isolasi spesies mikroalga
DESCRIPTION
ISOLASI SPESIES MIKROALGATRANSCRIPT
ISOLASI SPESIES MIKROALGA
Oleh :
Nama : Muh.Rezzafiqrullah R
NIM : BIJ010231
Kelompok : 6
Rombongan : II
Asisten : Alkaf Ibrahim
LAPORAN PRAKTIKUM FIKOLOGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO
2012
I. PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Mikroalga merupakan mikroba tumbuhan air yang berperan penting dalam
lingkungan sebagai produser primer, disamping bakteri dan fungi ada di sekitar kita.
Sebagian besar mikroalga bersifat fotosintetik, mempunyai klorofil untuk menangkap
energi matahari dan karbon dioksida menjadi karbon organik yang berguna sebagai
sumber energi bagi kehidupan konsumer seperti kopepoda, larva moluska, udang dan
lain-lain. Selain perannya sebagai produser primer, hasil sampingan fotosintesa
mikroalga yaitu oksigen juga berperan bagi respirasi biota sekitarnya. Pengetahuan
tentang fikologi telah berkembang pesat setelah beragam jenis alga dengan
karakteristiknya masing-masing berhasil dikultur. Berbagai institusi di dunia telah
menyimpan koleksi kultur mikroalgae yang potensial dapat dimanfaatkan untuk
berbagai aplikasi.
Alga merupakan produsen primer dalam suatu ekosistem perairan dan
merupakan organisme uniseluler, filamen dan berkembang biak secara aseksual. Cara
hidupnya dapat menempel ataupun melayang sebagai fitoplankton. Alga berdasarkan
ukurannya dapat dibedakan menjadi mikroalga dan makroalga. Mikroalga adalah
alga yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan kasat mata.
Mikroalga juga tersebar dalam perairan laut (Feldman, 1951).
Alga berperan sebagai produsen dalam ekosistem. Berbagai jenis alga yang
hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif
merupakan penyusun phitoplankton. Sebagian besar fitoplankton adalah anggota alga
hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya efektif melakukan fotosintesis sehingga alga
hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan (Anonim, 2009).
Banyak spesies alga terdapat sebagai sel tunggal yang dapat berbentuk bola,
batang, gada atau kumparan. Dapat bergerak atau tidak. Alga hijau uniseluler yang
khas yaitu alga mengandung nucleus yang dibatasi membran. Setiap sel mengandung
satu atau lebih kloroplas, yang dapat berbentuk pita atau seperti cakram-cakram
diskrit (satuan-satuan tersendiri) sebagaimana yang terdapat pada tumbuhan hijau. Di
dalam matriks kloroplas terdapat membran tilakoid yang berisikan klorofil dan
pigmen-pigmen pelengkap yang merupakan situs reaksi cahaya pada fotosintesis
(Anonim, 2009).
B.Tujuan
Membuat biakan murni mikroalga dengan isolasi pengenceran berseri,
metode isolasi pengulangan sub kultur, metode secara biologis, metode isolasi pipet
kapiler dan metode secara goresan.
C. Tinjauan Pustaka
Mikroalga yaitu alga yang berukuran sangat kecil sehingga dibutuhkan alat
bantu untuk melihatnya. Berdasarkan cara hidupnya mikroalga dibedakan menjadi
fitoplankton, fitobentos, alga simbiotik, dan aeria alga. Mikroalga mempunyai
peranan penting antara lain untuk makanan hewan dan manusia, sumber kimia,
treatment limbah, tanah diatome, biofertiliser, pupuk, dan cadangan minyak. Selain
itu mikroalga juga dapat menimbulkan kerugian antara lain blooming sehingga akan
mengakibatkan kekurangan oksigen dan dapat menimbulkan keracunan (Isnansetyo
dan Kurniastuty, 1995).
Protista yang menyerupai tumbuhan di kenal sebagai Alga. Mikroalga
merupakan kelompok tumbuhan berukuran renik yang memiliki thallus dan klorofil
dengan habitat tersebar di seluruh wilayah perairan air tawar, payau, laut dan
terestrial. Mikroalga mengandung klorofil yang dapat mengubah senyawa anorganik
menjadi senyawa organik dengan menggunakan energi cahaya melalui proses
fotosintesis untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya (Jati, 2007).
