompokkan fungsi dan manfaat dari ruang terbuka hijau
perkotaan dalam empat kategori, yaitu:
1. Fungsi Sosial
Berupa pemberian kesempatan pada anak untuk bermain, rekreasi aktif, dan
rekreasi pasif.
2. Fungsi kesehatan
Berkontribusi bagi kesehatan fisik dan kesehatan mental berupa kesempatan
untuk berolahraga dan nuansa alam yang memberikan efek penyembuhan.
3. Fungsi lingkungan
Sebagai pengatur iklim secara makro seperti perbaiki aliran angin, mereduksi
polusi udara, mereduksi kenaikan suhu, mereduksi radiasi dan sinar matahari, dan
kebisingan dengan tanaman dan ruang hijau.
4. Fungsi ekonomi
Laporan Penelitian Evaluasi Taman Kota 1 Bumi Serpong Damai Berdasarkan Green Flag Award
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 8
Tidak memberikan manfaat langsung bagi ekonomi akan tetapi dengan
keberadaan ruang terbuka memberikan pengaruh yang kuat bagi nilai suatu
property.
Manfaat Ruang Terbuka Hijau berdasarkan fungsinya dibagi atas manfaat langsung
seperti mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga), kenyamanan fisik
(teduh, segar), keinginan dan manfaat tidak langsung (berjangka panjang) seperti
perlindung antara air dan konservasi hayati atau keanekaragaman hayati (Makalah
Loka karya: Ruang Terbuka Hijau Wilayah Perkotaan. Lab. Perencanaan Lanskap
IPB, Bogor.2005).
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
(Permen. PU, 2008) Ruang Terbuka Hijau pada bangunan/perumahan baik di
pekarangan maupun halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha berfungsi
sebagai penghasil O2, peredam kebisingan, dan penambah estetika suatu bangunan
sehingga tampak asri, serta memberikan keseimbangan dan keserasian antara
bangunan dan lingkungan. Selain fungsi tersebut, Ruang Terbuka Hijau dapat
dioptimalkan melalui pemanfaatan sebagai berikut:
a. Ruang Terbuka Hijau Pekarangan
Ruang Terbuka Hijau pada rumah dengan pekarangan luas dapat dimanfaatkan
sebagai tempat utilitas tertentu (sumur resapan) dan dapat juga dipakai untuk
tempat menanam tanaman hias dan tanaman produktif (yang dapat menghasilkan
buah-buahan, sayur, dan bunga).
Untuk rumah dengan Ruang Terbuka Hijau pada lahan pekarangan yang tidak
terlalu luas atau sempit, Ruang Terbuka Hijau dapat dimanfaatkan pula untuk
menanam tanaman obat keluarga/apotik hidup, dan tanaman pot sehingga dapat
menambah nilai estetika sebuah rumah. Untuk efisiensi ruang, tanaman pot
dimaksud dapat diatur dalam susunan/bentuk vertikal.
b. Ruang Terbuka Hijau halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha Ruang
Terbuka Hijau pada halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha, selain
tempat utilitas tertentu, dapat dimanfaatkan pula sebagai area parkir terbuka,
carport, dan tempat untuk menyelenggarakan berbagai aktivitas di luar ruangan
seperti upacara, bazar, olah raga, dan lain-lain.
Laporan Penelitian Evaluasi Taman Kota 1 Bumi Serpong Damai Berdasarkan Green Flag Award
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 9
2.3.1.1. Pemanfaatan RTH pada lingkungan/pemukiman.
1) Taman Ruang Terbuka Hijau Rukun Tetangga
Taman Rukun Tetangga (RT) dapat dimanfaatkan penduduk sebagai tempat
melakukan berbagai kegiatan sosial di lingkungan RT tersebut. Untuk mendukung
aktivitas penduduk di lingkungan tersebut, fasilitas yang harus disediakan minimal
bangku taman dan fasilitas mainan anak-anak. Selain sebagai tempat untuk
melakukan aktivitas sosial, Ruang Terbuka Hijau Taman Rukun Tetangga dapat
pula dimanfaatkan sebagai suatu community garden dengan menanam tanaman
obat keluarga/apotik hidup, sayur, dan buah-buahan yang dapat dimanfaatkan
oleh warga.
