skripsirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40159...bab iv analisis dan pembahasan a....
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(Studi Kasus Pada Perusahaan Daerah Pasar Jaya Tanah Abang)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh :
SYUKRI AKMAL
NIM: 1111081000038
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M/ 1439 H
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama Lengkap : Syukri Akmal
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Tempat, Tanggal Lahir : Balingka, 19 juli 1992
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat Rumah : Bulaan Jorong Koto Hilalang Balingka,
kecamatan IV koto
Telepon/Hp : 08121087703
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
1998 - 1999 : TK BALINGKA
1999 - 2005 :SDN 24 KOTOHILALANG BALINGKA
2005 - 2008 :MTSN 1 MODEL Bukittinggi, Sumatra Barat
2008 - 2011 :SMAN 2 Bukittinggi, Sumatra Barat
2011 – 2018 : UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Pengalaman Organisasi
Anggota biasa HMI KAFEIS CIPUTAT
vi
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(Studi Kasus pada Perusahaan Daerah Pasar Jaya Tanah Abang)
Oleh
Syukri Akmal
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi (X1), dan
kompetensi (X2) terhadap kinerja karyawan pada Perusahaan Daerah Pasar Jaya
Tanah Abang. Sampel diperoleh dilakukan secara sempling jenuh yaitu penentuan
sample bila semua anggota populasi digunakan sebagai sample. Sedangakan
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : uji kualitas data, uji
asumsi klasik, analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis. Hasil uji
signifikan parsial (uji t) dari analis dan pembahasan penelitian menunjukkan
bahwa : 1) motivasi mempunyai signifikansi sebesar 0,034 menunjukkan bahwa
nilai tersebut lebih kecil dari batas signifikansi 0,05 (0,034 < 0,05), dan nilai thitung
2,216 > ttabel 2,0345 dengan demikian motivasi (X1) berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan secara parsial. 2) kompetensi mempunyai signifikansi
sebesar 0,001 menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari batas signifikansi
0,05 (0,001 < 0,05), dan nilai thitung 3,615 > ttabel 2,0345 dengan demikian
kompetensi (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan secara parsial.
Sementara itu hasil uji signifikan simultan (uji f) menunjukkan bahwa nilai Fhitung
16,797 > Ftabel 3,28 dengan tingkat signifikan 0,000b < 0,05. Dengan demikian
berarti variabel motivasi (X1) dan kompetensi (X2) secara simultan memiliki
pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) pada PD Pasar Jaya Tanah
Abang.
Kata kunci : motivasi, kompetensi, kinerja karyawan
vii
ANALYSIS OF EFFECT OF MOTIVATION AND COMPETENCY
ON EMPLOYEE PERFORMANCE
(Study at Pasar Jaya Regional Company Tanah Abang)
By:
Syukri Akmal
ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of motivation (X1), and competence (X2)
on employee performance in the Regional Company Pasar Jaya Tanah Abang.
The sample obtained is sempling saturation, that is the determination of the
sample when all members of the population are used as a sample. While data
analysis used in this research include: data quality test, classical assumption test,
multiple linear regression analysis and hypothesis test. The results of partial
significant test (t test) from the analyst and the discussion of the research show
that: 1) the motivation has a significance of 0.034 indicating that the value is
smaller than the 0.05 (0.034 0,05) significance limit, and the tcount 2,216> ttable
2 , 0345 thus motivation (X1) have a significant effect on the performance of
employees partially. 2) competence has significance of 0.001 indicates that the
value is smaller than the 0.05 significance limit (0.001 <0.05), and the value of t
count 3.615> ttable 2.0345 thus the competence (X2) has a significant effect on
the performance of employees partially. Meanwhile, simultaneous significant test
results (f test) showed that the Fcount of 16.797> Ftable 3.28 with a significant
level of 0.000b <0.05. This means that the motivation variable (X1) and
competence (X2) simultaneously have a significant influence on employee
performance (Y) in PD Pasar Jaya Tanah Abang Keywords: motivation, competence, employee performance
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabaratuh
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
Puji syukur hanya kepada Allah SWT semata, atas rahmat dan karunia-Nya yang
begitu besar dan sangat berarti dalam hidup yang senantiasa mengalir deras tiada
hentinya hingga detik ini. Shalawat serta salam kami hanturkan kepada nabi
tercinta Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, serta segenap
umatnya yang mengikuti sunnahnya sampai akhir zaman.
Alhamdulillahirabbil „alamin, atas kerja keras, kesungguhan dan campur
tangan Allah SWT , akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Pengaruh Motivasi dan Kompetensi terhadap Kinerja Karyawan, (Studi
Kasus Pada PD Pasar Jaya Tanah Abang)”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat akademis dalam menyelesaikan studi program Sarjana (S1) Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini bukan
merupakan satu hasil proses kerja penulis saja, namun terdapat pula pihak-pihak
yang turut membantu dan berkontribusi dalam proses penyelesaian penyusunan
skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, penulis
menyampaikan rasa terima kasih dan mempersembahkan gelar ini kepada :
1. Kepada kedua orang tua ku Tercinta, Ibunda DARWATI AZRA dan
Ayahanda ARDITEL Y, terimakasih atas segala ridha yang Ibunda dan
Ayahanda berikan, hingga saya dapat menempuh pendidikan tinggi
dan mempersembahkan gelar ini kepada kalian.
2. Kepada adik-adik ku tercint Terimakasih atas perhatian, bantuan dan
canda tawa yang diberikan, semoga selalu diberi kemudahan dalam
berbagai urusan.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
ix
4. Ibu Titi Dewi Warninda M.Si Selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Ella Patriana, MM, Selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
6. Bapak Bahrul Yaman, S.Sos., M.Si. selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, arahan, motivasi, semangat, kemudahan, dan
perhatian dalam penyusunan skripsi ini, semoga Bapak selalu
diberikan limpahan rahmat dari Allah SWT.
7. Seluruh staf pengajar atau dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas segala pengetahuan,
pelayanan administrasi dan penyedia referensi.
8. Semua pihak yang belum disebut diatas, terima kasih atas segala
bantuan selama proses penulisan skripsi ini.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih, dan berharap semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan kepada penulis, dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat
bagi saya khususnya dan bagi pihak-pihak yang bersangkutan pada umumnya, dan
sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.
Billahitaufiq Wal Hidayah
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, 24 Mei 2018
Penulis
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ....................................................................................... 10
B. Hubungan Antar Variabel ...................................................................... 53
C. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 55
D. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 59
E. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 60
xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 62
B. Pendekatan Penelitian ............................................................................ 62
C. Metode Penentuan Sampel .................................................................... 63
D. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 64
E. Metode Analisis Data ............................................................................. 66
F. Operasional Variabel Penelitian ............................................................ 75
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................................... 79
B. Analisis dan Pembahasan ........................................................................ 83
C. Distribusi Jawaban Responden ............................................................... 88
D. Hasil Statistik Deskriptif ......................................................................... 95
E. Hasil Uji Kualitas Data ........................................................................... 97
F. Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 101
G. Hasil Uji Hipotesis .................................................................................. 108
H. Koefisien Determinasi ............................................................................. 112
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 114
B. Implikasi .................................................................................................. 114
C. Saran ....................................................................................................... 116
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 118
LAMPIRAN ...................................................................................................... 121
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Indeks Produksi Tahunan Industri ...................................................... 2
Tabel 1.2 Indeks Produksi Tahunan Industri Tekstil dan Pakaian Jadi .............. 3
Tabel 1.3 Tingkat Pendidikan Pegawai Perusahaan Daerah Pasar Jaya ............ 3
Tabel 2.1 Perbedaan Kompetensi antar Amerika dengan Inggris ....................... 31
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 55
Tabel 3.1 Skala Likert ......................................................................................... 65
Tabel 4.1 Jenis Kelamin ...................................................................................... 83
Tabel 4.2 Usia ..................................................................................................... 84
Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir ............................................................................ 85
Tabel 4.4 Masa Kerja .......................................................................................... 86
Tabel 4.5 Jabatan ................................................................................................. 87
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Motivasi ........................... 88
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kompetensi ...................... 90
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kinerja Karyawan ............ 93
Tabel 4.9 Hasil Statistik Deskriptif ..................................................................... 96
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi ............................................... 98
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi ......................................... 99
Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja ................................................. 99
Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas ......................................................................... 101
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas ......................................................................... 102
Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolonieritas ............................................................... 103
Tabel 4.16 Hasil Uji Heterokedastisitas .............................................................. 106
Tabel 4.17 Hasil Uji Analisis Berganda .............................................................. 107
xiii
Tabel 4.18 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) .................................................... 110
Tabel 4.19 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ............................................... 112
Tabel 4.20 Hasil uji Koefisien Determinasi ........................................................ 113
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian ...................................................................... 121
Lampiran 2 : Distribusi Pernyataan Responden ................................................. 127
Lampiran 3 : Hasil Output SPSS ......................................................................... 131
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini, Indonesia sudah memasuki era pasar global
MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Indikatornya anatara lain banyak
tenaga kerja asing dan produk asing yang masuk ke Indonesia disertai dengan
tingkat kompetensi yang lebih tinggi namun dengan harga yang lebih murah.
Kondisi ini tentu membuat proses produksi industri didalam negeri menjadi
lebih kompetitif, badan usaha maupun perusahaan dituntut untuk dapat
membuat inovasi produksi, sistem kerja, dan lain sebagainya agar dapat
bersaing dengan badan usaha dan perusahaan asing yang masuk ke Indonesia.
Kondisi Persaingan ini tentunya berdampak positive baik bagi
pemerintah maupun perusahaan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi
baik yang bersifat mikro maupun makro. Pertumbuhan eknomi indonesia
menunjukkan hasil yang signifikan dengan adanya persaingan di pasar global.
Hal ini dapat dilihat dari indeks pertumbuhan produksi yang di rilis oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) adalah sebagai berikut
2
Tabel 1.1
Indeks Produksi Tahunan Industri
Periode 2011 – 2015
Industri
Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
Besar dan
sedang
104,10 108,38 114,89 120,36 126,09
Mikro dan
Kecil
104,71 111,88 117,15 122,91 129,93
Sumber : BPS, data diolah kembali
Berdasarkan data pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pertumbuhan
industri secara nasional menunjukkan pertumbuhan yang positif, dimana
progresnya selalu naik pada setiap tahunnya. Proses industrialisasi sebenarnya
merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
dalam dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih
bermutu. Dengan kata lain, pembangunan industri itu merupakan suatu fungsi
dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat, bukan merupakan kegiatan yang
mandiri hanya untuk mencapai fisik saja. Industri juga tidak terlepas dari
usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuannya
memanfaatkan secara optimal sumber daya alam dan sumberdaya lainnya. Hal
ini berarti pula sebagai suatu usaha untuk meninngkatkan kinerja tenaga
manusia disertai usaha untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia.
Disisi lain, persaingan ini juga turut memberikan dampak kepada
sumber daya manusia di Indonesia itu sendiri, dengan adanya Masyarakat
Ekonomi Asean di awal tahun 2015, persaingan sumber daya manusia lintas
3
negara menjadi lebih kompetitif. Sumber daya manusia yang dimiliki
Indonesia harus memiliki nilai lebih agar mampu bersaing dengan sumber
daya asing yang masuk ke Indonesia. Utamanya sumber daya manusia yang
terlibat dalam pengelolaan di pasar pusat perbelanjaan tanah abang. Hal ini di
karenakan Pasar tanah abang merupakan pusat perdagangan tekstil dan
pakaian jadi utama ke berbagai wilayah di Indonesia dan juga Asia Tenggara,
beragam jenis tekstil dan pakaian jadi tersedia di Pasar Tanah Abang,
meskipun pasar Tanah Abang juga menyediakan produk lain seperti bahan
pangan, keperluan rumah tangga dan lainnya, namun Pasar Tanah Abang
didominasi oleh produk pakaian jadi dan tekstil. Pertumbuhan industri pakaian
jadi dan tekstil juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Seperti data
pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.2
Indeks Produksi Tahunan Industri Tekstil dan Pakaian Jadi
Periode 2011 – 2015
Industri
Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
Tekstil 103,95 107,02 115,79 120,88 130,09
Pakaian
Jadi
105,61 110 119,37 124,14 132,44
Sumber : BPS, data diolah kembali
Berdasarkan data pada tabel 1.2, pertumbuhan produksi industri tekstil
dan pakaian jadi selalu positif, dimana dari tahun 2011 hingga tahun 2015
selalu terjadi peningkatan jumlah produksi, artinya Pasar Tanah Abang
merupakan aset negara yang harus dikelola dengan baik karena mampu
4
mendongkrak perekonomian negara dari sektor riil. Memperhatikan
kedudukan strategis pasar tanah abang sebagai salah satu penggerak ekonomi
propinsi DKI Jakarta, maka pemerintahan DKI Jakarta mengeluarkan
peraturan daerah nomor 2 tahun 2009 tentang pengelolaan pasar tanah abang.
Dalam peraturan daerah tersebut disebutkan bahwa tugas pokok pasar tanah
abang adalah melaksanakan pelayanan umum dalam bidang pengelolaan area
pasar, membina pedagang pasar, ikut membantu stabilitas harga dan
kelancaran distribusi barang dan jasa di pasar. Dalam melaksanakan tugas
pokok tersebut pihak pengelola pasar tanah abang sering kali menghadapi
permasalahan keamanan, kebersihan, pelayanan dan kemacetan.
Sebagai lembaga yang mengurus semua hal yang berkaitannya dengan
pasar, PD Pasar Jaya diharapkan mampu menciptakan kondisi yang ideal
suatu pasar yang kondusif bagi kelancaran transaksi antara produsen dan
konsumen. Untuk itu diperlukan adanya manajemen yang efektif dimulai dari
perencanaan, pembangunan, pemeliharaan hingga perawatan area pasar.
Penerapan manajemen yang efektif akan tercapai apabila tersedianya sumber
daya manusia yang memiliki kinerja yang optimal. Kinerja pegawai yang
optimal tersebut akan terwujud apabila pegawai memiliki kompetensi dan
motivasi yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi mereka sebagai pegawai
di PD pasar jaya tanah abang.
Asumsi penulis sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Untung
Sri Widodo dan Agus dengan hasil uji t statisitk yang memperoleh nilai
signifikan sebesar 0.000 < 0.05, hal ini menyatakan bahwa kompetensi
berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kinerja pegawai,
5
jika pegawai Kantor Kecamatan Gayamsari Kota Semarang dapat memberikan
kontribusinya dalam melaksankan tugas dan tanggung jawab, yang meliputi;
pengetahuan (knowledge), pengalaman (Experience), keterampilan (skills) dan
sikap sebagai indikator kompetensi, maka akan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai (2015: 116).
Berdasarkan hasil pra penelitian kami bahwa kinerja pegawai PD pasar
tanah abang belum optimal. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan
Bapak Andi Rosidi selaku Staff seksi Administrasi dan Umum di PD pasar
tanah abang. Hasil wawancara tersebut diperoleh fenomena, data dan fakta
terkait dengan variabel yang akan diteliti yang dapat di uraikan sebagai
berikut
1. Kualitas Kerja,
Lamanya respon karyawan terhadap keluhan pedagang.
2. Ketepatan Waktu,
Lamanya respon terhadap permasalahan pedagang.
3. Prakarsa atau Inisiatif Pegawai
Kurangnya kesadaran karyawan terhadap keluhan pedagang
4. Kemampuan, Komunikasi.
Kurang koordinasi komunikasi antara pegawai dan pedagang.
Fenomena rendahnya kinerja pegawai tersebut dapat terjadi karena
motivasi pegawai Masih rendah serta komptensi yang dimiliki pegawai belum
optimal. Untuk mendapatkan kinerja yang diharapkan perusahaan, sumber
daya manusia yang ada harus memiliki motivasi kerja yang tinggi, karena
6
motivasi merupakan pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan
kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan
terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan (
Hasibuan, 2008:141 ).
Dari hasil observasi lain diperoleh bahwa motivasi pegawai PD Pasar
Tanah Abang belum sesuai dengan harapan pimpinan. Indikasinya masih
dijumpai pegawai yang belum memiliki motivasi yang bersifat instristik dan
ekstrinsik. Hal ini dapat diketahui masih banyak pegawai yang kurang
memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas, kurangnya
melaksanakan tugas dengan target yang jelas, kurangnya memiliki tujuan yang
jelas dan menantang, kurangnya umpan balik atas hasil kerja, tidak memiliki
rasa senang dalam bekerja, kurang berusaha mengungguli orang lain, dan
kurangnya prestasi dari apa yang telah dikerjakan. Akibatnya banyak
karyaman yang bersantai di kantin dan serta karyawati yang berbelanja pada
jam kerja.
Fenomena lain yang ditemukan dari hasil obserrvasi bahwa kompetensi
karyawan PD Pasar Tanah Abang masih belum sesuai dengan harapan
pimpinan. Hal ini terlihat dari kurangnya keterampilan untuk melaksanakan
tugas rutin, kurangnya keterampilan untuk mengelola serangkaian tugas yang
berbeda yang muncul dalam pekerjaan, kurangnya keterampilan dalam bekerja
sama serta kurangnya keterampilan dalam beradaptasi dengan lingkungan. Hal
ini berakibat kurangnya respon atau tanggapan karyawan terhadap
permasalahan yang terjadi seperti antrian service charge. Sehingga costomer
7
menjadi kecewa terhadap pelayanan pegawai lama dan kadang para konsumen
dibiarkan menunggu terlalu lama.
Selain itu juga diperolah data pegawai menurut tingkat pendidikannya
dapat diketahui dari tabel berikut
Tabel 1.3
Tingkat Pendidikan Pegawai
Perusahaan Daerah Pasar Jaya
No. Tingkat Pendidikan Persentase
1 SD 19,4%
2 SMP / Sederajat 8,3%
3 SLTA / Sederajat 52,7%
4 DIII, S1 dan S2 19,4%
Sumber: PD Pasar Jaya, diolah kembali
Berdasarkan tabel tersebut di ketahui bahwa sistem rekrutmen dan
penempatan pegawai tidak sesaui dengan prinsip manajemen sumber daya
manusia yang menyatakan right man and the right job and then right man
great education.
Memperhatikan latar belakang permasalahan yang telah penulis jelaskan
diatas maka permasalahan dalam skripsi ini dapat dirumuskan adakah
pengaruh motivasi dan kompetensi terhadap kinerja pegawai ( studi kasus
pada perusahaan daerah pasar jaya di tanah abang )
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
8
1. Apakah motivasi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja pegawai PD Pasar Jaya Tanah Abang.
2. Apakah kompetensi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja PD Pasar Jaya Tanah Abang.
3. Apakah motivasi dan kompetensi secara simultan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja PD Pasar Jaya Tanah Abang (studi kasus
pada perusahaan daerah pasar jaya).
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini
dilakukan dengan tujuan:
a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi terhadap
kinerja pegawai PD Pasar Jaya Tanah Abang secara parsial.
b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi terhadap
kinerja pegawai PD Pasar Jaya Tanah Abang secara parsial.
c. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi dan
kompetensi secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja pegawai PD Pasar Jaya Tanah Abang secara
parsial.
2. Manfaat Penelitian
Tujuan lain dibuatnya penelitian ini adalah untuk memberikan
manfaat terhadap:
a. Bagi PD Pasar Jaya
9
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
informasi yang dapat membantu menajemen dalam meningkatkan
kinerja pada karyawan PD Pasar Jaya Tanah Abang. wahana
latihan pengembangan kemampuan dan penerapan teoritis yang
diperoleh dalam perkuliahan.
b. Bagi Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan informasi
dan bermanfaat untuk dijadikan sebagai bahan bacaan untuk
menambah pengetahuan dan bahan penyusunan penelitian serupa
dan lebih mendalam.
c. Penelitian Berikutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber
informasi bagi mahasiswa khususnya jurusan manajemen sumber
daya manusia untuk digunakan dalam penelitian selanjutnya.
d. Bagi Penulis
Diharapkan penelitian ini merupakan pelatihan berfikir
secara ilmiah yang dapat memberikan pemahaman mengenai
pengaruh motivasi dan kompetensi terhadap kinerja karyawan PD
Pasar Jaya.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
a. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah ilmu dan seni pengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu (Ardana, et al,
2012:4). Adapun definisi manajemen yang dikutip oleh Malayu
S.P. Hasibuan (2012:1) menyatakan “manajemen adalah ilmu dan
seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu tujuan tertentu”.
Menurut Lee dalam Swastha dan Sukotjo (2010:82)
manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga
manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dari definisi manajemen tersebut dapat diambil
suatu kesimpulan bahwa manajemen mempunyai lima fungsi, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan
pengawasan.
