isu strategis, permasalahan dan arah pembangunan propinsi papua barat
Upload: pusat-informasi-virtual-air-minum-dan-penyehatan-lingkungan-piv-ampl
Post on 12-Jan-2015
956 views
DESCRIPTION
disampaikan oleh Kepala Bappeda Propinsi Papua Barat pada Lokakarya Regional Penyusunan Background Study Buku III RPJMN 2015-2019 Pembangunan Berdimensi Kewilayahan: Nusa Tenggara- Maluku- Papua di Kuta, Bali 23 September 2013TRANSCRIPT
ISU STRATEGIS, PERMASALAHAN DAN ARAH PEMBANGUNAN
PROVINSI PAPUA BARAT
Disampaikan oleh :Kepala Bappeda Provinsi Papua Barat
Manokwari, September 2013
GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA BARAT
• Provinsi Papua Barat secara geografis terletak pada :
0 00” – 4 ,00”⁰ ⁰ Lintang Selatan dan 24 00” – ⁰ 132 00” Bujur ⁰ Timur• Luas Wilayah :
143.945,62 Km2
• Secara administratif pemerintahan terdiri dari : 12 Kabuparen 1 kota
dengan 154 distrik dan 1.367 kampung.• Jumlah Penduduk
( 2012) : 816.280 jiwa
• Potensi Minyak bumi (20 TB) dan Gas alam (13 TCF) di kawasan Teluk Bintuni dan wilayah Kepala Burung
• Tambang dan mineral : Nikel , Batubara• Potensi batu gamping 13.92 milyard
ton, pasir kwarsa 137,5 juta ton dan lempung untuk industri semen di Manokwari
• Potensi Hutan Produksi 1,86 juta Ha, HP Terbatas 1,84 juta Ha, HP Konversi 2,3 juta Ha
• Potensi hutan sagu alam 161.957 Ha untuk pengembangan bio-ethanol di Sorong Selatan
• Potensi lahan Pertanian /perkebunan 250.000 ha (Kelapa sawit, Kakao)
• Potensi lahan Peternakan : Bomberai 50.000 ha, Kebar 15.000 ha, Salawati 10.000 ha
• Potensi Perikanan : udang, ikan pelagis, rumput laut
• Pariwisata : ekowisata bahari di Kepulauan Raja Ampat dan Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih
PETERNAKAN SAPI
POTENSI WILAYAH
KABUPATEN :1. SORONG2. SORSEL3. RAJAAMPA
T4. MAYBRAT5. TAMBRAU
W6. T. BINTUNI7. T.WONDAM
A8. KAIMANA
DAERAH MAJU: KOTA SORONGMANOKWARI
FAK FAK
DOB :1. MANSEL2. PEG ARFAK
KABUPATEN DAERAH TERTINGGAL DI PROVINSI PAPUABARAT
KEADAAN SOSIAL EKONOMI
STRUKTUR DAN LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI
Struktur ekonomi Provinsi Papua Barat dengan migas didominasi oleh sektor industri pengolahan (51,67%) terutama berasal dari produksi LNG Tangguh, yang hingga saat ini belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan pemerintah daerah. Kontribusi sektor pertanian (13,76%).
Laju pertumbuhan ekonomi Papua Barat dengan migas menunjukkan peningkatan signifikan dari 13,87% pada tahun 2009 menjadi 27,47% pada tahun 2010, kemudian mengalami sedikit perlambatan pada tahun 2011 yakni sebesar 27,08%, pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini berasal dari adanya produksi LNG Tangguh, peningkatan ini tidak berkorelasi positif terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Pada tahun 2012 LPE mengalami penurunan menjadi 15,84% .
