jadi satu
TRANSCRIPT
MAKALAH
CIRI DAN TIPOLOGI KEPRIBADIAN MUSLIM
Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
PATOLOGI MUSLIM
Dosen Pembimbing :
Dr. H. Abd. Syakur, M.Ag
Oleh Kelompok 2:
1. Mohammad Hafiz Bin Kusairi (B43212062)
2. Ni’matus Sholikha (B33212050)
3. Ujang Abdul Basir (B33212056)
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
serta ridho-Nya. Yang mana telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah
ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak
akan sanggup terselesaikan dengan baik.Makalah ini disusun untuk
menyelesaikan dan memenuhi nilai tugas mata kuliah “Patologi Muslim” yang
kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai buku referensi yang kami
baca.
Makalah ini memuat tentang pembahasan “Ciri-Ciri dan Tipologi
Kepribadian Islam”. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kepada para pembaca, kami mengharapkan saran
dan kritik konstruktif untuk kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya.
Semoga kajian dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi
penulis makalah.
Surabaya, 16 Maret 2014
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Ciri-Ciri Kepribadian Muslim...................................................3
B. Tipologi Muslim........................................................................6
BAB III PENUTUP
A. Simpulan....................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini kita sering sekali mendengar berbagai kekacauan
dimana-mana, baik itu di perkotaan maupun di pedesaan. Kekacauan itu
bisa berupa demo besar-besaran yang disertai merusak perangkat negara,
pencurian, mabuk-mabukan, perjinahan bahkan kolusi, korupsi dan
nepotisme sudah tidak asing lagi di dengar di telinga kita. Dan yang lebih
anehnya yang melakukan semua itu ada sebagian orang yang identitasnya
seorang muslim. Apakah di Islam di ajarkan untuk berlaku jelek? Bahkan
sekarang ini kita sudah agak kebingungan membedakan mana orang islam
dan mana orang non Islam.
Tidak sedikit orang beridentitas agama Islam, tapi kejahatan masih
di lakukan, shalat terus berjalan tapi korupsi terus di budayakan, puasa
terus di laksanakan tapi memakan harta anak yatim telah menjadi adat
kebiasaan, Naudzubillah Mindzalik.
Padahal Rasulullah SAW pernah bersabda “Aku tinggalkan dua
pusaka kepada kalian, yang dengannya kamu tidak akan tersesat selama
tetap memegang teguh pada keduanya itu, pusaka tersebut yaitu
Kitabullah dan Sunah Rasul”
Kalau kita menelaah pada sabda Rasulullah di atas, berarti jika umat
Islam telah meninggalkan pada hukum-hukum atau ketentuan Allah yang
termuat di Al-Quran atau Hadist maka Akhlak umat Islam akan rusak dan
moralnya akan bejat, sehingga pasti akan terjadi kekacauan dimuka bumi
ini yang di lakukan oleh umat Islam sendiri.
Dan Rasulullah padahal tidak sedikitpun mengajarkan kepada umat
Islam khususnya untuk mengajarkan sifat jelek, bahkan Rasulullah sangat
menginginkan Umat islam selalu menyeru pada yang ma’ruf dan
mencegah pada yang mungkar.
1
Kalau begitu, lalu seperti apakah ciri-ciri orang Islam yang yang
benar-benar menjalankan syariat keislamannya (muslim ideal) dan akan
mendapat kasih sayang dari Allah SWT?
Untuk mengetahui hal itu di sini kami akan menjelaskan mengenai
ciri-ciri dan tipologi kepribadian muslim yang sangat di banggakan oleh
Allah dan di benci oleh Allah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusan masalah yang
akan kami bahas, yaitu
a. Bagaimana ciri-ciri dan tipologi kepribadian seorang muslim?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui ciri-ciri dan tipologi kepribadian seorang muslim
yang sebenarnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. CIRI-CIRI KEPRIBADIAN ORANG MUSLIM
Sebelum membicarakan tentang ciri-ciri muslim yang ideal, terlebih
dahulu akan dijelaskan tentang pengertian muslim.
Yang dimaksud dengan muslim adalah orang yang memeluk agama
islam, kata ini mengisyaratkan makna penuh ketundukan terhadap Tuhan.
Idealnya orang muslim adalah orang yang tunduk.
“Sedang yang disebut orang muslim artinya orang yang berpasrah
diri, dalam hal ini berpasrah kepada Tuhan, tetapi dalam rangking manusia
berkualitas”.1
Menurut Najahy Majid muslim ialah orang yang menerima dan
mengamalkan kewajiban seorang mukmin.2
Dari pengertian tersebut di atas dapat dikatakan bahwa mukmin
sama dengan muslim dalam arti muslim yang ideal, sehingga ciri-ciri atau
sifat-sifat mukmin yang tersebut dalam Al-Qur’an dikategorikan juga
sebagai ciri-ciri muslim yang ideal.
