isi

18
1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan termasuk negara yang memiliki beribu-ribu pulau, jumlah pulau di Indonesia mencapai 17.508 buah pulau besar maupun kecil. Menurut definisi Kementerian Kelautan dan Perikanan, lebih dari 7.000 pulau kecil diantaranya termasuk pulau berpenghuni namun belum teraliri listrik. Keadaan ini semakin diperparah dengan tingkat abrasi pantai di pulau-pulau kecil di Indonesia, terutama yang terjadi di wilayah Indonesia bagian tengah. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan 20% dari garis pantai sepanjang 95.000 km mengalami kerusakan parah akibat perubahan lingkungan dan abrasi pantai. Gambar 1. Peta Indeks Ancaman Bencana Abrasi di Indonesia (Sumber: BNPB. 2009) Keadaan penduduk di pulau yang belum teraliri listrik tentu saja sangat memperhatinkan, mereka tidak hanya bertahan dari kurangnya infrastruktur listrik namun mereka juga harus bertahan dari tingkat abrasi Renda Sedan Tinggi

Upload: depi-rizky-mauliani

Post on 08-Feb-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi

1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai negara kepulauan termasuk negara yang memiliki beribu-ribu pulau, jumlah pulau di Indonesia mencapai 17.508 buah pulau besar maupun kecil. Menurut definisi Kementerian Kelautan dan Perikanan, lebih dari 7.000 pulau kecil diantaranya termasuk pulau berpenghuni namun belum teraliri listrik. Keadaan ini semakin diperparah dengan tingkat abrasi pantai di pulau-pulau kecil di Indonesia, terutama yang terjadi di wilayah Indonesia bagian tengah. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan 20% dari garis pantai sepanjang 95.000 km mengalami kerusakan parah akibat perubahan lingkungan dan abrasi pantai.

Gambar 1. Peta Indeks Ancaman Bencana Abrasi di Indonesia(Sumber: BNPB. 2009)

Keadaan penduduk di pulau yang belum teraliri listrik tentu saja sangat

memperhatinkan, mereka tidak hanya bertahan dari kurangnya infrastruktur listrik namun mereka juga harus bertahan dari tingkat abrasi yang semakin menggerus pulau. Berdasarkan data Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) pada umumnya pulau-pulau kecil di Indonesia sama sekali belum menikmati infrastruktur listrik, dicirikan oleh kerentanan ekonomi dan keterbelakangan pembangunan.

Kondisi pulau-pulau kecil di Indonesia bagian tengah yang belum mendapatkan aliran listrik sebenarnya dapat di atasi dengan memanfaatkan energi baru yang terbarukan, antara lain energi angin dan arus laut. Di Indonesia sumber energi angin cukup berlimpah. Sumber daya yang tersedia di alam diperkirakan mencapai 9290 MW, namun kapasitas yang terinstal baru 1,1 MW. Sedangkan untuk sumber energi arus laut, kecepatan arus di pantai-pantai Indonesia rata-rata 1,5 m/detik. Kecuali di selat-selat diantara pulau-pulau Nusa Tenggara,

Rendah

Sedang

Tinggi

Page 2: Isi

2

kecepatannya bisa mencapai 2,5 - 3 m/detik (DESDM, 2009). Selain murah karena relatif tidak mengalami fluktuasi harga di pasar global, kedua sumber energi ini pun tidak memiliki keterbatasan pasokan atau masih bisa diperbarui. Ditambah dengan kondisi geografis Indonesia juga memiliki banyak laut dengan arus gelombang yang potensial dan kecepatan angin yang cukup konstan. Sementara itu untuk mengatasi terjadinya abrasi pantai salah satu cara yang efektif adalah dengan menggunakan breakwater.

