john twigg karakteristik masy tahan bencana
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
1/104
SEBUAH CATATAN PANDUAN Versi 2 November 2009
John Twigg
K A R A K T E R IS T I K
M AS Y A R A K A T
T A H A N B E NC A N A
©Oxfam di Indonesia
©Plan Internasional Indonesia
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
2/104
Versi elektronik catatan panduan ini dapat diunduh dari salah satu laman web
‘Karakteristik Masyarakat Tahan Bencana’
(tersedia dua laman web dengan dokumen yang sama). Kunjungi:
www.proventionconsortium.org/?pageid=90 (situs web ProVention Consortium)
atau
www.abuhrc.org/research/dsm/Pages/project_view.aspx?project=13
(situs web Aon Beneld UCL Hazard Research Centre)
Kedua laman web di atas juga memuat edisi pertama catatan panduan (dalam bahasa
Inggris, Spanyol, Prancis, dan Indonesia), studi kasus, presentasi, serta dokumen
lain yang berkaitan dengan kerentanan masyarakat.
Salinan catatan pedoman ini beserta dokumen lain juga dapat diperoleh dari penulis,
Dr John Twigg di University College London ( [email protected]), yang sekaligus
bersedia menerima pertanyaan dan umpan balik.
Versi Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Terra Firma
Indonesia. Disunting oleh Avianto Amri. Penyelaras akhir oleh Amin Magatani,
Yusra Tebe, Katharina M Anggraeni, dan Cici Riesmasari, didukung oleh Plan
International Indonesia dan Oxfam di Indonesia.
Department for International Development Disaster Risk Reduction Interagency
Coordination Group (DFID-DRR-ICG) mendorong penerjemahan dan penyebarluasan
“Karakteristik Masyarakat Tahan Bencana” ini dan berterimakasih kepada Plan
International Indonesia dan Oxfam di Indonesia atas inisiatif penerjemahan dokumen
ini ke dalam Bahasa Indonesia. DFID-DRR-ICG tidak terlibat dalam terjemahan inisehingga tidak bertanggung jawab atas isinya.
Pencetakan buku ini didukung oleh Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction
(AIFDR), AusAID. AIFDR tidak terlibat dalam terjemahan buku ini sehingga tidak
bertanggung jawab atas isinya.
2012
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
3/104
DAFTAR ISI
Prakata
Singkatan dan akronim
Ucapan terima kasih
Tindak lanjut untuk Karakteristik
Bagian 1: Pendahuluan
1.1 Isi catatan pedoman ini
1.2 Menggunakan Karakteristik : sebuah ikhtisar
Bagian 2: Konsep kunci
2.1 Pengurangan Risiko Bencana (PRB)
2.2 Ketahananan dan masyarakat tahan bencana
2.3 Masyarakat
Bagian 3: Tabel Karakteristik : sebuah paparan
3.1 Area Tematik
3.2 Komponen Ketahananan
3.3 Karakteristik Masyarakat Tahan Bencana
3.4 Karakteristik Lingkungan Kondusif
3.5 Tantangan
3.5.1 Keterbatasan pendekatan kerangka kerja
3.5.2 Keterbatasan HFA
3.5.3 Aspek sikap ketahananan
Bagian 4: Sikap menggunakan Karakteristik
4.1 Ikhtisar dan konteks 4.1.1 Ikhtisar
4.1.2 Konteks
(a) Adaptasi Perubahan Iklim (API)
(b) Pasca bencana
(c) Konik
4.2 Memperkenalkan Karakteristik : membangun kapasitas pengguna
4.2.1 Audiens dan kelompok pengguna sasaran
4.2.2 Cara memperkenalkan Karakteristik kepada pengguna
(a) Prinsip dasar
(b) Pendekatan induksi dan pelatihan (c) Penerimaan dan aplikasinya oleh organisasi
(d) Penerjemahan
(e) Sikap positif
4.3 Memilih, memodikasi, dan ‘menyesuaikan’ Karakteristik
4.3.1 Alasan Karakteristik harus dimodikasi
4.3.2 Kemungkinan pendekatan
4.3.3 Karakteristik kunci
4.3.4 Menetapkan prioritas
4.3.5 Tonggak riwayat
4.4 Mengaplikasikan ke dalam aktivitas PRB
4.4.1 Perencanaan strategis dan kemitraan
(a) Perencanaan strategis
(b) Menetapkan ruang lingkup
(c) Kebutuhan dan peluang kemitraan
5
7
7
8
8
8
9
10
10
10
11
12
12
12
14
15
16
16
16
17
17
1717
18
18
19
19
19
19
20
20
2121
22
22
22
21
23
23
24
25
26
26
26
26
27
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
4/104
DAFTAR ISI
4.4.2 Manajemen siklus proyek
(a) Kajian dasar
(b) Kerentanan dan analisis kapasitas
(c) Desain proyek: memilih indikator
(d) Telaah dan evaluasi
4.4.3 Penelitian 4.4.4 Advokasi
Bagian 5: Bacaan lanjutan
Bagian 6: Tabel Karakteristik
1. Area Tematik Tata Kelola
2. Tematik Penilaian Risiko
3. Tematik Manajemen dan Pengetahuan
4. Tematik Manajemen Risiko dan Pengurangan Kerentanan
5. Tematik Kesiapsiagaan Bencana dan Tanggap Darurat
Kotak-kotak
1. Prakarsa indikator PRB yang lain
2. Mengintegrasikan PRB & API
3. Menciptakan proses ketahananan yang sukses
4. Bekerjasama dengan pemuda
5. Mengadaptasi Karakteristik ke dalam konteks lokal
6. Membuat Area Tematik baru
7. ’20 teratas’ Karakteristik Tearfund
8. Indikator kunci PKBA untuk ketahananan masyarakat
9. Pemetaan kerentanan dan kapasitas menggunakan kerangka kerja Karakteristik 10. Mengubah Karakteristik menjadi indikator
11. Karakteristik/indikator: Kuantitatif atau kualitatif?
12. Meriset pembangunan ketahananan
13. Menghubungkan ketahananan masyarakat dengan Lingkungan Kondusif
Studi kasus
1. Membantu praktisi PRB untuk mendenisikan ketahananan dalam konteks
pedesaan di Bangladesh
2. Memperkenalkan Karakteristik kepada staf lapangan mitra NGO di Nepal
3. Menggunakan Karakteristik untuk menilai kapasitas keterampilan dan kesenjangan4. Menyesuaikan Karakteristik untuk pengurangan risiko berpusat-anak
5. Perencanaan strategis menggunakan Karakteristik
6. Menggunakan Karakteristik untuk telaah dan evaluasi
7. Menggunakan Karakteristik untuk pengumpulan data dan riset
Gambar
1. HFA
2. Tata letak dan format tabel Karakteristik
28
28
29
30
31
3333
34
36
36
41
43
47
54
60
60
61
63
64
64
65
68
71
7273
74
75
75
77
77
79
8688
93
96
98
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
5/104
PRAKATA
Selamat membaca Karakteristik Masyarakat
Tahan Bencana! Kami berharap Anda
bersemangat untuk berkenalan dengan buku
ini, dan belajar untuk menyelami keluasan
serta kedalaman dari buku Karakteristik .
Sebagai kelompok lembaga pemrakarsa,kami telah menikmati, sekaligus terlimpahi
dengan, kekayaan wawasan yang ditawarkan
Karakteristik . Setiap lembaga membuktikan
bahwa Karakteristik berhasil memberikan
sebentuk motivasi baru bagi para staf dan mitra,
yang pada gilirannya memberikan manfaat
kepada masyarakat yang dilayani.
Pengembangan Karakteristik Masyarakat Tahan
Bencana diprakarsai oleh sebuah kelompokyang terdiri atas enam lembaga - ActionAid,
Christian Aid, Plan UK, Practical Action dan
Tearfund, bersama dengan British Red Cross/
International Federation of Red Cross and Red
Crescent Societies. Dalam beberapa tahun
terakhir, Kelompok Antar Lembaga (Interagency
Group) ini telah menerima pendanaan dari
UK DFID untuk prakarsa pengurangan risiko
bencana (PRB), serta untuk mendukung
promosi HFA, khususnya pada tingkat lokal.
Namun demikian, saat mendiskusikan cara
memantau keberhasilan implementasi HFA,
terungkap bahwa tidak terdapat kerangka kerja
untuk memahami dampaknya pada tingkat akar
rumput.
Kelompok Antar Lembaga yang didanai DFID
berdiskusi bersama John Twigg mengenai
peluang untuk mendenisikan gambaran
masyarakat tahan bencana sesungguhnya;
dan cara mengembangkan indikator darisini. Selanjutnya, John Twigg dan sebuah
tim pendukung dilibatkan sebagai konsultan
untuk mengidentikasi karakteristik dasar
ketahananan masyarakat yang dapat melengkapi
pengembangan indikator tingkat nasional dan
internasional yang dimotori lembaga PBB.
Tahap pertama prakarsa ini membuahkan
seperangkat karakteristik multi-bahaya/multi-
konteks, dengan judul; Karakteristik MasyarakatTahan Bencana: Sebuah Catatan Pedoman,
pada Agustus 2007 yang dipublikasikan
secara luas di kalangan lembaga PRB.
Tahap selanjutnya adalah mengadakan uji
lapangan atas buku Karakteristik . Berbagai
lembaga diajak untuk menerapkan Karakteristik
dalam pekerjaan mereka sebagai percontohan
dan memberikan umpan balik atas hasil-
hasilnya. Mereka didorong untuk menggunakan
buku dengan cara apapun yang dianggap sesuai – misalnya dalam menetapkan desain proyek
mendatang, mengembangkan desain berjenjang
atau mengukur pekerjaan yang sudah dimulai –
serta mengadaptasikannya dengan kebutuhan
mereka sendiri dan dalam konteks operasi.
Selama dua tahun terakhir sambutan atas
Karakteristik sangat menggembirakan. Semua
anggota Kelompok Antar Lembaga telah
menggunakan Karakteristik secara luas,sedangkan banyak organisasi lain di seluruh
dunia akan segera mengenal potensiKarakteristik
dan merasa antusias dengan kemungkinan
yang ditawarkan oleh buku tersebut. Mereka
sangat berminat untuk mengaplikasikannya ke
dalam kerja PRB serta membagikan pendekatan
tersebut sebagaimana ungkapan berikut:
Akhirnya, sebuah observasi: Staf lapangan
biasanya terlihat kewalahan dengan dokumen
pada kali pertama (demikian pula saya). Namun
setelah menyelami dan memahami manfaat-
manfaat potensialnya, konsekuensi yang
umum terjadi adalah luapan motivasi untuk
melakukan tindakan lebih lanjut. Ini tampak
jelas selama riset lapangan terakhir di Malawi
... Saya mendengar staf lapangan, mitra lokal
– biasanya organisasi kecil dengan sedikit
staf berspesialiasi – petugas penyuluh dan
tokoh masyarakat menyampaikan komentar
seperti ‘sekarang kami memiliki sudut pandang baru mengenai bencana’, ‘mata kami
telah terbuka’, ‘sekarang kami tahu apa yang
harus dilakukan, serta ungkapan-ungkapan
sejenis. Saya bahkan menyaksikan seorang
pejabat pemerintah kabupaten secara
spontan mengritik aktivitasnya sendiri dan
mengusulkan perubahan ... 1
Edisi kedua Karakteristik ini disusun
berdasarkan umpan balik dari uji lapangan.Kerangka kerja dasar tidak diubah namun
diberikan panduan yang lebih praktis mengenai
metode pengaplikasian dan pengadaptasian
buku tersebut, dengan contoh dan studi kasus.1 Umpan balik dari José Luis Penya, Christian Aid.
