isti’anah dalam al-qur’an -...

68
ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN (Analisis terhadap Q.S. al-Fatihah(01):05, Q.S. al-Baqarah(02):45 & 153, Q.S. Yusuf(12):18,Q.S. al-Anbiya(21):112) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ushuluddin Oleh : M U K H T A R H A F I F I NIM : 106034001246 JURUSAN TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

Upload: others

Post on 09-Oct-2019

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

iii

ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN

(Analisis terhadap Q.S. al-Fatihah(01):05, Q.S. al-Baqarah(02):45 & 153,

Q.S. Yusuf(12):18,Q.S. al-Anbiya(21):112)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ushuluddin

Oleh :

M U K H T A R H A F I F I

NIM : 106034001246

JURUSAN TAFSIR HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 2: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

iv

ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN

(Analisis terhadap Q.S. al-Fatihah(01):05, Q.S. al-Baqarah(02):45 & 153,

Q.S. Yusuf(12):18, Q.S. al-Anbiya(21):112)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ushuluddin

Oleh :

M U K H T A R H A F I F I

NIM : 106034001246

Dibawah bimbingan :

Dr. Ahsin Sakho Muhammad, MA

NIP. 195608211996031001

JURUSAN TAFSIR HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 3: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. Karena berkat,

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

akademisi (skripsi) ini. Shalawat dan salam senantiasa Allah swt. Curahkan

kepada nabi saw, beserta keluarga dan sahabatnya, dan semoga kita semua

mendapat syafaat-nya.

Penyelesaian skripsi ini, sungguh sangat tidak mungkin bila tidak

melibatkan banyak pihak, karena itu penulis ingin menyampaikan rasa

terimakasih yang mendalam kepada:

1. Prof. Dr. Zainul Kamaluddin F. M.Ag, selaku Dekan, dan Prof. Dr. M.

Ikhsan Tanggok, M.Si. selaku pudek 1, Dr. M. Suryadinata. MA

selaku pudek 2 Dan Dr. Bustamin, M.Si selaku ketua jurusan Tafsir

Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dan terimakasih tidak lupa penulis sampaikan kepada para tim penguji

yang dengan sabar, menguji dan mengkoreksi skripsi ini, yaitu Dr. M.

Suryadinata, MA selaku ketua, Dr. Lilik Ummi Kalsum. MA, sebagai

sekretaris merangkap penguji I, dan Dr. Edwin Syarif, MA, sebagai

penguji II.

3. Dr. Ahsin Sakho Muhammad, M.A, selaku pembimbing, yang dengan

sabar telah membimbing dan mengarahkan penulisan skripsi ini

sampai rampung, dengan kesabaran beliau sungguh sangat berarti bagi

kelancaran penulisan skripsi ini, penulis hanya bisa berdoa

“Jazajumullah ahsanu al-jaza”.

i

Page 4: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

ii

4. Segenap dosen civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya Jurusan Tafsir Hadis, yang dengan ikhlas dan tulus

mencurahkan dan mentransfer wawasan serta pengetahuannya selama

penulis menempuh studi di kampus tercinta ini.

5. Segenap Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan juga tak lupa kepada seluh staf perpustakaan

Iman Jama‟ Lebak Bulus yang telah memberikan fasilitas sumber

rujukan dan referensi.

6. Ayahanda H. Lamin dan dan Ibunda Hj. Zenab yang telah mengasuh,

mendidik dan memberikan dukungan, baik moril ataupun materil

selama penulis menjalani studi sampai penyelesaian skripsi ini, dan

juga kepada kakak penulis Nazmuddin beserta keluarga, Ummu

„Athiyyah dan keluarga, Sri Mulyanah beserta keluarga, dan tak lupa

kepada adik-adik tersayang penulis Ahmad Turtusi, Siti Khodijah,

Muhammad Yusuf Iskandar yang kesemuanya selalu memberikan

semangat kepada penulis selama menempuh studi di kampus ini.

7. Dan tak lupa ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada Siti Holilah

yang selalu mendukung, mensuport dan “menemani” penulis baik

dalam keadaan suka ataupun duka selama penulisan skripsi ini.

8. Kepada teman-teman saya yang satu nasib satu perjuangan yang

tangguh dan gagah berani di kelas Tafsir Hadis A ataupun B, terutama

sahabat saya Soimuddin, Rizki Ediputratama, Rahmat Hidayatullah,

ii

Page 5: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

iii

Tomi Sutrisno, Sulaiman, Sugeng Sugiarto, Surna, Mujiburrohman,

Jenal Muttaqin, Muhammad Malik dan teman-teman penulis yang

telah sukses, Suryadi, Taufik (petong).

9. Dan teman-teman penulis satu permainan yang selalu mendukung dan

memberi semangat dan penuh pengertian yaitu M. Sopyan Madoen,

Aang Maulana el-Fanni.

Dengan rampung dan selesainya karya tulis ini, sangat menyadari bahwa

masih terdapat kekurangan disana-sini dan jauh dari kesempurnaan, baik berkaitan

dari segi penulisan susunan kalimat ataupun yang lainnya. Oleh karena itu, saran

dan kritik yang yang membangun sangat penulis harapkan, dan semoga tulisan

yang sangat sederhana ini ada manfaatnya bagi nusa, bangsa dan agama, dan lebih

khusus bagi penulis sendiri. Dan denga harapan karya tulis yang sederhana ini

dapat dijadikan amal bagi penulis, Amin amin ya robbal ‘alamin.

Jakarta, 15 Maret 2011

Penulis

iii

Page 6: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

iv

PEDOMAN TRANSLITERASI1

Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

tidak dilambangkan ا

B Be ب

T Te ت

Ts te dan es ث

J Je ج

H h dengan garis bawah ح

Kh ka dan ha خ

D da د

Dz De dan zet ذ

R Er ر

Z Zet ز

S Es س

Sy es dan ye ش

S es dengan garis bawah ص

D de dengan garis bawah ض

T te dengan garis bawah ط

Z zet dengan garis bawah ظ

koma terbalik keatas, menghadap ke kanan „ ع

Gh ge dan ha غ

F Ef ف

Q Ki ق

K Ka ك

L El ل

M Em م

N En ن

W We و

1 Pedoman ini disesuaikan dengan pedoman akademik fakultas Ushuluddin dan Filsafat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2006/2007, hal. 101 - 105

iv

Page 7: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

v

H Ha هـ

Apostrof „ ء

Y Ye ي

Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti bahasa Indonesia, terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal alih

aksaranya adalah sebai beeriku:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

___َ___ a fathah

____ِ__ i kasrah

___ُ___ u dammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ai a dan i _َ___ي

و__ َ__ au a dan u

Vokal Panjang (Madd)

Ketentuan alih aksara vokal panjang (Madd), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

â a dengan topi di atas ــَا

î i dengan topi di atas ــي

û u dengan topi di atas ـــو

v

Page 8: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

vi

Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu alif dan lam, dialih aksarakan menjadi huruf /l/ , baik diikuti oleh

huruf syamsyiah maupun qamariyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân

bukan ad-dîwân.

Syaddah (Tashdid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda, dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu

dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini

tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kaata

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya yang secaraa lisan

berbunyi ad-daruurah, tidak ditulis “ad-darûrah”, melainkan “al-darûrah”,

demikian seterusnya.

Ta Marbûtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata

yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan manjadi huruf /h/ (lihat

contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti

oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2). Akan tetapi, jika huruf ta marbûtah tersebut

diikuti oleh kata benda (isim), maka huruf tersebutdialihaksarakan menjadi huruf

/t/ (lihat contoh 3).

Contoh:

no Kata Arab Alih aksara

tarîqah طريقة 1

al-jâmî ah al-islâmiyyah الجامعة اإلسالمية 2

wahdat al-wujûd وحدة الوجود 3

vi

Page 9: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

vii

Huruf Kapital

Meskipun dalam tulisan Arab huruf capital tidak dikenal, dalam alih

aksara ini huruf capital tersebut juga digunakan, dengan memiliki ketentuan yang

berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara lain

yang menuliskan kalimat, huruf awal nama tempat nama bulan, nama diri, dan

lain-lain. Penting diperhatikan, jika nama didahului oleh kata sandang, maka yang

ditulis dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal

atau kata sandangnya. Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâli bukan Abû Hamid Al-

Ghazâli, al-Kindi bukan Al-Kindi.

vii

Page 10: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

TRANSLITERASI .................................................................................. iv

DAFTAR ISI ............................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ............. 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................ 6

D. Metodologi Penelitian ........................................................ 7

E. Sistematika Penulisan ......................................................... 8

BAB II GAMBARAN UMUM ISTI’ANAH

A. Term Isti’anah dalam Al-Qur‟an ........................................ 9

B. Antara Isti’anah dengan Istinshar ...................................... 16

BAB III PERINTAH MEMOHON PERTOLONGAN

A. Ibadah Sebelum Meminta Pertolongan .............................. 23

B. Meminta Pertolongan dengan Sabar dan Shalat ................ 32

C. Allah Yang Maha Penolong ............................................... 41

D. Praktek Isti’anah dalam Masyarakat .................................. 50

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................... 54

B. Saran-saran .......................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA

viii

Page 11: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah adalah Tuhan semesta alam2 yang merajai hari pembalasan

3,

tiada Tuhan yang patut disembah kecuali rabbul ‘âlamîn. Dia juga pencipta

langit berikut segala isinya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakan4.

Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Bijaksana, dan Yang

Maha segala-galanya atas mahkhuk-Nya. Allah mempunyai sifat yang tidak

dimiliki oleh makhluk-Nya, Allah menciptakan sesuatu yang tidak bisa

diciptakan oleh manusia. Allah juga telah mengutus beberapa utusan untuk

membimbing manusia di muka bumi ini yaitu seorang rasul dan para nabi

berikut dengan kitab-kitab sucinya.

Muhammah saw adalah rasulullah yang membawa misi untuk

disampaikan kepada umat manusia tanpa ada pengecualian sedikit pun. Beliau

adalah manusia namun tidak seperti manusia biasa. Beliau hidup seperti

layaknya manusia biasa namun beliau mempunyai kelebihan yang tidak

dimiliki oleh makhluk lain yang walaupun beliau seorang yang ummi5. Beliau

yang sudah dijamin masuk surga namun tetap saja berdoa dan memohon

ampun kepada Allah. Beliau adalah utusan Allah sekaligus penutup para nabi

2 Lihat Q.S al-Fatihah(1):2

3 Lihat Q.S. al-Fatihah(1):4

4 Lihat Q.S. al-Ikhlash(112):4

5 Adalah orang yang tidak tahu tulis baca. Kata ummi juga didalam al-qur‟an terdapat

pada tiga tempat, yaitu: Q.S. Ali Imran(3)20, Q.S. al-„Araf(7):157-158. (Lihat Kamus al-Qur‟an

karya Deni Hamdani, S.d.I, hlm.361)

Page 12: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

2

yang akan memberikan safaat kepada umat yang mengikuti ajaran-ajarannya.

Sebagaimana firman Allah yang berbunyi :

Artinya : Mereka Kami utus selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan

pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah

Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. (Q.S. an-Nisa(4):165)

Al-Qur‟an adalah kitabullah yang diturunkan kepada manusia paling

sempurna yaitu Muhammad saw melalui perantara malaikat Jibril yang

diturunkan pada malam yang mulia, yang diturunkan kurang lebih dua puluh

tiga tahun lamanya, yang berisi tentang ajaran-ajaran mulia untuk disampaikan

kepada seluruh makhluk dimuka bumi ini. Al-Qur‟an diturunkan pada bulan

ramadhan yang penuh dengan keberkahan sebagai petunjuk bagi manusia6.

Al-Qur‟an yang membacanya merupakan sebuah ibadah dan tidak pernah

bosan manusia untuk selalu membacanya walaupun kalimatnya dari zaman ke

zaman tidak pernah berubah sedikitpun7.

Al-Qur‟an secara harfiah adalah “bacaan sempurna” merupakan suatu

nama pilihan Allah yang sungguh tepat karena tidak ada satu bacaan pun sejak

manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi

Al-Qur’an Al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia.8

6 Lihat Q.S. al-Baqarah(2)185)

7 Al-Qur‟an sejak dini memadukan usaha dan pertolongan, akal dan kalbu, pikiran dan

zikir, iman dan ilmu. Akal tanpa kalbu menjadikan manusia seperti robot, pikir tanpa zikir

menjadikan manusia seperti setan, iman tanpa ilmu sama dengan pelita ditangan bayi, sedang ilmu

tanpa iman bagaikan pelita ditangan pencuri. (Lihat Wawasan al-Qur’an karya M. Quraish

Shihhab, hlm.7 8 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an (Bandung: Mizzan, 1998) cet. vii hlm. 3

Page 13: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

3

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang hidup dimuka bumi ini

untuk menjalankan skenario yang dibuat oleh-Nya. Manusia yang dibekali

akal dan hawa nafsu yang bisa menjadikan manusia seseorang yang mulia atau

hina dihadapan-Nya. Kadang kala manusia suka lupa kepada siapa ia harus

menyembah dan siapa yang telah menciptakannya. Manusia seringkali

mengingkari akan Tuhannya padahal manusia diciptakan dari tanah.9

Islam adalah agama rahmatan lil’alamin, yang mengajarkan kepada

kebaikan kepada umatnya. Islam juga adalah agama yang membawa

kedamaian. Islam mengajarkan kepada manusia bagaimana untuk saling

menghormati kepada sesama manusia. Agama Islam adalah agama yang kita

anut dan dianut oleh ratusan juta kaum muslim di seluruh dunia, merupakan

way of life yang menjamin kebahagiaan hidup pemeluknya di dunia dan di

akhira.10

Islam juga adalah agama yang di rihoi oleh Allah. Sebagaimana

firmannya.

