jiwa isolasi sosial md
DESCRIPTION
KTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas karunianya terhadap penyusun sehinga
penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok keperawatan jiwa.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan dan
dorongan , baik yang bersifat moril maupun material dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada :
1. KH. Masruri Abdul Mughni selaku pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah 02
2. dr. H. Ahmad Ridlo Selaku Direktur Akademi Keperawatan (AKPER) Al Hikmah
3. Ahmad Zakiudin SKM, selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Jiwa
4. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan semangat dalam belajar
dan memberikan do’a dalam setiap langkah
5. Seluruh rekan mahasiswa/ mahasiswi AKPER AL HIKMAH
Sebagai manusia yang dlo’if kami menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari
kesalahan dan kekeliruan, serta masih banyak kekuranganya, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Sebagai akhir kata penulis mengharap mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi
penulis dan pembaca pada umumnya.
Benda, 01 Juni 2007
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B. Tujuan penulisan
C. Metode Penulisan
BAB II : KONSEP DASAR
A. Pengertian
B. Faktor Predisposisi
C. Faktor Prespitasi
D. Anda dan gejala
E. Masalah Keperawatan
F. Pohon Masalah
G. Diagnosa Kperawatan
H. Rencana Tindakan
I. Rencana Asuhan Keperawatan Baru
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan jiwa merupakan suatu kebutuha ntiap individu yang sangat penting. Oleh
karena itu kesehatan jiwa harus juga diperhatikan. Sealain hal ini merupakan peran
petugas kesehatan, tetapi merupakan hal yang menuntut adanya keselarasan dan
kerjasama dari berbagai pihak sealain individu itu sendiri, keluarga maupun
lingkungan.
Dari berbagai masalah kesehatan jiwa, isolasi sosial banyak mengiringi penyakit-
penyakit gangguan jiwa. Bila hal ini terjadi, terkadang dapat menimbulkan dampak
yang buruk pada diri pasien sendiri maupun orang lain disekitrnya. Oleh karena itu
kami mencoba untuk membuat ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN ISOLASI SOSIAL agar mengalami perubahan yang di harapkan
B. Tujuan
a) Tujuan khusus
Tujuan utama dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Keperawatan jiwa
b) Tujuan umum
- Menerapkan teori dan lebih menekankan dalam mempraktekan proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, tindakan dan evaluasi
- Dapat mengetahui cara merawat klien dengan isolasi sosial
C. Metode Penulisan
Penyusun menggunakan metode penulisan dengan menggunakan literatur atau buku-
buku yang berhubungan dengan Keperawatan jiwa
BAB II
ISOLASI SOSIAL
A. Pengertian
Isolasi sosial adalah : suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena
orang lain mengatakan sikap yang negatif dan mengancam (Morry C. Town Send
1998)
Menarik diri adalah : suatu keadaan dimana individu berpartisipasi dalam suatu
kuantitas yang berlebih atau tidak cukup atau tidak efektifan kualitas pertukaran
sosial (Morry C. Town Send 1998)
B. Faktor predisposisi
a. Faktor perkembangan
Kegagalan perkembangan mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak
percaya pada orang lain, ragu takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan
dengan orang lain dan menghindar
b. Faktor sosial budaya
Akibat dari norma yang ada di dalam masyarakat yaitu mengisolasi anggota
masyarakat yang tidak produktif lagi pada kehidupan, misalnya : lansi , orang
cacat dan penyakit kronis
c. Faktor biologik
Faktor genetik dapat menunjang terhadap respon sosial mal adaptif ada bukti
terdahulu tentang terlibatnya neurotransmiter dalam gangguan ini namun masih
dilakukan penelitian lanjut
C. Faktor Prespitasi
a. Stressor sosial kultural
- Menurunya stabilitas unit keluarga
- Terpisah dari orang yang berarti dalam kehidupanya
b. Stressor psikologik
Ansieatas berat yang berkepanjangan terjadi kebersamaan dengan keterbatasan
kemampuan untuk mengatasinya
Rentang Respon Sosial
Respon Adaptif Respon Mal adaptif
Solitude Kesepian Manipulasi
Otonomi Menarik diri Impulsif
Kebersamaan Ketergantungan Narkisisme
Saling ketergantungan
( Stuart and Sudden, 1999)
- Solitude : Respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenung yang
telah dilakukan di lingkungan sosial dan cara untuk
mengevaluasi diri untuk tentukan langkah selanjutnya