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
6/104
memastikan bahwa ketika terjadi dampak
bahaya, mereka siap dengan keterampilan,
buku, dan kepercayaan diri untuk mengurangi
dampak, mengelola respon, dan memastikan
pemulihan yang cepat. Ini hanya dapat
dicapai jika pemerintah, LSM, akademisi, dan
masyarakat bekerjasama dalam kemitraan.
Oenone Chadburn
Kepala Unit Manajemen BencanaTearfund
Atas nama Kelompok Antar Lembaga (ActionAid,
British Red Cross, Christian Aid, Practical Action,
Plan UK danTearfund)
Desember 2009
Kami sangat gembira bahwa Karakteristik
diterima sebagai salah satu buku untuk API,
yang berarti bahwa bencana akibat variabilitas
iklim semakin dirasakan oleh masyarakat di
seluruh dunia, dengan dampak yang paling
merata pada negara-negara berkembang.
Akhirnya, sebagai kelompok lembaga, kamitidak dapat menutupi keinginan kami agar
PRB berbasis masyarakat menjadi sesuatu
yang fundamental dalam pengurangan risiko
dan dampak bencana. Kami juga harus
mengungkapkan keprihatinan bahwa selama
ini tidak ada target atau komitmen yang
mengikat dari pemerintah untuk pemerintah
dalam proses Hyogo. Untuk itu kami ingin
menawarkan kontribusi ini kepada masyarakat
PRB sebagai sebuah langkah untuk mengukurkeberhasilan Aksi Hyogo, dan mendesak
Anda untuk bergabung dengan prakarsa lain
dalam wilayah Anda yang akan berkontribusi
untuk menjadikan HFA lebih bermanfaat.
Akhirnya, Karakteristik adalah sebuah
upaya untuk membantu masyarakat dalam
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
7/104
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
8/104
TINDAK LANJUT UNTUK KARAKTERISTIK
BAGIAN 1: PENDAHULUAN
1.1 ISI CATATAN PANDUAN INI
Karakteristik Masyarakat Tahan Bencana hanya salah satu bentuk kontribusi bagi pembangunan
ketahanan masyarakat yang jauh lebih besar dan jangka panjang di seluruh dunia. Kami berharap
bahwa Karakteristik akan terus berkontribusi bagi proses tersebut dan Anda yang menggunakannya
akan membantu kami untuk memastikan agar Karakteristik selalu relevan.
Saat membaca dokumen ini, Anda akan menyadari betapa banyak organisasi yang telah
menggunakan sumber daya Karakteristik dan betapa beragamnya cara mereka mengaplikasikan.Pada waktunya, kami berharap Karakteristik akan digunakan oleh lebih banyak organisasi yang
aktif dalam pengurangan risiko bencana, adaptasi perubahan iklim, serta aspek-aspek lain dari
pembangunan berkelanjutan.
Kami ingin agar proyek Karakteristik menjadi sebuah kendaraan untuk belajar dan berbagi informasi
mengenai ketahananan masyarakat – memahaminya, menganalisisnya, mengimplementasikan
proyek pada tingkat akar rumput, dan melobi perubahan pada tingkat yang lebih tinggi. Kami akan
terus mengumpulkan dan membagikan pelajaran mengenai pengalaman mengaplikasikan sumber
daya Karakteristik , kontribusinya bagi pembangunan ketahananan dan cara mengadaptasinya agar
menjadi lebih bermanfaat.
Keterlibatan pengguna menjadi amat penting disini. Mohon kirimkan kepada kami umpan balik
mengenai pengalaman Anda dengan Karakteristik , sekaligus ide-ide untuk modikasi atau aplikasi
baru; dan minta pula saran-saran jika dibutuhkan.
Informasi baru akan ditayangkan pada laman web ‘Karakteristik Masyarakat Lenting Bencana’:
www.proventionconsortium.org/?pageid=90 (situs web ProVention Consortium); dan www.abuhrc.
org/research/dsm/Pages/project_view.aspx?project=13 (situs web Aon Beneld UCL Hazard
Research Centre).
Umpan balik, ide, dan pertanyaan dapat dikirimkan kepada John Twigg di University College London([email protected]).
Karakteristik Masyarakat Tahan Bencana merupakan sebuah catatan panduan untuk pemerintah
dan masyarakat sipil yang menangani prakarsa pengurangan risiko bencana (PRB) serta adaptasi
perubahan iklim (API) pada tingkat masyarakat melalui kemitraan dengan masyarakat rentan.
Karakteristik memperlihatkan ciri sebuah ‘masyarakat tahan bencana’, dengan menyebutkan
berbagai elemen ketahananan. Karakteristik juga menyajikan sejumlah ide mengenai cara
meningkatkan ketahananan.
Karakteristik terdiri atas serangkaian tabel (lihat Bagian 6) yang memuat karakteristik sebuah
masyarakat tahan bencana, yang dilengkapi dengan pedoman mengenai cara menggunakannya
(Bagian 4).
Tabel dipaparkan lebih rinci di bawah ini (Bagian 3). Tabel dibagi ke dalam lima judul tematik,
yang masing-masing mewakili area utama intervensi PRB, berdasarkan kerangka kerja yangdikembangkan oleh UNISDR: HFA. Skema ini digunakan karena telah diterima secara umum oleh
PBB dan lembaga internasional lain, sejumlah besar pemerintah nasional dan banyak NGO. HFA
memuat tiga sasaran strategis dan menguraikan lima prioritas aksi yang mencakup area utama
PRB. Tabel juga mengusulkan area penting untuk intervensi dalam tiap tema: lihat Gambar 1 (HFA)
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
9/104
Gambar 1: Kerangka Kerja Hyogo untuk Aksi
Proyek Karakteristik hanya satu dari sejumlah prakarsa mutakhir dan berkelanjutan dalam bidang
ini. Mengingat pentingnya PRB semakin luas diakui, banyak organisasi yang telah mengembangkan
indikator pencapaian. Kotak 1 (prakarsa indikator PRB lain) mengidentikasi sejumlah upaya
internasional penting, menitikberatkan perhatian secara khusus pada indikator tingkat nasional.
Anda mungkin akan terbantu dengan mempelajari prakarsa-prakarsa tersebut beserta hasilnya.
Ini adalah edisi kedua Karakteristik . Edisi kedua ini disusun berdasarkan studi pustaka (desk
research), diskusi dengan pakar, dan umpan balik dari periode panjang uji lapangan edisi percontohan
oleh sejumlah lembaga. Namun demikian kami masih terus mempelajari mengenai nilai serta cara
pengaplikasiannya dan membuka diri untuk umpan balik lebih lanjut dari para pengguna.2
Hasil yang diharapkan, sasaran-sasaran strategis dan prioritas-prioritas aksi 2005-2015
Hasil yang DiharapkanBerkurangnya secara berarti kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh bencana, baik dalam hal jumlah korban jiwa
dan kerusakan aset-aset sosial, ekonomi dan lingkungan yang dimiliki masyarakat dan negara-negara
Pemaduan pengurangan risiko bencana ke dalam kebijakan-
kebijakan dan perencanaan pembangunan berkelanjutan
Pengembangan dan penguatan lembaga-lembaga,
mekanisme dan kapasitas untuk membangun ketahananterhadap bahaya
Pemaduan secara sistematis pendekatan-pendekatan
pengurangan risiko ke dalam pelaksanaan program-program kesiapsiagaan darurat, tanggap darurat dan
pemulihan
Prioritas-prioritas Aksi
Sasaran-sasaran Strategis
K e g i a t a n - k e
g i a t a n U t a m a
Pendekatan multi-bahayaPerspektif gender dan keanekaragaman
budaya
Partisipasi masyarakat dan
para relawan
Peningkatan kapasitas dan
alih teknologi
Isu-isu Lintas Bidang
PRB = Pengurangan Risiko Bencana www.unisdr.org
2 Kontak penulisnya, John Twigg, University College London ( [email protected]).9
3. Menggunakan pengetahuan,
inovasi dan pendidikan
untuk membangun budaya
keselamatan dan ketahanan di
semua tingkat
- Pertukaran informasi dan
kerjasama
- Jaringan lintas disiplin dan
wilayah; dialog
- Penggunaan peristilahan PRB
yang standar
- PRB dimasukkan ke dalam
kurikulum sekolah; pendidikan
formal dan informal- Pelatihan dan pembelajaran di
tingkat masyarakat, pemerintah
lokal, sektor-sektor sasaran,
akses yang setara
- Kapasitas penelitian: multi risiko;
sosial-ekonomi; penerapan
- Kesadaran masyarakat dan
media
4. Mengurangi faktor-faktor akar
dari risiko
- Manajemen ekosistem dan
lingkungan hidup yang
berkelanjutan
- Strategi-strategi PRB terpadu
dengan adaptasi perubahan iklim
- Keamanan pangan untuk
ketahanan
- PRB terpadu ke dalam sektor
kesehatan dan rumah sakit yang
aman
- Perlindungan fasilitas-fasilitas
umum yang penting- Program pemulihan dan jaring
pengaman sosial
- Pengurangan kerentanan
dengan pilihan diversikasi mata
pencaharian
- Mekanisme berbagi risiko
keuangan
- Kemitraan publik-swasta
- Rencana tata guna lahan dan
standar bangunan
- Rencana pembangunan
pedesaan dan PRB
5. Memperkuat kesiapsiagaan
terhadap bencana agar
tercipta tanggap bencana yang
efektif di semua tingkat
- Kapasitas penanggulangan
bencana: kapasitas kebijakan,
teknis dan kelembagaan
- Dialog, koordinasi dan
pertukaran informasi antara
para pengelola penanggulangan
bencana dan sektor
pembangunan
- Pendekatan regional terhadap
tanggap bencana, dengan fokuspada pengurangan risiko
- Peninjauan dan gladi rencana-
rencana kesiapsiagaan serta
kontinjensi
- Dana-dana darurat
- Kerelawanan dan partisipasi
1.2 MENGGUNAKAN KARAKTERISTIK : SEBUAH IKHTISAR
Dokumen ini memuat panduan ekstensif mengenai cara mengaplikasikan Karakteristik dalam
pekerjaan Anda (lihat Bagian 4), namun demikian tetap penting untuk melakukan observasi
pendahuluan di sini.
Pertama, dan paling penting, catatan panduan Karakteristik merupakan sebuah referensi,
bukan manual. Catatan panduan Karakteristik didesain untuk mendukung proses mobilisasi
masyarakat dan kemitraan untuk PRB.
Pengguna dapat memilih informasi dan ide yang relevan untuk membantu kerja lapangan mereka,
sesuai dengan kebutuhan dan prioritas masing-masing. Pilihan ini harus bersumber dari pemikiran
yang cermat oleh masyarakat dan organisasi yang bekerjasama dengan mereka, dan dari diskusi
antar mereka.
2.Mengidentikasikan, mengkaji
dan memantau risiko-risiko
bencana dan meningkatkan
sistem peringatan dini
- Pengkajian-pengkajian dan
peta-peta risiko, multi risiko:
penjabaran dan penyebarluasan
- Indikator-indikator PRB dan
kerentanan
- Peringatan dini: berbasis
masyarakat; sistem informasi;
kebijakan publik
- Data dan informasi statistik
tentang kerugian- Pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi;
berbagi data; observasi bumi
berbasis ruang angkasa;
pemodelan dan peramalan iklim;
sistem peringatan
- Risiko-risiko regional dan risiko
yang tengah muncul
1. Memastikan agar pengurangan
risiko bencana (PRB) menjadi
sebuah prioritas nasional dan
lokal dan didukung dengan
landasan kelembagaan yang
kuat
- Mekanisme kelembagaan
PRB (platform nasional);
penunjukkan tanggung jawab
- PRB menjadi bagian dari
kebijakan dan perencanaan
pembangunan, baik per sektor
dan multi-sektor
- Peraturan perundang-undanganyang mendukung PRB
- Desentralisasi tanggung jawab
dan sumber-sumber daya
- Pengkajian sumber-sumber dan
kapasitas manusia
- Mendorong komitmen politik
- Partisipasi masyarakat
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
10/104
BAGIAN 2: KONSEP KUNCI
Harus ditekankan pula bahwa ‘masyarakat tahan bencana’ yang disampaikan di sini merupakan
sebuah kondisi ideal, mengingat dalam realitas tidak ada masyarakat yang bebas dari risiko.