Artinya : “Sesungguhnya agama yang di ridhoi disisi Allah adalah agama

Islam”. (Q.S.Ali-Imran(3):19)

Islam mengajarkan kepada manusia untuk menyerahkan segala urusan

hanya kepada Allah rabbul ‘aalamin. Karena hanya kepadanya manusia

9 Lihat Q.S. Shaad(38):71, Q.S. al-Mu‟minun(23):12, Q.S. al-Hijr(15):26

10 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an (Bandung: Mizzan, 1994) cet.vi hlm. 33

Page 14: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

4

menyembah dan memohon pertolongan.11

Islam juga mempunyai kitab suci

yang menjadi petunjuk bagi manusia yaitu Al-Qur’an Al- Karim.

Al-Qur‟an sebagai petunjuk bagi manusia yang berisi berbagai ajaran

tentang kehidupan manusia, yang mengajarkan manusia bagaimana

berinteraksi kepada Allah dan berinteraksi kepada sesama manusia yang

disebut dengan hablum min Allah dan hablum min an-Nas. Al-Qur‟an adalah

kitab yang universal, terbukti bahwa Al-Qur‟an tidak hanya mengajarkan

kepada manusia tentang bagaimana berinteraksi kepada manusia dan

berinteraksi kepada Allah, melainkan Al-Qur‟an mencakup beberapa aspek

seperti ibadah, muamalah, siasah, hukum, waris, syari‟ah, akidah, akhlak.

Sebagai seorang manusia kita diperintahkan oleh Allah untuk

beribadah kepada-Nya tidak boleh kita beribadah selain kepada Allah, karena

itu akan mengakibatkan kekufuran. Sebagai seorang manusia haruslah patuh

dengan apa yang diperintahkan dan yang dilarang-Nya. Setelah beribadah kita

diperintahkan untuk memohon pertolongan hanya kepada-Nya bukan kepada

selain-Nya.

Kita tentu pernah mendengar sebuah berita bahwa ada seorang anak

yang mampu menyembuhkan orang sakit dengan mencelupkan batu kedalam

air. Ponari orang memanggilnya ketika itu sebelumnya kita tidak pernah

mendengar namanya ketika anak itu mampu menyembuhkan berbagai

penyakit menggunakan batu yang dia miliki langsung membuatnya tenar.

Banyak orang berbondong-bondong mendatangi rumahnya untuk khasiat dari

11

Lihat Q.S. al-Fatihah(1):5

Page 15: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

5

batu itu setelah dicelupkan kedalam air. Mereka menyakini bahwa penyakit

mereka bisa sembuh setelah meminum air tersebut. Hal ini menunjukkan

bahwa mereka lebih meyakini batu tersebut daripada Allah. Pada

kenyataannya hanya Allah yang harus mereka yakini bukan batu atau benda-

benda lain yang dianggap sakti.

Dari pemaparan diatas bahwa di dalam Al-Qur‟an banyak sekali

perintah-perintah yang harus dilakukan manusia, salah satu dari perintah-

perintah tersebut adalah perintah memohon pertolongan hanya kepada Allah

yang akan penulis teliti lebih jauh lagi dalam bentuk penelitian skripsi yang

berjudul Isti’anah dalam Al-Qur’an (Analisis terhadap Q.S. al-

Fatihah(01):05, Q.S. al-Baqarah(02):45 & 153, Q.S. Yusuf(12):18,Q.S. al-

Anbiya(21):112)

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Sebagaimana penulis telah paparkan pada latar belakang masalah,

bahwa kata isti’anah banyak sekali dalam al-Qur‟an dan dalam fenomena

Ponari tersebut orang berbondong-bondong mendatangi rumah Ponari untuk

meminta kesembuhan dari penyakit dengan meminum air yang telah

dicelupkan dengan batu. Maka dari itu penulis mengidentifikasikan masalah

sebagai berikut:

a. Apa yang harus dilakukan ketika meminta pertolongan atau Istianah

b. Apakah dalam beristi’anah harus mendahulukan hak daripada kewajiban

Page 16: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

6

c. Bagaimana al-Qur‟an menanggapi terhadap fenomena masyarakat yang

berbondong-bondong meminta kesembuhan kepada Ponari dengan

meminum air yang sudah dicelupkan dengan batu yang dianggap sakti.

2. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan judul diatas dan banyaknya ayat-ayat

yang membicarakan tentang isti’anah, maka penulis perlu membatasi

permasalah diatas pada Q.S al-Fatihah(01):5, Q,S. Al-Baqarah(02):45 & 153,

Q.S. Yusuf(12):18, dan Q.S. al-Anbiya(21):112.

3. Perumusan Masalah

Setelah membatasi permasalah sebagaimana yang telah penulis

sebutkan diatas, dalam rangka untuk memudahkan pembahasan dalam

penulisan skripsi ini, maka penulis perlu untuk merumuskan masalah yang

menjadi tema pokok dalam skripsi ini dalam bentuk sebuah pertanyaan

Bagaimana Perspektif Al-Qur’an tentang Isti’anah dan Prakteknya dalam

Masyarakat.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalah diatas, dapat diketahui bahwa tujuan yang

ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana pandangan al-Qur‟an terhadap Isti’anah

b. Untuk menambah khazanah pemikiran islam, khususnya mengenai

Isti’anah

Page 17: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

7

c. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Ushuluddin (S.Ud) pada

jurusan Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data

Skripsi ini disusun menggunakan metode penelitian kepustakaan

(Library Research) yaitu mencari dan mengumpulkan berbagai macam

literatur yang relevan (data primer) dengan pokok masalah. Sumber primer

terdiri dari kitab-kitab tafsir antara lain : Kitab Tafsir As-Sya‟rawi, Kitab

Tafsir Al-Qur‟anul Azhim, dan kitab-kitab tafsir lainnya.

Kemudian buku-buku yang menjadi data skunder penulis

mengambil buku-buku ilmiah yang berkaitan dengan judul skripsi ini.

2. Metode Pembahasan

Metode pembahasan dalam skripsi ini adalah deskriptif analisis,

yaitu menyajikan data-data yang ada baik data primer maupun data

skunder, kemudian dianalisis secara proporsional. Sehingga akan nampak

jelas jawaban atas persoanal yang berhubungan dengan pokok masalahnya.

Setelah melakukan analisa, kemudian penulis memberikan kesimpulan

mengenai hasil analisa yang dilakukan.

3. Teknik penulisan

Pada teknik penulisan skripsi ini penulis mengacu pada buku

“Pedoman Penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) karangan

Page 18: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

8

Hamid Nasuhi, et.al yang diterbitkan oleh CeQDA Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2006.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini penulis membagi

pembahasan menjadi beberapa bab yang terdiri dari sub bab, yaitu :

Bab I merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,

identifikasi, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian,

metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II yaitu gambaran umum tentang Isti’anah yang meliputi

pengertian term Isti’anah dalam Al-Qur‟an, dan antara Isti’anah dengan

Istinshar.

Bab III membahas tentang kajian ayat-ayat Istia’anah, yang meliputi

ayat dan terjemah berikut tafsiranya, munasabah dan berikut uraian tafsirnya,

pendapat mufassir tentang ayat-ayat Isti’anah dan analisa terhadap ayat-ayat

Isti’anah dan prakteknya dalam masyarakat

Bab IV adalah penutup yang meliputi kesimpulan dari penelitian, dan

disertai saran-saran yang disampaikan penulis dalam penulisan skripsi ini.

Page 19: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

1

BAB II

GAMBARAN UMUM ISTI’ANAH

A. Term Isti’anah Dalam Al-Qur’an

Term isti’anah sebenarnya tidak disebutkan secara langsung dalam Al-

Qur‟an. Tetapi, kata jadian darinya yang memunculkan istilah tersebut banyak

ditemukan dalam al-Qur‟an. Isti’anah artinya meminta pertolongan atau

bantuan Tuhan. Kata isti’anah berasal dari Q.S. al-Fatihah(1):5 Iyyaaka

na’budu wa iyyaaka nasta’in, yang artinya hanya kepada-Mu kami

menyembah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan.12

Kata isti’anah dalam kamus bahasa arab indonesia memiliki arti

permintaan bantuan atau pertolongan. Dalam kamus Al-Qur‟an kata isti’anah

memiliki arti meminta bantuan, pertolongan dan pendukung.13

Kata isti’anah berasal dari kata عون yang artinya membantu14

, dan

,yang artinya membantu, menolong, membebaskan عّون15

القوم تعاون artinya

tolong menolong, kerja sama, gotong royong.16

Jadi kata االستعانت yang berasal

dari kata عون mempunyai arti permintaan bantuan, pertolongan. Dalam

bentuk isim maf’ul yaitu musta’an dari kata kerja ista’ana-yasta’inu-isti’anan

12

Ahsin. W al-Hafidz, Kamus Ilmu al-Qur’an (Jakarta: Amzah, 2006) h.126 cet.II 13

Budi Santoso. Kamus al-Qur’an (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2008) h.3 cet.I 14

Al-Imam al-„Alamah Abi al-Fadhl Jamaluddin Muhammad bin Mukrim bin Mandzur

al-Afriqi al-Misr, Lisanul Arab. (Beirut: Dar Shaadir) h.298 15

Ahmad Warson Munawir, al-Munawwir. (Surabaya: Pustaka Progresif,1997) h.988 16

Ahmad Warson Munawir. Al-Munawwir h.988

9

Page 20: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

10

yang berarti yang meminta pertolongan dan musta‟an berarti dimohonkan

pertolongannya.17

Dalam beristi’anah atau memohon pertolongan berarti kita tidak dapat

atau terhalang, atau sulit meraih apa yang kita mohonkan itu oleh satu dan lain

sebab kecuali bila dibantu. Dalam Tafsir al-Misbah dikemukakan bahwa

bantuan adalah sesuatu yang dapat mempermudah melakukan sesuatu yang

sulit diraih oleh yang memintanya, yaitu dengan jalan mempersiapkan sarana

pencapaiannya, seperti meminjamkan alat yang dibutuhkan, atau partisipasi

dalam aktivitas, baik dalam bentuk tenaga atau fikiran, nasihat atau harta

benda.18

Permohonan bantuan kepada Allah adalah permohonan agar Dia

mempermudah apa yang tidak mampu dirai oleh orang yang bermohon dengan

upaya sendiri.

Dari penjelasan diatas bahwa permohonan bantuan itu bukan berarti

berlepas tangan sama sekali, akan tetapi kita masih dituntut untuk berperan,

sedikit atau banyak sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

Muhammad Syaltuth mengemukakan dalam tafsirnya bahwa isti’anah

adalah meminta pertolongan sesudah melakukan usaha sekuat kemampuan.

Orang yang berakal sehat tidak akan meminta pertolongan melainkan kepada

yang mampu memberikan pertolongan, tidak ada yang mampu memberikan

pertolongan kecuali Allah Yang Maha Kuasa. Kekuasaan-Nya menyeluruh,

tidak dapat dilemahkan oleh apapun. Dia yang menciptakan sebab, Dia pula

17

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Tahun 2004. h.388 18

M. Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati,2007) h.58 jilid.2

Page 21: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

11

yang menyingkirkan halangan, dan dia yang memberi, menghendaki serta

menolak.19

Isti’anah adalah bagian dari ibadah. Karena itu tidak dibolehkan

beristi’anah selain kepada Allah. Tidaklah mungkin mengharapkan isti’anah

yang mutlak, yang meliputi segala sesuatu yang menyeluruh, melainkan hanya

kepada Allah semata.20

Sebagaimana firman Allah swt.

Artinya : Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu. Maka Serulah

berhala-berhala itu lalu biarkanlah mereka mmperkenankan permintaanmu,

jika kamu memang orang-orang yang benar. (Q.S Al-A‟raf (7):194)

Selanjutnya

Artinya : Dan berhala-berhala yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup

menolongmu, bahkan tidak dapat menolong dirinya sendiri. (Q.S Al-A‟raf

(7):197)

19

Muhammad Syaltuth. Tafsir al-Qur’anul Karim. Terj. Drs. Herry Noer Ali (Bandung:

Dipenogoro, 1990) h.64 jilid.1 20

Muhammad Syaltuth. Tafsir al-Qur’anul Karim. h.65

Page 22: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

12

Istilah ibadah sudah sangat populer di kalangan kita. Ibadah ini adalah

bentuk penghambaan kepada Allah. Dalam Islam prinsip utama dalam

beribadah adalah tauhid, jika terdapat syirik di dalam ibadah meskipun kecil

maka ibadahnya akan tertolak dan batal. Tidak ada tawar menawar di dalam

beribadah. Ketauhidan dan keikhlasan dalam beribadah adalah suatu yang

pokok dan mutlak. Tauhid yang dimaksudkan di sini adalah kesadaran diri

seorang hamba, bahwa apa yang ada pada dirinya bukan apa-apa karena

semuanya bersumber dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Atau dengan

pernyataan lain semua yang ada pada dirinya adalah milik Allah swt. 21

Makna ibadah yang sangat luas dalam islam mencakup empat

hubungan yang berbeda baik antara manusia dengan Tuhannya, manusia

dengan manusia lainnya, manusia dengan dirinya dan manusia dengan

lingkungan alam sekitar. Masing-masing dari hubungan tersebut terdapat dua

macam. Hubungan manusia dengan Tuhannya diwujudkan dengan,

“Melaksanakan perintah-perintah-Nya dan manjauhi larangan-larangan-

Nya”. Hubungan manusia dengan dirinya dapar diterjemahkan dengan

pemenuhan hak diri, makan minum jangan berlebihan, menjaga diri dari

kebinasanaa. Adapun hubungan sesama manusia dapat diwujudkan dalam

bentuk tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa serta saling menjaga dari

permusuhan dan dosa. Sedangkan hubungan manusia dengan alam dapat

ditempuh dengan intifa‟, yaitu mengambil manfaat dari alam untuk

kesejahteraan hidup dan tidak iththirar yaitu tidak menjadikan alam sebagai

21

Umay M. Dja‟far Shiddieq, Pembuka Gerbang al-Qur’an Tafsir al-Fatihah dan Awal

al-Baqarah (Jakarta: Taushia,2008) h.70

Page 23: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

13

musuh yang membinasakan, dengan ishlah yaitu menjadikan alam sebagai

harmoni, kedamaian dan tidak fasad atau berbuat kerusakan.22

Secara tekstual term isti’anah dalam Al-Qur‟an terdapat pada 7 ayat

dalam 5 tempat. Dua diantaranya dalam satu surat. Sebagaimana telah

disebutkan diatas bahwa kata isti’anah terambil dari عان atau عون yang

memiliki arti pertolongan. Al-Qur‟an menyebutkan kata isti’anah pada

beberapa bentuk.

