job 5

19
LAPORAN PRAKTIKUM KERJA LABORATORIUM KELOMPOK II JOB V PERENCANAAN DAN PEMBUATAN BETON K 300 DOSEN : PRAMUDYA KURNIAWAN, ST Ir. ETTY RABIHATI DISUSUN OLEH : TRISNO NIM : 3201101025 SEMESTER / KELAS : III (TIGA) / III A PROGRAM STUDI DIII TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN 74

Upload: perdana-sukma-wibowo

Post on 05-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

sfagf

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMKERJA LABORATORIUMKELOMPOK IIJOB VPERENCANAAN DAN PEMBUATAN BETON K 300DOSEN :PRAMUDYA KURNIAWAN, STIr. ETTY RABIHATIDISUSUN OLEH :TRISNONIM : 3201101025SEMESTER / KELAS : III (TIGA) / III A

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK SIPILJURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANPOLITEKNIK NEGERI PONTIANAK2013

A. TUJUANSetelah melaksanakan kegiatan pekerjaan perencanaan campuran beton K 300 ini, diharapkan :1. Mahasisawa mampu merencanakan campuran beton K 300 dengan baik dan benar.2. Mahasiswa dapat mengoperasikan segala peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktek ini dengan baik dan benar.3. Mahasiswa mamapu melaksanakan pekerjaan secara tim (team work) dengan baik dan benar.4. Mahasiswa mampu melakukan pengolahan data dalam merencanakan campuran beton K 300 ini, baik itu pengolahan daftar isian formula perencanaan campuran beton K 300, pengolahan komposisi berat unsur adukan per m3 beton, pengolahan koreksi penggunaan air, sehingga pada pengolahan laporan hasil pengujian beton (uji kuat tekan kubus).5. Mahasiswa mampu melaksanakan pekerjaan dengan selalu memperhatikan pentingnya keselamatan kerja.

B. PERALATAN DAN BAHAN1. PeralatanSekop.Sendok spesi.Bekesting beton berbentuk kubus,berbahan besi (15 cm x 15 cm 15 cm).Sepana hujung terbuka.Nampan / talam adukan beton.Ember.Palu penumbuk berbahan karet.Penyemprot oli / solar (oil sprayer).Besi penumbuk (tongkat penumbuk adukan beton).Pengggaris besi.Kerucut slump test.Kain pengelap.Kuas.Nampan / talam agregat.Timbangan manual.Mesin uji tekan beton.Kolkulator.Peralatan menulisa dan form.Penyedok adukan.Marker permanen (spidol).Gayung.2. Bahan.Pasir.Semen.Batu pecah.Air.Solar / oli.

C. LANGKAH KERJA1. Pertama sekali, kita persiapkan segala bahan dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksaan kegiatan praktek ini.2. Setelah bahan dan peralatannya sudah terkumpul semua, pekerjaan kita lanjutkan dengan mengambil satu buah nampan ukuran 1 m x 1,5 m. Letakkan nampan tersebut pada tempat yang datar.3. Selanjutnya kita lihat ketentuan dari tabel dan perhitungan yang telah kita susun sebelumnya seperti di bawah ini:

DAFTAR ISIAN FORMULA PERENCANAAN CAMPURAN BETON

Koreksi penggunaan airAgregat kasarKadar air (%)0,31 %Penyerapan (%)2,53 %Kekurangan air (%)2,22 %Agregat halusKadar air (%)6,24 %Penyerapan (%)1,76 %Kelebihan air (%)4,48 %Perhitungan :Air = 205 (4,48 % x 561) + (2,22 % x 1194) = 206,37 kg.

Semen = 386,79 kg.Pasir= 561 kg.Batu pecah= 1194 kg.Air= 206,37 kg.

Volume 1 kubus :0,15 cm x 0,15 cm x 0,15 cm= 0,003375 m3.

Volume 5 kubus :5 x 0,003375 m3 = 0,016875 m3.Semen :386,79 x 0,016875= 6,53 kg.6,53 kg x 10 %= 7,18 kg.Pasir :561 x 0,016875= 9,47 kg.9,47 kg + 10 %= 10,42 kg.Batu pecah :1194 x 0,016875= 20,15 kg.0,15 kg + 10 %= 22,15 kg.Air:206,37 x 0,016875= 3,48 kg.3,48 kg + 10 %= 3,82 kg.4. Kemudian, kita letakkan pasir sebanyak 10,42 kg. Selanjutnya kita hamparkan dan di bagian tengahnya dibuat cekungan sedikit ke dalam.

