isi

25
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengelasan dengan Las Oxy Accetyline merupakan salah satu job mata kuliah Pengerjaan Logam jurusan Pendididkan Teknik Mesin, Universitas Pndidikan Indonesia. Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan industri karena memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi produksi logam. Hampir tidak mungkin pembangunan suatu pabrik tanpa melibatkan unsur pengelasan. Oleh karena itu penulis membuat laporan ini agar dapat bermanfaat nantinya. Dengan berakhirnya praktik pengelasan dengan Las Oxy Accetyline, penulis bermaksud memberikan sedikit pengetahuan tentang hal- hal dasar dalam Las Oxy Accetyline agar mahasiswa tidak mengalami hambatan dalam bekerja. B. TUJUAN PENULISAN LOPORAN Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengerjaan Logam sebagai bukti bahwa telah menyelesaikan job Las Oxy Accetyline. 1

Upload: mochammad-gama-adriansyah

Post on 12-Nov-2015

222 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

fgdfh

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGPengelasan dengan Las Oxy Accetyline merupakan salah satu job mata kuliah Pengerjaan Logam jurusan Pendididkan Teknik Mesin, Universitas Pndidikan Indonesia. Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhanpeningkatan industri karena memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi produksi logam. Hampir tidak mungkin pembangunan suatu pabrik tanpa melibatkan unsur pengelasan.Oleh karena itu penulis membuat laporan ini agar dapat bermanfaat nantinya. Dengan berakhirnya praktik pengelasan dengan Las Oxy Accetyline, penulis bermaksud memberikan sedikit pengetahuan tentang hal-hal dasar dalam Las Oxy Accetyline agar mahasiswa tidak mengalami hambatan dalam bekerja.

B. TUJUAN PENULISAN LOPORAN Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengerjaan Logam sebagai bukti bahwa telah menyelesaikan job Las Oxy Accetyline. C. RUANG LINGKUP KAJIANLaporan praktik Las Oxy Accetyline ini ditulis untuk memenuhi tugas praktek Pengerjaan Logam di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

D. SISTEMATIKA PENULISANPenulisan laporan ini berdasarkan hasil praktik Las Oxy Accetyline yang mengacu pada teori-teori dan berdasarkan hasil praktik Las Oxy Accetyline.

BAB IIISI LAPORANLAS OXY-ASETELYNE

A. TUJUAN PRAKTEK1. Tujuan umumSetelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa memiliki kopetensi dalam pekerjaan las Oxy Asetelyne, mempunyai kemampuan dalam proses pengelasan mampu mengatur api las sesuai kegunaan dan juga mampu menerapkan dalam dunia kerja kelak.2. Tujuan khusus Mengisi salah satu syarat mata kuliah Pengerjaan Las Oxy Asetelyne. Mempraktekan teori-teori yang telah diterima selama pembelajaran. Melatih kesabaran dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

B. ALAT DAN BAHAN1. Alat utama Tabung gas oxygen Tabung gas accetyline Regulator ( oxgen dan acetyline ) Slang Pembakar Meja kerja

2. Alat Tambahan Mistar siku Gergaji tangan Pengores Kikir bilah kasar Palu besi Sikat baja Tang penjepit

3. Alat Keselamatan Kerja sarung tangan Baju kerja Apron Sepatu kerja Kaca mata las Masker

4. Bahan Baja lunak ukuran 3 x 40 x 505 mm Kawat baja 3 mm

C. LANDASAN TEORILas Oxy-Acetylene (las asetilin) adalah proses pengelasan secara manual, dimana permukaan yang akan disambung mengalami pemanasan sampai mencair oleh nyala (flame) gas asetilin (yaitu pembakaran C2H2 dengan O2), dengan atau tanpa logam pengisi, dimana proses penyambungan tanpa penekanan.Disamping untuk keperluan pengelasan (penyambungan) las gas dapat juga dipergunakan sebagai : preheating, brazing, cutting dan hard facing. Penggunaan untuk produksi (production welding), pekerjaan lapangan (field work), dan reparasi (repair & maintenance).Dalam aplikasi hasilnya sangat memuaskan untuk pengelasan baja karbon, terutama lembaran logam (sheet metal) dan pipa-pipa berdinding tipis. Meskipun demikian hampir semua jenis logam ferrous dan non ferrous dapat dilas dengan las gas, baik dengan atau tanpa bahan tambah (filler metal).Disamping gas acetylene dipakai juga gas-gas hydrogen, gas alam, propane, untuk logamlogam dengan titik cair rendah. Pada proses pembakaran gas-gas tersebut diperlukan adanya oxygen. Oxygen ini didapatkan dari udara dimana udara sendiri mengandung oxygen (21%), juga mengandung nitrogen (78%), argon (0,9 %), neon, hydrogen, carbon dioksida, dan unsur lain yang membentuk gas.