Terjadi penurunan persentase penduduk miskin di Provinsi Papua Barat dari 35,12 % pada tahun 2008, menjadi 26,67% pada tahun 2013, namun demikian Papua Barat masih menempati urutan ke 2 propinsi termiskin.Persebaran penduduk miskin terbanyak di perdesaan 35,64% yang notabene merupakan penduduk asli papua sedangkan di perkotaan 5,65%.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Papua Barat mengalami penurunan dari 7,77% pada tahun 2010 menjadi 5.49% pada tahun 2012, penurunan TPT ini bukan disebabkan oleh bertambahnya lapangan kerja disektor formal tetapi disebabkan oleh semakin banyaknya penduduk yang bekerja pada sektor informal. TPT sebesar 5.49% ini didominasi oleh pengangguran terdidik dan pengangguran usia muda.
KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN
AMH (93,74; RLS
8,45)AHH (69.14) PPP (601.560)
KOMPONEN PEMBENTUK IPM
PAPUA BARATTAHUN 2011
Peningkatan IPM Provinsi Papua Barat yang signifikan menempatkan Provinsi Papua Barat pada urutan ke 29 dari 33 Provinsi. Untuk meningkatkan IPM diperlukan upaya peningkatan daya beli dan menekan angka inflasi yang tinggi
2009 2010 2011 201267.5
68
68.5
69
69.5
70
70.5
68.58
69.15
69.65
70.22
PERKEMBANGAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN DAERAH PROVINSI PAPUA
BARAT
TATA RUANGDAN LINGKUNGAN HIDUP
PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI TATA RUANG
1. Tata Ruang/RTRW belum efektif menjadi acuan dalam penyusunan Rencana-rencana Pembangunan (RPJMD, RENSTRA dll).
2. Kurangnya Sosialisasi dan Pemahaman RTRW3. Penetapan Penyelesaian RTRW Provinsi Papua Barat sedang menunggu persetujuan substansi Menteri Kehutanan RI
1. Ego Kabupaten/Kota maupun Ego sektoral mengabaikan Arahan Tata Ruang
2. Minimnya koordinasi antar Sektor maupun Vertikal menyebabkan berbeda pemahaman yang berdampak pada pemanfaatan Ruang tidak Efisien
3. Status kepemilikan tanah adat/masyarakat sering menjadi kendala pemanfaatan ruang dalam hal pembebasan lahan
4. Kepentingan Politik sering bertentangan dengan Arahan Tata Ruang
P E R E N C A N A A N :
IMPLEMENTASI T A T A R U A N G :
PEMBANGUNAN (PRASARANA) WILAYAH
Minimnya infrastruktur Dasar di Papua Barat :• Infrastruktur transportasi• Energi• Ketersediaan pasokan air bersih yang memadai• Kemudahan sarana telekomunikasi• Pengelolaan lingkungan permukiman yang sehat• Infrastruktur sosial-ekonomi• Irigasi yang memadai
MASIH RENDAHNYA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
Belum rampungnya pembangunan Jalan Raya Trans Papua Barat menimbulkan persoalan dalam pembangunan Provinis Papua Barat yang merupakan infrastruktur utama dalam menggerakkan pertumbuhan perkenomian dan mempermudah akses antar wilayah yang terdapat di Provinsi Papua Barat
I4 (EMPAT) RUAS JALAN STRATEGIS (NASIONAL)
NAMA RUAS DAN PANJANG
SORONG – MEGA88 KM
SORONG – MANOKWARI568 KM
MANOKWARI – BINTUNI253 KM
FAKFAK – HURIMBER – BOMBERAY162 KM
II. 2 (DUA) RUAS TAMBAHAN JALAN STRATTEGIS (NASIONAL)
SORONG (SUSUMUK) – BINTUNI130 KM
FAKFAK – KAIMANA – MANOKWARI638 KM
RUAS JALAN PROVINSI
NAMA RUAS PANJANG
AIMAS – SEGET 116 KM
MEGA – SAUSAPOR 50,30 KM
MEGA - FEF 76 KM
AYAMARU – SUSWA – FEF 115,50 KM
TEMINABUAN KAMBUAYA 60 KM
FAKFAK – SIBORU –
SIPATNANAM
47 KM
PRASARANA TRANSPORTASI DI PAPUA BARATA
B
Arfai
AmbanPami
Bakaro
Isogo
Tanggaromi
Coa
Werianggi
Idor
Yukase
Susumuk
Atori
Maibo
Dela
DEGRADASI KUALITAS LINGKUNGAN ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP
• Kegiatan pengelolaan sumberdaya alam yang kurang bijak telah mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup yang sudah cukup mengkhawatirkan kelestarian alam
• Beberapa kegiatan yang rawan berakibat kerusakan lingkungan hidup adalah kegiatan pertambangan dan pembalakan liar.
