its undergraduate 16574 3106100713 paperpdfpdf

26
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana jangka panjang pemerintah dalam hal infrastruktur jalan adalah menyediakan jalan tol trans jawa. Dalam perkembangan pembangunan jalan di Indonesia, muncul metode perkerasan yang baru diterapkan di Indonesia yaitu rigid pavement metode PPCP (Precast Prestress concrete Pavement). Metode tersebut digunakan pada pembangunan tol Kanci (Cirebon) – Pejagan (Brebes). Metode PPCP diharapkan dapat mengatasi adanya kelemahan – kelemahan rigid pavement. Metode PPCP merupakan pilihan yang diperkirakan mampu mengatasi hal – hal yang mengakibatkan berkurangnya umur perkerasan. Data dan analisa yang digunakan pada perencanaan rigid pavement metode PPCP tentunya berbeda dengan perencanaan rigid pavement metode konvensional, untuk itu perlu adanya pembelajaran lebih lanjut tentang perencanaan rigid pavement metode PPCP. Selain perbedaan perencanaan, ditinjau dari segi waktu dan biaya kedua metode tersebut tentu akan berbeda. Hal tersebut disebabkan jumlah sumber daya dan jenis peralatan yang digunakan dalam kedua metode tersebut berbeda. Untuk mengetahui karakteristik biaya dan waktu dari rigid pavement metode konvensional dan PPCP, maka perlu adanya lokasi studi. Di propinsi Jawa Timur, pembangunan jalan tol yang sedang berlangsung adalah pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto. Pada perencanaan jalan tol Surabaya-Mojokerto, perkerasannya menggunakan rigid pavement metode konvensional. Pengerjaan jalan tol Surabaya-Mojokerto dibagi dalam 5 tahap, yaitu section 1a, 1b, 2, 3 dan 4 dari keseluruhan sectionnya menggunakan rigid pavement metode konvensional. Secara umum,perkerasan jalan pada trase jalan tol Surabaya-Mojokerto berada di atas tanah timbunan. Dengan digunakannya metode PPCP di Indonesia, perlu adanya studi perbandingan penggunaan rigid pavement metode PPCP dengan metode konvensional dari segi waktu dan biaya. Sehingga dapat menyimpulkan metode mana yang paling menguntungkan untuk digunakan dalam pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia. Oleh karena itu, Tugas Akhir ini bermaksud untuk membandingkan kedua metode tersebut ditinjau dari segi waktu dan biaya pada jalan tol Surabaya- Mojokerto. 1.2 Permasalahan Dalam Tugas Akhir ini masalah yang akan dilihat terkait dengan studi perbandingan rigid pavement metode konvensional dengan metode PPCP (Precast Prestress Concrete Pavement) ditinjau dari biaya dan waktu pada jalan tol Surabaya-Mojokerto adalah sbb: 1. Bagaimana perencanaan rigid pavement metode PPCP pada jalan tol Surabaya- Mojokerto? 2. Berapa waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk rigid pavement metode konvensional dan metode PPCP pada jalan tol Surabaya- Mojokerto? 3. Bagaimana perbandingan waktu dan biaya rigid pavement metode konvensional dengan rigid pavement metode PPCP pada jalan tol Surabaya-Mojokerto 1.3 Tujuan Adapun Tujuan dalam penulisan Tugas Akhir studi perbandingan rigid pavement metode konvensional dengan metode PPCP (Precast Prestress Concrete Pavement) ditinjau dari biaya dan waktu. (studi kasus: jalan tol Surabaya- Mojokerto) adalah sbb : 1. Untuk mengetahui perencanaan rigid pavement metode PPCP pada jalan tol Surabaya-Mojokerto 2. Untuk mengetahui waktu dan biaya yang dibutuhkan pada rigid pavement metode PPCP pada jalan tol Surabaya-Mojokerto 3. Untuk mengetahui perbandingan waktu dan biaya rigid pavement metode konvensional dengan rigid pavement metode PPCP pada jalan tol Surabaya-Mojokerto. 1.4 Batasan Masalah Perencanaan jalan tol Surabaya - Mojokerto meng-gunakan rigid pavement metode konvensional, maka batasan masalah dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Tidak menghitung perencanaan rigid pavement metode konvensional, karena data perencanaan pada rigid pavement metode konvensional menggunakan data dari perencana jalan tol Surabaya-Mojokerto. 2. Pada rigid pavement metode PPCP (Precast Prestress Concrete Pavement) menggunakan data perencanaan timbunan, trase dan elevasi dari perencanaan jalan tol Surabaya – Mojokerto. 3. Tidak meninjau proses fabrikasi panel PPCP dan mobilisasi alat dan bahan. 4. Perencanaan metode PPCP hanya pada main road. 5. Tidak menghitung nilai dari waktu

Upload: kjhgjktrjhl

Post on 24-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rencana jangka panjang pemerintah dalam hal infrastruktur jalan adalah menyediakan jalan tol trans jawa. Dalam perkembangan pembangunan jalan di Indonesia, muncul metode perkerasan yang baru diterapkan di Indonesia yaitu rigid pavement metode PPCP (Precast Prestress concrete Pavement). Metode tersebut digunakan pada pembangunan tol Kanci (Cirebon) – Pejagan (Brebes). Metode PPCP diharapkan dapat mengatasi adanya kelemahan – kelemahan rigid pavement. Metode PPCP merupakan pilihan yang diperkirakan mampu mengatasi hal – hal yang mengakibatkan berkurangnya umur perkerasan.

Data dan analisa yang digunakan pada perencanaan rigid pavement metode PPCP tentunya berbeda dengan perencanaan rigid pavement metode konvensional, untuk itu perlu adanya pembelajaran lebih lanjut tentang perencanaan rigid pavement metode PPCP. Selain perbedaan perencanaan, ditinjau dari segi waktu dan biaya kedua metode tersebut tentu akan berbeda. Hal tersebut disebabkan jumlah sumber daya dan jenis peralatan yang digunakan dalam kedua metode tersebut berbeda. Untuk mengetahui karakteristik biaya dan waktu dari rigid pavement metode konvensional dan PPCP, maka perlu adanya lokasi studi.

Di propinsi Jawa Timur, pembangunan jalan tol yang sedang berlangsung adalah pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto. Pada perencanaan jalan tol Surabaya-Mojokerto, perkerasannya menggunakan rigid pavement metode konvensional. Pengerjaan jalan tol Surabaya-Mojokerto dibagi dalam 5 tahap, yaitu section 1a, 1b, 2, 3 dan 4 dari keseluruhan sectionnya menggunakan rigid pavement metode konvensional. Secara umum,perkerasan jalan pada trase jalan tol Surabaya-Mojokerto berada di atas tanah timbunan.

Dengan digunakannya metode PPCP di Indonesia, perlu adanya studi perbandingan penggunaan rigid pavement metode PPCP dengan metode konvensional dari segi waktu dan biaya. Sehingga dapat menyimpulkan metode mana yang paling menguntungkan untuk digunakan dalam pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia. Oleh karena itu, Tugas Akhir ini bermaksud untuk membandingkan kedua metode tersebut ditinjau dari segi waktu dan biaya pada jalan tol Surabaya-Mojokerto.

1.2 Permasalahan Dalam Tugas Akhir ini masalah yang akan

dilihat terkait dengan studi perbandingan rigid pavement metode konvensional dengan metode PPCP (Precast Prestress Concrete Pavement) ditinjau dari biaya dan waktu pada jalan tol Surabaya-Mojokerto adalah sbb: 1. Bagaimana perencanaan rigid pavement

metode PPCP pada jalan tol Surabaya-Mojokerto?

2. Berapa waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk rigid pavement metode konvensional dan metode PPCP pada jalan tol Surabaya-Mojokerto?

3. Bagaimana perbandingan waktu dan biaya rigid pavement metode konvensional dengan rigid pavement metode PPCP pada jalan tol Surabaya-Mojokerto

1.3 Tujuan Adapun Tujuan dalam penulisan Tugas

Akhir studi perbandingan rigid pavement metode konvensional dengan metode PPCP (Precast Prestress Concrete Pavement) ditinjau dari biaya dan waktu. (studi kasus: jalan tol Surabaya-Mojokerto) adalah sbb : 1. Untuk mengetahui perencanaan rigid

pavement metode PPCP pada jalan tol Surabaya-Mojokerto

2. Untuk mengetahui waktu dan biaya yang dibutuhkan pada rigid pavement metode PPCP pada jalan tol Surabaya-Mojokerto

3. Untuk mengetahui perbandingan waktu dan biaya rigid pavement metode konvensional dengan rigid pavement metode PPCP pada jalan tol Surabaya-Mojokerto.

1.4 Batasan Masalah Perencanaan jalan tol Surabaya -

Mojokerto meng-gunakan rigid pavement metode konvensional, maka batasan masalah dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Tidak menghitung perencanaan rigid

pavement metode konvensional, karena data perencanaan pada rigid pavement metode konvensional menggunakan data dari perencana jalan tol Surabaya-Mojokerto.

2. Pada rigid pavement metode PPCP (Precast Prestress Concrete Pavement) menggunakan data perencanaan timbunan, trase dan elevasi dari perencanaan jalan tol Surabaya – Mojokerto.

3. Tidak meninjau proses fabrikasi panel PPCP dan mobilisasi alat dan bahan.

4. Perencanaan metode PPCP hanya pada main road.

5. Tidak menghitung nilai dari waktu

Page 2: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

2

I.5 Manfaat Tugas akhir studi perbandingan rigid

pavement metode konvensional dengan metode PPCP (Precast Prestress Concrete Pavement) ditinjau dari biaya dan waktu pada jalan tol Surabaya-Mojokerto diharapkan dapat memberikan manfaat sbb: 1. Sebagai tinjauan perbandingan rigid

pavement metode konvensional dengan metode PPCP pada pekerjaan rigid pavement di lokasi lainnya.

2. Memberi masukan bagi penelitian lanjutan di bidang metode perkerasan jalan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penjadwalan 2.1.1 Pengertian penjadwalan

Penjadwalan adalah penjabaran perencanaan proyek menjadi urutan langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai sasaran (Soeharto,1997). Karena penjadwalan proyek merupakan sesuatu yang penting, sehingga dalam merencanakannya harus realistis berdasarkan data-data dan informasi tentang proyek.

2.1.2 Bagan balok 2.1.2.1 Pengertian bagan balok

Sampai diperkenalkannya metode bagan balok oleh H.L. Gantt pada tahun 1917, dianggap belum pernah ada prosedur yang sistematis dan analitis dalam aspek perencanaan dan pengendalian proyek. Bagan balok disusun dengan mengidentifikasi unsur waktu dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu penyelesaian, dan pada saat pelaporan. Dewasa ini metode bagan balok masih digunakan secara luas, baik berdiri sendiri maupun dikombinasikan dengan metode lain yang lebih canggih. Hal ini disebabkan karena bagan balok mudah dibuat dan dipahami sehingga sangat berguna sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.

2.1.2.2 Penyusunan bagan balok Bagan balok disiapkan dengan

tangan(manual) atau dengan menggunakan komputer, tersusun pada koordinat X dan Y. Di sumbu tegak lurus X, dicatat pekerjaan atau elemen atau paket kerja dari hasil penguraian lingkup suatu proyek, dan dilukis sebagai balok. Sedangkan di sumbu horisontal Y, tertulis satuan waktu misalnya hari, minggu atau bulan. Disini waktu mulai dan waktu akhir

masing-masing pekerjaan adalah ujung kiri dan kanan dari balok-balok yang bersangkutan. Pada waktu membuat bagan balok telah diperhatikan urutan kegiatan, meskipun belum terlihat hubungan ketergantungan antara satu dengan yang lain. Format penyajian bagan balok yang lengkap berisi perkiraan urutan pekerjaan, skala waktu, dan analisis kemajuan pekerjaan pada saat pelaporan.

2.1.3 Network planning/ jaringan kerja 2.1.3.1 Pengertian network planning/ jaringan

kerja Network planning merupakan salah satu

teknik manajemen yang dapat digunakan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengendalian proyek. Network planning memperlihatkan hubungan kegiatan antara yang satu dengan kegiatan yang lainnya sehingga jadwal kegiatan akan dapat disusun secara terperinci dan berurutan untuk mencapai tujuan, yaitu mengusahakan efesiensi waktu dalam pelaksanaan suatu proyek dan mengefisiensikan penggunaan biaya-biaya yang dikeluarkan.

Menurut Iman Soeharto(1997) network planning adalah metode yang menjelaskan hubungan antara kegiatan dan waktu yang secara grafis mencerminkan urutan rencana pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan proyek. Network planning pada prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan yang digambarkan dalam diagram network, sehingga diketahui bagian-bagian pekerjaan mana yang harus didahulukan dan pekerjaan yang harus menunggu selesainya pekerjaan yang lain (Badri, 1997).

2.1.3.2 Macam-macam jaringan kerja Diantara berbagai versi analisis jaringan

kerja yang amat luas pemakaiannya adalah Metode Jalur Kritis (CPM-Critical Path Method), Teknik Evaluasi dan Review Proyek (PERT-Project Evaluation and Review Technic) dan Metode Preseden Diagram(PDM-Precedence Diagram Method).

2.1.3.2.1 Teknik evaluasi dan review proyek (PERT)

PERT mula-mula diperkenalkan dalam rangka merencanakan dan mengendalikan proyek besar dan kompleks, yaitu pembuatan peluru kendali polaris yang dapat diluncurkan dari kapal selam di bawah permukaan air. Proyek tersebut melibatkan beberapa ribu kontraktor dan rekanan dimana pemilik proyek berkeinginan mengetahui apakah peristiwa-peristiwa yang memiliki arti pentng dalam penyelenggaraan proyek, seperti milestone

Page 3: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

3

A C

B

F D

E

Fin S

Mulai Akhir

Nama Aktivitas

Durasi

AktivitasDurasi

dapat dicapai oleh mereka, atau bila tidak, seberapa jauh penyimpangannya. Hal ini menunjukkan PERT lebih berorientasi ke terjadinya peristiwa(event oriented) sedangkan CPM condong ke orientasi kegiatan(activity oriented).

