jamu
DESCRIPTION
JamuTRANSCRIPT
1
Gambaran Umum Jamu
Sejarah jamu
Tradisi meracik dan meminum jamu telah berjalan ratusan bahkan ribuan tahun, dan sudah
membudaya pada periode kerajaan Hindu-Jawa. Hal ini dibuktikan dengan adanya Prasasti
Madhawapura dari jaman Majapahit yang menyebut adanya profesi 'tukang meracik
jamu' yang disebut “Acaraki”. Tradisi tersebut terus dikembangkan di keraton Yogya
dan Solo. Sampai permulaan abad XX tradisi tersebut masih menjadi sesuatu yang
ekslusif, hanya dikerjakan oleh kalangan tertentu saja. Jamu Berasal dari bahasa Jawa
merupakan obat tradisional Indonesia berupa racikan unik akar-akaran atau tumbuhan, asli
dari alam yang tidak menggunakan bahan kimia sebagai aditif dan telah terbukti
khasiatnya selama berabad-abad. Jamu diartikan sebagai racikan tumbuhan yang digunakan
dalam penyembuhan tradisional dan alami, pemeliharaan kesehatan dan kecantikan alami,
serta racikan tumbuhan untuk makanan dan minuman tradisional. Diperkirakan 80%
penduduk Indonesia pernah menggunakan Jamu.
Jamu pertama kali berkembang di daerah Jawa Tengah, termasuk Yogyakarta dan Jawa
Timur. Dua daerah itu merupakan cikal bakal perkembangan obat tradisional di Indonesia.
Di daerah-daerah lain di Indonesia, pengobatan menggunakan obat tradisional juga sudah
banyak dimanfaatkan dengan nama atau istilah yang berbeda, namun perkembangannya
sebagai industri tidak secepat dan sebaik yang ada di pulau Jawa
Secara umum, dapat dilihat bahwa minum jamu sudah menjadi budaya bagi masyarakat Indonesia. Hal ini ditandai dengan peranan jamu yang sangat beragam bagi kehidupan, mulaidari proses kelahiran, masa remaja, dewasa, bahkan sampai masa tua. Mereka minum jamu dengan maksud menjaga kesehatan, kekuatan, maupun kecantikan, karena jamu adalah suatu sistem yang bersatu antara kesehatan dalam & luar tubuh serta kecantikan. Sebagaiunsur budaya, dapat dikatakan bahwa jamu telah berkembang sejak ratusan tahun yang lalu, seiring dengan berkembangnya peradaban masyarakat Jawa. Hal ini dapat dilihat d
agambar-gambar relief di candi-candi seperti Candi Borobudur, Prambanan, Penataran, dan
2
Tegalwangi berupa gambar-gambar pohon kamboja, maja, maja keling, buni, dan lain-lain
(tahun 772 setelah Masehi). Resep jamu diturunkan kepada generasi berikutnya dengan
dituangkan dalam sekar-sekar atau tembang- tembang yang dapat kita baca dalam buku
"Serat Centini". Buku yang berisi tentang resep racikan jamu pertama kali muncul pada 1831,
yaitu "Serat Kawruh Bab Jampi-jampi Jawi".
Aturan dan Tatacara Meracik Jamu
Seni meracik jamu sudah menjadi ilmu yang turun temurun sejak jaman nenek moyang kita.
Pekerjaan meracik dapat mempengaruhi manfaat dan kenikmatan rasa jamu. Untuk
mendapatkan manfaat yang baik, perlu diperhatikan tentang higiene dan sanitasi pada proses
pembuatan jamu tersebut. Higiene dan sanitasi ialah upaya untuk menjamin terwujudnya
kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Perbedaan antara higiene dan sanitasi ialah
higiene lebih mengarah pada aktivitas manusia sedangkan sanitasi lebih menitikberatkan pada
faktor-faktor lingkungan. Agar diperoleh jamu yang memenuhi persyaratan kesehatan, perlu
diperhatikan hal-hal seperti air yang digunakan, kondisi pembuat jamu, bahan baku,
peralatan, serta wadah yang akan digunakan harus bersih, selain itu kebenaran bahan,
ketepatan takaran, dan kualitas bahan menjadi sangat penting.
Proses meracik jamuPemilihan Bahan BakuDiperoleh dari hasil panen sendiri atau dengan cara membeli. Dalam pemilihan bahan baku
kita mengetahui tinggi tidaknya kandungan bahan berkhasiat yang bisa dirasakan dari bau,
warna , besar/kecilnya, ataupun bentuk/wujudnya.
� Membersihkan
3
Kebersihan bahan, peralatan yang digunakan dan si pembuat haruslah dijaga, baik demi
kesehatan maupun kepuasan penyajian jamu yang bersih.
� Melumatkan/Menghaluskan
Melumatkan bahan baku berarti kita memperkecil ukuran bahan baku, sehingga kandungan
yang ada dalam bahan baku dapat bekerja lebih maksimal dan jamu akan lebih bermanfaat.
Pelumatan bahan dasar tersebut menggunakan lumping.
� Menggodok atau merebus
Bahan dasar yang telah dilumatkan di rebus ke dalam panci besar, dengan suhu tidak terlalu
tinggi.
� Menakar
Untuk memperoleh khasiat yang sama dalam pembuatan jamu, diperlukan takaran dari
masing-masing bahan baku. Perasaan tentang ketepatan takaran maupun jenis bahan
kadang-kadang tidak dapat disamakan untuk peracik jamu antara satu dengan lainnya.
