its-research-11530-130805278-chapter1
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 ITS-Research-11530-130805278-Chapter1
1/4
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Etanol merupakan salah satu sumber energi alternatif. Kelebihan etanol sebagai
sumber energi adalah sifatnya yang dapat diperbarukan, juga dapat mengurangi emisi
akibat karbon monoksida [Bailey, (1996)]. Etanol sebagai bahan bakar sampai saat ini,
mensyaratkan konsentrasi yang tinggi yaitu etanol absolut. Untuk memperoleh etanol
absolut harus melalui tahap proses fermentasi etanol, proses pemisahan etanol 95% dan
proses pemurnian etanol absolut /etanol grade bahan bakar. Hal ini dikarenakan sifat
etanol dan air yang azeotrop yaitu pada tekanan 1 atm, temperatur 78oC, diperoleh titik
azeotrop 95% [Kosaric, dkk. (1993)], [Seader dan Kurtyka, (1984)]. Proses pemisahan di
dalam industri etanol membutuhkan energi paling besar sekitar 50-80% [Ladisch dan
Tsao, (1982)]. Salah usaha untuk penghematan energi, diantaranya dengan cara
memanfaatkan etanol tanpa melalui proses pemisahan. Penelitian telah dilakukan oleh
Whitcraft,`dkk, 1983 dengan cara membuat bahan bakar bensin/gasoline dari etanol hasil
fermentasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa proses ini memberikan keuntungan
secara ekonomi lebih baik dibandingkan dengan penggunaan etanol sebagai bahan bakar
secara langsung.
Eter merupakan senyawa yang dapat di manfaatkan untuk meningkatkan bilangan
oktan dalam bahan bakar bensin. Senyawa eter yang berfungsi untuk meningkatkan
bilangan oktan adalah Methyl Tertiary Butil Eter (MTBE) dan Ethyl Tertiary Butil Eter.
Senyawa tersebut biasanya disintesa dari senyawa isobutylene dan alkohol (metanol atau
alkohol) dan dengan proses etherifikasi. Teknologi yang sekarang dikembangkan adalah
reaktif distilasi. Senyawa DiEtil Eter (DEE) adalah senyawa eter yang lain yang banyak
manfaatnya seperti sebagai solvent dan anestesi, yang akhir-akhir ini sudah mulai
dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Bangsa Indonesia juga mencanangkan bahwa
senyawa DiEtil Eter sebagai salah satu bahan bakar altenatif.
Senyawa DiEtil Eter umumnya dibuat dengan proses hidrasi senyawa etanol
(proses Barbet). Pada proses ini menggunakan katalis asam sulfat (homogen).
Kelemahan dari proses ini adalah jenis katalis yang homogen akan membutuhkan proses
tambahan (energi tambahan) untuk memisahkannya dan katalis ini bersifat asam
sehingga akan rusak/korosif. Dengan demikian diperlukan suatu penelitian untukmengatasi kelemahan ini, salah satu usaha adalah mengembangkan katalis heterogen.
-
8/13/2019 ITS-Research-11530-130805278-Chapter1
2/4
2
Pada penelitian ini akan dikaji penggunaan zeolit alam sebagai salah satu katalis dalam
proses eterifikasi (pembuatan DiEtil Eter).
Etanol dapat digunakan sebagai bahan baku pada pembuatan senyawa
asetaldehid, butadiena, dietil eter, etil asetat, asam asetat, dan sebagainya [Anonim,
(1992)]. Umumnya sebagai bahan baku harus melalui proses pemurnian sehingga
diperoleh etanol teknis atau etanol absolut. Pembuatan DiEtil Eter dengan katalis
heterogen pertama kali adalah dengan katalis alumina. Kinetika reaksi telah dipelajari
oleh (Butt, dkk 1962) serta (de Boer, dkk, 1967). Pengaruh sifat asam /basa dalam katalis
alumina dalam proses dehidrasi ethanol pada kondisi tunak atau dinamik telah dipelajari
oleh Golay, dkk 1999. Haber, dkk 2002 telah melakukan penelitian proses dehidrasi
ethanol dengan katalis garam kalium dan perak dari asam tungstophosphoric (HPW) yaitu
KxH3xPW12O40dan AgxH3
xPW12O40. Zeolit atau Katalis modernite juga telah digunakan
sebagai katalis oleh (Takahara, dkk, 2005). Zaki, 2005 mempelajari pengaruh logam
transisi dari Fe2O3dan Mn2O3dalam proses dehidrasi ethanol secara katalitik. Penelitian
yang lain dilakukan oleh Varisli, dkk 2007 tentang proses produksi etilen dan Di Etil Eter
dari etanol dengan proses dehidrasi dan katalis heteropolyacid yang terdiri dari
tungstophosphoriacid (TPA), silicotungsticacid (STA) dan molybdophosphoricacid (MPA).
Pada penelitian ini digunakan bahan baku etanol hasil fermentasi (konsentrasi
etanol tidak 95 %), dan katalis yang digunakan adalah katalis heterogen. Pertimbangan
yang digunakan untuk mengatasi penggunaan energi yang mahal pada pemurnian etanol
hasil fermentasi (Widayat, 2004) dan mengatasi penggunaan bahan yang tahan korosif.
Hasil yang diharapkan adalah suatu paket teknologi berbentuk sistem pembuatan dietil
eter dengan bahan baku etanol hasil fermentasi dengan proses reaktif distilasi dan katalis
zeolit. Pada penelitian ini juga dikembangkan katalis heterogen yang berbasis zeolit alam.