Tabel menyajikan karakteristik kondisi ideal tersebut, bukan indikator proyek dalam pengertian
yang konvensional. Namun demikian, dengan mengombinasikan beragam elemen ketahanan yang
diidentikasi di sini, proyek PRB akan sangat membantu meningkatkan kapasitas masyarakat untuk
bertahan dalam situasi bahaya.
Poin penting lain yang harus diingat adalah bahwa karakteristik yang dimuat di sini merupakankarakteristik yang bersifat umum dalam segala konteks, sementara setiap proyek, lokasi,
dan masyarakat bersifat unik. Mereka yang menggunakan catatan panduan ini mungkin akan
menitikberatkan perhatian pada elemen-elemen ketahananan yang paling sesuai dengan kondisi
kerja atau bentuk pekerjaan yang mereka lakukan.
Ada tiga konsep yang bersifat sentral dalam catatan panduan ini: PRB, ketahananan, dan
masyarakat. Penting untuk memikirkan mengenai makna ketiganya sebelum menggunakan tabel.
2.1 PRB
PRB merupakan sebuah konsep yang relatif baru. Ada tiga denisi yang berbeda mengenai istilah
tersebut dalam literatur teknis meski secara umum dimaknai sebagai pengembangan secara luas
dan aplikasi kebijakan, strategi, serta praktik untuk meminimalisasi kerentanan dan risiko bencana
di tengah masyarakat.3
PRB adalah sebuah pendekatan sistematis untuk mengidentikasi, menilai, dan mengurangi risiko
bencana. PRB bertujuan untuk mengurangi kerentanan sosial ekonomi terhadap bencana sekaligus
menyiasati bahaya lingkungan serta bahaya lain yang memicunya. PRB merupakan tanggung jawablembaga pembangunan dan lembaga bantuan sejenis serta harus menjadi bagian integral dari cara
organisasi tersebut melaksanakan pekerjaan mereka, bukan sekedar tambahan (add-on) atau aksi
sekali selesai (one-off action). PRB memiliki rentang yang sangat luas dan terdapat potensi serta
kebutuhan akan prakarsa PRB hampir pada setiap sektor pekerjaan pembangunan dan kemanusiaan.
Tidak ada kelompok atau organisasi yang dapat menangani semua aspek PRB sendiri. PRB
melihat bencana sebagai problem kompleks yang membutuhkan respon kolektif dari berbagai
kelompok disiplin ilmu dan kelompok institusional – dengan kata lain, kemitraan. Ini adalah faktor
yang penting, karena setiap organisasi harus memutuskan di mana akan memfokuskan upaya
mereka sendiri dan cara bekerjasama dengan mitra untuk memastikan bahwa aspek ketahananan
yang lain bisa ditangani (lihat Bagian 4.4.1 untuk ide mengenai cara menggunakan Karakteristik
dalam mengidentikasi kebutuhan dan peluang kemitraan).
2.2 KETAHANANAN DAN MASYARAKAT TAHAN BENCANA
Banyak upaya yang telah dilakukan untuk mendenisikan ‘ketahananan’, baik dalam konteks PRB
maupun API. Keragaman denisi dan konsep akademis mungkin akan membingungkan. Untuk
tujuan operasional akan lebih bermanfaat jika digunakan denisi yang luas dan karakteristik yang
telah lazim dipahami. Dengan pendekatan ini, sistem atau ketahananan masyarakat dapat dipahami
sebagai kapasitas untuk:
3 Istilah ‘pengurangan bencana’ sering digunakan untuk memaknai hal yang sama. “Pengelolaan risiko bencana” kadang-kadang digunakan dengan
cara demikian, walaupun biasanya secara khusus diterapkan pada dimensi operasional PRB. Beberapa lembaga mulai menggunakan “pengurangan
risiko” sebagai istilah yang memayungi untuk membantu mengintegrasikan bencana dan pekerjaan pembangunan.
Ingat bahwa tabel Karakteristik dimaksudkan sebagai sumber daya untuk serangkaian organisasi yang bekerja pada tingkat lokal dan masyarakat,
baik secara kolektif maupun sendiris-sendiri. Elemen ketahananan tertentu mungkin lebih relevan untuk sebagian organisasi dan konteks dibanding
yang lain.
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
11/10411
• mengantisipasi, meminimalisasi, dan menyerap potensi stres atau kekuatan destruktif melalui
adaptasi atau resistensi
• mengelola, atau menjaga fungsi dan struktur dasar tertentu, selama peristiwa bencana
• memulihkan atau ‘melambungkan balik’ setelah sebuah peristiwa bencana.
‘Ketahananan’ secara umum dilihat sebagai konsep yang lebih luas dibanding ‘kapasitas’ karena
lebih luas dari strategi dan langkah perilaku khusus untuk pengurangan dan manajemen risiko
yang umum dipahami sebagai kapasitas. Namun demikian, sulit untuk memisahkan kedua konsep
secara tegas. Dalam penggunaan sehari-hari ‘kapasitas’ dan ‘kapasitas penanggulangan’ seringkali
bermakna sama sebagai ‘ketahananan’.
Fokus pada ketahananan berarti memberikan penekanan lebih berat pada hal-hal yang dapat
dilakukan masyarakat untuk diri sendiri serta cara memperkuat kapasitas mereka, daripada
berkonsentrasi pada kerentanan mereka terhadap bencana atau kejutan dan tekanan
lingkungan, atau kebutuhan dalam kedaruratan.
Istilah ‘ketahananan’ dan ‘kerentanan’ dapat dilihat sebagai sisi berlawanan dari mata uang yang
sama, namun keduanya bersifat relatif. Harus digali terhadap hal apa saja masyarakat menjadirentan atau tahan, dan sejauh mana.
Sebagaimana kerentanan, ketahananan juga bersifat kompleks dan memiliki banyak sisi. Beragam
segi atau lapisan ketahananan harus berhadapan dengan beraneka bentuk dan bobot risiko, kejutan,
stres, atau perubahan lingkungan.
Tidak ada masyarakat yang dapat benar-benar bebas dari bahaya alamiah maupun bahaya akibat
perilaku manusia. Mungkin lebih tepat untuk mengasumsikan ketahananan bencana atau masyarakat
tahan bencana sebagai ‘masyarakat teraman yang paling mungkin kita desain dan bangun dalam
konteks bahaya alamiah’,4
dengan meminimalisasi kerentanannya melalui maksimalisasi aplikasilangkah-langkah PRB. PRB karenanya merupakan kumpulan aksi, atau proses, yang dijalankan
untuk mencapai ketahananan.
2.3 MASYARAKAT
Dalam manajemen kedaruratan konvensional, masyarakat dilihat dari kacamata spasial: Kelompok
orang yang tinggal di sebuah wilayah yang sama atau dekat dengan risiko yang sama. Ini
mengabaikan dimensi signikan lain dari ‘masyarakat’ yang terkait dengan kepentingan, nilai,
aktivitas, dan struktur yang sama.
Masyarakat bersifat kompleks dan seringkali tidak menyatu. Akan terdapat keragaman dalam
hal kesejahteraan, status sosial, dan aktivitas pekerjaan antar orang yang tinggal dalam wilayah
yang sama serta mungkin terjadi pengelompokan yang lebih tajam di tengah masyarakat. Individu
mungkin menjadi anggota dari beberapa masyarakat sekaligus, akibat beragam faktor seperti
lokasi, pekerjaan, status ekonomi, gender, agama, atau kepentingan rekreasional. Masyarakat
bersifat dinamis: orang bisa terhimpun karena tujuan yang sama dan berpisah kembali setelah
tujuan tersebut tercapai.
Faktor-faktor tersebut menyebabkan kesulitan untuk mengidentikasi secara tegas ‘masyarakat’ yang
menginduki seseorang. Dari perspektif bahaya, dimensi spasial amat penting untuk mengidentikasi
masyarakat yang berisiko. Namun demikian, ini harus dihubungkan dengan pemahaman mengenai4 Geis DE 2000, ‘Berdasarkan Desain: Resistensi Bencana dan Masyarakat Kualitas-Hidup’. Natural Hazards Review 1(3): 151-160 (quote at p.152).
Masyarakat tidak hidup dalam isolasi. Tingkat ketahananan masyarakat juga dipengaruhi oleh kapasitas di luar, khususnya layanan manajemen
kedaruratan di samping layanan sosial dan administratif lain, infrastruktur publik dan jaringan pertalian sosial ekonomi serta politik dengan dunia yang
lebih luas. Hampir semua masyarakat bergantung kepada pembawa tugas dan penyedia layanan eksternal dengan tingkat ketergantungan yang
besar maupun sedikit, bahkan meskipun sebagian masih sangat terpinggirkan. Bagian Lingkungan Kondusif dalam tabel berupaya untuk menangkap
sebagian pengaruh tersebut (liha Bagian 3.4).
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
12/104
diferensiasi sosial ekonomi, pertalian, dan dinamika dalam wilayah berisiko, tidak hanya
mengidentikasi kelompok rentan namun juga memahami ragam faktor yang berkontribusi terhadap
kerentanan. Bisnis, layanan, dan infrastruktur masyarakat juga harus dipertimbangkan.
BAGIAN 3: TABEL KARAKTERISTIK : SEBUAH PAPARAN
Pada bagian inti Karakteristik terdapat seperangkat tabel yang bertujuan untuk memberikan
gambaran komprehensif mengenai masyarakat tahan bencana (lihat Bagian 6). Tabel memang
cukup kompleks, namun telah disusun berdasarkan berbagai tingkatan dan isu agar lebih mudah
dipahami dan digunakan.
Bagian ini memaparkan bagaimana tabel disusun dan memberikan sejumlah saran mengenai
alternatif penggunaan buku.5 Bagian 4 mendiskusikan beragam aplikasi Karakteristik secara lebih
lengkap, dengan contoh-contoh dari uji lapangan.
3.1 AREA TEMATIK
Tabel dibagi menjadi lima area penting yang berkaitan dengan ketahananan dan PRB: kesemuanyadisebut Area Tematik. Area tematik diambil dari HFA (lihat Bagian 1.1 di atas) dan dimaksudkan agar
dapat menjangkau semua aspek ketahananan. Kelima Area Tematik adalah sebagai berikut.
Area Tematik memiliki rentang yang sangat luas sebagaimana dapat dilihat dari tabel (khususnya
Area Tematik4: Manajemen Risiko dan Pengurangan Kerentanan). Masing-masing karenanya
dibagi menjadi tiga subseksi yang akan dibahas di bawah ini:
• Komponen Ketahananan
• Karakteristik Masyarakat Tahan Bencana
• Karakteristik Lingkungan Kondusif
3.2 KOMPONEN KETAHANANAN
Tiap Area Tematik disubdivisikan menjadi seperangkat Komponen Ketahananan tersendiri. Ini
masih merupakan subtema yang cukup luas meskipun sudah merupakan proses awal memecah
ketahananan bencana menjadi seperangkat kegiatan yang lebih akurat dan dapat dipahami.
