islam dan moral

22
Page 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan sukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat-Nya Kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Metodolgi Studi Islam yang bertemakan Islam dan Moral. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, karena kemampuan yang ada pada diri Kami sangat terbatas, untuk itu penulis mohon maaf dan kiranya pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun sebagai masukan kepada penulis. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan dukungan yang telah penulis terima sehingga makalah ini bisa diselesaikan dan mudahan makalah ini berguna bagi para pembacanya. Balikpapan, 30 Januari 2011 Saifun Nizar Al Khuri

Upload: saifun-nizar-al-khuri

Post on 04-Aug-2015

343 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hubungan antara islam dan moral

TRANSCRIPT

Page 1: Islam dan Moral

Page 1

KATA PENGANTAR

Segala puji dan sukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas

limpahan rahmat-Nya Kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Metodolgi Studi

Islam yang bertemakan Islam dan Moral.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak

kekurangan, karena kemampuan yang ada pada diri Kami sangat terbatas, untuk

itu penulis mohon maaf dan kiranya pembaca dapat memberikan kritik dan saran

yang sifatnya membangun sebagai masukan kepada penulis.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan dukungan yang telah

penulis terima sehingga makalah ini bisa diselesaikan dan mudahan makalah ini

berguna bagi para pembacanya.

Balikpapan, 30 Januari 2011

Saifun Nizar Al Khuri

Page 2: Islam dan Moral

Page 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 3

BAB II ISLAM DAN MORAL ................................................................. 4

a. Pengertian Islam ................................................................. 4

b. Pengertian Moral ................................................................. 5

c. Perubahan Moralitas dan factor-faktor yang

mempengaruhinya .............................................................. 7

TUJUAN MUHAMMAD SAW DIUTUS KE DUNIA ...................... 8

AHLAK MENURUT ISLAM ........................................................ 15

a. Pengertian Akhlak ............................................................... 15

b. Ruang Lingkup Ahklak ....................................................... 16

c. Sumber Ahklak Islam ......................................................... 19

d. Ciri-ciri Ahlak Islami ........................................................... 20

BAB III PENUTUP ................................................................................. 22

a. Kesimpulan ......................................................................... 22

b. Saran .................................................................................. 22

Page 3: Islam dan Moral

Page 3

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Pentingnya kita meneladani akhlak Rasulullah saw adalah latar belakang

dimana kita harus mempelajari dan mencontohnya, karna sesungguhnya

ialah suri tauladan yang baik bagi siapapun.

b. Rumuan Masalah

Apa pengertian moral, islam dan akhlak serta hubungannya bagi

kehidupan sehari hari ?

Tujuan Nabi Muhammad saw diutus ?

c. Tujuan

Untuk lebih mengetahui dan memahami berbagai Definisi Islam,

Moral / Akhlak dan mengetahui tujuan Nabi Muhammad Saw diutus

oleh Allah SWT ke Bumi, agar kita dapat menerapkannya

dikehidupan kita.

Page 4: Islam dan Moral

Page 4

BAB II

ISLAM DAN MORAL

a. Pengertian Islam

Berasal dari bahasa (Arab: al-islām, سالم artinya "berserah diri kepada : (اإل

Tuhan" Islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Agama

Islam termasuk agama samawi (agama-agama yang turun dari langit). Dengan

lebih dari satu seperempat milyar orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan

Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen. Islam

memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.

Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang

tunduk kepada Tuhan"[5][6], atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki

dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan

firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan

meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul

terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.

Ada dua sisi yang dapat kita gunakan untuk memahami pengertian Agama

Islam, yaitu sisi kebahasaan dan sisi peristilahan. Kedua sisi pengertian tentang

Islam ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

Dari segi kebahasaan Islam berasal dari Bahasa Arab yaitu bersal dari kata

salima yang mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dari kata salima

selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk

dalam kedamaian.[1]

Senada dengan pendapat diatas, sumber lain mengatakan bahwa Islam

berasal dari bahasa Arab, terambil dari kata salima yang berarti selamat sentosa.