Nyala api oksi-asetiline

Nyala hasil pembakaran dapat berubah tergantung pada perbandingan antara gas oksigen O2 dengan gas asetiline C2H2.Nyala Api Netral

Kegunaan dari nyala api netral ini untuk heat treatment logam agar mengalami surface hardening.Nyala api kerucut dalam berwarna putih menyala. Nyala api kerucut antara tidak ada. Nyala api kerucut luar berwarna kuning.Nyala Api Oksigen Lebih

Sering digunakan untuk pengelasan logam perunggu dan kuningan.Setelah dicapai nyala api netral kemudian kita kurangi aliran gas asetilen maka kita akan dapatkan nyala api oksigen lebih. Nyala apinya pendek dan berwarna ungu, nyala kerucut luarnya juga pendek.Nyala Api Asetilen Lebih

Setelah dicapai nyala api netral kemudian kita mengurangi aliran gas oksigen. Nyala api menampakkan kerucut api dalam dan antara. Nyala api luar berwarna biru.a. Nyala Oksi-asetilen Dalam proses ini digunakan campuran gas oksigen dengan gas asetilen. Suhu nyalanya bisa mencapai 3500 oC. Pengelasan bisa dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.Gas asetilen (C2H2) dihasilkan oleh reaksi kalsium karbida dengan air dengan reaksi sebagai berikut : C2H2+2 H2O Ca(OH)2+C2H2

Gambar : Tabung asetilen dan oksigen untuk pengelasan oksiasetilen.

Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak boleh melebihi 100 kPa dan disimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung asetilen mapu menahan tekanan sampai 1,7 MPa. Skema nyala las dan sambungan gasnya bisa dilihat pada gambar Pada nyala gas oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral, reduksi dan oksidasi. Nyala netral diperlihatkan pada gambar dibawah ini.

Gambar : Nyala netral dan suhu yang dicapai pada ujung pembakar.

Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala memerlukan perbandingan oksigen dan asetilen kira-kira 1 : 1 dengan reaksi serti yang bisa dilihat pada gambar. Selubung luar berwarna kebiru-biruan adalah reaksi gas CO atau H2 dengan oksigen yang diambil dari udara.

b. Pengelasan Oksihidrogen Nyala pengelasan oksihidrogen mencapai 2000C lebih rendah dari oksigen-asetilin. Pengelasan ini digunakan pada pengelasan lembaran tipis dan paduan bengan titik cair yang rendah.

c. Pengelasan Udara-Asetilen Nyala dalam pengelasan ini mirip dengan pembakar Bunsen. Untuk nyala dibutuhkan udara yang dihisap sesuai dengan kebutuhan. Suhu pengelasan lebih rendah dari yang lainnya maka kegunaannya sangat terbatas yaitu hanya untuk patri timah dan patri suhu rendah.

d. Pengelasan Gas Bertekanan Sambungan yang akan dilas dipanaskan dengan nyala gas menggunakan oksiasetilen hingga 1200 oC kemudian ditekankan. Ada dua cara penyambungan yaitu sambungan tertutup dan sambungan terbuka. Pada sambungan tertutup, kedua permukaan yang akan disambung ditekan satu sama lainnya selama proses pemanasan. Nyala menggunakan nyala ganda dengan pendinginan air. Selama proses pemanasan, nyala tersebut diayun untuk mencegah panas berlebihan pada sambungan yang dilas. Ketila suhu yang tepat sudah diperoleh, benda diberi tekanan. Untuk baja karbon tekanan permulaan kurang dari 10 MPa dan tekanan upset antara 28 MPa.

e. Pemotongan Nyala Oksiasetilen Pemotongan dengan nyala juga merupakan suatu proses produksi. Nyala untuk pemotongan berbeda dengan nyala untuk pengelasan dimana disekitar lobang utama yang dialiri oksigen terdapat lubang kecil untuk pemanasan mula. Fungsi nyala pemanas mula adalah untuk pemanasan baja sebelum dipotong. Karena bahan yang akan dipotong menjadi panas sehingga baja akan menjadi terbakar dan mencair ketika dialiri oksigen.