2.1.3.2.2 Metode jalur kritis (CPM) Metode ini tercipta setelah adanya

kebutuhan untuk mengorganisir suatu proyek yang melibatkan ribuan aktivitas yang harus diselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Disamping itu juga harus menentukan cara yang sebaik-baiknya untuk mengurangi waktu yang diperlukan guna melaksanakan konstruksi yang menghasilkan pengurangan jumlah biaya langsung seminim mungkin.

Gambar 2.1 Jaringan Kerja Dengan CPM 2.1.3.2.2.1 Terminologi dan perhitungan

Dikenal beberapa terminologi dan rumus-rumus perhitungan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Terminologi Dalam CPM β€’ TE = E Waktu paling awal peristiwa(node/event) dapat terjadi(Earliest Time of Occurance), yang berarti waktu paling awal suatu kegiatan yang berasal dari node tersebut dapat dimulai, karena menurut dasar jaringan kerja, suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan terdahulu telah selesai. β€’ ES Waktu mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu kegiatan dinyatakan atau berlangsung dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan mulai. β€’ EF Waktu selesai paling awal suatu kegiatan . Bila hanya ada satu kegiatan terdahulu, maka EF suatu kegiatan terdahulu merupakan ES kegiatan berikutnya. β€’ LF Waktu paling akhir kegiatan boleh selesai tanpa memperlambat penyelesaian proyek

β€’ D Kurun waktu suatu kegiatan. Umumnya dengan satuan waktu hari, minggu, bulan dan lain-lain. β€’ S = TF Jumlah waktu yang diperkenankan suatu kegiatan boleh ditunda, tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara keseluruhan (TL - EF). β€’ SF Free Slack suatu aktivitas atau waktu aktivitas suatu beban (TE - EF) β€’ Aktivitas Nyata Pelaksanaan kegiatan yang nyata dari suatu pekerjaan. Oleh karena itu akrivitas memerlukan sumber daya seperti tenaga kerja, material, peralatan dan fasilitas lainnya. Aktivitas nyata digambarkan secara grafis berupa anak panah pada jaringan kerja dan biasanya dicantumkan waktu pengerjaanya (durasi).

Gambar 2.3 Aktivitas Nyata β€’ Aktivitas Palsu(dummy) Digambarkan sebagai anak panah yang terputus. Dikatakan dummy karena fungsinya hanya untuk menunjukkan ketergantungan antar aktivitas. Aktivitas dummy tidak memiliki waktu pengerjaan.

Dummy

Gambar 2.4 Aktivitas Palsu β€’ Kejadian (Event) Merupakan titik pangkal dan titik skhir suatu aktivitas. Event tidak memerlukan waktu dan sumber daya. Secara grafis dapat digambarkan sebagai lingkaran dengan nomor didalamnya.

Gambar 2.5 Kejadian 2.1.3.2.2.2 Hubungan antar aktivitas

β€’ Linear activity Menggambarkan hubungan aktivitas yang berurutan diaman suatu pekerjaan baru dapat dilakukan bila aktivitas sebelumnya telah selesai dikerjakan.

Page 4: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

4

Gambar 2.6 Linear Activity

β€’ Merge event Bila beberapa aktivitas harus selesai terlebih dahulu sebelum aktivitas selanjutnya dapat dimulai, berarti akhir aktivitas tersebut jatuh bersamaan dengan awal aktivitas berikutnya.

Gambar 2.7 Merge Event

β€’ Burst event Bila beberapa aktivitas baru dapat dimulai sesudah sebuah aktivitas selesai.

Gambar 2.8 Burst Event

β€’ Merge event dan burst event Terkadang terdapat beberapa aktivitas harus selesai terlebih dahulu sebelum melakukan beberapa aktivitas lain.

Gambar 2.9 Merge Event dan Burst Event

β€’ Dummy aktivity Untuk menunjukkan ketergantungan aktivitas satu dengan yang lain.

Gambar 2.10 Dummy Aktivity 2.1.3.2.2.3 Identifikasi jalur kritis

Penyajian jalur kritis ditandai dengan garis tebal. Bila jaringan kerja hanya mempunyai satu titik awal(initial node) dan satu titik akhir(terminal node), maka jalur kritis juga berarti jalur yang memiliki jumlah waktu

penyelesaian terbesar(terlama), dan jumlah waktu tersebut merupakan waktu proyek yang tercepat. Kadang-kadang dijumpai lebih dari satu jalur kritis dalam sebuah jaringan kerja.

Menurut Soeharto(1997) syarat atau sifat jalur kritis adalah:

1. Pada kegiatan pertama: ES = LS = 0 atau E(1) = L(1) = 0

2. Pada kegiatan terakhir atau terminal: LF=EF

3. Float total: TF = 0 2.1.3.2.3 Metode preseden diagram(PDM) 2.1.3.2.3.1 Pengertian metode preseden diagram

Metode Preseden Diagram (PDM) merupakan penyempurnaan dari CPM (Critical Path Method) karena pada prinsipnya CPM hanya menggunakan satu jenis hubungan aktivitas yaitu hubungan akhir-awal dimana sebuah kegiatan dapat dimulai apabila kegiatan yang mendahuluinya selesai.

Metode Preseden Diagram adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi AON (Activity On Node). Kegiatan dan peristiwa dalam metode preseden diagram ditulis dalam node yang berbentuk kotak segi empat, sedangkan anak panah hanya sebagai petunjuk hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Kotak-kotak tersebut menandai suatu kegiatan, pada kotak tersebut dicantumkan identitas kegiatan dan kurun waktunya.

Kotak-kotak segi empat dalam metode preseden diagram dibagi menjadi ruangan-ruangan kecil yang memberikan keterangan spesifik dari kegiatan dan peristiwa yang bersangkutan dan dinamakan atribut. Beberapa atribut yang sering dicantumkan diantaranya adalah kurun waktu kegiatan, identitas kegiatan (nomor dan nama), dan terkadang pula dicantumkan progress pelaksanaan kegiatan yang dapat mempermudah dalam memonitor.

ID dan Nama Kegiatan Tgl. Mulai :

ES/LS Durasi

Tgl. Selesai : EF/LF

Total Float

Progress penyelesaian 100% Gambar 2.11 Denah Yang Lazim Pada Node PDM

Page 5: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

5

Gambar 2.12 Network Suatu Kegiatan Dengan Metode Preseden Diagram

2.1.3.2.3.2 Konstrain pada metode preseden diagram

Pada preseden diagram hubungan antar kegiatan berkembang menjadi beberapa kemungkinan berupa konstrain. Konstrain menunjukkan hubungan antar kegiatan dengan satu garis dari node terdahulu ke node berikutnya. Satu konstrain hanya dapat menghubungkan dua node. Karena setiap node memiliki dua ujung yaitu ujung awal atau mulai = (S) dan ujung akhir = (F), maka ada empat macam konstrain yaitu awal ke awal (SS), awal ke akhir (SF), akhir ke akhir (FF), dan akhir ke awal (FS). Pada garis konstrain dibubuhkan penjelasan mengenai waktu mendahului (lead) atau terlambat/tertunda (lag). Bila kegiatan (i) mendahului kegiatan (j) dan satuan waktu adalah hari, maka penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut. a. Konstrain Selesai ke Mulai (FS)

Konstrain ini memberikan penjelasan bahwa suatu kegiatan baru dapat dikerjakan jika kegiatan sebelumnya telah selesai. Dirumuskan sebagai FS(i-j) = a yang berarti kegiatan (j) mulai a hari, setelah kegiatan yang mendahuluinya selesai (i). Misalnya kegiatan pondasi baru dapat dimulai setelah kegiatan galian selesai

Gambar 2.13 Konstrain FS

b. Konstrain Mulai ke Mulai (SS) Memberikan penjelasan hubungan

antara mulainya suatu kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu. Dirumuskan sebagai SS(i-j) = b yang berarti suatu kegiatan (j) mulai setelah b hari kegiatan terdahulu (i) mulai. Konstrain semacam ini terjadi bila semua kegiatan terdahulu selesai 100%, maka kegiatan (j) boleh mulai. Atau kegiatan (j) boleh mulai setelah bagian tertentu dari kegiatan (i) selesai. Besar angka b tidak boleh

melebihi angka kurun waktu kegiatan terdahulu, karena per definisi b adalah sebagian dari kurun waktu kegiatan terdahulu. Jadi disini terjadi kegiatan tumpang tindih. Misalnya kegiatan pembersihan lahan dimulai bersamaan dengan kegiatan pembangunan direksi keet.

Gambar 2.14 Konstrain SS c. Konstrain Selesai ke Selesai (FF)

Memberikan penjelasan tentang hubungan antara selesainya suatu kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu. Atau FF(i-j) = c yang berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah c hari kegiatan terdahulu (i) selesai. Konstrain semacam ini mencegah selesainya suatu kegiatan mencapai 100%, sebelum kegiatan yang terdahulu telah sekian (= c) hari selesai. Besar angka c tidak boleh melebihi angka kurun waktu kegiatan yang bersangkutan (j). Misalnya kegiatan taman selesai bersamaan dengan kegiatan pagar.

Gambar 2.15 Konstrain FF d. Konstrain Mulai ke Selesai (SF)

Menjelaskan hubungan antara selesainya kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu. Dituliskan dengan SF(i-j) = d, yang berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah d hari kegiatan (i) terdahulu mulai. Jadi dalam hal ini sebagian dari porsi kegiatan terdahulu harus selesai sebelum bagian akhir kegiatan yang dimaksud boleh diselesaikan. Suatu aktivitas baru dapat diakhiri jika aktivitas lain dimulai, misalnya kegiatan pembuangan sampah ke dalam lubang diakhiri jika kegiatan penimbunan lubang akan dimulai.

Gambar 2.16 Konstrain FF

Start

A B

F E D

C

Finish

Kegiatan (i) Kegiatan (J) FS (i-j) = a

Kegiatan (i)

Kegiatan (j) SS (i-j) = b

Kegiatan (i)

Kegiatan (j)

FF (i-j) = c

Kegiatan (i)

Kegiatan (j) SF (i-j) = d

Page 6: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

6

2.1.3.2.3.3 Identifikasi jalur kritis Parameter yang digunakan dalam

perhitungan metode diagram: - ES : waktu mulai paling awal

suatu kegiatan (earliest start time).

- EF : waktu selesai paling awal suatu kegiatan (earliest finish time).

- LS : waktu paling akhir kegiatan boleh mulai (latest ellowable start time).

- LF : waktu paling akhir kegiatan boleh selesai ( latest allowable finish time).

- D : durasi adalah kurun waktu suatu kegiatan. Umumnya dengan satuan waktu hari, minggu, bulan dan lain-lain.

Tenggang waktu total (total float) adalah jumlah waktu tenggang yang didapat bila semua kegiatan yang mendahuluinya dimulai pada waktu sedini mungkin dan semua kegiatan yang mengikutinya terlaksana pada waktu yang paling lambat.

Rumusan yang dipakai pada metode preseden diagram adalah: a. Hitungan maju

Rumusan perhitungan waktu maju adalah sebagai berikut: 1. Waktu mulai paling awal dari kegiatan

yang sedang ditinjau ES (j), adalah angka terbesar dari jumlah angka kegiatan yang terdahulu ES(i) atau EF (i) ditambah konstrain yang bersangkutan. Karena terdapat empat konstrain, maka bila ditulis dengan rumus menjadi:

ES (j) = ES (i) + SS (i-j) atau

ES (i) + SF (i-j) – D (j) atau

EF (i) + FS (i-j) atau

EF (i) + FF (i-j) – D (j) Dari keempat rumusan tersebut

dipilih angka terbesar. 2. Angka waktu selesai paling awal

kegiatan yang sedang ditinjau EF (j), adalah sama dengan angka waktu mulai paling awal kegiatan tersebut ES (j) ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan D (j). Atau ditulis dengan rumus menjadi:

EF (j) = ES (j) + D (j)

b. Hitungan mundur Rumusan perhitungan waktu mundur adalah sebagai berikut: 1. Hitung LF (i), waktu selesai paling

akhir kegiatan (i) yang sedang ditinjau, yang merupakan angka terkecil dari jumlah kegiatan LS dan LF ditambah konstrain yang bersangkutan. LF (i) = LF (j) – FF (i-j)

atau LS (j) – FS (i-j)

atau LF (j) – SF (i-j) + D (i)

atau LS (j) – SS (i-j) + D (i) Dari keempat rumusan tersebut pilih angka terkecil

2. Waktu mulai paling akhir kegiatan yang sedang ditinjau LS (i), adalah sama dengan waktu selesai paling akhir kegiatan tersebut LF (i), dikurangi kurun waktu yang bersangkutan. Atau dapat ditulis dengan rumus:

LS (i) = LF (i) – D (i) c. Jalur dan kegiatan kritis

Jalur dan kegiatan kritis Metode Preseden Diagram sebagai berikut:

- Waktu mulai paling awal dan akhir harus sama

ES = LS - Waktu selesai paling awal dan akhir

harus sama EF = LF

- Kurun waktu kegiatan adalah sama dengan perbedaan waktu selesai paling akhir dengan waktu mulai paling awal.

LF – ES = D 2.1.3.3 Tahap -tahap penyusunan network planning

Sistematika proses menyusun jaringan kerja menurut Soeharto(1997) secara ringkas dapat digambarkan pada gambar 2.21. Adapun langkah-langkah penyusunannya sebagai berikut:

1. Langkah pertama Mengkaji dan mengidentifikasi lingkup proyek, menguraikan atau memecahkannya menjadi kegiatan-kegiatan atau kelompok kegiatan yang merupakan komponen proyek.

