isolasi kapsantin dari buah cabe merah

Upload: danny-kusuma

Post on 20-Jul-2015

554 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Isolasi kapsantin dari buah cabe merahLatar belakangCabe merupakan tanaman yang termasuk ke dalam keluarga solanaceae. Tanaman cabe ini memiliki rasa pedas yang ditimbulkan karena adanya senyawa kapsaicinyang merupakan kelompok senyawa kapsaicinoid. Selain itu cabe tersebut memiliki senyawa karatenoid yang membuat buah cabe tersebut memiliki warna merah. Senyawa karatenoid yang berada dalam cabe ini disebut sebagai senyawa kapsantin. Pada buah cabe senyawa zat warna kapsantin memiliki peran sebagai antioksidan dan juga berperan sebagai pewarna alami sehingga banyak orang memanfaatkan cabe sebgai bahan pewarna makanan alami sekaligus menambahkan kandungan antioksidan didalam makanan tersebut, akan tetapi rasa pedas dari senyawa kapsaicin yang ditimbulkan saat menggunakan cabe sebagai bahan pewarna alami makanan pada buah cabe menyebabkan banyak orang tidak memilih cabe sebagai bahan pewarna alami pada makanan sekaligus bahan tambahan antioksidan pada makanan. Oleh karena itu percobaan ini kami lakukan dengan tujuan unuk menghilangkan rasa pedas dari senyawa kapsaicin dengan cara mengisolasi/mengekstrak senyawa kapsantin yang kemudian akan didapatkan senyawa hasil isolasi berupa kapsantin tanpa mengandung senyawa kapsaicin. Dengan demikian akan dihasilkan pewarna alami makanan sekaligus dapat memberikan manfaat antioksidan pada makanan tanpa rasa pedas yang berasal dari buah cabe

Alat dan bahanAlat

Alat ekstraksi soxhlet Separatory funnel Corong buchner dan pompa vakum Erlenmeyer Gelas beaker Set Alat kromatografi kolom

Bahan

Cabe merah Petroleum eter KOH 60% Na2so4 Etanol Kloroform Asam sulfat pekat Etil asetat n-hexane eter minyak bumi aseton

Cara kerja1. Cabe digiling dan digerus dan dikeringkan pada suhu 35-40C lalu

ditimbang 100 gr2. Ekstraksi menggunakan alat soxhletasi dengan pelarut petroleum

eter selama 4 jam 3. Ekstrak disaring dengan corong buchner dan pompa vakum kemudian padatan dicuci dengan petroleum eter 4. Ekstrak tersebut diencerkan dengan 3 kali volume petroleum eter 5. Kemudian padatan sebelumnya disaponifikasi, dengan cara menambahkan KOH 60% dalam air, 1 ml setiap 10 ml larutan etanol, lalu simpan dalam tempat gelap selama satu malam pada suhu kamar, kemudian diencerkan dengan air, yang dilanjutkan dengan ekstraksi eter dan ekstrak eter dicuci, dikeringkan dan dipekatkan 6. Diamkan larutan satu malam lagi dengan eter minyak bumi 7. Lapisan eter dikumpulkan/disaring, dicuci lalu dikeringkan dan diuapkan sampai 20 ml(bila diencerkan dengan 60 ml eter minyak bumi biarkan 24 jam dalam lemari pendingin) 8. Campuran diaduk selama 8 jam

9. Lapisan petroleum eter dicuci dengan air, dikeringkan dengan Na2so4 10. Disaring dan dipekatkan hingga 20 ml dengan cara diuapkan

11. Ekstrak yang diencerkan dengan 3 kali volume petroleum eter dicampur dengan hasil saponifikasi 12. Residu petroleum eter diencerkan lagi dengan 60 ml petroleum eter dan dibiarkan di suhu kamar selama 24 jam untuk memperoleh kristal 13. Kemudian dilakukan uji kapsantin dengan cara melarutkan kristal kapsantin di kloroform lalu ditambah asam sulfat pekat jika larutan berwarna biru kelasi maka senyawa yang diekstrak tersebut mengandung kapsantin14. Pemisahan komponen ekstrak dengan fraksinasi yang dilakukan

dengan kromatografi kolom, fase diamnya berupa silika gel 60 lalu fase geraknya adalah n-hexane etil asetat (6:4) 15. Campur silika gel 60 dan n- hexane etil asetat (6:4) lalu masukan ke dalam kolom kromatografi 16. Kemudian dilakukan rekristalisasi dengan cara krisatal kapsantin yang sudah diproses fraksinasi kemudian dilarutkan ke dalam aseton panas 5 ml 17. Pindahkan larutan dengan pipet ke erlenmeyer kecil dalam keadaan panas, lalu tambahkan aquades tetes demi tetes sampai keruh 18. 19. 20. Dinginkan secara perlahan sampai suhu kamar Kristal disaring dengan corong buchner Cuci kristal dengan beberapa tetes air dingin

21. Lakukan spektrofotometri IR