jbptunpaspp gdl syntiadwio 2447 3 bab3ja

28
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2010:1) adalah sebagai berikut: “Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.” Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif dan verifikatif. Menurut Moch. Nazir (2005:89) metode deskriptif adalah: “Studi menemukan fakta dengan inpretasi yang tepat dimana termasuk didalamnya termasuk studi untuk melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena kelompok dan individu serta studi untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk meminimalisasikan bias dan memaksimumkan reabilitas. Metode deskrptif ini digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai seluruh variabel penelitian secara independen.” Sedangkan metode verifikatif Menurut Moch. Nazir (2005:91) adalah: 61

Upload: visdaishamnatser

Post on 12-Apr-2016

5 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

Page 1: Jbptunpaspp Gdl Syntiadwio 2447 3 Bab3ja

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian yang Digunakan

Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2010:1) adalah sebagai

berikut:

“Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.”

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

metode deskriptif dan verifikatif. Menurut Moch. Nazir (2005:89) metode

deskriptif adalah:

“Studi menemukan fakta dengan inpretasi yang tepat dimana termasuk didalamnya termasuk studi untuk melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena kelompok dan individu serta studi untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk meminimalisasikan bias dan memaksimumkan reabilitas. Metode deskrptif ini digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai seluruh variabel penelitian secara independen.”

Sedangkan metode verifikatif Menurut Moch. Nazir (2005:91) adalah:

“Metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis melalui suatu perhitungan statistik sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukan hipotesis ditolak atau di terima.”

Objek dari penelitian ini adalah information technology relatedness yang

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dengan knowledge management

capability sebagai variabel intervening pada PT.PINDAD (Persero) di Bandung.

61

Page 2: Jbptunpaspp Gdl Syntiadwio 2447 3 Bab3ja

62

3.2 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel

Variabel-variabel penelitian harus didefinisikan secara jelas, sehingga

tidak menimbulkan pengertian yang berarti ganda. Definisi variabel juga memberi

batasan sejauh mana penelitian yang akan dilakukan.

3.2.1 Definisi Variabel

Pengertian variabel menurut Sugiyono (2010;38) adalah sebagai berikut:

“suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang objek atau kegiatan yang

mempunyai variasi yang tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dalam penelitian yang dilakukan penulis terdiri dari tiga variabel, yaitu

variabel independen, variabel intervening dan variabel dependen. Adapun

penjelasan dari masing- masing variabel itu adalah sebagai berikut:

1. Variebel Independen atau Variabel Bebas

Menurut Sugiyono (2010:39) “variabel independen adalah variabel yang

mempengaruhi suatu yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat)”. Pada penelitian yang menjadi variabel

independen (X) adalah information technology relatedness.

2. Variabel Intervening

Menurut Sugiyono (2010:39) “Variabel intervening merupakan variabel

penyelantara yang terletak di antara variabel independen dan dependen,

sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau

Page 3: Jbptunpaspp Gdl Syntiadwio 2447 3 Bab3ja

63

timbulnya variabel dependen”. Pada penelitian yang menjadi variabel

intervening (Y) adalah knowledge management capability.

3. Variabel Dependen atau Variabel Terikat

Pengertian variabel depeden menurut Sugiyono (2010:39) adalah “Variabel

dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel independen (bebas).” Pada penelitian yang dilakukan

oleh penulis variabel dependen (Z) adalah kinerja perusahaan.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel adalah suatu cara untuk mengukur suatu konsep

dan bagaimana caranya sebuah konsep diukur sehingga terdapat variabel-variabel

yang dapat menyebabkan masalah lain dari variabel lain yang situasi dan

kondisinya tergantung pada variabel lain.