2. Langkah kedua

Page 7: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

7

Menyusun kembali komponen-komponen tersebut pada butir 1, menjadi mata rantai dengan urutan yang sesuai dengan logika ketergantungan. Urutan ini dapat berbentuk seri/ atau pararel.

3. Langkah ketiga Memberikan perkiraan kurun waktu bagi masing-masing kegiatan yang dihasilkan dari penguraian lingkup proyek, seperti tersebut pada langkah pertama.

4. Langkah keempat Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) dan float pada jaringan kerja. Jalur kritis adalah jalur yang terdiri dari rangkaian kegiatan dalam lingkup proyek, yang bila terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Kegiatan yang berada pada jalur ini dinamakan kegiatan kritis. Sedangkan float adalah ”tenggang waktu” suatu kegiatan tertentu yang non kritis dari proyek.

5. Langkah kelima Bila semua langkah diatas telah diselesaikan, dilanjutkan dengan usaha-usaha meningkatkan daya guna dan hasil guna pemakaian sumber daya, yang meliputi kegiatan:

a. Menentukan jadwal yang paling ekonomis

b. Meminimalkan fluktuasi pemakaian sumber daya

Butir a dipilih untuk berbagai alternatif jadwal dilihat dari segi biaya. Sedangkan butir b berusaha meningkatkan efisiensi pengelolaan proyek, dengan jalan sejauh mungkin mencegah terjadinya naik turun yang terlalu tajam dalam waktu yang relatif singkat terhadap keperluan sumber daya, misalnya keperluan tenaga kerja.

BAB III METODOLOGI

3.1 Konsep Penelitian Pada studi perbandingan rigid pavement

metode konvensional dengan metode PPCP (Precast Prestress Concrete Pavement) ditinjau dari waktu dan biaya adalah untuk mencari metode yang paling menguntungkan pada lokasi studi. Dengan asumsi kedua metode dijalani pada waktu yang sama.

Gambar 3.1 Flow chart Tahapan Penelitian 3.2 Tahap Penelitian 1.Identifikasi Masalah

Tahap ini akan mempelajari tentang permasalahan yang terjadi dalam penggerjaan rigid pavement metode konvensional dengan metode PPCP. Dalam hal ini permasalahan yang ditinjau adalah dari segi waktu dan biaya. 2.Studi Literatur Tahapan studi pustaka ini harus dilakukan untuk pendalaman permasalahan agar pencapaian tujuan dapat dilakukan dengan tepat. Oleh itu diperlukan studi tahapan beberapa literatur guna mempermudah teori-teori yang relevan. 3.Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan adalah pengumpulan data Sekunder, adapun data yang di perlukan adalah: β€’ Gambar rencana, volume pekerjaan dan RAB.

Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui data perencanaan dan volume pekerjaan di jalan tol Surabaya - Mojokerto, sehingga

Studi literatur

Pengumpulan Data Sekunder : β€’ Gambar rencana dan volume pekerjaan β€’ HSPK dan peralatan yang digunakan

Analisa Volume pekerjaan

Analisa Sumber Daya pada

Analisa Waktu dan Biaya k j

Perbandingan waktu dan Biaya metode Konvensional

Perencanaan Struktur

Identifikasi Masalah

Kesimpulan dan Saran

Page 8: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

8

dapat di bandingkan biaya dan waktunya antara metode konvensonal dengan menggunakan metode PPCP.

β€’ HSPK dan Peralatan yang digunakan HSPK adalah dasar dari harga satuan

pekerjaan yang di pakai pada pekerjaan setiap daerah. Hal ini dimaksudkan untuk menghitung biaya langsung yang akan terjadi dalam penggunaan metode PPCP.

4.Perencanaan Struktur Perkerasan Jalan Tol Tahapan ini merencanakan struktur jalan tol yang diperlukan pada penyelesaian pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto menggunakan rigid pavement metode PPCP. 5.Analisa Volume Pekerjaan Tahapan ini menghitung volume pekerjaan rigid pavement metode konvensional dan rigid pavement metode PPCP. 6.Analisa Produktivitas Tahapan ini menghitung produktivitas setiap item pekerjaan pada rigid pavement metode konvensional.. 7.Analisa Waktu dan Biaya Tahapan ini menghitung waktu dan biaya yang dibutuhkan dalam penyelesaian pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto menggunakan rigid pavement metode PPCP. 8.Perbandingan Waktu dan Biaya Tahapan ini membandingkan waktu dan biaya yang terjadi dalam penyelesaian pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto menggunakan rigid pavement metode PPCP dibandingkan dengan pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto menggunakan rigid pavement metode konvensional. 9.Kesimpulan dan Saran Tahapan ini adalah menyimpulkan dan memberikan saran-saran yang muncul dari hasil perbandingan waktu dan biaya. 3.3 Data Penelitian Data yang dibutuhkan pada rigid pavement metode konvensional adalah data perencanaan existing jalan tol Surabaya-Mojokerto. Data tersebut meliputi gambar perencanaan, dan harga satuan pekerjaan. Sedangkan data yang diperlukan dalam rigid pavement metode PPCP (Precast Prestress Concrete Pavement) literatur-literatur yang terkait dengan perencanaan rigid pavement metode PPCP, yaitu untuk perhitungan struktur jalan.

3.4 Analisa Data 3.4.1 Perencanaan Perkerasan Jalan Tol

Perencanaan perkerasan jalan tol pada rigid pavement metode konvensional menggunakan perhitungan perencanaan existing, yaitu dari konsultan perencana jalan tol Surabaya-Mojokerto. Sedangkan perhitungan perkerasan jalan pada rigid pavement metode PPCP diawali dengan perhitungan tebal perkerasan yang dibutuhkan untuk menerima beban lalulintas rencana, spesifikasi beton, kebutuhan baja prategang dan baja tulangan (lihat 2.5.1). Perhitungan timbunan didasarkan pada perhitungan konsultan perencana jalan tol Surabaya-Mojokerto, hal tersebut dikarenakan ketentuan CBR pada rigid pavement relatif sama. Hanya saja ketebalan timbunan mengalami perubahan akibat selisih tebal perkerasan metode konvensional dengan PPCP. 3.4.2 Analisa Biaya dan Waktu metode PPCP

Analisa biaya dan waktu pada metode PPCP diawali dengan perhitungan volume pekerjaan yang diperlukan pada metode PPCP di jalan tol Surabaya-Mojokerto. Volume pekerjaan timbunan didapatkan dengan mengalikan luas timbunan (dari potongan melintang) dengan panjang jalan tol. Dari perhitungan volume pekerjaan maka dapat dilanjutkan perhitungan produktivitas pekerjaan.

Setelah produktivitas pekerjaan diketahui, maka dapat dilanjutkan dengan analisa waktu. Analisa waktu ini sangat tergantung dengan produktivitas pekerjaan.. Untuk mengetahui waktu pelaksanaan secara keseluruhan pada masing-masing metode, digunakan bantuan software Ms.Project. Analisa biaya yang dilakukan adalah analisa biaya langsung dan biaya tidak langsung yang terjadi pada masing-masing metode. Analisa biaya langsung dapat dihitung berdasarkan volume tiap pekerjaan dan harga satuan pekerjaan. Besarnya biaya tidak langsung yang timbul dapat diketahui dengan melakukan wawancara dan identifikasi biaya yang timbul terhadap pekerjaan pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto. 3.4.3 Analisa Perbandingan Biaya dan waktu

Analisa perbandingan waktu dan biaya dilakukan pada metode konvensional dengan metode PPCP (Precast Prestress Concrete Panel). Pada metode konvensional, biaya dan waktunya menggunakan data/perhitungan dari konsultan perencana. Sedangkan pada metode PPCP biaya dan waktu didapatkan dari perhitungan penulis. Biaya dan waktu yang dibandingkan adalah biaya dan waktu secara keseluruhan yang dibutuhkan

Page 9: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

9

untuk menyelesaikan pekerjaan pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto. Hal tersebut di-lakukan untuk mengetahui metode mana yang paling efektif dan menguntungkan dari segi waktu dan juga biaya. Dari segi waktu, pertimbangannya adalah selisih jumlah waktu/hari yang dibutuhkan metode konvensional dan metode PPCP untuk menyelesaikan pem-bangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto. Sedangkan dari segi biaya, pertimbangnnya adalah selisih jumlah biaya yang dibutuhkan metode konvensional dan metode PPCP dalam pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto. 3.5 Lokasi Studi

Lokasi studi dalam proposal tugas akhir ini terdapat 3(tiga) daerah administrasi, yaitu Surabaya, Sidoarjo dan Mojokerto. Hal ini terjadi karena trase jalan tol Surabaya-Mojokerto menghubungkan 3 (tiga) daerah tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar 3.2 :

Gambar 3.2 Peta Lokasi Studi Garis berwarna Merah adalah trase jalan

tol Surabaya – Mojokerto, yang menjadi lokasi studi dari tugas akhir ini.

BAB IV

DATA dan PERENCANAAN 4.1 Gambaran Umum Proyek Jalan tol Surabaya-Mojokerto merupakan jalan bebas hambatan sepanjang Β±34,05 Km yang menghubungkan Kota Surabaya dengan Kabupaten Mojokerto sebagai alternatif jalan nasional. Nilai kontrak pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto sebesar Rp.1.846.896.843.639,09. Sebagai investor dan owner jalan tol Surabaya-Mojokerto adalah PT. Marga Nujyasumo Agung (MNA). Konsultan perencana jalan tol Surabaya-Mojokerto adalah PT. Buana Archicon Engineering Concultant, PT. Adhimascipta Dwipantara dan PT. Jack & Brother Corporation. Konsultan pengawas pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto adalah KSO Dressa-Badja. Main Kontraktor

pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto adalah PT. Wijaya Karya (Persero). Jalan tol Surabaya-Mojokerto direncanakan dengan model perkerasan kaku (Rigid pavement) menggunakan metode Konvensional.

4.2 Rigid Pavement Metode Konvensional Dalam pembangunan jalan Tol Surabaya-Mojokerto perkerasan kaku (Rigid pavement) direncanakan menggunakan metode konvensional. Adapun data perencanaan proyek pembangunan jalan Tol Surabaya-Mojokerto tersaji dalam sub pokok bahasan berikut. 4.2.1 Perencanaan Rigid Pavement Metode

Konvensional Data perencanaan yang digunakan dalam pembangunan proyek jalan tol Surabaya-Mojokerto adalah sbb: 1. Kekuatan lapisan tanah dasar

Untuk perencanaan tebal perkerasan kaku , daya dukung tanah dasar diperoleh dengan nilai (CBR) meskipun pada umumnya dilakukan dengan menggunakan nilai k yaitu modulus reaksi tanah dasar.

Pengukuran daya dukung subgrade dilakukan dengan

β€’ California Bearing Rasio (CBR) -Pengujian CBR insitu -Metode Penetrasi

β€’ Parameter Elastis Pengujian laboratorium dilakukan pada contoh tanah padat pada kadar air dan kepadatan rencana sehubungan dengan rencana yang akan terjadi dilapangan.

β€’ Modulus Reaksi Tanah Dasar (k) Modulus ini dapat ditentukan dari pengujian pembebanan plat yang dapat digunakan untuk evaluasi daya dukung lapisan tanah dasar.

2 Kekuatan beton yang digunakan untuk lapisan perkerasan. Lapisan beton semen dapat digunakan sebagai lapisan. - Beton pondasi bawah

Beton yang digunakan untuk dipakai keperluan pondasi bawah mempunyai kekuatan tekan minimum pada 28 hari 5 Mpa.

-Beton pondasi atas Prinsip parameter perencanaan didasarkan pada kuat lentur 90 hari. Dalam praktek, kuat lentur rencana untuk konstruksi jalan diambil antara 3.5-4 Mpa

F28 = 0.75*√CF

28

90 = 1.1* F28

Page 10: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

10

Untuk keperluan praktis dalam perencanaan , harga harga dibawah ini dapat digunakan:

Fct = 0.556√fc’ Mpa Fr = 0.62√fc’ Mpa

3 Prediksi volume dan komposisi lalu lintas. Metoda penentuan beban lalu lintas rencana untuk perencanaan tebal perkerasan kaku dilakukandengan cara mengakumulasikanjumlah beban sumbu.