Pertama, dalam bentuk fi’il amr (kata kerja perintah) yang terdapat

pada tiga tempat yaitu Q.S. al-Baqarah (2) ayat 45 dan ayat 153, dan Q.S. al-

A‟raf: 128. Yang dimaksud kata kerja perintah disini adalah perintah dari Dzat

yang tinggi yaitu Allah kepada Dzat yang paling rendah yaitu manusia bukan

sebaliknya perintah dari yang rendah ke yang tinggi derajatnya.

Kedua, dalam bentuk fi’il mudhori yaitu kata kerja yang menunjukkan

masa sekarang dan yang akan datang. Yang hanya terdapat pada satu tempat

yaitu Q.S. al-Fatihah (1):5. nasta’in yang berarti Kami memohon pertolongan.

Berarti dalam kata nasta’in yang dalam bentuk fi’il mudhori mengindikasikan

bahwa mulai sekarang sampai hinga waktu yang tidak bisa ditentukan untuk

selalu beristi’anah memohon pertolongan hanya kepada Allah bukan kepada

selain Allah.

Ketiga, dalam bentuk isim maf’ul yaitu musta’an dari kata kerja

ista’ana-yasta’inu-isti’anan yang berarti minta pertolongan dan musta‟an

22

Umay M. Dja‟far Shiddieq, Pembuka Gerbang al-Qur’an h.72

Page 24: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

14

berarti dimohonkan pertolongannya.23

Kata tersebut di dalam Al-Qur‟an

terdapat pada dua tempat yaitu Q.S. Yusuf:18 dan Q.S al-Anbiya:112.

Dalam Al-Qur‟an kata Isti’anah selau digandengkan dengan ibadah

bahkan kata ibadah pun mengawali kata isti’anah itu sendiri. Penggandengan

kedua kata tersebut tidak dapat dipisahkan karena ibadah dan isti’anah

merupakan satu kesatuan yang utuh. Isti’anah tidak bisa berdiri sendiri tanpa

ibadah.

Ibnu QayyimAl-Jauziyyah memaparkan dalam kitab tafsrinya bahwa

Isti’anah merupakan bagian dari ibadah tanpa ada pembalikan. Isti’anah

merupakan permohonan dari Allah dan ibadah merupakan tuntutan bagi Allah.

Ibadah tidak terjadi kecuali dari orang yang mukhlis. Sementara Isti’anah bisa

berasal dari orang yang mukhlis dan tidak mukhlis.24

Nabi Muhammad Saw adalah contoh tertinggi dalam ibadah dan beliau

telah merealisasikan bentuk ibadah yang diinginkan dan dicintai Allah. Allah

mengiringi ibadah yang ikhlas dengan minta tolong kepada-Nya. Ia berkata

“Kami tidak menyembah selain-Mu.” Ketika manusia meminta bantuan

kepada selain Allah, berarti ia telah meminta bantuan kepada Dzat yang

memiliki kemampuan terbatas. Dengan meminta bantuan kepada Allah

manusia telah terbebas dari kehinaan dunia, dan memiliki kekuasan tanpa

batas.25

23

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya. h.388 24

Ibnu Qayyim. Tafsir Ayat-ayat pilihan (Jakarta: Darul Falah, 2000) h.72 cet.2 25

Syaikh Muhammad Mutawally Sya‟rawi. Tafsir Sya’rawi (Kairo, Akhbar al-

Yaum,1991) h.41 jilid.1

Page 25: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

15

Dalam kaitannya dengan memohon pertolongan kepada Allah haruslah

didahului dengan ibadah atau melakukan segala perintah dan menjauhi segala

larangannya dan mengesakan bahwa hanya Allah yang patut disembah dan

dimintai pertolongan. Hal ini berkaitan dengan tauhid rububiyyah, yaitu

keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan langit dan bumi, pencipta semua

makhluk dan penguasa seluruh alam. Tidak ada sekutu dalam kekuasaann-Nya

dan tidak ada hakim dalam hukum-hukum-Nya selain Dia.26

Tauhid uluhiyyah

yaitu mengesakan dalam beribadah, patuh dan taat secara mutlak kepada-Nya.

Tidak menghambakan diri kepada selain Allah dan tidak pula menyekutukan-

Nya.27

Dalam tauhid rububiyyah kita meyakini bahwa Allah yang

menciptakan segala makhluk. Allah berfirman:

Artinya : Allah menciptakan segala sesuatu dan dia memelihara segala

sesuatu.... (Q.S. az-Zumar(39):62).

Dia juga Tuhan maha pemberi rejeki bagi semua makhluk di muka

bumi. Senada dengan firmannya:

Artinya : Dan tidak ada suatu binatang melata28

pun di bumi melainkan Allah-

lah yang memberi rezkinya... (Q.S. Huud(11):6)

26

Yusuf al-Qardhawi. Tauhidullah dan Fenomena Kemusyrikan (Surabaya: Pustaka

Progresif,1992) h.35 cet.1 27

Yusuf al-Qardhawi. Tauhidullah dan Fenomena Kemusyrikan h.37 cet.1 28

Yang dimaksud binatang melata di sini ialah segenap makhluk Allah yang

Page 26: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

16

Kemudian tauhid uluhiyyah yaitu mengesakan Allah sebagai Tuhan,

menyembahnya dalam beribadah dan tidak menyekutukannya. Tauhid

uluhiyyah ini adalah inti dakwah para rasul, mulai rasul yang pertama hingga

yang terakhir yaitu Muhammad saw29

.

Allah berfirman:

Artinya : Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat

(untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut30

itu"...

(Q.S. an-Nahl(16):36).

B. Antara Isti’anah dan Istinshar

Istilah untuk pertolongan di dalam Al-Qur‟an ada dua yaitu: pertama,

al-maunah dan memohonnya disebut isti’anah. Maunah ini diberikan kepada

siapa saja yang Allah kehendaki tanpa dibeda-bedakan apakah dia orang yang

baik atau orang yang jahat. Hal ini berkaitan dengan urusan duniawi semata.

Kedua, an-nashr dan memohonnya disebut istinshar.31

Istilah istinshar

berasal dari kata نصر yang artinya membatu, افالن اهلل نصر “Allah

memberikan kemenang kepada si pulan”, تناصروا “Mereka tolong menolong,

انتنصار-نصر ,”Menang, mengalahkan musuh“ انتنصار “Pertolongan,

kemenangan”.32

Jadi kata tersebut memiliki banyak arti ketika menjadi suatu

29

Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan. Kitab Tauhid (Yogyakarta: UII,2001) h.53 30

Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t. 31

Umay M. Dja‟far Shiddieq. Pembuka Gerbang al-Qur’an. h.82 32

Mahmud Yunus. Kamus Arab Indonesia. (Jakarta: Bulan Bintang,2002) h.454

Page 27: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

17

kalimat bisa berarti “membantu, pertolongan, kemenangan”. Pertolongan

Allah yang menggunakan istilah an-nashr muncul di dalam Surat An-Nashr.

Artinya : Apabila Telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. (Q.S.an-

Nashr(110):1)

Hal tersebut merupakan pertolongan kepada orang yang memenuhi

syarat-syarat tertentu yang salah satunya adalah sabar. Dalam sejarah, ketika

pada hari Jum‟at tanggal 17 Ramadhan, Rasulullah saw, dan pasukan

muslimin menghadang pasukan kafir Makkah yang bermaksud menyerang

kota Madinah. Pasukan ini tidak menunggu musuh sampai di kota Madinah,

akan tetapi dihadang di suatu tempat yang bernama Badar. Peperangan terjadi

dan karena berlangsung di Badar maka dalam sejarah disebut perang Badar.

Dalam Al-Qur‟an disebutkan: “Allah telah menolong kamu di Badar”.33

Badar merupakan bukit, jadi jauh sebelum sampai rombongan musuh

sudah kelihatan dengan berkendaraan kuda dengan pasukan panahnya dan

pasukan penombak, pasukan mereka 1000 orang, sedangkan Rasulullah saw,

memimpin pasukannya yang hanya berjumlah 313 orang itu pun bukan tentara

semua. Perlu diketahui bahwa perang Badar terjadi pada puasa yang pertama

dan pada musim panas yang luar biasa. Pasukan muslim hanya menggunakan

senjata seadanya dan jumlah sedikit. Mereka yang ikut berperang juga bukan

orang yang terlatih sebagai tentara. Rasulullah saw, saat itu juga amat

33

Umay M. Dja‟far Shiddieq. Pembuka Gerbang al-Qur’an. h.83

Page 28: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

18

khawatir dengan keadaan tersebut. Beliau melihat pasukan musuh begitu besar

dan para sahabatnya pun terlihat jelas dari rona wajah dan sorot mata mereka

ada kecemasan, maka rasulullah saw, berkata kepada para sahabat, “Tenang

saja Allah pasti akan menolong kita dengan riabuan Malaikat yang akan

diturunkan”.34

Lalu Allah menurunkan ayat, “Benar, jika kamu bersabar dan

bertakwa lalu mereka menyerang kamu dengan tiba-tiba, maka Tuhan kamu

akan membantu kamu dengan lima ribu malaikat yang diberi tanda.” (Q.S.Ali

Imran:125).

Semula, Nabi saw. menjanjikan kepada para sahabat hanya dengan

3000 Malaikat, akan tetapi oleh Allah dikirim 5000 Malaikat dan kejadiannya

spektakuler. 5000 Malaikat yang diutus oleh Allah itu kelihatan oleh musuh,

akan tetapi para sahabat tidak melihatnya. Ketika melepaskan satu anak panah,

musuh yang mati bisa langsung lima orang sekaligus. Ini yang membuat porak

poranda pasukan musuh. Itulah kemenangan perang Badar dengan pertolongan

Allah. Pertolongan jenis ini disebut nashr. Sesudahnya diberikan lagi oleh

Allah ketika Makkah jatuh ke tangan kaum muslimin tanpa setets darah pun

tercecer.35

Jadi isti’anah dan istinshar merupakan pertolongan dalam bentuk

ma’unah atau inayah berdoa dan bekerja. Salah satu dari bentuk ma’unah itu

diberikan lewat doa, berdoa berarti permohonan dari bawah ke atas, dari yang

34

Umay M. Dja‟far Shiddieq. Pembuka Gerbang al-Qur’an. h.83 35

Umay M. Dja‟far Shiddieq. Pembuka Gerbang al-Qur’an. h.83

Page 29: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

19

kecil kepada yang besar, dari yang lemah kepada yang kuat, dari yang miskin

kepada yang maha kaya, itulah hamba kepada Allah36

Dalam kaitannya dengan isti’anah, Ibnu Qayyim al-Jauziyah

mengelompokkan manusia menjadi empat bagian. Dia berkata:

Manusia dalam kaitannya dengan dua perkara pokok yaitu isti’anah

dan ibadah (doa dan memohon pertolongan) terbagi menjadi empat

kelompok,37

yaitu:

Yang pertama, ahli ibadah (kelompok yang tertinggi dan paling

utama). Kelompok ini memohon pertolongan kepada Allah atas ibadahnya itu,

beribadah kepada Allah menjadi keinginan mereka yang paling utama, dan

mereka memohon kepada Allah agar diberi keteguhan serta bimbingan untuk

melaksanakannya. Oleh karena itu, hal yang paling utama diminta kepada

Allah swt adalah ditolong untuk meraih keridhaan-Nya38

. Itulah yang

diajarkan Nabi saw kepada orang yang dicintainya, Mu‟adz bin Jabal Ra

mengatakan bahwa beliau bersabda:

“Wahai Mu‟adz, demi Allah, aku sangat mencintaimu. Jadi janganlah engkau

lupa untuk membaca doa ini pada setiap selesai shalat, “Ya Allah tolonglah

aku dalam mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu serta beribadah kepada-

Mu dengan baik.” (HR. Abu Daud dan Nasai dengan sanad shahih).

Jadi, doa yang paling bermanfaat ialah memohon pertolongan untuk

mendapatkan keridhaan-Nya. Sedangkan pemberian yang paling afdhal adalah

nikmat yang Allah berikan terhadap sesuatu yang dimintai.

