iv.2. aspek manusia iv.2.1. prilaku pemakaithesis.binus.ac.id/doc/lain-lain/2009-2-00085-ar bab...
TRANSCRIPT
97
IV.2. ASPEK MANUSIA
IV.2.1. Prilaku Pemakai
Pada lokasi tapak akan dibangun bangunan beragam fungsi untuk
masyarakat kelas menengah. Bangunan yang terdapat di sekitar tapak, yaitu:
Mal, Hotel, Kampus, Apartemen, Kantor, Pasar , dan Pemukiman Penduduk.
Gambar 76. Peta Jakarta Barat (Daerah Slipi dan sekitar)
Keterangan
Mal dan Hotel Ciputra
Kampus Untar dan Trisakti
Mal dan Apartemen Taman Anggrek
RS Harapan Kita dan RS Dharmais Lokasi Tapak Apartemen Slipi
98
Dari jenis bangunan yang diatas, dapat diketahui rata-rata masyarakat
yang berada di lingkungan Slipi. Rata-rata masyarakat di lingkungan Slipi
kategori golongan kelas menengah berprofesi sebagai:
Golongan Kegiatan Kebutuhan Ruang 1. Wirausaha/
pelaku bisnis • Makan • Menjamu Mitra Bisnis • Berbelanja • Olah Raga • Hobi
• Restoran • Cafe, Restoran • Toko • Fitness Center • Bilyard, bowling,
futsal, tenis, golf 2. Karyawan • Berbelanja
• Makan siang • Berbincang-bincang/
”Hang Out” • Olahraga
• Toko • Restoran • Cafe • Bilyard, Bowling,
Karaoke, dll • Fitness Center
3. Mahasiswa
• Berkumpul, ”nongkrong”, Makan
• Berbelanja
• Cafe, Restoran, Karaoke, Bilyard, Bowling
• Toko
IV.2.2. Analisa Pelaku Kegiatan dan Jenis Kegiatan
1. APARTEMEN
Pelaku Kegiatan Kegiatan Kebutuhan Ruang 1. Pasangan Muda
dgn satu anak atau tanpa anak
• Tidur/ Istirahat • Makan dan Minum • Memasak • Mandi • Bermain dengan
anak/ berbincang-bincang
• Mencuci Baju/ setrika
Kamar Tidur Ruang Makan Dapur/Pantry Kamar Mandi Ruang Keluarga
Ruang jemur/servis
2. Keluarga dengan • Tidur/ Istirahat Kamar Tidur Utama
TABEL 18. TARGET PASAR MAL
99
Pelaku Kegiatan Kegiatan Kebutuhan Ruanglebih dari satu anak
• Makan dan Minum • Memasak • Mandi • Bermain dengan
anak/ berbincang-bincang
• Mencuci Baju/ setrika
Kamar Tidur Anak Ruang Makan Dapur/Pantry Kamar Mandi Ruang Keluarga
Ruang jemur/servis
3. Karyawan Apartemen
- Karyawan - Bagian
pemasaran - Cleaning Service
• Membuat kopi • Istirahat • Ganti Baju • Bekerja • memasarkan
apartemen • membersihkan
apartemen
Pantry Ruang Karyawan Ruang Ganti + Loker Kantor Kantor Pemasaran
Ruang Servis
4. Mahasiswa
• Tidur/ Istirahat • Makan dan Minum • Memasak • Mandi • Menonton TV • Mencuci Baju
Kamar Tidur Ruang Makan Dapur/Pantry Kamar Mandi Ruang Nonton Ruang jemur/servis
2. MAL
Pelaku Kegiatan Kegiatan Kebutuhan Ruang 1. Pengunjung Mal
- Mahasiswa - Keluarga - Pelaku Bisnis - Karyawan Kantor
• Makan dan Minum • Berbelanja • Berekreasi / Hiburan • Menjamu Tamu • Buang Air
• Restoran • Toko • Arena Bermain
Anak • Cafe
2. Pegawai Kantor Pengelola
• Bekerja • Makan dan Minum • Buang Air
Kantor Pantry Toilet
3. Karyawan Mal
• Makan dam Minum • Buang Air
Restoran Toilet
TABEL 19. PELAKU KEGIATAN DAN JENIS KEGIATAN MAL
100
Pelaku Kegiatan Kegiatan Kebutuhan Ruang 4. Cleaning Servis • Membersihkan Mal
• Ganti Baju Ruang Servis Ruang Ganti + Loker
IV.3. ASPEK BANGUNAN
IV.3.1. Pintu Masuk Bangunan
Akses menuju bangunan dapat dicapai melalui:
1. Mal
Pintu masuk Mal berada pada kedua sisi jalan. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan pencapaian ke bangunan. Apabila pintu masuk mal hanya
diletakkan pada salah satu jalan, maka dapat menimbulkan keramaian di
pintu masuk mal.
2. Apartemen
Pintu masuk Apartemen terdapat akses tersendiri / lobi yang berada di
tempat parkir. Dan terdapat lobi yang menghubungkan apartemen dengan
bangunan mal.
Alternatif 1 :
TABEL 20. PELAKU KEGIATAN DAN JENIS KEGIATAN MAL
Pintu Masuk Mal Dan Drop Off kendaraan
Gambar 77. Alternatif 1: Pintu Masuk Bangunan Mal
101
Keuntungan Kerugian • Dapat dicapai melalui dua sisi
yang dekat dengan jalan sehingga memungkinkan untuk drop off di kedua sisi tersebut.
• Memudahkan pejalan kaki untuk sampai ke bangunan, karena pada Jl. S Parman maupun Jl. Anggrek Nelimurni terdapat angkutan umum yang melintasi jalan ini.
• Terdapat dua lobi, luasan untuk retail menjadi berkurang.
Alternatif 2 :
Keuntungan Kerugian • Dapat dicapai melalui dua sisi
yang dekat dengan jalan sehingga memungkinkan untuk drop off di kedua sisi tersebut.
• Terdapat plasa penerima yang menghubungkan kedua drop off dari kendaraan.
• Hanya terdapat satu lobi (karena sudah disatukan oleh plasa penerima).
• Pintu masuk menjadi lebih terpusat karena berada di tengah bangunan dan diantara kedua jalan.
• Terjadi keramaian karena pintu bangunan hanya ada satu.
Drop Off
Gambar 78. Alternatif 2 : Pintu Masuk Bangunan Mal
Terdapat Plaza penerima
Drop Off
TABEL 21. PELAKU KEGIATAN DAN JENIS KEGIATAN MAL
TABEL 22. PELAKU KEGIATAN DAN JENIS KEGIATAN MAL
102
Kesimpulan :
Berdasarkan dari dua alternatif diatas, pintu masuk yang lebih baik adalah
alternatif 2. Hal ini dikarenakan pintu masuk pintu masuk mal menjadi lebih
terpusat karena berada di tengah bangunan dan terdapat plasa yang
menghubungkan kedua pintu masuk tersebut.
IV.3.2. Zoning Bangunan
1. Zoning Vertikal Bangunan
Zoning Vertikal Bangunan berdasarkan perletakkan dan pembagian
bangunan mal, apartemen, dan parkir.
1 2
3 4
6
8
10
12
5
7
9
11
Keterangan :
Parkir Mal Apartemen Fasilitas Apartemen
1 2
3 4
6 5
8
9
7
10
11 12
B1
B2
1 2
3 4
5 6 7
8
9 10
11 12
Gambar 79. Zoning Vertikal Bangunan 1
Gambar 80. Zoning Vertikal Bangunan 2
Gambar 81. Zoning Vertikal Bangunan 3
103
Keuntungan Kerugian Zoning Vertikal 1
• Tidak menggunakan lift, sehingga pemakaian energi untuk lift dapat diminimalisasi.
• Orientasi diarahkan kearah mal, karena tidak ada lift, sehingga dari parkir, pengunjung diarahkan ke dalam mal.
• Lantai teratas mal tetap dikunjungi oleh pengujung, karena apabila pengujung parkir di lantai 4, maka ia tetap harus melewati lantai 4 mal sebelum ke lantai yang ingin dikunjungi
• Tidak merusak infrasruktur tanah, karena tidak parkir tidak di basement.
• Pengeluaran untuk parkir menjadi lebih murah karena tidak perlu mengeruk tanah untuk basement.