CACAT-CACAT PADA LAS ASETILINDengan kondisi pengelasan yang benar, teknik dan meterial sesuai standar, akan menghasilkan pengelasan yang sangat berkualitas. Tetapi seperti pada proses pengelasan yang lain, cacat las dapat terjadi. Cacat yang sering terjadi pada proses pengelasan Oksi-Asetilin antara lain : Penetrasi yang kurang sempurna Fusi yang kurang sempurna Undercutting Porosity Longitudinal crack

1. Penetrasi yang kurang sempurna Jenis cacat las ini dapat terjadi karena : Ketika melakukan pengelasan tidak melakukan penetrasi ke seluruh ketebalan dari logam dasar (base metal) Ketika dua weld bead yang berhadapan tidak melalukan inter-penetrasi Ketika weld bead tidak melakukan penetrasi ke ujung dari fillet weld tetapi hanya menyebranginya.

Gambar Penetrasi yang kurang sempurnaGas memiliki peranan yang sangat penting dalam penetrasi. Penetrasi yang kurang sempurna biasanya disebabkan oleh tekanan gas yang rendah, dan dapat dihilangkan dengan cara menaikkan tekanan pada manometer yang terdapat pada tabung gas. Selain itu cacat ini dapat disebabkan oleh kecepatan pengelasan yang terlalu lambat dan penggunaan torch yang salah atau tidak sesuai.

2. Kurangnya peleburan

Cacat las ini terjadi karena kurang atau tidak terjadi peleburan diantara

logam las dan permukaan dari base metal. Biasanya diakibatkan oleh kecepatan pengelasan terlalu lambat. Terkadang juga diakibatkan pengaturan tekanan gas yang rendah.

Gambar Kurang peleburan (Fusi)

3. Undercutting

Cacat las ini diakibatkan oleh penggunaan parameter tekanan gas yang kurang tepat, khususnya kecepatan pengelasan dan tekanan gas yang tidak sesuai. Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan undercutting terjadi.

Dengan mengurangi kecepatan pengelasan akan dapat mengurangi besarnya undercutting bahkan menghilangkannya.

Gambar Undercutting

Gambar Undercut yang terdeteksi oleh radiografi

Jika hanya terdapat sedikit undercutting, maka kita dapat menaikkan tekanan gas, tetapi jika tekanan gas dinaikkan terlalu tinggi, maka undercutting dapat terjadi.

4. PorositiPorositi adalah lubang yang diakibatkan oleh gelembung gas yang telah membeku. Penyebab utama dari porositi adala kontaminasi dari atmosfir, dan oksidasi yang tinggi pada permukaan benda kerja.

Gambar Porositi

Gambar Porositi yang terdeteksi oleh radiografy

5. Keretakan membujur

Keretakan dapat dibagi menj adi dua, yaitu keretakan-panas dan keretakan- dingin. Keretakan panas dapat terjadi ketika weld bead berada antara temperatur meleleh dan membeku.

Gambar Keretakan-panas Keretakan-dingin biasanya terjadi pada saat weld bead membeku. Keretakan la innya yang dapat terja di adalah keretakan kar ena kesalah an dalam pe nggunaan te knik pengel asan. Keretakan yang terjadi pada ujung hasil pengelasan disebabkan oleh kesalahan dalam teknik akhir pada saat mengelas, hal ini dapat diatasi dengan cara membalikkan arah pengelasan pada akhir pengelasan.

Gambar Keretakan crater

Gambar Cara mengatasi keretakan

D. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA1. Berdoa sebelum bekerja2. Siapkanlah bahwa keadaan lingkungan kerja dan peralatannya siap untuk dipakai, dan periksa kembali peralatan sebelum bekerja.3. Pakailah pakaian kerja dengan alat pelindungi diri lainnya yang diperlukan.4. Bekerjalah sesuai petunjuk yang ada.5. Tanyakanlah pada dosen pembimbing, bila kurang jelas dalam bekerja.6. Barhati-hatilah dalam penggunaan alat-alat perlengkapan serta posisi dalam bekerja.7. Jauhkan bahan-bahan yang mudah terbakar dari apai.8. Usahakan benda kerja yang akan dilas, dalam keadaan bersih bebas dari air oli dan bahan lainya yang dapat menyebabkan percikan atau ledakan.9. Bersihkan lantai tempat proses pengelasan dari air, oli, kotoran dan sebagainya.10. Gunakan selalu alat pelindung diri : sarung tangan kulit, helm, kacamata, sepatu kerja, tang jepit.11. Tidak diperbolehkan memegang hasil lasan tanpan alat pelindungn diri selama proses pengelasan berjalan.E. CARA PENGERJAAN / LANGKAH KERJANoTugasKeteranganAlat