Gambar II.2 Contoh 1 Taman Rukun Tetangga
Sumber (Permen. PU 2008)
Gambar II.3 Contoh 2 Taman Rukun Tetangga
Sumber (Permen. PU 2008)
Ruang Terbuka Hijau Rukun Warga (RW) dapat dimanfaatkan untuk berbagai
kegiatan remaja, kegiatan olahraga masyarakat, serta kegiatan sosial lainnya di
lingkungan RW tersebut. Fasilitas yang disediakan berupa lapangan untuk
Laporan Penelitian Evaluasi Taman Kota 1 Bumi Serpong Damai Berdasarkan Green Flag Award
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 10
berbagai kegiatan, baik olahraga maupun aktivitas lainnya, beberapa unit bangku
taman yang dipasang secara berkelompok sebagai sarana berkomunikasi dan
bersosialisasi antar warga, dan beberapa jenis bangunan permainan anak yang
tahan dan aman untuk dipakai pula oleh anak remaja.
Gambar II.4 Contoh Taman Rukun Warga
Sumber (Permen. PU 2008)
2) Ruang Terbuka Hijau Kelurahan
Ruang Terbuka Hijau kelurahan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan
penduduk dalam satu kelurahan. Taman ini dapat berupa taman aktif, dengan
fasilitas utama lapangan olahraga (serbaguna), dengan jalur trek lari di seputarnya,
atau dapat berupa taman pasif, dimana aktivitas utamanya adalah kegiatan yang
lebih bersifat pasif, misalnya duduk atau bersantai, sehingga lebih didominasi oleh
ruang hijau dengan pohon-pohon tahunan.
Tabel II.1 Contoh Kelengkapan Fasilitas Pada Taman Kelurahan.
Jenis Taman
Koefisiensi Daerah Hijau(KDH)
Fasilitas Vegetasi
Aktif 70-80% 1) Lapanga terbuka; 2) Trek lari, lebar 5m panjang
325m; 3) WC umum; 4) 1 unit kios (jika diperlukan); 5) Kursi-kursi Taman.
1) Minimal 25 pohon (pohon sedang dan kecil);
2) Semak; 3) Perdu; 4) Penutup tanah.
Pasif 80-90% 1) Sirkulasi jalur pejalam kaki lebar 1,5-2 m;
2) WC umum; 3) 1 unit kios (jika diperlukan); 4) Kursi-kursi Taman.
1) Minimal 50 pohon (sedang dankecil);
2) Semak; 3) Perdu; 4) Penutup tanah.
Sumber (Permen. PU 2008)
Laporan Penelitian Evaluasi Taman Kota 1 Bumi Serpong Damai Berdasarkan Green Flag Award
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 11
Gambar II.5 Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Aktif)
Sumber (Permen. PU 2008)
Gambar II.6 Contoh Taman Kelurahan
Sumber (Permen. PU 2008)
3) Ruang Terbuka Hijau Kecamatan
Ruang Terbuka Hijau kecamatan dapat dimanfaatkan oleh penduduk untuk
melakukan berbagai aktivitas di dalam satu kecamatan. Taman ini dapat berupa
taman aktif dengan fasilitas utama lapangan olahraga, dengan jalur trek lari di
seputarnya, atau dapat berupa taman pasif untuk kegiatan yang lebih bersifat pasif,
sehingga lebih didominasi oleh ruang hijau. Kelengkapan taman ini adalah sebagai
berikut:
Tabel II.2 Contoh Fasilitas Pada Taman Kecamatan
Jenis Taman
Koefisiensi Daerah
Hijau(KDH)
Fasilitas Vegetasi
Aktif 70-80% 1) Lapanga terbuka; 2) Lapangan basket; 3) Lapangan volley; 4) Trek lari, lebar 5m panjang
325m; 5) WC umum; 6) Parkir kendaraan; 7) Termasuk sarana kios (jika
diperlukan); 8) Kursi-kursi taman;
1) Minimal 50 pohon (pohon sedang dan kecil);
2) Semak; 3) Perdu; 4) Penutup tanah.
Pasif 80-90% 1) Sirkulasi jalur pejalam kaki lebar 1,5-2 m;
2) WC umum; 3) 1 unit kios (jika diperlukan); 4) Kursi-kursi Taman.