• Beberapa kegiatan yang rawan berakibat kerusakan lingkungan hidup adalah kegiatan pertambangan dan pembalakan liar.
• Provinsi Papua Barat memiliki hutan Tetap 69,76% dari keseluruhan luas wilayah dan sebagian merupakan kawasan lindung.
• Di kawasan lindung tersebut terkandung sumberdaya andalan Provinsi Papua Barat yang berupa batu bara, minyak bumi, dan bahan galian mineral
MASIH BELUM OPTIMALNYA PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM
- Persentase Kawasan Lindung : 56,47%- Luas Kawasan Lindung : 5.495.349,82 Ha
- Persentase Kawasan Budidaya : 43,53%- Luas Kawasan Budidaya :
4.236.100,19 Ha
PETA KAWASAN LINDUNG DAN BUDIDAYA
- Persentase Hutan Tetap : 69,76%- Luas Hutan Tetap : 6.904.567,91 Ha
KEPENDUDUKAN
URAIANPENDUDU
K ASLI PAPUA
PENDUDUK NON ASLI
Jumlah Penduduk (jiwa)
405.074 355.348
Laki-laki 208.658 193.740
Perempuan 196.416 161.608
Persentase Penduduk (%)
53,27 46,73
Sex Ratio (%) 106,23 119,88
Median Umur (th) 16,39 20,19
Dependency Ratio (%)
64,07 47,27
Penduduk menurut kelompok umur (%)
0-14 37,30 30,57
15-64 60,95 67,90
65+ 1,75 1,53
Jumlah Rumah Tangga
84.747 83.333
PERSEBARANKEPADATAN
STRUKTURPENDUDUK
Demografi
PERKEMBANGAN ANGKA MELEK HURUF
Pada Tahun 2012 rata-rata lama sekolah sebesar 8,45 tahun
Artinya rata-rata penduduk baru mampu menempuh pendidikan sampai kelas 2 SLTP.
Berarti pencapaian pendidikan di Provinsi Papua Barat belum memenuhi Program Wajib Belajar 9 Tahun
ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH (APS) & ANGKA PARTISIPASI
MURNI (APM) 2011
Pendidikan
2009 2010 2011 201291.5
92
92.5
93
93.5
94
AMH
SD/MI SMP/MTs SMA/MA PT
88.28
57.6647.88
13.86
94.38
88.59
65.4
18.31
APSAPM
Kesehatan
Status gizi buruk pada balita Tahun 2010 tercatat mencapai 9,1%, sedangkan gizi
kurang mencapai 17,4%
2006 2007 2008 2009 2010
36 32.7 31.6 30.5
ANGKA KEMATIAN BAYI
CAKUPAN PUSKESMAS & TENAGA MEDIS
2008 2009 2010 2011 2012
67.9
68.2
68.51
68.81
69.14
AHH
2008 2009 2010 2011
58.02%64.81% 67.90%
77.78%
24.30% 24.30% 26.31% 24.30%
57.83% 60.43%
74.06%67.31%
Cakupan Puskesmas Cakupan Pustu Cakupan Penolong Kelahiran oleh Tenaga Medis
PERBANDINGAN JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN STATUS KEMISKINAN TAHUN 2013
Penurunan angka kemiskinan di perdesaan pada Tahun 2012 sebesar 37.73% menjadi 35.64% di Tahun 2013 dan angka kemiskinan di perkotaan juga turun dari 5,76% menjadi 5,65%
Garis kemiskinan Provinsi Papua Barat Tahun 2013 sebesar 363.960 Rupiah per kapita per bulan, terdiri dari garis kemiskinan makanan sebesar 287.655 rupiah dan garis kemiskinan non makanan sebesar 76.725 RupiahIndeks Kedalaman Kemiskinan naik dari 5.71% di Tahun 2012 menjadi 6.35% di Tahun 2013