( 1 )( 2 )( 3 )( 4 )

1Pemeriksaan bahanMemeriksa ukuran bahan benda kerja yakni 3 x 40 x 505 mmMistar baja atau mistar siku.

2Penandaan dan pelukisan benda kerjaMelukisn benda kerja untuk membagi plat menjadi 5 bagian sama panjang.Mistar siku, pengores

3PemotongMemotong seluruh benda kerja menjadi lima bagian menggunakan gergaji tangan sesuai ukuran yang telah dilukisRagum, gergaji tangan

4pengikiranKikir semua permukaan plat bekas potongan gergaji sehingga bentuknya empat persegi panjang dan ukurannya samaRagum, kikir bilah kasar

5Pembuatan rigi-rigiLakukan pembuatan rigi-rigi las sesuai tuntunan gambar kerja pada benda kerja 1Peralatan las busur listrik

6Pembuatan sambungan tumpangLakukan pengelasan tumpang antara benda kerja 1 dan benda kerja 2 sesuai gambar kerjaPeralatan las busur listrik

7Pembuatan sambungan TLakukan pengelasan sambungan T antara benda kerja 3 dan benda kerja 4Peralatan las busur listrik

8Sambungan sudut tepiLakukan penyambungan sudut tepi antara benda yang disambung tumpang dengan disambung TPeralatan las busur listrik

F. TEMUAN PRAKTIK1. Tekanan gas yang ada sering berubah-ubah.2. Sulit membandingkan nyala netral yang sebenarnya.3. Sulit dalam mengatur jarak anatara pembakar dan benda kerja.4. Sulit saat menyambung sudut.5. Sedikitnya pembimbing sehingga sulit untuk bertanya.6. Terbentuknya Lubang pada plat.Disebabkan karena terlalu lama terjadi pengapian pada bagian plat yang dilas.7. Kekeliruan pada alur pengelasan.Disebabkan karena keterampilan pengelas yang belum menguasai teknik pengelasan secara sempurna.G. GAMBAR KERJA

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULANDibutuhkan kesabaran dan ketelitian dalam melakukan pengelasan. Penyetelan tekanan gas dan juga nyala api pada brander sangat mempengaruhi hasil pengelasan. Untuk pengelasan dengan bahan tambah (kawat), yaitu plat harus benar-benar meleleh terlebih dahulu kemudian baru diberi bahan tambah. Untuk penyambungan 2 plat, dibutuhkan tempat yang rata agar diperoleh sambungan yang lurus dan presisi. Pengelasan tanpa bahan tambah, dalam menggeser brander harus memperhatikan bagian plat yang sudah dilas apakah sudah benar-benar meleleh, sehingga terbentuk alur pengeladan yang rapi.Dalam pengelasan dengan Las Oxy Accetyline juga harus menguasai teori Las Oxy Accetyline agar dalam praktiknya tidak terjadi kesalahan seperti yamg ditemukan pada praktik.Karena dalam pengelasan Oxy Accetyline banyak kemungkinan terjadi kesalahan apabila tidak dilakukan dengan teliti dan ahli, maka diperlukan panduan atau kemampuan mengenai las Oxy Accetyline.

B. SARANSebaiknya dalam praktik pengelasan dengan Las Oxy Accetyline harus berhati-hati dengan mengutamakan keselamatan kerja. Saat terjadi ledakan saat mengelas jangan takut dan tetap konsentrasi dengan pekerjaan las.Melatihlah untuk tidak mudah t.erkejut atau panik

DAFTAR PUSTAKAhttp://laskarbit.blogspot.com/2009/03/dasar-teori-pengelasan-dengan-gas.htmlhttp://januarsutrisnoyayan.wordpress.com/2008/11/29/las-oksi-asetilen/ http://aldongutra.blogspot.com/2012/02/las-oaw-las-oxy-acetylene-welding.htmlDrs. Yayat. M.pd. 2014. Job Sheet Las Oxy Accetyline. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

17