Dari asal kata itu dibentuk kata aslama yang artinya memelihara dalam keadaan

selamat sentosa, dan berarti pula menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat. Kata

aslama itulah yang menjadi kata islam yang mengandung arti segala arti yang

terkandung dalam arti pokoknya. Oleh sebab itu orang yang berserah diri, patuh

dan taat disebut sebagai orang Muslim. Orang yang demikian berarti telah

1 Maulana Muhammad Ali, Islamologi (Dinul Islam) (Jakarta: Ikhtiar Baru-Van Hoeve,1980)hlm.2.

Page 5: Islam dan Moral

Page 5

menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri dan patuh kepada Allah SWT. Orang

tersebut selanjutnya akan dijamin keselamatannya di dunia dan di akhirat.[2]

Adapun pengertian Islam dari segi Istilah adalah nama bagi suatu Agama

yang berasal dari Allah SWT, Nama Islam

b. Pengertian Moral

Ada beberapa istilah yang sering digunakan secara bergantian untuk

menunjukkan maksud yang sama, istilah moral, akhlak, karakter, etika, budi

pekerti dan susila. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, “moral” diartikan

sebagai keadaan baik dan buruk yang diterima secara umum mengenai perbuatan,

sikap, kewajiban, budi pekerti dan susila. Moral juga berarti kondisi mental yang

terungkap dalam bentuk perbuatan. Selain itu moral berarti sebagai ajaran

Kesusilaan.[3] Kata morla sendiri berasal dari bahasa Latin “mores” yang berarti

tata cara dalam kehidupan, adat istiadat dan kebiasaan.[4]

Dengan demikian pengertian moral dapat dipahami dengan

mengklasifikasikannya sebagai berikut :

1. Moral sebagai ajaran kesusilaan, berarti segala sesuatu yang berhubungan

dengan tuntutan untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik dan

meningalkan perbuatan jelekyang bertentangan dengan ketentuan yang

berlaku dalam suatu masyarakat.

2. Moral sebagai aturan, berarti ketentuan yang digunakan oleh masyarakat

untuk menilai perbuatan seseorang apakah termasuk baik atau sebaliknya

buruk.

3. Moral sebagai gejala kejiwaan yang timbul dalam bentuk perbuatan, seperti

berani, jujur, sabar, gairah dan sebagainya.

Dalam terminology Islam, pengertian moral dapat disamakan dengan

pengertian “akhlak” dan dalam bahasa Indonesia moral dan akhlak maksudnya

sama dengan budi pekerti atau kesusilaan.[5]

2 Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: Al-Ma’arif,1977), cet. II, hlm. 56

3 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Op. Cit, h. 192 4 Singgih Gunarsa, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : PT : BPK Gunung Mulia, 1999) Cet : Ke-12, h. 38

5 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Op.Cit, h. 195

Page 6: Islam dan Moral

Page 6

Kata akhlak berasal dari kata khalaqa (bahasa Arab) yang berarti perangai,

tabi‟at dan adat istiadat. Al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai suatu perangai

(watak/tabi‟at) yang menetap dalam jiwa seseorang dan merupakan sumber

timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan

tanpa dipikirkan atau direncanakan sebelumnya.[6]

Pengertian akhlak seperti ini hampir sama dengan yang dikatakan oleh Ibn

Maskawih. Akhlak menurutnya adalah suatu keadaan jiwa yang menyebabkan

timbulnya perbuatan tanpa melalui pertimbangan dan dipikirkan secara

mendalam.[7] Apabila dari perangai tersebut timbul perbuatan baik, maka

perbuatan demikian disebut akhlak baik. Demikian sebaliknya, jika perbuatan

yang ditimbulkannya perbuatan buruk, maka disebut akhlak jelek.

Pendapat lain yang menguatkan persamaan arti moral dan akhlak adalah

pendapat Muslim Nurdin yang mengatakan bahwa akhlak adalah seperangkat nilai

yang dijadikan tolok ukur untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan

atau suatu sistem nilai yang mengatur pola sikap dan tindakan manusia.[8]

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang

mendasar antara akhlak dan moral. Keduanya bisa dikatakan sama, kendatipun

tidak dipungkiri ada sebagian pemikir yang tidak sependapat dengan

mempersamakan kedua istilah tersebut.

c. Perubahan Moralitas dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

Setiap manusia dalam hidupnya pasti mengalami perubahan atau

perkembangan, baik perubahan yang bersifat nyata atau yang menyangkut

perubahan fisik, maupun perubahan yang bersifat abstrak atau perubahan yang

berhubungan dengan aspek psikologis. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh

beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam manusia (internal) atau yang berasal

dari luar (eksternal). Faktor-faktor itulah yang akan menentukan apakah proses

6 Mengobati Penyakit Hati Membentuk Akhlak Mulia, (Bandung : Kharisma, 1994) Cet. Ke-1, h 31

7 Ibn Miskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak, (Bandung : Mizan, 1994) Cet Ke-2, h. 56 8 Muslim Nurdin, et.al., Moral Islam dan Kognisi Islam, (Bandung : CV. Alabeta, 1993) Cet. Ke-1, h. 205

Page 7: Islam dan Moral

Page 7

perubahan manusia mengarah pada hal-hal yang bersifat positif atau sebaliknya

mengarah pada perubahan yang bersifat negative.

