jalur kerja vaksin tetanus dalam tubuh manusia

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vaksin digunakan untuk membangkitkan imunitas dalam pencegahan penyakit maka dari itu imunitas banyak dilakukan pada balita untuk dapat mencegah penyakit berbahaya seperti polio, difteri, tetanus, hepatitis-B. Bukan hanya pada balita pada orang dewasa pun vaksin banyak diberikan untuk mencegah penyakit, Kami memilih judul cara kerja vaksin dalam tubuh karena kita ingin mengetahui bagaimana cara kerja vaksin ketika sudah dimasukkan kedalam tubuh sampai pada vaksin itu aktif bekerja dan ingin lebih mengetahui serta menambah ilmu pengetahuan mengenai apa itu vaksin, fungsinya, apa yang terdapat di dalam vaksin dan cara kerjanya. Pada makalah ini kami akan memaparkan cara kerja vaksin dalam tubuh manusia dari mulai pertama dimasukkan vaksin dalam tubuh sampai vaksin itu aktif bekerja,apa yang terdapat di dalam vaksin dan apa itu vaksin. 1.2 Tujuan Penulisan Makalah 1.Memenuhi tugas mata kuliah Biologi Sel 2.Mengetahui apa itu vaksin 3.Mengetahui apa yang terdapat dalam vaksin 4.Mengetahui cara kerja vaksin 5.Mengetahui jalur kerja vaksin di dalam tubuh manusia 1

Upload: indra-prasetyo

Post on 13-Aug-2015

226 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Jalur Kerja Vaksin Tetanus Dalam Tubuh Manusia

TRANSCRIPT

Page 1: Jalur Kerja Vaksin Tetanus Dalam Tubuh Manusia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vaksin digunakan untuk membangkitkan imunitas dalam pencegahan penyakit maka dari

itu imunitas banyak dilakukan pada balita untuk dapat mencegah penyakit berbahaya

seperti polio, difteri, tetanus, hepatitis-B. Bukan hanya pada balita pada orang dewasa pun

vaksin banyak diberikan untuk mencegah penyakit, Kami memilih judul cara kerja vaksin

dalam tubuh karena kita ingin mengetahui bagaimana cara kerja vaksin ketika sudah

dimasukkan kedalam tubuh sampai pada vaksin itu aktif bekerja dan ingin lebih

mengetahui serta menambah ilmu pengetahuan mengenai apa itu vaksin, fungsinya, apa

yang terdapat di dalam vaksin dan cara kerjanya. Pada makalah ini kami akan

memaparkan cara kerja vaksin dalam tubuh manusia dari mulai pertama dimasukkan

vaksin dalam tubuh sampai vaksin itu aktif bekerja,apa yang terdapat di dalam vaksin dan

apa itu vaksin.

1.2 Tujuan Penulisan Makalah

1.Memenuhi tugas mata kuliah Biologi Sel

2.Mengetahui apa itu vaksin

3.Mengetahui apa yang terdapat dalam vaksin

4.Mengetahui cara kerja vaksin

5.Mengetahui jalur kerja vaksin di dalam tubuh manusia

1.3 Manfaat Penulisan Makalah

Manfaat dari penyusunan karya ilmiah ini adalah menambah ilmu pengetahuan mengenai

vaksin dan dapat mengetahui lebih detail tentang vaksin,cara kerja,dan jalur kerja vaksin.

BAB II

1

Page 2: Jalur Kerja Vaksin Tetanus Dalam Tubuh Manusia

TEORI DASAR

Sejarah vaksin tidak dapat dilepaskan dari nama seorang dokter Inggris yang lahir pada 17

Mei 1749, yaitu Edward Jenner. Pada 1796, suatu hari dalam hidup ilmuwan yang berasal

dari Berkeley, Gloucestershire, Inggris ini, datang kepadanya seorang wanita pemerah susu

bernama Sarah Nelmes yang mengeluhkan adanya rash di tangannya. Jenner, dengan pisau

tajam justru mengambil materi rash yang diketahui sebagai penyakit cacar menular pada sapi

tersebut (cowpox) dan memindahkannya ke lengan James Phipps, seorang anak tukang

kebunnya yang berusia 8 tahun. James lantas terkena cowpox, namun segera sembuh.

Selanjutnya, Jenner mengoleskan materi dari luka cacar smallpox, penyakit mematikan yang

mewabah saat itu, ke luka yang ia buat di tangan James. Sebagaimana dugaan Jenner, James

tidak terkena cacar. Sesuatu yang berasal dari cowpox telah melindungi James.