11
Sedangkan menurut Sutrisno (2014:7) adalah suatu
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan
secara terpadu. Sementara itu Sutrisno (2014:7) mengatakan
sumber daya manusia diartikan sebagai sumber dari kekuatan yang
berasal dari manusia-manusia yang dapat didayagunakan oleh
organisasi. Agar menjadi sebuah kekuatan, sumber daya manusia
harus ditingkatkan kualitas dan kompetensinya. Jadi pengertian
manajemen sumber daya manusia menurut Sutrisno (2014:7)
adalah suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan.
Kelima macam fungsi manajemen ini sangat penting dalam
menjalankan semua kegaiatan organisasi. Semua ini dimaksudkan
agar kegiatan yang dilakukan organisasi dapat tercapai.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa
manajemen memiliki peran dan fungsi yang sangat strategis dalam
menjalankan suatu organisasi yang didukung oleh tersedianya
unsur – unsur manajemen yang optimal.
b. Pengertian Sumber Daya Manusia
Menurut veithzal rivai dan Ella jauvani sagala (2014:1)
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah suatu ilmu
atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya
(tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif
12
serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan
bersama perusahaan, karyawan, dan masyarakat menjadi
maksimal. Pengelolaan unsur manusia (Man) ini mengalami
perkembangan kajian sehingga menjadi suatu bidang ilmu yang
berdiri sendiri. mengkaji bagaimana proses pemanfaatan sumber
daya manusia secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
tertentu dan dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak.
Pandangan penulis ini sejalan dengan pendapat Ardana (et al,
2012;3) MSDM adalah suatu bidang manajemen yang mempelajari
hubungan dan peranan manusia dalam organisasi atau perusahaan.
Selanjutnya Umar dalam Sunyoto (2012:1) menyatakan
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan
pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan
organisasi perusahaan secara terpadu. Berdasarkan pengertian
mengenai manajemen sumber daya manusia yang diungkapkan
beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber
daya manusia merupakan pendekatan terhadap aktivitas manusia
dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja
dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi.
13
c. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Rosidah dkk (2009:14) menyatakan bahwa
terdapat lima fungsi manajemen sumber daya manusia, yaitu:
1) Pengadaan
2) Pengembangan
3) Pemberian kompensasi
4) Pengintegrasian
5) Pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia
Untuk mencapai suatu tujuan dalam sumber daya manusia,
maka adapun fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia
adalah sebagai berikut (Sunyoto, 2012:4):
1) Fungsi Manajerial
a) Perencanaan
Fungsi perencanaan meliputi penentuan program
sumber daya manusia yang akan membantu pencapaian
tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
b) Pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian adalah membentuk
organisasi dengan merancang susunan dari berbagai
hubungan antara jabatan, personalia dan faktor-faktor fisik
c) Pengarahan
Fungsi pengarahan adalah mengusahakan agar
karyawan mau bekerja secara efektif melalui perintah
motivasi
14
d) Pengendalian
Fungsi pengendalian adalah mengadakan
pengamatan atas pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana dan mengoreksinya jika terjadi penyimpangan
2. Fungsi Operasional
a) Pengadaan
Fungsi pengadaan meliputi perencanaan sumber daya
manusia, perekrutan, seleksi, penempatan dan orientasi
karyawan, perencanaan mutu dan jumlah karyawan.
b) Pengembangan
Fungsi pengembangan memiliki tujuan untuk
meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap
karyawan agar dapat melaksanakan tugas dengan baik.
c) Kompensasi
Fungsi kompensasi dapat diartikan sebagai
pemberian penghargaan yang adil dan layak kepada
karyawan sebagai balas jasa kerja mereka
d) Integrasi
Fungsi integrasi karyawan ini meliputi usaha-usaha
untuk menyelaraskan kepentingan individu karyawan,
organisasi dan masyarakat.
e) Pemeliharaan
15
Fungsi pemeliharaan tidak hanya mengenai usaha
untuk mencegah kehilangan karyawan-karyawan tetapi
dimaksudkan untuk memelihara sikap kerja sama dan
kemampuan bekerja karyawan.
f) Pemutusan Hubungan Kerja
Fungsi pemutusan hubungan kerja adalah
memutuskan hubungan kerja dan mengembalikannya
kepada masyarakat. Proses pemutusan hubungan kerja
yang utama adalah pensiun, pemberhentian dan pemecatan
terhadap karyawan.
2. Motivasi (X1)
a. Pengertian motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitute) karyawan dalam
menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi
merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan
yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan.
Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja
itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja
maksimal (Mangkunegara, 2006:61). Hal ini sesuai dengan pendapat
Keith Davis dalam Anwar Prabu Mangkunegara (2006:13) bahwa
faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor
kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Peningkatan
motivasi juga memiliki potensi dalam peningkatan kepuasan kerja.
Dalam hal ini terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja
16
dengan kepuasan kerja (Lijan Poltak Sinambela, 2012:267). Motivasi
berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan, daya penggerak
atau kekuatan yang menyebabkan suatu tindakan atau perbuatan. Kata
movere dalam bahasa inggris sering disepadankan dengan motivation
yang berarti pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang
menimbulkan dorongan atau kesadaran yang menimbulkan dorongan.
Motivasi didefinisikan oleh Mathis & Jackson dalam oleh Wilson
Bangun (2012:312) bahwa motivasi merupakan hasrat di dalam
seseorang menyebabkan orang tersebut melakukan suatu tindakan.
Sama halnya dengan yang dikatakan Hamzah B. Uno (2009:5)
bahwa motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang
melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Kekuatan-kekuatan ini
pada dasarnya dirangsang oleh adanya berbagai macam kebutuhan,
seperti keinginan yang hendak dipenuhinya, tingkah laku, tujuan dan
umpan balik.
Menurut Edwin B. Flippo yang dikutip oleh (Suhendra dan
Murdiyah 2006:91) mendefinisikan motivasi sebagai suatu keahlian,
dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara
berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi
sekaligus tercapai. Sedangkan menurut Stephen P.Robbins dan Mary
Counter (1999:50) yang dikutip oleh Suwatno (2013:171) menyatakan
bahwa motivasi kerja sebagai kesediaan untuk melaksanakan upaya
tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan keorganisasian yang dikondisikan
17
oleh kemampuan upaya untuk memenuhi kebutuhan individual
tertentu.
Motivasi didefinisikan oleh N.Manulang yang dikutip oleh
Suhendra dan Murdiyah (2006:91) bahwa “motivasi sebagai pekerjaan
yang dilakukan oleh seorang manajer memberikan inspirasi, semangat
dan dorongan kepada orang lain, dalam hal ini karyawan untuk
mengambil tindakan-tindakan”. Pemberian dorongan ini bertujuan
untuk menggiatkan karyawan agar mereka bersemangat dan dapat
mencapai hasil sebagaimana dikehendaki. Selain itu motivasi dapat
pula diartikan sebagai dorongan individu untuk melakukan tindakan
karena mereka ingin melakukannya. Apabila individu termotivasi,
mereka akan membuat pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu,
karena dapat memuaskan keinginan mereka (Veithzal Rivai, 2010:837-
838)
b. Teori-teori Motivasi
Teori-teori motivasi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1) Teori Kepuasan (content theory)
Teori ini merupakan teori yang mendasarkan atas
faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang
menyebabkan bertindak dan berperilaku dengan cara
tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor
dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan,
mendukung dan menghentikan perilakunya. Jika kebutuhan
18
semakin terpenuhi, maka semangat bekerjanya akan
semakin baik (Malayu S.P Hasibuan, 2005: 103).
Teori-teori kepuasan ini antara lain:
a) Teori Motivasi Klasik oleh F. W. Taylor
Teori ini dikemukakan oleh Fredrick Wislow
Taylor. Menurut teori ini motivasi para pekerja hanya
untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis
saja. Kebutuhan biologis adalah kebutuhan yang
diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
seseorang. Kebutuhan biologis ini akan terpenuhi, jika
gaji atau upah yang diberikan cukup besar. Jadi jika gaji
atau upah karyawan dinaikan maka semangat bekerja
mereka akan meningkat (Malayu S.P Hasibuan, 2005:
104).
b) Maslow‟s Need Hierarchy Theory
Teori ini disebut juga A Theory of Human
Motivation, dikemukakan oleh A. H. Maslow tahun
1943. Dasar teori ini adalah
(1) Manusia adalah mahluk sosial yang berkeinginan; ia
selalu menginginkan lebih banyak dan berlanjut
sampai akhir hayat.
(2) Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi
alat motivasi bagi pelakunya: hanya kebutuhan yang
belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi.
19
(3) Kebutuhan manusia bertingkat-tingkat (hierarchy)
sebagai berikut:
(a) Physiological Need:
(b) Safety and Security Needs:
(c) Affiliation or Acceptance Needs
(Belongingness):
(d) Esteem or Status Needs:
(e) Self Actualization (Malayu S.P Hasibuan, 2005:
104).
c) Herzberg‟s Two Factor Theory
Menurut teori ini motivasi yang ideal yang dapat
merangsang usaha adalah “peluang untuk melaksanakan
tugas yang lebih membutuhkan keahlian dan peluang
untuk mengembangkan kemampuan”.
Hasil penelitian Herzberg yang menarik adalah
bahwa bila para karyawan merasa puas dengan
pekerjaannya, kepuasan itu didasarkan faktor-faktor
yang bersifat intrinsik seperti keberhasilan mencapai
sesuatu pengakuan yang diperoleh, sifat pekerjaan yang
dilakukan, rasa tanggung jawab, kemajuan dalam karier,
pertumbuhan profesional dan intelektual yang dialami
oleh seseorang. Sebaliknya apabila para karyawan
merasa tidak puas dengan pekerjaannya, ketidakpuasan
itu pada umumnya dikaitkan dengan faktor-faktor yang
20
sifatnya ekstrinsik, artinya bersumber dari luar diri
karyawan yang bersangkutan, seperti: kebijakan
organisasi, pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan,
supervisi oleh manajer, hubungan interpersonal dan
kondisi kerja (Malayu S.P Hasibuan, 2005: 108).
d) Mc. Clelland‟s Achivement Motivation Theory
Teori ini dikemukakan oleh David Mc. Clelland.
Teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai
cadangan energi potensial. Mc. Celland mengelompokan
tiga kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah
bekerja yaitu:
(1) Kebutuhan akan prestasi (Need for Achievement
n.Ach)
(2) Kebutuhan akan Afiliasi (Need for Affliation =
n.Af)
(3) Kebutuhan akan kekuatan (Need for Power = n.Pow)
(Malayu S.P Hasibuan, 2005: 111).
e) Alderfer‟s Existence, Relatedness ang Growth
(ERG)Theory
Teori ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer
seorang ahli dari Yale University. Teori ini merupakan
penyempurnaan dari teori kebutuhan yang diungkapkan
oleh A. H. Maslow. ERG Theory ini oleh para ahli
21
dianggap lebih mendekati keadaan sebenarnya
berdasarkan fakta-fakta empiris.
Aldefer mengemukakan bahwa ada tiga kelompok
kebutuhan yang utama, yaitu :
(1) Kebutuhan akan keberadaan (Existence Needs)
(2) Kebutuhan akan Afiliasi (Relatedness Needs)
(3) Kebutuhan akan kemajuan (Growth Needs) (Malayu
S.P Hasibuan, 2005: 113).
f) Teori Motivation Human Relation
Teori ini mengutamakan hubungan seseorang
dengan lingkungannya. Menurut teori ini seseorang akan
berprestasi baik jika ia diterima dan diakui dalam
pekerjaan serta lingkungannya.
Teori ini menekankan peranan aktif pimpinan
organisasi dalam memelihara hubungan dan kontrak-
kontrak pribadi dengan bawahannya yang dapat
membangkitkan gairah kerja. Teori ini menganjurkan
bila dalam memotivasi bawahan memerlukan kata-kata,
hendaknya kata-kata itu mengandung kebijakan,
sehingga dapat menimbulkan rasa dihargai dan sikap
optimis (Malayu S.P Hasibuan, 2005: 115).
g) Teori Motivasi Claude
22
Teori ini menyatakan bahwa seseorang mempunyai
kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan
suasana di lingkungan ia bekerja, yaitu:
(1) Upah yang layak
(2) Kesempatan untuk maju
(3) Pengakuan sebagai individu
(4) Keamanan kerja
(5) Tempat kerja yang baik
(6) Penerimaan oleh kelompok
(7) Perlakuan yang wajar
(8) Pengakuan atas prestasi. Malayu S.P Hasibuan
(2005: 115)
2) Teori Proses (process theory)
Menurut Malayu S. P. Hasibuan (2005:116) pada
dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan “bagaimana
menguatkan, mengarahkan, memelihara dan menghentikan
perilaku individu”, agar individu bekerja giat sesuai dengan
keinginan manajer. Hal ini menunjukan bahwa adanya
kausal yaitu sebab dan akibat.
Teori motivasi proses ini, dikenal atas :
a) Teori Harapan (Expectancy Theory)
b) Teori Keadilan (Equity Theory)
c) Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)
23
Teori pengukuhan ini didasarkan atas hubungan
sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian
kompensasi. Sehingga sifat ketergantungan tersebut
bertautan dengan hubungan antara perilaku dan kejadian
yang mengikuti perilaku itu. Teori pengukuhan ini menurut
Malayu S. P. Hasibuan (2007: 238-239) terdiri dari dua
jenis, yaitu :
(1) Pengukuhan positif (positive reinforcement), yaitu
bertambah frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuhan
positif diterapkan secara bersyarat.
(2) Pengukuhan negatif (negative reinforcement), yaitu
bertambah frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuhan
negatif dihilangkan secara bersyarat.
Jadi prinsip pengukuhan selalu berhubungan
dengan bertambahnya frekuensi dan tanggapan, apabila
diikuti oleh suatu stimulus yang bersyarat.
c. Jenis-jenis motivasi
Jenis-jenis motivasi dapat dikelompokan menjadi dua jenis
menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005), yaitu:
1) Motivasi Positif (Insentif positif), manajer memotivasi
bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang
berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini semangat kerja
bawahan akan meningkat, karena manusia pada umumnya
senang menerima yang baik-baik saja.
24
2) Motivasi Negatif (Insentif negatif), manajer memotivasi
bawahannya dengan memberikan hukuman kepada mereka
yang pekerjaannya kurang baik (prestasi rendah). Dengan
memotivasi negatif ini semangat kerja bawahan dalam waktu
pendek akan meningkat, karena takut hukuman.
Penggunaan kedua motivasi tersebut haruslah diterapkan
kepada siapa dan kapan agar berjalan efektif merangsang
gairah bawahan dalam bekerja
d. Fungsi Motivasi
Menurut Sardiman (2007: 85), fungsi motivasi ada tiga, yaitu:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak
atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dapat
memberikan arah dan kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya.
3) Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-
perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna
mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan
yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
25
e. Tujuan Motivasi
Motivasi mempunyai tujuan sebagaimana dalam Malayu S.P.
Hasibuan (2005: 97) mengungkapkan bahwa:
1) Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan,
2) Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan,
3) Meningkatkan produktivitas kerja karyawan,
4) Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan,
5) Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi
karyawan,
6) Mengefektifkan pengadaan karyawan,
7) Menciptakan suasanan dan hubungan kerja yang baik,
8) Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi karyawan,
9) Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan,
10) Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-
tugasnya,
11) Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
f. Peran kepemimpinan dalam motivasi
Menurut Hasibuan (2012: 169), Kepemimpinan adalah kata benda
dari pemimpin (leader). Pemimpin adalah seseorang yang
mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya, mengarahkan
bawahan untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai
tujuan organisasi. Menurut George R. Terry dalam Arifin (2012: 3),
kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar mereka
26
mau berusaha secara suka rela untuk mencapai tujuan-tujuan
kelompok. Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh seorang
pemimpin untuk bisa mempengaruhi para pengikutnya dalam
mewujudkan tujuan kelompok atau organisasi, kepemimpinan yang
baik akan mewujudkan suatu perubahan ke arah yang lebih baik dalam
pencapaian tujuan organisasi.
Untuk memotivasi karyawan pimpinan harus memili gaya
kepemimpinan, menurut Malayu S.P Hasibuan (2012:170), gaya
kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku
bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk
mencapai tujuan organisasi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sarly Sariadi (2013) pada Bagian Sekretariat Tni Al
Lantamal VIII Di Manado yang menyebutkan Hasil pengujian
hipotesis secara simultan menunjukan bahwa variable motivasi kerja
(X1) dan gaya kepemimpinan (X2) mempunyai hubungan yang positif
dan searah dengan variable kinerja Pegawai (Y) dan mempunyai
hubungan yang sangat erat dengan koefisien korelasi sebesar 77.8%.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan dengan motivasi memiliki ikatan yang kuat yang sangat
mempengaruhi kinerja karyawan.
g. Dimensi Motivasi
27
Kekuatan motivasi tenaga kerja untuk bekerja/berkinerja secara
langsung tercermin sebagai upayanya seberapa jauh ia bekerja keras.
Upaya ini mungkin menghasilkan kinerja yang baik atau sebaliknya,
karena ada 2 faktor yang harus benar jika upaya itu akan diubah
menjadi kinerja. Pertama, tenaga kerja harus memiliki kemampuan
yang diperlukan untuk mengerjakan tugasnya dengan baik. Tanpa
kemampuan dan upaya yang tinggi, tidak mungkin menghasilkan
kinerja yang baik. Kedua adalah persepsi tenaga kerja yang
bersangkutan tentang bagaimana upayanya dapat diubah sebaik-
baiknya menjadi kinerja, diasumsikan bahwa persepsi tersebut
dipelajari dari pengalaman sebelumnya pada situasi yang sama
(Siswanto Hadiwiryo, 2003: 276).
Menurut Hamzah B. Uno (2009: 73) dimensi dan indikator motivasi
kerja dapat dikelompokan sebagai berikut :
1) Motivasi internal
a) Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
b) Melaksanakan tugas dengan target yang jelas
c) Memiliki tujuan yang jelas dan menantang
d) Ada umpan balik atas hasil pekerjaannya.
e) Memiliki rasa senang dalam bekerja.
f) Selalu berusaha mengungguli orang lain.
g) Diutamakan prestasi dari apa yang dikerjakannya.
2) Motivasi eksternal
28
a) Selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan
kerjanya. Senang memperoleh pujian dari apa yang
dikerjakannya.
b) Bekerja dengan ingin memperoleh insentif.
c) Bekerja dengan harapan ingin memperoleh perhatian dari
teman dan atasan
3. Kompetensi (X2)
a. Pengertian Kompetensi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kompetensi
merupakan kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau
memutuskan sesuatu hal. Berdasarkan pada arti etimologi, kompetensi
diartikan sebagai kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan atau
melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja. Kompetensi menurut UU No. 13/2003
tentang Ketenagakerjaan: pasal 1 ayat 10, “Kompetensi kerja adalah
kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan”. Badan Kepegawaian Negara (2003:110) mendefinisikan
kompetensi sebagai kemampuan dan karakteristik yang dimiliki
seseorang Pegawai Negeri Sipil yang berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan
tugas jabatannya, sehingga Pegawai Ngeri Sipil tersebut dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif, dan efisien.
29
Menurut Spencer (2008:9) a competency is an underlying
characteristic of an individual that is causally related to criterian
referenced effective and or superior performance in a job or situation.
Yang memilik arti kompetensi merupakan karakteristik yang mendasari
seseorang berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam
pekerjaannya atau karakteristik dasar individu yang memiliki
hubungan kausal atau sebagai sebab-akibat dengan kriteria yang
dijadikan acuan, efektif, atau berkinerja prima atau superior di tempat
kerja atau pada situasi tertentu. Kemudian kompetensi merupakan
sebuah karakteristik dasar seseorang yang mengindikasikan cara
berpikir, bersikap dan bertindak serta menarik kesimpulan yang dapat
dilakukan dan dipertahankan oleh seseorang pada waktu periode
tertentu.
Sedangkan Mc.Clelland dalam Moeheriono (2014:6)
kompetensi sebagai karateristik dasar personel yang menjadi faktor
penentu sukses tidaknya seseorang dalam mengerjakan suatu
pekerjaan atau pada suatu situasi tertentu Keterampilan dan
pengetahuan memiliki peran penting dalam keberhasilan seseorang,
tetapi empat kompetensi lainnya memainkan peran yang jauh lebih
besar. Hal ini sangat terasa pada pekerjaan yang lebih strategis dan
berada dalam hierarki lebih atas dalam organisasi (Mc.Clelland dalam
Veithzal, 2010: 299). Menurut Moeheriono (2014:6) kompetensi
merupakan karakteristik dasar yang terdiri dari keterampilan (skills),
pengetahuan (knowledge) serta atribut personal (personal atributs)
30
lainnya yang mampu membedakan seseorang hanya yang melakukan
dan tidak melakukan.