Sesuai dengan judul skripsi yang diteliti, yaitu “Pengaruh Information

Technology Relatedness Terhadap Kinerja Perusahaan dengan Knowledge

Mangement Capability Sebagai Variabel Intervening” maka terdapat tiga variabel

penelitian yaitu:

1. Information technology relatedness sebagai variabel independen (X)

2. Knowledge management capability sebagai variabel intervening (Y)

3. Kinerja perusahaan sebagai variabel dependen (Z)

Untuk keperluan pengujian, variabel independen, variabel intervening dan

variabel dependen yaitu diuraikan ke dalam indikator-indikator variabel yang

bersangkutan. Adapaun indikator-indikator variabel yang telah disebutkan adalah:

Page 4: Jbptunpaspp Gdl Syntiadwio 2447 3 Bab3ja

64

Tabel 3.1Operasionalisasi Variabel X

Variabel Dimensi Indikator Ukuran No. Item Skala

Information Technology Relatedness (X)Tanriverdi (2006) dikutip oleh Baiq Anggun (2007)

1. Information technology infrastructure

a. Kebijakan yang digunakan oleh perusahaan untuk mengatur infrastruktur teknologi informasi antar unit bisnis.

b. standar software yang digunakan oleh perusahaan untuk unit-unit bisnis.

c. standar hardware teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan untuk unit-unit bisnis.

d. standar komunikasi teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan untuk unit-unit bisnis.

a. Tingkat kebijakan yang digunakan oleh perusahaan untuk mengatur infrastruktur teknologi informasi antar unit bisnis.

b. Tingkat standar software yang digunakan oleh perusahaan untuk unit-unit bisnis.

c. Tingkat standar hardware teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan untuk unit-unit bisnis.

d. Tingkat standar komunikasi teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan untuk unit-unit bisnis.

1-4 Ordinal

2. Information technology strategy making processes.

a. strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk investasi dalam teknologi informasi perusahaan.

b. proses yang digunakan oleh perusahaan untuk merumuskan strategi teknologi perusahaan.

c. proses yang digunakan oleh perusahaan untuk mensejajarkan strategi dengan strategi bisnis.

d. proses yang digunakan oleh perusahaan untuk mengatur hubungan antara teknologi dari unit-unit bisnis.

a. Tingkat strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk investasi dalam teknologi informasi perusahaan.

b. Tingkat proses yang digunakan oleh perusahaan untuk merumuskan strategi teknologi perusahaan.

c. Tingkat proses yang digunakan oleh perusahaan untuk mensejajarkan strategi dengan strategi bisnis.

d. Tingkat proses yang digunakan oleh perusahaan untuk mengatur hubungan antara teknologi dari unit-unit bisnis.

5-8 Ordinal

3. Information technology human resource management processes

a. proses yang digunakan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi dan menerima kemampuan teknologi informasi.

b. program training dan peluang yang diberikan oleh perusahaan untuk memberdayakan sumber daya manusia yang menggunakan teknologi informasi.

c. peluang yang diberikan oleh perusahaan untuk

a. Tingkat proses yang digunakan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi dan menerima kemampuan teknologi informasi.

b. Tingkat program training dan peluang yang diberikan oleh perusahaan untuk memberdayakan sumber daya manusia yang menggunakan teknologi informasi.

9-12 Ordinal

Page 5: Jbptunpaspp Gdl Syntiadwio 2447 3 Bab3ja

65

memberdayakan teknologi informasi dalam mencapai tujuan bisnis.

d. strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk memberdayakan teknologi informasi.

c. Tingkat peluang yang diberikan oleh perusahaan untuk memberdayakan teknologi informasi dalam mencapai tujuan bisnis.

d. Tingkat strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk memberdayakan teknologi informasi.

4. Information technology vendor managemnet processes

a. strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk masuk ke dalam hubungan outsourcing teknologi informasi.

b. proses yang digunakan oleh perusahaan untuk bernegosiasi dan membuat kesepakatan dengan vendor teknologi informasi.

c. proses yang digunakan oleh perusahaan untuk mengatur hubungan dengan vendor teknologi informasi.

d. proses yang digunakan oleh perusahaan untuk hubungan dengan outsourcing teknologi informasi.

a. Tingkat strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk masuk ke dalam hubungan outsourcing teknologi informasi.

b. Tingkat proses yang digunakan oleh perusahaan untuk bernegosiasi dan membuat kesepakatan dengan vendor teknologi informasi.

c. Tingkat proses yang digunakan oleh perusahaan untuk mengatur hubungan dengan vendor teknologi informasi.

d. Tingkat proses yang digunakan oleh perusahaan untuk hubungan dengan outsourcing teknologi informasi.