Setelah percobaannya yang sukses tersebut, Jenner kembali melakukan percobaan sebanyak

23 kasus yang sama, termasuk pada anak lelakinya yang berumur 11 bulan. Semua detail

penelitiannya ia kumpulkan dalam sebuah buku dengan titel "An inquiry into the causes and

effects of the variolae vaccinae, a disease discovered in some of the western counties of

England, particularly Gloucestershire, and known by the name of The Cow Pox". Dengan

keberhasilan Jenner ini, ilmu imunologi pun lahir. Penemuan Jenner tersebut dikenal sebagai

vaksinasi yang diambil dari bahasa latin sapi, yaitu vacca.

Namun, jauh sebelum penemuan Edward Jenner, vaksinasi sesungguhnya telah

dikembangkan di Cina pada awal tahun 200 sebelum masehi. Misalnya, vaksin dari serbuk

luka orang yeng terinfeksi cacar yang berhasil didokumentasikan berasal dari India dan China

sekitar abad 17. Penyakit cacar, saat itu melanda seluruh dunia dan mengakibatkan kematian

sekitar 20-30 persen orang yang terinfeksi. Beberapa tahun sebelum percobaan Jenner, juga

setidaknya ada 6 orang yang mencoba melakukan imunisasi cacar yaitu seorang kebangsaan

Inggris pada 1771, Sevel dari Jerman sekitar tahun 1772, Jensen dari Jerman tahun 1770,

Benjamin Jesty, Inggris, tahun 1774, Rendall, Inggris tahun 1782, dan Peter Plett, Jerman,

tahun 1796.

Seorang istri duta besar Inggris di Turki tahun 1716 hingga 1718 juga mengamati tradisi

vaksinasi Turki yang disebut Ashi, yaitu vaksinasi dengan mengoleskan lesi cacar sapi pada

dada ternak ke anak-anak mereka. Lady Mary Wortley Montagu, istri duta besar tersebut,

2

Page 3: Jalur Kerja Vaksin Tetanus Dalam Tubuh Manusia

meminta ahli bedah kedutaan Charles Maitland, untuk melakukan metode vaksinasi tersebut

pada anak lelakinya. Lantas, ia menulis surat pada saudara dan teman-temannya di Inggris,

menggambarkan proses vaksinasi ala Turki secara lengkap. Ketika kembali ke Inggris, Lady

Montagu tak putus menyebarkan tradisi Turki tersebut dengan cara menyuntik koleganya.

Waktu berganti, ratusan tahun sejak momentum keberhasilan Edward Jenner, vaksin telah

digunakan untuk terapi berbagai penyakit. Louis Pasteur mengembangkan teknik vaksinasi

pada abad 19 dan mengaplikasikan pengguanaannya untuk penyakit anthrax dan rabies.

Dengan vaksin pula, beberapa penyakit besar yang melanda umat manusia dapat dikontrol

atau dibatasi penyebarannya. WHO mencatat tahun beberapa jenis vaksin pertama yang

digunakan pada manusia, yaitu cacar pada tahun 1798, Rabies tahun 1885, Pes tahun 1897,

Difteri tahun 1923, Pertusis tahun 1926, Tuberculosis (BCG) tahun 1927, Tetanus tahun

1927, Yellow Fever tahun 1935. Setelah perang dunia ke dua, pengembangan vaksin

mengalami percepatan. Vaksin Polio suntik pertama diaplikasikan pada manusia tahun 1955,

sedangkan vaksin polio oral tahun 1962. Selanjutnya campak tahun 1964, mumps tahun

1967, rubella tahun 1970, dan hepatitis B tahun 1981.

WHO pun mencanangkan beberapa program vaksinasi dengan target eradikasi penyakit.

Untuk cacar, penyakit yang sejak awal mencatat sejarah vaksinasi, kasus terakhir terjadi di

Somalia pada tahun 1977. Penyakit lain, polio, ditargetkan WHO tereradikasi tahun 2000.

Meski target ini tidak sepenuhnya tercapai, namun eradikasi hampir dikatakan berhasil.

Membunuh

Vaksin yang mengandung membunuh mikroorganisme-ini sebelumnya virulen mikro-

organisme yang dibunuh dengan bahan kimia atau panas. Contoh adalah vaksin terhadap flu,

kolera, wabah bubonik, polio dan hepatitis A.

Dilemahkan

Beberapa vaksin mengandung mikroorganisme hidup, berasal dari selubung. Banyak dari ini

adalah viri hidup yang telah dibudidayakan di bawah kondisi yang menonaktifkan sifat

virulen, atau yang menggunakan terkait erat tetapi kurang berbahaya organisme untuk

menghasilkan respon imun yang luas, namun beberapa bakteri di alam. Mereka biasanya

memprovokasi responses imunologikal lebih tahan lama dan jenis pilihan untuk orang

dewasa yang sehat. Contohnya penyakit virus demam kuning, campak, rubella, dan gondok

dan tifus penyakit bakteri. Live Mycobacterium tuberculosis vaksin yang dikembangkan oleh

3

Page 4: Jalur Kerja Vaksin Tetanus Dalam Tubuh Manusia

Calmette-Guérin tidak terbuat dari ketegangan menular, tetapi mengandung ketegangan

virulently diubah yang disebut "BCG" digunakan untuk menimbulkan imunogenisitas untuk

vaksin.

