jenjang pendidikan guru/staf di sdn kesongo 01
TRANSCRIPT
98
64%
29%
7%
Jenjang Pendidikan Guru/Staf di SDN Kesongo 01
S1
SPG
SMK
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Sekolah dan Subjek Penelitian
4.1.1. Deskripsi Sekolah
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Kesongo 01.
SD Negeri Kesongo 01 beralamat di jalan Pelita 2 Dusun Krajan RT 05 RW
01 Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang dengan Kode
Pos 50773 Jawa Tengah. SD Negeri Kesongo 01 bersebelahan dengan SD
Negeri Kesongo 02 dan satu halaman dengan Taman Kanak-Kanak Pertiwi.
SD Negeri Kesongo 01, merupakan gabungan antara SD Negeri
Kesongo 01 dengan SD Negeri Kesongo 03. Luas tanah secara keseluruhan
adalah 3979 m2, dengan luas bangunan 2421 m
2 dan luas tanah tanpa
bangunan 1552 m2. SD Negeri Kesongo 01 memiliki 13 ruang kelas, 1
ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, 1 gudang, 1 ruang ekstra rebana, 1 kantor
guru, 8 ruang WC siswa, 1 WC guru dan 1 WC untuk kepala sekolah.
Sekolah yang berdiri sejak tahun 1977 ini, dikepalai oleh Bapak
Budiharto, S.Pd SD. Berdasarkan data yang ada, terdapat 9 guru dengan
jenjang pendidikan S1, 4 guru dengan jenjang pendidikan SPG dan 1 staf
dengan pendidikan SMK. Data jenjang pendidikan guru/staf di SD Negeri
Kesongo 01, dapat digambarkan ke dalam diagram sebagai berikut:
Diagram 4.1. Prosentase Pendidikan Guru/Staf SD Negeri Kesongo 01
99
Jumlah siswa di SD Negeri Kesongo 01 adalah 236 siswa
dengan 112 siswa laki-laki dan 124 siswa perempuan. SD Negeri
Kesongo 01 memiliki 2 kelas pararel, yaitu kelas I dan kelas IV. Kelas I
dibagi menjadi kelas Ia dan Ib, kelas IV dibagi menjadi kelas IVa dan
kelas IVb. Data kelas SD Negeri Kesongo 01 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Data Kelas SD Negeri Kesongo 01
No. Kelas Jumlah Siswa
Guru Putra Putri Total
1. Ia 9 16 25 Alfera Bekti S, S.Pd
2. Ib 9 16 25 Maryanah
3. II 16 20 36 Indhi Dwi, S. Pd
4. III 15 21 36 Sri Ambarwati
5. IVa 10 11 21 Siti Tarsipah, S.Pd
6. IVb 11 11 22 Muryati
7. V 21 18 32 Sudarmi, S.Pd
8. VI 21 18 39 Sukamti, S.Pd
Jumlah 112 124 236
Keseluruhan siswa di SD Negeri Kesongo 01 beragama Islam.
Maka di SD ini diadakan ekstrakurikuler rebana yang dilaksanakan
setiap hari Minggu pada pukul 08.00 WIB atau 14.00 WIB, dengan
guru pengajar Bapak Tanto. Sedangkan untuk kegiatan Pramuka di SD
Negeri Kesongo 01, sudah dimasukkan ke dalam jadwal pelajaran siswa
kelas III, IV, dan V. Hal ini dikarenakan kegiatan Pramuka sudah
dijadikan kegiatan ekstrakurikuler wajib yang masuk ke dalam
pengembangan diri.
4.1.2. Deskripsi Subjek
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada kelas
IVa dengan jumlah siswa 21 orang. Berdasarkan data siswa kelas IVa, siswa
kelas IVa terdiri atas 10 siswi dan 11 siswa. Usia 12 tahun terdapat 1 siswa,
usia 11 tahun ada 4 siswa. Sedangkan siswa usia 10 tahun ada 4 siswa dan 4
siswi, dan usia 9 tahun ada 6 siswi dan 2 siswa.
100
02468
1012
Jenjang Pendidikan Orang Tua Siswa Kelas IVa SD Negeri Kesongo 01
Ayah
Ibu
Di dalam data siswa tercantum pendidikan orang tua siswa yang
terdiri dari pendidikan ayah dan pendidikan ibu. Dari 21 siswa hanya ada 1
siswa yang ayahnya tamat perguruan tinggi. Sebagian besar pendidikan
ayah siswa kelas IVa adalah pada jenjang SMA/SMK/SLTA, sebagian lagi
masih tamatan SD dan SMP. Dari data yang diperoleh penulis tentang
jenjang pendidikan orang tua siswa kelas IVa, terdapat 1 ayah dengan
jenjang pendidikan Sekolah Tinggi, 11 ayah dengan jenjang pendidikan
SMA/SLTA/SMK, 1 ayah dengan jenjang pendidikan SMP dan 7 ayah
dengan jenjang pendidikan SD. Sedangkan data jenjang pendidikan untuk
ibu, ada 9 ibu dengan jenjang pendidikan SMA, 8 ibu dengan jenjang
pendidikan SMP, dan 4 ibu dengan jenjang pendidikan SD. Berikut ini
diagram jenjang pendidikan orang tua siswa kelas IVa.
Diagram 4.2. Jenjang Pendidikan Orang Tua Siswa Kelas IVa
Dalam buku data siswa juga tercatat pekerjaan kedua orang tua
masing-masing siswa. Berdasarkan buku data siswa kelas IVa SD Negeri
Kesongo 01, terdapat beberapa jenis pekerjaan orang tua siswa seperti
nelayan, buruh, wiraswasta, karyawan swasta, petani, pedagang kecil, dan
swasta. Berikut data pekerjaan orang tua siswa kelas IVa SD Negeri
Kesongo 01:
101
Tabel 4.2. Data Pekerjaan Orang Tua Siswa Kelas IVa
SD Negeri Kesongo 01 Tuntang
No. Pekerjaan Ayah Ibu
1. Nelayan 2 0
2. Buruh 1 2
3. Wiraswasta 12 1
4. Karyawan Swasta 2 0
5. Petani 1 0
6. Swasta 2 2
7. Pedagang Kecil 0 3
8. Tidak bekerja 0 13
Dalam beberapa kegiatan pembelajaran yang diobservasi oleh
penulis di kelas IVa. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran di pagi hari,
siswa terlebih dahulu disiapkan oleh ketua kelas, mengucapkan salam
kepada guru dan membaca doa Asmaul Husna. Diakhir jam pelajaran
sebelum pulang, siswa kembali disiapkan oleh ketua kelas untuk
mengucapkan salam kepada guru, mengucapkan terimakasih kepada guru
dan membaca doa sebelum pulang. Dalam kegiatan pembelajaran, ada
beberapa siswa yang menonjol keaktifannya dalam menjawab pertanyaan
guru. Dalam kegiatan tanya jawab, guru menyiasati dengan menunjuk siswa
untuk menjawab agar situasi pembelajaran tidak hanya didominasi oleh
siswa yang aktif saja. Ketika ada siswa yang tidak dapat menjawab atau
salah menjawab, siswa lain akan memberi respon menyalahkan dan
kemudian memberikan jawaban yang benar. Jadwal mata pelajaran Bahasa
Indonesia adalah pada hari Rabu dan Kamis. Hari Rabu, mata pelajaran
Bahasa Indonesia dijadwalkan pada jam pertama. Sedangkan pada hari
Kamis, jadwal mata pelajaran Bahasa Indonesia pada jam terakhir, yaitu jam
ke-6 dan jam ke-7. Kegiatan piket kelas di kelas IVa, berjalan dengan tertib
setiap harinya. Kegiatan piket kelas dilaksanakan pada saat jam pulang
sekolah.
4.2. Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan hasil observasi penulis terhadap kegiatan pembelajaran
Bahasa Indonesia di kelas IVa SD Negeri Kesongo 01 sebelum diberi
102
tindakan (prasiklus) didapatkan kegiatan pembelajaran yang lebih didominan
dengan kegiatan ceramah. Kegiatan observasi kondisi awal dilaksanakan pada
hari Kamis tanggal 10 April 2014 pembelajaran jam ke-7 dan 8 dengan tema
pembelajaran Koperasi. SK pembelajaran adalah SK 7, yaitu memahami teks
melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun.
Dalam kegiatan pendahuluan, guru hanya mempersiapkan siswa untuk
mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia, dengan menyebutkan halaman materi
pembelajaran dalam buku BSE Bahasa Indonesia untuk SD dan MI kelas IV
tulisan Kaswan Darmadi dan Rita Nirbaya. Guru tidak mengulas
pembelajaran minggu lalu dan tidak memberikan informasi kepada siswa
tentang tujuan yang hendak dicapai siswa setelah melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Setelah semua siswa siap dengan materi pembelajaran halaman
77 tentang berbalas pantun, guru menjelaskan kembali secara sekilas tentang
Pantun. Guru memberi contoh siswa cara membaca pantun, kemudian siswa
ditunjuk secara acak untuk membacakan pantun yang ada di dalam buku
secara berpasangan.
Pada pembelajaran selanjutnya, siswa diminta untuk membaca teks
Koperasi Sekolah. Selesai membaca, siswa diajak bertanya jawab dengan
guru guna menjawab pertanyaan yang ada di buku tentang bacaan Koperasi
Sekolah. Guru memilih siswa untuk menjawab pertanyaan yang ada dan
meminta tanggapan dari siswa lain tentang jawaban yang telah diberikan oleh
teman yang ditunjuk. Secara sepontan, guru mengembangkan pertanyaan-
pertanyaan seputar bacaan Koperasi Sekolah. Selesai bertanya jawab, guru
menjelaskan tentang bagaimana menemukan kalimat utama dalam paragraf.
Guru kemudian memberi contoh dengan membaca paragraf dan menyebutkan
kalimat yang menjadi kalimat utama dari paragraf itu. Guru memberikan
penjelasan tentang bagaimana mengetahui kalimat utama. Seusai memberi
contoh, guru kembali melakukan tanya jawab dengan siswa untuk
menemukan kalimat utama dalam paragraf. Kegiatan tanya jawab diiringi
dengan konfirmasi jawaban siswa dari guru. Sebagai kegiatan penutup, guru
103
memberi tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal dalam buku halaman
81.
Pada hari Kamis, tanggal 11 April 2014 guru melaksanakan kegiatan
evaluasi terhadap siswa tentang pembelajaran Bahasa Indonesia tema
Koperasi melalui ulangan harian. Dari hasil ulangan harian dengan tema
Koperasi, ada lebih dari separuh siswa kelas IVa yang tidak mencapai KKM,
yaitu nilai 70. Siswa yang mencapai nilai tuntas KKM hanya ada 7 siswa,
dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah adalah 70. Sedangkan untuk siswa
yang tidak tuntas KKM ada sebanyak 14 siswa dengan nilai terendah 35 dan
nilai tertinggi 60. Dari hasil nilai ulangan harian siswa pada kondisi awal
sebelum diberikan tindakan ini, dapat digambarkan dalam tabel sebagai
berikut.
Tabel 4.3.
Nilai Siswa Kelas IVa SD Negeri Kesongo 01 pada Kondisi Awal
No. Nilai Ketuntasan Sebelum Tindakan
Jumlah Siswa Presentase
1. < 70 Tidak tuntas 14 66,67%
2. ≥ 70 Tuntas 7 33,33%
Jumlah 21 100%
Perlu diketahui penyebab nilai siswa yang lebih dari separuh siswa di
kelas IVa tidak tuntas KKM. Jika dilihat dari kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan, dapat diketahui adanya kegiatan pembelajaran yang cenderung
masih menggunakan metode ceramah. Dalam kegiatan pembelajaran hanya
ada dua metode, yaitu ceramah, dan tanya jawab untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Setelah
diamati lebih lanjut, rasa bosan siswa kelas IVa terhadap metode
pembelajaran menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar
siswa. Pembelajaran yang cenderung monoton, menjadikan motivasi siswa
dalam belajar menjadi berkurang.
Dengan adanya hasil belajar siswa kelas IVa SD Negeri Kesongo 01
yang masih rendah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, penulis akan
melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model
104
pembelajaran think talk write. Dilaksanakannya pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan model pembelajaran think talk write,diharapkan dapat
memberi semangat baru kepada siswa untuk belajar dan menghilangkan rasa
bosan siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia. Dengan memberikan
inovasi terhadap pengalaman belajar siswa diharapkan hasil belajar siswa
akan menjadi lebih baik dan meningkat.
4.3. Deskripsi Siklus
4.3.1. Siklus I
4.3.1.1. Tahap Perencanaan Siklus I
Setelah melakukan diskusi dengan guru tentang promes dan
silabus pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IVa SD Negeri Kesongo
01. Guru dan penulis menentukan SK dan KD pembelajaran Bahasa
Indonesia yang akan digunakan untuk perencanaan pembelajaran
siklus I pada penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan penelitian
tindakan kelas pada siklus I, akan dilaksanakan pada pembelajaran SK
8, yaitu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara
tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak.
Sedangkan KD yang menjadi bahan pembelajaran adalah KD 8.1 yang
memuat tentang menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana
dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik,
tanda koma, dll). Berdasarkan KD yang ada, kemudian penulis
menurunkannya menjadi beberapa indikator dengan beracukan silabus
SD Negeri Kesongo 01 kelas IV. Indikator yang hendak dicapai dalam
pembelajaran siklus I antara lain: 1) menggunakan tanda baca, 2)
menentukan topik/tema karangan, 3) menyusun kerangkan karangan,
dan menyusun karangan dengan menggunakan bahasa dan ejaan yang
disempurnakan. Kegiatan pembelajaran siklus I meliputi 3 kali
pertemuan, setiap pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran,
setiap jam pelajaran dilaksanakan selama 35 menit.
105
a. Siklus I Pertemuan pertama
Pada pertemuan pertama di siklus I, pembelajaran akan
dipusatkan pada pencapaian indikator ke-1, yaitu tentang
menggunakan tanda baca. Sebelum dilaksanakan kegiatan
pembelajaran, maka penulis menyusun sebuah rancangan
pembelajaran berupa RPP siklus I pertemuan pertama. Selain itu,
penulis juga menyiapkan beberapa sumber belajar untuk dikemas
menjadi sebuah materi ajar berkenaan dengan materi yang akan
disampaikan oleh guru. Sebagai media pembelajarannya, penulis
mempersiapkan materi belajar bagi siswa, dan lembar kerja siswa
untuk didiskusikan. Sebagai kebutuhan administrasi penulis, penulis
juga menyiapkan daftar presensi siswa, lembar observasi siswa, dan
lembar observasi guru.
Rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada
pertemuan pertama di siklus I ini adalah diawali dengan kegiatan
pendahuluan. Kegiatan pendahuluan direncanakan berlangsung selama
kurang lebih 10 menit. Kegiatan pendahuluan yang akan dilaksanakan
antara lain adalah membuka pembelajaran dengan berdoa, dilanjutkan
dengan guru mengabsen siswa. Sebelum masuk kedalam apersepsi,
guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran
Bahasa Indonesia. Apersepsi dilaksanakan sekaligus mengingatkan
siswa tentang pembelajaran sebelumnya, yaitu dengan menggunakan
pantun. Pantun berisikan mengingatkan siswa untuk menggunakan
ejaan yang benar dalam membuat karangan. Setelah kegiatan
apersepsi, guru memberitahukan kepada siswa tentang tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai.