- Otonomi : Kemampuan individu untuk menetukan dan
menyanpaikan ide pikiran, perasaan dengan hubungan
sosial
- Manipulasi : Orang lain diperlukan seperti objek, hubungan terpusat
pada masalah pengendalian, indivisu berorientasi pada diri
sendiri atau pada tujuan, bukan berorientasi pada oranfg
lain
- Narkisisme : Harga diriyang rapuh, secara terus menerus, berusaha
mendapat penghargaaan dan pujian, sikap egosentri,
pencemburu, marah jika orang lain tidak mendukung
- Impulsif : Tidak mampu merencanakan sesiuatu, tidak mampu
belajar dari penglaman, penilaian yang buruk, tidak dapat
diandalkan
D. Tanda dan gejala
a. Sedih, efek tumpul
b. Menjadi tidak komunikatif
c. Menarik diri
d. Kurang kontak mata
e. Asyik berpikir-pikiranya sendiri
f. Meminta untuk sendirian
g. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari
h. Posisi janin pada saat tidur
i. Disfungsi interaksi dengan teman sebaya, kelurga atau orang lain (Merry C. Town
Send 1998)
E. Masalah Keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri
2. Gangguan harga diri : Harga diri rendah
3. Resiko perubahan persepsi sensori : Halusinasi
F. Pohon Masalah
Resiko perubahan persepsi sensori : Halusinasi
Menarik diri
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
G. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perubahan persepsi sensori : Halusinasi b/d Isolasi sosial
2. Isolasi sosial : menarik diri b/d harga diri rendah
H. Rencana tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan : Resiko perubahan persepsi sensori : Halusinasi b/d
Isolasi sosial
Tujuan umum : Tidak terjadi perubahan persepsi sensori
Tujuan Khusus : Klien mampu :
1. Membina hubungan saling percaya
2. Menyebutkan penyebab menarik diri
3. Menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain
4. Melakukan hubungan sosial secara bertahap : Klien- Perawat-Klien –
Kelompok-Klien- Keluarga
5. Memperdayakan sistem pendukung
6. Menggunakan obat dengan benarr dan tepat
Tindakan Keperawatan :
1 Membina hubungan saling percaya
- Salam teraupetik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas pada tiap pertemuan
(Topik yang akan di bicarakan, tempat berbicara, waktu bicara)
- Berikan perhatian dan penghargaan : temani klien tidak menjawab
- Dengarkan klien dengan empati : beri kesempatan klien untuk bicara
2 Menyebutkan penyabab menarik diri
- Bicarakan dengan klien penyebab tidak ingin bergaul dengan orang lain
- Diskusikan akibat yang dirasakan dari menarik diri
3. Menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain
- Bicarakan atau diskusikan keuntungan berhubungan dengan orang lain
- Bantu klien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki klien untuk
bergaul
4. Melakukan hubungan sosial secara bertahap : Klien- Perawat-Klien –
Kelompok-Klien- Keluarga
- Lakukan interaksi sering dan singkat dengan klien
- Motifasi atau temani klien untuk berinteraksi atau berkenalan dengan klien
atau perawat lain beri contoh cara berkenalan
- Tingkatkan interaksi klien secara bertahap (Satu klien, dua klien, satu
perawat, dua perawat)
- Libatkan klien dalam terapi aktifitas-aktifitas kelompok : sosialisasi
- Bantu klien melaksanakan aktifitas hidup sehari-hari dengan interaksi
- Fasilitasi hubungan klien dengan keluarga secara teraupetik
5. Memperdayakan sistem pendukung
- Berikan pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui
pertemuan individu secara rutin dan pertemuan kelurga
6. Menggunakan obat dengan benar dan tepat
- Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
- Anjurkan klien membicarakan efek atau efek samping obat yang dirasakan
Hasil akhir yang diharapkan pada pasien
a. Pada pasien
- Tidak terjadi perubahan persepsi sensori
- Klien mengetahui penyebab menarik diri
- Klien mengetahui keuntungan berinteraksi
- Klien mampu berinteraksi dengan orang lain
b. Pada keluarga
- Keluarga mampu berkomunikasi dengan klien secara teraupetik
- Keluarga mampu mengurangi penyebab klien menarik diri
Diagnosa keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri b/d harga diri rendah
Tujuan umum : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi :
- Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal
- Perkenalkan diri dengan sopan
- Tanyakan nama klien
- Jelaskan tujuan pertemuan dengan klien
- Tunjukan sikap simpati dan menerima apa adanya
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Intervensi :
- Diskusikan kemampuan dan kemampuan positif yang dimiliki