Toxoid

Toxoids-ini adalah senyawa beracun yang inactivated dalam kasus di mana ini (lebih dari

mikro-organisme sendiri) menyebabkan penyakit. Berbasis toxoid vaksin contohnya tetanus

dan difteri. Tidak semua toxoids adalah untuk mikro-organisme; sebagai contoh, Crotalus

atrox toxoid digunakan untuk vaksinasi anjing terhadap gigitan ular berbisa.

Subunit

Subunit protein-alih-alih memperkenalkan inactivated atau berasal dari selubung mikro-

organisme untuk sistem kekebalan tubuh (yang akan merupakan "seluruh-agen" vaksin),

fragmen itu dapat membuat respon imun. Contohnya subunit vaksin terhadap virus Hepatitis

B yang terdiri dari hanya protein permukaan virus (sebelumnya diambil dari serum darah

pasien kronis terinfeksi, tapi sekarang diproduksi oleh rekombinasi gen virus ke ragi), vaksin

virus-seperti partikel (VLP) terhadap human papillomavirus (HPV) yang terdiri protein viral

capsid besar, dan subunit hemaglutinin dan neuraminidase virus influenza.

Konjugat

Konjugat-bakteri tertentu memiliki polisakarida mantel luar yang buruk imunogenik. Dengan

menghubungkan mantel luar ini ke protein (misalnya racun), sistem kekebalan tubuh dapat

menyebabkan untuk mengenali polisakarida seolah-olah protein antigen. Pendekatan ini

digunakan dalam vaksin tipe B '' Haemophilus influenzae''.

Eksperimental

Sejumlah inovatif vaksin adalah juga dalam pengembangan dan digunakan:

Sel dendritik vaksin menggabungkan sel dendritik dengan antigen untuk menyajikan

antigen untuk sel darah putih tubuh, dengan demikian merangsang reaksi kekebalan.

Vaksin ini telah menunjukkan beberapa hasil awal yang positif merawat tumor otak.

Vector rekombinan-dengan menggabungkan Fisiologi satu mikro-organisme dan

DNA yang lain, kekebalan dapat dibuat terhadap penyakit yang memiliki proses

kompleks infeksi

4

Page 5: Jalur Kerja Vaksin Tetanus Dalam Tubuh Manusia

DNA vaksinasi-dalam beberapa tahun terakhir jenis baru vaksin disebut ''DNA

vaksinasi'', dibuat dari agen menular DNA, telah dikembangkan. Bekerja dengan

penyisipan (dan ekspresi, memicu imunitas pengakuan) bakteri atau virus DNA

menjadi sel-sel manusia atau hewan. Beberapa sel sistem imun yang mengenali

protein yang dinyatakan akan me-mount serangan terhadap protein dan sel-sel yang

mengungkapkan mereka ini. Karena sel-sel ini hidup untuk waktu yang sangat lama,

jika patogen yang biasanya mengungkapkan protein mengalami nanti, mereka akan

menyerang langsung oleh sistem imun. Salah satu keuntungan dari DNA vaksin

adalah bahwa mereka sangat mudah untuk memproduksi dan menyimpan. 2006,

Vaksinasi DNA masih percobaan.

Vaksin peptida reseptor sel t yang dikembangkan untuk beberapa penyakit yang

menggunakan model Valley Fever, stomatitis dan atopik. Peptida ini telah terbukti

untuk memodulasi produksi sitokin dan meningkatkan sel mediated kekebalan.

Penargetan diidentifikasi bakteri protein yang terlibat dalam melengkapi inhibisi akan

menetralisir mekanisme kunci virulensi bakteri.

Sementara kebanyakan vaksin yang dibuat dengan menggunakan inactivated atau senyawa

yang berasal dari selubung dari mikro-organisme, sintetis vaksin terdiri terutama atau

sepenuhnya sintetis peptida, karbohidrat atau antigen.

Valensi

Vaksin mungkin '' monovalen '' (juga disebut '' univalent'') atau '' multivalent'' (juga disebut ''

polyvalent''). Vaksin monovalen dirancang untuk mengimunisasi terhadap antigen tunggal

atau satu mikroorganisme. Vaksin multivalent atau polyvalent dirancang untuk

mengimunisasi terhadap dua atau lebih strain sama mikroorganisme, atau terhadap dua atau

lebih mikroorganisme. Dalam kasus tertentu vaksin monovalen mungkin lebih baik untuk

berkembang pesat respon imun yang kuat.