Indeks Keparahan Kemiskinan juga naik dari 1.71% di Tahun 2012 menjadi 2.16% di Tahun 2013
Kemiskinan
Penduduk Tidak Miskin; 73.33
Penduduk Miskin (Kota); 5.65
Penduduk Miskin (Desa); 35.64
2008 2009 2010 2011 2012 2013
35.12 35.71 34.8831.92
28.226.67
% penduduk miskin
ISU-ISU STRATEGIS
Isu-isu strategisOTONOMI KHUSUS : Perlindungan, Keberpihakan, Pemberdayaan OAP
KEPENDUDUKAN : - Komposisi Penduduk Asli , - Papua dan Non Papua, - Persebaran Penduduk, - Tidak Merata, - Persentase Penduduk Miskin Tinggi (medan yang sulit)
KUALITAS SDM : Masih rendah terutama tingkat kesehatan & pendidikan
INFRASTRUKTUR DASAR : Ketersediaannya masih minim & belum merata
LINGKUNGAN HIDUP : - Degradasi lahan dan Lingkungan, - Penangan Persampahan
PEREKONOMIAN : - Pertumbuhan ekonomi Tinggi, - Penaggulangan Kemiskinan, - Insvestasi Rendah, - Pemberdayaan Ekonomi Orang Asli Papua,
- TATA RUANG : pengembangan struktur tata ruang, Pemanfaatan Pola Ruang (Kawasan Budidaya), Pengembangan kawasan pesisir & Pulau-Pulau Kecil, Pengembangan kawasan strategis
SOSIAL : Belum berkembang & belum menguntungkan
PERMASALAHAN
PERMASALAHAN PEMBANGUNAN
KEPADATAN PENDUDUK
SANGAT RENDAH.peluang
ekonomi VS wilayah kurang menarik/dihinda
ri;
RAWAN BENCANA Memiliki
kerawanan bencana yg
sangat tinggi;
SDA LAUT TIDAK DAPAT SEPENUHNYA
DIKUASAI/ DIMANFAATKA
N
Secara kultural MASIH
TERPISAH OLEH SEKAT-SEKAT NILAI
ADAT;
PEMBANGUNAN JALAN SULIT dengan kondisi
medan yang bervariasi;
MINIMNYA INFRASTRUKTUR penyebab kemiskinan;
SDM dan sarana prasarana MITIGASI BENCANA
BELUM SIAP
KUALITAS & KUANTITAS
SDM RENDAHbelum mampu bersaing global
Timbul berbagai PERSOALAN
TERKAIT HAK ULAYAT;
Terkait kehutanan:
PENURUNAN PRODUKTIVITA
S, PELANGGARAN
, LAHAN KRITIS;
JARAK ANTAR WILAYAH
RELATIF JAUH penyediaan infrastruktur;
AGROINDUSTRI BELUM
TERKOORDINASI & SULIT MENGUBAH
POLA BERTANI;
RENTAN KONFLIK akibat
kesenjangan sosial;
PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN MASIH SEBATAS
SKENARIO
KETIMPANGAN WILAYAH
MASIH TINGGI
ARAH PEMBANGUNAN
• Mengembangkan perekonomian rakyat melalui dukungan fasilitas ekonomi dan permodalan kepada pelaku usaha sektor manufaktur dan UMKM.
• Membangun infrastruktur pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan investasi guna meningkatkan keberdayaan masyarakat dan mendorong terciptanya lapangan kerja yang berkualitas dengan melaksanakan program pemberdayaan,pendampingan, pembimbingan dan perlindungan kepada masyarakat, khususnya orang asli Papua .