1) Minimal 100 pohon (sedang dankecil);
2) Semak; 3) Perdu; 4) Penutup tanah.
Sumber (Permen. PU 2008)
Laporan Penelitian Evaluasi Taman Kota 1 Bumi Serpong Damai Berdasarkan Green Flag Award
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 13
Gambar II.7. Contoh Taman kecamatan
Sumber (Permen. PU 2008)
2.3.1.2. Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau pada kota/perkotaan
1) Ruang Terbuka Hijau taman kota
Ruang Terbuka Hijau Taman kota dapat dimanfaatkan penduduk untuk melakukan
berbagai kegiatan sosial pada satu kota atau bagian wilayah kota. Taman ini dapat
berbentuk sebagai RTH (lapangan hijau), yang dilengkapi dengan fasilitas
rekreasi, taman bermain (anak/balita), taman bunga, taman khusus (untuk lansia),
fasilitas olah raga terbatas, dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 30%.
Semua fasilitas tersebut terbuka untuk umum.
Tabel II.3 Contoh kelengkapan pada taman kota
Koefisiensi Daerah
Hijau(KDH)
Fasilitas Vegetasi
70-80% 1) Lapanga terbuka; 2) Unit lapangan basket(14x26m) 3) Unit lpangan volley(15x24m) 4) Trek lari, lebar 7m panjang 400m; 5) WC umum; 6) Parkir kendaraan termasuk sarana kios(jika
diperlukan) 7) Panggung terbuka; 8) Area bermain anak; 9) Prasarana tertentu, kolam retensi untuk
pengendali air larian; 10) Kursi-kursi taman;
1) 150 pohon (pohon sedang dan kecil);
2) Semak; 3) Perdu; 4) Penutup tanah.
Sumber (Permen. PU 2008)
Laporan Penelitian Evaluasi Taman Kota 1 Bumi Serpong Damai Berdasarkan Green Flag Award
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 14
Gambar II.8. Contoh Taman Kota
(Rencana Taman Kota Pangkalanbun Kabupaten Kota Waringin Barat)
Sumber (Permen. PU 2008)
2) Hutan kota
Hutan Kota dapat dimanfaatkan sebagai kawasan konservasi dan penyangga
lingkungan kota (pelestarian, perlindungan dan pemanfaatan plasma nutfah,
keanekaragaman hayati). Hutan kota dapat juga dimanfaatkan untuk berbagai
aktivitas sosial masyarakat (secara terbatas, meliputi aktivitas pasif seperti duduk
dan beristirahat dan atau membaca, atau aktivitas yang aktif seperti jogging,
senam atau olahraga ringan lainnya), wisata alam, rekreasi, penghasil produk hasil
hutan, oksigen, ekonomi (buah-buahan, daun, sayur), wahana pendidikan dan
penelitian. Fasilitas yang harus disediakan disesuaikan dengan aktivitas yang
dilakukan seperti kursi taman, sirkulasi pejalan kaki/jogging track. Idealnya hutan
kota merupakan ekosistem yang baik bagi ruang hidup satwa misalnya burung,
yang mempunyai peranan penting antara lain mengontrol populasi serangga.
Untuk itu diperlukan introduksi tanaman pengundang burung pada hutan kota.