Kegiatan inti, direncanakan dilaksanakan selama 55 menit,
yang meliputi kegiatan eksplorasi, ellaborasi dan konfirmasi. Pada
kegiatan eksplorasi siswa diberikan materi belajar yang telah
disiapkan oleh penulis, yaitu tentang “Ejaan yang Benar”. Materi itu,
kemudian dibaca oleh siswa sebagai tindakan think. Untuk
106
mempertegas pemerolehan informasi melalui membaca materi, setelah
membaca siswa diminta untuk memberi tanda garis bawah pada
kalimat yang dianggap penting oleh siswa. Kemudian, guru
melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa berkaitan dengan
materi pembelajaran. Untuk memasuki kegiatan elaborasi, siswa
dibagi dalam kelompok belajar heterogen. Pelaksanaan kegiatan
elaborasi dilaksanakan dengan membagikan lembar kerja siswa untuk
didiskusikan oleh siswa dalam kelompok belajar yang telah dibagi.
Selesai berdiskusi, siswa perwakilan kelompok mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Kegiatan diskusi dan
presentasi adalah perwujudan pembelajaran dalam tahap talk. Dalam
kegiatan elaborasi ini, guru bertugas memfasilitasi siswa untuk aktif
melakukan diskusi kelompok dan menjaga situasi kondusif selama
siswa presentasi. Guru juga memberikan koreksi jika ada hasil diskusi
kelompok yang dipresentasikan salah. Kegiatan terakhir dalam
kegiatan elaborasi ini, siswa diminta untuk menuliskan kembali hasil
diskusinya yang telah dipresentasikan di depan kelas. Kegiatan ini
sebagai tahap write.
Pada kegiatan penutup, guru dan siswa membuat kesimpulan
pembelajaran. Kegiatan penutup direncanakan kurang lebih selama 5
menit. Setelah memeroleh kesimpulan pembelajaran, guru
menyampaikan kegiatan pembelajaran pertemuan mendatang. Sebagai
kegiatan terakhir, guru menutup kegiatan pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan mempersilahkan siswa untuk beristirahat.
b. Siklus I Pertemuan kedua
Sebagai persiapan kegiatan pembelajaran pada pertemuan
kedua siklus I ini, penulis mempersiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran, materi ajar dan materi belajar, lembar kerja siswa,
lembar observasi siswa, dan lembar observasi guru. Rencana
pelaksanaan pembelajaran dibuat dengan beracukan indikator ke-2, 3,
dan 4. Indikator yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan
107
kedua siklus I ini antara lain adalah indikator 2) menentukan
topik/tema karangan, indikator 3) menyusun karangan dengan
menggunakan bahasa dan ejaan yang disempurnakan. Pertemuan
kedua dalam pembelajaran siklus I ini diawali dengan kegiatan
pendahuluan, yaitu dengan kegiatan guru mempersiapkan siswa untuk
siap mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia. Kegiatan pem-
belajaran pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis jam
pelajaran ke-7 dan jam pelajaran ke-8. Sebelum memasuki materi
pembelajaran, guru melaksanakan kegiatan apersepsi dengan
membacakan siswa sebuah pantun dengan isi ajakan menulis
karangan. Seusai apersepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang harus dicapai siswa setelah melaksankan pembelajaran.
Kegiatan inti akan dilaksanakan selama kurang lebih 45 menit.
Dalam kegiatan inti akan dibagi menjadi 3 kegiatan, yaitu kegiatan
eksplorasi, kegiatan elaborasi dan kegiatan konfirmasi. Dalam
kegiatan eksplorasi, siswa diberi bacaan berisi materi pembelajaran
yang telah disediakan oleh penulis. Materi belajar adalah tentang
menulis karangan. Kegiatan membaca siswa dilanjutkan dengan
kegiatan siswa memberi tanda pada kalimat yang dianggap penting.
Kegaitan ini sebagai perwujudan kegiatan tahap think dalam
pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran think talk
write. Kegiatan elaborasi, dilaksanakan dengan diskusi kelompok
yang dilaksankan siswa dalam kelompok belajar heterogennya. Selesai
berdiskusi, siswa perwakilan kelompok memprsentasikan hasil
diskusinya didepan kelas. Guru bertugas mengawasi kegiatan siswa
dalam kegiatan elaborasi agar pembelajaran tetap kondusif. Guru juga
bertugas menciptakan suasana belajar yang kompetitif. Jika ada hasil
diskusi yang salah, guru bertugas meluruskan jawaban kelompok
dengan kegiatan tanya jawab bersama siswa. Kegiatan diskusi dan
presentasi masuk kedalam tahapan talk dalam pembelajaran think talk
write. Selesai melaksankan kegiatan talk, siswa secara individu
108
diminta untuk menuliskan kembali hasil diskusi atau materi
pembelajaran yang telah didapat melalui kegiatan diskusi dan
presentasi. Kegiatan siswa menulis secara individu ini, termasuk
dalam kegiatan write.
Seusai kegiatan inti, dilaksanakan kegiatan konfirmasi. Dalam
kegiatan ini, guru memberi komentar dan kritik positif pada kegiatan
siswa selama kegiatan eksplorasi dan elaborasi. Namun, sebelumnya,
guru memberikan konfirmasi jawaban dari lembar kerja siswa yang
telah didiskusikan. Sebagai motivasi siswa, guru memberikan pujian
kepada siswa yang aktif dan bekerja sama dengan baik. Kegiatan
pembelajaran diakhiri dengan pelaksanaan kegaitan penutup. Kegiatan
penutup dilaksankan dengan membuat kesimpulan pembelajaran
dengan cara dilakukannya tanya jawab antara siswa dan guru. Setelah
didapat kesimpulan pembelajaran, guru menginformasikan kegiatan
pembelajaran dipertemuan mendatang.
c. Siklus I pertemuan ketiga
Dalam pertemuan ketiga siklus I, tujuan utama pembelajaran
adalah untuk melaksanakan kegiatan evaluasi pembelajaran. Hal yang
dipersiapkan dalam pembelajaran pertemuan ketiga antara lain adalah
rencana pelaksanaan pembelajaran dan soal evaluasi. Dalam kegiatan
pendahuluan, setelah guru mengkondisikan siswa untuk siap
mengikuti pelajaran, guru mengingatkan siswa kembali, kegiatan
pembelajaran lalu. Guru menginformasikan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan siswa dalam kegiatan pertemuan ketiga ini.
Dalam kegiatan inti, guru melakukan tanya jawab tentang
materi Bahasa Indonesia yang telah dipelajari siswa tentang
Karangan. Kemudian, guru menugaskan siswa secara individu untuk
menentukan topik karangan. Setelah siswa mendapatkan topik
karangan, siswa diminta untuk menulis kerangka karangan sesuai
dengan tema yang telah ditentukan siswa. Dari kerangka karangan
yang telah ditulis siswa, siswa diminta untuk membacakan kerangka
109
karangan yang telah dibuatnya. Guru dapat menunjuk siswa atau
menawarkan kepada siswa yang ingin maju membacakan kerangka
karangannya.
Kegiatan evaluasi dilaksankan pada kegiatan penutup dengan
alokasi waktu kurang lebih 45 menit. Siswa diminta untuk
mengerakan soal evaluasi yang telah disediakan secara individu.
Siswa yang telah selesai mengerjakan, dapat mengumpulkan
pekerjaannya dimeja guru.
Selain mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
siklus I, perlu dipersiapkan alat evaluasi sebagai pengukur hasil
belajar siswa. Alat evaluasi yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini, adalah soal tes objektif dan essay. Sebelum
digunakan untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa, dilakukan uji
validitas dan uji reliabilitas soal, serta analisis tingkat kesukaran soal.
Untuk menguji validitas dan reliabilitas soal serta tingkat kesukaran
soal, digunakan SPSS 16.0 for windows. Sebagai kelas penguji
validitas, reliabilas dan tingkat kesukaran soal, penulis mengujikan
soal di kelas IVb SD Negeri Kesongo 01, dengan jumlah siswa 22.
Sebagai soal evaluasi siklus I, penulis menyediakan soal objektif
sebanyak 25 soal, dan soal essay sebanyak 4 soal.
4.3.1.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Perencanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam tiga
kali pertemuan. Pertemuan pertama dan pertemuan kedua
dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
think talk write. Sedangkan pertemuan ketiga dilaksanakan untuk
kegiatan evaluasi hasil belajar siswa. Setiap pertemuan, dilaksanakan
selama 2 jam pelajaran, yang mana setiap jam pelajarannya beralokasi
waktu 35 menit.
110
a. Siklus I Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Rabu,
tanggal 16 April 2014, dan dilaksanakan pada jam ke-1 dan 2.
Kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dimulai pada pukul 07.05
WIB seusai bel masuk sekolah. Tidak ada siswa yang datang
terlambat pada hari itu.
Setelah semua siswa duduk dengan tenang, Ibu Siti, guru kelas
IVa mengucapkan salam selamat pagi kepada siswa-siswa. Ibu Siti
berdiri di depan kelas, dan ketua kelas menyiapkan siswa untuk
memberi salam dan membacakan doa Asmaul Husna. Seusai doa, Ibu
Siti dengan ramah, menanyakan kepada siswa, “Apakah siswa ada
yang belum sarapan?”. Sebagian besar siswa menjawab sudah, dan
ada pula beberapa siswa sekitar 2 atau 3 siswa yang menjawab belum.
Ibu Siti menanyakan kepada siswa “Adakah teman kalian yang tidak
masuk hari ini?”. Beberapa siswa menjawab “FMJ tidak masuk, Bu”.
Hari itu, FMJ tidak masuk karena sakit. Kemudian, Ibu Siti
menanyakan jadwal mata pelajaran pada jam pelajaran pertama, dan
siswa menjawab “Bahasa Indonesia”. Beberapa siswa nampak sudah
siap dengan buku-buku mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
diperlukan untuk pembelajaran. Ibu Siti segera memerintahkan siswa
yang belum mengeluarkan buku Bahasa Indonesia, untuk menyiapkan
buku Bahasa Indonesia, dan alat tulis. Segala buku/benda yang tidak
berhubungan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia dan alat tulis
yang diperlukan diminta untuk dimasukan ke dalam tas atau laci meja
siswa. Setelah semua siswa siap, Ibu Siti menanyakan materi
pembelajaran Bahasa Indonesia lalu. Secara umum siswa menjawab
“Pantun dan cara bertelepon”. Kemudian, Ibu Siti membacakan 2
buah pantun, satu pantun pertama adalah pantun Ibu Siti yang
memberi motivasi kepada siswa untuk belajar lebih giat. Sedangkan
pantun kedua adalah pantun yang sudah disediakan penulis dalam
RPP. Ibu Siti menciptakan komunikasi dalam kegiatan apersepsi ini,
111
yaitu dengan menanyakan isi dari pantun yang dibacakan Ibu Siti.
Menanggapi jawaban siswa tentang isi pantun kedua, yaitu tentang
membuat karangan, Ibu Siti memberitahu siswa bahwa, siswa dan Ibu
Siti akan belajar tentang menulis karangan. Namun, sebelum
mempelajari karangan, siswa terlebih dahulu harus mempelajarai
ejaan yang yang benar. Agar siswa dapat menulis karangan dengan
bahasa yang baik dan mudah dimengerti. Kegiatan pendahuluan yang
dilaksanakan oleh Ibu Siti berlangsung kurang lebih selama 9 menit.
Memasuki kegiatan inti, Ibu Siti membagikan lembar materi
“Ejaan yang Benar” kepada masing-masing siswa sembari
menjelaskan kepada siswa, bahwa materi yang didapat siswa harus
dibaca, dipahami, dan jangan terburu-buru dalam membaca. Seusai
membagikan lembar materi, Ibu Siti juga ikut membaca materi yang
telah disediakan penulis. Kurang lebih setelah 5 menit siswa membaca
materi yang ada, Ibu Siti bertanya “Sudah selesai membacanya?”,
sebagian siswa ada yang menjawab sudah dan beberapa siswa ada
yang belum selesai membaca. Ibu Siti, kemudian memerintahkan
siswa untuk memberi tanda garis bawah pada materi yang dianggap
penting oleh siswa. Serentak siswa sibuk mengeluarkan penggaris dan
bolpoin. Siswa menjadi sedikit bising karena sebagian siswa
mengucapkan apa yang ia baca. Setelah dirasa cukup dan siswa sudah
selesai memberi tanda garis bawah, Ibu Siti melakukan tanya jawab
dengan siswa seputar materi yang telah dibaca siswa. Awalnya, siswa
membaca secara serempak, kemudian Ibu Siti menunjuk siswa yang
tunjuk jari untuk menjawab. Beberapa kali Ibu Siti mengajukan
pertanyaan kemudian menunjuk siswa untuk menjawab. Salah
satunya, Ibu Siti menunjuk siswi bernama AMC untuk menjawab
pertanyaan “Tanda baca apa lagi yang ada didalam bacaan (yang
belum disampaikan oleh teman yang sebelumnya menjawab)”. AMC
terlihat bingung dan memandangi lembar materi ditangannya. AMC
menjawab “Titik”, sontak sebagian siswa menoleh dan memandangi
112
AMC dan menyatakan bahwa titik sudah dijawab oleh teman lain.
AMC mencoba kembali dengan menjawab “Tanda seru”. Siswa-siswa
yang lain membenarkan jawaban AMC dengan cara menyelotehkan
kata “Nah”, sebagai ungkapan lega karena AMC dapat menjawab
dengan benar. Dalam kegiatan tanya jawab, Ibu Siti menyelipkan
penjelasan-penjelasan dan sedikit pengembangan dari materi ajar.
Sebagai contoh ketika Ibu Siti mengajukan pertanyaan fungsi dari
tanda titik, ada siswa yang menjawab digunakan untuk kalimat berita.
Kemudian Ibu Siti melakukan tanya jawab tentang contoh kalimat
berita kepada siswa dan memberi konfirmasi jawaban siswa. Adapun
siswa yang berani menjawab dengan tunjuk jari saat kegiatan tanya
jawab adalah FLA, AGS, DHA, AHW dan RZL. Seusai bertanya
jawab, Ibu Siti mengulang kembali secara sekilas materi yang telah
dibaca siswa, sebagian siswa mengikuti/menjawab kata-kata Ibu Siti.
Sebagai contoh ketika Ibu Siti menjelaskan fungsi tanda koma, ada
beberapa siswa ikut membaca fungsi tanda koma. Selesai bertanya
jawab, siswa dibagi kedalam 4 kelompok sesuai dengan deretan
tempat duduk. Satu deret tempat duduk, satu kelompok. Karena ada
siswa yang tidak masuk, maka salah satu siswi bernama SNA untuk
pindah ke deretan kelompok lain agar berjumlah sama. Dibutuhkan
waktu kurang lebih selama 3-4 menit untuk menata meja,
menggabungkan meja dan memindahkan kursi agar siswa dapat
berkelompok. Adapun, kelompok yang terbentuk antara lain:
kelompok 1, beranggotakan AZV, DHA, RZS, AFK, RBM, AHW.
Kelompok 2, FLA, AMC, RZL, AGS, ASK. Kelompok 3
beranggotakan CLO, NAP, RZS, ALS, SNA. Serta kelompok 4
beranggotakan ARM, ASN, NAF, TSN, dan ZRD.