13-16 Ordinal

Tabel 3.2Operasionalisasi Variabel Y

Variabel Dimensi Indikator Ukuran No. Item Skala

Knowledge Management Capability (Y)Baiq Anggun (2007)

1. Product Knowledge

a. menciptakan keahlian dan pengetahuan operasional, riset dan pengembangan yang dapat digunakan antar unit-unit bisnis;

b. mentransfer pengetahuan opersional, riset dan pengembangan yang relevan diantara unit-unit bisnis;

c. menggabungkan pengetahuan operasional,

a. Kapasitas dalam menciptakan keahlian dan pengetahuan operasional, riset dan pengembangan yang dapat digunakan antar unit-unit bisnis;

b. Tingkat kemampuan dalam mentransfer pengetahuan opersional, riset dan pengembangan yang relevan diantara

17-20 Ordinal

Page 6: Jbptunpaspp Gdl Syntiadwio 2447 3 Bab3ja

66

riset dan pengembangan antar unit-unit bisnis untuk membuat produk yang baru;

d. merubah kebijakan pengetahuan operasional, riset dan pengembangan unit-unit bisnis agar dapat dipelajari oleh unit-unit bisnis yang lain.

unit-unit bisnis;c. Tingkat kemampuan

dalam menggabungkan pengetahuan operasional, riset dan pengembangan antar unit-unit bisnis untuk membuat produk yang baru;

d. Tingkat kemauan dalam merubah kebijakan pengetahuan operasional, riset dan pengembangan unit-unit bisnis agar dapat dipelajari oleh unit-unit bisnis yang lain.

2. Customer Knowledge

a. menciptakan keahlian dan pengetahuan pemasaran, yang dapat digunakan antar unit-unit bisnis;

b. mentransfer pengetahuan terhadap kebutuhan, pilihan, dan perilaku membeli dari pelanggan yang relevan diantara unit-unit bisnis;

c. menggabungkan pengetahuan pelanggan yang relevan antar unit-unit bisnis untuk memperoleh wawasan pelanggan yang baru;

d. merubah kebijakan manajerial dan proses unit-unit bisnis agar dapat dipelajari oleh unit-unit bisnis yang lain.

a. Tungkat kemauan dalam menciptakan keahlian dan pengetahuan pemasaran, yang dapat digunakan antar unit-unit bisnis;

b. Tingkat kemauan dalam mentransfer pengetahuan terhadap kebutuhan, pilihan, dan perilaku membeli dari pelanggan yang relevan diantara unit-unit bisnis;

c. Tingkat kemampuan dalam menggabungkan pengetahuan pelanggan yang relevan antar unit-unit bisnis untuk memperoleh wawasan pelanggan yang baru;

d. Tingkat kemauan dalam merubah kebijakan manajerial dan proses unit-unit bisnis agar dapat dipelajari oleh unit-unit bisnis yang lain.

21-24 Ordinal

3. Managerial Knowledge

a. menciptakan keahlian dan pengetahuan manajerial yang dapat digunakan antar unit-unit bisnis;

b. mentransfer praktek manajerial yang terbaik dan relevan diantara unit-unit bisnis;

c. menggabungkan kebijakan dan proses manajerial antar unit-unit bisnis;

d. merubah kebijakan dan proses manajerial unit-unit bisnis agar dapat dipelajari oleh unit-unit bisnis yang lain.

a. Tingkat kemampuan dalam menciptakan keahlian dan pengetahuan manajerial yang dapat digunakan antar unit-unit bisnis;

b. Tingkat kemauan dalam mentransfer praktek manajerial yang terbaik dan relevan diantara unit-unit bisnis;

c. Tingkat kemampuan dalam menggabungkan kebijakan dan proses manajerial antar unit-unit bisnis;

d. Tingkat kemauan dalam merubah kebijakan dan

25-28 Ordinal

Page 7: Jbptunpaspp Gdl Syntiadwio 2447 3 Bab3ja

67

proses manajerial unit-unit bisnis agar dapat dipelajari oleh unit-unit bisnis yang lain.