• Peningkatan ketahanan pangan dengan pemanfaatan dan pengembangan komoditi unggulan dan sumberdaya lokal seperti sagu, umbi-umbian, pala , perikanan rumput laut , kelapa sawit dan hasil hutan.
• Pengembangan potensi pariwisata khususnya wisata bahari dan wisata alam lainnya yang di dukung pengembangan ekonomi kreatif.
Arah pengembangan bidang ekonomi
2623/09/2013
Target Pencapaian Indikator Makro Pembangunan sampai dengan Tahun 2016
(Bidang Ekonomi)
Kondisi 2012
• Tingkat kemiskinan 28.2%• Tingkat pengangguran
terbuka 5.49%• Pertumbuhan Ekonomi
15.84%• Pendapatan per kapita Rp.
7.218.720,-
Target 2016
• Tingkat kemiskinan 15% • Tingkat pengangguran
terbuka 3%• Pertumbuhan ekonomi
yang merata (Tdk exclusive) • Pendapatan per kapita
Rp.10.000.000,-
PAPUA BARAT PADA KORIDOR 6 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia
KORIDOR PERHATIAN INVESTASI 1. Manokwari - Sorong2. Teluk Bintuni
Kegiatan Investasi Utama :3. Pertambangan dan Migas4. Pabrik Semen5. Peternakan Sapi6. Pabrik Pengolahan Sagu7. Kebun dan pabrik minyak kelapa Sawit6. Industri Perikanan7. Pariwisata
Pengembangan Kawasan :8. Kawasan Ekonomi Khusus Sorong Aimas (Arar)2. Kawasan Industri Petrokimia Teluk Bintuni
eÎ
eÎ
eÎ e
S E L A T D A M P I E R
SL. NUMANURAN
Tl. Sarere ketli
T E L U K B I N T U N I
T E L U K B E R A U
TELUK CENDERAWASIH
Tl. Se tassi
Tl. Kamrau
Tl. Se bakor
L A U T B A N D A
KOTA SORONG
KABUPATEN MAYBRAT
KABUPATEN SORONG SELATAN
KABUPATEN BINTUNI
KABUPATEN MANOKWARI
KABUPATEN RAJA AMPATKABUPATEN
SORONG
KABUPATEN TAMBRAUW
KABUPATEN TELUK WONDAMA
KABUPATENFAKFAK
KABUPATEN KAIMANA
#Y
#Y
#Y
L A U T A R A F U R A
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
AIMAS
SORONG
TEMINABUAN
AYAMARU
SAUSAPOR
MANOKWARI
%[
BINTUNI
FAKFAKFAKFAK
KAIMANA
RASIEI
Î
KABUPATEN NABIRE
KABUPATEN MIMIKA
0
0
250000
250000
500000
500000
97
50
00
0
97
50
00
0
- Cagar Alam / Suaka Margasatwa- (HL) Hutan Lindung - (HPT) Hutan Produksi Terbatas
- APL (Areal Penggunaan Lain)- HP (Hutan Produksi)- HPK (Hutan Produksi Konversi)
Kawasan Hutan :
Kawasan Non Hutan :
LEGENDA :
Batas Propinsi
Batas Kabupaten
Jalan Eksisting
Jalan Rencana
Ibukota Provinsi%[
Sungai
Î Pelabuhan
Bandar Udarae
#Y Ibukota Kabupaten
PETA KAWASAN HUTAN NON HUTANPROVINSI PAPUA BARAT
Fak Fak – Kaimana - Agropolitan/Peternakan Sapi (Bomberai) - Pertambangan/migas - Perikanan - Perkebunan (Pala)
KPI 2
KPI 3
KPI 4
KPI 5
KORIDOR PERHATIAN INVESTASI PROVINSI PAPUA BARAT
Manokwari -Bintuni -Industri Semen - Pertambangan (batubara) - Perkebunan
Wondama – Ransiki - Perikanan - Perkebunan - Wisata Bahari (TNL . Teluk Cenderawasih)
:
Manokwari – Sorong - Pertambangan/migas - Pertanian - Peternakan (Sapi :Kebar)
Sorong-Bintuni - KEK Arar - Pelabuhan utama (Sorong) - KE Teluk Bintuni - Pertambangan/Migas - Pengolahan Sagu alam (Bioethanol)
KPI 1
Kep. Raja Ampat- Pariwisata bahari - ( destinasi Nasional)- Pertambangan- Perikanan
KPI 6
ARAH PENGEMBANGAN TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP
1. Penyediaan ruang bagi pengembangan sektor-sektor ekonomi dominan maupun sektor lain yang dapat menunjang pengembangan sektor dominan pada lahan/Kawasan budidaya.