Ibu Siti, kemudian membagikan Lembar Kerja Siswa yang
telah disediakan oleh penulis. Masing-masing kelompok diberikan 2
lembar kerja siswa untuk dikerjakan dan didiskusikan dalam
kelompok. Ibu Siti mengingatkan siswa untuk menuliskan nama
113
kelompok. Ibu Siti mengawasi siswa dari meja guru. Dalam kegiatan
diskusi kelompok suasana menjadi aktif dan sedikit ramai karena
siswa berbicara mendiskusikan jawaban dari pertanyaan di LKS. Ibu
Siti menegur siswa untuk segera mengerjakan dan tidak saling
menyalahkan. Kelompok 2, mengalami perselisihan dalam kerja
kelompok, sehinga mereka saling menyalahkan. Namun, keadaan ini
bisa dikendalikan oleh Ibu Siti dengan mendekati kelompok dan
menanyakan apa yang menjadi sebab siswa saling menyalahkan.
Siswa hanya saling tuding dan menyalahkan tanpa menjelaskan sebab
masalah. Ibu Siti segera menyuruh mereka untuk kembali fokus pada
kegiatan diskusi dan tidak menyalahkan lagi. Ibu Siti mengawasi
kegiatan diskusi kelompok siswa sehingga hampir semua siswa mau
mengikuti kerja kelompok, walaupun ada beberapa siswa yang hanya
diam saja dan memperhatikan teman berdiskusi. Setelah situasi
kondusif untuk berdiskusi, Ibu Siti kembali duduk di meja guru,
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan LKS secara
berkelompok. Pukul 07.40 WIB, Ibu Siti menanyakan kepada siswa
apakah siswa sudah selesai mengerjakan LKS, dan sebagian siswa
menjawab belum. Namun, ada satu kelompok, yaitu kelompok 3
sudah selesai mengerjakan. Dalam kegiatan diskusi, kelompok 3
memiliki kerja sama yang baik dan terlihat kompak. Saling membantu
dan menemukan jawaban bersama sehingga mereka bisa selesai
terlebih dahulu. Ibu Siti menyuruh siswa untuk segera
menyelesaikannya. Sepuluh menit kemudian, Ibu Siti menyuruh
kelompok satu untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Jawaban yang dipresentasikan adalah jawaban dari soal nomor 1,
dimana siswa diminta menuliskan kembali teks bacaan dilengkapi
dengan ejaan yang benar. Kelompok 1 diwakili oleh AHW. AHW
membacakan hasil diskusi kelompoknya. Beberapa siswa dari
kelompok lain, ada yang tidak memperhatikan karena sibuk memilih
siswa yang akan maju. Ibu Siti segera menyuruh seluruh siswa untuk
114
diam terlebih dahulu mendengarkan presentasi kelompok. Jawaban
kelompok 1 sudah benar, Ibu Siti kemudian mengajak siswa untuk
memberi tepuk tangan. Presentasi kelompok 2 diwakili oleh AGS.
Dalam presentasi AGS membacakan bacaannya tanpa jeda. Seusai
membaca hasil diskusi kelompok, Ibu Siti segera mengulangi cara
AGS membaca dan menunjukkan bahwa itu salah. Peletakan tanda
koma dalam teks bacaan juga masih salah. Pada kalimat baris kedua
masih kurang tanda baca. Kemudian, Ibu Siti menawarkan kepada
kelompok lain untuk membenarkan jawaban dari kelompok 2. Siswa
bernama FLA, yang juga anggota kelompok 2 tunjuk jari dan akan
membenarkan jawaban dari hasil diskusi kelompoknya. Ibu Siti
memberi kesempatan kelompok 2 untuk membenarkan jawabannya.
Setelah dibenarkan, Ibu Siti mempersilahkan kelompok 3 untuk
presentasi. Presentasi kelompok 3 diwakili oleh SNA. SNA,
mempresentasikan dengan suara yang pelan, sehingga suasana kelas
menjadi sedikit gaduh. Jawaban kelompok 3 sudah benar. Ibu Siti
segera melanjutkan presentasi kelompok 4. Hasil diskusi kelompok 4,
dipresentasikan oleh ARM. Jawaban dari kelompok 4 sudah benar.
Seusai presentasi, Ibu Siti mengulangi kembali jawaban yang
benar. Soal pertanyaan tentang bacaan, dikoreksi secara bersama-
sama. Ibu Siti memulai menunjuk perwakilan setiap kelompok untuk
membaca soal dan jawaban kelompok. Karena waktu sudah hampir
habis. Hasil kelompok segera dikumpulkan, dan siswa diminta untuk
menuliskan kembali apa yang sudah mereka pelajari. Sembari siswa
mempersiapkan buku dan alat tulis untuk kegiatan write, guru
bertanya jawab dengan siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran.
Hasil diskusi kelompok dikumpulkan, dan ternyata dalam 1 kelompok
siswa menuliskan 2 jawaban. Satu jawaban dengan nama-nama
anggota anak laki-laki, dan 1 pekerjaan dengan nama-nama anggota
anak perempuan. Kegiatan pembelajaran, dilanjutkan dengan mata
pelajaran lain.
115
b. Siklus I pertemuan kedua
Pertemuan kedua, siklus I dilaksankan pada hari Kamis,
tanggal 17 April 2014. Jam pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IVa
pada hari Kamis adalah pada jam ke-7 dan jam ke-8. Kegiatan
pembelajaran dilaksanakan pada pukul 11.10 WIB seusai jam istirahat
ke-2. Pada pertemuan kedua ini, semua siswa masuk sekolah dan tidak
ada yang ijin. Setelah seluruh siswa masuk kelas, guru menegaskan
kepada siswa bahwa jam istirahat sudah selesai, jadi siswa sudah tidak
boleh bermain-main lagi karena saatnya untuk belajar. Siswa
kemudian mengeluarkan buku mata pelajaran Bahasa Indonesia. Ibu
Siti menanyakan materi pelajaran Bahasa Indonesia kemarin, siswa
secara umun menjawab tentang ejaan. Guru mengungkapkan tujuan
pembelajaran, bahwa pelajaran ejaan yang telah dipelajari siswa
kemarin untuk diterapkan dalam cara berbahasa siswa, dan sekarang
siswa akan belajar tentang karangan. Ejaan yang kemarin sudah
dipelajari harus digunakan siswa untuk menulis karangan.
Ibu Siti kemudian membagikan materi bacaan kepada siswa
tentang menulis karangan. Siswa secara individu membaca materi
yang telah dibagikan dan memberi tanda garis bawah pada kalimat
yang dianggap penting. Seusai membaca, Ibu Siti secara sekilas
melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dibaca siswa.
Kemudian siswa dibagi dalam kelompok belajar sesuai dengan deretan
tempat duduk. Kelompok 1 beranggotakan AZV, DHA, AMC, AFK,
AHW, RZL. Kelompok 2 beranggotakan FMJ, RZS, RBM, NAF,
ASK. Anggota kelompok 3 terdiri atas CLO, NAP, FLA, ALS, dan
SNA. Sedangkan kelompok 4 terdiri atas ARM, ASN, AGS, TSN, dan
ZRD. Kali ini siswa lebih sigap dalam menggeser meja dan kursi
untuk diskusi kelompok. Setelah semua siswa duduk sesuai kelompok,
Ibu Siti memberitahukan tata cara mengerjakan LKS agar tidak lagi
menuliskan jawaban dengan nama sendiri-sendiri walaupun
jawabannya sama. Kegiatan diskusi pada pertemuan ini lebih terarah
116
dibandingkan dengan pertemuan pertama. Siswa sudah dapat saling
bekerja sama dengan tenang. Dalam menuliskan hasil diskusi, setiap
kelompok tetap menuliskan 2 jawaban. Jawaban dituliskan oleh
anggota anak laki-laki dan perempuan. Hanya saja, nama yang mereka
tuliskan adalah nama satu kelompok. Untuk menghargai upaya
mereka dalam belajar, kegiatan menuliskan 2 jawaban setiap
kelompok tetap diteruskan. Ibu Siti secara sekilas mengawasi kegiatan
diskusi siswa. Mendatangi setiap kelompok dan menanyakan apakah
siswa dapat mengerjakan atau tidak, apakah ada kesulitan atau tidak.
Ibu Siti memperingatkan siswa untuk tidak saling menyalahkan,
namun mengerjakan dengan bersama-sama agar cepat selesai. Jika
siswa ramai dan tidak segera mengerjakan, dapat memungkinkan
siswa-siswa terlambat pulang karena kegiatan pembelajaran belum
usai saat bel pulang sekolah. Pengerjaan LKS secara diskusi
dilaksanakan siswa dengan baik. Setelah kurang lebih, 20 menit
berdiskusi, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok seperti kemarin, hanya saja siswa yang maju siswa yang
kemarin belum maju. Seketika, masing-masing kelompok menunjuk
wakilnya. Ada kelompok yang siswanya hanya saling tunjuk dan tidak
ada yang mau maju. Setelah sesaat saling tunjuk, ahkirnya ada siswa
yang mau maju membacakan hasil presentasi kelompok.
Kelompok yang pertama kali maju adalah kelompok 4. Siswa
dikelompok 4 diwakili oleh AGS, yang kemarin sudah maju
presentasi. Saat ditawari untuk ganti siswa lain yang maju, siswa
dikelompok 4 tidak ada yang berani maju kedepan, ada juga yang
malu maju. Kelompok 3 diwakili oleh FLA, kelompok 2 diwakili oleh
Astri dan kelompok 1 diwakili oleh DHA. Secara keseluruhan, hasil
diskusi kelompok yang dipresentasikan sudah benar jawabannya.
Dalam setiap presentasi, setelah selesai presentasi, Ibu Siti mengajak
siswa untuk memberikan tepuk tangan kepada siswa yang telah maju
presentasi. Dari 5 soal diskusi, soal nomor 4 adalah soal merangkai
117
kalimat untuk dijadikan kerangka karangan dengan memperbaiki
ejaan pada setiap kalimatnya. Pada pertanyaan ini, Ibu Siti
mengulangi jawaban siswa dan memberi penegasan tentang tanda
baca yang digunakan setiap poin jawabannya. Kegiatan presentasi
dilaksankan lebih lama dari pertemuan pertama, karena dalam
presentasi ini, siswa juga harus membacakan karangan yang mereka
buat berdasarkan kerangka karangan yang telah mereka susun.
Seusai presentasi dan konfirmasi jawaban, siswa diminta untuk
menuliskan rangkuman dari apa yang telah mereka pelajari tentang
menulis karangan. Siswa diberi waktu sampai pukul 12.00 WIB untuk
menuliskan kembali tentang materi yang telah mereka dapat. Setelah
semua siswa selesai menuliskan rangkuman, hasil diskusi kelompok
dikumpulkan. Ibu Siti memberi pujian kepada siswa karena telah
dapat berdiskusi dengan baik, dapat bekerjasama dengan baik dengan
teman. Namun, masih ada siswa yang tidak secara aktif mengikuti
diskusi. Bahkan di kelompok 4 tidak ada yang berani maju, yang
maju, AGS lagi yang kemarin sudah maju. Ibu Siti memberitahukan
kepada siswa, bahwa pertemuan mendatang, siswa akan melaksankan
tes Bahasa Indonesia berkaitan dengan apa yang telah dipelajari siswa
kemarin dan hari ini. Kemudian siswa dipersilahkan untuk bersiap
untuk pulang. Setelah semua siswa dalam kondisi siap, ketua kelas
mengkomando para siswa untuk mengucapkan salam dan doa. Seusai
doa, Ibu Siti menunjuk deretan duduk siswa satu per satu untuk
pulang. Sebelum pulang, siswa bersalaman dengan mencium tangan
Ibu Siti. Petugas piket pada hari itu, tidak terlebih dahulu pulang,
mereka melaksankan tugasnya dengan menyapu dan membersihkan
papan tulis. Ibu Siti menunggui siswa yang piket hari itu.
c. Siklus I pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan pada minggu
berikutnya, pada hari Rabu tanggal 23 April 2014. Jam pelajaran
Bahasa Indonesia adalah jam ke-1 sampai dengan jam ke-3. Namun
118
dalam pelaksanaannya, pembelajaran pertemuan ketiga siklus I ini
hanya dilaksankan dua jam pelajaran sesuai dengan RPP yang telah
dibuat. Bel masuk sekolah baru dibunyikan pada pukul 07.07 WIB.
Setelah semua siswa masuk, Ibu Siti masuk kelas dan mengucapkan
salam selamat pagi kepada siswa. Setelah Ibu Siti berdiri di depam
kelas, Ibu Siti memerintahkan kepada siswa untuk segera disiapkan.
Ketua kelas IVa, menyiapkan siswa untuk memberi salam dan berdoa
bersama. Seusai membacakan surat Asmaul Husna, Ibu Siti
mengabsen siswa dengan menanyakan apakah ada siswa yang ijin atau
tidak masuk? Pada hari itu, semua siswa kelas IVa masuk sekolah.
Sebagian siswa sudah siap belajar dengan menyiapkan buku mata
pelajaran Bahasa Indonesia dan alat tulis. Ibu Siti menegaskan bahwa
siswa akan belajar Bahasa Indonesia dan akan dilakukan tes untuk
menguji kepahaman siswa tentang materi pelajaran yang telah
dipelajari. Ibu Siti melakukan tanya awab tentang ejaan yang benar.
Siswa menjawab dengan cara tunjuk jari, siswa yang ditunjuk baru
boleh menyatakan jawabannya. Ada kalanya Ibu Siti menunjuk sendiri
siswa yang kurang aktif untuk menjawab. Jika ada jawaban siswa
yang tidak jelas, Ibu Siti mencoba mengulangi perkataan siswa agar
semua siswa dapat mendengar, dan menanyakan kebenaran jawaban
temannya. Dari matei ejaan yang benar, dapat terlihat bahwa sebagian
besar siswa sudah memahami penggunaan tanda baca dan huruf
kapital sesuai dengan yang minggu lalu dipelajari siswa.
Kegiatan tanya jawab dilanjutkan dengan siswa dimita untuk
menentukan topik/tema karangan. Tema karangan yang ditentukan
berkenaan dengan pengalaman siswa secara individu. Ibu Siti
menunggu sampai seluruh siswa selesai menentukan tema karangan.
Selama menunggu semua siswa selesai menentukan tema, Ibu Siti
menyanyakan kepada siswa yang telah lebih dahulu selesai
menentukan tema karangan. Ada 3 siswa yang memberitahukan tema
yang menjadi topik karangannya. Hal ini dilakukan sembari memberi
119
contoh kepada siswa lain tentang tema karangan. Seletah semua siswa
selesai menentukan tema, Ibu Siti meminta siswa untuk menuliskan
kerangka karangan sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Ibu siti
terlebih dahulu memberikan contoh kepada siswa dengan menentukn
tema karangan dan menuliskan kerangka karangannya di papan tulis.
Setelah ada siswa yang selesai menuliskan kerangka karangannya,
siswa ditunjuk untuk maju ke depan membacakan kerangka
karangannya. Adapun siswa yang maju membacakan kerangka
karangannya adalah TSN, tentang jatuh dari sepeda. Siswa kedua
yang maju adalah NAP dengan tema karangan pergi ke Candi
Borobudur. Dan siswa ketiga adalah AFK tentang pergi ke pantai
dengan keluarga.