Kaitannya dengan pembentukan moral, maka membicarakan proses

pembentukan moral, tidak lain membicarakan salah satu aspek dari aspek

perubahan atau perkembangan manusia. Tentu dalam pembentukan moral ada

faktor-faktor yang mempengaruhi seperti halnya perubahan manusia pada

umumnya.

Menurut beberapa ahli pendidikan, perubahan manusia atau yang lebih

spesifik mengenai pembentukan moral dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal. Namun, mereka berbeda pendapat dalam hal faktor mana yang paling

dominant mempengaruhi proses perubahan tersebut. Perbedaan tersebut

diakibatkan karena berbedanya sudut pandang atau pendekatan yang digunakan

oleh masing-masing tokoh.

Page 8: Islam dan Moral

Page 8

Tujuan Nabi Muhammad saw di utus ke dunia

Nabi Muhammad saw adalah nabi terakhir yang diutus oleh Allah swt

sebagai pembawa risalah yang harus di sampaikan kepada seluruh ummat

manusia hingga Akhir zaman.

Nabi Muhammad saw diutus Untuk Menyempurnakan Akhlak Manusia

Pada bulan Rabiul Awal lebih dari 14 Abad yang lalu, Allah telah

menurunkan seorang hamba IstimewaNya ke dunia. Dia adalah Muhammad

Rasulullah SAW. yang mengemban misi penting untuk membentuk akhlak umat

manusia mulya dan sempurna sebagaimana yang Allah kehendaki.

Allah SWT. memiliki maksud tertentu menciptakan umat manusia, yaitu

sebagai khalifah (penguasa, pengatur) bumi dalam rangka ikhlas beribadah

kepadaNya. Manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan memiliki hawa

nafsu. Hawa nafsu inilah yang mendorong manusia untuk selalu dinamis berubah

ke segala arah. Dengan hawa nafsu manusia dapat memrubah dunia ke zaman

modern seperti saat ini dan akan terus berkembang ke masa yang lebih modern di

masa yang akan datang. Dan hawa nafsu pula jika tanpa dikendalikan sebagai

pendorong kuat untuk memunculkan perbuatan-perbuatan tercela dan

kerusakan-kerusakan di muka bumi. Inilah hawa nafsu manusia yang diucapkan

oleh Nabi Yusuf dalam firman Allah:

Artinya :

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu

itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh

Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Yusuf:

53)

Kecenderungan hawa nafsu yang tak terkontrol sehingga banyak

melahirkan perbuatan-perbuatan maksiat dan kerusakan-kerusakan di muka

Page 9: Islam dan Moral

Page 9

bumi telah lama dikhawatirkan oleh para malaikat ketika Allah mengutarakan

maksudnya kepada para malaikat bahwa Allah akan menciptakan makhluk

manusia sebagai khalifah (penguasa, pengatur) di muka bumi.

Firman Allah:

Artinya :

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku

hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa

Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat

kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih

dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:

“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (Al-Baqarah: 30)

Dan kekhawatiran malaikat ini telah terbukti, betapa kita saksikan, berapa

banyak manusia tanpa dosa terbunuh baik oleh pribadi-prabadi atau perang yang

menghancurkan sendi-sendi kemanusiaan. Berapa banyak kemaksiatan terjadi

disekitar kita, dikerjakan dengan terang-terangan tanpa malu-malu: berjudi,

mabuk-mabukan, berzina, merampas harta orang lain tanpa hak dari pencurian

kelas teri hingga korupsi yang menelan harta masyarakat trilyunan rupiah dan

beragam kemaksiatan lainnya hingga mengganggu sendi-sendi kehidupan normal

di masyarakat, kesemuanya terus menerus terjadi hingga saat ini. (Lebih jauh

tentang nafsu manusia akan kami bahas dalam tulisan tersendiri, insya Allah).