• Luasan mal berkurang. • Di daerah belakang mal
atau daerah parkir ini menjadi bising akibat kendaraan yang akan parkir.
• Fasilitas apartemen yang tepat berada di atas tempat parkir ini menjadi terganggu akibat kebisingan dan polusi udara yang disebabkan dari kendaraan.
Zoning Vertikal 2
• Karena terdapat lift di basement, maka lantai teratas mal jarang dikunjung oleh pengunjung. Pengunjung langsung menuju ke lantai yang mereka tuju.
• Luasan lantai mal dapat dimaksimalkan penggunaannya.
• Tidak menimbulkan kebising dan polusi udara yang dapat mengganggu kenyamanan penghuni apartemen.
• Menggunakan lift, sehingga pemakaian energi bertambah.
• Pengeluaran lebih besar untuk membuat basement.
104
Keuntungan Kerugian Zoning Vertikal 3
• Tidak perlu mengguna- kan lift, sehingga pemakaian energi untuk lift dapat diminimalisasi.
• Lantai atas mal tetap ramai oleh pengunjung, karena pengunjung turun menuju lantai teratas mal sebelum akhirnya ia mencari lift untuk menuju lantai yang diinginkan.
• Luasan lantai mal dapat dimaksimalkan penggu- naannya.
• Fasilitas apartemen yang tepat berada di atas tempat parkir ini menjadi terganggu akibat kebisingan dan polusi udara yang disebabkan dari kendaraan.
Kesimpulan :
Berdasarkan dari tiga alternatif diatas, alternatif yang lebih baik adalah
alternatif 1, tetapi mengingat luas lahan yang tidak besar, maka alternatif
yang dipilih adalah alternatif 2. Hal ini dikarenakan parkir basement tidak
mengurangi lahan yang ada untuk bangunan.
2. Zoning Horizontal Bangunan
Mal
TABEL 23. ZONING VERTIKAL BANGUNAN
105
Makro :
Mikro :
Anchor Tenant diletakkan pada ujung-ujung bangunan mal, hal
ini bertujuan untuk menarik pengunjung karena anchor tenant merupakan
magnet supaya pengunjung sampai ke sisi pojok bangunan dan sisi pojok
mal tetap hidup dan tidak mati.
Gambar 83. Zoning Mikro Horizontal Mal
Keterangan :
Publik
Semi Publik
Servis
Keterangan : Anchor Tenant
Anchor Tenant
Mini Anchor
Retail
Retail
Retail
Retail
Servis
Hall/ Plasa
Plasa Penerima
Gambar 82. Zoning Makro Horizontal Bangunan Mal
Anchor Tenant
Mini Anchor
Retail
Hall/plasa mal
Plasa Penerima
Servis
106
Apartemen :
• Tangga kebakaran diletakkan di ujung-ujung bangunan, hal ini
dikarenakan jika terjadi kebakaran ditengah-tengah gedung, maka
unit yang letaknya dipojok bangunan tetap dapat menuju tangga
darurat.
• Ruang komunal diletakkan ditengah-tengah bangunan bertujuan
untuk mengalirkan angin / cross ventilation. Ruang komunal
berfungsi selain ruang bersama, juga difungsikan sebagai
pencahayaan alami.
• Core diletakkan ditengah karena pertimbangan jarak ke unit terjauh
atau ke unit yang letakknya di ujung/tepi bangunan..
IV.3.3. Sirkulasi
Sirkulasi pada bangunan terdiri atas pola sirkulasi ruang, jenis
koridor, sirkulasi vertikal dan horizontal.
Gambar 84. Zoning Mikro Horizontal Apartemen
Keterangan :
Unit Hunian
Fasilitas
Core
Komunal
Tangga Kebakaran
Servis
Angin mengalir melalui koridor dan bukaan pada ruang komunal.
107
Pola Sirkulasi Ruang
Jenis sirkulasi yang digunakan untuk mal adalah jenis sirkulasi linear
berpotongan dengan pusat sirkulasi berupa lobi/ plaza atau void dengan
pertimbangan kejelasan sirkulasi dan kemudahan pencapaian ke bagian-
bagian bangunan.
Jenis Koridor
Bangunan Mal
1. Koridor double loaded,
Anchor Tenant
Anchor Tenant
Mini Anchor
Retail
Retail
Retail
Retail
Servis
Plasa Penerima
Gambar 85. Pola Sirkulasi Linear Berpotongan
Keterangan :
Retail
Retail
Koridor
Gambar 86. Koridor Double Loaded
108
Keuntungan Kerugian • Luasan bangunan terpakai
dengan maksimal (tidak banyak terbuang untuk koridor).
• Unit-unit untuk retail menjadi lebih banyak.
• Ruang di dalam mal menjadi padat.
• Minimalnya pencahayaan alami. • Beban untuk pencahayaan alami
bertambah sehingga energi tidak dapat diminimalisasi.
2. Koridor single loaded
Keuntungan Kerugian • Sirkulasi dalam mal tidak terlalu
padat. • Pencahayaan alami dapat
dimaksimalkan sehingga kerja beban untuk penerangan berkurang.
• Kesan lapang/luas pada bangunan mal.
• Luasan bangunan tidak terpakai dengan maksimal.
• Jumlah unit-unit retail menjadi berkurang.
Kesimpulan :
Bedasarkan dari dua alternatif diatas, jenis koridor yang lebih baik untuk
bangunan mal adalah yang single loaded, karena koridor jenis ini
memberikan kesan lapang dan luas sehingga kegiatan berbelanja dan
berekreasipun menjadi lebih santai dan nyaman.
Keterangan :
Retail
Retail
Koridor
Void
TABEL 24. KEUNTUNGAN – KERUGIAN DOUBLE LOADED
Gambar 87. Koridor Single Loaded
TABEL 25. KEUNTUNGAN – KERUGIAN SINGLE LOADED
109
Bangunan Apartemen
1. Koridor single loaded
Keuntungan Kerugian • Dapat memaksimalkan
pengudaraan dan pencahayaan alami, sehingga penggunaan energi dapat diminimalisasi
• Unit-unit hunian tidak terlalu banyak jumlahnya.
• Lahan tidak terpakai dengan maksimal.
2. Koridor double loaded
Keuntungan Kerugian • Jumlah unit-unit hunian menjadi
banyak. • Lahan terpakai dengan maksimal.
• Tidak dapat memaksimalkan pengudaraan dan pencahayaan alami, sehingga penggunaan energi tidak dapat diminimalisasi
Kesimpulan :
Berdasarkan dari dua alternatif diatas, jenis koridor yang lebih baik untuk
bangunan apartemen adalah single loaded, akan tetapi mengingat lahan yang
Gambar 88. Koridor Single Loaded
Gambar 89. Koridor Double Loaded
TABEL 26. KEUNTUNGAN – KERUGIAN SINGLE LOADED
TABEL 27. KEUNTUNGAN – KERUGIAN DOUBLE LOADED
110
tidak besar dan ingin memaksimalkan unit yang ada, maka koridor double
loaded lah yang lebih cocok unutk bangunan apartemen ini.
Sirkulasi Vertikal
Sirkulasi vertikal dapat dibagi tiga yaitu lift, eskalator dan tangga.
1. Lift
Untuk bangunan apartemen, karena tinggi apartemen ini lebih
dari 4 lantai sehingga harus menggunakan lift, dengan pertimbangan,
jumlah lantai yang harus dicapai oleh penghuni ke lantai paling atas
bangunan.
Dibawah ini adalah keuntungan dan kerugian penggunaan lift :
Bangunan Keuntungan Kerugian 1. Mal
• Baik orang tua atau orang cacat yang tidak dapat naik eskalator apalagi tangga dapat naik ke lantai atas dengan menggunakan lift.
• Penggunaan lift dapat menyebabkan boros energi, karena meskipun lift tidak ada penumpang, lift tetap beroperasi.
Gambar 90. Dimensi Ruang Lift
111
Bangunan Keuntungan Kerugian
• Memudahkan pencapaian ke lantai teratas dan dengan waktu yang singkat.
• Memudahkan mobilitas barang ke toko-toko.
2. Apartemen
• Memudahkan penghuni untuk dapat naik ke unit teratas sekalipun.