� Menempatkan Jamu
Menempatkan jamu dan memberi label / etiket pada jamu merupakan suatu seni tersendiri.
Wadah yang bersih serta bentuk yang "menarik" akan memberi kesan tersendiri. Jika
dipasang dengan proporsi yang benar akan mempunyai nilai estetika yang tinggi.
Bentuk Jamu
Ada beberapa bentuk formula jamu yang siap pakai. Bentuk cair dan serbuk merupakan
bentuk yang paling umum. Namun seiiring perkembangan jaman jamu dibuat dalam bentuk
kapsul, permen, dsb. Perlu diketahui bahwa obat dari bahan tumbuh-tumbuhan alami,
4
mempunyai keunggulan dibandingkan dengan obat kimia murni. Keunggulannya seperti
khasiat yang lebih baik serta efek samping yang lebih kecil. Hal tersebut karena tumbuhan
mengandung sekelompok zat aktif, yang secara kimia berbeda-beda rumus molekulnya. Oleh
karena itu jika salah satu bagian tumbuhan obat itu digunakan, maka zat-zat aktif
tersebut saling berinteraksi, sehingga khasiat yang ditunjukkan adalah merupakan hasil
akhir antar aksi zat-zat aktif tersebut.
Meracik Jamu dari Beberapa Etnis di Indonesia
Adanya upaya untuk membuat atau meracik jamu terdorong oleh kebutuhan masyarakat
setempat yang diimbangi dengan ketersediaan bahan baku. Oleh karena itu, dalam
meracik jamu selalu terkait dengan budaya setempat yang
mempengaruhi peracik atau pembuat jamu yang merupakan penduduk lokal suatu daerah,
dan memberi warna tersendiri bagi tiap suku dalam menyiapkan obat tradisional yang
digunakan.
1. Etnis Tonsea Minahasa (Sulawesi)
Diracik dengan cara yang sangat sederhana, yaitu berupa ramuan segar daun, tanaman obat
yang dikeringkan, bentuk rebusan, dan obat tradisional untuk mandi. Tetapi, yang menarik
dari etnis Tonsea Minahasa adanya peralatan yang unik, yaitu "preparat asap" dan "preparat
uap".
2. Etnis Bali
Pada umumnya, masyarakat di Bali percaya bahwa penyakit disebabkan oleh dua faktor,
yaitu faktor sekala (penyakit yang tampak) serta faktor niskala (penyakit yang tidak
tampak). Upaya pengobatan tradisional dan ramuan obat seperti tertulis dalam berbagai
5
rontal. Ramuan tradisional di Bali diracik dengan cara yang sederhana, baik tanaman obat
diiris-iris tipis, kemudian ditempelkan di tempat yang sakit atau digiling halus, kemudian
ditempel di tempat yang sakit atau diaduk dalam air mendidih, direbus, diperas, bahkan ada
beberapa tanaman obat yang dikonsumsi sebagai lalapan.
3. Etnis Jawa
Meramu jamu sampai pada pengolahan jamu umumnya dilakukan oleh "dukun". Kebiasaan
minum jamu bagi masyarakat Jawa berlaku bagi semua golongan usia. Cara meraciknya
yaitu dengan cara dipipis, diperas, ataupun direbus/digodok.
4. Etnis Madura
Orang Madura lebih menyukai minum jamu berupa seduhan yang diminum bersama-sama
dengan seluruh serbuknya karena lebih terasa, baik rasa maupun baunya. Pada waktu
minum jamu, sebaiknya dilakukan dengan cara berdiri. Campuran jamu yang spesifik
di Madura adalah cuka yang merupakan hasil olahan dari legen yang diperoleh dari
pohon enau.
5. Etnis Maluku
Cara pengobatan yang dilakukan oleh etnis Maluku ada bermacam-macam, baik tunggal
maupun gabungan tindakan pengobatan. Misalnya, gabungan akupresur; pijat refleksi
telapak kaki dan urut. Ramuan tradisional etnis Maluku disajikan dengan cara dimakan segar
/ digosok ke seluruh tubuh, dikukus setengah matang kemudian dimakan, direbus kemudian
airnya diminum, daun diremas kemudian ditempel di luka, serta dikonsumsi dengan cara
ditumbuk, kemudian ditambah air hangat, diperas, kemudian airnya diminum.
Beberapa bahan dasar jamu:
6
1. Asam ( Tarmarindus indica Linn.)
Asem, asem, kiu, tjempa atau Tamarind ini hidup didaerah pantai dan ditepi jalan
sebagai pohon perindang. Daunnya bersirip genap, dan setiap tahun antara bulan
September – Oktober, daun-daun itu luruh berganti daun baru. Bunganya berwarna kuning,
buahnya polong dan mengandung vitamin A, zat gula, selulosa dan asam-asam yang terikat
oleh kalium yang dimasukkan dalam
ramuan. Mengobati Encok, borok, bisul, demam, seriawan, jerawat, cacar, dan
melangsingkan tubuh.