Maka dapat disimpulkan berdasarkan pengertian diatas bahwa
kompetensi yang dibutuhkan saat ini ialah pegawai yang memiliki
karakteristik kerja yang unggul, mampu beradaptasi saat situasi dan
kondisi yang menuntut kemampuan diri dan kualitas kerja yang di
harapkan untuk mengembangkan dirinya agar dapat bekerja secara
mandiri, handal dan terpercaya.
b. Teori Kompetensi
Menurut Sudarmanto (2014:7) dalam persepsi tentang
kompetensi, memang terdapat perbedaan yaitu:
a) Kompetensi Pendekatan Amerika Serikat
Pendekatan Amerika cenderung memandang kompetensi
dari “prespektif perilaku” dimana karakteristik perilaku tersebut
dapat menyebabkan kinerja unggul dalam pekerjaannya.yang
termasuk dalam pendekatan Amerika diantaranya adalah definisi:
Klemp, Boyatzis, Spencer, dan Becker. Kompetensi dalam
perspektif atau pendekatan Amerika Serikat sering menggunakan
terminologi “competencies”
b) Kompetensi Pendekatan Inggris
Pendekatan Inggris merujuk pada pengakuan aktivitas
dalam bentuk hasil kerja atau sebagai kemampuan memenuhi
syarat efektif. Menggunakan terminologi “competence” diartikan
31
sebagai kemampuan untuk menjalankan kemampuan aktivitas
dalam pekerjaan atau fungsi sesuai dengan standar yang
diharapkan.
Tabel 2.1
Perbedaan Kompetensi antara Amerika dengan Inggris
Aspek Competencies
USA
Competence
UK
Tujuan Mengidentifikasi kinerja
superior
Mengidentifikasi standar minimum
Fokus Perorangan/individu Pekerjaan/Jabatan/Peranan
Kesimpulan Karakteristik personal Pekerjaan/ Output
Target Manajer Setiap orang, tetapi juga sedikit manajer
Sumber: Wood & Payne 1998 dalam Sudarmanto (2014:50)
c. Faktor - Faktor yang mempengaruhi Kompetensi
Menurut Mc.Clelland dalam Sedarmayanti (2011:126)
Karakteristik kompetensi terbagi menjadi 6 aspek, yaitu:
1) Keterampilan yaitu keahlian/kecakapan melakukan sesuatu yang
baik. Contoh: kemampuan mengemudi.
2) Pengetahuan yaitu Informasi yang dimiliki/dikuasai seseorang
dalam bidang tertentu.
Contoh: mengerti ilmu manajemen keuangan.
32
3) Peran sosial yaitu citra yang diproyeksikan sesorang kepada orang
lain.
Contoh: menjadi seorang pengikut, atau seorang oposan.
4) Citra diri yaitu persepsi individu tentang dirinya.
Contoh: melihat/mempromosikan dirinya sebagai pemimpin.
5) Sifat yaitu karakteristik yang relatif konstan pada tingkah laku
seseorang.
Contoh: seorang pendengar yang baik.
6) Motif yaitu pemikiran/niat dasar konstan yang mendorong individu
bertindak/berperilaku.
Contoh: ingin dihargai, dorongan mempengaruhi orang lain.
Menurut Spencer (1993) dalam Moeheriono (2014:14)
komponen-komponen kompetensi mencakup beberapa hal, yaitu:
1) Motif (Motive) adalah sesuatu di mana seseorang secara konsisten
berpikir sehingga ia melakukan tindakan. Misalnya orang memiliki
motivasi berprestasi secara konsisten mengembangkan tujuan-
tujuan yang memberi tantangan pada dirinya dan bertanggung
jawab penuh untuk mencapai tujuan tersebut serta mengharapkan
feedback untuk memperbaiki dirinya.
2) Sifat (Traits) adalah watak yang membuat orang untuk berperilaku
atau bagaimana seseorang merespon sesuatu dengan cara tertentu.
Misalnya percaya diri, kontrol diri, stres atau ketabahan.
33
3) Konsep Diri (Self Concept) adalah sikap dan nilai-nilai yang
dimiliki seseorang. Sikap dan nilai diukur melalui tes kepada
responden untuk mengetahui bagaimana nilai yang dimiliki
seseorang, apa yang menarik bagi seseorang melakukan sesuatu.
Misalnya seseorang yang dinilai menjadi pimpinan seyogyanya
memiliki perilaku kepemimpinan sehingga perlu adanya tes
tentang leadership ability.
4) Pengetahuan (Knowledge) adalah informasi yang dimiliki
seseorang untuk bidang tertentu. Pengetahuan merupakan
kompetensi yang kompleks. Skor atas tes pengetahuan sering gagal
untuk memprediksi kinerja sumber daya manusia karena skor
tersebut tidak berhasil mengukur pengetahuan dan keahlian seperti
apa seharusnya dilakukan dalam pekerjaan. Tes pengetahuan
mengukur kemampuan peserta tes untuk memilih jawaban yang
paling benar, tetapi tidak bisa melihat apakah seseorang dapat
melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.
5) Keterampilan (Skill) adalah kemampuan untuk melaksanakan
suatu tugas tertentu baik secara fisik maupun mental. Misalnya,
seorang programmer komputer membuat suatu program yang
berkaitan dengan sistem informasi manajemen sumber daya
manusia.
34
d. Jenis – Jenis Kompetensi
Menurut Darsono dan Siswandoko (2011:124) kompetensi
dapat digolongkan dalam 2 (dua) jenis, yaitu :
1) Kompetensi Individu yaitu kombinasi pengetahuan, keterampilan,
dan sikap positif terhadap pekerjaan, sebagai alat untuk
melaksanakan pekerjaan sekarang dan masa mendatang.
2) Kompetensi Kelompok yaitu perpaduan kompetensi-kompetensi
individu dalam suatu kelompok atau unit kerja yang secara
keseluruhan membentuk kekuatan sinergistik yang dapat
didayagunakan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu.
3) Kompetensi Organisasi yaitu keunggulan-keunggulan sinergis
yang dimiliki oleh suatu organisasi yang digunakan untuk
mencapai tujuannya secara efektif, efisien, dan produktif.
e. Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan perumusan tentang
kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu
tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan (Veithzal
dan Sagala, 2010: 318).
Menurut Darsono dan Siswandoko (2011:127) untuk
mengetahui kompetensi pekerja harus diadakan ukuran penilaian, yang
lazim disebut standar kompetensi. Standar tersebut meliputi :
35
1) Karakter Individu, karakter atau watak atau kepribadian merupakan
faktor internal kompetensi. Karakter berpikir rasional, bertindak
cermat, cepat akurat, jujur, dan bersedia bekerjasama merupakan
dasar untuk menilai kompetensi seseorang.
2) Tugas kerja, tugas yang sulit dan menantang dan bias diselesaikan
cepat, tepat dan akurat merupakan ukuran penilaian kompetensi
seseorang.
3) Kinerja individu, kinerja yang di atas rata-rata orang lain yang
selevel merupakan ukuran penilaian kompetensi seseorang.
4) Kriteria penilaian, harus obyektif dan jujur dan tidak memihak.
f. Manfaat Kompetensi
Menurut Sedarmanyanti (2011:129) kompetensi mempunyai
manfaat, sebagai berikut:
1) Seleksi/ Rekrutmen
Seleksi adalah proses mencocokan antara pekerjaan dan
calon pemegang jabatan, baik yang direkrut dari dalam maupun
dari luar perusahaan. Competency based selection (kompetensi
berbasis seleksi) berpegang pada hipotesis bahwa semakin cocok
kompetensi yang dimiliki seseorang dengan kompetensi yang di
syaratkan suatu jabatan, maka semakin baik kinerja dan kepuasaan
kerja yang dialami orang tersebut.
Keuntungan penggunaan kompetensi dalam proses seleksi
dan rekrutmen adalah:
36
a) Menghindari kesalahan perekrutan dan biaya terkait
b) Proses belajar yang lebih cepat dari karyawan baru.
c) Dasar pengambilan keputusan (untuk merekrut) yang kuat,
terkait jelas dengan persyaratan jabatan.
Keberhasilan system berbasis kompetensi sangat tergantung
kepada:
a) Keakuratan pengukuran kompetensi karyawan.
b) Keakuratan pendefinisian model kompetensi. Kompetensi
terpenting yang disyaratkan pada tiap jabatan agar seseorang
dapat melaksanakan pekerjaan dengan sangat baik.
c) Validasi model yang digunakan dalam mengukur kesesuaian
antara pekerjaan dan calon pemangku jabatan.
2) Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja adalah proses yang menciptakan
pemahaman bersama antara atasan dan bawahan mengenai apa
yang harus dicapai (hasil akhir yang harus dicapai) dan bagaimana
mencapainya (kompetensi yang dibutuhkan), sehingga akan
meningkatkan kemampuan tercapainya sasaran yang ditetapkan.
Selama ini, proses manajemen kinerja di banyak organisasi hanya
menekankan pada kinerjanya, yaitu produktivitas, kuantitas
pekerjaan, atau kualitas hasil akhir lainnya yang terjadi di masa
lalu.
37
Keuntungan dari kompetensi dalam proses manajemen
kinerja:
a) Karyawan potensial dapat secara tepat diidentifikasi untuk
dikembangkan.
b) Dapat lebih meningkatkan motivasi karyawan (karena “arah”
yang jelas dalam karirnya).
3) Perencanaan Karier dan Suksesi
Proses yang berkesinambungan untuk memilih karyawan
kompeten yang siap naik ke jabatan yang lebih tinggi/lebih
strategis, apabila pada suatu saat jabatan tersebut lowong. Proses
penyesuaian karyawan dengan jabatan dilakukan antara
kompetensi karyawan pada saat ini dengan kompetensi yang
disyaratkan jabatan tersebut.
Keuntungan penggunaan kompetensi dalam proses
perencanaan karier dan suksesi adalah:
a) Karyawan yang potensial dapat secara lebih tepat diidentifikasi
untuk seterusnya di kembangkan.
b) Dapat lebih meningkatkan karyawan (karena “arah” yang jelas
dalam karirnya).
4) Pelatihan dan Pengembangan
Kegiatan competency based training and development
mencakup program pelatihan formal, penugasan, monitoring,
38
coaching, dan intervensi terhadap struktur organisasi, proses kerja
dan budaya organisasi untuk meningkatkan kompetensi karyawan.
Keuntungan dari penggunaan kompetensi dalam proses
pelatihan dan pengembangan adalah:
a) Menghemat biaya dengan melakukan pelatihan yang sudah
terfokus pada peningkatan kompetensi.
b) Fokus pada pengembangan kompetensi yang jelas berpengaruh
pada peningkatan kerja.
c) Penggajian adalah sebuah metode untuk menentukan gaji tetap
dan variable untuk karyawan dalam sebuah organisasi. Apabila
sistem penggajian tradisional menentukan besar gaji seseorang
berdasarkan apa atau “bobot” jabatan/pekerjaan, maka
competency based pay juga mempertimbangkan kompetensi
(seperti keahlian, pengalaman, potensi,kreativitas) dari
pemegang jabatan.
Menurut sistem ini
PAY= Job + Performance + Competency
g. Metode Pengukuran Kompetensi
Menurut Moheriono (2014:28) terdapat metode dalam
mengukur kompetensi pegawai yaitu:
1) Assessment Center, merupakan metode berbasis kompetensi yang
didesain dengan sudah mengacu dan mengikuti standar
internasional, dengan metode sebagai proses sistematis untuk
39
menilai keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan individu yang
dianggap kritikal bagi keberhasilan kinerja yang unggul melalui
evaluasi terstandar melalui perilaku individu dengan menggunakan
beragam simulasi dan isntrumen tes perilaku.
a) Kegunaan Assesment Center Bagi Organisasi
(1) Rekrutmen dan promosi karyawan
(2) Mendapatkan calon pegawai sesuai dengan kompetensi
yang dibutuhkan.
(3) Identifikasi (potential candidate)
(4) Dapat mengembangkan potensi personilnya secara terus
menerus sehingga didapatkan kinerja yang lebih baik.
(5) Dapat dipergunakan untuk mendiagnosa kebutuhan
pelatihan dan pengembangan bagi organisasi
(Pengembangan karyawan dan pendayagunaan SDM)
(6) Memiliki data base kompetensi personil. (Perencanaan
SDM dan Pola Karir)
b) Kegunaan Assesment Center Bagi Individu
(1) Bekerja pada tempat sesuai dengan kompetensinya;
(2) Mengetahui kebutuhan pengembangan dirinya
berdasarkan feedback yang diterimanya;
(3) Memotivasi diri untuk meningkatkan kinerja dan;
(4) Mengoptimalkan potensi diri.
40
c) Alat utama
(1) Tes psikometrik, yaitu alat ukurpotensi domain kognitif
sesorang yang disusun berdasarkan metode konstruksi tes
secara statistik yang telah dilakukan uji validasi dan
reabilitas dan memiliki norma pengukuran yang
dibakukan.
(2) Simulasi (exercise), simulasi menampilkan perilaku-
perilaku yang dapat diobservasi, dicatat, dikatagorikan
dan dinilai melalui model kompetensi sebagai standar
kriteria.
(3) Preference/ self assessment/ inventory, alat tes ini
memunculkan preferensi pribadi seseorang dalam
menghadapi situasi kerja, situasi sosial tertentu, motivasi,
cara kerja.
(4) Wawancara, dengan mendasarkan indikator perilaku yang
sudah ada pada setiap kompetensi untuk di wawancara
terstruktur.
2) Presentasi, dilakukan dihadapan asesor apabila jabatan tertentu
memang sangat membutuhkan kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain.
3) Test proyektif, sebagai pendukung pada aspek yang berkaitan
dengan efektivitas pengelolaan diri pribadi.
4) Penilaian 360 derajat (360 degree feedback), proses penilaian dari
bergama titik, yakni penilaia dari diri sendiri, dari atasannya, dari
41
dua rekan kerjanya, serta penilaian dari bawahan atau vertical dan
horizontal dengan penilaian berbagai sumber ini, maka diharapkan
akan muncul gambaran yang lebih objektif mengenai aspek kinerja
dan kompetensi dari pegawai tesebut.
h. Dimensi Kompetensi
Menurut Moeheriono (2014:16) indikator dimensi kompetensi
terbagi menjadi 5 kategori, yaitu:
1) Task skill yaitu keterampilan untuk melaksanakan tugas-tugas rutin
sesuai dengan standar di tempat kerja. Dimensi ini dapat diukur
berdasarkan indikator-indikator sebagai berikut: (Uus dkk, 2012:
581).
a) Ketepatan waktu
b) Adaptasi kerja
c) Mematuhi peraturan
2) Task management skill yaitu keterampilan untuk
mengelolaserangkaian tugas yang berbeda yang muncul dalam
pekerjaan. Dimensi ini dapat diukur berdasarkan indikator-
indikator sebagai berikut: (Uus dkk, 2012: 581).
a) Kemampuan mengelola
b) Kemampuan berpikir
c) Kemampuan merencanakan
3) Contingency management skill yaitu keterampilan mengambil
tindakan yang cepat dan tepat bila timbul suatu masalah dalam
42
pekerjaan. Dimensi ini dapat diukur berdasarkan indikator-
indikator sebagai berikut: (Uus dkk, 2012: 581).
a) Pengambilan keputusan
b) Pengambilan tindakan
c) Memberikan masukan/ide
4) Job role environment skill yaitu keterampilan untuk bekerja sama
serta memelihara kenyamanan lingkungan kerja. Dimensi ini
dapat diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut: (Uus dkk,
2012: 581).
a) Kerjasama
b) Wawasan
c) Bersosialisasi
5) Transfer skill yaitu keterampilan untuk beradaptasi dengan
lingkungan kerja baru. Dimensi ini dapat diukur dari indikator-
indikator sebagai berikut: (Uus dkk, 2012: 581).
a) Beradaptasi
b) Mudah bergaul
c) Inisiatif
4. Kinerja (X3)
a. Pengertian Kinerja
Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual
Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai
oleh seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
43
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara,
2011:67). Adapun beberapa ahli mendefinisikan pengertian kinerja
sebagai berikut :
1) Mangkunegara (2011:67)
Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam
rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun
etika.
2) Wilson (2012:231)
Kinerja adalah hasil pekerjaan yang dicapai karyawan
berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan.
3) Wirawan (2012:5)
Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan dari aktivitas atau
pekerjaan dalam menyelesaikan atau membuat sesuatu yang hanya
memerlukan tenaga dan keterampilan pada profesi atau jabatan
dalam waktu tertentu.
4) Sedarmayanti (2011:260)
Kinerja didefinisikan sebagai hasil kerjaseorang
pekerja,sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara
keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan
buktinya secara konkrit dan dapat diukur (dibandingkan dengan
standar yang telah ditentukan).
44
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
akinerja karyawan adalah merupakan output atau hasil kerja yang
dihasilkan baik segi kualitas maupun kuantitas pekerjaannya dalam
rangka upaya mencapai tujuan organisasi.
b. Penilaian Kinerja
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat
perkembangan perusahaan adalah dengan cara melihat hasil penilaian
kinerja karyawan. Menurut Wirawan (2012:105) penilaian kinerja
merupakan pengumpulan data kinerja para karyawan sepanjang masa
evaluasi kinerja melalui observasi tentang apa yang dilakukan para
karyawan kemudian membandingkannya dengan standar kinerja
karyawan.
Senada dengan Rivai dan Sagala (2010:549) yang
mengungkapkan bahwa penilaian kinerja adalah menilai kinerja
karyawannya atau mengevaluasai hasil pekerjaan karyawannya
terhadap kecakapan, kemampuan karyawan dalam melaksanakan suatu
pekerjaaan atau tugas yang dievaluasi dengan menggunakan tolak ukur
tertentu secara objektif dan dilakukan secara berkala.
Instrumen penilaian kinerja yang dapat digunakan untuk me
review kinerja, peringkat kinerja, penilaian kinerja, penilaian karyawan
dan sekaligus evaluasi karyawan sehingga dapat diketahui karyawan
yang mampu melaksanakan pekerjaan secara baik, efisien, efektif dan
45
produktif sesuai dengan tujuan perusahaan (Rivai dan Sagala,
2010:550).
c. Prosedur Penilaian Kinerja
Metode atau prosedur penilaian kinerja yang dapat digunakan
untuk menilai kinerja karyawan menurut Riva‟i dan Basri (2011: 349-
356), antara lain sebagai berikut:
1) Metode Penilaian Subjektif
a) Alphabetical/Numerical Rating
Dalam metode ini, penilai diminta untuk me-rating/memberi
peringkat karyawan-karyawan dengan menggunakan angka yang
mempunyai bobot yang berbeda. Faktor yang dinilai antara lain:
(1) Kuantitas dan kualitas pekerjaan
(2) Pengetahuan tentang pekerjaan
(3) Kemampuan dalam memecahkan masalah
b) Ranking
Metode ini adalah yang paling sederhana, penilai hanya
mengurutkan karyawan berdasarkan ranking atau peringkat
mulai dari yang mempunyai kinerja yang paling tinggi sampai
pada kinerja yang paling rendah.
c) Paired omparisons
Metode ini, penilai diminta untuk membandingkan
seorang karyawan dengan karyawan lainnya, kemudian dinilai
46
apakah kinerjanya lebih tinggi atau lebih rendah dari karyawan
lain tersebut.
2) Metode Penilaian Objektif
a) Free Writen Report
Metode ini disebut juga sebagai metode esai atau metode
karangan. Penilai memberikan pendapat tentang kinerja
masing-masing karyawan dalam bentuk tulisan atau karangan
yang menunjukkan kriteria-kriteria yang dianggap
sesuai/cocok dengan kinerja karyawan yang dinilai. Penilai
harus memberikan komentar tentang kinerja masa lalu
karyawan dan peningkatan atau target baru untuk masa yang
akan datang.
b) Self Appraisal
Metode ini melibatkan karyawan dalam proses penilaian
tentang kinerja masing-masing. Metode ini dapat mendorong
karyawan untuk memikirkan masalah-masalah pekerjaan dan
kinerja sehingga dapat memberikan umpan balik yang positif
terhadap peningkatan di masa yang akan datang. Namun,
untuk menghasilkan laporan penilaian yang dapat dijadikan
sebagai catatan permanen sulit dilaksanakan.
c) Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS)
Metode BARS membutuhkan formulir penilaian yang
secara khusus dirancang bagi tiap kelompok pekerjaan.
47
Langkah pertama adalah mengidentifikasi dimensi pekerjaan
pokok atau wilayah tanggung jawab bagi tiap pekerjaan, atau
sekelompok pekerjaan yang berkaitan. Sebuah skala
digunakan untuk masing-masing dimensi dengan sejumlah
nilai mulai dari sangat baik sampai pada sangat buruk.