Isnansetyo dan Kurniastuti (1995) menyatakan ada beberapa cara isolasi
mikroalga untuk mengambil kultur murni jenis tunggal. Cara-cara ini tidak hanya
digunakan untuk memisahkan jenis yang diinginkan dari populasi berbagai jenis
plankton alam, tetapi juga digunakan untuk memisahkan satu jenis atau mikroalga
yang telah terkontaminasi oleh organisme lain. Pada dasarnya ada lima cara yaitu
metode isolasi pipet kapiler, metode isolasi pengenceran berseri, metode isolasi
secara biologis metode isolasi goresan pada cawan petri dan metode sub kultur
berulang.
Tujuan isolasi adalah untuk memperoleh fitoplankton/mikroalga monopesies
(murni) dengan cara mengambil sampel air di alam dengan menggunakan
planktonnet, untuk selanjutnya diamati dibawah mikroskop
II.MATERI DAN METODE
A. Materi
Dalam praktikum ini menggunakan bahan yaitu sempel mikroalga dari
tanah,lichen(simbion), dan aqudes cair. Sedangkan untuk alat - alat seperti
mikroskop object glass cover glass, pipet, mikrotom, cawan petri, dan pinset.
B. Metode
Isolasi spesies mikroalga menggunakan metode isolasi pipet kapiler :
1. Sampel mikroalga diambil dan diteteskan ke object glass, kemudian teteskan
akuades hingga tercampur dengan sampel,
2. Amati pada mikroskop, dan tentukan jenis mikroalga mana yang akan diisolasi,
3. Pipet dipanaskan ujungnya,lalu tarik hingga runcing. Pipet tersebut digunakan
untuk mengambil sampel mikroalga tunggal pada object glass,
4. Masukkan kedalam tabung reaksi yang telah diisi oleh akuades.
III.HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
Eurastum oblongnum Pidiastrum duplex
Pediastrum sp
Menurut Prasetyo (1967), klasifikasi Pediastrum sp. Adalah sebagai berikut:
Kingdom : Protista
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Family : Hydrodictyaceae
Genus : Pediastrum
Spesies : Pediastrum sp.
Pediastrum banyak ditemukan pada kolam-kolam yang permanen atau semi
permanent. Pediastrum koloninya mengapung, berisi 2 –128 (biasanya 4-64) sel
poligonal (bersudut banyak) yang tersusun dari satu bidang pipih setebal selnya.
Senobium mungkin padat atau berlubang. Jika jumlah sel senobium ada 16 atau
lebih, cenderung membentuk lingkaran-lingkaran yang ke arah dalam makin kecil.
Pada setiap lingkaran berisi sel dengan jumlah yang tertentu. Terjadi atau tidak
terjadinya keteraturan ini ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi zoospora
pada saat mulai membentuk koloni. Sel-sel lingkaran tepi (perifer) sering berbeda
bentuknya dengan sel-sel bagian dalam dan sel perifer mungkin punya satu, dua, atau
tiga taju atau penonjolan (prosesus) yang tidak dimiliki sel-sel bagian dalam.
Dinding sel mungkin mulus, berongga atau retikularis. Sel muda memiliki kloroplas
parietal bentuk cakram dengan satu pirenoid. Sel tua memiliki satu kloroplas yang
difuse (meluas) dan mungkin memiliki lebih dari satu pirenoid. Sel dewasa mungkin
memiliki satu, dua, empat, atau delapan nukleus (14 spiro). Perkembangbiakan
aseksual dengan membentuk zoospore. Sedangkan secara seksual dengan isogami.
Pediastrum merupakan fitoplankton yang berfungsi sebagai makanan ikan. Daerah
yang kaya plankton merupakan daerah perairan yang kaya ikan. Pediastrum
merupakan produser primer, yaitu sebagai penyedia bahan organic dan oksigen bagi
hewan-hewan air, seperti ikan, udang, dan serangga air. Keberadaan produser
mengundang kehadiran konsumen, predator, dan organisme lain yang membentuk
ekosistem perairan (Prasetyo, 1967).
Menurut Prasetyo (1967), klasifikasi Pediastrum duplex. Adalah sebagai berikut:
Kingdom : Protista
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Family : Hydrodictyaceae
Genus : Pediastrum
Spesies : Pediastrum duplex
Pediastrum duplex adalah alga yang membentuk koloni dengan jumlah sel yang
tetap. Koloni ini membentuk suatu lingkaran atau sirkuler dengan mengandung 8
sampai 32 sel. Perkembangbiakan alga ini secara aseksual dan akan membentuk
suatu koloni.