• Orang tua atau orang cacat dapat tinggal di apartemen ini, tanpa memikirkan bagaimana cara mereka naik ke atas.
• Penggunaan lift dapat menyebabkan boros energi, karena meskipun lift tidak ada penumpang, lift tetap beroperasi.
Dibawah ini adalah perhitungan kebutuhan lift untuk apartemen.
- Tinggi Lantai ( h ) = 3,5 m - Jumlah Lantai ( n ) = 12 Lt
- Kecepatan lift ( s ) = 2,5 - Kapasitas lift ( m ) = 17 orang
- Penghuni Bangunan ( PB ) = 3 m2 lantai netto/orang
- % ∑ Penghuni Bangunan ( P ) = 0,03
Luas Core untuk bangunan Apartemen berkisar antara 10-12 % dari Luas
total Apartemen.
L Core = 10 % x 15.534 m2
= 1.553,4 m2 ≈ 1.553 m2
Luas Netto = L total apartemen – L Core
= 15.534 m2 - 1.553 m2 = 13.981 m2
TABEL 28. KEUNTUNGAN - KERUGIAN LIFT
112
T1 = ( 2 h + 4 s ) ( n-1) + s ( 3 m + 4 ) detik
s
= ( 2 x 3,5 + 4 x 2,5 ) ( 12-1) + 2,5 ( 3 x 17 + 4 ) detik
2,5
= ( 7 + 10 ) x 11 + 2,5 ( 51 + 4)
2,5
= 187 + 137,5 = 309,1 = 129,8 detik
2,5 2,5
N1 = L netto x P x T1
300 x PB x m
= 13.981 x 0,03 x 129,8
300 x 3 x 17
= 54.442 = 3,56 ≈ 4 lift
15.300
2. Eskalator
Eskalator terdiri dari :
• eskalator jalur tunggal ( untuk satu orang berdiri) dengan lebar 60 cm
– 81 cm.
• Eskalator jalur ganda ( untuk dua orang berdiri bersama dalam satu
anak tangga) dengan lebar 100 cm-120 cm.
Kemiringan yang dapat diterima adalah 35 °
Gambar 91. Tampak Samping Eskalator
113
Tipe Keuntungan Kerugian 1. Super
Imposed
2. Double Cross
Over
• Toko-toko dilewati karena pengunjung harus memutar untuk naik ke eskalator selanjutnya.
• Pengunjung dapat langsung naik menuju eskalator selanjutnya, tanpa perlu memutar
• Pengunjung cepat lelah karena harus memutar.
• Toko-toko tidak dilalui pengunjung, karena letak eskalator yang menyilang sehingga tidak perlu berputar untuk sampai ke eskalator selanjutnya
Tata Letak Bersilangan
Tata Letak Sejajar (Alur Berputar)
Tata Letak Sejajar (Alur Menerus)
Gambar 92. Tipe-tipe Eskalator
Gambar 93. Eskalator Mal GI
Gambar 94. Eskalator Mal GI
114
Tipe Keuntungan Kerugian3. Cross Over
• Pengunjung dapat
langsung naik menuju eskalator selanjutnya, tanpa perlu memutar
• Toko-toko tidak dilalui pengunjung, karena letak eskalator yang menyilang sehingga tidak perlu berputar untuk sampai ke eskalator selanjutnya
Kesimpulan :
Eskalator hanya terdapat pada bangunan mal saja. Berdasarkan dari tiga
alternatif diatas, untuk Mal jenis penempatan eskalator yang dipilih
adalah super imposed. Hal ini dikarenakan memungkinkan pengunjung
untuk melihat retail-retail yang lain, karena sebelum naik ke eskalator
lain, pengunjung harus berputar.
3. Tangga / Tangga Kebakaran
Pintu pada tangga kebakaran hanya terbuka ke arah dalam tangga,
kecuali pintu di lantai dasar, yang hanya terbuka ke arah luar.
TABEL 29. KEUNTUNGAN - KERUGIAN TIPE-TIPE ESKALATOR
Gambar 95. Tangga Darurat
115
IV.3.4. Organisasi Ruang
Sirkulasi pelaku kegiatan/ pengguna bangunan terdiri atas sirkulasi
penghuni apartemen, pengunjung mal, dan kayawan (karyawan mal dan
karyawan aprtemen). Karena terdapat perbedaan aktifitas antara penghuni
apartemen, pengunjung mal, dan karyawan sehingga perlu diuraikan secara
terpisah sehingga lebih jelas.
Gambar 96. Ketentuan Tangga Darurat
116
Pengunjung Mal
Penghuni Apartemen
Karyawan
IV.3.5. Hubungan Ruang
1. Hubungan Ruang Makro
Main Entrance
ParkirLobi
MAL Apartemen
SKEMA 5 : HUBUNGAN RUANG MAKRO
Parkir Motor Keluar/ Masuk
Parkir Mobil
Lobi
Unit
Restoran
Fasilitas (kolam renang, Gym, dll)
Parkir Motor
Keluar/ Masuk
Pedestrian
Lobi
Toko-toko
Kantor Pemasaran
Kantor Pengelola
SKEMA 2 : SIRKULASI PENGUNJUNG MAL
SKEMA 3 : SIRKULASI PENGHUNI
SKEMA 4 : SIRKULASI KARYAWAN MAL DAN APARTEMEN
Parkir Motor
Parkir Mobil
Pedestrian
Keluar/ Masuk Lobi
Toko-toko
Pusat Hiburan Bilyard, bowling,dll
Café, Restoran
117
2. Hubungan Ruang Mikro Apartemen
3. Hubungan Ruang Mikro Mal
Main Entrance
Lobi
Unit
Kantor Pemasaran
WC
Fasilitas
Kantor Pengelola
Parkir
R. Penerima
Parkir
Lobi
Toko
Pusat Hiburan
Café, Restoran
WC Ruang
Karyawan
Ruang Duduk/ Istirahat
R.Ganti + Loker
WC
Dapur
Kantor Pengelola
Main Entrance
SKEMA 7 : HUBUNGAN RUANG MIKRO MAL
SKEMA 6 : HUBUNGAN RUANG MIKRO APARTEMEN
118
Hubungan Ruang Mikro Gabungan
Keterangan
Publik Semi Publik Private Servis
SKEMA 8 : HUBUNGAN RUANG MIKRO GABUNGAN
Parkir
Main Entrance
Lobi
Unit
R. PenerimaKantor
Pemasaran
WCFasilitas
Kantor Pengelola
Toko
Pusat Hiburan
Café, Restoran
WC
Ruang Karyawan
Ruang Duduk/ Istirahat
R.Ganti + Loker
WC
Dapur
Kantor Pengelola
119
IV.3.6. Analisa Kebutuhan dan Luasan Ruang
1. APARTEMEN
a. Tipe Studio (1-2 orang)
Untuk tipe studio ini, karena tidak adanya pembatas antar ruang, hanya
kamar mandi saja yang diberi batas oleh dinding, maka perhitungan
kebutuhan ruang dan luasan ruang berdasarkan perabotan yang ada.