4 Ketebalan dan kondisi lapisan pondasi bawah yang diperlukan untuk menopang konstruksi. Perhitungan perencanaan perkerasan adalah sbb:

- Mutu Beton Rencana Digunakan beton dengan kuat tekan 28 hari sebesar 350 kg/cm2

Kuat Beton Karakteristik = 350 kg/cm

fr = 0,62�𝑓𝑓𝑓𝑓′ = 3,67 Mpa > 3,5 Mpa

2 fc’ = 350/10,2 = 28,6 Mpa < 30 Mpa

- Beban Lalu Lintas Rencana Tabel 4.1 Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga

𝑅𝑅 = (1+𝑖𝑖)π‘›π‘›βˆ’1𝑒𝑒𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 (1+𝑖𝑖)

= 37,876

JSKN = 365 x JSKNH x R = 16.174.945,80 Tabel 4.2 Jumlah repetisi beban

Konfigurasi Sumbu

Beban Sumbu

Persentase Konfigurasi Sumbu

(%)

Jumlah Repetisi

Selama usia rencana

STRT 3 450 : 1170 38,46 2,5E+06

STRT 4 90 : 1170 7,69 5,0E+05

STRG 5 450 : 1170 38,46 2,5E+06

STRT 6 45 : 1170 3,85 2,5E+05

STRG 6 90 : 1170 7,69 5,0E+05

STRG 14 45 : 1170 3,85 2,5E+05 - Kekuatan Tanah Dasar

Dari data tanah yang diperoleh nilai CBR yang mewakili = 5% Dari grafik pada gambar diperoleh nilai k = 38 kpa - Kekuatan Pelat Beton

Ambil tebal pelat beton = 30 cm Tabel 4.3 perhitungan persentase fatique beton

Fatique yang terjadi = 62,2 % < 100% Tabel 4.4 Ukuran dan jarak batang dowel yang disarankan

Tebal Pelat DOWEL

Perkerasan Diameter Panjang Jarak inch mm inch mm inch mm inch mm

6 150 3/4 19 18 450 12 300

7 175 1 25 18 450 12 300

8 200 1 25 18 450 12 300

9 225 1 1/4 32 18 450 12 300

10 250 1 1/4 32 18 450 12 300

11 275 1 1/4 32 18 450 12 300

12 300 1 1/2 38 18 450 12 300

13 325 1 1/2 38 18 450 12 300

14 350 1 1/2 38 18 450 12 300

Gambar 4.1 Sambungan susut dengan dowel

Gambar 4.2 Sambungan memanjang dengan tiebar - Rencana Penulangan

Data : - Tebal Pelat = 300 mm

Jenis Kendaraan

Jumlah Beban Sumbu (ton) Konfigurasi

Sumbu kendaraan

sumbu depan belakang depan

belakang

-Bus 450 900 3 5 STRT STRG -Truk 10 ton 90 180 4 6 STRT STRG -Truck 20 ton 45 90 6 14 STRT STRG Jumlah 585 1170

Koef sumbu

Beban sumbu

Beban rencana

Repetisi beban

Tegangan yang terjadi

Perbandingan tegangan

Jumlah repetisi beban

Presentasi Fatigue

FK= 1,1

1,0E+05

1 2 3 4 5 6 7 8

STRT 3 3,3 24,9 - STRT 4 4,4 5,0 1,4 STRG 5 5,5 24,9 1,4 STRT 6 6,6 2,5 1,4 STRG 6 6,6 5,0 1,4 STRG 14 15,4 2,5 1,55 0,423 400000 62,21

Page 11: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

11

132

465

132

465 4 m

3.75m

100 m

11.75m

11.75m

4 m

4 m

3.75m

4 m

132

465

132

465 4 m

3.75m

100 m

11.75m

11.75m

4 m

4 m

3.75m

4 m

132

465

132

465 4 m

3.75m

100 m

11.75m

11.75m

4 m

4 m

3.75m

4 m

- Lebar Pelat = 7 m - Panjang Pelat = 20 m antar jarak

sambung Tulangan memanjang As = 11,76 (𝐹𝐹.𝐿𝐿.β„Ž)

𝑓𝑓𝑓𝑓 = 368,139 mm

Tulangan minimum

2

As min = 0,14% x h x 1000 = 420 mm2

Digunakan tulangan Ø12 – 250 = 452,57 mm

Tulangan melintang 2

As = 11,76 (𝐹𝐹.𝐿𝐿.β„Ž)𝑓𝑓𝑓𝑓

= 180,388 mmDigunakan tulangan Ø12 – 450 = 251,43 mm

2

2

4.2.2 Metode Pelaksanaan Rigid Pavement Metode Konvensional Alur pelaksanaan pekerjaan rigid pavement metode konvensional, tersaji pada gambar 4.3 Gambar 4.3 Flow Chart Rigid Pavement metode Konvensional

Penjelasan dari alur pekerjaan rigid pavement metode konvensional adalah sbb:

1. Pekerjaan Tanah Pekerjaan tanah dilakukan untuk

memenuhi persyaratan rencana sebelum dilakukan pengecoran LC dan rigid pavement. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah lebar, elvasi dan kepadatan. Pekerjaan tanah berupa galian apabila elevasi tanah asli lebih tinggi dari elevasi rencana. Sedangkan pekerjaan timbunan dilakukan apabila elevasi tanah Asli lebih rendah dari elevasi rencana. Untuk mendapatkan elevasi lapangan sesuai dengan elevasi rencana maka dilakukan dengan survey elevasi menggunakan alat Total

Station (TS). Pemadatan tanah dilakukan hingga mendapatkan nilai CBR rencana 6%. 2. Pekerjaan Lean Concrete

Persiapan Pekerjaan Lean Concrete (LC) diawali dengan survey elevasi Top timbunan dan top LC rencana dilapangan agar hasil pengecoran LC sesuai dengan tebal rencana yaitu 10 cm. Survey dilakukan menggunakan alat TS (Total Station). Kemudian dilakukan pemasangan bekisting sesuai hasil survey. Bekisting berfungsi sebagai cetakan/pembatas pada saat pengecoran LC. Beton pada LC menggunakan mutu K125. Perawatan beton LC dilakukan selama 3 hari menggunakan Curing Compuond.. Dalam pengerjaan pengecoran LC memiliki urutan seperti pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Sequence Pekerjaan Lean Concrete

3. Pekerjaan Rigid Pavement Sebelum pelaksanaan pengecoran rigid,

dilakukan persiapan lahan dan pemasangan patok stick untuk survey elevasi top rigid sesuai tebal rigid yang direncanakan. Survey elevasi top rigid dilakukan oleh tim surveyor dengan menggunakan alat TS (Total Station). Selanjutnya dilakukan pemasangan string line untuk elevasi ketebalan rigid yang telah ditentukan dari hasil survey dan dilakukan pengesetan alat slipform paver SP500 sesuai dengan lebar lajur yang sudah ditentukan. Setelah itu proses pemasangan plastik cor untuk menghindari kontak langsung antara rigid dan LC sehingga rigid pavement dan LC tidak monolit. Setiap 4,5 m dilakukan pengeboran pada LC untuk pengaku dowel bars. Setelah itu persiapan rangkaian dowel beserta dudukan dan memasang plastik kondom dan mengolesi grease pada sebagian dowel. Selanjutnya beton dibawa dari batching plant menggunakan dump truk dengan slump 3 – 4 cm pada saat dihampar. Setelah dilakukan pengecekan slump, beton dihampar dengan bantuan excavator dan ditata agar proses penghamparan merata dan bagus dan

START

PEKERJAAN TANAH

PEKERJAAN LEAN CONCRETE (LC)

PEKERJAAN RIGID PAVEMENT

Curing Compound selama 3 Hari

Cutting Concrete setelah Β± 8 jam pengerjaan

FINISH

Page 12: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

12

melakukan pemasangan tie bars dengan space 60 cm. Setelah di cor kurang lebih 1 jam, lalu di grooving untuk memberikan alur pada permukaan rigid dan di curing compound selama 3 hari. Setelah Β±8 jam, dilakukan proses cutting pada tiap segmen di posisi dowel setebal 7 cm (1/4 h). Finishing pengerjaan rigid dilakukan dengan memberi sealant pada hasil cutting tiap segmen.

4.3 Rigid Pavement Metode PPCP (Precast Prestress Concrete Pavement)

Dalam pembangunan jalan Tol Surabaya-Mojokerto perkerasan kaku (Rigid pavement) direncanakan menggunakan metode konvensional. Dalam Tugas Akhir ini direncanakan perkerasan kaku (Rigid Pavement) dengan metode PPCP (Precast Prestress Concrete Pavement). 4.3.1 Perencanaan PPCP Perencanaan panel rigid pavement metode PPCP mengacu pada peraturan ACI 325.7R-88 β€œrecommendations for designing prestressed concrete pavement” dan juga menggunakan referensi dari PT.Adhikarya (persero) selaku kontraktor yang mengimplementasikan rigid pavement metode PPCP. Dengan mengacu pada perencanaan Panel PPCP yang didesain PT. Adhikarya (persero) dan ACI 325.7R-88, maka preelimenary design panel adalah sbb :

- Tebal Panel : Seperti yang tercantum pada bab 2.3.3.4 bersumber pada ACI 325.7R-88 Tebal = 0,65x Tebal Alternatif perkerasan beton = 0,65 x 30cm = 19,5 cm β‰ˆ 20 cm.

- Lebar Panel : Lebar panel disesuaikan dengan panjang segmen. Meninjau pada perencanaan PPCP yang dilakukan PT.Adhikarya (persero), panjang satu segmen adalah 100m, lebar segmen 2,5 m. perencanaan lebar panel PPCP pada jalan tol Surabaya-Mojokerto di identikkan dengan perencanaan yang dilakukan PT.Adhikarya (persero) yaitu 2,5m.

- Panjang Panel : Panjang panel PPCP dipasang sebagai lebar jalan tol Surabaya-Mojokereto. Satu jajur pada jalan tol Surabaya-Mojokerto selebar 11,75m. dengan memperhitrungkan bahu jalan (2,5m) dan outer (1,5m), penjang panel sbb: Panjang panel = Lebar jalur- lebar bahu jalan dan outer. = 11,75 – (2,5+1,5) = 7,75m.

Jadi, panel PPCP berdimensi lebar 2,5m, panjang 7,75m dan tebal 0,2m. Agar tidak terjadi kerusakan sewaktu pengangkatan, maka perlu diperhitungkan tulangan penahan momen angkat. Semua pelat diangkat dengan empat titik pengangkatan ( four point pick-up ),seperti pada gambar 4.5.

c

Gambar 4.5 Pengangkatan panel dengan 4 Titik Gaya yang bekerja: β€’ Gaya akibat pengangkatan akan

ditranformasikan kedua arah horisontal, yaitu arah i dan j.

β€’ Tinggi pengangkatan dari muka pelat diambil 100 cm

β€’ Pada perhitungan beban ultimate ditambahkan koefisien kejut (k = 1.2)

β€’ Dead Load = 0.2 * 2.5 * 7.75 * 2400 =9300 kg

Model pengangkatan panel dapat dilihat pada gambar 4.6

Gambar 4.6 Jarak pengangkatan pelat Beban ultimate = 1.2 * 1.4 * 9300 = 15624 kg

Page 13: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

13

Gaya angkat (Tu4

15624) setiap tulangan = =

3906 kg Tegangan tarik ijin baja

26005.1

39005.1

===fy

ijintarikσ kg/cm

Diameter tulangan angkat =

2

2600*3906*4

Ο€=0.95cm~10mm Jadi tulangan angkat dipasang Ο† 10 mm Kontrol Tulangan Angkat

crpelat ff < fcry

untuk beton 3 hari adalah 2.4 Mpa c

w = ( 0.2 * 2400 ) = 480 kg/m = 0.5 * 0.2 = 0.1 m

+ M2

x = - Mx = Mx = 0.0107 * w * a2

= 0.0107 * 480 * 2.5* b

2

= 248.78 Kgm * 7.75

+ My = - My = My = 0.0107 * w * a * b = 0.0107 * 480 * 2.5

2 * 7.75

= 771.20 Kgm 2

P = 3906 kg

75.4*5.0

1=Ξ±tg = 0.42

My

Ξ±tgy*P c = =

42.01.0*3906

= 930 kgm

Mtot

β€’ My ditahan penampang selebar a/2 = 250/2 =125 cm

= 771.2 + 930 = 1701.2

Z=61 * 125 * 202 = 8333.33

cm3=8333.33 * 103 mm

3

5.135*7.0'*7.0

==SF

ff c

r =

2.76 MPa

ft = fb 3

4

10*33.833310*2.1701 Nmm

ZM tot = =

= 2.04 Mpa < fr

= 2.95 Mpa .......Ok

a. Pemodelan Panel

Pemodelan ini dianalogikan dengan jembatan di banyak tumpuan spring arah vertikal dan horisontal dengan nilai tertentu yang didapat dari nilai pondasi / base dibawahnya. Dalam satu segmen :

Panjang 100 m Alinyemen vertical Lurus, 0% Alinyemen horizontal

Lurus, 0%

Tipe Pelat Lebar total panel 7.75 m Lebar lajur kendaraan

[email protected] m

Tebal 0.2 m Metoda konstruksi Precast

Tebal minimum selimut beton dari permukaan terluar yang melindungi baja tulangan digunakan sebagai berikut, Permukaan eksterior 40 mm Permukaan interior 30 mm Penutup permukaan 30 mm

b. Konfigurasi Panel Secara umum panel pada PPCP ini terdiri dari

3 panel utama, yaitu : 1. Base Panel

Merupakan panel dasar tipikal yang merupakan panel terbanyak yang terdapat pada seluruh badan jalan. Ukurannya 0,2m x 2,5m x 7,75m. Secara umum bentuk base panel tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.7

Gambar 4.7 Base panel

2. Central Panel Merupakan panel yang terdapat di tengah dari

panjang tiap segmen yang direncanakan. Ukuran central panel adalah 0,2m x 2,5m x 7,75m. Central Panel digunakan sebagai tempat untuk stressing longitudinal. Secara umum bentuknya dilihat di Gambar 4.8 sebagai berikut :

Gambar 4.8 Central Panel

Page 14: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

14

3. Joint Panel Merupakan panel yang menghubungkan tiap

segmen PPCP. Ukuran joint panel adalah 0,2m x 1,25m x 7,75m. model joint panel seperti yang terlihat di Gambar 4.9

Gambar 4.9 Joint Panel

4. Segmen Dari ketiga panel tersebut, disusun sehingga

menjadi satu segmen sepanjang 100m. urutan pemasangan satu segmen adalah 1 joint panel, 19 base panel, 1 central panel, 19 base panel, 1 joint panel. Dalam ilustrasi terlihat pada gambar Gambar 4.10

Gambar 4.10 Rangkaian Panel dalam satu segmen

4.3.2 Metode Pelaksanaan PPCP Dalam pelaksanaan rigid pavement metode

PPCP urutan pekerjaannya terlihat pada gambar 4.11 berikut:

Gambar 4.11 Flow Chart Pelaksanaan PPCP 1. Pekerjaan Tanah

Pekerjaan tanah dilakukan untuk memenuhi persyaratan rencana sebelum dilakukan pengecoran LC dan rigid pavement. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah lebar, elvasi

dan kepadatan. Pekerjaan tanah berupa galian apabila elevasi tanah asli lebih tinggi dari elevasi rencana. Sedangkan pekerjaan timbunan dilakukan apabila elevasi tanah Asli lebih rendah dari elevasi rencana. Untuk mendapatkan elevasi lapangan sesuai dengan elevasi rencana maka dilakukan dengan survey elevasi menggunakan alat Total Station (TS). Pemadatan tanah dilakukan hingga mendapatkan nilai CBR rencana 6%. 2. Pekerjaan Lean Concrete

Persiapan Pekerjaan Lean Concrete (LC) diawali dengan survey elevasi Top timbunan dan top LC rencana dilapangan agar hasil pengecoran LC sesuai dengan tebal rencana yaitu 10 cm. Survey dilakukan menggunakan alat TS (Total Station). Kemudian dilakukan pemasangan bekisting sesuai hasil survey. Bekisting berfungsi sebagai cetakan/pembatas pada saat pengecoran LC. Beton pada LC menggunakan mutu K125. Perawatan beton LC dilakukan selama 3 hari menggunakan Curing Compuond. Penggunaan Curing Compuond selama 3 hari setara dengan curing dengan air selama 14 hari. 3. Instalasi Panel

Secara garis besar proses instalasi panel adalah peng-gabungan Central Panel, Base Panel dan joint Panel menjadi satu segmen. Sequence instalasi panel terlihat pada gambar 4.12.dalam satu segmen, terdiri dari 2 buah joint panel, 38 buah base panel dan 1 buah central panel. Arah pemasangan panel berlawanan dengan arah lalu-lintas rencana.