Menurut Prasetyo (1967), klasifikasi Pediastrum duplex. Adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Charophyta
Kelas : zygnemophyceae
Ordo : Desmidiales
Family : Desmidiaceae
Genus : Euastrum
Spesies : Euastrum oblongum
Euastrum oblongum termasuk ordo Desmidiales, alga ini bnyak di temukan di
perairan air tawar, Euastrum oblongum termasuk kedalam uniseluler dengan bentuk
simetris dan unik. Euastrum oblongum mempunya satu kloroplas dan tidak
mempunyai flagel, perkmbangbiakannya secara seksual yaitu dengan cara
berkonjugasi dengan sesamanya.
Isolasi: pemisahan suatu kultur mikroba dari campuran biakan mikroba di alam
untuk memperoleh sel individu yang diinginkan.(Atmadja, 1996). Teknik isolasi
mikroalga merupakan langkah awal yang memegang peranan penting dalam kultur
pakan alami. Sediaan inokulum atau bibit yang mempunyai kualitas dan kuantitas
yang baik serta berkesinambungan sangat diharapkan untuk mendukung proses
pembenihan ikan atau udang, isolasi spesies fitoplankton bukan masalah yang
sederhana karena sifat alami sel fitoplankton dari pakan alami itu sendiri. Secara
individu sel mikroalga sangat kecil dan biasanya berasosiasi dengan spesies
epiphytic lain yang tidak sesuai (Suriadyani, 2004).keuntungan dari aplikasi
tradicional isolasi mikroalga adalah bahan baku untuk suplemen makanan, bahan
pakan untuk pertanian, akukultur dan bahan baku industria kimia(Greque,2007).
Menurut Isnansetyo dan Kurniastuti (1995), metode kultur murni mikroalga di
laboratorium untuk memperoleh satu jenis mikroalga dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu :
1. Metode pipet kapiler
Metode kultur murni dengan menggunakan metode pipet kapiler dapat dilakukan
dengan cara sel mikroalga yang akan dikultur dipisahkan dengan menggunakan
pipet kapiler steril lalu dipindahkan ke dalam media yangsesuai. Pipet yang akan
digunakan untuk metode ini adalah pipet yang mempunyai diameter berkisar
antara 3 – 5 kali besar mikroalga yang akan diisolasi dan pipetnya dilakukan
pembakaran pada bagian ujungnya. Proses isolasi ini dilakukan dibawah
mikroskop dengan cara mengambil mikroalga yang diperoleh dengan
menggunakan alat plankton net. Kemudian mikroalga tersebut dilakukan
penyaringan dan diteteskan pada gelas obyek. Dengan menggunakan pipet kapiler
ambil tetesan mikroalga tersebut dan amati dibawah mikroskop. Kemudian
mikroalga tersebut dikultur dalam tabung reaksi volume 10 ml yang telah
diperkaya dengan jenis pupuk yang sesuai dengan mikroalga yang akan diisolasi
dan lakukan pengamatan jenis mikroalga yang tumbuh dibawah mikroskop setiap
hari dan lakukan kegiatan tersebut sampai diperoleh jenis mikroalga yang
diinginkan.
2. Metode media agar
Metode media agar adalah suatu metode pemurnian individu dari suatu sampel
perairan dengan cara membuat kultur murni dengan menggunakan media agar.
Media yang digunakan pada saat inokulasi adalah media agar yang dilengkapi
dengan larutan nutrien pengkaya, larutan trace element dan vitamin. Media
nutrient tersebut mengandung bahan-bahan kimia yang digunakan untuk sintesis
protoplasma pada proses kulturnya. Media yang umum digunakan adalah media
Conwy dan media Guillard. Media Conwy digunakan untuk phytoplankton hijau
sedangkan pupuk Guillard untuk phytoplankton coklat.
3. Metode subkultur
Metode subkultur adalah suatu metode mengisolasi mikroalga dimana metode ini
dapat digunakan jika mikroalga yang kita inginkan bukan mikroalga yang
dominan. Peralatan yang digunakan dalam mengisolasi phytoplankton dengan
metode ini adalah mikroskop, pipet, autoclave, oven, Haemocytometer, gelas
ukur, gelas piala dan tabung rekasi. Bahan-bahan yang digunakan adalah medium
Bristole, air tanah, akuades, vitamin B12, vitamin B6, vitamin B1 dan sampel air
kolam. Adapun prosedur yang digunakan dalam metode subkultur ada dua
tahapan yaitu pertama melakukan sterilisasi peralatan dan bahan yang akan
digunakan dan yang kedua adalah melakukan isolasi. Sterilisasi dilakukan pada
semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam kultur mikroalga/
phytoplankton.