Karena ruang lingkup masing-masing Area Tematik bervariasi, jumlah dan rentang Komponen
Ketahananan berbeda-beda antara satu Area Tematik dengan lainnya. Tabel di bawah ini
mengurutkan Komponen Ketahananan untuk tiap Area Tematik
5 Tabel Karakteristik tidak diubah dari sejak edisi pertama, dengan dua pengecualian kecil. Satu berkaitan dengan adaptasi perubahan iklim (API;
lihat Bagian 4.1.2). Yang lainnya adalah penulisan ulang Komponen Ketahanan 2 dalam Area Tematis 2. ALasan untuk tidak membuat perubahan lagi
adalah keberhasilan besar yang telah dicapai Karakteristik . Sumber daya telah digunakan secara antusias dan diterapkan secara luas oleh banyak
lembaga di seluruh dunia dalam bentuk yang ada sekarang. Mengurangi semua pekerjaan orientasi, pelatihan dan penerapan dengan membuat
perubahan radikal pada strukturnya merupakan tindakan yang sedikit masuk akal. Akan tetapi para pengguna mendorong untuk memodikasi,
memilih dan membuat perubahan apa pun yang diperlukan untuk membuat Karakteristik cocok dengan kebutuhan individu mereka sendiri (untuk
panduan lihat Bagian 4.3).
Area Tematik
1 Tata Kelola
2 Penilaian risiko
3 Pengetahuan dan Edukasi
4 Manajemen Risiko dan Pengurangan Kerentanan
5 Kesiapsiagaan dan Respon Bencana
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
13/104
Area Tematik Komponen Ketahananan
1 Tata Kelola • Kebijakan, perencanaan, prioritas dan komitmen
politik
• Sistem hukum dan regulasi
• Integrasi dengan kebijakan dan perencanaan
pembangunan
• Integrasi dengan tanggap darurat dan pemulihan• Mekanisme, kapasitas, dan struktur institusional;
• Kemitraan
• Akuntabilitas dan partisipasi masyarakat
2 Penilaian risiko • Data bahaya/risiko dan penilaian
• Kapasitas kerentanan dan data dampak serta
penilaian
• Kapasitas pengetahuan dan teknis serta inovasi
3 Pengetahuan dan Edukasi • Kesadaran publik, pengetahuan, dan
keterampilan
• Manajemen informasi dan penyebaran informasi• Pendidikan dan pelatihan
• Budaya, sikap, motivasi
• Pembelajaran dan riset
4 Manajemen Risiko dan Pengurangan
Kerentanan
• Manajemen sumber daya lingkungan dan alam
• Kesehatan dan kesejahteraan
• Penghidupan berkelanjutan
• Perlindungan sosial
• Instrumen keuangan
• Perlindungan sik; langkah struktural dan teknis
• Rezim perencanaan5 Kesiapsiagaan dan Respon Bencana • Kapasitas dan koordinasi organisasional
• Sistem peringatan dini
• Kesiapsiagaan bencana dan rencana kontijensi
• Sumber daya dan infrastruktur kedaruratan
• Tanggap darurat dan pemulihan
• Partisipasi, kerelawanan, akuntabilitas
13
Bagian 4 mengusulkan cara menggunakan Komponen dalam berbagai jenis aplikasi, bertalian
dengan bagian lain dari kerangka kerja Karakteristk .
Area Tematik 1 (Governance) merupakan tema lintas sektoral yang mendasari Area Tematik
lainnya. Perencanaan, regulasi, integrasi, sistem institusional, kemitraan, dan akuntabilitas bersifat
relevan dengan setiap orang, karena merupakan isu-isu yang mungkin memengaruhi setiap prakarsa
dalam PRB, pembangunan, atau bantuan. Pengguna karenanya disarankan untuk merujuk kepada
aspek tata kelola ini apapun Area Tematik atau Komponen Ketahananan yang menjadi fokus mereka.
Anda mungkin ingin menambahkan atau menekankan isu lain yang sangat penting bagi pekerjaan
atau yang dirasa belum dijangkau secara memadai oleh kerangka kerja Karakteristik . Anda dapat
melakukan hal tersebut dengan menambahkan Komponen Ketahananan baru atau mengubah
yang telah ada. Sebagai alternatif, Anda dapat memperkenalkannya sebagai isu lintas sektoral jikadapat diaplikasikan kepada lebih dari satu Area Tematik. Bagian 4.3 memberikan saran lebih lanjut
mengenai hal ini.
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
14/104
Untuk tiap Komponen Ketahananan, tabel menyajikan seperangkat Karakteristik Masyarakat Tahan
Bencana. Ini bersifat lebih rinci dan spesik, serta memungkinkan pengguna untuk lebih dekat
dengan realitas di tempat. Jumlah Karakteristik bervariasi sesuai dengan sifat Komponen, namun
secara keseluruhan terdapat lebih banyak Karakteristik (total sejumlah 167 untuk lima Area Tematik,
dibandingkan dengan 38 Komponen Ketahananan).
Berikuti ini contoh dari salah satu Komponen Ketahananan dengan Karakteristik Masyarakat Tahan
Bencana yang terkait:
Bagian tabel inilah yang paling sering digunakan pada tingkat lapangan. Sebagian besar diskusi
mengenai aplikasi pada Bagian 4 berkaitan dengan bagian kerangka kerja ini.
Mungkin tidak selalu jelas kepada siapa Karakteristik Masyarakat Tahan Bencana akan diaplikasikan
– dan karenanya, siapa yang harus mengambil tindakan. Sebagai contoh, Karakteristik seperti ‘visi
bersama masyarakat siaga dan tahan bencana’ memicu pertanyaan: siapa seharusnya menggunakan
visi bersama ini? Semua Karakteristik dimaksudkan agar dapat diaplikasikan kepada masyarakat
beserta anggotanya, namun sebagian juga berlaku untuk kelompok dan organisasi yang bekerja
dalam masyarakat, seperti NGO lokal dan lembaga pemerintah lokal atau petugas penyuluhan.
Seringkali, lembaga-lembaga eksternal tersebut berikut kapasitas yang dimiliki ditempatkan dalam
bagian Lingkungan Kondusif dari kerangka kerja (Bagian 3.4). Mengingat batas-batas antara
masyarakat dan Lingkungan Kondusif tidak selalu dapat ditetapkan secara tegas dan lembaga-
lembaga eksternal memiliki peran penting dalam kesejahteraan serta pembangunan masyarakat,
maka persoalan ini akan membutuhkan diskusi dan keputusan lapangan.
Poin lain yang perlu dicatat disini adalah bahwa sebagian Karakteristik merupakan gabungan –
sebagai contoh: ‘Temuan penilaian [bahaya/risiko] dibagikan, didiskusikan, dipahami, dan disepakati
oleh semua pemangku kepentingan, serta digunakan dalam perencanaan bencana masyarakat’
(Area Tematik 2, Karakteristik 1). Ini terdiri atas dua elemen utama: (1) pembagian, diskusi,
Area Tematik 2: Penilaian Risiko Karakteristik Masyarakat Tahan Bencana
Komponen Ketahananan 1: Data dan
pengkajian bahaya/ risiko
• Pengkajian bahaya/risiko masyarakat yang
memberikan gambaran komprehensif mengenai
semua bahaya dan risiko utama yang menghadang
masyarakat (serta potensi risiko)
• Penilaian bahaya/risiko adalah proses partisipatifyang melibatkan representasi dari semua bagian
masyarakat dan sumber keterampilan.
• Temuan penilaian dibagikan, didiskusikan, dipahami,
dan disepakati oleh semua pemangku kepentingan,
serta digunakan dalam perencanaan bencana
masyarakat.
• Temuan disediakan untuk semua pihak yang
berkepentingan (di dalam maupun di luar masyarakat,
secara lokal serta pada tingkat yang lebih tinggi) dan
digunakan dalam perencanaan bencana.
• Pemantauan bahaya dan risiko yang berkelanjutan
serta pemutakhiran penilaian.
• Keterampilan dan kapasitas untuk melaksanakan
penilaian bahaya dan risiko dijaga melalui dukungan
dan pelatihan.
3.3 KARAKTERISTIK SEBUAH MASYARAKAT TAHAN BENCANA
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
15/104
pemahaman, dan kesepakatan mengenai temuan penilaian antara semua pemangku kepentingan;
(2) temuan penilaian digunakan dalam perencanaan bencana. Elemen utama yang pertama juga
dapat dipecah menjadi empat elemen lain: berbagi, diskusi, pemahaman, dan kesepakatan. Salah
satu alasan untuk menggabungkan Karakteristik dalam hal ini adalah untuk membuat catatan
panduan menjadi lebih mudah digunakan: tabel akan menjadi sangat panjang jika tidak demikian.
Ini hanya dapat dilakukan jika berbagai Karakteristik terkait dengan erat satu sama lain. Dalam
praktik suatu organisasi mungkin berkeinginan untuk memecah sejumlah Karakteristik .
3.4 KARAKTERISTIK LINGKUNGAN KONDUSIF
Dalam catatan panduan ini, yang menjadi fokus adalah masyarakat dan organisasi lokal (meskipun
ketahananan individu dan rumah tangga juga disertakan dalam tabel hingga batas tertentu). Namun
demikian, kerangka kerja mengakui pentingnya faktor institusional, kebijakan, dan sosial
ekonomi yang lebih luas dalam mendukung ketahananan tingkat masyarakat.
Tabel mengidentikasi elemen utama Lingkungan Kondusif ini berkaitan dengan tiap Komponen
Ketahananan. Elemen tersebut lebih rinci dibanding Komponen namun tidak lebih rinci dari
Karakteristik Masyarakat Tahan Bencana. Sebagian besar diambil dari kerangka kerja indikatorPRB tingkat nasional yang dikembangkan oleh UNISDR dan UNOCHA (lihat Kotak 1: Prakarsa
indikator PRB lain).
Tabel di bawah ini mengilustrasikan bagaimana Lingkungan Kondusif terkait dengan Komponen
Ketahananan. Ingat bahwa tabel memuat karakteristik tingkat lokal dan nasional. Pada bagian lain
dalam tabel, sesekali disertakan dimensi internasional Lingkungan Kondusif.
Orang yang menangani ketahananan masyarakat harus sadar akan Lingkungan Kondusif dan
efeknya terhadap pekerjaan mereka, namun tidak harus melakukan analisis secara rinci.
Masing-masing proyek mungkin akan melaksanakan pengkajian yang cepat dan subyektif mengenai
Lingkungan Kondusif. Namun demikian, organisasi yang menangani sejumlah proyek masyarakat
dalam sebuah negara tertentu – misalnya NGO nasional dan internasional – mungkin berkeinginan
untuk melaksanakan pengkajian yang menyeluruh untuk menginformasikan pekerjaannya atau
untuk mendukung advokasi.
Banyak segi Lingkungan Kondusif yang ideal dalam banyak kasus akan terlewatkan. Dalam
sejumlah situasi, komponen kunci dukungan mungkin sangat kurang sehingga mengakibatkanapa yang disebut sebagai lingkungan ‘tidak kondusif’ bagi prakarsa tingkat lokal (sebagai contoh,
lihat komentar mengenai konik dalam Bagian 4.1.2). Pengguna catatan panduan Karakteristik
karenanya harus menyandarkan rencananya pada penilaian realistis mengenai jenis dan jumlah
dukungan eksternal yang dapat mereka peroleh.
Area Tematik 1: Tata Kelola Karakteristik Masyarakat Tahan Bencana
Komponen Ketahananan 1:
Kebijakan PRB, perencanaan,prioritas dan komitmen politik
• Konsensus politik mengenai pentingnya PRB.
• PRB sebagai sebuah prioritas kebijakan pada semuatingkatan pemerintahan.
• Kebijakan PRB nasional, strategi dan rencana implementasi,
dengan visi, prioritas, target, dan tolok ukur yang jelas.
• Kebijakan PRB pemerintah lokal, strategi dan rencana
implementasi yang ada.
• Kebijakan resmi (nasional dan lokal) serta strategi
dukungan kepada CBDRM.
• Kesepahaman resmi tingkat lokal mengenai, dan dukungan
untuk, visi masyarakat.