Gambar 4.12 Sequence Instalasi PPCP dalam satu segmen

Dari gambar 4.27 terlihat bahwa urutan ke-1 adalah joint panel, urutan ke-2 – ke-21 adalah base panel. Pada urutan ke-22 adalah central panel, urutan ke-23 – ke-40 adalah base panel dan urutan ke-41 adalah joint panel.

Adapun penjelasan urutan-urutan dalam instalasi panel adalah sbb:

a. Unloading Panel Penurunan panel pada posisi rencana

dilakukan dengan menggunakan mobilcrane kapasitas 35T. Pada proses peletakan panel, pekerja membantu mengarahkan penurunan panel. Sebelum panel diturunkan, terlebih

Loading panel PPCP

Pekerjaan persiapan

Pekerjaan Tanah Produksi panel PPCP

Lean Concrete

Install Panel

Grouting

Page 15: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

15

dahulu Lean Concrete dibersihkan dan di atasnya diberi plastik.

Gambar 4.13 Unloading Panel b. Epoxy panel, memasukkan kabel Strand

dan Turn buckle Epoxy panel dimaksudkan untuk

merekatkan dan memperkuat sambungan antara bagian male dengan female sehingga menjadi sambungan yang kuat. Epoxy menggunakan Epoxy Type I,Grade 3 Class B + C. sebelum proses epoxy, kabel strand dengan Ø 0,6” dimasukkan kedalam lubang- lubang panel terlebih dahulu. Setelah itu, panel dikunci sementara dengan Turn buckle sehingga sambungan panel dapat rata dan lurus. c. Stressing Longitudinal

Stressing Longitudinal merupakan post tension dengan arah longitudinal dilakukan setelah panel PPCP terpasang 50m atau 21panel. Pada panel ke-21(central panel) dilakukan stressing longitudinal tahap I. Setelah itu dilanjutkan kembali sampai panel ke 41(joint panel) kemudian distressing tahap II. Urutan pemasangan panel adalah 1 joint panel, 19 base panel, 1 central panel, 19 base panel, 1 joint panel. Proses stressing dilakukan dengan menggunakan mesin Mono jack.

Gambar 4.14 Flow Chart Instalasi PPCP 4. Grouting

Grouting dilakukan setelah panel tersambung 1 segmen dengan tujuan untuk mengisi rongga yang terjadi dibawah panel. Bahan grouting adalah semen dan bahan addictif cebek fosroc. Besarnya volume grouting tergantung pada kerataan Lean Concrete dan chamber (Lendutan keatas akibat Prestress) yang terjadi. Grouting dilakukan dengan menggunakan grouting pump.

BAB V

ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Volume Pekerjaan Volume pekerjaan pada rigid pavement metode konvensional dihitung dari gambar perencanaan jalan tol Surabaya-Mojokerto. Dilihat dari dimensi rigid pavement kedua metode terdapat perbedaan ketebalan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.1. Gambar 5.1 Perbandingan ketebalan rigid pavement konvensional dengan rigid pavement PPCP

(1) Menurunkan Panel di

(2)

Epoxy Panel Female

(4) Penggabungan Panel dengan turn

buckle, Dengan komposisi : Joint

(3) Memasang Turn

(5) Stressing Panel Tahap I dengan komposisi: Joint Panel(1)+Base Panel(19bh)+Central

(6) Stressing Panel Tahap II, proses berulang no

(7) Grouting tendon

(8) Finish

Page 16: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

16

5.1.1 Volume Pekerjaan Rigid Pavement

metode Konvensional Dalam mencari volume pekerjaan rigid pavement metode konvensional diawali dengan mencari luasan pekerjaan terlebih dahulu. Luasan pekerjaan dapat dihitung dari gambar potongan melintang. Dari gambar potongan melintang dapat dihitung luas pekerjaan. Volume pekerjaan didapatkan dengan mengalikan Luas pekerjaan dengan panjang pekerjaan . Contoh perhitungan untuk mencari volume pekerjaan dapat dilihat pada perhitungan volume pekerjaan STA 8+800 – STA 8+900 sbb : - STA 8+800

Luas Galian = 269.02 m2

Luas LC (t=10cm) = 2.35 m

(dihitung dengan Autocad)

Luas Rigid (t=30cm) = 7.05 m2

2

- STA 8+900 Luas Timbunan = 178.23 m2

Luas LC (t=10cm) = 2.35 m

(dihitung dengan Autocad)

Luas Rigid (t=30cm) = 7.05 m2

2

Volume pekerjaan pada STA 8+800 – 9+900 : -Volume Galian = ( (269.02+0)

2 x100) = 13451 m

3

-Volume Timbunan = ( (178.23+0)2 x100)

= 8911.5 m

3

-Volume LC (t=10cm) = ( 2.35x100) = 235 m-Volume Rigid (t=30cm) = (7.05x100) = 705 m

3

Rekapan perhitungan volume pekerjaan jalan tol Surabaya-Mojokerto metode konvensional dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut.

3

Tabel 5.1 Rekapitulasi volume pekerjaan rigid pavement metode konvensional

5.1.2 Volume Pekerjaan Rigid Pavement metode PPCP

Volume pekerjaan pada rigid pavement metode PPCP bersifat typical. Dengan panjang tiap segmen PPCP adalah 100 m, sedangkan geometrik jalannya dibatasi oleh jari-jari lengkung horizontal minimum 1000 m dan kelandaian maksimum 7% . maka perlu diadakan pengecekan terhadap gambar geometrik jalan, bagian yang melebihi batas geometrik rigid pavement metode PPCP tetap menggunakan rigid pavement metode konvensional. Berdasarkan gambar geometrik jalan tol Surabaya-Mojokerto, berikut ini adalah bagian-bagian yang tidak memenuhi untuk digunakan rigid pavement metode PPCP :

- STA 12+900 - STA 13+600 - STA 14+700 - STA 15+400 - STA 15+600 - STA 17+000 - STA 20+000 - STA 20+400 - STA 35+900 - STA 36+300

Untuk mencari volume pekerjaan rigid pavement metode PPCP sama dengan konvensional. Diawali dengan mencari luasan pekerjaan terlebih dahulu. Luasan pekerjaan dapat dihitung dari gambar potongan melintang. Volume pekerjaan didapatkan dengan mengalikan Luas pekerjaan dengan panjang pekerjaan. Rekapan perhitungan volume pekerjaan jalan tol Surabaya-Mojokerto metode PPCP dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut : Tabel 5.2 Rekapitulasi volume pekerjaan rigid pavement metode PPCP

5.2 Produktivitas Pekerjaan Produktivitas pekerjaan dalam bab ini didasarkan pada perhitungan dan data-data pendukung lainnya guna mendapatkan nilai produktivitas pekerjaan pada rigid pavement metode konvensional dan metode PPCP. 5.2.1 Produktivitas Pekerjaan Rigid

Pavement metode Konvensional Pada rigid pavement metode konvensional, kemampuan tenaga kerja dan peralatan sangat mempengaruhi kecepatan pekerjaan serta kualitas pada setiap item pekerjaan. Produktivitas pekerjaan dalam rigid pavement metode konvensional adalah sbb:

Galian Timbunan LC (t=10cm) Rigid (t=30cm)1a 13451.00 1203111.12 5405 162151b 19896.4825 149787.73 6932.5 20797.52 231797.23 604263.705 11914.50 35743.503 63891.31 264723.565 14335 430054 446756.455 2375343.26 38260.35 114781.05

Total 775792.48 4597229.38 76847.35 230542.05

Volume Pekerjaan (m3)section

Volume PPCPGalian Timbunan LC (t=10cm) LC (t=5cm) Rigid (t=30cm) (Panel)

1a 13451.00 1207993.62 2150 1628 6450 17221b 19896.483 153142.06 4610 1278.75 13830 15822 228660.23 658011.477 6870.00 2557.50 20610.00 27063 63253.31 279141.0185 5120 4960 15360 50844 444494.46 2559508.85 13695.80 12129.53 41087.40 12879

Total 769755.48 4857797.03 32445.80 22553.28 97337.40 23973

SectionVolume Pekerjaan (m3)

Page 17: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

17

a. Produktivitas Pekerjaan Galian Pekerjaan galian pada jalan tol Surabaya-

Mojokerto menggunakan alat berat backhoe. Karena data produktivitas tidak didapatkan dari kontraktor, maka produktivitas dilakukan dengan cara observasi lapangan dan perhitungan dari literatur. Jenis material berpengaruh pada produktivitas backhoe. Untuk menghitung produktivitas backhoe menggunakan rumus:

Produktivitas = 𝑉𝑉 π‘₯π‘₯ 60

𝐢𝐢𝐢𝐢 π‘₯π‘₯ 𝑆𝑆 π‘₯π‘₯ 𝐡𝐡𝐡𝐡𝐹𝐹 π‘₯π‘₯ 𝑒𝑒𝑓𝑓𝑖𝑖𝑓𝑓𝑖𝑖𝑒𝑒𝑛𝑛𝑓𝑓𝑖𝑖

Produktivitas dihitung dalam m3

/jam, CT adalah waktu siklus (tabel 5.3), S adalah factor koreksi untuk kedalaman dan sudut putar (tabel 5.4) dan BFF didapat dari tabel 5.5.

Tabel 5.3 Waktu siklus backhoe

Tabel 5.4 Faktor koreksi (S) kedalaman dan sudut putar

Tabel 5.5 faktor koreksi (BFF) untuk alat gali Pada proyek jalan tol Surabaya-mojokerto

menggunakan backhoe dengan kapasitas 0,8 m3. Kedalaman penggalian adalah 4 m, sudut putar alat adalah 90o

Produktivitas = 0,8 π‘₯π‘₯ 60

0,375 π‘₯π‘₯ 1,1 π‘₯π‘₯ 0,8 π‘₯π‘₯ 50

60

. efisiensi kerja dianggap 50 menit/jam dan jenis tanahnya adalah lempung keras. Maka perhitungan pekerjaan galian pada proyek jalan tol Surabaya-Mojokerto adalah sbb:

Produktivitas = 93,86 m3

Maka dalam sehari, produktivitas pekerjaan galian adalah 938,6 m

/jam.

3

/hari.

b. Produktivitas Pekerjaan Timbunan Dalam perhitungan produktivitas

timbunan jalan tol Surabaya-Mojokerto,

menggunakan data berupa observasi lapangan dan wawancara terhadap pengawas lapangan. Pekerjaan timbunan pada proyek jalan tol menggunakan beberapa jenis material, yaitu berupa tanah bekas galian, tanah urug, tanah granular dan sirtu. Dalam pengerjaan timbunan menggunakan alat berat berupa : - Motorgrader - Vibro Compactor 25t - Watertanker 6000-8000ltr - Dump truck. Dari hasil wawancara terhadap pengawas lapangan, diketahui dalam satu hari kondisi normal satu group mampu mendatangkan material timbunan sebanyak 40 dump truck kapasitas 22 m3. Dari volume tersebut material dapat dipadatkan seluruhnya. Untuk mendapatkan timbunan padat 1m3, dibutuhkan material sebanyak 1,1m3

Produktivitas = Volume material dalam satu hari1,1

. Dengan demikian, produktivitas pekerjaan timbunan dapat diketahui dari perhitungan material timbunan yang masuk. Adapun perhitungan produktivitas timbunan adalah sbb:

= 40 x 22

1,1 = 800 m3

Jadi produktifitas pekerjaan timbunan adalah 800 m

/hari.

