its undergraduate 13320 paper

5

Click here to load reader

Upload: hanifan-al-ghifari-w

Post on 06-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Paper Tentang Apa yah?... Monggo dibaca saja dari ITS loh. Mantap (Y)

TRANSCRIPT

  • Prosiding Kimia FMIPA

    * Corresponding author Phone : +6285649268566

    e-mail: [email protected] 1 Alamat sekarang : Jurusan Kimia, Fakultas MIPA,

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

    e-mail: [email protected] [email protected]

    SK SK-091304

    Pemanfaatan Motor DC dari Mesin Fotokopi Bekas untuk Pembuatan Spin Coater

    sebagai Pelapisan Silika GF pada Slide Mikroskop sebagai Media KLTP

    Syafi Munawir Almaki*, Fredy Kurniawan1

    Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    Abstrak

    Telah dilakukan pembuatan spin coater dengan menggabungkan motor DC bekas bagian dari mesin fotokopi dan

    mikrokontroler ATMEGA 16 yang diprogram dengan bahasa Assembly. Hasil pembuatan spincoater kemudian diuji dengan

    okto coupler untuk mengetahui kecepatan yang dihasilkan. Hasil pembuatan menunjukan naiknya tegangan dapat meningkatkan kecepatan spin coater. Kemudian spin coater ini digunakan untuk melapiskan silika GF pada slide kaca

    mikroskop untuk selanjutnya digunakan sebagai plat KLTP. Pembuatan plat KLTP metode spin coater ini dilakukan pada

    kecepatan 137, 250, 368, 567, 753, 854, 935, 1130 rpm. Hasil pelapisan kemudian diukur ketebalannya dengan mikroskop

    optik, Hasil pengukuran menujukkan bahwa ketebalan film tipis silika GF semakin berkurang dengan bertambahnya kecepatan. Kecepatan terendah menghasilkan 0,02 mm dan pada kecepatan tertinggi menghasilkan 0,001 mm. Pada uji

    pemisahan senyawa, KLTP metode spin coater dibandingkan dengan metode pencelupan dan KLTP komersial. Pada uji ini,

    pemisahan menunjukkan perbedaan hasil pemisahan yang tidak signifikan.

    Kata Kunci : Pati, Bacillus stearothermophilus, -Amilase Termostabil, Termofilik

    Abstract Spin coater fabrication have been done from recycled DC motor from copy machine combined with Atmega16 .

    DC motor is controled by computer using Assembler language. The speed of the motor is monitored using octo coupler. This

    spin coater then used for deposition of silica onto microscope slide glass. Then the modified silica slide is used for thin layer chromatography (TLC). The speed at deposition was varied ( 137, 250, 368, 567,753,854, 935,1130 rpm).The

    influence of thickness of silica is obseved using microscope optic. The lowest speed 137 rpm yield 0,02 mm and the fastest

    speed at 1130 yield 0,001mm. The plates then are used for separation of ballpoint ink. The performance of the plate which

    made by spincoater is compared to the plate which is made by immersed methode and the commersial plates. The result showed that the thickness of silika decreased along with of theincreasing velocity. The result showed no significant different

    in separation..

    Keywords : Starch; Bacillus stearothermophilus; Thermostable -Amylase; Thermophilic

    1. Pendahuluan Semakin pesatnya teknologi material menyebakan ikut

    berkembangnya jenis dan aplikasi metode coating. Pelapisan atau coating merupakan salah satu metode

    untuk mendapatkan bentuk dan sifat baru dari suatu

    material. Hingga saat ini ada beberapa teknologi yang

    cukup famliar dikembangkan dibidang industri. Beberapa diantaranya antara lain: chemical vapor deposition

    (CVD), physical vapor deposition (PVD), electroplating,

    spraying, dan spin coating ( Leyens, 1998). Setiap jenis

    coating ini memilki sifat hasil pelapisan yang berbeda sesuai dengan prinsip dasar pelapisannya. Hal ini yang

    menyebabkan penggunaan metode coating dalam

    aplikasi industri dan riset berbeda beda.