Seusai ketiga siswa membacakan kerangka karangannya, Ibu
Siti memberi pujian kepada siswa. Ibu Siti menanyakan kepada siswa
lain apakah ada siswa yang ingin bertanya atau kesulitan membuat
kerangka karangan? Sebagian siswa menjawab tidak kesulitan dan
sudah selesai. Masih ada beberapa siswa yang masih bingung dengan
kerangka yang akan dibuatnya, sehingga mereka belum selesai
membuat kerangka karangan. Siswa yang belum selesai diberikan
waktu 5 menit untuk menyelesaikan kerangka karangannya. Setelah
semua siswa selesai menuliskan kerangka karangannya, siswa diminta
untuk memasukan semua buku dan kertas. Siswa hanya boleh
menyiapkan alat tulis berupa bolpoin. Siswa dibagikan soal evaluasi
secara satu persatu. Ibu Siti juga mengingatkan siswa untuk tidak lupa
menuliskan nama dan nomor absen. Siswa diberi waktu hingga pukul
08.10 WIB, tes dimulai pukul 07.40 WIB. Soal tes evaluasi siswa
terdiri dari 10 soal objektif dan 4 soal essay. Semua siswa
mengerjakan dengan tenang. Kedisiplinan siswa dalam mengerjakan
tes sangat terlaksana dengan baik di kelas IVa. Siswa yang telah
selesai mengerjakan soal diperbolehkan untuk mengumpulkan hasil
tesnya dimeja guru.
120
4.3.1.3. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan pada setiap pertemuan.
Kegiatan observasi ditujukan untuk mengetahui dan memberi
gambaran sejauh mana kegiatan pembelajaran telah dilakukan, baik
oleh guru dan oleh siswa. Dari obervasi ini, dapat diketahui
kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dengan
mengetahui kekurangan kegiatan pembelajaran, dapat dijadikan bekal
perbaikan untuk pertemuan selanjutnya. Dalam 3 kali pertemuan di
siklus I, ada 2 kali pertemuan dengan menerapkan model
pembelajaran think talk write dan 1 pertemuan adalah untuk kegiatan
evaluasi dengan metode pembelajaran tanya jawab dan penugasan
tanpa menerapkan model pembelajaran think talk write. Oleh karena
itu, dalam kegiatan observasi, observasi tetang pelaksanaan penerapan
model pembelajaran think talk write hanya dilaksanakan pada
pertemuan pertama dan kedua. Sedangkan untuk pertemuan ketiga,
dilaksanakan observasi berkenaan dengan aktivitas guru dan siswa
dalam kegiatan mengulas kembali materi pelajaran Bahasa Indonesia
“Menulis Karangan” dan kegiatan evaluasi hasil belajar siswa.
Kegiatan observasi dilaksanakan oleh observer. Observer
dalam penelitian tindakan kelas ini adalah rekan sejawat penulis, yang
juga mahasiswa UKSW. Observer sebelumnya sudah melakukan
kegiatan pembelajaran di kelas IVa dan kelas IVb di SD Negeri
Kesongo 01 dalam rangka kegiatan penelitian eksperimen yang
sedang dikerjakannya. Hal inilah yang menjadikan keberadaan
observer di kelas IVa sudah tidak asing lagi, bahkan observer sudah
dikenal di kelas IVa dan IVb. Sehingga siswa tidak terganggu/merasa
kehadiran orang yang dianggap asing dalam proses pembelajarannya.
Observasi pada pertemuan pertama dan kedua, lembar pertama
dalam lembar observasi penelitian tindakan kelas ini, adalah lembar
observasi guru kelas IVa dalam menggunakan model pembelajaran
think talk write dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Lembar kedua
121
adalah lembar observasi untuk siswa kelas IVa dalam melaksanakan
pembelajaran dengan model pembelajaran think talk write. Terdapat
18 hal yang harus diamati dan diberi skor dalam kegiatan guru
mengajar. Skor tertinggi yang menggambarkan guru melaksankan
kegiatan dengan sangat baik adalah 4. Jika guru melaksanakan dalam
taraf baik, skor penilaian adalah 3. Sedangkan penilaian kegiatan guru
dalam menggajar, jika dilakukan dengan taraf penilaian cukup
digambarkan dengan memberikan skor penilaian 2 untuk cukup, dan 1
untuk kurang. Untuk observasi siswa, terdapat 14 hal yang menjadi
objek observasi. Jika terdapat ≤ 2 siswa yang terlibat dalam setiap
item observasi, maka penilaian masuk dalam skor 1. Skor 2 diberikan
jika terdapat minimal 3 dan maksimal 8 siswa terlibat aktif dalam item
observasi. Jika ada minimal 9 siswa dan maksimal 14 siswa terlibat
dalam kegiatan yang menjadi item objek obsevasi, maka item itu
diberikan skor 3. Skor terbaik, skor 4 adalah jika sebanyak minimal 15
dan maksimal 21 siswa melakukan item kegiatan observasi.
a. Observasi Siklus I Pertemuan Pertama
Dari hasil observasi pertemuan pertama siklus I, dapat
diketahui bahwa masih ada kekurangan dalam kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan oleh guru. Terdapat 3 item tindakan guru yang
masih dirasa kurang, sehingga mendapat skor 1. Kegiatan persiapan
mengajar dan pemberian stimulus kepada siswa yang kurang aktif
dalam diskusi dirasa sudah dilakukan guru dengan kriteria penilaian
cukup. Delapan objek observasi tindakan guru dalam pembelajaran
memiliki skor 3. Serta 5 kegiatan guru sudah dilakukan dengan sangat
baik. Jadi total skor observasi tindakan guru adalah 51. Nampak masih
ada kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran guru pada
pertemuan pertama siklus I. Hal ini, menunjukkan perlu ada perbaikan
di pertemuan berikutnya.
Observasi aktivitas siswa pertemuan pertama siklus I ini,
terlihat masih sangat kurang dari yang diharapkan. Skor total
122
observasi aktivitas siswa hanya mencapai 35. Dalam kegiatan siswa
yang masih mendapat skor 1 adalah pada tindakan siswa menghargai
teman dalam berdiskusi kelompok. Salah satu item tindakan yang
mendapat nilai 2 adalah menghargai teman saat presentasi. Hal ini
menjadi bekal untuk kegiatan berikutnya agar siswa bisa lebih baik
dalam kegiatan pembelajarannya. Berikut adalah data hasil observasi
aktivitas guru dan siswa pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
menerapkan model pembelajaran think talk write pada pertemuan
pertama siklus I.
123
Tabel 4.4. Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Guru Dan
Siswa Pertemuan Pertama Siklus I
No. Objek Observasi Nomor
item
Total
skor
Aktivitas Guru
1. Persiapan sebelum mengajar 1,2 5
2. Mengkondisikan kesiapan siswa 3 3
3. Melakukan apersepsi 4 4
4. Menyampaikan rencana kegiatan
pembelajaran 5,6 4
5. Memfasilitasi siswa mencari informasi
melalui teks bacaan (think). 7,8,9 12
6. Memfasilitasi siswa melakukan diskusi
kelompok (talk).
10,11,
12 8
7. Mengkondisikan presentasi yang
kondusif. 13 4
8. Memberi kesempatan siswa menulis
hasil pembelajaran (write). 14 3
9. Memberi kejelasan hasil diskusi 15 3
10. Mengkonfirmasi kegiatan eksplorasi
dan elaborasi 16 1
11. Membuat kesimpulan 17 3
12. Menutup pelajaran 18 1
Total skor 51
Aktivitas Siswa
1. Keakifan siswa dalam kegiatan awal
pembelajaran 1,2,3 8
2. Siswa aktif mencari informasi 4 3
3. Keaktifan siswa dalam diskusi
kelompok 5,6,7 4
4. Siswa aktif mengikuti presentasi
kelompok 8,9,10 7
5. Keaktifan siswa menuliskan materi
diskusi 11 4
6. Siswa aktif mencari konfirmasi 12 3
7. Keaktifan siswa membuat kesimpulan 13 3
8. Antusias dan keaktifan siswa dalam
pembelajaran 14 3
Total skor 35
124
b. Observasi Siklus I Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua siklus I ini sudah ada peningkatan. Data
hasil observasi perteuan kedua siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5. Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Guru Dan
Siswa Pertemuan Kedua Siklus I
No. Objek Observasi Nomor
item
Total
skor
Aktivitas Guru
1. Persiapan sebelum mengajar 1,2 7
2. Mengkondisikan kesiapan siswa 3 4
3. Melakukan apersepsi 4 1
4. Menyampaikan rencana kegiatan
pembelajaran 5,6 4
5. Memfasilitasi siswa mencari informasi
melalui teks bacaan (think). 7,8,9 12
6. Memfasilitasi siswa melakukan diskusi
kelompok (talk).
10,11,
12 10
7. Mengkondisikan presentasi yang kondusif. 13 3
8. Memberi kesempatan siswa menulis hasil
pembelajaran (write). 14 4
9. Memberi kejelasan hasil diskusi 15 3
10. Mengkonfirmasi kegiatan eksplorasi dan
elaborasi 16 4
11. Membuat kesimpulan 17 1
12. Menutup pelajaran 18 4
Total skor 55
Aktivitas Siswa
1. Keakifan siswa dalam kegiatan awal
pembelajaran 1,2,3 10
2. Siswa aktif mencari informasi 4 4
3. Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok 5,6,7 7
4. Siswa aktif mengikuti presentasi kelompok 8,9,10 7
5. Keaktifan siswa menuliskan materi diskusi 11 4
6. Siswa aktif mencari konfirmasi 12 4
7. Keaktifan siswa membuat kesimpulan 13 3
8. Antusias dan keaktifan siswa dalam
pembelajaran 14 3
Total skor 42
125
c. Observasi Siklus I Pertemuan Ketiga
Hasil observasi pada kegiatan evaluasi menunjukkan
adanya kegiatan pembelajaran yang sangat baik yang dilakukan
oleh guru. Aktivitas siswa dalam kegiatan evaluasi, masih ada
yang memiliki skor 1, yaitu pada keberanian siswa untuk
bertanya. Terdapat 4 item tindakan yang sudah dilakukan hampir
oleh seluruh siswa. Dalam siklus I ini yang menjadi persoalan
dalam aktivitas siswa adalah keberanian siswa untuk bertanya.
Tabel 4.6. Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Guru dan
Siswa Pertemuan Ketiga Siklus I
No. Objek Observasi Nomor
item
Total
skor
Aktivitas Guru
1. Persiapan sebelum mengajar 1,2 7
2. Mengkondisikan kesiapan siswa 3 3
3. Melakukan apersepsi 4 3
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran 5 4
5. Mengulas kembali materi
pembelajaran 6 3
6. Memfasilitasi siswa mengeksplorasi
materi pembelajaran 7 4
7. Memberi konfirmasi materi
pembelajaran 8 3
8. Evaluasi 9, 10,
11 12
9. Mengakhiri pembelajaran 12 4
Total skor 42
Aktivitas Siswa
1. Siswa siap mengikuti pembelajaran 1 3
2. Siswa aktif mengula materi 2 3
3. Mengeksplorasikan meteri
pembelajaran 3 4
4. Memeperhatikan konfirmasi guru 4,5 5
5. Evaluasi 6,7,8 11
Total skor 26
126
4.3.1.4. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan
kegiatan pembelajaran yang telah dirancang oleh penulis. Refleksi
dilaksanakan bersama dengan guru, observer dan siswa. Berdasarkan
hasil pencatatan refleksi yang dilaksanakan, diperoleh sebagai berikut:
a. Pertemuan Pertama
Dalam kegiatan refleksi ini, penulis bersama dengan guru
mencoba mencari kelemahan dalam kegiatan pembelajaran. Dari
kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus I, alokasi
waktu dalam kegiatan pembelajaran sangat kurang untuk
pelaksanaan rencana pembelajaran. Dalam pembuatan RPP
jangan terlalu banyak kegiatan, karena alokasi waktu yang singkat
tidak mencukupi untuk melakukan semua kegitan, hal ini
berkaitan dengan adanya reflek siswa sebagai subjek yang sedang
belajar.
Kelemahan kegiatan pembelajaran menurut observer
adalah tidak diberikannya instruksi terlebih dahulu kepada siswa
cara melaksanakan kegiatan berdiskusi dan presentasi. Perlu
diberikan batasan waktu untuk melaksanakan kegiatan diskusi
kelompok. Kegiatan diskusi juga masih gaduh, namun kegaduhan
siswa positif karena berkaitan dengan pembelajaran yang sedang
mereka laksanakan.
Refleksi bersama siswa memberikan masukan berupa
kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran
dirasa sangat menyenangkan karena siswa dapat belajar bersama
dengan teman. Ada kerja sama bersama teman yang menjadikan
mereka semakin akrab. Namun, yang menjadi kelemahan
pembelajaran adalah siswa memiliki kesempatan untuk bercanda
dengan teman, dan perbedaan pendapat menjadikan mereka ribut,
saling menyalahkan satu sama lain.
127
Dari hasil refleksi yang didapatkan, maka akan dilakukan
perbaikan dalam perbaikan selanjutnya pada pertemuan kedua,
yaitu dengan memberikan instruksi kepada siswa sebelum
melaksanakan kegiatan diskusi, dipersingkatnya langkah-langkah
kegiatan pembelajaran serta adanya pengawasan dan bimbingan
dari guru saat siswa melaksanakan kegiatan TTW terutama
diskusi kelompok.
b. Pertemuan Kedua
Dari hasil kegiatan refleksi yang dilaksanakan, guru
memberikan gambaran kelemahan pembelajaran ini adalah pada
materi yang disediakan. Perlu adanya pengurangan materi, supaya
dalam kegiatan tanya jawab, tidak diperlukan waktu yang lama,
namun dapat mencakup semua materi. Soal diskusi pada LKS
juga perlu dikurangi mengingat alokasi waktu yang terhitung
sangat kurang jika siswa mendiskusikan terlalu banyak soal.
Materi yang banyak dan soal yang banyak memerlukan waktu
yang cukup lama jika dilaksanakan dengan diskusi kelompok.
Reflek yang diberikan siswa secara sepontan perlu diberikan
alokasi waktu tersendiri. LKS jangan melulu dalam bentuk prin-
out, akan lebih baik jika dibacakan atau ditulis dipapan tulis. Hal
ini berkaitan dengan adanya kompetensi bahasa yaitu menulis dan
mendengarkan. Ini akan membantu siswa dalam pengembangan
kompetensi mendengarkan dan menulis. Kegiatan pembelajaran
diharapkan dapat lebih dikemas dengan lebih menyenangkan
untuk anak usia SD.
Dalam refleksi kedua ini, observer memberikan kelebihan
pembelajaran pertemuan kedua ini. Pada pertemuan kedua,
kegiatan sudah lebih terarah dan teratur. Penekanan waktu yang
diberikan dalam kegiatan diskusi perlu lebih ditekankan agar
tidak ada kelompok yang terlambat menyelesaikan kegiatan
diskusinya.
128
Refleksi bersama siswa didapatkan rasa antusias siswa
terhadap kegiatan pembelajaran dengan think talk write. Siswa
merasa lebih aktif dan mendapat ilmu tidak hanya dari guru saja,
namun juga didapatkan dari teks bacaan dan teman. Kegiatan
menulis pada akhir kegiatan presentasi tidak serta merta
menjadikan siswa bosan, siswa justru merasa dapat mengulangi
pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. Siswa merasa lebih
pandai, yang diartikan oleh penulis lebih memahami apa yang
menjadi materi belajar siswa. Yang menjadi kekurangannya
adalah ketika siswa kehilangan konsentrasinya, siswa memiliki
kesempatan untuk bercanda.
Hal penting yang menjadi catatan bagi penulis untuk
pertemuan pada siklus selanjutnya adalah adanya penyajian
materi yang lebih dipersingkat untuk kegiatan diskusi, serta
dikuranginya soal pada LKS. LKS akan disajikan dengan
dibacakan dan dituliskan di papan tulis. Pemberian instruksi dan
batasan waktu dalam kegiatan diskusi tetap dilaksankan.