Untuk mengatasi masalah abrasi pantai yang banyak merugikan penduduk Indonesia wilayah tengah maupun pemerintah dan krisis kekurangan listrik yang terjadi di pulau kecil maka diperlukan adanya bangunan pemecah gelombang yang mampu menghasilkan listrik dengan energi baru yang terbarukan agar tidak menimbulkan dampak yang serius terhadap lingkungan sekitar. Oleh karena itu kami mengusulkan sebuah konsep yang bernama Plafabi Power, pembangkit listrik tenaga arus laut dan angin dengan medium breakwater sebagai solusi alternatif dan inovatif pembangkit listrik dan penanggulangan abrasi di pulau kecil Indonesia bagian tengah.

TUJUAN

1. Untuk mengetahui konsep dari konstruksi pembentuk Plafabi Power

MANFAAT

Bagi akademisi 1. Sebagai referensi dan meneliti lebih lanjut mengenai bangunan

pelindung pantai yang dapat menghasilkan listrik dengan memanfaatkan energi angin dan arus laut.

2. Sebagai inovasi terbaru bangunan pelindung pantai yang memanfaatkan energi ramah lingkungan untuk menghasilkan listrik.

3. Menggali potensi arus laut dan angin di wilayah kepulauan Indonesia bagian tengah sebagai sumber pembangkit energi listrik dengan menggunakan Plafabi Power.

Bagi masyarakat pesisir 1. Sebagai solusi masalah kurangnya pengadaan listrik untuk masyarakat

di pulau-pulau kecil Indonsia bagian tengah.2. Sebagai solusi masalah abrasi pantai di perumahan warga yang dekat

dengan pantai3. Memberikan informasi dan memperkaya khasanah masyarakat tentang

permasalahan krisis energi yang terjadi di Indonesia Bagi pemerintah

1. Memberikan referensi terkait pengembangan energi nasional.2. Memberikan solusi dalam mengatasi abrasi di Indonesia.3. Memberikan solusi alternative sebagai solusi kekurangan energi listrik

di masyarakat pulau kecil Indonesia.

GAGASAN

Page 3: Isi

3

Kondisi kekinian

Banyaknya pulau kecil di Indonesia khususnya Indonesia bagian tengah menyebabkan pemerintah mengalami kesulitan untuk melakukan pemerataan layanan listrik dan perlindungan terhadap pantai di seluruh pelosok Indonesia. Terkait perubahan iklim global, Indonesia semakin sering menghadapi ancaman abrasi di kawasan pesisir pantai, beberapa daerah yang menghadapi resiko tinggi bencana abrasi antara lain Kabupaten Sikka di Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Selayar di Sulawesi Selatan. Berdasarkan sebaran zona risiko tinggi terkena abrasi, maka rencana pemerintah untuk menanggulangi bencana abrasi dari tahun 2010-2014 akan diarahkan pada beberapa provinsi, antara lain provinsi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi selatan (BNPB, 2010).

Rasio elektrifikasi di Indonesia sampai tahun 2009 dilaporkan baru mencapai rata-rata 66%, bahkan di kawasan Indonesia bagian tengah belum mencapai 45%. Tingkat penggunaan listrik bagi masyarakat yang lazim dinyatakan dalam konsumsi listrik per kapita, juga tercatat masih jauh dari memadai.

Potensi Arus Indonesia Bagian Tengah dan Angin sebagai Sumber Energi Pembangkit Listrik

Pada dasarnya, arus laut merupakan gerakan horizontal massa air laut, sehingga arus laut memiliki energi kinetik yang dapat digunakan sebagai tenaga penggerak rotor atau turbin pembangkit listrik. Secara global laut mempunyai sumber energi yang sangat besar yaitu mencapai 2,8 x 1014 (280 Triliun) Watt-jam. Selain itu, arus laut ini juga menarik untuk dikembangkan sebagai pembangkit listrik karena sifatnya yang relatif stabil dan dapat diprediksi karakteristiknya.

Kecepatan arus pasang-surut di pantai-pantai perairan Indonesia bagian tengah yaitu di selat-selat diantara pulau-pulau Bali, Lombok, dan Nusa Tenggara Timur, kecepatannya bisa mencapai 2,5 - 3,4 m/detik. Berbeda dengan energi gelombang laut yang hanya terjadi pada kolom air di lapisan permukaan saja, arus laut bisa terjadi pada lapisan yang lebih dalam. Kelebihan karakter fisik ini memberikan peluang yang lebih optimal dalam pemanfaatan konversi energi listrik.