36

Umay M. Dja‟far Shiddieq. Pembuka Gerbang al-Qur’an. h.84 37

Hani Kisyk. Menyelami Makna Iyyaaka nasta’iin. (Jakarta: Cendikia. 2006) h.67 38

Hani Kisyk. Menyelami makna iyyaka nasta’iin. h.69

Page 30: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

20

Kedua, orang yang berpaling dari beribadah kepada-Nya dan tidak

memohon pertolongan kepada-Nya. Jika salah seorang dari mereka beribadah

kepada-Nya dan memohon pertolongan-Nya, maka itu dilakukan atas dasar

kepentingan dan syahwatnya (keinginan duniawinya), bukan untuk meraih

keridhaan-Nya serta menjalankan hak-hak-Nya. Sesungguhnya Allah swt

dimintai oleh makhluk yang ada di langit dan di bumi39

, dimintai pula oleh

para wali serta musuh-musuhnya, dan ia memberikannya kepada kelompok

yang ini dan kelompok yang itu.

Artinya: “Kepada masing-masing golongan baik golongan ini maupun

golongan itu Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan

kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi.” (Q.S. al-Israa(17):20)

Demikianlah keadaan setiap orang yang memohon pertolongan kepada

Allah pada suatu perkara dan meminta hal itu kepada-Nya, namun bukan

untuk membantunya dalam rangka menaati-Nya. Jadilah hal itu sebagai

perkara yang menjauhkannya dari keridhaan-Nya dan memutuskannya dari-

Nya.

Ketiga, orang-orang yang memiliki nilai ibadah namun tidak isti’anah

atau tidak memohon pertolongan. Di antara mereka adalah orang yang rajin

melakukan ibadah dan mengamalkan wirid, tetapi dalam hal tawakal dan

memohon pertolongan mereka masih tergolongan kurang. Hati mereka tidak

menjangkau luas untuk mengaitkan sebab-sebab dengan kesanggupan dan

39

Disebutkan dalam firman Allah swt, “Semua yang ada di langit dan di bumi selalu

meminta kepada-Nya. Setiap waktu dia dalam kesibukan.” (QS. Ar-Rahman(55):29)

Page 31: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

21

meleburnya untuk itu serta melaksanakan sebab-sebab itu dengan

kesanggupan40

.

Jadi, mereka tidak memberdayakan kekuatan penglihatan dari sekadar

sebagai sesuatu yang bergerak menjadi penggerak, dari sebab menjadi yang

menyebabkan, dan dari alat menjadi pelaku, sehingga keinginan mereka

menjadi lemah dan cinta-cinta mereka menjadi pendek. Dengan demikian,

bagian yang mereka peroleh dari iyyak nasta’iin menjadi sedikit. Mereka tidak

merasakan rasa atau dzuaq beribadah dan beristi’anah, meskipun mereka telah

mendapatkan rasanya dengan mengamalkan wirid dan tugas-tugas.

Dan yang keempat, orang-orang yang menyaksikan kemahaesaan

Allah dalam mendatangkan manfaat dan bahaya, dan bahwa semua yang Dia

kehendaki akan terjadi, sedangkan semua yang tidak Dia kehendaki tidak akan

terjadi. Tetapi ia tidak berjalan sesuai dengan hal yang dicintai Allah dan

diridhai-Nya. Jadi, mereka bertawakal kepadanya dan memohon pertolongaan

dengan-Nya untuk memenuhi keinginan duniawinya dan inters-inters

pribadinya. Ia memintanya kepada Allah, lalu permintaannya itu diberikan dan

ditolong dengannya, baik berupa harta, jabatan, kehormatan di kalangan

manusia, keadan-keadaan berupa kasyaf atau dibukakan tabir ghaib,

pengaruh, kekuatan, maupun kekuasaan. Tetapi ia tidak mendapat ganjaran

pahal.41

40

Hani Kisyk. Menyelami makna iyyaka nasta’iin. h.71 41

Hani Kisyk. Menyelami makna iyyaka nasta’iin. h.72

Page 32: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

22

Artinya: “Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya,

niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia

dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-

orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di

akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang

telah mereka kerjakan.” (QS. Huud(11):15-16)

Page 33: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

1

BAB III

PERINTAH MEMOHON PERTOLONGAN

A. Ibadah sebelum Meminta pertolongan

Dalam kehidupan kita sehari-hari ada kewajiban dan ada hak. Baik

kewajiban kita kepada orang tua, kewajiban kita kepada negara maupun

kewajiban kita kepada agama dan kepata Tuhan Yang Maha Esa. Kadang kita

terlalu mendahulukan hak kita dari pada kewajiban kita.

Dalam al-Qur‟an pun telah diterangkan bahwa ada kewajiban dan ada

hak. Kewajiban seorang muslim kepada muslim lainnya. Kewajiban muslim

kepada agamanya. Kewajiban muslim kepada Tuhannya yang telah

menciptakan alam ini beserta segala isinya. Islam juga menjelaskan kewajiban

seorang muslim kepada Tuhannya dan mendahulukan kewajiban dari pada

hak. Sebagai mana Allah berfirman dalam surat al-Fatihah ayat 5 yang

berbunyi:

Artinya : Hanya Engkaulah yang kami sembah42

, dan Hanya kepada

Engkaulah kami meminta pertolongan43

.(Q.S. al-Fatihah(1):5)

42

Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh

perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, Karena berkeyakinan bahwa

Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya. 43

Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan

untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri

23

Page 34: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

24

Dalam surat ini al-Qur‟an memerintahkan kepada kita untuk

mendahulukan kewajiban kita kepada Allah dengan menjalankan yang

diperintahkan dan menjauhi semua yang dilarang. Kewajiban ini disebut

dengan ibadah. Pengertian ibadah pun mencakup luas yaitu melakukan sesuatu

perbuatan yang bernilai ibadah dan membawa keberkahan.

Ibadah, berarti tunduk tidak terhingga kepada kebenaran yang tidak

terbatas.44

Dalam beribadah kepada Allah kita tidak hanya melakukan ritual-

ritual saja akan tetapi tunduk dan patuh dengan apa yang diperintah dan yang

dilarang. Karena Allah yang mempunyai hak mutlak menetapkan bentuk-

bentuk ibadah

Pada surat al-Fatihah ini ada dua kalimat yang disebut kewajiban dan

hak. Yaitu kata “na’budu” dan kata “nasta’in” yang artinya kami beribadah

dan kami meminta.

Secara etimologi atau bahasa, redaksi kalimat “Iyyaka na’budu wa

iyyaka nasta’in” dengan maf’ul atau objek yang disebutkan terlebih dahulu

daripada fi’il (kata kerja) dan fa’il (subjek) biasa disebut dengan istilah

takhshish, sebuah redaksi kalimat yang menunjukkan sebuah pengkhususan.45

Ada sedikit perbedaan makna antara kalimat “na’buduka” dengan

kalimat “iyyaka na’budu”. Kalimat “na’buduka” mengandung arti, “Kami

menyembah kepada-Mu”. Dengan didahulukannya maf’ul bih (objek), yaitu

kalimat “iyyaka” dari fi’il dan fa’il-nya, yaitu kalimat “na’budu”, maka

kalimat “iyyaka na’budu” memiliki penekanan makna yang sedikit berbeda.

44

Muhammad Syaltut. Tafsir al-Qur’an al-Karim. h.64 45

Muhammad Mutawally as-Sya‟rawi. Tafsir Surah al-Fatihah. Penerjemah. Abdul

Syukur Abdul Razak (Jakarta: Nahdhah Publiser, 2008) h.154

Page 35: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

25

Arti kalimat tersebut tidak lagi “Kami beribadah kepada-Mu” tetapi menjadi

“Hanya kepada-Mu kami menyembah”.46

Dengan demikian, “iyyaka na’budu”, merupakan sebuah pernyataan

yang mengandung makna pengkhususan ibadah hanya kepada-Nya. Tidak ada

Tuhan selain Allah dan tidak ada yang berhak disembah kecuali Dia47

.

Disebutkan dalam al-Qur‟an,

Artinya : “Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah,

tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka mahasuci Allah yang

mempunyai „Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.” (Q.S. al-

Anbiya(21):22)

Kata “Na’budu” pada ayat ini di dahulukan menyebutkannya dari

“Nasta‟iin”, karena menyembah Allah itu adalah suatu kewajibabn manusia

terhadap Tuhannya.48

pertolongan dari Tuhan kepada seorang hamba-Nya

adalah hak hamba. Maka disini seakan-akan Tuhan mengajarkan kita supaya

menunaikan kewajiban lebih dahulu, sebelum kita menuntut hak.

Kata “Na’budu” dan kata “Nasta’iinu” (Kami menyembah, Kami

meminta pertolongan), bukan “a’budu” dan “asta’iinu” (Saya menyembah,

Saya meminta pertolongan) adalah untuk memperlihatkan kelemahan

manusia, dan tidak selayaknya mengemukakan dirinya seorang saja dalam

menyembah dan memohon pertolongan kepada Allah, seakan-akan penunaian

kewajiban menyembah dan memohon pertolongan kepada Allah itu belum

46

Muhammad Mutawally as-Sya‟rawi. Tafsir Surah al-Fatihah. h.154 47

Muhammad Mutawally as-Sya‟rawi. Tafsir Surah al-Fatihah. h.156 48

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya. h.24

Page 36: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

26

sempurna, hanya kalau di kerjakan bersama-sama.49

Allang menginginkan

ketika kita menyembah atau meminta kita harus bersama-sama atau

berjamaah.

Penggunaan bentuk jamak pada kata “Hanya kepada-Mu kami

menyembah, dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan”. Kata kami

atau kekamian dan kebersamaan yang digunakan oleh ayat ini mengandung

beberapa pesan.50

Pertama, untuk menggambarkan bahwa ciri khas ajaran agama Islam

adalah seseorang muslim harus selalu merasa bersama orang lain, tidak

sendirian, atau dengan kata lain setiap muslim harus memiliki kesadaran

sosial. Nabi bersabda: “Hendaklah kamu selalu bersama sama (bersama

jamaah) karena serigala hanya menerkam domba yang sendirian”.51

Keakuan seorang muslim harus lebur secara konseptual bersama aku-

aku yang lain. Sehingga setiap muslim menjadi seperti yang di gambarkan

oleh Nabi “Bagaikan satu jasad yang merasakan keluhan, bila satu organ

merasakan penderitaan.52

Kesadaran akan kebersamaan ini tidak terbatas hanya antara sesama

manusia atau bangsa, tetapi mencakup seluruh manusia. Kesadaran tersebut

ditanamkan dalam diri setiap pribadi, atas dasar prinsip bahwa Semua manusia

adalah satu kesatuan, “Semua kamu berasal dari Adam sedang adam

diciptakan dari tanah.

49

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya. h. 25 50

M. Quraish Shihab. Tafsir al-Misbah. h. 55 51

M. Quraish Shihab. Tafsir al-Misbah. h. 55 52

M. Quraish Shihab. Tafsir al-Misbah.h.55

Page 37: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

27

Rasa inilah yang menghasilkan “Kemanusian yang adil dan beradab”.

Sehingga pada akhirnya, sebagaimana dikatakan oleh sementara ahli,

“seseorang yang diperkaya dengan kesadaran menyangkut keterikatannya

dengan sesamanya, tidak akan merasakan apa pun kecuali derita umat

manusia, serta tidak akan berupaya kecuali mewujudkan kesejahteraan

manusia. Ia akan berkawan dengan sahabat manusia, seperti pengetahuan,

kesehatan, kemerdekaan, keadilan, keramahan dan dia akan berseteru dengan

musuh manusia, seperti kebodohan, penyakit, kemiskinan, prasangka, dan

sebagainya.

Kedua, yang dikandung oleh penggunaan kata “Kami” dalam ayat

“Hanya kepada-Mu kami mengabdi” diatas, berkaitan dengan bentuk ibadah

yang seharusnya dilakukan oleh setiap muslim, yaitu hendaklah ibadah harus

dilakukan secara bersama, jangan sendiri-sendiri.53

Dalam Tafsir Departemen Agama RI surat al-Fatihah mengandung

ayat munajat atau berbiaca dengan Allah menurut cara yang telah diterangkan.

Maka hal ini merupakan rahasia diwajibkan membacanya pada tiap-tiap

raka‟at dalam shalat. Karena jiwanya ialah munajat dengan menghadapkan

diri dan memusatkan ingatan kepada Allah.54

Jika kita melakukannya sendiri-

sendiri, maka kekurangan yang kita lakukan langsung disoroti dan kita sendiri

yang akan mempertanggung jawabkannya. Tetapi, jika kita melakukannya

secara bersama-sama maka orang lain yang bersama kita akan dapat menutupi

kekurangan ibadah kita. Bukankah jika kita shalat berjamaah dan terlambat

53

M. Quraish Shihab. Tafsir al-Misbah. h.56 54

Departemen Agama Ri. Al-Qur’an dan Tafsirnya. h. 16

Page 38: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

28

mengikutinya, sehingga tidak dapat membaca surat al-Fatihah, maka bacaan

imam menutupi kekurangan itu. Bukankah jika membeli buah hanya sebiji,

kita akan menelitinya dengan seksama, sehingga jika ada kekurangannya biar

sedikitpun kita akan membatalkan pembelian atau meminta gantinya. Tetapi

jika kita membeli sekilo atau dalam jumlah yang banyak, maka ketelitian

memeriksanya tidak secermat membeli sebuah, kekurangan yang kita temukan

pada satu atau dua buah dapat kita biarkan, karena sudah cukup banyak yang

lainnya yang baik dari kumpulan buah yang kita beli. Ini bukan berarti

ketelitian Allah berkurang. Dia tetap mengetahui kekurangan masing-masing,

hanya saja dia mentoleransi kekurangan itu. Karena rahmat dan kasih sayang-

Nya serta kecintaan-Nya kepada kebersamaan. Dengan berjamaah, jika

bermohon kiranya kekeliruan kita dimaafkan karena adanya hal-hal yang

sempurna yang dilakukan oleh mereka yang bersama kita.