Adapun ciri-ciri mukmin ideal adalah sebagai berikut:
Surat Al-Anfaal ayat 2 - 4
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila
disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila
1 Achmad Mubarok, Panduan Akhlak Mulia Membangun Manusia & Bangsa Berkarakter, (Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara, 2001), hal.4.2 Najahy Majid, Bimbingan Sholat Lengkap dan Mutiara – Mutiara yang Dikandungnya, (Semarang: CV. Aneka Ilmu, 1979), hal. 16.
3
dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-
benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian
di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.
Dalam ayat tersebut di atas. Tuhan menjelaskan lima (5) sifat
orang mukmin yaitu:
1. Bergetar hati mereka ketika disebut nama Tuhan.
2. Bertambah iman mereka ketika membaca ayat–ayat Al-
Qur’an.
3. Bertawakkal kepada Allah.
4. Mengerjakan sholat dengan aktif.
5. Memberikan infaq dari rizki yang telah diberi Tuhan.3
Adapun ciri-ciri muslim ideal yang lain:
1. Menjauhi Alkohol
Seorang pemabuk lebih suka kehilangan hidupnya daripada
meninggalkan minuman tersebut. Jika tidak memperoleh alkohol,
orang ini menjadi lebih parah daripada orang yang sakit secra fisik.
Namun, bagi muslim sejati hal semacam itu dirinya bisa
menjaga dari setiap barang yang memabukan agar tidak memasuki
ke dalam tubuhnya. Karena mereka ingin jasannya tidak di sentuh
oleh barang-barang yang dapat membawa kepada neraka.
2. Menghindari Kejahatan
Muslim yang ideal selalu menjauhi perbuatan yang merujuk
pada doa, baik dosa kecil maupun dosa besar. Kita bisa ambil
khazanah dari cerita seorang pemuda pada masa Rasulullah SAW
yang mengaku secara terang-terangan kepada Nabi Muhammad
3 Ragwan Al-baar, Patologi Muslim, (Surabaya: Dakwah Digital Press, 2007), hal.19 – 20.
4
tentang kejahatan yang telah dilakukan oleh dirinya, yaitu telah
melakukan zina. Dia mengetahui akan hukum cambuk yang pasti
di berikan kepada dirinya karena telah berbuat dosa. Akan tetapi
karena imannya yang kuat apapun yang terjadi dia lebih baik di
cambuk daripada harus menanggung dosa nanti di akhirat
walaupun belum tahu oleh Allah dosanya di ampuni atau tidak.
Tapi dia lebh baik di cambuk di dunia dan mengakui dosa-dosanya
dari pada nanti di akhirat lebih parah balasannya.
.
3. Membangun Ikatan Kekeluargaan
Kita juga tahu bahwa di dunia ini tak seorang pun yang
lebih sayang kepada kita daripada keluarga kita. Ayah, ibu, anak,
begitu kita sayangi, sampai-sampai apa saja kita korbankan demi
mereka. Muslim sejati tentunya akan selalu membangun ikatan
keluarga baik itu dengan ahli fi nasab atau ahli fi dzin.
4. Meninggalkan Norma dan Tradisi4
Namun kita tahu bahwa islam praktis menghapus seluruh
tradisi jahiliyah yang berlangsung di tanah Arab. Kejahatan
terbesar tradisi jahiliyah adalah menyembah berhala, yang telah
dipraktikkan selama beratus-ratus tahun. Islam mengajarkan agar,
seperti halnya alkohol, berzina, perjudian, pencurian dan
perampokkan, menyembah berhala dan lain-lain yang merajalela
saat itu, harus ditinggalkan. Begitu juga dengan zaman sekaran ini
seperti adat kebudayaan atau tradisi leluhur kalau sekiranya itu di
larang agama kita harus tinggalkan.5
Akan tetapi ciri muslim yang tidak ideal bisa di uraikan sebagai berikut,
diantaranya:
a. Mengabdi pada ego
4Abul A’la Maududi, Menjadi Muslim Sejati, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1999), cet.III, hal. 129 – 133.5Ibid, hal129 – 133.
