jawaban soal kimia koordinasi

14
F F F B H N B H H F F F H H N H SOAL-SOAL LATIHAN BAB 1 (Halaman 15) 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ikatan kovalen koordinasi. Beri dua contoh. 3. Jelaskan mengapa pada masa yang akan datang istilah senyawa kompleks atau kompleks cenderung lebih banyak digunakan dibandingkan senyawa koordinasi. Beri contoh dua fakta yang mendukung pernyataan tersebut. 5. Berikan masing-masing tiga contoh senyawa kompleks yang atom pusatnya memiliki bilangan oksidasi positif, nol, dan negatif. JAWABAN 1. Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen dengan pasangan elektron yang berasal dari salah satu atom yang berikatan. Contohnya yaitu ikatan kovalen yang terjadi antara atom nitrogen dan atom boron dalam H 3 NBF 3 yang diperoleh dari reaksi antara NH 3 dan BF 3 + Reaksi diatas dapat ditulis dengan persamaan berikut: F F

Upload: adela-rizka-suwanda

Post on 17-Dec-2015

997 views

Category:

Documents


169 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

SOAL-SOAL LATIHAN BAB 1 (Halaman 15)1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ikatan kovalen koordinasi. Beri dua contoh.3. Jelaskan mengapa pada masa yang akan datang istilah senyawa kompleks atau kompleks cenderung lebih banyak digunakan dibandingkan senyawa koordinasi. Beri contoh dua fakta yang mendukung pernyataan tersebut.5. Berikan masing-masing tiga contoh senyawa kompleks yang atom pusatnya memiliki bilangan oksidasi positif, nol, dan negatif.

JAWABAN1. Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen dengan pasangan elektron yang berasal dari salah satu atom yang berikatan. Contohnya yaitu ikatan kovalen yang terjadi antara atom nitrogen dan atom boron dalam H3NBF3 yang diperoleh dari reaksi antara NH3 dan BF3

FFFBHNBHHFFFHHNH F+

Reaksi diatas dapat ditulis dengan persamaan berikut:NH3 + BF3 H3N-BF3Contoh lainnya yaitu [H3NAgNH3]NO3, yang diperoleh dari reaksi berikut:AgNO3 + 2NH3 [H3N-Ag-NH3]NO3Dan senyawa [Ni(CO)4], yang diperoleh dari reaksi antara Ni dan 4CO,reaksinya dapat ditulis:Ni + 4CO [Ni(CO)4]

3. Istilah senyawa kompleks atau kompleks cenderung lebih banyak digunakan dibandingkan senyawa koordinasi karena fakta-fakta eksperimen baru menunjukkan banyak senyawa baru/kompleks yang sulit dijelaskan pembentukannya dengan teori ikatan yang ada. Selain itu, hal ini disebabkan karena istilah senyawa kompleks atau kompleks dirasa lebih nyaman atau lebih mudah untuk digunakan dalam komunikasi tertulis, apalagi dalam komunikasi lisan. Belakangan ini perkembangan dalam kimia koordinasi, khususnya yang berkaitan dengan senyawa organometalik, tampaknya semakin mendorong lebih seringnya istilah senyawa kompleks atau kompleks digunakan daripada istilah senyawa koordinasi. Hal ini disebabkan semakin banyaknya senyawa-senyawa kompleks baru yang berhasil disintesis yang strukturnya cenderung sulit untuk dijelaskan berdasarkan teori-teori ikatan kimia yang ada. Misalnya saja seperti yang diberikan pada contoh berikut:

Pada contoh tersebut, terlihat adanya atom karbon dengan jumlah ikatan lebih dari empat buah. Jumlah ikatan pada atom karbon lebih dari empat ini menyimpang dari jumlah ikatan yang biasa teramati pada senyawa-senyawa karbon, yaitu empat buah, dan cenderung sulit untuk diterangkan. Oleh karena itu, molekul atau ion tersebut betul-betul merupakan molekul atau ion yang rumit atau kompleks untuk diterangkan bagaimana pembentukan ikatannya.

5. a. Contoh senyawa kompleks yang atom pusatnya memiliki bilangan oksidasi positif yaitu: [Co(NH3)6]3+ , [Cu(NH3)4]2+ dan [Pd(NH3)4]2+b. Contoh senyawa kompleks yang atom pusatnya memiliki bilangan oksidasi nol yaitu: [Ni(CO)4], [Fe(CO)5] dan [Cr(CO)6]c. Contoh senyawa kompleks yang atom pusatnya memiliki bilangan oksidasi negative yaitu: [Co(CO)4]-, [Mn(CO)5]- dan [Fe(CO)4]2-

SOAL-SOAL LATIHAN BAB 2 (Halaman 31)

7. Pernyataan dibawah ini yang salah adalah:a. Bilangan koordinasi Ag dalam [Ag(NH3)2]+ adalah 2b. Bilangan koordinasi Ni dalam [Ni(H2O)4][NiCl4] adalah 4c. Bilangan koordinasi Co dalam [Co(H2O)3Cl3] adalah 6d. Bilangan koordinasi Co dalam [Co(en)2Cl2] adalah 4