Sebuah pernyataan singkat kemudian dicantumkan pada
masing-masing nilai skala. Pernyataan ini berguna untuk
mengindikasikan perilaku umum karyawan pada nilai skala
yang terikat pada perilaku tersebut.
d. Tujuan Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah uraian sistematik, tentang kekuatan
atau kelebihan dan kelemahan yang berkaitan dengan pekerjaan
seorang atau kelompok (Sedarmayanti, 2013:261). Adapun tujuan
penilaian kinerja menurut Rivai dan Sagala (2010:553) yang dapat
dibedakan menjadi dua, diantaranya yaitu :
1) Tujuan Penilaian yang Berorientasi pada Masa Lalu
a) Mengendalikan perilaku karyawan dengan
menggunakannya sebagai instrumen untuk memberikan
ganjaran, hukuman dan ancaman.
b) Mengambil keputusan mengenai kenaikan gaji dan
promosi.
48
c) Menempatkan karyawan agar dapat melaksanakan
pekerjaaan tertentu.
2) Tujuan Penilaian yang Berorientasi pada Masa Depan
a) Merupakan instrumen dalam membantu tiap karyawanan
mengerti kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan
sendiri yang dikaitkan dengan peran dan fungsi dalam
perusahaan.
b) Adanya ikat dan kebersamaan antara masing-masing
karyawan denagn penyelia (penilai) sehingga tiap karyawan
memiliki motivasi kerja dan merasa senang bekerja,
sekaligus mau memberikan kontribusi sebanyak-banyaknya
kepada perusahaan.
c) Merupakan instrumen untuk memberikan peluang bagi
karyawan mawas diri dan evaluasi diri serta menetapkan
sasaran pribadi sehingga terjadi pengembangan yang
direncanakan dan di monitor sendiri.
d) Membantu mempersiapkan karyawan untuk memegang
pekerjaan pada jenjang yang lebih tinggi dengan cara terus
menerus meningkatkan perilaku dan kualitas bagi posisi-
posisi yang tingkatnya lebih tinggi.
e) Membantu dalam berbagai keputusan SDM dengan
memberikan data tiap karyawan secara berkala.
e. Manfaat Penilaian Kinerja
Menurut Sinambela (2012: 53), manfaat utama penilaian kinerja
antara lain sebagai berikut:
49
1) Memberikan sarana untuk menghadapi ketidakadilan yang ada
dan mencegah terciptanya ketidakadilan yang baru.
2) Memberikan kerangka untuk perbandingan antara manajemen
dan serikat buruh. Perundingannya ialah tentang berbagai
prinsip, struktur upah umum, tingkat upah, dan tambahan upah,
serta bukan pembicaraan tentang pekerjaan satu per satu.
3) Memberikan sarana untuk menangani keluhan dan diharapkan
bahwa keluhan akan berkurang setelah sistemnya diterima.
4) Tingkat bayaran pekerjaan yang baru diciptakan dapat
ditentukan secara sistematis tanpa adanya bahaya untuk
menciptakan ketidakadilan yang baru.
5) Karyawan dapat dengan mudah mengerti kemungkinan mereka
untuk penghasilan lebih tinggi dalam keadaan mereka sekarang
dan tahu harus memilih pekerjaan yang mana untuk memperoleh
bayaran yang lebih tinggi.
Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
degnan penilaian kinerja kinerja individu karyawan akan
diketahui kelebihan dan kekurangan dari kinerja karyawan
sehingga pemimpin perusahaan akan mampu menentukan
kebijakan untuk meningkatkan kinerja karyaawannya dan dapat
memberikan dampak yang baik bagi peningkatan kinerja
karyawan itu sendiri dan juga untuk pertumbuhan karyawan.
50
f. Kebijakan Pemerintah Tentang Kinerja kaitannya tentang
Tunjangan Kinerja Daerah
Tunjangan Kinerja Daerah atau disingkat TKD merupakan
satu-satunya tunjangan/sumber penghasilan kepada PNS dan CPNS
selain gaji, tunjangan yang melekat pada Gaji dan Tunjangan
Transportasi bagi Pejabat Struktural yang diberikan berdasarkan
penilaian kehadiran dan prestasi kerja yang terdiri atas TKD Statis
dan TKD Dinamis. (pasal 1 ayat 20 Pergub 207 Tahun 2014).
Tujangan Kinerja Statis adalah Tunjangan yng diberikan kepada
PNS dan Calon PNS berdasarkan kehaidiran” (pasal 1 ayat 21
Pergub 207 Tahun 2014). Tunjangan Kinerja Dinamis adalah
Tunjangan yang diberikan kepada PNS dan Calon PNS
berdasarkan prestasi kerja.” (pasal 1 ayat 22 Pergub 207 Tahun
2014)
Dari pengertian di atas dijelaskan bahwa satu-satunya
penghasilan di luar gaji, tunjangan yang melekat pada gaji
(tunjangan istri, anak, beras, dsb), dan tunjangan transportasi
pejabat struktural adalah TKD.
Tujuan diberikan TKD ( pasal 2 Pergub tahun 2014)
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
2) Meningkatkan disiplin PNS dan calon PNS.
3) Meningkatkan kinerja PNS dan calon PNS.
4) Meningkatkan keadilan dan kesejahteraan PNS dan calon PNS.
5) Meningkatkan integritas PNS dan calon PNS dan
51
6) Meningkatkan tertib administrasi pengelolaan keuangan
Daerah.
g. Dimensi Kinerja
Richard I. Henderson (dalam Wirawan, 2012:53)
menjelaskan bahwa dimensi kinerja adalah kualitas-kualitas atau
suatu pekerjaan atau aktivitas-aktivitas yang terjadi di tempat kerja
yang konduktif terhadap pengukuran. Dimensi pekerjaan
menyediakan alat untuk melukiskan keseluruhan cakupan aktivitas
di tempat kerja. Dari teori yang dijabarkan mengenai definisi
kinerja, penulis mengunakan dimensi sebagai bahan acuan untuk
mengisi data operasional variabel dari Dimensi dan indikator
kinerja yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi teori
yang diutarakan oleh Mitchel dalam Sedarmayanti (2001:51) yang
meliputi dimensi dan indikator sebagai berikut:
1) Quality of work (kualitas pekerjaan), kualitas kerja diukur
dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang
dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap
keterampilan dan kemampuan karyawan. Indikator dari
dimensi ini adalah:
d) Hasil kerja yang diperoleh
e) Kesesuaian hasil kerja dengan tujuan organisasi
f) Manfaat hasil kerja
52
2) Promptness (ketepatan waktu), merupakan tingkat
aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan,
dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
Indikator dari dimensi ini adalah:
d) Penataan rencana kerja
e) Ketepatan rencana kerja dengan hasil kerja
f) Ketepatan waktu dalam melaksanakan tugas
3) Initiative (prakarsa), memberikan ide-ide untuk
menunjang tercapainya tujuan dan mampu memanfaatkan
waktu luang. Indikator dari dimensi ini adalah:
a) Pemberian ide/gagasan dalam berorganisasi
b) Tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan
permaslahan yang dihadapi
4) Capability (kemampuan), mampu menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan apa yang diharapkan dan dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan praktis dan
rapi.Indikator dari dimensi ini adalah:
a) Kemampuan yang dimiliki
b) Keterampilan yang dimiliki
c) Kemampuan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki
5) Communication (komunikasi), mampu berkomunikasi
dengan baik dengan atasan/pimpinan dan sesama rekan
kerja.Indikator dari dimensi ini adalah:
53
a) Komunikasi internal (kedalam) organisasi
b) Komunikasi eksternal (keluar) organisasi
c) Relasi dan kerjasama dalam pelaksanaan tugas
B. Hubungan Antar Variable
a. Hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan
Banyak variabel yang mempengaruhi kinerja diantaranya adalah
motivasi kerja. Menurut Henry Simamora dalam
(mangkunegara,2005:14) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
motivasi kerja terhadap kinerja. Faktor yang mempengaruhi kinerja
diantaranya yaitu motivasi kerja. Hal ini dilihat dari pernyataan Henry
Simamora mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja,
diantaranya faktor psikologis, dalam faktor ini terdapat variabel
motivasi kerja terhadap pekerjaannya sendiri. Berdasarkan dari
pernyataan diatas bahwa terdapat hubungan antara motivasi kerja
terhadap kinerja.
Dalam penelitian terdahulu juga mengisyaratkan adanya hubungan
diantara kedua variable tersebut. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Anggreany M (2017) Pada Kantor Dinas Energi Dan Sumber Daya
Mineral Kabupaten Donggala, motivasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas ESDM Kab.
Donggala. Artinya, setiap peningkatan motivasi dapat meningkatkan
kinerja pegawai, begitupun sebaliknya. Pada penelitian lain oleh
Suparno Sudrwati (2014) pada Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten
54
Sragen, juga menyebutkan motivasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen.
Dengan demikian sejalan dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dapat
dikatakan bahwa motivasi mempengaruhi kinerja karyawan.
b. Hubungan antara kompetensi dengan kinerja karyawan
Menurut Mangkunegara (2005:113) kompetensi adalah faktor
mendasar yang dimiliki seseorang yang mempunyai kemampuan lebih,
yang membuatnya berbeda dengan seseorang yang mempunyai
kemampuan rata-rata atau biasa saja. Sedangkan menurut
Sedarmayanti (2008:126) kompetensi adalah karakteristik mendasar
yang dimiliki seseorang yang berpengaruh langsung terhadap, atau
dapat memprediksikan kinerja yang sangat baik.
Dalam penelitian terdahulu juga disebutkan adanya hubungan
antara kedua variable tersebut. pada penelitian yang dilakukan oleh Siti
Untari (2014) pada CV Buana Mas Jaya Surabaya, dengan hasil yang
mengatakan bahwa kompetensi mempunyai pengaruh yang paling
dominan terhadap kinerja karyawan yang bekerja pada CV Buana Mas
Jaya Surabaya. Hal ini diindikasikan dengan tingkat koefisien korelasi
mupun determinasi parsial untuk variabel tersebut lebih besar daripada
variabel lingkungan kerja. Pada penelitian lain oleh Fadilla dkk.,(2017)
pada Kantor Bank Kalsel Cabang Pembantu di Banjarmasin juga
menyebutkan Kompetensi berpengaruh signifikan`terhadap Kinerja
Karyawan Bank Kalsel cabang pembantu Banjarmasin, dengan besar
55
pengaruh sebesar 66%. Dengan demikian sejalan dengan hasil-hasil
dari penelitian terdahulu dapat dikatakan bahwa kompetensi
berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
C. Penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam
rangkap penyusunan penelitian ini. Berikut ini penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya:
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
NO JUDUL
PENELITI
Metode Penelitian HASIL
MANFAAT
Persamaan Perbedaan
1 Pengaruh
Motivasi
Dan
Kompeten
si
Terhadap
Kinerja
Pegawai
Kabupaten
Sragen
Suparno
Sudarwati
(2014)
ISSN
:1693-
0827
Menggunak
an analisis
deskriptif
dan analisis
regresi
linear
berganda
Perbedaany
a terdapat
pada objek
penelitian
Hasill
menyatakan
motivasi, disiplin
kerja dan
kompetensi
secara simultan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kinerja
pegawai pada
Dinas Pendidikan
Kabupaten
Sragen. Motivasi
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kinerja
pegawai Dinas
Pendidikan
Kabupaten
Sragen.Disiplin
kerja
berpengaruh
positif dan
signifikan
Sebagai
bahan
pertimbanga
n dengan
penelitian
yang akan
dilakukan
oleh peneliti.
56
terhadap kinerja
pegawai Dinas
Pendidikan
Kabupaten
Sragen.Kompete
nsi berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kinerja
pegawai Dinas
Pendidikan
Kabupaten
Sragen.
2 Pengaruh
Kompeten
si dan
Lingkunga
n Kerja
terhadap
Kinerja
Karyawan
Siti Utari
(2014)
Jurnal
Ilmu &
Riset
Manajeme
n Vol. 3
No. 10
(2014)
Menggunak
an analisis
deskriptif
dan analisis
regresi
linear
berganda
Perbedaann
ya terdapat
pada
variable
independen
yang tidak
diteliti yaitu
lingkungan
kerja
Hasil pengujian
secara simultan
menunjukkan
pengaruh
kompetensi dan
lingkungan kerja
secara bersama-
sama terhadap
kinerja karyawan
yang bekerja
pada CV Buana
Mas Jaya
Surabaya adala
signifikan. Hasil
ini didukung
dengan peroehan
korelasi berganda
sebesar 75,2%
menunjukkan
korelasi atau
hubungan antara
variabel tersebut
secara simultan
terhadap kinerja
karyawan
memiliki
hubungan yang
erat
Sebagai
bahan acuan
oleh peneliti
untuk
mempermud
ah penelitian.
3 Pengaruh
Kompeten
si Dan
Motivasi
Terhadap
Kinerja
Menggunak
an varible
dependen
dan
independen
Tidak
menggunak
an uji
variabel
moderasi
dengan
Hasilnya
menyatakan
kopentensi
berpengaruh
positif dan
signifikan
Sebagai
acuan oleh
peneliti
dalam
mengambil
varible
57
Pegawai
Dengan
Komunika
si Sebagai
Variable
Moderatin
g (Studi
Pada
Kecamata
n
Gayamsari
Kota
Semarang)
Untung
Sri
Widodo,
Agus
Budhi
Haryanto,
(2010)
Fokus
Ekonomi
Vol. 10
No. 2
Desember
2015 : 99 -
119
yang sama menggunak
an MRA
(Moderated
Regression
Analysis).
terhadap kinerja
pegawai.
Motivasi
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
kinerjapegawai.
Kompetensi
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kinerja
pegawai dan
lebih kuat jika
dimoderating
dengan variabel
komunikasi.
Motivasi
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kinerja
pegawai dan
lebih kuat jika
dimoderating
dengan variabel
komunikasi.
Secara simultan
variabel
kompetensi,
motivasi
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kinerja
pegawai.
penelitian.
58
4 Pengaruh
Kompensa
si,
Kompeten
si Dan
Motivasi
Terhadap
Kinerja
Karyawan
CV XYZ
Muhamad
Alwi
(2017)
Terdapat
persamaan
variabel
dependen
dan
independen.
Penelitian
ini
menggunak
an
pendekatan
kuantitatif
asosiatif,
metode
survey, dan
teknik
analisis
jalur (path
analysis).
Hal ini
dilakukan
untuk
menghasilka
n
kesimpulan
objektif dari
objek yang
diteliti.Loka
si penelitian
di CV.
XYZ,
dengan unit
analisis
karyawan
pengrajin
CV. XYZ
Motivasi
memberikan
pengaruh
langsung
terhadap kinerja
lebih besar dari
kedua variabel
lainnya dengan
terdapat
pengaruh tidak
langsung
kompensasi dan
kompetensi di
dalamnya.
Kompensasi,
kompetensi, dan
motivasi secara
bersama-sama
memberikan
pengaruh
terhadap
kinerja.Pengaruh
terbesar
berdasarkan
analisis jalur
diberikan oleh
variabel
kompensasi
melalui pengaruh
langsung dan
tidak
langsungnya
terhadap kinerja.
Sebagai
acuan oleh
peneliti
dalam
mengambil
varible
penelitian.
5 Pengaruh
Kompeten
si Dan
Stres
Kerja
Terhadap
Kinerja
Pegawai
Pada
Dinas
Pendidika
n Nasional
Provinsi
Sulut
Terdapat
persamaan
variabel
dependen
dan variabel
independen.
Menggunak
an analisis
regresi linier
berganda
Terdapat
variable
independen
lain yang
tidak diteliti
yaitu stress
kerja
Hasil penelitian
ini menytakan
bahwa
kompetensi dan
stres kerja, secara
serentak
berpengaruh
signifikan
terhadap kinerja
pegawai di Dinas
Pendidikan
Nasional
Provinsi
Sulawesi Utara.
Sebagai
acuan bagi
peneliti
dalam
mengambil
metodologi
penelitian.
59
Rumimpu
nu, Ridel
Clif Joune
(2015)
ISSN
2303-11
Kompetensi
secara parsial
atau tunggal
berpengaruh
signifikan
terhadap kinerja
pegawai di Dinas
Pendidikan
Nasional
Provinsi
Sulawesi
Utara.Stres kerja
secara parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap kinerja
pegawai di Dinas
Pendidikan
Nasional
Provinsi
Sulawesi Utara.
D. Kerangka Pemikiran
Menurut Sugiyono (2012: 89) kerangka berfikir merupakan sintesa
tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskrpsikan. Variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel independen atau
variable bebas (X) dan variable dependen atau variabel terikat (Y). Variabel
independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau tumbulnya variabel dependen (variabel
terikat). Sedangkan variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel
yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,
2012: 59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah
motivasi (X1) dan kompetensi (X2), sedangkan yang menjadi variabel
dependennya adalah Kinerja Karyawan (Y)
60
Berdasarkan telaah teoritis yang diajukan dalam penelitian ini, maka
dikembangkan model konseptual sebagai kerangka pemikiran dari
penelitian ini seperti gambar dibawah ini :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada kajian yang telah diuraikan dalam latar belakang
masalah, landasan teori, penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran teoritis,
Hasil Implikasi
Kesimpulan dan Saran
Kinerja
Metode penelitian
1.Uji Validitas
2.Uji Reliabilitas
3.Uji T
4.Uji F
Motivasi
Kompeten
si
61
maka hipotesis yang diajukan untuk diuji dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Ha : Terdapat pengaruh antara variabel motivasi terhadap variabel
kinerja secara parsial.
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara variabel motivasi terhadap
kinerja secara parsial.
2. Ha : Terdapat pengaruh antara variabel kompetensi terhadap
variabel kinerja secara parsial.
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara variabel kompetensi terhadap
variabel kinerja secara parsial.
3. Ha : Terdapat pengaruh antara variabel motivasi dan kompetensi
terhadap variabel kinerja secara simultan.
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara variabel motivasi dan
kompetensi terhadap varibel kinerja secara simultan.
62
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Objek penelitian ini adalah pegawai Perusahaan Daerah Pasar Jaya
Unit Pasar Besar Tanah Abang (Blok A – Blok G) yang dilakukan pada
tanggal 12 maret 2018 sampai dengan tanggal 30 april 2018. Dengan fokus
penelitian tentang pengaruh motivasi dan kompetensi terhadap kinerja
karyawan.
B. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2015:14), yaitu
metode penelitian yang berlandaskan terhadap filsafat positivisme,
digunakan dalam meneliti terhadap sample dan pupulasi penelitian, teknik
pengambilan sample umunya dilakukan dengan acak atau random
sampling, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan cara
memanfaatkan instrumen penelitian yang dipakai, analisis data yang
digunakan bersifat kuantitatif/bisa diukur dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang ditetapkan sebelumnya. Pendekatan kuantitatif adalah salah
satu pendekatan dalam penelitian yang lebih ditekankan pada data yang
dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh.
Asumsi dari penelitian kuantitatif adalah bahwa fakta-fakta dari objek
penelitian memiliki realitas, dan variabel-variabel dapat diidentifikasi dan
hubungan-hubungannya dapat diukur. Sedangkan alasan untuk melakukan
penelitian ini adalah untuk mendapatkan generalisasi hasil, dan
63
memprediksi pengaruh motivasi dan kompetensi terhadap kinerja
karyawan PD Pasar Jaya Tanah Abang..
C. Metode Penentuan Sample
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010:117) populasi, yaitu suatu wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti supaya
dapat dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada
penelitian ini adalah karywan PD Pasar Jaya Tanah Abang dengan
jumlah 40 orang yang sudah bekerja minimal selama 1 tahun.
2. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara sempling jenuh yaitu
penentuan sample bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sample. Hal ini sering dilakukan jika jumlah populasi relatif kecil atau
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang
sangat kecil. Pendapat penulis ini sesuai dengan penulis lain, Sugiyono
(2012:68) sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel. Dalam penelitian ini karena jumlah populasinya
kurang dari 100 maka penulis menjadikan seluruh populasi menjadi
sample penelitian, yaiyu jumlah karyawan 60 karyawan.
64
D. Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama atau tempat obyek penelitian dilakukan
(Siregar, 2010:128). Data primer ini dikumpulkan melalui wawancara
dan kuesioner.
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada
suatu masalah tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan
dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik.
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data atu informasi
sebanyak mungkin dan sejelas mungkin kepada subjek
penelitian (Setyadin dalam Gunawan, 2013: 160).
b. Kuisioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan,
perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam
organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan
atau oleh sistem yang sudah ada (Siregar, 2010:132).
Dalam mengukur skala instrumen dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti skala nominal, ordinal, interval, dan rasio.
Agar dapat diolah dengan menggunakan software maka data
kuesioner menggunakan skala ordinal berupa skala likert.
Peneliti menggunakan skala likert untuk mengetahui pengaruh
65
motivasi dan kompetensi terhadap kinerja karyawan dengan
menentukan skor pada setiap pertanyaan. Skala likert adalah
skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena
tertentu (Siregar, 2010: 138).