Kebutuhan Ruang Elemen Ruang Luas (m2) 1. Dapur Kompor, Bak Cuci Piring, Kulkas, 5,4 2. Ruang Makan Meja Makan, Kursi 7,3 3. Kamar Tidur Tempat Tidur, Meja, Kursi,
Lemari, Nakas 10,6
4. Kamar Mandi Kloset, Ruang Shower, Wastafel 3,5 5. Ruang Jemur dan
Gudang/Servis - 3
Luas unit 26,8 m2
b. Tipe 1 Kamar Tidur (1-3 orang)
Kebutuhan Ruang Elemen Ruang Luas (m2) 1. Ruang Keluarga Sofa, Lemari/Meja TV 6 2. Dapur Kompor, Bak Cuci Piring, Kulkas, 5,4 3. Ruang Makan Meja Makan, Kursi 7,3 4. Kamar Tidur Tempat Tidur, Meja, Kursi,
Lemari, Nakas 10,56
5. Kamar Mandi Kloset, Ruang Shower, Wastafel 3,5 6. Ruang Jemur dan
Gudang/Servis - 3
Luas unit 35,7 (m2)
TABEL 31. KEBUTUHAN RUANG 2 UNIT KAMAR TIDUR
TABEL 30. KEBUTUHAN RUANG TIPE STUDIO
120
c. Tipe 2 Kamar Tidur (3-4 orang)
Kebutuhan Ruang Elemen Ruang Luas (m2) 1. Ruang Keluarga Sofa, Lemari/Meja TV 9 2. Dapur Kompor, Bak Cuci Piring, Kulkas, 5,4 3. Ruang Makan Meja Makan, Kursi 7,3
4. Kamar Tidur 1
Tempat Tidur, Meja, Kursi, Lemari, Nakas
10,6
5. Kamar Tidur 2 Tempat Tidur, Meja, Kursi, Lemari 10,6 6. Kamar Mandi
Utama Kloset, Ruang Shower, Wastafel, bath tub
4
7. Kamar Mandi Kloset, Ruang Shower, Wastafel 3,5 8. Ruang Jemur dan
Gudang/Servis - 3
Luas unit 53,4 (m2)
d. Tipe 3 Kamar Tidur (4-5 orang)
Kebutuhan Ruang Elemen Ruang Luas (m2) 1. Ruang Keluarga Sofa, Lemari/Meja TV 9 2. Dapur Kompor, Bak Cuci Piring, Kulkas 9,5
3. Ruang Makan Meja Makan, Kursi 11,9 4. Kamar Tidur 1
Tempat Tidur, Meja, Kursi, Lemari, Nakas
10, 6
5. Kamar Tidur 2 & 3
Tempat Tidur, Meja, Kursi, Lemari
21,2
6. Kamar Mandi 1 Kloset, Bath up, Wastafel, Shower 4
7. Kamar Mandi 2 Kloset, Ruang Shower, Wastafel 3,5 8. Ruang Jemur dan
Gudang/Servis - 3
Luas unit 72,7 (m2)
TABEL 32. KEBUTUHAN RUANG 2 UNIT KAMAR TIDUR
TABEL 33. KEBUTUHAN RUANG 3 UNIT KAMAR TIDUR
121
e. Fasilitas Apartemen
Jenis Ruang Standar Ruang Luas 1. Tenis
Uk Lap Tenis adalah : 18,27 x 36,57 m2
2. Bulu Tangkis
Uk Lap Bulu Tangkis adalah : 5,5 x 13 m2
Ditambah dengan sirkulasi = 7,5 x 15 m2
3. Fitness Center
• Untuk 40-45 orang luas min 200 m2.
• Tinggi lampu
semua ruangan yaitu 3.00 m
• Ukuran panjang
ruang ≤ 15 m
TABEL 34. KEBUTUHAN FASILITAS OLAHRAGA
Sumber : Data Arsitek Jilid 2
Gambar 97. Standar Lapangan Tenis
Gambar 98. Standar Lapangan Bulu Tangkis Sumber : Data Arsitek Jilid 2
Gambar 99. Contoh Ruang Fitness dengan luas 200 m2
Sumber : Data Arsitek Jilid 2
122
2. MAL
Jenis Ruang Standar Ruang Luas 1. Retail
J = 200 cm MD = 50 cm Lebar retail min : 200 + 50 + 50 = 300 cm
2. Toko Buku
A = 180 cm Rak = 30 cm Jarak dari rak 1 ke rak 2 adalah : 180 + 30 + 30 = 240 cm
3. Toko Pakaian
F = 240 cm G = 60 cm Jarak dari rak 1 ke rak 2 adalah : 240 + 60 + 60 = 360 cm
J = 167,6 – 228,6 cm Meja Display = 30 – 60 cm
Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior
Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior
A = min 167,6 cm
Rak = 30 – 50 cm
F = 213,4 - 243,8 cm G = 50,8- 66 cm I = 45,7 – 61 cm
Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior
G
Gambar 100. Standar Ruang Retail
Gambar 101. Standar Toko Buku
Gambar 102. Standar Toko Pakaian
123
Jenis Ruang Standar Ruang Luas 4. Kamar Pas 5. Toko
Sepatu
B = 135 cm I = 90 cm Luas Ruang ganti : 135 x 90 = 1,2 m2
Modul Per unit ruang ganti = 135 x 90 cm F = 120 cm J = 160 cm Rak D = 40 cm Lebar min : 120 + 160 + 40 = 320 cm
6. Restoran
C = 75 cm H = 60 cm Lebar dari meja 1 ke meja lain = 75 + 60 + 75 cm = 210 cm Modul per satu meja : 75 + 30 = 105 cm 180 + 30 + 30 = 240 cm Modul min: 105 x 240 cm
B = 137,2 – 147,3 cm I = 91,4 cm
Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior
F = 121,9 cm J = 152,4 – 167,6 cm Rak display = 30–50 cm
Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior
C = 76,2 cm F = 274,3 cm G = 137,2 cm H = 61 cm
Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior
Gambar 103. Standar Kamar Pas
Gambar 104. Standar Toko Sepatu
Gambar 105. Standar Restoran
124
Uk min dari 1meja makan ke meja makan lainya + sirkulasinya : 1.70 m x 1.95 m Uk min dari 1meja makan ke meja makan lainya + sirkulasinya : 2.20 m x 2.43 m
7. Toilet umum
H = 137,2 Panjang min. Toilet adalah 137,2 cm dengan tinggi min. 177,8 cm. Lebar min. Untuk penggunan kursi roda = 167,6 cm. Untuk sirkulasi min. 137,2 cm. Jarak orang berdiri di urinoir = 81,3 cm Modul 1 unit Toilet untuk orang cacat adalah : 150 cm x 170 cm Modul 1 unit Toilet adalah : 150 cm x 100 cm
A = 81,3 cm C = 45,7 cm B = 137,2 cm
Gambar 106. Standar Meja Restoran
Gambar 107. Standar Meja Restoran
Sumber : Data Arsitek Jilid 2
170
195
243
220
Gambar 108. Standar Toilet Umum
Gambar 109. Standar Toilet Umum Pria
125
Jenis Ruang Standar Ruang Luas
IV.3.7. Analisa Perhitungan Kebutahan Luasan Mal, Apartemen dan Parkir
Dibawah ini adalah rata-rata luasan tipe-tipe unit yang ada berdasarkan studi
banding dan perhitungan standar :
Studi Banding Standar Rata-rata Studio 26,5 m2 26,8 m2 27 m2 1 Kamar Tidur 41,6 m2 35,7 m2 39 m2 2 Kamar Tidur 58 m2 53,4 m2 56 m2 3 Kamar Tidur 89,3m2 72,7 m2 81 m2
Berdasarkan permintaan, jumlah unit adalah berkisar dari 200-250 unit.
Maka jumlah unit minimum adalah (200+250):2 = 225 unit.
Shaft min 30 cm
Gambar 110. Standar Toilet Umum beserta Shaft
Sumber : Dimensi Manusia & Ruang Interior
TABEL 35. KEBUTUHAN RUANG MAL
TABEL 36. RATA-RATA LUASAN APARTEMEN
126
1. Berdasarkan jumlah unit minimum yaitu 225 unit dan rata-rata persentase
yang didapat dari studi banding, didapatlah persentase jumlah unit kamar,
yaitu :
• Studio 37 % x 225 unit = 84 unit
• 1 Bedroom 17 % x 225 unit = 38 unit
• 2 Bedroom 26 % x 225 unit = 58 unit
• 3 Bedroom 20 % x 225 unit = 45 unit +
225 unit
2. Perhitungan luas yang dibutuhkan untuk bangunan apartemen, dapat
diperoleh berdasarkan jumlah unit yang dikali dengan luasan rata-rata
tiap tipe yang ada.
• Studio 84 unit x 27 m2 = 2.268 m2
• 1 Bedroom 38 unit x 39 m2 = 1.482 m2
• 2 Bedroom 58 unit x 56 m2 = 3.248 m2
• 3 Bedroom 45 unit x 81 m2 = 3.645 m2 +
10.643 m2
3. Perhitungan Luasan Mal dan Fasum + Servis
Luas Lahan : 6.500 m2
KDB : 60 % x 6500 m2 = 3.900 m2 → Luas Lantai Dasar
KLB : 4 x 6.500 m2 = 26.000 m2 → Luas Total Bangunan
127
Fasum + Servis 5 % dari total luas bangunan yang ada.
