isoterm adsorpsi zat warna oleh karbon aktif
DESCRIPTION
okeTRANSCRIPT
ISOTERM ADSORPSI ZAT WARNA OLEH KARBON AKTIF
A. Tujuan percobaan
1. Menentukan model yang sesuai untuk adsorpsi zat warna oleh karbon aktif.
2. Menghitung kapasitansi adsorpsi oleh karbon aktif
B. Dasar Teori
Adsorbsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada permukaan zat
lain, sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaaan zat tersebut.
Adsorbsi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu ;
a. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan
suatu proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben
lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang
terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben.
b. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang
teradsorbsi.
Kekuatan interaksi adsorbat dengan adsorben dipengaruhi oleh sifat dari adsorbat
maupun adsorbennya. Gejala yang umum dipakai untuk meramalkan komponen mana
yang diadsorpsi lebih kuat adalah kepolaran adsorben dengan adsorbatnya. Apabila
adsorbennya bersifat polar, maka komponen yang bersifat polar akan terikat lebih kuat
dibandingkan dengan komponen yang kurang polar. Kekuatan interaksi juga dipengaruhi
oleh sifat keras-lemahnya dari adsorbat maupun adsorben. Sifat keras untuk kation
dihubungkan dengan istilah polarizing power cation, yaitu kemampuan suatu kation
untuk mempolarisasi anion dalam suatu ikatan. Kation yang mempunyai polarizing
power cation besar cenderung bersifat keras. Sifat polarizing power cation yang besar
dimiliki oleh ion-ion logam dengan ukuran (jari-jari) kecil dan muatan yang besar.
Sebaliknya sifat polarizing power cation yang rendah dimiliki oleh ion-ion logam dengan
ukuran besar namun muatannya kecil, sehingga diklasifikasikan ion lemah
(Puspitasari,2006).
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan
cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan
pelarutan. Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya
fisik (pada absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia (pada absorpsi
kimia). Komponen gas yang dapat mengadakan ikatan kimia akan dilarutkan lebih
dahulu dan juga dengan kecepatan yang lebih tinggi. Karena itu absorpsi kimia
mengungguli absorpsi fisik (chem.
Suatu permukaan padatan yang bersentuhan dengan larutan akan
menyebabkan molekul-molekul terlarut terserap/ adsorp pada permukaan padatan.
Adsorbsi molekul digambarkan sebagai berikut :
A + B —> A.B
Dimana :
A = adsorbat
B = adsorbent
A.B = jumlah bahan yang terjerap
Energi yang dihasilkan seperti ikatan hidrogen dan gaya Van Der Waals menyebabkan
bahan yang teradsorp berkumpul pada permukaan penserap. Bila reaksi dibalik,
molekul yang terjerap akan terus berkumpul pada permukaan karbon aktif sehingga
jumlah zat diruas kanan reaksi sama dengan jumlah zat pada ruas kiri. Apabila
kesetimbangan telah tercapai, maka proses adsorpsi telah selesai. (Arifin, 2008)
Karbon aktif merupakan senyawa karbon amorph dan berpori yang mengandung
85-95% karbon yang dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon (batubara,
kulit kelapa, dan sebagainya) atau dari karbon yang diperlakukan dengan cara khusus
baik aktivasi kimia maupun fisika untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas.
Karbon aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat
adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan.
Daya serap karbon aktif sangat besar, yaitu 25- 1000% terhadap berat karbon aktif.
Karena hal tersebut maka karbon aktif banyak digunakan oleh kalangan industri. Hampir
60% produksi karbon aktif di dunia ini dimanfaatkan oleh industri-industri gula dan
pembersihan minyak dan lemak, kimia dan farmasi. ( M.T. Sembiring, dkk, 2003)
Isoterm adsorpsi adalah hubungan yang menunjukan distribusi adsorbent antara
fasa teradsorpsi pada permukaan adsorben dengn fasa ruah saat kesetimbangan pada
suhu tertentu. Dibawah ini adalah beberapa contoh isoterm yang biasa digunakan
dalam adsorpsi :
log x/m x/m
a Log C b C
Gambar 1. (a) kurva Freundlich; (b) kurva Langmuir
Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas terbentuknya lapisan
monolayer dari molekul-molekul adsorbat pada permukaan adsorben. Namun pada
adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat heterogen.
Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan sebagai berikut.