Tabel 3.3Operasionalisasi Variabel Z

Variabel Dimensi Indikator Ukuran No. Item Skala

Kinerja Perusahaan (Z)Mulyadi (2001)

1. Perspektif Pelanggan

a. Perolehan pelanggan.b. Kemampuan

mempertahankan pelanggan.

c. Kemampuan menjaga kepuasan pelanggan.

d. Pencapaian profitabilitas pelanggan.

a. Tingkat perolehan pelanggan.

b. Tingkat kemampuan mempertahankan pelanggan.

c. Tingkat kemampuan menjaga kepuasan pelanggan.

d. Tingkat pencapaian profitabilitas pelanggan.

29-32 Ordinal

2. Perspektif Proses Bisnis Internal

a. Inovasi penelitian dan pengembangan produk

b. Operasi untuk memenuhi keinginan pelanggan dan transaksi jual beli dengan pelanggan

c. Layanan purnajual

a. Mampu melakukan inovasi penelitian dan pengembangan produk

b. Tingkat kemampuan operasi untuk memenuhi keinginan pelanggan dan transaksi jual beli dengan pelanggan

c. Mampu memberikan layanan purnajual

33-35 Ordinal

3. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

a. Kemampuan pegawai.b. Kemampuan sistem

informasi.c. Motivasi, permberdayaan

dan keserasian individu perusahaan.

a. Tingkat kemampuan mendorong kinerja pegawai.

b. Tingkat kemampuan dalam mendukung sistem informasi.

c. Tingkat kemampuan dalam otivasi, permberdayaan dan keserasian individu perusahaan.

36-38 Ordinal

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Sugiyono (2010:72) mengatakan populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

Page 8: Jbptunpaspp Gdl Syntiadwio 2447 3 Bab3ja

68

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi didalam penelitian ini adalah seluruh manajer atau

kepala divisi di PT. Pindad (Persero) Bandung yang berjumlah 16 orang yang

tersebar dalam beberapa divisi sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4Komposisi Kepala Divisi PT Pindad (Persero ) Bandung

Divisi Penelitian dan Pengembangan DitsistaDivisi Pemasaran dan Penjualan DitsistaDivisi Pemasaran Produk ManufakturDivisi Pengembangan Usaha DitrenbangDivisi Pengembangan Sumber Daya DitrenbangDivisi Sistem Pengawas InternDivisi Sekretariat PerusahaanDivisi Pusat Pengamanan Divisi SenjataDivisi Mesin dan Industri JasaDivisi Kendaraan KhususDivisi Tempa dan CorDivisi Bahan Peledak Komersial Divisi AdministrasiDivisi KeuanganDivisi Pus QA

Unit Kerja

Sumber : PT. PINDAD (PERSERO), 2012

3.3.2 Sampel

Sampel didefinisikan sebagai himpunan unit observasi yang memberikan

keterangan atau data yang diperlukan oleh suatu studi. Berdasarkan pengertian

tersebut maka, peneliti mengambil sampel dengan menggunakan teknik sampling

dan sensus. Sensus pada dasarnya sebuah riset survey di mana peneliti mengambil

seluruh anggota populasi sebagai respondennya. Peneliti menggunakan teknik

sampling ini karena melihat beberapa pertimbangan yang ada di lapangan sebagai

berikut:

1. Anggota populasi yang tidak terlalu besar dan variabilitas karakteristik anggota

populasi yang tinggi atau heterogenitas yang tinggi.

Page 9: Jbptunpaspp Gdl Syntiadwio 2447 3 Bab3ja

69

2. Sensus lebih tepat dilakukan jika penelitian bermaksud untuk menjelaskan

karakteristik setiap anggota populasi.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi

sampel penelitian adalah 16 responden yang menjadi populasi. Dengan demikian

teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode Non Probability

Sampling.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dapat dikumpulkan dengan teknik-teknik sebagai

berikut :

1. Penelitian lapangan

Penelitian lapangan ini dilakukan di PT. Pindad (Persero) Bandung untuk

memperoleh gambaran sebenarnya tentang pelaksanaan dari masalah yang

diteliti. Untuk memperoleh data primer langsung dari responden dapat

digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a) Wawancara

Komunikasi secara langsung dengan pihak perusahaan atau pihak-

pihak yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dengan

cara tanya jawab. Teknik pengumpulan data ini ditunjukan untuk

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan pemasalahan yang

harus diteliti dan ingin mengetahui hal-hal dari respoden yang lebih

mendalam.