- Setiap bertemu denganklien hindari penilaian negatif
- Beri pujian yang realistik
3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
Intervensi :
- Diskusikan dengan klien kemampuan yang digunakan selama sakit
- Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaan
4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Intervensi :
- Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan
- Beri contoh pelaksanakan kegiatan yang boleh klien lakukan
- Latih kegiatan mandiri
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan
kemampuanya
Intervensi :
- Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
- Bantu keluarga memberi dukungan pada klien selam sakit
- Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah
Hasil akhir yang diharapkan pada pasien :
1. Ekspresi wajah bersahabat, menunjukan rasa senang, ada kontak mata,
mau berjabat tangan, mau menyebut nama, mau berdampingan dengan
perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi
2. Klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek yang dimiliki
I. Rencana Tindakan Keperawatan Baru
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
c. Tujuan : setelah tindakan keperawatan mampu :
a) Membina hubungan saling percaya
b) Menyadari penyebab isolasi sosial
c) Berinteraksi dengan orang lain
d. Tindakan
1) Membina hubungan saling percaya
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya :
- Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
- Berkenalan dengan pasien : perkenalkan nama dan nama panggilan yang
saudara sukai, serta tanyakan nama dan panggilan pasien
- Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
- Buat kontrak asuhan : apa yang saudara akan lakukan bersama pasien,
berapa lam akan dikerjakan, dan tempatnya di mana
- Jelaskan bahwa saudara akan merahasiakan informasi yang akan
diperoleh untuk kepentingan terapi
- Setiap saat tunjukan sikap empati pada pasien
- Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
Untuk membina hubungan saling percaya pada pasien isolasi sosial kadang-
kadang perlu waktu yang lama dan interaksi yang singkat dan sering, karena
tidak mudah bagi pasien untuk percaya kepada orang lain. selalu penuhi
janji adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan, pendekatan yang
konsisten akan membuahkan hasil. Bila pasien sudah percaya dengan anda
program asuhan keperawatan lebih mungkin dilaksanakan
2) Membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial
- Menanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan
orang lain
- Menanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin berinteraksi
dengan orang lain
3) Membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dengan orang lain
dilakukan dengan cara mendiskusikan keuntungan bila pasien memiliki
banyak teman dan bergaul akrab dengan mereka
4) Membantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan
Dilakukan dengan cara :
- Mendiskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak
bergaul dengan orang lain
- Menjelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap fisik pasien
5) Membantu pasien berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
Secara rinci tahapan melatih pasien berinteraksi dapat dilakukan sebagai
berikut :
- Beri kesempatan pasien mempraktekan cara berinteraksi dengan orang
lain yang dilakukan
- Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu orang (Pasien , perawat
atau keluarga )
- Bila pasien sudah menunjukan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi
dengan dua, tiga, empat orang disekitarnya dan seterusnya
- Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh
pasien
- Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan
orang lain. mungkin akan mengungkapkan keberhasilan atau
kegagalanya. Beri dorongan terus menerus agar pasien tetap semangat
meningkatkan interaksinya
Strategi pelaksanaan
Sp 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal
penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan
berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain,
dan mengajarkan pasien berkenalan
Orientasi
“ Assalamu’alaikum”
“ Saya L……, saya senag dipanggil ibu Lut… …. … Saya perawat ruang Dahlia ini
yang akan merawat ibu”
“Siapa nama ibu ?senangnya dipanggil apa”
“ Apa keluhan R hari ini? ” bagaimana kalu kita bercakap-cakap tentang keluarga dan
teman-teman R? mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaiman kalau di ruang tamu ?