Pengawasan kegaitan siswa dalam pembelajaran akan tetap
dilaksankan dan kegiatan dalam langkah-langkah pembelajaran
akan diberikan pengurangan guna pemberian waktu untuk refleks
siswa.
c. Pertemuan Ketiga
Refleksi yang dilakasanakan bersama guru dan observer
adalah sebagai berikut. Kegiatan evaluasi hasil belajar siswa
sudah dirancang dan dilaksankan dengan baik. Kejujuran siswa
dalam mengerjakan soal evaluasi sangat terjaga dengan baik.
Kegiatan pemantapan materi pada siswa oleh guru dilakukan
dengan sangat baik. Pembelajaran dengan model think talk write
ini, sebaiknya dikemas dengan lebih menyenangkan sesuai
dengan karakter siswa SD kelas IV.
129
Kegiatan refleksi bersama siswa menghasilkan pendapat
siswa yang merasa senang belajar dengan model think talk write.
Siswa merasa dapat lebih aktif dalam belajar. Siswa juga merasa
senang belajar bersama teman. Mereka menjadi lebih akrab, dan
dapat bekerja sama.
Perencanaan kegiatan pembelajaran pertemuan selan-
jutnya berdasar kegiatan refleksi adalah sebagai berikut. Dalam
pelaksanaan pembelajaran lebih dikemas dengan menyenangkan
bagi anak SD kelas IV. Kegiatan tanya jawab tetap dilaksanakan.
4.3.2. Siklus II
4.3.2.1. Tahap Perencanaan Siklus II
Pada tahap perencanaan siklus II, penulis memersiapkan
beberapa hal yang akan digunakan pada kegiatan pembelajaran,
seperti RPP, tugas diskusi kelompok, absensi, dan soal evaluasi. RPP
yang dirancang penulis adalah berdasarkan pada kegiatan refleksi
yang telah dilaksanakan penulis bersama guru, observer dan siswa
pada pertemuan siklus I. SK dan KD dalam siklus II adalah SK 8,
dengan KD 8.2. Menuliskan pengumuman dengan bahasa yang baik
dan benar serta memperhatikan penggunaan bacaan. Adapun indikator
yang menjadi tujuan untuk dicapai siswa dalam pembelajaran siklus II
ini antara lain: 1) mendaftar isi pokok yang terdapat pada
pengumuman, 2) membuat daftar isi pokok yang akan dituliskan pada
pengumuman dengan tema kegiatan tertentu, dan 3) membuat
pengumuman dengan bahasa yang mudah dipahami.
a. Siklus II Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan dengan pencapaian
indikator 1) mendaftar isi pokok yang terdapat pada pengumuman.
Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, kegiatan pendahuluan
dilaksanakan dengan terlebih dahulu guru mengkondisikan siswa
untuk siap mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia. Setelah siswa
siap, guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab
130
dengan siswa tentang pengalaman siswa yang berkaitan dengan
pengumuman. Melalui apersepsi itu, guru menginformasikan kepada
siswa tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Kegiatan inti direncanakan dengan alokasi waktu ± 60 menit.
Dalam kegiatan eksplorasi, guru membagikan materi bacaan kepada
siswa tentang pengumuman. Siswa diminta membaca materi ini secara
individu sebagai tahap think. Setelah siswa selesai membaca, guru dan
siswa melakukan tanya jawab seputar materi yang telah dibaca oleh
siswa. Melalui kegiatan tanya jawab, guru melakukan penekanan
pemahaman materi kepada siswa. Setelah dirasa cukup, siswa dibagi
dalam kelompok belajar. Kelompok belajar akan diberi nama
“Kelompok Rajin”, “Kelompok Semangat”, “Kelompok Pandai” dan
“Kelompok Teliti”. Setelah dibentuk kelompok, masing-masing
kelompok membuat yel-yel dengan maksimal 5 kata. Sebelum
melakukan diskusi, guru terlebih dahulu memberi tahu siswa
peraturan berdiskusi dan waktu untuk berdiskusi selama 20 menit.
Untuk tugas diskusi kelompok, dituliskan guru di papan tulis. Dalam
kegiatan elaborasi, siswa melakukan diskusi kelompok sebagai tahap
talk. Guru memfasilitasi siswa untuk aktif dalam kegiatan diskusi
kelompok. Seusai kegiatan diskusi, tahap talk dilanjutkan dengan
kegiatan presentasi. Guru bertugas meluruskan jawaban siswa yang
masih salah. Setelah hasil diskusi dikumpulkan siswa bertugas untuk
menuliskan kembali materi pembelajaran sebagai tahap write. Dalam
kegiatan konfirmasi, guru dan siswa bertanya jawab mendiskusikan
jawaban tugas diskusi siswa. Guru juga mengkonfirmasi kegiatan
siswa dalam kegiatan eksplorasi dan elaborasi. Guru memberikan
pujian kepada siswa atau kelompok yang berkerja sama dengan baik.
Kegiatan pembelajaran ditutup dengan pembuatan kesimpulan
oleh guru dan siswa. Guru juga menyampaikan kegiatan pembelajaran
yang akan datang. Pembelajaran diakhiri dengan dipersilahkannya
siswa untuk beristirahat.
131
b. Siklus II Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua siklus II, pembelajaran diawali dengan
guru memersiapkan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.
Apersepsi dilakukan dengan guru menanyakan materi pembelajaran
pertemuan lalu. Secara sekilas, guru mengingatkan kembali materi
pertemuan lalu dan menyampaikan indikator tujuan pembelajaran
pada pertemuan ini.
Kegiatan inti direncanakan dalam alokasi waktu ± 60 menit.
Dalam kegiatan eksplorasi, guru membacakan contoh pengumuman
untuk disimak siswa dengan baik. Setelah mendengarkan guru
membacakan pengumuman, siswa membaca materi pembelajaran
yang disajikan. Kegiatan ini merupakan kegiatan tahap think. Guru
dan siswa bertanya jawab tentang materi yang telah dibaca siswa.
Kemudian, siswa membentuk kelompok belajar sesuai dengan
kelompok pertemuan pertama. Guru memersilahkan masing-masing
kelompok untuk yel-yel. Sebagai tugas diskusi, guru menuliskan
pengumuman di papan tulis dan membacakan soal untuk didiskusikan.
Kegiatan diskusi kelompok siswa dilaksanakan dalam kegiatan
elaborasi. Diskusi kelompok dilaksanakan dalam waktu 20 menit.
Seusai berdiskusi kelompok, siswa perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Kegiatan diskusi dan
presentasi dilaksanakan sebagai tahap kegiatan talk. Jika ada hasil
diskusi yang keliru, guru harus segera membenarkan atau meluruskan
jawaban siswa. Setelah presentasi selesai, siswa diminta untuk
menuliskan kembali materi yang telah dipelajari siswa, sebagai tahap
write. Kegiatan konfirmasi dilaksanakan dengan guru memberi
konfirmasi kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa untuk
lebih giat belajar.
Dalam kegiatan penutup, guru memberi penekanan kepada
siswa tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
132
Kemudian, guru dan siswa membuat kesimpulan. Sebelum doa
pulang, guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pertemuan yang
akan datang. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan doa.
c. Siklus II Pertemuan Ketiga
Rencana pembelajaran pada pertemuan ketiga, dibuka dengan
guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.
Sebagai kegiatan apersepsi, guru menanyakan kepada siswa tentang
materi pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Dilanjutkan dengan
guru menginformasikan kepada siswa tentang kegiatan evaluasi yang
akan dilaksankan.
Sebelum kegiatan evaluasi dilaksanakan, terlebih dahulu guru
melaksanakan kegiatan eksplorasi dengan bertanya jawab tentang
materi pelajaran lalu. Kegiatan elaborasi dilaksanakan dengan
menugaskan siswa untuk merancang pengumuman dalam rangka
“Hari Pendidikan Nasional”. Dari rancangan yang dibuat siswa itu,
kemudian siswa menyusun sebuah pengumuman. Untuk mengetahui
pekerjaan siswa, guru secara acak menunjuk siswa untuk membacakan
pengumuman yang telah dibuatnya. Pengumuman yang dibacakan
siswa, diberi konfirmasi oleh guru.
Kegiatan evaluasi dilaksanakan dalam kegiatan penutup.
Pelaksanaan evaluasi diberikan alokasi waktu ± 45 menit. Siswa yang
telah selesai mengerjakan soal evaluasi, mengumpulkan soal evaluasi.
Sebelum dilaksanakan kegiatan evaluasi siklus II, terlebih
dahulu, penulis melaksanakan uji validitas, reliabilitas dan analisis
tingkat kesukaran soal. Untuk kegiatan uji validitas, reliabilitas dan
analisis tingkat kesukaran soal, penulis melaksanakan tes di kelas IVb.
Adapun soal yang diberikan adalah 30 soal objektif dan 5 soal essay.
Dari hasil pekerjaan siswa ini, kemudian dilakukan uji validitas dan
reliabilitas dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Sedangkan
analisis tingkat kesukaran soal dilakukan dengan bantuan Microsoft
Office Excel 2007.
133
4.3.2.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II dilaksanakan
dalam 3 kali pertemuan. Kegiatan siklus II dilakukan pada hari Kamis,
tanggal 24 April 2014 dan Rabu, tanggal 30 April 2014.
a. Siklus II Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Kamis,
tanggal 24 April 2014. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada jam
pelajaran ke-1 dan ke-2. Untuk mengawali kegiatan pembelajaran, Ibu
Siti membuka dengan salam dan siswa berdoa. Seusai menanyakan
yang tidak masuk, Ibu Siti mengajak siswa untuk mempersiapkan diri
belajar Bahasa Indonesia. Siswa kemudian mengeluarkan buku
Bahasa Indonesia dan alat tulisnya. Selanjutnya, Ibu Siti melakukan
apersepsi dengan bertanya kepada siswa “Apakah siswa pernah
melihat pengumuman?”, dari jawaban siswa, dilanjutkan dengan
pertanyaan pengembangan untuk menggali sejauh mana siswa
mengetahui pengumuman. Adapun contoh pertanyaannya seperti
tentang, dimana siswa membaca, isinya tentang apa, dan ditujukan
kepada siapa pengumuman itu. Untuk menghindari kegaduhan dalam
menjawab, Ibu siti menunjuk beberapa siswa untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan itu. Dari pertanyaan dan jawaban siswa, Ibu
Siti menyampaikan idikator yang akan dipelajari siswa dan tujuan
yang akan dicapai setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Ibu Siti kemudian membagikan materi belajar kepada siswa
tentang “Pengumuman”. Siswa diberi waktu untuk membaca,
sebagian siswa setelah selesai membaca memberi tanda garis bawah
pada kalimat penting tanpa disuruh oleh Ibu Siti. Setelah siswa
tampak selesai membaca, Ibu Siti melakukan tanya jawab dengan
siswa tentang materi yang telah dibaca siswa. Setelah tanya jawab
mencakup seluruh materi belajar, siswa dibentuk dalam kelompok,
sesuai dengan tempat duduk mereka. Masing-masing kelompok
134
diberikan nama kelompok. Kelompok “Rajin” dengan anggota AZV,
DHA, AMC, AFK, AHW, RZL. Kelompok “Semangat” dengan
anggota kelompok FMJ, RZS, RBM, NAF, ASK. Kelompok “Pandai”
beranggotakan CLO, NAP, FLA, ALS, dan SNA. Sedangkan ARM,
ASN, AGS, TSN, dan ZRD adalah anggota kelompok “Teliti”. Ibu
Siti memberi waktu masing-masing kelompok untuk membuat yel-yel
dalam waktu 3 menit. Yel-yel yang dibuat maksimal terdiri dari 5
kata. Sembari menunggu siswa membuat yel-yel, Ibu Siti menuliskan
soal diskusi kelompok. Setelah selesai menuliskan soal, Ibu Siti
menunjuk salah satu kelompok untuk menampilkan yel-yelnya, dan
diikuti dengan menunjuk kelompok lain. Setelah setiap kelompok
menampilkan yel-yelnya, Ibu Siti mengajak siswa lain untuk bertepuk
tangan. Setelah yel-yel, Ibu Siti memberitahukan instruksi dalam
pelaksanaan diskusi, termasuk cara manuliskan hasil diskusi. Yaitu,
cukup 1 lembar jawaban diskusi dengan menuliskan nama seluruh
anggota kelompok.
Ibu Siti memberitahukan alokasi waktu untuk berdiskusi
adalah 20 menit. Jika dalam waktu 20 menit tidak selesai, kelompok
harus mempresentasikan hasil diskusi seadanya. Ibu Siti membantu
siswa yang tidak aktif, dengan menyuruh siswa memberikan jawaban
pada salah satu nomor soal. Kegiatan diskusi yang dilaksanakan oleh
siswa sudah jauh lebih baik dari pada kegiatan diskusi pada siklus I.
Pada siklus II pertemuan pertama ini, sudah tidak ada siswa yang
saling menyalahkan. Siswa dapat bekerja sama dengan baik. Seusai
diskusi kelompok, siswa perwakilan kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Kelompok Rajin
diwakili oleh RZL, kelompok Teliti diwakili oleh ASN, kelompok
Semangat diwakili oleh NAF, dan kelompok Pandai diwakili oleh
FLA. Seluruh jawaban hasil diskusi kelompok siswa sudah benar.
Pengerjaannya pun bisa dalam waktu yang sesuai dengan waktu yang
ditetapkan. Ibu Siti memberi pujian atas kemajuan siswa dalam
135
kegaitan pembelajaran. Hasil diskusi kelompok kemudian
dikumpulkan, dan siswa secara individu diminta untuk menuliskan
kembali materi yang telah dipelajari. Setelah 7-8 menit siswa telah
selesai menuliskan materi yang didapat dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam kegiatan konfirmasi, Ibu Siti mengulas kembali tentang
soal yang telah didiskusikan oleh siswa melalui kegiatan tanya jawab.
Setelah itu, Ibu Siti memberi perbandingan kepada siswa antara
kegiatan diskusi pertemuan lalu (siklus I) dengan diskusi yang baru
saja dilakukan oleh siswa. Ibu Siti menunjukkan bahwa siswa sudah
lebih baik dalam belajar, dan kegiatan pembelajaran yang baik adalah
seperti yang siswa lakukan dalam pertemuan ini. Ibu Siti juga
memberikan harapan bahwa untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya,
harus seperti kegiatan pembelajaran siswa dalam pertemuan ini, atau
lebih baik dari ini. Ibu Siti juga memberi pujian kepada siswa yang
secara spontan menggarisbawahi kalimat yang dianggap penting
setelah selesai membaca tanpa disuruh oleh guru.
Pada pukul 07.55 WIB, Ibu Siti mengajak siswa untuk
bertanya jawab membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah
dilakukan pada pertemuan ini. Secara keseluruhan, siswa menjawab
dan aktif dalam diskusi. Ibu Siti memberitahu siswa, pertemuan
Bahasa Indonesia berikutnya adalah siswa melakukan diskusi dan
akan diadakan kegaitan evaluasi.
b. Siklus II Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 30
April 2014. Pembelajaran pada pertemuan ini dilaksanakan pada jam
pelajaran ke-1 dan ke-2. Setelah bel masuk pukul 70.04 WIB, Ibu Siti
memasuki ruang kelas. Sesampai di kelas Ibu Siti meletakkan tas dan
berdiri didepan kelas. Segera ketua kelas menyiapkan teman-
temannya untuk mengucapkan salam dan berdoa. Seusai doa, Ibu Siti
kemudian mengabsen siswa satu persatu, guna mengetahui apakah ada
yang terlambat atau tidak. Seluruh siswa masuk sekolah pada hari itu.