5 % x 26.000 m2 = 1.300 m2
Berdasarkan KLB, Sisa Luas Bangunan Mal adalah:
26.000 m2 - 10.643 m2 - 1.300 m2 = 12.126 m2
Berdasarkan studi banding, persentase mal, apartemen dan fasum + servis
adalah :
1. Poins Square
Luas Total Mal : 30.772 m²
Luas Total Apartemen : 34.092 m²
Fasum : 2.693 m²
67.557 m²
Persentase Perbandingan Mal, Apartemen, dan Fasum adalah :
• Apartemen
34.092 x 100 % = 51 %
67.557
• Mal
30.772 x 100 % = 45 %
67.557
• Fasum
2.693 x 100 % = 4 %
67.557
128
Berdasarkan data di atas, maka luasan mal, apartemen, dan fasum adalah:
Apartemen → 51 % x 26.000 m² = 14.040 m²
Mal → 45 % x 26.000 m² = 10.660 m²
Fasum → 4 % x 26.000 m² = 1.300 m²
Perhitungan Jumlah Lapis Apartemen
Parkir
Gambar 112. Standar Parkir Mobil
Gambar 113. Diameter Standar Putaran Parkir Mobil
Berdasarkan gambar disamping Luas Apartemen 1 lantainya adalah ± 1900 m2
Jadi jumlah lapis apartemen adalah : 13.869 : 1900 = 7,3 lt ≈ 8 lt
Gambar 111. Luasan Bangunan Apartemen
129
Menurut buku Sistem Bangunan Tinggi,
• lantai untuk parkir tidak dihitung KLB ( maksimal 50 % KLB,
selebihnya diperhitungkan 50 %), dengan lantai bangunan parkir
maksimal 150 % KLB.
• Luas lantai yang luasnya 500 m2 atau lebih harus ada ramp naik dan turun
dengan lebar minimum 3.00 m.
• Kemiringan ramp lurus maksimum 1 : 5.
• Ramp spiral dua arah, jari-jari terpendek 4.00 m dengan lebar 3.50 m
untuk setiap arah dengan pemisah minimum 50 cm, sehingga lebar
minimum ramp menjadi 7.50 m.
Perhitungan parkir :
Luas parkir luar 25 m2
Luas parkir dalam 35 m2
1. Apartemen
Rasio parkir tipe 1 KT – 2 KT = 1 parkir
Rasio parkir tipe 3 KT = 2 parkir
Khusus untuk tipe studio, rasio parkir adalah 1 parkir mobil untuk 3 unit
(dengan pertimbangan pemakai adalah mahasiswa yang menggunakan
motor)
Studio : 84 unit x 0.33 = 28 mobil
1 KT : 38 unit x 1 = 38 mobil
130
2 KT : 58 unit x 1 = 58 mobil
3 KT : 45 unit x 2 = 90 mobil +
214 mobil x 35 m2 = 7.490 m2
Total Bangunan setelah dikurangi GSB adalah 3.995 m2
Jumlah lapis bangunan parkir apartemen di basement :
7.490 m2 : 3.995 m2 → 2 lantai
2. Mal
Rasio parkir 1 : 60
KDB 60 % = 3.900 m2
KDH 20 % = 1.300 m2
Parkir mal = 10.660 : 60 = 178 mobil
1.300 m2 : 25 m2 = 52 mobil
178 – 52 = 126 mobil x 35 m2 = 4.410 m2
Jumlah lapis bangunan parkir mal :
4.410 m2 : 3.995 m2 → 1,2 lantai ≈ 1,5 lantai
Parkir mal diletakkan diluar atau semi basement (split level antara basement
dengan lantai dasar).
IV.3.8. Sistem Struktur
Sistem Struktur dapat dibagi menjadi :
1. Sistem Struktur Rangka/ Portal/ Frame
• Memungkinkan penghilangan seluruh dinding struktural.
131
• Dinding biasanya elemen non struktural
• Terdiri dari balok-balok yang ditumpu oleh kolom-kolom
• Biasanya digunakan elemen yang kuat, contohnya baja , beton
bertulang,dll
2. Sistem Struktur Kabel
Keuntungan Kerugian 1. Ringan dan elastis 2. Memiliki jarak yang cukup
besar 3. Bentuknya fleksibel dan
mudah dibentuk dan membentuk sesuatu
4. Mempunyai kekuatan tarik yang cukup besar
5. Dapat dibongkar pasang dengan cepat
6. Bentuknya sangat atraktif dna variatif
1. Bentuknya tidak stabil 2. Tingkat kelengkungannya
terbatas 3. Terjadi getaran 4. Tidak tahan panas (memuai atau
meleleh jika terkena api) 5. Jenis bahan penutupnya sangat
terbatas → mebran, dll 6. Maintenance-nya relatif mahal
3. Sistem Shear Wall
Keuntungan Kerugian • Strukturnya sederhana dan
ekonomis • Membatasi kebebasan
perancangan bentuk bangunan • Dimensi dinding menjadi
lebih tebal
4. Sistem Struktur Tube/ Tabung
Keuntungan Kerugian • Lebih efisien dalam penggunaan • Banyaknya kolom-kolom
TABEL 37. KEUNTUNGAN – KERUGIAN SISTEM STRUKTUR KABEL
TABEL 38. KEUNTUNGAN – KERUGIAN SISTEM STRUKTUR SHEAR WALL
132
bahan bangunan • Kekakuan dinding fasade tinggi • Memikul semua beban lateral
dengan jarak yang dekat.
5. Shell
• Efisiensi struktur sangat tinggi → dalam bentang > 100 m hanya
dibutuhkan ketebalan puluhan mm saja.
Kesimpulan :
Berdasarkan data diatas, sistem struktur yang digunakan adalah sistem
struktur rangka. Hal ini dikarenakan struktur rangka ini tidak menggunakan
dinding sebagai unsur struktural.
IV.3.9.Modul Struktur
Berdasarkan studi banding, dapat dilihat modul struktur dari bangunan mal:
1. Grand Indonesia
Seibu
Dimensi kolom bujur sangkar : 1 m x 1 m
Jarak kolom ke kolom 7 m
TABEL 39. KEUNTUNGAN – KERUGIAN SISTEM STRUKTUR TUBE
Gambar 114. Modul Struktur Grand Indonesia
133
Pada contoh modul strukur dari Gramedia maupun Seibu,
memiliki dimensi kolom 1 m x 1 m, sedangkan kolom lingkaran
berdiameter 1,3 m dengan jarak dari satu kolom ke kolom lain 7 m.
Pada mal Grand Indonesia ini terdiri dari berbagai macam jenis
kolom dan berbagai jenis dimensi kolom. Contohnya :
• Bujur sangkar, dimensi kolomnya 1.00 m x 1.00 m; 1,40 m x 1,40 m
• Persegi panjang dimensi kolomnya 0,80 m x 2.00 m; 0,70 m x 6,4 m
• Lingkaran, diameternya 1,30 m; 1,80 m
2. Ciputra
Pada Mal Ciputra ini, modul kolom tidak teratur. Dimensi kolom berkisar
1.00 m x 1.00 m.
11 m
Gambar 115. Modul Struktur Mal Ciputra
134
Menurut studi banding dari mal Ciputra, modul antar retail yang digunakan
adalah 3.60 m x 7.50 m, modul umum yang digunakan adalah kelipatan 30
cm.
Kesimpulan :
Berdasarkan dari data diatas, dimensi kolom rata-rata yang tercipta adalah
1.00 m x 1.00 m dengan jarak antar kolom adalah 6 - 7 m. Sedangkan modul
untuk retail adalah kelipat dari 30 cm.
IV.3.11.Material
• Sebisa mungkin material yang digunakan dipertimbangkan dari segi
hemat energi.
Contohnya: penggunaan material baja. Produksi baja membutuhkan
energi yang besar, akan tetapi jika dilihat dari proses pemasangannya,
baja cenderung hemat energi, karena pemasangan baja yang cukup
mudah dan tiak membutuhkan waktu yang lama sehingga energi yang
terpakai tidak besar. Dan juga dilihat dari segi umur material, baja
merupakan material yang tahan lama.
1. material lantai
Jenis Lantai 1. Tegel
• Terbuat dari semen dan pasir • Lantai tegel harus terlihat basah, agar tidak
mudah pecah atau retak. (+) Keuntungan - Harga murah (-) Kerugian - bila terkena asam atau cuka akan sangat sulit untuk dibersihkan.