15
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
16/104
Lingkungan Kondusif tidak terpisah dari pekerjaan tingkat masyarakat dan tidak dapat dilihat dalam
isolasi. Ini khususnya relevan dengan pembangunan kemitraan (Bagian 4.4.1) dan advokasi (Bagian
4.4.4). Jika aksi masyarakat dan Lingkungan Kondusif dipertimbangkan secara bersama-sama, ini
akan memberikan wawasan yang berguna bagi interaksi antar berbagai aktor dan tingkat intervensi,
pengaruh proyek pada pengambil keputusan dan potensi keberlanjutan serta kemajuan.
Dalam praktik, tidak terdapat batasan yang jelas antara masyarakat dengan Lingkungan Kondusif,
mengingat mungkin terdapat jaringan hubungan dan koneksi antara masyarakat dengan aktor
eksternal. Lembaga operasional yang bekerja di tengah masyarakat mungkin justru merupakan
bagian dari Lingkungan Kondusif sendiri jika berasal dari luar masyarakat atau bagian dari
organisasi, jaringan, maupun gerakan yang lebih besar. Budaya organisasional mereka sendiri,
cara bekerja, dan sifat kemitraan mereka dengan organisasi lokal dan ekstra lokal merupakan
faktor yang berpengaruh dalam pembangunan ketahananan. Disarankan agar dicari cara untuk
melibatkan lembaga lokal dan lembaga pada tingkat yang lebih tinggi dalam aplikasi Karakteristik ,
guna memecah batasan dan menstimulasi pembentukan arus utama.
3.5 TANTANGAN
3.5.1 Keterbatasan pendekatan kerangka kerja
Dokumen Karakteristik bertujuan untuk memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk
ketahananan dan PRB. Agar berdaya guna, kerangka kerja disusun (sesuai HFA) menjadi Area
Tematik, Komponen Ketahananan, dan Karakteristik Masyarakat Tahan Bencana; disamping itu,
kerangka kerja juga mencakup Lingkungan Kondusif.
Tanpa struktur demikian tidak mungkin untuk melacak cara seseorang melalui beraneka ragam
karakteristik ketahananan. Namun, sebagaimana dalam kerangka kerja lain, struktur tersebut
megakibatkan keterpisahan artisial antar berbagai aspek subyek yang berbeda-beda. Sesungguhnyaada lebih banyak koneksi dan tumpang tindih dan banyak Karakteristik Masyarakat Tahan Bencana
individual yang muncul dalam lebih dari satu Area Tematik atau Komponen Ketahananan.6 Terdapat
risiko – sebagaimana dalam kerangka kerja lain – bahwa orang akan secara berlebihan memisahkan
berbagai elemen yang berbeda dan mengabaikan pertalian antara elemen-elemen tersebut.
Koneksi antar tema dan komponen yang berbeda ini harus selalu diingat.
Aktivitas untuk mempromosikan ketahananan juga tidak bisa berlangsung sendiri. Sebagai contoh,
perencanaan seringkali berada dalam Area Tematik Tata Kelola dari Karakteristik , namun dalam
praktik dijalankan secara bersama-sama dengan aktivitas lain, seperti penilaian risiko. Demikian
pula, Karakteristik memiliki Komponen Ketahananan yang terpisah untuk penilaian bahaya/risiko
dan penilaian kerentanan/kapasitas (dalam Area Tematik 2), namun seringkali secara operasional
dikombinasikan. Bagian 4.2 membahas cara memodikasi elemen kerangka kerja untuk
mereeksikan praktik secara lebih baik.
3.5.2 Keterbatasan HFA
HFA telah diterima secara umum oleh lembaga internasional, pemerintah, dan banyak NGO –
Kerangka Kerja tersebut merupakan satu-satunya kerangka kerja PRB yang disepakati secara
internasional – sehingga wajar jika Karakteristik disandingkan dengan lima Prioritas Aksi di dalamnya
untuk melakukan perbandingan yang relevan serta menyajikan analisis bagi pengambil kebijakan
dan praktisi lain.
6 Jika memungkinkan, Karakteristik individual telah ditempatkan dalam satu ruang di dalam kerangka. Ini tidak ideal mengingat sifat holistik dari
ketahanan – dan tidak semua pengguna senang dengannya – namun mengulang Karaktersitik individual terhadap kerangka akan membuat dokumen
terlalu panjang dan membingungkan.
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
17/10417
Namun demikian, tidak selalu terdapat pasangan yang sesuai, terutama dalam kasus Prioritas 4
(Mengurangi Faktor Risiko Utama), yang dalam Karakteristik menjadi Area Tematik 4 (Manajemen
Risiko dan Pengurangan Kerentanan). Area Tematik ini mencakup rentang isu penting yang sangat
luas, yang tidak selalu bisa dengan mudah dikelompokan dalam sebuah tema tertentu. Ketujuh
Komponen Ketahananan dalam Area Tematik ini adalah:
1. Manajemen sumber daya lingkungan dan alam
2. Kesehatan dan kesejahteraan
3. Penghidupan berkelanjutan
4. Perlindungan sosial
5. Instrumen keuangan
6. Perlindungan sik; langkah struktural dan teknis
7. Rezim perencanaan
Sebagian aspek terkait secara erat dengan peristiwa bencana: sebagai contoh, dibutuhkan langkah
struktural dan teknis untuk memberikan perlindungan sik dari bahaya. Aspek lain terkait dengansebab kerentanan yang berakar dalam serta berjangka lebih panjang, yang mungkin menyumbang
lebih banyak faktor fundamental serta faktor ekonomi dan sosial skala besar dalam gambaran.
Mengelompokkan kesemua isu ini dalam judul umum yang sama mungkin akan membingungkan
dengan risiko sebagian pertanyaan penting terabaikan. Selain itu juga akan mengakibatkan
ketidakseimbangan pada Area Tematik, akibat satu hal menjadi sangat luas dan hal lain berfokus
cukup sempit.
Kesemuanya merupakan poin yang valid. Untuk itu kami menyarankan kepada pengguna untuk
memberikan perhatian khusus kepada Area Tematik 4, untuk memastikan bahwa Komponen
Ketahananan yang berbeda-beda dapat dipahami secara tepat dan diinvestigasi secaramenyeluruh. Jika mungkin, profesional bencana dan pembangunan harus dilibatkan, demikian
pula para pakar dalam aspek lain yang tercakup dalam judul ini (misalnya pakar keuangan untuk
bekerja dengan instrumen keuangan, insinyur dan arsitek untuk lingkungan yang dibangun).
3.5.3 Aspek sikap ketahananan
Sebagian orang percaya bahwa Karakteristik harus memuat lebih banyak mengenai aspek sikap
dan perilaku dari ketahananan. Faktor-faktor seperti keyakinan, intensi, kepercayaan diri, dan
kepercayaan seringkali dikaji sebagai pengaruh bagi tiap perilaku terkait bencana, namun akan lebih
sulit untuk dinilai pada tingkat masyarakat atau institusional. Aspek sikap dan perilaku cenderung
lebih implisit dalam Karakteristik , namun bukan tidak ada. Sebagai contoh, dalam Area Tematik 1
(Tata Kelola) terdapat Karakteristik yang berhubungan dengan visi, konsensus, pemikiran jangka
panjang, kerelawanan, komitmen, dan antusiasme. Pengguna harus sadar akan isu ini ketika
mengkaji ketahananan dan menyusun rencana.
BAGIAN 4: CARA MENGGUNAKAN KARAKTERISTIK
4.1 IKHTISAR DAN KONTEKS
4.1.1 Ikhtisar
Karakteristik dapat digunakan pada berbagai tahapan manajemen siklus proyek (misalnya untuk
kajian dasar, desain proyek, dan evaluasi), bertalian dengan perangkat lain yang digunakan dalam
proyek dan riset PRB (misalnya analisis kerentanan dan kapasitas), untuk pembangunan kapasitas
dan advokasi, serta untuk perencanaan strategis.
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
18/104
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
19/10419
Betapapun, diasumsikan bahwa prakarsa PRB harus mengelola ancaman dan kejutan yang
ditimbulkan oleh perubahan iklim serta karenanya disiratkan dalam dokumen bahwa banyak diantara
Komponen Ketahananan dan Karakteristik Masyarakat Tahan Bencana dapat diaplikasikan untuk
API. Sebagaimana yang diungkap oleh Maarten van Aalst dari Red Cross/Red Crescent Climate
Centre, pada sebuah lokakarya mengenai Karakteristik , ‘Adaptasi bukan merupakan pekerjaan yang
terpisah, namun bermakna mengintegrasikan perubahan iklim dalam semua elemen kerangka kerja
[Karakteristik ] yang relevan. Untuk itu, penting bagi pengguna untuk selalu mempertimbangkan isu
API ketika menggunakan Karakteristik , dan tidak berasumsi bahwa perubahan iklim hanya relevan
jika disebutkan dalam dokumen.9
(b.) Setelah bencana
Kondisi ideal ketahananan yang dinyatakan dalam Karakteristik telah dipisahkan dari kondisi
masyarakat yang baru mengalami bencana. Mungkin terdapat kebutuhan akan referensi serupa
atau terkait yang mengidentikasi karakteristik tertentu yang secara khusus terkait dengan
pemulihan masyarakat setelah bencana (misalnya akses terhadap pasokan air yang bersih dan
dapat diandalkan) sebagai langkah pertama menuju ketahananan yang lebih kuat. Ini mungkin
dapat diciptakan dengan memilih seperangkat kecil karakteristik atau karakteristik minimal. (lihatbagian 4.3.3),
Sebagai contoh, prakarsa Palang Merah Myanmar, IFRC, dan Palang Merah Denmark untuk
mengembangkan sebuah kerangka kerja pemantauan dan evaluasi untuk bantuan dan pemulihan
setelah Cyclone Nargis mencakup pengembangan ‘prol ketahananan’ masyarakat: seperangkat
indikator gabungan untuk beragam sektor (misalnya air dan sanitasi, tempat tinggal) yang
mengilustrasikan tingkat ketahananan sebuah masyarakat atau rumah tangga pada waktu yang
berbeda-beda. Setiap prol merepresentasikan ‘paket’ ketahananan minimum untuk sektor dan titik
waktu tertentu setelah bencana. Pendekatan ini juga memiliki kesamaan dengan beragam prakarsa
“tonggak riwayat” yang diuraikan dalam bagian 4.3.5.
(c.) Konik
Karakteristik disusun dengan mempertimbangkan apa yang disebut sebagai bencana ‘alam’
dan dengan ekspektasi akan sebuah pendekatan manajemen bencana berbasis masyarakat,
berdasarkan asumsi derajat konsensus di tengah masyarakat. Dalam situasi yang sangat tidak stabil
atau konik, ini mungkin akan sulit untuk dicapai. Lebih jauh lagi, konik seringkali menggerogoti
ketahananan masyarakat, misalnya, dengan merusak kohesi sosial, memusnahkan aset produktif
dan infrastruktur lokal, menghambat akses kepada sumber daya alam seperti sumber air dan lahan
penggembalaan, serta memaksa keluarga-keluarga untuk meninggalkan rumah mereka. Perubahan
cara menggunakan Karakteristik dalam konteks sejenis pasti akan dibutuhkan – hal yang sulit
untuk dikatakan, mengingat hingga saat ini tidak terdapat pengalaman lapangan pengaplikasian
Karakteristik dalam konteks sejenis. (Lihat juga bagian 3.4 mengenai Lingkungan Kondusif)
4.2 MEMPERKENALKAN KARAKTERISTIK; MEMBANGUN KAPASITAS PENGGUNA
4.2.1 Audiens dan kelompok pengguna sasaran
Karakteristik pada pokoknya didesain untuk pemerintah dan organisasi masyarakat sipil yang
menangani prakarsa PRB dan API pada tingkat masyarakat, melalui kemitraan dengan masyarakat.