    Pada proses CVD, wafer (substrat) diletakkan

    di depan pada satu atau lebih prekursor yang bereaksi

    pada permukaan substrat untuk menghasilkan deposit yang diinginkan, kemudian dikeluarkan oleh aliran gas

    melalui reaksi ruangan. Keuntungan metode ini adalah

    menghasilkan lapisan dengan kemurnian yang tinggi,

    Kelemahan metode ini membutuhkan instrumen besar sehingga harganya relatif mahal (Pierson, 1966).

    Electroplating memiliki cara kerja mirip

    dengan elektrolisa, yaitu pelapis bertindak sebagai anoda

    sedangkan material dasarnya sebagai katoda. Cara terakhir ini yang disertai dengan perlakuan awal terhadap

    benda kerja yang baik mempunyai berbagai keuntungan

    dibandingkan dengan cara-cara yang lain. Kelemahan

    Electroplating antara lain material pelapisan yang terbatas pada gaya Faraday, dan hanya dapat berlaku

    pada senyawa tertentu, dan permukaan yang menjadi

    objek harus bersih dari pengotor apapun, sehingga membutuhkan proses yang biayanya cukup mahal.

    PVD digunakan untuk meningkatkan

    kekerasan dan daya tahan terhadap keausan, mengurangi

    efek gesekan, dan meningkatkan daya tahan terhadap oksidasi. Mekanismenya target material ditembaki

    dengan energi agar atom- atomny lepas kemudian ditransferkan dan didepositkan pada material yang ingin

    Prosiding Skripsi Semester Genap 2010/2011

  • Prosiding Kimia FMIPA

    di lapiskan. Namun, PVD juga memiliki kelemahan yaitu

    beberapa proses memerlukan tekanan dan temperatur yang tinggi, proses pada suhu yang tinggi memerlukan

    sistem pendinginan yang mahal, dan biasanya kecepatan

    deposisi cukup lambat (Azo, 2010). Spin coating merupakan sebuah metode yang umum dan sederhana

    untuk pelapisan material polimer pada wafer silikon.

    Setelah larutan pelapis diteteskan pada wafer, sudut dari pelapisan ditentukan dengan gaya sentrifugal yang

    dikendalikan dari larutan menyebar pada wafer, dan pada

    kecepatan tinggi ( 2000- 4000 rpm ) lapisan tipis

    terbentuk (Hak-jukim, 2002). Metode ini memilki keunggulan yaitu dapat mencapai ketebalan yang sangat

    kecil.

    Spin coater merupakan salah satu alat pelapis

    atau coater yang didasarkan pada gaya sentrifugal desposit pada substrat. Secara umum ketebalan

    ditentukan kecepatan putaran dan kekentalan deposit.

    Alat ini terdiri dari motor dan beberapa rangkain

    elektronik yang digunakn untuk mengendalikan kecepatan putaran. Motor DC adalah motor yang dapat

    digunakan untuk membuat spin coater. Pembuaatnnya

    dapat dilakukan dengan mengubah tegangan melalui PC.

    Pengubahan tegangan ini dilakukan dengan bantuan mikrokontroler. Pada penelitian ini dibuat spincoter yang komponennya terdiri dari motor DC bekas mesin

    fotokopi dan mikrokontroler.

    Spin coater ini kemudian diaplikasikan untuk pembuatan plat kromatografi lapis tipis preparatif

    (KLTP). Spin coater yang akan dibuat sendiri ini

    berukuran kecil atau biasa disebut sebagai instrumen kit

    dan dapat dapat menghasilkan ketebalan lapisan tipis yang relatif konsisten. Kedua hal yang tersebut dapat

    dijadikan solusi untuk mengatasi ketidakmampuan

    metode pencelupan (immersed methode) dalam

    pengendalian ketebalan plat KLTP.

    2 Prosedur Kerja

    2.2.1 Pembuatan Spin coater

    Mikrokontroler dirangkai dengan motor DC dan driver motor dan okto coupler yang memiliki

    potensial 24 Volt. Rangkaian alat tersebut dihubungkan

    dengan komputer yang telah terinstalasi program bahasa

    Assembly.