BAB III

APLIKASI VAKSIN YANG BEKERJA DI DALAM TUBUH MANUSIA

PADA BIDANG FARMASI

5

Page 6: Jalur Kerja Vaksin Tetanus Dalam Tubuh Manusia

3.1 VAKSIN DAN ANTIBODI

3.1.1 Vaksin

Vaksin adalah patogen yang telah dilemahkan, sehingga jika menyerang   manusia, tidak

berbahaya lagi. Karena diberi vaksin, tubuh manusia akan memproduksi antibodi. Kelak jika

patogen sesungguhnya menyerang, tubuh telah kebal karena berhasil memproduksi antibodi

bagi patogen tersebut.

3.1.2 Antibodi

Berdasarkan cara mendapatkan imun atau kekebalan, dikenal dua macam kekebalan, yaitu

kekebalan aktif dan pasif.

1) Kekebalan Antibodi Aktif

Kekebalan aktif terjadi jika seseorang kebal terhadap suatu penyakit setelah diberikan

vaksinasi dengan suatu bibit penyakit. Perhatikan Gambar 11.4. Jika kekebalan itu diperoleh

setelah orang mengalami sakit karena infeksi suatu kuman penyakit maka disebut kekebalan

aktif alami. Sebagai contohnya adalah seseorang yang pernah sakit campak maka seumur

hidupnya orang tersebut tidak akan sakit campak lagi.

Apakah Anda ingat bahwa pada saat masih kecil mendapatkan imunisasi polio? Sekarang ini

di Indonesia sudah dilaksanakan imunisasi polio untuk anak-anak balita. Hal ini dilakukan

agar Indonesia terbebas dari virus polio. Apa sebenarnya yang terkandung di dalam vaksin?

Vaksin mengandung bibit penyakit yang telah mati atau dinonaktifkan, dimana pada bibit

penyakit tersebut masih mempunyai antigen yang kemudian akan direspon oleh sistem imun

dengan cara membentuk antibodi.

6

Page 7: Jalur Kerja Vaksin Tetanus Dalam Tubuh Manusia

Sel limfosit (sel B dan sel T) ikut berperan dalam menghasilkan antibodi. Sel B (B limfosit)

membentuk sistem imunitas humoral, yaitu imunitas dengan cara membentuk antibodi yang

berada di darah dan limfa. Sel B berfungsi secara spesifik mengenali antigen asing serta

berperan membentuk kekebalan terhadap infeksi bakteri, seperti Streptococcus,

Meningococcus, virus campak, dan Poliomeilitis. Antibodi ini kemudian melekat pada

antigen dan melumpuhkannya.

Sel B ini juga mampu membentuk sel pengingat (memory cell). Sel ini berfungsi untuk

membentuk kekebalan tubuh dalam jangka panjang. Sebagai contoh jika terdapat antigen

yang sama masuk kembali ke dalam tubuh maka sel pengingat ini akan segera meningkatkan

antibodi dan membentuk sel plasma dalam waktu cepat. Sel plasma adalah sel B yang mampu

menghasilkan antibodi dalam darah dan limfa.

Sel T (T limfosit) membentuk sistem imunitas terhadap infeksi bakteri, virus, jamur, sel

kanker, serta timbulnya alergi. Sel T ini mengalami pematangan di glandula timus dan

bekerja secara fagositosis. Namun T limfosit tidak menghasilkan antibodi. T limfosit secara

langsung dapat menyerang sel penghasil antigen. Sel T kadang ikut membantu produksi

antibodi oleh sel B.

Sel T dan sel B berasal dari sel limfosit yang diproduksi dalam sumsum tulang. Perhatikan

Gambar 11.5 Sel limfosit yang melanjutkan pematangan selnya di sumsum tulang akan

menjadi sel B.

Baik sel B maupun sel T dilengkapi dengan reseptor antigen di dalam plasma membrannya.

Reseptor antigen pada sel B merupakan rangkaian membran molekul antibodi yang spesifik

untuk antigen tertentu. Reseptor antigen dari sel T berbeda dari antibodi, namun reseptor sel

7

Page 8: Jalur Kerja Vaksin Tetanus Dalam Tubuh Manusia

T mengenali antigennya secara spesifik. Spesifikasi dan banyaknya macam dari sistem imun

tergantung reseptor pada setiap sel B dan sel T yang memungkinkan limfosit

mengidentifikasi dan merespon antigen.

Saat antigen berikatan dengan reseptor yang spesifik pada permukaan limfosit, limfosit akan

aktif untuk berdeferensiasi dan terbagi menaikkan populasi dari sel efektor. Sel ini secara

nyata melindungi tubuh dalam respon imun. Dalam sistem humoral, sel B diaktifkan oleh

ikatan antigen yang akan meningkatkan sel efektor yang disebut dengan sel plasma. Sel ini

mensekresi antibodi untuk membantu mengurangi antigen.