3

/hari.

c. Produktivitas Pekerjaan Lean Concrete Perhitungan produktivitas pekerjaan lean

concrete (LC) didapatkan dari data kontraktor pelaksana pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto. LC menggunakan beton mutu K 125. Dalam pengerjaannya kontraktor membentuk group, satu group terdiri dari 10 pekerja. Rincian jumlah pekerja adalah sbb:

- Pekerja = 7 orang - Tukang = 2 orang - Mandor

= 10orang = 1 orang+

Dari 1(satu) group tersebut tercatat data pengerjaan LC pada jalan tol Surabaya-Mojokerto. Data tersebut berupa laporan kinerja pekerjaan LC dalam 1 (satu) minggu, untuk lebih jelasnya tersaji dalam tabel 5.6. Tabel 5.6 Rekap pengerjaan LC metode konvensional (t=10cm)

Volume Luas Terpasang (m3) Terpasang (m2)

7/1/2010 9+231 9+351 48 4808/1/2010 9+351 9+456 42 4209/1/2010 9+456 9+566 44 440

11/1/2010 9+566 9+774.3 52 52012/1/2010 9+774.3 9+894.3 48 48013/1/2010 9+894.3 10+031.8 55 55014/1/2010 10+031.8 10+201.3 43 430

Jumlah 332 3320

5 (4m)

Lajur Tanggal Start (STA) Finish (STA)

Β£ 0,76 m3 0,94-1,72 m3 >1,72 m3kerikil, pasir, tanah organik 0,24 0,3 0,4tanah, lempung lunak 0,30 0,375 0,5batuan, lempung keras 0,375 0,462 0,6

Ukuran AlatJenis Material

Kedalaman penggalian(% dari maks) 45 60 75 90 120 180

30 1,33 1,26 1,21 1,15 1,08 0,9550 1,28 1,21 1,16 1,10 1,03 0,9170 1,16 1,1 1,05 1,00 0,94 0,8390 1,04 1,00 0,95 0,90 0,85 0,75

Sudut Putar

Material BFF (%)Tanah dan organik 80-110Pasir dan kerikil 90-100Lempung Keras 65-95Lempung basah 50-90Batuan dengan peledak buruk 40-70Batuan dengan peledak baik 70-90

Page 18: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

18

Dari data pada tabel 5.6 dapat dihitung produktifitas harian pengerjaan LC pada pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto. Adapun perhitungan produktifitas adalah sbb:

Produktivitas = jumlah volume dalam 7hari

7hari

=332 m3

7 hari = 47.43 m3

Jadi produktivitas pengerjaan LC dalam 1 group adalah 47.43 m

/hari

3

d. Produktivitas Rigid Pavement konvensional

/hari. Namun pekerjaan pekerjaan LC belum selesai, perlu di berikan perawatan beton yaitu curing. Untuk mempercepat proses curing LC, kontraktor menggunakan curing compound selama 3 hari agar beton dapat mengeras maksimal sehingga dapat dilanjutkan pekerjaan lainnya.

Perhitungan produktivitas pekerjaan Rigid Pavement konvensional didapatkan dari data kontraktor pelaksana pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto. Dalam pengerjaannya kontraktor membentuk group, 1 (satu) group terdiri dari 18 pekerja. Pembagian tugas dalam group pekerjaan Rigid adalah sbb:

- FlagMan = 1 orang - Operator Backhoe = 1 orang - Operator mesin Paver = 1 orang - Pengumpan paver = 4 orang - Pemasang tiebar = 1 orang - Pemasang Dowel = 2 orang - Pemasang plastik = 2 orang - Pembuat Groovi = 2 orang - Cuting dan sealant = 2 orang - Mandor = 1 orang - Pengawas

= 18orang = 1 orang +

Dari 1(satu) group tersebut di dapatkan data berupa laporan kinerja pekerjaan Rigid pavement dalam 1 (satu) minggu, untuk lebih jelasnya tersaji dalam tabel 5.7. Tabel 5.7 Rekap pengerjaan rigid pavement metode konvensional

Sumber : PT Wijaya Karya

Dari data pada tabel 5.7 dapat dihitung produktivitas harian pengerjaan rigid pavement metode konvensional pada pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto. Adapun perhitungan produktivitas adalah sbb:

Produktivitas = jumlah volume dalam 7hari

7hari

=777.3 m3

7 hari = 111.04 m3

Jadi produktivitas pengerjaan rigid pavement dalam 1 group adalah 111.04 m

/hari

3

5.2.2 Produktivitas Pekerjaan Rigid pavement metode PPCP

/hari.

Pada rigid pavement metode PPCP, kemampuan tenaga kerja dan peralatan sangat mempengaruhi kecepatan pekerjaan serta kualitas pada setiap item pekerjaan. Produktivitas pekerjaan dalam rigid pavement metode PPCP adalah sbb:

a. Produktivitas Pekerjaan Galian Pekerjaan galian jalan tol Surabaya-Mojokerto

pada metode PPCP, sama halnya dengan metode konvensional. Untuk itu perhitungannya adalah sbb: Produktivitas = 𝑉𝑉 π‘₯π‘₯ 60

𝐢𝐢𝐢𝐢 π‘₯π‘₯ 𝑆𝑆 π‘₯π‘₯ 𝐡𝐡𝐡𝐡𝐹𝐹 π‘₯π‘₯ 𝑒𝑒𝑓𝑓𝑖𝑖𝑓𝑓𝑖𝑖𝑒𝑒𝑛𝑛𝑓𝑓𝑖𝑖

Produktivitas = 0,8 π‘₯π‘₯ 600,375

π‘₯π‘₯ 1,1 π‘₯π‘₯ 0,8 π‘₯π‘₯ 5060

Produktivitas = 93,86 m3

b. Produktivitas Pekerjaan Timbunan /jam.

Sama halnya dengan metode konvensional, pekerjaan timbunan pada metode PPCP menggunakan material berupa tanah bekas galian, tanah urug, tanah granular dan sirtu. Perhitungan produktivitas pekerjaannya juga menggunakan data yang sama, maka produktivitas timbunannya adalah sbb: Produktivitas= Volume material dalam satu hari

1,1

= 40 x 22

1,1 = 800 m3

c. Produktivitas Pekerjaan Lean Concrete

/hari.

Perhitungan produktivitas pekerjaan lean concrete (LC) pada metode PPCP diasumsikan sama dengan produktifitas pekerjaan LC pada metode konvensional. Hal tersebut karena LC pada metode PPCP dan konvensional memiliki karekteristik yang relatif sama. LC menggunakan beton mutu K 125, Satu group LC pada metode PPCP terdiri dari 10 pekerja. Jadi produktivitas pengerjaan LC pada metode PPCP dalam 1 group adalah 47.43 m3

/hari. Pekerjaan LC di curing menggunakan curing compound selama 3 hari agar beton dapat mengeras maksimal sehingga dapat dilanjutkan pekerjaan lainnya.

Lean Concrete Rigid Pavement(t=10cm) (t=30cm)

1b 19896.48 150787.73 6932.50 20797.502 231797.23 658011.48 10152.00 30456.003 63891.31 264723.57 14335.00 43005.004 446756.46 2381964.91 38140.50 114421.50

Total 762341.48 3455487.69 69560.00 208680.00

SectionVolume (m3)

Galian Timbunan

Page 19: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

19

d. Produktivitas Install Panel Di Indonesia Rigid pavement metode

PPCP baru diterapkan oleh satu kontraktor, maka perhitungan produktivitas didapatkan dari data pelaksanaan kontraktor tersebut. Data pelaksanaan tercatat pada waktu kontraktor mengerjakan proyek jalan tol kanci-Pejagan. Dalam penginstallan panel PPCP, kontraktor membuat group kerja. 1 (satu) group terdiri dari 10 pekerja. Rincian jumlah pekerja dalam satu group adalah sbb:

- Pekerja = 7 orang - Tukang = 2 orang - Mandor

= 10orang = 1 orang +

Pada pelaksanaan installasi panel PPCP, kontraktor menggunakan alat berat mobile crane untuk menempatkan panel pada posisi. Penginstallan panel PPCP dilakukan setelah 3 hari pengerjaan LC dimulai.

Gambar 5.2 Cycle time installasi panel Dari data pada gambar 5.5 terlihat cycle

time installasi panel adalah 20 menit/panel. Pada setiap panel ke-21 dilakukan stressing longitudinal terlebih dahulu, kemudian dilakukan stressing longitudinal lagi pada panel ke-41, Oleh karena itu produktivitas penginstallan panel PPCP adalah 29 panel/hari.

e. Produktivitas Stressing Longitudinal Stressing longitudinal dalam satu segmen

PPCP (100m) dilakukan 2 kali, yaitu pada waktu panel ke 21 dan 41. Pada panel ke 21 terjadi pada central panel, sedangkan panel ke 41 terletak pada joint panel. Adapun urutan pemasangan panel adalah sbb : Joint panel, Base panel 1-19, Central panel, Base panel 20-40, Joint panel.

Stressing longitudinal dilakukan pada 12 kabel strand dengan tipe mono jacking (12 titik). Produktivitas stressing longitudinal mono jacking adalah 15 menit/panel.

f. Produktivitas Grouting Pekerjaan grouting dilakukan setelah panel

PPCP terpasang satu segmen beserta stressing longitudinalnya. Satu group dalam pekerjaan grouting terdiri dari 3 pekerja dan 1 mandor. Grouting dilakukan dengan alat bantu grouting

pump, untuk mengrouting satu segmen di-butuhkan waktu 4 jam. Oleh karena itu produktivitasnya adalah 4jam/segmen. 5.3 Analisa Waktu dan Biaya Analisa waktu dan biaya dimaksudkan untuk mengetahui waktu dan biaya yang diperlukan masing-masing metode. Karena jenis pekerjaan dan ukuran pada kedua metode bersifat typical, maka perhitungan biaya dan waktu dilakukan dalam 100 m panjang jalan. Pengerjaan diasumsikan dilaksanakan 1 group tiap item pekerjaan. Jam kerja di lapangan adalah 10 jam/ hari. 5.3.1 Analisa Waktu Rigid Pavement metode Konvensional

Analisa waktu rigid pavement metode konvensional dilakukan dalam 100m terlebih dahulu. Waktu yang dibutuhkan sangat tergantung pada durasi dan hubungan keterkaitan antar aktivitas didalam pengerjaan rigid pavement metode konvensional.

Durasi = Volume Pekerjaan

Produktifitas Pekerjaan

Tabel 5.8 Durasi metode konvensional pada STA 12+500 – STA 12+600

Durasi(Hari)

1 Galian 0 m3 938.6 m3/hari 02 Timbunan 2958.5 m3 800 m3/hari 43 Lean Concrete 235 m3 47.43 m3/hari 54 Rigid pavement 705 m3 111.04 m3/hari 7

Volume Sat ProduktivitasNo Aktivitas

Perhitungan durasi pekerjaan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Jumlah group pada pekerjaan galian dan timbunan disesuaikan untuk mencapai durasi yang ideal. Karena jika durasi pekerjaan tanah terlalu besar, dapat menimbulkan lag antara pekerjaan LC ataupun pekerjaan Rigid pavement. Tabel 5.9 Hubungan keterkaitan antar aktivitas metode konvensional

Durasi(Hari)

1 Galian A 0 -2 Timbunan B 4 -3 Lean Concrete C 5 A, B FS4 Rigid pavement D 7 C + 3hari SS +3 Hari

No Aktivitas Kode Prodecessor Keterangan

Dari hubungan antar aktivitas diatas, pekerjaan LC dan Rigid pavement bersifat typical dan memiliki volume yang berbanding lurus. Untuk mengetahui keseluruhan waktu yang dibutuhkan dengan penggunaan rigid pavement metode konvensional adalah membuat jaringan

CYCLE TIME INSTALLATION Panel

1 Pembersihan LC Menit 2

2 Pelapisan Polyethiline Menit 2

3 Unloading Menit 15

4 Epoxy, turn buckle & pemasangan strand Menit 5

Total Cycle Time Menit 20

5 10 15 20 25 30No. Uraian Sat Durasi

Jam Kerja (Menit)

Page 20: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

20

kerja (network planning) dengan menggunakan Microsoft project seperti dapat dilihat pada lampiran. 5.3.2 Analisa Waktu Rigid Pavement metode PPCP

Analisa waktu rigid pavement metode PPCP dilakukan satu segmen jalan terlebih dahulu. Waktu yang dibutuhkan sangat tergantung pada durasi dan hubungan keterkaitan antar aktivitas didalam pengerjaan rigid pavement metode PPCP. Perhitungan durasi pekerjaan dilakukan pada setiap item pekerjaan. Sebagai contoh perhitungan diambil jalan pada STA 12+500 – STA 12+600.

Durasi = Volume Pekerjaan

Produktifitas Pekerjaan

Tabel 5.10 Perhitungan durasi metode PPCP pada STA 12+500 – STA 12+600

Durasi(Hari)

1 Galian 0 m3 938.6 m3/hari 02 Timbunan 3364.56 m3 800 m3/hari 43 Lean Concrete t=5cm 77.5 m3 47.43 m3/hari 54 Lean Concrete t=10cm 80 m3 111.04 m3/hari 75 Install Panel 82 Panel 29 panel/hari 36 Stressing Longitudinal 4 Panel 15 menit/ panel 17 Grouting 82 Segmen 4 jam/segmen 18 Rigid pavement t=30cm 240 m3 111.04 m3/hari 3

No Aktivitas Volume Sat Produktivitas

Perhitungan durasi pekerjaan pada metode PPCP selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Jumlah group pada pekerjaan galian dan timbunan disesuaikan untuk mencapai durasi yang ideal. Karena jika durasi pekerjaan tanah terlalu besar, dapat menimbulkan lag antara pekerjaan LC ataupun pekerjaan Rigid pavement. Tabel 5.11 Hubungan keterkaitan antar aktivitas metode PPCP

Durasi(Hari)

1 Galian A 0 -2 Timbunan B 4 -3 Lean Concrete t=5cm C 5 A, B FTS4 Lean Concrete t=10cm D 7 A, B FTS5 Install Panel E 3 C STS + 3 Hari6 Stressing Longitudinal F 1 E SS+21 panel7 Grouting G 1 E FTS - 50%8 Rigid pavement t=30cm H 3 E G

No Aktivitas Kode Prodecessor Keterangan

Dari hubungan antar aktivitas diatas,

pekerjaan LC, pekerjaan Rigid pavement, Install panel, stressing longitudinal dan Grouting bersifat typical dan memiliki volume yang berbanding lurus. Untuk mengetahui keseluruhan waktu yang dibutuhkan dengan penggunaan rigid pavement metode konvensional adalah membuat jaringan kerja (network planning) dengan menggunakan Microsoft project seperti dapat dilihat pada lampiran.