    2.2.2 Pembuatan Bubur Silika

    Bubuk silika GF sebanyak 22 gram dilarutkan

    dalam pelarut campuran metanol dan air yang telah diaktivasi. Perbandingan pelarut metanol dan air adalah

    3:1. Metanol dan air masing-masing didinginkan pada

    suhu 10oC selama 12 jam, sedangkan bubuk silika GF

    dipanaskan dalam oven pada suhu 110oC selama 1 jam (Panji, 2008).

    2.2.3 Pembuatan Plat KLTP dengan spin coater

    Bubur silika dituangkan pada slide kaca yang telah ditempatkan di atas spin coater. Slide kaca diputar

    dengan kecepatan yang bervariasi antara 137, 250, 368,

    567, 753, 854, 935, 1130, dan 1350 rpm.

    3.2.4. Pembuatan KLTP dengan Metode Pencelupan

    (Immersed Methode)

    Slide kaca dimasukkan dalam bubur silika

    dengan posisi miring selama 1 menit. Kelebihan silika dibiarkan menetes. Slide kaca kemudian ditiriskan sampai kering

    2.2.5 Analisa Plat KLTP menggunakan Mikroskop

    Optik Plat KLT hasil pelapisan menggunakan spin

    coater dan metode celup diamati dengan mikroskop optik

    OLYMPUS BX-60 dengan perbesaran 50 kali.

    2.2.6 Pengujian secara Kimia Hasil Pelapisan Spin Coater dengan Metode Pencelupan

    Plat KLTP hasil pelapisan dengan alat spin coater

    dan metode pencelupan di uji kemampuan pemisahannya. Sebelum diuji , diaktivasi terlebih dahulu

    dengan dipanaskan pada suhu 110o selama 1 jam.

    Kemudian dengan ditotolkan senyawa tinta lalu dielusi

    menggunakan eluen aseton dan metanol dengan perbandingan 2:2.

    2.3. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat

    spin coater. Spin coater diaplikasikan untuk membuat

    lapisan silika pada slide kaca. Selanjutnya slide kaca

    yang telah terlapisis silika digunakan sebagai plat KLTP. Karakterisasi hasil pelapisan dengan alat spin coater

    diamati menggunakan mikroskop optik. Penelitian ini

    dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah

    pembuatan alat spin coater yang meliputi pembuatan rangkaian mikrokontroler dan pembuatan software untuk

    pengendali kecepatan putaran. Tahap kedua yaitu

    pembuatan bubur silika, yang diawali dengan

    mengaktivasi silika metanol dan air. Tahap ketiga yaitu karakterisasi hasil pelapisan bubur silika secara

    mikroskopik.

    2.3.1Pembuatan Alat spin coater Spin coater dibuat dengan cara menyusun

    beberapa rangkaian komponen IC menjadi lima bagian

    pembangun mikrokontroler yaitu power suply,

    mikrokontroler, dan motor driver dan motor DC, dan software.berikut diagram blok spin coater.

    2.3.1 Pembuatan Mikrokontroler

    Mikrokontroler merupakan pengendali utama

    dalam spin coater. Fungsi yaitu untuk mengendalikan kecepatan motor DC. Pengendalian utama yang

    digunakan adalah rangkaian minimum sistem

    mikrokontroler ATMEGA 16. Pada rangkaian minimum

    sistem mikrokontoller tersebut berfungsi untuk membatasi tegangan yang diterima oleh motor DC untuk

    memutar rotor.

    2.3.2. Rangkaian Power Suply Desain alat ini secara keseluruhan

    membutuhkan satu power suply. Hal ini ditujukan untk

    memudahkan dalam hal pemindahan hardware ke dalam

    suatu tempat tertentu atau yang sering disebut dengan istilah hand held. Adapun rangkaian untuk power supply tersusun atas trafo 1 A, jembatan, rectifier,

    regulator 7808, transistor power PN3055 sebagai penguat

    arus, dan resistor power 12 ohm 5watt. Besarnya resistor tersebut dapat dicari dengan mengukur besarnya arsu

    beban yang dibutuhkan yaitu sekitar 1A, sesuai dengan

  • Prosiding Kimia FMIPA

    persamaan tegangan pada transistor Vce=Vcc.R1,

    besarnyaVce maksimum yang besarnya resistansi dapat diperoleh R1 = (Vcc-Vce)/Ic = (12-1,5)/1=10,5 ohm.