Log (x/m) = log k + 1/n log c............................................................................ ..(1),
sedangkan kurva isoterm adsorpsinya disajikan pada Gambar 1.(a)
Isoterm adsorpsi Langmuir didasarkan atas beberapa asumsi, yaitu (a) adsorpsi
hanya terjadi pada lapisan tunggal (monolayer), (b) panas adsorpsi tidak tergantung
pada penutupan permukaan, dan (c) semua situs dan permukaannya bersifat homogen
(Oscik J ,1994). Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat diturunkan secara teoritis
dengan menganggap terjadinya kesetimbangan antara molekul-molekul zat yang
diadsorpsi pada permukaan adsorben dengan molekul molekul zat yang tidak
teradsorpsi. Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat dituliskan sebagai berikut (
Cxm
= 1xmmaks K
+ 1xmmaks
C…………………………………………… ..…¿
C merupakan konsentrasi adsorbat dalam larutan, x/m adalah konsentrasi adsorbat
yang terjerap per gram adsorben, k adalah konstanta yang berhubungan dengan
afinitas adsorpsi dan (x/m)mak adalah kapasitas adsorpsi maksimum dari adsorben.
Kurva isoterm adsorpsi Langmuir dapat disajikan seperti pada Gambar 1 (b). (Day, R. A.
dan Underwood, A. L., 2002)
Isoterm Langmuir
Isoterm ini berdasar asumsi bahwa :
a. Adsorben mempunyai permukaan yang homogen dan hanyadapat mengadsorbsi
satu molekul untuk setiap molekul adsorbennya. Tidak ada interaksi antara
molekul-molekul yang terserap.
b. Semua proses adsorbsi dilakukan dengan mekanisme yang sama.
c. Hanya terbentuk satu lapisan tunggal saat adsorbsi maksimum.
Namun, biasanya asumsi-asumsi sulit diterapkan karena hal-hal berikut :
selalu ada ketidaksempurnaan pada permukaan, molekul teradsorbsi tidak inert
dan mekanisme adsorbsi pada molekul pertama asangat berbeda dengan
mekanisme pada molekul terakhir yang teradsorpsi.
Langmuir mengemukakan bahwa mekanisme adsorpsi yang terjadi adalah
sebagai berikut : A(g) + S ↔ AS, dimana A adalah molekul gas dan s adalah
permukaan adsorpsi. Salah satu kelemahan dari isoterm Freundlich adalah
bahwa ia gagal pada tekanan tiggi gas. Irving langmuir pada 1916 berasal
isoterm adsorbs sederhana pada pertimbangan teoritis berdasarkan teori kinetika
gas. Ini disebut sebagai adsorpsi isoterm Langmuir(Atkins, 1990).
C. . Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah labu takar 250 mL, mL, pipet
volume 10 mL, batang pengaduk, shaker, gelas beker 250 mL, kuvet, Erlenmeyer 250
corong gelas, kertas saring ,gelas arloji, alumunium foil dan spektronik 20.
Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah zat warna (remazon red),
akuades, dan karbon aktif.
D. Cara Kerja
Percobaan ini dilakukan dalam 2 tahapan langkah kerja,yaitu tahapan pembuatan
kurva
Kalibrasi dan adsorpsi isothermal,berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing
tahapan
a) Pembuatan Kurva Kalibrasi
Pada langkah ini pertama kali adalah dibuat larutan zat warna 100
ppm dengan cara melarutkan 0,01 g zat warna ke dalam 100 mL akuades
pada labu ukur. selanjutnya larutan zat warna dengan konsentrasi 100 ppm
diambil untuk membuat larutan dengan konsentrasi 10 ppm, setelah itu dibuat
larutan standar dengan konsentrasi 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 4 ppm dan 8
ppm masing-masing sebanyak 50 mL dengan cara mengencerkan larutan
yang konsentrasinya 10 ppm. selanjutnya masing-masing larutan standar
diukur absorbansinya pada panjang gelombang yang sesuai dengan
menggunakan spektronik
b) Adsorpsi Isoterm
Pada tahapan ini larutan zat warna 100 ppm yang telah dibuat,
digunakan untuk membuat larutan dengan konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 15
ppm, 20 ppm dan 25 ppm masing-masing sebanyak 100 mL. kemudian ke
dalam lima buah erlenmeyer 250 mL yang telah kering dan bersih
dimasukkan masing-masing 1 gram karbon aktif, setelah itu ditambahkan 100
mL larutan zat warna dengan berbagai konsentrasi yang telah dibuat pada
masing-masing Erlenmeyer dan segera ditutup dengan alumunium foil,
selanjutnya kelima larutan dalam erlenmeyer yang telah tertutup alumunium
foil diaduk menggunakan shaker selama 30 menit. Larutan kemudian disaring
menggunakan kertas saring untuk memisahkan karbon aktifnya, dan terakhir
larutan diukur absorbansinya pada gelombang yang sesuai zat warna.