Gambar 116. Lantai Tegel
135
Jenis Lantai 2. Teraso
• Terbuat dari semen dan pasir, tetapi bagian atasnya diberi lapisan keras, yaitu berupa campuran kulit kerang laut dna pecahan marmer.
(-) Kerugian - sering ditumbuhi lumut.
3. Keramik
(+) Keuntungan - Mudah dibersihkan - Permukaannya keras sehingga dapat menahan beban berat
(-) Kerugian - Keramik KW 2 & 3 ukurannya tidak presisi dan pinggiran keramiknya gampang pecah
4. Marmer
(+) Keuntungan - Memberikan kesan mewah - Ukuran dapat disesuaikan, karena marmer tersedia dala ukuran yang besar, tinggal dipotong sesuai pesannan.
- Tahan api - mampu menahan beban lebih berat (-) Kerugian - Mudah menyerap cairan - Noda tidak mudah hilang apabila terkena tumpahan sirup atau tinta.
- Sering ditumbuhi lumut - Berubah warna jika terkena sinar matahari langsung.
5. Granit
Memiliki spesifikasi yang hampir sama dengan lantai marmer, hanya saja harganya lebih mahal dan warnanya lebih gelap.
Gambar 118. Lantai Keramik
Gambar 120. Lantai Granit
Gambar 119. Lantai Marmer
Gambar 117. Lantai Teraso
136
6. Kayu
(+) Keuntungan - Lebih Artistik - Mendapat kesan ruang yang hangat. (-) Kerugian - Tidak tahan api - Rentan terhadap serangga - Harga lebih mahal - Pemasangan harus dipersiapkan dengan baik, dibanding dengan lantai lainnya.
Kesimpulan :
Dari beberapa alternatif lantai diatas, altenatif yang lebih sesuai
untuk bangunan Mal adalah lantai keramik. Hal ini dikarenakan, harga
keramik yang lebih murah dan perawatannnya lebih mudah dibandingkan
dengan lantai-lantai lainnya.
Sedangkan untuk bangunan apartemennya, menggunakan lantai
keramik dan kayu (parquet). Penggunaan lantai kayu ini untuk mendapat
kesan ruang yang hangat, sesuai dengan fungsi bangunan apartemen yaitu
sebagai hunian.
Jenis Dinding 1. Bata merah
(+) Keuntungan - murah - kuat (-) Kerugian - cukup berat - boros dalam penggunaan semen, karena memerlukan adukan yang tebal.
2.Bata ringan / Celcon
(+) Keuntungan - Beratnya lebih ringan, sehingga pembebanan struktur dibawahnya juga lebih kecil.
- Karena dimensinya besar, sehingga pekerjaan dinding jadi lebih cepat selesai.
- irit dalam penggunaan semen, karena tidak memerlukan adukan yang tebal untuk merekatkannya.
Gambar 121. Lantai Kayu
Foto 37. Dinding Bata Merah
Gambar 122. Dinding Bata Ringan/ Celcon
TABEL 40. MATERIAL LANTAI
137
Jenis Dinding
- Tahan panas dan kedap suara - Tahan api samapai 4 jam. (-) Kerugian - Harga lebih mahal - kekuatannya tidak sekuat bata. - Karena sifatnya lunak dan berongga, maka lebih mudah untuk dikorek, dipahat, atau dilubangi.
3. Dinding Beton pre fabrikasi
(+) Keuntungan - Menghemat waktu sehingga dapat menghemat biaya pemasangan.
- Bentuknya akurat dan presisi (-) Kerugian - Tidak bisa berbagai macam model/bentuk, karena akan mahal.
- Hanya bisa digunakan untuk bentuk-bentuk yang sama.
Kesimpulan :
Berdasarkan alternatif diatas, dinding yang lebih baik untuk digunakan
adalah dinding beton pre fabrikasi. Hal ini dikarenakan waktu yang
digunakan relatif lebih cepat karena pembuatannya dilakukan di pabrik
atau di lokasi proyek.
IV.3.12.Utilitas
Sistem Distribusi Air Bersih
• Jenis pipa yang digunakan adalah pipa besi (steel pipe atau black pipe),
pipa galvanis, pipa Poly Vinyl Chloride (PVC), atau pipa tembaga
(copper pipe).
• Warna pipa untuk air bersih adalah biru.
Gambar 123. Dinding Beton
TABEL 41. MATERIAL DINDING
138
• Kebutuhan air bersih (air dingin) untuk bangunan apartemen adalah 135-
225 L / orang / hari., sedangkan kebutuhan air panas untuk apartemen
adalah 45 L / orang / hari dengan shower dan 135 L / orang / hari dengan
bak mandi.
Secara umum sitem distribusi air bersih dalam bangunan bertingkat dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Up Feed System
Gambar 124. Pemipaan Untuk Bangunan Tinggi
139
Arah aliran air direncanakan dengan arah keatas sehingga sumber/
tampungan air harus berada lebih rendah daripada lubang distribusi.
2. Down Feed System
Arah aliran air direncanakan dengan arah kebawah mengunakan bantuan
gaya gravitasi.
Lantai n
Lantai 2
Lantai 1
Tangki Bawah
Sumber Air
Pompa
Saluran Pengisi
SaluranDistribusi
Pompa
SKEMA 9. UP FEED SISTEM
Foto 38. Contoh reservoir bawah
140
Tipe Keuntungan Kerugian 1. Up Feed
System
-
• Memerlukan asupan energi listrik yang lebih besar untuk mengoperasionalkannya.
2. Down Feed System
• Membutuhkan asupan energi listrik yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan sistem pengaliran keatas.
• Energi listrik diperlukan hanya pada saat pengisian tangki air atas saja.
-
Kesimpulan :
Berdasarkan dari pertimbangan yang ada pada tabel diatas, sistem distribusi
air bersih yang dipilih adalah Down Feed System dengan pertimbangan
pemakaian energi yang relatif lebih kecil sehingga pemakaian energi dapat
diminimalisasi.
TABEL 42. KEUNTUNGAN – KERUGIAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH
Lantai n
Lantai 2
Lantai 1
Tangki Bawah
Sumber Air
Pompa
SaluranDistribusi
Tangki Atas
Pompa
SKEMA 10. DOWN FEED SISTEM
Saluran Pengisi
141
Sistem Pembuangan Air Kotor
Terbagi dalam 3 jenis, yaitu:
1. The Fully Vented One Pipe System
Mengunakan satu pipa pembuangan untuk air kotor dan kotoran padat.
2. The Fully Vent Two Pipe System
mengunakan dua pipa pembuangan untuk air kotor dan kotoran padat.
3. Single Stack System
Pembuangan air tinja dan kotor dipisahkan dengan 2 jenis pipa pada
aliran mendatar, tetapi pipa vertikalnya tetap satu.
Gambar 125. The Fully Vented One Pipe System
Gambar 126. The Fully Vent Two Pipe System
Gambar 127. Single Stack System
142
Jenis Keuntungan Kerugian 1. The Fully
Vented One Pipe System
• Biaya murah • Dapat digunakan oleh
bangunan lebih dari 10 lantai.
• Pengontrolan gangguan relative sulit karena gangguan pada satu bagian pipa akan terasa dampaknya pada seluruh jaringan pemipaan
• Pipa yang digunakan besar.
2. The Fully Vented Two Pipe System
• Pipa yang digunakan lebih kecil daripada single stack system.
• Pemasangan pipa dapat lebih teratur dan terarah.
• Pengontrolan terhadap gangguan pemipaan relatif lebih mudah.
• Biaya lebih mahal
3. Single Stack System
• Kemudahan pengontrolan pipa mendatar bila terjado kebuntuan saluran.
• Pipa vertikal / vent stack cukup 1 buah
• Pipa vertikalnya harus besar.
• Untuk bangunan berlantai lebih dari 7, pipa ini tidak disukai karena diameter pipa vertikal yang akan digunakan terlalu besar.
Kesimpulan :
Berdasarkan tabel diatas, sistem pembuangan air kotor yang dipilih adalah
The Fully Vented Two Pipe System. Jenis pembuangan air kotor ini dipilih
karena keuntungan yang telah disebutkan di tabel dan kerugiannya
dikarenakan permasalahan biaya saja.