Hal ini dengan pertimbangan bahwa Indonesia memiliki bahan tambang zeolit seperti di
Lampung, Gunung Kidul (Wonosari), Malang dan masih banyak daerah penghasil zeolit
alam. Zeolit akan ditreatment sehingga memiliki kemampuan sebagai katalis untuk proses
hidrasi etanol.
1.2. Perumusan dan Pembatasan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil beberapa poin seperti potensi zeolit alam
yang cukup besar, proses pemurnian etanol hasil fermentasi membutuhkan biaya yang
cukup besar, dan etanol dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan DiEtil
Eter. Demikian juga berdasarkan hasil penelitian pada tahun pertama, sehingga
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut;
-
8/13/2019 ITS-Research-11530-130805278-Chapter1
3/4
3
1. Bagaimana pengaruh jenis bahan kimia yang digunakan dan temperatur operasi
terhadap kinerja katalis?
2. Bagaimana pengaruh waktu perendaman dan ukuran katalis terhadap kinerja katalis?
3. Apakah proses pembuatan Di Etil Eter dengan katalis heterogen zeolit dari zeolit alam
Kab Gunung Kidul dapat berlangsung?
4. Bagaimana pengaruh jenis katalis terhadap proses dehidrasi etanol?
5. Bagaimana pengaruh temperatur awal operasi, laju alir nitrogen dan jenis katalis
terhadap proses dehidrasi etanol?
6. Bagaimana kinetika reaksi proses dehidrasi ethanol dengan katalis zeolit berbasis
zeolit alam?
Pada penelitian ini langsungkan pada skala labratorium dan uji katalitik
dilangsungkan pada reaktor differensial berbentuk unggun tetap. Uji karakteristik dibatasi
pada luas permukaan, volume pori dan analisa XRD serta analisa SiO2dan Al2O3saja.
Proses katalitik diamati nilai konversinya dan yield DEE. Selanjutnya katalis yang terbaik
digunakan untuk proses dehidrasi etanol.
1.3. Tujuan Penelitian
Pada tahun kedua, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kemampuan atau
kinerja produk katalis zeolit untuk proses dehidrasi etanol menjadi DiEtil Eter. Penelitian
ini secara khusus bertujuan;
1. Mempelajari variabel proses meliputi waktu perendaman, ukuran zeolit alam,
konsentrasi asam klorida, jenis pelarut dan perbandingan berat zeolit alam dengan
volume pelarut asam klorida terhadap karakteristik katalis yang meliputi kandungan
logam, luas permukaan, diameter pori dan perbandingan Si/Al
2. Membuat reaktor yang digunakan untuk uji katalitik dalam proses dehidrasi etanol
menjadi DiEtil Eter
3. Mempelajari kinerja produk katalis
4. mempelajari temperatur dan tekanan tehadap produk DiEtil Eter dengan bahan baku
etanol teknis
5. mempelajari kinetika reaksi proses pembuatan DiEtil Eter dengankatalis heterogen
1.4. Relevansi
Penelitian ini mempunyai relevansi dalam pengembangan teknologi katalis
khususnya katalis jenis zeolit dan teknologi proses produksi. Pada bidang ilmu akan
menunjang mata kuliah kinetika reaksi dan katalisis atau teknik reaksi kimia (TRK). Selain
itu juga dapat menunjang pada pengembangan teknologi material yaitu mengubah bahan
-
8/13/2019 ITS-Research-11530-130805278-Chapter1
4/4
4
alam (zeolit alam) menajdi produk dengan nilai yang tinggi yaitu katalis (H-zeolit). Secara
umum penelitian dapat memberikan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, khususnya tentang teknologi katalisis. Pembuatan katalis dengan berbahan
baku zeolit alam umumnya belum berhasil dalam memenuhi spesifikasi luas permukaan,
dimana luas permukaan masih rendah. Penelitian ini tentang pembuatan katalis berbasis
silika alumina dengan bahan baku zeolit alam. Karakteristik katalis ditekankan pada luas
permukaan dan uji katalitik. Katalis diharapkan dapat digunakan untuk proses dehidrasi
alkohol /etanol menjadi DiEtil Eter. Hasil penelitian, nantinya dapat menyelesaikan
terhadap masalah penggunaan energi yang besar pada proses pemisahan etanol hasil
fermentasi, yaitu dengan digunakan etanol hasil fermentasi sebagai bahan baku
pembuatan DiEtil Eter secara langsung tanpa melalui proses pemisahan dan pemurnian
hingga 95%. Selain itu juga memberikan manfaat dalam pengunaan zeolit alam lebih
bernilai ekonomis. Katalis import dapat digantikan dengan katalis produk dalam negeri.
1.5. Target Luaran
Hasil yang ditargetkan pada tahun kedua dari penelitian ini adalah:
1. Kondisi operasi atau pengaruh kondisi operasi terhadap pembuatan katalis heterogen
berbasis zeolit alam
2. Katalis heterogen berbasis zeolit yang dapat digunakan untuk pembuatan Di Etil Eter
3. Paket teknologi untuk proses pembuatan katalis heterogen berbasis zeolit
4. Karakteristik katalis zeolit yang meliputi perbandingan Si/Al, luas permukaan, diameter
pori, dan volume pori
5. Uji katalitik produk katalis untuk proses dehidrasi etanol menjadi DiEtil Eter
6. 1 buah Laporan akhir yang berisi hasil penelitian dan eksekutif summary
7. 1 buah tesis Magister Teknik Kimia
8. 2 buah artikel yang dipublikasikan pada forum di seminar nasional
9. 1 buah artikel yang dipublikasikan di forum Seminar internasional dan 1 buah jurnal
nasional terakreditasi /internasional