5
Seseorang yang beragama islam, akan tetapi sulit dan merasa susah
untuk mengikuti ajaran Tuhan dan Rasul-Nya, sehingga
mengakibatkan seseorang ini selalu mengikuti pikirannya sendiri. Ini
bukan muslim yang ideal akan tetapi muslim yang munafik.
b. Ketundukan pada masyarakat dan budaya
Ini masih hampir sama dengan yang diatas, akan tetapi ritual dan
kebudayaan masyarakat yang buruk selalu ia lakukan.
c. Meniru orang lain
Ajaran islam selalu ia jalankan akan tetapi disamping itu hatinya
mudah terpengaruh oleh praktek-praktek barat yang merujuk pada
kesesatan dalam artian (iman Taqlid) yang mudah goyah terpengaruh
jelek oleh orang lain.
B. TIPOLOGI MUSLIM
Setiap usaha untuk memahami dan mengungkapkan prilaku serta
kepribadian manusia akan menghasilkan pengetahuan yang disebut
tipologi.6Tipologi adalah pengetahuan yang berusaha menggolongkan
manusia menjadi tipe-tipe tertentu atas dasar faktor tertentu, misalnya
karakteristik fisik, psikis, pengaruh dominan nilai-nilai budaya, dan
sebagainya.7
Secara umum tipe orang muslim itu dapat kita golongkan kedalam
dua tipe, yaitu Muslim Persial dan Muslim Sejati.
1. Muslim Persial
Banyak orang islam yang mengaku percaya kepada Tuhan
dan Nabi dan menyatakan islam sebagai agamanya. Namun,
kemudian mereka menerapkan islam itu hanya untuk sebagaian
dari hidup mereka. Sampai batas tertentu, mereka menunjukkan
sikap cinta terhadap islam, secara ekstensif memperlihatkan
ritual-ritual seperti shalat, membawa tasbih, selalu menyebut
asma-asma Tuhan. Lebih khusus lagi, mereka memperlihatkan
6Kuntjojo, Psikologi Kepribadian, (Kediri: Universitas Nusantara PGRI, 2009), hal. 15.7Ujam Jaenudin, Psikologi Kepribadian, (Bandung: PUSTAKA SETIA, 2012), hal. 147.
6
kesalehan-kesalehan formal seperti dalam hal makanan, pakaian,
hal-hal yang bersifat sosial lain, termasuk tradisi budaya. Dengan
demikian mereka sepenuhnya “religius”.
Tetapi di luar kebiasaan itu, kehidupan mereka sama sekali
tidak mengikuti bimbingan Tuhan. Jika mereka mencintai, cinta
mereka adalah demi diri mereka sendiri, negara mereka, bangsa
mereka, atau yang lain, bukan demi Allah.
2. Muslim Sejati
Muslim yang kedua adalah orang yang meleburkan secara
keseluruhan kepribadian dan eksitensinya ke dalam islam. Peran-
peran yang mereka mainkan berapa di dalam kerangka satu peran
sebagai muslim. Mereka benar-benar muslim, baik di kala
sebagai seorang ayah, anak, suami atau istri, pengusaha, tuan
tanah, pekerja atau buruh. Perasaan mereka, nurani mereka,
ideologi, pikiran, dan opini, sikap suka atau benci mereka, semua
didasarkan atas nilai islam.8
Kalau dari sudut pandang dari segi perkembangan kesadaran
beragamanya itu ada dua tipe juga, yaitu tipe periang (the healthy
mindedness) dan tipe penyedih (the sick soul).
a. Tipe Periang
Pada perkembangan kesadaran beragam tipe periang akan
ditemukan sifat-sifat sebagai berikut:
1. Optimis dan riang gembira: Tipe periang menghayati kehidupan
beragama yang dialaminya secara natural sebagaimana adanya,
mudah, gampang, penuh kelapangan, kejembaran serta pegangan
hidup yang menggembirakan. Di kala ia mengalami ke bimbangan,
konflik, dan keraguan tapi karena karakternya yang optimis
akhirnya dia dapat memecahkannya dan menyadari bahwa Tuhan
8 Abul A’la Maududi, Menjadi Muslim Sejati, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1999), cet.III, hal. 139 – 141.
7
maha pemurah. Akan tetapi semua sifatnya itu tidak mewarnai
sikap dan prilakunya.
2. Sikap terarah ke dunia luar: pola kehidupannya lebih di
dominasi oleh Faktor Eksternal, biasanya orang seperti ini mudah
terombang ambing dengan nuansa luar karena kurang
memperhatikan kemampuannya sendiri (kurang introspeksi)9
3. Kematangan kesadaran beragama secara bertahap: tipe seperti
ini menjalani hidup dalam beragama setapak demi setapak di
tekuni baik nilai intlektual, moral, dan spiritual hingga mencapai
kematangan dalam beragama yang pada intinya selalu di dasari
rasa riang dan yakin bahwa Tuhan akan membawanya pada
kesuksesan.