Gambar 2. Peta Arus Perairan Indonesia(Sumber: Marine Renewable (Wave Tidal) Opportunity Review, 2010)

Tabel 1. Potensi energi arus laut dibeberapa selat di Indonesia

Page 4: Isi

4

(sumber: http://www.mgi.esdm.go.id/content/road-map-penelitian-dan-pengembangan-energi-arus-laut)

Selain itu, energi angin juga merupakan salah satu potensi energi terbarukan yang dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kebutuhan energi listrik domestik, khususnya wilayah terpencil. Pembangkit energi angin ini bebas polusi dan sumber energinya yaitu angin tersedia di mana pun, maka pembangkit ini dapat menjawab masalah lingkungan hidup dan ketersediaan sumber energi. Dibandingkan dengan sumber energi alternatif lainya ekstraksi energi dari angin memiliki carbon footprint yang relatif rendah. Carbon footprint yang dimaksud di sini adalah emisi CO2 yang dihasilkan dari keseluruhan proses produksi turbin sampai dengan operasi pemanfaatan sumber energi tersebut.

Gambar 3. Peta Potensi Energi Angin di Indonesia(sumber: http://ropiudin.wordpress.com/2011/05/09/sumber-energi-listrik)

Page 5: Isi

5

Potensi Breakwater sebagai Medium Pembangkit Listrik dan Penanggulangan Abrasi

Perkembangan pemecah gelombang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu jenisnya adalah pemecah gelombang terapung (floating breakwater) yang telah meningkat secara sigfnifikan dalam dekade terakhir. Banyak studi yang membahas serta mempelajari tentang floating breakwater (Twu and Lee, 1983; Guo et al., 1996; Murali and Mani, 1997; etc.). Pemecah gelombang terapung (floating breakwater) hadir sebagai solusi alternatif terhadap pemecah gelombang tetap konvensional dan dapat digunakan secara efektif di daerah pesisir dengan kondisi lingkungan gelombang yang ringan. Kondisi tanah dan lingkungan yang kurang baik, kedalaman laut yang cukup dalam, fenomena erosi pantai yang intens, serta pertimbangan estetika mendukung penerapan struktur floating breakwater (McCartney, 1985). Beberapa keuntungan menggunakan floating breakwater sebagai medium pembangkit listrik dan penanggulangan abrasi yaitu:

1. Floating breakwater lebih murah dibandingkan dengan fixed breakwater untuk laut dalam (kedalaman>10 ft) (Hales, 1981). Studi ini juga diperkuat oleh penelitian dari (Schepers,1998), (Lenting, 2003) dan (d’Angremond, 1998)

2. Floating breakwater bisa lebih layak dalam kondisi tanah yang buruk dari fixed breakwater (Fousert, 2006), (McCartney, 1985)

3. Floating breakwater dapat mereduksi tinggi gelombang (kurang dari 6.5 ft) (Tsinker, 1995)

4. Floating breakwater dapat dengan mudah dipindahkan dan dimodifikasi, dapat digunakan kembali serta transportasi dan fleksibilitas yang efektif dalam desain (Hales, 1981) ,(Fousert, 2006)

5. Jika formasi es menimbulkan masalah, floating breakwater dapat dipindahkan dari lokasi (Hales, 1981)

6. Floating breakwater dapat memilki nilai estetika dibandingkan fixed breakwater (McCartney, 1985).

Solusi yang Pernah Ditawarkan

Upaya untuk mengurangi abrasi pantai dan kekurangan listrik bagi masyarakat didaerah pulau kecil sebenarnya telah dilakukan oleh pemerintah. Salah satu solusi yang pernah ditawarkan untuk memenuhi listrik masyarakat di pulau kecil adalah dengan mengirimkan bahan bakar fosil batu bara ke pulau kecil untuk membangkitkan listrik, namun cara ini kurang efektif karena banyak menelan biaya dalam prakteknya, seperti biaya untuk mengirim bahan bakar tersebut ke pulau kecil. Selain itu, Batubara sendiri merupakan sumber energi yang paling mencemari dan sumber dominan emisi karbon dioksida (CO2) dunia. Di seluruh dunia, 11 milyar ton3 CO2 berasal dari PLTU bertenaga batubara tiap tahunnya. Jika rencana PLTU bertenaga batubara direalisasi. Emisi CO2 dari batubara akan meningkat 60% pada tahun 2030 (Britten, 2009).