Bentuk jawaban skala likert terdiri dari sangat setuju,
setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Berikut
adalah tabel skala likert:
Bentuk jawaban skala likert terdiri dari sangat setuju,
setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Berikut
adalah tabel skala likert:
Tabel 3.1
Skala Likert
Pernyataan Nilai
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju
(STS)
1
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh
organisasi yang bukan pengelolanya (Siregar, 2010:128). Data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa studi
kepustakaan, dokumentasi dan observasi.
66
a. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-
literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada
hubngannya dengan masalah yang ingin dipecahkan (Nazir, 1998:
111).
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan pristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar ataupun karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan
misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, criteria biografi,
peraturan kebijakan (Sugiyono, 2011:326).
c. Observasi
Observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan
pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap
kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan
penelitian, sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi
objek penelitian tersebut (Siregar, 2010: 134).
E. Metode Analisis Data
Tujuan dari analisis data adalah mendapatkan informasi relevan
yang terkandung didalam data tersebut dan menggunakan hasilnya untuk
memecahkan suatu masalah (Ghozali, 2013: 3). Pengolahan dan analisis
67
data dilakukan dengan bantuan Software Statistical Product and Service
Solutions (SPSS)
1. Uji Kualitas Data
Dalam menguji kualtias data ada beberapa metode :
a. Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji Validitas dilakukan
dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel, Dengan
membandingkan nilai rhitung dari hasil output (Corrected Item-
Total Correlation) dengan rtabel, jika rhitung lebih besar dari
rtabel maka butir pertanyaan tersebut adalah valid, tetapi jika
rhitung lebih kecil dari pada rtabel maka butir pertanyaan tersebut
tidak valid (Ghozali, 2011:54)
b. Uji Realibilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan
reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. SPSS dapat
mengukur reliabilitas dengan ujistatistik Cronbach Alpha, suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberi nilai
Cronbach Alpha>0,70 (Ghozali,2013:48).
68
2. Uji Asumsi klasik
Tujuan dari uji asumsi klasik adalah untuk melihat asumsi tertentu
tentang pola perilaku variabel yang dikenal dengan asumsi dasar
regresi, uji asumsi klasik meliputi :
a. Uji Normalitas Data
Menurut Ghozali (2011:160) uji normalitas data bertujuan
apakah dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan
variabel independen (bebas) mempunyai kontribusi atau tidak.
Penelitian yang menggunakan metode yang lebih handal untuk
menguji data mempunyai distribusi normal atau tidak yaitu dengan
melihat Normal Probability Plot. Model Regresi yang baik adalah
data distribusi normal atau mendekati normal, untuk mendeteksi
normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik)
pada sumbu diagonal grafik.
Model Regresi yang baik adalah data distribusi normal atau
mendekati normal, untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal
grafik. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik (uji Kolmogorov – smirnov) (Ghozali, 2011:164).
b. Uji Multikolinearritas
Uji Multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah suatu
model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas (independen).
Pengujian multikolinearitas dilihat dari besaran VIF (Variance
69
Inflation Factor) dan tolerance. Tolerance mengukur variabilitas
variabel independen terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan
nilai VIF = 1/tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <
0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2011:106).
c. Uji heteroskesdastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke satu pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau jika tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2011:139). Pada saat mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat ditentukan dengan melihat grafik Plot
(Scatterplot) antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan
residual (SRESID). Jika grafik plot menunjukkan suatu pola titik
yang bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka
dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Namun,
jika tidak ada pola yang jelas, serat titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139).
70
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi
mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau
lebih variabel independen (terikat), dengan tujuan untuk mengestimasi
dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel
dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui
(Gujarati dalam Ghozali, 2013:95).analisis regresi linier berganda
meliputi:
a. Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda
digunakan sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini
dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang mempengaruhi
dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui adakah pengaruh
faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi yang terdiri
dari faktor seperti kepuasan kerja dan disiplin kerja. Adapun
perumusan model analisis yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu:
Y= a + β1 X1+ β2 X2 + e
Keterangan:
Y : Kinerja Pegawai
X1 : Motivasi
X2 : Kompetensi
71
e : Random error
a : Nilai Konstanta
b. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen.
Pada pengujian hipotesis hipotesis pertama koefisien determinasi
dilihat dari besarnya nilai (Adjusted R2) untuk mengetahui seberapa
jauh variabel bebas yaitu kepuasan kerja dan disiplin kerja serta
pengaruhnya terhadap komitmen organisasi. Nilai (Adjusted R2)
mempunyai interval antara 0 dan 1. Jika niali Adjusted R2 bernilai
besar (mendeteksi 1) berarti variabel bebas dapat memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variabel dependen. Sedangkan jika (Adjusted R2) bernilai kecil
berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel
dependen sangat terbatas. Secara umum koefisien determinasi
untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi
yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk
data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai
koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2011:97).
4. Uji Hipotesis Penelitian
Pengujian dilakukan melalui dua pengujian, diantaranya Uji t dan
Uji F, berikut adalah penjelasannya
a. Uji t ( Secara Parsial)
72
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel
independen dengan variabel dependen secara parsial. Untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
masing-masing independen yaitu: budaya organisasi, lingkungan
kerja dan iklim organisasi terhadap satu variabel dependen, yaitu
kepuasan kerja, maka nilai signifikan t dibandingkan dengan
derajat kepercayaannya. Apabila sig t lebih besar dari 0,05 maka
Ho diterima. Demikian pula sebaliknya jika sig t lebih kecil dari
0,05, maka Ho ditolak. Bila Ho ditolak ini berarti ada hubungan
yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2011:101).
Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikan dua arah atau
two tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah
penolakan Ho yaitu terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam
pengujian dua arah, biasa digunakan untuk tanda sama dengan (=)
pada hipotesis nol dan tanda tidak sama dengan (≠) pada hipotesis
alternatif. Tanda (=) dan (≠) ini tidak menunjukan satu arah,
sehingga pengujian dilakukan untuk dua arah (Suharyadi dan
Purwanto S.K., 2009:88-89). Kriteria dalam uji parsial (Uji t) dapat
dilihat sebagai berikut:
1) Uji Hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel
a) Apabila - thitung < - ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak
dan Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial
73
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen.
b) Apabila thitung ≤ ttabel atau - thitung ≥ - ttabel, maka Ho diterima
dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara parsial
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
2) Uji Hipotesis berdasarkan Signifikansi
a) Jika angka sig. > 0,05, maka Ho diterima.
b) Jika angka sig. < 0,05, maka Ho ditolak.
b. Uji F ( Secara Simultan)
Model regresi linier berganda di atas, untuk membuktikan
apakah variabel-variabel independen secara simultan mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan uji F. Uji F
dilakukan dengan tujuan untuk menguji keseluruhan variabel
independen, yaitu: kepuasan kerja dan disiplin kerja terhadap satu
variabel dependen, yaitu komitmen organisasi. Secara bebas
dengan signifikan sebesar 0,05, dapat disimpulkan (Ghozali,
2011:98).
Apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima,
yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen dengan menggunakan
tingkat signifikan sebesar 0,05 jika nilai Fhitung > Ftabel maka
secara bersama-sama seluruh variabel independen mempengaruhi
74
variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai
probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05
(untuk tingkat signifikansi = 0,05), maka variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka
variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
Kemudian akan diketahui apakah hipotesis dalam penelitian
ini secara simultan ditolak atau diterima, adapun bentuk hipotesis
secara simultan adalah:
Ho : b1 = b2 = 0 ; motivasi dan kompetensi tidak berpengaruh
terhadap kinerja karyawan
Ho : b1 ≠ b2 ≠ 0 ; motivasi dan kompetensi berpengaruh terhadap
kinerja karyawan.
5. Uji Koofisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hamper semua variabel yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali, 2011: 97).
75
F. Operasional Variable Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012:59).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel independen (bebas)
dan variabel dependen (terikat). Berikut penjelasannya:
1. Variable bebas
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebeb perubahannya atau timbulnya
variabel terkait (Sugiyono, 2012:59). Dalam penelitian ini variabel
bebas tersebut adalah:
a. Motivasi ( X1)
b. Kompetensi (X2)
2. Variable terikat
Variabel terikat (dependent variable) merupakan variable yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2012:59). Dalam penelitian ini, variabel terikat adalah
kinerja karyawan (Y).
Table 3.2
Operasional Variable
Variable Sub Variable Indikator Skala
Motivasi (X1)
Motivasi
merupakan
kekuatan yang
mendorong
seseorang
a. Motivasi
Internal
1. Tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas
2. Melaksanakan tugas
dengan target yang jelas
3. Memiliki tujuan yang
jelas dan menantang
Ordinal
76
Variable Sub Variable Indikator Skala
(personal
atributs)
lainnya yang
mampu
membedakan
seseorang
hanya yang
melakukan dan
tidak
melakukan
(Moeheriono,
2014:6)
b. Task
management
skill
1. Kemampuan
mengelola
2. Kemampuan berfikir
3. Kemampuan
merencanakan
Ordinal
c. Contingency
management
skill
1. Pengambilan
keputusan
2. Pengambilan tindakan
3. Memberikan
masukan/ide
Ordinal
d. Job role
environment
1. Beradaptasi
2. Mudah bergaul
Ordinal
melakukan
sesuatu untuk
mencapai tujuan
(Hamzah B. Uno,
2009:5)
4. Ada umpan balik atas
hasil pekerjaannya.
5. Memiliki rasa senang
dalam bekerja.
6. Selalu berusaha
mengungguli orang lain.
7. Diutamakan prestasi dari
apa yang dikerjakannya
b. Motivasi
Eksternal
1. Selalu berusaha
memenuhi kebutuhan
hidup dan kebutuhan
kerjanya. Senang
memperoleh pujian dari
apa yang dikerjakannya.
2. Bekerja dengan ingin
memperoleh insentif.
3. Bekerja dengan harapan
ingin memperoleh
perhatian dari teman dan
atasan
Ordinal
Kompetensi (X2)
Kompetensi
merupakan
karakteristik
dasar yang terdiri
dari keterampilan
(skills),
pengetahuan
(knowledge) serta
atribut personal
a. Task
skill
1. Ketepatan waktu
2. Adaptasi kerja
3. Mematuhi peraturan
Ordinal
77
skill
3. Inisiatif
Kinerja (Y)
Kinerja
didefinisikan
sebagai hasil
kerjaseorang
pekerja,sebuah
proses
manajemen
atau suatu
organisasi
secara
keseluruhan,
dimana hasil
kerja tersebut
harus dapat
ditunjukkan
buktinya
secara konkrit
dan dapat
diukur
(Sedarmayanti,
2011:260)
a. Quality of work
(kualitas
pekerjaan)
1. Hasil kerja yang
diperoleh
2. Kesesuaian hasil kerja
dengan tujuan
organisasi
3. Manfaat hasil kerja
Ordinal
Variable Sub Variable Indikator Skala
b. Promptness (ketepatan
waktu)
1. Penataan
rencana kerja
2. Ketepatan
rencana kerja
dengan hasil
kerja
3. Ketepatan waktu
dalam
melaksanakan
tugas
Ordinal
78
c. Initiative (prakarsa)
1. Pemberian
ide/gagasan
dalam
berorganisasi
2. Tindakan yang
dilakukan untuk
menyelesaikan
permaslahan
yang dihadapi
Ordinal
d. Capability (kemampuan) 1. Kemampuan
yang dimiliki
2. Keterampilan
yang dimiliki
3. Kemampuan
memanfaatkan
sumber daya
yang dimiliki
Ordinal
e. Communication
(komunikasi)
1. Komunikasi
internal
(kedalam)
organisasi
2. Komunikasi
eksternal
(keluar)
organisasi
3. Relasi dan
kerjasama dalam
pelaksanaan
tugas
Ordinal
79
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Perusahaan Daerah Pasar Jaya didirikan berdasarkan Keputusan
Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. lb.3/2/15/66 pada
tanggal 24 Desember 1966. Kemudian pengesahan oleh Menteri Dalam
Negeri lewat Keputusan No. Ekbang 8/8/13-305 tanggal 23 Desember
1967. Selanjutnya untuk meningkatkan status dan kedudukan hukum serta
penyesuaian dengan perkembangan Ibukota Jakarta, maka Keputusan
Gubernur tersebut ditingkatkan dengan Peraturan Daerah No. 7 Tahun
1982 tentang Perusahaan Daerah Pasar Jaya Provinsi DKI Jakarta. Perda
tersebut disahkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 511.231-
181 tanggal 19 April 1983 dan telah diumumkan dalam Lembaran Daerah
DKI Jakarta No. 34 Tahun 1983 Seri D No. 33.
Dalam upaya peningkatan peranan Pasar Jaya sebagai perusahaan
daerah yang lebih profesional serta mengantisipasi tuntutan perkembangan
bisnis perpasaran di DKI Jakarta yang makin kompetitif dan untuk
meningkatkan fungsi dan peranannya maka Pasar Jaya, pada tanggal 30
Desember 1999, ditetapkan kembali dengan Peraturan Daerah DKI Jakarta
No. 12 Tahun 1999 tentang Perusahaan Daerah Pasar Jaya Provinsi DKI
Jakarta, yang telah diumumkan dalam Lembaran Daerah Provinsi DKI
Jakarta No. 35 Tahun 1999.
80
Dengan bergulirnya waktu, pasar terus berkembang. Pada mulanya
pasar merupakan tempat bertemunya pedagang dan pembeli dan terjadinya
transaksi langsung, seiring berjalannya waktu dan tuntutan konsumen
pasar yang terus berubah maka pasar tidak hanya sekedar menjadi tempat
bertemunya pedagang dan konsumen. Pasar sudah merupakan entitas
bisnis yang lengkap dan kompleks dimana kenyamanan dan kepuasan
pelanggan (consumer satisfaction) yang menjadi tujuan utama.
(pasarjaya.co.id, 2018)
2. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
Menjadikan pasar tradisional dan modern sebagai sarana unggulan
dalam penggerak perekonomian daerah Provinsi DKI Jakarta
2. Misi
Menyediakan pasar tradisional dan modern yang bersih, nyaman, aman
dan berwawasan lingkunan serta memenuhi kebutuhan barang dan jasa
yang lengkap, segar, murah dan bersaing.
3. Fungsi PD Pasar Jaya
Tugas Pokok PD Pasar Jaya adalah melaksanakan pelayanan umum dalam
bidang pengelolaan area pasar, membina pedagang pasar, ikut membantu
stabilitas harga dan kelancaran distribusi barang dan Jasa. Dalam
melaksanakan tugas pokok tersebut PD.Pasar Jaya mempunyai fungsi :
1) Perencanaan, pembangunan, pemeliharaan dan perawatan area pasar
81
2) Penyediaan, pemeliharaan dan perawatan sarana dan kelengkapan area
pasar
3) Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan area pasar
4) Bantuan terhadap stabilitas harga barang
5) Bantuan terhadap ketersediaan dan kelancaran distribusi barang dan
jasa
6) Pelaksanaan dan pengembangan kerjasama
7) Pengendalian keamanan dan ketertiban dalam area pasar
Pembinaan pedagang pasar antara lain meliputi :
1) Memfasilitasi kerjasama wadah para pedagang dalam kemitraan dengan
pihak lain
2) Memfasilitasi peningkatan kualitas pelayanan kepada konsumen oleh
pedagang
3) Memfasilitasi peningkatan kualitas sumberdaya manusia pedagang
4) Memberikan hak prioritas kepada pedagang lama untuk memperoleh
tempat usaha yang baru hasil pembangunan
5) Memfasilitasi pemberian kredit bagi pedagan bekerjasama dengan
lembaga keuangan.
82
4. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi yang ada di PD Pasar Jaya Tanah Abang, dijelaskan pada gambar berikut:
Gambar 4.1
Bagan Struktur Organisasi PD Pasar Jaya Tanah Abang
83
Dari gambar 4.1 dapat dijelaskan bahwa di PD Pasar Jaya Tanah
Abang dibawahi langsung oleh Gubernur DKI Jakarta yang juga diawasi
oleh Badan Pengawas dari Pemerintah DKI Jakarta. Dalam
operasionalisasinya, PD Pasar Jaya Tanah Abang di pimpin oleh seorang
direktur yang membawahi tiga direktur lainnya yaitu direktur keuangan
dan administrasi, direktur usaha dan pengembangan, dan direktur tekhnik.
Pada penelitian ini akan berfokus pada unit Area yang membawahi unit
pasar atau dikepalai oleh kepala Pasar bagian Tanah Abang. Dalam hal ini
karyawan yang berada di bawah wewenang PD Pasar Jaya khususnya
untuk Pasar Tanah Abang bertanggung jawab untuk kepentingan
perawatan dan pembangunan seperti hal nya tupoksi direktur tekhnik.
B. Analisis dan Pembahasan
1. Karakteristik Responden
a. Deskripsi Responden Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner, maka
diketahui data tentang jenis kelamin responden sebagai berikut:
Tabel 4.1
Jenis Kelamin
Keterangan
(Jenis Kelamin) Jumlah Responden Presentase (%)
Pria 36 100%
(Sumber: Data Primer yang diolah, 2018)
Dari Tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah responden sebanyak 36
orang adalah Pria.
84
b. Deskripsi Responden Menurut Usia
Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner, maka
diketahui data tentang usia responden saat bekerja sebagai karyawan
PD Pasar Jaya Tanah Abang yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Usia
Keterangan
(Usia) Jumlah Responden Presentase (%)
20-25 Tahun 5 13,8%
26-30 Tahun 11 30,5%
30-45 Tahun 17 47,2%
> 45 Tahun 3 8,3%
Total 100%
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa karyawan PD Pasar Jaya
Tanah Abang didominasi oleh usia 30-45 tahun sebanyak 17 orang atau
sebesar 47,2%. Jumlah kedua adalah usia 26-30 tahun sebanyak 11
orang atau sebesar 30,5%. Jumlah ketiga adalah usia 20-25 Tahun
sebanyak 5 orang atau sebesar 13,8%.Jumlah keempat adalah usia > 45
tahun sebanyak 3 orang atau sebesar 8,3%. Hal ini menunjukkan
bahwa PD Pasar Jaya Tanah Abang didominasi oleh karyawan yang
telah berusia produktif dan sudah berpengalaman dalam bekerja dan
memiliki tanggung jawab terhadap kewajiban yang diberikan oleh
organisasi karena mayoritas karyawan yang rentang berusia 26 hingga
diatas 45 tahun.
85
c. Deskripsi Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner
penelitian, maka diketahui data tentang pendidikan terakhir responden
yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Pendidikan Terakhir
Keterangan Jumlah Responden Presentase (%)
a. SD 7 19,4%
b. SMP 3 8,3%
c. SMA/SMK 19 48,7%
d. Sarjana (S1) 6 16,7%
e. Sarjana (S2) 1 2,7%
Total 36 100%
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Dari Tabel 4.3 diketahui bahwa pendidikan terakhir responden
didominasi oleh SMA/SMK sebanyak 19 orang atau sebesar 48,7%.
Kemudian SD sebanyak 7 orang atau sebesar 19,4%, Sarjana (S1)
sebanyak 6 orang atau sebesar 16,7% , SMP sebanyak 3 orang atau
sebesar 8,3% dan Sarjana (S2) sebanyak 1 orang atau 2,7%. Dari tabel
tersebut juga diketahui bahwa karyawan pada bagian pasar di PD Pasar
Jaya Tanah Abang tidak ada yang berpendidikan terakhir SD.
86
d. Deskripsi Responden Menurut Masa Kerja
Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner
penelitian, maka diketahui data tentang masa kerja responden yang
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Masa Kerja
Keterangan Jumlah Responden Presentase (%)
a. < 1 tahun 3 8,3%
b. 1-2 tahun 9 25%
c. 2-5 tahun 16 44,4%
d. > 5 tahun 8 22,3%
Total 36 100%
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa responden
sebagian besar dalam penelitian ini telah bekerja selama 2-5 tahun
sebanyak 16 orang atau sebesar 44,4%. Kemudian responden dengan
lama bekerja selama 1-2 tahun sebanyak 9 orang atau sebesar 25%,
yang telah bekerja selama lebih dari 5 tahun sebanyak 8 orang atau
sebesar 22,2% dan yang bekerja < 1 tahun sebanyak 3 orang. Hal ini
menunjukkan bahwa PD Pasar Jaya Tanah Abang didominasi oleh
karyawan yang sudah berpengalaman dalam bekerja karena mayoritas
responden sudah bekerja selama lebih dari 2 tahun sehingga memiliki
keterampilan dan loyalitas terhadap perusahaan.
87
e. Deskripsi Responden Menurut Status Pernikahan
Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner
penelitian, maka diketahui data tentang status pernikahan responden
yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Jabatan
Status Pernikahan Jumlah Responden Persentase (%)
Menikah 31 86,2%
Belum Menikah 5 13,8%
Total 36 100%
(Sumber: Data Primer yang diolah, 2018)
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa status
pernikahan yang menjadi responden dalam penelitian ini didominasi
oleh karyawan yang sudah menikah sebesar 87,5% atau 35 responden.