5. Selanjutnya kita masukkan semen sebanyak 7,18 kg di atas pasir tadi.Setelah itu, barulah kita campurkan antara pasir dan semen tersebut sehingga membentuk suatu campuran yang homogen.6. Setelah pasir dan semen tersebut telah tercampur secara merata, maka campuran tersebut kita hamparkan lagi dengan diberikan sedikit cekungan di bagian tengahnya.7. Kemudian, langsung saja kita masukkan batu pecah di atas hamparan campuran pasir dan semen tersebut.8. Seperti langkah tadi, kita aduk dan campurkan lagi batu pecah dengan campuran pasir dan semen tersebut sehingga membentuk suatu campurann yang homogen.9. Setelah tercampur dengan baik dan merata, maka selanjutnya kita siram (masukkan) air di atas campuran pasir, semen dan batu pecah tersebut. Dengan syarat bahwa campuran tersebut harus dihamparkan dan di bagian tengahnya dikasuh cekungan terlebih dahulu, sebelum disiram dengan air.Perlu diingat bahwa pemberian air harus dilakukan sedikit demi sedikit dan selalu dikontrol kelecakannya. Untuk selanjutnya kita lakukan pengadukan sehingga benar-benar tercampur rata (homogeny).10. Jika campuran adukan telah siap dan memilki tingkat kelecakan yang baik, maka selanjutnya kita lakukan pengujian slum (slumph test)11. Untuk test ini kita memerlukan sebuah kerucut slumph test dan satu buah tongkat penumbuk bes12. Letakkan alat slumph test tersebut di atas permukaan nampan / talam yang datar, dengan posisi kedua kaki menahan bagian telinga (besi samping kerucut slumph test) tersebut.

Gambar posisi kaki yang benar.13. Tetap dalam posisi memijak (menahan) , kemudian kita masukkan adukan dengan menggunakan sekup adukan secara merata. Untuk ketentuan yang berlaku, kita masukkan terlebih dahulu adukan sekitar 1/3 tinggi dari kerucut slumph test tersebut, kemudian ditumbuk dengan menggunakan tongkat penumbuk besi sebanyak 25 x. Kemudian ditambah lagi adukan sama seperti banyak adukan yang pertama yaitu 1/3 dari tinggi kerucut slumph test, selanjutnya tetap ditumbuk lagi sebanyak 25 x. Setelah itu, untuk yang terakhir ditambah lagi 1 lapis adukan sampai penuh dan ditumbuk sebanyak 25 x lagi. Setelah penumbukan tersebut pasti keadaan adukan akan turun, maka ditambah lagi sedikit adukan (sebagai penutup) di dalam kerucut slumph test tersebut, kemudian diratakan lagi dengan menggunakan sendok spesi.14. Selanjutnya alat slumph test tersebut kita angkat secara tegak lurus ke atas, dengan kedua kaki tetap tertumpu pada 2 buah telinga / besi penahan kerucut.15. Setelah diangkat, selanjutnya kita ukur ketinggian runtuhan adukan tersebut dengan syarat tinggi awal (ho) tinggi setelah runtuh (h1) tidak boleh melebihi 15 cm ( ), dan lebar awal (Lo) lebar setelah runtuh (L1) harus lebih dari 5 cm (16. Jika adukan dengan kelecakan yang lolos uji slumph telah kita peroleh, maka selanjutnya kita ambil 5 buah bekesting beton berbentuk kubus dengan ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm.17. Sebelum mengisi bekesting tersebut dengan adukan, maka dinding bagian dalam dan bagian dasar bekesting tersebut kita olesi dengan oli / solar terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar mudah mudah dalam proses perlepasan beton dari bekesting tersebut jika betonnya sudah kering nanti.18. Setelah diolasi dengan oli / solar secara merata, maka selanjutnya kita kencangkan lagi semua baut yang ada di bagian sudutnya, agar tidak ada sisi yang renggang.19. Jika semua sisi dan bagian dasar dari bekesting tersebut telah benar-benar kencang dan rapat, maka pekerjaan kita lanjutkan dengan pengisian adukan ke dalam bekesting tersebut.Pengisian dilakukan selapis demi selapis. Untuk ketentuan yang berlaku, kita masukkan terlebih dahulu adukan sekitar 1/3 tinggi dari bekesting beton tersebut, kemudian ditumbuk dengan menggunakan tongkat penumbuk besi sebanyak 25 x seraya di bagian tepi dinding bekesting tersebu tdiketuk dengan menggunakan palu karet. Kemudian ditambah lagi adukan sama seperti banyak adukan yang pertama yaitu 1/3 dari tinggi bekesting beton, selanjutnya tetap ditumbuk lagi sebanyak 25 x dan diketuk lagi. Setelah itu, untuk yang terakhir ditambah lagi 1 lapis adukan sampai penuh dan ditumbuk sebanyak 25 x lagi sambil di bagian tepi dinding bekesting tersebut diketuk dengan menggunakan palu karet. Setelah penumbukan tersebut pasti keadaan adukan akan turun, maka ditambah lagi sedikit adukan (sebagai penutup) di dalam bekesting tersebut, kemudian diratakan lagi dengan menggunakan sendok spesi.