5.3.3 Analisa Biaya Langsung metode Konvensional Setelah diketahui volume pekerjaan dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan setiap item pekerjaan, maka dapat dilanjutkan perhitungan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan item pekerjaan. Untuk menghitung anggaran biaya pelaksanaan pembanguanan jalan tol Surabaya-Mojokerto, terlebih dahulu menghitung harga satuan pekerjaan. Adapun untuk analisa harga satuan pekerjaan galian tanah dapat dilihat pada tabel 5.12, pekerjaan timbunan pada tabel 5.13, pekerjaan lean concrete pada tabel 5.14, dan rigid pavement pada tabel 5.15. Tabel 5.12 Harga satuan pekerjaan Galian/m

3

Tabel 5.13 Harga satuan pekerjaan timbunan/m

3

Tabel 5.14 Harga satuan pekerjaan LC/m

3

Harga Satuan Jumlah(Rp) (Rp)

A PEKERJA1 Flagman m.day 0.0144 34,230.00 492.91

492.91 B BAHAN

1 Material timbunan pilihan m3 1.1 32,450.00 35,695.00 2 Solar/BBM ltr 1.125 7,781.25 8,753.91

44,448.91 C PERALATAN

1 Motorgrader jam 0.0223 225,700.00 5,033.11 2 Vibro Compactor 25t jam 0.0223 152,500.00 3,400.75 3 Watertanker 6000-8000ltr jam 0.0296 91,500.00 2,708.40

11,142.26 56,084.08

No Uraian Satuan Kuantitas

sub total

sub total

sub totalTOTAL (A+B+C)

Harga Satuan Jumlah(Rp) (Rp)

A PEKERJA1 Flagman m.day 0.0144 34,230.00 492.91

492.91 B BAHAN

1 Solar/BBM ltr 0.375 7,781.25 2,917.97 2,917.97

C PERALATAN1 Excavator PC 200 Standar jam 0.0106 285,000.00 3,021.00

3,021.00 3,513.91

sub total

sub totalTOTAL (A+B+C)

No Uraian Satuan Kuantitas

sub total

Harga Satuan Jumlah(Rp) (Rp)

A PEKERJA1 Mandor m.day 0.0211 68,450.00 1,444.30 2 Tukang m.day 0.0422 51,345.00 2,166.76 3 Pekerja m.day 0.1475 39,935.00 5,890.41

9,501.47 B BAHAN

1 Beton K125 m3 1 460,000.00 460,000.00 2 Curing Compuond kg 0.0832 43,575.00 3,625.44 3 Material bantu ls 1 622.50 622.50 4 Bekesting samping m2 0.0626 18,000.00 1,126.80

465,374.74 C PERALATAN

1 Watertanker 6000-8000ltr jam 0.0296 91,500.00 2,708.40 2 Alat bantu ls 0.1345 3,050.00 410.23

3,118.63 477,994.83

No Uraian Satuan Kuantitas

sub total

sub total

sub totalTOTAL (A+B+C)

Page 21: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

21

Tabel 5.15 Harga satuan pekerjaan Rigid Pavement/m

3

Setelah harga satuan pekerjaan diketahui, selanjutnya menganalisa biaya pada metode konvensional. Analisa biaya tersaji dalam tabel 5.16. Sedangkan rincian analisa biaya per section dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 5.16 Analisa biaya rigid pavement metode konvensional

5.3.4 Analisa Biaya Langsung metode PPCP Untuk menghitung anggaran biaya pelaksanaan pembanguanan jalan tol Surabaya-Mojokerto dengan metode PPCP, terlebih dahulu menghitung harga satuan pekerjaan. Analisa harga satuan pekerjaan galian, pekerjaaan timbunan dan pekerjaan lean concrete sama dengan metode konvensional. Sedangkan analisa harga satuan pekerjaan install panel PPCP dapat dilihat pada tabel 5.17, pekerjaan stressing pada tabel 5.18 dan pekerjaan grouting tersaji pada tabel 5.19.

Harga Satuan Jumlah(Rp) (Rp)

A PEKERJA1 Mandor m.day 0.0067 68,450.00 458.62 2 Tukang m.day 0.0326 51,345.00 1,673.85 3 Pekerja m.day 0.0652 39,935.00 2,603.76

4,736.22 B BAHAN

1 Concrete Class P slump 5 Β± 2 m3 1 543,828.45 543,828.45 2 Besi beton ulir kg 22.5194 7,650.00 172,273.41 3 Curing Compuond kg 0.0832 43,575.00 3,625.44 4 Joint Sealant kg 0.2081 118,275.00 24,613.03 5 Plastik Lembaran m2 3.3333 933.75 3,112.47 6 Pipa PVC 1-1/2" m' 0.2497 6,225.00 1,554.38 7 Solar/BBM liter 0.6291 7,781.25 4,895.18 8 Cat anti karat kg 0.0416 31,125.00 1,294.80 9 Material bantu ls 1 622.50 622.50

10 Bekesting samping m2 0.0626 18,000.00 1,126.80 756,946.46

C PERALATAN1 Concrete Cutter jam 0.0223 38,125.00 850.19 2 Concrete Paver jam 0.0223 1,016,666.67 22,671.67 3 Watertanker 6000-8000ltr jam 0.0296 91,500.00 2,708.40 4 Air Compressor 175 cfm jam 0.0296 68,625.00 2,031.30 5 Alat bantu ls 0.1345 3,050.00 410.23

28,671.78 790,354.47 TOTAL (A+B+C)

No Uraian Satuan Kuantitas

sub total

sub total

sub total

Harga Satuan Biaya Total(Rp) (Rp)

A. Biaya MaterialI Pekerjaan Tanah1 Material timbunan pilihan m3 4644362.022 35,695.00 165,780,502,357.44 2 Solar/BBM ltr 1,676,877.26 7,781.25 13,048,201,143.39

II Pekerjaan LC1 Beton K125 m3 45519.5 460,000.00 20,938,970,000.00 2 Curing Compuond kg 3,787.22 43,575.00 165,028,216.08 3 Material bantu ls 45,519.50 622.50 28,335,888.75 4 Bekesting samping m2 2,849.52 18,000.00 51,291,372.60

III Pekerjaan Rigid pavement 1 Concrete Class P slump 5 Β± 2 m3 230542.05 543,828.45 125,375,325,711.32 2 Besi beton kg 5,191,668.64 7,650.00 39,716,265,101.89 3 Curing Compuond kg 576.784 43,575.00 25,133,362.80 4 Joint Sealant kg 47,975.80 118,275.00 5,674,337,816.56 5 Plastik Lembaran m2 626,906.26 933.75 585,373,717.25 6 Pipa PVC 1-1/2" m' 57,566.35 6,225.00 358,350,528.03 7 Solar/BBM liter 145,034.00 7,781.25 1,128,545,840.94 8 Cat anti karat kg 9,590.55 31,125.00 298,505,846.34 9 Material bantu ls 230542.05 622.50 143,512,426.13

10 Bekesting samping m2 14,431.93 1,126.80 16,261,901.35 B. Upah pekerja

I Pekerjaan Tanah1 Flagman m.day 77,905.30 34,230.00 2,666,698,574.87

II Pekerjaan LC1 Mandor m.day 960.46 68,450.00 65,743,586.25 2 Tukang m.day 1,920.92 51,345.00 98,629,786.30 3 Pekerja m.day 6,714.13 39,935.00 268,128,631.79

III Pekerjaan Rigid pavement 1 Mandor m.day 1544.631735 68,450.00 105,730,042.26 2 Tukang m.day 7515.67083 51,345.00 385,892,118.77 3 Pekerja m.day 15031.34166 39,935.00 600,276,629.19

C. Biaya PeralatanI Pekerjaan Tanah1 Excavator PC 200 Standar jam 8,116.72 285,000.00 2,313,266,017.52 2 Motorgrader jam 103,569.27 225,700.00 23,375,584,934.03 3 Vibro Compactor 25t jam 103,569.27 152,500.00 15,794,314,144.62 4 Watertanker 6000-8000ltr jam 137,473.12 91,500.00 12,578,790,099.03

II Pekerjaan LC1 Watertanker 6000-8000ltr jam 137,473.12 91,500.00 12,578,790,099.03 2 Alat bantu ls 624,666.69 3,050.00 1,905,233,410.27

III Pekerjaan Rigid pavement 1 Concrete Cutter jam 5,141.09 38,125.00 196,003,969.13 2 Concrete Paver jam 5,141.09 1,016,666.67 5,226,772,527.39 3 Watertanker 6000-8000ltr jam 6,824.04 91,500.00 624,400,088.22 4 Air Compressor 175 cfm jam 6,824.04 68,625.00 468,300,066.17 5 Alat bantu ls 31,007.91 3,050.00 94,574,112.46

452,681,070,068.18 Total biaya

No Item Satuan Volume

Page 22: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

22

Tabel 5.17 Analisa harga satuan install panel PPCP/panel.

Tabel 5.18 Analisa harga satuan stressing PPCP/segmen. Tabel 5.19 Analisa harga satuan Grouting PPCP/segmen.

Setelah harga satuan pekerjaan diketahui,

selanjutnya menganalisa biaya pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto dengan metode PPCP. Analisa biaya tersaji dalam tabel 5.20.

Tabel 5.20 Analisa biaya rigid pavement metode PPCP.

Harga Satuan Jumlah(Rp) (Rp)

A PEKERJA1 Mandor m.day 0.033 68,450.00 2,258.85 2 Tukang m.day 0.067 51,345.00 3,440.12 3 Pekerja m.day 0.233 39,935.00 9,304.86

15,003.82 B BAHAN

1 Epoxy Type I,Grade 3 Class B + C kg 2.5 70,000.00 175,000.00 2 Plastik Lembaran m2 19.375 933.75 18,091.41 3 Solar/BBM liter 0.1333 7,781.25 1,037.24 4 Material bantu ls 1 622.50 622.50

194,751.15 C PERALATAN

1 Mobile Crane 35 Ton jam 0.333 265,000.00 88,245.00 2 Turn buckle jam 0.333 25,000.00 8,325.00 4 Air Compressor 175 cfm jam 0.296 68,625.00 20,313.00 5 Alat bantu ls 0.1345 3,050.00 410.23

117,293.23 327,048.19

sub total

No Uraian Satuan Kuantitas

sub total

sub totalTOTAL (A+B+C)

Harga Satuan Jumlah(Rp) (Rp)

A PEKERJAStressing mono jack Titik 48 150,000.00 7,200,000.00

7,200,000.00 B BAHAN

1 Kabel strand dia. 0.6" kg 1706.52 11,250.00 19,198,350.00 2 Angkur hidup mono 0.6" bh 48 190,158.00 9,127,584.00

28,325,934.00 C PERALATAN

-35,525,934.00

sub total

No Uraian Satuan Kuantitas

sub total

sub totalTOTAL (A+B+C)

Harga Satuan Jumlah(Rp) (Rp)

A PEKERJA1 Mandor m.day 0.5 68,450.00 34,225.00 2 Pekerja m.day 1.5 39,935.00 59,902.50

94,127.50 B BAHAN

1 Portland Cement zak 15 50,600.00 759,000.00 2 Cebex 100 produk fosroc liter 0.75 125,000.00 93,750.00 3 Solar/BBM liter 2 7,781.25 15,562.50

868,312.50 C PERALATAN

1 Pump Grouting jam 0.4 98,625.00 39,450.00 39,450.00

1,001,890.00

sub total

No Uraian Satuan Kuantitas

sub total

sub totalTOTAL (A+B+C)

Harga Satuan Biaya Total(Rp) (Rp)

A. Biaya MaterialI Pekerjaan Tanah

1 Material timbunan pilihan m3 4856593.054 35,695.00 173,356,089,071.45 2 Solar/BBM ltr 6301202.299 7,781.25 49,031,230,391.53

II Pekerjaan LC1 Beton K125 m3 54999.075 460,000.00 25,299,574,500.00 2 Curing Compuond kg 4575.92304 43,575.00 199,395,846.47 3 Material bantu ls 54999.075 622.50 34,236,924.19 4 Bekesting samping m2 3442.942095 18,000.00 61,972,957.71

III Pekerjaan Rigid pavement 1 Concrete Class P slump 5 Β± 2 m3 97337.4 543,828.45 52,934,847,369.03 2 Besi beton kg 2191979.846 7,650.00 16,768,645,818.53 3 Curing Compuond kg 8098.47168 43,575.00 352,890,903.46 4 Joint Sealant kg 20255.91294 118,275.00 2,395,768,102.98 5 Plastik Lembaran m2 309006.4664 933.75 288,534,788.02 6 Pipa PVC 1-1/2" m' 24305.14878 6,225.00 151,299,551.16 7 Solar/BBM liter 61234.95834 7,781.25 476,484,519.58 8 Cat anti karat kg 4049.23584 31,125.00 126,032,465.52 9 Material bantu ls 97337.4 622.50 60,592,531.50

10 Bekesting samping m2 6093.32124 18,000.00 109,679,782.32 IV Panel PPCP

1 Joint Panel unit 1170 3,226,195.96 3,774,649,270.28 2 Base panel unit 22215 6,015,432.18 133,632,825,967.56 3 Central Panel unit 588 6,418,452.18 3,774,049,884.19

V Pekerjaan Install panel1 Epoxy Type I,Grade 3 Class B + C kg 59932.5 70,000.00 4,195,275,000.00 2 Plastik Lembaran m2 464476.875 933.75 433,705,282.03 3 Solar/BBM liter 3195.6009 7,781.25 24,865,769.50 4 Material bantu ls 23973 622.50 14,923,192.50

VI Pekerjaan Stressing1 Kabel strand dia. 0.6" kg 986368.56 11,250.00 11,096,646,300.00 2 Angkur hidup mono 0.6" bh 27744 190,158.00 5,275,743,552.00

VII Pekerjaan Grouting1 Portland Cement zak 6930 50,600.00 350,658,000.00 2 Cebex 100 produk fosroc liter 441 125,000.00 55,125,000.00 3 Solar/BBM liter 1176 7,781.25 9,150,750.00

B. Upah pekerjaI Pekerjaan Tanah

1 Flagman m.day 80655.3894 34,230.00 2,760,833,980.23 II Pekerjaan LC

1 Mandor m.day 1154.9806 68,450.00 79,058,420.36 2 Tukang m.day 2309.96115 51,345.00 118,604,955.25 3 Pekerja m.day 8084.8640 39,935.00 322,869,044.84

No Item Satuan Volume

Page 23: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

23

Tabel 5.20 Analisa biaya rigid pavement metode PPCP (Lanjutan). 5.3.5 Analisa Biaya tidak Langsung

Biaya tidak langsung proyek adalah semua biaya yang tidak secara langsung digunakan dalam pelaksanaan kegiatan proyek. Biaya ini akan bertambah seiring dengan bertambahnya waktu proyek. Biaya tidak langsung digunakan untuk menghitung pertambahan biaya proyek tiap harinya yang akan berpengaruh pada pertambahan biaya total proyek. Biaya tak langsung ini dibedakan menjadi biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Pada biaya tidak tetap terdapat biaya kontingensi, besarnya tergantung pada jenis dan resiko suatu proyek.