2. Butrawali (Tinospora rumphii Boerl, t-terculata Beumee, Menispermun, crispem
Linn; m-tuberculatum Lamk)
Bratawali, brutowali, andawali, antawali, putrawali, daun gadel atau cocculus crispis D.C
adalah tumbuh liar yang hidup dihutan dan diladang-ladang. Batangnya kira-kira sebesar
jari manis dan berbentil – bentil, daunnya berbentuk jantung, bunganya berwarna
hijau muda, tiga seuntai dalam lembaga, buahnya dalam tandan yang berwarna merah
muda. Tumbuhan ini mengandung zat pikrorethia, alkoloida, berberina dan kolumbina,
yang dapat menyembuhkan nyeri perut (daunnya), demam, nyeri pinggang, cacing kremi,
mencret, kencing manis, dan memperlancar pencernaan, serta dapat menambah nafsu makan
3. Cengkih (Eugenia aromatica O.K)
Cengkih / Clove merupakan suku Myrtaceae yang banyak ditanam di kebun dekat pantai
dan pegunungan. Tingginya sampai 18 meter atau lebih dan mencapai umur ratusan tahun.
Daunnya berbentuk lonjong, tebal, berujung lancip dan agak mengkilat, panjangnya kira-kira
10 cm dan lebarnya 3 cm. Bunganya berkelopak daun empat, bergerombol di ujung-ujung
7
ranting dan berwarna coklat tua. Kuncup bunganya biasanya diambil dan dijemur sampai
coklat kehitaman. Baunya harum pedas. Selain untuk obat juga banyak digunakan untuk
bumbu masakan dan ramuan rokok kretek. Selain kuntum
bunganya, daunnya juga dipakai dalam pengobatan. Daun dan kuncup- bunganya
mengandung minyak terbang (eugenol, asetileugenol, kariofilen, furfurol, metil-amilketon,
vanilin), kariofilin, gom, serat dan zat semak dan berkhasiat menghangatkan,
menghilangkan rasa sakit setempat, membantu mengeluarkan angin, mengharumkan, anti
bakteri, menghilangkan kejang perut, mengobati sakit gigi, bau mulut, mual, nyeri haid,
batuk rejan, demam akibat malaria, menghitamkan alis, masuk angin.
4. Delima putih. (Punica granatum Linn.)
Gangsalan; dlima putih; dalima atau malum granatum Rumph merupakan tumbuh liar
dihutan, dan ditanam orang dihalaman sebagai tanaman hiasan atau buah-buahan. Daunnya
berbentuk taji, batangnya bulat panjang seperti pipa, bunganya berwarna putih. Dalam
kulit buah delima mengandung zat samak dan zat lendir. Abunya mengandung boorzuur
(acidum boricum), sedang kulit akarnya mengandung berbagai macam alkaloida yang
berkhasiat mengobati radang gusi (bunganya), disentri (buahnya), mencret, masalah
kewanitaan, seperti keputihan dan gejala-gejalanya, serta menghilangkan bau yang kurang
sedap.
5. Jahe (Zingiber officinale Rosc.)
Tumbuhan dari suku Zingiberaceae ini berasal dari Asia Selatan (India) dan RRC, kini
ditemukan di wilayah tropis dan subtropis. Ditanam di daerah beriklim panas, di tanah
gembur, kering dan subur. Batangnya tegak, berakar serabut dan berumbi dengan rimpang
8
mendatar. Tumbuhan semak berbatang
semu ini tingginya bisa mencapai 30 cm - 1 m. Rimpang jehe berkulit agak tebal
membungkus daging umbi yang berserat dan berwarna coklat beraroma khas. Bentuk daun
bulat panjang dan tidak lebar. Berdaun tunggal, berbentuk lanset dengan panjang antara 15 -
28 mm. Rimpang jahe mengandung minyak atsiri, damar, mineral sineol, fellandren,
kamfer, borneol, zingiberin, zingiberol, gigerol, zingeron, lipidas, asam aminos, niacin,
vitamin A, B1, C dan protein. yang dipergunakan sebagai obat, atau bumbu dapur dan
aneka keperluan lainnya, dapat merangsang kelenjar pencernaan, membangkitkan nafsu
makan, sebagai obat gosok untuk penyakit encok dan sakit kepala, menghangatkan tubuh
dan mengeluarkan keringat, menghilangkan nyeri, anti inflamasi dan anti bakteri, batuk,
masuk angin, rematik, nyeri pinggang, nyeri punggung, eksem, mengeluarkan gas dari
perut, panu, terkilir, bengkak- bengkak, borok, mual, mabuk di perjalanan, digigit ular, dsb.
6. Kapulaga (Elettaria cardamomum / Amomumcardomomum cardamomum
Wild.)
Gardamungu / Pelaga / Puwar pelaga / Kapol / Kapalogo atau Cardamom berasal suku
Zingiberaceae dan hidup di hutan tropis di daerah India Selatan dan Srilangka. Di
Indonesia kapulaga ditemukan tumbuh liar dan ditanam di wilayah perbukitan di daerah
Jawa Barat dan Jawa Tengah. Tumbuh-tumbuhan ini tumbuh berumbi akar dengan tinggi
antara 2 – 3 m. Daunnya lonjong berujung runcing dengan panjang sekitar 30 cm dan
lebar 10 cm. Bunganya simetris dua sisi, berwarna kemerah-merahan dan terbagi menjadi
3 bagian). Dari sana akan dihasilkan buah kotak berwarna putih yang harum sehingga
bisa digunakan sebagai obat maupun bumbu. Digunakan sebagai obat obat gosok untuk
encok, obat demam, mengobati kesulitan bernapas, mulut berbau, batuk, gatal
9
ditenggorokan, mengencerkan dahak, memudahkan pengeluaran angin dari perut,
menghangatkan, membersihkan darah, menghilangkan rasa sakit, mengharumkan, radang
amandel, perut kembung, mual, bau mulut, perut mulas karena kedinginan, keringat berbau.
