itp

2
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) TATA LAKSANA KASUS RSUDDr. SAYIDIMAN, KABUPATEN MAGETAN JAWA TIMUR 2013 – 2015 Immune Thrombocytopenic Purpura (ITP) 1. Pengertian (Definisi) Kelainan perdarahan (bleeding disorder), akibat destruksi prematur trombosit yang meningkat akibat autoantibodi yang mengikat antigen trombosit. 2. Anamnesis 1. Umumnya trombositopenia terjadi 1-3 minggu setelah infeksi virus, atau bisa juga terjadi setelah vaksinasi rubella, rubeola, varisela, atau setelah vaksinasi dengan virus hidup. 2. Diawali dengan --perdarahan kulit berupa petekie hingga lebam. Perdarahan ini biasanya dilaporkan terjadi mendadak. 3. Obat yang mengandung salisilat dapat meningkatkan risiko timbulnya perdarahan. 3. Pemeriksaan Fisik 1. Purpura pada kulit dan mukosa (hidung, -- gusi, saluran cerna dan traktus urogenital). 2. Pembesaran limpa terjadi pada 10-20 % kasus. 4. Kriteria Diagnosis 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan fisis 3. Pemeriksaan darah 4. Hitung jenis Trombosit 5. Apus darah tepi 5. Diagnosis Kerja Immune Thrombocytopenic Purpura (ITP) 6. Diagnosis Banding 1. Disseminated Intravascular Coagulation 2. Thrombocytopenic Purpura 7. Pemeriksaan Penunjang 1. Darah tepi 2. Masa perdarahan memanjang (Bleeding Time) 3. Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang: Tidak perlu bila gambaran klinis dan laboratoris klasik. 8. Terapi 1. Prednison, dosis 1-2 mg/kgBB/hari, dievaluasi --setelah pengobatan 1-2 minggu. Atau 2. Prednison 4 mg/kgBB/hari selama 4 hari. Bila tidak respons, pengobatan yang diberikan hanya suportif. 25

Upload: sarah-sabrina

Post on 11-Nov-2015

30 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

itp

TRANSCRIPT

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)TATA LAKSANA KASUSRSUDDr. SAYIDIMAN, KABUPATEN MAGETANJAWA TIMUR2013 2015

Immune Thrombocytopenic Purpura (ITP)

1. Pengertian (Definisi)Kelainan perdarahan (bleeding disorder), akibat destruksi prematur trombosit yang meningkat akibat autoantibodi yang mengikat antigen trombosit.

2. Anamnesis1. Umumnya trombositopenia terjadi 1-3 minggu setelah infeksi virus, atau bisa juga terjadi setelah vaksinasi rubella, rubeola, varisela, atau setelah vaksinasi dengan virus hidup.2. Diawali dengan --perdarahan kulit berupa petekie hingga lebam. Perdarahan ini biasanya dilaporkan terjadi mendadak.3. Obat yang mengandung salisilat dapat meningkatkan risiko timbulnya perdarahan.

3. Pemeriksaan Fisik1. Purpura pada kulit dan mukosa (hidung, --gusi, saluran cerna dan traktus urogenital).2. Pembesaran limpa terjadi pada 10-20 % kasus.

4. Kriteria Diagnosis1. Anamnesis 2. Pemeriksaan fisis 3. Pemeriksaan darah 4. Hitung jenis Trombosit 5. Apus darah tepi

5. Diagnosis KerjaImmune Thrombocytopenic Purpura (ITP)

6. Diagnosis Banding1. Disseminated Intravascular Coagulation2. Thrombocytopenic Purpura

7. Pemeriksaan Penunjang1. Darah tepi 2. Masa perdarahan memanjang (Bleeding Time)3. Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang: Tidak perlu bila gambaran klinis dan laboratoris klasik.

8. Terapi1. Prednison, dosis 1-2 mg/kgBB/hari, dievaluasi --setelah pengobatan 1-2 minggu. Atau2. Prednison 4 mg/kgBB/hari selama 4 hari. Bila tidak respons, pengobatan yang diberikan hanya suportif.3. Pemberian suspensi trombosit.

9. Edukasi(Hospital Health Promotion)1. Menghindari obat anti agregasi (seperti salisilat dan lain sebagainya) dan olah raga yang traumatis (kepala).2. Perlu dilakukan rawat inap bila: Jumlah hitung trombosit