2) Kekebalan Antibodi Pasif

Setiap antigen memiliki permukaan molekul yang unik dan dapat menstimulasi pembentukan

berbagai tipe antibodi. Sistem imun dapat merespon berjuta-juta jenis dari mikroorganisme

atau benda asing. Bayi dapat memperoleh kekebalan (antibodi) dari ibunya pada saat masih

berada di dalam kandungan. Sehingga bayi tersebut memiliki sistem kekebalan terhadap

penyakit seperti kekebalan yang dimiliki ibunya.

Kekebalan pasif setelah lahir yaitu jika bayi terhindar dari penyakit setelah dilakukan

suntikan dengan serum yang mengandung antibodi, misanya ATS (Anti Tetanus Serum).

Sistem kekebalan tubuh yang diperoleh bayi sebelum lahir belum bisa beroperasi secara

penuh, tetapi tubuh masih bergantung pada sistem kekebalan pada ibunya. Imunitas pasif

hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja.

a. Struktur Antibodi

Setiap molekul antibodi terdiri dari dua rantai polipeptida yang identik, terdiri dari rantai

berat dan rantai ringan. Struktur yang identik menyebabkan rantai-rantai polipeptida

membentuk bayangan kaca terhadap sesamanya. Empat rantai pada molekul antibodi

dihubungkan satu sama lain dengan ikatan disulfida (-s-s-) membentuk molekul bentuk Y.

Dengan membandingkan deretan asam amino dari molekul-molekul antibodi yang berbeda,

menunjukkan bahwa spesifikasi anti-gen-antibodi berada pada dua lengan dari Y. Sementara

cabang dari Y menentukan peran antibodi dalam respon imun. Struktur antibodi dapat Anda

amati pada Gambar 11.6 di bawah ini untuk memudahkan dalam membayangkan bentuk

antibodi.

8

Page 9: Jalur Kerja Vaksin Tetanus Dalam Tubuh Manusia

b. Cara Kerja Antibodi

Cara kerja antibodi dalam mengikat antigen ada empat macam. Prinsipnya adalah terjadi

pengikatan antigen oleh antibodi, yang selanjutnya antigen yang telah diikat antibodi akan

dimakan oleh sel makrofag. Berikut ini adalah cara pengikatan antigen oleh antibodi.

1) Netralisasi

Antibodi menonaktifkan antigen dengan cara memblok bagian tertentu antigen.

Antibodi juga menetralisasi virus dengan cara mengikat bagian tertentu virus pada sel

inang. Dengan terjadinya netralisasi maka efek merugikan dari antigen atau toksik

dari patogen dapat dikurangi.

2)    Penggumpalan

Penggumpalan partikel-partikel antigen dapat dilakukan karena struktur antibodi yang

memungkinkan untuk melakukan pengikatan lebih dari satu antigen. Molekul antibodi

memiliki sedikitnya dua tempat pengikatan antigen yang dapat bergabung dengan

anti-gen-antigen yang berdekatan. Gumpalan atau kumpulan bakteri akan

memudahkan sel fagositik (makrofag) untuk menangkap dan memakan bakteri secara

cepat.

9

Page 10: Jalur Kerja Vaksin Tetanus Dalam Tubuh Manusia

3)   Pengendapan

Prinsip pengendapan hampir sama dengan penggumpalan, tetapi pada pengendapan

antigen yang dituju berupa antigen yang larut. Pengikatan antigen-antigen tersebut

membuatnya dapat diendapkan, sehingga sel-sel makrofag mudah dalam

menangkapnya.

4)   Aktifasi Komplemen

Antibodi akan bekerja sama dengan protein komplemen untuk melakukan

penyerangan terhadap sel asing. Pengaktifan protein komplemen akan menyebabkan

terjadinya luka pada membran sel asing dan dapat terjadi lisis. Perhatikan Gambar

11.7.

Sistem imun dapat mengenali antigen yang sebelumnya pernah dimasukkan ke dalam tubuh,

disebut memori imunologi. Dikenal respon primer dan respon sekunder dalam sistem imun

yang berkaitan dengan memori imun. Berikut ini adalah gambaran respon primer dan

sekunder.

10

Page 11: Jalur Kerja Vaksin Tetanus Dalam Tubuh Manusia

Gambar 11.8 menunjukkan bahwa setelah injeksi antigen A yang kedua, respon imun

sekunder jauh lebih besar dan lebih cepat daripada respon primer. Dengan demikian respon

sekunder sebenarnya lebih penting peranannya dalam sistem imun.