Kerusakan akhlak terus terjadi merajalela. Akankah nafsu angkaramurka

akan terus kita perturutkan? Jawabnya tanyakanlah pada diri sendiri. Jangan

mudah menyalahkan pihak lain, karena setiap kita adalah bernafsu.

Page 10: Islam dan Moral

Page 10

Dan ini adalah salah satu alasan mengapa Allah menurunkan Muhammad

SAW. di tengah-tengah manusia. Tiada lain untuk membimbing nafsu manusia

bagaimana seharusnya ia dibimbing, dikendalikan dan diarahkan.

Rasulullah SAW. bersabda:

تل ث ع ماب لقإو حاالخ صال م أت

”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sholeh”. (HR:

Bukhari dalam shahih Bukhari kitab adab, Baihaqi dalam kitab syu‟bil Iman dan

Hakim).

Hadis dari Anas dia menyatakan:

ان سه ك ىاس اح قا ال ل خ

Artinya :

“Nabi SAW. adalah manusia dengan akhlak yang terbaik”. (HR: Muslim dan Abu

Dawud).

Aisyah menyebut akhlak Rasulullah SAW. adalah Al-Qur‟an.

Allah sendiri memuji akhlak Rasulullah SAW dengan menyebut:

Artinya :

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (Al-Qalam: 4).

Dalam diri Nabi SAW terkumpul sifat-sifat utama, yaitu rendah hati, lemah

lembut, jujur, tidak suka mencari-cari cacat orang lain, sabar, tidak angkuh,

santun, dan tidak mabuk pujian. Nabi Muhammad saw selalu berusaha

melupakan hal-hal yang tidak berkenan dihatinya dan tidak pernah berputus asa

Page 11: Islam dan Moral

Page 11

dalam berusaha. Oleh sebab itu, Nabi Muhammad saw adalah tipe ideal bagi

seluruh kaum muslimin.

Sebagaimana Allah berfirman :

Artinya :

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu

(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan

dia banyak menyebut Allah”. (Al-Ahzab: 21)

Oleh kerana itu, umat Islam harus meneladani dan mencontoh apa yang

telah di ajarkan oleh Nabi Muhammad saw, karna sesungguhnya Nabi Muhammad

adalah suri tauladan yang sangat baik bagi manusia.

Nabi Muhammad saw pembawa rahmat bagi semesta alam

Allah telah mengutus Rasulullah saw membawa rahmat bagi semesta alam,

bagi siapa yang mengikutinya akan mendapat keberuntungan di dunia dan di

akhirat ..

Allah Berfirman :

“Dan tidaklah Kami mengutusmu kecuali untuk memberi rahmat bagi semesta alam”

(QS Al-Anbiya:107)

Page 12: Islam dan Moral

Page 12

Dan Nabi Muhammad saw sendiripun bersabda:

“Sesungguhnya Aku diutus untuk membawa rahmat”.

Di bawah naungan syariah Rasulullah saw, seluruh manusia menikmati

kebebasan, keadilan dan persamaan, ketidakadilan dan ketakutan yang dilakukan

oleh para penentangnya yang tidak hanya menolak hadiah kasih sayang tersebut,

namun lebih dari itu adalah menyatakan api peperangan terhadap syariat langit

dan merendah-rendahkan dan menjauhkan diri dari kurnia, rahmat, kenikmatan

dan nasihat serta cahaya yang terang benderang. Sungguh rugi umat manusia

yang seperti itu! .. betapa sengsaranya apa yang dilakukan oleh manusia seperti

itu; kesengsaraan dan penderitaan, sekiranya mereka tetap berada dalam keadaan

seperti itu dan tidak mahu menyambut seruan Allah dan Rasul-Nya…!!

:aynitrA

“Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya

penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat

dalam Keadaan buta”. (QS Thaha:124)

Jelaslah siapa saja yang menginginkan kehidupan di dunia hingga akhirat

berjalan normal sebagaimana yang dikehendaki Allah SWT. tiada jalan lain kecuali

kembali mengamalkan ajaran Al-Qur‟an dan Hadis dalam kehidupannya sehari-

hari. Sebab Al-Qur‟an diturunkan adalah sebagai petunjuk bagi orang yang

bertakwa, dan dengan ketakwaan inilah kehidupan dunia hingga akhirat akan

berlangsung normal.