mau berapa lama?, R? “bagaimana kalau 15 menit “
Kerja
( Jika pasien baru)
“ Siap saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan R?” siapa yang
jarang-jarang bercakap-cakap dengan R? apa yang membuat R jarang bercakap-cakap
dengannya
(Jika Pasien sudah lama dirawat)
“ Apa yang R rasakan selama dirawat di sini ? ” O… merasa sendirian ? siapa saja yang
kenal R di ruangan ini ?“
“ Apa saja kegiatan yang biasa R lakukan dengan teman yang R kenal ?”
“ Apa yang menghambat S dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien yang
lain?”
“Menurut R apa saja keuntunganya kalau kita mempunyai teman? Wah benar, ada
teman bercakap-cakap. Apa lagi ? (Sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) nah
kalau kerugianya tidak mempunyai teman apa ya R? ya, apa lagi (Sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa) jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu
inginkah R belajar bergaul dengan orang lain?
“Bagus, bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain ”
“ Begini lho R, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan nama dulu, nama kita
dan nama panggilan yang kita suka , asal kita dan hobi. Contoh : nama saya R, senang
dipanggil R, Asal saya Slatri, hobi menjahit ”
“ Selanjutnya R menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini :
nama bapak siap? Senangnya dipanggil apa? Asalnya dari mana / hobinya apa ? ”
“Ayo R dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan R. coba berkenalan dengan saya!”
“ya bagus sekali ! coba sekali lagi, bagus sekali “
“ Setelah R berkenalan dengan orang tersebut R bisa melanjutkan percakapan tentang
hal-hal yang menyenangkan R bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang
keluarga, pekerjaan dan sebagainya”
Terminasi
“Bagaimana perasaan R setelah kita ltihan berkenalan?”
“R tadi sudah mempraktekan cara berkenalan dengan baik sekali”
“ Selanjutnya R dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak
ada. Sehingga R lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. R mau praktekan ke
pasien lain. mau jam berapa mencobanya? Mari kita masukan jadwal kegiatan
harianya”
“ Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak R berkenalan dengan
teman saya, perawat Y, bagaimana R mau kan?”
“ Baiklah sampai jumpa besok ”
Sp 2 Pasien : Mengajarkan pasien berinteraski secara betahap (Berkenalan
dengan orang pertama-seorang perawat )
Orientasi
“Assalamu’alaikum, R!”
“ Bagaimana perasaan R hari ini?”
“ Sudah di ingat-ingat lagi pelajaran kita tentang berkenalan ”coba sebutkan lagi sambil
bersalaman dengan suster!
