journal reading obsgin wonogiri

Upload: nurul-futuchah

Post on 05-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 Journal Reading Obsgin Wonogiri

    1/5

  • 7/31/2019 Journal Reading Obsgin Wonogiri

    2/5

    Preeklampsia adalah gangguan multisistem yang mengenai 3-8% kehamilan di Negara

    barat dan berperan sebagai penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Secara

    umum, 10-15% kematian ibu secara langsung dihubungkan dengan preeclampsia dan eklampsia.

    Beberapa temuan epidemiologis mendukung hipotesis bahwa penyebab penyakit tersebut adalah

    genetik dan imunologi. Risiko preeklampsia 2-5 kali lebih tinggi pada wanita hamil dengan

    riwayat ibu yang memiliki sakit yang sama. Tergantung pada etnik dan suku, insiden preeklampsia

    berkisar dari 3%-7% pada nulipara yang sehat dan 1%-3% pada multipara. Selain itu, nuliparitas

    dan pasangan seksual yang baru menunjukkan faktor resiko yang penting.

    Faktor risiko lain yang telah teridentifikasi, termasuk riwayat hipertensi kronis, penyakit

    ginjal, diabetes, obesitas, kelahiran di Afrika, usia 35 tahun, karakteristik kelahiran, seperti

    kembar atau kehamilan mola, preeklampsia sebelumnya, atau abnormalitas janin kongenital.

    Altitude yang tinggi juga telah menunjukkan peningkatan insiden preeklampsia, dan berperan

    dalam hipoksia plasenta yang makin parah, diameter arteri uterina yang makin kecil, dan aliran

    darah arteri uterina yang makin rendah.

    Preeklampsia mungkin mengancam ibu maupun anak, meningkatkan morbiditas dan

    mortalitas keduanya baik ibu dan anak. Pada ibu, preeklampsia dapat menyebabkan penyakit

    kardiovaskuler prematur, seperti : hipertensi kronis, penyakit jantung iskemik, dan stroke di

    kemudian hari. Sementara bayi dengan kehamilan preeklampsia dan bayi yang berukuran kecil saat

    lahir, memiliki risiko stroke yang meningkat, penyakit jantung koroner, dan sindom metabolik saat

    dewasa.

    Penatalaksanaan kuratif dan manajemen selama persalinan harus secara terus-menerus

    menyeimbangkan risiko dan keuntungan mengupayakan persalinan preterm dan komplikasi ibu-

    janin. Screening pada wanita yang berisiko tinggi dan mencegah rekurensi juga merupakan

    bahasan kunci dalam manajemen preeklampsia.

    Patofisiologi

    Selama kehamilan normal, vili sitotrofoblas menginvasi ke dalam lapisan miometrium, dan

    arteri spiral kehilangan endhoteliumnya dan sebagian besar serat-serat ototnya. Modifikasi

    struktural ini dihubungkan dengan perubahan fungsional, seperti arteri spiral menjadi saluran

  • 7/31/2019 Journal Reading Obsgin Wonogiri

    3/5

    dengan resistensi rendah, sehingga menjadi kurang sensitif atau bahkan tidak sensitive terhadap

    substansi vasokonstriktif.

    Preeklampsia memiliki patofisiologi yang kompleks, penyebab utamanya adalah plasentasi

    abnormal. Invasi arteri spiral oleh sel sitotrofoblas diawasi selama preeklampsia. Studi akhir telah

    menunjukkan bahwa invasi sitotrofoblas ke uterus sebetulnya merupakan pola jalur diferensiasi

    yang unik di mana sel janin mengadopsi bahan-bahan tertentu daru endothelium ibu yang secara

    normalnya berubah-ubah. Pada preeclampsia, proses diferensiasi ini berlangung tidak sempurna.

    Abnormalitas yang terjadi mungkin berhubungan dengan jalur nitrit oksida, yang berperan penting

    untuk mengontrol tonus pembuluh darah. Lebih jauh lagi, inhibisi dari sintesis nitrit oksida ibu

    mencegah implantasi embrio. Naiknya resistensi arteri uterine menimbulkan sensivitas yang lebih

    tinggi terhadap vaskonstriksi sehingga terjadi iskemik plasenta kronik dan stress oksidatif. Iskemik

    plasenta kronis menyebabkan komplikasi janin, termasuk pertumbuhan janin terhambat (IUGR)

    dan kematian janin intrauterine (IUFD). Dalam waktu yang bersamaan, stress oksidatif

    menyebabkan munculnya substansi-substansi ke dalam sirkulasi ibu antara lain : radikal bebas,

    lipid okside, sitokin, dan growth factor endothelial. Abnormalitas tersebut bertanggung jawab

    sebagai penyebab disfungsi endotel dengan hipermeabilitas vascular, trombofilia, dan hipertensi,

    sehingga menkompensasi terhadap turunnya aliran darah arteri uterine karena vasonkonstriksi

    perifer.

    Disfungsi endotel bertanggung jawab terhadap tanda klinis yang terjadi pada ibu, antara

    lain : gangguan endothelium hepatik yang berperan terhadap kejadian HELLP (Hemolisis,

    Elevated Liver Enzymes, Low Platelet count) syndrome, gangguan pada endothelium cerebral

    termasuk gangguan neurologi refractory, atau bahkan eclampsia. Deplesi pada growth faktor

    endothelial pembuluh darah dalam podosit menyebabkan endhoteliosis sehingga dapat

    menghentikan pergerakan diafragma pada membrane basal, sehingga menurunkan filtrasi

    glomerulus dan menyebabkan proteinuria. Pada akhirnya, disfungsi endotel menyebabkan anemia

    hemolitik mikroangiopati, dan hipermeabilitas vaskuler yang berhubungan dengan rendahnya

    albumin serum sehingga menyebabkan edema, khususnya pada kaki dan paru.