7. Kedaung (Parkia biglobosa Benth = Parkia roxburghii G. Don)
Tanaman ini (Kedaung / kedahung / petir / alai) hidup liar dihutan dan di ladang pada
ketinggian 600 m dari permukaan laut. Tinggi tanaman ini sekitar
45 m. Berbatang besar dan tingginya sekitar 45 m. Bunga, daun dan buahnya menyerupai
pohon petai. Biji tumbuhan rasanya agak pahit dan berbentuk telur sedikit pipih. Kulit buah
pada tanaman kedaung mengandung zat lendir yang dapat dibuat seperti agar-agar tetapi
tidak bisa dimakan. Bijinya mengandung zat-zat damar, tanin, glukosida dan garam-garam
alkali yang dapat mengobati nyeri perut / mulas (daunnya), Demam nifas, nyeri waktu
datang haid / akan bersalin, jantung mengipas, rambut kusam, cholera, radang usus
(bijinya), kudis (bijinya).
8. Kencur (Kaemferia galanga L.)
Kencur (Cikur; cekuh; kencur; kencor atau Greater galingale / a root crop resembling
ginger) dari suku Zingiberaceae banyak ditanam orang dipekarangan sebagai tanaman
hias. Daunnya berbentuk lonjong dan berukuran
8x 25 cm, bunganya berwarna putih keungu-unguan, batang dan akarnya
pendek-pendek, bergetah dan mudah dipatahkan. Biasanya yang ditanam adalah
rimpang yang sudah tua, sedangkan rimpang yang masih muda berwarna putih dan
dipakai untuk lalapan. rimpang yang sudah tua ditutupi kuIit berwarna coklat dan
baunya harum. Rimpang kencur mengandung borneol, methyl-pcumaric acid,
cinnamicacid ethyl-ester pentadecane, cinnamic aldehyde, camphene yang dapat
10
menghangatkan, menyingsetkan, menghilangkan rasa sakit, memudahkan pengeluaran air
dan angin dari tubuh, mengencerkan dahak, mengobati batuk, muntah - muntah, panas
dalam, mengandung anti bakteri, mengobati batuk, asmatis, bengkak, jerawat, nyeri haid,
pegal – linu, sakit perut saat diare, masuk angin, migraine, pilek.
9. Kunyit (Curcuma Ionga / C. domestika)
Kunir / Temu kuning / Koneng atau Turmeric plant / saffron dari suku Zingiberaceae. Di
negara-negara di Timur digunakan sebagai pengganti saffran dan warna kuning dan sebagai
obat. Kunyit banyak sekali dipakai dalam jamu. Termasuk jenis rumput-rumputan, tingginya
sekitar 1 m dan bunganya muncul dari pucuk batang semu dengan panjang sekitar 10- 15 cm
dan berwarna putih. Daunnya lebar-berlanset, licin dan berbatang panjang, warnanya
kuning-muda sampai putih, berangkai kemerah-merahan. Batang pohonnya semu dan basah.
Daunnya mirip dengan tumbuh-tumbuhan jenis pisang -pisangan. Rimpangnya memiliki
banyak cabang dengan kulit luarnya berwarna jingga kecoklatan. Buah daging rimpang
kunyit berwarna merah jingga kekuning-kuningan. Mengandung minyak atsiri yang
memberi aroma harum dan rasa khas pada umbinya dan kurkumirioid. Rimpang kunyit
mengandung pati atau amilum,
gom dan getah. Kunyit mengandung curcumin (Zat berwarna kuning), turmeron,
zingiberen; minyak terbang, turmerol (minyak turmerin, yang menyebabkan rasa aromatis
dan wangi kunyit), fellandren, kamfer, curcumon, lemak, pati, damar-damaran. Dipakai
sebagai anti koagulasi, mendinginkan, membersihkan, mempengaruhi bagian perut,
merangsang, melepas kelebihan gas di usus, sebagai bumbu masak, anti gatal dan anti-
kejang, sebagai obat gingivitis (pembengkakan selaput lendir mulut), sebagai salep untuk
mengobati borok, absis, bengkak dan encok, melegakan hidung tersumbat, obat sakit dada
11
dan perut, lengan sakit, sakit pada saat haid, melancarkan aliran darah, melarutkan
gumpalan darah.
10. Kunyit Putih (Curcuma Zedoaria/ C. mangga)
Anti tumor, antihepatotoksik (lever), antiinflamasi (anti radang), obat ambeien, anti radang
tenggorokan, sariawan, analgetika (menghilangkan rasa sakit), melancarkan dan
menormalkan haid, melancarkan peredaran darah, menghilangkan kembung,
menghilangkan gumpalan, menghilangkan keputihan, melancarkan pencernaan.
11. Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Tanaman liar khas lndonesia (Mengkudu / Pace) yang berasal dari suku Rubiaceae ini
tumbuh di hutan dan di halaman. Tingginya pohonnya bisa mencapai 3 - 8 m. Daunnya
tebal dan lebar, berbentuk lonjong, mengkilat dan letaknya berhadapan. Bunganya kecil
berwarna putih berbentuk piala. Buahnya berwarna hijau kekuning-kuningan, bertutul-tutul
dan banyak bijinya tetapi
setengah bagian lainnya ada juga yang tidak berbiji. Kalau sudah tua menjadi kekuningan
dan berbau. Mengandung zat-zat metil, asetilester dari kapron dan asam - kapril,
morindadiol dan soranyidiol yang dapat mematikan kuman. Senyawa moridon-nya
berkhasiat sebagai obat pencahar sedangkan senyawa soranyidiol berguna untuk
melancarkan keluarnya air seni, obat cacing, mengobati radang lambung, perut kotor,
hipertensi, diabetes, radang usus- tenggorokan, diare, kulit bersisik, eksem, penyakit sehabis
bersalin, encok, pegal linu, masuk angin, panas dalam.
12. Pinang (Areca catechu)
12
Pinang atau jambe adalah salah satu kelengkapan dalam menyirih di kalangan orang-orang
tua. Dalam kehidupan sehari-hari, selain buat menyirih. Sifat anthelminticanya berguna
meluruhkan cacing dan adstringensia untuk menciutkan selaput lender, meningkatkan
gairah, menghentikan pendarahan, antisifilis, menguatkan gigi dan gusi, mengobati sakit
pinggang, mengobati kudis, mengobati difteri, dan mengatasi masalah kewanitaan.
13. Sambiloto (Andrigraphis paniculata Ness.)
Tanaman semak (Paitan) dari suku Myrtaceae ini memiliki bunga berwarna putih. Daunnya
kecil-kecil berwarna hijau tua dan mengandung minyak atsiri yang bermanfaat sebagai anti
radang, zat andrographolid yang pahit rasanya, alkaloid, dan kalium. Daun sambiloto
bersifat anti-platelet aggregasi sehingga mencegah terjadinya penggumpalan darah hingga
tidak terjadi radang. Kadar kaliumnya yang tinggi membantu tubuh mengeluarkan air dan
garam sehingga
menurunkan tekanan darah. Kegunaan lainnya adalah mengobati hipertensi, hepatitis,
diabetes, radang usus buntu, tifus, keracunan, luka akibat gigitan serangga, demam akibat
gigitan serangga, batuk, prostate.
14. Sirih (Piper betle L.)
Tanaman dari suku Piperaceae ini dapat merambat mencapai tinggi 15 m. Batang sirih
berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya
akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling,
bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan
lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk, buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau
keabu- abuan. Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak
13
terbang (betIephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan chavicol yang
memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur, menghilangkan bau
badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan
perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan,
mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan,
mengobati batuk, sariawan, bronchitis, jerawat, keputihan, sakit gigi karena berlubang
(daunnya), demam berdarah, bau mulut, haid tidak teratur, asma, radang tenggorokan (daun
dan minyaknya), gusi bengkak.
15. Temu hitam (Curcuma acrugmosa Roxb.)
Temu ireng atau temu hitam (koneng hideung; temo ereng atau Black Tumeric) ini adalah
tumbuh liar yang hidup diladang dan dihutan-hutan jati. Daunnya berbentuk lonjong,
bunganya berwarna putih atau putih agak kemerah- merahan. Akar tinggalnya kalau dipotong
kelihatan lingkaran yang berwarna biru atau kelabu. Manfaat dari temu hitam ini antara lain
mengobati penyakit cacing gelang dan kremi, kudis, koreng, menambah nafsu makan,
kurang segar sehabis haid (umbinya) d1l.
16. Temu Kunci (Kaemphera pandurata Ridl.)
temmo konce atau k-rotunda Linn ini tumbuh liar di hutan jati dan di ladang. Tumbuhan
ini tidak berbatang dan daunnya berbentuk bulat telur dan luruh pada waktu tumbuhan
itu berbunga. Bunganya berwarna putih atau merah muda. Tumbuhan ini umbinya
mengandung minyak-basilikum yang dapat mengobati sariawan, masuk-angin, demam-nifas,
gatal, cacing kremi, batuk- kering, perut kembung, kencing kurang lancar, kurap, nyeri
anus (umbi-nya) dan juga sebagai obat sari rapet.
14
17. Temu Lawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb., Foeniculum Vulgare Mill.) Tumbuhan liar
(Adas atau Fennel dari suku Apiaceae) berumpun
dan bergetah ini, tumbuh di hutan dan di kebun dengan tinggi sekitar 0,5 sampai
3 m. Daunnya halus berbentuk jarum. Buahnya yang harum panjangnya sekitar 0,5 cm
digunakan sebagai obat yang dipadukan dengan kulit kayu pulasari (alyxia reinwardtii
Bl.). Bunganya majemuk berbentuk payung
berwarna kuning. Mengandung minyak atsiri seperti limonina yang mengharumkan,
sedangkan kandungan flavonoida-nya berkhasiat menyembuhkan radang. Buahnya
mengandung minyak terbang dan minyak lemak. Kandungan adas hitam juga membantu
mengeluarkan angin, dan mendorong pengeluaran air seni. Kegunaan lainnya adalah
mengobati batuk, diare, mual, kembung, ambeien, haid tidak teratur, asma, bau mulut,
biduran, demam.
2.3 Data Produk “Djamoe Gendong”
Jamu yang diproduksi oleh PT. Puri Intirasa, Jakarta ini diberi nama Djamoe Gendong.
Pemilihan nama ini berdasarkan produk apa yang dijual, yaitu jamu – jamu yang biasanya
dijual oleh pedagang jamu gendong keliling.