Kemudian status pernikahan yang belum menikah sebesar 12,5% atau 5
responden.
Dari data tersebut terlihat bahwa di karyawan di PD Pasar Jaya
Tanah Abang memiliki tanggung jawab terhadap keluarga sehingga hal
ini akan menjadi salah satu motivasi dalam bekerja dan lama nya
bekerja dalam suatu perusahaan.
88
C. Distribusi Jawaban Responden
a. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Motivasi (X1)
Indikator-indikator dari variabel Motivasi (X1) terbagi atas dua
belas pernyataan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Motivasi (X1)
No Pertanyaan
STS
(1)
TS
(2)
N
(3)
S
(4)
SS
(5)
1 Saya selalu bertanggung jawab
dalam melaksanakan pekerjaan 0 0 0 23 13
2
Saya melaksanakan tugas sesuai
deengan target yang ditetapkan
perusahaan 6 24 4 2 0
3 Saya menyukai pekerjaan yang
menantang 0 0 0 23 13
4
Saya selalu berupaya untuk
memperoleh umpan balik atau
masukan dari pimpinan 6 24 4 2 0
5
Saya melakukan pekerjaan
dengan senang hati 8 20 6 2 0
6
Saya selalu berusaha bekerja
dengan hasil yang lebih baik dari
rekan kerja saya yang lain 0 0 0 23 13
7
Di dalam pekerjaan saya selalu
berusaha memperoleh
penghargaan dari perusahaan 0 3 0 20 13
8 Tujuan saya bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidup saya 10 22 3 1 0
9
Dalam bekerja saya berusaha
melengkapi perlatan pekerjaan
yang dibutuhkan 0 1 0 21 14
10
Saya berupaya mendapatkan
pujian dari pimpinan dan rekan
kerja saya 0 0 0 23 13
89
11
Dalam bekerja saya berupaya
melebihi target yang ditetapkan
pimpinan agar memperoleh
insntif
0 0 0 22 14
12
Perhatian yang diberikan oleh
pimpinan dan rekan kerja dapat
memotivasi saya untuk bekerja
dengan baik
6 24 4 2 0
Jumlah 36 118 21 164 93
Rata-rata 8,3% 27,3% 4,86% 37,9% 21,5%
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Dari data yang telah diolah pada tabel 4.6, menunjukan bahwa
mayoritas responden menjawab Setuju (S) dengan rata-rata sebesar
37,9%. Lalu diikuti dengan menjawab Tidak Setuju (TS) sebesar
27,3%. Lalu diikuti dengan menjawab Sangat Setuju (SS) sebesar
21,5%. Dan menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) sebesar 8,3%. Serta
terdiri dari 4,86% rata-rata yang menjawab Netral (N).
Berdasarkan indikator-indikator variabel, pernyataan nomor 1
sampai 4 adalah dimensi motivasi internal oleh karyawan dengan rata-
rata jawaban Setuju (S) sebesar 34,7%. Kemudian rata-rata jawaban
Sangat Setuju (SS) sebesar 18,05%. Total rata-rata jawaban setuju dan
sangat setuju adalah 52,75%. Dan selebihnya adalah rata-rata jawaban
Netral (N) sebesar 5,55%.
Kemudian pernyataan nomor 5 sampai 8 adalah dimensi motivasi
yang bersifat materil dengan rata-rata jawaban Setuju (S) sebesar
31,94%. Kemudian rata-rata jawaban Sangat Setuju (SS) sebesar
90
18,05%. Total rata-rata jawaban setuju dan sangat setuju adalah 50%.
dan selebihnya adalah rata-rata jawaban Netral (N) sebesar 6,25%.
Kemudian pernyataan nomor 9 hingga 12 adalah dimensi Motivasi
Eksternal dengan rata-rata jawaban Setuju (S) sebesar 47,22%.
Kemudian rata-rata jawaban Sangat Setuju (SS) sebesar 28,47%. Total
rata-rata jawaban setuju dan sangat setuju adalah 75,69%. Lalu rata-rata
jawaban Netral (N) sebesar 2,77%.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
menjalankan sebuah pekerjaan, karyawan lebih dominan memiliki
motivasi yang berasal dari eksternal total rata-rata jawaban setuju dan
sangat setuju sebesar 75,69%. Kemudian diikuti dengan motivasi
internal sebesar 52,75%. Kemudian motivasi materil sebesar 50%.
Dari data tersebut terlihat bahwa hasil distribusi jawaban
responden diatas sangat bermanfaat bagi perusahaan PD Pasar Jaya
Tanah Abang khususnya dalam menentukan kualitas pelayanan
terhadap pelanggan agar dapat meningkatkan kinerja karyawan.
b. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kompetensi (X2)
Indikator-indikator dari variabel Kompetensi (X2) terbagi atas dua
belas pernyataan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
91
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kompetensi (X1)
No Pertanyaan
Penilaian
STS
(1)
TS
(2)
N
(3)
S
(4)
SS
(5)
1 Saya selalu berusaha datang
tepat waktu 0 0 2 19 15
2
Saya berupaya mampu
bersosialisasi dengan lingkungan
kerja yang baru 0 0 3 22 11
3
Saya berupaya untuk patuh
terhadap semua peraturan yang
ditetapkan organisasi
0 1 4 22 9
4 Saya berupaya mengelola
pekerjaan secara baik 0 0 3 26 7
5
Saya berupaya mengerahkan
kemampuan berfikir untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan
baik
0 0 6 19 11
6
Saya bekerja sesuai dengan
program yang direncanakan 0 1 5 16 14
7
Dalam menyelesaikan
permasalahan pekerjaan saya
berusaha mengambil keputusan 0 1 7 13 15
8
Jika terjadi masalah saya
berusha mengambil tindakan
dengan cepat
0 0 1 19 16
9
Ketika ada masalah saya
dimintai pendapat oleh pimpinan 0 1 3 20 12
10
Saya berupaya untuk mampu
beradaptasi dengan tugas
pekerjaan yang baru 0 0 8 18 10
11
Saya berupaya untuk menjadi
pribadi yang mudah bergaul
dengan rekan kerja 0 0 0 21 15
92
12
Saya selalu berinisiatif di dalam
menyelesaikan permasalahan
pekerjaan 0 0 2 20 14
Jumlah 0 4 44 235 149
Rata-rata 0% 0,92% 10,1% 54,3% 34,4%
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Dari data yang telah diolah pada tabel 4.6, menunjukan bahwa
mayoritas responden menjawab Setuju (S) dengan rata-rata sebesar
54,3%. Lalu diikuti dengan menjawab Sangat Setuju (SS) sebesar
34,4%. Lalu diikuti dengan menjawab Netral (N) sebesar 10,1%. Dan
menjawab Tidak Setuju (TS) sebesar 0,92%.
Berdasarkan indikator-indikator variabel, pernyataan nomor 1
sampai 3 adalah dimensi kompetensi task management skill sebuah
pekerjaan dengan rata-rata jawaban Setuju (S) sebesar 58,33%.
Kemudian rata-rata jawaban Sangat Setuju (SS) sebesar 32,4%. Total
rata-rata jawaban setuju dan sangat setuju adalah 90,73%. Dan
selebihnya adalah rata-rata jawaban Netral (N) sebesar 8,3%.
Kemudian pernyataan nomor 4 sampai 6 adalah dimensi
kompetensi contigency management skill dengan rata-rata jawaban
Setuju (S) sebesar 56,48%. Kemudian rata-rata jawaban Sangat Setuju
(SS) sebesar 29,62%. Total rata-rata jawaban setuju dan sangat setuju
adalah 86,10%. Dan selebihnya adalah rata-rata jawaban Netral (N)
sebesar 12,96%.
Kemudian pernyataan nomor 7 hingga 9 adalah dimensi
kompetensi job roll environtment skill dengan rata-rata jawaban Setuju
93
(S) sebesar 48,14%. Kemudian rata-rata jawaban Sangat Setuju (SS)
sebesar 39,81%. Total rata-rata jawaban setuju dan sangat setuju adalah
87,95%. Lalu rata-rata jawaban Netral (N) sebesar 10,18%.
Kemudian pernyataan nomor 10 hingga 12 adalah dimensi
kompetensi quality of work dengan rata-rata jawaban Setuju (S) sebesar
54,62%. Kemudian rata-rata jawaban Sangat Setuju (SS) sebesar
36,11%. Total rata-rata jawaban setuju dan sangat setuju adalah
90,73%. Lalu rata-rata jawaban Netral (N) sebesar 9,25%.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
menjalankan sebuah pekerjaan, karyawan lebih dominan memiliki
kompetensi yang berasal dari Task Management Skill dan Quality of
work atau kualitas sebuah pekerjaan sebesar 90,73%. Kemudian diikuti
Job Roll Environment Skill sebesar 87,95%, dan Contigency
Management Skill dengan total rata-rata 86,1%.
Dari data tersebut terlihat bahwa hasil distribusi jawaban
responden diatas sangat bermanfaat bagi perusahaan PD Pasar Jaya
Tanah Abang khususnya dalam meningkatkan mutu dan kualitas
perusahaan.
d. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kinerja (Y)
Indikator-indikator dari variabel Kinerja (Y) terbagi atas enam
belas pernyataan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:
94
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kinerja Karyawan (Y)
No Pertanyaan
Penilaian
STS
(1)
TS
(2)
N
(3)
S
(4)
SS
(5)
1
Pekerjaan yang dihasilkan oleh
saya sesuai dengan kualitas yang
ditetapkan organisasi 2 6 1 16 11
2
Hasil pekerjaan saya sesuai
dengan kuantitas yang
ditetapkan organisasi 4 12 10 8 2
3 Pekerjaan yang saya hasilkan
sesuai dengan tujuan organisasi 0 3 6 16 11
4
Pekerjaan yang saya hasilkan
sangat bermanfaat dalam
mencapai tujuan organisasi 2 5 8 15 6
5
Saya berusaha menyusun
rencana kerja dengan baik 0 0 0 21 15
6
Rencana kerja yang telah saya
susun dapat membantu hasil
kerja saya dengan baik 0 2 3 16 15
7 Rencana kerja dapat saya
terapkan secara tepat waktu 0 4 5 18 9
8
Saya selalu berupaya
memberikan ide bagi kemajuan
organisasi 0 0 2 24 10
9
Saya selalu berusaha
menyelesaikan permaslahan
dalam bekerja 0 0 2 17 17
10 Saya bekerja sesuai dengan
kemampuan yang saya miliki 0 0 0 21 15
11
Keterampilan yang saya miliki
dapat membantu didalam
menyelesaikan pekerjaan 0 3 5 19 9
12
Dalam bekerja saya selalu
memanfaatkan sumber daya
manajemen secara efisien 1 6 8 15 6
95
13 Saya mampu menjalin
komunikasi dengan atasan 0 0 1 19 16
14 Saya mampu menjalin
komunikasi dengan rekan kerja 0 0 3 19 14
15
Saya berusha menjalin kerja
sama dengan mitra kerja diluar
organisasi 2 6 1 16 11
16 Saya berusaha menjalin kerja
sama dengan sesama rekan kerja 0 0 1 24 11
Jumlah 11 47 56 284 178
Rata-rata 1,9% 8,15% 9,72% 49,3% 30,9%
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Dari data yang diolah pada tabel 4.8, menunjukan bahwa mayoritas
responden menjawab setuju (S) dengan presentase rata-rata sebesar
49,3% dan menjawab sangat setuju (SS) dengan presentasi rata-rata
sebesar 30,9%. Kemudian diikuti dengan menjawab Netral (N) sebesar
9,72%. Lalu menjawab Tidak Setuju (TS) sebesar 8,15%. menjawab
Sangat Tidak Setuju (STS) sebesar 1,9%. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kinerja karyawan PD Pasar Jaya pada umumnya sudah baik.
Data tersebut menunjukkan bahwa distribusi jawaban responden
diatas dapat dimanfaatkan bagi manajer dalam mengetahui tingkat
kinerja karyawan yang sesuai dengan standar kinerja yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
D. Hasil Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
96
yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat
kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sanusi, 2011: 115).
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
Motivasi, Kompetensi dan Kinerja Karyawan yang akan diuji secara
statistik seperti terlihat dalam tabel 4.9, sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Motivasi 36 31 55 40,07 5,423
Kompetensi 36 46 59 51,50 3,810
Kinerja Karyawan 36 49 76 63,65 6,253
Valid N (listwise) 36
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Berdasarkan tabel 4.9 di atas memberikan informasi bahwa pada
variabel motivasi menunjukan nilai maksimum 55 dan nilai minimum 31
dengan nilai rata-rata 40,07 dan standar deviasi sebesar 5,423. Hal ini
berarti pada nilai minimum 31 responden lebih banyak memilih jawaban
sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), Netral (N) dan pada nilai
maksimum 55 responden lebih banyak memilih jawaban setuju (S) dan
sangat setuju (SS).
Pada variabel kompetensi menunjukan nilai maksimum 59 dan
nilai minimum 46 dengan nilai rata-rata 51,50 dan standar deviasi sebesar
3,810. Hal ini berarti pada nilai minimum 46 responden lebih banyak
memilih jawaban sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), Netral (N)
97
dan pada nilai maksimum 59 responden lebih banyak memilih jawaban
setuju (S) dan sangat setuju (SS).
Pada variabel kinerja karyawan didapat nilai maksimum 76 dan
nilai minimum 49 dengan nilai rata-rata 63,65 dan standar deviasi sebesar
6,253. Hal ini berarti pada nilai minimum 49 responden lebih banyak
memilih jawaban sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), netral (N)
dan pada nilai maksimum 76 responden lebih banyak memilih jawaban
setuju (S) dan sangat setuju (SS).
E. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas Data
Uji validitas data digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut, (Ghozali, 2011:52).
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji
moment product correlation atau yang lebih dikenal dengan nama pearson
correlation. Pengujian validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r
hitung dengan r tabel untuk degree of fredoom (df) = n-2, dalam hal ini n
adalah jumlah sampel. Penelitian ini menggunakan semua sampel
sejumlah (n) = 36, maka besarnya df = 36 – 2 = 34. Dengan α = 0,05 maka
diperoleh r tabel sebesar 0,3291.
98
Berikut ini adalah hasil uji validitas untuk variabel Motivasi sebagai
berikut ini:
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas
Variabel Motivasi (X1)
Item Pernyataan r hitung r table Keterangan
X1.1 0,822** 0,3291 Valid
X1.2 0,725** 0,3291 Valid
X1.3 0,822** 0,3291 Valid
X1.4 0,718** 0,3291 Valid
X1.5 0,725** 0,3291 Valid
X1.6 0,485** 0,3291 Valid
X1.7 0,679** 0,3291 Valid
X1.8 0,718** 0,3291 Valid
X1.9 0,725** 0,3291 Valid
X1.10 0,392** 0,3291 Valid
X1.11 0,822** 0,3291 Valid
X1.12 0,969** 0,3291 Valid
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Berdasarkan pada Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa seluruh
pernyataan dalam variabel independen motivasi (X1) adalah valid. Hal
ini terlihat bahwa nilai pearson correlation (rhitung) setiap item
pernyataan lebih besar dari nilai rtabel dengan tingkat signifikansi untuk
semua item pernyataan pada level 0,05.
Berikut ini adalah hasil uji validitas untuk variabel
Kompetensi (X2):
99
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas
Variabel Kompetensi (X2)
Item Pernyataan r hitung r table Keterangan
X2.1 0,684** 0,3291 Valid
X2.2 0,613** 0,3291 Valid
X2.3 0,779** 0,3291 Valid
X2.4 0,580** 0,3291 Valid
X2.5 0,429** 0,3291 Valid
X2.6 0,643** 0,3291 Valid
X2.7 0,596** 0,3291 Valid
X2.8 0,665** 0,3291 Valid
X2.9 0,736** 0,3291 Valid
X2.10 0,719** 0,3291 Valid
X2.11 0,575** 0,3291 Valid
X2.12 0,551** 0,3291 Valid
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Berdasarkan pada Tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa
seluruh pernyataan dalam variabel independen keselamatan kerja (X2)
adalah valid. Hal ini terlihat bahwa nilai pearson correlation (rhitung)
setiap item pernyataan lebih besar dari nilai rtabel dengan tingkat
signifikansi untuk semua item pernyataan pada level 0,05.
Berikut ini adalah hasil uji validitas untuk variabel Kinerja
Karyawan (Y):
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas
Variabel Kinerja (Y)
Item Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Y1.1 0,542** 0,3291 Valid
Y1.2 0,448** 0,3291 Valid
Y1.3 0,354** 0,3291 Valid
Y1.4 0,587** 0,3291 Valid
Y1.5 0,523** 0,3291 Valid
Y1.6 0,692** 0,3291 Valid
Y1.7 0,462** 0,3291 Valid
100
Y1.8 0,452** 0,3291 Valid
Y1.9 0,412** 0,3291 Valid
Y1.10 0,523** 0,3291 Valid
Y1.11 0,383** 0,3291 Valid
Y1.12 0,556** 0,3291 Valid
Y1.13 0,606** 0,3291 Valid
Y1.14 0,429** 0,3291 Valid
Y1.15 0,542** 0,3291 Valid
Y1.16 0,461** 0,3291 Valid
(Sumber: Data primer yang Diolah, 2018)
Berdasarkan Tabel 4.12 di atas menunjukkan bahwa seluruh
pernyataan dalam variabel dependen kinerja (Y) adalah valid. Hal ini
terlihat bahwa nilai pearson correlation (rhitung) setiap item pernyataan
lebih besar dari nilai rtabel dengan tingkat signifikansi untuk semua item
pernyataan pada level 0,05.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali, 2011:47).
Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Untuk ukuran reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
koefisien Cronbach Alpha > 0,70 menunjukkan suatu konstruk atau
variabel tersebut reliable.
Berikut ini adalah hasil Uji Reliabilitas yang ditunjukkan pada
tabel 4.13 (dilampirkan halaman selanjutnya):
101
Tabel 4.13
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's
Alpha N of Items Keterangan
Motivasi 0,925 12 Reliable
Kompetensi 0,863 12 Reliable
Kinerja Karyawan 0,807 16 Reliable
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Berdsarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa Cronbach Alpha semua
varibel lebih besar dari 0,70. Hal ini menunjukan bahwa seluruh
pernyataan dalam penelitian ini dikatakan reliable atau memiliki tingkat
kehandalan yang baik sehingga dapat digunakan dalam analisis
penelitian berikutnya.
F. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2011:160). Normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik)
menyebar menjauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi normal yang
mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas (Ghozali, 2011:163). Model Regresi yang baik adalah data
distribusi normal atau mendekati normal, untuk mendeteksi normalitas
dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
102
diagonal grafik. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik (uji Kolmogorov – smirnov) (Ghozali, 2011:164).
Berikut ini adalah hasil uji normalitas menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov yang ditunjukkan pada tabel berikut;
Tabel 4.14
Hasil Uji Normalitas Data Kolmogorov- Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 36
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 4.61811295
Most Extreme Differences Absolute .100
Positive .069
Negative -.100
Test Statistic .100
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnorv dapat diketahui bahwa nilai
unstandardized residual memiliki nilai asymp.sig.(2-tailed) 0,200 yang
berarti > 0,05, ini membuktikan bahwa data terdistribusi dengan normal
103
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas berguna untuk mengetahui apakah pada model
regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel
independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di
dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan Varian
Invloation Factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0.10
atau nilai VIF ≥ 10. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2011:105).
Hasil pengujian VIF dan tolerance dari model regresi dapat dilihat
dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.15
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 15.555 8.504 1.829 .076
Motivasi .349 .157 .310 2.216 .034 .766 1.306
Kompetensi .674 .186 .506 3.615 .001 .766 1.306
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Berdasarkan tabel 4.15 diatas terlihat bahwa nilai tolerance semua
variabel independen > 0,10 dan nilai VIF semua variabel independen <
10,00, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk Motivasi sebesar
0,766 dan Kompetensi sebesar 0,766 yang lebih besar dari 0,10. Serta
104
nilai VIF untuk Motivasi sebesar 1,306 dan kompetensi sebesar 1,306
yang tidak lebih besar dari 10,00.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model persamaan
regresi tidak terdapat problem multikolinearitas dan dapat digunakan
dalam penelitian ini.
c. Hasil Uji Heterokesdastistas
Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2011:134).
Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik
Plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual
(SRESID). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar dan kemudian
menyempit), maka mengidikasikan telah terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2011:139).
Berikut ini adalah hasil uji heteroskedastisitas yang ditunjukkan
pada gambar 4.2 (terlampir pada halaman selanjutnya):
105
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Dari gambar 4.2 tersebut terlihat titik-titik yang menyebar secara
acak (random), tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, hal
ini berarti menunjukkan tidak adanya gejala heterokedastisitas pada
model regresi yang diolah.