Page 6: Isi

6

Sementara itu, untuk mengurangi abrasi di pulau kecil pemerintah tidak terlalu peduli, sehingga masyarakat hanya menumpuk kantong berisi pasir yang ditata sepanjang garis pantai, tentu saja hal ini kurang efektif untuk meredam energi gelombang.

Konsep Baru yang Ditawarkan

Konstruksi Bangunan Penyusun Plafabi Power

a. Konstruksi BreakwaterBreakwater adalah bangunan pantai pemecah gelombang, yang dibedakan

menjadi dua macam yaitu pemecah gelombang lepas pantai dan pemecah gelombang sambung pantai. Untuk Plafabi Power digunakan jenis breakwater yang pertama yaitu floating breakwater, pemilihan breakwater jenis ini karena memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan pemecah gelombang sambung pantai, misalnya dapat mereduksi energi gelombang, memiliki desain yang fleksible sehingga mudah dipindahkan dan dirakit kembali dengan layouts yang berbeda (Fousert, 2006). Floating breakwater merupakan bangunan lepas pantai yang terdiri dari ponton yang ditambatkan dengan sistem tali mooring pada dasar laut. Struktur floating breakwater menggunakan bahan ferro cement dengan ρ = 2.5 ton/m3 dengan dimensi yang berbentuk balok.

Gambar 4. Model Floating Breakwater(sumber : http://geospasial.bnpb.go.id/2010/02/19/peta-indeks-ancaman-

bencana-gelombang-pasangabrasi-di-indonesia/)

b. Konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga AnginPembangkit listrik tenaga angin merupakan salah satu energi terbarukan

yang ramah lingkungan karena cenderung tidak menghasilkan limbah yang berlebihan. Untuk mengurangi beban struktur yang diterima oleh floating breakwater maka digunakan pembangkit listrik tenaga angin yang berbentuk seperti balon udara berisi helium tanpa awak, yang mampu berputar pada suatu sumbu horisontal karena aliran angin di ketinggiaan sekitar 600-1000 kaki dan bekerja dengan kecepatan mulai 4 mph hingga lebih dari 60 mph (mile per hour). Putaran tersebut akan menggerakkan generator guna menghasilkan listrik dan mengirimkan arus listrik melalui suatu kabel yang dihubungkan dengan struktur floating breakwater yang bisa langsung dimanfaatkan, disimpan dalam baterai, atau dilewatkan ke jalur transmisi listrik. Struktur ini akan mampu menghasilkan listrik dari sumber yang terbarukan dan mampu menghemat banyak biaya karena

Page 7: Isi

7

tidak memerlukan struktur bangunan yang mahal seperti pada pembangkit angin konvensional.

Gambar 5. Model Pembangkit Listrik Tenaga Angin(sumber: http://www.gearfuse.com/mars-floating-wind-power-generator/)

c. Konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Arus LautStruktur dari pembangkit listrik tenaga arus laut pada Plafabi Power

menggunakan turbin arus vertical axis yang diletakkan di bawah bangunan floating breakwater pada kedalaman tertentu dari permukaan laut dimana air laut mengalir pada kecepatan maksimum. Sedangkan generator dari pembangkit ini sendiri diletakkan didalam konstruksi floating breakwater