Page 13: Islam dan Moral

Page 13

Firman Allah:

Artinya :

“Alif laam miim . Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi

mereka yang bertakwa”. (Al-Baqarah: 1-2)

Rasulullah SAW. sendiri menyebutkan: “Aku Tinggalkan padamu dua

perkara, kamu semua tidak akan sesat selamanya (dengan berpegang teguh

kepada keduanya) ialah Kitab Allah dan Sunnahku”.

Dan bagi siapa saja yang mengabaikan Al-Qur‟an dengan memperturutkan

nafsu angkaramurkanya maka kehidupan dunia akan menjadi tidak normal. Dan

pada hari kiamat azab Allah yang pedih telah menanti.

Firman Allah:

Page 14: Islam dan Moral

Page 14

:aynitrA

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya

penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat

dalam keadaan buta. Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau

menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang

yang melihat?”. Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat

Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun

dilupakan”. Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan

tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu

lebih berat dan lebih kekal”. (Thaha: 124-127)

Page 15: Islam dan Moral

Page 15

AKHLAK MENURUT ISLAM

Walaupun manusia boleh dipisahkan daripada bidang ilmu atau pemikiran,

bahkan juga boleh dipisahkan daripada agama dan kepercayaan, tetapi tidak boleh

dipisahkan dengan akhlak atau moral. Ini kerana setiap perbuatan, amalan atau

tindakan yang diambil tidak terlepas atau terkeluar daripada lingkungan

hukuman sama ada terhadap dirinya atau orang lain ataupun benda lain iaitu

adakah baik atau tidak segala tindakan tersebut. Jika baik jawapannya perkara

itu akan dilakukan tetapi jika jahat perkara itu akan ditinggalkan. Itulah akhlak

yang baik. Tetapi jika sebaliknya yang dilakukan itulah akhlak yang buruk.

Dari sini ternyata kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia sehingga di

kalangan orang yang tidak bermoral mereka merasakan perlu adanya suatu

akhlak yang diakui bersama oleh mereka supaya dapat mengatur kehidupan yang

lebih baik menurut pandangan mereka.

Islam merangkumi aqidah, dan syariat itu mengandungi roh akhlak. Akhlak

adalah roh kepada risalah Islam sementara syariat adalah lembaga jelmaan

daripada roh tersebut. Ini bererti Islam tanpa akhlak seperti rangka yang tidak

mempunyai isi, atau jasad yang tidak bernyawa. Sabda Rasulullah saw yang

bermaksud : "Islam itu akhlak yang baik". Begitu juga sabda Baginda yang

bermaksud : "Tidak ada sesuatu yang lebih berat timbangannya selain daripada

akhlak yang mulia."

a. Pengertian Akhlak

Dari segala yang Allah Swt titipkan itu, ada satu yang menjadi ukuran derajat

seorang manusia di muka bumi, yaitu akhlak. Kata akhlak berasal dari kata dalam

Bahasa Arab, akhlaq, yang merupakan bentuk jamak dari khulqu, yang artinya

perangai, tabiat, dan adab.

Pengertian akhlak dalam Islam adalah perangai yang ada dalam diri manusia

yang mengakar, yang dilakukannya secara spontan dan terus menerus. Agama

Islam menjadi sumber datangnya akhlak. Orang yang memiliki akhlak memiliki

landasan yang kuat dalam bertindak. Maksud ini terkandung dalam kata-kata

Aisyah berkaitan akhlak Rasulullah saw yang bermaksud : "Akhlaknya

Page 16: Islam dan Moral

Page 16

(Rasulullah) adalah al-Quran." Akhlak Rasulullah yang dimaksudkan di dalam

kata-kata di atas ialah kepercayaan, keyakinan, pegangan, sikap dan tingkah laku

Rasulullah saw yang semuanya merupakan pelaksanaan ajaran al-Quran.

Ada beberapa pengertian Akhlak dari segi istilah, Diantaranya adalah :

Menurut Imam al-Ghazali, "Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa

yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa

memerlukan pertimbangan terlebih dahulu."

Menurut Ibnu Maskawih, "Akhlak ialah keadaan jiwa seseorang yang

mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa pertimbangan akal

fikiran terlebih dahulu."

Menurut Profesor Dr Ahmad Amin, "Akhlak ialah kehendak yang dibiasakan

dan ia akan menjadi kebiasaan yang mudah dilakukan."

Daripada definisi tersebut dapat kita fahami bahawa akhlak merupakan

suatu perlakuan yang tetap sifatnya di dalam jiwa seseorang yang tidak

memerlukan daya pemikiran di dalam melakukan sesuatu tindakan.

b. Ruang lingkup Akhlak Islam

Skop akhlak Islam adalah luas merangkumi segenap perkara yang berkaitan

dengan kehidupan manusia seperti hubungan manusia dengan Allah, hubungan

manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan makhluk lain.