Tabel II.4 Kemampuan Hutan dalam mengendalikan Gelombang
Respon Daun Gelombang Pendek (%) Gelombang Panjang (%) Dipantulkan 10 -
Diserap 80 100 Dibiaskan - 10 Diteruskan 10 90
Sumber (Permen. PU 2008)
2.3.2. Jenis dan Bentuk Ruang Terbuka Hijau
Direktur Jenderal Penataan Ruang A. Hermanto Dardak mengklasifikasikan Ruang
Terbuka Hijau secara fisik yaitu Ruang Terbuka Hijau alami yang berupa habitat liar
Laporan Penelitian Evaluasi Taman Kota 1 Bumi Serpong Damai Berdasarkan Green Flag Award
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 15
alami, kawasan lindung dan taman-taman nasional dan Ruang Terbuka Hijau non-
alami atau binaan seperti taman, lapangan olahraga dan kebun bunga. Berdasar
status kepemilikan Ruang Terbuka Hijau diklasifikasikan menjadi Ruang Terbuka Hijau
Pribadi, yaitu Ruang Terbuka Hijau yang berada pada lahan-lahan milik pribadi seperti
halaman rumah. Ruang Terbuka Hijau Publik, yaitu Ruang Terbuka Hijau yang berada
pada lahan-lahan publik atau lahan milik Pemerintah seperti taman-taman Kota kebun
binatang, Taman pemakaman umum (TPU), dan lainnya.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. I tahun 2007 jenis-jenis
Ruang Terbuka Hijau adalah sebagai berikut:
1. taman kota
2. taman wisata alam;
3. taman rekreasi;
4. taman lingkungan perumahan dan permukiman;
5. taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial;
6. taman hutan raya,
7. hutan kota;
8. hutan lindung;
9. bentang alam seperti gunung, bukit, lereng dan lembah;
10. cagar alam;
11. kebun raya
12. kebun binatang;
13. pemakaman umum;
14. Iapangan olahraga
15. Lapangan upacara;
16. parkir terbuka;
17. lahan pertanian perkotaan;
18. jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET);
19. sepadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa;
20. jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan pedestrian;
21. kawasan dan jalur hijau;
22. daerah penyangga lapangan udara; dan
23. taman atap
Penataan ruang merupakan suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Perencanaan tata ruang
dilakukan untuk menghasilkan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang.
Laporan Penelitian Evaluasi Taman Kota 1 Bumi Serpong Damai Berdasarkan Green Flag Award
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 16
Berdasarkan wilayah administrasinya, penataan ruang terdiri atas penataan ruang
wilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi, penataan ruang wilayah
kabupaten/kota. Di dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, perencanaan tata ruang wilayah kota harus memuat rencana penyediaan dan
pemanfaatan ruang terbuka hijau yang luas minimalnya sebesar 30% dari luas wilayah
kota. Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau selain dimuat dalam
RTRW Kota, RDTR Kota, atau RTR Kawasan Strategis Kota, juga dimuat dalam RTR
Kawasan Perkotaan yang merupakan rencana rinci tata ruang wilayah Kabupaten.
Adapun ketentuan lebih lanjut mengenai penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka
hijau diatur dalam pedoman ini.
Gambar II.9. Kedudukan Rencana Penyediaan dan Pemanfaatan RTH dalam RTR Perkotaan
Sumber (Permen.PU 2008)
Penyediaan dan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau dalam RTRW kota/RDTR
kota/RTR kawasan strategis kota/RTR kawasan perkotaan, dimaksudkan untuk
menjamin tersedianya ruang yang cukup bagi:
a. Kawasan konservasi untuk kelestarian hodrologi;
b. Kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi;
c. Area pengembangan keanekaragaman hayati;
d. Area penciptaan iklim mikro dan perenduksi polutan dikawasan perkotaan;
e. Tempat rekreasi dan olahraga masyarakat;
Laporan Penelitian Evaluasi Taman Kota 1 Bumi Serpong Damai Berdasarkan Green Flag Award
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 17
f. Tempat pemakaman umum;
g. Pembatas perkembangn kota kearah yang tidak diharapkan;
h. Pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historis;
i. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau yang bersifat privat, melalui pembatasan
kepadatan serta kriteria pemanfaatannya;
j. Area mitigrasi/evakuasi bencana; dan
k. Ruang penempatan pertandaan (signage) sesuai dengan peraturan perundangan
dan tidak mengganggu fungsi utama Ruang Terbuka Hijau tersebut.