    Untuk menjamin ketahanan dari transistor maka besarnya

    R harus dipilih lebih besar dari 10,5 ohm atau sekitar

    12ohm. Rangkaian power supply adalah sebagi berikut :

    Gambar 4.3 Skematik Power Suply untuk Spin Coater

    2.3.3 Pembuatan driver motor

    Pada rangkain driver motor ini digunakan untuk mengatur arah putaran motor DC agar

    teratur. Dalam aplikasi ini putaran motor diatur oleh

    perintah dari rangkaian mikrokontroler, sehingga

    rangkaian driver digunakan untuk menjalankan perintah tersebut yang kemudian keluarannya dapat memutar

    motor sesuai perintah.

    Perintah dari mikrokontroler diterima

    oleh driver sebagai inputan 5 volt, sedangkan motor membutuhkan 24 volt untuk berputar. Oleh sebab itu

    rangkaian driver dibuat untuk meneruskan tegangan 24

    volt dari Vcc+ ke keluaran jika mendapat input 5 volt.

    Gambar 4.4 Hasil Desain Alat spin coater

    2.3.4 Pembuatan Perangkat lunak

    Spin coater yang telah dirangkai difungsikan

    dengan perangkat lunak menggunakan bahasa Assembly.

    Perangkat lunak ini digunakan untuk mengendalikan putaran motor DC. Mekanismenya,bahasa Assembly akan

    memberikan bahasa mnemonic yang akan memberikan

    bahasa mesin pada mikrokontroler. Mikrokontroler akan

    menterjmahkan bahasa ini ke dalam bentuk kode yang

    pada akhirnya akan memberikan sebuah perintah untuk

    melakukan perubahan tegangan sesuai yang input dari

    PC. berikut adalah Hasil pembuatan perangkat lunak

    ditampilkan ditampilkan pada Gambar 4.5.

    Gambar 4.5. Contoh Program Assembly

    Pemrograman yang digunakan dalam pengisian

    chip ATMEGA 16 merupakan progam Code Vision. Proses pengompilernya selesai dengan menghasilkan file

    yang berakhiran .HEX dan .LIST. Jika tidak ada

    kesalahan pada listing progam maka selanjutnya lakukan

    pengisian (download progam) ke IC mikrokontroller ATMEGA16. Pada proses pengisian progam

    menggunakan ATMEL dan DB9 untuk menghubungkan

    ke progam Assembly dengan bentuk database yang dapat

    mengecek data keypad dan beberapa nilai digital dari penggunaan kode.

    2.3.5 Motor DC

    Motor DC yang digunakan adalah motor DC bekas, yaitu diambil dari mesin fotokopi yang telah rusak

    atau tidak terpakai. Alasan pemilihan jenis motor

    berjenis motor DC dibandingkan motor servo ataupun

    motor stepper adalah banyaknya limbah atau barang elektronik rusak yang substansinya mengandung motor

    DC lalu adanya kemampuan motor DC dikendalikan

    dengan hanya mengatur input secara insitu. Hal ini membuat Pengendalian motor DC ini dapat dilakukan

    dengan mengatur voltase yang diberikan pada motor DC.

    Pengaturan voltase dilakukan oleh mikrokontoler dengan

    memberikan kode operasi yang diterjemahan sebagai bahasa mesin oleh driver motor. Bahasa mesin yang di

    masukan dalam driver kemudian diubah oleh driver

    menjadi impuls tegangan.