136
Seusai absen, siswa diminta untuk memersiapkan diri untuk
pembelajaran Bahasa Indonesia. Para siswa kemudian mengeluarkan
buku Bahasa Indonesia dan alat tulis. Setelah semua siswa tenang, Ibu
Siti menanyakan kepada siswa materi pembelajaran Bahasa Indonesia
minggu lalu. Siswa secara umum menjawab pengumuman. Kemudian
Ibu Siti mengutarakan indikator dan tujuan pembelajaran pertemuan
ini, yaitu dengan tujuan pembelajaran agar para siswa dapat
menuliskan pengumuman dengan benar.
Ibu Siti kemudian membagikan materi bacaan kepada siswa.
Ibu Siti meminta siswa untuk memperhatikan Ibu Siti dalam
membacakan pengumuman. Secara sekilas, Ibu Siti bertanya kepada
siswa isi dari pengumuman yang telah dibacakan oleh Ibu Siti.
Kemudian siswa diminta untuk membaca materi tentang menulis
pengumuman. Kegiatan memberi tanda garis bawah setelah membaca
dilakukan oleh hampir semua siswa, hanya beberapa siswa saja yang
tidak memberi tanda karena sebelum siswa selesai membaca, Ibu Siti
sudah mmengajukan pertanyaan. Saat nampak sebagian besar siswa
telah usai membaca, Ibu Siti melakukan tanya jawab dengan siswa
seputar materi yang telah dibaca siswa. Tanya jawab dilakukan secara
klasikal, melihat seluruh siswa mau aktif menjawab, Ibu Siti tidak
menunjuk siswa untuk menjawab. Setelah melakukan tanya jawab,
siswa dibentuk dalam kelompok belajar, sama seperti pertemuan
sebelumnya. Saat siswa menata meja dan kursi, Ibu Siti menuliskan
pengumuman di papan tulis sebagai bahan diskusi para siswa. Seusai
siswa bergabung dengan masing-masing kelompoknya, Ibu Siti
memersilahkan masing-masing kelompok secara bergiliran untuk yel-
yel. Setiap kelompok setelah melakukan yel-yel diberi tepuk tangan.
Setelah yel-yel selesai, siswa didiktekan soal tugas diskusi kelompok.
Soal diskusi terdiri dari 4 nomor, oleh Ibu Siti, nomor 1 dan 2 soal
didiktekan dan menjadi soal disusi I, sedangkan soal ke 3 dan 4
dituliskan di papan tulis dan menjadi diskusi II. Siswa melakukan
137
diskusi kelompok dengan tenang, pembicaraan yang dilakukan adalah
mengenai pembahasan soal dan jawaban. Sesekali, ada kelompok
yang ribut karena menunjuk siswa yang akan menulis. Namun, hal itu
tidak berjalan lama. Ibu Siti mengawasi berjalannya proses diskusi
kelompok. Ibu Siti memperingatkan siswa untuk saling bekerja sama
dengan cara, semua siswa ikut memikirkan jawabannya. Pada
pertengahan waktu diskusi, siswa bernama ALS dari kelompok
Pandai, ribut sendiri dengan mengganggu temannya. ALS pun ditegur
oleh Ibu Siti, namun ALS justru menyalahkan temannya. Kegiatan
diskusi dilanjutkan, dan diakhir waktu kegiatan diskusi, kelompok
Pandai saling tunjuk dan sedikit gaduh. ALS ditunjuk oleh teman-
temannya untuk presentasi karena dirasa oleh teman-temannya, ALS
tidak ikut bekerja dalam diskusi kelompok. ALS menolak dan justru
menunjuk teman lain. Ibu Siti segera menegur kelompok Pandai dan
menyuruh kelompok Pandai untuk memilih teman lain, agar presentasi
dilaksanakan dengan baik. Kemudian Ibu Siti memulai kegiatan
presentasi dengan menunjuk kelompok Rajin. Kelompok Rajin
diwakili oleh DHA. Setelah DHA selesai mempresentasikan hasil
diskusi, Ibu Siti menanyakan kepada siswa lain, apakah ada yang
berbeda jawabannya dengan DHA? Siswa lain hanya diam dan tetap
memerhatikan. Kelompok selanjutnya adalah kelompok Rajin yang
diwakili oleh AHW. Hasil diskusi kelompok AHW sudah benar dan
bagus. Kegiatan presentasi dilanjutkan dengan menunjuk kelompok
Pandai. Saat akan maju, kelompok Pandai masih ribut dengan ALS.
Ibu Siti segera memerintahkan siswa lain untuk maju kedepan. Karena
masih belum ada yang dipilih, Ibu Siti memberikan kesempatan
presentasi kepada kelompok Teliti yang diwakili oleh TSN. Seusai
TSN presentasi, kelompok Pandai presentasi diwakili oleh NAP.
Jawaban tugas diskusi kelompok Teliti dan Pandai sudah benar.
Kemudian, Ibu Siti memerintahkan siswa untuk menuliskan materi
138
yang telah dipelajari seperti pertemuan-pertemuan lalu. Para siswa
menuliskan kembali materi yang telah dipelajari dengan tenang.
Setelah beberapa saat kemudian, Ibu Siti mengulas kembali
materi dan soal diskusi. Beberapa anak ikut memberi jawaban dari
ulasan Ibu Siti. Setelah semua siswa selesai menulis, Ibu Siti
melakukan tanya jawab dan membuat kesimpulan. Ibu Siti
menyampaikan kepada siswa, bahwa setelah istirahat kedua, siswa
akan melaksanakan evaluasi mata pelajaran Bahasa Indonesia.
c. Siklus II Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu,
tanggal 30 April 2014. Agar siswa tidak merasa bosan, pertemuan
ketiga dilaksankan pada jam ke-7 dan ke-8. Hal ini dilaksanakan atas
kesepakan bersama antara guru dan penulis, mengingat pada hari
Kamis, tanggal 1 Mei 2014 adalah hari libur nasional. Dengan begini,
jam pelajaran Bahasa Indonesia siswa tidak terkurangi dan materi ajar
cepat dapat terselesaikan.
Setelah bel masuk istirahat kedua, siswa dan Ibu Siti
memasuki kelas. Ibu Siti memperingatkan siswa bahwa jam istirahat
telah usai, siswa sudah diberi kesempatan untuk jajan dan bermain.
Sekarang adalah waktunya untuk siswa kembali belajar. Guru
mengingatkan siswa bahwa jam pelajaran saat ini adalah untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Siswa segera mengeluarkan buku
pelajaran dan buku tulis Bahasa Indonesia. Ibu Siti kemudian
menanyakan kepada siswa tentang materi yang telah dipelajari minggu
lalu. Sebagian siswa menjawab “Pengumuman”. Ada pula siswa yang
tidak menjawab. Kemudian Ibu Siti menanyakan, materi pelajaran
Bahasa Indonesia tadi pagi. Para siswa menjawab “Menulis
pengumuman”. Ibu Siti menunjuk AMC dan menanyakan kembali
materi yang telah dipelajari. Hal ini dilakukan saat AMC berbicara
dengan teman dibelakangnnya. Ibu Siti meminta para siswa untuk
139
memperhatikan kegiatan pembelajaran kali ini, karena nanti akan
dilakukan evaluasi pembelajaran.
Ibu Siti menyampaikan kembali bahwa minggu lalu siswa
sudah memelajari tentang apa itu pengumuman. Siswa juga sudah tahu
bagaimana membuat pengumuman. Kemudian Ibu Siti melakukan
tanya jawab dengan siswa tentang materi pengumuman yang telah
dipelajari siswa. Sesekali, Ibu Siti menunjuk siswa untuk menjawab
pertanyaan yang beliau ajukan. Sebagian besar pertanyaan dapat
dijawab siswa dengan benar. Setelah selesai bertanya jawab dengan
mencakup seluruh materi belajar siswa, Ibu Siti meminta siswa untuk
menuliskan rancangan membuat pengumuman yang mencakup 4 hal
pokok isi pengumuman. Tema pengumuman adalah tentang Hari
Pendidikan Nasional. Beberapa saat kemudian, Ibu Siti menanyakan
apakah siswa sudah selesai mengerjakan atau belum. Sebagian besar
siswa sudah selesai, hanya ada beberapa siswa saja yang belum
selesai. Kemudian Ibu Siti memerintahkan siswa untuk membuat
pengumuman berdasarkan atas rancangan pengumuman yang telah
dibuat. Setelah dilihat sudah ada siswa yang selesai, Ibu Siti menunjuk
siswa untuk membacakan pengumuman yang telah dibuatnya. Adapun
siswa yang ditunjuk siswa untuk membacakan pengumuman yang
telah dibuatnya antara lain SNA, TSN, FLA, AZV dan FMJ. Dari
pengumuman yang dibacakan siswa, Ibu Siti memberikan konfirmasi
dan pernyataan bahwa pengumuman yang dibuat siswa sudah benar.
Ibu Siti menekankan bahwa tanggal pembuatan pengumuman adalah
sebelum kegiatan dalam isi pengumuman akan dilaksanakan. Ibu Siti
memberi contoh dari pengumuman yang ada di dalam materi siswa.
Ibu Siti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, jika
masih ada yang belum paham. Namun tidak ada siswa yang bertanya.
Ibu Siti meyakinkan dengan bertanya, apakah semua sudah paham?
Para siswa menjawab sudah.
140
Kegiatan evaluasi dilaksanakan dengan dibagikannya soal
evaluasi oleh Ibu Siti. Para siswa mengerjakan dengan tenang.
Beberapa saat kemudian, salah satu siswa bernama RBM mnenegur
temannya, AGS, yang duduk dideretan meja disebelahnya. RBM
mengatakan bahwa AGS curang karena mencontek dari dalam laci.
Kata-kata teguran ini diungkapkan RBM dengan menggunakan
Bahasa Jawa. AGS tidak mengelak, hanya tersipu malu dan
memasukan kembali bukunya. Ibu Siti memeringatkan AGS untuk
jujur dan menegur RBM agar segera mengerjakan. Pengerjaan soal
evaluasi dilakukan dengan tenang. Siswa yang telah selesai
mengerjakan, segera mengumpulkan hasil pekerjaannya.
4.3.2.3. Observasi
a. Observasi Siklus II Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran dilaksankan
dengan baik. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa,
kegiatan pembelajaran dilaksanakan guru dan siswa dengan sangat
baik. Adapun data hasil observasi aktivitas guru dan siswa adalah
sebagai berikut:
141
Tabel 4.7. Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Guru dan
Siswa Pertemuan Pertama Siklus II
No. Objek Observasi Nomor
item
Total
skor
Aktivitas Guru
1. Persiapan sebelum mengajar 1,2 7
2. Mengkondisikan kesiapan siswa 3 4
3. Melakukan apersepsi 4 4
4. Menyampaikan rencana kegiatan
pembelajaran 5,6 8
5. Memfasilitasi siswa mencari informasi
melalui teks bacaan (think). 7,8,9 8
6. Memfasilitasi siswa melakukan diskusi
kelompok (talk).
10,11,
12 11
7. Mengkondisikan presentasi yang
kondusif. 13 3
8. Memberi kesempatan siswa menulis hasil
pembelajaran (write). 14 4
9. Memberi kejelasan hasil diskusi 15 3
10. Mengkonfirmasi kegiatan eksplorasi dan
elaborasi 16 4
11. Membuat kesimpulan 17 4
12. Menutup pelajaran 18 4
Total skor 65
Aktivitas Siswa
1. Keakifan siswa dalam kegiatan awal
pembelajaran 1,2,3 12
2. Siswa aktif mencari informasi 4 3
3. Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok 5,6,7 15
4. Siswa aktif mengikuti presentasi
kelompok 8,9,10 11
5. Keaktifan siswa menuliskan materi
diskusi 11 4
6. Siswa aktif mencari konfirmasi 12 4
7. Keaktifan siswa membuat kesimpulan 13 3
8. Antusias dan keaktifan siswa dalam
pembelajaran 14 3
Total skor 49
142
a. Observasi siklus II pertemuan kedua
Kegiatan siklus II pertemuan kedua, aktivitas guru dan siswa
menunjukkan sudah melaksanakan pembelajaran dengan baik. Berikut
adalah data yang didapat dari kegiatan observasi pembelajaran
pertemuan kedua siklus II.
Tabel 4.8. Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Guru dan
Siswa Pertemuan Kedua Siklus II
No. Objek Observasi Nomor
item
Total
skor
Aktivitas Guru
1. Persiapan sebelum mengajar 1,2 7
2. Mengkondisikan kesiapan siswa 3 4
3. Melakukan apersepsi 4 4
4. Menyampaikan rencana kegiatan
pembelajaran 5,6 8
5. Memfasilitasi siswa mencari informasi
melalui teks bacaan (think). 7,8,9 10
6. Memfasilitasi siswa melakukan diskusi
kelompok (talk).
10,11,
12 12
7. Mengkondisikan presentasi yang kondusif. 13 3
8. Memberi kesempatan siswa menulis hasil
pembelajaran (write). 14 3
9. Memberi kejelasan hasil diskusi 15 4
10. Mengkonfirmasi kegiatan eksplorasi dan
elaborasi 16 4
11. Membuat kesimpulan 17 4
12. Menutup pelajaran 18 4
Total skor 67
Aktivitas Siswa
1. Keakifan siswa dalam kegiatan awal
pembelajaran 1,2,3 10
2. Siswa aktif mencari informasi 4 3
3. Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok 5,6,7 10
4. Siswa aktif mengikuti presentasi kelompok 8,9,10 10
5. Keaktifan siswa menuliskan materi diskusi 11 4
6. Siswa aktif mencari konfirmasi 12 4
7. Keaktifan siswa membuat kesimpulan 13 4
8. Antusias dan keaktifan siswa dalam
pembelajaran 14 3
Total skor 48
143
b. Observasi Siklus II Pertemuan Ketiga
Kegiatan evaluasi siklus II dilaksanakan dengan cukup baik.
Sebagian besar aktivitas guru sudah terkategori dalam sangat baik.
Hanya ada dua aktivitas yang dinilai baik. Adapun kegiatan guru
mendapat nilai 3 adalah dalam menyampaikan kegiatan dan tujuan
pembelajaran, dan memersiapkan siswa untuk kegiatan evaluasi.
Sedangkan aktivitas siswa, ada aktivitas yang masih mendapat skor 1.
Skor 1 diberikan pada item aktivitas keberanian siswa dalam bertanya.
Untuk aktivitas lain, skor siswa adalah 3 dan 4. Data aktivitas guru
dan siswa disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.9. Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Guru dan
Siswa Pertemuan Ketiga Siklus II
No. Objek Observasi Nomor
item
Total
skor
Aktivitas Guru
1. Persiapan sebelum mengajar 1,2 8
2. Mengkondisikan kesiapan siswa 3 4
3. Melakukan apersepsi 4 4
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 5 3
5. Mengulas kembali materi
pembelajaran 6 4
6. Memfasilitasi siswa mengeksplorasi
materi pembelajaran 7 4
7. Memberi konfirmasi materi
pembelajaran 8 4
8. Evaluasi 9, 10,
11 11
9. Mengakhiri pembelajaran 12 4
Total skor 46
Aktivitas Siswa
1. Siswa siap mengikuti pembelajaran 1 4
2. Siswa aktif mengula materi 2 4
3. Mengeksplorasikan meteri
pembelajaran 3 4
4. Memperhatikan konfirmasi guru 4,5 4
5. Evaluasi 6,7,8 12
Total skor 28
144
4.3.2.4. Refleksi
Kegiatan refleksi dilaksanakan guna mengetahui bagaimana
perkembangan kegiatan pembelajaran yang dirancang penulis. Selain
itu, untuk perbaikan pada pertemuan selanjutnya. Serta untuk
menentukan perlu atau tidaknya dilaksanakan siklus selanjutnya.
a. Pertemuan pertama
Refleksi bersama guru memberikan informasi bahwa
pemberian instruksi sebelum penugasan dirasa sangat penting.