Akhlak dengan Allah :

Antara ciri-ciri penting akhlak manusia dengan Allah swt ialah :

- Beriman kepada Allah : yaitu mengakui, mempercayai dan meyakini

bahawa Allah itu ada (wujud) serta beriman dengan rukun-rukunnya

tidak menyekutukan-Nya.

- Beribadah atau mengabdikan diri, tunduk, taat dan patuh kepada Allah

: yaitu melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala

larangannya dengan ikhlas semata-mata karena Allah swt.

- Sentiasa bertaubat dengan tuhannya : yaitu apabila seseorang mukmin

itu terlupa atau jatuh kepada lubang kenistaan dan kesilapan yang tidak

seharusnya tidak ia lakukan lalu ia segera sadar dan insaf lalu meminta

taubat atas perbuatannya.

Page 17: Islam dan Moral

Page 17

- Mencari keridoan Allah : yaitu sentiasa mengharapkan Allah dalam

segala usaha dan amalannya. Segala gerak gerik hidupnya hanyalah

untuk mencapai keredhaan Allah dan bukannya mengharapkan

keredhaan manusia.

- Melaksanakan perkara-perkara yang wajib, fardhu dan nawafil.

- Redha menerima Qadha' dan Qadar Allah : Sabda Rasulullah saw yang

bermaksud : "Apabila mendapat kesenangan dia bersyukur dan apabila

dia ditimpa kesusahan dia bersabar maka menjadilah baik baginya."

Akhlak dengan manusia :

- Akhlak dengan Rasulullah : yaitu beriman dengan penuh keyakinan

bahawa nabi Muhammad saw adalah benar-benar nabi dan Rasul Allah

yang menyampaikan risalah kepada seluruh manusia dan mengamalkan

sunnah yang baik yang berbentuk suruhan ataupun larangan.

- Akhlak dengan orang tua (ibu & bapa) : yaitu berbuat baik (berbakti) ke

pada ibu bapa. Berbuat baik di sini mengandungi arti meliputi dari segi

perbuatan, perkataan dan tingkah laku. Contohnya berkata dengan

sopan dan hormat, merendahkan diri, berdoa untuk keduanya dan

menjaga keperluan hidupnya apabila mereka telah uzur dan sebagainya.

Firman Allah swt yang bermaksud : " Kami perintahkan manusia

berbuat baik kepada kedua ibu bapa."

- Akhlak dengan guru : Maksud dari sebuah hadith Nabi saw:

"Muliakanlah orang yang kamu belajar daripadanya." Setiap murid

dikehendaki memuliakan dan menghormati gurunya kerana peranan

guru mengajarkan sesuatu ilmu yang merupakan perkara penting di

mana dengan ilmu tersebut manusia dapat menduduki tempat yang

mulia dan terhormat dan dapat mengatasi berbagai kesulitan hidup

sama ada kehidupan di dunia ataupun di akhirat.

- Akhlak kepada tetangga : Umat Islam dituntut supaya berbuat baik

terhadap tetangga. Contohnya tidak menyusahkan atau mengganggu

mereka seperti membunyikan radio kuat-kuat, tidak membuang sampah

di muka rumah tetangga, tidak menyakiti hati mereka dengan

perkataan-perkataan kasar atau tidak sopan dan sebagainya. Malah

berbuat baik terhadap tetangga dalam pengertiannya itu dapat

memberikan sesuatu pemberian kepada mereka sama ada sokongan

moral atau material.

Page 18: Islam dan Moral

Page 18

- Akhlak suami isteri : Firman Allah swt yang bermaksud : "Dan gaulilah

olehmu isteri-isteri itu dengan baik."

- Akhlak dengan anak-anak : Islam menetapkan peraturan terhadap anak-

anak. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : "anak-anak lelaki /

perempuan disembelih aqiqahnya pada hari ketujuh dari kelahirannya

dan diberi nama dengan baik-baik dan dihindarkan ia daripada perkara-

perkara yang memudharatkan. Apabila berusia enam tahun hendaklah

diberi pengajaran dan pendidikan akhlak yang baik."

- Akhlak dengan kaum kerabat : Firman Allah yang bermaksud :

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat

kebajikan dan memberi kepada kaum kerabat."