    Hasil pengendalian putaran motor DC kemudian di ukur dengan okto coupler untuk memeriksa

    apakah kode assembly yang diinputkan ke

    mikrokontroler sudah menghasilkan kecepatan yang

    sesuai. Hasil pengkalibrasian kecepatan dimunculkan oleh Gambar 4.6.kering putih tulang. Kambourova et al.,

    (1995) melaporkan bahwa B. stearothermophilus

    menghasilkan sel kering sebanyak 0,9 g dalam 1 L media

    (media cair + pati), sehingga hasil yang didapat setara dengan yang pernah dilakukan oleh Kambourova et al.,

    (1995).

    2.3.6 Analisa Plat KLTP menggunakan Mikroskop Optik

    Analisa ketebalan dilakukan dengan

    menggunakan mikroskop optik untuk mengukur

    ketebalan lapisan silika pada plat kaca. Kemudian

    dilakukan variasi kecepatan pada kekentalan yang sama. Kecepatan yang digunakan adalah 137, 250, 368, 567,

    753, 854, 935, 1130, 1350 rpm. Hasil pelapisan

    ditunjukkan pada tabel 4.5

  • Prosiding Kimia FMIPA

    Tabel 4.1 Hasil Ketebalan Plat KLT

    (a) (b) (c) (d) Gambar 4.16 Hasil Pengujian Plat KLTP dengan

    Ketebalan masing - masing (a)20m(b) 17m(c) 15 m

    (d)13 m . Eluen yang digunakan Aseton danMetanol

    dengan Perbandingan 2:2

    Pada gambar 4.16 tampak bahwa senyawa

    terpisah setelah dielusi menggunakan campuaran metanol

    dsn aseton dengan perbandingan 2 : 2. Pemilihan perbandingan ini didasarkan pada ketebalan plat KLTP.

    Plat KLTP pada kecepatan 1 dan 2 berkisar anatara 0,02

    dan 0,017 mm, jadi dikhawatirkan eluen tidak bisa

    memsisahkan secara sempurna akibat tidak cukup jumlahnya untuk naik ke permukaan atau ujung sisi atas

    KLTP.Sehinggs perbandingan ini dianggap paling sesuai

    untuk digunakn sebagai eluen. Pada gamabar 4.16(a) plat

    KLTP pada ketebalan 0,02 menunjukkan pemisahan yangh kurang bagus, hal ini dapat dilihat dari hasil

    pemisahan senyawa, pada plat dengan ketebalan ini jarak

    antara senyawa merah dan kuning cukup dekat sehingga

    misalkan pada penelitian membutuhkan pengambilan fraksi yang berwarna kuning, maka akan menemui

    kesulitan dalam pengambilan fraksi tersbut karena takut

    masih tercampur dengan fraksi dibawahnya. Pada

    gambar 4.16(b) Tampak bahwa hasil pemisahan tinta sudah cukup bagus. Hal ini ditandai dengan jarak

    pemisahan warna ungu dan kuning sangat jauh,

    sedangkan pada 4.16(c) pemisahan senyawa tinta

    menunjukkan hasil yang bagus. Hal ini ditandai dengan adanya warna merah pada bagian tengah senyawa,

    sehingga pada ketebalan ini dapat digolongakn ketebalan

    yang efektif karena dapat memunculkan fraksi lain dalam pemisahan.

    (e) (f) (g) (h)

    Gambar 4.17 Hasil Pengujian Plat KLTP dengan Ketebalan masing - masing (e)10m(f) 5m(c) g m (h)1 m . Eluen yang digunakan Aseton dan Metanol dengan Perbandingan 2:2

    No Kecepat

    an

    Ketebalan

    Homogen

    itas

    permukaa

    n

    Keronto

    kan

    1 137 0,02 - v

    2 250 0,017 - v

    3 368 0,015 - v

    4 567 0,013 V v

    5 753 0,01 V -

    6 854 0,005 V -

    7 935 0,003 V -

    8 1130 0,001 V -

  • Prosiding Kimia FMIPA

    Pada gambar 4.16( d) juga menunjukkan hasil

    yang bagus, hampir sama dengan gambar sebelumya yaitu adanya warna merah pada bagian KLTP, namun

    lebih tampak pudar. Hal ini disebabkan ketebalan pada

    plat lebih tipis dibandingkan gambar sebelumnya.Untuk

    gambar 4.17 (e) hasil pemisahan tinta cukup bagus, Hal ini dapat dilihat dari jarak pemisahn yang cukup jauh,