Ibadah secara istilah adalah semua perkataan, perbuatan dan pikiran

yang bertujuan untuk mencari ridha Allah.55

Dalam beribadah kepada Allah

kita harus selalu melakukan yang diridhai Allah dan melakukan hal-hal yang

membuat Allah ridha terhadap apa yang kita lakukan.

Imam Mutawally Sya‟rawi menegaskan dalam tafsirnya bahwa pada

surat al-Fatihah ayat 5 ada dua bentuk penglihatan. Pertama, penglihatan mata

dan kedua penglihatan iman atau hati.56

Penglihatan mata terjadi atas hal-hal

yang dapat ditangkap oleh mata, kita tidak pelu mengatakan “saya percaya

karena saya melihat”. Penglihatan mata tidak perlu diyakini dan dipercayai,

55

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya h. 25 56

Muhammad Mutawally Sya‟rawi. Tafsir Sya’rawi. h.43

Page 39: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

29

karena sudah pasti tapi penglihatan iman membutuhkan keyakinan karena kita

melihat sesuatu yang ghaib. Penglihatan seperti ini lebih diyakini

kebenarannya daripada penglihatan mata. Karena penglihatan hati berdasarkan

iman dan mata hati.

Rasulullah saw bersabda: “Hendaklah kamu menyembah Allah seakan-

akan kamu melihat-Nya dan apabila kamu tidak melihat-Nya maka yakinlah

bahwa Dia melihatmu.”

Hadis ini merupakan keterangan penglihatan iman pada diri mukmin.

Ketika manusia mengaku telah beriman, maka ia harus melihat setiap problem

dengan kaca mata iman. Ketika membaca ayat-ayat surga, ia seolah-olah

sedang mendapat nikmat, ketika membaca ayat-ayat tentang ahli neraka maka

bergetarlah tubuhnya, seolah-olah ia melihat siksa api neraka.

Kaum sufi menjelaskan bahwa ada perbedaan antara ibadah

(pengabdian dan ubudiyah) penghambaan diri kepada Allah. Ibadah adalah

melakukan hal-hal yang meridhakan Allah, sedangkan ubudiyah adalah

meridhai apa yang dilakukan Allah swt.57

Dengan demikian penghambaan diri

kepada Allah lebih tinggi tingkatannya dari pada ibadah. Ibnu Sina membagi

motivasi ibadah menjadi tiga tingkatan. Pertama dan yang terendah, adalah

karena takut akan siksaan-Nya. Motivasi yang demikian diibaratkan dengan

seorang hamba yang melakukan aktivitas karena dorongan takut dan bila

merasa dilihat tuannya. Kedua, adalah karena mengharapkan surga yang

diibaratkan seorang pedagang yang tidak melakukan jual beli kecuali guna

57

M. Quraish Shihab. Tafsir al-Misbah h.51

Page 40: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

30

meraih keuntungnan. Dan yang ketiga, karena doronga cinta, bagaikan ibu

terhadap bayinya, inilah yang dinamakan ubudiyyah.58

Syaikh asy-Syanqithi menjelaskan dalam kitab tafsir Adhwa al-Bayan

fi Idhah al-Qur’an bi al-Qur’an dalam ayat 5 surat al-Fatihah terdapat dua

makna yang pertama makna nafi atau peniadaan dan yang kedua adalah makna

isbath atau penetapan59

. Makna nafi atau peniadaan adalah menghilangkan

semua jenis penghambaan kepada selain Allah dalam melakukan segala

bentuk ibadah. Sebagaimana firman Allah.

Artinya : ...Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi

Allah60

, padahal kamu Mengetahui. (Q.S. al-Baqarah(2):22)

Selanjutnya

Artinya : Dan sungguhnya Kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat

(untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut61

itu"...

(Q.S. an-Nahl(16):36)

Pada ayat ini Allah telah menegaskan makna isbat atau makna

penetapan dengan firman-Nya: (sembahlah Allah), lalu Dia menegaskan

58

M. Quraish Shihab. Tafsir al-Misbah h.51 59

Abu Zahwa. Tafsir Surat al-Fatihah Menurut 10 Ulama Besar Dunia (Jakarta:Pustaka

Azzam,2010) h.581 60

Ialah segala sesuatu yang disembah di samping menyembah Allah seperti berhala-

berhala, dewa-dewa, dan sebagainya 61

Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.

Page 41: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

31

makna nafi atau makna peniadaan dari kalimat tersebut dengan firman-Nya:

(dan jauhilah thaghut).

Yang kedua makna isbat atau makna penetapan adalah menjadikan

Tuhan langit dan bumi sebagai satu-satunya Dzat yang menjadi tujuan semua

ibadah.62

Allah lalu mengisyaratkan makna isbat atau makna penetapan dari

kalimat lailahaillallah dalam firman-Nya: (kami menyembah). Allah telah

menjelaskan secara rinci tentang makna yang terkandung dalam lafaz tersebut

pada ayat-ayat lain, diantaranya:

Artinya : Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu ...

(Q.S. al-Baqarah(02):21)

Selanjutnya dalam surat al-anbiya(21):25)

Artinya : Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu

melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang

hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (Q.S. al-

Anbiya(21):25)

Surat al-Fatihah diturunkan di Makkah sebelum hijrah. Dalam

beberapa riwayat menyebutkan al-Fatihah adalah surat pertama yang

diturunkan secara lengkap. Oleh karena itu al-mushaf secara tertulis dan al-

Qur‟an secara hafalan dan bacaan diawali dengan al-Fatihah, maka surat ni

dinamai “Fatihatul Kitab” (Pembuka al-Qur‟an). Ia memperoleh juga nama-

nama lain, masing-masing nama disesuaikan dengan maksudnya, seperti;

62

Abu Zahwa. Tafsir Surat al-Fatihah Menurut 10 Ulama Besar Dunia h.581

Page 42: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

32

Ummul Kitab (Induk al-Qur‟an), As-Sab’ul Matsani (Tujuh yang terulang-

ulang), Suratul Hamdi (Surat al-Hamdu) dan sebagainya.63

Surat ini juga diturunkan pada waktu pertama kali disyariatkan shalat

dan diwajibkan membacanya di dalam shalat. Karena itu, ia adalah surat

pertama yang diturunkan secara lengkap. Dalam surat ini terdapat kesimpulan

dari isi keseluruhan al-Qur‟an.64

B. Meminta dengan Sabar dan Shalat

Kepada siapakah kita harus meminta dan bagaimanakah kita meminta

agar yang kita mina dikabulkan. Dalam hal meminta kadang kala kita tidak

pernah sabar. Ketika kita menginginkan sesuatu agar sesuatu tersebut menjadi

milik kita tidak sabar, sabarlah yang harus kita lakukan agar apa yang kita

peroleh mendapat nilai ibadah dan keberkahan. Kadang kita selalu terburu

dalam melakukan perbuatan baik hal yang bernilai ibadah atau bukan. Allah

menyuruh kita untuk selalu bersabar dalam meminta, sabar dalam menghadari

cobaan, sabar dalam menghadapi godaan hawa nafsu, dan sabar dalam

menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah. Biasanya kesabaran

seseorang itu tercermin ketika orang tersebut melakukan shalat. Sabar

merupakan perbuatan yang sungguh berat dilakukan kecuali bagi orang-orang

yang khusus‟. Senada dengan firman Allah surat al-Baqarah ayat 45 yang

berbunyi:

63

Muhammad Syaltut, Tafsir al-Qur’an al-Karim. Terjemah. Drs. Herry Noer Ali

(Bandung: Dipenogoro, 1989) h.47 64

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya. h.1

Page 43: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

33

Artinya : Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan

Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang

yang khusyu', (Q.S. al-Baqarah(02):45)

Ayat ini ini menjelaskan kepada kita bahwa Allah menyuruh kita untuk

menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong. Karena sabar merupakan

perbuatan yang sangat sulit dilakukan. Dalam shalat seseroang membutuhkan

kesabaran yang benar-benar karena perbuatan tersebut sangat berat kecuali

bagi orang-orang yang khusus‟.

Dalam surat al-baqarah ayat 45 ini ada dua kata yang selalu

bergandengan ketika didahului dengan kata isti‟anah. Jadikanlah sabar dan

shalat sebagai penolongmu.65

Kalimat inilah yang menjadi sepasang kata yang

selalu berdampingan dalam beristi‟anah kepada Allah.

Kata الصبر ash-shabr atau sabar, artinya menahan diri dari sesuatu yang

tidak berkenaan dihati, ia jua berarti ketabahan.66

Sabar menahan diri dalam

suatu penderitaan, baik dalam menemukan sesuatu yang tidak diingini ataupun

dalam bentuk kehilangan sesuatu yang disenangi.67

Imam Al-Ghazali

mendefinisikan sabar adalah suatu kondiri mental dalam mengendalikan nafsu

yang tumbuhnya adalah atas dorongan ajaran agama.68

65

Lihat Q.S. al-Baqarah ayat 45 66

M.Quraish Shihab. Tafsir al-Misbah, h. 181 67

H. A. Hafizh,dkk. Ensiklopedi Islam (Jakarta: Ichtar Baru Van Hoeve, 1996) h. 184 68

H. A. Hafizh,dkk. Ensiklopedi Islam h. 184

Page 44: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

34

Sedangkan الصالة ash-shalah, dari segi bahasa adalah doa, dan dari segi

pengertian syariat islam adalah ucapan dan perbuatan tertentu yang di mulai

dengan takbir dan diakhiri dengan salam.69

Shalat juga mengandung pujian

kepada Allah atas limpahan karunia-Nya, mengingat Allah dan mengingat

karunia-Nya, mengantar seseorang terdorong untuk melaksanakan perintah

dan menjauhi larangan-Nya serta mengantarkannya tabah menerima cobaan

atas tugas yang berat. Demikian shalat membantu manusia menghadapi segala

tugas dan bahkan petaka.

Mutawally asy-Sya‟rawi menegaskan dalam kitab tafsirnya, dan

mintalah pertolongan dengan sabar bahwa nanti akan terjadi sesuatu yang sulit

dan membutuhkan perjuangan serta pengorbanan. Maka dibutuhkan kesabaran

yang bisa membawa manusia untuk mampu mengatasi kesulitan itu.70

Dan jadikanlah sabar dan shalat itu sebagai penolongmu. Mintalah

pertolongan dengan dua hal yang selalu terkait satu dengan yang lain, yaitu

sabar dan shalat. Mewujudkan sabar harus dengan shalat, dan pelaksanaan

shalat harus dengan sabat. Sabat itu pada hakikatnya beban berat yang

ditanggung oleh jiwa, dan untuk meringankannya laksanakanlah shalat.

Demikian juga shalat itu adalah beban taklif, maka harus dilakukan dengan

sabar.71

Memohon pertolongan dengan sabar ini di ulang-ulang beberapa kali

karena sabar ini merupakan bekal yang harus dimiliki di dalam menghadapi

setiap kesulitan dan penderitaan. Dan penderitaan yang pertama kali ialah

69

M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah h.182 70

Mutawally asy-Sya‟rawi. Tafsir Sya’rawi. h.214 71

Mutawally asy-Sya‟rawi. Tafsir Sya’rawi. h.214

Page 45: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

35

lepasnya kekuasaan, kedudukan, manfaat, dan penghasilan demi menghormati

kebenaran dan mengutamakannya, serta mengakui kebenaran dan tunduk

kepadanya.72

Shalat adalah hubungan dan pertemuan antara hamba dan Tuhan.

Hubungan yang dapat menguatkan hati, hubungan yang dirasakan oleh ruh,

hubungan yang dengannya jiwa mendapat bekal didalam menghadapi realitas

kehidupan dunia. Rasulullah saw pabila menghadapi suatu persoalan, beliau

segera melakukan shalat. Sedangkan beliau adalah orang gyang sangat erat

hubungannya dengan Tuhannya, dan ruhnya selalu berhubungan dengan

wahyu dan ilham.73

M. Quraish Shihab membagi kesabaran itu menjadi dua bagian. Yang

pertama, sabar jasmani dan yang kedua adalah sabar rohani.74

Sabar jarmani

yaitu kesabaran dalam menerima dan melaksanakan perintah keagamaan yang

melibatkan anggota tubuh, seperti sabar dalam melaksanakan ibadah haji yang

mengakibatkan keletihan atau sabat dalam peperangan membela kebenaran.

Sabar rohani yang menyangkut kemampuan kepada kejelekan, seperti sabar

menahan amarah, atau menahan nafsu sexual yang bukan pada tempatnya.

Jadi ayat tersebut mempunyai makna bahwa meminta pertolongan

kepada Allah dengan jalan tabah dan sabar dalam menghadapi segala

tantangan serta dengan melaksanakan shalat. Bisa juga bermakna, jadikanlah

sabar dan shalat sebagai penolongmu, dalam arti jadikanlah ketabahan

72

Sayid Quthb. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. Terjemah. As‟ad Yasin (Jakarta: Gema Insani

Press, 2000) h. 82 73

Sayid Quthb. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. h. 82 74

M. Quraish Shihab. Tafsir al-Misbah. h.176

Page 46: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

36

menghadapi segala tantangan bersama dengan shalat yakni doa dan

permohonan kepada Allah sebagai sarana untuk meraih segala macam

kebajikan.