Secara keseluruhan pembelajaran di siklus II lebih baik dari pada
di siklus I. Hal ini dianggap wajar oleh guru karena salah satu
faktor yang memungkinkan adalah kondisi siswa yang mungkin
pada siklus I mereka menyesuaikan diri dengan pola
pembelajaran yang dianggap baru.
Refleksi yang dilakukan bersama observer menghasilkan
sebagai berikut. Rencana pembelajaran masih kurang
menekankan kepada siswa untuk dapat saling menghargai saat
diskusi dan presentasi. Namun, dalam hal ini sudah ada kemajuan.
Kegiatan membuat yel-yel, dirasa tidak perlu/tidak begitu
bermakna dalam pembelajaran, namun memberi kontribusi baik,
dan menciptakan situasi yang menyenangkan dan kompetitif.
Sedangkan refleksi yang dilaksankan dengan siswa
memberikan kelebihan pembelajaran yang dialami oleh siswa.
Yaitu adanya penamaan kelompok dan yel-yel membuat siswa
senang. Siswa berlomba-lomba untuk membuat yel-yel sebaik
mungkin. Hal ini dirasa menyenangkan bagi siswa. Ada juga
siswa yang merasa lebih senang belajar dengan tanya jawab,
karena dengan tanya jawab siswa lebih memahami materi.
Pertemuan berikutnya akan dirancang dengan
memperhatikan hal-hal antara lain: kelompok belajar siswa akan
tetap seperti kelompok pada pertemuan pertama ini. Kegiatan yel-
145
yel akan tetap dilaksanakan. Guru lebih serius dalam
memeringatkan siswa untuk menghargai temannya.
b. Refleksi Pertemuan Kedua
Refleksi bersama guru menghasilkan kelebihan yang
didapat setelah melaksankana pembelajaran. Yaitu pembelajaran
dengan model think talk write dirasa memberikan suasana baru
yang lebih menyegarkan dalam pembelajaran siswa. Dalam artian,
dengan pembelajaran yang selama ini dilaksanakan guru,
pembelajaran dengan model baru seperti memberi refresing bagi
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selain didapat hasil belajar
siswa, kerja sama dan sosial siswa juga dapat diamati dalam
kegiatan ini. Siswa sudah dapat belajar dengan baik dengan model
ini, hanya ada beberapa siswa yang kurang fokus.
Sedangkan hasil refleksi bersama observer, menghasilkan
kelebihan pembelajaran. Guru sudah melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan sangat baik dan lancar. Siswa pun dapat
mengikuti pembelajaran dengan senang dan sangat terasa kerja
sama siswa dalam pembelajaran ini. Siswa yang kurang
konsentrasi tidak terlalu menjadi masalah bagi siswa lain.
Refleksi bersama siswa menghasilkan informasi bahwa
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan lebih menyenangkan
dari siklus I. Hal ini berkaitan dengan dibentuknya nama
kelompok dan yel-yel. Siswa sudah lebih mengerti tata cara
pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dengan model
TTW ini, menjadikan siswa mengulang-ulangi materi yang ada,
sehingga siswa menjadi lebih paham dan mengerti.
Kegiatan refleksi memberikan catatan perbaikan untuk
pertemuan selanjutnya. Sebelum kegiatan evaluasi yang akan
dilaksanakan, akan dilaksanakan tanya jawab. Tanya jawab
ditujukan untuk membantu siswa yang lebih mengerti belajar
dengan metode tanya jawab.
146
c. Refleksi Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga, kegiatan refleksi juga melihat
bagaimana hasil belajar siswa yang didapat setelah melaksanakan
pembelajaran dengan model think talk write. Berdasarkan hasil
yang diperoleh siswa, hasil belajar siswa mengalami peningkatan
pada setiap siklusnya. Hasil yang diperoleh pada evaluasi siklus II
sudah menunjukkan keberhasilan pembelajaran dengan
melaksanka pembelajaran think talk write. Maka, dalam refleksi
ini diputuskan tidak ada tindakan siklus III.
4.4. Analisis Data
Dilaksanakannya pembelajaran dengan model think talk write di kelas
IVa SD Negeri Kesongo 01 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,
menjadikan siswa belajar dengan cara membaca materi, mendiskusikan
materi dan presentasi, kemudian menuliskan kembali materi yang telah
dipelajari. Kegiatan pembelajaran ini, menjadikan siswa mengulang-ulangi
materi pembelajaran dan belajar dengan menyenangkan. Selain itu,
kompetensi berbahasa siswa menjadi terlatih. Penerapan think talk write,
dalam penelitian ini dilaksankan dengan mengemasnya kedalam
pembelajaran sesuai dengan standar proses, yaitu dengan kegiatan inti EEK.
Penyajian pembelajaran dilakukan dengan menyenangkan dan memberikan
situasi konpetitif.
Setelah pelaksanaan penelitian usai, penulis mendapatkan data-data
penelitian seperti nilai hasil belajar siswa, dan hasil observasi aktivitas guru
dan siswa pada saat dilaksanakannya pembelajaran. Berdasarkan dari
kegiatan penelitian, dimiliki data-data sebagai berikut.
4.4.1. Hasil Belajar Siswa
4.4.1.1. Evaluasi Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal
Pembelajaran pada kondisi awal adalah pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru tanpa menggunakan model pembelajaran think
talk write. Pembelajaran pada kondisi awal adalah pada materi tema
147
Koperasi. Data hasil belajar yang didapat pada kondisi awal adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.10.
Tabel Hasil Evaluasi Kondisi Awal
No. Rentang Nilai Jumlah Siswa Presentase (%)
1. 31-40 4 19,05
2. 41-50 3 14,29
3. 51-60 6 28,57
4. 61-70 2 9,52
5. 71-80 3 14,29
6. 81-90 2 9,52
7. 91-100 1 4,76
Total 21 100
Berdasarkan data yang ada pada pembelajaran kondisi awal,
dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran kondisi
awal masih ada banyak siswa yang kurang dari KKM (70). Dapat
dilihat, siswa dengan pencapaian hasil belajar tuntas KKM hanya ada
7 siswa dari 21 siswa, tanpa ada yang memperoleh nilai 100. Terdapat
66,67% siswa kelas IVa yang tidak tuntas KKM pada evaluasi hasil
belajar siswa pada kondisi awal. Jika disajikan dalam diagram,
ketuntasan hasil belajar siswa pada kondisi awal adalah sebagai
berikut:
Diagram 4.3
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Kondisi Awal
33%
67%
Prosentase Nilai Siswa
Tuntas KKM
Tidak Tuntas KKM
148
86%
14%
Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tuntas
Tidak Tuntas
4.4.1.2. Evaluasi Hasil Belajar Siswa Siklus I
Setelah melaksanakan 2 kali pertemuan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran think talk write, pada pertemuan
ketiga diadakan kegiatan evaluasi. Kegiatan evaluasi dilaksanakan
untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran
dengan model think talk write. Adapun data nilai hasil belajar yang
didapat pada kegiatan pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11.
Nilai Evaluasi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
No. Rentang Nilai Jumlah Siswa Presentase (%)
1. 31-40 0 0
2. 41-50 0 0
3. 51-60 2 9,52
4. 61-70 2 9,52
5. 71-80 3 14,29
6. 81-90 10 47,62
7. 91-100 4 19,05
Total 21 100
Tabel nilai hasil belajar siswa menunjukkan adanya nilai siswa yang
masih ada pada rentang nilai tidak tuntas KKM. Prosentase tertinggi
terdapat pada rentang nilai 81-90. Berdasarkan nilai evaluasi hasil
belajar siswa, berikut diagram ketuntasan nilai hasil belajar yang
diperoleh siswa pada siklus I:
Diagram 4.4
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
149
4.4.1.3. Evaluasi Hasil Belajar Siswa Siklus II
Berdasarkan kegiatan evaluasi hasil belajar siswa yang telah
dilaksanakan, diperoleh data nilai siswa sebagai berikut:
Tabel 4.12.
Nilai Evaluasi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
No. Rentang
Nilai Jumlah Siswa Presentase (%)
1. 31-40 0 0
2. 41-50 0 0
3. 51-60 1 4,76
4. 61-70 1 4,76
5. 71-80 7 33,33
6. 81-90 9 42,86
7. 91-100 3 14,29
Total 21 100
Rentang nilai dengan jumlah siswa terbanyak adalah pada rentang 81-
90. Terdapat 9 siswa yang mencapai nilai itu, dengan prosentase
jumalh siswa 42,86%. Nilai ketuntasan siswa dalam evaluasi hasil
belajar siswa siklus II adalah sebagai berikut:
Diagram 4.5.
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
4.4.2. Data Hasil Observasi
Observasi yang dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran
dengan model pembelajaran think talk write adalah untuk mengetahui
95%
5%
Evaluasi Hasil Belajar Siswa Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
150
apakah pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dalam setiap
pertemuan terlaksana dengan baik sesuai harapan atau tidak. Selain
aktivitas guru, dilaksanakan juga observasi pada aktivitas siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
a. Hasil Observasi Siklus I
Data yang menunjukkan kegiatan pembelajaran guru dan siswa pada
pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.13.
Hasil Observasi Kegiatan Siklus I
b. Hasil Observasi Siklus II
Kegiatan observasi dalam pembelajaran siklus II dilakukan
sama seperti pada siklus I. Digunakan lembar observasi aktivitas
guru dan siswa, yang diisi oleh observer. Adapun data hasil kegiatan
observasi kegiatan guru dan siswa siklus II adalah sebagai berikut:
No. Kegiatan
Pembelajaran
Keterangan
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
Aktivitas Guru
1. Kegiatan pendahuluan Cukup Cukup Baik
2. Kegiatan inti Baik Baik Baik
3. Kegiatan penutup Cukup Baik Baik
Aktivitas Siswa
1. Kegiatan pendahuluan Cukup Baik Baik
2. Kegiatan inti Cukup Baik Baik
3. Kegiatan penutup Baik Baik Baik
151
Tabel 4.14.
Hasil Observasai Kegiatan Siklus II
No. Kegiatan
Pembelajaran
Keterangan
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
Aktivitas Guru
1. Kegiatan pendahuluan Baik Baik Baik
2. Kegiatan inti Baik Baik Baik
3. Kegiatan penutup Baik Baik Baik
Aktivitas Siswa
1. Kegiatan pendahuluan Baik Baik Baik
2. Kegiatan inti Baik Baik Baik
3. Kegiatan penutup Baik Baik Baik
4.4.3. Perbandingan Kondisi Awal (Prasiklus), Siklus I, Siklus II
4.4.3.1. Perbandingan Hasil Belajar Siswa
a. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal dan Siklus I
Setelah dilaksankan tindakan siklus I, hasil belajar siswa
setelah dilaksanakan kegiatan evaluasi menunjukkan adanya
peningkatan pencapaian nilai hasil belajar siswa. Berikut tabel
perbandingan hasil belajar siswa pada kondisi awal dan siklus I.
Tabel 4.15.
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Kondisi Awal dan Siklus I
Nilai Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I
Jumlah Presentase Jumlah Presentase
< 70 Tidak Tuntas 14 66,67 3 14,29
≥ 70 Tuntas 7 33,33 18 85,71
Total 21 100 21 100
Mengacu dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan
jumlah siswa yang memeroleh nilai tuntas KKM. Jika pada kondisi
awal, presentase jumlah siswa yang tuntas hanya ada 33,33%, pada
siklus I, meningkat menjadi 85,71%. Ini menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar siswa yang cukup berarti. Lebih dari 50%
dari jumlah siswa memeroleh peningkatan nilai dalam pembelajaran
siklus I. Selain itu, nilai rata-rata siswa juga mengalami kenaikan.
152
Rata-rata nilai siswa pada kondisi awal hanya mencapai 60,95. Setelah
dilaksanakannya tindakan siklus I, rata-rata nilai hasil belajar siswa
meningkat menjadi 81,85.
b. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II
Untuk lebih menyakinkan keberhasilan yang didapatkan dari
pemberian tindakan di siklus I. Kegiatan pembelajaran dengan
menerapkan model think talk write dilanjutkan ke pemberian tindakan
siklus II. Dari nilai evaluasi hasil belajar siswa yang didapat pada
siklus II, terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan
belajar. Berikut perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan
siklus II:
Tabel 4.16.
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar
Siklus I dan Siklus II
Nilai Ketuntasan Siklus I Siklus II
Jumlah Presentase Jumlah Presentase
< 70 Tidak Tuntas 3 14,29 1 4,76
≥ 70 Tuntas 18 85,71 20 95,24
Total 21 100 21 100
Tabel di atas, menunjukkan adanya peningkatan kembali hasil belajar
siswa. Pada siklus I, presentase jumlah siswa yang tuntas adalah
sebanyak 85,71%. Sedangkan pada siklus II, presentase ketuntasan
siswa adalah 95,24%. Dilihat dari kolom jumlah siswa terjadi
peningkatan sebanyak 2 siswa yang tuntas KKM. Dari nilai rata-rata
siswa pun mengalami peningkatan. Pada siklus I, rata-rata nilai hasil
belajar siswa sebesar 81,85. Pada siklus II, nilai rata-rata siswa adalah
82,43.
c. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, dan
Siklus II
Terlihat peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.
Untuk lebih mudah membandingakan ketuntasan hasil belajar siswa
153
selama kegiatan penelitian ini, maka disajikan ketuntasan hasil belajar
siswa dari kodisi awal, pada siklus I dan siklus II sebagai berikut:
Diagram 4.6.
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II
Diagram ketuntasan hasil belajar siswa menunjukkan adanya
perkembangan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal, diagram
tertinggi menunjukkan gambaran data nilai siswa yang tidak tuntas
KKM. Jumlah siswa yang tidak tuntas KKM sebanyak 14 siswa.
Lebih dari 50% siswa kelas IVa tidak tuntas KKM pada kondisi awal.
Pada diagram siklus I menunjukkan adanya kenaikan pada jumlah
siswa yang hasil belajarnya tuntas KKM. Sedangkan untuk diagram
tidak tuntas KKM turun sangat pesat. Hanya ada 3 siswa yang tidak
tuntas KKM. Ini menunjukkan tindakan siklus I memberikan
pengaruh perubahan yang signifikan bagi hasil belajar siswa kelas IVa
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil belajar siswa yang
masuk kriteria tuntas KKM naik sebanyak 52,38%, yaitu sebanyak 11
siswa. Pemberian tindakan pada siklus II, juga memberikan pengaruh
pada kenaikan presentase hasil belajar siswa. Dari diagram pada siklus
II, menunjukkan adanya peningkatan sebanyak 2 siswa, yang hasil
belajarnya tuntas KKM. Jika pada kondisi awal siswa yang tuntas
KKM hanya sebanyak 33,33%. Maka pada siklus I, presentase siswa
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
7
1820
14
31
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Tuntas Tidak Tuntas
154
yang hasil belajarnya tuntas KKM sebanyak 85,71%. Sedangkan hasil
yang diperoleh pada siklus II, menunjukkan kenaikan presentase
jumlah siswa dengan hasil belajar tuntas KKM. Presentase siswa yang
tuntas KKM pada siklus II, ada sebanyak 95,24%. Terjadi peningkatan
sebanyak 9,53% nilai ketuntasan siswa pada siklus I ke siklus II.