    begitu juga dengan gambar 4.17 (f) jarak antara warna

    ungu dan kuning cukup jauh, namun pada gamnbar

    4.17(g) plat KLTP pada ketebalan ini menunjukkan hasil yang bagus, hal ini ditandai terdapatnya tipe yang tidak

    sama dengan dua hasil sebelumya, yaitu muncul sedikit

    warna merah pada bagian antara ungu dan kuning,

    sebagai mana gambar 4.16(c) dan 4.16(d) Pada gambar 4.17 (h) menunjukkan pemisahan yang cukup bagus. Hal

    ini terlihat dari naiknya warna kuning yang begitu naik

    sehingga membuat hampir tidak tampak. Hal ini berarti

    fase diam dari kromatografi dalam hal ini adalah silika GF mampu mendistribusikan senyawa lebih baik

    dibandaing hasil sebelumnya. Sedangkan perbandingan

    dengan KLTP komersial ditunjukkan oleh gambar 4.18

    Gambar 4.4.3 Hasil Pemisahan Senyawa Tinta

    menggunakan KLTP Komersial dengan Ketebalan 0,8

    m

    Pada Gambar 4.4..3 tampak bahwa KLTP

    komersial ini dapat memisahkan senyawa tinta menjadi

    dua bagian. Hal ini tidak jauh berbeda dengan KLTP

    yang pembuatannya melalui metode spin coating. Hal ini disebabkan ketebalan plat KLTp komersial ini tidak jauh

    berbeda dengan yang dibuat sendiri tersebut yaitu sekitar

    0,001 mm. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pembuatan

    plat KLTP dengan spincoater yang dibuat dapat membuat KLTP standar sebagaimana platKLTP komersial.

    4. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari

    penelitian ini adalah mikrokontroler Atmega 16

    dirangkaikan dengan motor DC bekas mesin fotokopi

    dihubungkan dengan motor driver dan dijalankan dengan program Assembly dapat digunakan untuk membuat alat

    spin coater. Spin coater tersebut dapat digunakan untuk

    melapiskan silika GF pada slide kaca mikroskop untuk

    selanjutnya dapat digunakan sebagai KLTP. Ketebalan Plat KLTP dapat ditentukan,dengan mengatur kecepatan

    putar spin coater. Pada kecepatan 137 rpm

    menghasilkan 0,02 mm, kecepatan 250 rpm

    menghasilkan ketebalan 0,17 mm, pada kecepatan 368 menghasilkan ketebalan plat KLTP 0,015 mm, pada

    kecepatan 567 rpm menghasilkan ketebalan 0,01 mm,

    sedangkan pada kecepatan 854 rpm menghasilkan 0,005 mm, pada kecepatan 935 rpm menghasilkan 0,003 mm,

    serta pada kecepatan 1130 rpm menghasilkan 0,001 mm.

    Ucapan Terimakasih

    1. Dr. rer. nat, Fredy Kurniawan, M.Si atas dukungan, bimbingan, dan motivasi yang

    diberikan

    2. Orang Tua dan keluarga ats semua dorongan, dan dukungan moral spritul yang diberikan.

    3. Rekan rekan kimia ITS 4. Serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan.

    Daftar Pustaka

    Hak-Jukim et.al.(2002). Preparation of tungsten metal

    film by spin coating method.Korea University.Korea.

    Pierson,H.O.(2001). Handbook of Chemical Vapor

    Deposition (CVD) - Principles,

    Technology and Applications (2nd Edition). William Andrew

    Publishing.NY.

    Donald M. (1998).Handbook of Physical Vapor

    Deposition (PVD) Processing: Film Formation, Adhesion, Surface

    Preparation and Contamination Control..

    Westwood, N.J.: Noyes Publications.

    Knovel Mattox, D.M.(2001).Electronics & Semiconductors Metals & Metallurgy

    Handbook of Physical Vapor Deposition

    (PVD) Processing Publisher: William

    Andrew Publishing