    Bahasan penting untuk memahami adalah bahwa penyebab utama preeklampsia adalah

    plasentasi yang tidak normal. Dua teori utama yang muncul saling berhubungan, antara lain teori

    genetik dan teori imunologi. Beberapa gen tertentu mungkin berperan dalam timbulnya

    preeklampsia. Gen tersebut mungkin berinteraksi dalam homeostasis tubuh dan sistem

  • 7/31/2019 Journal Reading Obsgin Wonogiri

    4/5

    kardiovaskuler, seperti hanya sebuah respon inflamasi. Beberapa di antaranya telah teridentifikasi

    dan dalam kandidat gen-gen tersebut para ahli telah membuktikan terlibatnya beberapa gen yang

    termasuk angiotensinogen yaitu 1-q42-43 dan eNOS pada 7q36, lokus lain yang juga penting

    adalah 2p12, 2p25, 9p13, dan 10q22 1.16.

    Preeklampsia dapat sebagai kerusakan pada sistem imun ibu yang mencegahnya dari

    pengenalan unit fetoplasental. Produksi besar-besaran dari sel imun menyebabkan sekresi TNF-

    yang menimbulkan apoptosis pada sitotrofoblas ekstravili. Human Leukosit Antigen (HLA) juga

    berperan dalam invasi arteri spiralis, di mana wanita dengan preeclampsia menunjukkan rendahnya

    level HLA-G dan HLA-E. Selama kehamilan normal, interaksi di antara sel-sel tersebut dan

    trofoblas karena sekresi VEGF (Vascular Endhotelial Growth Factor) dan PGF (Placental Growth

    Factor) oleh NK-Cell. Kadar dari sFlt-1 (Soluble fms-like tyrosine kinase 1, suatu antagonis VEGF

    dan PGF, yang tinggi, telah ditemukan pada wanita dengan preeclampsia. Karenanya, hasil tes

    sFlt-1, PGF, endoglin, dan VEGF, semuanya akan meningkat 4-8 minggu sebelum munculnya

    preeklampsia, mungkin merupakan prediktor yang bagus untuk preeklampsia. Data terakhir

    menunjukkan bahwa ada peran proteksi oleh heme oxygenase 1 dan metabolitnya, karbon

    monoksida, yang dalam kehamilan merupakan target yang potensial dalam penatalaksanaan

    preeclampsia.

    Manifestasi dan temuan klinis

    Tes klinis dan laboratorium dimaksudkan untuk menentukan derajat keparahan

    preeklampsia. Sakit kepala, tinnitus, tanda-tanda phosphene, gangguan penglihatan, reflek tendon

    yang cepat, dan gangguan kesadaran dihubungkan dengan edema serebri; Oligouria sampai gagal

    ginjal; kontraksi uterus, perdarahan pervaginam sampai kerusakan plasenta; muntah pada sindrom

    HELLP; nyeri epigastrik sampai hematom kapsul hepar; dan sesak nafas sampai gagal jantung.

    Eklampsia, komplikasi neurologis utama dari preeclampsia, dianggap sebagai episode konvulsif

    atau beberapa tanda-tanda perubahan kesadaran yang timbul seiring dengan terjadinya

    preeclampsia.

    Pemeriksaan klinis seharusnya juga menilai tekanan darah saat istirahat menggunakan cuff

    yang tepat, dan screening untuk pengukuran berat badan, edema (termasuk tanda edema paru akut

    dan edema serebri), kardiomiopati, dan gagal ginjal akut. Janin seharusnya dinilai oleh

  • 7/31/2019 Journal Reading Obsgin Wonogiri

    5/5

    elektrokardiotokografi. Tes laboratorium seperti : hitung darah lengkap dengan trombosit,

    haptoglobin, dan laktat dehidrogenase (LDH); tes apusan darah untukschistocytes; bilirubin,

    aspartat transaminase, dan alanin transaminase untuk mengetahui terjadinya sindrom HELLP; Tes

    elektrolit, urea, dan kreatinin juga perlu untuk mengetahui terjadinya gagal ginjal akut atau uremia;

    Proteinuria 24 jam; Protrombin; Dan waktu thrombin thrombin teraktivasi, serta fibrinogen

    (anemia hemolitik mikroangiopati); golongan darah; serta screening antibodi tidak teratur.

    Pemeriksaan lain termasuk pemeriksaan ultrasound janin dengan velocimetri Doppler pada tali

    pusat, otak, dan arteri uterine, taksiran berat janin, penilaian dengan skor Manning, dan

    pemeriksaan plasenta.

    Walaupun definisi preeclampsia berat bervariasi, beberapa komponen dari definisi tersebut

    biasanya diterima, yaitu tekanan darah ibu 160 mmHg atau tekanan darah diastolic 110 mmHg;

    gangguan neurologis ibu seperti sakit kepala terus-menerus, tanda-tanda phospene, tinnitus dan

    refleks tendon yang cepat, difus, danpolikinetik, eklampsia, edema paru akut, proteinuria 5

    gram/ hari, oligouria < 500 cc/hari, kreatinin > 120mol/L, sindrom HELLP, trombositopeni 300 mg protein total

    dalam urin tampung 24 jam, atau rasio protein kreatinin > 30 mg/mmol).