Setelah Allah menerangkan bahwa iman itu berbentuk suri tauladan,

dan setelah Allah menjelaskan bahwa taurat menuntut kaum yahudi agar

beriman kepada Muhammad saw, disini Allah menuntut kaum muslim untuk

menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong, disisi lain selama kaum yahudi

terbiada menukar ayat Allah dengan nilai yang rendah, dan juga terbiasa

dengan praktek riba atau bunga bank dan lain sebagainya dari praktek yang

diharamkan, maka mereka harus menjadikan sabar sebagai penolongan jika

ingin kembali kejalan iman.75

Dalam ayat lain ada yang memahaminya sebagai lanjutan tuntutan

kepada orang-orang Yahudi atas dasar penyebutannya sesudah tuntutan dan

kecaman diatas. Thalib Ibnu Asyam mengatakan : ayat ini ditujukan kepada

Bani Israil sebagai petunjuk guna membantu mekera melaksanakn segala apa

yang diperintahkan oleh ayat-ayat yang lalu.76

Petunjuk yang dikandung ayat ini sungguh pada tempatnya, karena

setelah mereka diajak disertai janji dan ancaman, maka dapat diduga keras

bahwa tidak ada lagi jalan masuk bagi setan kedalam hati mereka, tidak ada

juga tempat untuk mundur bahkan kini mereka telah bersiap untuk

melaksanakan perintah Allah. Namun demikian, kebiasaan lama memberatkan

langkah mereka. Ayat ini menyuguhkan resep yang amat ampuh agar mereka

75

Mutawally asy-Sya‟rawi. Tafsir Sya’rawi h.214 76

M. Quraish Shihab. Tafsir al-Misbah h.175

Page 47: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

37

dapat melangkah maju menuju kebajikan. Kandungan resep ini adalah sabar

dan shalar.77

Kemudian perintah Allah yang menyuruh kepada kita agar menjadikan

sabar dan shalat sebagai penolong terdapat pula pada surat al-Baqarah ayat

153 yang berbunyi :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai

penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S. al-

Baqarah(02):153)

Dalam ayat 153 ini juga kita diperintah oleh Allah untuk menjadikan

sabar dan shalat sebagai penolong. Karena Allah lebih senang bersama orang-

orang yang sabar dibandingkan orang yang terburu-buru atau tergesa-gesa

dalam melakukan suatu tindakan.

Dalam kitab Tafsir al-Misbah kata sabar mencakup banyak hal, sabar

menghadapi ejekan dan rayuan, sabar melaksanakan perintah dan menjauhi

larangan, sabar dalam petaka dan kesulitan, serta sabar dalam berjuang

menegaskan kebenaran dan keadilan.78

Allah menyuruh kita untuk meminta pertolongan kepada-Nya dengan cara

sabar dan shalar, serta melaksanakan seluruh perintah-Nya. Kenapa mesti

sabar? Karena sabar dapat menyangkat derajat manusia.

Sabar disebutkan di dalam al-qur‟an secara berulang-ulang. Hal ini

karena Allah mengetahui bahwa dalam melaksanakan aktivitas secara

77

M. Quraish Shihab. Tafsir al-Misbah h.176 78

M. Quraish Shihab. Tafsir al-Misbah h. 339

Page 48: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

38

istiqomah menurut usaha benar yang benar. Dan, hal ini pun biasanya masih

sering diiringi dengan adanya desakan-desakan dan hambatan. Begitu juga

dalam berdakwa dijalan Allah dimuka bumi akan menghadapi pergolakan-

pergolakan tekanan jiwa sehingga memerlukan kesabaran lahir batin.

Sabar dalam taat kepada Allah, sabar dalam meninggalkan maksiat,

sabar dalam arti tegar dalam menghadapi kesulitan karena Allah, sabar atas

segala fitnah dan tipu daya, sabar atas lambatnya pertolongan, sabar dalam

menghadapi tekanan, sabat atas sedikirnya penolonga, sabar atas panjangnya

jalan orang yang membuat ragu, sabar atas sulitnya dan beratnya jiwa, sabar

atas beratnya kedurhakaan, dan sabar atas serangan orang-orang yang

berpaling.79

Ketika usaha sedemikian sulit maka kadang-kadang kesabaran menjadi

lemah. Karena itulah, diiringi dengan shalat dalam kondisi seperti ini. Sebab,

shalar adalah penolong yang tidak akan hilang dan bekal yang tidak akan

habis. Shalat juga merupakan penolong yang akan selalu memperbaharui

kekuatan dan bekal yang selalu memperbaiki hati. Dengan shalar, kesabaran

akan tetap ada dan tidak akan terputus. Justru shalat akan mempertebal

kesabaran. Sehingga kita akan ridha, tenang dan yakin.

Minta pertolongan itu hanya kepada Allah. Dan bentuk pertolongan

dalam pergaulan manusia adalah kebajikan dan ketakwaan. Coba kita

perhatikan bunyi ayat 153 surat al-baqarah yang artiannya, “Wahai orang-

79

Sayyid Quthub. Tafsir fi Zhilall Qur’an dibawah Naungan al-Qur’an. h. 170

Page 49: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

39

orang yang beriman, mintalah tolong dengan penuh kesabaran dan disertai

salat (doa). Sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar.”

Shalat atau sembahyang adalah cara untuk menyatukan diri dengan

Tuhan. Di dalam shalat orang berkomunikasi dengan Tuhan. Di dalam shalat

ada doa. Di dalam shalat orang merenungi batinnya dengan ayat-ayat dan doa.

Sehingga terciptalah sebuah proses input, output, dan limbah. Inputnya adalah

energi batin (energi metafisik) yang masuk bersama dengan ayat-ayat dan doa

yang dibaca dalam shalat. Outputnya adalah bangkitnya kesadaran. Dan, yang

dibuang adalah semua rekaman bahwa sadar yang menjadi limbah dalam batin

manusia. Itulah sebabnya dalamshalat sering muncul ingatan bawah sadar

yang sudah terlupakan. Limbah di dalam tubuh nafsani manusia harus dibuang

agar tidak meracuni jiwa. Jika manusia bebas dari kotoran atau racun batin,

maka jiwa manusia menjadi jernih atau cerah. Manusia yang tercerahkan

adalah manusia yang hidup penuh kesadaran. Dan, manusia yang sadar tak

akan melakukan sesuatu yang keji dan munkar.80

Dari kedua ayat tersebut dapat dipahami bahwa kita diperintahkan oleh

yang maha kuasa untuk selau beribadah dan bersabar dalam menghadapi

segala cobaan, baik berupa cobaan jasmani maupun cobaan rohani. Yang

demikian akan menjadikan kita manusia yang bersabar dalam menjalankan

semua perintah dan menjauhi larang-Nya. Dan Allah lebih mencitai dan

menyayangi dan Allah lebih senang berada bersama orang-orang yang sabar.

80

Ahmad Chodjim. Jalan Pencerahan. (Jakarta: Serambi,2002) h.129

Page 50: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

40

Orang yang tidak berbuat kekejian dan kemungkaran, sama dengan

orang yang berusaha menolong dirinya. Karena orang yang demikian ini

berusaha hidup saling menolong dalam kebajikan dan ketakwaan. Sedangkan

orang yang sabar adalah orang yang tidak mau berhenti dalam perjuangannya,

orang yang tidak menyerah dalam upaya meraih cita-cita luhurnya. Dengan

melaksanakan shalat dan sabar berarti telah memasuki tahap awal dalam

mencari pertolongan. Jiwa yang jernih, dan upaya yang dilakukan dengan

penuh kesabaran mengantarkan pencarinya ke tahap berikutnya yaitu

mendapatkan petunjuk pemecahan masalah.

Shalat dan sabar yang dipraktikan dengan benar bisa mengantarkan

pelaksananya ke situasi yang jernih. Dan, dalam situasi yang jernih, yang

terang, yang tidak semrawut, yang tidak penuh hiruk pikuk, maka seseorang,

masyarakat atau bangsa dapat mencari jalan yang lurus sehingga keluar dari

krisis yang menimpanya. Jadi, kalau bangsa ini terus mengalami kesulitan,

terus terjebak dalam krisis, berarti bangsa ini tidak menjalankan shalat dan

kesabaran dengan benar. Hal ini jelas yang dilakukan oleh elit-elit dan

kelompok-kelompok masyarakat kita adalah formalitas dari shalat dan

kesabaran. Shalat dilakukan untuk hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Segala sesuatunya tidak dikerjakan sesuai dengan aturan atau ketetapan-

ketetapan yang benar dan tepat.

Dari sini nampak jelaslah nilai shalat yang berarti pula hubungan

langsung antara sesuatu yang lemah dan sesuatu yang maha besar dan abadi.

Sungguh shalat merupakan waktu pilihan saat pelimpahan karunia dan

Page 51: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

41

kecintaan dari sumber yang tak kunjung kering. Ia merupakan kunci

perbendaharaan yang kaya raya, yang amat banyak dan melimpah. Shalat

adalah titik tolong dari dunia yang kecil dan terbatas ke dunia yang besar. Ia

adalah ruh, salju, dan naungan dikala jiwa diterpa kepanasan. Ia adalah

sentuan kasih sayang terhadap hati yang lelah dan letih.81

Tentang keterkaitan ayat ini dengan ayat sebelumnya, bahwa pada ayat

sebelumnya Allah menjelaskan tentang syukur. Pada ayat 153 ini Allah

menjelaskan sabar, permintaan petunjuk dan pertolongan melalui sabar dan

shalat. Karena bila seorang hamba mendapat nikmat, maka dia

mensyukurinya, atau mendapat musibah bencana, maka dia bersabar

menghadapinya. Allah menjelaskan sarana terbaik yang dapat digunakan

untuk menghadapi berbagai musibah, yaitu sabar dan shalat.82

Ayat ini mengajak orang-orang yang beriman, menjadikan shalat

seperti yang diajarkan Allah dan dengan mengarah ke kiblat dan kesabaran

sebagai penolong untuk menghadapi cobaan hidup

C. Allah Yang Maha Menolong

Siapakah yang maha segala-galanya, siapakah yang memilii kekuatan

yang tak terbatas. Allah adalah tuhan yang menciptakan alam ini, yang

mempunyai kekuatan tidak terbatas, yang mempunyai hari pembalasan. Allah

mempunyai sifat pengasih dan penyayang kepada setiap ummat manusia.

Dalam hal meminta pertolongan kita sering kali lupa bahwa hanya Allah yang

81

Sayyid Quthub. Tafsir fi Zhilall Qur’an dibawah Naungan al-Qur’an. h. 170 82

Muhammad Nasib ar-Rifai. Taisiru al-Aliyyul Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir.

(Riyadh: Maktabah Ma‟rifah,1989) h.253 jilid, 1

Page 52: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

42

berhak dimintai pertolongan bukan kepada yang lain. Sebagai mana Allah

berfirman dalam surat Yusuf ayat 18 yang berbunyi:

Artinya : Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan

darah palsu. Ya'qub berkata: "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang

baik perbuatan (yang buruk) itu; Maka kesabaran yang baik Itulah

(kesabaranku83

). dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap

apa yang kamu ceritakan." (Q.S. Yusuf(12):18)

Pada surat Yusuf ayat 18 ini Nabi Yusuf yang ketika kecilnya di dzalami oleh

saudara-saudaranya yang ingin agar Nabi Yusuf itu lenyap dari muka bumi ini

dengan dibuang kedalam sumur dan membohongi ayahnya dengan darah palsu

sebagaimana yang telah Allah tetapkan di dalam al-Qur‟an “Mereka datang

membawa gamisnya dengan darah palsu. Ya‟qub berkata: sebenarnya kamu

sendiri yang memandang baik perbuatan itu. Maka kesabaran yang baik itulah

(kesabaranku) dan, Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa

yang kamu ceritakan.

Allah ta‟ala menceritakan tentang tipu daya yang dilakukan oleh saudara-

saudara Yusuf untuk menghadapi ayahnya setelah mereka melemparkan

Yusuf ke dasar sumur. Mereka pulang pada malam hari sambil menampakkan

kesedihannya atas Yusuf, dan mengemukakan alasan atas apa yang terjadi

menurut versi mereka. Mereka berkata, “Wahai ayah kami, sesungguhnya

83

Maksudnya: dalam hal Ini Ya'qub memilih kesabaran yang baik, setelah mendengar

cerita yang menyedihkan itu

Page 53: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

43

kami pergi berlomba dan kami tinggalkan Yusuf didekat barang-barang

kami,” yaitu baju-baju dan barang-barang kami, “lalu dia diterkam serigala”.

Dan inilah yang dikhawatirkan Ya‟qub dan ditakutinya. Firman Allah, “Kamu

sekali-kali tidak akan percaya kepada kami sekalipun kami merupakan orang-

orang yang benar”. Yakni, kami tahu bahwa engkau tidak akan membenarkan

kami walaupun kami ini orang-orang yang benar. Mengapa engkau

berprasangka buruk terhadap kami? Karena engkau mengkhawatirkan Yusuf

akan diterkam serigala dan sekarang menjadi kenyataan. Kami maklum jika

engkau tidak mempercayai kami karena kejadian itu aneh dan mengherankan.