9 Dalam edisi pertama Karakteristik , API disebutkan berada di bawah pengelolaan sumber daya lingkungan dan alam dalam Komponen 1 Area
Tematik 4 (Manajemen Risiko dan Pengurangan Ketahanan). Walaupun API tidak dengan jelas dilarang dalam makalah ini, dikemukakan bahwa
pengguna mungkin akan terkecoh berpikir bahwa ini adalah bidang prioritas utama untuk integrasi API-DRR dan bahwa mungkin mereka luput
melihat yang lain. Rujukan telah dibuat dalam edisi terakhir ini.
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
20/104
Pengguna utama buku ini selama fase uji lapangan adalah NGO internasional dan nasional serta
mitra lokal mereka di seluruh dunia disamping juga digunakan oleh para ilmuwan dan ahli teknik
yang mengembangkan model dan panduan ketahananan sendiri, oleh para periset untuk mendesain
kerangka kerja analitis, dan untuk mengajar mahasiswa mengenai pengurangan risiko bencana.
Sambutan dari pemerintah cenderung lambat, namun sejumlah kantor manajemen bencana
pemerintah nasional telah memperlihatkan minat dan Karakteristik telah disebarkan baik oleh NGO
maupun periset untuk memfasilitasi diskusi dengan pejabat pemerintah lokal mengenai kapasitas
dan intervensi.
4.2.2 Cara memperkenalkan Karakteristik kepada pengguna
(a) Prinsip dasar
Bagaimana memulai penggunaan Karakteristik Masyarakat Tahan Bencana dalam pekerjaan Anda?
Jawabannya terpulang kepada Anda, pengguna, untuk memutuskan (panduan yang diberikan di
sini ditujukan untuk membantu Anda membuat keputusan).
Karakteristik bukan sebuah model untuk setiap situasi. Karakteristik merupakan sebuahreferensi, bukan daftar periksa (checklist) untuk ditandai. Karakteristik harus menstimulasi
dan memfasilitasi diskusi. Karakteristik harus diadaptasi ke dalam konteks tempat digunakan
serta kebutuhan dan kapasitas orang yang menggunakan.
Dalam setiap konteks, sangat penting menginvestigasi manfaat dan relevansi Karakteristik bagi
organisasi yang menggunakan, mitranya, serta masyarakat rentan. Ini berarti mempelajari seberapa
sesuai Karakteristik dengan pendekatan, sistem, dan struktur manajemen sebuah organisasi.
Terdapat kesepakatan umum selama uji lapangan mengenai kebutuhan fasilitasi dalam
memperkenalkan Karakteristik kepada calon pengguna. Meskipun prinsip-prinsip dasar dapatdipaparkan dengan mudah, dokumennya sendiri cukup panjang dan kompleks, bahasanya mungkin
berbentuk abstrak dan konseptual, dan tabelnya terinci. Panduan akan membantu, khususnya
dari praktisi PRB berpengalaman yang telah menggunakan sebagian waktu untuk mempelajari
Karakteristik dan menggunakannya di lapangan; namun tidak kalah penting untuk memberikan waktu
dan kesempatan kepada pengguna untuk mempersiapkan diri dengan membaca, memikirkan, dan
mendiskusikannya.
Memperkenalkan Karakteristik dapat dilakukan melalui pelatihan formal, namun dalam praktik lebih
lazim mengadakan lokakarya perencanaan dan aktivitas kelompok di mana serangkaian metode
partisipatif dapat digunakan untuk mendiskusikan, memvalidasi, dan memodikasi hal-hal yang
terkandung dalam buku ini. Seringkali ini hanya sebuah latihan sekali-habis, namun lebih baik dilihat
sebagai bagian dari proses jangka panjang untuk memperoleh dan menggunakan buku ini serta
perangkat lain untuk perencanaan, implementasi, dan penilaian PRB.
Ingat bahwa pembangunan ketahananan harus dilihat sebagai proses belajar dan praktik yang
terus menerus. Karakteristik tidak memberikan saran mengenai cara menjalankan proses sejenis;
Karakteristik hanyalah satu dari banyak buku yang mungkin bermanfaat untuk melakukan hal
demikian: lihat Kotak 1 (Prakarsa indikator PRB lain) dan Kotak 3 (Menciptakan proses ketahananan
yang sukses).
Sangat penting agar orang dengan kerentanan diberikan kesempatan untuk menggali danmemvalidasi Karakteristik . Ini harus berupa proses partisipatif . Hingga saat ini, Karakteristik
lebih banyak diaplikasikan dari atas ke bawah. Karakteristik seharusnya juga diadopsi dari
akar rumput ke atas – tidak hanya masyarakat tetapi juga organisasi lokal. Ini menciptakan
kepemilikan sumber daya yang meningkatkan kesempatan untuk diaplikasikan secara sukses.
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
21/10421
(Untuk sebuah saran mengenai cara melibatkan masyarakat lihat Kotak 4: Melibatkan pemuda).
Pendekatan demikian juga membutuhkan fasilitator yang berpengalaman dalam pendekatan
berbasis masyarakat.
(b) Pendekatan untuk pengenalan dan pelatihan
Sulit untuk menghadirkan semua Karakteristik dalam induksi atau pelatihan tunggal, kecuali
dapat dialokasikan waktu yang banyak untuk ini (idealnya sebagai proses yang lebih panjang,
termasuk penyegar atau sesi yang lebih berbobot ketika pengguna menjadi makin terlatih untuk
mengaplikasikan sumber daya). Manfaat latihan singkat sekali-habis mungkin terbatas, kecuali
peserta telah sangat memahami PRB dan memiliki waktu untuk membuat diri mereka familiar dengan
Karakteristik . Menyediakan waktu untuk berbicara dengan staf ‘garis depan’ mengenai Karakteristik
berguna untuk membangun pemahaman dan komitmen yang lebih baik.
Terdapat beberapa cara untuk memperkenalkan Karakteristik .
• Dapat dimulai dengan melihat keseluruhan kerangka kerja berikut elemennya yang umum: Area
Tematik, Komponen Ketahananan, dan Lingkungan Kondusif. Ini akan menstimulasi diskusi semi-konseptual mengenai sifat, rentang, dan tujuan PRB.
• Latihan kelompok bisa difokuskan pada Komponen Ketahananan tertentu berikut Karakteristiknya,
sehingga peserta dapat mengenal sumber daya dan memperdebatkan aplikasinya dalam situasi
nyata seperti dalam menciptakan dasar, menetapkan prioritas, atau mengevaluasi perkembangan.
• Alternatif lain adalah memulai dengan yang telah diketahui orang – yaitu, situasi nyata dan proyek,
melihat ke belakang untuk mengetahui cara menyesuaikan aksi dan pencapaian yang ada ke
dalam kerangka kerja Karakteristik . Ini mungkin menggiring kepada diskusi mengenai kekuatan
dan kelemahan, serta kesenjangan dalam cakupan. Studi Kasus 1 (Membantu praktisi PRB untukmendenisikan ketahananan dalam konteks pedesaan Bangladesh) merupakan deskripsi rinci
mengenai pendekatan tersebut, oleh Tearfund. Studi Kasus 2 (Memperkenalkan Karakteristik
kepada staf lapangan mitra NGO di Nepal) merupakan ilustrasi lanjutan, dari Aksi Praktis PRB
dan pekerjaan penghidupan.
Cara memperkenalkan Karakteristik harus disesuaikan dengan pengetahuan dan kapasitas
pengguna saat ini: tidak terdapat pendekatan baku untuk semua situasi. Ada kasus di mana
organisasi tidak memiliki tingkat pemahaman yang memadai mengenai isu PRB serta terminologi
untuk menggunakan Karakteristik secara mudah, atau di mana peserta dan fasilitator memiliki
pemahaman yang berbeda mengenai hal tersebut, yang harus diselesaikan terlebih dahulu.
(c) Penerimaan dan aplikasinya oleh organisasi
Selama fase uji lapangan, sebagian besar aplikasi Karakteristik adalah untuk proyek khusus, dengan
manfaat tidak langsung dalam bentuk akuisisi keterampilan dan pengetahuan yang berkaitan
dengan Karakteristik dan PRB secara keseluruhan. Terdapat relatif sedikit bukti mengenai cara
pengambilan Karakteristik pada tingkat organisasional, namun dapat diperoleh beberapa contoh
dari uji lapangan mengenai cara menggunakan Karakteristik untuk membangun kapasitas proyek
atau tim organisasi.
Studi Kasus 3 (Menggunakan Karakteristik untuk menilai kapasitas keterampilan dan kesenjangan)merupakan sebuah contoh. Contoh lain berasal dari Oxfam GB, yang sebagai bagian dari ‘pertemuan
global’ pada bulan Desember 2007 bagi para stafnya yang menangani PRB, berupaya untuk
membuat peserta menjadi familiar dengan Karakteristik . Setelah diskusi umum mengenai dokumen
dan cakupan PRB yang luas, peserta dipecah menjadi beberapa kelompok, masing-masing untuk
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
22/104
satu Area Tematik. Tiap kelompok memilih satu Komponen Ketahananan dari Area Tematik masing-
masing, mempelajari Karakteristik Masyarakat Tahan Bencana dalam Komponen tersebut, memilih
satu diantara Karakteristik ini dan mendiskusikan cara mengubah karakteristik menjadi sebuah
indikator serta cara mengukurnya. Latihan ini membantu peserta untuk mengenal buku Karakteristik
dan memperdebatkan cara mengadaptasikannya dalam siklus program operasional mereka,
sekaligus memberikan umpan balik mengenai kemungkinan diaplikasikannya secara umum.
(d) Penerjemahan
Edisi pertama Karakteristik telah diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis, Spanyol, dan Indonesia.
Kami berharap bahwa edisi ini juga akan tersedia dalam banyak bahasa. Di lapangan, berbagai
lembaga telah menerjemahkan bagian-bagian dari dokumen, atau istilah dan konsep kunci, ke
dalam bahasa-bahasa lokal. Ini mungkin akan sulit, khususnya jika tidak terdapat padanan kata
dalam bahasa lokal untuk istilah dalam bahasa Inggris: sebagai contoh, sebuah organisasi yang
bekerja di Nepal merasa kesulitan untuk menerjemahkan ‘resilience (ketahananan)’ dalam bahasa
Nepal. Kesulitan mungkin akan lebih besar jika terdapat pemahaman atau interpretasi yang berbeda
mengenai istilah atau konsep tertentu.
Tidak ada solusi yang sederhana untuk problem ini. Yang penting adalah menjalankan proses
dengan benar – dalam hal ini, menggunakan waktu untuk mendiskusikan istilah-istilah dan konsep
terkait serta menyepakati pengertian dan terjemahannya. Fasilitasi yang baik akan membantu di
sini.
(e) Sikap positif
Akhirnya, kami harus mengingatkan sebuah hasil yang tidak diduga namun sangat penting dari uji
lapangan: nilai psikologis Karakteristik dalam menciptakan sikap positif di tengah pengguna.
Ini adalah hasil dari Karakteristik yang lebih kepada berfokus-solusi ketimbang berlatar-masalah.Umpan balik dari sebuah lokakarya Tearfund untuk memperkenalkan Karakteristik kepada praktisi
PRB di Bangladesh10 bersifat khas:
Dimensi psikologis dan motivasional dari pendekatan pembangunan ketahananan ini membutuhkan
kajian lebih lanjut.
4.3 MEMILIH, MEMODIFIKASI, DAN ‘MENYESUAIKAN’
4.3.1 Alasan Karakteristik harus dimodikasi
Pengguna harus mengenal buku Karakteristik sepenuhnya, memperdebatkan kegunaannya,
dan, jika perlu, mengadaptasinya sesuai kebutuhan mereka. Ini mungkin terdiri atas memilih
Komponen Ketahananan tertentu dari Masyarakat Tahan Bencana, mengadaptasi dan menulis
ulang, menambah komponen baru, atau bahkan menyusun ulang kerangka kerja secara berbeda.