4. Metode pengenceran berseri
Metode pengenceran berseri merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
mengisolasi mikroalga atau phytoplankton jika jenis mikroalga atau
phytoplankton yang kita inginkan adalah jenis yang dominan. Adapun peralatan
yang digunakan adalah sama dengan metode subkultur, sedangkan bahan yang
digunakan adalah medium Bristol, akuades, sampel air kolam,vitamin B12,
vitamin B6 dan vitamin B1. Peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam
metode pengenceran berseri dilakukan isolasi. Isolasi peralatan dan bahan yang
akan digunakan sama dengan metode subkultur.
Isolasi dilakukan berdasarkan karakteristik dan ukuran atau jumlah mikroalga yang
dibutuhkan.
1. Metode isolasi secara biologis, dengan menggunakan pengaruh sifat
phototaksis organisme yang akan diisolasi
2. Metode isolasi pengenceran berseri, digunakan bila jumlah jenis organisme
banyak dan ada spesies dominan, memindahkan sampel ke dalam beberapa
tabung reaksi yang dikondisikan untuk pertumbuhan yang akan diisolasi
3. Metode isolasi pengulangan subkultur, hampir sama dengan metode isolasi
pengenceran berseri, tapi jumlah dan jenis organisme yang terkumpul sedikit;
4. Metode isolasi pipet kapiler, dimana sampel 10-15 tetes diteteskan di tengah
gelas obyek, dan sekelilingnya ditetesi 6-8 tetes medium
5. Metode isolasi goresan, untuk mengisolasi fitoplankton tunggal dengan
menggunakan media agar.
Kelebihan dari metode isolasi kapiler yang dilakukan adalah bahan yang
dibutuhkan hanya memerlukan jumlah yang sedikit dan tidak memakan banyak
tempat sedangkan kekurangannya tidak bisa dilakukan untuk organisme yang jumlah
dan jenisnya banyak, juga memerlukan ketelitian yang tinggi pada saat menyaring
mikroalga saat menggunakan akuades, agar akuades tidak terlalu banyak sehingga
monospesies mikroalga bisa didapatkan dengan tepat (Prasetyo, T, 1967).
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Mikroalga yang didapat dari hasil isolasi adalah : Pediastrum sp, Pediastrum
duplex, Euastrum oblongum
2. Metode isolasi yang dilakukan adalah metode isolasi pipet kapiler, dimana
sampel yang telah diambil diteteskan beberapa kali di tengah gelas obyek
sebelum disaring dengan meneteskan akuades yang berada di tepi gelas obyek
dan diamati di bawah mikroskop hingga monospesies mikroalga diperoleh.
DAFTAR REFERENSI
Anonim. 2009. Alga Uniseluler. http://moningkaharvey.wordpress.com. Diaksestanggal 9 April 2011.
Atmadja, W. S. , A. Kadi, Sulistijo, dan Rachmaniar. 1996. Pengenalan Jenis-jenisRumput Laut Indonesia. Puslitbang Oseanologi, LIPI, Jakarta.
de Morais Michele Greque, Jorge Alberto Vieira Costa. Isolation and selection ofmicroalgae from coal fired thermoelectric power plant for biofixation of carbon dioxide. Department of Chemistry, Laboratory of Biochemistry Engineering, Federal University Foundation of Rio Grande, Rio Grande, RS, Brazil 2007 2169:2173.
Feldman, Y. 1951. Ekology of Marine Algae. Stanford University, California.
Isnansetyo, Ir. A., dan Kurniastuty, Ir., 1995. Teknik Kultur Phytoplankton danZooplankton, Pakan alami Untuk Pembenihan Organisme Laut. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Jati, Wijaya. 2007. Aktif Biologi. Penerbit Ganeca Exact. Jakarta.
Prasetyo, Triastono Imam.1967. Beberapa Genus Alga Air Tawar. Malang: UM PRESS.
Suriadnyani, N.N, 2004. Teknik Kultur Fitoplankton Secara Tradisional. Buletinteknik Litkayasa Akuakultur Vol.3 no.2: 21-25.