TABEL 43. KEUNTUNGAN – KERUGIAN PEMBUANG AIR KOTOR
143
Sistem Pengkondisian Udara dalam Bangunan
1. Pengondisian udara (AC) dinding atau setempat
Digunakan untuk pengondisian udara setempat atau untuk ruang yang
terbatas. Biasanya digunakan pada unit-unit apartemen, rumah tinggal,
kantor, dsb.
2. Pengondisian udara (AC) dengan sistem refrigerasi tekan
Cara kerja sistem ini sama dengan sistem kerja AC dinding, tetapi pada
unit ini diberi tambahan elemen pemanas sehingga memperbesar
kapasitas pelayanannya.
3. Pengondisian udara (AC) sentral
Pengondisian udara untuk satu bangunan atau setidaknya untuk suatu
luasan yang besar sekaligus dengan satu unit pengondisi udara.
Tipe Keuntungan Kerugian 1. Pengondisian
udara (AC) dinding atau setempat
• Kapasitas pelayanan sedang
• Kerusakkan menyeluruh dapat dihindarkan
• Kapasitasnya terbatas sehingga perlu diadakan pembagian daerah pelayanan.
• Terdapat sistem kontrol yang terpisah-pisah
2. Pengondisian udara (AC) dengan sistem refrigerasi tekan
• udara kembali perlu dijaga agar tidak kotor, oleh karena itu daerah-daerah bau (dapur,WC,dll) mengunakan exhauster jadi udaranya tidak diolah melainkan langsung disedot untuk dibuang.
144
3. Pengondisian udara (AC) sentral
• Dikontrol secara terpusat.
• Diperlukan ducting yang dapat menambah tinggi floor to floor.
Pemilihan sistem pengondisian udara yang tepat dalam rancangan
sebuah bangunan komersial perlu mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:
dimensi ruang, kapasitas ruang, dan intensitas penggunaan sarana
penghawaan dalam ruang-ruang.
Kesimpulan :
Bedasarkan tipe-tipe diatas, penggunaan AC untuk bangunan Mal dan
Apartemen dibedakan.
• Bangunan mal menggunakan AC sentral karena pengondisian udaranya
dikontrol secara terpusat, sehingga memudahkan sistem
pengoperasiannya.
• Bangunan Apartemen menggunakan AC dinding atau setempat, karena
sesuai dengan kebutuhan hunian yang ada yaitu privasi dan kenyamanan
suhu masing-masing penghuni berbeda-beda.
Listrik
Berdasarkan Studi Banding, daya listrik untuk unit-unit apartemen adalah :
Apartemen 1 Bed 2 Bed 3 Bed 1. The Premiere - 3500 VA ± 6600VA 2. Royal Mediterania 2200VA 3500 VA 4400VA 3. Marcopolo 2200VA - -
TABEL 44. KEUNTUNGAN – KERUGIAN PENGONDISIAN UDARA
TABEL 45. DAYA LISTRIK
145
Berdasarkan studi banding diatas, dapat diketahui daya listrik untuk tipe-tipe
unit apartemen, yaitu :
1 bedroom / studio = 2200 VA
2 bedroom = 3500 VA
3 bedroom = ≤ 4400VA
Proteksi Kebakaran
Bahaya utama bagi manusia adalah keracunan akibat terhirupnya asap
(non termal). Sekitar 75 % kematian manusia pada bangunan yang terbakar
diakibatkan oleh asap, sedang sekitar 25 % kematian disebabkan oleh panas
yang ditimbulkan oleh api (termal).
Untuk Menanggulangi bahaya kebakaran pada sebuah bangunan, perlu
dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
1. Preventif, adalah cara mencegah kebakaran yang dapat dilakukan
dengan:
• Perlengkapan pencegahan, misalnya CCTV
• Pemilihan bahan bangunan
• Isolasi terhadap api (yang menentukan fire severity)
2. Represif, adalah cara penyelamatan pada saat terjadi kebakaran.
• Fire Alarm System → memberi tanda adanya bahaya kebakaran, baik
kepada penghuni bangunan maupun kepada petugas pemadam
kebakaran.
146
• Fire Sprinkler System → sistem penyemprotan air yang diaktifkan
oleh detector pengindera bahaya kebakaran.
• Fire Detector → Sistem proteksi bahaya kebakaran
• Smoke and Heat Venting
• Fire Dumper and Shutter
• Water Supply System
• Punch Register
• Fire Hydrant
• Portable Fire Extinguisher atau Chemical Extinguisher
Fire Alarm
Fire Extinguisher
Smoke Detector
Sprinkler
Foto 39. Proteksi Kebakaran
Foto 40. Proteksi Kebakaran pada ruangan
147
Sistem Penangkal Petir
Petir berbahaya bagi suatu benda pada jarak 30 meter di atas benda
tersebut, serta mempunyai sifat mencari benda yang tertinggi sebagai batu
loncatan dalam perjalannya ke bumi. Penangkal petir diperlukan sebagai
antisipasi bangunan terhadap gangguan yang mungkin timnul akibat
sambaran petir. Pada prinsipnya instalasi penangkal petir adalah suatu sistem
instalasi dengan komponen-komponen dan peralatan-peralatan yang secara
umum berfungsi menetralisir udara di sekitar bangunan agar tidak terjadi
petir.
Secara umum jenis penangkal petir dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Penangkal Petir Konvensional
Upaya menetralisir muatan udara sekitar yang terbuat dari logam. Daerah
yang terlindung adalah daerah yang ada dibawah splitz.
2. Penangkal Petir Extended Konvensional
Menggunakan logam runcing sebagai terminal coaxial (dapat
menghasilkan ion lebih banyak) sebagai penghantar pentanahan. Sistem
ini biayanya lebih mahal.
3. Penangkal Petir Radioaktif
Sistem ini melindungi bukan hanya bnagunan yang berada di bawahnya,
tetapi juga disekitarnya.
147
IV.4. ARAHAN PERENCANAAN
IV.4.1. Aspek Lingkungan
1. Analisa Pintu Masuk dan Sirkulasi dalam Tapak dipilihlah :
.
Kerugian Pemecahan masalah • Kemungkinan kemacetan akibat
”crossing” antara kendaraan yang akan keluar tapak dengan bus yang menuju halte.
• Kendaraan dari arah Jl Anggrek Nelimurni tidak dapat langsung masuk ke tapak, tetapi harus masuk melalui Jl S.Parman
• Perletakkan pintu masuk dan keluar tidak terlalu dekat dengan halte bus.
• Kendaraan masuk dari Jl
S.Parman tidak masalah, karena jaraknya tidak terlalu jauh.
2. Analisa Matahari
Keterangan :
Jalur Masuk
Jalur Keluar
Jalur Servis
Jalur Pejalan
Kaki
U
Gambar 121. Analisa Pintu Masuk dan Sirkulasi
TABEL 45. PEMECAHAN MASALAH PINTU MASUK DAN SIRKULASI DALAM TAPAK
Gambar 122. Analisa Matahari
148
Kerugian Pemecahan Masalah • Sisi bangunan ada yang
menghadap timur dan barat sehingga daerah ini akan panas.
• Sisi bangunan yang menghadap timur dan barat dapat menggunakan double skin, ataupun dinding masif.
• Menempatkan daerah servis (dapur, kamar mandi, ruang jemur/servis) pada sisi yang menghadap timur dan barat.
3. Analisa Kebisingan
Kerugian Pemecahan Masalah • Kebisingan dapat terus mengalir
kearah bangunan karena tidak adanya penghalang.
• Daerah yang terkena kebisingan dapat mengunakan material yang kedap suara atau dapat menyerap kebisingan.
• Diberi pohon-pohon yang berfungsi sebagai ”sound barrier”.
4. Analisa View
Daerah ini menjadi bising, karena tidak ada pengahalang.
Kebisingan
View di arahkan kearah S. Parman dan Nelimurni Flyover.
Gambar 123. Analisa Kebisingan
Gambar 124. Analisa View
TABEL 46. PEMECAHAN MASALAH MATAHARI
TABEL 47. PEMECAHAN MASALAH KEBISINGAN
149
Kerugian Pemecahan Masalah • Sisi bangunan terpanjang
menghadap view yang kurang menarik, yaitu view pasar.