Perhitungan biaya kontingensi pada metode konvensional didasarkan pada item pekerjaan rigid pavement. Besarnya biaya

kontingensi adalah 2% dari biaya item pekerjaan rigid pavement. Perhitungan biaya kontingensi / hari pada metode konvensional adalah sbb: Biaya kontingensi = 2% biaya Rigid Pavement / Durasi(hari)

= 0,02 x (230.542,05xRp.790.354,47) / 2276 = Rp. 1.601.141 / hari

Sedangkan perhitungan biaya kontingensi pada metode PPCP didasarkan pada item pekerjaan panel PPCP dan Grouting. Besarnya biaya kontingensi adalah 1% biaya panel dan 5% biaya grouting (sumber : wawancara dengan Project Engineering Manager proyek Kanci-Pejagan). Perhitungan biaya kontingensi/ hari pada metode PPCP adalah sbb: Biaya kontingensi = 1% biaya Panel / Durasi(hari) + 5% Biaya grouting/hari + 2% biaya Rigid Pavement / Durasi(hari)

=(0,01x78.992.136.990/2276)+(0,05x585x1.001.890/234) + 0,02 x (97.337,40xRp.790.354,47) / 1136

=347.065 + 125.236 + 1.354.419 = Rp. 1.826.720 / hari

Rincian pehitungan biaya tidak langsung pada metode konvensional tersaji dalam tabel 5.21 dan biaya tidak langsung pada metode PPCP tersaji dalam tabel 5.22.

Tabel 5.21 Rincian biaya tidak langsung metode konvensional

Harga Satuan Biaya Total(Rp) (Rp)

III Pekerjaan Rigid pavement 1 Mandor m.day 652.16058 68,450.00 44,640,391.70 2 Tukang m.day 3173.19924 51,345.00 162,927,914.98 3 Pekerja m.day 6346.39848 39,935.00 253,443,423.30

IV Pekerjaan Install panelMandor m.day 791.109 68,450.00 54,151,411.05 Tukang m.day 1606.191 51,345.00 82,469,876.90 Pekerja m.day 5585.709 39,935.00 223,065,288.92

V Pekerjaan StressingStressing mono jack Titik 27744 150,000.00 4,161,600,000.00

VI Pekerjaan GroutingMandor m.day 294 68,450.00 20,124,300.00 Pekerja m.day 882 39,935.00 35,222,670.00

C. Biaya PeralatanI Pekerjaan Tanah

1 Excavator PC 200 Standar jam 7891.441956 285,000.00 2,249,060,957.53 2 Motorgrader jam 108302.0251 225,700.00 24,443,767,067.28 3 Vibro Compactor 25t jam 108302.0251 152,500.00 16,516,058,829.24 4 Watertanker 6000-8000ltr jam 143755.1544 91,500.00 13,153,596,628.13

II Pekerjaan LC1 Watertanker 6000-8000ltr jam 1627.97262 91,500.00 148,959,494.73 2 Alat bantu ls 7397.375588 3,050.00 22,561,995.54

III Pekerjaan Rigid pavement 1 Concrete Cutter jam 2170.62402 38,125.00 82,755,040.76 2 Concrete Paver jam 2170.62402 1,016,666.67 2,206,801,094.24 3 Watertanker 6000-8000ltr jam 2881.18704 91,500.00 263,628,614.16 4 Air Compressor 175 cfm jam 2881.18704 68,625.00 197,721,460.62 5 Alat bantu ls 7915.7285 3,050.00 24,142,971.93

IV Pekerjaan Install panelMobile Crane 35 Ton jam 7983.009 265,000.00 2,115,497,385.00 Turn buckle jam 1788.5097 25,000.00 44,712,742.50 Air Compressor 175 cfm jam 1589.7864 68,625.00 109,099,091.70 Alat bantu ls 3224.3685 3,050.00 9,834,323.93

V Pekerjaan GroutingPump Grouting jam 231.2 68,625.00 15,866,100.00

554,207,968,966.29 Total Biaya

No Item Satuan Volume

No Uraian volume Harga Satuan JumlahA Biaya Tetap (fixed cost)

1 Rumah tinggal sementara karyawan 1 15,000,000.00 15,000,000.00 15,000,000.00

B Biaya tidak tetap (variabel cost)1 Project manager 1 8,000,000.00 8,000,000.00 2 Kasie proyek 5 5,500,000.00 27,500,000.00 3 karyawan 18 3,250,000.00 58,500,000.00 4 Biaya Rumah Tangga Ls 25,000,000.00 25,000,000.00 5 Koordinasi 1 4,800,000.00 4,800,000.00 6 Rekening Listrik, telepon, rapat Ls 5,000,000.00 5,000,000.00 7 Sewa Kendaraan 4 5,000,000.00 20,000,000.00 8 BBM Kendaraan 4 3,000,000.00 12,000,000.00 9 Pemeliharaan Kendaraan 4 500,000.00 2,000,000.00

10 Alat Tulis Kantor Ls 2,500,000.00 2,500,000.00 11 Dokumentasi 1 1,000,000.00 1,000,000.00 12 Keamanan 6 2,000,000.00 12,000,000.00 13 Kontingensi 30 1,601,141.00 48,034,230.00

226,334,230 7,544,474

Jumlah biaya

Jumlah biaya/bulanJumlah biaya/hari

Page 24: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

24

Tabel 5.22 Rincian biaya tidak langsung metode PPCP

Persamaan biaya tidak langsung dapat ditulis sbb: Biaya Tak Langsung = biaya tetap + (biaya tidak

tetap per hari x durasi aktivitas)

Biaya Tak Langsung metode Konvensional = biaya tetap +(biaya tidak tetap per hari x

durasi aktivitas) = 15.000.000 + ( 7.544.474 x 2298 ) = Rp. 17.352.201.250,00

Biaya Tak Langsung metode PPCP = biaya tetap +(biaya tidak tetap per hari x

durasi aktivitas) = 15.000.000 + ( 7.770.053 x 1550 ) = Rp.12.058.582.150,00

5.4 Perbandingan Waktu dan Biaya Dari hasil perhitungan waktu dan biaya rigid pavement metode konvensional dan rigid pavement metode PPCP pada jalan tol Surabaya-Mojokerto, rincian biaya dan waktu pada metode konvensional terlihat pada tabel 5.23. sedangkan rincian biaya dan waktu pada metode PPCP terlihat pada tabel 5.24 Tabel 5.23 Rincian Biaya dan Waktu metode Konvensional

Tabel 5.24 Rincian Biaya dan Waktu metode PPCP

Dari tabel 5.23 dan 5.24 dapat dibuat Grafik hubungan waktu dan hubungan biaya pada masing-masing metode. Grafik hubungan waktu pada setiap section dapat dilihat pada gambar 5.6. Sedangkan Grafik hubungan biaya pengerjaan masing-masing metode pada setiap section dapat dilihat pada gambar 5.7

Gambar 5.3 Hubungan waktu pada setiap section

Gambar 5.4 Hubungan Biaya pada setiap section

No Uraian volume Harga Satuan JumlahA Biaya Tetap (fixed cost)

1 Rumah tinggal sementara karyawan 1 15,000,000.00 15,000,000.00 15,000,000.00

B Biaya tidak tetap (variabel cost)1 Project manager 1 8,000,000.00 8,000,000.00 2 Kasie proyek 5 5,500,000.00 27,500,000.00 3 karyawan 18 3,250,000.00 58,500,000.00 4 Biaya Rumah Tangga Ls 25,000,000.00 25,000,000.00 5 Koordinasi 1 4,800,000.00 4,800,000.00 6 Rekening Listrik, telepon, rapat Ls 5,000,000.00 5,000,000.00 7 Sewa Kendaraan 4 5,000,000.00 20,000,000.00 8 BBM Kendaraan 4 3,000,000.00 12,000,000.00 9 Pemeliharaan Kendaraan 4 500,000.00 2,000,000.00

10 Alat Tulis Kantor Ls 2,500,000.00 2,500,000.00 11 Dokumentasi 1 1,000,000.00 1,000,000.00 12 Keamanan 6 2,000,000.00 12,000,000.00 13 Kontingensi 30 1,826,720.00 54,801,600.00

233,101,600 7,770,053 Jumlah biaya/hari

Jumlah biaya

Jumlah biaya/bulan

Waktu Akumulasi Waktu Biaya Akumulasi Biaya(hari) (hari) (Rp) (Rp)

1a 168 168 77,074,493,589.45 77,074,493,589.45 1b 207 375 28,653,052,309.67 105,727,545,899.13 2 355 730 74,317,143,256.52 180,044,689,155.64 3 427 1157 56,834,411,639.41 236,879,100,795.05 4 1141 2298 216,269,915,198.32 452,681,070,068.18

section

Waktu Akumulasi Waktu Biaya Akumulasi Biaya(hari) (hari) (Rp) (Rp)

1a 105 105 86,561,076,199.48 86,561,076,199.48 1b 155 260 33,611,942,111.31 120,173,018,310.79 2 340 600 79,660,057,849.06 199,833,076,159.85 3 251 851 69,380,919,805.50 269,213,995,965.35 4 699 1550 285,119,819,103.78 554,207,968,966.29

section

Page 25: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

25

Dari hasil perhitungan waktu dan biaya rigid pavement metode konvensional dan rigid pavement metode PPCP pada jalan tol Surabaya-Mojokerto, didapatkan perbandingan waktu dengan biaya langsung tersaji dalam tabel 5.25 dan waktu dengan biaya tidak langsung yang tersaji dalam tabel 5.26. Tabel 5.25 Perbandingan Waktu dan Biaya Langsung pembangunan jalan tol Surabaya – Mojokerto. Tabel 5.26 Perbandingan Waktu dan Biaya tidak Langsung pembangunan jalan tol Surabaya – Mojokerto. Tabel 5.27 Perbandingan Waktu dan Biaya Langsung + Biaya tidak Langsung pembangunan jalan tol Surabaya – Mojokerto.

Dari tabel- tabel perbandingan, rigid pavement metode PPCP lebih cepat 748 hari dari pada metode konvensional. Namun biaya langsung metode PPCP lebih banyak Rp.101.526.898.898,12 dari pada metode konvensional. Dari biaya tidak langsung yang timbul metode PPCP lebih banyak Rp.5.293.619.100,00 dari pada metode konvensional. Sedangkan dari penjumlahan biaya langsung dan tidak langsung metode PPCP tetap lebih banyak Rp.96.233.279.798,12.

BAB VI KESIMPULAN dan SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan dalam Tugas Akhir ini, dihasilkan kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1. Rigid pavement metode PPCP pada jalan tol

Surabaya menggunakan Tebal panel 20cm. Dimensi Base panel dan Central panel adalah 0,2m x 2,5m x 7,75m. Dimensi Joint Panel 0,2m x 1,25m x 7,75m. Sepanjang jalan tol Surabaya-Mojokerto bagian yang tidak memenuhi untuk menggunakan metode PPCP adalah STA 12+900 - STA 13+600, STA 14+700 - STA 15+400, STA 15+600 - STA 17+000, STA 20+000 - STA 20+400, STA 35+900 - STA 36+300.

2. Dari hasil analisa, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan rigid pavement dengan metode konvensional pada jalan tol Surabaya-Mojokerto adalah 2298 hari dengan biaya langsung sebesar Rp.452.681.070.068,18 dan biaya tidak langsung sebesar Rp.17.352.201.250,00. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan rigid pavement metode PPCP adalah 1550 hari dengan biaya langsung sebesar Rp.554.207.968.966,29 dan biaya tidak langsung sebesar Rp.12.058.582.150,00

3. Dibandingankan dari segi waktu, pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto dengan menggunakan rigid pavement metode PPCP lebih cepat 748 hari dari pada rigid pavement metode konvensional. Namun dari segi biaya langsung metode PPCP lebih besar Rp.101.526.898.898,12 dari pada metode konvensional. Biaya tidak langsung yang terjadi pada metode PPCP lebih kecil Rp.5.293.619.100,00 dari pada metode konvensional.

5.2 Saran Untuk mendapatkan hasil analisa yang lebih

detail maka sebaiknya untuk studi selanjutnya memperhatikan nilai uang dari waktu (Discounted Value) dll agar lebih tepat dan akurat sewaktu digunakan pihak owner ataupun pelaksana.

Waktu Biaya(hari) (Rp)

Konvensional 2298 452,681,070,068.18 PPCP 1550 554,207,968,966.29

Selisih 748 101,526,898,898.12

Metode

Waktu Biaya(hari) (Rp)

Konvensional 2298 470,033,271,318.18PPCP 1550 566,266,551,116.29

Selisih 748 96,233,279,798.12

Metode

Waktu Biaya(hari) (Rp)

Konvensional 2298 17,352,201,250.00PPCP 1550 12,058,582,150.00

Selisih 748 5,293,619,100.00

Metode

Page 26: ITS Undergraduate 16574 3106100713 Paperpdfpdf

26