“Bagus sekali, R masih ingat. Nah seperti janji saya, saya akan mengajak R mencoba
berkenalan dengan teman saya perawat Y, tidak lamaS kok, sekitar 10 menit ” Ayo kita
temui perawat Y”
Kerja
(Bersama-sama R, saudara mendekati perwat Y ) “Selamat pagi perawat Y, ini ingi
berkenalan dengan Y ”
“Baiklah R, R bisa berkenalan dengan perawat Y seperti yang kita praktekan kemarin”
(Pasienmendemonstrasikan cara berkenalan dengan perawat Y : memberi salam,
menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan setersunya)
“Ada lagi yang R ingin tanyakan kepada perawat Y. coba tanyakan tentang keluarga
perawat Y”
“Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, R bisa sudahi perkenalan ini. Lalu R bisa
buat janji bertemu lagi dengan perawat Y, misalnya jam 1 siang nanti”
“ Baiklah pereawat Y, karena R sudah selessai berkenalan, saya akan kembali ke
ruangan R, selamat pagi” (Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat N
untuk melakukan terminasi dengan R di tempat lain)
Terminasi
“ Bagaimana perasaan R setelah berkenalan dengan perwat Y” “R tampak bagus sekali
saat berkenalan tadi “
“ Pertahankan terus apa yang sudah R lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan
topik lain supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan keluarga hobi, dan
sebagainya. Bagaimana, mau coba dengan perawata lain. mari kta masukan pada
jadwalnya. Mau berapa kali sehari? Bagaiman kalau 2 kali. Baik nanti R coba sendiri.
Besok kita latihan lagi ya, mau jam berapa? Jam 10? Sampai besok”
Sp 3 Pasien : Melatih pasien berinteraksi secara bertahap (Berkenalan dengan
kedua-seorang pasien )
Orientasi
“ Assalamualaikum R! bagaimana perasaan hari ini?
“Apakah R bercakap-cakap dengan perawat R kemarin siang ”
(Jika jawaban pasien : ya, saudara bisa lanjutkan komunikasi berikutnya dengan orang
lain) “ Bagaimana perasaan R setelah bercakap-cakap dengan perawat Y kemarin
siang”
“Bagus sekali R menjadi senang karena punya teman lagi” “Kalau begitu R ingin punya
banyak teman lagi ”
“Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain, yaitu pasien
M”seperti biasa kira-kira 10 menit. “Mari kita temui dia di ruang makan ”
Kerja
(Bersama-sama saudara mendekati pasien ) “ Selamat pagi, ini ada pasien saya yang
ingin berkenalan”
“ Baiklah R, R sekarang bisa berkenalan denganya seperti yang yang telah R lakukan
sebelumnya ” (Pasien mendemonstrasikan cara berkenalan : memberi salam,
menyebutkan nama, nama panggilan, asal dan hobi dan menanyakan hal yang sama )
“ Ada lagi yang R ingin tanyakan kepada M” Kalau tidak ada lagi yang ingin
dibicarakan, R bisa sudahi perkenalan ini. Lalu R bisa buat janji bertemu lagi, misalnya
bertemu lagi jam 4 sore nanti
(R buat janji untuk bertemu kembali dengan M) “Baiklah M, karena R sudah selesai
berkenalan, saya dan R akan kembali ke ruangan. Selamat pagi”
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat Y untuk melakukan terminasi
dengan R ditempat lain )
Terminasi
“ Bagaimana perasaan R ssetelah berkenalan dengan M”
“ Di bandingkan kemarin pagi, R tampak lebih baik saat bekenalan dengan M ”
“ Pertahankan apa yang telah R lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu kembali
dengan M jam 4 sore nanti”
“ selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang
lain kita tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi satu hari R dapat berbincang-bincang
dengan orang lain sebanyak 3 kali, jam 1 siang dan jam 8 malam, R bisa bertemu
dengan M, dan tambah dengan pasien yang baru dikenal. Selanjutnya R bisa berkenalan
dengan orang lain lagi secara bertahap, bagaimana R setuju kan ?”
“ Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman R, pada jam yang
sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok….Assalamu’alaikum”
2. Tindakan keperawatan keluarga
a. Tujuan : Setelah tindakan keperawatan kelurag mampu merawat pasien isolasi
sosial
b. Tindakan : melatih keluarga merawat pasien isolasi sosial
Tahapan melatih keluarga agar mampu merawat pasien isolasi di rumah
meliputi :
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2) Menjelaskan tentang :
o Masalah isolasi sosial dan dampaknya pada pasien
o Penyebab isolasi sosial
o Cara-cara merawat pasien dengan isolasi sosial :
- Membina hubungan saling percaya dengan pasien dengan cara
bersikap peduli dan tidak ingkar janji
- Memberikan semangat dan dorongan kepada pasien untuk bisa
melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain yaitu dengan
tidak mencela kondisi pasien dan memberikan pujian yang wajar
- Tidak membiarkan pasien sendiri di rumah
- Membuat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan pasien
3) Memperagakan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
4) Membantu keluarga mempraktekan cara merawat yang telah dipelajari,
mendiskusikan yang dihadapi
5) Menyusun perencanaan pulang bersama keluarga
Sp 1 Keluarga : Memberikan penyuluhan kepada kelurga tentang masalah isolasi
sosial, penyebab isolasi sosial, dan cara merawat pasien dengan
isolasi sosial
Orientasi
“Assalamualaikum pak”
“ Perkenalkan saya perawat H, saya yang merawat, anak bapak R, di ruang mawar ini”
“ Nama bapak siapa ? senang dipanggil apa?”
“Bagaiman perasaaan bapak hari ini? Bagaimana keadaan anak R sekarang”
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah anak bapak dan cara
perawatanya ”
“ Kita diskusi disini saja ya? Berapa lama bapak punya waktu ? bagaimana kalau
setengah jam ”
Kerja
“ Apa masalah yang bapak/ ibu hadapi dalam merawat R? apa yang sudah dilakukan ”
“Masalah yang dialami oleh anak R disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala
penyakit yang juga dialami oleh pasien – pasien gangguan jiwa yang lain ”
“Tanda-tandanya antara lain ; tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri,
kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk ”
“Biasanya masalah ini muncul karena memliki pengalaman yang mengecewakan saat
berhubungan dengan orang lain, seperti di tolak, tidak dihargai atau berpisah dengan
orang-orang terdekat”
“ Apabila masalah sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa mengalami halusinasi,
yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada ”
“ Untuk menghadapai keadaan yang demikian bapak dan anggota keluarga lainya
karena harus sabar menghadapi R. dan untuk merawat R, keluarga perlu melakukan
beberapa hal. Pertama keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan R
yang caranya adalah bersikap peduli dengan R, jangan ingkar janji. Kedua, keluarga
perlu memberikan semangat dan dorongan kepada R untuk bisa melakukan kegiatan
bersam-sama dengan orang lain, berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi
pasien ”
“Selanjutnya jangan biarkan R sendiri, buat rencana atau jadwal bercakap, dengan R,
misalnya sholat bersama, makan bersama, rekresi bersama, melakukan kegiatan rumah
tangga bersama ”
“Nah bagaimana kalau kita sekarang latihan untuk melaksanakan semua cara itu ”
“ Begini contoh komunikasinya, pak : R, bapak lihat sekarang kamu sudah bisa
bercakap-cakap dengan orang lain. perbincangannya juga lumayan lama. Bapak senang
sekali melihat perkembangan kamu, nak, coba kamu bincang-bincang dengan saudara
kamu yang lain. lalu bagaimana kalu kita mulai sekarang kamu sholat berjamaah. Kalau
kamu sholat bersama-sama kelurag atau mushola kampung. Bagaimana R, kamu mau
coba kan nak?”
“Bagus pak, bpk telah memperagakan dengan baik sekali ”
“Sampai sini ada yang dipertanyakan pak”
Terminasi
“ Baiklah waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan tadi ”
“ Coba bapak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda
orang yang mengalami isolasi sosial ”
“Selanjutnya bisa bapak sebutkan kembali cara-cara merawat anak bapak yang
mengalami masalah sosial ”
“Bagus sekali pak, bapak bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan anak
tersebut”
“Nanti kalau ketemu R, coba bapak/ ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada semua
keluarga agar mereka juga melakukan hal yang sama”
“Bagaimana kalau kita bertemu 3 hari lagi untuk latihan langsung pada R?”