20. Kemudian, biarkan beton tersebut kering terlebih dahulu. Pada dasarnya beton akan kering maksimum pada umur 28 hari, tetapi oleh karena mengingat waktu yang singkat untuk kagiatan praktek ini, maka beton ini akan kami bongkar pada umur 3 hari.21. Setelah berumur 3 hari, maka beton tersebut segera kami keluarkan dari dalam bekesting. Pembongkaran dimulai dengan proses pengendoran semua baut yang ada pada bagian dinding dan bagian dasar bekesting tersebut, kemudian bekesting tersebut kita goyang-goyangkan sehingga beton yang ada di dalamnya menjadi longgar. Setelah beton tersebut suah berada dalam keadaan longgar, maka langsung saja bekesting tersebut kita balikkan sehingga beton yang ada di dalamnya kelua22. Kemudian, beton tersebut kita rendam selama 1 hari dan kemudian diangkat

Setelah direndam selama 1 hari, kemudian kita angkat dan dilap dengan menggunakan kain pengelap sampai keadaan beton tersebut menjadi lembab.23. Jika proses pengelapan sudah selesai, maka 5 buah beton tersebut kita angkut menuju timbangan beton digital, dan selanjutnya lansung saja kita timbang pada timbangan tersebut sehingga diperoleh nilai berat dari masing-masing beton tersebut dalam satuan kg.Semua nilai berat yang kita peroleh dari penimbangan ini, kita masukkan ke dalam sebuah tabel yang ada pada lembaran form yang telah tersedia.

24. Setelah penimbangan dengan timbangan digital beton telah selesai dilaksanakan, maka selanjutnya beton tersebut satu persatu kita uji dengan dengan mesin uji tekan betonPada pengujian ini, pertama sekali kita angkat dahulu besi penekan pada alat uji tekan beton ini, kemudian kita masukkan beton pada area tekan mesin uji. Pastikan bahwa kedudukan beton benar-benar pas di tengah area tekan mesin uji, hal ini bertujuan agar besi yang menekan beton tersebut dapat menekan beton secara maksimal dan merata.Selanjutnya kita tekan tombol pengatur tekanan yang ada pada alat tersebut, sehingga besi penekan mesin uji benar-benar menekan beton yang ada. Setelah itu dicatat berapa kuat tekan yang mampu ditahan oleh beton yang kita uji (dalam satuan kg/cm2), dan di masukkan ke dalam tablel yang ada pada lembaran form yang tersedia.

25. Setelah nilai dari kuat tekan beton telah kita peroleh, maka langsung saja kita olah data yang ada tersebut pada tabel yang telah tersedia pada lembaran form, sehingga diperoleh nilai kuat tekanan yang bisa ditahan oleh beton per cm2 ( b k).Untuk lebih jelasnya, lihat tabel berikut ini:

2.0 Tabel hasil pengujian beton. bm=== 164,435 kg/cm2.

SD=== 9,30 kg/cm2.

b k=== 155,57 kg/cm2.26. Jika pengolahan data tersebut telah selesai, maka pekerjaan pengujian kuat tekan beton telah selesai dilaksanakan.27. Kemudian, kita bersihkan semua peralatan yang digunakan pada kegiatan praktek ini, dan simpan pada tempatnya masing-masing. Begitu juga halnya dengan bahan yang tidak digunakan (berlebih), kita simpan kembali pada tempatnya.28. Bersihkan ruangan praktikum sampai selesai.29. Uji kuat tekan kubus beton selesai dilaksanakan.87