Page 10: Jbptunpaspp Gdl Syntiadwio 2447 3 Bab3ja

70

b) Observasi

Pengambilan data dengan pengamatan tanpa ada alat standar lain untuk

keperluan tersebut, yaitu mengadakan pengamatan langsung terkait

dengan variabel-variabel yang diteliti.

c) Kuesioner

Kuesioner merupakan alat utama yang digunakan dalam penelitian ini,

disebarkan dengan pertanyaan yang telah disusun. Pengajuan sejumlah

pertanyaan tidak langsung yang disertai alternatif jawaban secara

tertulis dalam bentuk penyebaran angket.

2. Penelitian Perpustakaan

Penelitian dilakukan dengan cara membaca, mempelajari dan menelaah

literatur-literatur yang relevan dengan topik yang sedang diteliti. Penelitian

kepustakaan untuk memperoleh data sekunder.

3.5 Metode Analisis yang Digunakan

Pada sub bab ini akan dijelaskan metode analisis data yang akan

digunakan. Adapun langkah-langkah dalam metode analisis data akan dijelaskan

sebagai berikut :

3.5.1 Rancangan Uji Validitas

Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item

kuesioner yang valid dan yang tidak valid. Menurut Sugiyono (2010:116), syarat

minimum suatu item dianggap valid adalah nilai r 0,30. Dimana semakin tinggi

validitas suatu alat test, maka alat tersebut makin mengenai ke sasarannya, atau

Page 11: Jbptunpaspp Gdl Syntiadwio 2447 3 Bab3ja

71

menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Suatu test dapat dikatakan mempunyai

validitas tinggi apabila hasil test tersebut menjalankan fungsi pengukurannya, atau

memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya test atau

penelitian tersebut.

Dimana:

R = Koefisien Korelasi

Menentukan kevalidan dari item kuesioner digunakan metode koefisien

korelasi Pearson Product Moment yaitu dengan mengkorelasikan skor total yang

dihasilkan oleh masing-masing responden (Y) dengan skor masing-masing item

(X) dengan rumus:

Rxy=−n∑ x1 x tot−(∑ x1) (∑ x tot )

√{n∑ x12−(∑ x1)2}{n∑ x tot

2 −(∑ xtot )2}

(Sugiyono, 2010:182)

Keputusan uji validitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika t hitung > t tabel

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika t hitung < t tabel

3.5.2 Rancangan Uji Reliabilitas

Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur. Reliabilitas mencakup aspek

penting, yaitu: alat ukur yang digunakan harus stabil, dapat diandalkan

(dependability) dan dapat diramalkan (predictability) sehingga alat ukur tersebut

mempunyai reliabilitas yang tinggi atau dapat dipercaya (Sugiyono, 2010:3).

Uji reliabilitas kuesioner dilakukan dengan teknik belah dua (Split Half),

untuk keperluan itu maka butir-butir kuesioner dibelah menjadi dua kelompok,

Page 12: Jbptunpaspp Gdl Syntiadwio 2447 3 Bab3ja

72

yaitu kelompok kuesioner ganjil dan kelompok kuesioner genap, lalu skor data

tiap kelompok itu disusun sendiri dan selanjutnya skor total antara kelompok

ganjil dan genap dicari korelasinya. Batas minimal korelasi kritis sebesar 0,7 yang

artinya alat ukur dikatakan tepat, stabil dan dapat diandalkan (Husein Umar,

2010:170).

Sebelum uji reliabilitas kuesioner, terlebih dahulu dicari korelasinya

adalah sebagai berikut:

Rxy=−n∑ AB−(∑ A ) (∑ B )

√ {n∑ A2−( A )2}{n∑ B2−(∑ B )2 }

(Sugiyono, 2010:210)

Setelah koefisien korelasi diketahui, selanjutnya hasil tersebut dimasukkan

dalam rumus Spearman Brown, yaitu:

R1=2 rb

1+rb

(Sugiyono, 2008:122)

Dimana: R = Nilai Reliabilitas

rb = Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua

3.6 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka analisis penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif. Disamping itu,

untuk lebih memahami fenomena yang diamati, maka dilengkapi juga dengan

Page 13: Jbptunpaspp Gdl Syntiadwio 2447 3 Bab3ja

73

analisis kualitatif yakni melalui metode deskriptif, sedangkan untuk pengujian

hipotesis dilakukan serangkaian uji statistik.