“Kita ketemu di sini saja ya pak, pada jam yang sama ”
“ Assalamu’alaikum”
Sp 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan
masalah isolasi sosial langsung dihadapan pasien
Orientasi
“ Assalamu’alaikum, pak/ bu”
“Bagaimana perasaan bapak / ibu hari ini? ”
“Bapak masih ingin latihan merawat anak bapak seperti yang kita pelajari beberapa hari
yang lalu?”
“ Mari praktekan langsung ke R! berapa lama waktu bpk/ ibu. Baik kita akan coba 30
menit ” “ Sekarang mari temui R”
Kerja
“Assalamu’alaikum, R, bagaimana perasaan R hari ini?”
“Bapak / ibu R datang besuk. Beri salam! Bagus. Tolong R tunjukan jadwal
kegiatanya!”
(Kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
“ Nah, pak, sekarang bapak bisa praktekan apa yang sudah kita latihan beberapa hari
lalu”(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekan cara merawat pasien seperti yang
telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya)
“ Bagaimana perasaan R setelah berbincang-bincang kepada orang tua R?”
“ Baiklah, sekarang saya dan orang tua ke ruang perawat dulu ”(Saudara dan keluarga
meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)
Terminasi
“ Bagaimana perasaan bpk / ibu setelah kita latihan tadi? Bpk ibu sudah bagus”
“ Mulai sekarang bapak sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada R”
“ 3 hari lagi kita akan bertemu ntuk mendiskusikan pengalaman bapak melakukan cara
merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang ya pak”
“Assalamu’alaikum”
Sp 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
Orientasi
“ Assalamu’alaikum, pak/ bu”
“Karena besok R sudah boleh pulang, maka perlu kita bicarakan perawatan di rumah”
“Bagaimana kalau kita membicarakan jadwal R tersebut disini saja ”
“Berapa lama kita bisa bicara? Bagaimana kalau 30 menit”
Kerja
“Bpk/ ibu, ini jadwal R selam di rumah sakit, coba dilihat, mungkinkah dilanjutkan di
rumah? Di rumah bpk / ibu yang menggantikan perawat. Lanjutkan jadwal ini di rumah,
baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya”
“ Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
anak bapak selama di rumah. Misalnya kalau R terus menerus tidak mau bergaul
dengan orang lain, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan
orang lain. jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di puskesmas idra puri,
puskesmas terdekat dari rumah bapak, ini nomor Puskesmasnya : (0321) 1234 5678”
“Selanjutnya perawat K yang akan membantu atau memantau Perkembangan R selam
di rumah ”
Terminasi
“ Bagaimana pak/ bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian R untuk
dibawa pulang. Ini rujukan untuk perawat K di PKM indera puri. Jangan lupa kontrol
ke PKM sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silahkan administrasinya ”
H. EVALUASI
Kemampuan pasien dan keluarga
PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA
DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL
Nama pasien :
Nama ruangan :
Nama perawat :
Petunjuk pengisian :
1. Berilah tanda (v) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah
ini.
2. Tuliskan tanggal setiap di lakukan penilaian
No
Kemampuan
Tgl Tgl Tgl Tgl
A Pasien
1 Menyebutkan penyebab isolasi sosial
2 Menyebutkan keuntungan berinteraksi
dengan orang lain
3 Menyebutkan kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain
4 Berkenalan dengan satu orang
5 Berkenalan dengan satu orang atau lebih
6 Memiliki jadwal kegiatan berbincang-
bincang dengan orang lain sebagai
salahsatu kegiatan harian
7 Melakukan perbincangan dengan orang
sesuai jadwal harian
B Keluarga
1 Menyebutkan pengertian, penyebab,
tanda, dan gejala isolasi sosial
2 Menyebutkan cara merawat pasien
dengan isolasi sosial
3 Mendemonstrasikan cara merawat pasien
dengan isolasi sosial
4 Menyebutkan tempat rujukan yang sesuai
untuk pasien isolasi sosial
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN
DENGAN ISOLASI SOSIAL
Nama pasien :
Nama ruangan :
Nama perawat : Petunjuk pengisian :
Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja (No.04.01.01).