Tabel II.5 Kedalaman Rencana Penyediaan dan Pemanfaatan RTH
Jenis Rencana Tata Ruang Kedalaman Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (Rencana Umum
1) Luas minimum yang harus dipenuhi; 2) Penetapan jenis dan lokasi RTH yang akan disediakan; 3) Tahap-tahap implementasi penyediaan RTH; 4) Ketentuan pemanfaatan RTH secara umum;
Tipologi masing-masing RTH, alternative vegetasi pengisi ruang khususnya arahan vegetasi dalam kelompok-kelompok besar, arahan pelengkap pada RTH, hingga konsep-konsep rencana RTH sebagai arahan untuk pengembangan disain selanjutnya RTH, hingga konsep-konsep rencana RTH sebagai arahan untuk pengembangan disain selanjutnya
RDTRK/RTR kawsan strategis kota/RTR kawasan perkotaan (Rencana Rinci)
1) Rencana penyediaan RTH yang dirinci berdasarkan jenis /tipologi RTH, lokasi, dan luas dengan skala yang lebih detail/besar;
2) Alternatif vegetasi pengisi ruang khususnya arahan vegetasi dalam kelompok-kelompok besar;
3) Elemen pelengkap pada RTH; 4) Konsep-konsep rencana RTH sebagai aahan untuk
pengembangan disain selanjutnya; 5) Indikasi program mewujudkan penyediaan RTH pada
masing-masing kawasan/bagian wilayah kota; 6) Ketenuan tentang peraturan zonasi
Sumber (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum)
Laporan Penelitian Evaluasi Taman Kota 1 Bumi Serpong Damai Berdasarkan Green Flag Award
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 18
Gambar II.10. Proporsi RTH Kawasan Perkotaan
Sumber (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum)
Taman Kota secara tradisioanal merupakan alun-alun dan Taman raja, pamong praja
yang terbuka juga untuk umum. Baru pada zaman modern dengan perancangan tata
Kota, Taman Kota merupakan tempat umum yang dikehendaki masyarakat untuk
beristirahat dekat perumahan dan sebagai pengatur iklim di kampung (Mulyani,
2006:97).
Katagori Taman umum (public park) menurut skala pelayanan terdiri dari 4 (empat)
katagori yakni: Taman nasional (national parks), Taman pusat Kota (downtown parks),
Taman lingkungan (neighborhood parks), Taman kecil (mini parks). (Darmawan,
2009:48).
1. Taman nasional (national parks) adalah Taman dengan skala pelayanan Taman
ini adalah tingkat nasional, lokasinya berada di pusat kota. Bentuknya berupa zona
ruang terbuka yang memiliki peran yang sangat penting dengan luasan melebihi
taman-taman Kota yang lain, dengan kegiatan yang dilaksanakan berskala
nasional. Taman monumen nasional (Monas) di Jakarta merupakan Taman
nasional. Disamping sebahai landmark Kota Jakarta juga dapat sebagai landmark
nasional, terutama tugu monumen yang didukung dengan elemen asesoris Kota
Laporan Penelitian Evaluasi Taman Kota 1 Bumi Serpong Damai Berdasarkan Green Flag Award
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 19
lain seperti air mancur, jalan pedestrian yang diatur dengan pola-pola menarik,
disamping taman dan penghijauan di sekitar kawasan tersebut.
2. Taman pusat Kota (downtown parks) adalah Taman yang berada di kawasan pusat
Kota, berbentuk lapangan hijau yang dikelilingi pohon-pohon peneduh atau berupa
hutan Kota dengan pola tradisional atau dapat pula dengan desain pengembangan
baru. Area hijau Kota yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan santai dan berlokasi
di kawasan perkantoran, perdagangan, atau perumahan Kota. Lapangan hijau di
lingkungan perumahan atau perdagangan/perkantoran di perkotaan merupakan
Taman pusat Kota.
3. Taman Lingkungan (neighborhood parks) adalah ruang terbuka yang
dikembangkan di lingkungan perumahan untuk kegiatan Taman seperti bermain
anak-anak, olahraga dan bersantai bagi masyarakat di sekitarnya. Taman di
komplek perumahan merupakan Taman lingkungan.
4. Taman kecil (mini parks) adalah Taman kecil yang di kelilingi oleh bangunan-
bangunan, termasuk air mancur yang digunakan untuk mendukung suasana
Taman tersebut. Taman-taman di sudut-sudut lingkungan/setback bangunan salah
satu bentuk Taman kecil.
Dari ungkapan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa elemen-elemen Taman Kota
adalah sebagai berikut:
1. Tanaman, diantaranya: pepohonan, perdu, semak, dan rerumputan.
2. Tempat bermain, di antarnya: bermain anak-anak.
3. Tempat bersantai, seperti: tempat duduk beristirahat/bercengkrama
4. Tempat olahraga, seperti: lintasan jogging track.
5. Fasilitas pendukung lainnya, seperti: tempat parkir, Taman air mancur, toilet,
tempat air minum, dan elemen pendukung Taman kota lainnya (patung, lampu,
petanda).