.
E. Data Hasil Pengamatan
I. Tabel
Tabel 1. Kurva Kalibrasi
Konsentrasi (ppm) Absorbansi Volume (mL)
0.5 0.024 2.51 0.028 52 0.048 104 0.104 208 0.219 40
Tabel 2. Isotherm Adsorbsi
Konsentrasi (ppm)
Absorbansi Volume (mL)
5 0.128 510 0.243 1015 0.394 1520 0.518 2025 0.69 25
Table 3. Isotherm Langmuir
Co Ce Qe Ce/Qe
5 4.72 0.028 168.57
10 9.03 0.097 93.09
15 14.68 0.032 458.75
20 19.33 0.067 288.51
25 25.77 0.077 334.67
Tabel 4. Isotherm Freundlich
log Ce log qe0.67 -1.550.95 -1.011.16 -1.491.28 -1.171.41 -1.11
II. Grafik
Kurva kalibrasi
0 1 2 3 4 5 6 7 8 90
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
f(x) = 0.0266854838709677 x + 0.00187500000000006R² = 0.99382783992278
kurva kalibrasi
Series2Linear (Series2)
konsentrasi
abso
rban
si
Isotherm Langmuir
0 5 10 15 20 25 300
50100150200250300350400450500
f(x) = 10.202731992869 x + 118.676623312868R² = 0.351193311758481
Ce Vs Ce/Qe
Series2Linear (Series2)
Ce
Ce/Qe
Isotherm Freundlich
0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
-1.8-1.6-1.4-1.2
-1-0.8-0.6-0.4-0.2
0
f(x) = 0.400565837557469 x − 1.70421902628787R² = 0.236799359084948
Grafik log Ce Vs log Qe
Series2Linear (Series2)
log Ce
log Qe
F. Pembahasan
`Praktikum ini berjudul isotherm adsorpsi zat warna oleh karbon aktif. Tujuan dari
percobaan ini yaitu menentukan model yang sesuai untuk adsorpsi zat warna oleh
karbon aktif dan menghitung kapasitas adsorpsi oleh karbon aktif.Prinsip dari percobaan
ini adalah pengukuran adsorpsi oleh karbon aktif pada panjang gelombang tertentu
untuk kemudian ditentukan model isoterm yang sesuai untuk percobaan ini.
Percobaan ini dimulai dengan pembuatan kurva kalibrasi,kurva kalibrasi ini
digunakan untuk membandingkan panjang gelombang sebelum larutan itu dimasuki oleh
adsorbaen dalam hal ini karbon aktif,selain itu kurva kalibrasi ini dibuat untuk
mengetahui hubungan antara konsentrasi larutan Vs absorpsi.Pada langkah ini mula-
mula dibuat larutan zat warna 10 ppm untuk kemudian diencerkan dan dibuat dalam
berbagai konsentrasi.Variasi konsentrasi dibuat agar didapat panjang gelombang yang
berbeda sehingga akan dapat diketahui hubunganya (konsentrasi Vs absorpsi),grafik
yang didapat adalah
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwasanya grafik yang didapat adalah linear
artinya konsentrasi berbanding lurus dengan absorbs,hal ini dikarenakan semakin pekat
konsentrasi suatu zat warna,maka warna yang terkandung didalamnya semakin pekat
0 1 2 3 4 5 6 7 8 90
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
f(x) = 0.0266854838709677 x + 0.00187500000000002R² = 0.99382783992278
kurva kalibrasi
Series2Linear (Series2)
konsentrasi
abso
rban
si
pula,sehingga panjang gelombang yang terukur dalam spektronik pun akan semakin
besar.
Proses selanjutnya adalah adsorpsi isothermal,pada langkah ini dimulai dengan
dibuat larutan zat warna 100 ppm ,kemudian diencerkan dalam berbagai
konsentrasi,sama seperti diatas hal ini adalah agar panjang gelombang yang teramati
akan berbeda-beda,pada tahap ini sebelum diukur dengan alat terlebih dahulu dimasuki
dengan karbon aktif,karbon aktif ini berfungsi sebagai adsorben,adsorben berfungsi
sebagai penyerap zat (cair maupun padat) dalam hal ini zat warna,dengan begitu larutan
zat warna merupakan adsorbat.Selanjutnya larutan yang sudah dicampur dengan
karbon aktif ditutup menggunakan alumunium foil,hal ini dilakukan karena karbon aktif
merupakan suatu senyawa yang mudah berikatan dengan unsur atupun senyawa
lain,karena itu untuk mencegah terjadinya ikatan tersebut terutama dengan senyawa
yang berada dalam udara digunakanlah alumunium foil sebagai tutup pada erlenmeyer ,
selanjutnya larutan yang sudah ditutup dengan alumunium foil diaduk dengan
shaker,fungsi pengadukan dengan shaker adalah untuk meningkatkan frekuensi
adsorben(karbon aktif) dan adsorbat (zat warna) selain itu hal ini dilakukan untuk
mempercepat proses penghomogenan antara karbon aktif dengan zat warna.