Posisi atau tempat peletakan Plafabi Power di Perairan Lepas Pantai

Plafabi Power merupakan sebuah pembangkit listrik tenaga angin dan arus laut sekaligus bangunan pemecah gelombang yang berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak dibelakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi pada pantai. Perlindungan oleh Plafabi Power terjadi karena berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan, karena pemecah gelombang ini dibuat terpisah ke arah lepas pantai. Maka bagian sisi luar pemecah gelombang memberikan perlindungan dengan meredam energi gelombang sehingga gelombang dan arus di belakangnya dapat dikurangi (Triatmodjo,1999). Untuk memaksimalkan kinerja Plafabi Power dalam memecah gelombang air, maka bangunan ini akan diletakkan di perairan lepas pantai dimana energi gelombang air pecah atau disebut dengan zona gelombang pecah (breaking zone).

Pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan konsep Plafabi Power

Agar kosep Plafabi Power dapat terealisasikan maka pihak yang dapat mengimplementasikannya antara lain :

Page 8: Isi

8

Dinas Kelautan Peran pemerintah yaitu Dinas Kelautan dalam merealisasikan

Plafabi Power sangatlah penting karena merupakan pihak yang mengeluarkan kebijakan agar proses pembangunan lebih mementingkan masyarakat pesisir di pulau kecil Indonesia bagian tengah. Selain itu pemerintah juga turut andil dalam mensosialisasikan konsep Plafabi Power agar dikemudian hari masyarakat dapat memelihara dan memanfaatkan bangunan Plafabi Power secara maksimal. Selain itu pemerintah juga harus melakukan pemetaan daerah mana saja di Indonesia bagian tengah yang harus diutamakan dalam merealisasikan Plafabi Power.

AkademisiPeran para pelaku akademisi sangatlah diperlukan untuk

melakukan riset potensi arus laut, angin dan kriteria ombak yang ada di Indonesia bagian timur yang sesuai struktur Plafabi Power. Sehingga nantinya fungsi dari Plafabi Power sendiri dapat dimaksimalkan ketika digunakan untuk melindungi pantai dan menghasilkan listrik.

Pihak Pengembang Floating BreakwaterPeran pihak pengembang floating breakwater dalam merealisasikan

Plafabi Power antara lain menentukan struktur floating breakwater yang mampu digabungkan dengan pembangkit listrik tenaga angin dan arus laut namun tetap mengurangi kinerja dari floating breakwater tersebut dalam melindungi lingkungan pantai dari bahaya abrasi, mengingat jika sebuah floting breakwater diberi beban maka bisa menambah massa dari bangunan itu maka harus dilakukan uji ketahanan floating breakwater terhadap penambahan pembangkit listrik.

Pihak Pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Arus Laut

Peran seorang pihak pengembang pembangkit listrik akan sangat diperlukan karena menentukan struktur pembangkit listrik yang mampu dipasang di badan floating breakwater tanpa mengurangi kinerja pembangkit listrik tersebut. Seperti menentukan bahan pembuat pembangkit listrik, generator yang efektif, dan sistem konversi energi yang efektif pula.

PLNSalah satu substansi terpenting dalam merealisasikan Plafabi

Power adalah proses pendistribusian listrik dari pembangkit listrik ke penduduk di pulau kecil. Dalam hal ini peran PLN sebagai penyedia listrik nasional sangat diperlukan, oleh karena itu PLN harus mengembang sebuah sistem pendistribusian listrik ke masyarakat di pulau kecil yang efektif dan efisien.

Masyarakat di Pulau KecilKarena sasaran dari pengembangan Plafabi Power ini adalah

masyarakat di pulau kecil maka masyarakat itu merupakan subjek dari penerapan Plafabi Power . Untuk itu diperlukan kerjasama dari

Page 9: Isi

9

masyarakat setempat, yaitu berupa kegiatan pemeliharaan Plafabi Power nantinya setelah terealisasikan. Selain itu diperlukan juga kesadaran masyarakat sendiri dalam memelihara pantai agar tidak terjadi abrasi yang berlebihan walaupun sudah diberi bangunan pelindung pantai.