9. Pernyataan dibawah ini yang salah adalah:a. Bilangan oksidasi Ag dalam [Ag(NH3)4](NO3) adalah +1b. Bilangan oksidasi Co dalam [Co(en)3]3+ adalah +3c. Bilangan oksidasi Ni dalam [Ni(CO)4] adalah +2d. Bilangan oksidasi Fe dalam [Fe(CN)6]4- adalah +2

11. Spesi berikut yang tidak dapat berlaku sebagai ligan adalah:a. H-b. Be2+c. Cl-d. PPh3 e. NH4+f. C2H2 g. C2H4 h. CH4 i. O2- j. COk. NH2- l. Co3+

SOAL-SOAL LATIHAN BAB 3 (Halaman 53)

13. Rumus dari tetraaminatembaga(II)heksasianoferat(II) adalah:a. [Cu(NH3)4][Fe(CN)6]2b. [Cu(NH3)4]2[Fe(CN)6]c. [Cu(NH3)4]3[Fe(CN)6]d. [Cu(NH3)4]4[Fe(CN)6]

15. Rumus dari pentakarbonilbesi adalah:a. [Fe(CO)5]2+b. [Fe(CO)5]3+c. [Fe(CO)5]2-d. [Fe(CO)5]

17. Berikan rumus dari kompleks berikut:a. tris(etilenadiamina-N-N)nikel(III)bromide b. diaminaperak(I)heksasianoferat(II) c. triaminatritiosianatorodium(III) [Co(NH3)3(NO2)3]d. kalium diaminatetrabromokobaltat(III) e. heksaaquavanadium(III)nitrat f. heksakarbonilmolibdenum

SOAL-SOAL LATIHAN BAB 4 (Halaman 76)

11. Kompleks dibawah ini yang dapat menunjukkan gejala isomerisme polimerisasi adalah:a. [Co(NH3)6]Cl3b. [Pt(NH3)2Cl2]c. [Pt(Cl2Br2]2-d. [Pt(NH3)3Cl3]+

13. Jumlah isomer terbanyak dapat diperoleh dari kompleks:a. [Co(en)2]3+b. [Co(en)2Cl2]+c. [Cu(NO2)6]4-d. [Pt(NH3)2Cl2]

15. Tunjukkan isomerisme struktural yang mungkin terjadi pada kompleks dibawah. Gambarkan pula struktur semua isomernya.a. [Pt(en)2(SCN)2]2+b. [Cu(NH3)4][Fe(CN)6]c. [Zn(NH3)BrCl(py)]d. [Ru(NH3)5(NO2)]Cle. [Cr(NH3)2(H2O)2Br2]+f. [Ru(NH3)3I3]

SOAL-SOAL LATIHAN BAB 5 (Halaman 99)

1. Jelaskan dasar-dasar dari teori-teori kimia koordinasi yang diajukan oleh:(a) Graham;(b) Kekul;(c) Blomstrand-Jrgensen; dan(d) Werner3. Jelaskan keunggulan teori koordinasi Werner ditinjau dari:(a) struktur kompleks;(b) konduktivitas kompleks;(c) gejala isomerisme geometrik;(d) gejala isomerisme optik

5. Berikan penjelasan tentang dasar dari kaidah EAN dari Sidgwick. Apakah kelemahan dari kaidah tersebut, berikan 3 contoh.JAWABAN1. a. Teori Amonium GrahamTeori ini muncul dikarenakan oleh perkembangan senyawa kompleks, dimana sebagian besar senyawa kompleks yang berhasil ditemukan adalah dengan ligan NH3. Berdasarkan penemuan tersebut, menurut Graham amina-amina logam dianggap sebagai senyawa-senyawa amonium yang tersubstitusi. Hal ini mendorong munculnya teori pertama dalam kimia koordinasi tentang senyawa amina-amina logam yaitu teori amonium yang dikemukakan oleh Thomas Graham ( 1805-1869).b. KekuleTeori Molekuler Kekule menyetakan bahwa senyawa dibagi menjadi dua jenis yakni senyawa atomik dan senyawa molekuler. Seyawa atomik adalah senyawa yang perbadingan jumlah atom-atomnya sesuai dengan valensi tetap dari atom-atom penyusun senyawa tersebut. Senyawa molekuler adalah senyawa yang tersusun dari beberapa senyawa atomik. Contohnya adalah [Co(NH3)6]Cl3yang dianggap sebagai senyawa yang tersusun dari dua jenis senyawa molelkuler yakni CoCl3dan NH3sehingga rumusnya ditulis CoCl3.6NH3. Oleh karena senyawa molekuler adalah kompulan senyawa atomik maka Kekule menyatakan bahwa ikatan didalamnya tidak sekuat ikatan dalam senyawa atomik dan senya molekuler kurang stabil. Teori Kekule dianggap valid pada saat itu karna keberhasilan Kekule mengungkapkan struktur metana dan benzena dengan tepat. Teori Molekuler ini berdasar pada paham tentang valensi atom yang dianut oleh Kekule saat itu yang menyatakan bahwa atom-atom hanya memiliki satu jenis valensi. Teori Kekule ini ditinggalkan karna faktanya valensi logam transisi tidak hanya satu dan senyawa kompleks banyak yang stabil. c. Teori rantai Blomstrand-orgensen : Pada senyawa kompleks yang mengandung halogen, atom halogen dibagi 2 macam yaitu atom halogen lebih dekat (nearer halogen) dan lebih jauh (farther halogen). Atom halogen yang lebih akan terionisasi sehingga dinyatakan sebagai larutan elektrolit namun eksperimen yang diaukannya pada CoCl3.3NH3menunjukkan bahwa senyawa tersebut bersifat nonelektrolit dan ketika larutannya ditambahkan perak nitrat tidak menghasilkan endapan AgCl. 2) Pada senyawa CoCl3.(en)2memiliki pasangan isomer structural dengan warna yang berbeda.3) Konduktivitas larutan dilihat dapat tidaknya larutan tersebut terionisasi.d. Teori WernerTeori senyawa koordinasi Werner bahwa 1) Penulisan rumus senyawa kompleks berdasarkan bilangan koordinasi atom pusat menunjukkan banyaknya ion yang dapat dihasilkan bila terdapat dalam larutan sekaligus sifat elektrolit dan nonelektrolit senyawa kompleks tersebut. 2) Konduktivitas larutan kompleks jika tersusun dari 2 ion disamakan dengan konduktivitas larutan NaCl, 3 ion disamakan dengan larutan CaCl2dan 4 ion disamakan dengan CaCl3serta dapat menentukan senyawa kompleks netral ataukah ionic. 3) senyawa kompleks [Co(en)2Cl2]Cl memiliki isomer optic ,cisdantransberdasarkan strukturnya yang octahedral.