Vaksin adalah suatu gen berupa :

-Peptida

Peptida atau polipeptida bebas juga merupakan molekul aktif penyusun hormon yang

memiliki aktifitas biologis dalam tubuh manusia, seperti pada hormon insulin, glukagon

dan kortikotropin.

-Protein

Protein berfungsi sebagai zat pembangun.protein tersusun dari molekul-molekul yang

terikat satu sama lain.molekul-molekul protein tersusun dari asam amino .

-Polisakarida

Polisakarida merupakan polimer monosakarida, mengandung banyak satuan

monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Hidrolisis lengkap dari

polisakarida akan menghasilkan monosakarida. Glikogen dan amilum merupakan polimer

glukosa.

-Polinukleotida

Polinukleotida adalah polimer dari nukleotida yang masing-masing dihubungkan oleh

ikatan fosfodiester.

11

Page 12: Jalur Kerja Vaksin Tetanus Dalam Tubuh Manusia

-Organisme utuh(virus/bakteri)

Tetanus merupakan jenis vaksin toxoid yaitu senyawa toksik penyebab penyakit dari

mikroorganisme yang diinaktivasi.

Imunisasi transcutaneous

Penelitian pada hewan menunjukkan adanya produksi antibody sistemik maupu nmukosal

setelah pemberian vaksin topikal. Agen seperti toksin kolera dan enterotoksin Escherichia

coli tak tahan panas (heat labile enterotoxin of E. coli), untuk kombinasi dengan antigen

vaksin seperti tetanus toksoid yang bertindak sebagai ajuvan akan memproduksi antibody

protektif setelah pemberian pada kulit hewan. Mutan non toksik (non-toxic mutants) atau

subunit toksin kolera dan enterotoksin E. coli diperlukan pada setiap penggunaan di

permukaan mukosa manusia.Berbagai ajuvan lain selain toksin kolera dan enterotoksin E.

coli (termasuk bacterial ADP-ribosylating exotoxins, interleukin 1 beta fragment, interleukin

2, dan tumour necrosis factor alpha) juga telah diperlihatkan memproduksi respon imun

setelah aplikasi topical.

3.2 CARA KERJA VAKSIN

Bakteri, virus dan kuman penyakit mengancam tubuh setiap harinya. Tetapi bila penyakit

yang disebabkan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh, maka tubuh kita akan

membentuk suatu sistem kekebalan, membuat protein yang disebut antibodi untuik melawan

12

Page 13: Jalur Kerja Vaksin Tetanus Dalam Tubuh Manusia

mikroorganisme tersebut. Tujuan dari sistem kekebalan tubuh adalah mencegah penyakit

dengan menghancurkan serbuan dari luar atau membuatnya menjadi tidak berbahaya.

Vaksin merangsang sistem kekebalan tubuh. Untuk memahami bagaimana vaksin bekerja,

maka perlu diketahui juga bagaimana tubuh kita mendapatkan kekebalan.

3.2.1 Kekebalan tubuh

Tubuh kita bisa kebal terhadap bakteri, virus dan kuman dengan dua cara:

Dengan mendapat penyakit (kekebalan alami).

Dengan vaksin (kekebalan yang disebabkan oleh vaksin).

Baik itu kekebalan alami atau dari vaksinasi, sekali anda mendapat kekebalan terhadap

penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, anda akan lebih terlindungi dari penyakit

tersebut.

Kekebalan Alami

Kekebalan alami berkembang setelah terekspos oleh organisme tertentu. Sistem kekebalan

anda akan bekerja sebagai pertahanan terhadap penyakit yang sama dari virus atau bakteri

tertentu.

Paparan terhadap penyerbu ini akan merangsang pembentukan sel darah putih tertentu dalam

tubuh yang disebut sel B. Sel B memproduksi plasma sel, yang kemudian memproduksi

antibodi yang didesain spesifik untuk melawan kuman. Antibodi ini disirkulasi ke cairan

tubuh. Bila ada kuman yang sama masuk dalam tubuh di lain waktu, antibodi itu akan

mengenali dan akan menghancurkannya. Sekali tubuh kita memproduksi antibodi tertentu,

maka antibodi tersebut akan diproduksi bila diperlukan.

13

Page 14: Jalur Kerja Vaksin Tetanus Dalam Tubuh Manusia

Disamping kerja B sel, sel darah putih lain singgah macrophages menghadapi dan

memusnahkan penyerbu asing. Jika tubuh bertemu dengan kuman yang belum pernah

terekspos sebelumnya, informasi mengenai kuman disampaikan ke sel darah putih yang

disebut sel T pembantu. Sel ini membantu produksi sel yang berjuang melawan infeksi lain.