Tahapan Penelitian dan Pengembangan Plafabi Power

Permasalahan yang ada sekarang adalah tidak adanya inovasi penggunaan breakwater yang diintegrasikan dengan pembangkit listrik tenaga angin dan arus air, oleh karena itu sebelum Plafabi Power direalisasikan perlu diadakannya penelitian dalam beberapa tahap, tahapan dari penelitian tersebut antara lain :

Tahap 1Pada tahap pertama, dilakukan pengujian kekuatan struktur Plafabi

Power, meliputi pengujian kekuatan breakwater dalam menerima beban yang di berikan oleh pembangkit listrik dan lingkungan laut. Selain itu di lakukan pengujian kestabilan pembangkit listrik tenaga angin dan arus ketika beroperasi dan diterpa cuaca buruk. Output dari tahapan ini adalah didapatkannya strukur Plafabi Power yang kuat dan tetap stabil dalam menerima tekanan dan beban namun tetap tidak mengurangi kinerja dari bangunan ini sendiri.

Tahap 2Pada tahap kedua adalah penelitian mengenai kondisi lingkungan

yang cocok sebagai tempat Plafabi Power dibangun agar tetap maksimal dalam beroperasi. Pada tahapan ini dianalisa daya dukung kecepatan angin dan kecepatan arus laut untuk memaksimalkan Plafabi Power. Selain itu dilakukan analisa Ketinggian maksimum dan minimum ombak dan kekuatan gelombang laut untuk menentukan tempat terbaik dalam memaksimalkan kinerja Plafabi Power sebagai bangunan pelindung pantai.

Tahap 3Pada tahap ketiga, mulai dirancang desain Plafabi Power yang

cocok untuk memaksimalkan kinerjanya. Desain harus kuat dan solid karena Plafabi Power diletakkan ditengah kondisi lingkungan yang cukup ekstrim. Selain itu, desain juga harus memperbesar efektivitas dari Plafabi Power dalam menghasilkan energi listrik.

Tahap 4Pada tahap keempat merupakan tahap terakhir dalam rangkaian

proses penelitian, pada tahap ini mulai dibahas penempatan jaringan pendistribusian listrik dari Plafabi Power ke masyarakat di pulau kecil dan jenis sistem penyeimbang Plafabi Power yang cocok untuk digunakan.

Page 10: Isi

10

KESIMPULAN

Inti gagasan Plafabi Power

Sebagai bentuk inovasi dari upaya untuk melindungi pantai di Indonesia khususnya Indonesia bagian timur yang mengalami abrasi serta sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat yang tinggal di pulau kecil maka dibuat konsep desain Plafabi Power yang menggunakan tiga struktur utama. Pertama struktur floating breakwater dengan desain yang fleksibel dan dapat mereduksi gelombang air. Yang kedua adalah pembangkit listrik tenaga angin yang menggunakan benda sejenis balon yang berisi helium dan dapat melayang diudara, benda ini dapat berputar secara horisontal dan menghasilkan listrik yang nantinya akan dialirkan ke rumah peduduk dipulau kecil. Yang ketiga adalah pembangkit listrik tenaga arus air yang menggunakan vertical axis sebagai daun turbin yang terbukti lebih efektif dibandingkan dengan horizontal axis. Ketiga komponen tersebut akan disatukan dan membentuk struktur bangunan yang disebut Plafabi Power.

T eknik Implementasi Gagasan Plafabi Power

Agar gagasan Plafabi Power terimplementasikan, maka diperlukan kerja sama antar pihak pendukung terselenggaranya Plafabi Power. Sebelum Plafabi Power terealisasikan, maka terlebih dahulu diadakan kerjasama penelitian oleh para pihak pengembang floating breakwater dan pembangkit listrik tenaga arus air dan angin untuk menentukan struktur yang tepat dalam pembuatan Plafabi Power. Selanjutnya diadakan pemantauan terhadap lokasi penempatan Plafabi Power, menganalisa dampak lingkungan yang akan diterima struktur Plafabi Power yang dalam hal ini merupakan tugas dari dinas kelautan. Setelah semua analisa dilakukan, pemerintah sebagai penyedia dana harus memberikan suntikan dana untuk merealisasikan Plafabi Power, bekerjasama dengan pihak PLN untuk menentukan pendistribusian listrik yang merata dan mensosialisasikan kepada masyarakat di pulau kecil untuk ikut mendukung program pembangunan Plafabi Power.