‘Penyesuaian’ demikian harus didorong karena akan membuat Karakteristik menjadi lebih relevan
dengan kebutuhan khusus dan kapasitas masyarakat, bahaya serta ancaman (lain) yang dihadapi
masyarakat tersebut, jenis pekerjaan PRB yang dikuasai oleh organisasi pengimplementasi dan
kapasitas mereka untuk melaksanakan, dan lingkungan operasional serta kebijakan yang lebihluas. Penting untuk mengadopsi Karakteristik tanpa menanyakan keakuratan serta relevansinya
dengan situasi yang ada. Dalam situasi yang cepat berubah, pertanyaan ini harus diulangi untuk
memastikan bahwa Karakteristik orisinil atau yang telah ditulis ulang tetap relevan.
10 Dijabarkan dalam Studi Kasus 1: Membantu praktisi PRB menentukan Ketahanan masyarakat Pedesaan Bangladesh.
Peserta melihat nilai positif dari Karakteristik. Sebelumnya, mereka mengetahui apa yang
ingin dicegah dalam desa rawan bencana, namun ini diputar sehingga mereka dapat melihat
apa yang ingin mereka capai
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
23/10423
Orang tidak mesti menggunakan setiap satuan Karakteristik Masyarakat Tahan Bencana dalam
pekerjaan mereka. Bahkan jika mereka melakukan demikian, Karakteristik – meskipun diupayakan
agar sekomprehensif mungkin - tidak dapat menjangkau setiap dimensi ketahananan, setiap sektor,
atau setiap kelompok rentan dalam masyarakat.11 Mungkin setiap pengguna memiliki pandangan
sendiri mengenai seberapa baik Karakteristik mencerminkan kerja mereka sendiri.
4.3.2 Kemungkinan pendekatan
Proses memodikasi atau memilih Karakteristik relevan harus mempertimbangkan faktor-faktor di
atas untuk mencapai keputusan yang jelas mengenai prioritas, mengingat bahwa ini mungkin akan
melibatkan sejumlah kompromi (lebih jauh mengenai prioritas lihat bagian 4.3.4). Proses ini harus
bersifat terbuka.
Karakteristik akan sangat berguna (dan paling banyak digunakan) jika dipilih oleh, atau paling
tidak dengan, mereka yang akan menggunakannya. Ini berarti proses partisipatif diskusi dan
validasi pada tingkat lokal.
Beberapa organisasi telah ‘menyesuaikan’Karakteristik dengan berbagai cara. Kotak 5 (MengadaptasiKarakteristik ke dalam konteks lokal) merupakan sebuah contoh dari Filipina, di mana NGO lokal
menerjemahkan Karakteristik Masyarakat Tahan Bencana dan Lingkungan Kondusif umum dari
catatan pedoman ke dalam versi yang sesuai dengan konteks lokal pekerjaannya secara lebih
spesik.
Plan International telah menggali berbagai cara untuk membuat Karakteristik mencerminkan
perhatiannya utamanya pada hak anak dan perlindungan anak secara lebih utuh. Salah satu
pendekatan yang dilakukan adalah dengan mengembangkan seperangkat indikator inti berdasarkan
kerangka kerja Karakteristik namun spesik dengan fokus Plan pada proses PRB berpusat anak
(lihat Studi Kasus 4: Menyesuaikan Karakteristik untuk reduksi risiko berpusat anak ). Pendekatan lainadalah dengan menyusun Area Tematik tambahan (masih dalam bentuk draf) untuk masyarakat Tahan
bencana berpusat anak dan gender, dengan Komponen Ketahananan, Karakteristik Masyarakat
Tahan Bencana, dan Lingkungan Kondusif sendiri (lihat Kotak 6: Penyusunan Area Tematik baru).
Dokumen Karakteristik telah didesain dengan mempertimbangkan PRB secara khusus, namun
PRB merupakan bagian integral dari pembangunan berkelanjutan. Sebagian besar komponen
dan karakteristik ketahananan yang disebutkan dalam buku ini dapat diaplikasikan dalam
konteks pembangunan yang lain.
Karenanya akan bermanfaat untuk berbagi dan mendiskusikanKarakteristik dalam sebuah organisasi
melalui upaya untuk menghubungkannya dengan kerangka kerja konseptual dan indikator lain yang
digunakan organisasi serta isu-isu lain yang menjadi perhatiannya. Koneksi demikian mungkin
mengambil bentuk fertilisasi silang atau meminjam ide ketimbang integrasi sistem konseptual dan
evaluatif yang lebih formal, namun pengguna berhak untuk menginterpretasi ulang dan mengemas
ulang Karakteristik dengan cara apapun yang sesuai dengan kebutuhan mereka, termasuk,
mengubahnya dalam bahasa yang lebih sederhana.
4.3.3 Karakteristik Kunci
Sebagian organisasi telah menjalankan proses penyesuaian selangkah lebih maju dengan menyusun
daftar generik Karakteristik kunci – ‘kunci’ berkaitan dengan prioritas PRB, area PRB khusus yangmenjadi fokus proyek tertentu atau jenis pekerjaan yang dilakukan lembaga.
11 Sebagai contoh, beberapa pengguna telah mengemukakan bahwa manajemen sumber daya yang berkelanjutan dan modal sosial tidak sesuai
dimasukkan ke dalam kerangka.
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
24/104
Tearfund merupakan salah satu organisasi yang telah mengembangkan seperangkat karakteristik
kunci dan telah merasakan manfaatnya bagi pekerjaan PRB dan keamanan pangan global mereka
(lihat kotak 7: ‘20 teratas Karakteristik Tearfund’ ).
Organisasi lain berbicara mengenai identikasi indikator dan Karakteristik ‘inti’ atau ‘minimal’,
mengingat besarnya tantangan dalam meningkatkan semua aspek ketahananan, khususnya jika
melibatkan pengubahan pola pembangunan yang mendasar. (Untuk pemikiran lain sejenis mengenai
hal ini, lihat kotak 8: indikator kunci ketahananan masyarakat PKBA). Ini tentu merupakan proses
yang terencana dan inklusif, berkaitan dengan konteks tertentu dari prakarsa PRB, dan mungkin
akan sulit untuk mencapai konsensus mengenai hal ini. Ingat pula bahwa PRB sendiri merupakan
proses perbaikan yang konstan: orang tidak boleh merasa puas dengan standar minimal.
Sebagian lembaga mungkin ingin melakukan hal sejenis, yang bisa menjadi latihan bermanfaat jika
mampu menstimulasi diskusi dan memberikan informasi kepada pengambil keputusan mengenai
sifat ketahananan, area prioritas aksi pembagunan ketahananan atau PRB secara umum (sebuah
pertanyaan yang secara konstan diperdebatkan oleh para praktisi), serta prioritas PRB organisasi
sendiri. Sekali lagi, sangat penting agar proses berjalan dengan benar. Jika pemilihan Karakteristik
‘kunci’ dianggap perlu (dan tidak boleh serta merta dianggap demikian), maka harus dilaksanakansecara partisipatif dan terencana, tidak dipaksakan dari atas. Latihan tidak boleh bersifat sekali-
habis; harus dilakukan telaah berkala. Ketahananan bencana tidak bersifat statis: Konteks dan
kebutuhan serta kapasitas orang bisa berubah. Jika daftar Karakteristik terpilih masih sama,
maka manajer proyek mungkin akan melewatkan aspek-aspek lain ketahananan yang mungkin
signikan.
4.3.4 Menetapkan prioritas
Bagi sebagian besar lembaga, PRB dan keragaman potensi prakarsa PRB menghadirkan problem
dalam penetapan pilihan mengenai waktu dan cara intervensi. Karakteristik tidak membedakanantara berbagai jenis PRB yang berbeda-beda berkenaan dengan signikansinya. Namun demikian,
lembaga operasional harus menetapkan prioritas karena tidak dapat menangani semua aspek
ketahananan sekaligus.
PeranKarakteristik di sini adalah untuk membantu pengguna memvisualisasikan kemungkinan
rentang opsi yang paling luas yang akan mereka gunakan untuk menentukan pilihan sendiri.
Terpulang kepada kelompok atau organisasi itu sendiri untuk menetapkan prioritas intervensi dan
ini akan bergantung kepada sejumlah faktor seperti kebutuhan, konteks dan kapasitas operasional.
Ketika memutuskan mengenai intervensi, akan membantu pula jika dipelajari koneksi antara berbagai
Area Tematik yang berbeda-beda. Sebuah aktivitas dalam suatu Area Tematik mungkin akan memiliki
lebih banyak dampak jika diperkuat dengan mengonfrontasikan Komponen Ketahananan dengan
Komponen Ketahananan yang lain. Sebagai contoh, aktivitas kesiapsiagaan bencana (Area Tematik
5) akan lebih efektif jika perencanaan disusun berdasarkan pengkajian risiko dan kerentanan (Area
Tematik 2) dan terdapat tingkat partisipasi dan akuntabilitas masyarakat yang tinggi (Area Tematik
1).12 Demikian pula, penilaian bahaya-kerentanan-risiko (Area Tematik 2) seringkali dilihat sebagai
prioritas pada awal sebuah proyek untuk mengidentikasi ancaman-ancaman utama yang dihadapai
sebuah masyarakat serta memandu perencanaan aktivitas PRB. Namun kekuatan, kelemahan, dan
kesenjangan ketahananan yang lebih luas juga harus diidentikasi sebelum pilihan operasional
dapat dibuat.
12 Telah dikemukakan bahwa pengkajian risiko tingkat masyarakat adalah titik mulai kunci untuk PRB yang efektif di tingkat akar rumput karena ia
menciptakan kemitraan dan keterlibatan, dan memudahkan dialog dengan pemerintah.
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
25/104
Karakteristik dapat memanfaatkan proses pembobotan sederhana untuk menghitung
berbagai posisi awal negara/masyarakat dan mengetahui ‘jarak yang telah ditempuh’
hingga batas tertentu.13
25
4.3.5 Tonggak Riwayat
Perangkat Karakteristik Masyarakat Tahan Bencana merepresentasikan sebuah tujuan: Tingkat
ketahananan tertinggi yang realistis untuk diraih. Dibutuhkan tonggak tambahan untuk mengukur
perkembangan dan kemajuan dalam mencapai tujuan.
Betapapun, terdapat tantangan dalam menggunakan tabel Karakteristik ini untuk menilai tingkat
kemajuan dari sebuah kondisi ketahananan yang ada menuju kondisi ideal keselamatan.
Sebagian Karakteristik dapat digunakan sebagai output konvensional atau indikator proses (lihat
bagian 4.4.2) namun tidak dapat diaplikasikan sebagai ukuran standar bagi kebutuhan khusus
sebuah proyek. Mitra proyek harus menyepakati cara mengukur kemajuan mereka sendiri dalam tiap
kasus. Dalam melaksanakan hal demikian mereka akan berfokus pada Karakteristik Masyarakat
Tahan Bencana yang telah dipilih, menjalankan proses untuk berpindah dari kondisi sekarang
menuju kondisi akhir pada tiap kasus, dan menyepakati indikator untuk berbagai tahapan kemajuanyang berbeda-beda sepanjang perjalanan.
Model ”tonggak” mungkin akan membantu untuk memahami kemajuan ketahananan dalam distrik
atau masyarakat tertentu. Ini mungkin akan sangat berguna sebagai latihan multi pemangku
kepentingan yang mempertimbangkan pekerjaan seluruh kelompok dan organisasi yang terlibat
dalam PRB di lokasi tersebut.
Hingga saat ini tidak ada kesepakatan bersama mengenai tahapan kemajuan yang berbeda-beda
dalam PRB: penggunaan tongak dan tolok ukur masih bersifat eksperimental. Dalam Karakteristik ,
disarankan menggunakan skala lima tingkat, dengan tiap tingkat sebagai tahapan tersendiridalam pengembangan PRB. Skala ini adalah sebuah skala sederhana yang pasti mudah
digunakan.14 Skala ini dirancang untuk memberikan gambaran yang luas mengenai kondisi
ketahananan. Skala ini dapat digunakan untuk menelaah kemajuan mencapai ketahananan pada
kelima Area Tematik, atau dalam Area Tematik tersendiri. Mungkin dapat pula dipilih Komponen
Ketahananan, namun tidak perlu kesemuanya.