3.6.1 Analisis Deskriptif

Pengolahan data dilakukan untuk menjawab tujuan penelitian dengan cara

mengolah setiap jawaban pertanyaan dari kuesioner yang disebarkan untuk

dihitung frekuensinya dan persentasinya, kemudian dianalisa hasil data yang

didapat. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian variabel tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item

instrumen yang berupa pernyataan.

Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2010:90) bahwa dalam

penyusunan instrumen untuk variabel tertentu, sebaiknya butir-butir pertanyaan

atau pernyataan dibuat dalam bentuk kalimat positif, netral, atau negatif sehingga

responden dapat menjawab dengan serius dan konsisten. Setiap jawaban

responden dinilai dengan arah pertanyaan sebagai berikut: untuk pernyataan

positif, skala nilai yang digunakan adalah 5-4-3-2-1, dan untuk pernyataan negatif

skala nilai yang digunakan adalah 1-2-3-4-5, pengukuran ini dilakukan pada

pertanyaan tertutup yang berskala ordinal. Penjelasan dari skala tersebut

diantaranya:

Jawaban “Sangat Baik” memiliki nilai = 5

Jawaban “Baik” memiliki nilai = 4

Jawaban “Cukup Baik” memiliki nilai = 3

Jawaban “Tidak Baik” memiliki nilai = 2

Page 14: Jbptunpaspp Gdl Syntiadwio 2447 3 Bab3ja

74

Jawaban “Sangat Tidak Baik” memiliki nilai = 1

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti akan mengolah data mentah

dimana hanya mengemukakan data yang masuk dengan cara dikelompokkan dan

ditabulasikan kemudian diberi penjelasan. Kemudian jawaban untuk setiap elemen

dicari rata-ratanya dengan menggunakan rumus dari Husein Umar (2010:130),:

Nilai rata-rata =

∑ ( frekuensi∗bobot )

∑ sample (n )

Setelah diketahui nilai rata-rata dari setiap variabel yang diteliti, maka

untuk memudahkan interpretasi skor-skor yang dihasilkan diklasifikasikan dalam

kriteria sebagai berikut:

a. Kriteria Information Technology Relatedness

Kriteria nilai tertinggi 80 (16×5) dan nilai terendah 16 (16×1). Rentang

nilai untuk variabel X yaitu =80−16

5 =12,8 maka penulis menentukan sebagai

berikut:

Nilai 16 sampai dengan 28,8 dirancang untuk kriteria “Sangat Tidak Baik”

Nilai 28,9 sampai dengan 41,6 dirancang untuk kriteria “Tidak Baik”

Nilai 41,7 sampai dengan 54,4 dirancang untuk kriteria “Cukup Baik”

Nilai 54,7 sampai dengan 67,2 dirancang untuk kriteria “Baik”

Nilai 67,3 sampai dengan 80 dirancang untuk kriteria “Sangat Baik”

b. Kriteria Knowledge Management Capability

Page 15: Jbptunpaspp Gdl Syntiadwio 2447 3 Bab3ja

75

Kriteria nilai tertinggi 60 (12×5) dan nilai terendah 12 (12×1). Rentang

nilai untuk variabel X yaitu =60−12

5 =9,6 maka penulis menentukan sebagai

berikut:

Nilai 12 sampai dengan 21,6 dirancang untuk kriteria “Sangat Tidak Baik”

Nilai 21,7 sampai dengan 31,2 dirancang untuk kriteria “Tidak Baik”

Nilai 31,3 sampai dengan 40,8 dirancang untuk kriteria “Cukup Baik”

Nilai 40,9 sampai dengan 50,4 dirancang untuk kriteria “Baik”

Nilai 50,5 sampai dengan 60 dirancang untuk kriteria “Sangat Baik”

c. Kriteria Kinerja perusahaan

Kriteria nilai tertinggi 50 (10×5) dan nilai terendah 10 (10×1). Rentang

nilai untuk variabel Z yaitu =50−10

5 =8 maka penulis menentukan sebagai

berikut:

Nilai 10 sampai dengan 18 dirancang untuk kriteria “Sangat Tidak Baik”

Nilai 19 sampai dengan 26 dirancang untuk kriteria “Tidak Baik”

Nilai 27 sampai dengan 34 dirancang untuk kriteria “Cukup Baik”

Nilai 35 sampai dengan 42 dirancang untuk kriteria “Baik”

Nilai 43 sampai dengan 50 dirancang untuk kriteria “Sangat Baik”

3.6.2 AnalisisVerifikatif (Kuantitatif)

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

information technology relatednees terhadap kinerja perusahaan dengan

knowledge management capability sebagai variabel intervening yaitu analisis

Page 16: Jbptunpaspp Gdl Syntiadwio 2447 3 Bab3ja

76

regresi linier sederhana. Langkah-langkah dalam teknis analisis data adalah

sebagai berikut :

1. Analisis Regresi

Analisis regresi adalah suatu teknik yang digunakan untuk membangun

suatu persamaan yang menghubungkan antara variabel X dan variabel Y sekaligus

untuk menentukan nilai ramalan atau dugaannya. Persamaan regresi linier

sederhana dirumuskan sebagai berikut :

Y= a + bX + ε

Untuk mendapatkan a dan b digunakan rumus sebagai berikut :

Sumber : Sugiyono (2010:255)

Dimana :

Y = Variabel dependen

a = Suatu bilangan konstanta yang merupakan nilai Y apabila X= 0

b = Koefisien regresi

X = Variabel independen

n = Banyaknya sampel

ε= Epsilon (Faktor lain)

2. Analisis Korelasi

Page 17: Jbptunpaspp Gdl Syntiadwio 2447 3 Bab3ja

77

Menurut Sugiyono (2010:185), pengujian korelasi digunakan untuk

mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel x dan y, dengan

menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearson dengan rumus :

dimana : −1≤r≤+1

r = koefisien korelasi

n = jumlah responden

Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi digunakan acuan pada

Tabel 3.5 di bawah ini.

Tabel 3.5 Tingkat Keeratan Korelasi

Nilai Koefisien Korelasi Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi

0,00 – 0,199 Sangat Rendah0,22 – 0,399 Rendah0,40 – 0,599 Sedang0,60 - 0,799 Kuat0,80 – 1,00 Sangat Kuat

3. Pengujian Hipotesis

Langkah selanjutnya dari analisis data yaitu menguji hipotesis dengan

tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat

dipercaya anatara variabel independen dengan variabel dependen, yang pada

akhirnya akan diambil suatu kesimpulan H0 ditolak atau Ha diterima dari hipotesis

yang telah dirumuskan. Rancangan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

r =n(∑ XiYi )−(∑ Xi )(∑ y )

√{n(∑ Xi2 )−(∑ Xi )2 } {n (∑ yi2 )−(∑ yi )2 }

Page 18: Jbptunpaspp Gdl Syntiadwio 2447 3 Bab3ja

78

H0 ; ρ1 = 0, Information technology relatedness tidak berpengaruh

terhadap Knowledge management capability

Ha ; ρ1 0, Information technology relatedness berpengaruh terhadap

Knowledge management capability

H02 ; ρ2 = 0, Knowledge management capability tidak berpengaruh

terhadap kinerja perusahaan

Ha2 ; ρ2 0, Knowledge management capability berpengaruh terhadap

kinerja perusahaan

Untuk menguji hipotesis tersebut, maka data yang diperoleh dapat

dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Kriteria pengujian

H0 ditolak apabila thitung dari ttabel ( = 0,05)

Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak,

maka kriteria penerimaan atau penolakan hipótesis yaitu sebagai berikut:

1) Jika t hitung ≥ t table maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima

artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.

2) Jika t hitung ≤ t table maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak

artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya.

3. Analisis Koefisien Determinasi

Page 19: Jbptunpaspp Gdl Syntiadwio 2447 3 Bab3ja

79

Koefisien determinasi merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian

atau ketepatan antara nilai dugaan atau garis regresi dengan data sampel. Besarnya

koefisien determinasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kd = r2 x 100%

Dimana :

Kd = Koefisien determinasi

r = Koefisien korelasi