Nilai tiap penilaian kinerja masukkan ke tabel pada baris nilai SP
No Kemampuan Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
A Pasien
SP I p
1 Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
pasien
2 Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan
berinteraksi dengan orang lain
3 Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian
berinteraksi dengan orang lain
4 Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan
satu orang
5 Menganjurkan pasien memasukan kegiatan
latihan berbincang-bincang dengan orang lain
dalam kegiatan harian
Nilai SPI p
SP II p
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Memberikan kesempatan kepada pasien
mempraktekan cara berkenalan dengan satu
orang
3 Membantu pasien memasukan kegiatan
berbincang-bincang dengan orang lain
sebagai salah satu kegiatan harian
Nilai SPII p
SP III p
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Memberikan kesempatan kepada pasien
mempraktekan cara berkenalan dengan satu
orang lain dalam kegiatan harian
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
Nilai SPIII p
B Keluarga
SP I k
1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawatan klien
2 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala
isolasi sosial yang dialami pasien beserta
proses terjadinya
3 Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi
sosial
Nilai SP I K
SP II K
1 Melatih keluarga mempraktekan cara
merawat pasien dengan isolasi sosial
2 Melatih keluarga cara merawat langsung
kepada pasien isolasi sosial
Nilai SP II K
SP III K
1 Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas
di rumah termasuk minum obat (Discharge
planning)
2 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
Nilai SP III K
Total nilai : SPp + SP k
Rata-rata
I. DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan
yang meliputi dokumentasi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi tidakan keperawatan, dan eveluasi
J. TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
Terapi kelompok yang dapat dilakukan untuk pasien dengan masalah Isolasi sosial
adalah:
1. TAK Sosialisasi yang terdiri dari tujuh sesi :
a. Sesi 1 : Kemampuan memperkenalkan diri
b. Sesi 2 : Kemampuan berkenalan
c. Sesi 3 : Kemampuan bercakap-cakap
d. Sesi 4 : Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
e. Sesi 5 : Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
f. Sesi 6 : Kemampuan bekerjasama
g. Sesi 7 : Evaluasi kemempuan sosialisai
K. PERTEMUAN KELOMPOK KELUARGA
Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat di berikan dengan
melaksanakan pertemuan keluarga baik dalam kelompok kecil dan kelompok besar.
Lebih rinci panduan pertemuan keluarga ini dapat di lihat di modul lain. Demikian
juga dengan format evaluasi untuk pasien dan perawat akan di tampilkan di modul
khusus yang membahas pertemuan keluarga.
Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti bagi pasien
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
c. Hambatan berhubugan dengan orang lain
Masalah Keperawatan : …………………………………………
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Individu yang introvet sangatlah berpotensi untuk isolasi sosial : menarik diri dari
lingkungan, individu seperti ini sangat membutuhkan asuhan keperawatan jiwa yang
meliputi aspek psikologis, sosial, budaya, spritual.
Pada klien dengan isolasi sosial : menarik diri menunjukan adanya gangguan dalm
berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain dan lingkungan sekitar
B. SARAN
Yang perlu dilakukan pada saat merawat klien dengan menarik diri :
1. Membina hubungan saling percaya dengan klien sangatlah penting
2. Pendekatan pada klien isolasi sosial : menarik diri dengan bertahap
akanmemudahkan proses asuhan keperawatan
3. Perawat harus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan
komunikasi teraupetik
DAFTAR PUSATAKA
o Budi Anna Kelliat, 2005, “Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa”, Jakarta. EGC
o Stuart. Sail Wiscarz, 1998 “Keperawatan Jiwa”. Jakarta. EGC
o C.Townson Mary 1998 “Buku Saku Psikiatri ”, Jakarta. EGC