Sebab apa yang engkau khawatirkan bertepatan dengan apa yang kami

alami.84

Allah swt berfirman : “Mereka datang membawa baju gamisnya (yang

berlumuran darah) dengan darah dusta”, maksudnya, darah yang palsu. Ini

termasuk perbuatan yang mereka pergunakan untuk meyakinkan tipu daya

yang telah mereka sepakati. Mereka sengaja menangkap seekor anak kambing

lalu menyembelihnya dan melumurkan darahnya kepakaian Yusuf, sambil

berpura-pura mengatakan bahwa itulah baju yang dipakai Yusuf ketika

dimakan serigala tersebut, dan baju tersebut terkena darahnya, akan tetapi

mereka lupa mengoyak-ngoyaknya. Oleh karena itu jiwa Nabi Ya‟qub tidak

terguncang. Bahkan beliau berkata kepada mereka, menunjukkan bahwa

beliau berpaling (tidak mempercayai) ucapan mereka. Beliau mengatakan apa

84

Muhammad Nasib ar-Rifai. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. h.843

Page 54: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

44

yang terdapat pada dirinya, berupa ketidak jelasan ucapan mereka

terhadanya.85

Kemudian Ya‟qub berkata” sebenarnya dirimu sendirilah yang ”بل سّولت لكم

memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Kata سّولت adalah meminta

kelonggaran, karena ketika urat saraf manusia tegang, dia berusaha

merenggangkannya dengan sedikir istirahat. Setelah itu, dia akan

mendapatkan dalam dirinya rasa lapang dan lega. Kata سّولت disini berarti

memudahkan. Selama hal ini telah memudahkan diri kalian, maka Ya‟qub

hanya bisa bersabar menerima dengan penus rasa sabar.86

Allah berfirman :

Artinya : Dan Bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah

mereka dengan cara yang baik. (Q.S. al-Muzammil(73):10)

Selanjutnya

Artinya : Ya'qub menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah Aku

mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan Aku mengetahui dari Allah apa

yang kamu tiada mengetahuinya." (Q.S. Yusuf(12):86)

85

Syaikh Shafiyyur Rahman al-Mubarakfuri. Shahih Tafsir Ibnu Katsir.Penerjemah. Abu

Ihsan al-Atsari. (Bogor: Pustaka Ibnu Katsir,2006) h.610 jilid4 86

Mutawally asy-Sya‟rawi. Tafsir Sya’rawi. h.38

Page 55: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

45

Pada ayat-ayat sebelumnya Allah menerangkan bahwa pada mulanya

Ya‟qub enggan membiarkan Yusuf pergi bermain-main dengan saudaranya.

Tetapi karena desakan dan jaminan yang kuat dari mereka atas

keselamatannya ia mengijinkan juga Yusuf pergi bersama mereka. Pada ayat

berikut ini, Allah menerangkan bahwa saudara-saudara Yusuf akan

melaksanakan niat jahat mereka dengan memasukannya kedalam sumur dan

menyatakan kepada Ya‟qub bahwa Yusuf telah dimakan serigala ketika

mereka sedang bermain-main dan mereka membawa bajunya yang berlumuran

darah.87

Kemudian sifat Allah yang maha penolong pun terdapat pada surat al-Anbiya

ayat 112 yang berbunyi:

Artinya : (Muhammad) berkata: "Ya Tuhanku, berilah Keputusan

dengan adil. dan Tuhan kami ialah Tuhan yang Maha Pemurah lagi yang

dimohonkan pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu katakan". (Q.S. al-

Anbiya(21):112)

Surat al-Anbiya ini sebenarnya sama bahwa Allah adalah maha

penolong dalam segala hal. Karena Allah yang mempunyai kekuatan tidak

terbatas. Berbeda dengan makhluk yang mempunyai kekuatan serba terbatas.

Setelah Nabi Muhammad saw menyampaikan apa yang diperintahkan

kepada beliau untuk disampaikan sebagaimana bunyi ayat 108-111, kini beliau

87

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya. h.622

Page 56: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

46

bermohon kepada Allah. Dia berkata: “Wahai Tuhanku pembimbing dan

pelimpah kasih sayang kepadaku dan semua ummatku, berilah keputusan

terhadap kami yang berbeda aqidah dan pandangan, dengan hukum yang

bersifat haq sehingga kami demikian juga para pendurhaka itu memperoleh

secara adil apa yang berhak kami peroleh, kenikmatan atau siksa, kemenangan

atau kekalahan. Dan Tuhan kami ialah ar-rahman Tuhan yang maha pemurah,

yang selalu melimpahkan rahmat walau kepada yang durhaka. Dialah yang

dimohonkan pertolongannya yakni untuk mengatasi dan membatalkan

kebohongan-kebohongan yang kamu wahai kaum musyrikin ucapan terhadap

Allah dan rasul-Nya.88

Muhammad Ali ash-Shabuny mengemukakan dalam tafsirnya. Setelah

rasulullah saw melaksanakan amanat dan menyampaikan risalah agar beliau

berdoa, supaya Allah membuat keputusan antara beliau dengan musuh beliau

dengan suatu keputusan yang adil.89

Buatlah keputusan antara aku dan orang-orang musyrik yang

mendustakan, buatlah ketetapan diantara kami dengan hukum-Mu yang adil.

Engkau adalah rabb, sebaik-baik pemberi pertolongan dan sebaik-baik

penolong. Maka Allah memperkenankan doa beliau pada perang Badar.90

Imam Qatadah berkata, “Para nabi dahulu berkata”

88

M. Quraish Shihab. Tafsir al-Misbah. h.524 89

Muhammad Ali ash-Shabuny. Cahaya al-Qur’an Tafsir Tematik. Penerjemah. Kathur

Suhardi (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 201)h.289 cet.1 vol.4 90

Muhammad Ali ash-Shabuny. Cahaya al-Qur’an Tafsir Tematik. h.289 cet.1 vol.4

Page 57: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

47

Artinya : ....Ya Tuhan kami, berilah Keputusan antara kami dan kaum kami

dengan hak (adil) dan Engkaulah pemberi Keputusan yang sebaik-baiknya.

(Q.S. al-A‟araf(07):89)

Dari pemaparan diatas perlu kiranya penulis membuat sebuah analisis

yang nantinya akan menarik sebuah kesimpulan dari beberapa ayat diatas.

Yang pertama adalah bahwa dari kelima ayat diatas kita disuruh atau

diperintahkan oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya. Karena Allah-lah yang

menciptakan segala yang ada di langit dan di bumi tanpa ada pengecualian

sedikitpun.

Pada ayat 5 surat al-Fatihah ada yang telah disebutkan sebagai hak dan

kewajiban antara manusia dengan Tuhan-Nya. Melaksanakan kewajibannya

sebagai seorang hamba baru kemudian menuntuk haknya kepada Allah. Yaitu

menyembah dan selanjutnya meminta pertolongan kepada Allah. Dalam

melakukan ibadah pun tidak hanya melakukan ritual-ritula saja melainkan

lebih daripada itu. Ibadah mengandung makna yang sangat luas seperti

ketundukan manusia kepada Allah berupa kepatuhan terhadap seluruh

ketetapan-Nya. Dalam kehidupan nyata, ketundukan manusia kepada Allah

dibuktikan dengan melaksankan apa yang diperintahkan dan meninggalkan

apa yang dilarang.

Yang kedua adalah sabar. Dalam kehidupan ini manusia dituntut oleh

Tuhan-Nya untuk selalu bersabar dalam segala hal. Apalagi dalam beribadah

kepada Allah, sabarpun memiliki banyak arti yang luas. Antara lain sabar

dalam melaksanakan perintah Allah, sabar dalam meninggalkan larangan

Page 58: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

48

Allah, sabar dalam taat beribadah kepada Allah. Kesabaran yang kita lakukan

tidak lain hanya mengharapkan keridhaan kepada Allah terhadap apa yang

telah kita lakukan.

Dalam al-Qur‟an Allah mengungkapkan bahwa Allah bersama orang-

orang yang sabar. Allah lebih senang berada didekat orang-orang yang sabar

dari pada orang yang tergesa-gesa karena tergesa-gesa merupakan perbuatan

yang kurang baik. Ketergesa-gesaan akan menimbulkan kelengahan. Dan yang

muncul justeri adalah musibah serta penderitaan dikarenakan kita tidak sabar

dalam segala hal.

Sebagaimana kisah seorang ayah Ya‟qub yang telah didzalimi oleh

anak-anaknya dengan kebohongan mereka melemparkan Yusuf kedasar

sumur demi mengambil alih kasih sayang ayah mereka Ya‟qub yang lebih

menyayangi Yusuf daripada mereka. Mereka membawa kebohongan diwajah

mereka yang dapat dibaca oleh Ya‟qub bahwa mereka berbohon. Tidak ada

lagi yang bisa dilakukan oleh Ya‟qub karena usianya yang sudah tua dan haris

yang sudah mulai gelap kecuali dengan bersabar kepada Allah. Karena Allah

merupakan tempat memohon pertolongan.

Yang ketiga adalah bahwa Allah maha penolong, yang memiliki

kekuatan tak terbatas. Tanpa pertolongan Allah kita tidak bisa berbuat apa-

apa. Tidak bisa sembur dari sakit tidak bisa merasakan nikmatnya hidup di

dunia. Allah yang memiliki semua yang ada dialam ini.

Ternyata dalam memohon pertolongan kepada Allah kita harus selalu

beribadah kepada-Nya. Dan ibadah ini tidak hanya pada ibadah ritual atau

Page 59: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

49

ibadah shalat melainkan melakukan sesuatu yang bernilai ibadah. Artinya

tidak terpaku pada ritual-ritual saja.

Sebagai contoh orang yang melakukan suatu usaha perdagangan dia

harus mengiringi usahanya tersebut dengan ibadah dan kesabaran. Karena

orang tersebut menginginkan kesuksesan dalam usahanya tersebut. Orang

tersebut dengan sabar menjalankan usahanya tanpa mengenal lelah. Karena

usaha yang tidak dibarengi dengan kesabaran tidak akan mendapatkan hasil

yang sempurna. Begitu juga orang tersebut jika dia tidak bersabar maka dia

tidak akan mendapatkan kesuksesan yang sempurna dan tidak mendapatakan

keuntungan yang berlimpat karena kurang bersabar. Selain bersabar suatu

usaha pun harus dibarengi dengan ibadah melakukan sesuatu yang membawa

keberkahan dalam usaha, artinya berusaha dengan modal yang hala bukan dari

modah yang haram, dan menjual barang-barang yang baik tidak menjual

sesuatu yang dilarang oleh agama.

Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana dengan orang-orang kafir

banyak dari mereka yang sukses dan menjadi yang berkecukupan banyak

memiliki harta dan kaya raya. Jawabannya adalah mereka selalu sabar dan

tekun serta ulet dalam melakukan suatu usaha tidak pernah mengeluh dengan

apa yang telah menimpanya. Ketika mereka tertimpa kerugian yang besar atau

tidak mendapatkan kesuksesan yang sempurna. Mereka selalu bangkit

mencoba kembali usaha yang dia pernah lakukan. Berbeda dengan kita yang

apabila tertimpa suatu musibah atau kerugian dalam suatu usaha selalu

mengeluh, tidak berbenah diri, tidak mencoba bangkit dari keterpurukan.

Page 60: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

50

Selalu menyalahkan orang lain. Tidak mau belajar dari kegagalan yang pernah

dialami.

D . Praktek Isti’anah Dalam Masyarakat

Kita pasti ingat dengan sebuah berita seorang bocah yang tiba-tiba

menjadi seorang dukun cilik terkenal dengan hanya sebuah batu sebesar telur

ayam bocah tersebut dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Ponari atau Muhamad Ponari adalah seorang bocah warga Dusun

Kedungsari Desa Balongsari Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, yang

tiba-tiba mendadak saja dicari banyak orang karena ponari ini di anggap

memiliki kemampuan supranatural yang bisa menyembuhkan orang sakit.

Warga percaya, jika meminum air yang sudah dicelup batu milik

Ponari, penyakit yang diderita akan segera sembuh. Kepercayaan ini, berawal

dari kisah Ponari, yang sempat hampir pingsan karena tersambar petir pada

pertengahan Januari 2009 lalu.91

Kisah Ponari ini sendiri, bermula dari kejadian mistis yang terjadi

sebulan lalu. Saat itu, dia mendapati batu berwarna kuning emas di atas

kepalanya, sesaat setelah petir menyambar. Batu itu kemudian, berulang kali

ia buang dan kembali ke tangannya.

Konon, bocah anak pasangan Kasim (40) dan Mukaromah (28), warga

Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang, pada

pertengahan Januari 2009 lalu bersama teman-teman sebayanya asyik bermain

91

Rinar Munir, Fenomena Ponari dan Bagaimana Sikap Kita. Artikel diakses tanggal 10

Februaru 2009 dari http://prayudi.wordpress.com/2009/02/10/ponari-potret-keyakinan-ummat.

Page 61: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

51

hujan. Namun, tiba-tiba dia merasakan kepalanya seolah dilempar batu

sekepal tangan, saat petir menyambar. Kemudian saat dia tersadar,

ditemukannya batu sebesar telur ayam di bawah kakinya. Saat diambilnya,

batu itu mengeluarkan sinar kemerah-merahan. Setelah itu, batu yang

ditemukannya lalu dibawa pulang. Kemudian setelah itu, entah darimana

asalnya tiba-tiba saja beredar di masyarakat akan kemampuan Ponari dalam

menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Maka sejak beberapa hari ini, Dusun Kedungsari, Desa Balongsari,

Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang banyak menjadi perbincangan

masyakarat. Di desa yang jauh dari perkotaan itu, masyarakat menggunjingkan

kemampuan Ponari, bocah kelas III SD yang berubah menjadi sosok yang

dianggap mampu menjadi penolong bagi si sakit.92

Begitu antusiasnya animo masyarakat untuk mendapatkan pengobatan

lewat batunya Ponari, hingga hal-hal yang tidak diinginkan pun akhirnya

terjadi. Setelah sebelumnya dua orang tewas karena terinjak-injak, sore ini

dalam berita disampaikan pula 2 orang tewas lagi karena antrian yang

berdesak-desakan. Luar biasa 4 orang tewas hanya untuk mendapatkan

pengobatan sang bocah Ponari.