Tingkat 1. Sedikit kesadaran mengenai isu atau motivasi untuk menanganinya. Aksi terbatas
kepada tanggap krisis.
Tingkat 2. Kesadaran mengenai isu dan kesediaan untuk menanganinya. Kapasitas untuk
bertindak (pengetahuan dan keterampilan, manusia, material, dan sumber daya lain) masihterbatas. Intervensi cenderung sekali-habis, sedikit, dan jangka pendek.
Tingkat 3. Pengembangan dan implementasi solusi. Kapasitas untuk bertindak menjadi lebih
baik dan substansial. Intervensi lebih banyak dan jangka panjang.
Tingkat 4. Koherensi dan integrasi. Intervensi bersifat ekstensif, mencakup semua aspek utama
problem serta terhubung dengan strategi koheren jangka panjang.
Tingkat 5. Sebuah ‘budaya keselamatan’ hadir pada semua pemangku kepentingan, di mana
PRB melekat pada semua kebijakan, perencanaan, praktik, sikap, dan perilaku yang relevan.
Diasumsikan bahwa kelompok dan organisasi yang menggunakan peranti ini untuk melakukanpengkajian mandiri telah melampaui Tingkat 1.
13 Dr Maureen Fordham, dalam laporan untuk Plan UK.14 Tingkat pencapaian yang sama digunakan di tempat lain dalam penilaian PRB: misalnya indikator PRB ISDR PBB (UN ISDR 2008) dan metode
penilaian arus utama PRB Tearfund dalam organisasi pengembangan (LaTrobe and Davis 2005). Lihat Bagian 5 (Bacaan lebih lanjut).
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
26/104
15 Perubahan perilaku sulit untuk diukur, namun ada metode untuk melakukan pengukuran itu, seperti pemetaan hasil – lihat www.outcomemapping.ca
Tingkat 5 kurang lebih merupakan masyarakat Tahan bencana yang ideal. Ide ‘budaya keselamatan’
yang disebutkan di sini, yang telah digunakan dalam sistem PBB dan lainnya, lebih dari sekadar
melaksanakan aktivitas PRB lokal karena menyiratkan perubahan perilaku yang luas dan berakar
dalam.15
Penilaian kemajuan menggunakan model ini mencakup mempelajari rentang PRB atau isu
ketahananan yang ditangani, jumlah, tipe dan rentang Karakteristik yang telah dicapai, dan yang
terpenting – tingkat koherensi dan koordinasi usaha. Aplikasi metode ini atau metode lain sejenis
akan membantu menjaga keseluruhan gambaran tetap terpantau dan akan mendorong koherensi
aktivitas serta pertalian yang lebih kuat antar berbagai kelompok dan organisasi yang terlibat.
Penilaian bisa bersifat cepat atau lebih intensif namun proses analisis yang kompleks harus dihindari.
Sebagian pengguna awalKarakteristik merasa prihatin karena mereka mungkin harus bekerja dengan
167 Karakteristik Masyarakat Tahan Bencana untuk membangun gambaran yang utuh mengenai
kemajuan tongak menuju ketahananan. Ini jelas tidak realistis untuk proyek lapangan (meskipun
memiliki sejumlah manfaat dalam riset). Pendekatan yang lebih praktis mungkin adalah dengan
membuat penilaian umum berdasarkan pertimbangan kualitatif pada tingkat yang lebih tinggi (Area
Tematik, Komponen Ketahananan), mungkin bersandar kepada beberapa Karakteristik MasyarakatTahan Bencana. Penilaian ini harus bersifat partisipatif. Tujuannya harus untuk mencapai konsensus.
Tonggak dapat digunakan sebagai dasar pada awal proyek untuk menilai tingkat pencapaian
pada titik waktu tersebut (lihat bagian 4.4.2). Pengulangan penilaian akan mengindikasikan tingkat
kemajuan dalam PRB. Namun demikian, harus ditekankan bahwa sebagian besar perubahan ini
hanya akan terjadi dalam jangka panjang, khususnya jika masyarakat dan lembaga pendukung
mengalami keterbatasan kapasitas dan sumber daya, dan ketika prioritas dalam situasi bersaing.
Sebagian pengguna juga telah diperingatkan mengenai asumsi model linier sederhana kemajuan
mencapai ketahananan: Dalam masyarakat dengan perubahan lingkungan, sosial ekonomi,atau politik yang cepat, segi-segi ketahananan yang sebelumnya dicapai mungkin hilang. Ini
menunjukan kebutuhan akan telaah berkala atas keseluruhan kondisi ketahananan dalam sebuah
masyarakat.
4.4 MENGAPLIKASIKAN KARAKTERISTIK KE DALAM AKTIVITAS PRB
4.4.1 Perencanaan strategis dan kemitraan
(a) Perencanaan strategis
Meskipun lebih sering digunakan dalam pekerjaan proyek, Karakteristik juga dapat membantu
perencanaan pada tingkat yang lebih tinggi. Terdapat beberapa pengelaman terkait saat ini, namun
penggunaan sumber daya oleh Christian Aid untuk mengembangkan strategi regional PRB dan API
di Amerika Tengah menjadi pendekatan model yng menarik (lihat Studi Kasus 5):
(b) Penetapan ruang lingkup
Karakteristik , khususnya Komponen Ketahananan, dapat digunakan dalam ‘pemetaan’ dasar atau
‘penetapan ruang lingkup’ untuk mengidentikasi:
• Area utama ketahananan atau PRB yang menjadi perhatian lembaga, dan/atau lembaga lain,
yang tengah bekerja dalam masyarakat atau distrik tertentu• Di mana penekanan yang ada dalam intervensi mereka
• Setiap kesenjangan yang menonjol dalam cakupan atau rantai yang hilang antara komponen-
komponen PRB
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
27/10427
Temuan dari telaah sejenis akan bermanfaat untuk diskusi mengenai fokus pekerjaan mendatang.
Penetapan ruang lingkup atau pemetaan akan sangat membantu dalam situasi yang melibatkan
beragam pemangku kepentingan. Temuan dapat mengindikasikan cakupan kolektif lembaga dan
menyoroti potensi kolaborasi yang baru atau yang lebih kuat pada isu-isu khusus.
Tidak mungkin sebuah organisasi tunggal dapat menangani sendiri semua area yang relevan. Hal
demikian tidak dianjurkan, mengingat dibutuhkan keterampilan teknis dalam banyak kasus. Ketika
keterampilan sebuah organisasi sendiri terletak pada satu bidang tertentu (misalnya kesiapsiagaanbencana, dukungan penghidupan, pendidikan), maka organisasi tersebut seringkali ingin membangun
kekuatannya sendiri. Namun pemetaan atau penetapan ruang lingkup akan membantu organisasi
tersebut untuk mempertimbangkan apakah perlu terlibat dalam aspek PRB dan aspek ketahananan
lain yang relevan untuk membantu pekerjaan mereka sekarang atau meningkatkan dampaknya
(dan melalui kemitraan dengan lembaga lain untuk mencapai hal ini).
Sebagai contoh:
• Sebuah organisasi dengan keterampilan dalam penilaian bahaya dan risiko atau analisis
kerentanan (yang termasuk dalam Area Tematik 2: Penilaian Risiko) mungkin ingin memastikanagar hasil pekerjaannya dapat dibagikan dan diaplikasikan secara efektif. Ini mungkin mendorong
mereka berpikir untuk turut terlibat dalam pekerjaan informasi publik (sebagai aspek dari Area
Tematik 3: Pengetahuan dan Edukasi) serta sistem peringatan dini (Area Tematik 5: Kesiapsiagaan
dan Tanggap Darurat).
• Sebuah organisasi yang berfokus pada teknologi PRB seperti bangunan yang aman serta langkah-
langkah pengendalian banjir dan tanah longsor (bagian dari Area Tematik 4: Manajemen Risiko
dan Reduksi Kerentanan) mungkin perlu dilibatkan dalam diskusi mengenai aturan bangunan,
regulasi pemanfaatan lahan, serta ketetapan legislatif lain (Area Tematik 1: Tata Kelola) yang
mungkin memengaruhi prakarsanya, juga dalam memberikan pelatihan teknis kepada anggota
masyarakat (Area Tematik 3: Pengetahuan dan Edukasi).
(c) Kebutuhan dan peluang kemitraan
Karakteristik catatan panduan mendukung isu investigasi kemitraan PRB dengan sejumlah cara.
Secara konseptual, terdapat dua segi kerangka kerja yang paling relevan.
1. Elemen kemitraan berada dalam Area Tematik 1 (Tata Kelola): terdiri atas isu-isu seperti integrasi
aktivitas, visi bersama, konsensus, negosiasi, partisipasi, aksi kolektif, representasi, inklusi,
akuntabilitas, kerelawanan, dan kepercayaan. Tata Kelola juga merupakan tema yang terkait
dengan Area Tematik serta Komponen Ketahananan yang lain.
2. Melalui bagian Lingkungan Kondusif dari kerangka kerja, Karakteristik mengakui pentingnya
faktor institusional, kebijakan, dan sosial ekonomi yang lebih luas dalam mendukung ketahananan
tingkat masyarakat.
Dalam aplikasi, terdapat beberapa cara menggunakan Karakteristik untuk mengidentikasi, menilai,
dan menstimulasi peluang kemitraan. Salah satunya adalah pemetaan atau penetapan ruang
lingkup awal sebagaimana disebutkan di atas.
Sejumlah telaah dan evaluasi proyek telah menggunakan Karakteristik sebagai kerangka kerja atau
‘lensa’ untuk menilai dimensi tata kelola dan kemitraan dari PRB. Biasanya, telaah dan evaluasi
tersebut membandingkan situasi yang ada dengan kondisi ideal yang dinyatakan dalam Karakteristik dan mengidentikasi area-area untuk pekerjaan mendatang, seperti kebutuhan integrasi yang
lebih erat antara aktivitas proyek dengan struktur pemerintah lokal. Telaah dan kajian dasar lain
mempertimbangkan elemen-elemen Lingkungan Kondusif yang dianggap relevan dengan tujuan
dan aktivitas proyek.
-
8/18/2019 John Twigg Karakteristik Masy Tahan Bencana
28/104
Sebagian telaah yang dipandu dengan tabel Karakteristik berhasil mengidentikasi kemitraan yang
berkembang dalam pencapaian proyek. Sebagai contoh, telaah atas sebuah program pendidikan
ActionAid di Bangladesh menyebutkan proses konsultasi interaktif yang lebih luas dengan beragam
pemangku kepentingan dan masyarakat dalam tiga distrik rawan bencana, dengan hasil bahwa
orang, tokoh masyarakat, guru sekolah serta para manajer bencana tingkat lokal serta para manajer
pendidikan memperoleh lebih banyak informasi mengenai risiko bencana dan peran mereka dalam
mengelolanya. Pemerintah lokal juga dilibatkan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan
rencana aksi proyek. Tidak berarti bahwa panduan Karakteristik sendiri yang menstimulasi lembaga-
lembaga tersebut untuk terlibat lebih jauh dalam kemitraan PRB, namun aplikasi Karakteristik
membantu memperjelas aspek PRB ini.
Para periset dalam waktu singkat juga turut mengaplikasikan Karakteristik dalam pertanyaan-
pertanyaan mengenai kemitraan. Di Honduras, sebuah kajian mengenai akuntabilitas dan non-
diskriminasi dalam manajemen risiko banjir menggunakan Area Tematik Tata Kelola dan Lingkungan
Kondusif (bersama dengan materi lain) untuk membuat kerangka pertanyaan riset.16 Karakteristik
digunakan oleh Christian Aid untuk memandu pertanyaan