Hal yang harus di waspadai dalam tipe periang ini antara lain
1. Selalu merasa unggul, merasa dirinya paling alim dan paling
berjasa. Bila kesadaran agamanya mulai tumbuh ia merasa
sukses, puas gembira terlalu meremehkan dan kurang melihat
pada kenyataan kekuatan musuh-musuh agamanya.
2. Ia mudah di pengaruhi oleh orang lain yang berada di atas
dirinya.
3. Kurang merasakan permasalahan yang mendalam sehingga
sukar menjadi pemikir yang kreatif dan orsinal, tapi
pemikirannya lebih bersikap produktif. Ia kurang suka dengan
ilmu-ilmu Kala. Pemikiran ke-Tuhanan hanyalah bersifat
praktis yang bersangkutan dalam kehidupan sehari-hari
b. Tipe Penyedih
Tipe penyedih biasanya mendapatkan perhatian masyarakat
umum maupun para serjana Ilmu Sosial terutama pada masa
perkembangan kematangan kehidupan agamanya.Salah satu ciri tipe
ini adalah tidak menyenangi popularitas, tidak mau menonjolkan diri,
merenngkan tentang kehadiran Allah secara mendalam, uzlah, bertapa,
9Abdul Aziz Ahyadi, PSIKOLOGI AGAMA, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005), hal. 99.
8
zuhud, dan sebagainya.10Tipe inilah yang sering mendapatkan sinar
Ilahi atau semacam penghayatan “Kehadiran Tuhan”.Biasanya tipe ini
mampu mengubah pola hidup masyarakat luas, Misalnya seperi Al-
Ghazali, Abdul Qadir Al-Jailani, dan Wali Songo.
Tipe penyedih adalah lawan kutub tipe periang.Oleh karena itu
ciri-ciri penyedih terutama pada masa perkembangannya adalah
kebalikan dari tipe periang. Harus di ingat bahwa tipe penyedih tidak
selamanya merasa sedih dan tidak pula selamanya merasa menderita,
bisa jadi secara lahiriyah kelihatannya sangat menyedihkan akan tetapi
di hati mereka sangat merasa bahagia karena merasakan hidup dengan
kedekatan dengan Ilahi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mengetahui berbagai macam ciri-ciri dan tipologi seorang
muslim itu. Ternyata tidak selamanya yang namanya orang mengaku
muslim itu semuanya mempunyai intelektual, moral dan spiritual yang
baik akan tetapi itu memiliki dimensi kepribadian yang berbeda-beda.
Terkadang ada orang muslim yang benar-benar muslimnya itu lahiriyah
10Ali Syamsuddin, Mengukir Sifat Kepribadian Muslim, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hal. 67.
9
dan batiniahnya. Pola hidupnya selalu di dasari dengan nilai-nilai agama
baik itu di saat sedang ada dalam kebahagiaan atau juga di saat sedang
mengalami kesusahan.Terkadang juga ada yang sekedar formalitas saja.
Nama islam hanya sekedar topeng belaka yang menutupi atas
kebohongannya itu, akan tetapi di balik semua itu merupakan musuh
yang nyata bagi kaum Islam khususnya.
B. Saran
Semoga dengan mempelajari Mata kuliah Patologi Muslim ini kita
mempertambah keilmuan kita terutama mengenai artiu muslim yang
sebenarnya. Dan di samping itu dalam memahami seorang muslim itu kita
harus mengkaji dari sudut pangdang yang berbeda-beda. Agar nanti kita
tidak terjebak dalam satu teori saja dalam mengemukakan pendapat.
Karena manusia muslim dalam menjalani hidupnya itu dipengaruhi oleh
aspek fisik dan psikisnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Mubarok, Achmad. Panduan Akhlak Mulia Membangun Manusia &
Bangsa Berkarakter. Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara.
Al-baar, Ragwan. Patologi Muslim. Surabaya: Dakwah Digital Press.
2007.
A’la, Abdul Maududi. Menjadi Muslim Sejati. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
1999. cet. III.
Aziz, Abdul Ahyadi. PSIKOLOGI AGAMA. (Bandung: Sinar Baru
Algensindo. 2005.
Jaenudin, Ujam. Psikologi Kepribadian. Bandung: PUSTAKA SETIA.
2012.
Kuntjojo. Psikologi Kepribadian. Kediri: Universitas Nusantara PGRI.
2009.
Majid. Najhy Bimbingan Sholat Lengkap dan Mutiara – Mutiara yang
Dikandungnya. Semarang: CV. Aneka Ilmu 2000.
Syamsuddin, ali. Mengukir Sifat Kepribadian Muslim. Yogyakarta: Graha
Ilmu. 2009.