• Unit yang menghadap ke view pasar, diletakkan unit tipe studio dan 1 bedroom yang lebih banyak, hal ini dikarenkan target pasar tipe ini merupakan eksekutif muda maupun mahasiswa yang belum berkeluarga, sehingga lebih banyak menghabiskan waktu di luar hunian.
Kesimpulan :
Dari Analisa Lingkungan yang ada, faktor yang perlu diperhatikan dari
bangunan apartemen adalah view, karena fungsi dari apartemen tersebut
sebagai hunian sehingga membutuhkan view yang baik.
IV.4.2. Aspek Manusia
Berdasarkan dari analisa manusia diatas, dapat diketahui rata-rata pengguna
dilihat dari lokasi adalah masyarakat dengan golongan kelas menengah,
diantaranya mahasiswa, karyawan kantor, dan wirausaha/pelaku bisnis,
pasangan muda, dan juga keluarga.
Kesimpulan :
Dari Analisa Manusia, faktor yang perlu diperhatikan adalah siapa pengguna
bangunannya dan kebutuhan ruang apa yang diperlukan.
TABEL 48. PEMECAHAN MASALAH VIEW
150
IV.4.3. Aspek Bangunan
1. Pintu Masuk Bangunan Mal
Kerugian Pemecahan Masalah • Terjadi keramaian karena pintu
bangunan hanya ada satu. • Plasa penerima /lobi dibuat
dengan luasan yang lebih luas • Sirkulasi kendaraan (drop off)
diatur agar tidak menimbulkan keramaian pada pintu masuk
2. Zoning Vertikal
Kerugian Pemecahan Masalah • Luasan mal berkurang. • Di daerah belakang mal atau
daerah parkir ini menjadi bising akibat kendaraan yang akan
• Diberi peredam suara, contohnya penggunaan tanaman dapat meredam kebisingan
• Penggunaan tanaman dapat
Drop Off
Terdapat Plaza penerima
Drop Off
Keterangan :
Parkir Mal Apartemen Fasilitas Apartemen
Gambar 125. Pintu Masuk Bangunan Mal
Gambar 126. Zoning Vertikal
TABEL 49. PEMECAHAN PINTU MASUK BANGUNAN MAL
151
Kerugian Pemecahan Masalah parkir.
• Fasilitas apartemen yang tepat berada di atas tempat parkir ini menjadi terganggu akibat kebisingan dan polusi udara yang disebabkan dari kendaraan.
meredam kebisingan dan mengatasi polusi udara.
• Memberi ketebalan pada material sehingga dapat mengurangi kebisingan,
3. Zoning Horizontal
- Bangunan Mal
• Faktor yang perlu diperhatikan dalam zoning bangunan mal adalah
peletakkan tenant. Anchor Tenant harus diletakkan pada sisi-sisi
pojok bangunan, karena sifat anchor tenant yang berfungsi sebagai
magnet yang dapat membawa pengunjung sampai ke sisi pojok
bangunan.
• Faktor yang perlu diperhatikan dalam zoning bangunan apartemen
adalah letak core dan tangga kebakaran.
Anchor Tenant
Anchor Tenant
Mini Anchor
Retail
Retail Servis
Hall/ Plasa
Plasa Penerima
Retail
Retail
Gambar 127. Zoning Horizontal Mal
TABEL 50. PEMECAHAN MASALAH ZONING VERTIKAL
152
- Bangunan Apartemen
4. Jenis Koridor Mal
Berdasarkan dari analisa bangunan, jenis koridor bangunan Mal adalah
single loaded dengan pertimbangan memberikan kesan lapang dan luas
sehingga kegiatan berbelanja dan berekreasipun menjadi lebih santai dan
nyaman.
Kerugian Pemecahan Masalah • Luasan bangunan tidak terpakai
dengan maksimal. • Jumlah unit-unit retail menjadi
berkurang.
• Pengaturan layout ruang dengan maksimal tetapi tetap memberikan kenyamanan dan kesantaian dalam berbelanja maupun berekreasi.
5. Jenis Koridor Apartemen
Berdasarkan dari analisa bangunan, jenis koridor bangunan apartemen
adalah double loaded, dengan pertimbangan koridor jenis ini dapat
TABEL 51. PEMECAHAN MASALAH KORIDOR MAL
Gambar 128. Zoning Horizontal Apartemen
153
memaksimalkan ruang yang ada, akan tetapi tetap memaksimalkan
pengudaraan dan pencahayaan alami sehingga penggunaan energi dapat
diminimalisasi.
Kerugian Pemecahan Masalah • Unit-unit hunian tidak terlalu
banyak jumlahnya. • Lahan tidak terpakai dengan
maksimal.
• Pengaturan layout unit-unit dengan maksimal
6. Sirkulasi Vertikal Eskalator
Berdasarkan analisa bangunan jenis sirkulasi vertikal eskalator yang
dipilih adalah super imposed.
Kerugian Pemecahan Masalah • Pengujung cepat lelah karena
harus memutar • Penyediaan sitting area/
tempat duduk yang cukup, sehingga apabila pengujung kelelahan dapat beristirahat terlebih dahulu.
7. Sistem Struktur Bangunan
Berdasarkan dari analisa banguanan, sistem struktur yang digunakan
adalah sistem struktur rangka. Hal ini dikarenakan struktur rangka ini
tidak menggunakan dinding sebagai unsur struktural. sehingga fasade
bangunan dapat dibentuk dengan bebas.
TABEL 52. PEMECAHAN MASALAH KORIDOR APARTEMEN
TABEL 53. PEMECAHAN MASALAH ESKALATOR
154
8. Utilitas- Sistem Distribusi air Bersih
Berdasarkan dari analisa banguanan, sistem distribusi air bersih yang
dipilih adalah Down Feed System. Dengan pertimbangan jangka panjang
pemakaian energi yang relatif lebih kecil, karena energi listrik hanya
diperlukan pada saat pengisian tangki air diatas.
9. Utilitas – Sistem Pembuangan Air Kotor
Berdasarkan dari analisa banguanan, sistem pembuangan air kotor yang
dipilih adalah The Fully Vented Two Pipe System.
Kerugian Pemecahan Masalah • Biaya lebih mahal • Jika kerugian dikarenakan
masalah harga, maka harus ditinjau ulang dari keuntungan yang diperoleh dengan memakai sistem ini. Dapat dilihat pengontrolan terhadap gangguan pemipaan relatif lebih mudah, yang untuk jangka panjangnya masalah harga yang mahal tidak menjadi permasalahan karena sama saja jika pengontrolan pipanya sulit, maka pada akhirnya harga yang dikeluarkan untuk pengontrolan ini jauh lebih besar.
10. Utilitas – Pengudaraan
Mal → menggunakan AC sentral
TABEL 54. PEMECAHAN MASALAH PEMBUANGAN AIR KOTOR
155
Kerugian Pemecahan Masalah • Diperlukan ducting yang
dapat menambah tinggi floor to floor.
• Ducting yang tinggi dapat diatasi dengan penggunaan sistem struktur balok dan pelat yang dapat mengatasi masalah ketinggian tersebut.
Apartemen→ menggunakan AC setempat
Kerugian Pemecahan Masalah • Terdapat sistem kontrol
yang terpisah-pisah • Banyak terdapat blower,
karena masing-masing unit AC memiliki blower sendiri
• Fasade harus dirancang dengan
memikirkan penempatan blower, sehingga blower tidak terlihat dari luar bangunan, yang dapat menciptakan view yang tidak diinginkan.
11. Jumlah Unit Apartemen
• Berdasarkan studi banding, tipe 3 kamar tidur paling sedikit
peminatnya, dan mengingat lokasi yang berada dekat dengan
universitas, maka tipe studio dan 2 kamar tidur lebih diminati.
Contohnya Marcopolo residence lokasinya dekat dengan universitas,
tipe yang digemari adalah tipe studio. Mengingat target pasar dari
daerah slipi ini, maka tipe 3 kamar tidur dibuat yang paling sedikit.
• Dengan perbandingan Tipe Studio : 1 Kamar Tidur : 2 Kamar Tidur :
3 Kamar Tidur = 3 : 2 : 2 : 1
TABEL 55. PEMECAHAN MASALAH PENGUDARAAN MAL
TABEL 56. PEMECAHAN MASALAH PENGUDARAAN APARTEMEN