Kemudian cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas bisa juga dengan melakukan uji Glejser, uji
heterokedastisitas dengan menggunakan metode uji glejser dilakukan
dengan meregresikan semua variabel bebas terhadap nilai mutlak
residualnya. Gejala heteroskedastisitas juga ditunjukkan apabila hasil
uji glejser kurang dari atau sama dengan 0,05 maka dapat disimpulkan
106
bahwa data mengalami heteroskedastisitas dan sebaliknya (Ghozali,
2011:143).
Berikut ini adalah hasil uji heteroskedastisitas dengan metode uji
glesjer yang ditunjukkan pada tabel 4.16:
Tabel 4.16
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Metode Uji Glesjer
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 9.673 4.595 2.105 .043
Motivasi -.030 .085 -.068 -.352 .727
Kompetensi -.092 .101 -.177 -.914 .367
a. Dependent Variable: RES_2
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Berdasarkan hasil uji glejser pada tabel 4.16 di atas, dapat dilihat
pada kolom signifikan menunjukkan bahwa nilai signifikan Motivasi
adalah 0,727 dan nilai signifikan kompetensi adalah 0,367. Ini
menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas (independen) memiliki nilai
signifikansi lebih besar dari probabilitas 0,05, hal tersebut menandakan
tidak terjadinya heteroskedastisitas.
6. Analisis Regresi Linear Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan
sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti
variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel independen terhadap
variabel dependen dimana variabel yang digunakan dalam penelitian ini
107
lebih dari satu. Untuk menentukan persamaan regresi, maka dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.17
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 15.555 8.504 1.829 .076
Motivasi .349 .157 .310 2.216 .034
Kompetensi .674 .186 .506 3.615 .001
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Berdasarkan tabel 4.17 di atas dapat diperoleh persamaan linear
berganda sebagai berikut:
Y = 15,555 + 0,349X1 + 0,674X2
Dimana:
Y = Kinerja Karyawan
4,218 = Konstanta
X1 = Motivasi
X2 = Kompetensi
a. Nilai konstanta (a) adalah menujukan besarnya nilai kinerja karyawan
(Y). Hal ini menyatakan bahwa jika variabel motivasi dan kompetensi
dianggap konstan, maka nilai kinerja karyawan sebesar 15.555
b. Motivasi berbanding lurus terhadap kinerja karyawan. Hal ini terlihat
dari koefisien regresi pada variabel motivasi (X1) sebesar 0,349. Ini
berarti ada hubungan yang searah pengaruhnya antara motivasi dan
108
kinerja karyawan. Dimana apabila motivasi semakin tinggi maka
semakin meningkatkan kinerja karyawan.
c. Kompetensi berbanding lurus terhadap kinerja karyawan. Hal ini
terlihat dari koefisien regresi pada variabel keselamatan kerja (X2)
sebesar 0,674. Ini berarti ada hubungan yang searah pengaruhnya antara
kompetensi dan kinerja karyawan. Dimana apabila kompetensi di
perusahaan semakin baik dan aman maka semakin meningkatkan
kinerja karyawan.
G. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
(parsial) terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikansi (alpha)
5% (0,05). Jika nilai probability t lebih besar dari alpha 0,05 maka tidak
ada pengaruh secara parsial dari variabel independen terhadap variabel
dependen, sedangkan jika nilai probability t lebih kecil dari alpha 0,05
maka terdapat pengaruh secara parsial dari variabel independen
terhadap variabel dependen.
Selain itu, dapat juga dengan membandingkan nilai thitung dengan
ttabel. Apabila thitung lebih besar dari ttabel maka dapat dikatakan bahwa
variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel
dependen. Sedangkan jika nilai thitung lebih kecil dari ttabel maka dapat
109
dikatakan bahwa variabel independen secara parsial tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2012:98).
Adapun dasar pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut
(Sujarweni dan Endrayanto, 2012:93):
1) Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas :
a) Jika signifikan t < tingkat kesalahan (α = 0,05), maka H0 ditolak
dan Ha diterima (berarti ada pengaruh).
b) Jika signifikan t > tingkat kesalahan (α = 0,05), maka H0
diterima dan Ha ditolak (berarti tidak ada pengaruh).
2) Pengambilan keputusan berdasarkan nilai t hitung :
a) Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima (berarti ada
pengaruh).
b) Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak (berarti tidak
ada pengaruh).
Adapun nilai t-tabel berasal dari n-k-1 (n merupakan jumlah
sampel dan k merupakan variabel independen) yang kemudian hasil
dari n-k-1 dapat dilihat pada form ttabel. Pada penelitian ini jumlah
sampel berjumlah 36-2-1 = 33 dan bila dilihat dari form ttabel dengan
memakai tingkat kesalahan penelitian 5% (0.05) maka akan mendapat
nilai 2,0345
Hasil uji statistik t ditunjukkan pada tabel 4.20 (terlampir pada
halaman selanjutnya):
110
Tabel 4.18
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 15.555 8.504 1.829 .076
Motivasi .349 .157 .310 2.216 .034
Kompetensi .674 .186 .506 3.615 .001
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Berdasarkan tabel 4.18 pada halaman selebelumnya dapat
disimpulkan bahwa:
1) Pengaruh Motivasi (X1) Terhadap Kinerja Karyawan
Hasil perhitungan diperoleh untuk variabel Motivasi (X1)
dengan signifikansi sebesar 0,034. Hasil pengujian signifikansi
sebesar 0,034 menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari
0,05 (0,034 < 0,05), dan nilai thitung 2,216 > ttabel 2,0345. Hal
tersebut menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini
menolak H0 dan menerima Ha. Dengan demikian, hal ini
menunjukkan bahwa H1 “Motivasi berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap kinerja karyawan”.
2) Pengaruh Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja Karyawan
Hasil perhitungan diperoleh untuk variabel keselamatan
kerja (X2) dengan signifikansi sebesar 0,001. Hasil pengujian
signifikansi sebesar 0,001 menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih
kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05), dan nilai thitung 3.615 > ttabel 2,0345.
111
Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini
menolak H0 dan menerima Ha. Dengan demikian, hal ini
menunjukkan bahwa H2 “Kompetensi berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap kinerja karyawan”.
b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen untuk
mengambil keputusan hipotesis diterima atau ditolak dengan
membandingkan tingkat signifikansi (alpha) sebesar 5% (0,05). Jika
nilai probability F lebih besar dari alpha 0,05 maka model regresi tidak
dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen dengan kata
lain variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan
membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Apabila Fhitung lebih besar dari
Ftabel maka dapat dikatakan bahwa variabel independen secara bersama-
sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai
Fhitung > Ftabel maka dapat dikatakan bahwa variabel independen secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali,
2011:98).
Hasil uji koefisien signifikansi simultan (uji statistik F)
ditunjukkan pada tabel berikut:
112
Tabel 4.19
Hasil Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 759.862 2 379.931 16.797 .000b
Residual 746.444 33 22.620
Total 1506.306 35
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
b. Predictors: (Constant), Kompetensi , Motivasi
(Sumber: Data Primer yang diolah, 2018)
Berdasarkan tabel 4.19 hasil perhitungan diperoleh signifikansi
sebesar 0,000b. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 maka
nilai signifikansi F sebesar 0,000 menunjukkan lebih kecil dari 0,05,
dan nilai Fhitung 16,797 > Ftabel 3,28. Dengan demikian Ha di terima,
sehingga hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh signifikan
antara variabel motivasi (X1) dan kompetensi (X2) secara simultan
terhadap variabel terikat kinerja karyawan (Y) dapat di terima.
Adapunyy nilai Ftabel berasal dari df1 = k = 2 dan df2 = n–k (n
merupakan jumlah responden dan k merupakan jumlah variabel
independen). Pada penelitian ini dengan menggunakan rumus tersebut
maka: 36–2 = 34 dan bila dilihat dari form Ftabel dengan memakai 5%
(0.05) maka akan mendapat nilai 3,28.
H. Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2011:97), koefisien determinasi (R2) pada
intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol
113
dan satu. Dalam output SPSS, koefisiensi determinasi terletak pada tabel
model summeryb dan tertulis R Square. Namun untuk regresi linear
berganda sebaiknya R Square yang sudah disesuaikan atau tertulis
adjusted R Square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen
yang digunakan dalam penelitian.
Hasil uji koefisiensi determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel 4.20
berikut ini:
Tabel 4.20
Hasil Uji Koefisin Determinasi (Uji R2)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .710a .504 .474 4.756
a. Predictors: (Constant), Kompetensi , Motivasi
(Sumber: Data primer yang diolah, 2018)
Berdasarkan tabel 4.20 dapat dilihat bahwa nilai koefisien
determinasi aadjusted R Square sebesar 0,474. Hasil ini menunjukan
bahwa 47,4 % variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel
Motivasi dan Kompetensi. Sedangkan sisanya 52,6% (100% - 47,4%)
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
114
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi,
kompetensi terhadap kinerja pegawai PD Pasar Jaya Tanah Abang.
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan telah dilakukan
pengujian dengan menggunakan model regresi linear berganda, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial
terhadap kinerja pegawai PD Pasar Jaya Tanah Abang
2. Variabel kompetensi mempunyai pengaruh yang signifikan secara
parsial terhadap kinerja pegawai PD Pasar Jaya Tanah Abang
3. Variabel motivasi dan kompetensi bersama-sama mempunyai
pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap kinerja pegawai
PD Pasar Jaya Tanah Abang.
B. Implikasi
Berdasarkan penjelasan dan kesimpulan di atas menyatakan bahwa
variabel independen yaitu motivasi dan kompetensi memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen yaitu kinerja pegawai baik secara parsial
maupun simultan. Dengan demikian penelitian ini memberikan beberapa
implikasi, antara lain:
1. Implikasi variabel motivasi terhadap kinerja karyawan, pada dasarnya
produktifitas merupakan asset paling berharga dalam suatu perusahaan
115
yang dihasilkan oleh karyawan dalam perusahaan atau suatu instansi.
Motivasi merupakan faktor penting dalam mendorong karyawan dalam
bekerja. Dalam penelitian ini tingkat jawaban responden yang sutuju dan
sangat setuju lebih dominan terhadap motivasi yang berasal dari eksternal,
motivasi internal dan materil. Hal ini menunjukan bahwa motivasi
eksternal yang paling mendominasi dalam mempengaruhi kinerja
karyawan PD Pasar Jaya Tanah Abang. Dengan demikian, seorang
manajer atau pimpinan harus mampu memberi motivasi yang kuat
terhadap pegawainya agar kinerja pegawai baik.
2. Implikasi variabel kompetensi terhadap kinerja karyawan, yaitu
mempunyai kemampuan dalam mengusai suatu pengetahuan dan
keterampilan. Dalam hal ini karyawan ditempatkan sesuai dengan keahlian
yang dimiliki setiap pegawai masing – masing. Penempatan yang tepat
akan meningkatkan kinerja perusahaan agar lebih efektif dan efisien.
Dalam penelitian ini tingkat jawaban responden yang setuju dan sangat
setuju lebih dominan memiliki kompetensi yagn berasal dari Task
Management Skill dan Quality of Work kemudian di ikuti job Roll
Environtment Skill dan Contigency Management Skill. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan pegawai PD Pasar Jaya Tanah Abang
dalam mengelola serangkaian tugas yang berbeda yang muncul dalam
pekerjaan sangat baik hal tersebut berkaitan denga bagaimana kemampuan
berpikir dan merencanakan. Selanjutnya pegawai PD Pasar Jaya Tanah
Abang baik dalam mengambil tindakan yang cepat dan tepat bila timbul
116
permasalahan. Hal tersebut menggambarkan bahwa baiknya kompetensi
pegawai PD Pasar Jaya Tanah Abang, sehingga mampu mendukung
kegiatan perdagangan di tanah abang.
C. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian maka saran yang dapat
peneliti sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan
penelitian ini sebagai referensi, dengan metode atau model penelitian yang
berbeda dan pada objek yang berbeda, misalnya pada jenis perusahaan
atau organisasi yang berbeda sehingga dapat dilihat perbedaannya.
Memperluas populasi dan sampel penelitian yang digunakan.
Banyaknya jumlah populasi dan sampel yang digunakan untuk melihat
kinerja suatu organisasi secara lebih objektif dan menyeluruh. Diharapkan
penelitian yang selanjutnya memilih populasi yang lebih besar agar
mendapatkan hasil yang lebih baik.
2. Bagi perusahaan
Dengan hasil penelitian ini diharapkan agar PD Pasar Jaya Tanah
Abang dapat lebih memperhatikan hal-hal yang dapat meningkatkan
kinerja karyawan. Seperti menerapkan reward bagi pegawai dengan
kinerja yang baik. Melakukan pendekatan yang lebih baik lagi guna
memotivasi pegawai untuk bekerja sesuai dengan standar yang telah
ditentukan oleh perusahaan sebelumnya, sehingga meningkatkan kinerja
117
perusahaan dalam melayani kebutuhan penjual ataupun pembeli di tanah
abang.
118
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Muhammad,”Pengaruh Kompensasi, Kompetensi Dan Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan CV XYZ”,Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon,
Cirebon, 2017
Ardana dkk,”Manajemen Sumber Daya Manusia”,Graha Ilmu, Yogyakarta, 2012
Bangun, Wilson,”Manajemen Sumber Daya Manusia”, Erlangga, Jakarta,2012
Bangun, Wilson,”Manajemen Sumber Daya Manusia”,Erlangga, Jakarta, 2012
Basri dan Rivai,” Performance Appraisal Sistem Yang Tepat Untuk Menilai
Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan”,Raja
Grafiindo Persada, Jakarta, 2011
Darsono dan Siswandoko,”Sumber Daya Manusia Abad 21”,Nusantara
Consulting, Jakarta, 2011
Ghozali, Imam,”Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”,Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013
Hasibuan, Malayu S.P,”Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah”, PT. Bumi
Aksara, Jakarta, 2005
Hasibuan, Malayu S.P,”Manajemen Sumber Daya Manusia”, PT. Bumi Aksara,
Jakarta, 2012
Mangkunegara, Anwar Prabu,”Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia”, PT
Refika Aditama, Jakarta, 2006
Moeheriono,”Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi”,Grafindo Persada,
Jakarta, 2014
Nazir,”Metode Penelitian”,Ghalia Indonesia, Jakarta, 1998
Rivai, Veithzal dan Jauvani Sagala, Ella,”Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014
Rosidah dkk,”Manajemen Sumber Daya Manusia”, Graha Ilmu, Yogyakarta,
2009
119
Rumimpunu, Ridel Clif Joune,”Pengaruh Kompetensi Dan Stres Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sulut”,
Universitas Sam Ratulangi Manado, Manado, 2015
Sardiman,”Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”, Rajawali Press, Bandung,
2007
Sariadi, Sarly,”Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai
pada Bagian Sekretariat TNI AL Lantamal VIII Manado”, UNISSULA,
Semarang, 2013
Sastrohadiwiryo, Siswanto B,”manajemen Tenaga Kerja Indonesia”,PT Bumi
Aksara, Jakarta, 2003
Sedarmayanti,”Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil”, PT Refika Aditama, Bandung, 2011
Sinambela, Litjan Poltak,”Kinerja Pegawai Teori Pengukuran dan
Implikasi”,Graha Ilmu, Yogyakarta, 2012
Sofyan, Siregar,”Statistik Deskriptif untuk Penelitian”, Rajagrafindo, Jakarta
2010
Sudarmanto,”Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM”,Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2014
Sudarwanti, Suparno,”Pengaruh Motivasi Dan Kompetensi Terhadap Kinerja
Pegawai Kabupaten Sragen”,Universitas Muhammadiyah Purwokerta,
Purwokerto, 2014
Sugiyono,”Metode Penelitian Bisnis”,Alfabeta, Bandung, 2012
Sugiyono,”Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”,Alfabeta,
Bandung, 2015
Sugiyono,”Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”,Alfabeta,
Bandung, 2010
Suhendra dan Murdyah,”Manajemen Sumber Daya Manusia”, UIN Jakarta,
Jakarta, 2006
Sunyoto, Danang,”Manajemen Sumber Daya Manusia”, PT. Buku Seru,
Jakarta,2012
120
Suwanto,”Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Organisasi Publik dan
Bisnis”, CV Alfabeta, Bandung, 2013
Swastha, Basu dan Sukotjo, Ibnu,”Pengantar Bisnis Modern”, Liberty,
Yogyakarta, 2010
Uno, Hamzah B,”Teori Motivasi dan Pengukurannya”, Bumi Aksara, Jakarta,
2009
Utari, Siti,” Pengaruh Kompetensi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan”,Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surabaya, Surabaya, 2014
Uus dkk,”Pengaruh Kompetensi Karyawan terhadap Komitmen
Widodo, Untung Sri dan Agus Budhi Haryanto,”Pengaruh Kompetensi Dan
Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Komunikasi Sebagai Variable
Moderating Studi Pada Kecamatan Gayamsari Kota Semarang”,Fakultas
Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta, Surakarta, 2010
Wirawan,”Evaluasi Kinerja Sumberdaya Manusia, Teori Aplikasi dan
Penelitian”,Salemba Empat, Jakarta, 2012
121
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth :
Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Assalamu‟alaikum Wr. Wb,
Dalam rangka penelitian tugas akhir/skripsi pada program Strata-1 (S1)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Syukri Akmal
NIM : 1111081000038
Fakultas/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis/Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia
bermaksud untuk mengadakan penelitian yang berjudul :“Pengaruh Motivasi dan
Kompetensi terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Daerah Pasar Jaya
Tanah Abang”. Sehubungan dengan itu, saya mohon bantuan dari
Bapak/Ibu/Saudara/i untukmeluangkan waktunya mengisi kuesioner penelitian
ini.
Mengingat pentingnya data ini, saya sangat mengharapkan agar kuesioner
penelitian ini diisi dengan lengkap sesuai kondisi yang sebenarnya. Semua data
pribadi Bapak/Ibu/Sdr/i akan saya jaga kerahasiaannya dengan baik dan
dipergunakan hanya untuk kepentingan akademis. Atas kesediaan dan partisipasi
dari Bapak/Ibu/Saudara/i dalam mengisi kuesioner ini saya ucapkan terima kasih
dan semoga kebaikan Bapak/Ibu/Sdr/i dibales oleh Allah SWT.
Wassalamu‟alaikum wr.wb
Hormat Saya,
Syukri Akmal
122
A. DATA RESPONDEN
Lingkari jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Sdr/i sesuai
1. Usia
a. 20 – 30 Tahun c. 41- 50 Tahun
b. 31 – 40 Tahun d. > 50 Tahun
2. Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Status
a. Belum Menikah
b. Sudah Menikah
4. Pendidikan Terakhir
a. SD b. SMP c. SMA d. Strata-1
5. Lama Bekerja
a. < 1 Tahun c. 5 - 10 Tahun
b. 1 - 5 Tahun d. > 10 Tahun
B. PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER
1. Bacalah baik- baik setiap pertanyaan dalam kuisioner ini sebelum
menjawab
2. Berilah tanda (√) oada jawab yang Bapak/Ibu/Sdr/i pilih dilembar jawaban
yang telah disediakan. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan perasaan,
pendapat, dan keadaan yang sebenarnya, dengan keterangan dibawah ini:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu- ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
123
A. Motivasi (X1)
No. Pertanyaan SS S R TS STS
5 4 3 2 1
1. Saya selalu bertanggung jawab
dalam melaksanakan pekerjaan
2.
Saya melaksanakan tugas sesuai
deengan target yang ditetapkan
perusahaan
3. Saya menyukai pekerjaan yang
menantang
4.
Saya selalu berupaya untuk
memperoleh umpan balik atau
masukan dari pimpinan
5. Saya melakukan pekerjaan dengan
senang hati
6.
Saya selalu berusaha bekerja
dengan hasil yang lebih baik dari
rekan kerja saya yang lain
7.
Di dalam pekerjaan saya selalu
berusaha memperoleh
penghargaan dari perusahaan
8. Tujuan saya bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidup saya
9.
Dalam bekerja saya berusaha
melengkapi perlatan pekerjaan
yang dibutuhkan
10.
Saya berupaya mendapatkan
pujian dari pimpinan dan rekan
kerja saya
11 Dalam bekerja saya berupaya
124
melebihi target yang ditetapkan
pimpinan agar memperoleh insntif
12
Perhatian yang diberikan oleh
pimpinan dan rekan kerja dapat
memotivasi saya untuk bekerja
dengan baik
B. Kompetensi (X2)
No. Pertanyaan SS S R TS STS
5 4 3 2 1
1. Saya selalu berusha datang tepsat
waktu
2.