3.keunggulan teori koordinasi Werner ditinjau dari:(a) struktur kompleks5. Dalam konsepnya mengenai ikatan koordinasi ini, Sidgwick menyatakan bahwa jumlah elektron yang mengelilingi ion pusat, termasuk yang didonorkan oleh ligan disebut sebagai bilangan atom efektif (Effective Atomic Number, EAN) dari logam tersebut. Pada sebagian besar senyawa kompleks, jumlah elektron yang mengelilingi ion pusat sama dengan nomor atom dari gas mulia setelah logam tersebut dalam sistem periodik unsur. Fenomena ini disebut sebagai Aturan Bilangan Atom Efektif.Untuk menghitung EAN suatu ion logam dalam kompleks tertentu dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut :EAN = (Zx) + (nxy)Dimana Z adalah nomor atom logam pusat, x adalah tingkat oksidasi dari logam pusat tersebut, n adalah jumlah ligan, dan y menunjukkan jumlah elektron yang disumbangkan oleh satu ligan.Dalam kenyataannya, ternyata banyak senyawa-senyawa kompleks yang tidak mengikuti aturan EAN ini. Tetapi berdasarkan EAN tersebut sifat kemagnetan dari suatu senyawa dapat diramalkan. Kompleks yang mengikuti Aturan EAN (EAN sama dengan nomor atom gas mulia terdekat dari logam) bersifat diamagnetik. Sebaliknya, kompleks yang tidak mengikuti aturan EAN bersifat paramagnetik. Hal ini telah dibuktikan melalui ekperimen.Misalnya saja, untuk ion Co3+(nomor atom Co = 27) dalam kompleks [Co(NH3)6]3+. Setiap ligan NH3menyumbangkan dua buah elektron, dan dalam kompleks tersebut, Co3+dikelilingi oleh 6 ligan NH3. Maka EAN dari Co3+dalam kompleks tersebut dapat dihitung sebagai berikut.(27 - 3) + (6 x 2) = 36 (sama dengan nomor atom Kripton, gas mulia setelah Co dalam SPU.Harga EAN dari Co3+dalam kompleks tersebut mengikuti Aturan EAN, sehingga dapat diramalkan bahwa kompleks tersebut bersifat diamagnetikSebaliknya, sejumlah kompleks yang tidak mengikuti Aturan EAN ternyata bersifat paramagnetik. Misalkan untuk kompleks [Cu(NH3)4]2+. Nomor atom Cu adalah 29, ion Cu2+dalam kompleks tersebut dikelilingi 4 ligan NH3yang masing-masing menyumbangkan dua buah elektron. Dengan demikian harga EAN dari Cu2+dalam kompleks tersebut adalah : (29 2 ) + ( 4 x 2 ) = 35. Harga ini tidak sesuai dengan aturan EAN. Dengan demikian kompleks [Cu(NH3)4]2+dapat diramalkan bersifat paramagnetik. Jumlah elektron tidak berpasangan yang ada dalam kompleks ini dapat dihitung dari selisih antara nomor atom gas mulia sesudah atom logam dengan harga EAN dari logam pada kompleks tersebut. Untuk kasus kompleks [Cu(NH3)4]2+seperti di atas, jumlah elektron tidak berpasangan yang ada dalam kompleks adalah36(nomor atom Kr) 35(EAN dari Cu2+)= 1Harga momen magnetik () suatu kompleks dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut : = { n ( n + 2) }Dengannadalah jumlah elektron tidak berpasangan yang ada pada kompleks.