Akhlak terhadap makhluk selain manusia :

- Malaikat :Akhlak Islam menuntut seseorang muslim supaya

menghormati para malaikat dengan menutup kemaluan walaupun

bersendirian dan tidak ada orang lain yang melihat.

- Jin : Adab terhadap golongan jin antaranya Rasulullah melarang

membuang hadas kecil di dalam lubang-lubang di bumi kerana ia adalah

kediaman jin. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : "Jangan kamu

beristinja dengan tahi kering dan jangan pula dengan tulang-tulang

kerana sesungguhnya tulang-tulang itu adalah makanan saudara kamu

dari kalangan jin."

- Hewan ternakan : Hewan yang digunakan untuk membuat kerja, maka

tidak boleh mereka dibebani di luar kesanggupan mereka atau dianiaya

atau disakiti. Malah ketika hendak menyembelih untuk dimakan

sekalipun, maka hendaklah penyembelihan dilakukan dengan cara yang

paling baik yaitu dengan menggunakan pisau yang tajam, tidak

mengasah pisau di hadapan hewan tersebut atau menyembelih hewan di

samping hewan-hewan yang lain.

- Hewan bukan ternakan : tidak menganiayai haiwan-haiwan bukan

ternakan seperti mencederakannya dengan menggunakan batu dan

sebagainya.

- Alam : Manusia diperintahkan untuk memakmurkan sumber-sumber

alam demi kebaikan bersama. Islam menetapkan bahawa alam ini tidak

boleh dicemari dengan kekotoran yang boleh merosakkan kehidupan

manusia dan kehidupan lainnya.

Page 19: Islam dan Moral

Page 19

c. Sumber Akhlak Islam

Dalam Islam akhlak adalah bersumber dari dua sumber yang utama iaitu al-

Quran dan al-Sunnah. Ini ditegaskan leh Rasulullah saw dalam sepotong hadith

yang bermaksud : "Sesungguhnya aku diutuskan hanya semata-mata untuk

menyempurnakan akhlak yang mulia."

Allah swt telah memuji Rasulullah kerana akhlaknya yang baik seperti yang

terdapat dalam al-Quran, firman Allah swt yang bermaksud : "Sesungguhnya

engkau seorang memiliki peribadi yang agung (mulia)."

Kedudukan Akhlak dalam Islam

Akhlak mempunyai kedudukan yang paling penting dalam agama Islam.

Antaranya :

Akhlak dihubungkan dengan tujuan risalah Islam atau antara perutusan

utama Rasulullah saw. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud :

"Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia."

Pernyataan Rasulullah itu menunjukkan pentingnya kedudukan akhlak dalam

Islam.

Akhlak menentukan kedudukan seseorang di akhirat nanti yang mana akhlak

yang baik dapat memberatkan timbangan amalan yang baik. Begitulah juga

sebaliknya. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : "Tiada sesuatu yang lebih

berat dalam daun timbangan melainkan akhlak yang baik."

Akhlak dapat menyempurnakan keimanan seseorang mukmin. Sabda

Rasulullah saw yang bermaksud : "Orang mukmin yang paling sempurna

keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya."

Akhlak yang baik dapat menghapuskan dosa manakala akhlak yang buruk

dapat merusakkan pahala. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : "Akhlak

yang baik mencairkan dosa seperti air mencairkan es.

Akhlak merupakan sifat Rasulullah saw di mana Allah swt telah memuji

Rasulullah kerana akhlaknya yang baik seperti yang terdapat dalam al-Quran,

firman Allah swt yang bermaksud : "Sesungguhnya engkau seorang yang

memiliki peribadi yang agung mulia)." Pujian allah swt terhadap RasulNya

dengan akhlak yang mulia menunjukkan betapa besar dan pentingnya

kedudukan akhlak dalam Islam. Banak lagi ayat-ayat dan hadith-hadith

Rasulullah saw yang menunjukkan ketinggian kedudukan akhlak dan

Page 20: Islam dan Moral

Page 20

menggalakkan kita supaya berusaha menghiasi jiwa kita dengan akhlak yang

mulia.

Akhlak tidak dapat dipisahkan dari Islam, sebagaimana dalam sebuah hadits

diterangkan bahawa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw : "Wahai

Rasulullah, apakah itu agama?" Rasulullah menjawab : "Akhlak yang baik."