Saya berupaya mampu
bersosialisasi dengan lingkungan
kerja yang baru
3
Saya berupaya untuk patuh
terhadap semua peraturan yang
ditetapkan organisasi
4. Saya berupaya mengelola
pekerjaan secara baik
5.
Saya berupaya mengerahkan
kemampuan berfikir untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan
baik
6. Saya bekerja sesuai dengan
program yang direncanakan
7.
Dalam menyelesaikan
permasalahan pekerjaan saya
berusaha mengambil keputusan
yang tepat
125
8. Jika terjadi masalah saya berusha
mengambil tindakan dengan cepat
9. Ketika ada masalah saya dimintai
pendapat oleh pimpinan
10.
Saya berupaya untuk mampu
beradaptasi dengan tugas
pekerjaan yang baru
11.
Saya berupaya untuk menjadi
pribadi yang mudah bergaul
dengan rekan kerja
12.
Saya selalu berinisiatif di dalam
menyelesaikan permasalahan
pekerjaan
C. Kinerja Karyawan (Y)
No. Pertanyaan SS S R TS STS
5 4 3 2 1
1.
Pekerjaan yang dihasilkan oleh
saya sesuai denga kualitas yang
ditetapkan organisasi
2.
Hasil pekerjaan saya sesuai
dengan kuantitas yang ditetapkan
organisasi
3. Pekerjaan yang saya hasilkan
sesuai dengan tujuan organisasi
4.
Pekerjaan yang saya hasilkan
sangat bermanfaat dalam
mencapai tujuan organisasi
5. Saya berusha menyusun rencana
126
kerja dengan baik
6.
Rencana kerja yang telah saya
susun dapat membantu hasil kerja
saya dengan baik
7. Rencana kerja dapat saya terapkan
secara tepat waktu
8. Saya selalu berupaya memberikan
ide bagi kemajuan organisasi
9.
Saya selalu berusaha
menyelesaikan permaslahan
dalam bekerja
10. Saya bekerja sesuai dengan
kemampuan yang saya miliki
11
Keterampilan yang saya miliki
dapat membantu didalam
menyelesaikan pekerjaan
12.
Dalam bekerja saya selalu
memanfaatkan sumber daya
manajemen secara efisien
13. Saya mampu menjalin komunikasi
dengan atasan
14. Saya mampu menjalin komunikasi
dengan rekan kerja
15
Saya berusha menjalin kerja sama
dengan mitra kerja diluar
organisasi
16 Saya berusaha menjalin kerja
sama dengan sesama rekan kerja
127
Lampiran 2 : Distribusi Pernyataan Kuesioner
Motivasi (X1)
No Motivasi
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. 4 2 4 2 2 4 4 2 4 4 4 2 38
2. 5 2 5 2 1 5 5 3 5 5 5 2 45
3. 4 2 4 2 1 4 5 1 4 4 4 2 37
4. 4 2 4 2 2 4 4 2 4 4 4 2 38
5. 4 2 4 2 2 4 4 1 4 4 4 2 37
6. 5 3 5 3 3 5 5 3 5 5 5 3 50
7. 4 1 4 1 1 4 2 1 4 4 4 1 31
8. 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 55
9. 4 2 4 2 2 4 4 2 4 4 5 2 39
10. 4 2 4 2 2 4 4 2 4 4 4 2 38
11. 4 1 4 1 1 4 4 1 4 4 4 1 33
12. 4 1 4 1 1 4 4 1 2 4 5 1 32
13. 5 2 5 2 2 5 5 2 5 5 5 2 45
14. 4 2 4 2 2 4 2 2 4 4 5 2 37
15. 4 3 4 3 3 4 2 1 4 4 4 3 39
16. 4 2 4 2 2 4 4 2 4 4 4 2 38
17. 4 2 4 2 2 4 4 2 4 4 4 2 38
18. 4 3 4 3 3 4 5 3 4 4 5 3 45
19. 4 3 4 3 3 4 5 2 4 4 5 3 44
20. 5 2 5 2 2 5 4 2 5 5 4 2 43
21. 5 4 5 4 4 5 5 1 5 5 5 4 52
22. 5 2 5 2 2 5 4 2 5 5 4 2 43
23. 4 2 4 2 2 4 4 2 4 4 4 2 38
24. 5 2 5 2 3 5 4 2 5 5 4 2 44
25. 4 2 4 2 2 4 5 2 4 4 5 2 40
26. 4 2 4 2 2 4 4 2 4 4 4 2 38
27. 5 2 5 2 2 5 4 2 5 5 4 2 43
28. 4 1 4 1 1 4 5 1 4 4 5 1 35
29. 4 1 4 1 1 4 4 1 4 4 4 1 33
30. 5 2 5 2 2 5 4 2 5 5 4 2 43
31. 5 2 5 2 2 5 5 2 5 5 5 2 45
32. 4 2 4 2 2 4 4 2 4 4 4 2 38
33. 4 1 4 1 1 4 4 1 5 4 4 1 34
128
34. 5 2 5 2 2 5 5 2 5 5 5 2 45
35. 5 2 5 2 2 5 4 2 5 5 4 2 43
36. 4 2 4 2 3 4 5 2 4 4 4 2 40
Kompetensi (X2)
No. Kompetensi
Total 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1. 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 44 2. 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 58
3. 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 47 4. 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 43 5. 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 45
6. 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 54 7. 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 56
8. 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 59 9. 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 57
10. 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 45 11. 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 50
12. 5 4 4 4 3 5 5 5 4 3 5 5 52 13. 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 58
14. 4 4 3 3 4 4 5 5 4 4 5 4 49
15. 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 51 16. 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 3 42
17. 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 51 18. 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 51 19. 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 53 20. 5 4 4 4 5 5 3 4 5 4 4 5 52 21. 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 58 22. 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 54 23. 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 44 24. 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 48 25. 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 51
26. 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 43 27. 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 4 5 56
28. 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 51 29. 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 47
30. 5 3 4 4 5 5 4 4 5 3 4 5 51 31. 5 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 57
129
32. 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 44 33. 5 5 5 5 3 4 4 4 4 5 4 4 52 34. 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4 5 5 53 35. 4 3 4 4 5 5 5 5 5 3 4 5 52 36. 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 47
Kinerja Karyawan (Y)
No. Kinerja Karyawan
Total 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1. 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63 2. 5 3 5 5 5 5 3 5 4 5 3 5 5 5 5 5 73 3. 5 4 4 1 5 2 2 4 4 5 2 1 3 4 5 4 55
4. 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 57 5. 4 2 3 1 4 2 2 4 3 4 2 2 4 4 4 4 49
6. 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 71 7. 2 3 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 2 4 66
8. 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 76 9. 2 2 4 2 5 5 5 5 4 5 5 2 5 4 2 5 62
10. 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 64 11. 2 2 4 3 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 2 4 57
12. 1 3 3 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 3 1 4 62
13. 5 4 5 2 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 73 14. 1 4 4 4 5 5 3 4 3 5 3 4 5 4 1 4 59
15. 2 2 2 3 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 2 4 55 16. 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 59 17. 4 2 5 3 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 61 18. 5 1 4 4 5 5 2 4 4 5 2 4 5 4 5 4 63 19. 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 74 20. 4 2 5 3 4 3 3 4 5 4 3 3 4 5 4 4 60 21. 5 4 4 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 74 22. 4 2 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 68 23. 4 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 65
24. 4 1 4 3 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 61 25. 5 3 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 71
26. 4 1 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 57 27. 4 5 5 2 4 3 3 5 4 4 3 2 5 5 4 5 63
28. 5 4 3 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 69 29. 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62
130
30. 4 2 5 3 4 4 4 3 5 4 4 3 4 5 4 5 63 31. 5 2 3 2 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 68 32. 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63 33. 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4 5 66 34. 5 4 3 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 73 35. 4 1 5 3 4 5 5 3 5 4 5 3 5 5 4 3 64 36. 3 2 4 2 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 3 4 53
131
Lampiran 3 : Hasil Output SPSS
Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi (X1)
Correlations
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 Motivasi
M1 Pearson
Correlation 1 .351
* 1.000
** .904
** .351
* .273 .543
** .337
* .351
* .341
* 1.000
** .834
** .822
**
Sig. (2-tailed) .036 .000 .000 .036 .107 .001 .044 .036 .042 .000 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
M2 Pearson
Correlation .351
* 1 .351
* .317 1.000
** .319 .413
* .804
** 1.000
** .231 .351
* .760
** .725
**
Sig. (2-tailed) .036 .036 .059 .000 .058 .012 .000 .000 .176 .036 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
M3 Pearson
Correlation 1.000
** .351
* 1 .904
** .351
* .273 .543
** .337
* .351
* .341
* 1.000
** .834
** .822
**
Sig. (2-tailed) .000 .036 .000 .036 .107 .001 .044 .036 .042 .000 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
M4 Pearson
Correlation .904
** .317 .904
** 1 .317 .203 .491
** .305 .317 .235 .904
** .767
** .718
**
Sig. (2-tailed) .000 .059 .000 .059 .236 .002 .071 .059 .167 .000 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
M5 Pearson
Correlation .351
* 1.000
** .351
* .317 1 .319 .413
* .804
** 1.000
** .231 .351
* .760
** .725
**
132
Sig. (2-tailed) .036 .000 .036 .059 .058 .012 .000 .000 .176 .036 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
M6 Pearson
Correlation .273 .319 .273 .203 .319 1 .355
* .257 .319 .441
** .273 .519
** .485
**
Sig. (2-tailed) .107 .058 .107 .236 .058 .034 .131 .058 .007 .107 .001 .003
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
M7 Pearson
Correlation .543
** .413
* .543
** .491
** .413
* .355
* 1 .375
* .413
* .334
* .543
** .689
** .679
**
Sig. (2-tailed) .001 .012 .001 .002 .012 .034 .024 .012 .047 .001 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
M8 Pearson
Correlation .337
* .804
** .337
* .305 .804
** .257 .375
* 1 .804
** .030 .337
* .672
** .718
**
Sig. (2-tailed) .044 .000 .044 .071 .000 .131 .024 .000 .860 .044 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
M9 Pearson
Correlation .351
* 1.000
** .351
* .317 1.000
** .319 .413
* .804
** 1 .231 .351
* .760
** .725
**
Sig. (2-tailed) .036 .000 .036 .059 .000 .058 .012 .000 .176 .036 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
M10 Pearson
Correlation .341
* .231 .341
* .235 .231 .441
** .334
* .030 .231 1 .341
* .456
** .392
*
Sig. (2-tailed) .042 .176 .042 .167 .176 .007 .047 .860 .176 .042 .005 .018
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
133
M11 Pearson
Correlation 1.000
** .351
* 1.000
** .904
** .351
* .273 .543
** .337
* .351
* .341
* 1 .834
** .822
**
Sig. (2-tailed) .000 .036 .000 .000 .036 .107 .001 .044 .036 .042 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
M12 Pearson
Correlation .834
** .760
** .834
** .767
** .760
** .519
** .689
** .672
** .760
** .456
** .834
** 1 .969
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .005 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Motivasi Pearson
Correlation .822
** .725
** .822
** .718
** .725
** .485
** .679
** .718
** .725
** .392
* .822
** .969
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .018 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
134
Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi (X2)
Correlations
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 Kompetensi
K1 Pearson
Correlation 1 .498
** .551
** .420
* .367
* .458
** .162 .225 .507
** .558
** .153 .302 .684
**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .011 .028 .005 .347 .188 .002 .000 .374 .074 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
K2 Pearson
Correlation .498
** 1 .582
** .565
** .134 .212 .153 .233 .235 .849
** .258 .028 .613
**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .437 .215 .374 .172 .168 .000 .129 .873 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
K3 Pearson
Correlation .551
** .582
** 1 .527
** .277 .390
* .269 .354
* .606
** .684
** .310 .353
* .779
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .102 .019 .113 .034 .000 .000 .066 .035 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
K4 Pearson
Correlation .420
* .565
** .527
** 1 .116 .085 .410
* .230 .325 .518
** .255 .062 .580
**
Sig. (2-tailed) .011 .000 .001 .502 .622 .013 .177 .053 .001 .133 .718 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
K5 Pearson
Correlation .367
* .134 .277 .116 1 .108 .058 .145 .591
** .276 -.007 .095 .429
**
135
Sig. (2-tailed) .028 .437 .102 .502 .531 .738 .400 .000 .103 .968 .580 .009
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
K6 Pearson
Correlation .458
** .212 .390
* .085 .108 1 .251 .399
* .442
** .285 .297 .848
** .643
**
Sig. (2-tailed) .005 .215 .019 .622 .531 .140 .016 .007 .092 .079 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
K7 Pearson
Correlation .162 .153 .269 .410
* .058 .251 1 .762
** .278 .221 .710
** .231 .596
**
Sig. (2-tailed) .347 .374 .113 .013 .738 .140 .000 .101 .196 .000 .175 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
K8 Pearson
Correlation .225 .233 .354
* .230 .145 .399
* .762
** 1 .369
* .300 .696
** .352
* .665
**
Sig. (2-tailed) .188 .172 .034 .177 .400 .016 .000 .027 .075 .000 .035 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
K9 Pearson
Correlation .507
** .235 .606
** .325 .591
** .442
** .278 .369
* 1 .372
* .248 .527
** .736
**
Sig. (2-tailed) .002 .168 .000 .053 .000 .007 .101 .027 .025 .144 .001 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
K10 Pearson
Correlation .558
** .849
** .684
** .518
** .276 .285 .221 .300 .372
* 1 .333
* .091 .719
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .103 .092 .196 .075 .025 .047 .598 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
136
K11 Pearson
Correlation .153 .258 .310 .255 -.007 .297 .710
** .696
** .248 .333
* 1 .195 .575
**
Sig. (2-tailed) .374 .129 .066 .133 .968 .079 .000 .000 .144 .047 .254 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
K12 Pearson
Correlation .302 .028 .353
* .062 .095 .848
** .231 .352
* .527
** .091 .195 1 .551
**
Sig. (2-tailed) .074 .873 .035 .718 .580 .000 .175 .035 .001 .598 .254 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Kompetensi Pearson
Correlation .684
** .613
** .779
** .580
** .429
** .643
** .596
** .665
** .736
** .719
** .575
** .551
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .009 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
137
Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan (Y)
Correlations
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16
Kinerja
Karyawan
Y1 Pearson
Correlation 1 .133 .226 .042 .203 .022 -.048 .207 .090 .203 -.094 .049 .098 .354
*
1.000*
*
.238 .542**
Sig. (2-tailed) .441 .186 .807 .236 .899 .781 .226 .600 .236 .587 .775 .568 .034 .000 .162 .001
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Y2 Pearson
Correlation .133 1 .108 .211 .382
* .087 .031 .374
* -.029 .382
* -.013 .203 .250 .019 .133 .315 .448
**
Sig. (2-tailed) .441 .531 .216 .022 .614 .856 .024 .868 .022 .938 .236 .141 .915 .441 .061 .006
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Y3 Pearson
Correlation .226 .108 1 .071 .026 .046 -.072 .071 .334
* .026 -.075 .045 .137 .418
* .226 .201 .354
*
Sig. (2-tailed) .186 .531 .681 .880 .789 .676 .681 .047 .880 .664 .792 .426 .011 .186 .241 .034
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Y4 Pearson
Correlation .042 .211 .071 1 .077 .527
** .224 .191 .235 .077 .150 .989
** .209 .021 .042 .151 .587
**
Sig. (2-tailed) .807 .216 .681 .654 .001 .188 .265 .168 .654 .383 .000 .221 .905 .807 .380 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Y5 Pearson
Correlation .203 .382
* .026 .077 1 .595
** .104 .282 -.024
1.000*
*
.055 .059 .696** .130 .203 .204 .523
**
138
Sig. (2-tailed) .236 .022 .880 .654 .000 .547 .096 .891 .000 .748 .734 .000 .451 .236 .233 .001
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Y6 Pearson
Correlation .022 .087 .046 .527
** .595
** 1 .594
** .141 .266 .595
** .537
** .481
** .785
** .141 .022 .119 .692
**
Sig. (2-tailed) .899 .614 .789 .001 .000 .000 .411 .118 .000 .001 .003 .000 .413 .899 .490 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Y7 Pearson
Correlation -.048 .031 -.072 .224 .104 .594
** 1 -.006 .395
* .104 .932
** .180 .318 .011 -.048 .007 .462
**
Sig. (2-tailed) .781 .856 .676 .188 .547 .000 .970 .017 .547 .000 .293 .059 .949 .781 .969 .005
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Y8 Pearson
Correlation .207 .374
* .071 .191 .282 .141 -.006 1 -.029 .282 -.034 .189 .254 .216 .207 .801
** .452
**
Sig. (2-tailed) .226 .024 .681 .265 .096 .411 .970 .866 .096 .843 .269 .134 .205 .226 .000 .006
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Y9 Pearson
Correlation .090 -.029 .334
* .235 -.024 .266 .395
* -.029 1 -.024 .376
* .183 .064 .335
* .090 .077 .412
*
Sig. (2-tailed) .600 .868 .047 .168 .891 .118 .017 .866 .891 .024 .285 .710 .046 .600 .656 .013
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Y10 Pearson
Correlation .203 .382
* .026 .077
1.000*
*
.595** .104 .282 -.024 1 .055 .059 .696
** .130 .203 .204 .523
**
Sig. (2-tailed) .236 .022 .880 .654 .000 .000 .547 .096 .891 .748 .734 .000 .451 .236 .233 .001
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
139
Y11 Pearson
Correlation -.094 -.013 -.075 .150 .055 .537
** .932
** -.034 .376
* .055 1 .096 .290 -.021 -.094 -.029 .383
*
Sig. (2-tailed) .587 .938 .664 .383 .748 .001 .000 .843 .024 .748 .577 .087 .905 .587 .868 .021
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Y12 Pearson
Correlation .049 .203 .045 .989
** .059 .481
** .180 .189 .183 .059 .096 1 .199 .008 .049 .144 .556
**
Sig. (2-tailed) .775 .236 .792 .000 .734 .003 .293 .269 .285 .734 .577 .243 .961 .775 .403 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Y13 Pearson
Correlation .098 .250 .137 .209 .696
** .785
** .318 .254 .064 .696
** .290 .199 1 .282 .098 .184 .606
**
Sig. (2-tailed) .568 .141 .426 .221 .000 .000 .059 .134 .710 .000 .087 .243 .095 .568 .282 .000
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Y14 Pearson
Correlation .354
* .019 .418
* .021 .130 .141 .011 .216 .335
* .130 -.021 .008 .282 1 .354
* .352
* .429
**
Sig. (2-tailed) .034 .915 .011 .905 .451 .413 .949 .205 .046 .451 .905 .961 .095 .034 .035 .009
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Y15 Pearson
Correlation
1.000*
*
.133 .226 .042 .203 .022 -.048 .207 .090 .203 -.094 .049 .098 .354* 1 .238 .542
**
Sig. (2-tailed) .000 .441 .186 .807 .236 .899 .781 .226 .600 .236 .587 .775 .568 .034 .162 .001
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Y16 Pearson
Correlation .238 .315 .201 .151 .204 .119 .007 .801
** .077 .204 -.029 .144 .184 .352
* .238 1 .461
**
Sig. (2-tailed) .162 .061 .241 .380 .233 .490 .969 .000 .656 .233 .868 .403 .282 .035 .162 .005
140
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Kinerja
Karyawan
Pearson
Correlation .542
** .448
** .354
* .587
** .523
** .692
** .462
** .452
** .412
* .523
** .383
* .556
** .606
** .429
** .542
** .461
** 1
Sig. (2-tailed) .001 .006 .034 .000 .001 .000 .005 .006 .013 .001 .021 .000 .000 .009 .001 .005
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Realibilitas Motivasi (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.753 .925 12
141
Hasil Uji Realibilitas Kompetensi (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.859 .863 12
Hasil Uji Realibilitas Kinerja Karyawan (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.775 .807 16
Hasil Uji Normalitas Berdasarkan Kolmogorof-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 36
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 4.61811295
Most Extreme Differences Absolute .100
Positive .069
Negative -.100
Test Statistic .100
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
142
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 15.555 8.504 1.829 .076
Motivasi .349 .157 .310 2.216 .034 .766 1.306
Kompetensi .674 .186 .506 3.615 .001 .766 1.306
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Hasil Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 9.673 4.595 2.105 .043
Motivasi -.030 .085 -.068 -.352 .727 .766 1.306
Kompetensi -.092 .101 -.177 -.914 .367 .766 1.306
a. Dependent Variable: RES_2
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 15.555 8.504 1.829 .076
Motivasi .349 .157 .310 2.216 .034
Kompetensi .674 .186 .506 3.615 .001
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
143
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 759.862 2 379.931 16.797 .000b
Residual 746.444 33 22.620
Total 1506.306 35
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
b. Predictors: (Constant), Kompetensi , Motivasi
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .710a .504 .474 4.756
a. Predictors: (Constant), Kompetensi , Motivasi