Satu kali terekspos oleh virus atau bakteri tertentu, waktu berikutnya terekspos, antibodi dan

sel T akan bekerja. Mereka dengan segera bereaksi terhadap organisme, menyerangnya

sebelum penyakit berkembang.Sistem kekebalan bisa mengenali dan secara efektif bertempur

melawan organisme yang berbeda.

Kekebalan karena Vaksin

Selama vaksinasi, vaksin yang mengandung virus, bakteri atau organisme lain yang telah

mati atau dilemahkan disuntikkan ke dalam tubuh (kiri). Vaksin kemudian merangsang

sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi untuk melawan organisme tersebut

(tengah). Lain waktu saat organisme tersebut kembali menyerang tubuh, antibodi dari sistem

kekebalan akan menyerang dan akan menghentikan infeksi (kanan).

Hasil kekebalan yang disebabkan oleh vaksin didapat setelah menerima vaksin. Vaksin

memicu kemampuan sistem kekebalan berjuang melawan infeksi dengan tanpa kontak

langsung dengan kuman yang menghasilkan penyakit. Vaksin berisi kuman yang telah

dimatikan atau dilemahkan atau derivatifnya. Kalau diberikan kepada orang sehat, vaksin

memicu respon kekebalan tubuh. Vaksin memaksa tubuh berpikir bahwa sedang diserang

oleh organisme spesifik, dan sistem kekebalan bekerja untuk memusnahkan penyerbu dan

mencegahnya menginfeksi lagi.Jika terekspos terhadap penyakit saat telah divaksin, kuman

yang menyerbu akan menghadapi antibodi. Kekebalan anda berkembang mengikuti vaksinasi

mirip kekebalan yang diperoleh dari infeksi alami.Beberapa dosis vaksin mungkin diperlukan

untuk jawaban kebal yang penuh. Beberapa orang gagal mendapatkan kekebalan penuh saat

dosis pertama vaksin tetapi memberi hasil pada dosis lanjutan. Sebagai tambahan, kekebalan

14

Page 15: Jalur Kerja Vaksin Tetanus Dalam Tubuh Manusia

yang didapatkan dari beberapa vaksin, seperti tetanus dan pertussis, tidak untuk seumur

hidup. Karena respon kekebalan mungkin berkurang dengan berjalannya waktu, mungkin

perlu dosis vaksin tambahan untuk memulihkan atau menambah kekebalan.

Kekebalan buatan atau kekebalan alami: mana yang lebih baik?

Penyakit yang dapat membunuh atau menyebabkan cacat permanen sebaliknya dapat dicegah

dengan vaksin, seperti kelumpuhan pada polio, kerusakan pendengaran pada radang selaput

otak, kerusakan hati pada hepatitis B, atau kerusakan otak (radang otak) pada campak.

Kekebalan dari perlindungan vaksin menawarkan perlindungan yang mirip dengan bila

diperoleh dari infeksi alami. Pada saat yang bersamaan, vaksin jarang menyebabkan individu

dalam resiko keadaan komplikasi serius akibat infeksi.

Beberapa orang percaya bahwa banyak yang terjangkit saat mewabahnya suatu penyakit

adalah sebenarnya yang dulunya divaksinasi. Dan ada yang bilang bahwa kekebalan dari

vaksin tidak efektif. Benar bahwa vaksin tidak 100 persen melindungi. Kebanyakan vaksin

yang disuntikkan saat masa kecil efektif bagi 85% hingga 95% dari penerima. Selama

mewabahnya suatu penyakit, sejumlah orang yang pernah divaksinasi memang akan

ketularan penyakit. Tetapi, biasanya orang yang telah divaksinasi biasanya sakitnya lebih

tidak parah, sedangkan yang tidak divaksinasi lebih dalam bahaya besar.

Vaksin terapi tergantung pada kemampuan vaksin DNA dalam merangsang respon imun

humoral dan seluler (cell mediated) melalui inokulasi plasmid DNA yang mengandung

sekuen untuk transcription dan translation, menghasilkan peptide atau protein imunogenik

secara in vivo.

3.2.2 Tipe-tipe vaksin

Vaksin disiapkan dengan beberapa cara yang berbeda. Untuk tiap tipe, tujuannya adalah

sama, yaitu merangsang sistem kekebalan tanpa menyebabkan penyakit.

Vaksin dilemahkan. Beberapa vaksin, seperti campak, cacar dan cacar air

(variscella), menggunakan virus hidup yang telah dilemahkan. Vaksin tipe ini

menghasilkan respon antibodi yang kuat, seringkali hanya perlu satu kali pemakaian

diperlukan untuk kekebalan seumur hidup.

Vaksin inaktifasi. Vaksin lain dibuat dengan cara menggunakan bakteri atau virus

yang sudah di inaktifasi. Vaksin polio dibuat dengan cara ini. Vaksin ini umumnya

15

Page 16: Jalur Kerja Vaksin Tetanus Dalam Tubuh Manusia

lebih aman dari vaksin hidup karena organisme penyebab penyakit tidak dapat

bermutasi kembali menyebabkan penyakit setelah organisme tersebut dimatikan.