Djamoe Gendong ini sudah berdiri sejak awal tahun 2003. Pada mulanya hanya dijual di
restoran Warung Podjok saja, tetapi dikarenakan produk ini menjadi cukup dikenal
masyarakat, maka sejak pertengahan tahun tersebut, produk jamu ini juga dijual dengan
sistem layan antar, dan dititipkan pada Grand Mario Café di Ratu Plaza untuk
mendistribusikannya. Kini Djamoe Gendong akan membuat sebuah stand khusus yang
terletak di Plaza Senayan dan beberapa mall besar di Jakarta.
15
Beberapa promosi yang telah dilakukan:
� promosi melalui iklan – iklan di majalah Nimala ( tahun 2003 ) selama 6 bulan, serta
majalah Femina selama 2 bulan ( tahun 2003 )
� Mengikuti pameran makanan tradisional di Gedung BEJ, Plasa Indonesia, serta di gedung
WTC.
� Promosi pada media elektronik di Female radio tahun 2005
Sejak diadakannya promosi – promosi tersebut, jamu Djamoe Gendong ini cukup mendapat
simpati dari masyarakat, tetapi peningkatannya tidak terlalu tajam, salah satu faktor
penyebabnya adalah penampilan fisik yaitu lebel-nya yang kurang memiliki nilai jual dan
kurang terpercaya sebagai jamu yang berkhasiat dan berkelas, sehingga jamu ini akan kalah
bersaing dengan jamu – jamu kompetitornya.
Pada awalnya Djamoe Gendong menyediakan beragam jenis jamu baik untuk pria ataupun
wanita, tetapi seiring perkembangan waktu, pembelinya kebanyakan adalah wanita.
Maka sejak tahun 2004, Djamoe Gendong hanya dikhususkan untuk wanita saja. Djamoe
Gendong merupakan jamu taditisional yang terbuat dari bahan
– bahan asli dan alami, diracik dengan proses alami, tanpa bahan pengawet, berkualitas,
praktis dan higienis untuk dikonsumsi dan mempunyai khasiat yang beragam seperti
menjaga kesehatan tubuh, mengatasi masalah – masalah kewanitaan, serta meningkatkan
kecantikan wanita. Yang membedakan Djamoe Gendong dengan kompetitornya seperti jamu
Cap Iboe, jamu Sido Muncul, dll adalah bahwa jamu Djamoe Gendong ini merupakan jamu
home made yang dibuat dengan bahan baku dan proses yang alami dan tanpa bahan
pengawet, bersih, sehingga dapat dipastikan dan dijamin jamu ini benar – benar alami,
berkhasiat tinggi, dan aman untuk di konsumsi masyarakat. Selain itu jamu ini sangat
16
praktis dan higienis untuk dikonsumsi bagi mereka yang sibuk.
Sedangkan untuk harganya relatif lebih mahal dari pada umumnya, yaitu:
� Harga di WarungPodjok
Jamu Cair
Rp. 6000,-* / 250 ml
Jamu bubuk
Rp.17.500,-* / box packaging 35 gr ( isi 5 sachet) Rp.87.500,-* / box
packaging 175 gr( isi 25 sachet) Jamu godok
Rp. 10.000,-*/ pack
� Harga Layanan antar
Jamu Cair
Rp. 10.000,- / botol kecil (250 ml)
Jamu bubuk
Rp.20.000,- / / box packaging 35 gr ( isi 5 sachet) Rp.100.000,- / box
packaging 175 gr( isi 25 sachet) Jamu godok
Rp. 15.000,-/ pack
(Lebel asli Djamoe Gendong)
Variant dari Djamoe Gendong ini (tersedia dalam tiga bentuk, yaitu cair, bubuk, godok)
antara lain:
17
1. Djamoe Rapet Ayu
Jamu untuk mengatasi masalah – masalah kewanitaan bagi yang sudah menikah, bahan
bakunya terdiri dari: sirih, temu kunci, pinang, kunyit, temulawak, delima putih, asem, gula
jawa.
2. Djamoe Singset Ayu
Jamu untuk wanita yang aktif dan dinamis, guna membentuk tubuh menjadi langsing,
singset dan menarik, membuat muka lebih berseri, bercahaya, tetap segar, ceria dan awet
ayu, mengatasi masalah – masalah kewanitaan lainnya. Bahan bakunya terdiri dari: kunyit,
delima putih, asem, gula jawa, beras kencur, temuhitam.
3. Djamoe Seger Ayu
Jamu untuk menjaga kesehatan, kebugaran serta kecantikan wanita sehari- hari. Bahan
bakunya terdiri dari: mengkudu, temulawak, temuhitam, jahe, kencur, sambiloto, kapulaga,
cengkih, kunyit putih, kedaung.
Pendistribusian jamu ini dikhususkan di Jakarta saja, dan konsumen yang memesan
melalui sistem layan antar biasanya adalah pegawai – pegawai kantor yang bekerja di
pusat perkantoran di Jakarta, seperti daerah Thamrin, Gatot Subroto, Senayan,
Kuningan, dan sebagainya. Sedangkan konsumen yang membeli jamu secara langsung
biasanya mendatangi restoran Warung Podjok dan Grand Mario Café atau stand – stand
yang tersedia. Kebanyakan dari mereka yang membeli jamu baik adalah kaum wanita
pencinta jamu. Secara garis besar dapat
dikatakan bahwa konsumen Djamoe Gendong ini berasal dari kalangan ekonomi
menengah keatas. Selain dikarenakan harganya yang cukup mahal untuk sebuah jamu,
konsumennya juga mayoritas adalah pegawai - pegawai kantor yang terletak di daerah
18
perkantoran yang bonafit di Jakarta, serta penjualannya yang dilakukan di mall besar seperti
Plaza Senayan dan Ratu Plaza.