Begitulah barangkali potret sesungguhnya bagaimana keyakinan

bangsa ini. Sebuah fakta nampak didepan mata kita, ternyata ucapan laa ilaha

illallah hanya ada di bibir saja, belumlah sampai kedalam hati. Maka wajarlah

bila hati kecilnya masih ada rasa kebergantungan dan keyakinan selain kepada

92

Rinar Munir, Fenomena Ponari dan Bagaimana Sikap Kita. Artikel diakses tanggal 10

Februaru 2009 dari http://prayudi.wordpress.com/2009/02/10/ponari-potret-keyakinan-ummat.

Page 62: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

52

Allah swt. Inilah sesungguhnya masalah utama ummat ini. Lemah dan

rusaknya keyakinan. Dan ini adalah masalah manusia dari generasi ke generasi

dari satu bangsa ke bangsa yang lain.

Dari pemberitaan Ponari tersebut nampak jelas bahwa masih banyak

orang-orang yang meyakini sesuatu dari pada Allah. Mereka berkayakinan

bahwa batu tersebut dapat menyembuhkan mereka dari sakit setelah batu itu

dicelupkan kedalam air. Apa yang mereka lakukan dengan mempercayai

sebuah batu itu menunjukkan bahwa mereka masih kurang keyakinan mereka

kepada Tuhan yang telah menciptakan alam ini Tuhan Yang Maha Esa yang

mempunyai kemampuan tidak terbatas. Hal tersebut secara tidang langsung

dapat menjadikan seseorang musyrik kepada Allah dengan menyekutukan

meminta bantuan atau pertolongan kepada selain Allah.

Beberapa tahun lalu, sekitar akhir tahun 1997, tiba-tiba saja ada

“makhluk” misterius yang jadi pembicaraan. Perawakannya kecil dengan

tubuh tak lebih dari 12 cm dan rambutnya yang panjang, jarang dan kaku

melewati kaki. Makhluk itu dinamakan jenglot. Kabarnya, jenglot itu bukan

benda mati. Konon ia hidup, namun tak ada yang pernah tahu kapan bergerak.

Kalau melihatnya dari sudut lain, yakni dari sudut dan dunia simbolik

kalangan para dukun, jenglot dikatakan sebagai “mummy” yang konon berusia

300 tahun. Menurut Abas Soegiono, jenglot ditemukan saat sejumlah

paranormal alias dukun melakukan tirakat di Wlingi, Jawa Timur tahun 1972.

Jenglot yang dipamerkan waktu itu ada empat, masing-masing disebut

sebagai jenglot, yang konon berjenis kelamin lelaki dan konon pula bisa

Page 63: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

53

membantu mengamankan pemiliknya dari segala macam bahaya. Yang lain

lagi adalah Bethoro Karang, pria juga, konon bisa membantu kelancaran

usaha, menjaga keselamatan dan lain-lain. Lalu Bethoro Katon, konon berjenis

kelamin wanita, di mana selain membantu melancarkan usaha juga bisa

dipakai sebagai pengasih.

Yang terakhir, Begawan Kapiworo, katanya penjelmaan kera putih,

ada hubungan dengan Anoman, mempunyai padepokan Kendali Sodo. Jenglot

sendiri menurut Abas adalah benda mati, bukan makhluk hidup. Meski jenglot

bukan makhluk hidup, tetapi daya spiritual jenglot tetap hidup. Karena itu

jenglot “harus diberi makan”. Makanan jenglot adalah darah berjenis O dan

minyak wangi. Abas menyebut merk minyak wangi yang katanya mudah

didapat di pasar.93

Makhluk kecil ini dipercayai mampu menyelamatkan seseorang dari

macam bahaya dan mampu memperlancar usaha. Ini adalah kesalahan bersar

bagi mereka yang mempercayai hal tersebut. Bukankah kita harus percaya

kepada Allah sebagai Tuhan kita yang dapat memberikan keselamatan di

dunia dan akhirat. Karena Allah yang memiliki kekuatan yang tak terbatas.

Dari kedua fenomena yang terjadi dimasyarakat menunjukkan bahwa

mereka mempercayai hal-hal ghaib diluar kekuatan Allah. Mereka tidak hanya

meminta pertolongan kepada makhluk tetapi mereka telah mengenyampingkan

aqidah mereka dalam hal meminta pertolongan kepada Allah.

93

Pos Metro Balikpapan. Dari http:/www.indospiritual.com/artikel_misteri-jenglot—

monster-kecil-sakti-usia-ratusan-tahun.html

Page 64: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

1

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab-bab yang telah lalu penulis sudah menjelaskan tentang

pengertian tentang isti‟anah disertai dengan ayat-ayat yang berkaitan dengan

isti‟anah atau meminta pertolongan kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa,

Yang Maha Esa, Yang Maha Mendengar, Yang Maha Melihat dan Yang Maha

segala-sagalanya.

Dari pemaparan terdahulu bahwa dalam al-Qur‟an Allah swt menyuruh

kita untuk selalu beribadah dan meminta pertolongan hanya kepada Allah

“Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanyak kepada-Mu kami meminta

pertolongan”. Ayat ini sangat jelas bahwa hanya Allah saja yang patut

disembah dan dimintai pertolongan dalam bentuk apapun. Dan dalam

melaksanakan suatu ibadah atau penyembahan kepada-Nya juga harus

dibarengi dengan kesabaran. Jadikanlah shalat dan sabar sebagai penolongmu.

Pengertian tentang ibadah tidak hanyak pada ibadah-ibadah ritual saja

melainkan mencakup semua pekerjaan yang mengandung nilai ibadah serta

membawa keberkahan. Ketika meminta pertolongan kita harus mendahulukan

kewajiban sebagai seorang muslim yaitu beribadah dengan menjalankan

segala perintah dan menjauhi segala larangannya.

Selain menunaikan kewajiban baru kemudian meminta hak kita

sebagai seorang hamba kepada Allah. Dalam meminta pertolongan kita harus

54

Page 65: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

55

dengan sabar dan shalat. Karena sabar merupakan perbuatan yang amat berat

dilakukan kecuali bagi orang-orang yang khusu‟ dan Allah menyukai orang-

orang yang sabar dari pada orang yang tergesa-gesa.

Selanjutnya adalah Allah maha menolong ketika hambanya memohon

pertolongan. Sudah jelas bahwa hanya Allah yang maha menolong tidak ada

makhluk yang mempunyai kekuatan diatas Allah tidak ada yang bisa

menolong kecuali Allah swt. Allah mempunyai kekuatan tidak terbatas Allah

mempunyai kekuatan diatas segala-galanya.

Dalam kehidupan ada yang disebut dengan “Usaha dan Doa”. Ternyata

al-Qur‟an pun mengajarkan kita untuk selalu berusaha dan berboa, karena

usaha tanpa doa itu perbuatan yang sia-sia. Usaha yang dilakukan tanpa

dibarengi dengan kesabaran dan beribadah kita hanya akan mendapatkan

kesuksesan di dunia saja tidak mendapat kebaikan didunia dan akhirat. Agar

kita mendapatkan kebaikan dunai dan akhirt setiap pekerjaan yang kita

lakukan harus selalu dibarengi dengan kesabaran dan berdoa meminta

kemudahan dalam segala urusan.

Sebaiamana telah penulis cantumkan sebuah contoh, dimana jika kita

melakukan sebuah usaha perdagangan kita dituntut untuk selalu bersabar. Kita

harus sabar dalam menawarkan barang dagangan kita kepada para orang-orang

yang berlalu-lalang. Tapi tak jarang barang yang kita tawarkan mendapat

penolakan dari mereka. Nah disinilah kesabaran kita diuji sebagai seorang

pedangan. Tidak hanya itu selaian bersabar kita juga harus berdoa kepada

Page 66: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

56

Allah mendekatkan diri kepada-Nya untuk meminta kemudahan dalam

berusaha.

B. Saran-Saran

Pada bab terakhir ini izinkanlah penulis menyampaik saran-saran

untuk kemajuan penulisan ataupun kajian yang berkaitan dengan judul skripsi

ini.

Yang pertama, penulis mengharapkan kepada penulis karya-karya

ilmiah berikutnya, agar lebih mendalami kajian tentang isti‟anah atau judul-

judul yang semisal untuk menambah khazanah keilmuan kita. Karena pada

masa sekarang ini manusia sudah banyak yang berpaling menyembah dan

meminta pertolongan kepada selain Allah.

Yang kedua adalah penulis mengharapkan kepada para pendidik

semoga selalu bersabar dalam menghadapi segala macam cobaan baik jasmani

maupun rohani. Karena sabar merupakan sifat yang paling baik yang pernah

diajarkan oleh para nabi.

Mudah-mudahan penulisan skripsi ini mendapatkan keberkahan disisi

Allah swt, dan memberikan manfaat bagi kita semua bagi penulis khususnya

dan bagi para pembaca pada umumnya. Hanya kepada Engkaulah kami

mengabdi dan hanya kepada Engkaulah kami meminta.

Page 67: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

57

DAFTAR PUSTAKA

Chodjim, Ahmad. Jalan Pencerahan. Jakarta: Serambi tahun 2002

Chirzin, Muhammad. Permata al-Qur’an. Yogyakarta: Qirtas tahun 2003

Hafidz, Ahsin. W. Kamus Ilmu al-Qur’an. Jakarta: Amzah tahun 2006

Hamdani, Deni.Kamus al-Qur’an. Purwakarta:Pustaka Ancala tahun 2007

Jauziah, Ibnu Qayyim. Tafsir Ibnu Qayyim: Tafsri Ayat-ayat Pilihan. Jakarta:

Darul Falah tahun 2000

Kisyk, Hani. Menyelami makna Iyyaaka Nasta’iin. (Jakarta: Cendikia) tahun 2006

Munawwar, Said Agil Husin. al-Qur’an membangun tradisi kesalehan hakik.

Jakarta: Ciputat Press tahun 2003

Mubarakfuri, Syaikh Shafiyyur Rahman. Shahih Tafsir Ibnu Katsir. Penerjemah.

Abu Ihsan al-Atsari. Bogor: Pustaka Ibnu Katsir tahun 2006

Mandzur, Al-Imam al-„Alamah Abi al-Fadhl Jamaluddin Muhammad bin

Mukrim, Lisanul Arab. Beirut: Dar Shaadir

Munawir, Ahmad Warson, al-Munawwir. Surabaya: Pustaka Progresif tahun 1997

Munir, Rinar. Fenomena Ponari dan Bagaimana Sikap Kita. Artikel diakses

tanggal 10 Februari 2009 dari

http://prayudi.wordpress.com/2009/02/10/potret-keyakinan-ummat.

Pos Metro Balikpapan. Dari http:/www.indospiritual.com/artikel_misteri-

jenglot—monster-kecil-sakti-usia-ratusan-tahun.html

Quthb, Sayyid. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. Jakarta: Gema Insani Press tahun 2000

Qardhawi, Yusuf. Tauhidullah dan Fenomena Kemusyrikan. Surabaya: Pustaka

Progresif tahun 1992

Page 68: ISTI’ANAH DALAM AL-QUR’AN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5468/1/MUKHTAR... · ي__َ__ ai a dan i و ____َ au a dan u . Vokal Panjang

58

Rifai, Muhammad Nasib. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Penerjemah. Shihabuddin

Jakarta: Gema Insani Press tahun 1999

Shihab, Muhammad Quraish. Tafsir al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati tahun 2002

________________. Membumikan al-Qur’an. Bandung: Mizzan tahun 1994

________________. Tafsir al-Qur’an dengan Metode Maudhui Jakarta: PTIQ

tahun 1986

________________. Mukjizat al-Qur’an. Bandung: Mizzan tahun 2007

Shihab, Umar. Kontekstualitas al-Qur’an. Jakarta: Panamadani tahun 2005

Shabuny, Muhammad Ali. Cahaya al-Qur’an Tafsir Tematik. Penerjemah. Kathur

Suhardi. Jakarta: Pustaka al-Kautsar tahun 2001

Sya‟rawi, Mutawally. Tafsir Sya’rawi. Kairo: Akhbar al-Yaum tahun 1991

Shiddieq, Umay M. Dja‟far. Pembuka Gerbang al-Qur’an Tafsir al-Fatihah dan

Awal al-Baqarah. Jakarta: Taushia, 2008

Syaltuth, Muhammad. Tafsir al-Qur’anul Karim. Terj. Drs. Herry Noer Ali

Bandung: Dipenogoro tahun 1990

Santoso, Budi. Kamus al-Qur’an. Jakarta: Pena Pundi Aksara tahun 2008

Thabathabai, Muhammad Husain. Mengungkap Rahasia al-Qur’an. Penerjemah.

A. Malik Madaniy. Bandung: Mizzan tahun 1998

Yunus, Mahmud. Kamus Arab Indonesia. (Jakarta: Bulan Bintang,2002)

Zahwa, Abu. Tafsir Surat al-Fatihah: Menurut 10 Ulama Besar Dunia Jakarta:

Pustaka Azzam tahun 2010