Dari grafik kedua pertama didapatkan persamaan garis y=0.0267x+0.0019,dari
persamaan ini bisa dicari nilai x kemudian nilai x dapat digunakan untuk mencari grafik
isotherm Langmuir dengan cara memasukanya sebagai ce dalam tabel isoterm
Langmuir,selanjutnya untuk grafik isotherm freundlich bisa dibuat dari log ce dan qe.
Selanjutnya nilai R yang didapat dari masing-masing grafik digunakan untuk
menetapkan isotherm apa yang cocok untuk percobaan ini,nilai R yang mendekati 1
menandakan isotherm yang paling cocok. Berdasarkan data isotherm yang cocok untuk
percobaan ini adalah isotherm Langmuir karena memiliki nilai R yang lebih besar dari
pada nilai isotherm freundlich yaitu sebesar 0.3512 untuk isotherm freundlich hanya
didapat nilai sebesar 0.2368.Selanjutnya dapat ditentukan kapasitas adsorbsi ,dari
perhitungan diperoleh kapasitas adsorbs sebesar 37.45.
G.Kesimpulan
Model yang sesuai untuk percobaan ini adalah isotherm Langmuir yang memiliki R
lebih besar yaitum 0.3512
Kapasitas adsorbs pada percobaan ini adalah 37.45
H.Daftar Pustaka
Atkins, P.W. 1990. Kimia Fisika Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Day, JR dan Underwood, A.L.1998. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
Puspitasari,Dyah Pratama,2006”Adsorpsi Surfaktan Anionik Pada Berbagai pH
Menggunakan Karbon Aktif Termodifikasi Zink Klorida”.dalam Jurnal
Kimia,Departeman Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam:
Institut Pertanian Bogor
Sembiring, dkk. 2003. Isoterm Adsorpsi ion Cr3+ oleh abu sekam padi varietas
IR 64. Skripsi. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Undiksha
1. Menghitung Nilai x
y = mx ± b
Diketahui persamaan : y = 0.0267 x + 0.0019
y = Absorbansi
a. Konsentrasi 5 ppm
y=0.0267 x+0.0019
0.024=0.0267 x+0.0019
x=¿
4.72
b. Konsentrasi 10 ppm
y=0.0267 x+0.0019
0.028=0.0267 x+0.0019
x=¿9.03
c. Konsentrasi 15 ppm
y=0.0267 x+0.0019
0.048=0.0267 x+0.0019
x=¿14.68
d. Konsentrasi 20 ppm
y=0.0267 x+0.0019
0.104=0.0267 x+0.0019
x=¿19.33
e. Konsentrasi 25 ppm
y=0.0267 x+0.0019
0.219=0.0267 x+0.0019 \
x=¿
25.77
2. Menghitung Qe
Qe=Ce−Com
×V
Keterangan : Co = konsentrasi awal
Ce = x
m = massa karbon aktif (1 gram)
V = Volume (100 mL)
a. Konsentrasi 5 ppm
Qe= 4.72−51
×100
Qe=¿0.028
b. Konsentrasi 10 ppm
Qe=9.03−101
×0.1L
Qe=0.097
c. Konsentrasi 15 ppm
Qe=14.68−151
×0.1l
Qe=¿0.032
d. Konsentrasi 20 ppm
Qe=19.33−201
×0.1L
Qe=¿0.067
e. Konsentrasi 25 ppm
Qe=25.77−251
×0.1l
Qe=¿0.077
3. Menghitung Nilai CeQe
a. Konsentrasi 5 ppm
CeQe
= 4.720.028
=168.57
b. Konsentrasi 10 ppm
CeQe
= 9.030.097
=0.057847
c. Konsentrasi 15 ppm
CeQe
=14.680.032
=¿458.75
d. Konsentrasi 20 ppm
CeQe
=19.330.067
=¿288.51
e. Konsentrasi 25 ppm
CeQe
=25.770.077
=¿334.67
4. Menghitung kapasitansi adsorpsi
Isotherm Langmuir
Ka= 1m
Ka= 10.0267
Ka=37.453