Target Audience
Faktor Demografi :
� Masyarakat dari segmen ekonomi sosial menengah ke atas.
� Wanita modern dengan usia 20 – 35 tahun.
� Pendidikan minimum S1 dan sederajad
Faktor Geografi :
� masyarakat modern yang berdomisili di DKI. Jakarta
Faktor Psikografi :
� Wanita modern yang pintar,
� Berkepribadian mantap, terencana,
� Peduli terhadap kesehatan,
� Menyukai sesuatu yang alami dan memiliki gaya hidup sehat alami, menjaga keseimbangan
tubuh dengan lingkungan di sekitarnya,
� Rentan terhadap stress, dan penyakit
� masyarakat modern yang menyukai minuman kesehatan, berkhasiat dan alami yaitu
jamu dalam bentuk aslinya
� Memiliki aktivitas yang cukup banyak,
� Pandai membagi waktu antara kerja dengan beristirahat dan relaksasi,
� Senang meluangkan waktunya untuk melakukan yoga, spa, menggunakan
aromatheraphy,
� Cara pikir: Diperlukannya kesehatan yang baik untuk menjalani kesibukan sehari – hari. Dan
kesehatan yang baik adalah kesehatan didapat melalui jalur yang alami, yaitu bahan – bahan
19
dan proses pembuatan yang alami, bersih, asli, higienis, baik dari bahan baku sehingga
mendapatkan hasil yang baik
dan nyata, aman dan baik untuk keseimbangan tubuh, khasiat yang berkualitas
tinggi, dan tanpa efek samping.
Analisa SWOT
• Strength (kekuatan)
1. Dikemas secara praktis, higienis dan mudah dikonsumsi
2. Tanpa bahan pengawet, tanpa efek samping, alami, asli serta baik dan berkhasiat untuk
kesehatan.
3. Proses pembuatannya yang alami, bersih, dan merupakan industri rumah tangga
4. Berkhasiat dalam mengobati penyakit, menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh,
meningkatkan kecantikan
5. Dapat dikonsumsi kapan saja, dan dimana saja.
• Weakness (kelemahan)
1. lable-nya kurang memperhatikan faktor estetik,
2. warna yang digunakan kurang mencerminkan sebagai produk jamu yang sesuai dengan
target audience-nya, citra yang diinginkan
3. tidak adanya satu kesatuan antara elemen – elemen desain pada lebel, seperti pemakaian
jenis font,
4. Tidak efektifnya pembacaan dan penempatan teks – teks pada lebel
5. Tidak diperhatikannya kesesuaian lebel dengan packaging botolnya
6. desain packaging yang kurang kreatif dan variatif, sehingga kurang menarik minat
20
konsumen dan kalah bersaing dengan competitor
• Opportunities (peluang)
Makin banyaknya masyarakat modern yang memilih jalur pengobatan alami melalui jamu –
jamuan dalam bentuk aslinya yang diracik secara alami dan tanpa bahan pengawet yang
membahayakan tubuh.
• Threat (ancaman)
1. banyak pesaing yang sudah terlebih dahulu muncul walau melalui jenis yang berbeda dan
modern.
2. Masyarakat modern sudah mulai mengenal dan mengerti desain yang baik, dan dijadikan
acuan sebagai suatu yang dapat dipercaya atau tidak.
2.4 DataKompetitor
PT Jamu IBOE Jaya
PT Jamu IBOE Jaya sebagai direct & indirect kompetitor adalah manufaktur jamu
pertama di Indonesia yang mengkombinasikan filosofi ramuan jamu
tradisonal Indonesia dengan perkembangan teknologi. Terus berinovasi menciptakan produk-
produk baru dan inovatif yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi kualitas hidup manusia.
Ia melestarikan serta mengembangkan tradisi leluhur bangsa dalam meracik jamu dan
terus memodernkan pembuatan jamu, melalui serangkaian riset untuk meningkatkan
kualitas jamu serta kuantitasnya sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat dunia secara
keseluruhan. Sejak tahun
21
1910 jamu ini semakin berkembang dari penggunaan mesin Gerabah dan mesin Giling
sampai mesin - mesin moderen berteknologi dengan menggunakan aluminium foil untuk
mengemas produksi. Produk-produk berkualitas PT Jamu Iboe Jaya berasal dari alam yang
diproses dengan teknologi modern, semuanya natural, dan dikemas dalam kemasan yang
praktis, moderen serta baik secra estetik. Variant – variant jamu ini ditujukan kepada
beberapa kalangan target audience, yaitu ada yang ditujukan bagi kelas menengah ke atas (
kelas A & B) dan ada bagi kalangan bawah (kelas C). Variant – variant jamu ini adalah:
1. Jamu Serbuk
• Untuk Wanita
kelas A & B : Sari Asih, Bersalin Lengkap Kecil dan
Besar kelas C : Sawan, Galian singset, Nifas, Galian
param,
Patmosari, Dilep, Haid teratur, Piktay, Anton - anton muda dan Tua, Sawan Angin, Sari
Murni, Galian Putri, Param, Hentikan Haid, Galian Putri Montok, Delima Putih, Galian
Rapet, Wanito Ayu, Sehat
Wanita, Mangir, Bedak Dingin Mayangsari.