Prediksi Keberhasilan

Gagasan konsep Plafabi Power yang memanfaatkan energi angin dan arus laut di perairan Indonesia sebagai energi pembangkit listrik sangat menguntungkan bagi masyarakat di pulau kecil. Selain itu, fungsi lain dari Plafabi Power yaitu untuk melindungi pantai juga sangat membantu masyarakat agar terhindar dari bahaya abrasi pantai. Hal ini tentu saja akan menguntungkan semua pihak. Selain itu, dengan faktor pendukung potensi energi angin di wilayah Indonesia bagian tengah yang memiliki sumber energi mencapai 9290 MW, namun kapasitas yang terinstal baru 1,1 MW dan potensi energi arus air yang cukup kuat hingga bisa mencapai kecepatan 2.4-3.5 m/s di beberapa wilayah perairan Indonesia bagian tengah. Faktor lain adalah semakin besarnya bencana abrasi di beberapa wilayah membuat pemerintah harus bertindak cepat untuk menanggulanginya, maka pemanfaatan Plafabi Power akan maksimal.

Page 11: Isi

11

DAFTAR PUSTAKA

Fousert, M. W.. 2006. Floating Breakwater: a Theoretical Study of a Dynamic Wave Attenuating System, Section of Hidraulic Engineering. Faculty of Civil Engineering and Geosciences, Delft University of Technology, Netherland.

Triatmodjo, B.. 1999. Teknik Pantai, Beta offset. Yogyakarta. U.S. ArmyCorp Engineering. 1984. Shore Protection Manual, vol. II. Mississipi.

Tsinker,Gregory P. 1995. Marine Structures Engineering: Specialized Application, An International Thomson publishing Company. NewYork.

Britten, Mereike. 2009. Biaya Batu Bara Sebenarnya. Jakarta Pusat:Green Peace Asia Tenggara.

BNPB. 2010. Rencana Nasional Penanggulangan Bencana. Jakarta http://ropiudin.wordpress.com/2011/05/09/sumber-energi-listrik/. [1 Maret 2012]http://www.mgi.esdm.go.id/content/road-map-penelitian-dan-pengembangan-

energi-arus-laut [1 Maret 2012http://www.gearfuse.com/mars-floating-wind-power-generator/ [1 Maret 2012]http://geospasial.bnpb.go.id/2010/02/19/peta-indeks-ancaman-bencana-

gelombang-pasangabrasi-di-indonesia/ [1 Maret 2012]http://www.noort-innovations.nl/Breakwater_index.htm [1 Maret 2012]

Page 12: Isi

12

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ketua kelompokNama : Riyan Afif Al IhsanNRP : 4311100080Jurusan / Fakultas : Teknik Kelautan / FTKTempat, tanggal lahir : Klaten, 27 Juni 1994Institut : Institut Teknologi Sepuluh NopemberHP : 085642406619Alamat : Keputih Gg 3B No. 24, Sukolilo, SurabayaEmail : [email protected]

Anggota 1Nama : Defi Rizki MaulianiNRP : 4311100013Jurusan / Fakultas : Teknik Kelautan / FTKTempat, tanggal lahir : Surabaya, 2 Oktober 1992Institut : Institut Teknologi Sepuluh NopemberHP : 085746694649Alamat : Margorejo IID/30 Surabaya, Jawa TimurEmail : [email protected]

Anggota 2Nama : Sony JuniantoNRP : 4309100101Jurusan / Fakultas : Teknik Kelautan / FTKTempat, tanggal lahir : Situbondo, 26 Juni 1990Institut : Institut Teknologi Sepuluh NopemberHP : 085649361366Alamat : Keputih Gg 3 No. 47AEmail : [email protected]