2. Pengembangan sektor sekunder dan tersier yang mempunyai kaitan dengan sektor primer di wilayah setempat untuk memperkuat perekonomian setiap bagian wilayah Provinsi Papua Barat, termasuk pengembangan pusat-pusat pelayanan di daerah pedalaman, perdesaan, dan perbatasan.
TATA RUANG
LINGKUNGAN HIDUP1. Rehabilitasi, perlindungan dan peningkatan kualitas lingkungan Dalam rangka antisipasi
perubahan iklim2. Maningkatkan fungsi pengendalian pengawasan dalam pemenfaatan Sumberdaya Alam
A
B
Arfai
AmbanPami
Bakaro
Isogo
Fak-Fak
Nusalasi
Tanggaromi
Coa
Werianggi
Idor
Yukase
Susumuk
Atori
Maibo
Dela
ARAH PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
2. Menyusun sistem pengelolaan infrastruktur dan pengelolaan lingkungan hidup
1. Mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi, energi, komunikasi, perumahan, air bersih, sanitasi, dan pengelolaan lingkungan yang menjangkau seluruh kampung dan dapat dinikmati seluruh masyarakat;
3. RUAS TAMBAHAN JALAN PROVINSI
NAMA RUAS PANJANG
BAKRO – AMBAN 9,20 KM
PAMI – ARFAI 31 KM
MAIBO – DELA 66 KM
YUKASE – KUMURKEK
28 KM
SUSUMUK – ATORI 96 KM
ATORI – ISOGO 63 KM
WERIANGGI – IDOR 12 KM
TANGGAROMI -COA 21,50 KM
FAK-FAK - NUSALASI
91 KM
Zoom Out
RENCANA JEMBATAN INARI
1
2+ 130 Km
+ 638 Km
PETA ARAHAN PENGEMBANGAN JARINGAN LISTRIK DAN TELEKOMUNIKASI PETA ARAHAN PENGEMBANGAN PENGAIRAN
PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN LAINNYA
Arahan pengembangan Kelistrikan ke depan adalah penggunaan sumberdaya energi lokal (LNG) untuk memenuhi kebutuhan listri k di seluruh Provinsi Papua Barat
3323/09/2013
Target Pencapaian Indikator Makro Pembangunan sampai dengan Tahun 2016
(Bidang Sosial)
Kondisi 2012
• Rata-Rata Lama Sekolah 8.45 tahun *)
• Angka Melek Huruf 93.74*)• Angka Harapan Hidup 69.14*)• Angka Kematian Bayi 74 per
1000 kelahiran
Target 2016
• Rata-Rata Lama Sekolah 9 tahun
• Angka Melek Huruf 95• Angka Harapan Hidup 71.50
tahun• Angka Kematian Bayi 27 per
1000 kelahiran
* Angka sangat sementara
3423/09/2013
Target Pencapaian Indikator Makro Pembangunan sampai dengan Tahun 2016
(Bidang Kependudukan)
Tahun 2010
• Rasio penduduk asli Papua dan Non Papua
Target pada Tahun 2016
• Penguatan Regulasi bagi peningkatan Kualita SDM OAP (Perlindungan, Keberpihakan dan Pemberdayaan OAP)
3510/04/2023
PEMERINTAH PROVINSI PAPUA BARAT
TERIMA KASIH