Berdasarkan petunjuk perencanaan kawasan perumahan kota Ditjen Ciptakarya Dep
PU (1987) yang ditegaskan oleh mendagri No. 14 tahun 1988 tentang Penataan RTH
di wilayah perkotaan, mensyaratkan tersedianya taman dalam sebuah permukiman
sebagai berikut:
a) Setiap 250 penduduk tersedia satu taman seluas 250 m2, taman ini merupakan
taman lingkungan perumahan untuk melayani penduduk satu Rukun Tetangga (RT)
khususnya aktivitas balita, manula, dan ibu rumah tangga sehingga menjadi sarana
sosialisasi penduduk disekitarnya. Idealnya Taman ini berada pada radius 100-200
m.
Laporan Penelitian Evaluasi Taman Kota 1 Bumi Serpong Damai Berdasarkan Green Flag Award
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 20
b) Setiap 2.500 penduduk tersedia satu Taman seluas 1.250 m2, Taman ini melayani
penduduk satu RW untuk menampung kegiatan remaja seperti berolah raga atau
kegiatan kemasyarakatan lainnya. Idealnya Taman ini berada pada radius 200
sampai 300 m.
c) Setiap 30.000 penduduk tersedia satu taman seluas 9.000 m2, taman ini melayani
penduduk satu Kelurahan untuk menampung kegiatan masyarakat seperti
pertunjukan musik atau kegiatan olahraga minggu pagi, seperti jogging atau sepak
bola, shalat Idul Fitri, pameran pembangunan atau kampnye dimusim Pemilu.
Ruang Terbuka Hijau ini dapat pula menrmpung kegiatan pasif, sehingga fasilitas
yang disediakan berupa kursi-kursi Taman, jalur sirkulasi serta pohon-pohon besar
sebagai peneduh.
d) Setiap 120.000 penduduk tersedia satu Taman seluas 24.000 m2, taman ini
melayani penduduk satu Kecamatan untuk manampung kegiatan skala kota
maupun skala bagian wilayah kota. Ruang Terbuka Hijau ini didominasi oleh
pepohonan jenis pohon tahunan sehingga kegiatan didalamnya lebih banyak
kegiatan pasif, atau jogging mengikuti jalur sirkulasi yang ada. Disediakan fasilitas
pendukung seperti MCK, parkir dan sebagainya.
e) Setiap 480.000 penduduk tersedia Taman seluas 144.000 m2, tamam ini melayani
penduduk satu Kota atau bagian Kota dan lebih dikenal dengan nama taman kota.
Taman ini berupa kompleks olahraga masyarakat dilengkapi dengan fasilitas
olahraga seperti lapangan atletik, lapangan volley atau basket, lapangan softball,
ruang hijau sebagai leisure area serta fasilitas pendukunglainnya.
Helen (2003) memaparkan ruang terbuka pada permukiman berupa Taman, Taman
bermain, lapangan olahraga, Taman sekolah, kebun, dan ruang-ruang tambahan.
Beliau menambahkan bahwa Taman merupakan ruang terbuka yang paling tepat
karena mereka tersedia untuk sernua. Mulai dari kegiatan mengajak bayi menghirup
udara yang sejuk, anak-anak bermain, mengajak anjing jalan-jalan, jogging, bertemu
teman dan keluarga, semua adalah aktivitas sehari-hari yang dapat ditemui dalam
Taman.
Clare Cooper Marcus dan Carolyn Francis (1998) memaparkan bahwa terdapat dua
aspek penting dalam perencanaan sebuah Taman yang dibutuhkan bagi pengguna
Taman tersebut, yaitu hasrat dan kebutuhan untuk berada dalam keadaan alami dan
kebutuhan terhadap hubungan dengan orang lain. Mereka juga mengklasifikasikan
Ruang Terbuka Hijau berdasarkan tingkat kepadatan penduduk mulai dari kepadatan
rendah, kepadatan sedang, dan kepadatan tinggi.