• Untuk Pria
kelas A & B : Prio Anom, Sari Jamu Sehat Pria
kelas C : Sehat Pria, Majun, Ginseng
Prakoso
• Untuk Pria dan Wanita ( kelas C ):
Susut Perut, Paitan, Bersih Darah, Wasir, Sehat Ginjal, Sariawan Usus, Nafsu Makan,
22
Encok, Tujuh Angin, Panas Dalam, Gatal, Buinflu, Karang Sekalor, Batuk, Batuk, Kencing
Sakit, Seninjong, Pegel Linu, Linu, Buang-buang Air, Sakit Perut, Mejen, Jampi Usus,
Kemanden, Batuk Sesak, Silokarang, Sekalor.
2. Jamu Kapsul (untuk kelas A & B)
Acnelia, Bersih Darah, Curmino, Diabetin, Galian Rapet, Galian Singset, Body Slim,
Silokarang, Garlicia, Gingerin, Cold Free, For Skin.
3. Drink / Refreshment
kelas C : Lariza
kelas A & B : Madu Tawon , Madu Iboe, Tamarin, Sari Jamu Sehat, Sari Jamu Sehat Pria, Sari Jamu
Galian Singset, Rhiza.
Jamu Sido Muncul
Sido Muncul sebagai direct & indirect kompetitor menjadikan potensi tanaman Indonesia
yang alami dan berlimpah menjadi asset dalam memproduksi obat- obatan alam, serta
bertransformasi menjadi industri farmasi. Seluruh proses
produksi dijalankan berdasarkan Standard Operation Procedure (SOP) berdasarkan CPOB
(Cara Pembuatan Obat yang Benar) – setara farmasi sehingga menjadikannya sebagai satu-
satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Tidak hanya dengan menghadirkan produk-
produk berkelas yang aman dan berkhasiat, tetapi juga membaur dengan masyarakat.
PT. Sido Muncul bermula dari sebuah industri rumah tangga pada tahun 1940, dikelola oleh
Ibu Rahkmat Sulistio di Yogyakarta. Karena permintaan semakin meningkat maka pabriknya
mulai dilengkapi dengan mesin-mesin moderen, demikian pula jumlah karyawannya
ditambah. Pemilihan serta penggunaan bahan baku yang benar, baik mengenai jenis,
23
jumlah maupun kualitasnya dan diproses di extraction center dan diproduksi di pabrik yang
modern dengan standar farmasi, melalui uji toksisitas (keamanan), mikrobiologi, aflatoksin
dan didukung berbagai referensi ilmiah, dianalisa di laboratorium yang terakreditasi akan
menghasilkan jamu yang baik. Selain itu ia pun mengadakan pelayanan di bidang herbal
tradisional, mengembangkan research / penelitian pengobatan dengan bahan-bahan alami.
Jamu - jamu produksi Sido Muncul ini pun berinovasi dan memoderenisasi bentuk
jamu dalam berbagai wujud, seperti bubuk, kapsul, cair, dan yang terbaru ada yang
berbentuk permen. Kemasannya pun di desain dalam bentuk yang praktis, efisien serta
cukup menarik, sehingga memudahkan para konsumen mengkonsumsikannya. Jamu ini pun
ditujukan kepada beberapa sasaran atau target audience yaitu ada yang bagi kelas
menengah ke bawah seperti ESTE-
EMJE, anak sehat, dll. juga ada yang ditujukan bagi kalangan menengah ke atas seperti
Jamu Tolak Angin, dll.
Produk - produknya:
1. Jamu moderen :
Kuku Bima, Kuku Bima Ginseng, Kuku Bima TL, Kuku Bima TL plus
Tribulus, Tolak angin ekstra hangat, Tolak angin permen
2. Jamu Tradisonal:
Bancar Darah, Batuk, Bersalin, Bersih darah, Cape Puyang, Cuci
perut, Demam Malaria, Encok, Galian Delima Putih, Galian Montok, Galian Param,
Galian putri, dll.
3. Jamu Instant:
24
Galian Putri, Pegel linu, Pelangsing perut, Sehat Pria, Sehat Wanita, Kuku Bima
Ginseng, Kuku Bima TL New Formula
4. Jamu Komplit
Bersih Darah komplit, Kuku Bima komplit, Pegel Linu Komplit, Sehat
Wanita komplit, Sakit Pinggang Komplit, TolakAngin Komplit.
5. Jamu Komplit Instant:
J.K.I. Kuku Bima Ginseng, J.K.I. Kuku Bima Tribulus J.K.I. Sehat Pria, Pegel Linu
Komplit.
6. Minuman Kesehatan
Alang Sari, Alang Sari Plus Fiber, Alang Tea, Anak Sehat, ESTE-EMJE Ginseng, Filantra
Tea, Ginger Milk, Ginger Tea, Jahe Wangi, Kuku Bima
Ener-G, Kunyit Asam, Kunyit Asam Fiber, Kunyit Asam Sirih plus madu, Red Ginger
Tea, Tumeric Plus, V-talytea.
7. Dan beberapa Food Suplemen
8. Produk lainnya seperti madu kembang, mangir Adeline, Minyak kayu putih.
9. Permen: Permen tolak angin, Permen Kunyit Asem, Permen Jahe wangi.