Akhlak yang baik dapat menghindarkan seseorang itu daripada neraka

sebaliknya akhlak yang buruk menyebabkan seseorang itu jauh dari syurga.

Sebuah hadits menerangkan bahawa, "Si fulan pada siang harinya berpuasa

dan pada malamnya bersembahyang sedangkan akhlaknya buruk, menganggu

tetangganya dengan perkataannya. Baginda bersabda : tidak ada kebaikan

dalam ibadahnya, dia adalah ahli neraka."

Salah satu rukun agama Islam ialah Ihsan, iaitu merupakan asas akhlak

seseorang muslim. Ihsan yaitu beribadat kepada allah seolah-olah kita

melihatNya kerana walauun kita tidak melihatNya, maka sesungguhnya Dia

melihat kita.

Kepentingan Akhlak dalam Kehidupan Manusia

Akhlak merupakan garis pemisah antara yang berakhlak dengan orang yang

tidak berakhlak. Akhlak juga merupakan roh Islam yang mana agama tanpa

akhlak samalah seperti jasad yang tidak bernyawa. Oleh itu salah satu misi yang

dibawa oleh Rasulullah saw ialah membina kembali akhlak manusia yang telah

runtuh sejak zaman para nabi yang terdahulu penyembahan berhala oleh

pengikutnya yang telah menyeleweng.

d. Ciri-ciri Akhlak Islami

Ada dua pembagian akhlak, yaitu akhlaaqul mahmudah atau akhlak yang

terpuji dan akhlaaqul madzmuumah atau akhlak tercela. Akhlak terbentuk

menjadi watak seseorang akibat beberapa faktor. Di antaranya faktor gen atau

keturunan, faktor psikologis atau kejiwaan, faktor lingkungan atau syariah

istijmaiah, dan Al-Qiyam atau nilai-nilai Islam yang telah dipelajarinya selama

hidup. Pedoman akhlak adalah Al-Quran dan hadist.

Bila seseorang telah berdekatan dengan nilai-nilai Islam, yang akan terbentuk

adalah akhlak Islaminya.

Page 21: Islam dan Moral

Page 21

Ciri-ciri seseorang yang memiliki akhlak Islami adalah:

Tidak menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu.

Akhlaknya mencakup semua aspek kehidupan.

Berhubungan dengan nilai-nilai keimanannya, sesuai Surat Al-Maidah ayat

8.

Berhubungan dengan hari kiamat atau tafakur alam.

Memandang segala sesuatu dengan fitrah yang benar.

Beberapa alasan betapa pentingnya akhlak Islami, yaitu:

Akhlak adalah faktor penentu derajat seseorang.

Akhlak merupakan buah ibadah, seperti yang tercantum dalam Surat Al-

„Ankabut ayat 45.

Keluhuran akhlak adalah amal terberat di akhirat.

Lambang kualitas masyarakat.

Untuk membentuk akhlak yang baik.

Pembentukan akhlak yang baik dapat dilakukan dengan,

Ilmu. Banyak membaca buku agar bisa mengambil keteladanan dari

sahabat-sahabat nabi dan mengikuti kajian-kajian Islam. Kemudian,

berusaha mengelompokkan nilai-nilai iman yang sudah kita ketahui ke

dalam perilaku kita sehari-hari.

Latihan ibadah, mengurangi maksiat, membentuk lingkungan yang baik,

melatih amal atau kerja kita, bergaul dengan orang-orang saleh,

meninggalkan lingkungan yang buruk, dan mengambil hal positif dari

lingkungan di sekitar kita.

Page 22: Islam dan Moral

Page 22

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Islam tanpa akhlak bagaikan Jasad tanpa Ruh, artinya seorang muslim

selayaknya mempunyai akhlak yang baik terhadap sesama mahluk Allah.

Nabi Muhammad saw adalah nabi terakhir yang diutus oleh Allah swt

sebagai pembawa risalah yang harus di sampaikan kepada seluruh ummat

manusia hingga Akhir zaman, ia adalah sosok sebaik baik nya suri tauladan

yang harus dan patut untuk dicontoh.

akhlak adalah seperangkat nilai yang dijadikan tolok ukur untuk

menentukan baik buruknya suatu perbuatan atau suatu sistem nilai yang

mengatur pola sikap dan tindakan manusia.

b. Saran

Kita sebagai seorang Muslim hendaknya memerhatikan akhlak dan moral,

dimulailah dari diri sendiri, dan selalu berlandaskan apa yang telah

dicontohkan Rasulullah saw.