Vaksin toksoid. Beberapa tipe bakteria menyebabkan penyakit dengan memproduksi

toksin yang menyerang pembuluh darah. Vaksin toksoid, seperti pada difteri dan

tetanus.

Vaksin aselular dan subunit. Vaksin aselular dan subunit dibuat dengan

menggunakan bagian-bagian dari virus atau bakteri. Vaksin hepatitis dan

Haemophilus influenzae tipe b dibuat dengan cara ini.

Saat ini, vaksin untuk hampir dua lusin penyakit berbeda diizinkan untuk penggunaan di

Amerika. Ada 12 vaksin yang direkomendasikan untuk anak berumur dibawah 2 tahun.

Menurut Pusat untuk Kontrol Penyakit dan Pencegahan, usaha imunisasi yang tersebar luas

sudah merendahkan laju timbulnya beberapa penyakit gawat, termasuk diphtheria, tetanus,

campak dan polio sebanyak lebih dari 95 persen sejak awal abad ke-20.

16

Page 17: Jalur Kerja Vaksin Tetanus Dalam Tubuh Manusia

BAB IV

KESIMPULAN

1. Vaksin merangsang sistem kekebalan tubuh, kekebalan tubuh dibagi menjadi 2 yaitu

kekebalan tubuh alami dan kekebalan karena vaksin.

2. Selama vaksinasi, vaksin yang mengandung virus, bakteri atau organisme lain yang telah

mati atau dilemahkan disuntikkan ke dalam tubuh. Vaksin kemudian merangsang sistem

kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi untuk melawan organisme tersebut. Lain

waktu saat organisme tersebut kembali menyerang tubuh, antibodi dari sistem kekebalan akan

menyerang dan akan menghentikan infeksi.

3. Vaksin adalah suatu gen berupa peptide, protein, polisakarida, polinukleotida, organisme

utuh (virus/bakteri).

4. Vaksin mengandung bibit penyakit yang telah mati atau dinonaktifkan, dimana pada bibit

penyakit tersebut masih mempunyai antigen yang kemudian akan direspon oleh sistem imun

dengan cara membentuk antibodi.

5. Tipe vaksin dibagi menjadi 4 kelompok yaitu vaksin dilemahkan, vaksin inaktifasi, vaksin

toxoid, aselular dan subunit. Vaksin tersebut disiapkan dengan beberapa cara yang berbeda.

Untuk tiap tipe, tujuannya adalah sama,merangsang sistem kekebalan tanpa menyebabkan

penyakit.

6. Tetanus merupakan jenis vaksin toxoid yaitu senyawa toksik penyebab penyakit dari

mikroorganisme yang diinaktivasi dan beberapa tipe bacteria menyebabkan penyakit dengan

memproduks itoksin yang menyerang pembuluh darah.

7. Sel B dan sel T (sel limfosit) ikut berperan dalam menghasilkan antibodi. Sel B (B

limfosit) membentuk sistem imunitas humoral, yaitu imunitas dengan cara membentuk

antibodi yang berada di darah dan limfa. Sel B berfungsi secara spesifik mengenali antigen

asing serta berperan membentuk kekebalan terhadap infeksi bakteri, seperti Streptococcus,

Meningococcus, virus campak, dan Poliomeilitis. Antibodi ini kemudian melekat pada

antigen dan melumpuhkannya.

17

Page 18: Jalur Kerja Vaksin Tetanus Dalam Tubuh Manusia

DAFTAR PUSTAKA

Nichol KL, Mendelman PM, Mallon KP, Jackson LA, Gorse GJ, Belshe RB et al.

Effectiveness of live, attenuated intranasal virus vaccine in healthy, working adults : a

randomized controlled trial. JAMA 1999; 282:137-144.

State of the World's Vaccines and Immunization. Ch. 4 : Key vaccine under development.

Geneva:WHO,1996; pp.101-112

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/148_06Masapengembanganvaksin.pdf/

148_06Masapengembanganvaksin.html [online],16 Desember 2011.

http://www.news-medical.net/health/Vaccine-History-%28Indonesian%29.aspx [online],16

Desember 2011.

http://myhealing.wordpress.com/2010/08/06/sejarah-penemuan-dan-pembuatan

%C2%A0vaksin-2/ [online],17 Desember 2011.

http://medicastore.com/med/artikel.php?id=145&CID= [online],17 Desember 2011.

http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=951 [online],17 Desember

2011.

http://www.sentra-edukasi.com/2011/09/pembentukan-macam-struktur-cara-kerja.html

[online],17 Desember 2011.

18