4.4.3.2. Perbandingan Hasil Observasi Pelaksanaan Model Think Talk
Write Guru dan Siswa Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksankan oleh
observer terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran think talk write, nampak adanya peningkatan dari
setiap pertemuannya dan setiap siklusnya.
Tabel 4.17.
Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran
Berdasarkan data pada tabel 4.17, dapat diketahu adanya
kegiatan pada pertemuan siklus I yang masih dinilai cukup
dilaksanakan oleh guru dan siswa. Pada pertemuan pertama siklus I,
aktivitas guru pada kegiatan pendahuluan dan kegiatan penutup masuk
dalam kriteria cukup. Namun dalam pelaksanaan kegiatan inti,
aktivitas guru sudah dinilai baik. Pada pertemuan kedua siklus I,
No. Kegiatan
Pembelajaran
Keterangan Siklus I Keterangan Siklus
II
1 2 3 1 2 3
Aktivitas Guru
1. Kegiatan
pendahuluan Cukup Cukup Baik Baik Baik Baik
2. Kegiatan inti Baik Baik Baik Baik Baik Baik
3. Kegiatan
penutup Cukup Baik Baik Baik Baik Baik
Aktivitas Siswa
1. Kegiatan
pendahuluan Cukup Baik Baik Baik Baik Baik
2. Kegiatan inti Cukup Baik Baik Baik Baik Baik
3. Kegiatan
penutup Baik Baik Baik Baik Baik Baik
155
kegiatan guru pada kegiatan pendahuluan, dinilai cukup. Sedangkan
kegiatan penutup mengalami peningkatan dan sudah baik
dilaksanakan oleh guru. Dalam pertemuan ketiga siklus I dan
pertemuan selama siklus II, kegiatan guru selama pembelajaran
dilaksanakan dengan baik. Baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti maupun kegiatan penutup. Ini menunjukkan adanya perbaikan
yang signifikan pada aktivitas yang dilaksanakan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan tahap-tahap model pembelajaran
think talk write, terdapat pada kegiatan inti. Dalam pelaksanaan
kegiatan inti, baik dalam siklus I maupun siklus II, guru sudah
melaksanakan dengan baik.
Untuk hasil observasi terhadap aktivitas siswa, pada pertemuan
pertama, ada kegiatan yang dinilai cukup. Nilai cukup, ada pada
pelaksanaan kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti. Sedangkan
kegiatan penutup sudah dilaksanakan dengan baik oleh siswa. Pada
pertemuan kedua dan ketiga, aktivitas siswa dinilai baik. Ini berarti,
terjadi peningakatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran siklus
I. Kegiatan pembelajaran dengan model think talk write pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia siklus II, sudah dilaksanakan siswa
dengan baik. Hal ini, menunjukkan tidak ada hambatan dalam
melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model think talk
write yang dialami siswa dalam siklus II.
4.5. Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi kondisi awal pada pembelajaran mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas IVa di SD Negeri Kesongo 01, Kec.
Tuntang. Didapatkan hasil belajar siswa yang kurang optimal. Sebagian besar
siswa, dengan jumlah 14 siswa dari 21 siswa memeroleh nilai hasil belajar
tidak tuntas KKM, yaitu dibawah 70. Sebagai upaya perbaikan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVa, dilaksanakan penelitian tindakan
kelas ini. Penelitian tindakan kelas di kelas IVa SD Negeri Kesongo 01,
156
dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran think talk write pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia semester 2. Pembelajaran dengan model
think talk write memiliki 3 tahapan kegiatan belajar siswa. Pada tahap
pertama, siswa diminta untuk belajar dan menggali informasi melalui
membaca teks materi yang ada. Tahap ini disebut dengan tahap think. Seusai
melaksanakan tahap think, tahap kedua adalah tahap talk. Pada tahap ini,
siswa diberi masalah yang dapat disajikan dalam bentuk soal untuk
didiskusikan bersama teman satu kelompoknya. Hasil diskusi kelompok
kemudian dipresentasikan oleh siswa perwakilan kelompok. Kegiatan siswa
berbicara pada kegiatan diskusi dan presentasi inilah yang dilaksanakan
sebagai tahap talk. Tahap terahkir, adalah tahap write, dimana siswa diminta
menuliskan kembali apa yang telah mereka diskusikan/pelajari dalam
kegiatan pembelajaran itu. Kegiatan ini dilaksanakan secara individu. Hal ini
sejalan dengan Huiker dan Laughlin (Miftaul Huda, 2013:218) sebagai orang
pertama yang memperkenalkan model think talk write, yang menyatakan
“Think talk write mendorong siswa untuk berpikir, berbicara, dan kemudian
menuliskan suatu topik tertentu”.
Pembelajaran dengan think talk write, menjadikan siswa mengulang-
ulangi materi yang harus dipelajari siswa. Selain itu, tahap-tahap think talk
write, menjadikan kompetensi siswa dalam berbahasa yaitu, membaca,
berbicara, mendengarkan dan menulis menjadi terlatih. Ini memberi pengaruh
pada daya ingat siswa. Dengan mengulang-ulang materi yang ada dengan
berberapa cara, yaitu membaca, mendiskusikannya dan menuliskannya
kembali, menjadikan materi yang sedang dipelajari dapat lebih diingat dan
dipahami siswa. Dalam kegiatan pembelajaran think talk write, peran guru
menjadi kurang dominan. Hal ini menjadikan siswa lebih berperan aktif
dalam kegiatan pembelajarannya. Siswa berusaha menemukan sendiri
informasi yang hasus dipelajari, dan bersama teman satu kelompoknya
menyelesaikan persoalan yang disajikan guru. Kegiatan pembelajaran dengan
model think talk write, menjadikan siswa senang dalam mengikuti
pembelajaran. Suasana yang tercipta dalam pembelajaran adalah susana kerja
157
sama oleh siswa dalam kegiatan belajar. Kerja sama yang dilaksanakan siswa,
dirasakan oleh siswa menyenangkan karena siswa dapat belajar bersama
teman-temannya dan belajar tidak hanya dari guru dan buku saja. Rasa
senang siswa dalam pembelajaran memberi pengaruh baik pada hasil belajar
siswa. Pengulangan materi pelajaran oleh siswa dan kegiatan pembelajaran
yang dirasakan menyenangkan, menjadikan siswa mudah menerima materi
pelajaran. Hal ini memberi pengaruh baik terhadap hasil belajar siswa. Hal ini
serupa dengan pendapat Dewa Ayu (2014:4) yang menuliskan kelebihan think
talk write membuat siswa dapat menikmati suasana yang lebih
menyenangkan, membuat siswa dalam pembelajaran lebih aktif dan hasil
belajar yang dicapai oleh siswa maksimal.
Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan think talk write dalam
penelitian tindakan kelas ini, dilaksankan dengan menyajikan think talk write
kedalam kegiatan pembelajaran dengan langkah kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan penutup. Pelaksanaan think talk write, dilakukan pada
langkah kegiatan inti, yang dilaksankan dengan EEK (eksplorasi, elaborasi,
konfirmasi). Guru melaksanakan kegiatan eksplorasi dengan memberi
kesempatan siswa menggali informasi, melalui kegiatan membaca teks materi
yang ada. Pada kegiatan elaborasi, guru memberi kesempatan dan mengawasi
siswa melakukan diskusi kelompok, yang kemudian hasil diskusi mereka
dipresentasikan. Kemudian dilanjutkan dengan siswa menuliskan kembali
materi yang telah dipelajari. Guru memberi konfirmasi pada setiap presentasi
siswa dan memberi motivasi siswa untuk belajar dan bekerja sama dengan
baik. Sebelum memasuki tahan think talk write, terlebih dahulu siswa
dibentuk dalam kelompok kecil. Untuk menumbuhkan kreatifitas dan situasi
kompetisi, setiap kelompok siswa dinamai dengan penamaan dengan kata
positif. Dari nama-nama kelompok tersebut, siswa diminta untuk membuat
yel-yel. Kegiatan ini menjadikan siswa lebih senang dalam melaksankan
pembelajaran.
Hasil belajar siswa pada siklus I, menunjukkan adanya peningkatan
yang signifikan. Hasil belajar siswa yang mencapai kriteria tuntas KKM pada
158
siklus I sebanyak 85,71%. Adapun rata-rata kelas hasil belajar siswa pada
siklus I mencapai 81,86. Presentase pencapaian hasil belajar yang tuntas
KKM, menunjukkan keberhasilan pelaksanaan tindakan siklus I, karena
memenuhi indikator ketuntasan siklus I yang ditetapkan. Yaitu sebanyak 75%
siswa di kelas IVa mencapai nilai KKM. Pelakasanaan pembelajaran yang
dilakasnakan guru dan siswa pada siklus I sudah dilaksanakan dengan baik.
Siswa yang aktif, sudah merata dilakukan oleh kebanyakan siswa. Hanya saja
pada siklus I, kegiatan diskusi siswa terganggu dengan adanya siswa yang
masih saling menyalahkan, karena adanya perbedaan pendapat dalam diskusi
kelompok. Namun demikian, situasi ini bisa segera diatasi oleh guru.
Meskipun sikus I telah berhasil, kegiatan penelitian ini dilanjutkan ke
tindakan siklus II. Pada kegiatan siklus II, dirancang dengan memerbaiki
pembelajaran. Kegiatan perbaikan kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada
setiap pertemuan. Perbaikan yang mencolok pada setiap pertemuan adalah
adanya instruksi yang disampaikan kepada siswa sebelum melaksankan
kegaitan diskusi kelompok. Namun, yang membedakan kegiatan
pembelajaran antara siklus I dan siklus II dalam penelitian ini adalah, pada
siklus II pembelajaran dilaksankan dengan mengemas pembelajaran dengan
lebih menyenangkan. Situasi kompetisi diciptakan dengan positif dan
disesuaikan dengan karakter siswa kelas IV SD.
Pada kegiatan siklus II, kegiatan pembelajaran siswa terasa lebih
menyenangkan. Siswa menjadi lebih kreatif dan aktif dalam kegiatan belajar.
Siswa sudah lebih memahami setiap tahap dalam pembelajaran think talk
write. Hasil belajar siswa yang tuntas KKM pada siklus II mencapai
presentase sebesar 95,24%. Presentase ini menunjukkan keberhasilan
pembelajaran siklus II, karena telah tercapainya indikator keberhasilan yang
ditetapkan pada siklus II. Pembelajaran siklus II akan dikatakan berhasil jika
siswa yang mencapai KKM sebanyak 85%. Maka, presentase pencapaian
kegiatan siklus II menunjukkan, tindakan di siklus II berhasil meningkatkan
hasil belajar siswa kelas IVa SD Negeri Kesongo 01 pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Adanya siswa yang tidak tuntas KKM, setelah diamati
159
secara lebih mendalam, kesalahan terdapat pada hasil pengerjaan soal
evaluasi siklus II. Pada evaluasi ini, siswa yang bersangkutan tidak
mengerakan beberapa soal essay dengan jawaban yang lengkap.
Hasil penelitian tindakan kelas ini, juga sejalan dengan penelitian
yang telah dilaksanakan oleh Zulkarnaini di SD Negeri Sukajadi 9.
Zulkarnaini (2011:8) yang menyatakan “Pembelajaran menulis karangan
deskripsi dan berpikir menggunakan model think talk write, lebih
meningkatkan prestasinya dari pada model pembelajaran biasa di sekolah
dasar. Hai ini terlihat dengan adanya keterlibatan siswa secara aktif dan
kreatif yang semakin lama semakin baik selama pembelajaran, sehingga
meningkatkan ketrampilan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis
untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal”. Sri Qomariah
(2010:56) menyatakan “Penerapan think talk write, dalam pembelajaran
menulis pantun di kelas IV SDN 1 Platar dapat meningkatkan hasil belajar
siswa”. Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan penulis dalam
menerapkan think talk write dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Negeri Kesongo 01 menunjukkan bahwa dengan menerapkan model
pembelajaran think talk write, mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas
IVa SD Negeri Kesongo 01 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia semester 2
tahun pelajaran 2013/2014.
Hal yang menjadi persamaan dalam penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah dilaksanakannya penelitian dengan menerapkan model
pembelajaran think talk write pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Penelitian lain, juga dilaksanakan guna meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IV. Penelitian yang telah dilaksankan oleh Zulkarnaini dan Sri
Qomariah menunjukkan keberhasilan, melalui penerapan think talk write
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal yang menjadi pembeda dalam
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan oleh penulis dengan penelitian
terdahulu, adalah pembelajaran Bahasa Indonesia yang menerapkan think talk
write dikemas dengan lebih menyenangkan bagi siswa SD. Salah satu hal
yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran penelitian ini, adalah adanya
160
pemberian nama kelompok dengan kata yang bersifat membangun dan
positif. Penamaan kelompok diperkuat dengan adanya kegiatan siswa
membuat yel-yel untuk kelompoknya. Hal ini membangun situasi kompetisi
pada setiap kelompok. Kompetisi yang dibangun antarsiswa memberikan
pengaruh positif terhadap kerja sama siswa dalam kelompok. Dalam kegiatan
berkelompok siswa nampak bekerja sama dengan baik. Selain itu, penyajian
lembar kerja siswa sebagai bahan diskusi siswa dilakukan dengan menuliskan
di papan tulis serta membacakannya. Hal ini berguna untuk membantu
mengembangkan kemampuan siswa dalam aspek membaca, menulis dan
mendengarkan.
Berdasarkan pembahasan penelitian tindakan kelas yang telah
dituliskan, maka dapat dipaparkan implikasi teoritis dan implikasi praktis dari
penelitian tindakan kelas ini. Adapun implikasi teoritis dan praktis adalah
sebagai berikut:
a. Implikasi Teoritis
Secara teori, implikasi penelitian ini adalah dikembangkannya
pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan model
pembelajaran think talk write yang menjadikan siswa belajar dengan
mengulang-ulang materi pelajaran dan melatih kompetensi berbahasa
siswa. Think talk write dikembangkan dengan dikemas dalam
pembelajaran sesuai dengan standar proses yang telah ditetapkan, yaitu
dengan langkah kegiatan inti EEK, serta dengan diselipkannya kegiatan
yang menajdikan siswa kreatif dan senang. Implikasi teoritis dari
penelitian ini adalah bertambahnya referensi penelitian dalam bidang
pendidikan.
b. Implikasi Praktis
Implikasi praktis yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ini adalah berkenaan dengan sekolah, guru, dan siswa. Adapun
implikasi praktis penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sekolah dapat menambah koleksi perpustakaan serta menyediakan
referensi bagi guru tentang penelitian tindakan kelas.
161
2. Guru memeroleh pengalaman dalam menerapkan dan
mengembangkan pembelajaran dengan model pembelajaran think talk
write dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
3. Siswa dapat belajar secara aktif, kreatif dan menyenangkan dengan
pelaksanaan pembelajaran think talk write, serta meningkatkan
kemampuan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
4. Penulis dapat menerapkan pembelajaran think talk write dengan
mengembangkan menjadi pembelajaran yang menyenangkan, untuk
pembelajaran yang lebih bermutu.