its undergraduate 10848 2599109030 conclusion
DESCRIPTION
kakkakaTRANSCRIPT
-
BABVI
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bah ini akan diberikan suatu kesimpulan dalam pelaksanaan penelitian Tugas Akhir ini dan saran-saran yang dapat diberikan untuk melakukan perbaikan dalam sisten kegiatan perawatan pencegahan yang sudah ada pada perusahaan.
6.1 Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sistem operasi yang ada dalam PT. Betts Indonesia ini adalah dimana proses pertama yang dilakukan adalah membuat desain cetakan atau desain gambar sesuai dengan
permintaan daripada konsumen oleh mesin arpeco. Setelah itu proses pembuatan cap dan
shoulder dapat dilakukan secara bersamaan dengan proses printing tersebut dengan
mesin nissei. Proses terakhir yang harus dilaksanakan adalah melakukan assembly atau perakitan terhadap kedua komponen tersebut yaitu kertas yang telah dicetak atau diprint
dengan cap dan shouldemya dengan mesin aisa. 2. Mesin kritis yang dipilih adalah mesin arpeco karena te1ah memenuhi beberapa kriteria
dalam menentukan mesin kritis. Dimana mesin arpeco ini berfungsi untuk membuat desain cetakan atau desain gambar sesuai dengan permintaan daripada konsumen.
Dimana cetakan dari tiap-tiap produk tubes adalah berbeda-beda sesuai dengan yang
diinginkan oleh konsumen. Setelah itu proses printing dilakukan oleh mesin Arpeco, sedangkan proses perwarnaan dilakukan sebanyak lima kali. Sehingga proses printing
yang dihasilkan menjadi lebih baik. 3. Berdasarkan analisa FMEA (Failure Mode & Effect Analysis) yang kemudian
diklasifIkasikan pada sistem kualitatif dengan decision diagram untuk setiap bentuk kerusakan atau kegagalan fungsional. Pada tabel decision worksheet yang dapat dilihat
dalam tabel 4.2, dapat diketahui bahwa jenis kegiatan perawatan yang dihasilkan dalam tabel decision worksheet ini sebagian besar adalah scheduled on-condition task. Pada sub system unwind, jenis kegiatan perawatan yang dihasilkan adalah scheduled restorstion task, sedangkan infeed dari ketiga kegagalan atau failure yang ada keseluruhan jenis kegiatan perawatannya adalah scheduled on-condition task. Demikian pu1a dengan sub system print station ada 2 jenis kegiatan perawatan yang dihasilkan yaitu scheduled on-
67
-
condition task dan scheduled restoration task, dan juga pada sub system rewind dan outfeed dihasilkan jenis kegiatan perawatan yaitu scheduled restoration task.
4. Berdasarkan analisa interval perawatan yang telah dilakukan pada bah sebelumnya,
maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa interval perawatan yang optimal untuk
setiap komponen dalam sub system yang ada dalam mesin Arpeco adalah suatu waktu
interval yang optimal dengan minimasi biaya. Dimana hasil daripada interval perawatan
dari setiap komponen dengan biaya perawatannya yang semakin minim, maka keandalan
dari suatu komponen akan meningkat. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.2, bahwa tiap-
tiap komponen dari mesin Arpeco memi1iki interval kegiatan perawatan dengan tingkat
minimasi biaya yang lebih baik.
5. Bahwa PT. Betts Indonesia barns melakukan perencanaan dan pengendalian persediaan
sesuai dengan perhitungan yang telah dilakukan. Perhitungan persediaan ini dilakukan
untuk satu periode ke depan yaitu satu periode disini adalah satu tahun. Sedangkan hasil
daripada perhitungan persediaan yang optimal sesuai dengan metode EOQ (Economic Order Quantity) dan jumlah reorder pointnya untuk masing-masing komponen dapat dilihat dalam tabel 5.3 dan tabel 5.4. Dalam tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa hams diadakan persediaan spare parts untuk tiap-tiap komponen daripada mesin Arpeco,
walaupun dalam satu tahun tersebut tidak melakukan penggantian komponen.
6. Karena waktu kegiatan perawatan yang telah dilakukan oleh PT. Betts ini tidak lebih dari 8 jam, maka jumlah karyawan yang ideal untuk melakukan kegiatan perawatan tersebut adalah sekitar 1 - 2 orang. Dimana jumlah karyawan sebanyak 1 - 2 orang ini telah dapat memenuhi seluruh kegiatan perawatan pencegahan yang telah direncanakan oleh
PT. Betts itu sendiri.
6.2 Saran Pada akhir penelitian ini, kiranya perIu disampaikan beberapa saran kepada Divisi
perawatan dalam PT. Betts Indonesia, agar penelitian ini dapat lebih bennanfaat dan dapat
lebih dikembangkan lagi di masa yang akan datang, sebagai berikut :
1. Pencatatan daripada waktu antar kerusakan dan data waktu lama perbaikan dalam setiap
kerusakan yang terjadi dalam mesin yang ada dalam job shop khususnya mesin Arpeco, dapat dilakukan lebih intensif lagi.
2. Agar dapat diperoleh manfaat yang optimal dari perawatan preventif bagi PT. Betts
Indonesia, maka perlu diterapkannya kegiatan perawatan sesuai dengan hasil interval
perawatan yang telah diperoleh pada perhitungan sebelumnya
68